BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Utami Gunardi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Ibu Menyusui Menyusui merupakan pekerjaan biologik yang mulia bagi semua jenis mamalia dan sebagai satu kesatuan dari fungsi reproduksi, menyusui adalah suatu insting. Namun dewasa ini, makin sedikit ibu-ibu yang mempraktekkan pekerjaan mulia ini. Oleh karena itu kebiasaan menyusui saat ini penting untuk diamati dan dicegah kemerosotannya. (Soejono, 1985). Kebiasaan menyusui serta cara menyapih yang baik memegang peranan yang penting dalam kesejahteraan serta pertumbuhan anak. Kepada para ibu harus dijelaskan bahwa air susu ibu mengandung zat-zat yang diperlukan untuk pertumbuhan bayi. Jumlah dan komposisi ASI akan berubah dari hari ke hari. Biasanya disesuaikan dengan kebutuhan bayi serta tergantung pula pada makanan dan keadaan ibu. (Soysa, 1995) Selain itu ibu menyusui harus bisa menjaga ketenangan pikiran, menghindari kelelahan, membuang rasa khawatir yang berlebihan dan percaya diri bahwa ASI nya mencukupi kebutuhan bayi. 1. Keadaan Gizi Ibu Menyusui Keadaan gizi ibu yang baik selama hamil dan menyusui serta persiapan psikologis selama kehamilan akan menunjang keberhasilan laktasi. Tetapi kebutuhan gizi ibu menyusui lebih banyak daripada kebutuhan gizi ibu hamil. Ibu menyusui memerlukan tambahan kalori, protein, vitamin dan mineral untuk produksi ASI, mengeluarkan ASI dan melindungi tubuh ibu. Kuantitas dan variasi komposisi ASI yang dihasilkan antara lain dipengaruhi oleh makanan ibu sehari-hari. Ibu menyusui dengan gizi optimal dengan penambahan konsumsi zatzat makanan sesuai kebutuhan akan menghasilkan ASI yang bermutu dengan jumlah yang cukup untuk menjamin pertumbuhan dan perkembangan bayi. Dalam batas-batas tertentu kualitas ASI selalu dipertahankan untuk menjaga kelestarian dan perkembangan bayi, meskipun konsumsi ibu tidak mencukupi. Pada keadaan
2 demikian untuk pembentukan ASI, cadangan zat-zat makanan pada tubuh ibu dipergunakan. Dari penelitian pada ibu-ibu yang ASI-nya merupakan sumber gizi bagi bayi satu-satunya dan yang mempunyai kesempatan terhadap ekstra makanan sebanyak yang diinginkan, telah memperlihatkan adanya perbedaan pola pemasukan kalori selama laktasi. Beberapa ibu sama sekali tidak kehilangan BB walaupun pemasukannya secara teoritis tidak cukup untuk menjaga laktasi yang berlangsung penuh. Dan masih menurut penelitian rata-rata pemasukan ASI pada bayi yang baik dari ibu bayi berusia 3 bulan dari Gambia dan Inggris adalah sebesar 750 ml, yang tidak berbeda dengan data yang dikumpulkan dari Texas yang bayi-bayinya hanya mendapat ASI. (Akre, 1995). Tetapi jika hal itu berlangsung terus menerus lama-kelamaan ibu akan menjadi kurus dan dalam keadaan tertentu ibu dapat menderita kurang gizi, sehingga cadangan zat-zat makanan pada ibu akan habis, yang pada akhirnya kualitas ASI menjadi lebih rendah. Dan rendahnya produksi ASI baik kualitatif maupun kuantitatif akan berpengaruh negatif terhadap bayi, meskipun dapat ditanggulangi dengan berbagai macam pengganti ASI (Pasi). 2. Pengaruh Keadaan Gizi Ibu Menyusui Pada ASI Ibu dengan gizi baik akan memberikan ASI pada bulan pertama kurang dari 600 ml, meningkat menjadi ml dalam bulan ketiga, dalam bulan keenam ml, kemudian menurun atau berkurang. Ibu dengan gizi kurang akan memberikan ASI dalam enam bulan pertama berkisar 500 sampai 700 ml, dalam bulan kedua antara ml, dalam tahun kedua antara 300 sampai 500 ml. Perlu diingat adalah perbedaan keadaan gizi ibu hanya akan mempengaruhi kuantitas dan tidak pada kualitas ASI. Suplementasi protein dan kalori pada ibu tidak akan menambah kadar protein tetapi akan menambah volume ASI dan agaknya penambahan kalori akan lebih cepat menambah volume dari ASI. B. Konsumsi Ibu Menyusui Makanan adalah salah satu faktor yang mempengaruhi produksi ASI disamping emosi, rangsangan pada payu dara dan kondisi kesehatan ibu. Penambahan
3 zat-zat gizi selama menyusui terutama adalah memenuhi kebutuhan dalam produksi ASI. Sedangkan pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai frekuensi, jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri khas untuk kelompok masyarakat tertentu. Dan pola makan di Indonesia rata-rata susunan hidangannya meliputi : bahan makanan pokok, bahan makanan lauk pauk, bahan makanan sayur mayur, bahan makanan buah, serta susu dan telur. Susu dan telur dikelompokkan sendiri karena merupakan sumber protein hewani berkualitas tinggi yang mudah dicerna, protein ini sangat dianjurkan untuk pada kelompok rentan gizi termasuk ibu menyusui. 1. Hal-hal yang mempengaruhi konsumsi ibu menyusui a. Pantangan dan Tabu Pola konsumsi pangan merupakan hasil budaya masyarakat setempat dan mengalami perubahan terus-menerus menyesuaikan dengan kondisi lingkungan dan tingkat kemajuan budaya masyarakat. Dan makanan pantangan dan tabu adalah suatu larangan untuk mengkonsumsi jenis makanan tertentu, karena terdapat ancaman terhadap orang yang melanggarnya. Yang perlu diketahui bahwa tidak semua makanan pantangan dan tabu itu merugikan bagi kondisi gizi dan lingkungan. Pantangan atau tabu dapat dikategorikan : tabu yang jelas merugikan kondisi gizi dan kesehatan sebaiknya dikurangi atau dihapuskan misalnya bagi ibu menyusui tidak boleh makan ikan laut karena ASI nya akan menjadi amis, tabu yang memang menguntungkan bagi keadaan gizi dan kesehatan diusahakan untuk memperkuat dan melestarikan, serta tabu yang tidak jelas pengaruhnya bagi kondisi dan kesehatan sebaiknya dihilangkan. b. Nilai Sosial Bahan Pangan dan Makanan Dalam masyarakat berbagai jenis makanan dan bahan makanan itu mempunyai nilai sosial tertentu, karena itu masyarakat akan mengkonsumsi bahan makanan yang mempunyai nilai sosial yang dianggap sesuai dengan
4 tingkat naluri pangan yang terdapat pada masyarakat. Tetapi sering nilai sosial ini tidak sesuai dengan gizi makanan, makanan yang mempunyai nilai gizi tinggi diberi nilai sosial yang rendah atau sebaliknya, misalnya beras pecah kulit mempunyai nilai gizi tinggi, tetapi dianggap mempunyai nilai sosial lebih rendah dengan beras giling sempurna. 2. Anjuran Makanan Seimbang Bagi Ibu Menyusui Untuk meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup. Disamping itu manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali tubuh. Kemudian bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi disebut triguna makanan yang terdiri dari makanan sumber zat tenaga antara lain beras, jagung, gandum, kentang, ubi kayu, sagu, roti, dan mie. Selain itu minyak, margarin, dan santan yang mengandung lemak juga dapat menghasilkan tenaga. Makanan sumber zat pembangun yang berasal dari bahan makanan nabati adalah kacang-kacangan, tempe, tahu. Sedangkan yang berasal dari hewani adalah telur, ikan, ayam, daging, susu dan hasil olahannya. Zat pembangun ini berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta kecerdasan seseorang. Dan kemudian makanan sumber zat pengatur yaitu semua jenis sayur-sayuran dan buah-buahan, makanan ini mengandung berbagai vitamin dan mineral yang berperan untuk memperlancar bekerjanya fungsi organ-organ tubuh. Dan bagi ibu menyusui makanannya harus lebih banyak dalam porsi dan sesuai dengan triguna makanan yaitu dengan menu empat sehat lima sempurna dalam jumlah sesuai dengan kebutuhan ibu menyusui. Syarat makanan untuk ibu menyusui : a. Makanan mudah dicerna. b. Tidak berlemak banyak. c. Tidak terlalu merangsang (pedas, asam, dsb). d. Pengaturan porsi kecil tapi sering. e. Cukup cairan, enam atau delapan gelas perhari.
5 Aktivitas TABEL 1 ANGKA KECUKUPAN GIZI YANG DIANJURKAN BAGI IBU MENYUSUI Energi (Kal) (+ 700 Kalori) Protein (gr) Fe (mg) Ringan Sedang Berat Sumber : Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi V, C. ASI ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mengandung semua bahan yang diperlukan oleh bayi, seperti komposisi zat kimiawi dan immonologik (antibodies) yang sesuai untuk kebutuhan bayi. (Soepardi, 1989). Menurut waktunya ASI diproduksi, maka ASI dapat digolongkan ke dalam kolostrum, air susu peralihan (air susu transisi), dan air susu yang susunannya tetap (natur milk). Kolostrum adalah ASI yang diproduksi setelah bayi lahir sampai dengan hari ketiga atau keempat sampai hari kesepuluh atau kadang-kadang sampai dengan minggu kelima dan air susu yang susunannya tetap diproduksi sesudahnya. Kolostrum warnanya lebih kuning dan lebih kental daripada ASI yang diproduksi kemudian dan mempunyai kasiat membersihkan usus-usus bayi dari meconium (isi usus janin). Hal ini penting untuk mempersiapkan usus bayi untuk menerima makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung zat anti penyakit (zat yang dapat melindungi bayi dari penyakit). Protein dan mineral dalam sehari dapat diproduksi sekitar seratus lima puluh sampai tiga ratus mililiter kolostrum. Air susu peralihan kadang proteinnya lebih kecil dari pada kolostrum sedang, kadar lemak dan hidrat arangnya lebih tinggi, begitu juga volumenya. Air susu peralihan jumlahnya berangsung-angsur bertambah sehingga pada waktu bayi berumur tiga tahun, dapat diproduksi kurang lebih delapan ratus liter sehari. Kadar zat anti penyakit dan zat-zat gizi air susu peralihan mulai dari permulaan sampai berhenti diproduksi yaitu waktu anak berumur dua sampai tiga
6 tahun tidak banyak berubah. Tetapi volumenya berkurang mulai bayi berumur enam sampai sembilan bulan. (Soemilah, 1989). 1. Keunggulan ASI Keunggulan dari pemberian ASI adalah : a. Air Susu Ibu mengandung zat-zat makanan yang diperlukan selama ASI itu keluar secara normal (dalam jumlah yang cukup) dapat memenuhi kebutuhan bayi. b. Dalam Air Susu sudah terdapat zat penentang atau antibodi yang berasal dari ibu sehingga dapat mempertahankan bayi dari gangguan beberapa jenis penyakit. c. Proses pemberian ASI sedikit sekali berhubungan dengan dunia luar maka kemungkinan masuknya bakteri sedikit sekali. d. Temperatur ASI sesuai temperatur tubuh bayi. e. Bayi sendiri yang mengatur jumlahnya susu yang dia minum sehingga bayi tidak bisa tersendak. f. Dengan menyusui maka rahang bayi akan terlatih menjadi kuat. g. Menyusui berarti mempererat kasih sayang antara ibu dan anak. h. ASI tidak dimasak, sehingga sangat memudahkan bagi ibu (praktis). i. Ekonomis. 2. Pemberian ASI Pemberian ASI sebaiknya dimulai selekas-lekasnya bila keadaan ibu dan bayi mengijinkan, misal 8 jam sesudah bayi lahir. Sehingga pencernaan dan penyerapan ASI dalam lambung dan usus bayi berlangsung dengan cepat dan baik. (Soejono, 1985). Pemberian ASI meliputi frekuensi dan lamanya pemberian : a. Frekuensi Pemberian ASI Frekuensi pemberian ASI di Indonesia dapat dibedakan menjadi : 1) Frekuensi menyusui dengan pembatasan (token breast feeding) Pembatasan dilakukan mengenai frekuensi, jarak menyusui jadwal waktu yang ketat dan lama menyusui kira-kira menit. Cara ini dapat mendidik bayi untuk membiasakan disiplin dan memberikan kemudahan
7 bagi petugas kesehatan di RS atau rumah bersalin dalam mengelola pasangan bayi dan ibu menyusui. Namun sekarang cara ini dianggap menurunkan kemampuan menyusui pada ibu oleh karena itu tidak dianjurkan lagi. 2) Frekuensi menyusui gaya bebas (on demand atau un restriced) Pada cara ini bayi disusui setiap kali menangis karena lapar atau haus. Menyusui gaya bebas ini dianjurkan dan biasa disebut menyusui menurut kehendak bayi. (Samsudin, 1985) b. Lama Pemberian ASI Pemberian ASI tergantung kondisi dalam dua hari pertama produksi ASI yang belum banyak hingga tidak perlu menyusui terlalu lama cukup beberapa menit saja untuk merangsang keluarnya ASI. Pada hari-hari berikutnya bayi dapat disusui selama menit tiap kalinya. Walaupun sebagian besar ASI keluar pada 5-10 menit pertama dari tiap buah dada. Menurut Morley (1975), cara pemberian ASI yang baik ditentukan dengan kenaikan berat badan yang memuaskan. 3. Faktor-faktor Yang Menghambat Pemberian ASI Banyak faktor yang menghambat atau menurunkan pemberian ASI antara lain : a. Perubahan Sosial Budaya Sikap penolakan pemberian ASI diganti dengan makanan buatan (Pasi) sebagai pola-pola hidup yang dianggap lebih maju dan modern. Emansipasi wanita yang menginginkan persamaan di berbagai bidang mengakibatkan dampak negatif yang mungkin tidak dirasakan oleh kaum wanita dimana meningkatnya aktivitas wanita di luar rumah sehingga kesempatan untuk memberi ASI semakin berkurang. b. Faktor Fisik Ibu Keadaan ibu yang tidak memungkinkan menyusui bayinya karena keadaan fisik yang tidak memungkinkan, misal sakit.
8 c. Faktor Kurangnya Penerangan Penyuluhan dan pembinaan tentang kelebihan ASI mendorong seseorang untuk memberikan ASI. d. Meningkatnya promosi makanan buatan pengganti ASI lewat media massa. D. Status Gizi Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja. Angka kematian yang tinggi pada bayi, anak balita dan ibu melahirkan, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya mental kecerdasan, jika ditelusuri adalah akibat langsung ataupun tidak langsung dari kekurangan gizi. Dan status gizi penduduk biasanya digambarkan oleh masalah gizi yang dialami oleh golongan penduduk yang rawan gizi. Hingga saat ini di Indonesia masih terdapat 4 masalah gizi utama yaitu kekurangan energi protein (KEP), kekurangan vitamin A (KVA), gangguan akibat kekurangan Iodium (GAKI), dan kekurangan zat gizi yang disebut anemi gizi. 1. Penilaian Status Gizi Bayi Perlu dipahami bahwa antara status gizi dan indikator status gizi terdapat suatu perbedaan yaitu bahwa indikator memberikan refleksi tidak hanya status gizi tetapi juga dapat merupakan refleksi dari pengaruh-pengaruh non gizi. Oleh karena itu indikator yang digunakan walaupun sensitif tetapi tidak selalu spesifik untuk status gizi. Menurut WHO (1976), indikator status gizi yang dipilih harus peka terhadap perubahan status gizi penduduk pada suatu saat tertentu maupun yang akan datang. Peka dalam arti bahwa suatu perubahan yang kecil pada status gizi masih dapat ditunjukkan oleh indikator tersebut dengan nyata sehingga dapat menjadi penentu perlu tidaknya dilakukan suatu program intervensi gizi. Pertumbuhan fisik anak yang dicirikan dengan bertambah besarnya ukuran antropometri dikenal sebagai indeks yang paling peka untuk menilai status gizi dan kesehatan. Ukuran antropometri yang paling banyak digunakan dalam prakteknya adalah BB, TB, PB (Jellife, 1966). Kadang-kadang juga digunakan ukuran
9 Lingkaran Lengan Atas (LLA), atau Lingkaran Kepala (LK) sebagai indikator status gizi, ukuran-ukuran tersebut disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan umur atau ukuran lainnya (Sahn, Lockwood dan Scrimshaw, 1984). Penggunaan indeks BB/U sebagai indikator status gizi memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu mendapat perhatian. Adapun kelebihan indeks ini adalah dapat lebih mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum, sensitif untuk melihat perubahan status gizi jangka pendek, dan dapat mendeteksi kegemukan. Sedangkan kekurangannya adalah sering terjadi kesalahan dalam pengukuran misalnya pengaruh pakaian atau gerakan anak pada saat penimbangan. Selain itu secara operasional sering mengalami hambatan karena masalah sosial budaya setempat. Dalam hal ini masih ada orang yang tidak mau menimbangkan bayinya karena dianggap seperti barang dagangan. Pada tahun 1966, Jellife memperkenalkan penggunaan indeks BB/TB untuk identifikasi status gizi. Indeks BB/TB merupakan indikator yang baik untuk menyatakan status gizi sekarang ini terlebih bila data umur yang akurat sulit diperoleh. Oleh karena itu indeks BB/TB disebut sebagai indikator status gizi yang independen terhadap umur. Kelebihan dari indikator ini adalah hampir independen terhadap umur, dapat membedakan keadaan anak dalam penilaian BB relatif terhadap TB, baik kurus, cukup, gemuk maupun keadaan marasmus atau keadaan KEP lainnya. Adapun kelemahan dari indeks ini adalah tidak dapat memberikan gambaran apakah anak tersebut pendek, cukup TB atau kelebihan TB kerena faktor umur tidak diperhatikan dalam hal ini; di dalam prakteknya sering mengalami kesulitan dalam melakukan pengukuran PB pada kelompok Balita, selain itu sering terjadi kesalahan pembacaan angka hasil pengukuran terutama bila dilakukan oleh kelompok non profesional. (Reksodi Kusumo, 1988).
10 E. Kerangka Teori Status Gizi Konsumsi Makanan - Energi - Protein Kesehatan Sanitasi Lingkungan Persediaan Pangan (dalam keluarga) Pemeriksaan Kesehatan Daya Beli Pendapatan Frekuensi Makan Harga Distribusi Makanan Pola Makanan Kebiasaan Makan
11 Sumber : Supariasa, Bakri & Fajar, 2001 F. Kerangka Konseptual Variable bebas Variabel Terikat Konsumsi Energi Ibu Menyusui Konsumsi Protein ibu menyusui Status Gizi Frekuensi Pemberian ASI G. Hipotesa 1. Ada hubungan antara konsumsi Energi ibu menyusui dengan status gizi bayi 0 4 bulan. 2. Ada hubungan antara konsumsi Protein ibu menyusui dengan status gizi bayi 0 4 bulan. 3. Ada hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan status gizi bayi 0 4 bulan.
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG
12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG Makanlah Aneka Ragam Makanan Kecuali bayi diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantintasnya Triguna makanan; - zat tenaga; beras, jagung, gandum, ubi kayu, ubi jalar,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Konsumsi Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di dalam susunan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi,
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Status Gizi Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan
Lebih terperinciKehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.
Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut dibutuhkan untuk
Lebih terperinciGIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes
GIZI DAUR HIDUP Rizqie Auliana, M.Kes rizqie_auliana@uny.ac.id Pengantar United Nations (Januari, 2000) memfokuskan usaha perbaikan gizi dalam kaitannya dengan upaya peningkatan SDM pada seluruh kelompok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sel darah merah mengandung hemoglobin yang memungkinkan mereka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kejadian Anemia pada Bayi Kejadian anemia adalah keadaan saat jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah di bawah normal.
Lebih terperinciB A B II TINJAUAN PUSTAKA
B A B II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang. Tidak hanya status gizi yang mempengaruhi status kesehatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Untuk hidup dan meingkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin dan Mineral) dalam jumlah yang cukup,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah tingkat kesehatan seseorang atau masyarakat yang di pengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi di nilaidengan ukuran atau parameer gizi.balita yang
Lebih terperinciGIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1
GIZI IBU HAMIL TRIMESTER 1 OLEH : KELOMPOK 15 D-IV BIDAN PENDIDIK FK USU Pengertian Gizi ibu hamil Zat gizi adalah : Ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi,
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG. 1. Nomor Responden :...
KUESIONER PENELITIAN PERILAKU DIET IBU NIFAS DI DESA TANJUNG SARI KECAMATAN BATANG KUIS KABUPATEN DELI SERDANG 1. Nomor Responden :... 2. Nama responden :... 3. Umur Responden :... 4. Pendidikan :... Jawablah
Lebih terperinciMasa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai
Masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Pusdiknakes, 2003:003). Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sarapan Pagi Sarapan pagi adalah makanan atau minuman yang memberikan energi dan zat gizi lain yang dikonsumsi pada waktu pagi hari. Makan pagi ini penting karena makanan yang
Lebih terperinciPengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya
Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian status gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Jika keseimbangan tadi
Lebih terperinciPEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi
Tanggal 16 Oktober 2014 PEMBERIAN MP ASI SETELAH ANAK USIA 6 BULAN Jumiyati, SKM., M.Gizi PENDAHULUAN Usia 6 bulan hingga 24 bulan merupakan masa yang sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Sehat Anak sehat adalah anak yang dapat tumbuh kembang dengan baik dan teratur, jiwanya berkembang sesuai dengan tingkat umurnya, aktif, gembira, makannya teratur, bersih,
Lebih terperinciSATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung
SATUAN ACARA PENYULUHAN ( Gizi Seimbang Pada Lansia ) Topik Sasaran : Gizi Seimbang Pada Lansia : lansia di ruang Dahlia Hari/tanggal : Sabtu, 29 April 2017 Waktu Tempat : 25 menit : Wisma Dahlia di UPT
Lebih terperinciMENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan
Lebih terperinciMAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I
MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini justru
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 16. SISTEM PENCERNAANLatihan Soal 16.1 1. Manusia membutuhkan serat, serat bukan zat gizi, tetapi penting untuk kesehatan, sebab berfungsi untuk menetralisir keasaman lambung
Lebih terperinci: Ceramah, presentasi dan Tanya jawab
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) Pokok Bahasan : Kesehatan Bayi Sub Pokok Bahasan : Penyuluhan MP ASI Sasaran : Ibu yang mempunyai Bayi usia 0-2 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilandak Waktu : 30 menit (08.00-08.30)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penyelenggaraan Makanan Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan atau proses menyediakan makanan dalam jumlah yang banyak atau dalam jumlah yang besar. Pada institusi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. B. PENILAIAN STATUS GIZI Ukuran ukuran tubuh antropometri merupakan refleksi darik pengaruh 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STATUS GIZI Status gizi anak pada dasarnya ditentukan oleh dua hal yaitu makanan yang dikonsumsi dan kesehatan anak itu sendiri. Kualitas dan kuantitas bahan makanan yang dikonsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. AIR SUSU IBU 1. ASI Sebagai Makanan Bayi ASI merupakan emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang diekresi oleh kedua belah kelenjar mammae dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi adalah keseimbangan antara pemasukan zat gizi dari bahan makanan yang dimakan dengan bertambahnya pertumbuhan aktifitas dan metabolisme dalam tubuh. Status
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,
Lebih terperinciPENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA. Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si
PENGENALAN MAKANAN BAYI DAN BALITA Oleh: CICA YULIA S.Pd, M.Si Siapa Bayi dan Balita Usia 0 12 bulan Belum dapat mengurus dirinya sendiri Masa pertumbuhan cepat Rentan terhadap penyakit dan cuaca Pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Asupan Gizi Ibu Hamil 1. Kebutuhan Gizi Gizi adalah suatu proses penggunaan makanan yang dikonsumsi secara normal oleh suatu organisme melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemahaman Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Pemahaman merupakan tipe belajar yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam Jafar
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status Gizi Balita 2.1.1 Pengertian Status gizi adalah Status gizi status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrient (Beck 2002 dalam
Lebih terperincikekurangan energi kronik (pada remaja puteri)
kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,
Lebih terperinciEko Winarti, SST.,M.Kes
(SATUAN ACARA PENYULUHAN) Nutrisi Ibu Hamil Disusun oleh : Eko Winarti, SST.,M.Kes PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS KADIRI SATUAN ACARA PENYULUHAN 1 Tema : Nutrisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Status nutrisi Status nutrisi adalah kondisi kesehatan yang dipengaruhi oleh asupan dan manfaat zat zat gizi. Perubahan pada dimensi tubuh mencerminkan keadaan kesehatan
Lebih terperinciBatasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh
N U T R I S I Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh Kecukupan Gizi tergantung pada: Umur jenis kelamin taraf fisiologis seseorang Kebutuhan gizi seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan hidupnya, manusia memerlukan makanan karena makanan merupakan sumber gizi dalam bentuk kalori,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Pertumbuhan seorang anak bukan hanya sekedar gambaran perubahan antropometri (berat badan, tinggi badan, atau ukuran tubuh lainnya) dari waktu ke waktu, tetapi lebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman langsung maupun dari pengalaman orang lain (Notoatmodjo, 2005, hal. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan what, misalnya apa air, apa alam, dan sebagainya, yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tergantung orang tua. Pengalaman-pengalaman baru di sekolah. dimasa yang akan datang (Budianto, 2009).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak SD (sekolah dasar) yaitu anak yang berada pada usia 6-12 tahun, memiliki fisik yang lebih kuat dibandingkan dengan balita, mempunyai sifat individual dalam banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi atau tingkat konsumsi pangan adalah suatu bagian penting dari status kesehatan seseorang (Suhardjo, 1989). Menurut Roedjito
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciNARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH
NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH Berdasarkan Surat Ijin/Penugasan Dekan FIK UNY No 1737/H.34.16/KP/2009 FAKULTAS
Lebih terperinciEMPAT PILAR GIZI SEIMBANG
EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG LEMBAR BALIK PENDIDIKAN GIZI UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR EMPAT PILAR GIZI SEIMBANG Disusun Oleh: Iqlima Safitri, S. Gz Annisa Zuliani, S.Gz Hartanti Sandi Wijayanti, S.Gz, M.Gizi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pembangunan pertanian merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi perekonomian
Lebih terperinciArtikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh
Artikel Pola Asuh Gizi Pada Bayi Anak Makalah Pengertian Contoh Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Artikel Pola asuh gizimerupakan praktek dirumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Status gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan. Keseimbangan tersebut
Lebih terperinciDAFTAR ISI PERNYATAAN...
DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK BATANG... DAFTAR GRAFIK DIAGRAM Pie... DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciKebutuhan nutrisi dan cairan pada anak
Kebutuhan nutrisi dan cairan pada anak Apa itu Nutrisi???? Defenisi Nutrien adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh dan berkembang. Setiap anak mempunyai kebutuhan Setiap anak mempunyai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan
Lebih terperinciPENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL
71 Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Tanggal wawancara: Kode responden PENGETAHUAN, SIKAP, PRAKTEK KONSUMSI SUSU DAN STATUS GIZI IBU HAMIL Nama Responden :... Alamat :...... No. Telepon :... Lokasi penelitian
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN
Kode : KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DITINJAU DARI KARAKTERISTIK KELUARGA DI KECAMATAN DOLOK MASIHUL KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TAHUN 2011 Tanggal Wawancara : A. Identitas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Konsumsi pangan adalah jenis dan jumlah pangan yang di makan oleh seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan dimaksudkan untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi Status gizi sangat berkaitan erat dengan status kesehatan masyarakat dan merupakan salah satu faktor yang menenutkan kualitas sumber daya manusia, status gizi yang
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Menyusui merupakan aspek yang sangat penting untuk kelangsungan hidup bayi guna mencapai tumbuh kembang bayi atau anak yang optimal. Sejak lahir bayi hanya diberikan ASI hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama 6 bulan kehidupan pertama bayi. Hal ini dikarenakan ASI
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Usia balita merupakan periode pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Status gizi yang baik pada masa bayi dapat dipenuhi dengan pemberian ASI secara eksklusif
Lebih terperinciPenting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui
Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui 1 / 11 Gizi Seimbang Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui Perubahan Berat Badan - IMT normal 18,25-25 tambah : 11, 5-16 kg - IMT underweight < 18,5 tambah : 12,5-18 kg - IMT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang
Lebih terperinci19/02/2016. Siti Sulastri, SST
Siti Sulastri, SST Usia 0 12 bulan Fase atau tahap awal untuk menentukan kondisi serta perkembangan bayi untuk tahun yang akan datang/ tahun perkembangan bayi berikutnya Tumbuh dengan sangat cepat Mulai
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Gizi a. Definisi Gizi Kata gizi berasal dari bahasa Arab ghidza yang berarti makanan. Menurut cara pengucapan Mesir, ghidza dibaca ghizi. Gizi adalah segala
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar. Daftar Isi. Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak. Menumbuhkan Minat Baca Anak. Mendidik Anak Di Era Digital
KATA PENGANTAR Pada tahun anggaran 2016 PP-PAUD dan DIKMAS Jawa Barat melaksanakan Pengembangan Kemitraan Keluarga dengan Sekolah Dasar yang diujicobakan di dua lokasi labsite bagi para orangtua dalam
Lebih terperinciPENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN
PENINGKATAN PENGETAHUAN GIZI MASYARAKAT MELALUI PENDIDIKAN DAN LATIHAN Astini Syarkowi *) Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat sehingga memiliki kecakapan memilih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri
Lebih terperinciLampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura
Lampiran 1. Peta lokasi penelitian Puskesmas Putri Ayu Kecamatan Telanaipura 66 67 Lampiran 2. Kisi-kisi instrumen perilaku KISI-KISI INSTRUMEN Kisi-kisi instrumen pengetahuan asupan nutrisi primigravida
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pola Asuh Anak Pola asuh anak berupa sikap dan perilaku ibu atau pengasuh lain dalam hal kedekatan dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberi kasih sayang
Lebih terperinciLampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN
Lampiran 1: Kuesioner Penelitian KUESIONER A. DATA RESPONDEN 1. Nama ibu : 2. Usia : 3. Pendidikan terakhir : 4. Pekerjaan : a. Bekerja b. Tidak Bekerja 5. Penghasilan keluarga : a.
Lebih terperinciMilik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia
umumnya digunakan untuk menggambarkan makanan yang dianggap bermanfaat bagi kesehatan, melebihi diet sehat normal yang diperlukan bagi nutrisi manusia. Makanan Sehat "Makanan Kesehatan" dihubungkan dengan
Lebih terperinciGIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7
GIZI WANITA HAMIL SEMESTER VI - 6 DAN 7 METABOLISME MINERAL PADA WANITA HAMIL : KALSIUM DAN FOSFOR Selama kehamilan metabolisme kalsium dan fosfor mengalami perubahan. ABSORBSI kalsium dalam darah menurun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu Sejak lahir makanan pokok bayi adalah Air Susu Ibu. Air Susu Ibu merupakan makanan paling lengkap, karena mengandung zat pati, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang di nyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pengetahuan Gizi Ibu Gizi mempunyai peranan yang sangat penting dalam membantu dan membangun proses pertumbuhan yang baik dan optimal. Keadaan gizi tergantung dari tingkat konsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan Pendamping Air Susu Ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi di samping air susu ibu kecuali air putih, untuk memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri
Lebih terperinciLAMPIRAN 1. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENYEDIAAN MENU SEIMBANG UNTUK BALITA DI DESA RAMUNIA-I KECAMATAN PANTAI LABU KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2010 Tanggal
Lebih terperinciPola Makan Sehat. Oleh: Rika Hardani, S.P.
Pola Makan Sehat Oleh: Rika Hardani, S.P. Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-2, Dengan Tema: ' Menjadi Ratu Dapur Profesional: Mengawal kesehatan keluarga melalui pemilihan dan pengolahan
Lebih terperinciANGKET / KUESIONER PENELITIAN
ANGKET / KUESIONER PENELITIAN Kepada yth. Ibu-ibu Orang tua Balita Di Dusun Mandungan Sehubungan dengan penulisan skripsi yang meneliti tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makanan Balita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsumsi Energi dan Protein 1. Energi Tubuh memerlukan energi sebagai sumber tenaga untuk segala aktivitas. Energi diperoleh dari makanan sehari-hari yang terdiri dari berbagai
Lebih terperinciII. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup
7 II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pola makan anak balita Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup khususnya manusia. Pangan merupakan bahan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga 2.1.1. Pengetian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gizi memegang peranan penting dalam siklus hidup manusia. Rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi
Lebih terperinciLEMBAR PERTANYAAN. Frekuensi. Informasi 1. Presentational media - Petugas Puskesmas. a. 1-3 bulan. Asi saja - Bidan. b. 4-6 bulan
LEMBAR PERTANYAAN PENGARUH TERPAAN INFORMASI TERHADAP HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DALAM TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIFDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANDALA TAHUN 2009 I. IDENTITAS RESPONDEN No. Responden :
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA
LAMPIRAN 68 69 Lampiran 1 Kuesioner penelitian KODE: KUESIONER HUBUNGAN PERSEPSI BODY IMAGE DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN STATUS GIZI ATLET SENAM DAN ATLET RENANG DI SEKOLAH ATLET RAGUNAN JAKARTA Saya setuju
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat mengkonsumsi berbagai jenis pangan sehingga keanekaragaman pola
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia adalah peningkatan jumlah penduduk yang pesat dan tidak seimbang dengan penyediaan pangan
Lebih terperinciKUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG NUTRISI BAGI KESEHATAN DI SMA KEMALA BHAYANGKARI 1 MEDAN TAHUN 2009 No. Responden : Kelas : Diisi oleh peneliti Petunjuk: Jawablah pertanyaan di bawah
Lebih terperinciDIIT SERAT TINGGI. Deskripsi
DIIT SERAT TINGGI Deskripsi Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi berpengaruh baik untuk kesehatan. Serat terdiri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sarapan pagi merupakan makanan yang dimakan setiap pagi hari atau suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan
Lebih terperinciSyarat makanan untuk bayi dan anak :
DIET ORANG SEHAT GOLONGAN ORANG SEHAT 1. BAYI DAN ANAK v masa pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat v ASI merupakan makanan ideal bagi bayi v Usia > 4 bulan perlu makanan tambahan v Perlu pengaturan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Gizi Kurang Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Energi dan Protein 1. Kebutuhan Energi Energi digunakan untuk pertumbuhan, sebagian kecil lain digunakan untuk aktivitas, tetapi sebagian besar dimanfaatkan untuk metabolisme
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Soekirman (2000), status gizi berarti sebagai keadaan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Status Gizi 1. Pengertian Status Gizi Menurut Supariasa dkk (2002) status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu sedangkan menurut Almatsier
Lebih terperinciMAKALAH GIZI ZAT BESI
MAKALAH GIZI ZAT BESI Di Buat Oleh: Nama : Prima Hendri Cahyono Kelas/ NIM : PJKR A/ 08601241031 Dosen Pembimbing : Erwin Setyo K, M,Kes FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak balita merupakan kelompok yang menunjukkan pertumbuhan yang pesat sehingga memerlukan zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat badannya. Anak balita ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan anak balita ini rawan gizi dan rawan kesehatan antara lain : sehingga perhatian ibu sudah berkurang.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Anak Balita Anak Balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan penyakit. Kelompok ini yang merupakan kelompok umur yang paling menderita akibat gizi (KKP), dan jumlahnya
Lebih terperinciOleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali
Oleh : Seksi Gizi Dinas Kesehatan Provinsi Bali Anak bukan miniatur orang dewasa Anak sedang tumbuh dan berkembang Anak membutuhkan energi per kg BB lebih tinggi Anak rentan mengalami malnutrisi Gagal
Lebih terperinci