Ir. Zainal Abidin Nasution 1,* ABSTRAK. Kata kunci : serbuk arang cangkang kelapa sawit, metode penyangraian danvulkanisat karet

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Ir. Zainal Abidin Nasution 1,* ABSTRAK. Kata kunci : serbuk arang cangkang kelapa sawit, metode penyangraian danvulkanisat karet"

Transkripsi

1 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir dari Penggilingan/Pencampuran Terhadap Sifat Mekanis Vulkanisat Karet Ir. Zainal Abidin Nasution 1,* 1 Balai Riset dan Standardisasi Industri Medan, Jl. Sisingamangaraja No. 24 Medan 20217, Indonesia * Penulis korespondensi. Telp. (061) Fax. (061) zainal_an7@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan pemberian serbuk arang cangkang kelapa sawit diawal dan diakhir dari penggilingan/pencampuran pada rancangan formula pembuatan contoh vulkanisat karet. Serbuk arang cangkang kelapa sawit yang digunakan sebagai bahan pengisi (filler) adalah serbuk arang cangkang kelapa sawit ukuran lolos ayakan 200 mesh (ukuran partikelnya adalah 74 mikron atau 0,074 mm) adalah berasal dari hasil penyangraian cangkang kelapa sawit. Percobaan pembuatan vulkanisat karet terbagi atas 2 perlakuan yaitu formulasi RSS/SBR/ACS dimana phr (100/30/50) dan (100/30/60) dengan pemberian serbuk arang cangkang kelapa sawit adalah diawal dari penggilingan/pencampuran. Kemudian percobaan pembuatan vulkanisat karet berikutnya,dengan formulasi RSS/SBR/ACS dimana phr (100/30/50) dan (100/-/40).Parameter yang diuji adalah waktu pemasakan vulkanisat karet, kekerasan, kekuatan tarik, modulus 300 %, perpanjangan putus dan kekuatan sobek. Hasil uji yang optimal adalah dari formulasi RSS/SBR/ACS dimana phr (100/-/40) yaitu formulasi pembuatan contoh vulkanisat karet pada pemberian serbuk arang cangkang kelapa sawit diakhir dari pada penggilingan/pencampuran. Hasil uji yang diperoleh adalah kekuatan tarik = 132 kg/cm 2, modulus 300 % = 23 psi, perpanjangan putus = 689 % dan kekuatan sobek = 26 kg/cm 2. Sedangkan kekerasannya adalah sebesar shore A. Kata kunci : serbuk arang cangkang kelapa sawit, metode penyangraian danvulkanisat karet Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 149

2 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 The Effect of Treatment Palm Shell Charcoal Powder at the Beginning and End of the Milling/Mixing the Mechanical Properties of Vulcanizates Rubber Ir. Zainal Abidin Nasution 1,* 1 Center of Research and Standardization Medan, Jl. Sisingamangaraja No. 24 Medan 20217, Indonesia * Corresponding author. Telp. (061) Fax. (061) zainal_an7@yahoo.com ABSTRACT The study conducted to determine the effect of treatment of oil palm shell charcoal at the beginning and the end of milling/mixing in the manufacture of vulcanizates rubber formulation. Oil palm shell charcoal used is derived from the roasting palm shells with particle size of 200 mesh sieve passes (particle size of 74micron). Variation of the experiment is the formulation RSS/SBR/ACS with phr (100/30/50) and (100/30/60) with the provision of oil palm shell charcoal beginning of the milling/mixing. Then the formulation RSS/SBR/ACS with phr (100/30/50) and (100/-/40) with charcoal treatment giving palm shells at the end of milling/mixing. The parameter tested were vulcanizates curing time, hardness, modulus 300 %, elongation at break and tear strength. Test results are good the formulation RSS/SBR/ACS with phr (100/-/40) namely the formulation of making of sampel of the vulcanizates rubber to the award charcoal palm shells at the end the milling/mixing, tensile strength = 132 kg/cm 2, modulus 300 % = 23 psi,elongation at break = 689 % and tear strength = 26 kg/cm. While the hardness of the formulation RSS/SBR/ACS with phr (100/-/40) is low, shore-a Keywords: palm shell charcoal,method of roasting and vulcanizates rubber 150 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

3 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : PENDAHULUAN Pemerintah selalu mendorong dengan kebijakan-kebijakan agar terjadi peningkatan pemanfaatan karet alam domestik, sehingga pada akhirnya dapat diperoleh produk-produk berbasis karet alam yang dihasilkan menjadi lebih beragam dan mempunyai pasar yang baik. Produk produk berbasis karet alam tersebut bukan hanya untuk keperluan otomotif saja, dapat saja dibuat menjadi produk produk karet untuk kebutuhan berbagai industri dalam negeri, antara lain adalah mesin dan peralatan Pabrik Kelapa Sawit (PKS). Misalnya saja karet bantalan mesin, karet seal untuk pompa, karet packing untuk bejana-bejana bertekanan dan sambungan sistem perpipaan cairan maupun uap serta valve dan lain sebagainya. Selain dari pada itu proyek infrastruktur dari pemerintah berpotensi memanfaatkan produk produk berbasis karet alam antara lain dock fender, bahan campuran aspal jalan, rubber pads kereta api, bantalan jembatan, komponen water stop dalam pembangunan bendungan, packing pintu irigasi sungai maupun rawa dan lain sebagainya. Selain dari pada itu juga sedang dikembangkan didalam negeri berbagai jenis produk produk karet seperti karet untuk peternakan sapi (cow mat), genteng karet, paving block karet, berbagai jenis karpet untuk keperluan hotel, perkantoran, perumahan dan lain sebagainya. Menurut Pardamean (2008) basis satu ton Tandan Buah Segar Kelapa Sawit (TBS), akan menghasilkan % Minyak Sawit Kasar (CPO), 5-7 % Palm Kernel Oil (PKO) dan sisanya berupa limbah padat, yaitu % Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS,yang mana terdiri atas 70 % air dan 30 % bahan kering), % serat buah kelapa sawit dan 7-9 % cangkang kelapa sawit. Menurut Naibaho(1996) setiap Pabrik Kelapa Sawit (PKS) selalu dilengkapi dengan boiler sebagai generator uap. Yang mana uap tersebut digunakan untuk keperluan proses produksi dan menggerakkan turbin uap sebagai pembangkit tenaga listrik dalam rangka menjalankan mesinmesin pengolahan CPO, penerangan dan lainnya. Bahan bakar yang digunakan untuk boiler adalah limbah padatnya, yaitu serat buah sawit dan cangkang kelapa sawit. Konsumsi bahan bakar untuk boiler PKS dengan kapasitas olah 30 ton TBS/jam adalah 3,8 ton/jam serat buah kelapa sawit dan 1,5 ton cangkang kelapa sawit. Dari proses produksi PKS dengan kapasitas 30 ton TBS per jam akan diperoleh limbah padatnya adalah 3,0-3,6 ton serat buah sawit dan 2,1 2,7 ton cangkang kelapa sawit, atau kalau dirata-ratakan sekitar 2,4 ton cangkang kelapa sawit. Pemakaian serat buah sawit sebagai bahan bakar boiler, adalah maksimal artinya semua serat buah kelapa sawit terpakai untuk bahan bakar boiler. Selain dari pada itu akan diperoleh rata-rata 2,4 ton/jam cangkang kelapa sawit. Konsumsi untuk boiler adalah 1,5 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 151

4 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 ton/jam cangkang kelapa sawit. Artinya masih tersisa sekitar rata-rata 0,9 ton/jam cangkang kelapa sawit dari proses produksi PKS dengan kapasitas 30 ton TBS per jam. Andaikan setiap hari beroperasi selama 10 jam,maka akan diperoleh rata-rata 9 ton cangkang kelapa sawit yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain adalah bahan baku pembuatan serbuk arang cangkang kelapa sawit sebagai carbon black.bahwa basis per ton TBS,masih dapat diperoleh kg TKKS kering udara,yang mana dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler. Untuk kapasitas olah PKS 30 ton TBS/jam, maka akan diperoleh 1,8 2,1 ton TKKS kering udara. Banyak sudah penelitian yang dilakukan tentang pembuatan arang cangkang kelapa sawit dengan bermacam-macam perlakuan, seperti yang telah dilaksanakan oleh Halimet al. (2009), Hajiet al. (2010) dan Purwanto (2011). Menurut Rahmawati (2009) pada percobaan penelitiannya menjelaskan bahwa arang cangkang kelapa sawit yang dicampurkan dengan carbon black, dapat digunakan sebagai sebagai bahan pengisi (filler) kompon karet, karena arang cangkang kelapa sawit mempunyai kemiripan struktur permukaan, luas area dan bilangan iodine, yang hampir mendekati karakteristik carbon black impor. Sesuai dengan parameter yang ditetapkan pada SNI 9712:2010 tentang karbon hitam untuk produk ban dan karet lainnya, merupakan revisi dari SNI tentang karbon hitam untuk ban jenis ISAF N 220 (ukuran partikel 0,020 mikron 0,025 mikron), meliputi pengujian bilangan Iodine, absorbsi minyak Linseed, kekerasan butiran dan logam (Cu dan Mn). Berat jenis arang cangkang kelapa sawit adalah 0,45 gr/cm 3-0,50 gr/cm 3. Berat jenis curah (pour density) carbon black N 330 (ukuran partikel 0,026 mikron 0,030 mikron) adalah 0,025 gr/cm 3. Carbon black adalah arang halus dari pembakaran yang tidak sempurna dari berbagai material, antara lain seperti bahan bakar fosil, biofuel maupun biomassa. Pasar carbon black di Indonesia terus meningkat.perkiraan konsumsi carbon black untuk industri yang membutuhkannya pada tahun 2016 diperkirakan ton. Pasar carbon black sebagai bahan baku maupun pembantu di Indonesia meliputi industri karet, pigmen hitam pada pembuatan plastik, cat, karpet mobil, karpet drainase untuk rumah/hotel, karpet sapi, sandal, sol sepatu, aspal, kabel listerik, pipa, film plastik, karet-karet otomotif dan lainnya. Harga carbon blackdipasaran pada tahun 2015, berkisar antara Rp per kg s/d Rp per kg tergantung pada jenis dan kualitasnya. Vulkanisat karet adalah merupakan turunan yang paling utama dari komoditi karet. Hampir semua vulkanisat karet, menggunakan carbon black sebagai bahan pengisi (filler). Bahan pengisi carbon black berfungsi sebagai penguat (reinforcing), memperbesar volume, memperbaiki sifatsifat fisik dari barang-barang karet dan memperkuat vulkanisat karet (Boonstra dalam 152 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

5 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : Prasetya&Marlina, 2013). Cangkang kelapa sawit adalah merupakan biomassa lignoselulosa, dimana komponen utamanya adalah selulosa, hemiselulosa dan lignin. Menurut Halim (2009) cangkang kelapa sawit mengandung lignin = 42,85 %, selulosa = 32,93 %, hemi selulosa = 12,03 %, air = 12,91 % dan abu = 4,61 %. Menurut Yokoyama (2008) terjadinya proses pirolisis biomassa adalah seperti berikut, kelembaban menguap pertama sekali yaitu 100 o C, hemiselulosa akan terdekomposisi pada suhu o C diikuti oleh selulosa pada suhu o C danterakhir lignin pada suhu o C. Menurut Niti dalam Sari (2015) penyangraian merupakan suatu cara pengeringan dengan menggunakan suhu tinggi, yang mana suhu tinggi mampu mengubah struktur kimia dan fisik suatu bahan. Untuk mengetahui seberapa jauhnya cangkang kelapa sawit ini telah diteliti penggunaanya sebagai bahan pengisi vulkanisat karet, dibawah ini diberikan hasil penelitiannya. Menurut Ekwneme (2016) telah dilaksanakan tentang penelitian pembuatan vulkanisat karet dengan filler serbuk arang cangkang kelapa sawit. Disana dijelaskan rancangan formulasi pembuatan contoh vulkanisat karet, langkah-langkah pencampuran/penggilingan dan waktu proses pembuatan contoh vulkanisat karet. Juga diberitahukan bahwa pemberian serbuk arang cangkang kelapa sawit dilakukan diawal penggilingan/pencampuran. Urutannya yaitu mastikasi karet alam, asam stearat, zinc oksida, serbuk arang cangkang kelapa sawit, MBTS, TMTD, minyak pelumas dan terakhir pemberian belerang. Contoh vulkanisat karetnya diuji dan hasilnya yang dapat disajikan disini adalah seperti berikut: Tabel 1. Sifat Mekanis Vulkanisat Karet Dengan Bahan Pengisi Arang Cangkang Kelapa Sawit No. Sifat Mekanis 1. Kekuatan tarik (kgf/cm 2 ) Ukuran Partikel (Mesh) Suhu Karbonisasi ( o C) Dengan 40 phr Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit ,70 91,77 97,38 117,67 134,09 135,83 133, ,62 85,15 86,37 93,41 102,07 138,27 116,76 2. Perpanjangan putus (%) 3. Kekerasan (Shore A) BAHAN DAN METODE Bahan Penelitian ,05 550,04 538,78 523,50 479,44 402,54 399, ,00 575,21 550,44 532,09 498,05 425,08 472, ,06 54,49 60,95 61,12 64,24 68,11 67, ,00 53,07 60,00 60,34 64,67 67,90 61,06 Bahan bakunya adalah cangkang kelapa sawit yang berasal dari limbah proses PKS Padang Brahrang, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 153

6 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Bahan-bahan kimia yang digunakan dalam penelitian untuk pembuatan contoh kompon karet adalah RSS-20, SBR, minarex oil, ZnO, asam stearat, TMQ, MBTS, bentonit, resin kumaron, anti oksidan dan sulfur. Bahan-bahan kimia untuk pembuatan contoh vulkanisat karet dibeli dari PT Wilqis (Inkaba) di Bandung. Peralatan Penelitian Peralatan yang digunakan untuk membuat contoh vulkanisat karet adalah Two Roll Mixing Mill For Rubber, timbangan, neraca analitis, gunting besar dan kecil, kuali besi, kompor, wadahwadah, sudip, termometer air raksa skala 360 o C dan lainnya. Contoh vulkanisat karet dibuat di Laboratorium Teknologi Baristand Industri Palembang di Palembang. Metode Penelitian a. Pembuatan Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Percobaan pembuatan serbuk arang cangkang kelapa sawit dilaksanakan dengan metode penyangraian. Pada pelaksanaannya metode penyangraian ini cukup mudah pengerjaannya, peralatannya sederhana dan mudah mengontrolnya. Cangkang Kelapa Dijemur Dibawah Sinar Matahari Sampai Kering Penimbangan Disangrai Diudara Terbuka Sampai Asapnya Habis Ditumbuk/Digiling Tidak lolos Ayakan Pengayakan 200 Mesh Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Gambar 1. Diagram Alir Percobaan Pembuatan Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit 154 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

7 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : b. Pembuatan Contoh Vulkanisat Karet Dengan Bahan Pengisi Serbuk ArangCangkang Kelapa Sawit Hasil Penyangraian Prosedur pembuatan contoh vulkanisat karet pada penelitian ini adalah semua bahan-bahan dari masing-masing formula ditimbang sesuai dengan yang telah ditentukan.proses pencampuran dilakukan pada gilingan terbuka (open mill), seperti berikut yaitu mastikasi RSS dan SBR selama 6-7 menit, menambahkan bahan-bahan kimia sesuai dengan urutan pada masing-masing formula dan pada waktu pencampuran dipotong-potong setiap sisi sat sampai tiga kali selama 2 menit s/d 3 menit,mencampurkan belerang hingga mencapai kematangan yang diinginkan,mengeluarkan vulkanisat karet dari open mill dan buat ukuran ketebalan lembaran vulkanisat karet. Keluarkan dan tutup dengan plastik transparan bagian atas dan bagian bawah dari contoh vulkanisat karet dan diperam selama 24 jam agar bahan-bahan kimia pada contoh vulkanisat karet bereaksi secara sempurna. Contoh vulkanisat karet hasil penelitian diuji sifat-sifat mekanisnya di laboratorium PT.Wilqis di Bandung. c. Metode dan Analisa Data Parameter yang diuji dari kompon karet hasil penelitian adalah: waktu pemasakan kompon, rheometer (ASTM D- 5289) kekerasan (ASTM D-2240) kekuatan sobek ( (ASTM D-624) kekuatan tarik (ASTM D-412) modulus (ASTM D-412) perpanjangan putus (ASTM D-412) Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 155

8 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Tabel 2. Formula Pembuatan Contoh Vulkanisat Karet (Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal Penggilingan/Pencampuran) No Nama Bahan Suhu Rol 70 0 C Formulasi RSS/SBR/ACS (phr) 100/30/50 100/30/60 1. RSS SBR Arang Cangkang Sawit Minarexoil ZnO Asam stearat TMQ MBTS Bentonit Sulfur 8 12 Jumlah Tabel 3. Formula Pembuatan Contoh Vulkanisat Karet (Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diakhir Penggilingan / Pencampuran) No Nama Bahan Suhu Rol 70 0 C Formulasi RSS/SBR/ACS(phr) 100/30/50 100/-/40 1. RSS SBR ZnO Stearic Acid CBS MBTS Coumarin Resin Arang Cangkang Sawit Minarex Oil Sulfur 3 2 Jumlah Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

9 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil pengujian contoh diperoleh data data sebagai berikut: Gambar 2. Foto SEM arang cangkang sawit perbesaran 500 kali Tabel 4. Hasil Pengujian Kompon Karet No Pengujian Hasil Uji Formulasi RSS/SBR/ACS (phr) 100/30/50 100/30/60 100/30/50 100/-/40 1. Rheometer ML (mm), dn.m 0,40 0,05 0,55 0,58 MH (maks) dn.m 23,28 25,47 10,80 12,26 tc 10, menit 3,22 5,08 5,10 2,55 tc 90, menit 8,06 10,24 10,53 6,34 2. Hardness, Shore-A Tensile Strength, kg/cm 2 Modulus 300%,psi Elongation at Break, % Tear Resistence, kg/cm Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 157

10 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Dari data data tersebut diatas dapat dibahas sebagai berikut: 1. Pembuatan Arang Cangkang Kelapa Sawit Dengan Cara Penyangraian Dari percobaan pembuatan arang cangkang kelapa sawit dengan metode penyangraian, rendemen hasilnya adalah rata-rata 38,20 % (yaitu diperoleh pada suhu terakhir 348 o C, dimana proses penyangraian dihentikan pada saat asap sudah habis, dinyatakan pirolisis sudah selesai). Hasil penelitian Halim et al. (2009), pembuatan arang cangkang sawit menggunakan metode reaktor pirolisis dengan mempertahankan suhu pembakaran sebesar 400 o C dan lamanya proses pembakaran adalah 90 menit, diperoleh rendemen rata rata arang cangkang kelapa sawit sebesar 41 %. Hasil penelitian Hajiet al. (2010), pembuatan arang cangkang kelapa sawit menggunakan metode pembakaran tertutup dengan mempertahankan suhu pembakaran sebesar 378 o C dan lamanya proses pembakaran adalah 5 jam, kemudian api didalam tungku dipadamkan dengan menyiramkan air dan dibiarkan dingin secara alami. Rendemen rata rata arang cangkang kelapa sawit adalah 38,31 %. Berdasarkan keterangan dari Yokoyama (2008), pirolisis biomassa berakhir pada bagian lignin yaitu pada suhu 280 o C s/d 500 o C. Melihat hal ini dan membandingkannya dengan hasilhasil penelitian yang telah dilaksanakan, dapat dinyatakan bahwa proses penyangraian cangkang kelapa sawit cukup efektip digunakan untuk memperoleh arang cangkang kelapa sawit. Dilihat dari rendemen dan suhunya, ternyata tidak terjadi perbedaan yang signifikan dengan penelitian lainnya, yaitu dari hasil penelitian diperoleh rendemen arang cangkang kelapa sawit adalah 38,20 % dan suhu terakhir penyangraian adalah 348 o C 2. Pembuatan Contoh Vulkanisat Karet Dengan Bahan Pengisi Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Hasil Penyangraian Arang cangkang kelapa sawit yang diperoleh dari metode penyangraian, ditumbuk/digiling dengan lumpang besi sampai menjadi serbuk dan diayak dengan ayakan lolos 200 mesh (ukuran partikel 74 mikron). Serbuk arang cangkang kelapa sawit tersebut harus dibuat benda ujinya, untuk mengetahui apakah dapat berfungsi sebagai bahan pengisi (filler) vulkanisat karet. Parameter yang diujikan kepada contoh vulkanisat karet hasil penelitian adalah : 1. Karakteristik Pemasakan Vulkanisat Karet (Rheometer). Rheometer merupakan proses pengujian vulkanisat karet, untuk mengetahui suhu dan waktu optimal vulkanisasi. Waktu tc 10, adalah pada saat 10 % tingkat kematangan vulkanisat karet dan tc 90 adalah saat 90 % tingkat kematangan dari pada vulkanisat karet hasil percobaan. Sedangkan ML adalah waktu inisial viskositas dari vulkanisat karet dan MH adalah waktu maksimum 158 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

11 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : viskositas dari vulkanisat karet. Waktu matang optimum tc 90, merupakan waktu yang diperlukan sejak awal pemasakan untuk mematangkan vulkanisat karet sampai kematangan optimum (Wicaksono dalam Nuyah & Rahmaniar, 2013) 2. Kekerasan (Hardness) Kekerasan suatu vulkanisat karet bisa diartikan sebagai tekanan balik dari vulkanisat karet pada saat vulkanisat karet tersebut diberikan tekanan. Kekerasan karet tergantung kepada peranan bahan pengisi dan bahan pelunak yang digunakan pada penyusunan campuran vulkanisat. Penambahan bahan pengisi menyebabkan kerapatan ikatan silang akan naik, sehingga kompon karet menjadi semakin keras. Sedangkan bahan pelunak digunakan agar memudahkan penggilingan karet mentah (melunakkan karet). 3. Kekuatan Tarik Kekuatan tarik merupakan pengujian fisik vulkanisat karet yang terpenting dan paling sering dilakukan. Sehingga dari pengujian ini dapat diketahui waktu vulkanisasi optimum suatu vulkanisat karet dan pengaruh pengusangan pada suatu proses vulkanisasi (Kusnata dalam Nuyah& Rahmaniar, 2013) 4. Modulus 300 %. Menurut ASTM 412, maksudnya adalah tensile stress yang terjadi pada 300 % perpanjangan (elongation). 5. Perpanjangan Putus Nilai perpanjangan putus berbanding lurus dengan nilai kekuatan tarik. Semakin tinggi nilai tegangan putus berarti energi yang digunakan untuk memutuskan vulkanisat semakin besar. Artinya ikatan silang yang terbentuk semakin banyak. Ikatan silang yang terbentuk semakin banyak menyebabkan elastisitas vulkanisat menjadi lebih baik. Sehinga kemampuan vulkanisat untuk memanjang semakin bagus dan nilai perpanjangan putusnya semakin tinggi, dinyatakan dalam %. 6. Ketahanan Sobek Ketahanan sobek menunjukkan tenaga yang dibutuhkan untuk menyobek vulkanisat karet. Kekuatan sobek akan terus meningkat sejalan dengan pertambahan jumlah ikatan silang pada proses vulkanisasi (Eirich dalam Pirenoet al., 2013) Berdasarkan percobaan pengujian fisik vulkanisat karet hasil penelitian dengan ukuran partikel arang cangkang kelapa sawit adalah 200 mesh (74 mikron), dimana formula pembuatan contoh vulkanisat karetnya seperti yang terlihat pada Tabel 2 dan Tabel 3, maka dapat dilihat hasilnya pada Tabel 4. Menurut Sasongko (2012) penelitian yang diamatinya tentang pengaruh ukuran partikel dan jumlah phr carbon black. Jumlah carbon black yang diamati pada 30, 40 dan 50 phr dengan Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 159

12 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 pemakaian carbon black N 220 (ukuran partikel 0,020 mikron - 0,025 mikron), N 330 (ukuran partikel 0,026 mikron - 0,030 mikron), N550 (ukuran Spartikel 0,040 mikron - 0,048 mikron) dan N 660 (ukuran partikel 0,049 mikron - 0,060 mikron). Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menyimpulkan bahwa secara umum ukuran partikelyang lebih kecil memberikan pengaruh penguatan yang lebih besar pada kekuatan tarik, abrasi dan kekerasan. Sedangkan penambahan jumlah filler (phr) yang lebih besar secara linier akan meningkatkan sifat kekerasan vulkanisat karet. Berikut ini ada beberapa keterangan dari para peneliti tentang pengaruh bahan-bahan aditif terhadap struktur fisik dari vulkanisat karet, yaitu: a. Kekerasan vulkanisat karet terjadi karena adanya reaksi ikatan silang antara gugus aldehida terkondensasi yang ada didalam bahan karet. Minyak minarex sebagai bahan pelunak, mengandung ikatan rangkap akan bereaksi dengan rantai molekul karet, sehingga ikatan rangkap akan mengalami putus. Bahan pelunak mengandung komponen utama hidro karbon dalam cincin benzene yang dapat bereaksi dengan rantai polimer karet sehingga karet akan mengalami pelunakan. Dengan adanya bahan pelunak maka proses pencampuran bisa dilakukan dengan sempurna. Apabila suhu penggilingan sesuai dengan kebutuhannya, maka proses penyebaran bahan pengisi akan terjadi secara merata dalam vulkanisat karet (Karani dalam Marlina& Daud, 2009). b. Carbon black mempunyai struktur fisik yang berpori-pori, dapat dimasuki oleh molekul karet, yang mana apabila suhu penggilingannya sesuai maka akan terjadi percampuran molekul karet mengisi pori-pori carbon black. Terjadilah adsorbsi molekul karet pada carbon black yang menyebabkan naiknya viskositas vulkanisat karet. Hasilnya adalah vulkanisat karet menjadi kaku dan kuat, sehingga kekuatannya menjadi meningkat (Herminiwati dalam Marlina& Daud, 2009). Dari Gambar 2,foto SEM arang cangkang kelapa sawit dengan perbesaran 500 x (belum digiling/ditumbuk) dapat dilihat pori-porinya,dimana sebagai contoh dapat dilihat cursor height = 9,381 mikron = 0,0094 mm dan cursor width = 14,74 mikron = 0,0147 mm. Serbuk arang cangkang kelapa sawit yang digunakan adalah lolos ayakan 200 mesh (ukuran partikel 74 mikron = 0,074 mm).jadi,meskipun bubuk arang cangkang kelapa sawit mempunyai ukuran butiran 0,074 mm,namun pada butiran tersebut masih terdapat pori-pori ataupun rongga,yang mana karet dapat masuk kedalam pori-pori tersebut, menyebabkan kompon karet menjadi kaku dan kuat. c. Dari sudut pandang sebagai material carbon black, nilai kekerasan dari kompon karet dipengaruhi oleh jumlah phr bahan pengisi carbon black, kehalusan ukuran partikel carbon black dan struktur dari pada molekul carbon black (Frantadalam Marlina& Daud, 2009). 160 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

13 Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik ke-6 ISSN : d. Dari percobaan membandingkan foto SEM bubuk cangkang kelapa sawit 100 mesh dan bubuk arang cangkang kelapa sawit 100 mesh, terjadi perubahan pola topografi permukaan arang cangkang kelapa sawit akibat proses pirolisis, yaitu terbentuknya pori-pori. Pori-pori tersebut terbentuk karena zat-zat yang ada pada cangkang kelapa sawit pada menguap, sehingga terjadi rongga ataupun pori-pori pada struktur arang cangkang kelapa sawit tersebut (Haji et al., 2010) Dari Tabel 2, dapat dilihat bahwa pencampuran/penggilingan bahan-bahan aditif pada bahan karet sesuai dengan prosedur pembuatan contoh vulkanisat karet dan sesudah itu ditambahkan serbuk arang cangkang kelapa sawit, dan kemudian diberikan bahan pelunak agar pencampuran/ penggilingan menjadi homogen. Dan terakhir bahan pemvulkanisat, digiling sampai merata dan mencapai kematangan vulkanisat karet yang diinginkan. Pemberian serbuk arang cangkang kelapa sawit diakhir penggilingan untuk formulasi RSS/SBR/ACS(phr) adalah (100/-/40) menghasilkan kekuatan tarik, perpanjangan putus dan kekuatan sobek yang lebih kuat. KESIMPULAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa serbuk arang cangkang kelapa sawit sebagai carbon black dapat digunakan sebagai bahan pengisi (filler) kompon karet.hasil pengujian fisik dengan perlakuan pemberian bahan-bahan aditif sesudah serbuk arang cangkang kelapa sawit digiling/dicampur dan perlakuan pemberian bahan-bahan aditif sebelum serbuk arang cangkang kelapa sawit digiling/dicampur dapat dilihat pada matriks sepert berikut: Tabel 5. Hasil pengujian fisik No Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal Penggilingan/ Pencampuran Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diakhir Penggilingan/ Pencampuran Kekerasan (Shore-A) Kekuatan Tarik (kg/cm 2 ) Modulus 300%, psi 29 Perpanjangan Putus (%) 240 Kekuatan Sobek kg/cm Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir 161

14 ISSN : Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet, dan Plastik ke-6 Saran Agar diperoleh data/informasiyang lebih luas dan lengkap perlu dilakukan percobaan pembuatan vulkanisat karet dengan perlakuan ukuran butiran dan jumlah phr dari serbuk arang cangkang kelapa sawit sebagai carbon black. DAFTAR PUSTAKA Ekwneme, L., Ogbabe, O., & Tenebe, O. G. (2016). Utilization of Carbonized Palm Kernel Shell as Filler in Natural Rubber Composite. CMAIJ, 1(11), 1-8. Haji, A. G., Pari, G., Habibati, Amiroddin, & Maulina. (2010). Kajian Mutu Arang Hasil Pirolisis Cangkang Kelapa Sawit. Jurnal Purifikasi, 2(1), Halim, M., Darmadji, P., & Indrati, R. (2009). Fraksinasi dan Identifikasi Senyawa Volatil Asap Cair Cangkang Sawit. Agritech, 23(3), Marlina, P., & Daud, D. (2009). Jurnal Industri Hasil Perkebunan, 4(1), Naibaho, P. M. (1996). Teknologi Pengolahan Kelapa Sawit. Medan, Indonesia: PPKS Medan. Nuyah & Rahmaniar.(2013). Pembuatan Kompon Karet Dengan Bahan Pengisi Arang Cangkang Sawit. Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 24(2), Pardamean, M. (2008). Panduan Lengkap Pengelolaan Kabun dan Pabrik Kelapa Sawit. Jakarta: Indonesia: Pustaka Angromedia. Pireno, C. A., Wijaya, A., & Pambayun, R. (2013). Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi Terhadap Karakteristik Kompon Sol Karet Berbahan Pengisi Arang Cangkang Sawit. Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 24(1), Prasetya, H. A., & Marlina, P. (2013). Penggunaan Sekam Padi Sebagai Bahan Pengisi dan Antioksidan Pada Pembuatan Kompon Karet. Jurnal Dinamika Penelitian Industri, 24(2), Purwanto, D. (2011). Arang Dari Limbah Tempurung Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 29(1), Rahmawati. (2009). Pengaruh Komposisi Arang Cangkang Kelapa Sawit dan Hitam Arang (Carbon Black) Terhadap Kualitas Kompon Karet Sol Sepatu (Skripsi). FMIPA Universitas Sumatera Utara, Indonesia. Sari, D. P., Tamrin, & Novita, D. D. (2015). Pengaruh Suhu dan Waktu Penyangraian Terhadap Karakteristik Tulang. Artikel Ilmiah Teknik Pertanian Lampung, Yokoyama, S. (2008). The Asian Biomass Handbook: A Guide for Biomass Production and Utilization. Japan: The Japan Institute of Energy. 162 Pengaruh Perlakuan Pemberian Serbuk Arang Cangkang Kelapa Sawit Diawal dan Diakhir

UTILIZING CHARCOAL POWDER OF PALM OIL SHELL AS THE SUBTITUTE OF CARBON BLACK FOR RUBBER COMPOUND FILLER

UTILIZING CHARCOAL POWDER OF PALM OIL SHELL AS THE SUBTITUTE OF CARBON BLACK FOR RUBBER COMPOUND FILLER PEMANFAATAN SERBUK ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI SUBSTITUSI CARBON BLACK UNTUK BAHAN PENGISI KOMPON KARET UTILIZING CHARCOAL POWDER OF PALM OIL SHELL AS THE SUBTITUTE OF CARBON BLACK FOR RUBBER COMPOUND

Lebih terperinci

THE EFFECT OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLERS FOR RUBBER COMPOUND CHARACTERISTICS

THE EFFECT OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLERS FOR RUBBER COMPOUND CHARACTERISTICS THE EFFECT OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLERS FOR RUBBER COMPOUND CHARACTERISTICS Zainal Abidin Nasution Baristand Industri Medan e-mail : zainal_an7@yahoo.com ABSTRACT The research was conducted is order

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET

PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET Nuyah Penggunaan Arang Cangkang Kelapa Sawit PENGGUNAAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON SELANG KARET THE USE OF PALM SHELL CHARCOAL AS FILLER FOR COMPOUND OF RUBBER

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR

PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR Nuyah Pengaruh Penggunaan SBR dan NR PENGARUH PENGGUNAAN SBR DAN NR TERHADAP SIFAT FISIKA KOMPON KARET PACKING CAP RADIATOR THE EFFECT OF STYRENE BUTADIENE RUBBER AND NATURAL RUBBER UTILIZATION ON PHYSICAL

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MINYAK KERNEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK BAN DALAM SEPEDA

PEMANFAATAN MINYAK KERNEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK BAN DALAM SEPEDA Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 ISSN : 2477-3298 PEMANFAATAN MINYAK KERNEL KELAPA SAWIT SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET UNTUK BAN DALAM SEPEDA Bambang Sugiyono

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT

PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT Nuyah Eli Yulita Pengaruh Penggunaan NR dan PENGARUH PENGGUNAAN NR DAN EPDM TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET PEREDAM BENTURAN PADA PINTU KENDARAAN RODA EMPAT THE EFFECT OF NATURAL RUBBER (RSSI) AND

Lebih terperinci

PEMANFAATAN KARET LIMBAH INDUSTRI CRUMB RUBBER SEBAGAI SUBSTITUSI KARET SIR PADA PEMBUATAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR

PEMANFAATAN KARET LIMBAH INDUSTRI CRUMB RUBBER SEBAGAI SUBSTITUSI KARET SIR PADA PEMBUATAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 ISSN : 2477-3298 PEMANFAATAN KARET LIMBAH INDUSTRI CRUMB RUBBER SEBAGAI SUBSTITUSI KARET SIR PADA PEMBUATAN SUKU CADANG SEPEDA MOTOR Dewantara Daud,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU

PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU 1 Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, No. 1, Februari 2017 PENGEMBANGAN FORMULA COMPOUND RUBBER DALAM PEMBUATAN SOL SEPATU Suliknyo Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN WAKTU VULKANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON SOL KARET CETAK BERBAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT

PENGARUH SUHU DAN WAKTU VULKANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON SOL KARET CETAK BERBAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT Cahyo Adi Pireno Agus Wijaya Rindit Pambayun Pengaruh Suhu dan Waktu Vulkanisasi PENGARUH SUHU DAN WAKTU VULKANISASI TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON SOL KARET CETAK BERBAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. sandang sehari-hari, keperluan industri dan kegiatan lainnya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan karet dan industri karet dewasa ini sangat pesat dan dibutuhkan. Semua lapisan masyarakat pada masa sekarang ini sangat membutuhkan karet karena kesehariannya

Lebih terperinci

Pembuatan seal tabung gas karet alam dengan filler pasir kuarsa sebagai pengganti karbon hitam

Pembuatan seal tabung gas karet alam dengan filler pasir kuarsa sebagai pengganti karbon hitam Majalah Kulit, Karet, dan Plastik, 33(1), 35-42, 2017 Author(s), https://doi.org/10.20543/mkkp.v33i1.2123 Pembuatan seal tabung gas karet alam dengan filler pasir kuarsa sebagai pengganti karbon hitam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Lateks karet alam didapat dari pohon Hevea Brasiliensis yang berasal dari famili Euphorbia ceae ditemukan dikawasan tropikal Amazon, Amerika Selatan. Lateks karet

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang besar dalam kehidupan perekonomian Indonesia. Dimana Indonesia memiliki perkebunan karet terluas di dunia. Dengan kemajuan teknologi

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BRUSHING RUBBER DAN SILIKA DARI SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET

PEMANFAATAN BRUSHING RUBBER DAN SILIKA DARI SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 25 No.2 Tahun 2014 Hal. 133-140 PEMANFAATAN BRUSHING RUBBER DAN SILIKA DARI SABUT KELAPA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET UTILIZATION

Lebih terperinci

KAOLIN SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON KARET: PENGARUH UKURAN DAN JUMLAH TERHADAP SIFAT MEKANIK-FISIK

KAOLIN SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON KARET: PENGARUH UKURAN DAN JUMLAH TERHADAP SIFAT MEKANIK-FISIK Dewantara Daud PENGARUH UKURAN DAN JUMLAH KAOLIN TERHADAP KARAKTERISTIK KOMPON KARET KAOLIN SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON KARET: PENGARUH UKURAN DAN JUMLAH TERHADAP SIFAT MEKANIK-FISIK CAOLIN

Lebih terperinci

Febrina Delvitasari 1*, Maryanti 1, dan Winarto 1

Febrina Delvitasari 1*, Maryanti 1, dan Winarto 1 Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Teknologi Pertanian Politeknik Negeri Lampung 07 September 2017 ISBN 978-602-70530-6-9 halaman 127-133 Pengaruh Jumlah Bahan Pengisi Terhadap Kekerasan Kompon Footstep

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPON KARET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT THE MAKING OF RUBBER COMPOUND USING PALM SHELL CHARCOAL AS A FILLER

PEMBUATAN KOMPON KARET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT THE MAKING OF RUBBER COMPOUND USING PALM SHELL CHARCOAL AS A FILLER Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 24 No. 2 Tahun 2013 Hal. 114-121 PEMBUATAN KOMPON KARET DENGAN BAHAN PENGISI ARANG CANGKANG SAWIT THE MAKING OF RUBBER COMPOUND USING PALM SHELL CHARCOAL AS A FILLER

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA DAN ARANG CANGKANG SAWIT

KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA DAN ARANG CANGKANG SAWIT KAJIAN PEMBUATAN KOMPON KARET ALAM DARI BAHAN PENGISI ABU BRIKET BATUBARA Study of The Natural Rubber Compound Making From Coal Briquette Ash and Palm Shell Charcoal Fillers Afrizal Vachlepi 1 dan 1 1

Lebih terperinci

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE)

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR (LIQUID SMOKE) Padil, Sunarno. Tri Andriyasih Palm Industry and Energy Research Group (PIEReG) Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau Kampus Bina

Lebih terperinci

BAB I. Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif. sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan plastik yang mulai

BAB I. Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif. sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan plastik yang mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan plastik pada umumnya berdampak negatif terhadap lingkungan yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah plastik, Sebagaimana yang diketahui bahan

Lebih terperinci

PENGARUH KARET ALAM HIDROGENASI TERHADAP KETAHANAN OKDISASI DAN OZON BARANG JADI KARET

PENGARUH KARET ALAM HIDROGENASI TERHADAP KETAHANAN OKDISASI DAN OZON BARANG JADI KARET Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 23 No. 2 Tahun 2012 Hal. 116 123 PENGARUH KARET ALAM HIDROGENASI TERHADAP KETAHANAN OKDISASI DAN OZON BARANG JADI KARET THE EFFECT OF HIDROGENATED NATURAL RUBBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan susunan ( CH-C(CH3)=CH-

BAB I PENDAHULUAN. dengan susunan ( CH-C(CH3)=CH- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Limbah padat sisa pembakaran pada boiler berupa abu dengan jumlah yang terus meningkat sepanjang tahun menjadi persoalan lingkungan. Sebagian besar pabrik kelapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penggunaan polimer dan komposit dewasa ini semakin meningkat di segala bidang. Komposit berpenguat serat banyak diaplikasikan pada alat-alat yang membutuhkan material

Lebih terperinci

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal :

Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : Jurnal Penelitian Teknologi Industri Vol. 6 No. 2 Desember 2014 Hal : 95-102 ISSN NO:2085-580X PENGARUH JUMLAH TEPUNG KANJI PADA PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG PALA THE EFFECT OF TAPIOCA STARCH VARIATION

Lebih terperinci

PENGGUNAAN BAHAN PENGISI NANOKOMPOSIT SILIKA KARBIDA PADA PEMBUATAN KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA

PENGGUNAAN BAHAN PENGISI NANOKOMPOSIT SILIKA KARBIDA PADA PEMBUATAN KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA Popy Marlina Rahmaniar Penggunaan Bahan Pengisi Nanokomposit PENGGUNAAN BAHAN PENGISI NANOKOMPOSIT SILIKA KARBIDA PADA PEMBUATAN KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA THE UTILZATION SILICA CARBIDA

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG

RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG RANCANG BANGUN TUNGKU PIROLISA UNTUK MEMBUAT KARBON AKTIF DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT KAPASITAS 10 KG Idrus Abdullah Masyhur 1, Setiyono 2 1 Program Studi Teknik Mesin, Universitas Pancasila,

Lebih terperinci

PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI ABU SABUT KELAPA

PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI ABU SABUT KELAPA Nesi Susilawati Nuyah Pembuatan Kompon Genteng Karet Menggunakan Bahan Pengisi Abu Sabut Kelapa PEMBUATAN KOMPON GENTENG KARET MENGGUNAKAN BAHAN PENGISI ABU SABUT KELAPA MAKING OF TILE RUBBER COMPOUND

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN BAHAN PENGISI KARBON AMPAS TEBU

KARAKTERISTIK KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN BAHAN PENGISI KARBON AMPAS TEBU Karakteristik Kompon Ban... (Hari Adi Prasetya) KARAKTERISTIK KOMPON BAN DALAM KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA DENGAN BAHAN PENGISI KARBON AMPAS TEBU ABSTRAK CHARACTERISTICS OF RUBBER COMPOUND OF INNER TIRE

Lebih terperinci

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT

PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT PIROLISIS CANGKANG SAWIT MENJADI ASAP CAIR DENGAN KATALIS BENTONIT: VARIABEL WAKTU PIROLISIS DAN RASIO KATALIS/CANGKANG SAWIT Padil, Sunarno, Komalasari, Yoppy Widyandra Jurusan Teknik Kimia Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam (Hevea Brasiliensis) merupakan salah satu komoditi pertanian yang memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Indonesia. Karet alam pada dasarnya tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 PENDAHULUAN Pada bagian ini menjelaskan mengenai landasan teori yang akan dijadikan panduan dalam pembuatan compound rubber. 2.2 PROSES VULKANISASI Proses vulkanisasi kompon

Lebih terperinci

PEMBUATAN KARET EBONIT PADA BERBAGAI VARIASI KARET ALAM, KARET RIKLIM, DAN SULFUR UNTUK ISOLATOR PANAS

PEMBUATAN KARET EBONIT PADA BERBAGAI VARIASI KARET ALAM, KARET RIKLIM, DAN SULFUR UNTUK ISOLATOR PANAS JURNAL TEKNOLOGI AGRO-INDUSTRI Vol. 2 No.1 ; Juni 2015 PEMBUATAN KARET EBONIT PADA BERBAGAI VARIASI KARET ALAM, KARET RIKLIM, DAN SULFUR UNTUK ISOLATOR PANAS SUPRAPTININGSIH, HERMINIWATI, ARUM YUNIARI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis

BAB I PENDAHULUAN. Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet alam merupakan cairan getah dari tumbuhan Hevea brasiliensis merupakan polimer alam dengan monomer isoprena. Karet alam memiliki ikatan ganda dalam konfigurasi

Lebih terperinci

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN. Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN V.1 Kesimpulan Dari uraian pada hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Proses mastikasi dan penggilingan karet mempengaruhi dispersi carbon black,

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Produksi karet alam Indonesia sekitar ton di tahun 2011 dan

BAB I. PENDAHULUAN. Produksi karet alam Indonesia sekitar ton di tahun 2011 dan BAB I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Produksi karet alam Indonesia sekitar 3.088.000 ton di tahun 2011 dan diekspor ke luar negeri dengan berbagai tipe dan grade adalah sekitar 2.555.739 ton atau lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembuatan termoplastik elastomer berbasis NR berpotensi untuk meningkatkan sifat-sifat NR. Permasalahan utama blend PP dan NR adalah belum dapat dihasilkan blend

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak

I. PENDAHULUAN. Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) merupakan perusahaan industri yang bergerak dibidang pengolahan bahan baku Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dengan tujuan memproduksi

Lebih terperinci

MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L) SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET

MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L) SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET Rahmaniar Minyak Biji Ketapang (Terminalia catappa L) MINYAK BIJI KETAPANG (Terminalia catappa L) SEBAGAI BAHAN PELUNAK DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET KETAPANG (Terminalia catappa L) OIL SEED AS A PLASTICIZER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan. jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang mudah rusak saat

BAB I PENDAHULUAN. indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan. jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang mudah rusak saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini jalan cor/semen mulai banyak digunakan di indonesia untuk menggantikan jalan aspal sebagai teknologi bahan jalan sebelumnya, terutama dijalan-jalan yang

Lebih terperinci

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3

Agrium, April 2011 Volume 16 No 3 Agrium, April 211 Volume 16 No 3 OPTIMASI PADA PENAMBAHAN ZAT ADITIF TERHADAP NILAI KALOR BRIKET CANGKANG KELAPA SAWIT Bahrin 1, Desi Ardilla 1, Muhammad Taufik 2 1 Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengujian briket dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Interpenetrasi Jaringan Polimer (IPN) telah berkembang sejak tahun 90-an. Telah banyak penelitian yang dipatenkan dalam bidang ini (Tamrin, 1997). Polimer Jaringan

Lebih terperinci

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri

Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri EBT 02 Karakterisasi Biobriket Campuran Kulit Kemiri Dan Cangkang Kemiri Abdul Rahman 1, Eddy Kurniawan 2, Fauzan 1 1 Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Malilkussaleh Kampus Bukit Indah,

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI

PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN BIO-OIL DENGAN BAHAN BAKU CANGKANG KELAPA SAWIT MELALUI PIROLISASI (Making Bio-oil Using Shell Palm Oil Through Pyrolysis Process) Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian 16 BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan sebagai berikut : a. Tahap desain proses dan teknologi b. Tahap perancangan teknologi ( pirolisator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat

BAB I PENDAHULUAN. Pra Rancangan Pabrik Pembuatan Bio Oil Dengan Bahan Baku Tandan Kosong Kelapa Sawit Melalui Proses Pirolisis Cepat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Selama ini Indonesia menggunakan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai sumber daya energi primer secara dominan dalam perekonomian nasional.pada saat ini bahan bakar minyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan masih terus dilakukan. Kebanyakan para peneliti telah bereksperimen dengan penambahan suatu bahan lain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia saat ini. Minyak sangat dibutuhkan untuk bahan bakar kendaraan bermotor, kebutuhan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI Yunus Zarkati Kurdiawan / 2310100083 Makayasa Erlangga / 2310100140 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KOMPOSIT BATU APUNG DAN CLAY SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON LIS KACA MOBIL

KOMPOSIT BATU APUNG DAN CLAY SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN KOMPON LIS KACA MOBIL KOMPOSIT BATU APUNG DAN CLAY SEBAGAI BAHAN PENGISI PADA PEMBUATAN MOBIL THE COMPOSITE OF PUMICE AND CLAY AS THE FILLER IN THE CAR GLASS FRAME COMPOUND PRODUCTION Syamsul Bahri dan Balai Riset dan Standardisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat penting, karena tanah dasar akan mendukung seluruh beban lalulintas atau beban konstruksi diatasnya. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan

BAB I PENDAHULUAN. Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ban adalah bagian terpenting dari sebuah kendaraan, karena ban satu-satunya yang mempunyai kontak langsung dengan permukaan jalan. Seiring berkembangnya jenis-jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini, pembuatan produk lateks karet alam dengan penambahan pengisi organik maupun anorganik telah menyita banyak perhatian peneliti karena menunjukkan adanya

Lebih terperinci

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK KOMPON KARET DENGAN VARIASI KOMPOSISI SULFUR DAN CARBON BLACK SEBAGAI BAHAN DASAR BAN LUAR

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK KOMPON KARET DENGAN VARIASI KOMPOSISI SULFUR DAN CARBON BLACK SEBAGAI BAHAN DASAR BAN LUAR STUDI KARAKTERISTIK SIFAT MEKANIK KOMPON KARET DENGAN VARIASI KOMPOSISI SULFUR DAN CARBON BLACK SEBAGAI BAHAN DASAR BAN LUAR Muhammad Alfatih Hendrawan 1, Pramuko Ilmu Purboputro 2 1 2 Jurusan Teknik Mesin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,76 mm berasal dari alam atau hasil olahan sesuai dengan SNI 03-6820-2002. Riyadi (2013) pada penelitian

Lebih terperinci

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses dan Non Dylla Chandra Wilasita (2309105020) dan Ragil Purwaningsih (2309105028) Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Karet alam yang dikenal dalam perdagangan saat ini adalah lateks kebun yang diperoleh dengan cara menyadap pohon karet. Karet alam tersusun dari hidrokarbon dan mengandung

Lebih terperinci

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK

PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK PENGARUH PERBANDINGAN JUMLAH CARBON BLACK DAN KALSIUM KARBONAT SEBAGAI BAHAN PENGISI TERHADAP KEKERASAN (HARDNESS) PADA RUBBER COUPLING DENGAN BAHAN BAKU SIR 3L DI PT. INDUSTRI KARET NUSANTARA TUGAS AKHIR

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biomassa Guna memperoleh pengertian yang menyeluruh mengenai gasifikasi biomassa, maka diperlukan pengertian yang tepat mengenai definisi biomassa. Biomassa didefinisikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komposit merupakan salah satu jenis bahan yang dibuat dengan penggabungan dua atau lebih macam bahan yang mempunyai sifat yang berbeda menjadi satu material dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 AREN (Arenga pinnata) Pohon aren (Arenga pinnata) merupakan pohon yang belum banyak dikenal. Banyak bagian yang bisa dimanfaatkan dari pohon ini, misalnya akar untuk obat tradisional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa. dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa. dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karet merupakan bahan atau material yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sebagai bahan yang sangat mudah didapat, praktis, ringan dan tentu saja modern.

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Asap cair merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran secara langsung maupun tidak langsung dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa,

Lebih terperinci

PENGARUH UKURAN PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK VULKANISASI KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA

PENGARUH UKURAN PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK VULKANISASI KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA Hari Adi Prasetya Pengaruh Ukuran Partikel Arang PENGARUH UKURAN PARTIKEL ARANG AMPAS TEBU TERHADAP KARAKTERISTIK VULKANISASI KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA THE EFFECT PARTICLE SIZE OF BAGASSE

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Biomassa meliputi semua bahan yang bersifat organik ( semua makhluk yang hidup atau mengalami pertumbuhan dan juga residunya ) (Elbassan dan Megard, 2004). Biomassa

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS BAHAN PENGISI KARBON PADA LATEKS TERHADAP SIFAT FISIK SWELLING INDEKS

EFEKTIFITAS BAHAN PENGISI KARBON PADA LATEKS TERHADAP SIFAT FISIK SWELLING INDEKS EFEKTIFITAS BAHAN PENGISI KARBON PADA LATEKS TERHADAP SIFAT FISIK SWELLING INDEKS 1 Yuniati, 2 Irwin Syahri Cebro Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl.Banda Aceh-Meda km 280 buketrata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Serat buah kelapa sawit (mesocarp), seperti ditunjukkan pada Gambar 1.1 yang diperoleh dari proses ekstraksi minyak sawit pada mesin screw press seluruhnya digunakan

Lebih terperinci

MASA SIMPAN KOMPON KARET LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR BERPENGISI SILIKA BATU APUNG DAN TANAH LIAT

MASA SIMPAN KOMPON KARET LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR BERPENGISI SILIKA BATU APUNG DAN TANAH LIAT Aprillena Tornadez Bondan Rahmaniar Masa Simpan Kompon Karet Lis Kaca Kendaraan Bermotor Berpengisi Silika Batu Apung dan Tanah Liat MASA SIMPAN KOMPON KARET LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR BERPENGISI SILIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surfaktan merupakan suatu molekul yang sekaligus memiliki gugus hidrofilik dan gugus lipofilik sehingga dapat mempersatukan campuran yang terdiri dari air dan minyak.

Lebih terperinci

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi

Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni. Faridah, Anwar Fuadi Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit Untuk Pembuatan Kertas Seni Faridah, Anwar Fuadi ABSTRAK Kertas seni banyak dibutuhkan oleh masyarakat, kertas seni yang dihasilkan dapat digunakan sebagai kertas

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN

PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN PENGARUH KOMPOSISI KOMPON BAN PADA KOEFISIEN GRIP DENGAN LINTASAN SEMEN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : RIKI HENDARTO NIM : D 200 080 063 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan bakar adalah suatu materi yang dapat dikonversi menjadi energi untuk melakukan berbagai macam kegiatan seperti kegiatan transportasi, industri pabrik, industri

Lebih terperinci

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT KERANG SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET DOT ANAK SAPI

PEMANFAATAN TEPUNG KULIT KERANG SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET DOT ANAK SAPI Jurnal Dinamika Penelitian Industri Vol. 26 No. 2 Tahun 2015 Hal. 139-145 PEMANFAATAN TEPUNG KULIT KERANG SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KOMPON KARET DOT ANAK SAPI THE UTILIZATION OF CLAMSHELL AS

Lebih terperinci

PEMANFAATAN PASIR KUARSA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KARPET KARET

PEMANFAATAN PASIR KUARSA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KARPET KARET PEMANFAATAN PASIR KUARSA SEBAGAI BAHAN PENGISI DALAM PEMBUATAN KARPET KARET UTILIZATION OF SAND QUARTZ AS FILLER IN MAKING RUBBER CARPET Nuyah dan Rahmaniar Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Lebih terperinci

ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI SEBAGAI BAHAN PENGISI UNTUK PEMBUATAN KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR

ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI SEBAGAI BAHAN PENGISI UNTUK PEMBUATAN KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR Jurnal Riset Industri Vol. VI No., 1, Hal. 165-17 ARANG AKTIF SERBUK GERGAJI SEBAGAI BAHAN PENGISI UNTUK PEMBUATAN KOMPON BAN LUAR KENDARAAN BERMOTOR (THE UTILIZATION OF SAWDUST ACTIVATED CARBON AS A FILLER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Polimer adalah makromolekul (molekul raksasa) yang tersusun dari satuan-satuan kimia sederhana yang disebut monomer, Misalnya etilena, propilena, isobutilena dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Produk keramik adalah suatu produk industri yang sangat penting dan berkembang pesat pada masa sekarang ini. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK VULKANISAT LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR SETELAH PENGUSANGAN

KARAKTERISTIK VULKANISAT LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR SETELAH PENGUSANGAN Prosiding Seminar Nasional Kulit, Karet dan Plastik Ke-5 ISSN : 2477-3298 KARAKTERISTIK VULKANISAT LIS KACA KENDARAAN BERMOTOR SETELAH PENGUSANGAN Popy Marlina Balai Riset dan Standardisasi Industri Palembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Bab ini menguraikan secara rinci langkah-langkah penelitian yang dilakukan dalam proses penelitian agar terlaksana secara sistematis. Metode yang dipakai adalah

Lebih terperinci

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN

PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar yang berasal dari fosil dari tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan ketersediaannya semakin berkurang

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET

KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET KARAKTERISTIK CAMPURAN BATUBARA DAN VARIASI ARANG SERBUK GERGAJI DENGAN PENAMBAHAN ARANG TEMPURUNG KELAPA DALAM PEMBUATAN BRIKET Siti Hosniah*, Saibun Sitorus dan Alimuddin Jurusan Kimia FMIPA Universitas

Lebih terperinci

MINYAK BIJI KARET EPOKSI SEBAGAI BAHAN PELUNAK UNTUK PEMBUATAN SEAL RADIATOR EPOXIDED RUBBER SEEDS OIL AS A SOFTENER AGENT FOR RADIATOR SEAL

MINYAK BIJI KARET EPOKSI SEBAGAI BAHAN PELUNAK UNTUK PEMBUATAN SEAL RADIATOR EPOXIDED RUBBER SEEDS OIL AS A SOFTENER AGENT FOR RADIATOR SEAL Jurnal Riset Industri Vol. V, No. 1, 2011, Hal. 71-78 MINYAK BIJI KARET EPOKSI SEBAGAI BAHAN PELUNAK UNTUK PEMBUATAN SEAL RADIATOR EPOXIDED RUBBER SEEDS OIL AS A SOFTENER AGENT FOR RADIATOR SEAL Rahmaniar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tandan Kosong Sawit Jumlah produksi kelapa sawit di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2010 mencapai 21.958.120 ton dan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar

PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam

Lebih terperinci

PEMBUATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES TOREFAKSI. Preparation of Palm Kernel Shell Charcoal Using Torrefaction Method

PEMBUATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES TOREFAKSI. Preparation of Palm Kernel Shell Charcoal Using Torrefaction Method PEMBUATAN ARANG CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN PROSES TOREFAKSI Preparation of Palm Kernel Shell Charcoal Using Torrefaction Method Zainal Abidin Nasution dan Harry P. Limbong Balai Riset dan Standardisasi

Lebih terperinci

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG

STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN:2089-3582 STUDI BANDING PENGGUNAAN PELARUT AIR DAN ASAP CAIR TERHADAP MUTU BRIKET ARANG TONGKOL JAGUNG 1 Enny Sholichah dan 2 Nok Afifah 1,2 Balai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil. komoditas perkebunan karet ke beberapa negara.

BAB I PENDAHULUAN. karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil. komoditas perkebunan karet ke beberapa negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara produsen utama karet alam terbesar di dunia yang dapat mengekspor hasil komoditas perkebunan karet ke beberapa negara. Karet merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung kelangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit di Indonesia cukup besar. Pada tahun 2011 luas areal kelapa sawit Indonesia mencapai 8,91 juta ha, dengan rincian luas areal Perkebunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Judul Penelitian 1.1. Judul Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Eksperimen Dan Pemodelan Kesetimbangan Termodinamika Pada Ekstraksi Fenol Dari Bio-Oil Hasil Pirolisis Tempurung Kelapa. 1.2. Latar Belakang Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU

BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU BAHAN BAKAR PADAT DARI PELEPAH SAWIT MENGGUNAKAN PROSES KARBONISASI DENGAN VARIASI UKURAN BAHAN BAKU DAN SUHU Qurotullaili 1, Komalasari 1, Zuchra Helwani 1,* 1 Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan dipakai oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang berfungsi untuk bahan bangunan konstruksi.

Lebih terperinci

PENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar

PENERAPAN IPTEKS PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS. Oleh Rudi Munzirwan Siregar PERBANDINGAN ASAM ASETAT DENGAN ASAM FORMIAT SEBAGAI BAHAN PENGGUMPAL LATEKS Oleh Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang perbandingan asam asetat dengan asam formiat sebagai bahan penggumpal

Lebih terperinci

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi

Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi PEMBUATAN KARBON AKTIF DARI CANGKANG KELAPA SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN H 2 O SEBAGAI AKTIVATOR UNTUK MENGANALISIS PROKSIMAT, BILANGAN IODINE DAN RENDEMEN Hafnida Hasni Harahap, Usman Malik, Rahmi Dewi Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biomassa Biomassa diartikan sebagai material tanaman, tumbuh-tumbuhan, atau sisa hasil pertanian yang digunakan sebagai bahan bakar atau sumber bahan bakar. Secara umum sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lateks pekat sebagai bahan utama pada penelitian ini tetap berada dalam bentuk emulsi sebelum diolah menjadi bahan baku pada industri. Biasanya lateks pekat banyak

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENGANTAR Indonesia termasuk negara produsen CPO (Crude Palm Oil) terbesar di dunia. Hal ini dikarenakan iklim di Indonesia yang sangat cocok dan disertai tersedianya lahan yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Karakterisasi Briket Arang Pengujian karakteristik briket meliputi kadar air, kadar abu, dekomposisi senyawa volatil, kadar karbon terikat, kerapatan dan nilai kalor.

Lebih terperinci

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Aditya Kurniawan ( ) Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ANALISA KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT DENGAN VARIASI PEREKAT DAN TEMPERATUR DINDING TUNGKU 300 0 C, 0 C, DAN 500 0 C MENGGUNAKAN METODE HEAT FLUX CONSTANT (HFC) Aditya Kurniawan

Lebih terperinci