PENGARUH KECEPATAN DAN WAKTU PENGADUKAN PADJ.~ PROSES PENGENDAPAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCI3 DAN AI2(SO4)3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KECEPATAN DAN WAKTU PENGADUKAN PADJ.~ PROSES PENGENDAPAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCI3 DAN AI2(SO4)3"

Transkripsi

1 .s 304 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi "miah P3TM-BATAN Yogyakarta Juli 1999 PENGARUH KECEPATAN DAN WAKTU PENGADUKAN PADJ. PROSES PENGENDAPAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCI3 DAN AI2(SO4)3 M. Eko Budiyono, Herry Poernomo, Prayitno P3TM -BATAN, Yogyakarta Doliagus T. Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH KECEPATAN DAN LAMA PENGADUKAN PADA PROSES PENGENDAPAN L/MBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG AKTINIDA DENGAN FeCl3 DAN AI2(SO4)3. Telah dilakukan penelitian pengaruh kecepatan den lama pengadukan untuk penurunan aktinida (Th&U) dalam limbah radioaktif cairo Metode yang digunakan adalah koagulasi-ffokulasi dengan FeCl3 den AI2(SO4)3.. Parameter yang dipelajali yaitu, kecepatan pengadukan, lama pengadukan cepat den lambat. Kecepatan pengadukan divaliasi dali 'Pm, lama pengadukan cepat divaliasi dali 1-10 menit den lama pengadukan lambat divaliasi dali menit. Hasil dali penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kecepatan pengadukan yang terbaik untuk nuklida uranium pede 30 'Pm, lama pengadukan cepat sekitar 4-5 menit den lama pengadukan lambat sekitar menit. FD yang diperoleh sekitar 119,04-125,00 den EP 99,13-99,17 %. Sedangkan untuk nuklida folium pede 'Pm, 3 menit den 20 menit, FD yang diperoleh 138,88. den EP 99,26 % ABSTRACT THE INFLUENCE OF STIRRING SPEED AND TIME ON THE PRECIPITATION PROCESS OF THE LIQUID RADIOACTIVE WASTES CONTAINING ACTINIDES (Th&U) WITH FeCI3 AND AI2(SO4)3. The influence of stining speed and time on the reduction actinides (Th&U) on the liquid radioactive wastes has been investigated. The method of the experimental used was coagulation -flocculation with FeCI3 and AI2(SO4)3.. The parameters to be investigated were stining speed, duration of rapid and slow stining time speed. In this investigation, stining speed was varied from 20 to 80 rpm, duration of rapid stining speed was varied from 1 to 10 minutes and duration of slow stining speed was varied from10 to 55 minutes. The result of experimental can be concluded that the best condition obtained for reducing uranium nuclides was on stining speed 30 rpm, rapid stining speed time 4-5 minutes and slow stining speed time minutes. Decontamination factor (OF) obtained was to and decontamination efficiency (DE) was to 99.17%. The best condition for reducing the thorium nuclides was the stining speed of rpm, stining time speed 3 minutes and the slow stining speed 20 minutes. OF obtained was 138,88 and DE was 99.26%. :PENDAHULUAN P roses koagulasi meliputi pembentukan inti endapan dad ikatan bersama dalam koloid. Proses ini dimulai dari pembentukan koloid menjadi gumpalan kimia yang mengadsorpsi, menangkap dad juga membawa bersama suspensi padat yang ada di dalam limbah. Pembentukan koloid dapat terjadi karena bahan pembentuk flok saling bertumbukan memben-tuk gumpalan. Besar kecilnya pembentukan gumpalan ini dipengaruhi oleh konsentrasi pembentuk gumpalan dad pengadukan.(l) Jika dicennati cara koagulasi-flokulasi yang menggunakan FeCl3 dan AliSO4)3 merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk memisahkan limbah dengan mudah. FD antara untuk limbah aktifitas rendah. Sedangkan pada limbah yang beraktivitas menengah dilaporkan bisa mencapai FD di atas 1000.(2.3) Torium dan uranium sangat banyak berperan dalam penelitian, pengembangan dati pemanfaatan tenaga nuklir. Dapat memancarkan zarah alia, beta dan gamma. Keberadaan radionuklida (U&Th) adalah bersifat koloid yang memiliki ukuran mili mikron(io-6 rom) -mikron ISSN Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

2 Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah P3TM-BATAN Yogyakarta Juli 1999 Buku II 305 (10-3 rom), sehingga fraksi dari artikel tidak dapat mengendap dan sulit dipisahkan. 4) Limbah uranium(u4+) dapat terhidrolisa pada ph rendah. Pada bilangan oksida VI lebih sering dalam bentuk UO/+. Uranium V tidak stabil dan mudah mengalami oksidasi menjadi Uranium IV dan Uranium VI. Tingkat kestabilan berbagai ion uranium adalah sbb : UO 2 + > U 3+ > UO 22+ > U0 4+ -:;. U pa I.. mg stabll. Ion U02+ adalah ion dengan ikatan U-O yang paling stabil. Larutan uranium bervalensi IV secara umum dapat dibuat dari reduksi garam uranil misalnya U02(N03h 6H2O. Dapat memancarkan sinar alia dengan aktifitas 1,2 x 10.2 Bq/mg dan waktu paro 4,54 Xl08 tahun. (5) Torium selalu ditemukan pada tingkat oksidasi IV yang memiliki 2 elektron pada orbital terluar. Bilangan oksidasi IV adalah yang paling stab ii, mudah terhidrolisa dan membentuk senyawa komplek ionik. Garam torium yang paling sering digunakan adalah Th(N03)4. Produk hidrolisa dari garam torium yang terbaik adalah Th(OHY+, Th(OHh3+, Th(OHh6+. Pada suasana basa torium mengendap sebagai Th(OH)4. Torium dapat memancarkan sinar alia. yang sangat lemah yaitu : 4,04 x 10-3 Bq/mg dan waktu paro 1,41 x 1010 tahun. Dalam proses pembentukan flok bergantung pada kecepatan dan lama pengadukan. Apabila AI2(S04)3 dimasukkan ke dalam air, maka koagulan terse but dapat terjadi peristiwa polimerisasi sebagai berikut.(6) [AI(H20)S]3++ H2O -:;. [AI(H20)S OH]2+ + H2O -:;. [AI(H20)S OH]2+ + H2O -:;. [AI(H20)4 (OH)2]4+ + H2O (1) Ion A13+ berfungsi sebagai elektrolit positip pada stabilisasi partikel koloid. Senyawa AI(0H)3 dalam bentuk endapan berfungsi sebagai inti flok. Sedangkan ion komplek [AI(H2O)50H]4+ akan berfungsi sebagai jembatan antar partikel. Koagulasi dengan FeCI3 dalam suasana alkalis akan mengikuti reaksi sebagai berikut : H2O FeGI3 + 3 NaOH Fe(OH)3 + 3 NaGI (2) Fe3+ berperan sebagai elektron positip pada destabilisasi dan Fe(0H)3 dalam bentuk endapan akan berfungsi sebagai inti flok. Dipilih pada setiap jenis nuklida atau kelompok nuklida dengan kelakuan kimia sejenis(7). Pemancar a (kebanyakan golongan aktinida) biasanya dihidrolisa dalam media alkali dan diendapkan dengan hidroksida dari besi, aluminium atau titanium. Perubahan ini berpengaruh terhadap daya sorpsi dari inti endapan terhadap ion-ion Th dan U,(O02+' UO/+, if+, Th4+, Th(OH)/+ dan lain-lain).(8) Analisis data dapat dihitung dengan persamaan (I) dan (2). TATA KERJA Bahan Yang Digunakan Kristal UO2(NO3) 6H2O (merck), Kristal A!2(SO4h l8h2o (merck), Krista! Th(NO3)4 5H2O (merck), Larutan NaOH, HNO3, Krista! FeC!3 6H2O (merck), Larutan Arzenaso III 8 %, Akuades. Alat Yang Digunakan Timbangan Elektronik Merk SARTORIUS GmBH type 2434, Spektrofotometri Merk Coming Colori Meter 253, ph meter, Jar Test Merk Janke dll. Percobaan pengaruh kecepatan pengadukan lambat terhadap FD dad EP. Diambil 25 mllimbah uranium dan torium sebanyak 16 kali, masing-masing limbah dimasukkan ke dalam 16 beker gelas. Setiap beker gelas yang telah diisi limbah ditambah 3 ml FeCl3 dan yang lain ditambah 3 ml AliSO4)3. Larutan limbah tersebut diaduk dengan menggunakan jar test. Kecepatan pengadukan diatur 20 rpm selama 5 menit. Dengan cara yang sarna dengan percobaan di atas, kecepatan pengadukan di variasi dari rpm. Setelah dilakukan pengadukan, dienapkan selama 24 jam. Beningan diambil 5 ml untuk dianalisis. Percobaan pengaruh waktu pengadukan cepat terhadap FD dad EP. Diambil 25 ml limbah uranium dan torium sebanyak 20 kali, masing-masing dimasukan ke dalam 20 beker gelas. Sepuluh beker gelas yang telah diisi limbah ditambahkan 3 ml FeCl3 dan yang 10 beker gelas yang lainnya ditambahkan 3ml AI2(SO4)3. Variasi lama pengadukan cepat dari berturut-turut :1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10 menit. Kecepatan pengadukan diambil yang terbaik dari percobaan di atas. Dari masing-masing percobaan dienapkan selama 24 jam. Beningan dinalisis untuk menentukan hasil yang terbaik. Percobaan pengaruh waktu pengadukan lambat terhadap FD dad EP. Dengan menggunakan basil terbaik dari percobaan C dan D. Diambil25 mllimbah sebanyak 2) Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN

3 20 kali, dimasukan ke dalam beker gelas. Masingmasing beker gelas yang telah diisi 3 ml FeCIJ dad beker gelas yang lainnya ditambah 3ml AI2(SOJJ. Dengan cara kerja yang sam;! dilakukan variasi lama pengadukan lambat berturut-turut : 10, 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, 50 dad 55 men it. Kemudian basil dianalisis dengan spektrofotometri. Dari beberapa percobaan di atas dapat diperoleh basil yang terbaik. HASIL DAN PEM:BAHASAN Dari basil percobaajtl terlihat bahwa proses pembentukan inti flok Fe:(OH)] atau Al(OH)] dipengaruhi oleh adanya keclpatan pengadukan dad lama pengadukan. Besar kecilnya kecepatan pengadukan- dapat mempen!aruhi jumlah inti flok Fe(OH)] atau AI(OH)]. Disamping itu muatan elektrik partikel primer inti endapan sangat dipengaruhi oleh konsentrasii ion. Oleh karena itu perlu ditentukan kecepatan pcngadukan yang paling tepat. Terlihat FD dad EP semakin besar mulai dari 26,59-32,44 dad 96,21-96,90 %, yaitu pada kecepatan pengadukan 20 slinpai dengan 30 rpm dad hila dinaikkan lebih dari 30 rpm FD dad EP cenderung turun. Besarnya Icecepatan pengadukan yang baik adalah 30 rpm, FD' yang diperoleh 32,44 dad EP 96,90 %. Hasil dapat dilihat dalam tabel I. Tabel 1. Pengaruh kecepatail pengadukan lambat pada pengolahan U..238 terhadap FD dad EP dengan FeCI]. Tabel3. Pengaruh kecepatan pengadukan lambat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dad EP dengan koagulan FeCIJ- I 21,36 95,30 I 43,85 97,69 62,50 98,73 125,00 99,19 67,16 97,88 25,77 96,12 U 1,04 24,03 95,81 Bila diolah dengan AliSO4)3 pacta kecepatan pengadukan rpm terlihat bahwa FD dad EP yang diperoleh adalah semakin besar yaitu dari 51,02-100,00 dad EP 98,03-98,98 %. Bila pacta kecepatan pengadukan dinaikkan, FD dad EP yang diproleh cenderung turun. Dengan demikian bahwa kecepatan pengadukan yang baik pacta 30 rpm, FD yang diperoleh 100,00 dad EP 98,98 %. Tabel4. Pengaruh kecepatan pengadukan lambat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dad EP dengan koagulan AliSO4)3. Bila menggunakan koagulan AI2(SO4)3 ec. Pengad. Kons. Th dim FD EP terlihat FD dan EP semakin besar yaitu dati 20,16- lambat (rpm) beninl!an (ppm) (%) 26,59 dan 95,16-98,30 % pada kecepatan 20 51,02 98,03 pengadukan rpm, kemudian pada kecepatan I 100,00 98,98 pengadukan lebih dati 40 rpm JFD dan EP cenderung 75,75 98,66 turun. Besarnya kecepatan pe:ngadukan yang baik 51,02 98,03 pada 40 rpm, FD yang diperoleh 26,59 dad EP 51,02 98,03 98,30 %. 50,00 97, Pengaruh kecepatan pengadukan terhadap FD dan EP limbah Th-232 diolah dengan koagulan Dari rebel I, 2, 3 dan 4 terlihat bahwa FD FeCI3. Terlihat pada kecepatal1 pengadukan rpm, FD dan EP yang diperoleh semakin besar dari 21,36-125,00 dan EP 95,30-SI9,19 %. Sedangkan pada kecepatan pengadukan l:bih dari 50 rpm FD dan EP dapat dipemgaruhi oleh besamya kecei,jatan pengadukan. Kenaikan kecepatan pengadukan sampai batas tertentu akan meningkatkan harga FD dan EP. Oleh karena itu pembentukan mikro tlok, dan EP cenderung turun. Besamya kecepatan dipengaruhi adanya kecepatan pengadukan yang berubah-ubah. Juga pada penggabungan mikro tlok ISSN Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan Eko Budiyono. dkk

4 307 Prosiding Pertemuan dan Presentasi ttmiah P3TM-BATAN Yogyakarta Juti 1999 Buku II menjadi makro flok membentuk jot-jot yang besar. Setiap perbedaan kecepatan pengadukan dapat memberikan gumpalan flok yang berbeda-beda. Pacta kecepatan yang paling baik akan memberikan FD dan EP yang paling besar. Hal ini disebabkan karena gerakan fluida akibat pengadukan diikuti oleh gerakan mikro flok yang telah terbentuk dengan lambat pula. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya pembentukan makro flok yang besar yang dipengaruhi oleh gaya elektrostatik yang dimiliki setiap partikel. Sehingga berat gumpalan menjadi besar akibatnya dapat menyebabkan terjadinya proses kopresitipasi yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi. Pertumbuhanjumlah inti flok Fe(OH)3 atau AI(OH)3 akan membuat luas bidang serap semakin besar, sehingga daya serapnya juga semakin besar. Ukuran dan muatan elektrik partikel primer inti endapan Fe(OH)3 atau AI(OH)3 sangat dipengaruhi oleh kecepatan pengadukan. Inti endapan Fe(OH)3 atau AI(OH)3 masih bermuatan positip, sehingga kation-kation (seperti 04+, 002+, 00;+, Th4) akan terserap masuk ke dalam lapisan primer inti endapan. Jika dibandingkan FD dan EP antara 0 dan Th, Th cenderung lebih besar daripada O. Hal ini disebabkan karena Th lebih stabil dari pacta O. Ion-ion uranium di dalam larutan yang bersifat asam, mudah mengalami dismutasi atau perubahan bilangan oksida (Kris Tri Basuki, 1993). Percobaan selanjutnya adalah pengaruh lama pengadukan cepat. Hasil percobaan menunjukkan bahwa adanya pengaruh lama pengadukan cepat. Metode pembentukan flok pacta proses pengolahan limbah ini sangat dipengaruhi oleh lama pengadukan cepat. Oleh karena itu perlu dipelajari di dalam proses ini, karena lama pengadukan cepat dapat ditentukan secara maksimal. Hasil percobaan dilihat pacta tabel5. Tabel 5. Pengaruh waktu pengadukan cepat pacta pengolahan 0238 terhadap FD dan EP dengan Fe C13. No I Waktu peng..kns. U,dIm. FD I EP (%) 3 cedat ( memt) I-iol 10 benmgan (ppm) -! 18,24 I 94,42 1,20 20,60 95,16! I 0,77 32,37 96,90' 0,38 65,83 98,47 0,55 45,79 97,77 0,90 27,13 96,38 20,43 94,99 94,29!94J2 94,12 Pada lama pengadukan cepat 1-4 menit, FD clan EP untuk limbah U-238 yang diperoleh semakin besar yaitu 18,11-65,78 clan EP 94,47-98,47 %. Bila Bila limbah U- 238 diolah dengan AI2(SO4)3. FD dan EP yang diperoleh dapat dilihat pacta tabel 6, terlihat FD dan EP semakin besar pacta lama pengadukan cepat 1-6 menit. Bila lama pengadukan cepat lebih dari 6 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan cepat yang baik adalah 6 menit, FD yang diperoleh 62,50 dan EP 98,38 %. Tabel 7. Pengaruh waktu pengadukan cepat pada pengolah terhadap FD dad EP dengan FeCI3. No Waktu Pengad.cepat I Ko.ns. 111 dim FD EP (%) (mnt) benmgan (ppm) 0,25 100,00 98,98 0,23 108,60 99,05 0,22 113,60 99,09 I 0,25 100,00 98,97 I 0,27 92,59 98,91 0,27 92,59 98,91 0,29 86,20 98,80 0,37 62,44 98,54 0,36 69,44 98,54 0,36 59,81 98,20 Untuk limbah torium dengan koagulan FeCI3. Data mengenai pengaruh waktu pengadukan cepat terhadap FD dan EP dapat dilihat di dalam tabel 7 di atas. Terlihat FD dan EP semakin besar mulai dari waktu pengadukan cepat dari 1-3 menit dan hila lebih dari 3 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya waktu pengadukan cepat yang baik adalah 3 menit, FD yang diperoleh 113,60 dan EP 99,08 %. Percobaan berikutnya dengan koagulan AI2(SO4)3 basil yang diperoleh dapat dilihat pacta tabel 8 di bawah ini. Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN

5 1101 -: Tabel 8. Pengaruh waktu p(:ngadukan cepat pada pengolahan Th- 23 terhadap FD dan EP dengan AliSO4)3. Besarnya lama pengadukan cepat yang baik adalah 3menit dan FD :yang diperoleh 92,59 dan EP sebesar 98,88 %. Jika diperhatikan tabel 5, 6, 7, dan 8 menunjukkan bahwa semakin besar lama pengadukan yang diberikan, s(makin besar pula FD dan Ep yang diperoleh. Hal ini disebabkan karena lama pengadukan cepat dapat mempercepat terjadinya inti endapan. Akan tetapi dengan menaikkan lama pengadukan cepat sampai bata:; tertentu inti endapan yang terjadi sudah secara mallcsimal dan pacta saat itu pertumbuhan inti juga mak:imal. Percobaan selanjutn{a adalah pengaruh lama pengadukan lambat. Hasil percobaan menunjukkan adanya penganlh lama pengadukan lambat terhadap basil yang diperoleh. FD dan EP semakin besar pacta lama peng;adukan lambat menit dan bila lama pengadujan lambat lebih dati 25 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan lambat yang baik adalah 25 menit, FD yang diperoleh 125,00 dan EP 99,17. Dapat dilihat pacta tabel 9. Dari rebel 9,10,11,12 lama pengadukan lambat berpengaruh pacta FD dan EP. Pacta dasarnya lama pengadukan lambat me:rupakan fungsi dati proses koagulasi yang bertujuan untuk mendestabilisasikan koloid dim solida tersuspensi yang halus serta membentuk rnikro flok. Bila lama pengadukan terlalu lama, mejllgakibatkan lamanya kontak antar kation U dan Th dengan butir endapan akan semakin lama dapat metlgakibatkan suspensi padatan yang sudah menyatu menjadi terlepas kembali dalam larutan, sehingga koloid tidak terdestabilisasikan. Akibatnya kation-kation limbah yang seharusnya sudah terserap secara maksimal ke dalam butir endapan menjadi tidak terserap atau terlepas. Selanjutnya lamanya pengadukan yang kurang atau terlalu lama ju!a tidak akan membentuk inti flok atau mikro flok karena gerakan ortokinetik atau gerakan fluida akibat pengadukan terlalu lama. Justru dalam k,eadaan ini inti yang belum atau telah terbentuk sebelumnya akan pecah Bila menggunakan koagulan AliSO4)3, FD dan EP semakin besar mulai dati lama pengadukan lambat 10 menit sampai 20 menit dan pada lama pengadukan lambat lebih dati 20 menit, FD dan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan lambat yang baik adalah 20 menit. FD dad EP yang diperoleh 119,04 dan 99,13 %. Hal ini dapat dilihat pada tabello. TabellO.Pengaruh waktu pengadukan lambat pada pengolahan terhadap FD dan EP dengan koagulan AliSO4)3. No Waktu peng. Kns. U dim i FD EP (%) Lambat () bernngan (ppm).i 10K 0,51 45,Ol-1n:951 O;jj- 25, 75 M 3 W 0,21 119,04 99,13 4: E 0,3 0,38 65,78 98,47 57; 7 8 : so- -ss- 1,122 I 22,32 I 95,51 1 w:oo 194:% I 1,225 Percobaan selanjutnya adalah pengaruh lama pengadukan lambat pada pengolahan limbah torium terhadap FD clan EP dengan FeCI3. Dari rebel II terlihat FD clan EP semakin besar pada menit clan hila lama pengadukan lambat lebih dari 20 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan yang baik adalah 20 menit, FD yang diperoleh 138,60 clan EP 99,24 %. Bila menggunakan koagulan Alz(SO4)3 terlihat FD dan- EP semakin besar mulai pada menit clan pada lama pengadukan lambat lebih dari 20 menit, FD clan EP cenderung turun. Besarnya lama pengadukan yang baik adalah 20 menit, FD yang ISSN Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

6 309 [Waktu., TO 10;20 [9U71 199;14 Prosiding Perlemuan dan Presentasi IImiah P3TM-BATAN Yogyakarla JuJi 1999 Buku II diperoleh 138,88 dan EP 99,28 %. Hasil yang diperoleh dapat dilihat pacta tabelll di bawah ini. Tabelll.Pengaruh waktu pengadukan larnbat pacta pengolahan Th-232 terhadap FD dan EP dengan FeCIJ. --r -, Pengad. Kons. Th dim FO No lambat (it) I beningp_l!1) 0,25 100;00"rTO8;'69"l 198, W -o:n w 9,24 o:w- 125,OO I 99, ;00-35 _O,21 1}9,04 7 o-;n--- 98, ,25 98,98 'I -so- 55 KESIMPULAN dad Efisiensi Pemisahan 99,24 %. Sedangkan menggunakan larutan AliSO4)3 didapatkan kondisi terbaik pacta kecepatan pengadukan 30 rpm, waktu pengadukan cepat selama 3 menit dad waktu pengadukan lambat selama 20 menit. Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 138,88 dad Efisiensi Pemisahan 99,26 %. DAFT AR PUST AKA 1. BENEDICT, M. PIGFOR, T.H., and LEVI, H. W., Nuclear Chemical Engineering, second edition, Mc.Graw Hill Co., (1981). 2. KOSTER, R. and KRAEMER, R., Treatment and Conditioning of Liquid Low and Intermediate Level Radioactive Waste, Management of Low and Intermediate Level Radioactive Waste, Vol. 2, Vienna Austria (1989). 3. GARLEY MACAULY K.W., et ai, Radioactive Waste Management, Vol.2, IAEA, Vienna,(1984). 4. KRIS TRI BASUKI, Kimia Aktinida Dalam Teknologi Nuklir, Duta Wacana Universitas Press, Yogyakarta (1993),. 5. MAT CALF and EDDY, Waste Water Engeneering Treatment Disposal Reuse, Mc Graw Hill Publishing Company, 2nd ed., New York (1972). 6. KRAUSE, H., Principle on Experience in Low Level TRU Element Bearing Radioactive Waste Treatment, Joint Germany-Indonesia, Seminar and Public Acceptance, Waste Management and Nuclear Safety, Jakarta (1986). 7. IAEA, Treatment of Low and Intermediate Level Liquid Waste, Tecknikal Report Series, IAEA, Vienna Austria (1984). 8. DLOUHY, Z., Disposal of Radioactive Waste, Pada koagulasi-flokulasi limbah cair Elsiver Scientific Publishing Company, menggunakan larutan FeClJ didapatkan kondisi Amsterdam (1982). terbaik pada kecepatan pengadukan 30 rpm, lama pengadukan cepat selama 4 menit dad waktu pengadukan lambat selama 25 menit. Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 125,00 dad Efisiensi Pemisahan 99,17 %. Sedangkan menggunakan larutan AliSO4)J didapatkan kondisi terbaik pada kecepatan pengadukan 30 rpm, waktu pengadukan cepat selama 6 menit TANYA JAWAB dad waktu pengadukan lambat selama 20 menit. Damunir : Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 119,04 Untuk mengendapkan campuran U & Th dalam dan Efisiensi Pemisahan 99,13 %. limbah cair, mengapa harus diendapkan 2 Pada koagulasi-flokulasi limbah cair Th-232 menggunakan FeCl3 dan AI3(SO4)3? Mengapa menggunakan larutan FeClJ didapatkan kondisi tidak memakai larutan OH? terbaik pada kecepatan pengadukan 50 rpm, waktu pengadukan cepat selama 3 menit dad MEBudiono: waktu pengadukan lambat selama 20 menit. -<;.- Pengendapan uranium dan torium dido/am Besarnya Faktor Dekontaminasi adalah 138,60 campuran /imbah cair, di da/am pustaka Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan ISSN

7 yang ada bahwa limbah radioaktif pemancar a dapat diendapkan dengan baik menggunakan Ferri hidrobida menghasilkan FD Siluler Bila menggunakan NH4OH sulit terpisahkan karena bersifat kaloid J. Djati Pramana : );.. Mohon dijelaskan kelebihan dan kekurangan bahan pengendap (AliSO4)J dad FeCIJ). Bila ditinjau dari bentuk fisis endapan, mengingat pada pengolahan akhir endapan tersebut disolidifikasi. ME Budiono : Masing-masing pengendap itu mempunyai kelebihan terutama pada pengendap FeCIJ pada ph tinggi.:t 9 t,rlihat jelas hasilnya menjadi endapan Fe(CIH)J. Antara Th & U akan lebih mudah Th karena Th lebih stabil hila berada didalam larutan dan lebih mudah mengendaj7 bersama-sama pengendap yang ditambahkan. Hal tersebut dapat dilihat pada label di dalam makalah, Endro Kismolo: );.. Dalam perhitungan data: i\pakah variabel yang satu dipenden terhadap variabel yang lain dengan adanya data gamba!' yang naik dan turun. ME Budiono :..t;.. Memang betul bahwa antara variabel yang satu dengan yang lain saling berkaitan, oleh karena itu hasil yang diperoleh sesuai dengan grafik 1, 2, dan 3 yang ditampilkan atau tertera dalam label 1-12 di dalam makalah. Budi Sulistyo :» Apakah sudah dipikirkan untuk nantinya kapasitas yang lebih besar?» Dasar apa yang menentukan kecepatan pengadukan tersebut? ME Budiono :..t;.. Dalam penelitian ini dalam skala lab. Di dalam kapasitas besar alai harus disesuaikan dengan keadaan limbah yang sebenarnya...t;.. Dasar untuk menentukan kecepatan pengadukan adalah berdasarkan literatur dan percobaan pendahuluan. ISSN Pengolahan Limbah Radioaktif & Lingkungan

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM

KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM 115 KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN LIMBAH CHROM Prayitno, Rahardjo, Nurimaniwathy dan Endro Kismolo P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN PEMAKAIAN FERRO SULFAT PADA PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CHROM. Penelitian

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR

KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR 18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SECARA KIMIA LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG Am DENGAN MANGAN HIDROKSIDA

PENGOLAHAN SECARA KIMIA LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG Am DENGAN MANGAN HIDROKSIDA 344 Buku II Prosiding Pertemuan dan Presentasi llmiah P3TM-BATAN Yogyakarta 14-15 Juli 1999 PENGOLAHAN SECARA KIMIA LlMBAH RADIOAKTIF CAIR YANG MENGANDUNG Am DENGAN MANGAN HIDROKSIDA Isman M.T., 19B. Djoko

Lebih terperinci

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca

Lebih terperinci

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN

PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN PENGARUH PENAMBAHAN BITTERN PADA LIMBAH CAIR DARI PROSES PENCUCIAN INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN ABSTRACT Dian Yanuarita P 1, Shofiyya Julaika 2, Abdul Malik 3, Jose Londa Goa 4 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA

UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF DENGAN CARA PENGAMBILAN KEMBALI RADIONUKLIDA Sahat M. Panggabean, Yohan, Mard!ni Pusat Pengembangan Pengelolaan Lirl1bah Radioaktif ABSTRAK, UPAYA MINIMISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-22 Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI JRL Vol. 4 No.2 Hal 125-130 Jakarta, Mei 2008 ISSN : 2085-3866 PROSES PENGOLAHAN LIMBAH ORGANIK SECARA KOAGULASI DAN FLOKULASI Indriyati Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan., BPPT Abstrak Soya bean

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono, Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP

Lebih terperinci

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak

SUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI

KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF

Lebih terperinci

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI

PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010

SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU. Surabaya, 12 Juli 2010 SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI ELEKTROKOAGULASI PASANGAN ELEKTRODA BESI UNTUK PENGOLAHAN AIR DENGAN SISTEM KONTINYU Oleh : Andri Lukismanto (3306 100 063) Dosen Pembimbing : Abdu Fadli Assomadi S.Si MT Jurusan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV asil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Isolasi Kitin dari Limbah Udang Sampel limbah udang kering diproses dalam beberapa tahap yaitu penghilangan protein, penghilangan mineral, dan deasetilasi untuk

Lebih terperinci

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG

KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG 89 KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono dan Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIAOKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (Th & U).

PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIAOKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (Th & U). d Prosiding Pertemuan dan Presenlasi IImiah P3TM-BATAN, Yogyakarta 13-14 Juti 1999 Buku II 293 PENGGUNAAN ABU LAYANG SEBAGAI BAHAN URUG LlMBAH RADIAOKTIF YANG MENGANDUNG AKTINIDA (Th & U). 2.. M.Eko Budiyono,

Lebih terperinci

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN

ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN, Suparno, Wasim Yuwono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN. Pada

Lebih terperinci

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR

KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH 1), ENDRO KISMOLO 2), PRAYITNO 3) 1) Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta 2) dan 3) Pusat Teknologi

Lebih terperinci

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK

PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI. Satriananda 1 ABSTRAK PENGARUH WAKTU TINGGAL CAIRAN TERHADAP PENURUNAN KEKERUHAN DALAM AIR PADA REAKTOR ELEKTROKOAGULASI Satriananda 1 1 Staf Pengajar email : satria.pnl@gmail.com ABSTRAK Air yang keruh disebabkan oleh adanya

Lebih terperinci

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI

PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob

Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob Pengendapan Timbal Balik Sol Hidrofob I. TUJUAN PERCOBAAN Menentukan konsentrasi relatif sol hidrofob Fe 2 O 3 dan As 2 O 3 pada saat terjadi pengendapan timbal balik sempurna. II. TEORI DASAR Sol adalah

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN

KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN KUMPULAN LAPORAN HASIL PENELlTlAN TAHUN 2005 ISBN.978-979-99141-2-5 UJI COBA PENGOLAHAN BIJIH U RIRANG DENGAN KAPASITAS 0,75 KG: PELARUTAN TOTAL (P2BGGN/PGN- TPBGN/K/O 12/2005 Oleh : Sumarni, Hafni Lissa

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES ISSN : 111-1 PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl R. Yustiarni, I.U. Mufidah, S.Winardi, A.Altway Laboratorium Mekanika Fluida dan Pencampuran

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR KAJIAN PROSES ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH *, ENDRO KISMOLO **, PRAYITNO ** *Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta ** Pusat Teknologi Akselerator dan

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 40-45 ISSN: 1829-6572 PENGARUH PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Rachmawati S.W., Bambang Iswanto, Winarni

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif

PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN Djarot S. Wisnubroto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGOLAHAN LOGAM BERAT DARI LIMBAH CAIR DENGAN TANNIN. Telah dilakukan

Lebih terperinci

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM

PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM PENGARUH KANDUNGAN URANIUM DALAM UMPAN TERHADAP EFISIENSI PENGENDAPAN URANIUM Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang ABSTRAK PENGARUH KANDUNGAN URANIUM

Lebih terperinci

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT

PROSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI YELLOW CAKE MENGGUNAKAN AIR HANGAT DAN ASAM NITRAT ISSN 1979-2409 Proses Re-Ekstraksi Uranium Hasil Ekstraksi Yellow Cake Menggunakan Air Hangat dan Asam Nitrat (Torowati, Pranjono, Rahmiati dan MM. Lilis Windaryati) PRSES RE-EKSTRAKSI URANIUM HASIL EKSTRAKSI

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi Valensi Vol. 3 No. 1, Mei 2013 (4147) ISSN : 1978 8193 Pengolahan Limbah Industri Elektroplating Dengan Proses Koagulasi Flokulasi Nurhasni 1, Zainus Salimin 2, Ita Nurifitriyani 3 1,3 Program Studi Kimia

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT

KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 15 KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT Endro Kismolo, Gede Sutresna Wijaya, Nurimaniwathy ABSTRAK KARAKTERISASI

Lebih terperinci

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat

Pemungutan Uranium Dalam Limbah Uranium Cair Menggunakan Amonium Karbonat No.04 / Tahun II Oktober 2009 ISSN 1979-2409 Torowati, Noor Yudhi Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK PEMUNGUTAN URANIUM DALAM LIMBAH URANIUM CAIR MENGGUNAKAN AMONIUM KARBONAT. Percobaan

Lebih terperinci

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng

Coagulation. Nur Istianah, ST,MT,M.Eng Coagulation Nur Istianah, ST,MT,M.Eng Outline Defini tion Stabil ity Metal Natural Chemphysic colloi d Introduction Coagulant Destabilisation Definition Koagulasi merupakan proses destabilisasi dari partikel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHA1~GARAM KALSIUM KARBONAT TERHADAP PROSES PENGENDAP AN LIMBAH YANG MENGANDUNG KONT AMJNAN Am FASE AIR

PENGARUH PENAMBAHA1~GARAM KALSIUM KARBONAT TERHADAP PROSES PENGENDAP AN LIMBAH YANG MENGANDUNG KONT AMJNAN Am FASE AIR Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah PPNY-BATAN Yogyakarta, 25-27 April 1995 Buku 11 341 9Lf PENGARUH PENAMBAHA1~GARAM KALSIUM KARBONAT TERHADAP PROSES PENGENDAP AN LIMBAH YANG MENGANDUNG KONT AMJNAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI

PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI J. Tek. Ling Vol. 12 No. 3 Hal. 277-282 Jakarta, September 2011 ISSN 1441-318X PENGOLAHAN EFLUEN REAKTOR FIXED BED SECARA KOAGULASI Indriyati dan Diyono Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan-TPSA Badan

Lebih terperinci

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI ~ PRO SIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLffi Yogyakarta, Rabu, 11 September 2013 PREP ARASI LIl\1BAH CAIR EFLUEN HASIL PENGOLAHAN KIMIA PROSES KARBONAT UNTUK UMP AN PROSES EVAPORASI

Lebih terperinci

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN

Ngatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN 181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.

Lebih terperinci

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN

PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN PENURUNAN BOD DAN COD LIMBAH INDUSTRI KERTAS DENGAN AIR LAUT SEBAGAI KOAGULAN Jurusan Teknik Kimia, UPN VETERAN Jatim Email : tritjatur@yahoo.com ABSTRACT This research aims to demote BOD and COD from

Lebih terperinci

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA

REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA YOGYAKARTA 18 NOVEMBER 2010 REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA Retno Susetyaningsih, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan YLH Yogyakarta Pusat Teknologi

Lebih terperinci

Teori Koagulasi-Flokulasi

Teori Koagulasi-Flokulasi MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui 2. Mengetahui 3. Memahami II. TEORI DASAR Pengadukan (mixing) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN (Muhammad Rizki Romadhon )35 EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT THE EFFECTIVITY RATE OF THE TYPE OF COAGULANT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014 5. Teknik Bioseparasi Dina Wahyu Genap/ March 2014 Outline Chemical Reaction Engineering 1 2 3 4 5 6 7 Pendahuluan mempelajari ruang lingkup teknik bioseparasi dan teknik cel disruption Teknik Pemisahan

Lebih terperinci

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR

RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR Endro Kismolo, Sukosrono, Nurimaniwathy -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN

KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 KUALITAS KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI

Lebih terperinci

Pengendapan. Sophi Damayanti

Pengendapan. Sophi Damayanti Titrasi Pengendapan 1 Sophi Damayanti 1. Proses Pelarutan Senyawa ionik dan ionik Dalam keadaan padat: kristal Struktur kristal: Gaya tarik menarik, gaya elektrostatik, ikatan hidrogen dan antaraksi dipol-dipol

Lebih terperinci

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR

KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 245 KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan

Lebih terperinci

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) Irawan Widi Pradipta*), Syafrudin**), Winardi Dwi Nugraha**)

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA PENGARUH PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Rachmawati S.W. 1), Bambang Iswanto 2), Winarni 2) 1) Indomas Mulia, Konsultan Air Bersih dan Sanitasi, Jakarta 12430, Indonesia

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN BaTiO 3 merupakan senyawa oksida keramik yang dapat disintesis dari senyawaan titanium (IV) dan barium (II). Proses sintesis ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu, tekanan,

Lebih terperinci

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING

PROSES RECOVERY LOGAM Chrom DARI LIMBAH ELEKTROPLATING SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

KAnAN PENGARUH PENAMBAHAN PASm PADA ZEOLIT UNTUK MENJERAP NUKLmA URANIUM DALAM LIMBAH RADIOAKTIF FASE AIR

KAnAN PENGARUH PENAMBAHAN PASm PADA ZEOLIT UNTUK MENJERAP NUKLmA URANIUM DALAM LIMBAH RADIOAKTIF FASE AIR ME. Budiyono dun Berry Poernonw ISSN 0216-3128 209 - KAnAN PENGARUH PENAMBAHAN PASm PADA ZEOLIT UNTUK MENJERAP NUKLmA URANIUM DALAM LIMBAH RADIOAKTIF FASE AIR ME. Budiyono dad Herry Poernomo Puslitbang

Lebih terperinci

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH 118 ISSN 0216-3128 Ign. Djoko Sardjono dan Berry Poernomo PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono dad Herry Poernomo Puslitbang Teknologi

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR (Moringa oleifera) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MOCAF Natural Coagulant Optimization Using Moringa Seeds (Moringa oleifera) in Mocaf Wastewater Treatment Elida

Lebih terperinci

Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara

Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan Air Limbah Batubara Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya am Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 Optimasi Penggunaan Koagulan Pada Pengolahan

Lebih terperinci

PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60

PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60 PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H 2 O DA Ca(OH) 2 DALAM PEMEKATA RADIO UKLIDA Cs-137 DA Co-60 Sudiyati, Sutoto Pusat Teknologi Limbah Radioaktif, BATAN ABSTRAK PE GGU AA FLOKULA Al 2 (SO 4 ) 3. 18H

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) Etih Hartati, Mumu Sutisna, dan Windi Nursandi S. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 26 ISSN 852-2979 IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI

ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI SECARA POTENSIOMETRI ISSN 1979-2409 Analisis Kadar Uranium Dalam Yellow Cake Dengan Titrasi Secara Potensiometri (Torowati, Ngatijo, Lilis Windaryati, Banawa Sri Galuh) ANALISIS KADAR URANIUM DALAM YELLOW CAKE DENGAN TITRASI

Lebih terperinci

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM

Lebih terperinci

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960

RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960 RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI BATIK PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MENGGUNAKAN METODE ELEKTROKOAGULASI Andik Yulianto, Luqman Hakim, Indah Purwaningsih, Vidya Ayu Pravitasari

Lebih terperinci

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131

OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 OPTIMASI TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA I-131 SUGILI PUTRA, SURYO RANTJONO, TRISNADI ARIFIANSYAH Abstrak OPTIMASI JUMLAH TAWAS DAN KAPUR UNTUK KOAGULASI AIR KERUH DENGAN PENANDA

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air

Lebih terperinci

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN

PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM PADA PROSES EKSTRAKSI URANIUM DALAM YELLOW CAKE MENGGUNAKAN TBP-KEROSIN Torowati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK PENENTUAN EFISIENSI EKSTRAKSI URANIUM

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC)

Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC) Jurnal Penelitian Sains Edisi Khusus Desember 2009 (C) 09:12-08 Pengolahan Air Limbah Laboratorium dengan Menggunakan Koagulan Alum Sulfat dan Poli Aluminium Klorida (PAC) Muhammad Said Jurusan Kimia FMIPA,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit 8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK

KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN COD DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT. Ratni Dewi *) ABSTRAK KAJIAN PENGGUNAAN METODE ELEKTROKOAGULASI UNTUK PENYISIHAN DAN TURBIDITI DALAM LIMBAH CAIR PABRIK KELAPA SAWIT Ratni Dewi *) ABSTRAK Limbah perkebunan khususnya limbah cair PKS umumnya mengandung dengan

Lebih terperinci

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG

PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG 158 ISSN 16-318 Isman MT dan Sukosrono PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG Isman MT dan Sukosrono Pusat Teknologi Akselerator

Lebih terperinci

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT. SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh

HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Preparasi Contoh Contoh yang diambil dari alam merupakan contoh zeolit dengan bentuk bongkahan batuan yang berukuran besar, sehingga untuk dapat dimanfaatkan harus diubah ukurannya

Lebih terperinci

NTU, wama = 162 Pt Co dan kadar besi = 0.6 mg/l. Hal ini menunjukkan

NTU, wama = 162 Pt Co dan kadar besi = 0.6 mg/l. Hal ini menunjukkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. KUALITAS AIR BAKU Data hasil analisa air baku yang dilakukan di Laboratorium bagian produksi PDAM kota Pontianak Kalimantan Barat seperti terlihat pada tabel

Lebih terperinci

PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF

PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF PENGOLAHAN LIMBAH LAUNDRY DENGAN PENAMBAHAN KOAGULAN POLYALUMUNIUM CHLORIDE(PAC) DAN FILTER KARBON AKTIF Adysti Maretha N *) Wiharyanto Oktiawan **) Arya Rezagama **) Abstract There is an increasing presence

Lebih terperinci

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN

PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN PENYERAPANLOGAM DEN GAN TANNIN Subiarto Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN PENDAHULUAN Ada banyak jenis adsorben yang dapat digunakan untuk menyerap uranium clan unsur-unsur transuranium

Lebih terperinci

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF

PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF PROSES PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF RINGKASAN Jenis dan tingkat radioaktivitas limbah radioaktif yang dihasilkan dari pengoperasian fasilitas nuklir bervariasi, oleh karena itu diperlukan proses penyimpanan

Lebih terperinci

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI

PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI Jurnal Forum Nuklir (JFN) olume 12, Nomor 2, November 2016 PENGARUH TEGANGAN DAN WAKTU PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM DAN TORIUM DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI emi Ridantami 1, Bangun Wasito

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171

PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) Banyumas 53171 PEMERINTAH KABUPATEN BANYUMAS DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI PATIKRAJA Jalan Adipura 3 Patikraja Telp (0281) 6844576 Banyumas 53171 ULANGAN KENAIKAN KELAS TAHUN PELAJARAN 2010/ 2011 Mata Pelajaran : Kimia

Lebih terperinci

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating dengan Proses Koagulasi Flokulasi

Pengolahan Limbah Industri Elektroplating dengan Proses Koagulasi Flokulasi Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013 Pengolahan Limbah Industri Elektroplating dengan Proses Koagulasi Flokulasi Nurhasni 1, Zainus Salimin 2, Ita Nurifitriyani 3 1,3 Program Studi Kimia

Lebih terperinci

~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah 322 Buku II

~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah 322 Buku II .$ ~ Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah 322 Buku II P3TM-BATAN, Yogyakarta 14-15 Juli 1999 PENYERAPAN STRONSIUM OLEH DREKSI DATU APUNG 1.2.., Sukosrono, Nurimaniwati P3TM-BATAN, Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 7, Nomor 1, Januari 2015 Hal. 29-40 Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus

Lebih terperinci

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP

EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV. Purwani, dkk. ISSN 0216 3128 47 EKSTRAKSI Th, La, Ce DAN Nd DARI KONSENTRAT Th LOGAM TANAH JARANG HASIL OLAH PASIR MONASIT MEMAKAI TBP MV Purwani, Suyanti dan Dwi Biyantoro P3TM BATAN ABSTRAK EKSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi TiO2 Dalam penelitian ini digunakan TiO2 yang berderajat teknis sebagai katalis. TiO2 dapat ditemukan sebagai rutile dan anatase yang mempunyai fotoreaktivitas

Lebih terperinci

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR 94 ISSN 0216-3128 Prayitno, dkk. PERCOBAAN AWAL PROSES ELEKTROKOAGULASI SEBAGAI METODE ALTERNATIF PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan-BATAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK...

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang Penelitian... 1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN. hubungan serapan pada berbagai panjang gelombang tertera pada Gambar 2. Penentuan Konsentrasi Kromium Heksavalen Larutan Limbah Tekstil Dengan Metode Penambahan Standar Larutan standar Cr 6+ sebanyak 12,5 ml dengan variasi konsentrasi Cr 6+ 0, 0.1, 0.2, 0.3, 0.4, 0.5, dan

Lebih terperinci