PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) 2 HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG
|
|
- Sri Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 158 ISSN Isman MT dan Sukosrono PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG Isman MT dan Sukosrono Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN, Yogyakarta. ABSTRAK PEMADATAN SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) HASIL PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH CAIR YANG TERKONTAMINASI URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG. Telah dilakukan penelitian pemadatan sludge Ca 3 (PO 4 ) hasil pengolahan secara kimia limbah radioaktif cair yang mengandung kontaminan Uranium menggunakan bahan lempung. Tujuan penelitian adalah untuk memadatkan sludge Ca 3 (PO 4 ) hasil pengolahan secara kimia limbah radioaktif cair yang mengandung kontaminan Uranium menggunakan bahan dasar lempung dengan penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit sehingga mobilitas Uranium ke lingkungan dapat dihambat. Peneletian dilakukan dengan cara mencampur sludge Ca 3 (PO 4 ) dengan lempung dan air serta aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit, kemudian dipanaskan sampai terbentuk monolit keramik. Variabel yang diteliti adalah jumlah sludge Ca 3 (PO 4 ), jumlah aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit yang ditambahkan dan suhu pemanasan. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah sludge, dan aditif yang ditambahkan serta suhu pemanasan berpengaruh terhadap karakteristik monolit keramik yang dihasilkan. Kondisi optimal pemadatan terjadi pada kondisi jumlah sludge Ca 3 (PO 4 ) sebanyak 15 %, jumlah aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit sebanyak antara 1% - 15 % dan suhu pemanasan sebesar 11 o C. Pada kondisi ini diperoleh kemampuan serap monolit keramik terhadap air sebesar,753 `%, kekuatan tekan monolit sebesar 4,47 N/mm dan laju pelindian sebesar,71x 1-4 gram cm - hari -1 pada hari ke-1. Karakteristik monolit ini adalah memenuhi syarat sebagai media pengungkung limbah radioaktif sehingga bisa menjamin keselamatan lingkungan. ABSTRACT THE IMMOBILIZATION SLUDGE Ca 3 (PO 4 ) WHICH WAS RESULTED FROM THE CHEMICAL TREATMENT OF THE URANIUM CONTAMINATED RADIOACTIVE WASTES USED CLAY. The investigation of the immobilization sludge Ca 3 (PO 4 ) which was resulted from the chemical treatment of the Uranium contaminated radioactive wastes used clay has been done. The aim of this research is to immobilization of sludge Ca 3 (PO 4 ) which was contained Uranium used clay with addtive Pb 3 O 4 + TSG Frit so the mobilization Uranium to environmental can be retarded. The process was done by mixing sludge Ca 3 (PO 4 ) with clay, additive Pb 3 O 4 + TSG Frit and water, then heated it up to form the ceramic monolith. The investigated variables were concentration of the sludge Ca 3 (PO 4 ) and concentration of additive Pb 3 O 4 + TSG Frit and the heating temperature. The result showed that the monolith ceramic was effected by the concentration of sludge, concentration of additive that can be added and the heating temperature. The optimum condition of the immobilization take place on 15 % of the sludge Ca 3 (PO 4 ) concentration, 15 % of the additive Pb 3 O 4 + TSG Frit concentration, and 11 o C of the heating temperature. At this condition were the compressive strenght is 4,47 N/mm, and the sorption to water is,753 %, the leaching rate of Uranium is,71x 1-4 gram.cm -.day -1 at the 1 st days. These monolith characteristic are good as the immobilized radioactive wastes so the the environmental safety can be guaranted. PENDAHULUAN P engolahan limbah radioaktif cair aktivitas rendah yang mengandung kontaminan Uranium dapat dilakukan dengan pengolahan secara kimia. Pengolahan secara kimia ini bertujuan untuk mengkonsentrasikan atau memekatkan radionuklida Uranium menjadi endapan yang tidak larut dan dalam volume yang kecil sehingga dapat dipisahkan. Uranium sebagai nuklida pemancar α dalam limbah cair dapat konsentrasikan melalui proses koagulasi dengan posphat. Reaksi kimia yang terjadi pada proses koagulasi dengan senyawa fospat : (1,) 3CaSO + + Na SO (1) 4 Na3PO4 Ca3(PO4 ) 3 Pada proses pengolahan kimia dengan koagulasi senyawa fospat dapat menurunkan aktivitas pemancar α sampai dengan 99 %. Senyawa fospat yang digunakan dapat berupa NaH PO 4, Na HPO 4, Na 3 PO 4. (1) 4
2 Isman MT dan Sukosrono ISSN Sludge Ca 3 (PO 4 ) hasil proses pengolahan kimia limbah radioaktif secara ini selanjutnya dilakukan pemadatan untuk mengungkung Uranium agar tidak mencemari lingkungan pada saat penyimpanan atau pembuangan akhir. Sebagai bahan dasar untuk untuk proses pemadatan Sludge hasil pengolahan kimia limbah radioaktif cair dapat digunakan semen, bitumen, bahan penyusun gelas/keramik dan lain-lain. Keramik sebagai media pemadat limbah mempunyai sifat lebih tahan variasi suhu, lebih tahan bahan kimia (klorida, sulfat), lebih tahan keausan, stabilitas dimensi lebih besar. Monolit keramik dapat dari tiga bahan baku (3, 4, 5, 6) utama yaitu lempung, feldspar dan pasir. Dalam pembuatan keramik, baik untuk keramik tradisional ataupun keramik modern dilakukan dengan proses kalsinasi pada suhu tinggi. Dalam proses kalsinasi ini maka akan terjadi dehidrasi air higroskopis, oksidasi dan vitrifikasi. Untuk mencapai suhu bakar yang tinggi agar proses pembakaran keramik tercapai seperti yang diinginkan merupakan pekerjaan yang sulit, oleh karena itu perlu dilakukan upaya menurunkan titik lebur dari senyawa penyusun keramik tersebut. Selain itu untuk mencapai kualitas produk yang baik dan agar proses pembakaran keramik tercapai pada suhu yang tidak terlalu tinggi, maka diperlukan bahan tambahan (aditif). Aditif ini berfungsi untuk memperbaiki sifat pemuaian, keplastisan dan proses pengerasan, disamping itu aditif dapat berfungsi juga untuk mengurangi jumlah air dalam pembentukan adonan, mempermudah pengerjaanya dan penurunan suhu (3, 7,8) pembentukan keramik. Pada penelitian ini akan diteliti penggunaan bahan aditif Pb 3 O 4 dan TSG Frit untuk pembuatan keramik dari bahan baku lempung. Tujuan penelitian ini adalah untuk memadatkan sludge Ca 3 (PO 4 ) hasil pengolahan secara kimia limbah radioaktif cair yang mengandung kontaminan Uranium menggunakan bahan dasar lempung (keramikisasi) dengan penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit sehingga mobilitas Uranium ke lingkungan dapat dihambat. Alat Endapan hasil proses koagulasi & flokulasi dicampur dengan lempung aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit dan air dicetak menjadi bahan monolit keramik kemudian dipanaskan pada tungku bakar (furnace) Monolit keramik yang terjadi diuji kualitasnya memakai alat uji tekan Paul Weber. Cara Kerja Untuk melakukan pemadatan endapan hasil pengolahan kimia, mula-mula lempung dihancurkan sampai didapatkan ukuran 1 sampai dengan mesh. Lempung yang sudah dikarakterisasi di Laboratorium Balai Keramik Bandung, dihaluskan selanjutnya dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian ditambahkan Sludge Ca 3 (PO4), aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit, air dan diaduk sampai terbentuk adonan yang homogen. Adonan yang terjadi kemudian dicetak dalam bentuk silender dengan ukuran tinggi,5 cm, diameter,46 cm dengan diberi tekanan sebesar N/mm. Hasil cetakan yang terjadi kemudian dikeringkan pada suhu kamar sampai beratnya stabil. Hasil cetakan yang telah kering kemudian dipanaskan. Blok monolit yang terjadi setelah dingin diamati bentuknya secara visual, kemudian dilakukan uji kuat tekan, uji kemampuan serap terhadap air dan uji lindi. Uji kuat tekan dilakukan menggunakan Alat Uji Tekan Paul Weber. Uji lindi dilakukan pada medium air tawar, yaitu dengan cara merendam monolit ke dalam air tawar, selanjutnya laju lindi dihitung sesuai dengan persamaan 1. (1) A t Wo R = x (1) A S x t o R = Laju pelindian (gr.cm -. hari -1 ) S = Luas permukaan cuplikan (cm ) A t = Aktivitas pada waktu t t = Lama perendaman (hari) A o = Aktivitas awal W o = Berat cuplikan (gr) TATA KERJA Bahan Sludge Ca 3 (PO 4 ) hasil pengolahan kimia limbah cair yang mengandung kontaminan Uranium.. Selanjutnya Sludge Ca 3 (PO 4 ) dicampur dengan lempung, aditif Pb 3 O 4 + TSG Frit dan air untuk membentuk monolit keramik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Karakteristik serap air monolit keramik Pengaruh aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT, konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ), dan suhu pemanasan terhadap karakteristik serap air monolit keramik dapat dilihat pada Gambar 1,, 3. Dari Gambar tersebut tampak bahwa aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT,
3 16 ISSN Isman MT dan Sukosrono konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ), dan suhu pemanasan berpengaruh terhadap karakteristik serap air monolit keramik yang dihasilkan. Semakin banyak aditif yang ditambahkan ke dalam monolit keramik menyebabkan nilai serap airnya semakin kecil. Hal ini kemungkinan disebabkan karena sifat dari Pb 3 O 4 dan TSG FRIT yang lebih mudah melebur dibandingkan dengan lempung sehingga semakin banyak Pb 3 O 4 dan TSG FRIT yang ditambahkan maka jumlah leburan yang terjadi juga semakin banyak. Pb 3 O 4 dan TSG FRIT yang melebur sangat mempengaruhi ukuran pori-pori monolit keramik yang terjadi, pori-pori monolit menjadi kecil. Kecilnya ukuran pori-pori akan menyebabkan rendahnya sifat serap terhadap air. Dalam penyimpanan lestari limbah radioaktif, dikondisikan agar supaya monolit limbah tidak mudah menyerap air sehingga adanya proses pelindian terhadap air bisa dikurangi. Kemampuan Serap Monolit Terhadap Air (%) Gambar 3. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kemampuan serap air monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 15 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan. Kemampuan Serap Monolit Terhadap Air (%) Gambar 1. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kemampuan serap air monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 5 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan. Kemampuan Serap Monolit Terhadap Air (%) Gambar. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kemampuan serap air monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 1 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan. Untuk suhu pemanasan yang semakin tinggi, maka semakin rendah daya serap terhadap air. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan reaksireaksi yang terjadi selama pemanasan. Reaksi air mekanis mulai terjadi pada suhu 15 o C, pada reaksi ini air yang terjerap dalam mineral akan menguap. Banyaknya air yang menguap tergantung pada ukuran mineral. Reaksi dehidrasi air kristal mulai terjadi pada suhu 45 o C sampai 7 o C. Pada reaksi ini akan terjadi dekomposisi mineral, yaitu dengan lepasnya air terhidrat dalam mineral (8, 9) seperti yang terjadi pada reaksi berikut : Al O 3.SiO.H O Al O 3.SiO + H O () (Meta kaolinit) Pada pemanasan sampai dengan 1 o C, maka (8, 9) sudah terjadi reaksi-reaksi sebagai berikut : (Al O 3. SiO ) Al O 3.3SiO + SiO (3) silicon spinel trydimite Al O 3.3SiO Al O 3.SiO + SiO (4) pseudo mulite Reaksi 3 dan 4 ini merupakan reaksi kristalisasi, yaitu reaksi tranformasi senyawa-senyawa oksida membentuk senyawa-senyawa kristalin. Pemanasan sampai dengan tahap ini, lempung (Al O 3 SiO.H O) telah mengurai total menjadi alumina amorf dan silika amorf. Bentuk ini akan tetap hingga pemanasan sampai dengan 1 o C. Selain itu, juga sudah terjadi reaksi oksidasi dari
4 Isman MT dan Sukosrono ISSN senyawa-senyawa pengotor yang mudah teroksidasi pada suhu tinggi. Adanya oksidasi ini akan berpengaruh positif terhadap pembentukan monolit keramik. Sampai dengan tahapan ini, sudah mulai terjadi vitrifikasi dari mineral yang dipanaskan. Ruang-ruang kosong yang terjadi karena ditinggal oleh air dan senyawa organik yang terbakar (teroksidasi) akibat adanya reaksi dehidrasi dan oksidasi sudah mulai merapat. Hal ini akan mengakibatkan terjadinya penyusutan volume monolit keramik. Sebagai akibat terjadinya vitrifikasi ini dapat dilihat dari kemampuan serapnya terhadap air. Dari Gambar 1,, 3 tampak bahwa untuk jumlah konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ), semakin yang banyak maka semakin rendah kemampuan serapnya terhadap air. Hal ini mengindikasikan bahwa sludge Ca 3 (PO 4 ), juga dapat berfungsi sebagai bahan pelebur. Untuk jumlah sludge Ca 3 (PO 4 ) sebanyak 15 %, jumlah Aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT 15 % dan suhu pemanasan sebesar 11 o C diperoleh harga kemampuan serap monolit terhadap yang terendah.. Karakteristik kuat tekan monolit keramik Pengaruh aditif terhadap karakteristik kuat tekan monolit keramik limbah pada berbagai kondisi suhu pemanasan dapat dilihat pada Gambar 4, 5, 6. Dari Gambar tersebut tampak bahwa penambahan aditif dan suhu pemanasan berpengaruh terhadap karakteristik kuat tekan monolit keramik yang dihasilkan. Semakin banyak aditif yang ditambahkan ke dalam monolit keramik menyebabkan nilai kuat tekan yang dihasilkan semakin tinggi. Hal ini dapat terjadi karena keberadaan aditif yang melebur pada saat pemanasan dan akan menutup pori monolit, sehingga nilai kuat tekannya akan menjadi tinggi. Untuk suhu pemanasan yang semakin tinggi akan memberikan nilai kuat tekan yang semakin besar. Hal ini disebabkan karena terjadi peleburan lempung sesuai reaksi, 3, 4 di atas, sehingga apabila monolit keramik semakin mampat (kemampuan serap terrhadap air semakin rendah) maka kuat tekan monolit semakin besar. Dengan kata lain kuat tekan monolit berbanding terbalik dengan kemampuan serap terhadap air. Kuat Tekan Monolit (N/mm ) Gambar 4. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kuat tekan monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 5 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan. Kuat Tekan Monolit (N/mm ) Gambar 5. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kuat tekan monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 1 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan. Kuat Tekan Monolit (N/mm ) Gambar 6. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT terhadap kuat tekan monolit keramik pada konsentrasi sludge Ca 3 (PO 4 ) 15 % yang dibuat pada berbagai suhu pemanasan.
5 16 ISSN Isman MT dan Sukosrono Dari perhitungan ANAVA dengan tingkat keyakinan 95 % (α =,5 ) menunjukan bahwa suhu pemanasan, penambahan aditif, konsentrasi sludge berpengaruh terhadap karakteristik kuat tekan dari monolit limbah yang dihasilkan. Dari hasil uji Duncan menunjukkan bahwa pemadatan sludge Ca 3 (PO 4 ) dengan aditif Pb 3 O 4 dan TSG FRIT akan menghasil kuat tekan monolit keramik yang optimal terjadi pada sludge Ca 3 (PO 4 ) yang dipadatkan sebanyak 15 %, suhu pemanasan 11 C, jumlah aditif Pb 3 O 4 dan TSG FRIT antara 1 % - 15 % Laju lindi U dalam monolit keramik Pengaruh penambahan aditif terhadap laju lindi U dalam media aquades dapat dilihat pada Gambar 7, 8, 9, 1. Dari gambar tersebut tampak bahwa penambahan aditif dan suhu pemanasan berpengaruh terhadap laju lindi Uranium dari monolit keramik. Semakin banyak aditif yang ditambahkan ke dalam adonan keramik menyebabkan kadar Uranium yang terlindi semakin kecil. Semakin tinggi suhu pemanasan semakin yang dilakukan, laju lindi Uranium semakin rendah. Pelindian U dalam medium air dapat terjadi apabila ada kontak monolit dengan air. Untuk monolit yang kemampuan serapnya terhadap air semakin rendah, maka akan menyebabkan luasan monolit yang bisa kontak dengan air juga semakin sedikit, akibatnya laju lindi yang terjadi semakin kecil. Dari hasil yang diperoleh, laju lindi Uranium tertinggi diberikan oleh monolit keramik dengan penambahan aditif 5 % pada hari ke-7 dan pada suhu 8 C yaitu sebesar 6,74 x 1-3 gr.cm - hari -1 sedangkan laju lindi Uranium terendah diberikan oleh sampel Gambar 8. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 pemanasan 9 C untuk berbagai Gambar 9. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 pemanasan 1 C untuk berbagai Gambar 7. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 pemanasan 8 C untuk berbagai
6 Isman MT dan Sukosrono ISSN Gambar 1. Pengaruh penambahan aditif Pb 3 O 4 pemanasan 11 C untuk berbagai uji monolit keramik pada penambahan aditif 15 % pada hari ke -1 dan pada suhu 11 C yaitu sebesar,71 x 1-3 gr.cm - hari -1. Laju lindi yang diijinkan sesuai dengan standar Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) sebesar 1-3 gr.cm -.hari -1 pada hari ke -9 Dari perhitungan ANAVA dengan tingkat keyakinan 95 % yang dilanjutkan dengan uji Duncan menunjukkan bahwa laju lindi Uranium yang terendah berada pada suhu 11 C, penambahan aditif antara 1% - 15 %. KESIMPULAN Dari hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa Aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT berpengaruh positif dalam pemadatan Sludge Ca 3 (PO 4 ) yang mengandung kontaminan Uranium menggunakan lempung. Kondisi optimal pemadatan terjadi pada jumlah sludge Ca 3 (PO 4 ) sebanyak 15 %, Aditif Pb 3 O 4 + TSG FRIT yang ditambahkan antara 1 % -15 %, suhu pemanasan sebesar 11 o C. Pada kondisi ini akan diperoleh kemampuan serap monolit keramik terhadap air sebesar,753 `% %, kuat tekan monolit sebesar 4,47 N/mm, laju lindi U sebesar,71x 1-4 gram cm - hari -1 pada hari ke-1. DAFTAR PUSTAKA 1. IAEA,, Treatment of Low and Intermediete Level Liquid Waste, Technical Report Saeries No. 36, IAEA, Vienna, (1984).. RONODIRDJO, S., Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah Radioaktif (Radioaktive Wastes Management), Bagian Teknik Nuklir Fakultas Teknik UGM, Yogyakarta, (1981). 3. AUSTIN, G.T., Shreve s Chemical Process Industries, 5 th Edition, Mc Grow- Hill Book Company, New York, (1984). 4. DLOUHY, Z, Disposal Of Radioaktive Waste, Elsiever Scientific Publishing Company, Amsterdam, (198) 5. ZANGE, E., Immobilization of Residue By Embedding Into Concrete, Proceeding of Symposium Conditioning of Radioactive Waste For Storage and Disposal, (1983). 6. IAEA,1983, Conditioning of Radioaktive For Storage and Disposal, IAEA, Vienna. 7. BARABA, W, Membangun Struktur Keramik Maju Indonesia Berbasis Sumber Daya Lokal, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Keramik, Bandung, (1999) 8. HARTONO, JMV., Teori Pembakaran Bagian I dan II, Informasi Teknologi Keramik dan Gelas, (1991). 9. MEDA SAGALA, Perubahan Fisika-Kimia dan Mineral Pada Pembakaran Lempung, Informasi Teknologi Keramik dan gelas, Badan Penelitian dan Pengembangan Industri, Balai Besar Keramik, Bandung, ().
MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT
Isman MT., dkk. ISSN 0216-3128 1 MEMPELAJARI KARAKTERISTIK KERAMIK DARI MINERAL LOKAL KAOLIN, DOLOMIT, PASIR ILMENIT Isman MT, Ign Djoko S., Sukosrono, Endro K Puslitbang Teknologi Maju BATAN ABSTRAK MEMPELAJARI
Lebih terperinciPENELITIAN KARAKTERISTIK PELINDIAN MONOLIT KERAMIK LUMPUR DARI LIMBAH KHROM INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT
PENELITIAN KARAKTERISTIK PELINDIAN MONOLIT KERAMIK LUMPUR DARI LIMBAH KHROM INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT RETNO SUSETYANINGSIH 1), ENDRO KISMOLO 2), KRIS TRI BASUKI 3) 1) Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciPEMADATAN ENDAPAN CaCO 3 MENGGUNAKAN LEMPUNG UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN LINGKUNGAN
Isman MT., dkk. ISSN 216-3128 69 PEMADATAN ENDAPAN CaCO 3 MENGGUNAKAN LEMPUNG UNTUK MENJAMIN KESELAMATAN LINGKUNGAN Isman MT., Suksrn Pusat Teknlgi Akseleratr dan Prses Bahan ABSTRAK PEMADATAN ENDAPAN
Lebih terperinciADITIF PB3O4 DAN TSG 107 *) Sudaryo, Risqi Asih
KONDISIONING LIMBAH KROM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR KERAMIK DENGAN ADITIF PB3O4 DAN TSG 107 *) Sudaryo, Risqi Asih STTN-BATAN, Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB 55281 2).3) PTAPB-BATAN, Jl. Babarsari Kotak
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH
PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN TERHADAP KEKUATAN FISIKA DAN KIMIA BETON LIMBAH Winduwati S., Suparno, Kuat, Sugeng Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENGARUH BAHAN PENCAMPUR SEMEN CHORMEN
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN MgO PADA PENINGKATAN KUALITAS LEMPUNG KASONGAN UNTUK IMMOBILISASI LUMPUR LIMBAH Pb MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KERAMIK
PENGARUH PENAMBAHAN MgO PADA PENINGKATAN KUALITAS LEMPUNG KASONGAN UNTUK IMMOBILISASI LUMPUR LIMBAH Pb MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KERAMIK RETNO SUSETYANINGSIH*, ENDRO KISMOLO **, KRIS TRI BASUKI *** * Sekolah
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS LEMPUNG KASONGAN UNTUK IMMOBILISASI LIMBAH LUMPUR HASIL PROSES ELEKTROKOAGULASI
Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 237 PENINGKATAN KUALITAS LEMPUNG KASONGAN UNTUK IMMOBILISASI LIMBAH LUMPUR HASIL PROSES ELEKTROKOAGULASI Endro Kismolo, Gede Sutresna Wijaya Pusat Teknologi Akselerator
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Memilih masalah. Studi pustaka. Merumuskan masalah. Merumuskan hipotesa. Memilih pendekatan -># Menentukan instrumen
BAB III METODE PENELITIAN Prosedur Penelitian Memilih masalah Studi pustaka Merumuskan masalah Merumuskan hipotesa Memilih pendekatan N^( cfl /an vaiiabel #&* -># Menentukan instrumen Menentukan sumber
Lebih terperinciKARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia
KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT Riski Febriani 1, Usman Malik 2, Antonius Surbakti 2 1 Mahasiswa Program Studi S1Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika 2 Dosen Jurusan Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciKARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT
Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 15 KARAKTERISASI KADAR ZAT PADAT DALAM EFLUEN PADA PROSES SORBSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT Endro Kismolo, Gede Sutresna Wijaya, Nurimaniwathy ABSTRAK KARAKTERISASI
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR
Prayitno, dkk. ISSN 0216 3128 69 PENGARUH PENAMBAHAN AGREGAT PASIR SILIKAT PADA SEMENTASI LIMBAH URANIUM KONSENTRAT EVAPORATOR Prayitno, Tri Suyatno, Nurimaniwathy dan Endro Kismolo P3TM BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR Mardini, Ayi Muziyawati, Darmawan Aji Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK ANALISIS LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DAN SEMI CAIR. Telah dilakukan analisis limbah
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciKARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI. Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 2006 ISSN 0852-2979 KUALITAS KARAKTERISASI LlMBAH HASIL SEMENTASI Siswanto Hadi, Mardini, Suparno Pusat Teknologi Umbah Radioa~,tif, BATAN ABSTRAK KARAKTERISASI
Lebih terperinciKAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR
18 ISSN 216-3128 Prayitno, dkk. KAJIAN PEMANFAATAN ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR Pb dan Cd DALAM LIMBAH CAIR Prayitno, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Lebih terperinciSOLIDIFIKASI LIMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KERAMIK
14 ISSN 0216-3128 Endro Kismolo, dkk. SOLIDIFIKASI LIMBAH ZEOLIT MENGGUNAKAN TEKNOLOGI KERAMIK Endro Kismolo, Gede Sutresna Wijaya dan Isman Mulyadi Triatmoko Pusat Sains dan Teknologi Akselerator, BATAN
Lebih terperinciANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Moraida Hasanah 1, Tengku Jukdin Saktisahdan 2, Mulyono 3 1,2,3 Jurusan
Lebih terperinciAneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar
Aneks TAHAPAN-TAHAPAN DASAR PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF Pengelolaan limbah radioaktif yang efektif harus memperhatikan tahapantahapan dasar (ditunjukkan dalam skema di Gambar A.1) proses pengelolaan
Lebih terperinciIMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahlln 26 ISSN 852-2979 IMOBILISASI LlMBAH SLUDGE RADIOAKTIF DARI PROSES PENGOLAHAN LlMBAH RADIOAKTIF CAIR SECARA KIMIA DENGAN KOAGULAN FERI KLORIDA MENGGUNAKANSEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan salah satu materi penting yang ada di bumi dan terdapat dalam fasa cair, uap air maupun es. Kebutuhan manusia dan makhluk hidup lainnya untuk bisa terus
Lebih terperincibesarnya polaritas zeolit alam agar dapat (CO) dan hidrokarbon (HC)?
OPTIMALISASI SUHU AKTIVASI DAN POLARITAS ZEOLIT ALAM UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR Drs. Noto Widodo, M.Pd. Bambang Sulistyo, S.Pd., M.Eng Amir Fatah, MPd M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciSTTN-BATAN, J1. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB INTISARI
KONDISIONING LlMBAH KROM MENGGUNAKAN BAHAN DASAR KERAMIK DENGAN ADlTlF PB304 DAN TSG 107 *) Sudaryo, Risqi Asih STTN-BATAN, J1. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB 55281 INTISARI KONDISIONING LIMBAH KROM MENGGUNAKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perlakuan Awal dan Karakteristik Abu Batubara Abu batubara yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari 2 jenis, yaitu abu batubara hasil pembakaran di boiler tungku
Lebih terperinciPENGARUH KANDUNGAN LIMBAH RESIN DAN BAHAN ADITIF (BETONMIX) TERHADAP KARAKTERISTIK HASIL SEMENTASI
Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 13 Nomor 1 Juni 2010 (Volume 13, Number 1, June, 2010) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive
Lebih terperinciWidiastuti HN 1, Badrus Zaman 1, Nita Anggreani 2 ABSTRACT PENDAHULUAN
VOLUME 13, NO. 2, EDISI XXXII JUNI 25 STUDI PEMANFAATAN LUMPUR LIMBAH CAIR B-3 YANG MENGANDUNG Pb DAN Cr DARI INDUSTRI PERCETAKAN SEBAGAI BAHAN BAKU TAMBAHAN PEMBUATAN PAVING BLOCK (STUDI KASUS PT GRAMEDIA
Lebih terperinciKARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI
KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail :ptapb@batan.go.id ABSTRAK KARAKTERISASI LIMBAH RADIOAKTIF
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian III.1 Tahapan Penelitian Penelitian dilakukan dalam beberapa tahap pelaksanaan yang secara umum digambarkan oleh bagan alir di bawah ini: MULAI Pengambilan sample Lumpur Sidoardjo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen. 3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat yang Digunakan Alat yang akan digunakan dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni. 3.2 Alur Penelitian Kegiatan penelitian akan dilakukan dengan alur seperti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen secara langsung. Pada penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit pelet CSZ-Ni
Lebih terperinciPIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT
PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT Padil, Sunarno, Komalasari, Yoppy Widyandra Jurusan Teknik Kimia Universitas
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG
KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASE AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono, Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih
20 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih metode eksperimen. 3.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Lebih terperinciBab III Metodologi Penelitian
Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia FMIPA ITB sejak September 2007 sampai Juni 2008. III.1 Alat dan Bahan Peralatan
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN POTASSIUM HIDROKSIDA DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI TANDAN PISANG KEPOK KUNING Aris Kurniawan dan Haryanto Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik
Lebih terperinciKARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR
KARAKTERISASI ZEOLIT ALAM PADA REDUKSI KADAR CHROM DALAM LIMBAH CAIR RETNO SUSETYANINGSIH 1), ENDRO KISMOLO 2), PRAYITNO 3) 1) Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan, YLH - Yogyakarta 2) dan 3) Pusat Teknologi
Lebih terperinciADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN
ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN, Suparno, Wasim Yuwono -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id ABSTRAK ADSORPSI LIMBAH URANIUM MENGGUNAKAN LEMPUNG NANGGULAN. Pada
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE
LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI LIMBAH KULIT SINGKONG DENGAN MENGGUNAKAN FURNACE (Manufacture of Activated Carbon From Waste Leather Cassava by Using Furnace ) Diajukan sebagai salah satu
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciKARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR
Endro Kismolo, dkk. ISSN 0216-3128 245 KARAKTERISASI KAPASITAS TUKAR KATION ZEOLIT UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH B3 CAIR Endro Kismolo, Nurimaniwathy, Tri Suyatno Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan
Lebih terperinciPEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *)
PEMANFAATAN BONGGOL PISANG UNTUK PEMBUATAN ASAM PHOSPAT *) Kindriari Nurma Wahyusi Jurusan Teknik Kimia FTIUPN Veteran Jawa Timur Abstrak Pisang merupakan tanaman budidaya dengan prospek yang baik karena
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Mulai tahap perencanaan hingga tahap analisis, penelitian dilaksanakan berdasarkan sumber yang berkaitan dengan topik yang dipilih, yaitu penelitian tentang agregat
Lebih terperinciOPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI
ABSTRAK OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA LIMBAH RADIOAKTIF AKTIVITAS RE DAH DA SEDA G DALAM REPOSITORI Kuat Heriyanto, Sucipta, Untara. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN OPTIMALISASI PE EMPATA KEMASA
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian
11 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian direkatkan dengan semen Portland yang direaksikan dengan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Beton Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang telah umum digunakan untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen struktural maupun non-struktural.
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1 Beton Konvensional Beton adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat (semen). Beton mempunyai karakteristik tegangan hancur tekan yang
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciPEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON
PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON Maria 1, Chris 2, Handoko 3, dan Paravita 4 ABSTRAK : Beton pozzolanic merupakan beton dengan penambahan material
Lebih terperinciDeskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA
1 Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan komposisi bahan, metode pembuatan dan produk semen cepat (rapid-set high-strength) geopolimer.
Lebih terperinciPENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH
PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo
BAB IV PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas hasil percobaan serta beberapa parameter yang mempengaruhi hasil percobaan. Parameter-parameter yang berpengaruh pada penelitian ini antara lain
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG
IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 PENGARUH KOMPOSISI TERHADAP SIFAT MEKANIK KERAMIK BERPORI MENGGUNAKAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG Tengku Jukdin Saktisahdan 1, Moraida Hasanah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggalian dan penambangan menyebabkan berkurangnya sumber daya alam bahan penyusun beton terutama bahan agregat halus dan agregat kasar. Untuk mengantisipasi hal tersebut
Lebih terperinciAnalisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay)
Analisis Sifat Fisika Bahan Baku Keramik: Penyusutan Total dan Pengisapan Air Pada Tanah Lempung (Clay) Tanah liat (Clay) adalah salah satu komoditi mineral yang mempunyai arti penting dalam kehidupan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja.
KARAKTERISTIK FISIK CAMPURAN BATU BATA DENGAN MEMANFAATKAN ABU SISA PEMBAKARAN LIMBAH KAYU Oleh : I Made Nada. Ida Bagus Suryatmaja. Abstrak Industri pengolahan kayu didalam proses produksinya akan menghasilkan
Lebih terperinciEFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA
EFEK PENAMBAHAN BENTONIT TERHADAP SIFAT MEKANIK BRIKET DARI TEMPURUNG KELAPA Minto Supeno Jurusan Kimia FMIPA Universitas Sumatera Utara Jl. Bioteknologi No. 1 Kampus USU Medan 20155 Intisari Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Beton Beton merupakan bahan bangunan yang dihasilkan dari campuran atas semen Portland, pasir, kerikil dan air. Beton ini biasanya di dalam praktek dipasang bersama-sama
Lebih terperinciKAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG
89 KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT TERHADAP LIMBAH RADIOAKTIF URANIUM CAIR FASA AIR YANG DIGUNAKAN SEBAGAI BAHAN URUG M.E. Budiyono dan Sukosrono P3TM BATAN ABSTRAK KAJIAN SIFAT SERAP MINERAL MAGNETIT
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan
29 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar Lampung Selatan 2. Semen portland yaitu semen baturaja dalam kemasan
Lebih terperinciPENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA
PENGARUH PERSEN HASIL PEMBAKARAN SERBUK KAYU DAN AMPAS TEBU PADA MORTAR TERHADAP SIFAT MEKANIK DAN SIFAT FISISNYA Dahyunir Dahlan, Sri Mulyati Laboratorium Fisika Material - Jurusan Fisika, FMIPA UNAND
Lebih terperinciSUNARDI. Jl. Babarsari Kotak Pos 6101 YKBB Yogyakarta Telp. (0274) Abstrak
PENGARUH TEGANGAN LISTRIK DAN KECEPATAN ALIR TERHADAP HASIL PENGOLAHAN LIMBAH CAIR YANG MENGANDUNG LOGAM Pb,Cd DAN TSS MENGGUNAKAN ALAT ELEKTROKOAGULASI SUNARDI ** Pustek Akselerator dan Proses Bahan BATAN
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Bahan Baku Karet Crepe
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakterisasi Bahan Baku 4.1.2 Karet Crepe Lateks kebun yang digunakan berasal dari kebun percobaan Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Ciomas-Bogor. Lateks kebun merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat, dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang tinggi, porositas yang
Lebih terperinciNgatijo, dkk. ISSN Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M. Lilis Windaryati P2TBDU BATAN
181 PENGARUH WAKTU KNTAK DAN PERBANDINGAN FASA RGANIK DENGAN FASA AIR PADA EKSTRAKSI URANIUM DALAM LIMBAH CAIR MENGGUNAKAN EKSTRAKTAN DI-2-ETIL HEKSIL PHSPHAT Ngatijo, Pranjono, Banawa Sri Galuh dan M.M.
Lebih terperinciPENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012
Hasil Penelitian dan Kegiatan PTLR Tahun 202 ISSN 0852-2979 PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 202 Heri Witono, Ahmad Nurjana
Lebih terperinciPEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA.
PEMBUATAN KERAMIK BETA ALUMINA (Na 2 O - Al 2 O 3 ) DENGAN ADITIF MgO DAN KARAKTERISASI SIFAT FISIS SERTA STRUKTUR KRISTALNYA. Ramlan 1, Masno Ginting 2, Muljadi 2, Perdamean Sebayang 2 1 Jurusan Fisika
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK DENGAN PENAMBAHAN SEKAM PADI DAN DAUN BAMBU
1 2004 Joelianingsih Posted: 29 November 2004 Makalah Pribadi Falsafah Sains (PPS 702) Sekolah Pasca Sarjana / S3 Institut Pertanian Bogor November 2004 Dosen: Prof Dr Ir Rudy C Tarumingkeng, M F (Penanggung
Lebih terperinciPENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU. Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : DIBIAYAI OLEH
PENGARUH TEMPERATUR PADA PROSES PEMBUATAN ASAM OKSALAT DARI AMPAS TEBU Oleh : Dra. ZULTINIAR,MSi Nip : 19630504 198903 2 001 DIBIAYAI OLEH DANA DIPA Universitas Riau Nomor: 0680/023-04.2.16/04/2004, tanggal
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI
PENENTUAN WAKTU TUNDA PADA KONDISIONING LIMBAH HASIL PENGUJIAN BAHAN BAKAR PASCA IRADIASI DARI INSTALASI RADIOMETALURGI Herlan Martono, Wati, Nurokhim Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN
Lebih terperinciPengertian Keramik. Teori Keramik
Pengertian Keramik Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani,keramikos, yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiclopedia tahun 1950-an mendefinisikan
Lebih terperinciSimposium Nasional Teknologi Terapan (SNTT) 2013 ISSN X PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI
PEMAKAIAN MICROWAVE UNTUK OPTIMASI PEMBUATAN ZEOLIT SINTETIS DARI ABU SEKAM PADI A.M. Fuadi, M. Musthofa, K. Harismah, Haryanto, N. Hidayati Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering,
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN
ISSN 14106957 Akreditasi No. 129/AkredLIPI/P2MBI/06/2008 PENGARUH KONSENTRASI MEDIA NH 4 OH TERHADAP BENTUK FASE GEL DAN KARAKTERISASI SETELAH PEMANASAN Indra Suryawan, Sri Rinanti Susilowati Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada industri paving block di way kandis Bandar Lampung dan pengujian sampel dilaksanakan di laboratorium Analisis Bahan dan
Lebih terperinciselanjutnya penulis mengolah data dan kemudian menyusun tugas akhir sampai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipakai adalah laboratorium BKT FTSP UII, laboratorium Teknik Lingkungan dan laboratorium terpadu Universitas Islam Indonesia. Adapun
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK DENGAN VARIASI TEPUNG BERAS SEBAGAI ADITIF UNTUK PROSES MIKROFILTRASI
52 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI MEMBRAN KERAMIK DENGAN VARIASI TEPUNG BERAS SEBAGAI ADITIF UNTUK PROSES MIKROFILTRASI Preparation and Characterization of Ceramic Membrane with Variations of Rice Flour as
Lebih terperinciKARAKTERISASI MONOUT BLOK HASIL SEMENTASI UMBAH RESIN MENGGUNAKAN ADITIF NATRIUM SIUKAT ~. 'L
l1j; Prosiding Peltemuan dan Presentasi llmiah P3TM-BATAN Yogyakalta 14-15 Juli 1999 Buku II 339 KARAKTERISASI MONOUT BLOK HASIL SEMENTASI UMBAH RESIN MENGGUNAKAN ADITIF NATRIUM SIUKAT ~. 'L Prayitno,
Lebih terperinciPENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN
PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sifat Fisika Kimia Abu Terbang Abu terbang adalah bagian dari sisa pembakaran batubara berupa bubuk halus dan ringan yang diambil dari tungku pembakaran yang mempergunakan bahan
Lebih terperinciREDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA
YOGYAKARTA 18 NOVEMBER 2010 REDUKSI LIMBAH B3 CAIR MENGGUNAKAN ZEOLIT DAN PASIR SILIKA Retno Susetyaningsih, Endro Kismolo, Nurimaniwathy Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan YLH Yogyakarta Pusat Teknologi
Lebih terperinciREKRISTALISASI REKRISTALISASI
REKRISTALISASI Dwi Yuli Prastika 2013 Telah dilakukan percobaan rekritalisasi dengan tujuan mempelajari teknik pemurnian senyawa berbentuk kristal, memurnikan vanilin dan menentukan titik lebur vanilin.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Silikon dioksida (SiO 2 ) merupakan komponen utama di dalam pasir kuarsa yang terdiri dari unsur silikon dan oksigen, biasanya di temukan di alam pada pasir kuarsa,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam. Sampel Milling 2 Jam. Suhu C
38 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI HASIL 4.1.1 Hasil Pengujian Densitas Abu Vulkanik Milling 2 jam Pengujian untuk mengetahui densitas sampel pellet Abu vulkanik 9,5gr dan Al 2 O 3 5 gr dilakukan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Pozzolan Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika dan alumina, yang tidak mempunyai sifat semen, akan tetapi dalam bentuk halusnya dan dengan adanya air dapat menjadi
Lebih terperinciBAB III DASAR TEORI Semen. Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur
BAB III DASAR TEORI 3.1. Semen Semen adalah suatu bahan pengikat yang bereaksi ketika bercampur dengan air. Semen dihasilkan dari pembakaran kapur dan bahan campuran lainnya seperti pasir silika dan tanah
Lebih terperinciLAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011
Lebih terperinciKata Kunci: Blok Bahan Pasangan Dinding, Agregat bekas, Aspal emulsi sisa, Kuat tekan
ABSTRAK Sejalan dengan pertumbuhan penduduk, secara berkelanjutan diperlukan material untuk perumahan berupa bahan dinding. Bahan dinding yang umum dipergunakan: bata tanah liat dan blok bahan pasangan
Lebih terperinciPengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi
JRSDD, Edisi Juni 2016, Vol. 4, No. 2, Hal:175-184 (ISSN:2303-0011) Pengaruh Waktu Perendaman Terhadap Uji Kuat Tekan Paving Block Menggunakan Campuran Tanah dan Semen dengan Alat Pemadat Modifikasi Mutiara
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di
24 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia Fisika, Laboratorium Kimia Instrumentasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah eksperimental dan pembuatan keramik film tebal CuFe 2 O 4 dilakukan dengan metode srcreen
Lebih terperinciRANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR
RANCANG BANGUN PERANGKAT PREPARATOR SKALA LABORATORIUM PADA UNIT PENGOLAHAN KIMIA LIMBAH RADIOAKTIF CAIR Endro Kismolo, Sukosrono, Nurimaniwathy -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 E-mail:ptapb@batan.go.id
Lebih terperinciKESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI
KESELAMATAN STRATEGI PENYIMPANAN LIMBAH TINGKAT TINGGI RINGKASAN Limbah radioaktif aktivitas tinggi yang dihasilkan dari proses olah ulang bahan bakar bekas dipadatkan (solidifikasi) dalam bentuk blok
Lebih terperinciPEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN
PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN Felicia Tria Nuciferani, Antoni, Djwantoro Hardjito ABSTRACT: The aim of this study is to explore the possible use of bottom ash as artificial aggregates.
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PENDUKUNG INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF
PENGOLAHAN LIMBAH PENDUKUNG INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF ABSTRAK Herlan Martono, Aisyah, Wati Pusat Teknologi Limbah Radioaktif PENGOLAHAN LIMBAH PENDUKUNG INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF.
Lebih terperinciPEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI
85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR
ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat-alat yang digunakan Ayakan ukuran 120 mesh, automatic sieve shaker D406, muffle furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat titrasi
Lebih terperinci