KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA. (Makalah Analisis dan Implementasi Konservasi Keanekaragaman Hayati)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA. (Makalah Analisis dan Implementasi Konservasi Keanekaragaman Hayati)"

Transkripsi

1 KEANEKARAGAMAN HAYATI INDONESIA (Makalah Analisis dan Implementasi Konservasi Keanekaragaman Hayati) Oleh: GARNIS WIDIASTUTI ( ) THOMAS ARIA CIPTA ( ) PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU LINGKUNGAN UNIVERITAS LAMPUNG 2015

2 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversity merupakan berbagai macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan makhluk hidup, yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis dan tingkatan genetika. Pada dasarnya keragaman ekosistem di alam terbagi dalam beberapa tipe, yaitu ekosistem padang rumput, ekosistem hutan, ekosistem lahan basah dan ekosistem laut. Kanekaragaman tipe-tipe ekosistem tersebut pada umumnya dikenali dari ciri-ciri komunitasnya yang paling menonjol, dimana untuk ekosistem daratan digunakan ciri komunitas tumbuhan atau vegetasinya karena wujud vegetasi merupakan pencerminan fisiognomi atau penampakan luar interaksi antara tumbuhan, hewan dan lingkungannya (Lynch, O. J. dan Harwell, E., 2002). Dalam menilai potensi keanekaragaman hayati, seringkali yang lebih banyak menjadi pusat perhatian adalah keanekaragaman jenis, karena paling mudah teramati. Sementara keragaman genetik yang merupakan penyusunan jenisjenis tersebut secara umum lebih sulit dikenali. Sekitar 10% dari semua jenis mahluk hidup yang pada saat ini hidup dan menghuni bumi ini terkandung pada kawasan negara Indonesia, yang luas daratannya tidak sampai sepertujuh

3 puluh lima dari luas daratan muka bumi. Secara rinci dapat diuraikan bahwa Indonesia dengan pulau-pulaunya mengandung 10 % dari total jenis tumbuhan berbunga di dunia, 12 % dari total mamalia di dunia, 16 % dari total reptil dan ampibia di dunia, 17 % dari total jenis burung di dunia dan 25 % atau lebih dari total jenis ikan di dunia(lynch, O. J. dan Harwell, E., 2002). Indonesia sebagai salah satu pusat biodiversity dunia menyimpan potensi keanekaragaman hayati yang tidak ternilai harganya. Selama ini lebih dari 6000 spesies tanaman dan binatang telah dimanfaatkan untuk kebutuhan hidup sehari-hari masyarakat, dan lebih dari 7000 jenis ikan laut dan tawar selama ini mendukung kebutuhan masyarakat (Padmanaba, M. dan Sheil, D., 2007). Hutan tropika Indonesia adalah merupakan sumber terbesar keanekaragaman jenis-jenis palem, mengandung lebih dari 400 spesies meranti-merantian dari Famili Dipterocarpaceae (yang merupakan jenis kayu pertukangan paling komersil di Asia Tenggara); dan diperkirakan menyimpan spesies tumbuhan berbunga. Tingkatan Indonesia untuk keragaman jenis mamalia adalah tertinggi di dunia ( 515 spesies, di antaranya 36 spesies endemis ), terkaya untuk keragaman jenis kupu-kupu ekor walet dari famili Papilionidae (121 spesies, 44% endemis), terbesar ketiga utuk keragaman jenis reptilia (lebih dari 600 spesies), terbesar keempat untuk jenis burung (1519 spesies, 28% endemis), terbesar kelima untuk jenis amphibi (270 spesies) dan ketujuh di dunia untuk tumbuhan berbunga. Selain itu luasnya kawasan perairan teritorial Indonesia yang merupakan kawasan laut terkaya di wilayah Indo- Pasifik juga mendukung kekayaan habitat laut dan terumbu karang. Kawasan

4 terumbu karang di Sulawesi dan Maluku adalah salah satu bagian dari sistem terumbu dunia yang kaya akan spesies karang, ikan dan organisme karang lainnya Padmanaba, M. dan Sheil, D., 2007). B. Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman genetik, spesies, ekosistem dan biogeografi di Indonesia.

5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keanekaragaman Genetik Genetik adalah berbagai variasi aspek biokimia, struktur dan sifat organisme yang diturunkan secara fisik dari induknya (orang tuanya). Genetik ini dibentuk dari DNA (Asam Deoksiribo Nukleat) yang berbentuk molekulmolekul asam amino yang terdapat pada hampir semua sel. Dalam satu spesies tumbuhan atau hewan bisa terdapat variasi genetik, sehingga menimbulkan perbedaan sifat fisik yang jelas(sheil, D., et al., 2002). Contohnya manusia meskipun satu spesies (Homo sapiens), tapi ada orang kulit putih, hitam, sawo matang dan lainnya. Macan Tutul dan Macan Kumbang sama-sama spesies Panthera pardus, tetapi memiliki karakteristik tubuh yang berbeda. Variasi genetik misalnya terlihat pada jagung. Ada berbagai bentuk, ukuran dan warna jagung: jagung Metro, jagung Kuning, jagung Merah. Contoh lain yaitu padi. Kita mengenal ribuan varietas padi, walaupun padi itu hanya satu spesies (Oriza sativa) (Sheil, D., et al., 2002). Variasi genetika merupakan sumber daya pokok yang penting untuk menciptakan varietas unggul tanaman baru. Indonesia menawarkan berbagai sumberdaya genetika tanaman dan binatang yang sangat berharga guna

6 pemanfaatan saat ini atau di masa mendatang. Sedikitnya spesies flora dan fauna asli Indonesia dimanfaatkan sehari-hari oleh orang Indonesia untuk makanan, obat, pewarna, dll. (Sheil, D., et al., 2002). B. Keanekaragaman Spesies Spesies adalah kelompok organisme yang mampu saling berkembang biak/reproduksi dengan spesies sejenis secara bebas dan menghasilkan keturunan yang fertil. Spesies didefinisikan secara biologis dan morfologis. Secara biologis, spesies adalah sekelompok individu yang berpotensi untuk bereproduksi diantara mereka, dan tidak mampu bereproduksi dengan kelompok lain. Sedangkan secara morfologis, spesies adalah sekelompok individu yang mempunyai karakter morfologi, fisiologi atau biokimia berbeda dengan kelompok lain. Keanekaragaman spesies yang membentuk sebuah ekosistem. Spesies yang baru teridentifikasi kurang lebih ada 1,7 juta spesies, dari jumlah seluruh spesies yang diperkirakan juta. Kelompok makhluk hidup yang memiliki jumlah spesies terbanyak adalah serangga dan mikroorganisme. Sekalipun demikian masih saja ada anggapan, bahwa hanya organisme besar seperti tanaman berbunga, mamalia dan vertebrata lain, yang mempengaruhi kehidupan manusia secara langsung. Padahal mikroorganisme, termasuk alga, bakteri, jamur, protozoa dan virus, vital perannya bagi kehidupan di bumi. Contohnya keanekaragaman spesies alga akan membentuk sebuah terumbu karang(sheil, D., et al., 2002).

7 Suatu wilayah yang memiliki banyak spesies satwa dan tumbuhan, keragaman spesiesnya lebih besar, dibandingkan wilayah yang hanya memiliki sedikit spesies yang menonjol. Pulau dengan 2 spesies burung dan 1 spesies kadal, lebih besar keragamannya daripada pulau dengan 3 spesies burung tanpa kadal. Indonesia sangat kaya spesies. Walau luasnya hanya 1,3% luas daratan dunia, Indonesia memiliki sekitar 17% jumlah spesies di dunia. Paling tidak negara ini memiliki 11% spesies tumbuhan berbunga, 12% spesies mamalia, 15% spesies amphibi dan reptilia, 17% spesies burung, dan 37% spesies ikan dunia. Kekayaan dunia serangga kita terwakili oleh 666 spesies capung dan 122 spesies kupu-kupu. Ancaman bagi spesies adalah kepunahan. Suatu spesies dikatakan punah ketika tidak ada satu pun individu dari spesies itu yang masih hidup di dunia(sheil, D., et al., 2002). C. Keanekaragaman Ekosistem Dunia yang beranekaragam ini dapat dikelompokkan menjadi berbagai tipe ekosistem. Mulai dari puncak pegunungan hingga dasar lautan, dari kutub hingga daerah tropis. Ekosistem yang paling kaya keragaman hayatinya adalah hutan hujan tropis. Walau hutan hujan tropis hanya meliputi 7% permukaan bumi, namun daerah ini mengandung paling sedikit 50% hingga 90% dari semua spesies tumbuhan dan satwa. Indonesia memiliki jenis ekosistem alam beragam, mulai padang salju di Irian Jaya hingga hutan hujan dataran rendah, dari danau dalam hingga rawa dangkal, dan dari terumbu karang hingga taman rumput laut dan mangrove (Indriyanto. 2006). Jenis-jenis ekosistem yang ada di Indonesia antara lain:

8 1. Ekosistem Hutan Hutan menyediakan bahan makanan, sandang, bahan bakar, bahan bangunan dan bahan-bahan lain bagi kehidupan manusia. Jutaan orang menggantungkan hidup pada sumber daya hutan, bagi hajat mereka di bidang ekonomi, sosial budaya, lingkungan dan religi. Berdasarkan faktor iklim, hutan dibagi menjadi dua: hutan hujan dan hutan musim. Hutan hujan ada yang terletak pada daerah tropis, ada yang di daerah beriklim sedang. Hutan hujan tropis sangat kaya akan spesies. Walaupun luas seluruh hutan hujan tropis hanya 0,2 persen ( km2) dari luas permukaan bumi, mengandung tak kurang dari spesies tanaman endemik. Sekitar 13 persen spesies tumbuhan dunia hidup di hutan hujan tropis (Indriyanto, 2006). Kawasan tropika juga punya jenis hutan ranggas musiman, yaitu di tempat yang curah hujan pada musim keringnya di bawah 100 mm. Pada musim itu pepohonan menggugurkan daun. Tapi juga ada beberapa tumbuhan yang justru berbunga pada masa itu. Jadi berbeda dengan hutan ranggas di daerah beriklim sedang, yang pada musim dingin tampak seolah mati sama sekali(indriyanto. 2006). 2. Ekosistem Padang Rumput Padang rumput adalah kawasan yang didominasi oleh rumput dan spesies lain sejenisnya dengan beberapa pohon (kurang dari pohon/ha), akibat kekeringan yang periodik. Mereka dikenal dengan berbagai nama di berbagai belahan dunia: savanah di Afrika, rangeland di Australia, steppe di Eurasia, prairie di Amerika Utara, cerrados atau pampas di Amerika Selatan(Indriyanto. 2006).

9 Padang rumput ini terjadi secara alami, semi alami, atau diolah. Tipe padang rumput ini hanya mempunyai andil kecil bagi pemeliharaan keanekaragaman hayati. Sedangkan padang rumput semi alami, walaupun tidak ditanami tapi mereka berkembang secara luas akibat penggembalaan ternak domestik. Mereka penting bagi keragaman hayati karena sejumlah spesies di padang rumput tergantung padanya. Tingkat keanekaragaman flora di padang rumput alami dan semi alami tinggi, namun kekayaan spesies satwanya rendah. Kurang dari 5% spesies burung dunia dan 6% spesies mamalia dunia beradaptasi atau hidupnya tergantung pada padang rumput(indriyanto. 2006). 3. Ekosistem Lahan Basah Lahan basah mencakup berbagai jenis habitat dan komunitas, yang sangat dipengaruhi uleh kehadiran perairan di sekitarnya. Lahan basah di Indonesia mencapai 4,34% dari luas daratan. Lahan basah dapat dibagi menjadi dua: a. Lahan basah pesisir. Meliputi pesisir yang tergenang air, umumnya payau, permanen atau musiman. Umumnya dipengaruhi pasang surut air laut. Termasuk dalam kelompok ini ekosistem hutan mangrove, dataran lumpur dan pasir, muara sungai, padang lamun, dan rawa-rawa pesisir. b. Lahan basah daratan. Meliputi daerah yang tergenang air permanen maupun musiman, di darat atau dikelilingi daratan, tapi tidak terkena pengaruh air laut. Kelompok ini meliputi ekosistem danau, telaga, sungai, rawa air tawar, kolam dan danau musiman.

10 Ciri ekosistem lahan basah antara lain: a. Paling tidak secara periodik ditumbuhi tumbuhan air. b. Kondisi substratnya jenuh air atau tertutup air dangkal, paling tidak secara periodik yaitu pada musim tumbuh(indriyanto. 2006). Mengacu pada sistem klasifikasi lahan basah utama menurut konvensi Ramsar, Indonesia memiliki jenis-jenis ekosistem lahan basah sbb.: 1. Kawasan laut (marin) meliputi kelompok lahan basah pesisir yang berair asin, termasuk pantai berbatu, terumbu karang dan padang lumut. 2. Kawasan muara (estuarin) meliputi muara sungai, delta, rawa pasang surut, yang berair payau dan hutan bakau (hutan mangrove). 3. Kawasan rawa (palustrin) meliputi tempat-tempat yang bersifat merawa (berair tergenang atau lembab), misalnya hutan rawa air tawar, hutan rawa gambut, dan rawa rumput. 4. Kawasan danau (lakustrin) meliputi semua lahan basah yang berhubungan dengan danau dan rawa rumput. 5. Kawasan sungai (riverin) meliputi lahan basah yang terdapat sepanjang sungai atau perairan yang mengalir(indriyanto. 2006). 4. Ekosistem Hutan Mangrove Salah satu lahan basah utama adalah kawasan mangrove. Areal mangrove terluas terdapat di Indonesia (lebih dari 4 juta ha) dan Asia lainnya, Afrika, Australia, Karibia, Amerika Tengah dan Selatan(Indriyanto. 2006).

11 5. Ekosistem Laut Laut merupakan habitat terbesar di bumi, tapi sisi bioliginya paling sedikit diketahui dan diteliti. Ekosistem laut dimulai dari perbatasan ekosistem lahan basah pesisir, yaitu daerah pantai pasang surut, terumbu karang, laut dangkal, hingga pakung-palung laut dalam yang tidak pernah terkena cahaya matahari. Walaupun saling berhubungan, namun semua eksistem di laut memiliki batas wilayah. Masing-masing merupakan tempat hidup dan mencari makan dari satwa laut yang berbeda(indriyanto. 2006). Ekosistem terumbu karang adalah satu ekosistem alami dunia yang paling beragam, sehingga serign desebut hutan hujan tropiknya laut. Secara global terdapat sekutar km2 terumbu karang; lebih dari setengahnya terdapat di Samudra Hindia (termasuk Laut Merah dan teluk Persia). Sisanya dibagi rata antara Kepulauan Karibia, Pasifik Selatan (termasuk Australia) dan Pasifik Utara. Luas terumbu karang di Indonesia 0,38% dari seluruh wilayah. Namun sayang, data terakhir menunjukkan hanya 7% terumbu karang Indonesia yang masih baik kondisinya. Selebihnya telah rusak, terganggu atau agak rusak (Indriyanto. 2006) D. Biogeografi Indonesia Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran organisme di muka bumi. Organisme yang dipelajari mencakup organisme yang masih hidup dan organisme yang sudah punah(kier et. al.,2005). Keanekaragaman hayati yang tinggi di Indonesia disebabkan karena letaknya pada persilangan pengaruh antara benua Asia dan Australia. Pencetus gagasan

12 pemisahan biogeografi kedua benua itu adalah Alfred Russel Wallace, pakar biologi yang hidup sezaman dengan Charles Darwin. Garis itu berawal dari sebelah selatan Pulau Mindanao (Filipina) menyusuri Selat Makasar, Selat Lombok hingga ujung barat Australia. Kawasan biogeografi Asia dan bagianbagiannya disebut Orientalis. Wilayah Indonesia yang termasuk kawasan ini adalah Sumatra, Kalimantan dan Jawa. Seluruh Pulau Irian, Australia dan Tasmania termasuk kawasan Australis. Sedangkan Sulawesi, Nusa Tenggara dan Maluku peralihan antara keduanya. Pemisahan ini terutama belaku bagi jenis-jenis mamalia (Kier et. al.,2005). Ilmuwan Inggris yang bernama Alfred Russel Wallace, pada tahun 1867 melakukan peyelidikan tentang persebaran hewan di muka bumi. Wallace mengemukakan bahwa permukaan bumi dapat dibagi menjadi enam kawasan persebaran hewan yang masing-masing ditandai dengan spesies-spesies yang unik. Enam kawasan tersebut adalah kawasan Neartik, Paleartik, Ethiopia, Oriental, Neotropik, dan Australia. Masing-masing daerah mempunyai ciri khas. Dalam biogeografi dipelajari bahwa penyebaran organisme dari suatu tempat ke tempat lainnya melintasi berbagai faktor penghalang. Faktor-faktor penghalang ini menjadi pengendali penyebaran organisme. Faktor penghalang yang utama adalah iklim dan topografi. Selain itu, faktor penghalang reproduksi dan endemisme menjadi pengendali penyebaran organisme. Kekhasan ini disebabkan oleh faktor geografis, cuaca, iklim, dan lain sebagainya. Fauna yang ditemukan di daerah Paleartik dan Neartik adalah serupa, sehingga para pakar sering menyebutnya sebagai daerah Holartik. Masing-masing daerah biogeografi tersebut mencakup sebagian besar daratan

13 benua. Akibat dari hal tersebut di atas maka di permukaan bumi ini terbentuk kelompok-kelompok hewan dan tumbuhan yang menempati daerah yang berbeda-beda. Sebagai contoh bunga sakura tumbuh di Jepang, bunga tulip di Belanda, kera bekantan hidup di Kalimantan, burung maleo di Sulawesi dan Maluku. Sehingga tanaman dan hewan menjadi ciri khas pada suatu daerah di belahan bumi. Tanaman nanas yang berasal dari Amerika Utara tumbuh subur di Hawaii dan di Asia. Pohon bambu banyak yang hidup di sekitar Asia Barat. Luas daerah yang dapat ditempati tumbuhan maupun hewan, berkaitan dengan kesempatan dan kemampuan mengadakan penyebaran (Kier et. al.,2005). Gambar 1. Peta biogeografi fauna seluruh dunia menurut Wallace Biogeografi mempelajari penyebaran hewan maupun tumbuhan di permukaan bumi. Ilmu yang mempelajari peyebaran hewan di permukaan bumi disebut zoogeografi. Penyebaran hewan berdasarkan luas cakupannya dapat dibedakan menjadi cakupan geografis, cakupan geologis, dan cakupan ekologis. Cakupan geografis yaitu daerah penyebarannya meliputi daratan dan sistem perairan.

14 Cakupan geologis, yaitu keadaan daratan dan lautan di masa lampau. Cakupan ekologis adalah daerah penyebarannya dengan kondisi lingkungan yang sesuai(kier et. al.,2005). Faktor-faktor yang mempengaruhi biota tersebut adalah adanya tekanan dari individu lain yang mendominasi suatu tempat tertentu. Faktor lain adanya kompetisi, predator, penyakit, kekurangan persediaan makanan, perubahan musim dan kurangnya tempat untuk berlindung. Gambar 2. Peta Biogreografi Indonesia

15 1. Fauna Indonesia barat (Orientalis) Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Macammacam fauna Indonesia barat sebagai berikut. Pulau Sumatera Jawa Kalimantan Jenis Fauna gajah, harimau, tapir, badak, orang utan, kera, pelanduk, siamang, kijang, ular, kambing, burung kakaktua, kutilang, tekukur harimau, badak, tapir, domba, kambing, rusa, kerbau liar, monyet, ular, musang, burung gereja dan burung belibis. orang utan, kukang, monyet bekantan, kijang, musang, pelanduk, buaya, burung elang, pekakak, kakatua, rajawali, serta ular piton dan kobra. 2. Fauna Indonesia Tengah (Peralihan Orientalis dan Australis) Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara. Fauna Indonesia tengah sebagai berikut. Pulau Sulawesi dan sekitarnya Kepulauan Nusa tenggara Jenis Fauna rusa, anoa, musang, dan monyet sapi, rusa, komodo, domba, burung kakaktua, jalak, dan nuri 3. Fauna Indonesia Timur (Australis) Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua, Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis. Berikut ini fauna Indonesia timur. Pulau Maluku Papua dan sekitarnya Jenis Fauna kuskus, burung nuri rusa, kanguru, burung cenderawasih, kakaktua raja, kasuari, dan parkit.

16 Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar jenis pohon, jenis paku pakuan, dan jenis anggrek(kier et. al.,2005). 1. Flora Indonesia barat Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat di Asia. Pulau Sumatera Jawa Kalimantan Jenis Flora pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti, mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan bugenvil ramin, kamper, meranti, besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan 2. Flora Indonesia tengah Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah. Pulau Sulawesi Nusa Tenggara Maluku Jenis Flora eboni, kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati, sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti, gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek 3. Flora Indonesia timur Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah

17 jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat pohon sagu, nipah, dan bakau (Kier et. al.,2005). E. Paradoks Keanekaragaman Hayati di Indonesia Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat kaya, tetapi masyarakat Indonesia tidak ada yang mencoba untuk mengeksplorasi keanekaragaman hayati menjadi bermanfaat. Contohnya Indonesia memiliki keanekaragaman varietas padi tetapi masih ada masyarakat Indonesia di daerah masih ada kemiskinan dan rawan pangan. Walaupun Indonesia pernah mencapai swasembada pangan. Indonesia masih mengimpor beras dari negara tetangga seperti Filiphina. Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang beranekaragam, tetapi kurang terperhatikannya oleh bangsa sendiri. Contohnya seperti burung Jalak Bali yang merupakan fauna endemik di pulau Bali, tetapi satwa ini punah dialam alaminya sendiri dan berhasil ditangkarkan di kebun binatang Brookfield dan Houston, seharusnya Indonesia dapat mencintai dan menjaga keanekaragaman hayatinya sendiri bukan negara lain yang melestarikannya. Orang utan Kalimantan merupakan primata endemik yang ada di Kalimantan, tetapi banyak dari hutan tempat tinggal Orang utan yang dikonversikan menjadi perkebunan sawit dan Orang utan dianggap sebagai hama perkebunan dan kemudian diburu. Masyarakat Indonesia belum banyak yang menyadari pentingnya menjaga keanekaragaman hayati negara sendiri.

18 III. PEMBAHASAN Indonesia terletak di antara 6º LU 11º LS dan 95º BT - 141º BT, antara Lautan Pasifik dan Lautan Hindi, antara benua Asia dan benua Australia, dan pada pertemuan dua rangkaian pergunungan, yaitu Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterranean (Handoko, 1995). Letak astronomi yang demikian itu menunjukkan bahwa Indonesia terletak di daerah iklim tropika. Daerah iklim tropika terdapat di antara 23.5º LU dan 23.5º LS. Hal ini mengakibatkan suhu di Indonesia cukup tinggi (antara 26º C - 28º C), curah hujan cukup banyak (antara 700mm 7000mm pertahun) (Handoko, 1995). Letak geografis Indonesia yang menyebabkan indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang beragam, ± 6000 juta spesies terdapat di Indonesia. Keanekaragaman hayati ini membentuk keanekaragaman gen dari spesies yang berbeda sampai keanekaragaman spesies hingga ekosistem (Handoko, 1995). Keragaman genetik terbentuk dari genetik suatu individu yang tidak statis. Selalu berubah akibat faktor internal dan eksternal. Keragaman materi genetik memungkinkan terjadi seleksi alam. Terbentuknya keragaman genetik dibentuk dari beberapa cara seperti:

19 1. Perkawinan silang/hibridisasi Teknik perkawinan antara dua individu yang berlainan varietas dalam satu spesies. Teknik ini dilakukan dengan memperhatikan sifat-sifat yang baik dari individu-individu yang disilangkan. Contoh: Persilangan antara sapi Shortor yang berdaging banyak tetapi tidak tahan iklim panas, dengan sapi Brahman yang tahan terhadap iklim panas tetapi berdaging sedikit. Dari persilangan ini diharapkan akan memperoleh jenis sapi pedaging gemuk dan tahan terhadap iklim panas. 2. Rekayasa genetik Suatu usaha memanipulasi sifat genetik suatu makhluk hidup untuk menghasilkan makhluk hidup yang memiliki sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika dapat dilakukan dengan menambah, mengurangi, atau menggabungkan dua materi genetik (DNA) yang berasal dari dua organisme berbeda. Hasil penggabungan dua materi genetik yang berasal dari dua organisme yang berbeda disebut DNA rekombinan. Contoh: Tanaman tahan hama seperti padi, kentang dan kedelai. 3. Mutasi genetik Perubahan yang terjadi pada gen baik DNA maupun RNA. Mutasi Gen hanya menyebabkan perubahan sifat individu tanpa adanya perubahan jumlah dan susunan kromosomnya seperti yang terjadi pada mutasi kromosom. Contoh : Semangka tanpa biji

20 Umumnya, makin besar populasi suatu spesies makin besar keanekaragaman genetiknya, sehingga makin kecil kemungkinan akan punah (Sheil, D., et al., 2002). Keragaman spesies dibentuk dari keanekaragaman gen. Spesies terbentuk dari variasi genetik contohnya pisang (Musa paradisa) memiliki keanekaragaman spesies yang berbeda pisang ambon, pisang kepok, pisang muli, pisang raja.selain itu ada contoh spesies jeruk yang berbeda-beda dari hasil persilangan genetika contohnya jeruk bali, jeruk purut, jeruk limau, jeruk nipis, dan jeruk manis (Sheil, D., et al., 2002). Faktor yang menimbulkan keanekaragaman spesies yaitu: 1. Iklim 2. Faktor relief tanah/topografi 3. Faktor tanah dan unsur hara Ketiga faktor ini yang akan membentuk perbedaan ekosistem di Indonesia. Keragaman ekosistem dibentuk dari keragaman spesies yang membentuk populasi yang menempati sebuah wilayah yang membentuk komunitas hingga menjadi ekosistem yang dipengaruhi oleh keadaan lingkungan daerah setempat. Seperti populasi padang rumput, populasi pohon keluarga dipterocarpacea, populasi rusa, populasi harimau yang membentuk hutan hujan tropis. Ekosistem dibentuk dari keanekaragaman spesies yang menempati sebuah wilayah(handoko, 1995).

21 Dari keanekaragaman ekosistem menjadi sebuah topografi wilayah yang berbedabeda ditiap wilayah tergantung dari kondisi lingkungannya. Terbentuknya biogeografi di Indonesia karena keanekaragaman genetik, spesies dan keanekaragaman ekosistem. Seperti beberapa wilayah yang sama di Indonesia memiliki hutan hujan tropis seperti wilayah asia tenggara seperti Thailand memiliki keanekaragaman spesies yang sama seperti harimau, gajah dan ular. Kemungkinan wilayah tersebut memiliki iklim yang sama dengan Indonesia bagian barat, walaupun tidak sama secara genetik akan terjadi beberapa penyesuaian hidup dengan lingkungannya oleh spesies tersebut (Brown, J. H. & A. C. Gibson, 1983). Indonesia di wilayah bagian barat yaitu pulau Sumatera, Kalimantan dan Jawa memiliki hutan hujan tropis dataran rendah dan dataran tinggi yang membentuk ekosistem rawa, pegunungan dan perbukitan, hutan magrove, pantai, padang alang-alang. Keanekaragaman fauna dan floranya pun hampir sama seperti harimau, gajah, macan dahan, macan kumbang, orang hutan, bekantan, badak dan flora seperti jenis tanaman dipterocarpaceae. Wilayah bagian timur yaitu pulau Irian Jaya, Maluku memiliki ekosistem hujan tropis dataran rendah dan savana. Keanekaragaman fauna dan floranya pun hampir sama sepeti kangguru, wallabi, kuskus, nuri dan floranya seperti pohon sagu, nipah, conifera. Wilayah bagian tengah yaitu Sulawesi, Nusa tenggara barat dan timur memiliki hutan tropis, savana dan pantai dengan flora dan fauna seperti monyet, komodo, anoa, pinus dan sagu (Whitmore, T. C., 1984).

22 IV. KESIMPULAN Berdasarkan penulisan tentang keanekaragaman hayati di Indonesia dapat disimpulkan: 1. Keanekaragaman hayati di Indonesia dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu iklim, topografi tanah dan unsur hara. 2. Tiga pembagian biogeografi di Indonesia yaitu orientalis, peralihan dan australis. 3. Keanekaragaman hayati terbentuk melalui keanekaragaman gen, keanekaragaman spesies dan keanekargaman ekosistem dan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan membentuk keadaan lingkungan sendiri.

23 DAFTAR PUSTAKA Brown, J. H. & A. C. Gibson Biogeography. The C.V. Mosby Company.Missouri: x hlm. Handoko, Klimatologi Dasar. PT Dunia Pustaka. Jakarta. Indriyanto Ekologi Hutan. Bumi Aksra. Jakarta. 222 Hlm. Kier, G., Mutke, J., Dinerstein, E., Ricketts, T. H., Kuper, W., Kreft, H. dan Barthlott, W., Global patterns of plant diversity and floristic knowledge, Journal of Biogeography, vol 32, hal Lynch, O. J. dan Harwell, E., Whose Natural Resources? Whose Common Good? Towards a Paradigm of Environmental Justice and the National Interest in Indonesia, Center for International Environment Law (CIEL), Washington, DC, US, dan Jakarta, Indonesia. Padmanaba, M. dan Sheil, D., Finding and promoting a local conservation consensus in a globally important tropical forest landscape, Biodiversity and Conservation, vol 16, no 1, hal Sheil, D., Puri, R. K., Basuki, I., van Heist, M., Syaefuddin, Rukmiyati, Sardjono, M. A., Samsoedin, I., Sidiyasa, K., Chrisandini, Permana, E., Angi, E. M., Gatzweiler, F. dan Wijaya, A., Exploring Biological Diversity, Environment and Local Peoples Perspectives in Forest Landscapes, CIFOR, Bogor, Indonesia. Whitmore, T. C., Tropical Rain Forests of the Far East, Clarendon Press, Oxford.

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia: Pengaruh Letak Geografis Terhadap Kondisi Alam dan Flora Fauna di Indonesia Garis Lintang: adalah garis yang membelah muka bumi menjadi 2 belahan sama besar yaitu Belahan Bumi Utara dan Belahan Bumi Selatan.

Lebih terperinci

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI Indonesia terdiri atas pulau-pulau sehingga disebut negara kepulauan. Jumlah pulau yang lebih dari 17.000 buah itu menandakan bahwa Indonesia merupakan suatu wilayah yang

Lebih terperinci

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia :

Pegunungan-Pegunungan di Indonesia : Pegunungan Jaya Wijaya di Irian Jaya. Pegunungan Bukit Barisan di Sumatra. Dataran tinggi di Indonesia : JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD V (LIMA) ILMU PENGETAHUAN ALAM KENAMPAKAN ALAM DAN BUATAN DI INDONESIA A. KENAMPAKAN ALAM 1. Ciri-Ciri Kenampakan Alam Kenampakan Alam di Indonesia mencakup

Lebih terperinci

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Indentitas Flora dan Fauna Indonesia Indonesia merupakan negara yang memiliki

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER Disusun oleh : Nama NIM : Mohammad Farhan Arfiansyah : 13/346668/GE/07490 Hari, tanggal : Rabu, 4 November 2014

Lebih terperinci

BAB 8: GEOGRAFI DINAMIKA BIOSFER

BAB 8: GEOGRAFI DINAMIKA BIOSFER www.bimbinganalumniui.com 1. Biosfer dibagi menjadi tiga lingkungan hidup dan masing-masing dipengaruhi faktor abiotik dan biotic. Berikut ini merupakan faktor-faktor abiotik (fisis), kecuali a. Iklim

Lebih terperinci

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT 1 KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT SMA REGINA PACIS JAKARTA Ms. Evy Anggraeny Keanekaragaman Hayati (KEHATI) 2 Variasi berbagai macam makhluk hidup Meliputi hewan dan tumbuhan Manfaat bagi kehidupan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Penulis

KATA PENGANTAR. Penulis KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-nya, sehingga kami dari kelompok 2 dapat menyelesaikan tugas membuat Makalah Penyebaran Fauna. Kami mengucapkan

Lebih terperinci

Letak Geografis Indonesia

Letak Geografis Indonesia Kompetensi Setelah mempelajari materi ini siswa dapat : Materi 1. Menunjukkan letak geografis (posisi geografis) Indonesia. 2. Menyajikan informasi tentang arah angin muson di Indonesia 3. Mengidentifikasi

Lebih terperinci

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI

GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI GEOGRAFI REGIONAL ASIA VEGETASI ASIA PENGAJAR DEWI SUSILONINGTYAS DEP GEOGRAFI FMIPA UI Selamat Pagi, Semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan DTI_09 VEGETASI ASIA Iklim merupakan faktor utama yang

Lebih terperinci

E. Kondisi Alam Indonesia

E. Kondisi Alam Indonesia E. Kondisi Alam Indonesia Alam Indonesia dikenal sangat indah dan kaya akan berbagai sumber daya alamnya. Tidak heran jika banyak wisatawan dari berbagai dunia tertarik dan datang ke Indonesia. Kegiatan

Lebih terperinci

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran

HIDROSFER V. Tujuan Pembelajaran KTSP & K-13 Kelas X Geografi HIDROSFER V Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami rawa, fungsi, manfaat, dan pengelolaannya.

Lebih terperinci

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si Apa yang dimaksud biodiversitas? Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah : keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan

Lebih terperinci

Ekonomi Pertanian di Indonesia

Ekonomi Pertanian di Indonesia Ekonomi Pertanian di Indonesia 1. Ciri-Ciri Pertanian di Indonesia 2.Klasifikasi Pertanian Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan ciri-ciri pertanian di Indonesia serta klasifikasi atau

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7

RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL MAPEL : IPS KELAS 7 RANGKUMAN BAHAN PTS GANJIL 2017-2018 MAPEL : IPS KELAS 7 A. Pengertian Ruang dan Interaksi Antarruang Ruang adalah tempat di permukaan bumi, baik secara keseluruhan maupun hanya sebagian yang digunakan

Lebih terperinci

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2 Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak SMK Hang Tuah 2 1. Perbedaan yang ditemukan antar kambing dalam satu kandang disebut... A. Evolusi B. Adaptasi C. Variasi D. Klasifikasi 2. Diantara individu

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3 1. Tempat perlindungan Orang utan yang dilindungi oleh pemerintah banyak terdapat didaerah Tanjung

Lebih terperinci

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA

PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA PENYEBARAN KOMUNITAS FAUNA DI DUNIA Materi Penyebaran Komunitas Fauna di Dunia Keadaan fauna di tiap-tiap daerah (bioma) tergantung pada banyak kemungkinan yang dapat diberikan daerah itu untuk memberi

Lebih terperinci

MATERI IPS KELAS VIII SMP KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK

MATERI IPS KELAS VIII SMP KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK MATERI IPS KELAS VIII SMP KONDISI FISIK WILAYAH DAN PENDUDUK STANDAR KOMPETENSI : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk KOMPETENSI DASAR : 1.1 Mendeskripsikan kondisi

Lebih terperinci

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati Pada dasarnya tidak ada makhluk hidup yang persis sama di bumi ini. Adanya perbedaan di antara organisme inilah yang menimbulkan keanekaragaman. Makhluk

Lebih terperinci

B I O G E O G R A F I

B I O G E O G R A F I Makalah: Evolusi B I O G E O G R A F I Disusun oleh: KELOMPOK III KARMILA (1414441005) ANDI DWI MEYTIANA (1414441007) HASLINAR (1414441009) YOEL SURA (1414441011) PENDIDIKAN BIOLOGI ICP A FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem Tujuan Pembelajaran Mampu mengidentifikasi keanekaragaman hayati di Indonesia Mampu membedakan keanekaragaman

Lebih terperinci

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA

BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA BAB V EKOSISTEM, BIOSFER & BIOMA EKOSISTEM: lingkungan biologis yang terdiri dari semua organisme hidup di daerah tertentu, serta semua benda tak hidup (abiotik), komponen fisik dari lingkungan seperti

Lebih terperinci

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ... itj). tt'ii;,i)ifir.l flni:l l,*:rr:tililiiii; i:.l'11, l,.,it: I lrl : SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI DAFTAR SINGKATAN viii tx xt xii... xviii BAB

Lebih terperinci

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid. TAMBAHAN PUSTAKA Distribution between terestrial and epiphyte orchid. Menurut Steeward (2000), distribusi antara anggrek terestrial dan epifit dipengaruhi oleh ada atau tidaknya vegetasi lain dan juga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia

I. PENDAHULUAN. Semua lahan basah diperkirakan menutupi lebih dari 20% luas daratan Indonesia 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti hutan rawa, danau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia perkiraan luas mangrove sangat beragam, dengan luas garis pantai yang panjang + 81.000 km (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2007), ada beberapa yang

Lebih terperinci

C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia

C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia C. Potensi Sumber Daya Alam & Kemarintiman Indonesia Indonesia dikenal sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang sangat besar. Indonesia juga dikenal sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan

Lebih terperinci

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis ix H Tinjauan Mata Kuliah utan tropis yang menjadi pusat biodiversitas dunia merupakan warisan tak ternilai untuk kehidupan manusia, namun sangat disayangkan terjadi kerusakan dengan kecepatan yang sangat

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) pertumbuhan jumlah penduduk. : 1.1. Mendeskripsikan kondisi fisik wilayah dan penduduk RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata Pelajaran : Sekolah Menengah Pertama Negeri 3 Pajangan : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keanekaragaman Hayati Tanah Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis dan ekosistem pada suatu daerah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai perairan laut yang lebih luas dibandingkan daratan, oleh karena itu Indonesia dikenal sebagai negara maritim. Perairan laut Indonesia kaya akan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya, BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara dengan keanekaragaman hayati yang beragam. Wilayahnya yang berada di khatuistiwa membuat Indonesia memiliki iklim tropis, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya merupakan perairan dan terletak di daerah beriklim tropis. Laut tropis memiliki

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan tropis, yang berkembang sejak ratusan juta tahun yang silam, terdapat berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004),

BAB 1 PENDAHULUAN. hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati terkaya (mega biodiveristy). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati (biological

Lebih terperinci

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan

Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan Keberadaan lahan gambut selalu dikaitkan dengan keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya. Kondisi lahan gambut yang unik dan khas menjadikan keanekaragaman hayati yang terdapat di dalamnya juga memiliki

Lebih terperinci

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran: BAB 4 PELESTARIAN MAKHLUK HIDUP Tujuan Pembelajaran: Setelah mempelajari bab ini, kalian diharapkan dapat: 1. Mengetahui berbagai jenis hewan dan tumbuhan yang mendekati kepunahan. 2. Menjelaskan pentingnya

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah

PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH. A.Pembentukan Tanah PEMBENTUKAN TANAH DAN PERSEBARAN JENIS TANAH A.Pembentukan Tanah Pada mulanya, permukaan bumi tidaklah berupa tanah seperti sekarang ini. Permukaan bumi di awal terbentuknya hanyalah berupa batuan-batuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai dari sumber daya alam yang diperbaharui dan yang tidak dapat diperbaharui. Dengan potensi tanah

Lebih terperinci

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional

Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Biogeografi Daluga Untuk Prospek Ketahanan Pangan Nasional Johny S. Tasirin dan Semuel P. Ratag Seminar Nasional Pertanian Pengembangan Sumber Daya Pertanian Untuk Menunjang Kemandirian Pangan Dies Natalis

Lebih terperinci

AssAlAmu AlAyku m wr.wb

AssAlAmu AlAyku m wr.wb AssAlAmu AlAyku m wr.wb BIOMA Bioma adalah wilayah yang memiliki kondisi iklim tertentu dan batas-batas yang sebagian besar dikendalikan di daratan oleh iklim dan yang dibedakan oleh dominasi tertentu,

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GEOGRAFI BAB VI BIOSFER Drs. Daryono, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN 2017

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM

EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM 3 EKOSISTEM SEBAGAI MODAL ALAM BI2001 Pengetahuan Lingkungan Sumber utama materi dan ilustrasi: Miller, G.T. & S.E. Spoolman. 2012. Living in the Environment. Seventeenth edition. Brooks/Cole, Belmont,

Lebih terperinci

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer

Individu Populasi Komunitas Ekosistem Biosfer Ekosistem adalah kesatuan interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem juga dapat diartikan sebagai hubungan timbal balik yang komplek antara organisme dengan lingkungannya. Ilmu yang

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi

PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi PENGERTIAN BIOMA suhu kelembaban angin altitude latitude topografi MACAM BIOMA Macam macam Bioma : Tundra Taiga Hutan Gugur Hutan Hujan Tropis Gurun Padang Rumput Saparal PETA PERSEBARAN BIOMA DI DUNIA

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi, baik flora maupun fauna yang penyebarannya sangat luas. Hutan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS

FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS FAKTOR-FAKTOR PEMBENTUK IKLIM INDONESIA. PERAIRAN LAUT INDONESIA TOPOGRAFI LETAK ASTRONOMIS LETAK GEOGRAFIS IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman hayati yang terkandung

Lebih terperinci

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis

Faktor-faktor Pembentuk Iklim Indonesia. Perairan laut Indonesia Topografi Letak astronomis Letak geografis IKLIM INDONESIA Pengertian Iklim Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu satu tahun dan meliputi wilayah yang luas. Secara garis besar Iklim dapat terbentuk karena adanya: a. Rotasi dan revolusi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan

I. PENDAHULUAN. rawa, hutan rawa, danau, dan sungai, serta berbagai ekosistem pesisir seperti hutan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai lahan basah paling luas dan mungkin paling beragam di Asia Tenggara, meliputi lahan basah alami seperti rawa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak di antara dua benua, Asia dan Australia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari tujuh belas ribu pulau. Pulau yang satu dengan lainnya dipisahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini

BAB I PENDAHULUAN. wilayah perbatasan antara daratan dan laut, oleh karena itu wilayah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dengan jumlah pulau sekitar 17.508 pulau dan panjang pantai kurang lebih 81.000 km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat besar,

Lebih terperinci

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

SOAL KONSEP LINGKUNGAN 131 SOAL KONSEP LINGKUNGAN 1. Ciri-ciri air yang tidak tercemar adalah a. Tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa b. Berkurangnya keberagaman biota perairan c. Banyak biota perairan yang mati d.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan PENDAHULUAN Latar Belakang Sebagian besar hutan yang ada di Indonesia adalah hutan hujan tropis, yang tidak saja mengandung kekayaan hayati flora yang beranekaragam, tetapi juga termasuk ekosistem terkaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara kepulauan yang memiliki sekitar 17.508 pulau dan panjang garis pantai lebih dari 81.000

Lebih terperinci

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8. PENGANTAR PENULIS Indonesia menempati urutan ke dua di dunia, dalam hal memiliki keragaman flora dan fauna dari 17 negara paling kaya keragaman hayatinya. Brasil adalah negara terkaya dengan hutan Amazonnya.

Lebih terperinci

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Geografi Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Fenomena Biosfer dan Antroposfer Pertemuan Ke- : 1 dan 2 Alokasi Waktu : 2 x pertemuan (4 x 45 menit)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Ekosistem mangrove adalah tipe ekosistem yang terdapat di daerah pantai dan secara teratur di genangi air laut atau dipengaruhi oleh pasang surut air laut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam suatu wilayah pesisir terdapat beragam sistem lingkungan (ekosistem). Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove, terumbu karang,

Lebih terperinci

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI.

MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. MACAM-MACAM LETAK GEOGRAFI. Macam-macam Letak Geografi Untuk mengetahui dengan baik keadaan geografis suatu tempat atau daerah, terlebih dahulu perlu kita ketahui letak tempat atau daerah tersebut di permukaan

Lebih terperinci

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat.

Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. Macam-macam bioma di Indonesia 1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun Bioma gurun dan setengah gurun banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara, Australia dan Asia Barat. 1. Curah hujan sangat rendah,

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Timor memiliki avifauna yang unik (Noske & Saleh 1996), dan tingkat endemisme burung tertinggi dibandingkan dengan beberapa pulau besar lain di Nusa Tenggara (Pulau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah keanekaragaman organisme yang menunjukkan keseluruhan atau totalitas variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami batas wilayah. 2. Memahami laut dangkal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa

BAB I PENDAHULUAN. tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan memiliki begitu banyak potensi alam. Potensi alam tersebut berupa flora dan fauna yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan yang rentan terhadap dampak perubahan iklim. Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang termasuk rawan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 14 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia merupakan negara hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan dikenal sebagai salah satu Megabiodiversity Country. Pulau Sumatera salah

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM MODUL ONLINE 21.2 DAMPAK LETAK GEOGRAFIS, LETAK ASTRONOMIS DAN LETAK GEOLOGI INDONESIA PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

Lebih terperinci

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial) UU No 5 tahun 1990 (KSDAE) termasuk konsep revisi UU No 41 tahun 1999 (Kehutanan) UU 32 tahun 2009 (LH) UU 23 tahun 2014 (Otonomi Daerah) PP No 28 tahun 2011 (KSA KPA) PP No. 18 tahun 2016 (Perangkat Daerah)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia masuk dalam urutan ketiga dari ketujuh negara dunia lainnya sebagai negara megadiversity (Auhara, 2013). Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa atau sekitar

Lebih terperinci

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015

Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Pembangunan KSDAE di Eko-Region Papua Jakarta, 2 Desember 2015 Papua terdiri dari Provinsi Papua Barat dan Provinsi Papua dengan luas total 42,22 juta ha merupakan provinsi terluas dengan jumlah penduduk

Lebih terperinci

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa

3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa 3.3 Luas dan Potensi Lahan Basah Non Rawa Lahan basah non rawa adalah suatu lahan yang kondisinya dipengaruhi oleh air namun tidak menggenang. Lahan basah biasanya terdapat di ujung suatu daerah ketinggian

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1 SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.1 1. Akar tumbuhan selalu tumbuh ke bawah. Hal ini dipengaruhi oleh... Cahaya matahari Tekanan udara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity setelah Brazil dan Madagaskar. Keanekaragaman sumber daya hayati Indonesia termasuk dalam golongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan diperkirakan mengalami perkembangan dan mempunyai nilai tinggi dalam kehidupan manusia. Potensi wisata dalam perkembangan pariwisata sebuah negara

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN HAYATI

KEANEKARAGAMAN HAYATI KEANEKARAGAMAN HAYATI KEGIATAN BELAJAR KE 1 KEANEKARAGAMAN HAYATI TINGKAT GEN, JENIS, EKOSISTEM PENDAHULUAN Selamat, Anda telah menyelesaikan modul mengenai Ruang Lingkup Biologi, dan modul selanjutnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Burung merupakan salah satu jenis hewan yang banyak disukai oleh manusia, hal ini di karenakan burung memiliki beberapa nilai penting, seperti nilai estetika, ekologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan

BAB I PENDAHULUAN. mengeksplor kekayaan alam Indonesia. kehendak Allah SWT yang tidak ada henti-hentinya memberikan keindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berada dalam sebuah negara yang memiliki kekayaan sumber daya alamnya yang melimpah sudah seharusnya menjadikan suatu hal yang membanggakan dan patut untuk disyukuri,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman hayati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman hayati (biological diversity atau biodiversity) adalah istilah yang digunakan untuk menerangkan keragaman ekosistem dan berbagai bentuk serta variabilitas

Lebih terperinci

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup B. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Menginventarisasi karakter morfologi individu-individu penyusun populasi 2. Melakukan observasi ataupun pengukuran terhadap

Lebih terperinci

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN

KARTU SOAL ULANGAN HARIAN KARTU SOAL ULANGAN HARIAN Sekolah : SMPN 4 Wates Nama Penyusun : Nurul Khaerotun N Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Semester : VII / 1 (Gasal) Tahun Ajar : 2016 / 2017 N O Standar Kompetensi Kompetensi

Lebih terperinci

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda Persebaran Flora di Dunia Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik, klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya, sehingga menyebabkan perbedaan

Lebih terperinci

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati

Sumber: berau-borneo.org; 30 November Keanekaragaman Hayati Sumber: berau-borneo.org; 30 November 2007 Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman Hayati Indonesia memiliki Keunikan Tingkatan terdiri atas Tingkat Gen Tingkat Spesies Tingkat Ekosistem memiliki Peran bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu kawasan yang terletak pada daerah tropis adalah habitat bagi kebanyakan hewan dan tumbuhan untuk hidup dan berkembang biak. Indonesia merupakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiversitas ( Biodiversity

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiversitas ( Biodiversity II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biodiversitas (Biodiversity) Biodiversitas atau keanekaragaman hayati adalah berbagai macam bentuk kehidupan, peranan ekologi yang dimilikinya dan keanekaragaman plasma nutfah

Lebih terperinci

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada suatu kawasan strategis. Letak astronomis negara Indonesia adalah antara 6º LU 11º LS dan 95º BT 141º BT. Berdasarkan

Lebih terperinci

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1)

EKOLOGI TANAMAN. Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) EKOLOGI TANAMAN Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI (1) Pokok Bahasan II KONSEP EKOLOGI 2.1. Ekosistem 2.2. Proses Produksi dan Dekomposisi 2.3. Konsep Homeostatis 2.4. Energi dalam Ekosistem 2.4.1. Rantai

Lebih terperinci

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mempunyai kekayaan alam yang beranekaragam termasuk lahan gambut berkisar antara 16-27 juta hektar, mempresentasikan 70% areal gambut di Asia Tenggara

Lebih terperinci

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan

EKOLOGI TERESTRIAL. Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan EKOLOGI TERESTRIAL Ekologi adalah Ilmu Pengetahuan Ekologi berasal dari bahasa Yunani, yangterdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang berarti ilmu. Ekologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan di daerah tropika yang terdiri dari 17.504 buah pulau (28 pulau besar dan 17.476 pulau kecil) dengan panjang garis pantai sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kawasan lindung sebagai kawasan yang mempunyai manfaat untuk mengatur tata air, pengendalian iklim mikro, habitat kehidupan liar, sumber plasma nutfah serta fungsi

Lebih terperinci

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon. a.individ u b.popul asi c.komu nitas d.ekosis tem e.bioma Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon. Populasi adalah kumpulan individu sejenis yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Burung dalam ilmu biologi adalah anggota kelompok hewan bertulang belakang (vertebrata) yang memiliki bulu dan sayap. Jenis-jenis burung begitu bervariasi, mulai dari

Lebih terperinci

Kondisi Geologi Indonesia: Pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific

Kondisi Geologi Indonesia: Pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific Kondisi Geologi Indonesia: Pertemuan lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Lempeng Pasific Peta Tektonik dan Gunung Berapi di Indonesia. Garis biru melambangkan batas antar lempeng tektonik, dan segitiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia tergolong dalam 10 negara megadiversitas dunia yang memiliki keanekaragaman paling tinggi di dunia (Mackinnon dkk dalam Primack dkk, 2007:454). Keanekaragaman

Lebih terperinci