BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Kajian pustaka dilakukan untuk mengetahui penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan novel PJ karya Okky Madasari. Kajian pustaka yang ditemukan berupa skripsi dan jurnal ilmiah. Berikut beberapa penelitian yang berkaitan dengan novel PJ karya Okky Madasari. Arina Agus Pramudita (2014) melakukan penelitian berjudul Kritik Sosial dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari. Penelitian ini mengungkapkan kritik sosial yang meliputi kritik terhadap pelanggaran norma sosial, kritik terhadap bidang pendidikan, dan kritik pandangan masyarakat terhadap kaum transgender. Penelitian ini membantu menunjukkan bagaimana Okky Madasari mengangkat isu-isu kaum marginal yang tertindas melalui PJ. Muhammad Rizki Nasution (2014) melakukan penelitian berjudul Analisis Wacana Kritis Identitas Transgender dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari. Penelitian ini berusaha mengungkapkan misi Okky yang dinilai lahir dari kognisi sosialnya sebagai seniman berideologikan liberal dan Marxis di komunitas Salihara. Kesadaran mental Okky Madasari membawanya kepada wacana yang mengkomodifikasi transgender sebagai bagian dari Komunitas Salihara. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad dari segi wacana ini menguak kedudukan transgender dalam masyarakat. Penelitian ini membantu 11

2 12 penulis untuk menunjukkan bagaimana pandangan Okky Madasari mengenai trasngender berdasarkan ideologi liberal dan Marxis di Komunitas Salihara. Majalah Kartini (2015) memaparkan megenai Okky pada rubrik berjudul Menggugah Kesadaran Sosial Melalui Sastra. Dalam majalah tersebut dipaparkan Okky memiliki misi menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk menggugah kesadaran masyarakat. Karya yang diciptakan Okky merupakan karya yang memiliki kategori menyuarakan keadilan, isu perempuan dan keluarga. Okky percaya karya sastra dapat merekam sejarah dan memberikan penadaran pada masyarakat. Achmad Sururi (2012) berkomentar dalam tulisannya Menghargai Perbedaan Menuju Perdamaian mengenai keterlibatan Okky dalam novel Maryam. Konflik Ahmadiyah dengan HAM menjadi latarbelakang terciptanya novel Maryam. Okky menggambarkan situasi konflik dengan memasukkan persoalan agama dalam kehidupan bernegara, persoalan perbedaan akidah bukanlah alasan untuk melegitimasi perilaku kekerasan terhadap para pengikut Ahmadiyah. Mereka adalah manusia yang memiliki beberapa hak dasar dalam hidup. Okky meletakkan perbedaan pandangan menjadi hal yang harus dihargai untuk mendapatkan penyelesaian konflik dengan cara damai. Dari berbagai kepustakaan tersebut, peneliti mengembangkan data yang ada. Penelitian terdahulu terkait novel PJ dilakukan dengan berbagai analisis dengan memaparkan permasalahan sosial yang dialami oleh tokoh di dalamnya. Arina meneliti dari segi sosiologis, Muhammad meneliti dari segi wacana,dan Achmad Sururi yang berkomentar mengenai keterlibatan Okky dengan karyanya. Berbeda dari penelitian-penelitian yang sebelumnya, penelitian ini mengkaji novel

3 13 PJ melalui Sasana dan Jaka Wani sebagai tokoh hero yang problematik yang mengekspresikan pandangan dunia pengarang sebagai wakil dari kelompok sosial dengan menyuarakan hak-hak kaum marginal. Kebaharuan dalam penelitian ini adalah novel PJ karya Okky Madasari diteliti menggunakan teori strukturalisme genetik dengan mengungkapkan pandangan dunia pengarang sebagai jembatan yang digunakan pengarang sebagai wakil dari subjek kolektif untuk menjelaskan kelas sosialnya. Penelitian ini mengandung tiga variabel, di antaranya struktur karya sastra, pandangan dunia, dan struktur sosial. Permasalahan yang ditemukan oleh peneliti adalah masalah sosiologis yang terkandung dalam novel PJ terutama kebebasan kaum marginal. Penelitian ini mengungkapkan pandangan dunia Okky Madasari sebagai wakil dari kelas sosialnya dengan memperjuangkan hak-hak kaum marginal yang terbelenggu oleh tubuh, pikiran, tradisi, keluarga, norma, agama, dan dominasi ekonomi hingga kekuasaan. 2. Landasan Teori Teori Strukturalisme Genetik Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strukturalisme genetik yang dikemukakan oleh Lucien Goldmann. Teori ini mengungkapkan hubungan antara karya sastra dengan masyarakat melalui pandangan dunia pengarang. Pemahaman mengenai strukturalisme genetik diletakkan pada asal usul karya sastra. Asal usul karya sastra dapat ditelusuri dari keterlibatan pengarang dan kondisi sosial yang melatarbelakangi kelahiran karya sastra saat diciptakan.

4 14 Strukturalisme genetik merupakan wujud reaksi terhadap strukturalisme murni. Pendekatan strukturalisme memusatkan perhatiannya hanya pada unsur intrinsik dalam karya sastra. Pendekatan strukturalisme memberikan makna karya sastra terhadap eksistensi karya sastra tanpa mengaitkan unsur yang ada di luar struktur signifikannya (Pradopo, dkk, 2001:60). Pendekatan strukturalisme genetik tidak hanya memusatkan perhatiannya pada unsur intrinsik, melainkan juga menyentuh bagian unsur ekstrinsik. Unsur-unsur yang membangun karya sastra baik dari segi intrinsik dan ekstrinsik memiliki keterkaitan dan saling berhubungan satu dengan lainnya. Penggunaan pendekatan strukturalisme genetik memerlukan metode untuk dapat memahami makna karya sastra. Metode dialektika merupakan metode yang dilakukan secara melingkar, tanpa diketahui titik pangkal dan ujungnya sehingga penelitian bisa dilakukan dari titik mana saja. Pemahaman mengenai metode dialektika karya sastra yang diteliti bergerak dengan gerakan dialektik antara bagian teks itu dengan keseluruhannya, bisa pada level keseluruhan struktur sosial dengan gerakan dialektik dari karya sastra dan pandangan dunia sebagai bagian dari keseluruhan struktur sosial (Faruk, 2014:167). Gerakan melingkar yang dilakukan secara terus-menerus dengan gerakan dialektik antara keseluruhan ke bagian dan dari bagian ke keseluruhannya sehingga mencapai makna totalitas. a. Fakta Kemanusiaan Fakta kemanusiaan adalah segala hasil aktivitas atau perilaku manusia, baik yang verbal maupun yang fisik, yang berusaha dipahami oleh ilmu pengetahuan (Faruk, 2010:57). Fakta kemanusiaan dapat dibedakan menjadi dua,

5 15 yaitu fakta individual dan fakta sosial. Fakta yang pertama hanya merupakan hasil perilaku libidinal seperti mimpi, tingkah laku orang gila, dan sebagainya, sedangkan fakta kedua dilakukan oleh seseorang (subjek) atas dasar posisinya sebagai bagian dari suatu masyarakat (subjek kolektif). Adapun tujuan yang menjadi arti dari fakta-fakta manusia itu tumbuh sebagai respons subjek kolektif ataupun individual terhadap situasi dan kondisi yang ada di dalam diri dan di sekitarnya. Fakta-fakta itu merupakan hasil usaha manusia untuk mencapai keseimbangan yang baik dalam hubungannya dengan dunia sekitarnya (Faruk, 2010:58). Manusia akan membentuk suatu kolektivitas untuk memenuhi kebutuhannya dan berdasarkan kepentingan kelompok tersebut. Pemahaman mengenai fakta kemanusiaan harus mempertimbangkan struktur dan arti. Semua unsur yang membangun fakta kemanusiaan akan menghasilkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Terciptanya fakta kemanusiaan tersebut merupakan tanggapan subjek kolektif terhadap situasi sosial yang melingkupinya. Dalam strukturalisme genetik, karya sastra merupakan fakta kemanusiaan. Sebuah karya sastra tidak diciptakan begitu saja, melainkan untuk memenuhi kebutuhan tertentu dari manusia yang menciptakannya. Kebutuhan yang mendorong diciptakannya karya sastra itu, seperti halnya segala ciptaan manusia yang lain, adalah untuk membangun keseimbangan dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan alamiahnya maupun lingkungan manusiawinya (Faruk, 2014:160).

6 16 b. Struktur Karya Sastra Karya sastra yang besar merupakan produk strukturasi dari subjek kolektif. Karya sastra mempunyai struktur yang koheren dan terpadu. Goldmann mengemukakan dua pendapat mengenai karya sastra pada umumnya. Pertama, bawa karya sastra merupakan ekspresi pandangan dunia secara imajiner. Kedua, bahwa dalam usahanya mengekspresikan pandangan itu, pengarang menciptakan semesta tokoh-tokoh, objek-objek, dan relasi secara imajiner. Dengan dua pendapat tersebut, Goldmann mempunyai konsep struktur yang bersifat tematik. Pusat perhatiannya adalah relasi antara tokoh dengan tokoh dan tokoh dengan objek yang ada di sekitarnya (Faruk, 2010:71-72). c. Subjek Kolektif Subjek kolektif atau subjek transindividual merupakan subjek fakta kemanusiaan yang bersifat sosial (historis). Revolusi sosial, politik, ekonomi, dan karya-karya kultural besar merupakan fakta sosial (historis). Individu dengan dorongan libidonya tidak akan mampu menciptakannya. Yang dapat menciptakannya hanya subjek transindividual. Subjek transindividual bukanlah kumpulan individu-individu yang berdiri sendiri-sendiri, melainkan merupakan satu kesatuan, satu kolektivitas (Faruk, 2010:62-63). The structuring of the individual, one should recall, is explainable only with reference to this socialization, to the collective categories making up his becoming. Goldmann calls this level intrasubjective, the final insertion process involving the totality of plural subjects. It is at this level that history is created. In fact, it is through the collective subject that history becomes possible. At this level, too, there is an objective possibility of transformation that is methodologically comprehensible. The transindividual subject provides a unifying function between the mental

7 17 categories of individuals and those structuring cultural creations (Goldmann, 1981: 19). Subjek kolektif adalah sekumpulan individu, yang masing-masing dirinya adalah subjek dan bertindak dalam sebuah kesatuan kolektif untuk menciptakan sebuah realitas sosial (Anwar, 2010:106). Fakta kemanusiaan muncul karena adanya aktivitas subjek kolektif. Pengarang dapat melampaui dirinya sebagai individu dalam berkarya. Pengarang merupakan wakil subjek kolektif. Karya sastra membawa gagasan-gagasan yang diciptakan oleh pengarang sebagai wakil kelompok sosialnya. Dalam prespektif strukturalisme genetik, subjek tindakan kolektif tersebut dikategorikan sebagai kelas sosial menurut mengertian Marxis. Kelompok sosial tersebut dapat berpengaruh luas dan menyebabkan terjadinya perubahan dalam sejarah sosial secara keseluruhan. d. Pandangan Dunia Terdapat homologi antara struktur karya sastra dengan struktur masyarakat, sebab keduanya merupakan produk aktivitas strukturasi yang sama. Homologi kesejajaran struktural antara struktur karya sastra dan struktur masyarakat tidak bersifat langsung. Struktur karya sastra tidak homolog dengan struktur masyarakat, melainkan homolog dengan pandangan dunia yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat itu. Pandangan dunia itulah yang pada gilirannya berhubungan langsung dengan struktur masyarakat (Faruk, 2010:64-65). Struktur sosial menurut prespektif Marxis dipahami sebagai struktur yang terbangun dari dua kelas sosial yang bertentangan. Dominasi kelas sosial yang satu terhadap kelas sosial yang lainnya menghasilkan pandangan dunia yang khas.

8 18 He characterizes cultural creations and transindividual subjects as significant structures and analyzes them on the level of their mental categories and on the level of historical praxis. Crucial for the sociology of literature, these two levels (superstructural and structural) are dialectically related. The significant structure of a literary work and that of the mental categories making up the collective consciousness of transindividual subjects are intelligibly and necessarily related on the basis of their mutual definition as significant structures. In other words, the concept homogenizes Goldmann s genetic structuralism by pointing to the homologous relationship between structures of qualitatively different levels (Goldmann, 1981: 15). Pandangan dunia adalah fakta sejarah dan sosial. Pandangan dunia merupakan totalitas cara berfikir, merasa, dan bertindak sebagai hasil kondisi sosial yang dihadapi oleh pengarang. World views are historical and social facts. They are totalities of ways of thinking, feeling and acting which in given conditions are imposed on men finding themselves in a similiar economic and social situation, that is, imposed on certain social groups (Goldmann, 1981:112). Pandangan dunia merupakan semacam cara atau gaya hidup yang dapat mempersatukan anggota satu kelas dengan anggota yang lain dalam kelas yang sama dan membedakannya dengan anggota-anggota kelas sosial yang lain. Pandangan dunia lahir dari transformasi mentalitas yang lama secara perlahanlahan dan bertahap (Faruk, 2010:67). Pandangan dunia merupakan kecenderungan mental kolektif yang implisit, yang tidak semua individu anggota kelas sosial pemiliknya dapat menyadarinya. Hal ini terutama disebabkan oleh kenyataan bahwa manusia dalam masyarakat yang kompleks seperti individu terjaring ke dalam berbagai bentuk pengelompokan sosial, seperti kelompok profesi, kelompok etnis, ras, pendidikan, dan sebagainya. Berbagai pengelompokan itu dapat mengaburkan pemahaman individu mengenai kelompok sosial dirinya yang sebenarnya. Hanya individu yang istimewa yang mampu menerobos batas-batas

9 19 aneka pengelompokan sosial tersebut dan masuk ke dalam kesadaran kelas sosialnya sendiri (Faruk, 2014: 162). B. Kerangka Pikir Deskripsi penelitian pada novel PJ dapat dijelaskan dalam kerangka pikir sebagai berikut: 1. Pada tahap awal peneliti menentukan latar belakang masalah dan rumusan masalah. Novel PJ mengekspresikan pandangan dunia Okky sebagai wakil kelompok sosial liberalis. Novel PJ hadir sebagai reaksi terhadap tradisi. 2. Tahap kedua menentukan teori yang akan digunakan untuk menganalisis permasalahan tersebut. Penelitian novel PJ dikaji menggunakan teori strukturalisme genetik. 3. Tahap ketiga, peneliti menentukan metode dan teknik analisis data yang digunakan. Teknik analisis data menggunakan teknik dialektika. 4. Tahap keempat, peneliti menganalisis permasalahan dengan mengkaji struktur karya sastra berdasarkan konsep oposisi biner antarmanusia dan lingkungan sosial. Selanjutnya, analisis relasi struktur teks dengan struktur sosial dan menemukan pandangan dunia pengarang dalam novel PJ. 5. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan yaitu menyimpulkan hasil analisis permasalahan terkait novel PJ.

10 20 Bagan 1: Bagan Kerangka Pikir Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari: Tinjauan Strukturalisme Strukturalisme Genetik Lucien Goldmann Struktur Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari Relasi antara Struktur Teks dengan Struktur Sosial Relasi antara Subjek Kolektif dengan Struktur Sosial Pandangan Dunia Simpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial di sekitarnya (Iswanto dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai monolog Marsinah Menggugat sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti terdahulu. Penelitian terdahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya sastra. Beberapa diantaranya adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Berdasarkan temuan penulis, teori struktural genetik ini, sudah digunakan oleh beberapa penulis dalam meneliti atau mengkaji karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara ekonomis. Sastra merupakan institusi sosial yang secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. sosial secara ekonomis. Sastra merupakan institusi sosial yang secara langsung BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penelitian Sastra dapat ditempatkan sebagai salah satu superstruktur yang menjadi kekuatan reproduktif dari struktur sosial yang berdasarkan pembagian dan relasi sosial

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai preposisipreposisi penelitian, maka harus memiliki konsep-konsep yang jelas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat

BAB I PENDAHULUAN. (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra dibedakan dalam tiga genre, yaitu puisi, prosa, dan drama (Sudjiman, 1991:11). Prosa (KBBI, 2011:1106) adalah karangan bebas (tidak terikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman Victorian, kehidupan governess menjadi salah satu bagian dari kehidupan masyarakat. Governess adalah sebuah profesi yang biasanya dikerjakan oleh wanita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyair berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1974, ia mengajar di Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. penyair berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1974, ia mengajar di Fakultas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapardi Djoko Damono lahir di Surakarta, 20 Maret 1940, adalah seorang penyair berkebangsaan Indonesia. Sejak tahun 1974, ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah produk kebudayaan (karya seni) yang lahir di tengah-tengah masyarakat dan pengarang sebagai pencipta karya sastra merupakan bagian dari masyarakat.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah metode deskriptif. Menurut Arikunto (2007: 234) penelitian deskriptif merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra tak akan pernah lepas dari pengaruh realitas kehidupan yang mengitarinya. Karya sastra seolah menjadi saksi situasi kehidupan dimana dan kapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu

BAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah suatu tulisan yang memiliki keindahan yang luar biasa karena menggambarkan tentang kehidupan. Seseorang yang berjiwa sastra akan menghasilkan suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Damono (1979: 1), sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Damono (1979: 1), sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Damono (1979: 1), sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah suatu kenyataan sosial. Dengan demikian, apabila dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyaluran karyanya untuk mengkritisi kehidupan sosial masyarakat. Pertentangan

BAB I PENDAHULUAN. penyaluran karyanya untuk mengkritisi kehidupan sosial masyarakat. Pertentangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesastraan Mesir modern mengangkat tema-tema tentang perjuangan, liberalisasi, emansipasi, revolusi, pemberontakan, maupun tentang keterasingan, dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang kajian struktural-genetik belum ada yang meneliti di Kampus Universitas Negeri Gorontalo, khususnya pada Jurusan Bahasa dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka 1. Penelitian Terdahulu Penulis melakukan telaah kepustakaan yang berhubungan dengan PDH dengan menelusuri penelitian sebelumnya. Telaah pustaka

Lebih terperinci

WACANA IDENTITAS TRANSGENDER DALAM NOVEL DISCOURSE OF TRANSGENDER IDENTITY IN NOVEL

WACANA IDENTITAS TRANSGENDER DALAM NOVEL DISCOURSE OF TRANSGENDER IDENTITY IN NOVEL WACANA IDENTITAS TRANSGENDER DALAM NOVEL (Analisis Wacana Kritis Identitas Transgender Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari) DISCOURSE OF TRANSGENDER IDENTITY IN NOVEL (Critical Discourse Analysis

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang dipakai di dalamnya. Istilah-istilah tersebut merupakan konsep

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang dipakai di dalamnya. Istilah-istilah tersebut merupakan konsep BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Penelitian membutuhkan pemahaman yang memadai mengenai istilahistilah yang dipakai di dalamnya. Istilah-istilah tersebut merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Karya sastra adalah sebuah karya imajiner yang bermedia bahasa dan memiliki nilai estetis. Karya sastra juga merupakan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadikan adanya hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain yang ada di sekitarnya. Hal ini menjadikan adanya hubungan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra diciptakan oleh sastrawan untuk dinikmati, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat (Damono, 1978: 1). Sastrawan sebagai pencipta karya sastra juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang

BAB I PENDAHULUAN. dan tanggung jawab. Karya sastra lahir dari seorang pengarang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengarang mendatangkan permasalahan manusia dan kemanusiaan, hidup dan kehidupan berdasarkan pengalamannya. Walaupun bersifat fiksi pengarang mendatangkan konflik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari

BAB I PENDAHULUAN. pengarang, lahir melalui proses perenungan dan pengembaraan yang muncul dari 1 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Karya sastra merupakan salah satu sarana untuk mengungkapkan masalah manusia dan kemanusiaan. Sastra merupakan hasil cipta kreatif dari seorang pengarang, lahir melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Lombok adalah salah satu pulau kecil di provinsi Nusa Tenggara. Barat. Pulau Lombok juga dijuluki dengan pulau seribu masjid.

BAB I PENGANTAR. Lombok adalah salah satu pulau kecil di provinsi Nusa Tenggara. Barat. Pulau Lombok juga dijuluki dengan pulau seribu masjid. BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Lombok adalah salah satu pulau kecil di provinsi Nusa Tenggara Barat. Pulau Lombok juga dijuluki dengan pulau seribu masjid. Julukan tersebut melekat karena mayoritas

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. strukturalisme genetik. Dimana cara kerja yang dilakukan adalah mendeskripsikan

BAB 3 METODE PENELITIAN. strukturalisme genetik. Dimana cara kerja yang dilakukan adalah mendeskripsikan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dan metode dialektis yang merupakan bagian dalam pendekatan teori strukturalisme

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 2.1.1 Sastra Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, kreasi bukan sebuah imitasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang.

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan wujud dari proses imajinatif dan kreatif pengarang. Adapun proses kreatif itu berasal dari pengalaman pengarang sebagai manusia yang hidup di

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. dalam kajian kesusastraan dunia. Secara spesifik, jika perhatian ditujukan terhadap

BAB I PENGANTAR. dalam kajian kesusastraan dunia. Secara spesifik, jika perhatian ditujukan terhadap 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pertautan antara ranah sastra dan sosiologis merupakan perbincangan penting dalam kajian kesusastraan dunia. Secara spesifik, jika perhatian ditujukan terhadap kesusastraan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 318 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Simpulan Berdasarkan capaian hasil penelitian dan pembahasan seperti yang tertuang pada bab IV, bahwa penelitian ini telah menghasilkan dua analisis, pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional ( 2005:588), konsep didefenisikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bentuk realita dari hasil imajinasi dan pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana ekspresi pengarang saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang didasarkan oleh realitas sosial. Dalam pengertian ini, keterlibatan pengarang dalam menciptakan karya sastra

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas

TINJAUAN PUSTAKA. A. Politik Identitas. Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas 14 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Politik Identitas Sebagai suatu konsep yang sangat mendasar, apa yang dinamakan identitas tentunya menjadi sesuatu yang sering kita dengar. Terlebih lagi, ini merupakan konsep

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. aspek-aspek kemasyarakatannya, baik yang berhubungan denga penciptanya, gambaran BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep A. Sosiologi Sastra Ratna (2004:339) mengatakan, Sosiologi sastra adalah analisis karya sastra dalam kaitannya dengan manusia. Jadi, sosiologi

Lebih terperinci

ANALISIS NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK)

ANALISIS NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK) 32 ANALISIS NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI (KAJIAN STRUKTURALISME GENETIK) Dwi Siti Pratiwi 1, Sarwit Sarwono 2, dan Bustanuddin Lubis 3 1,2,3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN. commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kasanah kesustraan Arab terdapat banyak pengarang fenomenal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kasanah kesustraan Arab terdapat banyak pengarang fenomenal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kasanah kesustraan Arab terdapat banyak pengarang fenomenal yang melahirkan novel yang mendunia. Salah satu sastrawan Arab yang fenomenal dan telah diakui sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode adalah cara yang dipergunakan seseorang untuk mengadakan penelitian. Keberadaan metode dalam penelitian disiplin ilmu apapun sangat penting, termasuk

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Novel A Room With a View muncul sebagai suatu karya E.M. Forster yang

BAB IV KESIMPULAN. Novel A Room With a View muncul sebagai suatu karya E.M. Forster yang BAB IV KESIMPULAN Novel A Room With a View muncul sebagai suatu karya E.M. Forster yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Inggris kelas menengah ke atas di awal abad ke duapuluh. Melalui novel

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian Representasi Budaya Populer dalam Novel B-Jell Cheers Karya Thalia Salsabilla ini menggunakan metode deskriptif analisis. Dalam hal ini, cara kerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut bersifat timbal balik. Artinya, karya sastra dapat memengaruhi dan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut bersifat timbal balik. Artinya, karya sastra dapat memengaruhi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan. Kelahiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat tidak luput dari pengaruh sosial dan budaya. Pengaruh tersebut

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sebuah karya sastra itu diciptakan pengarang untuk dibaca, dinikmati, ataupun dimaknai. Dalam memaknai karya sastra, di samping diperlukan analisis unsur

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini. Penelitian yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan metode penelitian deskriptif dengan cara memberikan pemaparan hasil-hasil yang ditemukan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan menganalisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karya seni yang mengandung banyak estetika keindahan, dalam karya sastra itu sendiri banyak mengankat atau menceritakan suatu realitas yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sebuah hasil ciptaan manusia yang mengandung nilai keindahan yang estetik. Sebuah karya sastra menjadi cermin kehidupan yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan fenomena sosial budaya yang melibatkan kreativitas manusia. Karya sastra lahir dari pengekspresian endapan pengalaman yang telah ada dalam jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreatif penulis yang berisi potret kehidupan manusia yang dituangkan dalam bentuk tulisan, sehingga dapat dinikmati,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang seorang,

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antarmasyarakat, antara masyarakat dengan orang seorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan untuk dinikmati, dihayati, dipahami dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan adalah suatu

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan

METODE PENELITIAN. deskriptif dan dengan pendekatan analisis wacana. Dalam melakukan 25 III. METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian yang digunakan untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif dan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Strategi Penelitian Jenis penelitian dalam mengkaji novel Pengakuan Eks Parasit Lajang karya Ayu Utami ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian

Lebih terperinci

KONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney)

KONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney) KONFLIK ITRAPSIKIS TOKOH UTAMA DALAM NOVEL KERUMUNAN TERAKHIR KARYA OKKY MADASARI (Kajian Psikoanalisis Sosial Karen Horney) Disusun Oleh: NURUL INTAN MAULUDIYAH - 13010113130106 FAKULTAS ILMU BUDAYA,

Lebih terperinci

SILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII

SILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII SILABUS SOSIOLOGI SASTRA LANJUT SIN217 BSI / SMS VII DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS BAHASA DAN SENI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASAN DAN SASTRA INDONESIA 1 SILABUS I. Identitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Dalam perspektif ilmu-ilmu sosial terutama filsafat dan sosiologi, oposisi diantara subjektivisme dan objektivisme merupakan bagian yang selama ini tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sisi-sisi kehidupan manusia dan memuat kebenaran-kebenaran kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan refleksi atau cerminan kondisi sosial masyarakat yang terjadi di dunia sehingga karya itu menggugah perasaan orang untuk berpikir tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,

Lebih terperinci

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra)

SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) SOSIOLOGI SASTRA SEBAGAI PENDEKATAN DALAM PENELITIAN SASTRA (Metode Penelitian Sastra) A. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan pencerminan masyarakat, melalui karya sastra, seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi

BAB I PENDAHULUAN. sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena itu, bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan suatu karya seni yang disampaikan oleh seorang sastrawan melalui media bahasa. Keindahan dalam suatu karya sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK NOVEL RANTAU 1 MUARA KARYA AHMAD FUADI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh : Tri Maryani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammaddiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain itu sastra

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia

BAB 2 LANDASAN TEORI. 9 Universitas Indonesia BAB 2 LANDASAN TEORI Sebagaimana telah disinggung pada Bab 1 (hlm. 6), kehidupan masyarakat dapat mengilhami sastrawan dalam melahirkan sebuah karya. Dengan demikian, karya sastra dapat menampilkan gambaran

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A.

BAB II KAJIAN TEORI. dan Eksploitasi Wanita dalam Novel The Lost Arabian Women karya Qanta A. BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Penelitian yang Relevan Sebelumnya Kajian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang telah dilakukan oleh Nikmawati yang berjudul Perlawanan Tokoh Terhadap Diskriminasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra karena penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra karena penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra karena penelitian ini menyangkut tentang kajian psikologi dalam karya sastra. Psikologi sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra merupakan karangan imajinatif seseorang baik secara lisan maupun tulisan yang mengungkapkan keadaan lingkungan sekitarnya atau peristiwa yang dialaminya. Sastra

Lebih terperinci

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi

Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik Peer-Kecil Surat Kabar Pikiran Rakyat Edisi 2010 2011 Oleh: Sheila Fera Phina 1 Abstrak Judul skripsi ini adalah Kepedulian Sosial dalam Puisi Anak pada Rubrik

Lebih terperinci

Basuki Priatno, 2013

Basuki Priatno, 2013 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan paradigma penelitian. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu:

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa konsep, yaitu: a. psikosastra b. kesepian c. frustasi d. kepribadian a. Psikologi Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114).

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tidak pernah terlepas dari realitas sosial (Pradopo, 2009:114). Suatu karya sastra menampilkan pelbagai permasalahan-permasalahan yang terdapat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah sebuah kreasi yang indah, baik lisan maupun tulisan yang memiliki peran penting dalam menciptakan karya sastra dengan hakikat kreatif dan imajinatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud atau hasil dari daya imajinasi seorang pengarang yang dituangkan dalam bentuk tulisan berdasarkan pengalaman pribadi atau dengan

Lebih terperinci

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 PANDANGAN DUNIA PENGARANG DALAM NOVEL NEGERI LIMA MENARA KARYA AHMAD FUADI: Sebuah Pendekatan Strukturalisme Genetik SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia. Berbagai peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia. Berbagai peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan cerminan kehidupan manusia. Berbagai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia dapat diungkapkan melalui karya sastra. Hal itu karena

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Setelah melalui bab analisis, sampailah kita pada tahap simpulan yang akan menjawab pertanyaan dalam rumusan masalah. Meskipun analisis ini dapat dikatakan kurang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukan kajian pustaka. Kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak makna dan banyak aspek didalamnya yang dapat kita gali. Karya sastra lahir karena ada daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,

BAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan aspek penting dalam penelitian. Konsep berfungsi untuk menghindari kegiatan penelitian dari subjektifitas peneliti serta mengendalikan

Lebih terperinci

TRANSGENDER DAN PENCARIAN JATI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA

TRANSGENDER DAN PENCARIAN JATI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA 1 TRANSGENDER DAN PENCARIAN JATI DIRI TOKOH UTAMA DALAM NOVEL PASUNG JIWA KARYA OKKY MADASARI KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran

Lebih terperinci

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU

Imaji Vol. 4 - No. 2/ Februari 2009 RESENSI BUKU RESENSI BUKU JUDUL BUKU : Cultural Studies; Teori dan Praktik PENULIS : Chris Barker PENERBIT : Kreasi Wacana, Yogyakarta CETAKAN : Ke-IV, Mei 2008 TEBAL BUKU : xxvi + 470 halaman PENINJAU : Petrus B J

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman sosialnya dalam karya yang akan dibuat. Secara umum dapat digambarkan bahwa seorang pengarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra diciptakan berdasarkan imajinasi dan berlandaskan pada bahasa yang digunakan untuk memperoleh efek makna tertentu guna mencapai efek estetik. Sebuah

Lebih terperinci

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 ANALISIS STRUKTURAL GENETIK NOVEL DE WINST KARYA AFIFAH AFRA DAN RELEVANSINYA SEBAGAI MATERI AJAR ALTERNATIF BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan wadah yang digunakan oleh pengarang dalam menyampaikan gagasan-gagasan ataupun merefleksikan pandangannya terhadap berbagai masalah yang diamati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang disabilitas yang dalam percakapan sehari-hari disebut sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penyandang disabilitas yang dalam percakapan sehari-hari disebut sebagai BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyandang disabilitas yang dalam percakapan sehari-hari disebut sebagai orang cacat, sering dianggap sebagai warga masyarakat yang tidak produktif, tidak mampu menjalankan

Lebih terperinci

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat)

Teori Sosial. (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat) Teori Sosial (Apa Kontribusinya Terhadap Pemahaman Olahraga di Masyarakat) Apa itu Teori dalam Sosiologi? Pada saat kita menanyakan mengapa dunia sosial kita seperti ini dan kemudian membayangkan bagaimana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

PANDANGAN DUNIA PROKERAKYATAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S. RENDRA

PANDANGAN DUNIA PROKERAKYATAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S. RENDRA Pandangan Dunia Prokerakyatan... (Muqolis Agung K) 442 PANDANGAN DUNIA PROKERAKYATAN DALAM KUMPULAN PUISI DOA UNTUK ANAK CUCU KARYA W.S. RENDRA PRO-PEOPLE WORLD VIEW ON DOA UNTUK ANAK CUCU POEM COMPILATION

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu berupa akal, cipta, rasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperbaikinya. Tentu saja seseorang pengarang tidak harus menggurui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah bentuk seni yang dituangkan melalui bahasa. Peran karya sastra sangat penting bagi masyarakat, karena karya sastra sangat mempengaruhi

Lebih terperinci