TUGAS FARMAKOLOGI OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TUGAS FARMAKOLOGI OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT"

Transkripsi

1 TUGAS FARMAKOLOGI OBAT-OBAT SISTEM SARAF PUSAT Penyusun : Nama : Sintia Jumitera NIM : Kelas : II B FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2013

2 PENDAHULUAN Sistem saraf adalah jaringan komplek dari saraf dan sel yang membawa impuls ke otak dan sumsum tulang belakang kemudian diantarkan ke organ bagian tubuh lainnya sebagai penerima. Dikenal pula sebagai pusat koordinasi semua kerja sistem organ, Sistem Saraf memiliki fungsi. Yaitu : 1. Menerima rangsangan dari lingkungan atau rangsangan yang terjadi dalam tubuh; 2. Mengubah rangsangan ini dalam perangsangan saraf, menghantar dan memprosesnya; 3. Mengkoordinasi dan mengatur fungsi tubuh melalui impuls-impuls yang dibebaskan dari pusat ke perifer. Sistem saraf secara titik pandang anatomi-topografi dan fungsional mengkoordir sistemsistem lainnya di dalam tubuh dibagi dalam dua kelompok yaitu: a. Susunan Saraf pusat (SSP), yang terdiri dari otak dan susunan sumsum tulang belakang b. Sistem Saraf Perifer, yang terbagi dalam dua bagian, yakni : 1) Saraf-saraf motoris atau saraf Eferen yang menghantarkan impuls (isyarat) listrik dari SSP ke jaringan perifer melalui neuron eferen (motoris); menuju kelenjar disebut serabut sekretorik. 2) Saraf-saraf sensoris atau saraf Aferen yang menghantarkan impuls dan periferi ke SSP melalui neuron aferen (sensori); berasal dari organ panca indera disebut serabut sensorik. Saraf eferen terbagi menjadi 2 sub sistem utama: c. Sistem Saraf Otonom, yang menegendalikan organ-organ dalam secara tidak sadar. Menurut fungsinya SSO dibagi menjadi dua cabang, yakni Sistem (Ortho)Simpatis dan Sistem Parasimpatis (SO dan SP). d. Sistem Saraf Motoris atau Somatik, yang mengendalikan fungsi-fungsi tubuh secara sadar.

3 Impuls eksogen diterima oleh sel-sel penerima (Reseptor) untuk kemudian diteruskan ke otak atau sumsum tulang belakang. Rangsangan dapat berupa perangsang (stimuli) nyeri, suhu, perasaan, penglihatan, pendengaran, dll. Unsur penyusun sistem saraf adalah neuron, terdiri atas : badan sel, inti sel, cabangcabang. Cabang yang lebih panjang disebut neurit atau serabut saraf selalu ada dan cabang pendek disebut dendrit. Badan sel suatu neuron berdiameter µm dengan inti ditengah dan badan Golgi berkembang disekitar inti. Badan Nissl terdiri atas lamella rangkap dari retikulum endoplasma. Sel-sel kaya akan mitokondria, akibat hilangnnya sentriol,sel-sel saraf tidak bias berkembang biak, sehingga tidak bisa beregenerasi. (Mutschler, Ernest:107, 1991). Serabut Saraf terdiri atas akson (silinder aksis) yang dikelilingi oleh membrane sel dan pembungkus glia. Pada Sistem Saraf Pusat dibentuk oleh cabang-cabang dari sel penunjang (sel Oligodendroglia), pada serabut serabut saraf perifer dikelilingi oleh sel Schwann. Serabut saraf terdiri dari dua yaitu serabut saraf tak bersumsum dan serabut bersumsum atau bermielin. Pada serabut-serabut tipis tak bersumsum, akson hanya diselimuti sel-sel Schwann. Pada sel saraf tebal yang mengandung sumsum, pembungkus terdiri atas banyak lamela mengandung lipid dan protein yang mengelilingi akson dalam bentuk spiral. Pada serabut saraf perifer yang mengandung medulla, terlihat lapisan bermedula menunjukkan pemutusan-pemutusan dalam jarak yang teratur yaitu nodus Ranvier penting untuk laju hantaran Beberapa serabut saraf disatukan oleh perineurium menjadi berkas tipis dan saling digabungkan oleh epineurium menjadi saraf (nervus). Lapisan-lapisan pembungkusnya menjadi penghalang difusi untuk sebagian besar ion dan juga bahan berkhasiat lain. Rangsangan dihantarkan ke sel-sel lain melalui neurit, pada dendrit berakhir sebagian serabut saraf neuron lain, terjadi pengalihan rangsangan. Potensial istirahat, antara bagian dalam suatu serabut saraf dan ruang ekstrasel terdapat perbedaan potensial, potensial (istirahat) membran, dari -60 sampai -100 mv. Potensial membran dapat dibuktikan dengan adanya elektroda dari sifat kenegatifan dari bagian dalam sel terhadap sekitarnya membentuk perbedaan distribusi ion-ion dalam kedua ruangan. Konsentrasi ion kalium dalam sel menjadi ± 30 kali konsentrasi diluar sel karena adanya kerja pompa ion yang membutuhkan energi secara tetap. Sebaliknya, konsentrasi ion Natrium di luar sel menjadi ± 10 kali lebih tinggi daripada di dalam serabut saraf.

4 Dalam keadaan istirahat, membran praktis relatif cenderung terhadap ion kalium dibandingkan ion natrium. Berdasarkan perbedaan konsentrasi, ion-ion kalium mencoba berdifusi keluar, akan tetapi anionnya (terutama protein), tidak dapat mengikuti karena membran tidak telap terhadapnya. Melalui aliran (terbatas) ion kalium yang bermuatan positif, dibentuk potensial membran disebut juga sebagai potensial difusi kalium yang kemudian ditunjang oleh potensial difusi klorida (konsentrasinya lebih rendah di dalam dibandingkan diluar sel). Potensial Aksi dipengaruhi oleh rangsangan kimia atau fisika mengubah potensial membran. Potensial membran yang menurun dalam jumlah tertentu akibat rangsangan (depolarisasi) yang melewati ambang tertentu (potensial Ambang), maka potensial membrane menurun dalam waktu singkat (< 0,1 milidetik). Bahkan untuk sementara bagian dalam saraf lebih positif dibandingkan diluar membran. Potensial membran sebelumnya dibentuk kembali (Repolarisasi). Proses depolarisasi dan repolarisasi yang berlangsung dengan diikuti perubahan potensial membran dalam waktu yang singkat disebut potensial aksi Membran menjadi 500 kali lebih telap terhadap ion natrium, mengalir secara pasif mengikuti landaian konsentrasi memasuki silinder sumbu, akan membalik polarisasi (overshoot). Dengan penurunan ketelapan terhadap natrium secara tepat dan kenaikan ketelapan kalium yang lambat, maka dicapai potensial istirahat. Sinaps adalah tempat peralihan rangsangan dari suatu akson pada suatu sel saraf, sel otot atau sel kelenjar. Sinap memiliki : 1) Fungsi katup, kerjanya yang mengarahkan perangsangan selalu hanya ke satu arah (dari ujung akson ke neorun berikutnya) 2) Fungsi belajar dan fungsi berpikir/mengingat, penggunaan mengarah ke 3) Fungsi menyalurkan dan menghambat, stimulasi dan menekan berlangsung berkaitan. stimulasi. Sinaps diklasifikasikanberdasarkan letaknya, sebagai berikut : 1) Sinaps akson-somatik, menghubungkan ujung suatu saraf dengan badan sel. 2) Sinaps akson-dendritik, ujung saraf saraf dekat dengan badan sel dari dendrit. 3) Sinaps akson-aksonik, perkaitan pada ujung neurit.

5 Klasifikasi Neuron 1. Fungsi. Neuron diklasifikasi secara fungsional berdasarkan arah transmisi impulsnya. a) Neuron sensorik (aferen) menghantarkan impuls listrik dari reseptor pada kulit, organ indera atau suatu organ internal ke SSP. b) Neuron motorik menyampaikan impuls dari SSP ke efektor. c) Interneuron (neuron yang berhubungan) ditemukan seluruhnya dalam SSP. Neuron ini menghubungkan neuron sensorik dan motorik atau menyampaikan informasi ke interneuron lain. 2. Struktur. Neuron diklasifikasi secara structural berdasarkan jumlah prosesusnya. a) Neuron unipolar memiliki satu akson dan dua denderit atau lebih. Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis, masuk dlam golongan ini. Neuron unipolar kelihatannya memiliki sebuah prosesus tunggal, tetapi neuron ini sebenarnya bipolar. b) Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrite. Neuron ini ditemukan pada organ indera, seperti amta, telinga dan hidung. 3. Sel Neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. a) Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang, sebagian besar melekat pada dinding kapilar darah melalui pedikel atau kaki vascular. b) Oligodendrosit menyerupai astrosit, tetapi badan selnya kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek. c) Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah, dan dipercaya memilik peran fagositik. d) Sel ependimal membentuk membran spitelial yang melapisi rongga serebral dan ronggal medulla spinalis.

6 4. Kelompok Neuron a) Nukleus adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di dalam SSP. b) Ganglion adalah kumpulan badan sel neuron yang terletak di bagian luar SSP dalam saraf perifer. c) Saraf adalah kumpulan prosesus sel saraf (serabut) yang terletak di luar SSP. d) Saraf gabungan. Sebagian besar saraf perifer adalah saraf gabungan ; saraf ini mengandung serabut arefen dan eferen yang termielinisasi dan yang tidak termielinisasi. e) Traktus adalah kumpulan serabut saraf dalam otak atau medulla spinalis yang memiliki origo dan tujuan yang sama. f) Komisura adalah pita serabut saraf yang menghubungkan sisi-sisi yang berlawanan pada otak atau medulla spinalis. SISTEM SARAF PUSAT DAN SISTEM SARAF PERIFER I. OTAK a. Perkembangan Otak Otak manusia mencapai 2% dari keseluruhan berat tubuh, mengkonsumsi 25% oksigen dan menerima 1,5% curah jantung. Bagian cranial pada tabung saraf membentuk tiga pembesaran (vesikel) yang berdiferensiasi untuk membentuk: 1) Otak depan (proensefalon) terbagi menjadi dua subdivisi : a) Telensefalon merupakan awal hemisfer serebral atau serebrum dan basal ganglia serta korpus striatum (substansi abu-abu) pada serebrum. b) Diensefalon menjadi thalamus, hipotalamus dan epitalamus. 2) Otak tengah (mesensefalon) terus tumbuh dan pada orang dewasa disebut otak tengah. 3) Otak belakang (rombensefalon), terbagi menjadi dua subdivisi : a) Metensefalon berubah menjadi batang otak (pons) dan serebelum. b) Mielensefalon menjadi medulla oblongata. Rongga pada tabung saraf tidak berubah dan berkembang menjadi ventrikel otak dan kanal sentral medulla spinalis. b. Lapisan Pelindung Otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari pia meter, lapisan araknoid dan durameter.

7 1) Pia meter Lapisan terdalam yang halus dan tipis, serta melekat erat pada otak. 2) Lapisan araknoid Terletak di bagian eksternal pia meter dan mengandung sedikit pembuluh darah. Runga araknoid memisahkan lapisan araknoid dari piameter dan mengandung cairan cerebrospinalis, pembuluh darah serta jaringan penghubung serta selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap piameter di bawahnya. 3) Durameter Lapisan terluar adalah lapisan yang tebal dan terdiri dari dua lapisan. Lapisan ini biasanya terus bersambungan tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik. Lapisan periosteal luar pada durameter melekat di permukaan dalam kranium dan berperan sebagai periosteum dalam pada tulang tengkorak. Lapisan meningeal dalam pada durameter tertanam sampai ke dalam fisura otak dan terlipat kembali di arahnya untuk membentuk falks serebrum, falks serebelum, tentorium serebelum dan sela diafragma. Ruang subdural memisahkan durameter dari araknoid pada regia cranial dan medulla spinalis. Ruang epidural adalah ruang potensial antara perioteal luar dan lapisan meningeal dalam pada durameter di regia medulla spinalis. c. Cairan Cerebrospinalis Cairan serebrospinalis mengelilingi ruang sub araknoid di sekitar otak dan medulla spinalis. Cairan ini juga mengisi ventrikel dalam otak. Cairan cerebrospinalis menyerupai plasma darah dan cairan interstisial, tetapi tidak mengandung protein. Cairan serebrospinalis dihasilkan oleh plesus koroid dan sekresi oleh sel-sel ependimal yang mengitari pembuluh darah serebral dan melapisi kanal sentral medulla spinalis. Fungsi cairan cerebrospinalis adalah sebagai bantalan untuk pemeriksaan lunak otak dan medulla spinalis, juga berperan sebagai media pertukaran nutrient dan zat buangan antara darah dan otak serta medulla spinalis.

8 d. Serebrum Serebrum tersusun dari dua hemisfer serebral, yang membentuk bagian terbesar otak. Koterks serebral terdiri dari 6 lapisan sel dan serabut saraf. Ventrikel I dan II (ventrikel lateral) terletak dalam hemisfer serebral. Korpus kolosum yang terdiri dari serabut termielinisasi menyatukan kedua hemisfer. Fisura dan sulkus. Setiap hemisfer dibagi oleh fisura dan sulkus menjadi 4 lobus (frontal, paritetal, oksipital dan temporal) yang dinamakan sesuai tempat tulangnya berada. 1) Fisura longitudinal membagi serebrum menjadi hemisfer kiri dan kanan 2) Fisura transversal memisahkan hemisfer serebral dari serebelum 3) Sulkus pusat / fisura Rolando memisahkan lobus frontal dari lobus parietal. 4) Sulkus lateral / fisura Sylvius memisahkan lobus frontal dan temporal. 5) Sulkus parieto-oksipital memisahkan lobus parietal dan oksipital. 6) Girus. Permukaan hemisfer serebral memiliki semacam konvolusi yang disebut girus. e. Area Fungsional Korteks Serebri 1) Area motorik primer pada korteks Area primer terdapat dalam girus presentral. Disini neuron mengendalikan kontraksi volunteer otot rangka. Area pramotorik korteks terletak tepat di sisi anterior girus presentral. Neuron mengendalikan aktivitas motorik yang terlatih dan berulang seperti mengetik. Area broca terletak di sisi anterior area premotorik pada tepi bawahnya. 2) Area sensorik korteks Terdiri dari area sensorik primer, area visual primer, area auditori primer. Area olfaktori primer dan area pengecap primer (gustatory). 3) Area asosiasitraktus serebral Terdiri area asosiasi frontal, area asosiasi somatic, area asosiasi visual, area wicara Wernicke. 4) Ganglia basal Adalah kepulauan substansi abu-abu yang terletak jauh di dalam substansi putih serebrum.

9 f. Diensefalon Terletak di antara serebrum dan otak tengah serta tersembunyi di balik hemisfer serebral,kecuali pada sisi basal. TALAMUS Terdiri dari dua massa oval (lebar 1 ¼ cm dan panjang 3 ¾ cm) substansi abu-abu yang sebagian tertutup substansi putih. Masing-masing massa menonjol keluar untuk membentuk sisi dinding ventrikel ketiga. HIPOTALAMUS Terletak di didi inferior thalamus dan membentuk dasar serta bagian bawah sisi dinding ventrikel ketiga. Hipotalamus berperan penting dalam pengendalian aktivitas SSO yang melakukan fungsi vegetatif penting untuk kehidupan, seperti pengaturan frekwensi jantung, tekanan darah, suhu tubuh, keseimbangan air, selera makan, saluran pencernaan dan aktivitas seksual. Hipotalamus juga berperan sebagai pusat otak untuk emosi seperti kesenangan, nyeri, kegembiraan dan kemarahan. Hipotalamus memproduksi hormon yang mengatur pelepasan atau inhibisi hormon kelenjar hipofise sehingga mempengaruhi keseluruhan sistem endokrin. EPITALAMUS Membentuk langit-langit tipis ventrikel ketiga. Suatu massa berukuran kecil, badan pineal yang mungkin memiliki fungsi endokrin, menjulur dari ujung posterior epitalamus. g. Sistem Limbik Terdiri dari sekelompok struktur dalam serebrum dan diensefalon yang terlibat dalam aktivitas emosional dan terutama aktivitas perilaku tak sadar. Girus singulum, girus hipokampus dan lobus pitiformis merupakan bagian sistem limbic dalam korteks serebral. h. Otak Tengah Merupakan bagian otak pendek dan terkontriksi yang menghubungkan pons dan serebelum dengan serebrum dan berfungsi sebagai jalur penghantar dan pusat refleks. Otak tengah, pons dan medulla oblongata disebut sebagai batang otak. i. Pons Hampir semuanya terdiri dari substansi putih. Pons menghubungkan medulla yang panjang dengan berbagai bagian otak melalui pedunkulus serebral. Pusat respirasi terletak dalam pons dan mengatur frekwensi dan kedalaman pernapasan.

10 Nuclei saraf cranial V, VI dan VII terletak dalam pons, yang juga menerima informasi dari saraf cranial VIII. j. Serebelum Terletak di sisi inferior pons dan merupakan bagian terbesar kedua otak. Terdiri dari bagian sentral terkontriksi, vermis dan dua massa lateral, hemisfer serebelar. Serebelum bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengendalikan ketepatan gerakan otot dengan baik. Bagian ini memastikan bahwa gerakan yang dicetuskan di suatu tempat di SSP berlangsung dengan halus bukannya mendadak dan tidak terkordinasi. Serebelum juga berfungsi untuk mempertahankan postur. k. Medulla Oblongata Panjangnya sekitar 2,5 cm dan menjulur dari pons sampai medulla spinalis dan terus memanjang. Bagian ini berakhir pada area foramen magnum tengkoral. Pusat medulla adalah nuclei yang berperan dalam pengendalian fungsi seperti frekwensi jantung, tekanan darah, pernapasan, batuk, menelan dan muntah. Nuclei yang merupakan asal saraf cranial IX, X, XI dan XII terletak di dalam medulla. l. Formasi Retikular Formasi retukular atau sistem aktivasi reticular adalah jarring-jaring serabut saraf dan badan sel yang tersebar di keseluruhan bagian medulla oblongata,pons dan otak tengah. Sistem ini penting untuk memicu dan mempertahankan kewaspadaan serta kesadaran. II. Medulla Spinalis Sistem sarat tepi adalah sistem saraf yang berada pada paling ujung sistem saraf. Sistem saraf tepi langsung berhubungan reseptor saraf. Sistem saraf tepi biasa juga disebut dengan sistem saraf perifer. Kerja sistem saraf tepi ada dua macam, ada yang bekerja dalam sistem sadar, dan ada pula diluar kesadaran (otonom). Sistem saraf tepi berada diluar sistem saraf pusat, dan tidak dilindungi oleh rangka khusus, sehingga mudah mengalami kerusakan, seperti terpapar racun, luka akibat benturan dan lani-lain. Tetapi kerusakan sistem saraf tepi biasanya mudah mengalami

11 regenerasi dan tidak terlalu berefek negatif dalam skala besar, mengingat jumlah sel dalam sistem saraf tepi sangat banyak. a. Fungsi Medulla Spinalis Medulla spinalis mengendalikan berbagai aktivitas refleks dalam tubuh. Bagian ini mentransmisi impuls ke dan dari otak melalui traktus asenden dan desenden. Refleks merupakan jawaban motorik atas rangsangan sensoris yang diberikan pada kulit. Penampakan refleks berupa peningkatan atau penurunan kegiatan, Sebagai contoh berupa kontraksi atau relaksasi otot-otot. Penurunan atau peningkatan sekresi kelenjar atau dilatasi pembuluh darah. b. Struktur Umum Medulla spinalis berbentuk silinder berongga dan agak pipih. Walaupun diameter medulla spinalis bervariasi, diameter struktur ini biasanya sekitar ukuran jari kelingking. Panjang rata-rata 42 cm. Dua pembesaran, pembesaran lumbal dan serviks menandai sisi keluar saraf spinal besar yang mensuplai lengan dan tungkai. Tiga puluh satu pasang (31) saraf spinal keluar dari area urutan korda melalui foramina intervertebral. c. Struktur Internal Terdiri dari sebuah inti substansi abu-abu yang diselubungi substansi putih. Kanal sentral berukuran kecil dikelilingi oleh substansi abu-abu bentuknya seperti huruf H. Batang atas dan bawah huruf H disebut tanduk atau kolumna dan mengandung badan sel, dendrite asosiasi dan neuron eferen serta akson tidak termielinisasi. Tanduk dorsal adalah batang vertical atas substansi abu-abu. Tanduk ventral adalah batang vertical bawah. Tanduk lateral adalah protrusi di antara tanduk posterior dan anterior pada area toraks dan lumbal sistem saraf perifer. Komisura abu-abu menghubungkan substansi abu-abu di sisi kiri dan kanan medulla spinalis. Setiap saraf spinal memiliki satu radiks dorsal dan satu radiks ventral. d. Traktus Spinal Substansi putih korda yang terdiri dari akson termielinisasi, dibagi menjadi funikulus

12 anterior,posterior dan lateral. Dalam funikulus terdapat fasiukulu atau traktus. Traktus diberi nama sesuai dengan lokasi, asal dan tujuannya. III. Sistem Saraf Perifer Sistem ini terdiri dari jaringan saraf yang berada di bagian luar otak dan medulla spinalis. Sistem ini juga mencakup saraf cranial yang berasal dari otak ; saraf spinal, yang berasal dari medulla spinalis dan ganglia serta reseptor sensorik yang berhubungan. a. Saraf Kranial 12 pasang saraf cranial muncul dari berbagai bagian batang otak. Beberapa saraf cranialhanya tersusun dari serabut sensorik, tetapi sebagaian besar tersusun dari serabut sensorik dan serabut motorik. 1. SARAF OLFAKTORIUS ( CN I ) Merupakan saraf sensorik. Saraf ini berasal dari epithelium olfaktori mukosa nasal.berkas serabut sensorik mengarah ke bulbus olfaktori dan menjalar melalui traktus olfaktori sampai ke ujung lobus temporal (girus olfaktori), tempat persepsi indera penciuman berada. 2. SARAF OPTIK ( CN II ) Merupakan saraf sensorik. Impuls dari batang dan kerucut retina di bawa ke badan sel akson yang membentuk saraf optic. Setiap saraf optic keluar dari bola mata pada bintik buta dan masuk ke rongga cranial melaui foramen optic. Seluruh serabut memanjang saat traktus optic, bersinapsis pada sisi lateral nuclei genikulasi thalamus dan menonjol ke atas sampai ke area visual lobus oksipital untuk persepsi indera penglihatan. 3. SARAF OKULOMOTORIUS ( CN III ) Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari otak tengah dan membawa impuls ke seluruh otot bola mata (kecuali otot oblik superior dan rektus lateral), ke otot yang membuka kelopak mata dan ke otot polos tertentu pada mata. Serabut sensorik membawa informasi indera otot (kesadaran perioperatif) dari otot mata yang terinervasi ke otak.

13 4. SARAF TRAKLEAR ( CN IV ) Adalah saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik dan merupakan saraf terkecil dalam saraf cranial.neuron motorik berasal dari langitlangit otak tengah dan membawa impuls ke otot oblik superior bola mata. Serabut sensorik dari spindle otot menyampaikan informasi indera otot dari otot oblik superior ke otak. 5. SARAF TRIGEMINAL ( CN V ) Saraf cranial terbesar, merupakan saraf gabungan tetapi sebagian besar terdiri dari saraf sensorik. Bagian ini membentuk saraf sensorik utama pada wajah dan rongga nasal serta rongga oral. Neuron motorik berasal dari pons dan menginervasi otot mastikasi kecuali otot buksinator. Badan sel neuron sensorik terletak dalam ganglia trigeminal. Serabut ini bercabang ke arah distal menjadi 3 divisi : a) Cabang optalmik membawa informasi dari kelopak mata, bola mata, kelenjar air mata,sisi hidung, rongga nasal dan kulit dahi serta kepala. b) Cabang maksilar membawa informasi dari kulit wajah, rongga oral (gigi atas, gusi dan bibir) dan palatum. c) Cabang mandibular membawa informasi dari gigi bawah, gusi, bibir, kulit rahang dan area temporal kulit kepala. 6. SARAF ABDUSEN ( CN VI ) Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berasal dari sebuah nucleus pada pons yang menginervasi otot rektus lateral mata. Serabut sensorik membawa pesan proprioseptif dari otot rektus lateral ke pons. 7. SARAF FASIAL ( CN VII ) Merupakan saraf gabungan. Meuron motorik terletak dalam nuclei pons. Neuron ini menginervasi otot ekspresi wajah, termasuk kelenjar air mata dan kelenjar saliva. Neuron sensorik membawa informasi dari reseptor pengecap pada dua pertiga bagian anterior lidah.

14 8. SARAF VESTIBULOKOKLEARIS ( CN VIII ) Hanya terdiri dari saraf sensorik dan memiliki dua divisi. Cabang koklear atau auditori menyampaikan informasi dari reseptor untuk indera pendengaran dalam organ korti telinga dalam ke nuclei koklear pada medulla, ke kolikuli inferior, ke bagian medial nuclei genikulasi pada thalamus dan kemudian ke area auditori pada lobus temporal. Cabang vestibular membawa informasi yang berkaitan dengan ekuilibrium dan orientasi kepala terhadap ruang yang diterima dari reseptor sensorik pada telinga dalam. 9. SARAF GLOSOFARINGEAL ( CN IX ) Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berawal dari medulla dan menginervasi otot untuk wicara dan menelan serta kelenjar saliva parotid. Neuron sensorik membawa informasi yang berkaitan dengan rasa dari sepertiga bagian posterior lidah dan sensasi umum dari faring dan laring ; neuron ini juga membawa informasi mengenai tekanan darah dari reseptor sensorik dalam pembuluh darah tertentu. 10. SARAF VAGUS ( CN X ) Merupakan saraf gabungan. Neuron motorik berasal dari dalam medulla dan menginervasi hampir semua organ toraks dan abdomen. Neuron sensorik membawa informasi dari faring, laring, trakea, esophagus, jantung dan visera abdomen ke medulla dan pons. 11. SARAF AKSESORI SPINAL ( CN XI ) Merupakan saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari serabut motorik. Neuron motorik berasal dari dua area : bagian cranial berawal dari medulla dan menginervasi otot volunteer faring dan laring, bagian spinal muncul dari medulla spinalis serviks dan menginervasi otot trapezius dan sternokleidomastoideus. Neuron sensorik membawa informasi dari otot yang sama yang terinervasi oleh saraf motorik ; misalnya otot laring, faring, trapezius dan otot sternokleidomastoid.

15 12. SARAF HIPOGLOSAL ( CN XII ) Termasuk saraf gabungan, tetapi sebagian besar terdiri dari saraf motorik. Neuron motorik berawal dari medulla dan mensuplai otot lidah. Neuron sensorik membawa informasi dari spindel otot di lidah. b. Saraf Spinal 31 pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, dua radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna bertebra tempat munculnya saraf tersebut. 1) Vertebra Servikalis (ruas tulang leher) yang berjumlah 8 buah dan membentuk daerah tengkuk. C1 C8. 2) Vertebra Torakalis (ruas tulang punggung) yang berjumlah 12 buah dan membentuk bagian belakang torax atau dada. T1 T12. 3) Vertebra Lumbalis (ruas tulang pinggang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk daerah lumbal atau pinggang, L1 L5. 4) Vertebra Sakralis (ruas tulang kelangkang) yang berjumlah 5 buah dan membentuk os sakrum (tulang kelangkang). S1 S5. 5) Vertebra koksigeus (ruas tulang tungging) yang berjumlah 4 buah dan membentuk tulang koksigeus (tulang tungging). Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebral, saraf kemudian bercabang menjadi empat divisi yaitu : cabang meningeal, ramus dorsal, cabang ventral dan cabang viseral. Pleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali TI dan TII yang merupakan awal saraf interkostal.

16 c. Sistem Saraf Otonom Merupakan sistem motorik eferen visceral. Sistem ini menginervasi jantung; seluruh otot polos, seperti pada pembuluh darah dan visera serta kelenjar-kelenjar. SSO tidak memiliki input volunteer ; walaupun demikian, sistem ini dikendalikan oleh pusat dalam hipotalamus, medulla dan korteks serebral serta pusat tambahan pada formasi reticular batang otak. Serabut aferen sensorik (visera) menyampaikan sensasi nyeri atau rasa kenyang dan pesan-pesan yang berkaitan dengan frekwensi jantung, tekanan darah dan pernapasan, yang di bawa ke SSP di sepanjang jalur yang sama dengan jalur serabut saraf motorik viseral pada SSO. Divisi SSO memiliki 2 divisi yaitu divisi simpatis dan divisi parasimpatis. Sebagian besar organ yang diinervasi oleh SSO menerima inervasi ganda dari saraf yang berasal dari kedua divisi. Divisi simpatis dan parasimpatis pada SSO secara anatomis berbeda dan perannya antagonis. 1) DIVISI SIMPATIS / TORAKOLUMBAL Memiliki satu neuron preganglionik pendek dan stu neuron postganglionic panjang. Badan sel neuron preganglionik terletak pada tanduk lateral substansi abu-abu dalam segemen toraks dan lumbal bagian atas medulla spinalis. 2) DIVISI PARA SIMPATIS / KRANIOSAKRAL Memiliki neuron preganglionik panjang yang menjulur mendekati organ yang terinervasi dan memiliki serabut postganglionic pendek. Badan sel neuron terletak dalam nuclei batang otak dan keluar melalui CN III, VII, IX, X, dan saraf XI, juga dalam substansi abu-abu lateral pada segmen sacral kedua, ketiga dan keempat medulla spinalis dan keluar melalui radiks ventral. 3) NEUROTRANSMITER SSO Asetilkolin dilepas oleh serabut preganglionik simpatis dan serabut preganglionik parasimpatis yang disebut serabut kolinergik. Norepinefrin dilepas oleh serabut post ganglionik simpatis, yang disebut serabut adrenergic. Norepinefrin dan substansi yang berkaitan, epinefrin juga dilepas oleh medulla adrenal.

17 BAB I ANXIOLTIS SEDATIF Ansietas adalah gangguan mental berupa suatu ketegangan yang tidak menyenangkan, rasa takut, gelisah dan penyebabkannya tidak diketahui. Ansietas ringan tidak perlu diobati, ansietas berat diobati. Gejala ansietas adalah Takhikardi, berkeringat, gemetar, palpitasi dan aktivitas simpatik. Secara farmakologi penyebab ansietas karena terjadinya letupan neuritansmitter di otak, sehingga obat obat yang digunakan untuk menurunkan gejala ansietas adalah menormalkan letupan neurotransmitter yang terjadi di otak. Anxiolilitis, yaitu mampu meniadakan rasa bimbang, takut, gelisah dan agerasi yang hebat. Oleh karena itu adakalanya obat ini digunakan dalam dosis rendah sebagai minor transquillizer pada kasus-kasus serius, dimana benzodiazepine kurang efektif, misalnya pimozida dan thioridiazin. Hipnotika-sedativa merupakan golongan obat depresan susunan saraf pusat (SSP) yang relatif tidak selektif, mulai dari yang ringan yaitu menyebabkan tenang dan kantuk, menidurkan, hingga yang berat yaitu hilangnya kesadaran, keadaan anestesi, koma dan mati, yang tergantung dari dosis obat yang diberikan. Pada dosis terapi obat sedatif menekan aktivitas, menurunkan respons terhadap rangsangan emosi dan menenangkan. Obat hipnotik menyebabkan kantuk dan mempermudah tidur serta mempertahankan tidur yang menyerupai tidur fisiologis. Obat penenang, juga disebut ataraktika atau anxiolitika, terutama benzodiazepin zat yang dapat menekan sistem saraf pusat dengan sifat penenang dan hipnotis, dan di samping itu juga diberdayakan anxiolitis, antikonvulsif dan relaksasi otot. Golongan Obat Antiansietas (Anxiolitik) Obat yang digunakan untuk mengobati cemas, golongan obat dibedakan berdasarkan sifat ada tidaknya efek hipnotik. Hipnotika dapat dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu senyawa barbiturat dan benzodiazepine.

18 1. Barbiturat Barbital digunakan sebagai obat pereda untuk dosis yang siang hari lebih rendah dari dosis sebagai pil tidur, yang 0,5 sampai 1/6 kali. Misalnya, fenobarbital dalam dosis mg bekerja sebagai sedativum dan 100 mg atau lebih sebagai obat tidur. 2. Benzodiazepin Pada intinya, semua benzodiazepin memiliki kekuatan senyawa yang disebutkan di atas, yaitu efikasi anksiolitis, sedatif hipnotis, antikonvulsif, relaksasi otot dan kekuasaan. Penggunaan ada dua (2). Zat yang relatif kuat sifat sedatif hipnotik dari sifat-sifat lainnya, terutama digunakan dalam pil tidur. Penggunaan lainnya adalah sebagai spasmolitikum (senyawa rilis kejang), misalnya pada tetanus (terutama klonazepam dan diazepam), dan sebagai premedikasi sebelum diferensiasi (terutama midazolam), di mana alam anestetisnya berguna. Keuntungan dari obat ini dibandingkan dengan pil tidur barbital dan lainnya tidak atau hampir tidak menghalangi-tidur REM. Namun, benzodiazepin bila digunakan untuk hanya beberapa minggu, oleh banyak ahli dianggap sebagai pil tidur relatif aman, dan merupakan pilihan hipnotika pertama. Farmakokinetik. Berkat sifat lipofilnya, resorpinya berjalan dengan baik di usus (80-90%) dan cepat, sedangkan konsentrasi maksimum dalam plasma tercapai dalam jarak 0,5 sampai 2 jam. Faktor-faktor yang membatasi penggunaan barbiturate dan menyebabkan penggunanya terdesak oleh benzodiazepine adalah : a. Toleransi dan ketergantungan cepat timbul mengenai sifat menidurkan pada dosis berulang dan lebih ringan mengenai efek anti-epilepsinya. Dalam jangka panjang, toleransi diperkuat induksi-enzim. Enzim mikrosomal hati pembentukannya ditingkatkan, menyebabkan percepatan pengaruhnya (auto-induksi). b. Stadium-REM (tidur dengan mimpi) dipersingkat,sehingga tidur kurang nyaman. c. Efek paradoksal, dalam dosis rendah keadaan nyeri, justru eksitasi dan kegelisahan. d. Overdose barbital menimbulkan depresi sentral, penghambahatan pernafasan, koma dan kematian.

19 Permasalahan muncul jika pemakaiannya untuk jangka yang lebih panjang contoh pada pasien dengan gangguan pada fisik hebat seperti radang sendi (Rheumathoid Arthritis), pasien stres, pasien frustrasi, pasien depresi dan penyakit lain yang dikatagorikan gangguan jiwa. Pemakaian panjang mulai bulanan hingga tahunan ini berakibat tidak hanya ketergantungan secara fisik saja namun juga ketergantungan secara psikis. Kondisi ini membuat pasien sukar untuk lepas obat. Dan jika dipaksakan untuk putus obat maka dapat berakibat munculnya gejala putus obat seperti kondisi emosi-emosi yang tidak terkontrol (senang berlebihan, takut berlebihan, cemas berlebihan, dll). Semakin tingginya tingkat ketergantungan ini menyebabkan semakin sukar pula untuk melepaskan penggunaan obat penenang ini. Ditambah lagi jika ini merupakan kombinasi antara sakit fisik dan sakit mental (two in one deh). Penjelasan Obat Golongan Benzodiazepin Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan ini pada SSP dengan efek utama : sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan antikonvulsi. Benzodiazepin mempengaruhi aktivitas saraf pada semua tingkatan, namun beberapa derivat benzodiazepin pengaruhnya lebih besar dari derivat yang lain, sedangkan sebagian lagi memiliki efek yang tidak langsung. Benzodiazepin bukan suatu depresan umum seperti barbiturat. Peningkatan dosis benzodiazepin menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnosis dan dari hipnosis ke stupor. Keadaan ini sering dinyatakan sebagai efek anestesia, tapi obat golongan ini tidak benar-benar memperlihatkan efek enestesi umum yang spesifik karena kesadaran penderita biasanya tetap bertahan dan relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai. Namun pada dosis preanestetik, benzodiazepin menimbulkan amnesia bagi kejadian yang berlangsung setelah pemberian obat; jadi hanya menimbulkan ilusi mengenai anestesia yang baru dialaminya (amnesia anterogad). Benzodiazepin dengan dosis hipnotik menimbulkan efek samping sebagai berikut : light headedness, lambat bereaksi, inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan prikomotor, gangguan koordinasi berpikir, bingung, amnesia enterograd, mulut kering dan rasa pahit. Kemampuan berpikir sedikit kurang dipengaruhi dibandingkan dengan penampilan gerak. Golongan benzodiazepin Bersifat ansiolitik dan tidak mempunyai efek hipnotik adalah Alprazolam, Klordiazepoksid, Klonazepam, Klorazepat, Diazepam dan Lorazepam.

20 Kedua Golongan benzodiazepine Bersifat Hipnotik adalah Quazepam, Midazolam, Estazolam, Flurazepam, Temazepam dan Triazolam. Mekanisme Kerja benzodiazepine sebagai anti cemas 1) Letupan neuron (cemas) dapat terjadi karena tertutupnya saluran Cl, karena tidak ada ikatan pada GABA sehingga reseptor kosong. 2) Pengikatan GABA menyebabkan saluran ion Cl membuka. Bila pengikatan GABA diperkuat oleh benzodiazepin (obat ansiolitik), yang menyebabkan masuknya Cl lebih banyak. 3) Masuknya Cl membuat hiperpolarisasi yang dapat menghambat letupan neuron. Indikasi obat golongan Ansiolitik 1) Untuk gangguan ansietas digunakan diazepam, untuk pasien yang memerlukan pengobatan lama. Alprazolam untuk pengobatan lama atau pendek. Obat ini menimbulkan adiksi sehingga hanya untuk ansietas kronik. 2) Untuk gangguan otot digunakan diazepam, bisa juga digunakan untuk kaku otot. 3) Untuk penanganan kejang dengan obat klonazepam untuk kejang karena epilepsi. epilepsi Klorazepat, diazepam dan oksazepam untuk pengobatan akut putus alkohol. 4) Untuk gangguan tidur, tidak semua benzodiazepam dapat digunakan sebagai obat tidur, meskipun semua mempunyai efek sedatif dan penenang. Yang digunakan untuk gangguan tidur (obat tidur) adalah Flurazepam, Temazepam, Triazolam.

21 BAB II ANTIPSIKOTIKA Antipsikosis/Transkuiliser mayor sebagai neuroleptik (tidak menekan fungsi intelektual) adalah obat yang pertama kali dibuat untuk mengobati pasien yang mengidap gangguan jiwa dengan gejala psikotika, seperti Skizoprenia, mania dan depresi psikotis. Seringkali obat Transkuiliser Mayor diresepkan untuk pasien gangguan perilaku serius Demensia dengan gejala agitasi, delusi (melihat dan mendengar yang tak ada), kesulitan tidur, mengurangi halusinasi dan agitasi dengan cara menghambat reseptor dopamin di otak. Efek menenangkan dan mengurangi gerakan spontan. Gejala yang timbul berupa simtom positif dan simtom negatif, yang selalu didapat bersamaan, tetapi dengan aksen berlainan dengan pada setiap pasien. Simtom Positif berupa waham (seolah-olah mendengar suara orang yang memerintahkan berbuat sesuatu), halusinasi (keinsafan realitas terganggu), pikiran janggal dan desorganisasi kognitif (daya asosiasi terganggu, tak dapat berpikir jelas). Prognosa pasien dengan gejal-gejala ini yang dominan, dianggap agak baik. Sedangkan, Simtom negatif berupa kemiskinan psikomotoris (berkurangnya bicara dan bergerak, pemerataan emosional). Pengelakan hubungan sosial, apatis, hilangnya enersi serta inisiatif. Prognosa pasien berfungsi social buruk, tidak baik. Antipsikotika mekanisme kerjanya dengan menghambat (agak) kuat reseptor dopamine (D 2 ) di system limbic otak dan disamping itu juga menghambat reseptor D 1 /D 4, α 1 (dan α 2 )-adreneg, serotonin, muskarinik dan histamine. Riset baru mengenai otak telah ditemukan pula blokade tuntas dari reseptor D 2 saja tidak cukup untuk menanggulangi schizophrenia secara efektif, perlu neurohormone lainnya seperti serotonin (5HT 2 ), glutamate, dan GABA (gamma-butyric acid). Ada dua jenis utama pengobatan antipsikotika: 1. Konvensional, Obat Typis atau antipsikotik klasik. Pengobatan ini umumnya efektif dalam mengelola gejala-gejala positif schizophrenia. Pengobatan ini kerap dan berpotensi menimbulkan efek samping neurologis, termasuk kemungkinan tardive dyskinesia atau gerakan menyentak tanpa sadar. Kelompok pengobatan ini termasuk:

22 a) Derivate fenotiazin : Klorpromazin, Levomepromazin dan Triflepromazin, Thiozidazin dan Periciazin, Perfenazin dan Flufenazin, Perazin, Proklorperazin dan Thietilperazin. b) Derivate Thioxanthen : Klorprotixen dan Zuklopentixol. c) Derivate Butirofenon : Haloperidol, Bromperidol, Pipamperon dan Droperidol. d) Derivate Butilpiperidin : Pimozida, Fluspirilen dan Penfluridol. 2. Generasi baru, atau disebut juga obat atypis antipsikotika. Pengobatan antipsikotik terbaru ini dalam mengelola simtom negatif yang praktis kebal terhadap obat klasik dan tetap simtom positif. Efek sampingnya lebih ringan, khususnya gangguan ekstrapiramidal dan dyskinesia tarda. Yang termasuk obat jenis ini antara lain: Sulpirida, Clozapine (Clozaril), Risperidone (Risperdal), Olanzapine (Zyprexa), Quetiapine (Seroquel), Ziprasidone (Geodon), Aripiprazole (Abilify), Paliperidone (Invega) Risperidone (Risperdal) adalah satu-satunya obat atipikal antipsikotik yang telah disetujui Food and Drug Administration (FDA) untuk terapi schizophrenia pada anakanak usia 13 hingga 17 tahun. Pengobatan antipsikotik atypis memiliki efek samping terhadap metabolisme, termasuk pertambahan berat badan, diabetes dan kolesterol tinggi.

23 BAB III ANTIDEPRESI Keadaan yang tidak sesuai dengan kehidupan yang bersangkutan disertai hambatan emosi menyeluruh. Depresi berbeda dengan skizoprenia yang menggangu dalam pemikiran. Depresi adalah keadaan psikis yang tidak sesuai (cocok) dengan keadaan kehidupan yang bersangkutan yang disertai hambatan emosi menyeluruh. (ini yang membedakan depresi dengan kesedihan, yang merupakan reaksi psikis adekuat terhadap suatu keadaan tertentu). (Mutscher, 1991). Penyakit depresi mayor dan bipolar adalah penyakit alam perasan yang menyimpang, mengganggu energi, pola tidur, nafsu makan, libido dan kemampuan bekerja. Gejala depresi yaitu, emosi yang jatuh, tanpa harapan, tidak nafsu makan, dan tidak bisa tidur. Cara berfikir pasien monoton berkisar hanya pada diri sendiri. Disertai gejala bandaniah rasa lelah, nyeri lambung, nyeri jantung. Bila ditutupi oleh keluhan-keluhan organis maka disebut depresi terselubung. Depresi berat akan menyebabkan bunuh diri. Berdasarkan penyebabnya, menurut Kiel-holz depresi dibagi atas bentuk: 1) Organik Disebabkan perubahan struktur otak, misalnya akibat aterosklerosis atau pasca trauma. 2) Menggejala atau Simpatomatik Gejala lanjutuan penyakit ekstraserebral, dapat terjadi antara lain yaitu penyakit infeksi pada penyakit jantung system sirkulasi kronis, atau gangguan endokrin (misalnya setelah kehamilan, dan masa klimakterium). 3) Endogen atau Melankoli Termasuk dalam maniak-depresif yaitu siklotimi. Ditandai dengan fase maniak yaitu mood yang baik, aktivitas yang meningkat dan penuh ide-ide, keadaan tubuh terasa sehat, terlalu percaya diri. Serta fase depresi yang berlangsung lebih lama, ada ritme harian, semakin siang hari semakin membaik. 4) Neurotik Disebabkan oleh desakan konflik (pertentangan).

24 5) Kelelahan Akibat situasi pembebanan psikis yang berlangsung lama, hanya dimengerti sampai batas-batas tertentu. 6) Reaktif Akibat pengalaman yang menyakitkan. Depresi disebabkan karena defisiensi monoamin seperti norepinefrin dan serotonin otak pada tempat-tempat penting di otak. Sementara manik (bipolar) disebabkan karena peningkatan neurotransmiter diatas normal pada otak. Kerja Semua golongan antidepresi bekerja dengan memperkuat langsung atau tidak langsung kerja norepinefrin, dopamin dan atau serotonin otak. Penggolongan Obat Antidepresan Terdapat 3 (tiga) golongan obat antidepresan yaitu, Antidepresan Trisiklik (TCA), Selektif Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) dan Mono Amin Oksidase Inhibitor (MAOI) 1. Antidepresan Trisiklik (TCA) Mekanisme kerja TCA yaitu Menghambat ambilan neurotransmiter, TCA menghambat pengambilan norepinefrin dan serotonin neuron masuk ke terminal saraf pra sinaps, dengan menghambat jalan utama pengeluaran neurotransmiter, TCA akan meningkatkan konsentrasi monoamin dalam celah sinaps, menimbulkan efek antidepresan. Efek TCA adalah meningkatkan pikiran, memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan aktifitas fisik, mengurangi angka kesakitan pada depresi. Efek timbul memerlukan waktu 2 minggu atau lebih. Indikasi untuk Depresi, gangguan panik, dan dapat digunakan untuk mengontrol ngompol bagi anak diatas 6 tahun. Yang termasuk obat golongan TCA adalah Amitriptilin, Amoksapin, Desipramin, Doksepin, Imipramin, Maprotilin, Nortriptilin, Trimipramin. 2. Selektif Serotonin Re-Uptake Inhibitor (SSRI) SSRI merupakan Antidepresan baru, sehingga penggunaannya harus hati - hati, karena efek jangka panjangnya belum diketahui. Mekanisme kerjanya sama seperti TCA tetapi lebih selektif menghambat ambilan neurotransmitter serotonin dibanding yang lain (dopamin). Indikasi SSRI Untuk depresi (lebih unggul dari golongan TCA), penderita Bulimia

25 nevrosa, anoreksia nevrosa, gangguan panik, nyeri neuropati diabetik, dan sindrom premenstrual. Yang termasuk obat golongan SSRI adalah Fluoksetin, Fluvoksamin, Nefazodon, Paroksetin, Sertralin, Trazodon, Venlafaksin. 3. Mono Amin Oksidase Inhibitor (MAOI) Monoamin oksidase adalah suatu enzim mitokondria yang ditemukan dalam jaringan saraf dan jaringan lain, seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO berfungsi sebagai katup penyelamat (menonaktifkan neurotransmiter monoamin NorEfineprin (NE), dopamin, serotonin). Mekanisme kerja MAOI : a) MAO menginaktifasi monoamin (NE,serotonin,dopamin) yang keluar dari vesikel sehingga monoamin dalam neuron berkurang. b) Obat MAOI menghambat inaktivasi monoamin oleh MAO, sehingga monoamin tetap aktif dan berdifusi kedalam ruang sinaps. Yang termasuk golongan MAOI yaitu, Isokarboksazid, Fenelzin dan Tranilsipromin. Indikasi MAOI yaitu : 1) Untuk depresi pada pasien yang tidak responsif atau alergi oleh antidepresan trisiklik. 2) Ansietas hebat 3) Pasien Aktivitas psikomotorik lemah 4) Pengobatan fobia 5) Depresi atipikal (pikiran labil, menolak kebenaran, gangguan nafsu makan)

26 BAB IV PSIKOSTIMULAN Psikostimulansia dapat meningkatkan aktivitas psikis. Senyawa ini dapat menghilangkan penat dan kelelahan, serta meningkatkan kemampuan beraktifitas yang bersangkutan. Senyawa ini tidak memiliki khasiat antipsikotika. Tidak begitu kuat, sedangkan ketergantungan psikis bervariasi dari lemah (kofein) sampai sangat kuat (amfetamin, kokain) melalui terjadinya toleransi. Ketergantungan psikis maupun fisik dan toleransi dapat terjadi dengan cepat pada penggunaan kronis. Bila penggunaan dihentikan dengan mendadak, timbul gejala withdrawal, seperti perasaan letih dan mengantuk yang berlangsung sampai 2-3 hari. Senyawa amfetamin, pada perang dunia ke-ii banyak digunakan untuk efek stimulasinya, antara lain meningkatkan daya tahan, menghilangkan rasa letih, menghilangkan rasa kantuk, maupun lapar dan meningkatkan kewaspadaan serta aktivitas. Disamping itu, efek simpatomimetik periferalnya yang juga meningkatkan tekanan darah dan rate jantung, yang dapat menyebabkan stroke maupun serangan jantung. Zat ini juga berdaya melepaskan dopamin dan norepinefrin di ujung saraf. Sedangkan kokain, memblokir penarikan kembali dopamin ke ujung-ujung saraf, sehingga memberikan efek yang sama dengan amfetamin. Overdose dapat menyebabkan kekacauan pikiran, delirium, halusinasi, prilaku ganas, dan juga aritmia jantung, untuk mengatasinya dapat dengan sedatif, misalnya diazepam. Obat perangsang atau stimulan adalah obat-obatan yang dapat menimbulkan rangsang tertentu pada pemakainya. Obat ini bekerja dengan memberikan rangsangan terhadap otak dan saraf melalui peningkatan kadar dopamine atau penghambaan re-uptake norefineprin. Obat rangsang dapat berupa amphetamine atau turunannya serta kokain dan kofein, Stimulan yang sering beredar di pasaran adalah ekstasi dan shabu-shabu. 1. Ekstasi Ekstasi atau methylenedioxy amphetamine (MDMA) merupakan zat kimia turunan amphetamine yang memiliki reaksi yang lebih kuat dibandingkan dengan amphetamine. Ekstasi mempunyai rumus kimia C 11 H 15 NO 2. Ekstasi juga disebut pil setan, karena pengaruhnya seperti setan yang merusak sistem saraf pusat dan sel-sel otak. Selain itu,

27 pil ini juga dapat menyebabkan ketergantungan. Ekstasi dapat dikategorikan sebagai kelompok obat yang mudah dimodifikasi struktur kimianya untuk memperoleh bahan aktif yang lebih ampuh khasiatnya. Jika ekstasi diminum maka akan segera timbul gejala-gejala berikut. a. Perasaan menjadi sangat gembira, tersanjung, bersemangat, dan puas diri serta menjadi lebih terbuka kepada orang lain. b. Tubuh gemetar, gigi gemeletuk, keluar keringat dingin, dan detak jantung tidak normal. c. Nafsu makan hilang, pandangan kabur, dan keluar air mata terusmenerus. d. Badan panas luar biasa (hipertermia), yang apabila diikuti dengan minum terlalu banyak airakan menimbulkan ketidakseimbangan cairan di dalam tubuh yang disebut dengan hipotermia. Jika terjadi komplikasi dapat menimbulkan kematian. 2. Shabu-shabu Salah satu turunan amphetamine yang lain adalah metamphetamine yang memiliki rumus kimia C 10 H 15 N. Zat ini juga dikenal sebagai shabu-shabu. Bentuknya yang berupa kristal tidak berwarna dan tak berbau sangat mudah larut dalam air. Shabu-shabu memiliki efek yang sangat keras pada susunan saraf. Efek yang dapat ditimbulkan cenderung lebih cepat dan lebih hebat daripada ekstasi. Secara psikis shabu-shabu dapat menimbulkan efek-efek berikut. 1) Timbulnya perasaan sehat, percaya diri, bersemangat, dan rasa gembira yang berlebihan. 2) Muncul perasaan berkuasa disertai peningkatan konsentrasi semu. 3) Nafsu makan menurun, sulit tidur, dan biasanya muncul halusinasi. 4) Mirip seperti jika mengonsumsi alkohol, pemakai ekstasi dapat dalam jangka lama dapat mengalami penurunan berat badan terus-menerus, kerusakan organ dalam, stroke, bahkan kematian. Jika orang sudah kecanduan, ia akan terus-menerus gelisah, ketakutan, sensitif, bingung, dan putus asa. 3. d-amfetamin Terutama memicu pelepasan norefeneprin dan menghambat re-uptakenya. Akibatnya peningkatan frekuensi jantung dan tekanan darah. Euphoria terutama disebabkan oleh meningkatnya dopamine bebas yang disusul dengan perasaan lelah

28 serta depresi dan dapat berlangsung berminggu-minggu. Peningkatan DA bertanggung jawab atas gejala ketagihan dan perubahan perilaku. Pemakaian amphetamine sebagian besar dimanfaatkan untuk menekan nafsu makan berlebih, mengobati penderita hiperaktif, dan penderita narcolepsy, yaitu serangan rasa mengantuk berat yang tiba-tiba dan tidak terkontrol. Akan tetapi, stimulan juga banyak disalahgunakan dalam bentuk konsumsi di luar batas takaran yang dianjurkan. Pada tahap awal pemakaian, akan timbul perasaan senang berlebihan, rasa percaya diri yang besar, dan semangat yang terlalu tinggi. Pada pemakaian dalam dosis berlebih akan menunjukkan gejala-gejala seperti kejang-kejang, panik, muntah-muntah, diare, bola mata membesar, halusinasi yang menakutkan, tidak dapat mengendalikan emosi, dan koma, yang jika dibiarkan dapat menyebabkan kematian. 4. Kokain Merupakan alkaloid dari yang di otak.daun Erytroxylon coca yang dapat memungkinkan terjadinya perintangan re-uptake noradrenalin diujung saraf memelihara penyaluran impuls dari SSP. Kokain memelihara kadar DA tinggi di ujung-ujung saraf dengan jalan merintangan zat-zat transport yang berfungsi mengangkut kembali dopamine ke sel-sel. 5. Nikotin Dengan meningkatkan kadar hormone dan dopamine di dalam plasma, berdasarkan rangsangannya terhadap chemoreseptor trigger zone (CTZ) dari sumsum tulang (medulla oblongata) dan stimulasinya dari refleks vagal. 6. Kofein Alkaloid berasal dari tanaman kopi (Coffea Arabica/robusta) dan teh (Camellia sinensis).

29 BAB V OBAT HALUSINASI Halusinasi dapat dimanifestasikan dalam berbagai bentuk. Berbagai bentuk halusinasi mempengaruhi indera yang berbeda, kadang-kadang terjadi secara bersamaan, menciptakan halusinasi sensorik beberapa bagi mereka mengalaminya. 1. Visual Modalitas yang paling umum disebut ketika orang berbicara tentang halusinasi. Ini termasuk fenomena melihat hal-hal yang tidak ada atau persepsi visual yang tidak berdamai dengan realitas konsensus. Ada banyak penyebab yang berbeda, yang telah diklasifikasikan sebagai psychophysiologic (gangguan struktur otak), psychobiochemical (gangguan neurotransmiter), dan psikologis (misalnya pengalaman bermakna kesadaran). Banyak gangguan dapat melibatkan halusinasi visual, mulai dari gangguan psikotik dengan demensia untuk migrain, namun mengalami halusinasi visual tidak dengan sendirinya berarti ada gangguan tentu. Halusinasi visual yang berhubungan dengan perintah dos organik otak dan penyakit terkait narkoba dan alkohol. 2. Pendengaran Halusinasi auditori (juga dikenal sebagai Paracusia), terutama dari satu atau lebih suara berbicara, terutama dikaitkan dengan gangguan psikotik seperti skizofrenia atau mania, terus makna khusus dalam mendiagnosis kondisi ini, meskipun banyak orang tidak menderita penyakit mental diagnosa kadang-kadang mendengar suara juga. Halusinasi pendengaran non-organik asal yang paling sering bertemu dengan dalam skizofrenia paranoid. Rekan visual mereka dalam penyakit yang non-perasaan berbasis realitas menjadi melihat atau menatap. Jenis lain dari halusinasi pendengaran termasuk sindrom kepala meledak dan sindrom telinga musik, dan kelumpuhan dapat terjadi selama tidur. Pada yang terakhir, orang akan mendengar musik bermain di pikiran mereka, biasanya lagu-lagu mereka

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF A. Organisasi dan Sel Saraf PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan serta terdiri terutama dari jaringan saraf. Dalam mekanisme sistem

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

Anesty Claresta

Anesty Claresta Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang

Lebih terperinci

SISTEM SARAF. Sel Saraf

SISTEM SARAF. Sel Saraf SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA TUGAS ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA SISTEM SARAF PADA MANUSIA Disusun oleh: Iis Nur Aisyah 24101020 Santi Nursamsiyah 24101048 SEKOLAH TINGGI FARMASI BANDUNG 2013 1. Sistem saraf Sistem saraf merupakan salah

Lebih terperinci

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif

OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif Sistem Syaraf Pusat OTAK Otak berperan dalam gerakan sadar, interpretasi dan integrasi sensasi, kesadaran dan fungsi kognitif BAGIAN DAN ORGANISASI OTAK Otak orang dewasa dibagi menjadi: Hemisfere serebral

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN

BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM SARAF Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul saraf ke susunan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh

Lebih terperinci

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia

Otak dan Saraf Kranial. By : Dyan & Aulia Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia Struktur Otak Otak Tengah (Mesencephalon) Otak (Encephalon) Otak Depan (Proencephalon) Otak Belakang (Rhombencephalon) Pons Serebellum Medulla Oblongata Medula

Lebih terperinci

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF

DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:

Lebih terperinci

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi

ANATOMI OTAK. BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi ANATOMI OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng, M.Psi www.unita.lecture.ub.ac.id Bagian Otak 1. Otak Bagian Belakang (hindbrain) 2. Otak Bagian Tengah (midbrain) 3. Otak Bagian Depan (forebrain) Hindbrain

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr

Sistem Saraf BIO 3 A. PENDAHULUAN B. SEL SARAF C. MEKANISME PENGHANTARAN IMPULS SISTEM SARAF. materi78.co.nr Sistem Saraf A. PENDAHULUAN Sistem saraf adalah salah satu bagian dari sistem koordinasi yang mengatur aktivitas tubuh melalui rangsangan listrik secara cepat. Komponen sistem saraf terdiri atas sel saraf,

Lebih terperinci

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti

NEUROTRANSMITTER. Kurnia Eka Wijayanti NEUROTRANSMITTER Kurnia Eka Wijayanti Neurotransmitter Merupakan senyawa pengantar impuls dari sebuah saraf ke target organ Dilepaskan dari ujung axon dan masuk ke celah sinaps Jenis neurotransmitter Klas

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan Psikosis Ditandai: Gangguan

Lebih terperinci

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan 1 Psikosis Ditandai: Gangguan

Lebih terperinci

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti

Sistem saraf. Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf Kurnia Eka Wijayanti Sistem saraf SSP SST Otak Medula spinalis Saraf somatik Saraf Otonom Batang otak Otak kecil Otak besar Diencephalon Mesencephalon Pons Varolii Medulla Oblongata Saraf

Lebih terperinci

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus

DIENCEPHALON. Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga. Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus THALAMUS Thalamos = ruangan di dalam Letaknya di bagian dorsal diencephalon

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014

SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta SISTEM KOORDINASI 1 : SISTEM SARAF by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta ea/sistem saraf/sma/2013 1 Sistem Koordinasi 1. Sistem saraf 2. Sistem hormon 3. Sistem indera ea/sistem saraf/sma/2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Anatomi Sistem Saraf. Fakultas PSIKOLOGI. Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI Modul ke: Anatomi Sistem Saraf Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Susunan Umum Sistem Saraf Sistem saraf terdiri atas 2 bagian yaitu central

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA. oleh: AISHA RAHMA F

SISTEM SARAF MANUSIA. oleh: AISHA RAHMA F SISTEM SARAF MANUSIA oleh: AISHA RAHMA F 141610101058 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2014 1 SISTEM SARAF I. SISTEM SARAF Sistem saraf adalah serangkaian organ yang kompleks dan bersambungan

Lebih terperinci

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar

Lebih terperinci

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF

A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF A. SEL-SEL PADA SISTEM SARAF 1. Neuron Neuron adalah unit fungsional sistem syaraf yang terdiri dari badan sel dan perpanjangan sitoplasma, dengan komponen-komponennya antara lain: a. Badan sel Berfungsi

Lebih terperinci

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB

NEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus

Lebih terperinci

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf

Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,

Lebih terperinci

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf

Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

A. Bagian-Bagian Otak

A. Bagian-Bagian Otak A. Bagian-Bagian Otak 1. Cerebrum (Otak Besar) Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan. Cerebrum merupakan bagian otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

ANTAGONIS KOLINERGIK. Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS ANTAGONIS KOLINERGIK Dra.Suhatri.MS.Apt FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PENDAHULUAN Antagonis kolinergik disebut juga obat peng hambat kolinergik atau obat antikolinergik. Yang paling bermanfaat

Lebih terperinci

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM

Gangguan Mental Terkait Trauma. Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental Terkait Trauma Pusat Kajian Bencana dan Tindak Kekerasan Departemen Psikiatri FKUI/RSCM Gangguan Mental setelah Trauma Trauma 2 minggu 1 bulan 2 bulan 6 bulan Reaksi stres akut Berkabung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt

HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT. JULAEHA, M.P.H., Apt HUBUNGAN STRUKTUR AKTIVITAS SENYAWA STIMULAN SISTEM SARAF PUSAT JULAEHA, M.P.H., Apt FISIONEUROLOGI OBAT SSP Obat SSP menekan / menstimulasi seluruh atau bagian tertentu dari SSP. Jika terdapat penekanan

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain

BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kafein banyak terkandung dalam kopi, teh, minuman cola, minuman berenergi, coklat, dan bahkan digunakan juga untuk terapi, misalnya pada obatobat stimulan, pereda nyeri,

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar memerlukan proses memori (daya ingat), yang terdiri dari tiga tahap ; yaitu mendapatkan informasi (learning), menyimpannya (retention), dan mengingat

Lebih terperinci

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM Sistem Saraf manusia Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem saraf yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung antara lain pada perubahan rangsangan dari

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

PATOFISIOLOGI ANSIETAS

PATOFISIOLOGI ANSIETAS PATOFISIOLOGI ANSIETAS Faktor Predisposisi (Suliswati, 2005). Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : 1. Peristiwa traumatik 2. Konflik emosional 3. Konsep diri terganggu 4. Frustasi 5. Gangguan

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral

BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX. Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral BAB 2 DEFINISI GAG REFLEX 2.1 Definisi Dari semua permasalahan yang mungkin terjadi di bagian intraoral radiography, gagging merupakan salah satu masalah terbanyak. Gagging yang juga sering disebut gag

Lebih terperinci

TUGAS 3 SISTEM PORTAL

TUGAS 3 SISTEM PORTAL TUGAS 3 SISTEM PORTAL Fasilitator : Drg. Agnes Frethernety, M.Biomed Nama : Ni Made Yogaswari NIM : FAA 113 032 Kelompok : III Modul Ginjal dan Cairan Tubuh Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya

Lebih terperinci

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018

FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt

Obat2 Sistem Saraf Otonom. I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt Obat2 Sistem Saraf Otonom I Dewa Gede Supartama, S. Farm., Apt Pendahuluan Sistem Saraf Manusia Sistem Saraf Pusat (SSP) Sistem Saraf Tepi (perifer) Otak Medula Spinalis SS Somatik SS Otonum Simpatis Parasimpatis

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep

Lebih terperinci

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia? Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala

Lebih terperinci

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur

Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Sistem Saraf Otonom dan Fungsi Luhur Struktur Sistem Saraf Otonom Mengatur perilaku otomatis dari tubuh. Terbagi menjadi dua subsistem: Sistem saraf simpatetik. Sistem saraf parasimpatetik Sistem saraf

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia

Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi dan Indra pada Manusia Sistem Koordinasi Tubuh kita terdiri dari banyak organ yang kesemuanya bekerja tanpa saling mengganggu antara organ satu dengan yang lainnya. Hal ini dapat terjadi

Lebih terperinci

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan

PENGANTAR KESEHATAN. DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY. Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan PENGANTAR KESEHATAN DR.dr.BM.Wara K,MS Klinik Terapi Fisik FIK UNY PENGANTAR Ilmu Kesehatan pada dasarnya mempelajari cara memelihara dan meningkatkan kesehatan, cara mencegah penyakit, cara menyembuhkan

Lebih terperinci

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT

TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN

Lebih terperinci

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil

BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada

Lebih terperinci

Sistem Syaraf dan Neuron

Sistem Syaraf dan Neuron Modul ke: Sistem Syaraf dan Neuron Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id Macam-macam Neuron Neuron sensorik (afferent): berfungsi menerima rangsang

Lebih terperinci

PROSES TERJADINYA MASALAH

PROSES TERJADINYA MASALAH PROSES TERJADINYA MASALAH ` PREDISPOSISI PRESIPITASI BIOLOGIS GABA pada sistem limbik: Neurotransmiter inhibitor Norepineprin pada locus cereleus Serotonin PERILAKU Frustasi yang disebabkan karena kegagalan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Kependidikan 1. Pengertian Belajar Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara (2011: 3-6) belajar merupakan suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung

Lebih terperinci

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output

Gambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat

Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Makalah Forensik Kematian Mendadak Karena Kerusakan Sistem Saraf Pusat Disusun oleh : 1. Fauzan Rachman 2. Wela Jayanti 3. Luvita Senjawati 4. Rany Ramadhani KS 5. Monica Wulandari 6. Ratnah Aryanti 7.

Lebih terperinci

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi

EMOSI, STRES DAN KESEHATAN. Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi EMOSI, STRES DAN KESEHATAN Unita Werdi Rahajeng, M.Psi., psi unita@ub.ac.id http://www.youtube.com/watch?v=4kbsrxp0wik JW Papez mengajukan ide bahwa respon emosional tergantung oleh sistem di forebrain

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik.

BAB II KONSEP DASAR. serta mengevaluasinya secara akurat (Nasution, 2003). dasarnya mungkin organic, fungsional, psikotik ataupun histerik. BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persepsi ialah daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta perbedaan antara suatu hal melalui proses mangamati, mengetahui dan mengartikan setelah panca indranya

Lebih terperinci

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1

Nyeri. dr. Samuel Sembiring 1 Nyeri Nyeri adalah pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang sedang terjadi atau telah terjadi atau yang digambarkan dengan kerusakan jaringan. Rasa sakit (nyeri) merupakan keluhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The

BAB I PENDAHULUAN. modalitas sensorik tetapi adalah suatu pengalaman 1. The BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya Nyeri bukan hanya suatu modalitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas motorik atau pergerakan yang normal sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari (Miller, 2011). Gerak adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal

BAB I PENDAHULUAN. 2. Tujuan a. Tujuan umum Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep Sistem Saraf Spinal BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Seluruh aktivitas didalam tubuh manusia diatur oleh sistem saraf. Dengan kata lain, sistem saraf berperan dalam pengontrolan tubuh manusia. Denyut jantung, pernafasan,

Lebih terperinci

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK

BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng  ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng www.unita.lecture.ub.ac.id ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK SISTEM SARAF Pusat kontrol seluruh aktivitas tubuh Repon dan adaptasi perubahan yang terjadi di dalam dan di luar

Lebih terperinci

SISTEM SARAF PADA MANUSIA

SISTEM SARAF PADA MANUSIA Makalah Anatomi Fisiologi Manusia SISTEM SARAF PADA MANUSIA KELOMPOK 5 : 1. ALFINA NORA 2. LARASATI AKJULIMA 3. LEDYS AMELIA 4. MIA YUNITA 5. RANI PUTRI ANDESCO 6. RAUKA HILLIAH 7. RESSY RAHMADANI 8. REZA

Lebih terperinci

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009 TUNA DAKSA Tuna Daksa(cacat tubuh) adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dunia perkuliahan seringkali mahasiswa-mahasiswi mengalami stres saat mengerjakan banyak tugas dan memenuhi berbagai tuntutan. Terbukti dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Depresi Depresi adalah suatu gangguan suasana perasaan (mood) yang mempunyai gejala utama afek depresi, kehilangan minat dan kegembiraan, dan kekurangan energi yang menuju meningkatnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang tua. 1 Berdasarkan data pada Agustus 2010, terdapat pasien anak berusia 2-12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak-anak mempunyai kondisi berbeda dengan orang dewasa pada saat pra bedah sebelum masuk

Lebih terperinci

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir.

Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat. Bentuk yang berubah menuju bentuk sempurna akhir. Latar perkembangan perubahan. Model berfikir empirik positif materialis Ilmu berdasarkan bukti empirik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kecemasan 2.1.1 Definisi Kecemasan adalah sinyal peringatan; memperingatkan akan adanya bahaya yang akan terjadi dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi

Lebih terperinci

Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis

Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis Memori dan Kaitannya dengan Stuktur Otak dan Faktor Fisiologis Liza Amanda Saphira 102011202 B1 Email : lizaamanda8@yahoo.com Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana 2011/2012 Jl.

Lebih terperinci

Jaras Desenden oleh Evan Regar,

Jaras Desenden oleh Evan Regar, Jaras Desenden oleh Evan Regar, 0906508024 Pendahuluan Telah diketahui bahwa terdapat serabut saraf yang terletak di substansia alba medulla spinalis mengandung dua arah pembawaan informasi, yakni arah

Lebih terperinci

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA

ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA ORGAN PENYUSUN SISTEM SARAF MANUSIA SEL SARAF, terdiri dari 1. Dendrit 2. Badan Sel 3. Neurit (Akson) Menerima dan mengantarkan impuls dari dan ke sumsum tulang belakang atau otak ORGAN PENYUSUN SISTEM

Lebih terperinci