BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian diare Diare merupakan gejala yang timbul karena meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali dalam sehari dengan konsisitensi tinja yang lebih lembek atau cair Penyebab diare Beberapa penyebab diare adalah : a. Faktor infeksi 1,5 1) Infeksi enteral Infeksi saluran pencernaan yang disebabkan oleh infeksi bakteri (vibrio cholera, E. coli), infeksi virus (enteroviris, adenovirus, rotavirus), infeksi parasit (ascaris, trichiuris). 2) Infeksi parenteral Infeksi bagian di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan seperti Otitis Media Akut (OMA), Transilofaringitis, Broncopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya. b. Faktor malabsorbsi 1) Malabsorpsi karbohidrat Sebagian besar karbohidrat yang dimakan sehari-hari terdiri dari disakarida dan polisakarida. Setelah masuk kedalam usus, disakarida akan diabsorbsi dan masuk ke dalam mikrovili usus halus dan dipecah menjadi monosakarida oleh enzim disakaridae (laktase, sukrase, dan maltase) yang ada dipermukaan mikrovili tersebut. Dengan demikian laktosa dipecah oleh laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Intoleransi timbul bila tubuh mengalami defisiensi salah satu atau lebih enzim disakaridase dan atau adanya gangguan absorbsi serta pengangkutan monosakarida dalam usus halus. Jadi dua faktor yang dapat menimbulkan intoleransi ialah faktor pencernaan (digesti) dan faktor absorbsi. 5 2) Malabsorpsi lemak

2 Gangguan absorbsi lemak dapat terjadi karena lipase kurang atau tidak ada, garam empedu dalam lumen usus halus (Conjugated bile salts) tidak ada atau kurang, mukosa usus halus (vili) rusak, gangguan sistem limfe usus seperti menurunnya fungsi saluran limfa. 4,5 3) Malabsorpsi protein Gangguan absorpsi protein dapat terjadi karena gangguan pankreas dan kerusakan mukosa usus halus, yaitu adanya adanya defisiensi tripsin dan enterokinase intestinal. Enterokinase dihasilkan oleh sel epitel usus halus. Dalam keadaan ini hormon pankreozimin yang merangsang sekresi enzim pankreas (enzim proteolitik atau protase) tidak dilepaskan secara sempurna. 4 c. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia, makanan (misalnya keracunan makanan, makanan yang pedas, alergi). 1 d. Faktor hygiene makanan dan sanitasi Masa bayi mulai makan makanan tambahan bisa sebaliknya menjadi saat yang berbahaya bagi bayi. Di beberapa daerah, bayi yang pada masa ini tidak tumbuh dengan baik, malah sering terserang penyakit infeksi terutama diare. 6 Faktor hygiene sanitasi lingkungan yang buruk juga akan berpengaruh terhadap terjadinya diare. Interaksi antara agent penyakit, tuan rumah (manusia) dan faktor-faktor lingkungan yang mengakibatkan penyakit perlu diperhatikan dalam penanggulangan diare. Masalah sanitasi meliputi: kurangnya penyediaan air minum yang bersih, kurangnya pembuangan kotoran yang sehat, usaha hygiene dan sanitasi yang belum menyeluruh, pembuangan limbah yang pemukimannya kurang baik menimbulkan berbagai penyakit akan menyerang seluruh golongan usia terutama anak-anak seperti penyakit diare. 4 e. Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Bayi dengan BBLR menunjukkan kecenderungan untuk lebih mudah menderita berbagai penyakit infeksi karena daya tahan terhadap infeksi rendah. 1,2 f. Kurang Energi dan Protein

3 Anak yang menderita kurang gizi mempunyai kemungkinan yang lebih besar untuk menderita infeksi terutama yang menyebabkan terjadinya diare. 1,2,7 3. Pengaruh kejadian diare Akibat buruk diare akan terjadi: 1 a. Kehilangan air/dehidrasi Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pada pemasukan air (input). Dehidrasi merupakan penyebab terjadinya kematian pada diare. b. Gangguan keseimbangan asam-basa(metabolik asidosis) Metabolik asidosis terjadi karena: kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja, Adanya ketosis kelaparan yaitu metabolik lemak tidak sempurna sehingga benda keton tidak sempurna tertimbun dalam tubuh, penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan, Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal. Secara klinis asidosis dapat diketahui dengan memperhatikan pernapasan, yaitu pernapasan bersifat cepat. c. Hipoglikemia Hipoglikemia terjadi karena penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu, Adanya gangguan absorpsi glukosa. Gejala yang timbul berupa: lemas, apatis, berkeringat, pucat, kejang sampai koma. d. Gangguan sirkulasi Sebagai akibat diare dengan/tanpa disertai muntah, dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan (shok) akibatnya asidosis bertambah berat, perdarahan dalam otak, kesadaran menurun dan bila tidak segara ditolong penderita dapat meninggal. e. Gangguan gizi Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi akibat terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang sangat singkat. Hal ini disebabkan karena makanan sering dihentikan oeh orang tua karena takut

4 padat. 8 Ketika di dalam uterus, bayi mendapat suplai makanan yang beredar diare/muntahnya akan bertambah berat, makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorpi dengan baik. 4. Pencegahan diare Diare pada anak usia muda biasanya disebabkan oleh infeksi usus. Cara mencegahnya yang terbaik adalah: a. pemberian ASI karena mengandung bahan anti-infeksi yang akan melindungi anak terhadap penyakit diare. 7 b. Higiene sanitasi lingkungan seperti penyediaan air yang baik, menjaga kebersihan makanan dan alat makan, pembuangan kotoran pada tempat yang khusus seperi jamban keluarga karena tinja yang mengandung penyebab penyakit perlu diisolasi dalam suatu wadah/jamban untuk mencegah proses penularan pada orang lain. 4 B. Pemberian ASI Ekslusif 1. ASI Ekslusif Gangguan gizi pada masa bayi dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya di kemudian hari. Penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi akan tumbuh lebih sehat dan lebih cerdas dengan diberi ASI ekslusif selama 4 bulan pertama kehidupannya. Yang dimaksud dengan pemberian ASI ekslusif adalah bayi hanya diberikan ASI, tanpa diberi tambahan cairan lain dan makanan secara teratur melalui plasenta. Setelah lahir, bayi harus sesegera mungkin minum ASI. Pada awal kelahiran bayi mungkin minum ASI 8 atau 10 kali sehari. Pada waktu umur 2 bulan bayi akan meminta 5 hingga 6 kali sehari. 9 Dalam 2 hari pertama produksi ASI belum terlalu banyak sehingga tidak perlu menyusui terlalu lama, cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama menit tiap kalinya. Jadwal menyusui hendaknya disesuaikan dengan aktivitas sehari-hari ibunya, misalnya tiap 3 jam dimulai pada jam 6 pagi. Walaupun demikian jadwal

5 itu tidak perlu kaku, jika setelah 2 jam bayi sudah menangis dapat saja diberikan lagi. 7 a. Komposisi ASI Komposisi ASI tidak sama antara satu ibu dengan ibu lainnya, tidak konstan dan tidak sama dari waktu ke waktu. Faktor yang mempengaruhi komposisi ASI adalah: 1) Stadium laktasi Stadium laktasi terdiri dari 3 tingkatan yaitu: 8,10 a). Kolostrum Merupakan cairan yang pertama kali disekresi oleh kelenjar mammae atau payudara dan berlangsung sekitar 4-7 hari setelah ASI pertama keluar. Karakteristik kolostrum - Cairan ASI ini lebih kental dan berwarna lebih kuning dari pada ASI mature - Lebih banyak mengandung protein, - Lebih banyak mengandung zat anti infeksi kali dari ASI mature. - Kadar karbohidrat dan lemaknya rendah dari pada ASI mature. - Total energinya lebih rendah daripada ASI mature. - Volume kolostrum berkisar ml/24 jam - Bila dipanaskan akan menggumpal. b). ASI masa transisi/peralihan ASI masa peralihan adalah peralihan dari kolostrum sampai menjadi mature. ASI peralihan berlangsung dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dan 14 dari masa laktasi. Karakteristik ASI masa peralihan: - Kadar protein lebih rendah, sedangkan kadar lemak dan karbohidrat semakin tinggi dibandingkan kolostrum. - Volumenya semakin tinggi dari pada kolostrum. c). ASI mature Adalah ASI yang disekresi pada hari ke-10 atau 14 dan seterusnya. Komposisi ASI ini relatif konstan. Karakteristik ASI mature:

6 - Cairan berwarna putih kekuning-kuningan. - Tidak menggumpal bila dipanaskan. - Volume ASI mature antara ml/24 jam. 2) Ras Suku bangsa (ras) juga mempengaruhi susunan zat gizi dari ASI. Hal ini disebabkan oleh keadaan ekonomi dan budaya, kebiasaan makan dan pola hidup ibu-ibu di setiap negara tidaklah sama. Perbedaan yang paling nyata adalah pada kadar lemak, vitamin dan mineral. 10 3) Keadaan gizi Beberapa penelitian menyatakan bahwa keadaan gizi ibu berpengaruh terhadap komposisi zat gizi ASI. 10 4) Konsumsi makanan ibu (diit) Beberapa penelitian menyatakan bahwa komsumsi protein yang baik pada ibu yang menyusui dapat meningkatkan konsentrasi protein ASI. Demikian juga kadar lemak, karbohidrat, kalori, vitamin, mineral. 11 b. Manfaat ASI Manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif bagi bayi antara lain: 1) Nutrisi terbaik ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi dalam masa pertumbuhan. Didalam ASI terdapat nutrien-nutrien khusus yang tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi seperti taurin, laktosa, asam lemak. 8 2) Meningkatkan daya tahan tubuh Kolostrum merupakan cairan yang kaya akan zat kekebalan terhadap infeksi (sel darah putih dan imunoglobin dan sebagainya) yang pertama-tama beraksi dalam usus dalam membunuh kuman dalam jumlah yang paling tinggi. Jadi dapat dikatakan bahwa kolostrum adalah

7 imunisasi pertama yang diterima bayi. Colostrum ini tidak merugikan bahkan harus diterima oleh bayi. 8 Bayi yang mendapat kolostrum segera setelah lahir terdapat sejumlah bakteri yang secara bermakna jauh lebih rendah pada tinjanya. Hal ini karena fungsi SigA yang predominan pada colostrum, dimana colostrum tersebut seolaholah merupakan lapisan yang melindungi permukaan mukosa usus dari invasi mikroorganisme patogen dan protein asing. 1 Bayi yang segera setelah lahir (60 menit setelah lahir) diberi ASI lebih jarang menderita infeksi dan keadaan gizinya dalam tahun pertama usianya jauh lebih baik dibanding bayi yang terlambat diberi ASI. 2 Terdapatnya faktor proteksi pada ASI sebagai perlindungan terhadap infeksi tergantung pada perlindungan dan perawatan puting. Puting harus dijaga sesering dan sebersih mungkin. Ibu harus mandi tiap hari dan berbaju bersih. Jika puting menjadi luka, pengobatan satu-satunya adalah puting yang luka harus diurut pelan-pelan. Bila sangat sakit menyusui pada susu yang sakit dihentikan, air susu harus diperas. 9 Masa bayi ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi. Pertumbuhan dan perkembangan badan anak usia 0-4 bulan mencerminkan kecukupan zat gizi dan kesehatannya. Bila pertumbuhan dan perkembangan naik, berarti anak itu mendapat cukup zat gizi yang diperlukan dan berada dalam kondisi sehat, bila zat gizi tidak tercukupi maka anak dapat menderita gizi kurang. Gambaran Gizi kurang yaitu Kurang Energi Protein (KEP). Akibat kekurangan zat gizi, maka simpanan zat gizi dalam tubuh digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya terjadi kemerosotan jaringan. Pada saat ini sudah dapat dikatakan malnutrisi, dengan ditandai penurunan berat badan dan pertumbuhan terhambat. Keadaan gizi kurang tingkat berat pada masa bayi dan anak-anak ditandai dengan tiga macam sindrom yaitu: kwashiorkor, marasmus, marasmik-kwashiorkor. 9,12,13 Salah satu indikator pertumbuhan adalah berat badan. Berat badan sangat mudah dipengaruhi oleh konsumsi makanan dan keadaan mendadak seperti

8 terserang penyakit salah satunya adalah diare. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan diantaranya adalah faktor lingkungan dan makanan. 2 Selama masa bayi, anak tergantung sepenuhnya pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibu. Pada saat bayi mulai membutuhkan makanan lain selain ASI untuk keperluan gizinya, ia belum siap untuk menerima makanan orang dewasa karena secara fisiologik saluran pencernaannya belum sempurna. Masa peralihan antara penyusuan dan makan makanan orang dewasa sebagai masukan energi serta gizi yang utama disebut masa penyapihan. Untuk sebagian negara berkembang masa ini meliputi usia 4-24 bulan dan merupakan masa yang paling kritis karena adanya bahaya ketidak cukupan gizi dan penyakit infeksi. 2 Pada usia 4-6 bulan sampai dengan usia 24 bulan, bayi harus mendapat makanan pendamping ASI disamping ASI karena pada usia ini ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. Makanan pendamping ASI harus berupa makanan lunak atau makanan lembek yang mudah dicerna oleh bayi dan mengandung zat-zat gizi yang seimbang. Makanan pendamping ASI antara lain susu formula, buah-buahan, biskuit,bubur susu, kue, nasi tim atau makanan lain yang sejenis. Dalam pemberian makanan pendamping ASI seba iknya dipertimbangkan beberapa faktor antara lain: 6,8,14,15 c. saat pemberian makanan yang tepat dengan melihat usia bayi dan anak d. pemilihan jenis makanan harus sesuai dengan kebutuhan gizi anak. 2. Pengaruh pemberian ASI ekslusif terhadap penyakit diare ASI ekslusif merupakan makanan ideal untuk bayi khususnya anak usia 0 4 bulan. ASI merupakan makanan bayi yang paling alamiah, sesuai dengan kebutuhan gizi bayi. Selain memenuhi kebutuhan zat gizi anak juga mengandung zat imunologik dan proteksi yang dapat melindungi bayi dan anak dari infeksi yang tidak bisa ditiru oleh pabrik susu manapun juga. Angka kejadian dan kematian diare pada anak masih sangat tinggi lebih-lebih pada anak yang tidak mendapat ASI. 1 Pada bayi yang mendapat susu botol 4 kali lebih banyak menderita diare dibandingkan dengan bayi yang diberi ASI. 2 Hal ini dapat disebabkan karena kontaminasi. 5

9 C. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan sebagai akibat dari pemasukan semua zat gizi dalam makanan sehari-hari. Dapat juga dikatakan bahwa status gizi adalah derajat kesehatan seseorang yang dipengaruhi oleh tingkat kecukupan makanan yang dikonsumsi. Dalam pengertian status gizi ada 3 konsep yang satu sama lain saling berkaitan. Ketiga konsep tersebut adalah: 10 a. Gizi (Nutrition) Adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organorgan. b. Nutriture Adalah keadaan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut, atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh. c. Status Gizi (Nutrition Status) Adalah tanda-tanda dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Varibel-variabel yang digunakan untuk menentukan status gizi selanjutnya disebut sebagai indikator status gizi, yaitu ukuran-ukuran klinis, biokimia, biofisik dan antropometri Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi dapat dilakukan dengan cara yaitu: 10 a. Survei Konsumsi Makanan Adalah metode penentuan secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. b. Penilaian secara klinis

10 Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata dan rambut. c. Penilaian secara biokimia Adalah pemeriksaan dimana spesimen yang diuji secara laboratories yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh seperti darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. d. Penilaian biofisik Metode ini dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan stuktur dari jaringan seperti kejadian buta senja epidemik dengan tes adaptasi gelap. e. Penilaian secara antropometri Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia seperti: lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul, tebal lemak di bawah kulit, berat badan, tinggi badan dan umur. Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara beberapa parameter disebut indeks antropometri. Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan adalah: 1) Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan yang linier terhadap tinggi badan. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menilai status gizi saat ini (sekarang). 2) Tinggi Badan menurut Umur (TB/U) Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitive terhadap masalah kurang gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama. Indeks ini menggambarkan status gizi masa lalu. 3) Berat Badan menurut Umur (BB/U) Berat badan adalah salah satu parameter yang yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitive terhadap perubahan-

11 perubahan yang mendadak seperti terserang infeksi. Berat badan merupakan parameter antropometri yang sangat labil, sehingga dapat menggambarkan status gizi saat ini. 3. Klasifikasi Status Gizi Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang sering disebut reference. Baku antropometri yang sekarang digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Untuk klasifikasi status gizi diperoleh dengan pengukuran antropometri yaitu: berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur, berat badan menurut tinggi badan berdasarkan WHO-NCHS dengan berdasarkan Z Scor. a. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Umur: 1) Status gizi lebih : > + 2 SD 2) Status gizi baik : > - 2 SD sampai + 2 SD 3) Status gizi Kurang : > - 3 SD sampai < - 2 SD 4) Status gizi buruk : < - 3 SD b. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Tinggi Badan menurut Umur: 1) Normal : > - 2 SD 2) Pendek : > - 3 SD sampai < - 2 SD c. Klasifikasi status gizi berdasarkan indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan: 1) Gemuk : > 2 SD 2) Normal : > - 2 SD sampai + 2 SD 3) Kurus : > - 3 SD sampai < - SD 4) Kurus sekali : < - 3 SD 4. Faktor yang mempengaruhi Masalah gizi dikenal sebagai masalah multikompleks, karena disamping banyaknya faktor yang berpengaruh juga saling berkaitnya faktor satu dengan faktor yang lainnya. Walaupun demikian, faktor-faktor di dalam menentukan status gizi antara lain : a. Faktor pertanian Produksi pertanian yang rendah dan ketidakmerataan lahan pertanian merupakan penghambat bagi usaha-usaha untuk memperbiki keadaan gizi

12 penduduk. Masalah yang sering dihadapi tentang kekurangan pangan adalah kecenderungan para petani beralih ke tanaman perdagangan dan pada saat yang bersamaan jumlah penduduk makin meningkat. Petani yang biasa memproduksikan berbagai tanaman pangan seperti beras, jagung, singkong, ubi jalar, kedele dan lain-lain hasilnya makin banyak yang dijual sehingga untuk memenuhi kebutuhan keluarga sendiri tidak cukup. 16 b. Faktor ekonomi Kemiskinan sebagai penyebab gizi kurang menduduki posisi pertama. Pada kondisi umum, keadaan ekonomi relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan. Golongan miskin menggunakan sebagian besar pendapatan untuk memenuhi kebutuhan makanan. 16 c. Pendidikan Hubungan antara tingkat pendidikan orang tua dengan gizi anak telah banyak diungkapkan oleh para ahli. Pada masyarakat yang rata-rata pendidikan rendah menunjukkan prevalensi gizi kurang yang tinggi dan sebaliknya pada masyarakat yang tingkat pendidikan cukup tingkat prevalensi gizi kurang rendah. 12,16 Memburuknya gizi anak dapat terjadi akibat ketidaktahuan ibu mengenai tata cara pemberian ASI kepada anaknya. Berbagai aspek kehidupan kota telah membawa pengaruh terhadap banyak ibu untuk tidak menyusui bayi. Pengaruh itu semakin menjalar ke daerah pedesaan. Penghentian pemberian ASI atau penyapihan sering dilakukan tanpa persiapan terlebih dahulu akibatnya anak belum siap menerima makanan pengganti ASI. Hal ini sebanarnya tidak perlu terjadi apabila ibu cukup mengetahui kelebihan ASI sebagai makanan bagi bayi dan bahaya yag mungkin timbul akibat pengganti ASI dengan makanan buatan lain. 2 d. Besar keluarga Dalam suatu penelitian yang dilakukan di India, konsumsi kalori pada anak-anak dari keluarga yang mempunyai anak lebih dari 3 adalah lebih rendah dibanding dengan konsumsi kalori pada anak-anak dari keluarga yang mempunyai anak kurang dari 3 orang. 2,12

13 e. Tingkat konsumsi gizi Tingkat konsumsi memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah makanan yang di konsumsi orang setiap hari. Makanan untuk bayi dan anak sampai usia 24 bulan yag sehat terdiri dari makanan utama yaitu ASI dan makanan pendamping ASI yang terdiri dari buah-buahan, biscuit, bubur susu, nasi atau makanan lain yang sejenis karena pada usia ini ASI saja tidak dapat memenuhi kebutuhan gizinya. 2,7 f. Faktor fisiologi Faktor fisiologi dalam kebutuhan gizi atau kemampuan dalam metabolisme zat gizi merupakan faktor utama yang berpengaruh dalam pemanfaatan pangan oleh tubuh. Ibu hamil atau menyusui yang mengalami kurang gizi akan berpengaruh terhadap janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya. Oleh karena itu kualitas bayi atau anak akan sangat tergantung pada status gizi ibunya. Bagi anak kecil, periode sejak mulai disapih sampai umur 5 tahun meerupakan masa-masa rawan dalam siklus hidupnya. Pertumbuhan yang cepat dan hilangnya kekebalan pasif berada dalam periode ini. Apabiala dalam masa ini anak tidak mendapatkan perhatian khusus akan terjadi kurang gizi. 16 g. Faktor infeksi Adanya penyakit infeksi dalam tubuh anak akan membawa pengaruh buruk terhadap keadaan gizi anak. Reaksi pertama akibat adanya infeksi adalah menurunnya nafsu makan anak sehingga anak menolak makanan yang diberikan. Penolakan terhadap makanan berarti berkurangnya pemasukan zat gizi kedalam tubuh. Keadaan akan menjadi memburuk jika infeksi disertai dengan muntah yang mengakibatkan hilangnya zat gizi. Kehilangan zat gizi dan cairan akan semakin banyak apabila anak juga menderita diare. Kehilangna nafsu makan, muntah dan diare akan mengubah tingkat gizi anak kearah gizi buruk. Adanya infeksi mengakibatkan terjadinya penghancuran jaringan tubuh, baik oleh bibit penyakit maupun untuk memperoleh protein yang diperlukan untuk pertahanan tubuh Pengaruh status gizi terhadap Diare

14 Dalam keadaan gizi yang baik tubuh mempunyai cukup kemampuan untuk mempertahankan diri terhadap penyakit infeksi. Jika keadaan gizi buruk maka reaksi kekebalan tubuh menjadi menurun yang berarti kemampuan tubuh mempertahankan diri terhadap serangan infeksi menurun. Gizi buruk mengakibatkan terjadinya gangguan gangguan terhadap produksi zat anti badan dalam tubuh. Penurunan produksi zat badan anti tertentu akan mengakibatkan mudahnya bibit penyakit masuk ke dalam dinding usus. Dinding usus dapat mengalami kemunduran sehingga mengganggu produksi berbagai enzim untuk pencernaan makanan. Makanan tidak dicerna dengan baik hal ini berarti penyerapan zat gizi akan mengalami gangguan, sehingga dapat memperburuk keadaan gizi. Antara keadaan gizi buruk dan diare terdapat hubungan yang sangat erat, sungguhpun sulit untuk mengatakan apakah terjadinya gizi buruk akibat adanya diare ataukah kejadian diare disebabkan keadaan gizi buruk. 2 Hubungan antara status gizi dan penyakit terdapat interaksi bolak-balik. Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Makin buruk gizi seorang anak, makin banyak episode diare yang dialami. Hubungan gizi dengan diare di negara yang sedang berkembang sering merupakan lingkaran tertutup yang sulit dipecahkan. Bila gangguan gizi dan rawan infeksi mempunyai kaitan yang sangat erat, maka perlu ditinjau kembali kaitannya satu sama lain. 4 D. Kerangka teori Berdasarkan dari buku-buku yang dijadikan sumber rujukan, maka yang menjadi kerangka teori adalah: Pemberian ASI Ekslusif MP ASI Status gizi Frekuensi kejadian diare BBLR KEP

15 Higiene makanan dan sanitasi Sumber: modifikasi DB Jellife, Solihin Pudjiadi, Sjahmien Moehji, Suharyono, Haroen Noerasid, Sudaryat Suraatmadja, dan Parman 0. Asnil. E. Kerangka konsep Variabel Bebas Variabel terikat Pemberian ASI Ekslusif Frekuensi kejadian Diare Status Gizi F. Hipotesa 1. Ada hubungan antara pemberian ASI ekslusif dengan frekuensi diare. 2. Ada hubungan antara Status gizi dengan frekuensi diare.

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,

BAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan susu hasil sekresi dari payudara setelah ibu melahirkan. ASI eksklusif adalah pemberian ASI sedini mungkin setelah persalinan tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Balita Balita adalah kelompok anak yang berumur dibawah 5 tahun. Umur balita 0-2 tahun merupakan tahap pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, terutama yang penting adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. AIR SUSU IBU 1. ASI Sebagai Makanan Bayi ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang diekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari

Lebih terperinci

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes

RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes RINA HASNIYATI, SKM, M.Kes PENDAHULUAN Bayi : Umur 0-12 bulan Bayi Cukup Bulan (Full term) Usia kehamilan Berat Badan Tinggi Badan : 270 290 hari : 2,7 3,2 kg : 48 50 cm 2. Bayi Prematur 3. Bayi BBLR Masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu 1. Pengertian ASI ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, lactose dan garamgaram organic yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kedua belah kelenjar payudara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi

TINJAUAN PUSTAKA. Makanan Bayi TINJAUAN PUSTAKA Makanan Bayi Air Susu Ibu (ASI) Air Susu Ibu (ASI) merupakan gizi terbaik bagi bayi karena komposisi zat gizi di dalamnya secara optimal mampu menjamin pertumbuhan tubuh bayi, selain itu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyakit Diare 1. Pengertian diare Diare adalah penyakit yang ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya atau lebih dari tiga kali disertai

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF Pokok Bahasan : Keperawatan Maternitas Sub Pokok Bahasan : ASI Eksklusif Tempat : Puskesmas Turen Sasaran : Masyarakat yang berobat di Puskesmas Turen Tanggal : Waktu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit infeksi yang masih perlu diwaspadai menyerang balita adalah diare atau gastroenteritis. Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang tidak normal dan berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Balita 2.1.1 Pengertian Status gizi adalah Status gizi status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Balita Balita didefinisikan sebagai anak dibawah lima tahun dan merupakan periode usia setelah bayi dengan rentang 0-5 tahun (Gibney, 2009). Menurut Sutomo dan Anggraeni (2010),

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) ASI Ekslusif 6 Bulan Bidang Studi Topik Subtopik Sasaran : Ilmu keperawatan : Keperawatan maternitas : Asi eksklusif 6 bulan : Masyarakat Jam : 11:00 11.20 Hari/Tangga : Kamis/18

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh

Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Artikel Pola asuh gizimerupakan praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di negara yang sedang berkembang seperti di Indonesia, angka kejadian anak yang mengalami penyakit tropis cukup tinggi. Hal ini ditunjang oleh kelembaban daerah tropis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan di bahas yang pertama mengenai ASI Eksklusif, air susu ibu yang meliputi pengertian ASI, komposisi asi dan manfaat asi. Kedua mengenai persepsi yang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis Primer 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang biasa menyerang paru tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak dahulu Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik untuk bayi, karena banyak mengandung zat gizi yang diperlukan oleh bayi dan sangat penting bagi pertumbuhan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J 500 040 043 Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dasar Teori 1. Gizi dan Status gizi a. Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012)

TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan oleh ketersediaan zat gizi dalam jumlah cukup dan dalam. penyerapan, dan penggunaan zat-zat tersebut (Triaswulan, 2012) 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Satus Gizi Bayi Status gizi diartikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan zat gizi. Status gizi sangat ditentukan oleh ketersediaan

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca

BAB VI PEMBAHASAN. Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca BAB VI PEMBAHASAN Banyak faktor dapat mempengaruhi terjadinya diare berulang pasca suplementasi seng. Kejadian diare berulang dapat merupakan suatu infeksi menetap dimana proses penyembuhan tidak berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun),

BAB I PENDAHULUAN. masa pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masa pertumbuhan dan

Lebih terperinci

Melindungi kesehatan ibu :

Melindungi kesehatan ibu : KONSELING MENYUSUI 1/1 MANFAAT MENYUSUI A S I Zat-zat gizi yang lengkap Mudah di cerna, diserap secara efesien Melindungi terhadap infeksi MENYUSUI Membantu bonding dan perkembangan Membantu menunda kehamilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah payudara ibu, sebagai makanan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah salah satu zat terbaik yang dimiliki manusia sebagai makanan bayi. Setiap bayi harus diberi ASI paling tidak selama 4-6 bulan pertama hidupnya (Gupte,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4

TINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan

BAB I PENDAHULUAN. gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan dapat pula menyebababkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik dan alamiah untuk bayi sedangkan ASI eksklusif atau pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wanita melalui proses laktasi yang komposisinya tidaklah sama selama periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. wanita melalui proses laktasi yang komposisinya tidaklah sama selama periode BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1. Produksi ASI dan Faktor yang Mempengaruhinya Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara wanita melalui proses laktasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang (Suhardjo, 1989). Menurut Roedjito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air Susu Ibu (ASI) adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan adalah sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

Lebih terperinci

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali

Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya, apabila diberikan dalam jumlah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Jenis-jenis Makanan Anak Usia 0-24 Bulan 1. Air Susu Ibu (ASI) ASI adalah makanan lengkap yang dapat memenuhi kebutuhan zat gizi bayi yang baru lahir dan pada umur selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA Salah satu ciri mahluk hidup adalah membutuhkan makan (nutrisi). Tahukah kamu, apa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ibu Menyusui Menyusui merupakan pekerjaan biologik yang mulia bagi semua jenis mamalia dan sebagai satu kesatuan dari fungsi reproduksi, menyusui adalah suatu insting. Namun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN

HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN HUBUNGAN ANTARA UMUR PERTAMA PEMBERIAN MP ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6 12 BULAN DI DESA JATIMULYO KECAMATAN PEDAN KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Skripsi ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa)

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) 0 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. Namun dengan tatalaksana diare yang

Lebih terperinci

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes KONSEP DASAR ILMU GIZI Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id DEFINISI Ilmu yg mempelajari segala sesuatu ttg makanan dalam hubungannya dg kesehatan optimal. Kata gizi berasal dari bhs Arab ghizda

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Tinjauan Teori Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu atau dapat dikatakan bahwa status gizi merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Konsep diare a. Definisi Diare Diare pada dasarnya adalah buang air besar dengan konsistensi encer dengan frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Soekirman (2000), status gizi berarti sebagai keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi

Lebih terperinci

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi 2.1.1. Pengertian Status Gizi Istilah gizi dapat diartikan sebagai proses dari organisme dalam menggunakan bahan makanan melalui proses pencernaan, penyerapan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan

Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Status gizi merupakan indikator dalam menentukan derajat kesehatan bayi dan anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian Diare Berasal dari bahasa yunani diarroia yang berarti mengalir terus. Sampai saat ini banyak yang mendefinisikan diare. Hippocrates mendefinisikan diare

Lebih terperinci

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO

IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO pasien masuk Skrening PENGKAJIAN GIZI Riwayat diet Antropometri Laboratorium Klinis-fisik Riwayat pasien Diagnosis medis PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh kali sehari, ada yang sehari 2-3 kali sehari atau ada yang hanya 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang sering mengenai bayi dan balita. Seorang bayi baru lahir umumnya akan buang air besar sampai lebih dari sepuluh kali sehari,

Lebih terperinci

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok

Lebih terperinci

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DINI DENGAN INSIDEN DIARE PADA BAYI USIA 1-4 BULAN SKRIPSI Diajukan Oleh : Devi Pediatri J500040023 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui pengetahuan yang baik tentang pentingnya dan manfaat kolostrom 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primigravida merupakan ibu yang baru hamil untuk pertama kalinya (Chapman, 2006). Biasanya ibu hamil yang baru pertama kali hamil belum mengetahui pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur

Lebih terperinci

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc

SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA. Drs. Refli., MSc SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA Drs. Refli., MSc ?? ENERGI PENDAHULUAN MAKANAN Protein Lemak Polisakarida Vitamin Mineral Asam-asam amino Asam lemak + gliserol Monosakarida (gula) Vitamin Mineral AKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status

BAB 1 : PENDAHULUAN. Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu indikator kesehatan yang dinilai keberhasilannya dalam Millenuim Development Goals (MDGs) adalah status gizi (SDKI, 2012). Status gizi adalah ekspresi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun Keterampilan motorik kasar adalah kemampuan anak dalam menggerakkan otot besar atau sebagian tubuh atau seluruh tubuh dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan. 1. Pengertian Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan akan zat-zat gizi dan penggunaannya dalam tubuh. Status gizi dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara

BAB I PENDAHULUAN. (mordibity) dan angka kematian (mortality). ( Darmadi, 2008). Di negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakancg Pada negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Balita (1 5 Tahun) Anak balita adalah anak yang berusia 1-5 tahun. Pada kelompok usia ini, pertumbuhan anak tidak sepesat masa bayi, tapi aktifitasnya lebih banyak (Azwar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) A.1 Definisi Air Susu Ibu ( ASI ) Air Susu Ibu (ASI) merupakan suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresi oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Malaria Malaria merupakan penyakit kronik yang mengancam keselamatan jiwa yang disebabkan oleh parasit yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. 3 Malaria

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas

BAB 1 PENDAHULUAN. Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva merupakan cairan rongga mulut yang kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa mulut. 1 Saliva terdiri

Lebih terperinci

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak

Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak v Peran ASI Bagi Tumbuh Kembang Anak Speaker: dr. FALLA ADINDA BIOGRAFI dr. Fala Adinda Pringgayuda Dokter Laktasi sertifikasi SELASI (Sentra Laktasi Indonesia) Head consultant doctor PT Pathlab Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) a. Pengertian MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan pada bayi atau anak yang berumur 6-24 bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. SDM yang berkualitas dicirikan dengan fisik yang tangguh, kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah dan masyarakat sangat ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM). SDM yang berkualitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas hidup manusia dimulai sedini mungkin sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan kualitas manusia adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002).

II. TINJAUAN PUSTAKA. memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Disamping. dan produktivitas kerja (Almatsier, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebutuhan Gizi pada Balita Gizi (nutrients) merupakan ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. DIARE 1. Definisi diare Diare adalah suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran, serta frekuensi

Lebih terperinci

Sistem Pencernaan Manusia

Sistem Pencernaan Manusia Sistem Pencernaan Manusia Manusia memerlukan makanan untuk bertahan hidup. Makanan yang masuk ke dalam tubuh harus melalui serangkaian proses pencernaan agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Proses

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan harapan penerus bangsa, sehingga tumbuh kembang anak sangat penting untuk diperhatikan. Tumbuh kembang ini sangat dipengaruhi oleh banyak faktor diantaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu adalah suatu sekresi kelenjar susu dari sapi yang sedang laktasi, atau ternak lain yang sedang laktasi, yang diperoleh dari pemerahan secara sempurna (tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa bayi berlangsung selama dua tahun pertama kehidupan setelah periode bayi baru lahir selama dua minggu. Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya untuk proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare Pada Bayi Usia 1-12 Bulan 1. Pengertian Diare Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari 3x pada anak, konsistensi cair, ada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,

Lebih terperinci

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI

MENGAPA IBU HARUS MEMBERIKAN ASI SAJA KEPADA BAYI 1 AIR SUSU IBU A. PENDAHULUAN Dalam rangka pekan ASI (Air Susu Ibu) yang jatuh pada minggu I bulan Agustus Tahun 2012 ini, Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur berupaya untuk memberikan informasi yang memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan dari pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat adalah terwujudnya derajat kesehatan dan gizi masyarakat yang optimal. Sasaran yang akan dicapai, meningkatnya

Lebih terperinci

Diterbitkan melalui:

Diterbitkan melalui: NURTISI BAYI DAN BALITA Oleh: (Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes) Copyright 2011 by (Nurul Laily Hidayati, S.Si.T, M Kes) Penerbit (Nama Penerbit) (www.hartoko.wordpress.com) (surosoekohartoko@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Kekurangan Vitamin A (KVA)

Kekurangan Vitamin A (KVA) Paper Pengantar Gizi Masyarakat Kekurangan Vitamin A (KVA) Diajeng Puspa Arum Maharani 100911144 IKMA 09 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2011 KURANG VITAMIN A (KVA) Vitamin

Lebih terperinci