PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA SKRIPSI"

Transkripsi

1 PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Susi Munawati NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIERSITAS NEGERI YOGYAKARTA AGUSTUS 2016 i

2

3

4 PENGESAHAN Skripsi yang beijudul ''PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN 1 YOGYAKARTA" yang disusun oleh Susi Munawati, NIM ini telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 16 Agustus 2016 dan dinyatakan lutus. DEWAN PENGUn Nama Jabatan P. SaIjiman, M.Pd Haryani, M.Pd Dr. Mami Hajaroh, M.Pd Dr. Wuri Wuryandani, M.Pd Ketua Penguji Sekretaris Penguji Penguji Utama Penguji Pendamping Yogyakarta, ~, Ajus\ov.s2016 Fakultas Ilmu Pendidikan veisitas Negeri Yogyakarta iv

5 MOTTO Allah akan senantiasa memberikan kemudahan bagi hambanya yang ingin berusaha dan tidak pernah mengenal putus asa. (Penulis) v

6 PERSEMBAHAN Skripsi ini saya persembahkan untuk: 1. Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat-nya, melimpahkan rahmad dan hidayah-nya sehingga saya bisa menyelesaikan tugas skipsi ini dengan lancar. 2. Orang tua dan suamiku tercinta yang telah memberikan kasih sayang, doa, pengorbanan, dukungan untukku. 3. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Nusa, bangsa, dan agama. vi

7 PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA Oleh: Susi Munawati NIM ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta dan untuk mendeskripsikan kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian ini adalah guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. Objek penelitian adalah pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. Teknik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis model induktif. Hasil penelitian adalah guru SD Pujokusuman sudah melaksanakan penilaian autentik yang meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Guru sudah melaksanakan tahapan penilaian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan nilai, menyimpulkan hasil penilaian dan melaksanakan tindak lanjut penilaian. Guru melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi. Guru melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Guru melaksanakan penilaian keterampilan dengan tes praktik, produk, dan proyek. Pelaksanaan penilaian masih banyak kekurangannya yaitu guru tidak melaksanakan penilaian diri, penilaian antar teman dan penilaian portofolio. Guru masih mengalami kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik yaitu kesulitan membuat rubrik penilaian, kesulitan membuat soal untuk tes tertulis, kesulitan membuat rekap nilai sikap, format nilai pengetahuan rumit, instrumen dan tahap penilaian banyak, serta penilaian yang membutuhkan waktu lama. Kata kunci: penilaian, autentik, sekolah dasar vii

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillahirabbil`alamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikans kripsi yang berjudul Pelaksanaan Penilaian autentik di Sekolah Dasar Pujokusuman 1 Yogyakarta ini dengan baik. Skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa penyusuanan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ridho Allah SWT serta bantuan dari semua pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan kesempatan uuntuk menempuh studi di prodi PGSD FIP UNY. 2. Bapak Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Bapak Wakil Dekan I, II, dan III Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. 4. Bapak Suparlan, M. Pd. I. selaku ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD) Universitas Negeri Yogyakarta. 5. Bapak Sarjiman, M. Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah memberikan bimbingan,arahan, bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Ibu Dr. Wuri Wuryandani, M. Pd.selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah memberikan banyak bimbingan, arahan, bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Bapak Agus Kusmantoro, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian. 8. Bapak/Ibu Guru SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta yang telah memberikan dukungan secara moril dan materiil. 9. Kedua orang tuaku (Bapak Darminto dan Ibu Suswantinah) yang telah memberikan doa, dukungan, dan motivasi. viii

9 10. Suami (Owi Hertanto) yang telah memberikan doa dan dukungan di setiap langkahkll. II. Semua tel11an PKS paso Kelas J angkatan 2012 yang telah memberikan semangat dan dukungan. 12. Sel11ua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Oemikian yang dapat penulis sampaikan,semoga al11al baik yang telah mereka berikan senantiasa mendapat ridho dari Allah SWT, Aamiin. Yogyakarta, 5 Agllstus2016 Penulis ix

10 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PERNYATAAN HALAMAN PENGESAHAN. MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK.. KATA PENGANTAR. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang.. B. Identifikasi Masalah.... C. Batasan Masalah D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian.. F. Manfaat Penelitian... BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Autentik Pengertian Penilaian Autentik Tujuan Penilaian Autentik Acuan Penilaian. 4. Prinsip dan Prosedur Penilaian Lingkup Penilaian Hasil Belajar Teknik dan Instrumen Penilaian Waktu Penilaian Pengolahan Penilaian hal i ii iii iv v vi vii viii x xiii xiv x

11 9. Pelaporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik 10. ObjekdanSubjekPenilaian... B. Kurikulum Pengertian Kurikulum Karakteristik Kurikulum Tujuan Kurikulum Kerangka Dasar Kurikulum Struktur Kurikulum 6. Silabus Pedoman Mata PelajarandanPembelajaranTematikTerpadu 8. Proses Pembelajaran.. C. Definisi Operasional... D. PertanyaanPenelitian... BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian.. C. Subyek Penelitian. D. Teknik Pengumpulan Data... E. Instrumen Penelitian.. F. Teknik Analisis Data... G. Keabsahan Data... BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Deskripsi Subjek dan Objek Penelitian Deskripsi Data... B. Pembahasan.. C. KeterbatasanPenelitian xi

12 BAB KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.. B. Saran DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 1 Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Sikap. Tabel 2 Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Pengetahuan.. Tabel 3 Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Keterampilan... Tabel 4 Struktur Kurikulum SD/ MI Tabel 5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tabel 6 Kisi Kisi UmumTentang Hubungan Antara Sumber Data, Metode, dan Instrumen Pengumpulan Data xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Kisi-Kisi PedomanWawancara Guru. 104 Lampiran 2 Pedoman Wawancara Guru. 106 Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru Tentang Penilaian Autentik Lampiran 4 Kisi Kisi Pedoman Observasi. 135 Lampiran 5 Pedoman Observasi 137 Lampiran 6 Hasil Observasi Lampiran 7 RPP kelas Lampiran 8 Kisi kisi soal kelas Lampiran 9 Lembar observasi penilaian aspek sikap sosial Lampiran 10 Lembar Penilaian aspek Keterampilan Lampiran 11 Soal evaluasi Kelas Lampiran 12 Nilai evaluasi kelas Lampiran 13 Analisis hasil nilai evaluasi siswa kelas Lampiran 14 Soal perbaikan 182 Lampiran 15 Soal pengayaan Lampiran 16 Nilai perbaikan dan pengayaan Lampiran 17 Kisi kisi soal kelas Lampiran 18 Soal evaluasi kelas Lampiran 19 Nilai evaluasi kelas Lampiran 20 Analisis hasil nilai evaluasi kelas Lampiran 21 Nilai perbaikan dan pengayaan kelas Lampiran 22 Lembar Observasi penilaian sikap. 197 Lampiran 23 Lembar Penilaian aspek keterampilan 198 Lampiran 24 Dokumentasi Penelitian. 201 Lampiran 25 Surat ijin penelitian 204 xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah telah memberlakukan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013 mulai tahun pelajaran 2013/2014. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum terdiri atas beberapa komponen yaitu tujuan, isi atau bahan (content), aktivitas belajar, dan penilaian. Antara satu komponen dengan yang lain saling terkait. Salah satu aspek dalam Kurikulum 2013 adalah kompetensi dasar. Kompetensi dasar adalah kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu tema untuk sekolah dasar. Untuk mengetahui ketercapaian kompetensi dasar dibutuhkan proses penilaian. Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan (Daryanto, 2014:111). Dengan demikian maka penilaian harus dilakukan secara tepat agar dapat memperoleh gambaran lengkap tentang siswa. Kurikulum 2013 mensyaratkan penggunaan penilaian autentik (authentic assessment). Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses, sampai keluaran (output) pembelajaran. Penilaian 1

16 autentik bersifat alami, apa adanya, tidak dalam suasana tekanan (Agus Wasisto, 2014:140). Jadi penilaian dilakukan secara holistik melalui aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk setiap jenjang pendidikan, baik selama pembelajaran berlangsung (penilaian proses) maupun setelah pembelajaran dilaksanakan (penilaian hasil belajar). Pada jenjang pendidikan dasar, proporsi pembinaan karakter lebih diutamakan dari pada proporsi pembinaan akademik. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. Cara menilai aspek pengetahuan adalah dengan tes tertulis, observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan, serta penugasan. Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan unjuk kerja/ kinerja / praktik, projek, produk, portofolio, dan tertulis. Implementasi kurikulum 2013 secara teori dapat mengatasi permasalahan di negara kita sebab selain aspek kognitif, juga ditekankan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Namun ada pihak yang belum siap menghadapi perubahan kurikum ini, terutama guru. Padahal guru adalah kunci utama untuk menyukseskan penerapan kurikulum tersebut. Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 terutama adalah karena keterbatasan pengetahuan guru terkait konsep 2

17 pembelajaran dan penilaian. Penilaian autentik sesuai kurikulum 2013 dianggap terlalu banyak dan rumit. Seharusnya guru memahami dan melaksanakan penilaian secara benar karena penilaian adalah hal yang sangat penting. SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah di Yogyakarta yang menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 sampai saat ini. Berdasarkan hasil observasi peneliti di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta adalah seluruh kelas sudah menggunakan pembelajaran dengan kurikulum 2013, namun para guru masih mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian autentik sesuai dengan kurikulum Guru masih kesulitan ketika menilai sikap siswa dan lebih banyak fokus pada penilaian aspek pengetahuan sehingga penilaian sikap sering tidak obyektif. Pembelajaran kurikulum 2013 seharusnya tematik tetapi sebagian instrumen penilaian belum mencerminkan pembelajaran tematik. Tidak semua guru menguasai teknologi, hanya sebagian guru yang menguasai komputer padahal penilaian banyak menggunakan komputer. Hasil rapor yang berupa nilai deskriptif terkadang menyulitkan wali murid untuk memahaminya dan membuat mereka merasa kurang puas. Kesulitan ini ditunjukkan dengan jawaban guru ketika menjawab pertanyaan tentang kurikulum Penelitian ini diharapkan dapat mendeskripsikan tentang permasalahan permasalahan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman1. Apabila ada permasalahan - permasalahan dalam pelaksanaan penilaian autentik dapat segera diketahui sehingga penilaian 3

18 autentik dapat dilakukan dengan tepat. SD Negeri Pujokusuman 1 diharapkan dapat menjadi sekolah percontohan bagi sekolah sekolah lain dalam pelaksanaan Kurikulum B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yaitu: 1. Terdapat kesulitan dalam melakukan penilaian autentik oleh guru di sekolah. 2. Instrumen penilaian belum mencerminkan pembelajaran tematik. 3. Tidak semua guru menguasai teknologi, terutama dalam menggunakan laptop/komputer. 4. Hasil rapor yang berupa nilai deskriptif terkadang menyulitkan wali murid untuk memahaminya dan membuat mereka kurang puas. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi Masalah di atas, masalah yang muncul sangatlah kompleks sehingga perlu dibatasi. Permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian adalah pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman Yogyakarta. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan masalah yaitu: 1. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta? 4

19 2. Apa saja kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta? E. Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. 2. Mendeskripsikan kendala kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini memberikan manfaat secara teoritis maupun praktis.manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis Penelitian ini memberikan manfaat memberikan sumbangan data untuk pengembangan khasanah keilmuan terkait dengan pelaksanaan penilaian autentik di Sekolah Dasar. 2. Manfaat secara praktis Penelitian ini memberikan manfaat secara praktis yaitu: a. Bagi Guru 1) Memperkaya pengetahuan guru mengenai penilaian autentik yang sesuai dengan kurikulum ) Memberikan informasi tentang penilaian autentik berdasarkan Kurikulum Selanjutnya penelitian ini dapat sebagai tolok 5

20 ukur dalam melaksanakan penilaian. 3) Dapat digunakan untuk memperbaiki program pembelajaran dan meningkatkan kualitas layanan kepada peserta didik b. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam mengadakan penelitian mengenai penilaian autentik berdasarkan Kurikulum c. Bagi pemerintah, penelitian ini dapat memberikan masukan kepada para pengambil kebijakan pendidikan. 6

21 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penilaian Autentik 1. Pengertian Penilaian Autentik Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang penting untuk dilaksanakan dan tidak bisa dipisahkan dari komponen lain khususnya pembelajaran. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berkesianambungan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Ibrahim Bafadal (2014:1) menyatakan bahwa penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh data dan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik, dengan cara menganalisis dan menafsirkan data tentang kegiatan yang dilakukan peserta didik secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi bermakna dalam pengambilan keputusan. Sudjana dalam Anita Yus (2006:12) mengemukakan bahwa penilaian adalah proses memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Selanjutnya ia menjelaskan bahwa proses pemberian nilai tersebut berlangsung dalam bentuk interpretasi dan diakhiri dengan judgment (keputusan). Menurut pendapat Gardner dalam Anita Yus (2006:12), penilaian 7

22 merupakan upaya memperoleh informasi mengenai keterampilan dan potensi diri individu dengan dua sasaran. Pertama, memberikan umpan balik yang bermanfaat kepada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai data yang berguna bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Ini memperjelas bahwa penilaian berkaitan dengan informasi tentang diri seseorang dalam suatu kegiatan, waktu atau stimulus tertentu. Informasi diperoleh dengan mempergunakan aturan tertentu dan menyeluruh. Informasi tersebut juga tidak hanya berguna bagi individu tetapi juga bagi orang lain yang berkepentingan dengan objek yang dinilai. Daryanto (2014: ) mendefinisikan penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga dapat memperoleh informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang dapat berguna bagi peserta didik maupun bagi orang lain yang berkepentingan. Kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014:203), penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, 8

23 keterampilan mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output) pembelajaran. Daryanto (2014: 112) mengemukakan beberapa definisi penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan dalam pembelajaran; (2) Newton Public School, mengartikan penilaian autentik sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik; dan (3) Wiggins mendefinisikan penilaian autentik sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel, memberikan analisis oral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar sesama melalui debat, dan sebagainya. Sedangkan menurut Daryanto (2014: 13) menjelaskan pengertian penilaian autentik sebagai berikut: Penilaian autentik adalah adalah penilaian kinerja, termasuk didalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelaianan tertentu, memilikin bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran. Daryanto (2014: 113) juga menyatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian hasil belajar yang merujuk pada situasi dan konteks dunia nyata, 9

24 yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa suatu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Menurut Daryanto (2014: 115), penilaian autentik dalam kurikulum 2013 mengacu kepada standar penilaian yang terdiri dari: 1) Penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat (peer evaluation) oleh pesertavdidik dan jurnal. 2) Pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. 3) Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum Karena penilaian semacam ini mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain - lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas tugas kompleks dan kontekstual, memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik merupakan bentuk tugas yang menghendaki peserta didik untuk menunjukkan kinerja di dunia nyata secara bermakna, yang merupakan penerapan esensi pengetahuan dan keterampilan. Kegiatan penilaian tidak hanya menanyakan pengetahuan, melainkan kinerja nyata dari pengetahuan yang telah dikuasai. Penilaian autentik lebih menuntut peserta didik mendemonstrasikan pengetahuan, keterampilan, dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk yang dilatarbelakangi 10

25 pengetahuan teoritis. Jadi penilaian autentik menurut kurikulum 2013 adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses sampai keluaran (output) pembelajaran, menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata, yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah. 2. Tujuan Penilaian Autentik Kegiatan penilaian dilakukan karena ingin mencapai suatu arah atau tujuan. Tujuan penilaian menurut Sudjana (2009: 4) adalah sebagai berikut: a. Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam mata pelajaran yang ditempuhnya. b. Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. c. Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan pengajaran serta strategi pelaksanaannya. d. Memberikan pertanggungjawaban dari pihak sekolah kepada pihak pihak yang berkepentingan, meliputi pemerintah, masyarakat dan orang tua siswa. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 tujuan penilaian adalah: a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi dalam sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang sudah dan belum dikuasai seorang / sekelompok peserta didik untuk ditingkatkan dalam pembelajaran remedial dan program pengayaan. 11

26 b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi belajar peserta didik dalam kurun waktu tertentu, yaitu harian, tengah semesteran, satu semesteran, satu tahunan, dan masa studi satuan pendidikan. c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan kompetensi bagi mereka yang diidentifikasi sebagai peserta didik yang lambat atau cepat dalam belajardan pencapaian hasil belajar. d. Memperbaiki proses pembelajaran pada pertemuan semester berikutnya. Menurut Nana Sudjana (2009: 5) Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam, yaitu penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif, dan penilaian penempatan. a. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar. b. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada akhir unit program, yaitu akhir semester dan akhir tahun. c. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. d. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi. e. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk menentukan keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar program itu. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 202) penilaian sumatif dilakukan pada akhir proses pembelajaran sebagai upaya menentukan kemampuan atau kompetensi siswa. Penilaian formatif dilakukan untuk menilai kemajuan siswa pada waktu tertentu ketika masih belajar untuk 12

27 memperbaiki pembelajaran. Lebih lanjut Ridwan Abdullah Sani (2014:202) mengemukakan bahwa tujuan penilaian formatif antara lain adalah: 1. Sebagai umpan balik siswa dalam meningkatkan usaha belajarnya. 2. Sebagai umpan balik bagi guru akan pembelajaran yang dilakukannya. 3. Menjamin akuntabilitas proses pembelajaran. 4. Memotivasi siswa 5. Mendiagnosis kekuatan dan kekurangan siswa. Sementara itu, tujuan penilaian sumatif adalah: 1. Mengukur pencapaian bealajar. 2. Syarat bagi siswa untuk mengikuti pelajaran selanjutnya. 3. Mengevaluasi efektivitas strategi pembelajaran. Penilaian formatif seharusnya dilakukan secara autentik. Daryanto (2014:113) berpendapat bahwa hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. 3. Acuan Penilaian Nana Sudjana (2009: 7) berpendapat bahwa sistem penilaian hasil belajar pada umumnya dibedakan ke dalam dua cara, yakni penilaian acuan norma (PAN) dan penilaian acuan patokan (PAP). Penilaian acuan norma (PAN) adalah penilaian yang diacukan kepada rata rata kelompoknya. 13

28 Dengan demikian dapat diketahui posisi kemampuan siswa di dalam kelompoknya. Sedangkan penilaian acuan patokan (PAP) adalah penilaian yang diacukan kepada tujuan yang harus dikuasai oleh siswa. Acuan penilaian pada kurikulum 2013 menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 adalah: a. Penilaian menggunakan Acuan Kriteria yang merupakan penilaian kemajuan peserta didik dibandingkan dengan kriteria capaian kompetensi yang ditetapkan. Skor yang diperoleh dari hasil suatu penilaian baik yang formatif maupun sumatif seorang peserta didik tidak dibandingkan dengan skor peserta didik lainnya namun dibandingkan dengan penguasaan kompetensi yang dipersyaratkan. b. Bagi yang belum berhasil mencapai kriteria, diberi kesempatan mengikuti pembelajaran remedial yang dilakukan setelah satu kegiatan penilaian (bukan di akhir semester) baik secara individual, kelompok, maupun kelas. Bagi mereka yang berhasil dapat diberi program pengayaan sesuai waktu yang tersedia baik secara individual maupun kelompok. Program pengayaan merupakan pendalaman atau perluasan kompetensi yang dipelajari. c. Acuan kriteria menggunakan modus untuk sikap, rerata untuk pengetahuan, dan capaian optimum untuk keterampilan. 4. Prinsip dan Prosedur Penilaian Mengingat pentingnya penilaian dalam menentukan kualitas 14

29 pendidikan, maka upaya merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan prinsip dan prosedur penilaian. Nana Sudjana (2009: 8) mengemukakan beberapa prinsip penilaian yaitu: penilaian harus dirancang terlebih dulu sehingga jelas apa yang harus dinilai, penilaian harus menjadi bagian integral dari proses belajar mengajar, penilaian harus menggunakan berbagai alat penilaian dan sifatnya komprehensif serta hendaknya diikuti dengan tindak lanjut. Menurut Nana Sudjana (2009:9) ada beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yaitu: a. Merumuskan atau mempertegas tujuan tujuan pengajaran karena tujuan penilaian hasil belajar adalah mengukur tercapai tidaknya tujuan pengajaran. b. Mengkaji kembali materi pengajaran berdasarkan kurikulum dan silabus. c. Menyusun alat alat penilaian, baik tes maupun nontes, yang cocok digunakan dalam menilai jenis jenis tingkah laku yang tergambar dalam tujuan pengajaran. d. Menggunakan hasil hasil penilaian sesuai tujuan penilaian tersebut yakni untuk kepentingan pendeskripsian kemampuan siswa, kepentingan perbaikan pengajaran, kepentingan bimbingan belajar, maupun kepentingan laporan pertanggungjawaban pendidikan. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, prinsip penilaian hasil belajar oleh pendidik meliputi prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum dalam 15

30 penilaian hasil belajar oleh pendidik adalah sebagai berikut: a. Sahih, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. b. Obyektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas penilai. c. Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. d. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran. e. Terbuka, yaitu prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diletahui pihak yang berkepentingan. f. Holistik dan berkesinambungan, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik. g. Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah langkah baku. h. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya. i. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik dalam belajar. j. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan. 16

31 k. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporannya. l. Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan dapat diakses semua pihak. m. Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur dan hasilnya. n. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru. Prinsip khusus dalam penilaian hasil belajar oleh pendidik berisikan prinsip prinsip penilaian autentik sebagai berikut: a. Materi penilaian dikembangkan dari kurikulum. b. Bersifat lintas muatan dan mata pelajaran. c. Berkaitan dengan kemampuan peserta didik. d. Berbasis kinerja peserta didik. e. Memotivasi belajar peserta didik. f. Menekankan pada kegiatan dan pengalaman belajar peserta didik. g. Memberi kebebasan peserta didik untuk mengkonstruksi responnya. h. Menekankan keterpaduan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. i. Mengembangkan kemampuan divergen. j. Menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam pembelajaran. k. Menghendaki balikan yang segera dan terus menerus. l. Menekankan konteks yang mencerminkan dunia nyata. m. Terkait dengan dunia kerja. n. Menggunakan data yang diperoleh langsung dari dunia nyata. o. Menggunakan berbagai cara dan instrumen. 17

32 5. Lingkup Penilaian Hasil Belajar Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan keterampilan. a. Sikap (Spiritual dan Sosial) Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada ranah sikap spiritual dan sikap sosial adalah sebagai berikut: 1) Menerima nilai yaitu ketersediaan menerima suatu nilai dan memberikan perhatian terhadap nilai tersebut. 2) Menanggapi nilai yaitu ketersediaan menjawab suatu nilai dan ada rasa puas dalam membicarakan nilai tersebut. 3) Menghargai nilai yaitu menanggapi nilai tersebut baik, menyukai nilai tersebut, dan komitmen terhadap nilai tersebut. 4) Menghayati nilai yaitu memasukkan nilai tersebut sebagai bagian dari sistem nilai dirinya. 5) Mengamalkan nilai yaitu mengembangkan nilai tersebut sebagai ciri dirinya dalam berpikir, berkata, berkomunikasi, dan bertindak (karakter). b. Pengetahuan Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada kemampuan berpikir adalah sebagai berikut: 1) Mengingat yaitu mengemukakan kembali apa yang sudah dipelajari 18

33 dari guru, buku, dan sumber lainnya sebagaimana aslinya, tanpa melakukan perubahan. 2) Memahami yaitu sudah ada proses pengolahan dari bentuk aslinya tetapi arti kata, istilah, tulisan, grafik, tabel, gambar, foto tidak berubah. 3) Menerapkan yaitu menggunakan informasi, konsep, prosedur, prinsip, hokum, teori yang sudah dipelajari untuk sesuatu yang baru/ belum dipelajari. 4) Menganalisis yaitu menggunakan keterampilan yang telah dipelajarinya terhadap suatu informasi yang belum diketahuinya dalam mengelompokkan informasi, menentukan keterhubungan antar suatu kelompok/informasi dengan kelompok/ informasi lainnya antara fakta dengan konsep, antara argumentasi dengan kesimpulan, benang merah pemikiran antara satu karya dengan karya lainnya. 5) Mengevaluasi yaitu menentukan nilai suatu benda atau informasi berdasarkan suatu kriteria. 6) Mencipta adalah membuat sesuatu yang baru dari apa yang sudah ada sehingga hasil penilaian tersebut merupakan satu kesatuan utuh dan berbeda dari komponen yang digunakan untuk membentuknya. Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada dimensi pengetahuan adalah sebagai berikut: 1) Faktual adalah pengetahuan tentang istilah, nama orang, nama benda, angka, tahun, dan hal hal yang terkait secara khusus dengan suatu pelajaran. 19

34 2) Konseptual yaitu pengetahuan tentang kategori, klasifikasi, keterkaitan antara satu kategori dengan lainnya, hokum kausalita, definisi dan teori. 3) Prosedural yaitu pengetahuan tentang prosedur dan proses khusus dari suatu mata pelajara dan kriteria untuk menentukan ketepatan penggunaan suatu prosedur. 4) Metakognitif adalah pengetahuan tentang cara mempelajari pengetahuan, menentukan pengetahuan yang penting dan tidak penting, pengetahuan yang sesuai dengan konteks tertentu, dan pengetahuan diri. c. Keterampilan Sasaran penilaian hasil belajar oleh pendidik pada keterampilan abstrak berupa kemampuan belajar adalah sebagai berikut: 1) Mengamati yaitu perhatian pada waktu mengamati suatu objek/ membaca tulisan/ mendengar suatu penjelasan, catatan yang dibuat, kesabaran, dan waktu yang digunakan untuk mengamati. 2) Menanya yaitu jenis, kualitas dan jumlah pertanyaan yang diajukan peserta didik. 3) mengumpulkan informasi/mencoba yaitu jumlah dan kualitas sumber yang digunakan, kelengkapan informasi, validitas informasi yang dikumpulkan, dan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. 4) menalar/mengasosiasi yaitu mengembangkan interpretasi, argumentasi, dan kesimpulan. 20

35 5) Mengomunikasikan yaitu menyajikan hasil kajian dalam bentuk tulisan, grafis, media elektronik, multi media dan lain lain. Sasaran penilaian hasil belajar pada keterampilan kongkret adalah sebagai berikut: 1) Persepsi yaitu menunjukkan perhatian untuk melakukan gerakan. 2) Kesiapan yaitu menunjukkan kesiapan mental dan fisik untuk melakukan gerakan. 3) Meniru yaitu meniru gerakan terbimbing. 4) Membiasakan yaitu melakukan gerakan mekanistik. 5) Mahir yaitu melakukan gerakan kompleks dan termodifikasi. 6) Menjadi gerakan alami yaitu menjadi gerakan alami yang diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai sebelumnya. 7) Menjadi tindakan orisinal yaitu menjadi gerakan baru dan sukar ditiru oleh orang lain dan menjadi ciri khasnya. 6. Teknik dan Instrumen Penilaian Kurikulum 2013 menerapkan penilaian autentik untuk menilai kemajuan belajar peserta didik yang meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Teknik dan instrumen yang dapat digunakan untuk menilai kompetensi pada aspek sikap, keterampilan dan pengetahuan adalah sebagai berikut: a. Penilaian Kompetensi Sikap Kurikulum 2013 menuntut pembentukan sikap melalui kegiatan 21

36 belajar mengajar yang dilakukan. Penilaian sikap harus dilakukan secara kontinu untuk melihat konsistensi sikap yang ditunjukkan oleh siswa baik di sekolah maupun di rumah. Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai sikap peserta didik, antara lain observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya, dan penilaian jurnal. Instrumen yang digunakan antara lain daftar cek dan skala penilaian (rating scale) yang disertai rubrik, yang hasil akhirnya dihitung berdasarkan modus. 1) Observasi Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 204) Observasi merupakan teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan menggunakan indra, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati. Selain untuk menilai kejujuran, disiplin, dan karakter lainnya, metode observasi dapat dilakukan untuk menilai perkembangan intrapersonal dan perkembangan interpersonal siswa. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembelajaran. Observasi perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian kejadian berkaitan dengan siswa selama di sekolah. Buku catatan harian tersebut dapat bermanfaat dalam merekam perilaku siswa dan menilai perilaku siswa, serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan siswa secara keseluruhan. Observasi perilaku juga dapat menggunakan daftar centang 22

37 (checklists) dan rating scale, yang memuat perilaku perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari siswa pada umumnya, atau dalam keadaan tertentu. Rekapitulasi hasil penilaian harus ditabulasi oleh guru sebagai bahan dokumentasi penilaian yang akan digunakan pada saat membuat laporan pada akhir semester. 2) Penilaian diri (self assessment) Ridwan Abdullah Sani (2014: 205) mengemukakan bahwa penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian kompetensi. Penilaian diri yang digunakan untuk mengukur sikap dan perilaku akan sangat bermanfaat bagi keperluan penilaian autentik karena penilaian oleh guru dan teman sebaya hanya melihat gejala sikap saja. Ridwan Abdullah Sani (2014: 213) berpendapat bahwa pelaksanaan refleksi dan menilai diri sendiri adalah dasar untuk mendorong siswa agar bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar dan mengajar, serta membantu peserta didik menjadi terlibat secara aktif dalam proses pendidikannya. Jika guru melibatkan peserta didik dalam penilaian maka guru akan mempunyai pemahaman lebih baik tentang peserta didik sebagai pembelajar dan anggota masyarakat. Penilaian diri meliputi tiga proses yang mencakup peran siswa dalam mengamati dan menafsirkan perilaku dirinya sendiri. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 213) proses yang dilalui untuk 23

38 melakukan penilaian diri adalah: 1. Siswa menghasilkan pernyataan sendiri yang berfokus pada aspek sikap yang dirasakan dan ditampilkannya sehari hari. Guru dapat menyediakan format penilaian yang berisi pernyataan tentang sikap dan perilaku siswa jika dibutuhkan. 2. Siswa membuat pertimbangan sendiri dengan menentukan bagaimana sikap yang seharusnya dapat tercapai. 3. Siswa melakukan reaksi diri, menafsirkan tingkat pencapaian sikap dan perilaku, dan menghayati kepuasan hasil reaksi dirinya. Pemahaman terhadap manfaat penilaian diri dapat mendorong siswa berusaha lebih giat dalam mencapai kompetensi yang diharapkan. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 213) proses yang dapat dilakukan oleh guru dalam menerapkan penilaian diri adalah dengan mengorganisasikan empat langkah penilaian diri, yaitu: 1. Melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria penilaian. 2. Membantu siswa dalam menerapkan kriteria. 3. Memberikan umpan balik pada penilaian diri yang dilakukan oleh siswa. 4. Membantu siswa menggunakan data penilaian untuk mengembangkan rencana perbaikan. Apabila penilaian diri dilakukan secara efektif, guru dapat memiliki catatan untuk membantu siswa melakukan refleksi diri serta memotivasi siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Penilaian diri membuat siswa menjadi partisipan yang lebih aktif 24

39 dalam penilaian proses sehingga mereka dapat menilai kelebihan dan kekurangannya, menganalisis perkembangannya, dan merancang tujuan belajar selanjutnya. 3) Penilaian teman sebaya (peer assessment) Penilaian teman sebaya atau antar peserta didik merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. Penilaian teman sebaya ini dapat membantu guru melakukan penilaian lebih komprehensif. Instrumen penilaian teman sebaya harus sesuai dengan kompetensi dan indikator yang akan diukur. Menurut Daryanto (2014: 116) kriteria penilaian antar teman sebaya adalah sebagai berikut: 1. Indikator dapat dilakukan melalui pengamatan oleh peserta didik. 2. Kriteria penilaian dirumuskan secara sederhana. 3. Menggunakan bahasa lugas dan dipahami peserta didik. 4. Menggunakan format penilaian sederhana dan mudah digunakan oleh peserta didik. 5. Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran makna ganda/berbeda 6. Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau sebenarnya. 25

40 7. Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). 8. Menunjukkan indikator kunci yang menunjukkan penguasaan satu kompetensi peserta didik. 9. Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur. 10. Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah sampai kemampuan tertinggi. 4) Penilaian jurnal (anecdotal record) Menurut pendapat Ridwan Agus Wasisto (2014:149) jurnal merupakan catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang berisi informasi hasil pengamatan tentang kekuatan dan kelemahan peserta didik yang berkaitan dengan sikap dan perilaku. Aspek aspek yang diamati harus terkait dengan kompetensi inti yang terkait dengan pelajaran. Aspek aspek pengamatan harus ditentukan terlebih dahulu oleh guru dan perlu dikomunikasikan terlebih dulu dengan peserta didik di awal semester. Jurnal dapat memuat penilaian siswa terhadap aspek tertentu secara kronologis. Daryanto (2014:115) mengemukakan kriteria penilaian jurnal adalah sebagai berikut: 1) Mengukur capaian kompetensi sikap yang penting. 2) Sesuai kompetensi dasar dan indikator. 3) Menggunakan format sederhana yang mudah diisi. 4) Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara 26

41 kronologis. 5) Memungkinkan untuk melakukan pencatatan yang sistematis, jelas dan komunikatif. 6) Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap peserta didik. 7) Menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik. Kelebihan penggunaan jurnal untuk penilaian sikap dan perilaku adalah pencatatan peristiwa/kejadian dengan segera sehingga data dapat direkam secara lebih akurat dan tidak terlupakan. Oleh sebab itu, jurnal bersifat asli dan objektif dan dapat digunakan untuk memahami peserta didik secara lebih tepat. Namun, jurnal mengalami kelemahan, yakni reliabilitas rendah, memerlukan waktu banyak, perlu ketelitian, dan dapat mengganggu perhatian dan tugas guru dalam mengajar sehingga objektivitasnya dapat berkurang jika kejadian tidak dicatat dengan segera. b. Penilaian Kompetensi Pengetahuan Penilaian terhadap pengetahuan peserta didik dapat dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, observasi terhadap diskusi, tanya jawab, dan percakapan serta penugasan. 1) Tes Tertulis Menurut Agus Wasisto (2014: 154) Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian, benar salah, menjodohkan, dan uraian. 27

42 Ridwan Abdullah Sani (2014: 220) juga mengemukakan beberapa hal yang harus diidentifikasi dalam tes adalah sebagai berikut: a) Apakah setiap butir tes mengukur hasi belajar yang penting? b) Apakah jenis butir tes sesuai untuk mengukur hasil belajar? c) Apakah setiap butir tes menyatakan tugas yang diminta secara jelas? d) Apakah setiap butir tes dinyatakan secara sederhana dan jelas? e) Apakah setiap butir tes tidak mengandung petunjuk jawaban? f) Apakah tingkat kesukaran tes sesuai dengan kemampuan siswa yang diuji? g) Apakah setiap butir tes tidak tumpang tindih? h) Apakah setiap butir tes tidak mengandung isu, ras, budaya, dan agama? a) Pilihan ganda (Multiple Choice Test) Tes pilihan ganda menggunakan soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Pada umumnya setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal dan pilihan jawaban (jawaban yang tepat) dan pengecoh (distractor). Pengecoh merupakan jawaban yang tidak benar, namun memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya jika tidak menguasai materi pelajaran. Tes pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur berbagai jenjang kognitif sesuai taksonomi Bloom. Tes dapat mencakup ruang lingkup materi yang luas dan sangat tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak dan hasilnya harus segera diumumkan. 28

43 b) Tes Bentuk Dua Pilihan Jawaban Tes dengan dua pilihan jawaban lebih mudah ditulis daripada tes pilihan ganda. Namun, probabilitas menebak sangat besar (50%) karena pilihan jawabannya hanya dua, benar dan salah atau ya dan tidak. Jika jumlah butir soal sedikit, indeks daya pembeda butir soal cenderung rendah. Bentuk soal seperti ini tidak dapat digunakan untuk menguji sebuah konsep secara utuh. Ridwan Abdullah Sani (2014: 224) mengemukakan beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam menulis soal bentuk dua pilihan jawaban yaitu: 1) Rumusan butir soal harus jelas dan pasti benar atau pasti salah. 2) Jumlah butir soal yang jawabannya benar dan salah hendaknya dibuat seimbang. 3) Rumusan setiap butir soal sebaiknya dibuat relative panjang. 4) Susunan pernyataan yang benar dan pernyataan salah seharusnya dibuat secara random. 5) Hindari pengambilan kalimat langsung dari buku teks. Pengambilan kalimat langsung dari buku teks tidak menguji pemahaman, namun hanya menguji ingatan atau hafalan siswa. c) Soal Bentuk Menjodohkan Soal bentuk menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan, yang diletakkan pada dua lajur. Pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri biasanya pernyataan soal. Sementara itu, pernyataan pada 29

44 lajur kanan biasanya merupakan pernyataan jawaban. Peserta tes diminta untuk menjodohkan atau memilih pasangan yang tepat bagi pernyataan yang ditulis pada lajur sebelah kiri dan jawaban pada lajur sebelah kanan. Bentuk soal menjodohkan cocok untuk menanyakan dua konsep yang saling berhubungan. Ridwan Abdullah Sani (2014: 225) berpendapat bahwa kaidah penulisan soal menjodohkan adalah sebagai berikut: 1) Tuliskan seluruh pernyataan soal dalam lajur kiri dan pernyataan jawaban dalam lajur kanan atau sebaliknya. 2) Tulislah pernyataan jawaban lebih banyak daripada pernyataan soal. Hal ini diperlukan untuk memperkecil kemungkinan peserta tes menebak jawaban yang benar. 3) Susunlah jawaban yang berbentuk angka secara berurutan dari besar ke kecil atau sebaliknya. Jika alternative jawabannya berupa tanggal dan tahun terjadinya peristiwa, susunlah tanggal dan tahun tersebut berurutan secara kronologis. 4) Tulislah petunjuk cara mengerjakan tes secara jelas sebelum menuliskan soal tes. d) Soal Isian Singkat Soal isian menuntut peserta tes untuk memberikan jawaban singkat dengan cara mengisi bagian yang tidak lengkap dengan kalimat singkat, kata, frasa, angka atau smbol. Tes ini dapat mencakup lingkup materi yang banyak dan dapat diskor dengan mudah, cepat, dan objektif, serta mudah menyusunnya. Namun, aspek yang diukur pada umumnya hanya 30

45 mengingat. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: ) kaidah penulisan soal dengan bentuk isian singkat adalah sebagai berikut: 1) Soal harus sesuai indikator. 2) Pokok soal harus menggunakan kaidah Bahasa Indonesia yang baik dan benar, serta kalimat singkat dan jelas sehingga dapat dipahami dengan mudah. 3) Jawaban yang dituntut oleh soal harus singkat dan pasti yaitu berupa kalimat singkat, frasa, satu kata, angka, simbol, tempat, atau waktu. 4) Soal tidak merupakan kalimat langsung yang dikutip dari buku. 5) Pokok soal tidak memberi petunjuk ke kunci jawaban. 6) Bagian kalimat yang harus dilengkapi sebaiknya hanya satu bagian atau dua bagian, agar tidak membingungkan peserta tes. e) Uraian Soal uraian atau soal esai dapat digunakan untuk mengukur kemampuan siswa secara mendalam. Siswa dituntut untuk menyajikan jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan dengan menggunakan kalimat sendiri. Siswa tidak dapat menebak jawaban dan harus menguasai materi secara utuh untuk dapat menjawab soal yang diajukan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Daryanto (2014:117) yang menyatakan bahwa tes tertulis bentuk uraian atau esai menuntut peserta 31

46 didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atas materi yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian dan esai sebisa mungkin bersifat komprehensif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Tes semacam ini memberi kesempatan kepada guru untuk dapat mengukur hasil belajar peserta didik pada tingkatan yang lebih tinggi atau kompleks. 2) Tes Lisan Menurut Daryanto (2014: 118) Tes lisan adalah tes yang menuntut siswa memberi jawaban secara lisan. Tes lisan dilakukan dengan mengadakan Tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik. Kriteria tes lisan adalah sebagai berikut: a) Tes lisan dapat digunakan jika sesuai dengan kompetensi pada taraf pengetahuan yang hendak dinilai. b) Pertanyaan tidak boleh keluar dari bahan ajar yang ada. c) Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkonstruksi jawabannya sendiri. d) Disusun dari pertanyaan sederhana ke pertanyaan yang komplek. Penilaian lisan harus dilakukan dengan teknik yang benar. Daryanto (2014:130) mengemukakan bahwa teknik penilaian lisan dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut: a) Sebelum dilaksanakan tes lisan, pendidik sudah melakukan 32

47 inventarisasi berbagai jenis soal yang akan diajukan kepada peserta didik, sehingga diharapkan memiliki validitas yang tinggi dan baik dari segi isi maupun konstruksinya. b) Pendidik menyiapkan pedoman dan ancar ancar jawaban bentuknya, agar mempunyai kriteria pasti dalam penskoran dan tidak terkecoh dengan jawaban yang panjang dan berbelit belit. c) Skor ditentukan saat masing masing peserta didik selesai dites, sehingga pemberian skor atau nilai yang diberikan tidak dipengaruhi oleh jawaban yang diberikan oleh peserta didik lain. d) Tes yang diberikan hendaknya tidak menyimpang atau berubah arah dari evaluasi menjadi diskusi. e) Pendidik harus menegakkan obyektivitas dan keadilan, pendidik tidak diperkenankan memancing kata kata yang bersifat menolong peserta didik untuk menjawab soal. f) Tes lisan harus berlangsung secara wajar, tidak menimbulkan rasa takut, gugup atau panil di kalangan peserta didik. g) Pendidik mempunyai pedoman waktu bagi peserta didik dalam menjawab pertanyaan pada tes lisan. h) Pertanyaan yang diajukan hendaknya bervariasi walaupun inti persoalan yang ditanyakan sama, namun cara pengajuan pertanyaannya dibuat berlainan atau beragam. i) Pelaksanaan tes dilakukan secara satu persatu agar tidak mempengaruhi mental peserta didik lainnya. 33

48 3) Penilaian Melalui Penugasan Menurut Agus Wasisto (2014:155 penugasan adalah penilaian yang dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa pekerjaan rumah dan atau proyek baik secara individu maupun kelompok sesuai dengan karakter tugasnya. Menurut Ridwan Abdullah Sani (2014: 118) kriteria penugasan adalah sebagai berikut: a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. b) Tugas dapat dikerjakan oleh pendidik. c) Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri. d) Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik. e) Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. f) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. g) Untuk tugas kelompok perlu dijelaskan rincian setiap anggota. h) Tugas harus bersifat adil. i) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan dengan jelas. j) Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 34

49 c. Penilaian Kompetensi Keterampilan Kompetensi keterampilan terdiri atas keterampilan abstrak dan keterampilan kongkret. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan: 1) Unjuk kerja/kinerja/praktik Ridwan Agus Wasisto (2014: 157) mendefinisikan tes praktik sebagai suatu penilaian yang meminta siswa untuk melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan. Misalnya tugas memainkan alat music, menyanyi, bermain peran, dan menyanyi. Daryanto (2014:119) mengemukakan bahwa tes praktik harus memenuhi kriteria sebagai berikut: a) Tugas mengarahkan peserta didik untuk menunjukkan capaian hasil belajar. b) Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik. c) Mencantumkan waktu/kurun waktu pengerjaan tugas. d) Sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. e) Sesuai dengan cakupan kurikulum. f) Tugas bersifat adil. Penilaian unjuk kerja/kinerja/praktik perlu mempertimbangkan hal hal berikut: a) Langkah langkah kinerja yang perlu dilakukan peserta didik untuk menunjukkan kinerja dari suatu kompetensi. b) Kelengkapan dan ketepatan aspek yang akan dinilai dalam kinerja 35

50 tersebut. c) Kemampuan kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas. d) Kemampuan yang akan dinilai tidak terlalu banyak, sehingga dapat diamati. e) Kemampuan yang akan dinilai selanjutnya diurutkan berdasarkan langkah langkah pekerjaan yang akan diamati. Pengamatan unjuk kerja/kinerja/praktik perlu dilakukan dalam berbagai konteks untuk menetapkan tingkat pencapaian kemampuan tertentu. Dengan demikian, gambaran kemampuan peserta didik akan lebih utuh. Menurut Daryanto (2014:119) tes praktik diperlukan rubrik penilaian yang harus memenuhi syarat sebagai berikut: 1) Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid). 2) Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran. 3) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi) 4) Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur. 5) Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik. 6) Rubrik menilai aspek aspek penting pada proyek peserta didik. Untuk mengamati unjuk kerja/kinerja/praktik peserta didik dapat menggunakan instrumen sebagai berikut: a) Daftar Cek Dengan menggunakan daftar cek, peserta didik mendapatkan nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh 36

51 penilai. b) Skala Penilaian (Rating Scale) Penilaian kinerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua. Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sempurna. Penilaian sebaiknya dilakukan secara holistik, mulai tahap persiapan, pelaksanaan kerja praktik, penilaian hasil, dan penilaian sikap dalam bekerja. 2) Penilaian Proyek Menurut Daryanto (2014: 120) Penilaian proyek (Project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut waktu tertentu. Penyelesaian tugas berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, pengetahuannya. Daryanto (2014:120) mengemukakan bahwa setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru yaitu: a) Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, member makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan. 37

52 b) Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. c) Keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan oleh peserta didik. Dalam penilaian proyek, kegiatan yang harus dilakukan guru meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian khusus. 3) Produk Menurut Daryanto (2014:121) Penilaian produk dari suatu proyek dimaksudkan untuk menilai kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian secara analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan. 4) Portofolio Anita Yus (2006: 37) mendefinisikan portofolio sebagai kumpulan dokumen yang dapat memberikan sejumlah informasi sebagai bahan untuk melakukan evaluasi terhadap subjek dan objek yang ada di dalam portofolio tersebut. 38

53 Berdasarkan informasi tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai perkembangan kemampuan peserta didik dan terus menerus melakukan perbaikan. Penilaian portofolio akan memberi kesempatan siswa dan guru untuk menilaia kesesuaian tugas yang dikerjakan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian portofolio dilaksanakan dengan mengacu pada hal hal tertentu tertentu. Menurut Anita Yus (2006:72) portofolio sebagai cara penilaian harus mengacu kepada hal hal berikut: a) Meyakinkan bahwa portofolio yang dikerjakan untuk anak sendiri. b) Menetapkan contoh kerja yang akan dikumpulkan. c) Mengumpulkan dan menceritakan hasil karya. d) Memilih kriteria untuk menilai portofolio hasil karya. e) Mengajak anak untuk menilai secara berkelanjutan hasil portofolio mereka sendiri. f) Menentukan jadwal dan melakukan konferensi portofolio. g) Melibatkan orang tua dalam proses penilaian. Menurut pendapat Asmawi dalam Anita Yus (2006:73) portofolio sebagai alat asesmen hasil belajar harus memiliki kriteria penilaian yang jelas, hasil karya yang didokumentasikan berasal dari semua orang yang mengetahui peserta didik, portofolio terdiri dari informasi atau hasil karya seperti karangan, lukisan, dan lain lain, kualitas portofolio harus ditingkatkan dari waktu ke waktu, setiap mata pelajaran mempunyai bentuk portofolio yang berbeda, dan portofolio terbuka untuk orang orang yang secara langsung berkepentingan dengan hasil karya peserta 39

54 didik seperti guru, orang tua, kepala sekolah, dan lainnya. 7. Waktu Penilaian Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, waktu penilaian adalah sebagai berikut: 1) Ulangan harian dilaksanakan pada setiap akhir pembelajaran suatu kompetensi dasar atau beberapa bagian kompetensi dasar. 2) Ulangan Tengah Semeseter dilaksanakan pada minggu 7 suatu semester. 3) Ujian Akhir Semester dilaksanakan pada akhir suatu semester. 4) Ujian sekolah dilaksanakan pada akhir tahun belajar satuan pendidikan 5) Penilaian proses dilaksanakan selama proses pembelajaran. 6) Penilaian diri dilaksanakan pada akhir setiap semester. 8. Pengolahan Penilaian Penilaian setiap kompetensi hasil pembelajaran mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan dilakukan terpisah, karena karakternya berbeda. Namun demikian dapat menggunakan instrumen yang sama seperti tugas, portofolio, dan penilaian autentik lainnya. Hasil pekerjaan peserta didik harus segera dianalisis untuk menentukan tingkat pencapaian kompetensi yang diukur oleh instrumen tersebut sehingga diketahui apakah seorang peserta didik memerlukan atau tidak memerlukan pembelajaran remedial dan program pengayaan. 40

55 9. Pelaporan Pencapaian Kompetensi Peserta Didik Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, pelaporan pencapaian kompetensi peserta didik meliputi: a. Skor dan Nilai Kurikulum 2013 menggunakan skala skor penilaian 4,00 1,00 dalam menyekor pekerjaan peserta didik untuk setiap kegiatan ulangan (ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester, tugas tugas, ujian sekolah). Penilaian kompetensi hasil belajar mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan dapat secara terpisah tetapi dapat melalui suatu kegiatan atau peristiwa penilaian dengan instrumen penilaian yang sama. Untuk masing masing ranah (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) digunakan penyekoran dan pemberian predikat yang berbeda. Nilai akhir yang diperoleh untuk ranah sikap diambil dari nilai modus (nilai yang terbanyak muncul). Nilai akhir untuk ranah pengetahuan diambil dari nilai rerata. Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai tertinggi yang dicapai). b. Bentuk Laporan Penilaian Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 laporan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dalam bentuk sebagai berikut: 41

56 1) Pelaporan oleh Pendidik Laporan hasil penilaian oleh pendidik dapat berbentuk laporan hasil ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester. 2) Pelaporan oleh Satuan pendidikian Rapor yang disampaikan oleh pendidik kepada kepala sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali). Pelaporan oleh satuan pendidikan meliputi: a) Hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk rapor; b) Pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait; dan c) Hasil ujian tingkat kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas pendidikan. c. Nilai Untuk rapor Hasil belajar yang dicantumkan dalam rapor berupa: 1) Untuk ranah sikap menggunakan skor modus 1,00 4,00 dengan predikat Kurang (K), Cukup (C), Baik (B), dan Sangat Baik (SB); 2) Untuk ranah pengetahuan menggunakan skor rerata 1,00 4,00 dengan D A. 3) Untuk ranah keterampilan menggunakan skor optimum1,00 4,00 dengan predikat D- A. 42

57 d. Format Rapor Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014, format rapor Sekolah Dasar adalah sebagai berikut: Tabel 1. Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Sikap Aspek Menerima, menjalankan dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air. Catatan Diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang apa yang menonjol dan apa yang perlu usaha usaha pengembangan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan pada kelas yang diikutinya. Diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang apa apa yang menonjol dan apa yang perlu usaha usaha pengembangan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan pada kelas yang diikutinya Tabel 2. Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Pengetahuan Aspek Catatan Mengingat dan memahami Diisi oleh guru dalam kalimat positif pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahu tentang: - dirinya, tentang apa yang menonjol terkait kemampuan anak dalam tiap muatan pelajaran dan apa yang perlu usaha - makhluk ciptaan Tuhan dan usaha pengembangan untuk kegiatannya, dan mencapai kompetensi yang - benda benda di sekitarnya. ditetapkan pada kelas yang diikutinya. Tabel 3. Format Rapor Sekolah Dasar Aspek Penilaian Keterampilan Aspek Menyajikan kemampuan mengamati, menanya, dan mencoba dalam: - Bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, - Karya yang elastis, - Gerakan anak sehat, dan - Tindakan anak yang beriman dan berakhlak mulia. Catatan Diisi oleh guru dalam kalimat positif tentang apa yang menonjol dan apa yang perlu usaha usaha pengembangan untuk mencapai kompetensi yang ditetapkan pada kelas yang diikutinya. 43

58 10. Objek dan Subjek Penilaian Menurut Anita Yus (2006:23) objek penilaian adalah sesuatu yang menjadi titik pusat atau fokus pengumpulan data sebagai bahan/informasi dalam rangka melalui penilaian. Suharsimi dalam Anita Yus (2006:23) mengemukakan bahwa subjek penilaian adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Di sekolah subjek penilaian adalah guru. Untuk menjadi penilai seorang guru harus memiliki kemampuan memahami konsep evaluasi, menguasai dan terampil menggunakan berbagai metode dan teknik evaluasi, dapat memaknai dan menginterpretasi data dan mentransformasi menjadi nilai. Subjek penilaian yang lain yang ada di sekolah adalah orang yang dinilai, yaitu peserta didik. Namun, sebagian ahli menempatkan peserta didik sebagai objek penilaian. Kalau dilihat dari keterlibatan peserta didik dalam penilaian, peserta didik dikategorikan sebagai subjek penilaian. B. Kurikulum Pengertian Kurikulum Menurut Daryanto (2014: 1) Secara konseptual, kurikulum adalah suatu respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam membangun generasi muda bangsanya. Secara pedagogis, kurikulum adalah rancangan pendidikan yang memberi kesempatan untuk peserta didik mengembangkan potensi dirinya dalam suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan kemampuan dirinya untuk memiliki kualitas yang diinginkan masyarakat dan bangsanya. Secara yuridis, 44

59 kurikulum adalah suatu kebijakan publik yang didasarkan kepada dasar filosofis bangsa dan keputusan yuridis di bidang pendidikan. Zais dalam Syaiful Sagala (2010: 233) mengemukakan berbagai pengertian kurikulum yaitu: (1) kurikulum sebagai program pelajaran; (2) kurikulum sebagai isi pelajaran; (3) kurikulum sebagai pengalaman belajar yang direncanakan; (4) kurikulum sebagai pengalaman di bawah tanggung jawab sekolah; (5) kurikulum sebagai rencana tertulis untuk dilaksanakan. Agus Wasisto (2014: 9) berpendapat bahwa kurikulum merupakan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Konsep kurikulum menurut Tanner dan Tanner dalam Syaiful Sagala (2010: 234) adalah: (1) Kurikulum sebagai modus belajar; (2) Kurikulum sebagai pengetahuan yang diorganisasikan; (3) Kurikulum sebagai arena pengalaman; (4) Kurikulum sebagai pengalaman belajar terbimbing, semua rencana hasil belajar dan kurikulum sebagai hasil belajar merupakan tanggung jawab sekolah dan merupakan serangkaian hasil belajar yang diharapkan; (5) Kurikulum sebagai suatu rencana kegiatan pembelajaran sudah selayaknya mencakup komponen- komponen kegiatan pembelajaran, namun demikian komponen komponen kegiatan pembelajaran yang dirancang dalam kurikulum masih umum oleh karena itu perlu dialaborasi dan dikaji oleh guru; dan (6) Kurikulum sebagai jalan meraih ijazah merupakan syarat mutlak dalam pendidikan formal. Pengertian kurikulum menurut Ibrahim Bafadal (2014: 1) adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai panduan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditegaskan bahwa kurikulum 45

60 merupakan program pendidikan yang berisi serangkaian pengalaman belajar yang diberikan kepada siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum dalam konsep dan implementasinya pada suatu Negara selalu mengalami perubahan dari waktu ke waktu, seiring perubahan sosial dan budaya yang terjadi di masyarakat. Begitu juga yang terjadi di Indonesia kurikulum pendidikannya juga mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Saat ini Indonesia menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum Karakteristik Kurikulum 2013 Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang telah dilaksanakan mulai tahun 2013 disebut Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2014 Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut. 1. Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 2. Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 46

61 4. Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 5. Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam Kompetensi Inti; 6. Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal). Menurut Daryanto (2014: 16) berdasarkan hasil analisis maka diperoleh 14 prinsip utama pembelajaran kurikulum 2013, yaitu: a. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; b. Dari guru sebagai satu- satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber, pembelajaran berbasis lingkungan. c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah. d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi. Pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu. f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi. 47

62 g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif. h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal dan keterampilan mental. Hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangkut perkembangan sikapnya dan keterampilannya. i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat. j. Pembelajaran dengan menerapkan nilai- nilai dengan member keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani) k. Pembelajaran berlangsung di rumah, sekolah, dan di masyarakat. l. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran. n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa, cita cita, latar belakang keluarga, cara mendapatkan pendidikan di rumah, cara pandang, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda beda. 3. Tujuan Kurikulum 2013 Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2014 kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup 48

63 sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 4. Kerangka Dasar Kurikulum Kerangka dasar merupakan pedoman yang digunakan untuk mengembangkan dokumen kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2014, kerangka dasar kurikulum berisi landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai Standar nasional Pendidikan. a. Landasan Filosofis Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. 1) Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. 2) Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. 3) Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. 4) Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan 49

64 berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. b) Landasan Sosiologis Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub dalam tujuan pendidikan nasional. c) Landasan Psikopedagogis Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk memenuhi tuntutan perwujudan konsepsi pendidikan yang bersumbu pada perkembangan peserta didik beserta konteks kehidupannya sebagaimana dimaknai dalam konsepsi pedagogik transformatif. d) Landasan Teoritis Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori pendidikan berdasarkan standar (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak. 50

65 e) Landasan Yuridis Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah: a) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; c) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan d) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 5. Struktur Kurikulum Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2014 Struktur kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar. a. Kompetensi Inti Kompetensi inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah adalah tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki peserta didik Sekolah Dasar/ 51

66 Madrasah Ibtidaiyah pada tingkat kelas. Kompetensi inti terdiri dari: 1) Kompetensi Inti pada sikap spiritual; 2) Kompetensi Inti pada sikap sosial; 3) Kompetensi Inti pengetahuan; dan 4) Kompetensi Inti Keterampilan. b. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah berisikan kemampuan dan muatan pembelajaran untuk suatu tema pembelajaran atau mata pelajaran pada Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah yang mengacu pada Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar merupakan penjabaran Kompetensi Inti dan terdiri atas: 1) Kompetensi Dasar sikap spiritual; 2) Kompetensi Dasar sikap sosial; 3) Kompetensi Dasar pengetahuan; dan 4) Kompetensi Dasar Keterampilan. c. Muatan Pembelajaran dan mata pelajaran Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dikelompokkan atas: 1) Mata pelajaran umum Kelompok A Mata pelajaran Kelompok A merupakan program kurikuler yang 52

67 bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum kelompok A bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah. Mata pelajaran kelompok A terdiri dari: (1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti; (2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; (3) Bahasa Indonesia; (4) Matematika; (5) Ilmu Pengetahuan Alam; dan (6) Ilmu Pengetahuan Sosial. 2) Mata Pelajaran Kelompok B Mata pelajaran kelompok B merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni. Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum kelompok A bersifat nasional dan dikembangkan oleh pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan. Mata pelajaran kelompok B terdiri atas: (1) Seni Budaya dan dan Prakarya; dan 53

68 (2) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan. Mata pelajaran kelompok B dapat ditambah dengan mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri d. Beban belajar Beban belajar merupakan keseluruhan muatan dan pengalaman belajar yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran. Beban belajar Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah terdiri dari: 1) Kegiatan tatap muka; 2) Kegiatan terstruktur; 3) Kegiatan mandiri Beban belajar kegiatan tatap muka dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per minggu, dengan durasi setiap jam pelajaran adalah 35 (tiga puluh lima) menit. Beban belajar kegiatan terstruktur dan beban belajar kegiatan mandiri paling banyak 40% (empat puluh persen) dari waktu kegiatan tatap muka tema pembelajaran yang bersangkutan. Beban belajar satu minggu untuk: 1) Kelas I adalah 30 (tiga puluh) jam pelajaran; 2) Kelas II adalah 32 (tiga puluh dua) jam pelajaran; 3) Kelas III adalah 34 (tiga puluh empat) jam pelajaran; dan 4) Kelas I, Kelas, dan Kelas I masing masing adalah 36 (tiga puluh enam) jam belajar. 54

69 Beban belajar di kelas I, kelas II, kelas III, kelas I masing masing paling sedikit 36 (tiga puluh enam) minggu efektif. Beban belajar di kelas I pada semester ganjil paling sedikit 18 (delapan belas) minggu efektif dan pada semester genap paling sedikit 14 (empat belas) minggu efektif. Adapun struktur Kurikulum SD/MI adalah sebagai berikut: Tabel 4. Struktur Kurikulum SD/MI MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU BELAJAR PER MINGGU I II III I I Kelompok A 1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Sosial Kelompok B 1. Seni Budaya dan Prakarya Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu Silabus Silabus merupakan rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema pembelajaran tertentu yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Dalam kurikulum 2013, silabus sudah disiapkan oleh pemerintah, sehingga guru tinggal mengembangkan rencana pembelajaran. 7. Pedoman Mata Pelajaran dan Pembelajaran Tematik Terpadu Pedoman Mata Pelajaran dan Pembelajaran Tematik Terpadu 55

70 merupakan profil utuh mata pelajaran dan pengembangan muatan mata pelajaran menjadi pembelajaran tematik terpadu yang berisi latar belakang, karakteristik mata pelajaran pengertian, prinsip, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, desain pembelajaran, model pembelajaran, penilaian, media dan sumber belajar, dan peran guru sebagai pengembang budaya sekolah. 8. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran intrakurikuler dan pembelajaran ekstra kurikuler. Agus Wasisto Dwi Doso Warso (2014: 21 22) menyatakan bahwa: a. Pembelajaran Intra Kurikuler Pembelajaran intra kurikuler didasarkan pada prinsip berikut: 1) Proses pembelajaran intra-kurikuler adalah proses pembelajaran yang berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat. 2) Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dikembangkan guru. 3) Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat yang memuaskan (excepted). 4) Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat 56

71 mastery dan diajarkan secara langsung, ketrampilan kognitif dan psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat dilatih dan diajarkan secara langsung, sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan melalui proses pendidikan yang tidak langsung. 5) Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat developmental dilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan dengan pertemuan lainnya, dan saling memperkuat antara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. 6) Proses pembelajaran tidak langsung terjadi pada kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah, dan masyarakat. Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi karena sikap yang dikembangkan dalam proses pembelajaran tidak harus langsung tercantum dalam silabus, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. 7) Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif melalui kegiatan mengamati, menanya, menganalisis dan mengkomunikasikan. 8) Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik menguasai kompetensi yang masih kurang. 9) Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedia untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan. 57

72 b. Pembelajaran ekstrakurikuler Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan intrakurikuler. C. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam kajian penelitian, definisi operasional dari kajian penelitian ini antara lain: 1. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses sampai keluaran (output) pembelajaran bersifat alami, apa adanya, dan tidak dalam suasana tekanan (dapat dilihat dari observasi). 2. Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang didalamnya dirumuskan secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dikuasai siswa, menggunakan pendekatan pembelajaran tematik terpadu dan penilaian autentik untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. 58

73 D. Pertanyaan Penelitian 1. Bagaimanakah perencanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta? 2. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta? 3. Apa sajakah yang menjadi kendala dalam penyusunan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta? 4. Apa sajakah yang menjadi kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman I Yogyakarta? 59

74 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan di SD N Pujokusuman I ini menggunakan pendekatan naturalistik atau pendekatan kualitatif. Lexi J. Moleong (2012: 6) berpendapat bahwa: Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah (natural) dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penelitian ini dilaksanakan secara alamiah dengan tanpa ada perlakuan khusus terhadap subyek penelitian sehingga sejalan dengan konsep penelitian kulitatif yang dinyatakan oleh Sugiyono (2012: 15) bahwa penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci, pengambilan sumber data dapat dilakukan secara purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi, analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan penilaian autentik kurikulum 2013 di SD Negeri Pujokusuman I Yogyakarta serta untuk mengetahui kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian autentik tersebut. 60

75 B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pujokusuman I yang berada di Jalan Kolonel Sugiyono No 09 Yogyakarta. Tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena tersedianya sumber- sumber informasi yang mendukung untuk pelaksanaan penelitian tentang pelaksanaan penilaian autentik kurikulum Pemilihan lokasi, yaitu SD Negeri Pujokusuman I dilakukan secara sengaja dengan memperhatikan beberapa pertimbangan. Pertimbangan pertimbangan tersebut antara lain: a. SD Negeri Pujokusuman I merupakan salah satu Sekolah Dasar (SD) yang menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2013/2014 sampai saat ini dan diharapkan menjadi sekolah percontohan dalam pelaksanaan kurikulum b. Berdasarkan hasil observasi awal yang dilaksanakan di SD Negeri Pujokusuman I dapat diketahui bahwa seluruh kelas sudah menggunakan pembelajaran dengan kurikulum 2013, namun masih ada kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik sesuai dengan kurikulum Waktu Penelitian Proses penelitian yang terdiri dari observasi pendahuluan sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian berlangsung mulai bulan Juli 2015 hingga bulan Mei Adapun jadwal penelitian secara terperinci adalah sebagai berikut: 61

76 Tabel 5. Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Kegiatan Jadwal Pelaksanaan 1. Observasi pendahuluan Juli Penyusunan proposal Juli 2015 April Pengurusan surat perijinan 8 11 April Pelaksanaan penelitian 11 April 11 Juni Penyusunan laporan penelitian 12 Juni 12 Juli 2016 C. Subyek Penelitian Penelitian kualitatif tidak dimaksudkan untuk membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Oleh karena itu, pada penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi. Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian (Sugiyono, 2012: 298). Subyek penelitian ini adalah guru kelas I B dan guru kelas B. Dengan pemilihan guru pada kelas tersebut, peneliti berharap dapat mengetahui pelaksanaan penilaian autentik dan kendala kendala dalam pelaksanaannya. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, dan dokumentasi untuk memperoleh informasi tentang gambaran umum SD Negeri Pujokusuman I dan pelaksanaan penilaian autentik serta kendala- kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman I Yogyakarta. Uraian tentang masing masing teknik pengumpulan data di atas antara lain: 62

77 1. Wawancara Wawancara merupakan suatu kegiatan komunikasi dua arah antara pewawancara dan informan yang bertujuan untuk mengetahui pendapat atau ide informan tentang suatu kajian. Hal ini didukung dengan pendapat Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 317) yang mendefinisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Dalam penelitian ini, digunakan wawancara terstruktur. Esterberg (dalam Sugiyono, 2012: 319) yang mengemukakan bahwa wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah mempersiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan untuk mengambil data tentang pelaksanaan penilaian autentik di Sekolah Dasar negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. 2. Observasi Observasi atau pengamatan menurut Muhammad Idrus (2009: 101) merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis, baik secara partisipatif maupun non partisipatif. Dalam penelitian ini, observasi dilakukan secara nonpartisipatif untuk mengetahui pelaksanaan penilaian autentik serta untuk mengetahui kendala kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman I Yogyakarta. 63

78 3. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2012: 329), studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif. Bahkan kredibilitas hasil penelitian kualitatif ini akan semakin tinggi jika menggunakan dokumentasi dalam teknik pengumpulan datanya. Dokumentasi dalam penelitian ini dilakukan dengan cara pengumpulan dokumen dokumen yang terkait dengan pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman I yang berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajara (RPP), soal, rubrik penilaian, lembar penilaian dan foto foto yang relevan. E. Instrumen Penelitian Instrumen penilaian merupakan semua alat yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian. Pernyataan ini didukung oleh Suharsimi Arikunto (2006: 34) bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Dengan demikian instrumen penelitian mampu mengarahkan kegiatan pengumpulan data penelitian Penetapan instrumen penelitian hendaknya mempertimbangkan hubungan antara instrumen yang disusun dengan kesesuaian antara aspek data, metode atau teknik pengumpulan data, dan sumber data yang digunakan. Untuk menjamin kesesuaian antar keempat komponen tersebut, penyusunan kisi kisi umum hendaknya dilakukan sebagai langkah awal penyusunan instrumen. Suharsimi 64

79 Arikunto (2006: 163) menyatakan bahwa kisi kisi umum disusun untuk menggambarkan semua aspek yang ingin diteliti, dilengkapi dengan semua kemungkinan sumber data, semua metode atau teknik, serta instrumen yang dapat digunakan. Berdasarkan uraian di atas, kisi kisi umum tentang hubungan antara sumber data, metode, dan instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini tercakup dalam tabel di bawah ini. Tabel 6. Kisi Kisi Umum tentang Hubungan antara Sumber Data, Metode, dan Instrumen Pengumpulan Data Aspek Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Instrumen Pengumpulan Data Penilaian Guru Kelas Wawancara Pedoman wawancara Autentik Pemahaman tentang perencanaan Guru Kelas Wawancara Dokumentasi Observasi Pedoman wawancara Dokumen Pedoman observasi penilaian autentik Pelaksanaan penilaian autentik di SD Guru Kelas Wawancara Dokumentasi Observasi Dokumen Pedoman Wawancara Pedoman observasi N Pujokusuman I Kendala dalam pelaksanaan penilaian autentik di SD N Pujokusuman I Guru Kelas Wawancara Pedoman wawancara (Diadaptasi dari Suharsimi Arikunto, 2006: 163) Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan yaitu pedoman wawancara dan lembar analisis dokumen. Uraian dari masing masing instrumen meliputi kisi kisi instrumen dan bentuk instrumen akan dijabarkan sebagai berikut: 65

80 1. Pedoman Wawancara Pedoman wawancara merupakan panduan secara tertulis tentang pelaksanaan wawancara dalam rangka pengumpulan data. Pedoman wawancara memuat pertanyaan pertanyaan penelitian yang sesuai dengan indikator atau kisi kisi yang telah disusun. 2. Pedoman Pengamatan Pedoman pengamatan digunakan untuk mengumpulkan data dan mencatat segala kejadian selama proses penilaian. 3. Dokumen Dokumen untuk memperoleh data tentang pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1. Dokumen terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lembar penilaian sikap, kisi kisi soal, soal penilaian pengetahuan, Lembar penilaian aspek keterampilan, nilai pengetahuan siswa, analisis hasil nilai pengetahuan, soal perbaikan, soal pengayaan, dan nilai perbaikan dan pengayaan. F. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan teknik analisis induktif. Teknik analisis induktif tersebut terdiri dari 3 (tiga) tahapan, antara lain: a. Reduksi Data Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan catatan tertulis di lapangan yang berlangsung secara terus menerus sejalan dengan pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, reduksi data dapat diartikan sebagai kegiatan dalam memilih dan 66

81 mengorganisir data yang telah diperoleh berdasarkan relevansinya terhadap obyek penelitian. Dalam penelitian ini, proses reduksi data didasarkan pada data yang diperlukan sesuai dengan yang terdapat pada Tabel tentang kisi kisi umum tentang hubungan antara sumber data, metode, dan instrumen pengumpulan data. Berdasarkan tabel tersebut, data yang diperoleh diharapkan sesuai dengan fokus dan pertanyaan penelitian. b. Display Data Display data atau penyajian data menurut Miles dan Huberman (dalam Muhammad Idrus, 2009: 151) diartikan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Berdasarkan pernyataan tersebut penyajian data merupakan suatu aktifitas dalam analisis kualitatif yang berupa pengkajian atau kegiatan membandingkan data dan informasi yang diperoleh dengan kajian teori yang ada. Display data dalam penelitian ini dilakukan dengan mendeskripsikan data data yang telah terkumpul dan telah direduksi. c. erifikasi Data dan Penarikan Kesimpulan erifikasi data dan penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari model interaktif dimana menurut Muhammad Idrus (2009: 151) merupakan kegiatan penarikan makna atau arti dari data yang telah dianalisis. erifikasi data dapat dilakukan selama proses penarikan kesimpulan dengan cara memperdalam proses observasi dan wawancara di lapangan. 67

82 G. Keabsahan Data Pengujian keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data. Menurut Lexy J. Moleong (2010:330) trianggulasi data adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dari luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data tersebut. Menurut Patton (yang dikutip dari Lexy J Moleong, 210:331) terdapat dua strategi dalam trianggulasi data yaitu: 1. Pengecekan derajad kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data. 2. Pengecekkan derajad kepercayaan beberapa sumber data dengan derajad kepercayaan beberapa sumber data dengan metode pengumpulan data yang lain. Penelitian ini dalam mengetahui keabsahan data dengan cara membandingkan data dari beberapa metode yaitu membandingkan dari hasil metode wawancara, observasi, daan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan cross check dengan beberapa metode pengumpulan data tersebut. Apabila tidak ada kecocokan dalam metode pengumpulan data berarti ada suatu ketidakvalidan tetapi apabila hasilnya sama dari beberapa metode berarti keabsahan data didapat dari peneliti. 68

83 BAB I HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pujokusuman 1 yang beralamat di Jalan Kolonel Sugiyono 9 Yogyakarta. Halaman sekolah SD Negeri Pujokusuman 1 luas dan ada pintu gerbang yang selalu dijaga oleh satpam sehingga walaupun berada di dekat jalan raya, suasana belajar di SD Negeri Pujokusuman 1 benar benar ideal untuk proses pembelajara. Halaman SD Negeri Pujokusuman 1 biasa dimanfaatkan untuk olahraga dan upacara bendera setiap hari Senin. Sedangkan beberapa bangunan yang terdapat di SD Pujokusuman adalah 26 ruangan kelas, 1 perpustakaan, 1 laboratorium IPA, 2 laboratorium komputer, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang guru, 2 ruang ibadah, 1 ruang aula, 1 ruang UKS, 16 kamar mandi dan 1 ruang kantin. Sebagai salah satu sekolah yang berprestasi di Kota Yogyakarta maka tidak salah apabila SD Negeri Pujokusuman 1 menjadi salah satu pelaksana uji coba implementasi kurikulum SD Negeri Pujokusuman 1 telah menerapkan kurikulum 2013 sejak tahun 2013/2014. B. Deskripsi Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 1B dan kelas 5B SD Negeri Pujokusuman 1. Peneliti hanya memfokuskan subjek penelitian kepada guru kelas 1 dan 5 saja dikarenakan untuk mengetahui perbedaan pelaksanaan penilaian 69

84 pada kelas rendah dan kelas tinggi. Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 1B dan 5B untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan penilaian kurikulum 2013 dan kendala apa saja yang dialami guru dalam pelaksanaan penilaian kurikulum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta. C. Deskripsi Data Data yang telah diperoleh dari hasil wawancara, pengamatan, dan dokumentasi, kemudian peneliti menganalisis hasil penelitian dengan menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan tentang perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman 1 adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan Penilaian Autentik Perencanaan penilaian merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan penilaian. Perencanan penilaian yang dilakukan guru meliputi perencanaan tujuan penilaian, aspek aspek penilaian, teknik penilaian, instrumen penilaian, acuan penilaian, dan frekuensi penilaian. Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti laksanakan tentang pelaksanaan penilaian autentik di Sekolah Dasar Negeri Pujokusuman 1 adalah sebagai berikut: 70

85 a. Perencanaan Tujuan Penilaian Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan tujuan dilaksanakannya penilaian perilaku yaitu untuk membentuk karakter siswa dan mengamati perilaku siswa. Dengan diketahuinya kekurangan tersebut maka guru akan bisa mengarahkan atau membimbing siswa yang perilakunya kurang baik, sedangkan siswa yang perilakunya sudah baik diberikan motivasi agar mempertahankan perilaku tersebut dan selalu membiasakannya dalam kehidupan sehari hari. Pernyataan guru tersebut didukung dengan dokumen yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa Rencana Pelaksanan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru tersebut memuat tujuan penilaian perilaku siswa. Guru kelas 1 B mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan adalah untuk mengetahui kemampuan akademik dan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pengetahuan yang dipelajari. Guru kelas 5 B mengatakan bahwa tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan adalah untuk mengukur apakah siswa tersebut sudah menguasai pengetahuan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Pernyataan guru tersebut didukung dengan dokumen yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa Rencana Pelaksanan Pembelajaran dan kisi kisi soal. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran guru memuat tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan yaitu menilai penguasaan siswa sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kisi kisi soal guru kelas 1 B 71

86 dan guru kelas 5 B memuat indikator soal yang akan diujikan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah dipelajari. Guru kelas 1 B mengatakan bahwa tujuan penilaian keterampilan adalah untuk mengetahui kemampuan psikomotor siswa, untuk mengetahui perlakuan anak, dan memberikan motivasi kepada orangtua dan memberikan motivasi kepada siswa. Guru kelas 5 B mengatakan bahwa tujuan penilaian keterampilan adalah untuk mengetahui penguasaan pengetahuan siswa yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata atau untuk mengetahui keterampilan siswa sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dimiliki guru memuat tujuan dilaksanakannya penilaian keterampilan siswa sesuai kompetensi yang diharapkan. Sebagai contoh penilaian aspek keterampilan di Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kelas 1 adalah membuat gantungan kunci dan membuat cerita bergambar sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan dokumen lembar penilaian aspek keterampilan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan tujuan dilaksanakannya penilaian sikap yaitu membentuk karakter siswa, merencanakan tujuan penilaian sikap dan tujuan penilaian keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. 72

87 b. Perencanaan Aspek Aspek yang akan Dinilai Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam melaksanakan perencanaan penilaian guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B menyesuaikan aspek pengetahuan dan aspek keterampilan yang akan dinilai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa kisi kisi soal, soal evaluasi, dan lembar penilaian aspek keterampilan. Kisi kisi soal guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B memuat aspek pengetahuan yang dinilai sesuai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran. Sebagai contoh untuk kisi kisi soal kelas 1 B pada indikator soal peserta didik dapat menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari bencana alam sesuai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran. Soal evaluasi yang dibuat guru dan lembar penilaian aspek keterampilan juga sesuai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi, dan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam melaksanakan perencanaan penilaian perilaku guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan perilaku yang akan dinilai adalah perilaku sosial sesuai KI- 2. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan guru sebagai berikut, Hn Fn : Sikap yang saya nilai adalah sikap sosial sesuai KI-2 antara lain jujur, tanggung jawab, santun, peduli, disiplin, dan percaya diri. (Rabu, 20 April 2016) : Sikap yang saya nilai adalah sikap sosial yang mengacu pada KI-2. Sikap yang dinilai antara lain kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, peduli lingkungan dan kerapian. (Rabu, 27 April 2016) 73

88 Pernyataan guru tersebut didukung oleh data lembar observasi penilaian sikap yang ada di RPP termuat sikap sikap sosial sesuai KI 2 yang akan dinilai. Guru kelas 1 B di lembar observasi penilaian sikap mencantumkan sikap yang akan dinilai yaitu peduli lingkungan, disiplin dan kerjasama. Guru kelas 5 B di lembar observasi penilaian sikap mencantumkan sikap yang akan dinilai yaitu disiplin, percaya diri, teliti, sportif, dan tekun. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan analisis dokumen tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan perilaku yang akan dinilai yaitu perilaku sosial pada KI-2. perilaku tersebut antara lain peduli lingkungan, disiplin, kerjasama, percaya diri, teliti, sportif dan tekun. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam melaksanakan perencanaan penilaian, guru merencanakan aspek yang akan dinilai dalam penilaian pengetahuan. Hal tersebut sesuai yang dinyatakan guru berikut, Hn : Yang dinilai dalam penilaian pengetahuan adalah penguasaan pengetahuan siswa untuk muatan pelajaran Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya. Yang dinilai misalnya mencocokkan jarum pendek dan jarum panjang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sesuai indikator di KI-3. (Rabu, 27 April 2016) Fn : Yang saya nilai penguasaan pengetahuan siswa sesuai dengan kompetensi Dasar. Apa yang dinilai dalam penilaian pengetahuan sesuai dengan KD muatan pengetahuan Misalnya adalah mendeskripsikan interaksi masyarakat Indonesia. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen kisi kisi soal dan soal evaluasi yang penilaian harian yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 74

89 B. Kisi kisi soal yang dibuat oleh Guru menuliskan soal evaluasi sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan dokumen kisi kisi soal serta soal evaluasi tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan kelas 5 B sudah merencanakan yang akan dinilai dalam penilaian pengetahuan yaitu penguasaan pengetahuan sesuai dengan Kompetensi Dasar muatan pengetahuan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam perencanaan penilaian guru merencanakan yang akan dinilai dalam penilaian keterampilan. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan guru berikut ini, Hn Fn : Yang saya nilai adalah keterampilan sesuai KD ketrampilan. Misalnya membuatan prakarya. Misalnya Bahasa Indonesia yang dinilai antara lain keterampilan menulis tegak bersambung, membaca nyaring, menceritakan lisan dan membaca puisi. Matematika yang dinilai antara lain menggambar bangun data, siswa mengerjakan soal cerita (yang dinilai bisa aspek pengetahuan dan aspek keterampilan), menebalkan angka dan membuat angka. SBdp, yang dinilai antara lain menghafal lagu, kolase, menempel, menggunting, dan melipat. PPKn, dalam penilaian keterampilan digabung dengan penilaian sikap. Misalnya guru mengamati siswa tentang tata tertib dan keberagaman individu. (Rabu, 27 April 2016) : Yang dinilai adalah keterampilan sesuai dengan kompetensi muatan pelajaran keterampilan Yang dinilai misalnya SBdp kegiatan yang dinilai adalah menyanyi, melepaskan tempo dengan tepuk tangan. Seni rupa, kegiatan yang dinilai adalah menggambar bentuk, menggambar dekoratif, menggambar poster dan lain lain. IPA, yang dinilai misalnya praktik membuat electromagnet. Bahasa Indonesia, dengan presentasi dan pidato artikulasi. Matematika, misalnya dengan mengukur diameter lingkaran. IPS, misalnya menggambar peta. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh data dokumen lembar penilaian aspek keterampilan harian yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. 75

90 Lembar penilaian keterampilan guru memuat aspek keterampilan yang akan dinilai sesuai dengan kompetensi dasar. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan dokumen lembar penilaian aspek keterampilan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan aspek yang akan dinilai dalam penilaian keterampilan. Yang akan dinilai adalah keterampilan sesuai dengan muatan Kompetensi Dasar keterampilan. c. Perencanaan Teknik Penilaian Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B diperoleh data bahwa guru merencanakan teknik penilaian yang akan digunakan dalam penilaian sikap. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan guru berikut ini, Hn : Dengan teknik observasi. (Rabu, 27 April 2016) Fn : Dengan observasi. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen lembar observasi penilaian perilaku yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan dokumen lembar observasi penilaian perilaku tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan teknik penilaian sikap dengan observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B menyatakan bahwa mereka merencanakan teknik penilaian pengetahuan dengan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B menyatakan bahwa merencanakan teknik penilaian keterampilan menggunakan penilaian 76

91 praktik, produk dan penilaian proyek. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tidak merencanakan teknik penilaian dengan portofolio. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen soal penilaian harian yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B juga memiliki dokumen berupa soal penilaian praktik, produk, dan penilaian proyek. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan dokumen lembar penilaian aspek keterampilan tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan teknik penilaian perilaku dengan observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan teknik penilaian pengetahuan dengan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan teknik penilaian keterampilan dengan tes praktik, produk, dan proyek. d. Perencanaan Instrumen Penilaian Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B diperoleh data bahwa dalam melaksanakan perencanaan instrumen penilaian sikap, guru menyusun pedoman observasi yang berisi indikator perilaku yang diamati. Hal tersebut sesuai yang dinyatakan guru berikut ini, Hn : Ya, menyusun. (Rabu, 27 April 2016) Fn : Ya, menyusun. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen lembar observasi penilaian sikap. Dalam lembar observasi penilaian sikap tersebut terdapat sikap yang diamati. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara dan analisis 77

92 dokumen RPP tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan instrumen penilaian sikap dengan menyusun lembar pedoman observasi penilaian sikap. Guru kelas 1 B menyatakan menyusun instrumen tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan berupa soal uraian, soal isian dan soal pilihan ganda, sedangkan guru kelas 5 B menyusun instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat dan uraian. Pernyataan guru tersebut didukung oleh data hasil analisis dokumen soal evaluasi yang dimiliki guru. Dokumen soal evaluasi harian mencantumkan instrumen tertullis, berupa soal uraian, soal isian, dan soal jawaban singkat. Soal pengetahuan dibuat guru setiap kompetensi dasar per muatan pelajaran. e. Perencanaan Acuan Penilaian Dari hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B diperoleh data bahwa dalam melaksanakan penilaian menggunakan acuan kriteria. Pernyataan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tersebut didukung oleh dokumen soal yang dimiliki guru. Guru menuliskan soal harian sesuai dengan Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, tema, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Jadi penilaian diacukan kepada tujuan yang harus dikuasai oleh siswa. 78

93 f. Perencanaan Frekuensi Penilaian Guru kelas 1B dan guru kelas 5 B mengatakan bahwa untuk penilaian sikap direncanakan setiap hari pada saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Guru kelas 1B mengatakan setiap hari selalu merencanakan penilaian di RPP, sedangkan penilaian harian untuk pengetahuan direncanakan setiap selesai 1 sub tema. 1 tema 4 kali penilaian pengetahuan. 1 semester ada 4 tema (jadi 16 kali penilaian harian). Guru kelas 1 B juga merencanakan Ulangan Tengah Semester dan Ulangan Akhir Semester. Guru kelas 5 mengatakan bahwa menilai siswa dalam proses pembelajaran setiap hari. Tetapi kalau ulangan harian atau penilaian harian menyesuaikan dengan tema dan sub temanya. Kelas 5 terdiri dari 9 tema. Setiap tema terdiri dari 3 sub tema. Jadi 27 sub tema dalam 1 tahun. Jadi ada 27 kali penilaian. Untuk kelas 5 Semester 1 ada 5 tema, Semester II ada 4 tema. Untuk UTS semester 1 ada 3 tema jadinya ada 6 naskah soal. Untuk UAS semester 1 terdiri dari 10 naskah soal. Untuk UTS Semester 2 terdiri dari 4 naskah soal. Untuk UAS semester 2 ada 10 naskah soal. Guru kelas 1 merencanakan frekuensi penilaian keterampilan disesuaikan dengan pembelajarannya. Untuk 1 sub tema, 1 mata pelajaran minimal melaksanakan 1 kali penilaian keterampilan. Jadi untuk 1 tema ada 16 kali penilaian harian. Guru kelas 5 merencanakan penilaian keterampilan untuk 1 sub tema untuk 1 mata pelajaran minimal 1 kali penilaian keterampilan. Minggu pertama bisa 6 keterampilan yang dinilai. 79

94 2. Pelaksanaan penilaian Autentik Penilaian merupakan kegiatan penting yang harus dilakukan oleh guru. Penilaian melalui beberapa tahap yaitu mengumpulan data, mengolah/menganalisis data, menyimpulkan dan melaksanakan tindak lanjut. Penilaian yang dilaksanakan guru meliputi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. a. Pengumpulan Data Penilaian Tahap pertama penilaian adalah pengumpulan data penilaian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B SD Negeri Pujokusuman 1 diperoleh informasi bahwa pengumpulan data penilaian pengetahuan dilakukan dengan tes tertulis, lisan, dan penugasan.. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan guru berikut ini, Hn Fn : Penilaian harian disusun per muatan pelajaran per KD. Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah selesai separuh dari jumlah tema dalam 1 semester. Soal penilaian tengah semester disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD. Penilaian akhir Penilaian pengetahuan meliputi penilaian selama proses pembelajaran, penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester. Penilaian pengetahuan bisa dilakukan secara tertulis, lisan, dan penugasan. Biasanya untuk soal penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester saya lebih banyak menggunakan soal tertulis. Siswa menjawab langsung di lembar soal. semester dilakukan setelah selesai seluruh tema dalam satu semester. Nilai akhir adalah rata rata nilai penilaian harian, tugas, UTS, dan UKK. (Rabu, 27 April 2016) Saya laksanakan dengan tes lisan, tes tertulis, dan penugasan. Yang dinilai adalah yang ada dalam KD pengetahuan. Soal dibuat per Kompetensi Dasar. Penilaian pengetahuan terdiri dari penilaian harian, UTS dan UKK. Siswa saya suruh mengerjakan soal atau tugas kemudian saya nilai dengan rentang nilai 0 sampai 100. Kemudian dari yang nilaiya kurang remedial, yang nilainya lebih dari KKM diberi pengayaan. : Saya laksanakan dengan tes lisan, tes tertulis, dan penugasan. Yang dinilai adalah yang ada dalam KD pengetahuan. Soal 80

95 dibuat per Kompetensi Dasar. Penilaian pengetahuan terdiri dari penilaian harian, UTS dan UKK. Siswa saya suruh mengerjakan soal atau tugas kemudian saya nilai dengan rentang nilai 0 sampai 100. Kemudian dari yang nilaiya kurang remedial, yang nilainya lebih dari KKM diberi pengayaan. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung dengan dokumen yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, kisi kisi soal dan soal evaluasi. Kisi kisi soal penilaian harian yang dibuat oleh guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Soal evaluasi yang dibuat guru juga sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator soal pada kisi kisi soal. Semua indikator pada kisi kisi soal sudah terwakili dalam soal. Sebagai contoh untuk kelas 1, Bahasa Indonesia kompetensi dasar 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan panca indra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman terdiri dari 4 indikator soal. Indikator soal nomer 1 diwakili oleh soal uraian nomer 1, indikator soal nomer 2 diwakili oleh soal uraian nomer 2, indikator soal nomer 3 diwakili oleh soal uraian nomer 3, indikator soal nomer 4 diwakili oleh soal uraian nomer 4. Pada kisi kisi soal Matematika Kompetensi Dasar 3.12 Menentukan urutan berdasarkan panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya, terdiri dari 4 indikator soal. Indikator soal nomer 1 diwakili oleh soal isian nomer 5 dan 6, indikator soal nomer 2 diwakili oleh soal isian nomer 7, indikator soal nomer 3 diwakili 81

96 soal isian nomer 8 dan 9 dan indikator soal nomer 4 diwakili oleh soal isian nomer 10. Pada kisi kisi soal SBDp KD 3.4 Mengamati berbagai bahan, alat, serta fungsinya dalam membuat prakarya, terdiri dari 3 indikator soal. Indikator soal nomer 1 diwakili soal uraian no 11, indkator soal nomer 2 diwakili soal uraian nomer 12, dan indikator soal nomer 3 diwakili soal uraian nomer 12. Hasil wawancara dan dokumentasi tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Peneliti masuk ke ruang kelas 1 B dan kelas 5 B dan mengamati ketika proses pengambilan data penilaian. Guru membagikan soal penilaian harian kepada siswa. Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Guru mengumpulkan data penilaian berdasarkan jawaban siswa. Soal yang diberikan guru sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi yang telah dipelajari siswa. Soal sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan sesuai dengan kisi kisi soal yang telah dibuat oleh guru. Berdasarkan pernyataan hasil wawancara, hasil observasi, dan analisis dokumen RPP, kisi kisi soal, dan soal evaluasi peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B sudah melaksanakan pengumpulan data penilaian pengetahuan dengan benar. Soal sudah sesuai dengan kompetensi dasar yang dipelajari dan semua indikator soal sudah terwakili dalam soal. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B mengumpulkan data penilaian perilaku dengan mengamati perilaku siswa di dalam dan di luar kelas dan menggunakan 82

97 lembar observasi. Hal ini tersebut sesuai dengan pernyataan guru berikut ini, Hn Fn : Caranya adalah dengan mengamati perilaku siswa di dalam maupun di luar kelas. Didalam kelas misalnya pada saat siswa kerja kelompok saya menilai sikap siswa yang terlihat. Saat di luar kelas saya melakukan observasi saat siswa istirahat maupun sebelum mulai pelajaran. Saya menggunakan lembar observasi. (Rabu, 27 April 2016) : Saya melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi. Untuk teknik observasi, saya mengamati perilaku siswa pada saat di dalam maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya saat diskusi, di luar kelas misalnya saat di kantin. Saya menggunakan lembar observasi. Siswa yang nilai sikapnya kurang dimotivasi dan dibimbing, yang nilainya bagus diberi pujian. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh data hasil analisis dokumen berupa lembar observasi penilaian perilaku yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. Dokumen lembar observasi penilaian perilaku harian tersebut berisi aspek perilaku sosial yang diamati dalam. Dokumen lembar observasi penilaian perilaku sosial kelas 1 B memuat penilaian perilaku sosial peduli lingkungan, disiplin, dan kerjasama pada tema 8, sub tema 1. Dokumen lembar observasi perilaku kelas 5 B memuat perilaku sikap percaya diri, disiplin, dan kerjasama pada tema 8, subtema 4. Semua siswa dinilai perilakunyanya dengan rentang nilai 1 sampai dengan 4. Guru kelas 1 B mendeskripsikan perilaku siswa sesuai dengan nilai perilaku siswa, sedangkan guru kelas 5 B tidak mendeskripsikan perilaku siswa dan tidak memberikan keterangan skor pada lembar observasi perilaku. Pernyataan guru dan hasil analisis dokumen tersebut sesuai dengan yang diamati peneliti. Pada saat pembelajaran peneliti mengamati bahwa guru kelas 1 B dan 5 B melaksanakan penilaian perilaku dengan mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran dan pada saat siswa istirahat. 83

98 Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B mengumpulkan data penilaian sikap dengan mengisi lembar observasi penilaian perilaku dengan rentang skor 1 sampai dengan 4. Guru kelas 1 B juga mendeskripsikan perilaku siswa berdasarkan penilaian yang dilaksanakan, sedangkan guru kelas 5 B tidak mendeskripsikan nilai dan tidak memberi keterangan terhadap skor yang diberikan. Menurut peneliti seharusnya guru kelas 5 B memberikan keterangan tentang skor yang diberikan dan mendeskripsikan hasil penilaian perilaku. Berdasarkan hasil wawancara, analisis dokumen dan observasi tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa guru kelas 1 dan guru kelas 5 B mengumpulkan data penilaian perilaku harian siswa dengan mengamati perilaku siswa di dalam maupun di luar kelas dengan mengisi lembar observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B memberikan penilaian berdasarkan perilaku yang diamati. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tidak melaksanakan penilaian diri dan penilaian antar teman. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B diperoleh data bahwa guru melaksanakan penilaian keterampilan. Teknik penilaian bisa menggunakan praktik, produk dan proyek. Guru mengumpulkan data penilaian keterampilan dengan mengamati siswa dalam mengerjakan tugas praktik, membuat produk maupun proyek. Hal tersebut sesuai dengan yang dinyatakan guru berikut ini, Hn : Terlebih dulu melakukan identifikasi KD pada KI-4 kemudian ditentukan teknik penilaiannya.teknik penilaian bisa menggunakan praktik, produk dan proyek. Penilaian keterampilan adalah per mata pelajaran per Kompetensi Dasar. Untuk penilaian praktik saya lakukan dengan 84

99 mengamati siswa yang sedang praktik, misalnya menyanyi. Kemudian nilainya rentang 0 sampai 100. Pelaksanaan penilaian produk dilakukan dengan mengamati produk yang dihasilkan siswa, misalnya kipas. Kemudian dinilai dengan rentang 0 sampai dengan 100. Penilain proyek dilakukan dengan mengamati siswa dalam melaksanakan proyek dalam periode tertentu kemudian dinilai dengan rentang 0 sampai 100. Dalam penilaian menggunakan rubrik penilaian. (Rabu, 27 April 2016) Fn : Saya terlebih dahulu mengindentifikasi KD aspek keterampilan, teknik penilaian dan instrumen sudah saya rencanakan di RPP. Saya kemudian menyiapkan instrumen dan melaksanakan penilaian keterampilan dengan praktik, produk atau proyek. Untuk penilaian praktik dengan mengamati kegiatan praktik siswa kemudian melaksanakan penilaian. Yang dinilai adalah persiapan, pelaksanaan dan hasilnya. Penilaian produk dengan menilai produk yang dihasilkan siswa. Penilaian proyek dengan melakukan pengamatan kepada siswa yang sedang melaksanakan proyek. Misalnya dengan menilai siswa pada saat membuat penyaring air dan kompos. Proses dari awal sampai selesai dinilai. Siswa juga harus melaporkan cara atau proses pembuatannya. Menilai dengan berpedoman pada rubrik penilaian. (Rabu, 20 April 2016) Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen nilai keterampilan yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B berupa lembar penilaian aspek keterampilan. Pada penelitian ini peneliti meneliti dokumen nilai harian kelas 1 B berupa lembar penilaian aspek keterampilan membuat gantungan kunci dari adonan lunak. Proses penilaian keterampilan dimulai dari proses pengumpulan data. Dalam menilai guru menggunakan rubrik penilaian yang tercantum dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Rubrik penilaian memuat kriteria penilaian. Apabila gantungan kunci yang dibuat siswa baik sekali mendapat skor 4 dengan kriteria harus memenuhi tiga aspek yaitu seperti kelopak bunga, rapi, dan dilengkapi denan benang sebagai gantungan 85

100 kunci, baik mendapat skor 3 dengan kriteria memenuhi dua aspek dari tiga aspek, cukup mendapat skor 2 dengan kriteria memenuhi satu dari tiga aspek, dan perlu bimbingan mendapat skor 1 dengan kriteria belum memenuhi semua aspek. Lembar penilaian aspek keterampilan berisi aspek yang dinilai. Skor adalah 1 sampai dengan 4. Setelah itu berdasarkan hasil skor tersebut guru memberikan nilai dengan rentang 0 sampai dengan 100. Dokumen penilaian keterampilan harian guru kelas 5 B berupa penilaian membuat poster. Penilaian diberikan berdasarkan rubrik penilaian. Kriteria penilaian membuat poster meliputi ketepatan isi, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, dan keterampilan membuat poster. Guru memberikan skor rentang 1 sampai dengan 4. Berdasarkan skor tersebut guru memberikan nilai dengan rentang 0 sampai dengan 100. Hasil wawancara dan dokumentasi tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Berdasarkan pengamatan pada saat proses pembelajaran, guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B memberikan tugas kepada siswa, menggunakan rubrik penilaian sebagai dasar dalam menilai, mengisi lembar penilaian aspek keterampilan dengan skor 1 sampai dengan 4 kemudian dinilai dengan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Berdasarkan hasil wawancara, analisis dokumentasi dan observasi peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B sudah mengumpulkan data penilaian keterampilan dengan baik. Pengumpulan data penilaian keterampilan dilakukan dengan tes praktik, produk, dan proyek. Guru kelas 1 B dan 5 B tidak melaksanakan penilaian portofolio. Pengumpulan data penilaian aspek keterampilan dilakukan dengan cara 86

101 memberikan tugas kepada siswa, menilai tugas siswa berdasarkan rubrik penilaian dan mengisi nilai di lembar penilaian aspek keterampilan. Nilai siswa untuk aspek keterampilan adalah 0 sampai dengan 100. b. Pengolahan nilai/ Analisis Nilai Tahap penilaian setelah pengumpulan data adalah pengolahan nilai atau analisis nilai. Berdasarkan pernyataan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B cara mengolah nilai pengetahuan adalah nilai disendirikan per kompetensi dasar per muatan pelajaran. Nilai penilaian harian didapat dari skor perolehan dibagi skor maksimal kemudian dikalikan 100. Hasil penilaian harian yang berupa aspek pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk dicari peserta didik yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan peserta didik yang belum mencapai KKM. Pernyataan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tersebut didukung oleh dokumen hasil nilai harian siswa. Dalam dokumen hasil nilai harian guru menuliskan nilai siswa per kompetensi dasar pada setiap muatan pelajaran. Hasil wawancara dan dokumentasi juga sesuai dengan pengamatan peneliti. Peneliti mengamati guru melakukan penilaian berdasarkan kompetensi dasar per muatan pelajaran. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B juga menyatakan bahwa cara mengolah nilai harian keterampilan adalah dengan cara skor perolehan dibagi dengan skor maksimal kemudian dikalikan 100. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen berupa lembar penilaian aspek keterampilan yang memuat nilai keterampilan siswa. Dalam dokumen nilai harian guru kelas 1 B dan guru kelas 87

102 5 B menilai keterampilan siswa dengan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Hasil wawancara dan dokumentasi tersebut sesuai dengan hasil pengamatan peneliti. Peneliti mengamati bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B mengolah nilai pengetahuan dan keterampilan dengan cara skor perolehan dibagi dengan skor maksimal kemudian dikalikan 100. c. Kesimpulan Penilaian Kesimpulan merupakan tahap penilaian setelah pengolahan nilai/ analisis nilai. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B diperoleh data bahwa guru menyimpulkan apabila siswa yang nilai pengetahuannya belum mencapai KKM maka siswa tersebut belum berhasil, sedangkan jika sudah mencapai KKM maka siswa tersebut sudah berhasil. Siswa yang nilai pengetahuannya di atas KKM akan ditindaklanjuti dengan remedial, sedangkan siswa yang berada di bawah KKM akan diberikan pengayaan. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen berupa lembar analisis hasil nilai siswa yang dimiliki guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B. Lembar analisis nilai berisi nilai siswa yang sudah dianalisis. Siswa yang nilainya di bawah KKM akan mengikuti perbaikan, sedangkan siswa yang di bawah KKM akan mengikuti pengayaan. Hasil wawancara dan dokumentasi tersebut juga sesuai dengan pengamatan peneliti. Peneliti mengamati bahwa setelah guru menilai perilaku siswa guru kelas akan memanggil beberapa siswa yang nilainya kurang, guru menjelaskan kepada siswa yang harus mengikuti perbaikan dan pengayaan. 88

103 Guru kelas 1 B juga menyatakan bahwa dengan penilaian keterampilan guru dapat menyimpulkan bahwa keterampilan siswa dalam kompetensi dasar tertentu sangat baik, baik, cukup baik, maupun perlu bimbingan. Pernyataan guru tersebut didukung oleh dokumen berupa lembar penilaian aspek keterampilan yang berisi skor dan nilai siswa. Hasil wawancara dan dokumentasi tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti. Setelah penilaian guru mengumumkan nilai keterampilan siswa yang sangat baik, baik, maupun cukup baik. d. Tindak Lanjut Penilaian Tindak lanjut penilaian dilaksanakan setelah guru menyimpulkan hasil penilaian. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas 1B diperoleh data bahwa tindak lanjut guru setelah penilaian pengetahuan adalah hasil penilaian dianalisis untuk mengetahui peserta didik yang telah mencapai KKM dan belum mencapai KKM, melaksanakan kegiatan remedial dan pengayaan sesuai hasil analisis nilai, melaporkan nilai kepada orang tua sebagai bentuk komunikasi, kerja sama, dan kontrol antara orang tua dan guru, Menerima usul,memberikan solusi kepada siswa melalui pertemuan orang tua siswa, jika siswa tersebut mengalami kesulitan belajar sehingga nilainya belum mencapai KKM. Menurut guru kelas 1 B remedial nilai pengetahuan dilakukan dengan cara Bisa diberikan bimbingan secara perseorangan, dilakukan bila ada beberapa anak yang mengalami kesulitan yang berbeda-beda, sehingga perlu bimbingan individual, bimbingan secara kelompok, apabila dalam pembelajaran klasikal 89

104 peserta didik mengalami kesulitan yang sama, peserta didik mengerjakan kembali soal evaluasi dengan materi yang sama dan indikator sama, namun pertanyaan dibuat lebih sederhana. Guru kelas 1 B juga mengatakan bahwa cara melaksanakan pengayaan adalah dengan Melakukan pendalaman dan investigasi lebih dalam tentang materi yang sedang dipelajari dan peserta didik mengerjakan latihan dengan materi dan bentuk pertanyaan yang lebih mendalam dan variatif. Guru kelas 5 B juga menyatakan bahwa apabila hasil penilaian menunjukkan hasil yang bagus maka guru akan memberikan pujian dan motivasi kepada siswa agar lebih bagus lagi hasilnya. Kemudian melakuakn pengayaan. Tetapi kadang lanjut ke materi berikutnya karena mengejar waktu. Guru kelas 1 B juga menyatakan bahwa melakukan remedial dan memanggil orang tua apabila hasil penilaian tidak bagus. Pernyataan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tersebut didukung oleh dokumen guru berupa soal perbaikan, soal pengayaan, dan nilai perbaikan dan pengayaan. Pernyataan guru dan dokumentasi tersebut juga sesuai dengan pengamatan peneliti. Peneliti mengamati bahwa siswa yang nilainya kurang dari KKM diberikan soal remedial, sedangkan siswa yang nilainya lebih dari KKM diberikan soal pengayaan. Selain itu guru juga memberikan bimbingan perseorangan terhadap siswa yang mengalami kesulitan. Siswa yang mengalami kesulitan setelah selesai pelajaran dibimbing oleh guru. Tetapi apabila siswa banyak yang mengalami kesulitan maka diadakan bimbingan atau pengarahan secara klasikal. 90

105 e. Kendala Penyusunan Penilaian Autentik Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam penyusunan penilaian autentik guru mempunyai banyak kedala. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan guru berikut ini, Hn Fn : Beberapa unjuk kerja/keterampilan tidak memuat indikator penilaian. Saya kesulitan kalau harus membuat rubrik penilaian sendiri dan kesulitan membuat soal untuk tes tertulis karena harus per KD setiap muatan pelajaran. (Rabu, 27 April 2016) : Harus membuat soal yang banyak per muatan pelajaran per KD dan perlu waktu yang banyak untuk pemetaan KD untuk merancang penilaian. (rabu, 20 April 2016) Dari pernyataan pernyataan tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa semua guru mengalami kendala dalam penyusunan penilaian autentik. Kendala tersebut meliputi kesulitan membuat rubrik penilaian, kesulitan membuat soal tes tertulis karena harus per Kompetensi Dasar dan kendala waktu dalam membuat pemetaan Kompetensi Dasar untuk merancang penilaian. f. Kendala Pelaksanaan Penilaian Autentik Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan penilaian sikap guru menemui berbagai kendala. Hal tersebut sesuai yang dinyatakan guru berikut ini, Hn Fn : Kendala kendalanya adalah penilaian tidak rutin dilaksanakan, butuh waktu lama dan ribet karena harus menggunakan lembar observasi dan lain lain, sikap anak juga tidak stabil dan rekap nilai sulit karena skor dan centang tidak sama. (Rabu, 27 April 2016) : Kendala kendalanya adalah: 91

106 Penilaian sikap membutuhkan waktu yang lama sehingga kesulitan kalau harus mengajar dan menilai sikap. Saya masih harus menyiapkan dan mengisi instrumen yang banyak. Apalagi jumlah siswanya banyak. Banyak wali murid yang tidak paham hasil rapor yang berupa nilai deskriptif. (Rabu, 27 April 2016) Dari hasil wawancara tersebut di atas peneliti menyimpulkan bahwa kendala kendala yang dhadapi dalam pelaksanaan penilaian sikap adalah penilaian tidak rutin dilaksanakan, butuh waktu lama dalam penilaian, mengisi instrumen penilaian yang banyak, sikap anak tidak stabil, rekap nilai sulit karena skor dan centang tidak sama, dan banyak wali murid yang tidak paham hasil rapor yang berupa nilai deskriptif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diperoleh data bahwa dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan guru menemui berbagai kendala. Hal tersebut sesuai yang dinyatakan guru berikut ini, Hn Fn : Kendala kendalanya adalah format rumit dan tahapan penilaian banyak dan yang dinilai juga banyak. Contohnya adalah penilaian harian. Penilaian harian dilakukan per Kompetensi Dasar per mata pelajaran. Kompetensi Dasar itu tidak bisa dijadikan 1 karena Kompetensi Dasar yang dijadikan 1 adalah yang sama. Setelah itu hasil penilaian harian Per Kompetensi Dasar yang sama per mata pelajaran disatukan. Butuh waktu yang banyak untuk perencanaan, pelaksanaan sampai pengolahan nilai. (Rabu, 27 April 2016) : harus memeriksa pekerjaan siswa yang banyak sekali. Menilainya pun ribet dan butuh waktu yang lama.harus menilai per KD per muatan pelajaran dahulu dan butuh waktu yang lama. (Rabu, 20 April 2016) Dari hasil wawancara di atas peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B mengalami kendala dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan. Kendala kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan adalah format penilaian rumit dan tahapan penilaian 92

107 banyak, yang dinilai juga banyak, butuh waktu banyak untuk perencanaan, pelaksanaan sampai pengolahan nilai, harus memeriksa pekerjaan siswa yang banyak sekali. Berdasarkan hasil wawancara dari guru diperoleh data bahwa dalam melaksanakan penilaian keterampilan guru menemui berbagai kendala. Hal tersebut seperti yang dinyatakan oleh guru berikut ini, Hn Fn : Untuk proses penilaian keterampilan proyek butuh waktu lama, dan memakai rubrik sehingga ribet. (Rabu, 27 April 2016) : Membutuhkan rubrik dengan indikator penilaian yang banyak sehingga menilainya butuh ketelitian yang tinggi dan waktu yang banyak. (Rabu, 20 April 2016) Berdasarkan hasil wawancara guru tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian keterampilan adalah penilaian keterampilan proyek butuh waktu lama, dan memakai rubrik yang banyak sehingga menilainya butuh ketelitian yang tinggi dan waktu yang banyak. D. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B SD Pujokusuman 1 sudah melaksanakan perencanaan dan pelaksanaan penilaian autentik yang meliputi penilaian perilaku, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan. Perencanaan penilaian merupakan kegiatan penting yang dilakukan oleh guru sebelum pelaksanaan penilaian. Perencanan penilaian yang dilakukan guru meliputi perencanaan tujuan penilaian, aspek aspek penilaian, teknik penilaian, instrumen penilaian, acuan penilaian, dan frekuensi penilaian. 93

108 Guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan tujuan dilaksanakannya penilaian sikap yaitu membentuk karakter siswa, merencanakan tujuan penilaian sikap dan tujuan penilaian keterampilan sesuai dengan kompetensi dasar yang akan dicapai. guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan aspek yang akan dinilai dalam penilaian perilaku, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap, perilaku, dan keterampilan direncanakan sesuai dengan muatan Kompetensi Dasar. Guru kelas 1 B dan kelas 5 B merencanakan teknik penilaian perilaku dengan observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan teknik penilaian pengetahuan dengan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B merencanakan teknik penilaian keterampilan dengan tes praktik, produk, dan proyek. Guru kelas 1B dan guru kelas 5 B merencanakan penilaian setiap hari di RPP, sedangkan penilaian harian untuk pengetahuan direncanakan setiap selesai 1 sub tema. 1 tema 4 kali penilaian pengetahuan. Frekuensi penilaian keterampilan direncanakan sesuai dengan pembelajarannya. Untuk 1 sub tema, 1 mata pelajaran minimal melaksanakan 1 kali penilaian keterampilan. Tahapan pelaksanaan penilaian yang dilakukan guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B adalah pengumpulan data, pengolahan nilai atau analisis nilai, kesimpulan penilaian, dan tindak lanjut penilaian. Guru kelas 1 B dan kelas 5 B sudah melaksanakan tahapan penilaian tersebut. Pada waktu ulangan harian, guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan pengumpulan data dengan cara memberikan soal kepada siswa. Siswa menjawab soal kemudian mengumpulkan jawaban soal kepada guru. Guru memeriksa jawaban siswa dan guru memberikan penilaian. Soal penilaian untuk kompetensi 94

109 pengetahuan yang digunakan guru kelas 1 sudah sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi pada rencana pelaksanaan pembelajaran. Soal yang dibuat guru juga sudah sesuai dengan kisi kisi soal. Semua soal sudah sesuai dengan indikator soal pada kisi kisi soal dan semua indikator soal pada kisi kisi soal sudah terwakili di soal. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan pengumpulan data penilaian perilaku siswa dengan lembar observasi. Guru mengamati perilaku siswa di dalam maupun di luar kelas kemudian memberikan penilaian dengan mengisi lembar observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan penilaian keterampilan dengan teknik penilaian praktik, produk dan proyek. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2014:115), yang mengatakan bahwa penilaian autentik dalam kurikulum 2013 mengacu pada standar penilaian yang terdiri dari penilaian kompetensi sikap melalui observasi, penilaian diri, penilaian teman sejawat oleh peserta didik, dan jurnal. Pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan. Keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tidak melaksanakan penilaian penilaian diri, penilaian teman sejawat, dan penilaian portofolio. Menurut peneliti penilaian portofolio sangat penting untuk dilaksanakan karena merupakan penilaian yang berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam periode waktu tertentu. Melalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan dan kemajuan belajar peserta didik. 95

110 Dalam penelitian ini guru mengumpulkan data penilaian aspek keterampilan dengan memberikan tugas berupa tes praktik kepada siswa. Guru melakukan penilaian dengan menggunakan rubrik penilaian yang memuat kriteria penilaian. Lembar penilaian aspek keterampilan berisi aspek yang dinilai. Guru mengisi skor pada lembar penilaian aspek keterampilan. Setelah itu berdasarkan hasil skor tersebut guru memberikan nilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B mengumpulkan data kemudian melakukan pengolahan nilai atau analisis nilai. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan analisis nilai dengan cara hasil penilaian harian yang berupa aspek pengetahuan dan keterampilan dianalisis untuk dicari siswa yang telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan peserta didik yang belum mencapai KKM. Bagi peserta didik yang belum mencapai KKM perlu ditindaklanjuti dengan remedial, sedangkan bagi peserta didik yang telah mencapai KKM diberikan pengayaan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan pengolahan nilai pengetahuan dan keterampilan maka guru dapat mengambil kesimpulan bahwa siswa tersebut sudah berhasil menguasai atau belum menguasai kompetensi dasar atau indikator yang telah dipelajari. Guru menyimpulkan bahwa siswa yang nilainya diatas KKM sudah menguasai kompetensi yang sudah dipelajari dan siswa yang nilainya dibawah KKM belum menguasai kompetensi yang dipelajari. Penilaian sikap setelah dideskripsikan maka guru akan mengetahui sikap siswa yang baik maupun kurang baik. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah guru kelas 1 B dan guru 96

111 kelas 5 B menyimpulkan hasil penilaian kemudian guru melaksanakan tindak lanjut penilaian. Tindak lanjut penilaian berupa pelaksanaan kegiatan remedial dan pengayaan sesuai hasil analisis nilai, melaporkan nilai kepada orang tua, menerima masukan, dan memberikan solusi kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Hal itu sesuai dengan pendapat Daryanto (2014:113) yang menyatakan bahwa hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu, hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B masih menemukan kendala dalam pelaksanaan penilaian sikap yaitu penilaian tidak rutin dilaksanakan, butuh waktu lama dalam penilaian, mengisi instrumen penilaian yang banyak, sikap anak tidak stabil, rekap nilai sulit karena skor dan centang tidak sama, dan banyak wali murid yang tidak paham hasil rapor yang berupa nilai deskriptif. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan Abdullah Sani (2014:219) yang menyatakan bahwa kesukaran instrumen dan pedoman penskoran yang tidak jelas akan menyebabkan kesukaran untuk digunakan penilai. Masalah yang biasanya terjadi adalah pemberi skor harus menilai aspek aspek yang banyak dan jumlah penilai yang hanya satu orang sukar untuk membuat perbandingan terhadap hasil penskorannya. Penelitian ini juga menemukan kendala kendala yang dihadapi guru dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan yaitu format penilaian rumit dan tahapan penilaian banyak, yang dinilai juga banyak, butuh waktu banyak untuk 97

112 perencanaan, pelaksanaan sampai pengolahan nilai, harus memeriksa pekerjaan siswa yang banyak sekali. Selain itu juga terdapat kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian keterampilan adalah adalah kesulitan membuat indikator penilaian atau rubrik penilaian serta membutuhkan rubrik dengan indikator penilaian yang banyak sehingga menilainya butuh ketelitian yang tinggi dan waktu yang banyak. Peneliti menyimpulkan bahwa guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B sudah melaksanakan penilaian autentik sesuai dengan perencanaan penilaian. Hal ini sesuai dengan pendapat Ridwan Abdullah Sani (2014: 203) yang mengatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai aspek sikap, pengetahuan, keterampilan mulai dari masukan (input), proses dan keluaran (output). Namun dalam pelaksanaan penilaian masih banyak kekurangan yaitu guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tidak melaksanakan penilaian diri, penilaian antar peserta didik dan penilaian portofolio. Seharusnya dalam penilaian autentik ada penilaian portofolio. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2014: 13) yang mengatakan bahwa penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik. E. Keterbatasan Penelitian Melalui proses yang dilakukan selama penelitian, peneliti berusaha semaksimal mungkin untuk menggali data. Akan tetapi, peneliti menyadari beberapa kekurangan yang disebabkan oleh keterbatasan dalam penelitian, yaitu: 98

113 1. Penelitian hanya terbatas pada kelas 1 B dan 5 B SD Negeri Pujokusuman 1, sehingga penelitian ini tidak dapat mengungkap untuk kelas kelas yang lain, untuk itu perlu penelitian serupa dengan sebaran dan tempat yang lebih luas. 2. Penelitian ini hanya dalam waktu 2 bulan sehingga peneliti tidak dapat mengungkap pelaksanaan penilaian autentik secara keseluruhan di SD Negeri Pujokusuman 1. 99

114 BAB KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B di SD N Pujokusuman sudah melaksanakan penilaian autentik yang meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan, namun masih banyak kekurangannya. Pelaksanaan penilaian meliputi beberapa tahap yaitu pengumpulan data, pengolahan nilai, kesimpulan, dan tindak lanjut penilaian. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan penilaian pengetahuan dengan tes tertulis, tes lisan, dan penugasan. Guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B melaksanakan penilaian keterampilan dengan tes praktik, produk, dan proyek. Kekurangan dalam penilaian adalah guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B tidak melaksanakan penilaian diri, penilaian antar teman dan penilaian portofolio. Setelah pelaksanaan penilaian guru kelas 1 B dan guru kelas 5 B sudah memberikan tindak lanjut penilaian berupa perbaikan, pengayaan, dan melaporkan nilai kepada orang tua. Pelaksanaan remedial dilakukan guru kelas 1 B dengan memberikan bimbingan kepada siswa baik secara individu maupun kelompok dan dengan meminta peserta didik mengerjakan kembali soal namun dengan pertanyaan yang lebih sederhana. Guru kelas 1 B 100

115 melaksanakan pengayaan dengan melakukan pendalaman dan investigasi mendalam tentang materi yang dipelajari dan peserta didik mengerjakan latihan dengan bentuk pertanyaan yang lebih mendalam. Guru kelas 5 B melaksanakan perbaikan dan pengayaan dengan meminta peserta didik mengerjakan soal. 2. Kendala yang dihadapi guru dalam Pelaksanaan penilaian autentik di SD Negeri Pujokusuman 1 masih cukup banyak. Guru kelas 1 B mengalami kendala dalam membuat rubrik penilaian, kesulitan membuat soal untuk tes tertulis karena harus per Kompetensi Dasar muatan pelajaran, kesulitan dalam membuat rekap nilai sikap, format nilai pengetahuan rumit dan tahap penilaiannya banyak, serta penilaian yang membutuhkan waktu lama, sedangkan guru kelas 5 B mengalami kendala yaitu kesulitan membuat soal, perlu waktu banyak untuk merancang penilaian, penilaian sikap dan pengetahuan memerlukan waktu lama, dan perlu instrumen penilaian yang banyak. B. SARAN Berdasarkan kesimpulan, maka saran yang dapat disampaikan peneliti sebagai berikut: 1. Saran untuk Pemerintah a. Pemerintah harus lebih giat dalam menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan bagi guru. Pelatihan yang tidak hanya bersifat sesaat atau sementara saja, namun pelatihan yang diselenggarakan secara intensif dan berkesinambungan. 101

116 b. Pemerintah perlu menambah master trainer yang professional pada setiap Kabupaten dan Kota untuk memberikan pendidikan dan pelatihan penilaian kepada semua guru di wilayahnya. 2. Saran untuk Guru a. Apabila guru masih merasa belum memahami perencanaan maupun pelaksanaan penilaian autentik maka guru harus belajar secara mandiri, tidak hanya mengandalkan informasi dari kepala sekolah, dinas pendidikan atau pemerintah pusat saja. Guru dapat membentuk forum komunikasi guru untuk mendiskusikan berbagai permasalahan yang dihadapi sehingga dapat diperoleh solusi permasalahannya secara bersama sama. b. Hasil penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampila hendaknya didokumentasikan dengan tertib dan guru melaksanakan tindak lanjut penilaian. 3. Saran untuk Orang Tua Siswa Orang tua siswa hendaknya berpartisipasi untuk terus memantau guru dalam proses penilaiannya. Orang tua siswa harus menanyakan perkembangan putra putrinya di sekolah. Apabila ada penilaian yang kurang dimengerti hendaknya segera menanyakan kepada guru. 102

117 DAFTAR PUSTAKA Agus Wasisto Dwi Doso Warso. (2014). Proses Pembelajaran dan Penilaiannya di SD/ MI/ SMP/ MTs/ SMA/ MA/ SMK Sesuai Kurikulum Yogyakarta: Graha Cendekia Anita Yus. (2006). Penilaian Portofolio untuk Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum Yogyakarta: Gava Media. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. (2016). Panduan Teknis Pembelajaran dan Penilaian di Sekolah Dasar. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Ibrahim Bafadal. (2014). Panduan Teknis Penilaian dan Pengisian Rapor di SD. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Lexy J. Moleong. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2014). Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 104 Tahun Jakarta Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ridwan Abdullah Sani. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Cetakan Ketigabelas. Bandung: Penerbit Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta. 103

118 Lampiran 1 KISI KISI PEDOMAN WAWANCARA GURU No Aspek/ Sub aspek 1. Menyusun rencana evaluasi hasil belajar. 2. Menghimpun data 3. Melakukan verifikasi data 4. Mengolah dan menganalisis data 5. Memberikan interpretasi dan menarik kesimpulan Indikator 1. Merumuskan tujuan dilaksanakannya penilaian. 2. Menetapkan aspek aspek yang akan dinilai dalam penilaian. 3. Memilih dan menentukan teknik yang akan digunakan dalam pelaksanaan penilaian sikap. 4. menyusun alat alat pengukur yang akan digunakan dalam pengukuran dan hasil belajar peserta didik. 5. Menentukan acuan penilaian. 6. Menentukan frekuensi dari kegiatan evaluasi 7. Pelaksanakan tes untuk menghimpun data. 8. Menentukan cara pelaksanaan penilaian. 9. Menentukan cara melakukan verifikasi data dalam penilaian. 10. Menentukan cara mengolah dan menganalisis data. 11. Menentukan cara memberikan interpretasi penilaian. 12. Pengambilan kesimpulan sesuai dengan tujuan evaluasi. 104 Jumlah Nomer Item Item 7 1,2,3,4,5,6,7 8 8, 9,10,11,12,13, 14, ,17, , 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, , 31, 32, 33, 34, 35, 2 36, , 39, , 42, , 45, , 48,

119 6. Tindak lanjut hasil evaluasi 13. Menentukan tindak lanjut hasil evaluasi. 14. Menentukan kendala kendala yang dihadapi dalam penyusunan penilaian autentik. 15. Menentukan kendala kendala yang dihadapi dalam penyusunan penilaian autentik , 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, 62, , 66,

120 Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru tentang Penilaian Autentik PEDOMAN WAWANCARA GURU TENTANG PENILAIAN Nama Guru : Status : Hari, tanggal : Pertanyaan Deskripsi 1. Apakah penilaian yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan? 2. Apakah tujuan dilaksanakannya tes formatif? 3. Apakah tujuan dilaksanakannya tes sumatif? 4. Apakah guru merumuskan tujuan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan? 5. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian sikap? 6. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan? 7. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian keterampilan? 8. Apakah guru merencanakan penilaian aspek sikap? 106

121 9. Apakah guru merencanakan aspek pengetahuan? 10. Apakah guru merencanakan penilaian aspek keterampilan? 11. Aspek pengetahuan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 12. Aspek keterampilan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 13. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian sikap? 14. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian pengetahuan? 15. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian keterampilan? 16. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek sikap? 17. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek pengetahuan? 18. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek keterampilan? 19. Apakah dalam penilaian sikap guru menyusun pedoman observasi yang berisi indikator perilaku yang diamati? 20. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar 107

122 penilaian diri? 21. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar penilaian antar peserta didik? 22. Apakah guru menyiapkan lembar jurnal untuk mengamati kelebihan dan kekurangan siswa? 23. Apakah guru membuat kisi kisi soal tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? 24. Apakah guru menyusun instrumen tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? Berupa apa saja? 25. Apakah guru menyusun kisi kisi soal tes lisan untuk menilai kompetensi pengetahuan? 26. Apakah guru membuat instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan? 27. Apakah guru menyusun instrumen penugasan? Instrumen penugasan dalam bentuk apa saja? 28. Apakah guru menyusun instrumen berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik untuk menilai kompetensi keterampilan? 29. Penilaian menggunakan Penilaian Beracuan Kriteria atau Penilaian Beracuan Norma? 108

123 30. Berapa kali rencananya penilaian sikap dilaksanakan? 31. Berapa kali rencananya penilaian pengetahuan dilaksanakan? 32. Berapa kali rencananya penilaian keterampilan dilaksanakan? 33. Kapan penilaian sikap dilaksanakan? 34. Kapan penilaian pengetahuan dilaksanakan? 35. Kapan penilaian keterampilan direncanakan? 36. Apakah guru melaksanakan tes awal sebelum memulai pelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? 37. Apakah guru melaksanakan tes setelah akhir pembelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? 38. Bagaimanakah cara guru melaksanaan penilaian sikap? 39. Bagaimanakah cara guru melaksanaan penilaian pengetahuan? 40. Bagaimanakah cara Anda melaksanaan penilaian keterampilan? 109

124 41. Bagaimanakah cara guru melakukan verifikasi data penilaian sikap? 42. Bagaimanakah cara guru melakukan verifikasi data penilaian pengetahuan? 43. Bagaimanakah cara guru melakukan verifikasi data penilaian keterampilan? 44. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian pengetahuan? 45. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian keterampilan? 46. Bagaimanakah cara untuk mengolah dan menganalisis data penilaian sikap? 47. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang sudah tercapai setelah selesai penilaian? 48. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang belum tercapai setelah dilaksanakannya penilaian? 49. Apakah guru selalu mengukur seberapa besar kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan? 50. Apakah guru selalu mengambil kesimpulan 110

125 sesuai dengan tujuan penilaian? Contohnya bagaimana? 51. Apakah guru selalu mengambil keputusan atau perumusan kebijakan sebagai tindak lanjut kegiatan penilaian? Keputusan atau kebijakan apa saja yang diambil? 52. Tindakan apa yang dilakukan apabila hasil penilaian menggembirakan karena telah mencapai tujuan sesuai yang direncanakan? 53. Tindakan apakah yang dilakukan apabila hasil penilaian tidak menggembirakan atau mengkhawatirkan dengan alasan berdasarkan hasil evaluasi ditemukan penyimpangan, hambatan, atau kendala? 54. Digunakan untuk apa sajakah penilaian tes yang dilakukan? 55. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan faktor faktor penyebab tujuan tidak dapat tercapai sesuai dengan rencana? 56. Apakah hasil penilaian digunakan untuk mencari dan menemukan jalan keluar untuk cara cara pemecahan masalah? 57. Apakah hasil penilaian digunakan sebagai upaya 111

126 perbaikan/penyempurnaan program pendidikan? 58. Apakah hasil penilaian digunakan untuk memeriksa bagian bagian manakah peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran? 59. Apakah hasil penilaian dapat memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing masing peserta didik di tengah tengah kelompoknya? 60. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan naik kelas atau tidaknya peserta didik? 61. Apakah hasil penilaian digunakan untuk laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam jangka waktu tertentu? 62. Apakah dari hasil penilaian dapat diketahui tingkat efektivitas dari metode metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu? 63. Apakah hasil penilaian dapat memberikan gambaran mengenai hasil hasil yang telah dicapai dalam proses 112

127 pembelajaran? 64. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam penyusunan penilaian autentik? 65. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian sikap? 66. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan? 67. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian keterampilan. Responden, Yogyakarta, Pewawancara

128 Lampiran 3. Hasil Wawancara Guru tentang Penilaian Autentik HASIL WAWANCARA GURU TENTANG PENILAIAN Nama Guru Status : Hn : Guru Kelas 1 B Hari, tanggal : Rabu, 27 April 2016 Pertanyaan Deskripsi 3. Apakah penilaian yang akan dilaksanakan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan? Ya, harus sesuai dengan Kompetensi Dasar, indikator pencapaian kompetensi, tujuan pembelajaran. Penilaian harus sesuai Permendikbud No 53 tahun Apakah tujuan dilaksanakannya tes formatif? 5. Apakah tujuan dilaksanakannya tes sumatif? 6. Apakah guru merumuskan tujuan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan? 7. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian sikap? 8. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan? 9. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian keterampilan? Tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menguasai materi atau kompetensi yang diharapkan, untuk mendeteksi kesulitan belajar, untuk memperbaiki proses pembelajaran, sebagai bahan bimbingan dan konseling, dan sebagai dasar atau bahan berkomunikasi dengan orang tua siswa. Tujuannya untuk mengetahui kemampuan siswa,untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik, untuk menentukan siswa mengikuti pelajaran selanjutnya, untuk mengetahui keefektifan strategi dan metode pembelajaran yang dilakukan, sebagai bahan bimbingan dan konseling dan sebagai dasar berkomunikasi dengan orang tua siswa. Ya, merumuskan. Tujuannya untuk membentuk karakter siswa dan mengamati perilaku siswa. Apabila ada perilaku siswa yang kurang maka siswa akan dibimbing. Untuk mengetahui kemampuan akademik dan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pengetahuan yang dipelajari. Untuk mengetahui kemampuan psikomotor siswa, untuk mengetahui perlakuan anak, dan memberikan motivasi kepada orangtua dan memberikan motivasi kepada siswa. Siswa mungkin mempunyai kemampuan yang rendah kognitifnya, tetapi bisa mempunyai kemampuan 114

129 10. Apakah guru merencanakan penilaian aspek sikap? 11. Apakah guru merencanakan aspek pengetahuan? 12. Apakah guru merencanakan penilaian aspek keterampilan? 13. Aspek pengetahuan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 14. Aspek keterampilan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 15. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian sikap? 16. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian pengetahuan? 17. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian keterampilan? 18. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek psikomotorik yang baik. Ya, merencanakan Ya, merencanakan. Ya, merencanakan. Harus sesuai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Harus sesuai dengan kompetensi dasar, indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran. Sikap yang saya nilai adalah sikap sosial sesuai KI-2 antara lain jujur, tanggung jawab, santun, peduli, disiplin, dan percaya diri. Yang saya nilai dalam penilaian pengetahuan adalah penguasaan pengetahuan siswa untuk muatan pelajaran Pendidikan Agama, PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya. Yang dinilai misalnya mencocokkan jarum pendek dan jarum panjang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Sesuai indikator di KI-3. Yang saya nilai adalah keterampilan sesuai KD ketrampilan. Misalnya membuatan prakarya. Misalnya Bahasa Indonesia yang dinilai antara lain keterampilan menulis tegak bersambung, membaca nyaring, menceritakan lisan dan membaca puisi. Matematika yang dinilai antara lain menggambar bangun data, siswa mengerjakan soal cerita (yang dinilai bisa aspek pengetahuan dan aspek keterampilan), menebalkan angka dan membuat angka. SBdp, yang dinilai antara lain menghafal lagu, kolase, menempel, menggunting, dan melipat. PPKn, dalam penilaian keterampilan digabung dengan penilaian sikap. Misalnya guru mengamati siswa tentang tata tertib dan keberagaman individu. Menggunakan teknik observasi. 115

130 sikap? 19. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek pengetahuan? 20. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek keterampilan? 21. Apakah dalam penilaian sikap guru menyusun pedoman observasi yang berisi indikator perilaku yang diamati? 22. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar penilaian diri? 23. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar penilaian antar peserta didik? 24. Apakah guru menyiapkan lembar jurnal untuk mengamati kelebihan dan kekurangan siswa? 25. Apakah guru membuat kisi kisi soal tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? 26. Apakah guru menyusun instrumen tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? Berupa apa saja? 27. Apakah guru menyusun kisi kisi soal tes lisan untuk menilai kompetensi pengetahuan? menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan. menggunakan penilaian praktik, produk dan penilaian proyek. Ya, menyusun. Tidak karena di kelas 1 siswa tidak melakukan penilaian diri. Tidak, karena saya hanya menanyakan kepada siswa tentang sikap temannya. Misalnya ada temannya yang berkelahi saya bertanya bagaimana menurut anak anak sikap temannya yang berkelahi. Tidak Kadang kadang saja, biasanya kisi kisi soal hanya pada soal UTS dan Ulangan Akhir Semester. Kalau penilaian harian tidak menggunakan kisi kisi soal. Ya. Soal uraian, soal isian dan soal pilihan ganda. Tidak menyusun. 116

131 28. Apakah guru membuat instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan? 29. Apakah guru menyusun instrumen penugasan? Instrumen penugasan dalam bentuk apa saja? 30. Apakah guru menyusun instrumen berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik untuk menilai kompetensi keterampilan? 31. Penilaian menggunakan Penilaian Beracuan Kriteria atau Penilaian Beracuan Norma? 32. Berapa kali rencananya penilaian sikap dilaksanakan? 33. Berapa kali rencananya penilaian pengetahuan dilaksanakan? 34. Berapa kali rencananya penilaian keterampilan dilaksanakan? 35. Kapan penilaian sikap dilaksanakan? 36. Kapan penilaian pengetahuan dilaksanakan? 37. Kapan penilaian keterampilan direncanakan? Kadang kadang saja. Kadang kadang saya membuat sendiri dan kadang kadang saya memberikan tugas yang ada di buku. Tugas dapat berupa soal soal ataupun tugas yang harus dikerjakan siswa di sekolah ataupun tugas di rumah. Ya, menyusun. Penilaian beracuan criteria Penilaian sikap direncanakan setiap hari pada saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Tetapi kalau tiap hari repot karena saya harus mengajar. Jadi saya menilainya tidak tiap hari. Untuk penilaian sikap saya tidak bisa menentukan berapa kali. Setiap hari saya merencanakan penilaian di RPP. Penilaian harian untuk pengetahuan saya rencanakan setiap selesai 1 sub tema. 1 tema 4 kali penilaian pengetahuan. 1 semester ada 4 tema (jadi 16 kali penilaian harian). UTS dan UAS juga dilakukan penilaian. Disesuaikan dengan pembelajarannya. Untuk 1 sub tema, 1 mata pelajaran saya minimal melaksanakan 1 kali penilaian keterampilan. Jadi untuk 1 tema ada 16 kali penilaian harian. Penilaian sikap direncanakan setiap hari,tetapi saya melakukannya setiap hari.saya biasanya menilai jika ada perilaku siswa yang sangat baik atau kurang baik. Sesuai dengan KD nya. Kalau tugas siswa ya dinilai tiap hari. Penilaian harian dilaksanakan setelah 1 sub tema selesai, ulangan tengah semester dilakukan setelah selesai setengah dari seluruh tema dalam satu semester dan Ulangan Akhir Semester 1 dilaksanakan setelah satu semester selesai. Disesuaikan dengan KD dan pembelajarannya. Untuk 1 sub tema, 1 mata pelajaran saya minimal melaksanakan 1 kali penilaian keterampilan. 117

132 38. Apakah guru melaksanakan tes awal sebelum memulai pelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? 39. Apakah guru melaksanakan tes setelah akhir pembelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? Kadang - kadang, biasanya hanya melakukan pretest secara lisan dengan memberikan pertanyaan sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Hal ini saya lakukan untuk mengingat pelajaran yang lalu, menyampaikan materi dan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Ya, sering. tes akhir dengan memberikan tugas dan soal sesuai dengan materi yang telah dipelajari. 40. Bagaimanakah cara guru melaksanaan penilaian sikap? Caranya adalah dengan mengamati perilaku siswa di dalam maupun di luar kelas. Didalam kelas misalnya pada saat siswa kerja kelompok saya menilai sikap siswa yang terlihat. Saat di luar kelas saya melakukan observasi saat siswa istirahat maupun sebelum mulai pelajaran. Saya menggunakan lembar observasi. 41. Bagaimanakah cara guru melaksanaan penilaian pengetahuan? Penilaian harian disusun per muatan pelajaran per KD. Penilaian tengah semester dilaksanakan setelah selesai separuh dari jumlah tema dalam 1 semester. Soal penilaian tengah semester disusun berdasarkan muatan pelajaran sesuai dengan KD. Penilaian akhir Penilaian pengetahuan meliputi penilaian selama proses pembelajaran, penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester. Penilaian pengetahuan bisa dilakukan secara tertulis, lisan, dan penugasan. Biasanya untuk soal penilaian harian, penilaian tengah semester, dan penilaian akhir semester saya lebih banyak menggunakan soal tertulis. Siswa menjawab langsung di lembar soal. semester dilakukan setelah selesai seluruh tema dalam satu semester. Nilai akhir adalah rata rata nilai penilaian harian, tugas, UTS, dan UKK 42. Bagaimanakah cara Anda melaksanaan penilaian keterampilan? Terlebih dulu melakukan identifikasi KD pada KI-4 kemudian ditentukan teknik penilaiannya.teknik penilaian bisa menggunakan praktik, produk dan proyek. Penilaian keterampilan adalah per mata pelajaran per Kompetensi Dasar. Untuk penilaian praktik saya lakukan dengan mengamati siswa yang sedang praktik, misalnya menyanyi. Kemudian nilainy rentang 0 sampai 100. Pelaksanaan penilaian produk dilakukan dengan mengamati produk yang dihasilkan siswa, misalnya kipas. Kemudian dinilai dengan rentang 0 sampai dengan 100. Penilain proyek dilakukan dengan mengamati siswa dalam melaksanakan proyek dalam periode tertentu kemudian dinilai dengan rentang 0 sampai 100. Dalam penilaian menggunakan rubrik penilaian. 43. Bagaimanakah cara guru Sikap yang digunakan sebagai deskripsi nilai sikap 118

133 melakukan verifikasi data penilaian sikap? 44. Bagaimanakah cara guru melakukan verifikasi data penilaian pengetahuan? 45. Bagaimanakah cara guru melakukan verifikasi data penilaian keterampilan? 46. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian pengetahuan? 47. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian keterampilan? 48. Bagaimanakah cara untuk mengolah dan menganalisis data berdasarkan sikap peserta didik pada akhir semester. Oleh karena itu, sebelum deskripsi sikap pada akhir semester saya harus memeriksa jurnal secara keseluruhan hingga akhir semester untuk melihat apakah ada catatan yang menunjukkan bahwa sikap siswa tersebut telah menjadi sangat baik, baik, atau mulai berkembang. Data memang harus diverifikasi dulu. Yang digunakan diusahakan yang sudah memenuhi KKM. Kalau nilai masih di bawah KKM maka remidi. Nilai yang akan digunakan adalah nilai dari penilaian harian, nilai UTS, nilai tugas, dan nilai UAS Caranya adalah dengan melihat nilai KD keterampilan pada muatan pelajaran yang sama.untuk KD yang dinilai dengan teknik yang sama, skor akhirnya adalah nilai optimum. Tetapi untuk KD yang dinilai dengan teknik penilaian yang berbeda maka skor akhirnya adalah rata rata skor dari teknik penilaian yang berbeda tersebut. Caranya adalah: 1. Ulangan harian atau penilaian harian per subtema. 2. Mengumpulkan nilai Kompetensi dasar dan mata pelajaran yang sama. Misalnya PPKN KD 3.1 berapa KD 3.2 berapa, KD 3.4 berapa. 3. Dikumpulkan menjadi satu: penilaian harian, UTS, UAS/UKK dan nilai tugas. 4. Semua KD dalam mata pelajaran yang sama dirata rata menjadi nilai dan prestasi dalam rapor. 5. KD yang sama dirata rata menjadi deskripsi rapor. kompetensi dasar yang dideskripsikan ke dalam rapor adalah KD nilai maksimum dan KD nilai minimum. Cara mengolah penilaian keterampilan adalah: Penilaian KD yang dilakukan dengan teknik yang sama maka skor akhirnya adalah nilai optimum. Misalnya PPKn KD 4.1 dinilai dengan produk 2 kali nilainya 90 dan 80 maka nilai akhir KD 4.1 adalah 90 Penilaian KD yang dilakukan dengan teknik berbeda maka skor akhir adalah rata rata dari skor yang diperoleh dari teknik yang berbeda tersebut. Misalnya PPKn KD 4.2 dinilai dengan 2 kali praktik dengan nilai 80 dan 90, dan dinilai dengan proyek nilainya 85. Maka nilai akhir PPKn KD 4.2 adalah 87,5 dibulatkan menjadi 88. Nilai akhir semester diperoleh berdasarkan rata rata skor akhir seluruh KD keterampilan. Untuk nilai di rapor menggunakan predikati dan deskripsi. Nilai capaian kompetensi PPKn yang dideskripsikan dalam rapor adalah KD nilai maksimum dan KD nilai minimum. Hasil penilaian sikap direkap satu semester. Dengan memperhatikan deskripsi sikap dari guru agama dan guru ekstrakurikuler maka dirumuskan deskripsi sikap peserta 119

134 penilaian sikap? 49. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang sudah tercapai setelah selesai penilaian? 50. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang belum tercapai setelah dilaksanakannya penilaian? 51. Apakah guru selalu mengukur seberapa besar kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan? 52. Apakah guru selalu mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan penilaian? Contohnya bagaimana? 53. Apakah guru selalu mengambil keputusan atau perumusan kebijakan sebagai tindak lanjut kegiatan penilaian? Keputusan atau kebijakan apa saja yang diambil? 54. Tindakan apa yang dilakukan apabila hasil penilaian menggembirakan karena telah mencapai tujuan sesuai yang direncanakan? 55. Tindakan apakah yang dilakukan apabila hasil penilaian tidak menggembirakan atau mengkhawatirkan dengan didik. Deskripsi sikap berdasarkan nilai siswa pada akhir semester. Ya selalu. Setelah menilai maka saya bisa mengetahui KD mana saja yang nilainya bagus dan diatas KKM. Kalau nilai KD sudah bagus dan di atas KKM berarti tujuan sudah tercapai. Ya selalu. Setelah menilai saya akan mengetahui KD mana yang nilainya di bawah KKM yang berarti tujuan belum tercapai. Ya. Ya, setelah dilaksanakan penilaian maka akan dapat menyimpulkan tujuan penilaian apa saja yang sudah tercapai. Misalnya hasil penilaian pengetahuan mengurutkan kejadian berdasarkan waktu masih dibawah KKM berarti dapat disimpulkan siswa belum mampu mengurutkan kejadian berdasarkan waktu. Ya.misalnya keputusan siswa tersebut harus remedial atau pengayaan. Saya memberikan pujian dan penghargaan atau hadiah dan melakukan pengayaan. Melakukan remedial, mengkomunikasikan dengan orang tua siswa dan memberikan pelajaran tambahan/ mengajari siswa sampai siswa bisa. 120

135 alasan berdasarkan hasil evaluasi ditemukan penyimpangan, hambatan, atau kendala? 56. Digunakan untuk apa sajakah penilaian tes yang dilakukan? 57. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan faktor faktor penyebab tujuan tidak dapat tercapai sesuai dengan rencana? 58. Apakah hasil penilaian digunakan untuk mencari dan menemukan jalan keluar untuk cara cara pemecahan masalah? 59. Apakah hasil penilaian digunakan sebagai upaya perbaikan/penyempurnaan program pendidikan? 60. Apakah hasil penilaian digunakan untuk memeriksa bagian bagian manakah peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran? 61. Apakah hasil penilaian dapat memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing masing peserta didik di tengah tengah kelompoknya? 62. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan naik kelas atau tidaknya peserta didik? Digunakan sebagai dasar untuk remideal/pengayaan, tindak lanjut dan penanganan terhadap siswa serta sebagai dasar laporan kemajuan kepada kepala sekolah dan orang tua. Ya Ya Ya, dapat Ya. Apabila dilakukan analisis jawaban siswa maka akan diketahui bagian soal mana yang belum dikuasai siswa/ siswa tidak bisa. Ya, dari hasil evaluasi tersebut dapat diketahui peringkat nomer 1 sampai dengan terakhir. Ya, karena berdasarkan permendikbud yang baru kalau ada siswa yang dalam 3 mata pelajaran nilainya kurang dari KKM maka siswa tersebut tidak naik kelas. 121

136 63. Apakah hasil penilaian digunakan untuk laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam jangka waktu tertentu? 64. Apakah dari hasil penilaian dapat diketahui tingkat efektivitas dari metode metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu? 65. Apakah hasil penilaian dapat memberikan gambaran mengenai hasil hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran? 66. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam penyusunan penilaian autentik? 67. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian sikap? 68. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan? 69. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam Ya, hasil evaluasi dapat digunakan sebagai laporan kepada orang tua dan kepala sekolah. Ya, sehingga metode pengajaran yang tidak efektif bisa diperbaiki. Ya, dapat Beberapa unjuk kerja/keterampilan tidak memuat indikator penilaian. Saya kesulitan kalau harus membuat rubrik penilaian sendiri dan kesulitan membuat soal untuk tes tertulis karena harus per KD setiap muatan pelajaran. Kendala kendalanya adalah penilaian tidak rutin dilaksanakan, butuh waktu lama dan ribet karena harus menggunakan lembar observasi dan lain lain, sikap anak juga tidak stabil dan rekap nilai sulit karena skor dan centang tidak sama. Kendala kendalanya adalah format rumit dan tahapan penilaian banyak dan yang dinilai juga banyak. Contohnya adalah penilaian harian. Penilaian harian dilakukan per Kompetensi Dasar per mata pelajaran. Kompetensi Dasar itu tidak bisa dijadikan 1 karena Kompetensi Dasar yang dijadikan 1 adalah yang sama. Setelah itu hasil penilaian harian Per Kompetensi Dasar yang sama per mata pelajaran disatukan. Butuh waktu yang banyak untuk perencanaan, pelaksanaan sampai pengolahan nilai. Untuk proses penilaian keterampilan proyek butuh waktu lama, dan memakai rubrik sehingga ribet. 122

137 pelaksanaan penilaian keterampilan. Yogyakarta, 27 April 2016 Pewawancara Susi Munawati NIM

138 HASIL WAWANCARA GURU Nama Guru Status : Fn : Guru Kelas 5 B Hari, tanggal : Rabu, 20 April 2016 Pertanyaan Deskripsi 1. Apakah penilaian Ya, harus disesuaikan. Tetapi di RPP saya sering tidak yang akan mencantumkan tujuan pembelajaran. Jadi penilaian yang dilaksanakan sesuai saya lakukan harus sesuai dengan KD dan indikator dengan tujuan pencapaian kompetensi. pembelajaran yang telah ditetapkan? 2. Apakah tujuan dilaksanakannya tes formatif? 3. Apakah tujuan dilaksanakannya melaksanakan tes sumatif? 4. Apakah guru merumuskan tujuan penilaian sikap, pengetahuan dan keterampilan? 5. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian sikap? 6. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian pengetahuan? 7. Apakah tujuan dilaksanakannya penilaian untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa tentang materi tersebut., untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran, untuk memotivasi siswa agar lebih semangat dalam belajar dan untuk memberikan semangat kepada siswa yang hasilnya kurang. untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam belajar, untuk evaluasi apakah metode dan strategi pembelajaran guru sudah sesuai apa belum, perlu perbaikan strategi mengajarnya atau tidak. Ya, merumuskan. untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan siswa dalam sikap atau perilakunya. Dengan diketahuinya kekurangan tersebut maka guru bisa mengarahkan atau membimbing siswa yang sikapnya kurang baik. Sedangkan siswa yang sikapnya sudah baik diberikan motivasi agar mempertahankan sikap atau perilaku tersebut dan selalu membiasakannya dalam kehidupan sehari hari. Sehingga akan terbentuk karakter sikap siswa yang baik. Untuk mengukur apakah siswa tersebut sudah menguasai pengetahuan sesuai dengan kompetensi yang diharapkan. Kalau siswa masih belum menguasai maka saya akan menjelaskan materi tersebut. Untuk mengetahui prestasi siswa dibidang akademiknya juga. Bagi siswa yang kurang juga dilakukan remedial. untuk mengetahui penguasaan pengetahuan siswa dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata atau untuk mengetahui keterampilan 124

139 keterampilan? 8. Apakah guru merencanakan penilaian aspek sikap? 9. Apakah guru merencanakan penilaian aspek pengetahuan? 10. Apakah guru merencanakan penilaian aspek keterampilan? 11. Aspek pengetahuan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 12. Aspek keterampilan yang akan dinilai disesuaikan dengan apa saja? 13. Sikap apa sajakah yang dinilai dalam penilaian sikap? 14. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian pengetahuan? 15. Apa sajakah yang akan dinilai dalam penilaian keterampilan? 16. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk siswa sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai. Ya. Ya. Ya. Disesuaikan dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Disesuaikan dengan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran. Sikap yang saya nilai adalah sikap sosial yang mengacu pada KI-2. Sikap yang dinilai antara lain kedisiplinan, tanggung jawab, kejujuran, peduli lingkungan dan kerapian. Yang dinilai pengetahuan siswa sesuai dengan kompetensi Dasar. Apa yang dinilai dalam penilaian pengetahuan sesuai dengan KD muatan pengetahuan misalnya adalah mendeskripsikan interaksi masyarakat Indonesia. Yang akan saya nilai adalah keterampilan sesuai dengan kompetensi muatan pelajaran keterampilan Yang dinilai misalnya SBdp kegiatan yang dinilai adalah menyanyi, melepaskan tempo dengan tepuk tangan. Seni rupa, kegiatan yang dinilai adalah menggambar bentuk, menggambar dekoratif, menggambar poster dan lain lain. IPA, yang dinilai misalnya praktik membuat electromagnet. Bahasa Indonesia, dengan presentasi dan pidato artikulasi. Matematika, misalnya dengan mengukur diameter lingkaran. IPS, misalnya menggambar peta. Dengan observasi. 125

140 menilai aspek sikap? 17. Teknik penilaian apa saja yang akan digunakan untuk menilai aspek sikap? 18. Teknik penilaian apa saja yang digunakan untuk menilai aspek keterampilan? 19. Apakah dalam penilaian sikap guru menyusun pedoman observasi yang berisi indikator perilaku yang diamati? 20. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar penilaian diri? 21. Apakah guru menyusun instrumen berupa lembar penilaian antar peserta didik? 22. Apakah guru menyiapkan lembar jurnal untuk mengamati kelebihan dan kekurangan siswa? 23. Apakah guru membuat kisi kisi soal tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? 24. Apakah guru menyusun instrumen tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan? Berupa dengan tes tertulis, tes lisan dan penugasan Dengan teknik penilaian praktik dan proyek. Ya, menyusun. Tidak menyusun Tidak menyusun. Tidak Kalau soal UTS, UAS dan UKK biasanya membuat kisi kisi soal. Tetapi kalau untuk penilaian proses maupun penilaian harian tidak membuat kisi kisi soal. Ya, menyusun. Berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat dan uraian. 126

141 apa saja? 25. Apakah guru menyusun kisi kisi soal tes lisan untuk menilai kompetensi pengetahuan? 26. Apakah guru membuat instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan? 27. Apakah guru menyusun instrumen penugasan? Instuumen penugasan dalam bentuk apa saja? 28. Apakah guru menyusun instrumen berupa daftar cek atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik untuk menilai kompetensi keterampilan? 29. Penilaian menggunakan Penilaian Beracuan Kriteria atau Penilaian Beracuan Norma? 30. Berapa kali rencananya penilaian sikap dilaksanakan? 31. Berapa kali rencananya penilaian pengetahuan dilaksanakan? Tidak menyusun. Kadang kadang Kadang kadang menyusun, kadang kadang spontan, kadang kadang dari LKS. Berupa tugas atau lembar kerja yang harus dikerjakan oleh siswa. Ya, misalnya untuk penilaian gambar. Penilaian Acuan Kriteria setiap hari, tetapi saya tidak melaksanakannya setiap hari, sesuai dengan situasi dan kondisi saja. Kalau saya menilai siswa dalam proses pembelajaran tiap hari. Tetapi kalau ulangan harian atau penilaian harian menyesuaikan dengan tema dan sub temanya. Kelas 5 terdiri dari 9 tema. Setiap tema terdiri dari 3 sub tema. Jadi 27 sub tema dalam 1 tahun. Jadi ada 27 kali penilaian. Untuk kelas 5 Semester 1 ada 5 tema, Semester II ada 4 tema. Untuk UTS semester 1 ada 3 tema jadinya ada 6 naskah soal. Untuk UAS semester 1 terdiri dari

142 32. Berapa kali rencananya penilaian keterampilan dilaksanakan? 33. Kapan penilaian sikap laksanakan? 34. Kapan penilaian pengetahuan dilaksanakan? 35. Kapan penilaian keterampilan dilaksanakan? 36. Apakah guru melaksanakan tes awal sebelum memulai pelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? 37. Apakah guru melaksanakan tes di akhir pembelajaran? Bagaimanakah pelaksanaannya? 38. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian sikap? 39. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian pengetahuan? naskah soal. Untuk UTS Semester 2 terdiri dari 4 naskah soal. Untuk UAS semester 2 ada 10 naskah soal. 1 naskah soal kira kira terdiri dari 40 soal. 1 Sub tema untuk 1 mata pelajaran minimal 1 kali penilaian keterampilan. Minggu pertama bisa 6 keterampilan yang dinilai. Menurut situasi dan kondisi. Memang direncanakan setiap hari, tapi saya tidak tiap hari. Karena saya harus ngajar. Kalau ada siswa yang berperilaku yang menonjol saya catat. Setelah selesai 1 subtema pembelajaran. Kadang kadang pada akhir pembelajaran. Dilakukan sesuai dengan silabus. Kalau di silabus ada maka dilaksanakan. Kadang kadang, dengan memberikan soal sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Kadang - kadang, setelah selesai pembelajaran siswa diberikan soal atau tugas untuk dikerjakan. Saya melaksanakan penilaian sikap dengan teknik observasi. Untuk teknik observasi, saya mengamati perilaku siswa pada saat di dalam maupun di luar kelas. Di dalam kelas misalnya saat diskusi, di luar kelas misalnya saat di kantin. Saya menggunakan lembar observasi. Siswa yang nilai sikapnya kurang dimotivasi dan dibimbing, yang nilainya bagus diberi pujian. Saya laksanakan dengan tes lisan, tes tertulis, dan penugasan. Yang dinilai adalah yang ada dalam KD pengetahuan. Soal dibuat per Kompetensi Dasar. Penilaian pengetahuan terdiri dari penilaian harian, UTS dan UKK. Siswa saya suruh mengerjakan soal atau tugas kemudian saya nilai dengan rentang nilai 0 sampai 100. Kemudian dari yang nilaiya kurang remedial, yang 128

143 nilainya lebih dari KKM diberi pengayaan. 40. Bagaimanakah pelaksanaan penilaian keterampilan? 41. Bagaimanakah cara melakukan verifikasi data penilaian sikap? 42. Bagaimanakah cara melakukan verifikasi data penilaian pengetahuan? 43. Bagaimanakah cara melakukan verifikasi data penilaian keterampilan? 44. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian pengetahuan? 45. Bagaimanakah cara mengolah dan Saya terlebih dahulu meng identifikasi KD aspek keterampilan, teknik penilaian dan instrumen sudah saya rencanakan di RPP. Saya kemudian menyiapkan instrumen dan melaksanakan penilaian keterampilan dengan praktik, produk, atau proyek. Untuk penilaian praktik dengan mengamati kegiatan praktik siswa kemudian melaksanakan penilaian. Yang dinilai adalah persiapan, pelaksanaan dan hasilnya. Penilaian produk dengan menilai produk yang dihasilkan siswa. Penilaian proyek dengan melakukan pengamatan kepada siswa yang sedang melaksanakan proyek. Misalnya dengan menilai siswa pada saat membuat penyaring air dan kompos. Proses dari awal sampai selesai dinilai. Siswa juga harus melaporkan cara atau proses pembuatannya. Menilai dengan berpedoman pada rubrik penilaian. Penilaian yang saya gunakan adalah penilaian sikap dari hasil obsevasi. Kalau ada nilai sikap yang kurang baik maka siswa saya arahkan biar nilainya jadi baik. Sehingga nilai di akhir diharapkan minimal baik. Saya menambah informasi untuk penilaian sikap dari guru agama, PJOK, dan guru ekstrakurikuler. Nilai yang saya gunakan dalam penilaian adalah nilai penilaian harian, nilai UTS, nilai UAS, dan nilai tugas tugas. Nilai di bawah KKM diremidial dulu. Dari berkali- kali penilaian, nilai yang akan diperhitungkan adalah nilai optimum. Kalau dinilai dengan teknik yang sama. Nilainya adalah per mata pelajaran per kompetensi dasar. Caranya adalah nilai penilaian harian, UTS, UAS/UKK dan nilai tugas muatan pelajaran yang KD nya sama dijadikan satu. Nilai akhir dari KD KD muatan pelajaran yang sama dirata rata sehingga diperoleh nilai akhir muatan pelajaran. Nilai predikat mempertimbangkan KKM. Setelah itu dideskripsikan. Untuk nilai muatan pelajaran yang dideskripsikan adalah KD nilai maksimum dan KD nilai minimum. Nilai KD per muatan pelajaran jika dinilai dengan teknik yang sama maka yang diambil adalah nilai terbaik. JIka 129

144 menganalisis data penilaian keterampilan? 46. Bagaimanakah cara mengolah dan menganalisis data penilaian sikap? 47. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang sudah tercapai setelah selesai penilaian? 48. Apakah guru selalu memantau tahapan tujuan yang belum tercapai setelah dilaksanakannya penilaian? 49. Apakah guru selalu mengukur seberapa besar kemajuan atau perkembangan program yang dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan? 50. Apakah guru selalu mengambil kesimpulan sesuai dengan tujuan penilaian? Contohnya bagaimana? 51. Apakah guru selalu mengambil keputusan atau perumusan kebijakan sebagai tindak lanjut dinilai dengan 2 teknik yang berbeda maka skor akhir KD diambil dari rata rata kedua teknik penilaian tersebut. Skor KD KD tersebut dirata rata menjadi nilai akhir semester keterampilan muatan pelajaran. Kemudian dijadikan nilai predikat kemudian di deskripsikan. Yang dideskripsikan adalah nilai minimum dan maksimum. Memeriksa nilai sikap siswa secara keseluruhan. membuat rekap nilai sikap selama 1 semester. Saya juga memperhatikan deskripsi sikap dari guru PJOK dan guru ekstrakurikuler. Kemudian saya menyimpulkan dan merumuskan deskripsi sikap siswa. Kadang kadang. Kadang kadang sudah terlihat. dengan melihat di bagian mana siswa bisa mengerjakan instrumen akan terlihat tujuan mana yang sudah tercapai. Ya selalu. Dengan melihat di bagian mana siswa tidak bisa mengerjakan instrumen penilaian sehingga bisa diketahui tujuan yang belum tercapai. Tidak selalu. Ya, misalnya siswa belum mencapai KKM sehingga belum menguasai KD yang dipelajari. Ya, misalnya menetapkan kalau siswa itu remidi atau pengayaan dan menentukan apakah teknik pembelajaran tetap digunakan atau tidak. 130

145 kegiatan penilaian? Keputusan atau kebijakan apa saja yang diambil? 52. Tindakan apa yang dilakukan apabila hasil penilaian menggembirakan karena telah mencapai tujuan sesuai yang direncanakan? 53. Tindakan apakah yang dilakukan apabila hasil penilaian tidak menggembirakan atau mengkhawatirkan dengan alasan berdasarkan hasil evaluasi ditemukan penyimpangan, hambatan, atau kendala? 54. Digunakan untuk apa sajakah penilaian tes yang dilakukan? 55. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan faktor faktor penyebab tujuan tidak dapat tercapai sesuai dengan rencana? Memberikan pujian dan motivasi kepada siswa agar lebih bagus lagi hasilnya. Kemudian melakukan pengayaan. Tetapi kadang lanjut ke materi selanjutnya karena mengejar waktu. Guru melakukan remedial, dan memanggil orang tua siswa. Saya gunakan untuk menentukan perbaikan dan pengayaan, untuk mengetahui kemampuan siswa terhadap kompetensi yang diajarkan, untuk memperbaiki proses pembelajaran, memperbaiki program yang telah dilaksanakan, untuk mengetahu sejauh mana tujuan tercapaiatau belum tercapai dan laporan kepada orang tua. Ya. Contohnya ketika ada evaluasi tentang lingkaran. Ketika hasilnya kurang bagus maka dapat diketahui penyebabnya. 56. Apakah hasil penilaian digunakan untuk mencari dan menemukan jalan Ya. 131

146 keluar untuk cara cara pemecahan masalah? 57. Apakah hasil penilaian digunakan sebagai upaya perbaikan/penyempur naan program pendidikan? 58. Apakah hasil penilaian digunakan untuk memeriksa bagian bagian manakah peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran? 59. Apakah hasil penilaian memberikan informasi yang sangat berguna untuk mengetahui posisi masing masing peserta didik di tengah tengah kelompoknya? 60. Apakah hasil penilaian digunakan untuk menentukan naik kelas atau tidaknya peserta didik? 61. Apakah hasil penilaian digunakan untuk laporan mengenai kemajuan dan perkembangan peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dalam jangka waktu Ya. Ya. Ya, tentu saja bisa. Ya, sekarang kalau nilai dari 3 pelajaran tidak tuntas dan nilai sikap belum baik. Ya, dapat untuk laporan kepada sekolah maupun orang tua siswa. 132

147 tertentu? 62. Apakah dari hasil penilaian dapat diketahui tingkat efektivitas dari metode metode pengajaran yang telah dipergunakan dalam proses pembelajaran selama jangka waktu tertentu? 63. Apakah hasil penilaian dapat memberikan gambaran mengenai hasil hasil yang telah dicapai dalam proses pembelajaran? 64. Apakah kendala kendala yang dihadapi hadapi dalam penyusunan penilaian autentik? 65. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian sikap? 66. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian pengetahuan? 67. Apakah kendala kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penilaian keterampilan Ya, kalau hasil evaluasi tidak bagus maka harus ditinjau ulang metode metode pengajaran yang telah dilakukan. Ya, tentu saja. Karena dari hasil penilaian itu bisa diketahui pencapaian kompetensi. Dapat diketahui sikap siswa dan keterampilan siswa. Harus membuat soal yang banyak per muatan pelajaran per KD dan perlu waktu yang banyak untuk pemetaan KD untuk merancang penilaian. Kendala kendalanya adalah: Penilaian sikap membutuhkan waktu yang lama sehingga kesulitan kalau harus mengajar dan menilai sikap. Saya masih harus menyiapkan dan mengisi instrumen yang banyak. Apalagi jumlah siswanya banyak. Banyak wali murid yang tidak paham hasil rapor yang berupa nilai deskriptif. harus memeriksa pekerjaan siswa yang banyak sekali. Menilainya pun ribet dan butuh waktu yang lama.harus menilai per KD per muatan pelajaran dahulu dan butuh waktu yang lama. Membutuhkan rubrik dengan indikator penilaian yang banyak sehingga menilainya butuh ketelitian yang tinggi dan waktu yang banyak. 133

148 Yogyakarta, 20 April 2016 Pewawancara Susi Munawati NIM

149 KISI KISI PEDOMAN OBSERASI No Aspek/Sub Aspek Indikator Jumlah Item Nomer Item 1. Pelaksanaan penilaian kompetensi sikap 1. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi. 2. Melaksanakan kompetensi sikap dengan cara penilaian dari peserta didik. 3. Melaksanakan penilaian sikap dengan cara penilaian antar teman 4. Melaksanakan penilaian sikap dengan jurnal. 5. Melaksanakan kompetensi sikap secara kontinu. 5 1, 2, 3, 4, 5 9 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, , 16, , Pelaksanaan Penilaian Pengetahuan 6. Melaksanakan tes tertulis. 6 21, 22, 23, 24, 25, Melaksanakan tes lisan. 9 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, Melaksanakan analisis hasil penilaian Melaksanakan analisis butir soal Melaksanakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan penugasan. 9 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 44,45 3. Melaksanakan penilaian kompetensi 11. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik , 47, 48,

150 keterampilan 49, 50, Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui proyek. 13. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 14. Mengembangkan materi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari kurikulum. 2 52, , 55, 56, 57, 58, 59, 60, 61, Mendokumentasikan nilai

151 Lampiran 5. Pedoman Observasi Pelaksanaan Penilaian PEDOMAN OBSERASI PELAKSANAAN PENILAIAN Nama Guru Kelas : Hari, Tanggal : Kelas/Semester : Indikator Check List Keterangan Ya Tidak 1. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi. 2. Menggunakan pedoman observasi dalam penilaian. 3. Guru membuat rekap penilaian sikap dari hasil observasi. 4. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa dengan skala penilaian. 5. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa secara sistematis dengan checklist. 6. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara penilaian diri peserta didik. 7. Siswa menghasilkan pernyataan sendiri yang berfokus pada aspek sikap yang dirasakan 137

152 dan ditampilkannya sehari hari. 8. Guru menyediakan format penilaian diri yang berisi pernyataan tentang sikap dan perilaku siswa. 9. Guru melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria penilaian. 10. Guru membantu siswa dalam menerapkan kriteria penilaian diri. 11. Guru memberikan umpan balik pada penilaian diri yang dilakukan siswa. 12. Guru membantu siswa menggunakan data penilaian diri untuk mengembangkan rencana perbaikan. 13. Siswa melaksanakan penilaian diri di luar kelas. 14. Siswa mengumpulkan lembaran evaluasi diri terkait dengan sikap dan perilakunya sebagai hasil belajar. 15. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 16. Guru menyediakan rubrik penilaian sikap dengan indikatornya 138

153 untuk penilaian antar peserta didik. 17. Guru membuat rekapitulasi penilaian antar peserta didik yang dilakukan siswa. 18. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan jurnal. 19. Pencatatan peristiwa/kejadian pada jurnal dilakukan dengan segera. 20. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dilakukan secara kontinu di kelas maupun luar kelas. 21. Guru menyusun kisi kisi soal. 22. Menyusun soal sesuai kompetensi yang diujikan. 23. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis (pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar sala, menjodohkan, uraian). 24. Mengunakan instrumen berupa soal tes tertulis. 25. Melaksanakan tes tertulis sesuai dengan tujuan pembelajaran. 26. Pendidik melaksanakan tes lisan untuk menilai kompetensi 139

154 pengetahuan. 27. Melaksanakan tes lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran. 28. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 29. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan berdasarkan tingkat kognitif. 30. Menggunakan pertanyaan lisan yang mudah dipahami oleh siswa. 31. Penggunaan struktur pertanyaan lisan dari yang mudah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang sulit. 32. Melaksanakan pindah giliran dan mengupayakan partisipasi semua siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. 33. Melaksanakan pendistribusian soal tes lisan secara acak pada seluruh siswa. 34. Memberikan waktu tunggu untuk tiap siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. 35. Melaksanakan analisis hasil penilaian setiap 140

155 pelaksanaan penilaian. 36. Melakukan analisis butir soal untuk menentukan validitas isi. 37. Melaksanakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan penugasan. 38. Menggunakan instrumen penugasan yang mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. 39. Memberikan tugas sesuai dengan cakupan kurikulum. 40. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. 41. Menyampaikan kualitas hasil tugas yang diharapkan dengan jelas. 42. Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 43. Memberikan tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 44. Memberikan tugas pada waktu proses pembelajaran. 141

156 45. Memberikan tugas sebagai bagian pembelajaran mandiri. 46. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik. 47. Menyuruh siswa mendemonstrasikan kemampuannya untuk membuat sebuah produk atau melibatkan siswa dalam aktivitas proses pembuatan produk. 48. Menilai produk hasil praktik. 49. Menggunakan rubrik penilaian untuk penilaian dengan praktik. 50. Menggunakan daftar cek dan skala penilaian dalam penilaian unjuk kerja/praktik. 51. Melaksanakan penilaian secara holistik, mulai tahap persiapan, pelaksanaan kerja praktik, penilaian hasil, dan penilaian sikap dalam praktik. 52. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan proyek. 53. Menggunakan instrumen penilaian proyek berupa daftar cek, skala penilaian atau narasi. 142

157 54. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 55. Menjelaskan secara ringkas esensi portofolio. 56. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 57. Menghimpun dan menyusun portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai disertai catatan tanggal pengumpulannya. 58. Menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu dengan rubrik penilaian. 59. Guru dan peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 60. Melakukan wawancara dengan siswa untuk memperoleh klarifikasi portofolio yang dibuat siswa. 61. Memutuskan penilaian setelah melakukan wawancara dengan siswa. 62. Memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. 143

158 63. Mengembangkan materi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari kurikulum. 64. Guru mendokumentasikan nilai secara tertib dan akurat. Yogyakarta, Mei 2016 Responden, Observer,.. 144

159 Lampiran 6 HASIL OBSERASI PELAKSANAAN PENILAIAN Nama Guru Kelas : Fn Hari, Tanggal : Kamis, 12 Mei 2016 Kelas/Semester : I/2 Indikator Check List Keterangan Ya Tidak 1. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi. 2. Menggunakan pedoman observasi dalam penilaian. 3. Guru membuat rekap penilaian sikap dari hasil observasi. 4. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa dengan skala penilaian. 5. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa secara sistematis dengan checklist. Guru menilai sikap siswa dengan memberikan tanda centang pada lembar observasi penilaian sikap. Guru menggunakan lembar observasi yang berisi pedoman observasi Rekap penilaian sikap dilakukan tetapi tidak setiap hari. Menggunakan pencatatan pengamatan siswa dengan skala penilaian Menggunakan lembar observasi dengan ceklist 6. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara penilaian diri peserta didik. 7. Siswa menghasilkan pernyataan sendiri yang berfokus pada aspek sikap yang dirasakan 145 Tidak dilakukan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri.

160 dan ditampilkannya sehari hari. 8. Guru menyediakan format penilaian diri yang berisi pernyataan tentang sikap dan perilaku siswa. 9. Guru melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria penilaian. 10. Guru membantu siswa dalam menerapkan kriteria penilaian diri. 11. Guru memberikan umpan balik pada penilaian diri yang dilakukan siswa. 12. Guru membantu siswa menggunakan data penilaian diri untuk mengembangkan rencana perbaikan. 13. Siswa melaksanakan penilaian diri di luar kelas. 14. Siswa mengumpulkan lembaran evaluasi diri terkait dengan sikap dan perilakunya sebagai hasil belajar. 15. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 16. Guru menyediakan rubrik penilaian sikap dengan indikatornya 146 Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik.

161 untuk penilaian antar peserta didik. 17. Guru membuat rekapitulasi penilaian antar peserta didik yang dilakukan siswa. 18. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan jurnal. 19. Pencatatan peristiwa/kejadian pada jurnal dilakukan dengan segera. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik Tidak melaksanakan penilaian jurnal Tidak melaksanakan penilaian jurnal 20. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dilakukan secara kontinu di kelas maupun luar kelas. 21. Guru menyusun kisi kisi soal. 22. Menyusun soal sesuai kompetensi yang diujikan. 23. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis (pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar sala, menjodohkan, uraian). 24. Mengunakan instrumen berupa soal tes tertulis. 25. Melaksanakan tes tertulis sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian sikap dilaksanakan di dalam dan di luar kelas Guru menyusun kisi kisi soal Penyusunan soal sesuai Kompetensi Dasar dan indikator Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis bentuk isian dan uraian Menggunakan soal tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan. Soal tes tertulis sudah sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran. 26. Pendidik melaksanakan tes lisan untuk menilai kompetensi 147 Tidak dilaksanakan tes lisan, guru hanya memberikan pertanyaan pertanyaan lisan

162 pengetahuan. 27. Melaksanakan tes lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran. kepada siswa. Guru hanya memberikan pertanyaan pertanyaan lisan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. 28. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 29. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan berdasarkan tingkat kognitif. Guru hanya memberikan pertanyaan kepada siswa spontan sesuai dengan materi pelajaran. Tidak dilaksanakan tes lisan, guru hanya memberikan pertanyaan lisan secara spontan. 30. Menggunakan pertanyaan lisan yang mudah dipahami oleh siswa. Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa dengan bahasa yang mudah dipahami. 31. Penggunaan struktur pertanyaan lisan dari yang mudah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang sulit. Guru memberikan pertanyaan dari yang mudah ke sulit. 32. Melaksanakan pindah giliran dan mengupayakan partisipasi semua siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. Hampir semua siswa mendapatkan giliran menjawab pertanyaan lisan dari guru. 33. Melaksanakan pendistribusian soal tes lisan secara acak pada seluruh siswa. Siswa hanya diberikan pertanyaan, guru tidak menyediakan soal tes lisan. 34. Memberikan waktu tunggu untuk tiap siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. Siswa diberi kesempatan berpikir. 35. Melaksanakan analisis Hasil penilaian dianalisis sehingga guru 148

163 hasil penilaian setiap pelaksanaan penilaian. 36. Melakukan analisis butir soal untuk menentukan validitas isi. 37. Melaksanakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan penugasan. 38. Menggunakan instrumen penugasan yang mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. 39. Memberikan tugas sesuai dengan cakupan kurikulum. 40. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. 41. Menyampaikan kualitas hasil tugas yang diharapkan dengan jelas. 42. Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 43. Memberikan tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. mengetahui siswa yang nilainya di atas KKM maupun di bawah KKM. Sehingga guru bisa menentukan siswa yang perlu remedial maupun pengayaan. Guru menganalisis apakah isi tes sudah mewakili materi pelajaran. Sudah dilaksanakan. Guru menggunakan instrumen penugasan Tugas sudah sesuai cakupan kurikulum. Seluruh siswa mengerjakan soal/tugas dan guru menilainya. Sebelum memberikan tugas guru menyampaikan kualitas hasil tugas yang diharapkan. Setiap memberikan tugas guru selalu membatasinya dengan waktu. Sebelum siswa mengerjakan tugas guru memberikan contoh, kemudian siswa baru mengerjakan tugas sesuai dengan taraf perkembangannya. 149

164 44. Memberikan tugas pada waktu proses pembelajaran. 45. Memberikan tugas sebagai bagian pembelajaran mandiri. 46. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik. 47. Menyuruh siswa mendemonstrasikan kemampuannya untuk membuat sebuah produk atau melibatkan siswa dalam aktivitas proses pembuatan produk. 48. Menilai produk hasil praktik. 49. Menggunakan rubrik penilaian untuk penilaian dengan praktik. 50. Menggunakan daftar cek dan skala penilaian dalam penilaian unjuk kerja/praktik. 51. Melaksanakan penilaian secara holistik, mulai tahap persiapan, pelaksanaan kerja praktik, penilaian hasil, dan penilaian sikap dalam praktik. Tugas diberikan pada waktu kegiatan inti pembelajaran. Siswa selalu diberi tugas. Siswa melakukan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa menghasilkan produk. Guru menilai produk yang dibuat siswa. Guru menilai kompetensi keterampilan praktik dengan rubrik penilaian Guru menggunakan daftar cek dalam penilaian praktik Sudah dilaksanakan penilaian secara holistik. 52. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan proyek. Tidak dilakukan penilaian proyek. 150

165 53. Menggunakan instrumen penilaian proyek berupa daftar cek, skala penilaian atau narasi. 54. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 55. Menjelaskan secara ringkas esensi portofolio. 56. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 57. Menghimpun dan menyusun portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai disertai catatan tanggal pengumpulannya. 58. Menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu dengan rubrik penilaian. 59. Guru dan peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 60. Melakukan wawancara dengan siswa untuk memperoleh klarifikasi portofolio yang dibuat siswa. 61. Memutuskan penilaian setelah melakukan wawancara dengan siswa. Tidak dilaksanakan penilaian proyek. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 151

166 62. Memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 63. Mengembangkan materi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari kurikulum. 64. Guru mendokumentasikan nilai secara tertib dan akurat. Penilaian yang dilakukan sudah sesuai dengan kurikulum. Guru mendokumentasikan nilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara tertib. Responden, Yogyakarta, Mei 2016 Observer, Erfendi Susi Munawati 152

167 HASIL OBSERASI PELAKSANAAN PENILAIAN Nama Guru Kelas : Hn Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016 Kelas/Semester : I/2 Indikator Check List Keterangan Ya Tidak 1. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap melalui observasi. 2. Menggunakan pedoman observasi dalam penilaian. 3. Guru membuat rekap penilaian sikap dari hasil observasi. 4. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa dengan skala penilaian. 5. Melaksanakan pencatatan pengamatan sikap siswa secara sistematis dengan checklist. Guru menilai sikap siswa dengan memberikan tanda centang pada lembar observasi penilaian sikap. Guru menggunakan lembar observasi yang berisi pedoman observasi Rekap penilaian sikap dilakukan tetapi tidak setiap hari. Menggunakan pencatatan pengamatan siswa dengan skala penilaian Menggunakan lembar observasi dengan ceklist 6. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara penilaian diri peserta didik. 7. Siswa menghasilkan pernyataan sendiri yang berfokus pada aspek sikap yang dirasakan dan ditampilkannya sehari hari. 153 Tidak dilakukan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri.

168 8. Guru menyediakan format penilaian diri yang berisi pernyataan tentang sikap dan perilaku siswa. 9. Guru melibatkan siswa dalam mendefinisikan kriteria penilaian. 10. Guru membantu siswa dalam menerapkan kriteria penilaian diri. 11. Guru memberikan umpan balik pada penilaian diri yang dilakukan siswa. 12. Guru membantu siswa menggunakan data penilaian diri untuk mengembangkan rencana perbaikan. 13. Siswa melaksanakan penilaian diri di luar kelas. 14. Siswa mengumpulkan lembaran evaluasi diri terkait dengan sikap dan perilakunya sebagai hasil belajar. 15. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan cara peserta didik untuk saling menilai terkait dengan pencapaian kompetensi. 16. Guru menyediakan rubrik penilaian sikap dengan indikatornya untuk penilaian antar peserta didik. 154 Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak dilaksanakan penilaian diri. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik.

169 17. Guru membuat rekapitulasi penilaian antar peserta didik yang dilakukan siswa. 18. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dengan jurnal. 19. Pencatatan peristiwa/kejadian pada jurnal dilakukan dengan segera. Tidak melaksanakan penilaian antar peserta didik Tidak melaksanakan penilaian jurnal Tidak melaksanakan penilaian jurnal 20. Melaksanakan penilaian kompetensi sikap dilakukan secara kontinu di kelas maupun luar kelas. 21. Guru menyusun kisi kisi soal. 22. Menyusun soal sesuai kompetensi yang diujikan. 23. Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis (pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar sala, menjodohkan, uraian). 24. Mengunakan instrumen berupa soal tes tertulis. 25. Melaksanakan tes tertulis sesuai dengan tujuan pembelajaran. Penilaian sikap dilaksanakan di dalam dan di luar kelas Guru menyusun kisi kisi soal Penyusunan soal sesuai Kompetensi Dasar dan indikator Menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tertulis bentuk isian dan uraian Menggunakan soal tes tertulis untuk menilai kompetensi pengetahuan. Soal tes tertulis sudah sesuai dengan KD dan tujuan pembelajaran. 26. Pendidik melaksanakan tes lisan untuk menilai kompetensi pengetahuan. Tidak dilaksanakan tes lisan, guru hanya memberikan pertanyaan pertanyaan lisan kepada siswa. 155

170 27. Melaksanakan tes lisan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Guru hanya memberikan pertanyaan pertanyaan lisan kepada siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. 28. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan. 29. Menggunakan instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan berdasarkan tingkat kognitif. Guru hanya memberikan pertanyaan kepada siswa spontan sesuai dengan materi pelajaran. Tidak dilaksanakan tes lisan, guru hanya memberikan pertanyaan lisan secara spontan. 30. Menggunakan pertanyaan lisan yang mudah dipahami oleh siswa. Guru memberikan pertanyaan lisan kepada siswa dengan bahasa yang mudah dipahami. 31. Penggunaan struktur pertanyaan lisan dari yang mudah terlebih dahulu kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan yang sulit. Guru memberikan pertanyaan dari yang mudah ke sulit. 32. Melaksanakan pindah giliran dan mengupayakan partisipasi semua siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. Hampir semua siswa mendapatkan giliran menjawab pertanyaan lisan dari guru. 33. Melaksanakan pendistribusian soal tes lisan secara acak pada seluruh siswa. Siswa hanya diberikan pertanyaan, guru tidak menyediakan soal tes lisan. 34. Memberikan waktu tunggu untuk tiap siswa untuk menjawab pertanyaan lisan. 35. Melaksanakan analisis hasil penilaian setiap pelaksanaan penilaian. Siswa diberi kesempatan berpikir. Hasil penilaian dianalisis sehingga guru mengetahui siswa yang nilainya di atas KKM maupun di bawah KKM. Sehingga 156

171 36. Melakukan analisis butir soal untuk menentukan validitas isi. 37. Melaksanakan penilaian kompetensi pengetahuan dengan penugasan. 38. Menggunakan instrumen penugasan yang mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. 39. Memberikan tugas sesuai dengan cakupan kurikulum. 40. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. 41. Menyampaikan kualitas hasil tugas yang diharapkan dengan jelas. 42. Mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas. 43. Memberikan tugas sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. 44. Memberikan tugas pada waktu proses guru bisa menentukan siswa yang perlu remedial maupun pengayaan. Guru menganalisis apakah isi tes sudah mewakili materi pelajaran. Sudah dilaksanakan. Guru menggunakan instrumen penugasan Tugas sudah sesuai cakupan kurikulum. Seluruh siswa mengerjakan soal/tugas dan guru menilainya. Sebelum memberikan tugas guru menyampaikan kualitas hasil tugas yang diharapkan. Setiap memberikan tugas guru selalu membatasinya dengan waktu. Sebelum siswa mengerjakan tugas guru memberikan contoh, kemudian siswa baru mengerjakan tugas sesuai dengan taraf perkembangannya. Tugas diberikan pada waktu kegiatan inti 157

172 pembelajaran. 45. Memberikan tugas sebagai bagian pembelajaran mandiri. 46. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui tes praktik. 47. Menyuruh siswa mendemonstrasikan kemampuannya untuk membuat sebuah produk atau melibatkan siswa dalam aktivitas proses pembuatan produk. 48. Menilai produk hasil praktik. 49. Menggunakan rubrik penilaian untuk penilaian dengan praktik. 50. Menggunakan daftar cek dan skala penilaian dalam penilaian unjuk kerja/praktik. 51. Melaksanakan penilaian secara holistik, mulai tahap persiapan, pelaksanaan kerja praktik, penilaian hasil, dan penilaian sikap dalam praktik. pembelajaran. Siswa selalu diberi tugas. Siswa melakukan praktik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Siswa menghasilkan produk. Guru menilai produk yang dibuat siswa. Guru menilai kompetensi keterampilan praktik dengan rubrik penilaian Guru menggunakan daftar cek dalam penilaian praktik Sudah dilaksanakan. 52. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan menggunakan proyek. 53. Menggunakan instrumen penilaian proyek berupa daftar 158 Tidak dilakukan penilaian proyek. Tidak dilaksanakan penilaian proyek.

173 cek, skala penilaian atau narasi. 54. Melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. 55. Menjelaskan secara ringkas esensi portofolio. 56. Guru bersama peserta didik menentukan jenis portofolio yang akan dibuat. 57. Menghimpun dan menyusun portofolio peserta didik pada tempat yang sesuai disertai catatan tanggal pengumpulannya. 58. Menilai portofolio peserta didik dengan kriteria tertentu dengan rubrik penilaian. 59. Guru dan peserta didik membahas bersama dokumen portofolio yang dihasilkan. 60. Melakukan wawancara dengan siswa untuk memperoleh klarifikasi portofolio yang dibuat siswa. 61. Memutuskan penilaian setelah melakukan wawancara dengan siswa. 62. Memberikan umpan balik kepada peserta didik atas hasil 159 Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio. Tidak melaksanakan penilaian kompetensi keterampilan melalui portofolio.

174 penilaian portofolio. 63. Mengembangkan materi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan dari kurikulum. 64. Guru mendokumentasikan nilai secara tertib dan akurat. Sudah sesuai. Guru mendokumentasikan nilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara tertib. Responden, Yogyakarta, 10 Mei 2016 Observer, Henny Ratnaningsih, S.Sos NIP Susi Munawati NIM

175 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan pendidikan : SD NEGERI PUJOKUSUMAN 1 Kelas / semester : 1 / 1 Tema : 8. Peristiwa Alam Sub Tema : 4. Bencana Alam Pembelajaran : 1 Alokasi waktu : 1 Hari Hari, Tanggal : Selasa, 10 Mei 2016 A. KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman dan guru 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia B. KOMPETENSI DASAR Bahasa Indonesia No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 1.2 Menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan manusia, Sikap menerima keberadaan Tuhan Yang Maha Esa atas penciptaan bahasa yang beragam, serta manusia, bahasa yang beragam, serta benda-benda di alam sekitar benda-benda di alam sekitar 2.1 Memiliki kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Memiliki sikap kepedulian dan rasa ingin tahu terhadap keberadaan wujud dan sifat benda melalui pemanfaatan bahasa Indonesia dan/atau bahasa daerah Mengidentifikasi isi teks deskriptif tentang penyebab banjir. 161

176 4.1 Mengamati dan menirukan teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam secara mandiri dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu penyajian Menceritakan kembali hasil percobaan dengan bahasa lisan Matematika No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi 2.1 Menunjukkan perilaku patuh pada Menunjukkan perilaku patuh pada aturan dalam melakukan aturan dalam melakukan penjumlahan dan pengurangan penjumlahan dan pengurangan sesuai sesuai prosedur/aturan dengan prosedur/aturan dengan memperhatikan nilai tempat memperhatikan nilai tempat puluhan puluhan dan satuan dan satuan 3.12 Menentukan urutan berdasarkann panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya Menunjukkan urutan berdasarkan banyak anggota pada grafik 4.10 Membaca dan mendeskripsikan data pokok yang ditampilkan pada grafik konkret dan piktograf Membaca data pada grafik gambar C. TUJUAN 1) Dengan mengamati demonstrasi guru, siswa dapat mengidentifikasi penyebab musibah banjir dengan tepat. 2) Dengan mengamati demonstrasi guru, siswa dapat menceritakan penyebab banjir dalam bentuk cerita bergambar dengan tepat. 3) Dengan membaca cerita pendek, siswa dapat mengidentifikasi akibat musibah banjir dengan tepat. 4) Dengan membaca cerita pendek, siswa dapat menentukan urutan berdasarkan banyak anggota data pada grafik gambar dengan tepat. 5) Dengan membaca cerita pendek, siswa dapat membaca data grafik gambar dengan tepat. 6) Dengan membaca cerita pendek, siswa dapat mendeskripsikan data pada grafik gambar dengan tepat. 7) Dengan mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi bahan untuk membuat adonan bahan lunak dengan tepat. 162

177 8) Dengan mendengar penjelasan guru, siswa dapat mengidentifikasi alat untuk membuat adonan bahan lunak dengan tepat. 9) Dengan mengamati contoh dari guru, siswa dapat membuat adonan bahan lunak dengan tepat. 10) Dengan mengamati contoh dari guru, siswa dapat membuat gantungan kunci dengan tepat. D. MATERI Bahasa Indonesia 1. Mengidentifikasi isi teks deskriptif tentang penyebab banjir 2. Menceritakan kembali hasil percobaan dengan bahasa lisan Matematika 1. Menunjukkan urutan berdasarkan banyak anggota pada grafik 2. Membaca data pada grafik gambar. SBDP 1. Mengidentifikasi bahan untuk membuat adonan bahan lunak. 2. Mengidentifikasi alat untuk membuat adonan bahan lunak. 3. Membuat gantungan kunci dari bahan lunak. E. PENDEKATAN DAN METODE Pendekatan : Saintifik dan Tematik Terpadu Strategi Pembelajaran : Discovery Learning Metode : Tanya jawab, demonstrasi F. KEGIATAN PEMBELAJARAN Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Pendahuluan 1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan menanyakan kabar. 2. Guru menunjuk satu siswa untuk memimpin doa dan mengajak berdoa bersama-sama menurut agamanya masing-masing. 3. Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa. 10 menit 4. Menginformasikan materi yang akan dibelajarkan. 5. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Inti 1. Siswa bersama guru bernyanyi lagu yang telah diajarkan pada tema sebelumnya, yaitu lagu Keranjang Sampah ciptaan A.T. Mahmud sebagai awal kegiatan menit.

178 2. Siswa menjawab pertanyaan guru : - Mengapa kita harus membuang sampah di keranjang sampah? - Apa yang terjadi jika sampah dibuang sembarangan? 3. Siswa diberikan kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. 4. Siswa mendengarkan penjelasan guru bahwa membuang sampah sembarangan akan berakibat buruk terhadap kebersihan dan dapat menimbulkan bencana alam. 5. Guru menyampaikan bahwa kegiatan hari ini akan mendemonstrasikan banjir sehingga siswa dapat mengidentifikasikan penyebab banjir. 6. Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan guru. 7. Siswa diminta mengamati kejadian pada setiap kotak. 8. Guru menjelaskan bahwa kotak yang tidak ada plastiknya, seperti daerah yang penduduknya membuang sampah pada tempatnya. Sementara kotak yang ada potongan plastiknya seperti daerah yang penduduknya sering membuang sampah sembarangan. 9. Siswa dibagi menjadi empat kelompok. 10. Siswa berdiskusi dan membuat cerita pendek bergambar tentang terjadinya banjir di buku siswa. 11. Setelah membuat cerita bergambar, siswa membaca cerita pendek berjudul Kerugian Akibat Banjir di buku siswa. 12. Siswa membaca data pada grafik gambar yang sesuai isi cerita. 13. Siswa mengurutkan data piktograf melalui jawaban pertanyaan pada buku siswa. 14. Guru menyampaikan bahwa Tuhan menciptakan alam ini untuk kepentingan makhluknya. Karena itu, kita harus menjaganya. Salah satu cara menjaga lingkungan adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. 15. Kegiatan selanjutnya diawali dengan menjawab pertanyaan guru : - Bagaimana cara membantu korban banjir? - Apa yang akan kamu lakukan untuk menolong korban banjir? 16. Siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan guru. 17. Siswa mendengarkan penjelasan guru, bahwa kegiatan selanjutnya adalah membuat prakarya dair bahan lunak. 18. Guru menjelaskan, bahan lunak berasal dari 164

179 sabun batang, air dan tepung terigu. Kemudian adonan bahan lunak akan dibentuk menjadi gantungan kunci berbentuk bunga. Untuk membuat adonan bahan lunak diperlukan alat yaitu parutan keju, wadah, lidi, benang, dan plastik kemasan. 19. Guru juga menjelaskan bahwa siswa akan bermain jual beli menggunakan uang mainan yang sudah disiapkan guru. 20. Siswa ada yang berperan sebagai penjual, pembeli, dan korban bencana. 21. Gantungan kunci dari bahan lunak akan dijual. Hasil penjualan dapat disumbangkan kepada korban bencana alam. 22. Siswa menirukan guru membuat adonan bahan lunak. 23. Setiap siswa diminta membuat satu gantungan kunci bertema alam, misalnya bunga. 24. Setelah selesai, siswa diminta mengemas hasil karya dengan rapi dan menarik. Pada kemasan dituliskan nama siswa. 25. Kemudian siswa bermain peran sebagai penjual, pembeli, dan korban bencana. 26. Hasil penjualan dikumpulkan, kemudian diserahkan kepada korban bencana alam. 27. Pada akhir pembelajaran, guru memberikan soal evaluasi untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan dari awal sampai akhir pembelajaran. 28. Setelah selesai, siswa mengumpulkan soal evaluasi. Penutup 1. Guru menutup kegiatan dengan menyampaikan bahwa Tuhan sangat senang kepada anak yang memperhatikan kesulitan orang lain. Membantu korban bencana berarti dapat meringankan beban mereka. 2. Mengajak semua siswa berdoa menurut agama dan keyakinan masing-masing untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. - Mengamati siswa dalam berdoa (sikap duduknya, cara membacanya, cara melafalkannya) - Apabila ada siswa yang kurang benar dan kurang sempurna dalam berdoa, maka setelah selesai kegiatan berdoa langsung diberi nasihat agar besok kalau berdoa lebih disempurnakan. 10 menit. G. PENILAIAN, PEMBELAJARAN REMIDIAL DAN PENGAYAAN 1. Teknik Penilaian a. Penilaian sikap : Peduli Lingkungan, Disiplin, Bekerja Sama 165

180 b. Pengetahuan : Tes Tertulis pada Buku Siswa c. Ketrampilan : Membuat Gantungan Kunci Membuat Cerita Bergambar 2. Instrumen Penilaian a. Lembar Observasi Penilaian Sikap No Nama Peserta Didik 1. Abdullah Dafin M 2. Abimanyu Pamulang P 3. Afandi Eka P 4. Aghniya J At Tariq 5. Anargya T Farrel 6. Ardina Trisa KP 7. Arkysa Najwa Z 8. Arsa Latifa R 9. Cinta Anjani M 10. Derby Englandia PI 11. Favian Rasendria 12. Ghandy Hafiz G 13. Ikhsan Al Bassam GP 14. Janeeta Fidela N 15. Karisma Diva P 16. Kaylla Ardyta Rania M 17. Kesya Revary L 18. M. Nuryuda Irdana 19. Quddus Aliyyu S 20. Rachmat Mezra Z 21. Raihan Nur B 22. Raissa Lintang A 23. Rasya Edinulhaq P 24. Sekar Andini M 25. Syifa Putri A 26. Twin Ken Kinanthi 27. Twin Ken Kidhanti 28. Zahraani Putri Perubahan Tingkah Laku Peduli Disiplin Lingkungan Bekerja Sama BT T SM BT T SM BT T SM Keterangan : BT : Belum Terlihat T : Terlihat SB : Sangat Membudaya Berilah dengan centang ( ) pada kolom yang sesuai b. Penilaian Pengetahuan BAHASA INDONESIA (KD 3.1) Bacalah teks berikut ini! Bencana Alam Kadang-kadang terjadi kejadian yang tidak kita inginkan. 166

181 Contohnya bencana gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, dan banjir. Bencana banjir terjadi karena ulah manusia. Manusia menebang hutan sembarangan. Manusia membuang sampah sembarangan. Manusia membangun gedung-gedung besar. Banjir mengakibatkan banyak kerugian. Manusia kehilangan harta benda dan orang-orang yang disayangi. Berbagai penyakit datang. Jalan dan gedung terendam air sehingga orang-orang tidak bisa sekolah dan bekerja. Kita hidup bahagia jika dapat menjaga alam. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini berdasarkan teks di atas? 1. Apa saja contoh bencana alam? Jawab : Mengapa terjadi banjir? Jawab : Sebutkan 2 (dua) cara mencegah banjir! a..... b Sebutkan 3 (tiga) akibat banjir! a..... b..... c..... KUNCI JAWABAN 1. Gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, dan banjir 2. Karena manusia menebang pohon sembarangan, membuang sampah sembarangan, membangun gedung-gedung besar. 3. Membuang sampah pada tempatnya, menanami hutan. 4. Banjir dan tanah longsor. 5. Akibat banjir yaitu : - Kehilangan harta benda - Muncul banyak penyakit (muntaber, diare, kulit, demam) - Kehilangan anggota keluarga - Tidak bisa sekolah dan bekerja Skor Penilaian = MATEMATIKA (KD 3.12) 167

182 a. Amati grafik di bawah ini! Ayam Kambing Sapi 1. Hewan yang paling banyak hilang adalah Hewan yang paling sedikit hilang adalah Berapa selisih antara ayam dan sapi yang hilang? Jawab :.... KUNCI JAWABAN ; 1. Ayam 2. Sapi = 10 b. Amati grafik di bawah ini! Celana Selimut Baju 1. Korban musibah banjir memerlukan... celana,... selimut, dan... baju. 2. Barang yang paling banyak dibutuhkan korban bencana banjir adalah.... dan Selisih antara baju dan selimut adalah... KUNCI JAWABAN : 1. 5 celana, 4 selimut, 5 baju. 2. Celana dan baju = 1 Skor Penilaian = SBDP (KD 3.4) 168

183 1. Sebutkan bahan-bahan yang digunakan untuk membuat adonan lunak! Sebutkan 5 (lima) alat untuk membuat adonan lunak! Benda apa yang bisa kamu buat dengan adonan lunak? Jawab :.... KUNCI JAWABAN : 1. Bahan-bahan : - Sabun mandi batang - Tepung terigu - Air - Parutan keju - Lidi - Benang - Plastik kemasan 2. Alat-alat : - Parutan keju - Lidi - Benang - Plastik kemasan - Wadah 3. Benda yang dapat dibuat dengan adonan lunak yaitu gantungan kunci. Skor Penilaian = c. Penilaian Ketrampilan Rubrik : Membuat Cerita Bergambar No. Kriteria Baik Sekali (4) 1. Kesesuaian gambar dengan Seluruh gambara sesuai Baik (3) Setengah atau lebih gambar Cukup (2) Kurang dari setengah gambar Perlu Bimbingan (1) seluruh gambar tidak sesuai. 169

184 tema banjir dengan tema sesuai dengan tema. 2. Kesesuaian Seluruh cerita Setengah atau cerita dengan sesuai dengan lebih cerita gambar gambar sesuai dengan gambar sesuai tema Kurang setengah sesuai gambar dengan dari cerita dengan Seluruh cerita tidak sesuai dengan gambar Rubrik : Membuat Gantungan Kunci No. Kriteria Baik Sekali (4) 1. Kualitas Hasil Memenuhi tiga aspek (terlihat seperti kelopak bunga, rapi dan dilengkapi dengan benang sebagai gantungan kunci) Baik (3) Memenuhi dua aspek dari tiga aspek Cukup (2) Memenuhi satu dari tiga aspek Perlu Bimbingan (1) Belum memenuhi semua aspek. 3. Pembelajaran Remidial dan Pengayaan a. Remidial BAHASA INDONESIA (KD 3.1) Bacalah teks berikut ini! Bencana Alam Kadang-kadang terjadi kejadian yang tidak kita inginkan. Contohnya bencana banjir. Bencana banjir terjadi karena ulah manusia. Manusia menebang hutan sembarangan. Manusia membuang sampah sembarangan. Manusia membangun gedung-gedung besar. Banjir mengakibatkan banyak kerugian. Manusia kehilangan harta benda dan orang-orang yang disayangi. Berbagai penyakit datang. Jalan dan gedung terendam air sehingga orang-orang tidak bisa sekolah dan bekerja. Kita hidup bahagia jika dapat menjaga alam. Berilah tanda silang (X) di depan huruf a, b, atau c pada jawaban yang benar! 1. Bencana banjir terjadi karena ulah.... a. manusia b. hewan c. tumbuhan 2. Penyebab banjir yaitu.... a. Manusia membuang sampah pada tempatnya. b. Manusia menanam pohon di hutan c. Manusia membangun gedung-gedung besar. 3. Banjir mengakibatkan orang-orang

185 a. Bahagia b. senang c. menderita 4. Akibat yang ditimbulkan oleh banjir yaitu.... a. Harta benda semakin banyak b. Muncul banyak penyakit c. Jalan lancar dan tidak macet Skor Penilaian = MATEMATIKA (Kompetensi Dasar 3.12) Berikut ini hewan-hewan yang hilang akibat banjir. Ayam Kambing Sapi Isilah titik-titik di bawah ini berdasarkan grafik di atas! 5. Jumlah ayam yang hilang yaitu... ekor. 6. Hewan yang paling sedikit hilang adalah Lebih banyak manakah hewan yang hilang, kambing atau sapi? Jawab :.... Berikut ini adalah bantuan yang diberikan kepada korban banjir. Celana Selimut Baju 8. Jumlah baju yang dibutuhkan korban banjir adalah... baju. 9. Barang yang paling sedikit Selisih antara baju dan selimut yaitu 5 4 =

186 Skor Penilaian = SBDP (Seni Budaya dan Prakarya) (Kompetensi Dasar 3.4) Isilah titik-titik di bawah ini berdasarkan gambar di atas! 11. Sebutkan 3 (tiga) bahan yang digunakan untuk membuat adonan lunak! Jawab : Untuk menghancurkan sabun batangan digunakan alat yaitu.... Skor Penilaian = H. MEDIA/ALAT, BAHAN, DAN SUMBER BELAJAR 1. Media/alat - Buku siswa - Pensil warna 2. Bahan - Sabun batang - Tepung terigu - Parutan - Air - Benang - Lidi - Plastik pengemas 3. Sumber Belajar - Buku siswa - Jam dinding kelas - Lingkungan sekitar Mengetahui, Kepala Sekolah Yogyakarta, 10 Mei 2016 Guru Kelas 1 B Agus Kusmantoro, S.Pd. NIP Henny Ratnaningsih, S.Sos NIP

187 KISI KISI SOAL EALUASI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Tema : 8. PERISTIWA ALAM Penulis :Henny Ratnaningsih Subtema : 4. Bencana Alam Kelas : 1B Pembelajaran : Ke-1 Smt : II No. Mapel Kompetensi Dasar Materi/ Tema Indikator Soal Bentuk Soal No. Soal 1. B.Indo 3.1 Mengenal teks deskriptif tentang anggota tubuh dan pancaindra, wujud dan sifat benda, serta peristiwa siang dan malam dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat diisi dengan kosakata bahasa daerah untuk membantu pemahaman Peristiwa Alam (Bencana Alam) Disajikan teks sederhana, tentang bencana alam untuk menjawab pertanyaan nomor 1 s.d 4 - Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya apa. Uraian 1 - Peserta didik dapat menjawab pertanyaan yang menggunakan kata tanya mengapa. Uraian 2 - Peserta didik dapat menyebutkan cara pencegahan terjadinya bencana alam. Uraian 3 - Peserta didik dapat menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari bencana alam. Uraian Matem atika 3.12 Menentukan urutan berdasarkann panjang pendeknya benda, tinggi rendahnya tinggi badan, dan urutan kelompok berdasarkan jumlah anggotanya. Peristiwa Alam (Bencana Alam) Disajikan grafik untuk menjawab soal nomor 5 s.d. 7 - Peserta didik dapat menentukan Isian 5,6 173

188 urutan berdasarkan banyak anggota pada grafik - Peserta didik dapat menentukan selisih berdasarkan banyak anggota kelompok. - Disajikan grafik untuk menjawab soal nomor 8 s.d. 10 Isian 7 - Peserta didik dapat menentukan jumlah anggota pada grafik - Peserta didik dapat menentukan selisih berdasarkan banyak anggota kelompok. Isian Isian 8, SBDP 3.4 Mengamati berbagai bahan, alat, serta fungsinya dalam membuat prakarya Peristiwa Alam, Bencana Alam - Peserta didik dapat menyebutkan bahan untuk membuat prakarrya - Peserta didik dapat menyebutkan alat untuk membuat prakarya - Peserta didik menyebutkan benda-benda yang dapat diciptakan melalui bahan dan alat dalam prakarya Uraian Uraian Uraian Mengetahui Kepala Sekolah Yogyakarta, 9 Mei 2016 Guru Kelas 1 B Agus Kusmantoro, S.Pd. NIP Henny Ratnaningsih, S.Pd NIP

189 OBSERASI PENILAIAN ASPEK SIKAP SOSIAL TEMA/SUBTEMA : 8. PERISTIWA ALAM / 4. BENCANA ALAM PEMBELAJARAN KE- : 1 HARI, TANGGAL : Selasa, 10 Mei 2016 ASPEK PENILAIAN : Peduli Lingkungan, Disiplin, Bekerja Sama ASPEK YANG DINILAI NO NAMA SISWA Peduli Lingkungan Disiplin Bekerja Sama Keterangan 1. Abdullah Dafin M kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas dan menaati tata tertib di kelas 2. Abimanyu Pamulang kurang disiplin dalam menyelesaikan tugas dan menaati tata tertib di kelas 3. Afandi Eka P meningkatkan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan 4. Aghniya J At Tariq belum tepat waktu dalam menyelesaikan tugas. 5. Anargya Farrel T tidak segera menyelesaikan tugas, dan kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan. 6. Ardina Trisa KP berapa kali terlambat masuk kelas, tidak masuk sekolah tanpa izin. 7. Arkeysa Najwa Z sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 8. Arsa Latifa R sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 9. Cinta Anjani M sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 10. Derby Englandia PI masih perlu meningkatkan ketaatan menyelesaikan tugas dan peduli kebersihan lingkungan. 11. Favian Rasendria sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 12. Ghandy Hafiz G tidak tepat waktu dalam menyelesaikan tugas, PR beberapa kali lupa dikerjakan, membuang sampah di laci meja. 13. Ikhsan Al Bassam GP baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 14. Janeeta Fidela N belum tepat waktu menyelesaikan tugas, sering membuang sampah di laci meja. 15. Karisma Diva P sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 175

190 16. Kaylla Ardyta RM lambat menyelesaikan tugas. 17. Kesya Revary L berapa kali terlambat masuk kelas, tidak masuk sekolah tanpa izin. 18. M. Nuryuda Irdana sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 19. Quddus Aliyyu S lambat menyelesaikan tugas, kurang peduli kebersihan kelas. 20. Rachmat Mezra Z terlambat masuk kelas, tidak selesai tugasnya. 21. Raihan B Nur terlambat menyelesaikan tugas. 22. Raissa Lintang A sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 23. Rasya Edinulhaq P sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 24. Sekar Andini M sangat baik dalam hal peduli lingkungan, disiplin, dan kerja sama. 25. Syifa Putri A terlambat menyelesaikan tugas 26. Twin Ken Kinanthi terlambat menyelesaikan tugas 27. Twin Ken Kidhanti terlambat menyelesaikan tugas 28. Zahraani Putri terlambat menyelesaikan tugas. Keterangan : Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : perlu bimbingan Yogyakarta, 10 Mei 2016 Mengetahui Kepala Sekolah Guru Kelas 1B Agus Kusmantoro, S.Pd. NIP Henny Ratnaningsih, S.Sos. NIP

191 LEMBAR PENILAIAN ASPEK KETRAMPILAN TEMA/SUBTEMA : 8. PERISTIWA ALAM / 4. BENCANA ALAM PEMBELAJARAN KE- : 1 HARI, TANGGAL : Selasa, 10 Mei 2016 ASPEK PENILAIAN : Membuat gantungan kunci dari adonan lunak. ASPEK YANG DINILAI NO NAMA SISWA Terlihat seperti kelopak bunga Rapi Ada benang sebagai gantungan 1. Abdullah Dafin M Abimanyu Pamulang Afandi Eka P Aghniya J At Tariq Anargya T Farrel Ardina Trisa KP Arkeysa Najwa Z Arsa Latifa R Cinta Anjani M Derby Englandia PI Favian Rasendria Ghandy Hafiz G Ikhsan Al Bassam GP Janeeta Fidela N Karisma Diva P Kaylla Ardyta RM Kesya Revary L M. Nuryuda Irdana Quddus Aliyyu S Rachmat Mezra Z Raihan Nur B Raissa Lintang A Rasya Edinulhaq P Sekar Andini M Syifa Putri A Twin Ken Kinanthi Twin Ken Kidhanti Zahraani Putri Keterangan : Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : perlu bimbingan Mengetahui Yogyakarta, 10 Mei 2016 NILAI Kepala Sekolah Guru Kelas 1B Agus Kusmantoro, S.Pd. NIP Henny Ratnaningsih, S.Sos. NIP

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 KURIKULUM 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PUSAT PENGEMBANGAN PROFESI PENDIDIK 2015 1 PPT-1.3C

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATERI PEDAGOGIK BAB VIII PENILAIAN DAN EVALUASI PEMBELAJARAN Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Dr. Imam Sujadi, M.Si KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA 174 Jurnal Pendidikan Guru Sekolaah Dasar Edisi 2 Tahun ke-6 2017 PELAKSANAAN PENILAIAN AUTENTIK DI SEKOLAH DASAR NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA THE IMPLEMENTATION OF AUTHENTIC ASSESSMENT IN SEKOLAH DASAR

Lebih terperinci

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 Penegasan Istilah Istilah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang digunakan terutama untuk

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tah BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1507, 2014 KEMENDIKBUD. Hasil Belajar. Pendidik. Pendidikan Dasar. Pendidikan Menengah. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN

BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN BAB VI PENILAIAN DAN PENDEKATAN PENILAIAN A. Pendahuluan Penilaian merupakan langkah lanjutan yang umumnya dilakukan oleh pendidik dengan berbasis pada data pengukuran yang tersedia. Penilaian atau Assessment

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR. Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

PENILAIAN HASIL BELAJAR. Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta PENILAIAN HASIL BELAJAR Dr. Wuri Wuryandani,M.Pd. Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Penilaian Proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR PPT 2.3 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN A.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI ii BAB I PENDAHULUAN 3 A. PENILAIAN KURIKULUM

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR

KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR KONSEP PENILAIAN AUTENTIK PADA PROSES DAN HASIL BELAJAR Definisi 1. Penilaian autentik (Authentic Assessment) adalah pengukuran yang bermakna secara signifikan atas hasil belajar peserta didik untuk ranah

Lebih terperinci

PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA. Heru Kuswanto

PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA. Heru Kuswanto PENILAIAN PEMBELAJARAN IPA Heru Kuswanto A. Tujuan Penilaian Penilaian merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar. Penilaian meliputi pengumpulan informasi melalui berbagai teknik penilaian

Lebih terperinci

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka

dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian di tingkat kelas, dan untuk menjaga konsistensi pedoman yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku, maka BAB I PENDAHULUAN Kualitas penilaian terhadap hasil belajar peserta didik sangat ditentukan oleh seberapa baik persiapan dan pelaksanaannya. Untuk membantu guru dalam menyusun instrumen penilaian hasil

Lebih terperinci

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013

PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 PENILAIAN DALAM KURIKULUM 2013 (Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013) Penilaian Otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman*

PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* PENILAIAN BERBASIS KELAS Nuryani Y.Rustaman* Pendahuluan Sebagai perangkat rencana dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar mengajar, dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN Mata pelajaran : Gambar Teknik Kelas/Semester : XI / 2 Materi Pokok/Topik : Pengenalan Tanda Dan Letak Hasil Gambar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK LAMPIRAN IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK 1. Pengertian Penilaian Hasil Belajar (PHB) adalah proses pengumpulan informasi/bukti tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual

Lebih terperinci

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013 PENILAIAN AUTENTIK DALAM TUNTUTAN KURIKULUM 2013 Prof. Dr. Ani Rusilowati, M.Pd. Universitas Negeri Semarang rusilowati@yahoo.com Latar Belakang Kurikulum 2013 menuntut untuk menerapkapkan penilaian terhadap

Lebih terperinci

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI

Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI Oleh: JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FPMIPA UPI PENDAHULUAN Kerangka Dasar Kurikulum menekankan adanya penilaian kelas. Penilaian hasil belajar meliputi penilaian kelas, penilaian akhir yang diselenggarakan

Lebih terperinci

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam

Sementara itu, Forrest W. Parkay dan Beverly Hardeastle Stanford dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Belajar 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan perilaku yang terjadi pada diri seseorang. Sejalan dengan itu, R. Gagne dalam Susanto (2013:1)

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 3: Menulis Tes Hasil Belajar Uraian Materi Secara umum, langkah-langkah kegiatan penilaian hasil belajar yang dilakukan Guru meliputi: (1) Perencanaan penilaian dan pengembangan perangkat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.

Lebih terperinci

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu adalah: a. pengukuran b. pensekoran c. penilaian d. pengujian e. Evaluasi 2. Serangkaian kegiatan yang sistematik

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR

MENGEMBANGKAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR MENGEMBANGKAN ALAT PENILAIAN HASIL BELAJAR Dasar-Dasar Penyusunan Tes Hasil Belajar: Jenis THB (Tes dan Non tes) Macam-Macam Alat Penilaian (Tes) Keunggulan dan Kelemahan Jenis Tes Mengembangkan Alat Penilaian

Lebih terperinci

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA

TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA TUGAS EVALUASI PROSES & HASIL PEMBELAJARAN KIMIA PENILAIAN PEMBELAJARAN Disusun Oleh: KELOMPOK 1 Riza Gustia (A1C109020) Janharlen P (A1C109044) Zunarta Yahya (A1C109027) Widi Purwa W (A1C109030) Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya pembelajaran di sekolah dasar hanya menekankan pada penguasaan konsep (kognitif) yang di uji dengan tes tulis obyektif dan subyektif sebagai

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017 Berdasarkan : Permendikbud no. 22/2016 Tentang Standar Proses endidikan Dasar &

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru adalah evaluasi pembelajaran. Kompetensi tersebut sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran,

Lebih terperinci

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali

antara ketiganya. Untuk memahami apa persamaan, perbedaan, ataupun hubungan akan memilih yang panjang. Kita tidak akan memilih yang pendek, kecuali A. Arti Penilaian Istilah pengukuran, penilaian, dan evaluasi, seringkali digunakan dalam dunia pendidikan. Ketiga kata tersebut memiliki persamaan, perbedaan, ataupun hubungan antara ketiganya. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode praeksperimental. Sugiono (2013, hlm. 109) menyatakan bahwa, Penelitian praeksperimental hasilnya

Lebih terperinci

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika

Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika SEMINAR MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2017 Implementasi Penilaian Autentik Dalam Pembelajaran Matematika Rayinda Aseti Prafianti 1, Rr. Kuntie Sulistyowaty 2 Universitas Pendidikan Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa: (1) enam buah LKS mind map berbasis scientific pada materi bangun ruang sisi datar beraturan; (2) pengujian

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SD N BENDUNGAN IV WATES KULON PROGO TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya Lampiran 1 Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya 1. Pengkajian silabus KI dan KD Materi pembelajaran Proses

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK OLEH GURU KELAS AWAL DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE-KECAMATAN SRANDAKAN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM

SKRIPSI. Oleh Astri Risdiana NIM PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN PADA MATERI GERAK BENDA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD NEGERI 1 MIRENG TRUCUK KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM B. PRINSIP PENILAIAN... 2 C. LINGKUP PENILAIAN...

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM B. PRINSIP PENILAIAN... 2 C. LINGKUP PENILAIAN... Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2014 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. PENILAIAN KURIKULUM

Lebih terperinci

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil 46 2. Kerjasama a. Pengertian Kerjasama Menurut Lewis Thomas dan Elaine B. Johnson ( 2014, h. 164) kerjasama adalah pengelompokan yang terjadi di antara makhlukmakhluk hidup yang kita kenal. Kerja sama

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh 8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Asesmen dan Asesmen Kinerja Menurut Lind dan Gronlund (1995) asesmen merupakan sebuah proses yang ditempuh untuk mendapatkan informasi tentang belajar siswa (observasi,

Lebih terperinci

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*)

PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) PENILAIAN BERBASIS KURIKULUM 2013*) Disampaikan Oleh: Badrun Kartowagiran**) UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2014 ============================ *) Makalah disampaikan pada Pelatihan Penilaian Otentik Bagi

Lebih terperinci

TEKNIK PENILAIAN NON TES

TEKNIK PENILAIAN NON TES TEKNIK PENILAIAN NON TES Penilaian Unjuk Kerja Dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Cocok untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik menunjukkan

Lebih terperinci

KELOMPOK KOMPETENSI I. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor

KELOMPOK KOMPETENSI I. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor KELOMPOK KOMPETENSI I Teknik Penilaian dalam Pembelajaran, Matriks, dan Vektor cfds Kata Sambutan Peran guru profesional dalam proses pembelajaran sangat penting sebagai kunci keberhasilan belajar siswa.

Lebih terperinci

Penilaian Pembelajaran

Penilaian Pembelajaran Penilaian Autentik Penilaian Pembelajaran Pendidikan dan Latihan Profesi Guru Rayon 138 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 1. Pendahuluan Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik Proses Pengumpulan informasi/bukti

Lebih terperinci

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009).

Mahasiswa mampu. Tes DASAR. Modul: 1 6 PENILAIAN. menjelaskan hakikat. Suryanto, DALAM. penilaian, asesmen, Adi. (2009). SILABUS Nama Mata Kuliah/Kode Mata Kuliah : Evaluasi Pembelajaran di SD (PDGK 4301) Program : PGSD Nama Lengkap Penulis : Iding Tarsidi, Drs., M. Pd. Instansi Asal : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

ASSESSMENT TRADISIONAL *

ASSESSMENT TRADISIONAL * ASSESSMENT TRADISIONAL * Oleh: I Putu Mahardika, S.Pd A. Latar Belakang Peningkatan kualitas sumber daya manusia suatu negara salah satunya ditentukan oleh bagaimana pendidikan di suatu negara dilaksanakan,

Lebih terperinci

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP PANDUAN PENGEMBANGAN RPP 1. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mampu menghadapi persaingan global. Persaingan global menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan upaya untuk membentuk sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kualitas kehidupannya. Dengan demikian kebutuhan manusia yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh BAB V PEMBAHASAN 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang

BAB III METODE PENELITIAN. ditujukan pada pembentukan teori subtansi berdasarkan konsep-konsep yang 51 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan penulis adalah rancangan deskriptif kualitatif. Penelitian deskriprif kualitatif adalah penelitian yang lebih banyak

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED

KATA PENGANTAR. Medan, Agustus 2016 Tim Penyusun PANDUAN PENILAIAN FE UNIMED KATA PENGANTAR Panduan penilaian ini disusun sebagai acuan praktis bagi para dosen di FE Universitas Negeri Medan dalam merencanakan dan melaksanakan penilaian hasil belajar mahasiswa sebagai mahasiswa

Lebih terperinci

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS

AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS AUTHENTIC ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DI SEKOLAH DASAR BERBASIS KARAKTER KEPEDULIAN DAN KERJA KERAS Oleh Supartinah, M.Hum. supartinah@uny.ac.id Pendahuluan Berdasarkan Permendikbud Nomor 66 Tahun

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM

SKRIPSI. Oleh Benni Hartati NIM KEEFEKTIFAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SD BANGUNJIWO KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali:

6. Di bawah ini merupakan beberapa kelebihan tes lisan, kecuali: CONTOH SOAL UKG 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu dinamakan... A. pengukuran B. pensekoran C. penilaian D. pengujian E. evaluasi 2. Serangkaian

Lebih terperinci

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH

EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ENCEP KUSUMAH PENDAHULUAN Hal yang harus diperhatikan dalammenerapkan standar kompetensi dalam penilaian adalah mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari pendekatan tradisional, dimana siswa hanyalah sebagai objek pendidikan, kurang aktif didalam

Lebih terperinci

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai

Peta Konsep. Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi. Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Peta Konsep Tujuan Pendidikan (Kompetensi Dasar) Proses/Kegiatan Untuk Mencapai Kompetensi Hasil-hasil pendidikan yang dapat dicapai Perbandingan antara kompetensi dengan hasil yang telah dicapai Informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat 7 BAB II KAJIAN TEORI A. Evaluasi Pembelajaran 1. Pengertian Evaluasi Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat menentukan tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan dan pembelajaran.

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar Uraian Materi 1. Menelaah Kualitas Soal Tes Bentuk Objektif Sebagaimana telah anda pelajari sebelumnya, bahwa analisis kualitas perangkat soal tes hasil belajar

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS)

IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Volume 3 Nomor 1, Mei 2016 ISSN 2442-6350 IMPLEMENTASI TEKNIK PENILAIAN AUTENTIK PERKULIAHAN KAJIAN IPS SD TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) Naniek Sulistya Wardani 1 1 Program Studi S1 PGSD FKIP Universitas

Lebih terperinci

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi.

(Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta) Kata kunci: pembelajaran ekonomi, penilaian berbasis kompetensi. Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume 1 Nomor 2, Mei 2005 SISTEM PENILAIAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS KOMPETENSI Oleh: Barkah Lestari (Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta)

Lebih terperinci

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A)

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI/ISI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B PENILAIAN BUKU PENGAYAAN KETERAMPILAN Kode Buku: No. KOMPONEN DAN BUTIR PENILAIAN KUALITATIF

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action

BAB III METODE PENELITIAN. di dalam kelas, maka penelitian ini disebut Penelitian Tindakan atau Action BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian tindakan. Karena ruang lingkupnya adalah pembelajaran di sekolah yang dilaksanakan guru

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2007 TANGGAL 11 JUNI 2007 STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN A. Pengertian 1. Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan

Lebih terperinci

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus A. Prinsip Pengembangan Silabus Prinsip-prinsip pengembangan silabus adalah: 1. Ilmiah Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus

Lebih terperinci

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS)

MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD SKS) MATA KULIAH PEMBELAJARAN TERPADU (PSD 321 4 SKS) TATAP MUKA 2 KONSEP DASAR KURIKULUM 2006 DAN KURIKULUM 2013 Dr. RATNAWATI SUSANTO., M.M., M.Pd KEMAMPUAN AKHIR : MAHASISWA MAMPU MEMAHAMI KONSEP DAN KERANGKA

Lebih terperinci

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS

PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS Model PENILAIAN PESERTA DIDIK SEKOLAH MENENGAH ATAS disampaikan oleh : NANANG SUKARSONO PENGAWAS DIKPORA LATAR BELAKANG LANDASAN HUKUM TUJUAN PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN PENILAIAN AUTENTIK MEKANISME DAN

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A)

SUB TOTAL (SKOR X BOBOT) KOMPONEN MATERI (A) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT KURIKULUM DAN PERBUKUAN INSTRUMEN B1 PENILAIAN BUKU PENGAYAAN PENGETAHUAN Kode Buku : NO. KOMPONEN DAN BUTIR Penilaian Kualitatif

Lebih terperinci

PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SENI RUPA BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI

PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SENI RUPA BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SENI RUPA BERDASARKAN KTSP DI SMA NEGERI DI KABUPATEN SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin. santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan 124 BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Pembelajaran Langsung dalam menanamkan disiplin santri di Pondok Pesantren Ma dinul ulum Campurdarat dan Madrasah Diniyah Tanwirul Qulub Pelem Campurdarat. 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian banyak dimensi yang sangat penting dalam pendidikan. Ketiga dimensi tersebut

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING PADA SISWA KELAS 4 SD KRISTEN KARTASURA TAHUN PELAJARAN 2012/ 2013 Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Lebih terperinci

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI

KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI KUALITAS PELAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN DI UNIT PELAKSANA TEKNIS PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan

Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan ANALISIS TES BUATAN GURU KOMPETENSI GURU Gagne (1974): (A) kemampuan merencanakan materi dan kegiatan belajar mengajar, (B) kemampuan melaksanakan dan mengelola kegiatan belajar mengajar, (C) kemampuan

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas

Gambar 3.1 Bagan Penelitian Tindakan Kelas BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan masalah yang ditemukan, metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010:128), penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN

BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN BAB III PROSEDUR PENGEMBANGAN INSTRUMEN DALAM PEMBELAJARAN A. Pendahuluan Dalam kegiatan pembelajaran segala sesuatu hal selayaknya dilakukan dengan tahapan yang jelas dan terarah. Oleh karena itu, penting

Lebih terperinci

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia..

CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. CONTOH SOAL PEDAGOGIK Proses Penilaian (Assesmen) Berilah tanda silang pada jawaban yang paling benar dari sejumlah pilihan jawaban yang tersedia.. 1. Serangkaian kegiatan untuk menetapkan ukuran terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal

BAB I PENDAHULUAN. Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua orang yang mengalami sekolah secara formal, mungkin juga sekolah informal dan nonformal, tak terhindar dari pengukuran (measurement) dan tes. Suatu tes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru).

BAB I PENDAHULUAN. (student centered active learning). Siswa ditempatkan sebagai subyek. belajarnya dengan bantuan fasilitator (guru). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bertumpu pada interaksi antara guru dengan siswa. Sasaran pembelajaran diorientasikan pada pengembangan kompetensi. Pembelajaran diarahkan pada

Lebih terperinci

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ

BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ BAHAN AJAR Kompetensi Dasar Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) TOPIK-4: Evaluasi HAsil Belajar dalam PJJ SEAMEO SEAMOLEC Jakarta - INDONESIA 2012 Pendahuluan Dalam topik ini akan diuraikan evaluasi hasil belajar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian merupakan kegiatan memecahkan masalah dan menemukan tafsiran (sebuah interpretasi) baru. Penelitian berperan dalam menguji teori-teori dalam bidang

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI TUJUAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI)

KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI) KETERAMPILAN MENILAI (MENGEVALUASI) Dra. Titik Harsiati, M.Pd 1. Pengertian dan Karakteristik Penilaian dalam Paradigma Konstruktivisme Seiring dengan perkembangan belajar yang berorientasi pada pendekatan

Lebih terperinci

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan.

guna mencapai tujuan dari pembelajaran yang diharapkan. 8 II. KAJIAN PUSTAKA A. Strategi Pembelajaran 1. Pengertian Strategi Pembelajaran Menurut Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan diamanatkan bahwa proses pembelajaran

Lebih terperinci

Panduan Probaling I PGSD USD i

Panduan Probaling I PGSD USD i Panduan Probaling I PGSD USD i ii Panduan Probaling I PGSD USD KATA PENGANTAR Pedoman Pelaksanaan Program Pengakraban dengan Lingkungan (Probaling) I ini berisi arah, tujuan, tata cara pelaksanaan dan

Lebih terperinci

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS

PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS A. Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi

Lebih terperinci

KONSEP DASAR PENILAIAN. Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian

KONSEP DASAR PENILAIAN. Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian KONSEP DASAR PENILAIAN Pengukuran-Penilaian-Tes-Evaluasi Tujuan, Fungsi, Prinsip, Cakupan, Jenis & Teknik Penilaian Indikator Membedakan pengertian pengukuran, penilaian, tes dan evaluasi Menjelaskan tujuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan

BAB I PENDAHULUAN. Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria. Pengukuran dan evaluasi merupakan dua kegiatan yang berkesinambungan. Evaluasi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU

PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU PENGEMBANGAN INSTRUMEN UJI KOMPETENSI GURU HO - 7 A. Tujuan Penyusunan Instrumen Tes Uji Kompetensi Guru Penyusunan instrumen tes Uji Kompetensi Guru bertujuan untuk menghasilkan seperangkat alat ukur

Lebih terperinci

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Model Pembelajaran 2.1.1 Definisi Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

Lebih terperinci

Document Title KATA PENGANTAR

Document Title KATA PENGANTAR Document Title Page 1 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang

Lebih terperinci