BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-zarnuji adalah salah seorang tokoh dalam dunia pendidikan Islam. Ia tergolong sebagai ulama klasik yang hidup pada abad pertengahan masa bani Abbasiyah. Al-Zarnuji dikenal melalui karya monumentalnya yaitu kitab Ta lim al Muta allim. Namun ketenaran nama serta biografinya tidak sehebat kitab yang dikarangnya, sebagai satu satunya karya beliau yang masih ada sampai sekarang. Berbicara mengenai kitab Ta lim al-muta allim, maka tidak lepas dari lingkungan pesantren, madrasah, serta lembaga pendidikan yang bercorak klasik lainnya. Sebab kitab tersebut sampai sekarang masih sangat melekat dan berpengaruh dalam lingkungan pendidikan tersebut. Bahkan nilai-nilai pendidikan yang tetuang dalam kitab Ta lim al-muta allim dijadikan suatu dasar tuntunan dan etika dalam belajar bagi mereka secara umum. Mereka yang mengikuti pendidikan (peserta didik) maupun pendidik tidak punya pamrih dalam melaksanakan pendidikan, kecuali semata-mata menjalankan kewajiban sebagai manifestasi pengabdian diri atau ibadah kepada Allah. 1 Dari konsep-konsep al-zarnuji dalam kitab Ta lim al-muta allim menurut Nurul Huda Ia berusaha mengemukakan konsep-konsep praktis yang mudah dilaksanakan dan sejalan dengan aturan-aturan Islam (al-qur an dan al-sunnah) yang dikenal masyarakat, terlepas apakah hadits-hadits tersebut shahih ataupun dhaif atau bahkan maudhu. Ia cenderung memahami persoalan belajar dari sisi pendekatan etis (ethic approach), dipandang dari ukuran baik dan tidak baik. 1 Moh. Ali, Reorientasi Makna Pendidikan : Urgensi Pendidikan Terpadu,, dalam Marzuki Wahid, Suwendi, Syaefudin Zuhri (ed), Pesantren Masa Depan, (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), hlm. 172

2 2 Sehingga siswa yang memahami kitab tersebut selalu berusaha melakukan yang sebaiknya-baiknya seluruh isi kitab yang dipelajari. 2 Hal ini menunjukkan bahwa pemikiran al-zarnuji dalam kitab Ta lim yang ditulis pada abad 13 M, cukup mendapat perhatian dari sebagian komunitas masyarakat Islam. Bahkan diawal abad ini kitab Ta lim al Muta allim telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris oleh Orientalis Amerika kenamaan Von Grunebaum, pendiri Islamic Studies UCLA. 3 Akan tetapi dilain pihak ada pula yang kontra terhadap konsep konsep pendidikan yang terdapat dalam kitab tersebut, seperti enam prasyarat yang harus dipenuhi oleh murid (pencari ilmu) dalam mencari ilmu, yakni modal, semangat, waktu yang memadai, petunjuk guru, keuletan (kesabaran), dan kecerdasan. Sebagaimana dikemukakan oleh Abdurrahman, bahwa selama ini banyak pihak yang menganggap kuno syarat-syarat konvensional mencari ilmu tersebut. Padahal, kritik yang hanya melontarkan kata kuno tanpa pembahasan dan argumen yang mendalam hanya terjebak pada logika yang tidak benar alias bias, atau apriori. 4 Terlepas dari beberapa kritik yang kontroversi, mengenai kitab Ta lim-al Muta allim, maka menjadi sangat menarik untuk mengkaji pemikiran al-zarnuji tentang berbagai konsep pendidikan, seperti aspek guru murid, serta model hubungan antara keduanya yang sarat dengan nilai nilai dan etika moral. Sehingga kiranya konsep konsep tersebut masih relevan untuk diaplikasikan dalam aktivitas belajar mengajar, tanpa mengurangi substansi dan isi dari kitab tersebut. 2 Nurul Huda, Konsep Belajar Dalam Kitab Ta lim Al-muta allim, (Pusat Penelitian IAIN Walisongo: Semarang, 2000), hlm.1. t.d 3 Abdurrahman Mas ud, Menggagas Format Pendidikan Non Dikotomik, (Yogyakarta: Gama Media, 2002), hlm Ibid, hlm

3 3 Secara implisit pembahasan mengenai interaksi guru dan murid oleh al- Zarnuji ditulis dalam bab IV tentang Memuliakan Ilmu dan Ahli Ilmu. Sebagaimana nasehat beliau yang berbunyi : $!"# Ketahuilah sesungguhnya orang yang mencari ilmu itu tidak akan memperoleh ilmu dan kemanfaatannya, kecuali dengan memuliakan ilmu beserta ahlinya, dan memuliakan guru. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi tersebut merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar, interaksi dalam proses belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara guru dan siswa tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai dari diri siswa yang sedang belajar. 6 Salah satu faktor yang paling menentukan berhasilnya proses belajar mengajar adalah guru, oleh karena itu guru tidak saja mendidik fungsi sebagai orang dewasa yang bertugas profesional memindahkan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) yang dikuasai kepada anak didik, melainkan lebih dari itu memimpin, atau menjadi pendidik dan pembimbing dikalangan anak didiknya. 7 5 Al-Zarnuji dalam Syeh Ibrahim bin Ismail, (syarah) Ta lim al-muta allim, (Indonesia, CV. Karya Insan, tt.), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2000), hlm. 4 7 H.M., Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hlm. 163

4 4 Berdasar pada pemikiran diatas, maka guru dituntut untuk bekerja lebih profesional, memiliki kompetensi 8 dalam menjalankan tugas dan fungsinya serta berpegang pada kode etik yang ada, dengan mengedepankan moral dan etika dalam berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar maupun diluar proses belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan secara menyeluruh. berbunyi: Sebagaimana firman Allah dalam surat al-baqarah ayat yang +6+01,5 5)'675)(8&,95:5;<675=+;'''>'?5@&'A5B&'C&,D:'(+64(E(F(2&03(4/'01&)(*+'&,(-(.(%&'((.6+5A(K,6+5(,(M +;'(J 52;((+*/((L/&'5('(,5'(J(K+=6,0'#.(G+5#5HI S RQPOF>=N Dan Dia mengajarkan kepada Adam nana-nama (benda-benda) seluruhnya kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman sebutkanlah kepada-ku nama benda-benda itu jika kamu memang orangorang yang benar, mereka menjawab Maha Suci Engkau tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengeetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. Al-Baqarah: 31-32) Menilik ayat sebagsaimana tertera di atas, maka tersirat dengan jelas bahwa tak ada seorangpun yang memperoleh pengetahuan tanpa melalui proses belajar, dengan belajar akan diperoleh ilmu, dan ilmu tidak terpisah dengan guru, yang mana guru sebagai pentransfer ilmu terhadap anak didik, maka dapat dikatakan bahwa, baik tidaknya mutu pendidikan sangat ditentukan oleh 8 Kata Profesional berarti : memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehinga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Sedang Kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam melaksanakan profesi keguruannya. Kompetemsi mencakup tiga aspek yaitu: kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. (Moh. Uzer Usman, Op. Cit., hlm ) 9 R.H.A Soenarjo, Al-Qur an Dan Terjemahnya, (Semarang: PT. Kumudasmoro Gravindo; 1994), hlm. 14

5 5 keberhasilan guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Sehingga peran dan fungsi guru dalam hal ini menjadi sangat urgen, dan dalam proses pembelajaran ini secara otomatis terjalin hubungan antara pengajar dan orang yang belajar atau penerima ilmu, yakni bentuk hubungan yang memiliki ciri khas tersendiri yang dilandasi sikap mental keagamaan serta moral dan etika Islam yang patut dijadikan sebagai pedoman bagi komponen guru dan murid pada proses pembelajaran, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sebagaimana tujuan pendidikan dalam Islam yang dikemukakan oleh Al- Ghulayaini yang disebut dalam pengertian pendidikan, yaitu menciptakan manusia yang berakhlak mulia. Artinya adalah untuk memebentuk jiwa anak didik menjadi bermoral, berjiwa bersih, berkemauan keras, bercita-cita besar, tahu akan arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati hak-hak orang lain, tahu membedakan antara yang baik dan yang buruk, memilih suatu keutamaan karena cinta keutamaan, menghindari suatu perbuatan tercela karena hal itu memang tercela dan selalu ingat kepada Allah dalam setiap langkah dan perbuatannya. 10 Menurut Mas udi yang dikutip oleh Affandi Muhtar, yakni berkaitan dengan pandangan kalangan pesantren tentang ilmu. Bagi masyarakat pesantren, ilmu adalah sesuatu yang hanya bisa diperoleh melalui jalan pengalihan, pewarisan, tranmisi, dan bukan sesuatu yang diciptakan (created). Dalam Ta lim al- Muta allim Thariq at-ta allum sebagai salah satu kitab kuning yang menjadi pedoman belajar kalangan pesantren, menurut Affandi Muhtar, diajarkan bahwa ilmu adalah sesuatu yang kamu ambil dari lisan rijal (guru atau kyai), karena mereka telah menghafal bagian yang paling baik dari 10 Ahmad Muthohar, Pemikiran Pendidikan Al-Ghulayaini, dalam Ruswan Tayyib dan Darmuin (editor), Pemikiran Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dan pustaka Pelajar,1999), hlm. 121

6 6 yang mereka dengar dan menyampaikan bagian yang paling baik dari yang pernah mereka hafal. 11 Atas dasar inilah seorang murid hendaknya dapat mengambil suatu pelajaran untuk menjaga hubungan yang harmonis dengan seorang guru baik di dalam maupun di luar proses pembelajaran, yakni dengan memuliakannya. Dan menurut al-zarnuji sebagian dari menghormati guru atau memuliakannya ialah tidak berjalan di depannya, tidak duduk di tempat duduknya, tidak memulai bicara kecuali mendapat izin darinya, tidak banyak bicara, tidak mengajukan pertanyaan disaat guru sedang dalam keadaan tidak enak, dan jagalah waktu, jangan sampai mengetuk pintunya, harus sabar menunggu sampai guru keluar. 12 Prinsip prinsip umum yang menjadi dasar metode mengajar seperti prinsip menjaga motivasi pelajar dan kebutuhan, minat dan kegunaannya pada proses belajar, prinsip menjaga tujuan pelajar dan menolongnya mencapai tujuan tersebut, prinsip kemestian memelihara tahap kematangan yang dicapai oleh peserta belajar dan kesediaannya untuk belajar, prinsip menjaga perbedaan perbedaan perseorangan diantara pelajar pelajar, serta prinsip menyiapkan peluang partisipasi yang praktikal akan mempengaruhi pola hubungan guru dan murid. 13 Menurut para ahli ada lima faktor yang sangat mempengaruhi kualitas perilaku guru dalam melaksanakan tugasnya, kelima faktor tersebut ialah : (1) jenis kewenangan (authority) yang benar-benar diserahkan kepada guru, (2) kualitis atasan yang mengawasi dan mengontrol perilaku guru, (3) kebebasan yang diberikan kepada guru, baik di dalam kelas maupun di luar kelas, (4) 11 Marzuki Wahid, penyunting, Op. Cit., hlm Al-Zarnuji dalam Ibrahim bin Isma il, Op.,Cit., hlm Prof. Dr. Omar Muhammad al-toumy al-syaibani, Falsafah Pendidikan Islam (terj.) Prof. Dr. Hasan Langgulung dari judul asli Falsafah al-tarbiyah al-islamiyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979),cet. I, hlm

7 7 hubungan guru dengan muridnya, (5) pengetahuan guru tentang dirinya sendiri dan kepercayaan terhadap dirinya sendiri. 14 Dari sini terlihat bahwa tiga faktor pertama merupakan persoalan yang terletak seluruhnya dalam daerah kekuasaan birokrasi pendidikan, sedang dua faktor terakhir merupakan persoalan yang dapat diselesaikan oleh guru sendiri. Hubungan guru dengan siswa atau anak didik dalam proses belajar mengajar merupakan faktor yang sangat menentukan dan ikut mempengaruhi keberhasilan belajar siswa. Bagaimanapun baiknya bahan pelajaran yang diberikan, sempurnanya metode yang dipergunakan, namun jika hubungan guru siswa merupakan hubungan yang tidak harmonis maka dapat menciptakan suatu keluaran yang tidak diinginkan. 15 Akan tetapi dalam sejarahnya hubungan guru murid dalam Islam ternyata sedikit demi sedikit mulai berubah, nilai-nilai ekonomi sedikit demi sedikit mulai masuk, yang terjadi sekarang kurang lebih sebagai berikut : a. kedudukan guru dalam Islam semakin merosot. b. Hubungan guru murid semakin kurang bernilai kelangitan, atau penghormatan murid terhadap guru semakin menurun. c. Harga karya mengajar semakin menurun. 16 Sebagaimana dikemukakan oleh Husain dan Ashraf (1986: ) yang dikutip oleh Ahmad Tafsir, bahwa kedudukan guru pada zaman sekarang ini juga di dunia Islam telah menurun. Pengajar sekarang hanya dipandang sebagai petugas semata yang mendapat gaji dari negara atau dari organisasi swasta dan mempunyai tanggung jawab tertentu yang harus dilaksanakannya. Akibatnya 14 Muhtar Bukhori, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya (Anggota IKAPI),1994), hlm Sardiman AM., Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), hlm Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1994), hlm. 77

8 8 ialah jarak antara guru dan siswa semakin jauh padahal pada masa lampau jarak itu tidak ada. 17 Hal ini berarti terjadi kesenjangan dalam hubungan guru dengan murid, sehingga keadaan semacam ini dapat menyebabkan kurang tercapainya tujuan pendidikan, dimana terjadi hubungan guru murid yang kurang harmonis karena adanya muatan nilai materialis dan ditinggalkannya nilai-nilai etis humanitis. Dengan latar belakang inilah maka penulis termotivasi untuk meneliti tentang pola hubungan guru murid, dengan memunculkan tokoh pendidikan klasik dari dunia Islam yakni Al-Zarnuji yang dikenal sebagai pengarang kitab Ta lim al-muta allim dengan mengangkat judul STUDI ANALISIS PEMIKIRAN AL-ZARNUJI TENTANG POLA HUBUNGAN GURU MURID DALAM KITAB TA LIM al-muta ALLIM B. Penegasan Istilah Judul Agar pembahasan tema dalam skripsi ini menjadi terarah, jelas dan mengena pada sasaran yang dimaksud maka perlu dikemukakan batasan-batasan judul yang masih perlu mendapatkan penjelasan secara rinci. 1. Studi Pendekatan untuk meneliti gelaja sosial dengan menganalisis secara mendalam dan utuh. 18 satu kasus 2. Analisis Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. 19 Analisis yang dimaksud adalah penelitian secara mendalam terhadap karya pemikiran Al-Zarnuji tentang pola 17 Ibid., hlm Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ed. II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), Cet. Ke 3, hlm Ibid., hlm 37

9 9 hubungan guru murid yang termuat dalam kitab Ta lim al-muta allim sehingga diperoleh kejelasan mengenai hal tersebut. 3. Pemikiran Proses, cara, perbuatan memikir. 20 Maksud dari pemikiran ini adalah proses berpikir terhadap suatu obyek dengan pendekatan tertentu. 4. Al-Zarnuji Bahwasanya Al-zarnuji merupakan ahli pendidikan dan pengikut fiqih Hanafi yang mana beliaulah yang telah mengarang kitab Ta lim al Muta allim. Disisi lain ada orang lain lagi yang dikenal sebagai Al-zarnuji, yaitu Nu man Ibrahim Al-zarnuji (640 H / 1242 M ) seorang ahli bahasa dari Bukhara dan penulis kitab Al-muwadloh fi syarhi Maqomat Al-hariri Pola Model, gambar yang dipakai contoh. 22 Pola disini berarti model atau bentuk pendekatan yang digambarkan oleh Al- Zurnuji dalam kitab Ta limul Muta allim. 6. Hubungan Pertalian, sangkut paut, kontak, ikatan, karena adanya suatu kegiatan atau proses yang dilakukan oleh dua orang atau lebih. 23 Maksud hubungan ini adalah ikatan antara guru dan murid karena adanya kegiatan belajar mengajar. 7. Guru Orang yang pekerjaannya (mata pencaharian, profesinya) mengajar. 24 Banyak sekali pengertian yang diambil dari istilah guru, akan tetapi yang sekiranya 20 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1993, Hlm Imam Ghozali Said, Ta limul Muta aliim Thoriiqut Ta alum, Surabaya: Diyantama, 1997), hlm M.Sastra Praja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1981), hlm WJS. Poerwodaarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), hlm. 37

10 10 cocok diutarakan dalam skripsi ini adalah orang yang membimbing, mengarahkan, mengajarkan serta memiliki tanggung jawab dalam pendewasaan anak didik. 8. Murid Makhluk yang sedang dalam proses perkembangan atau pertumbuhan menurut fitrah masing-masing. 25 Maksud murid disini adalah peserta didik yang berada dalam masa pendidikan untuk mengembangkan potensi dirinya. Berdasarkan penjelasan arti kata diatas maka yang dimaksud dengan Studi Analisis Pemikiran al-zarnuji Tentang Pola Hubungan Guru-Murid Dalam Kitab Ta lim al-muta allim adalah suatu kajian dan penelitian terhadap hasil karya al- Zarnuji yang tertuang dalam kitab Ta lim al-muta allim yang mencakup pendekatan serta metode yang dipakai mengenai model ikatan atau pertalian antara guru dan murid dalam suatu proses pendidikan dan pembelajaran yang secara global termuat dalam Bab IV tentang Memuliakan Ilmu dan Ahli Ilmu. C. Alasan Pemilihan Judul Ada beberapa alasan yang mendorong penulis dalam memilih judul: Studi Analisis Pemikiran al-zarnuji Tentang Hubungan Guru Murid Dalam Kitab Ta lim al-muta allim. Adapun alasan-alasan tersebut antara lain : 1. Perubahan kondisi sosio cultural sangat berpengaruh sekali terhadap komunitas suatu bangsa, dan setiap tahap perkembangan umat manusia merupakan akibat langsung dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sehingga disadari atau tidak, perkembangan tersebut akan membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan secara umum. Salah satu contoh realitas sekarang ini, sikap hormat dan tawadhu seorang murid terhadap seorang guru 24 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Ed. II, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), Cet. Ke 9, hlm H.M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 144

11 11 semakin pudar, dan kurang mendapat perhatian yang mendalam oleh murid, sejalan dengan krisis moral yang semakin memprihatinkan, kewibawaan seorang pendidik semakin menurun dan guru tidak lagi dianggap sebagai sosok atau seorang figur yang dapat digugu dan ditiru, sehingga hal ini mengakibatkan kurang harmonisnya hubungan guru dan murid yang terikat dalam sebuah lingkunganm pendidikan baik didalam maupun diluar proses pembelajaran. 2. Sebagai komponen utama dalam pendidikan, guru dan murid dituntut untuk mengetahui tugas dan tanggung jawabnya masing-masing, sebab ada diantara guru dan murid yang kurang memahami tugas dan kewajibannya. Dengan mengetahui tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh masing-masing komponen, suatu proses pembelajaran yang mengarah pada tujuan pendidikan bagi peserta didik akan berjalan dengan baik, sehingga tercipta suatu kondisi lingkungan pendidikan yang harmonis, yakni terwujudnya suatu hubungan yang etis humanities antara guru dengan murid serta terwujudnya tujuan pendidikan secara optimal. Maka dari itu sebagai calon tenaga pendidik Islam, menjadi sangat penting untuk menggali teori-teori keilmuwan dari para pemikir pendidikan Islam, seperti tokoh klasik yang dianggap masih relevan untuk dijadikan bahan rujukan dalam rangka untuk menciptakan hubungan guru dan murid yang edukatif, yang mengedepankan nilai-nilai etis humanities. Berdasar inilah penulis mengambil penelitian tentang Pola hubungan guru dan murid dengan mengkaji kitab Ta lim al-muta allim yang dikenal sebagai karya dari Syeh al-zarnuji yang dibahas dalam bab IV, yang berisi tentang Memuliakan Ilmu dan Ahli ilmu. D. Rumusan Masalah Dari latar belakang masalah sebagaimana yang penulis paparkan diatas, maka muncul beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini, antara lain :

12 12 1. Bagaimana pemikiran al-zarnuji tentang pola hubungan guru murid dalam kitab Ta lim al- Muta allim? 2. Bagaimana hakekat pemikiran al-zarnuji tentang hubungan guru murid dan kontekstualisasinya terhadap kondisi pendidikan saat sekarang ini? E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Berdasar permasalahan-permasalahan diatas, maka penelitian ini bertujuan: 1. Untuk mengetahui pemikiran al-zarnuji tentang pola hubungan guru murid dalam kitab Ta lim al- Muta allim 2. Untuk mengetahui hakekat pemikiran al-zarnuji tentang hubungan guru murid dan kontekstualisasinya terhadap kondisi pendidikan saat sekarang ini Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain : 1. Supaya guru dan murid sebagai komponen pokok dalam pendidikan mengerti arti penting hubungan guru dan murid 2. Sebagai tuntunan bagi guru murid dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang optimal, baik di dalam maupun di luar proses belajar mengajar. F. Tinjauan Pustaka Sejauh pengetahuan penulis, dari beberapa literatur yang penulis baca terdapat beberapa buku, serta penelitian-penelitan yang telah membahas kitab Ta lim al- Muta allim dengan kajian yang berbeda-beda baik mengenai isi kitab tersebut maupun kajian terhadap seluk beluk penulisnya, diantaranya : a. Afandi Muhtar dalam bukunya The Method of Moslem Learning as Ilustration in al-zarnuji s Ta limul Muta allim Thoriqut Ta allum (Depag RI, 1997), dalam penelitian ini lebih ditekankan pada metode belajar yang meliputi dua kategori : salah satunya adalah etika pelajar yang meliputi niat,

13 13 ketekunan dan tawakkal serta hormat, sedang yang lain yaitu pemilihan subyek pelajaran, pemilihan guru dan proses belajar. Juga M Djudi dalam bukunya Konsep Belajar : Telaah atas kitab Ta limul Muta allim. Dalam buku ini penekanan M Djudi tidak jauh berbeda dengan Afandi Muhtar dari segi taktik dan segi belajar. 26 Ta limul Muta allim Thoriqut Ta allum yang ditulis oleh Dr. Imam Ghozali Said,M.A, yang berisi pembahasan mengenai biogafi Al- Zarnuji dan pembahasan mengenai isi pokok kitab Ta lim secara keseluruhan dari bab I sampai bab XIII. Disamping itu ada pula buku tentang Al-zarnuji yang berbahasa Arab dengan judul Al-Ta allum Inda Burhanul Islam al-zarnuji, yang ditulis oleh Dr. Ahmad Usman. Sedangkan dalam buku-buku lain yang berupa bab tersendiri bagian dari sebuah buku, terdapat beberapa kajian tentang pemikiran pendidikan al-zarnuji dari segi yang berbeda, diantaranya : Konsep Kependidikan Para Filosof Muslim oleh Drs. Busyairi Madjidi, yang mengangkat pokok-pokok pikiran al-zarnuji mengenai pendidikan dan pengajaran yang diklasifikasikan menurut faktor-faktor pendidikan antara lain, tujuan pendidikan, terdidik, pendidik, alat pendidikan dan lingkungan pendidikan. Islam Berbagai Perspektif; Didedikasikan Untuk 70 Tahun Prof. Dr.H.Munawir Sadzali, Affandi Muchtar menulis tentang Ta lim al- Muta allim Thoriqut Ta allum, menyajikan hasil kajian dari beberapa pemerhati pendidikan Islam tentang karya al-zarnuji, termasuk kalangan sarjana barat yang menekuni kajian keislaman, yang dikombinasikan dengan studi sarjana lain seperti Moh. Abdul Muid Khan, I.O. Oleyede dan M.A. Quraishi secara komprehenship 26 Awaluddin Pimay, Konsep Pendidik dalam Islam (Studi Komparasi atas Pandangan al- Ghozali dan al-zarnuji), Tesis PPS IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Pasca Sarjana IAIN Walisongo, 1999), hlm. 7, t.d.

14 14 Pemikiran para tokoh pendidikan Islam (seri kajian filsafat pendidikan Islam), yang ditulis oleh Dr.H. Abudin Nata, MA., Yang membahas tentang konsep pendidikan Burhanuaddin al- Zarnuji, yang berupa kesimpulan dari sebuah analisa yang diajukan oleh Abdul Muid Khan dalam bukunya The Muslim Theories Of Education During The Middel Ages b. Beberapa penelitian tentang pemikiran pendidikan al-zarnuji yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, antara lain : - Kosep Pendidik Dalam Islam (Studi Komparasi Atas Pandangan Al- Ghozali dan Al-Zarnuji) oleh Awaludin Pimay, berupa Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang - Reward and Punishment: Sebagai Metode Pendidikan Anak (Studi Pemikiran Ibnu Maskawaih, Al-Ghozali dan Al-Zarnuji): Tesis Program Pasca Sarjana IAIN Walisongo Semarang, 2001, yang ditulis oleh Maemonah, yang mana dalam hubungannya dengan metode reward and punishmemnt, dalam kitab ta lim menurutnya dapat dilihat melalui hubungan guru dan murid - Konsep Belajar Dalam Kitab Ta lim Al-Muta allim, Penelitian Individu (Puslit IAIN Walisongo Semarang, 2000) yang ditulis oleh Drs. Nurul Huda M.Ag. c. Buku buku lain yang berkaitan dengan guru dan murid, seperti : - Perspektif Islam tentang Pola Hubungan Guru Murid (Studi Pemikiran Tasawuf Al-Ghozali), karangan Dr. Abudin Nata, MA., yang membahas tentang pol;a hubungan guru murid yang bernuansa sufistik, dengan mengambil rujukan kepada saeorang sufi dan teolog besar al-ghazali, yang memaparkan bagaimana penerapan pendidikan Islam yang mampu membentuk sikap mental keagamaan dan akhlak yang mulya.

15 15 - Pendidikan Islam Menghadapi abad 21 karangan Hasan Langgulung - Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, karangan Syaiful Bahri Djamarah - Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Karangan Muhibbin Syah, M.Ed. Adapun skripsi yang akan penulis ajukan ini adalah sebagai lanjutan dan pengembangan dari penelitian yang telah ditulis oleh para peneliti sebelumnya, dengan mencoba menelaah dan mencari tahu tentang signifikansi dari kitab Ta lim, untuk mengungkap pemikiran pendidikan al-zarnuji lebih spesifik tentang pola hubungan guru dan murid untuk mendapatkan gambaran bagaimana hubungan guru murid yang tertuang dalam kitab Ta lim al-muta allim, yang ditulis pada Bab IV yakni Memuliakan Ilmu beserta Ahlinya, apakah ide-ide al-zarnuji tentang hubungan guru dan murid yang dikemukakan pada zaman dahulu (abad pertengahan) masih memiliki relevansi (tingkat kesesuaian) terhadap konteks dan pelaksanaan pendidikan dewasa ini, yang telah mengalami kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, di mana hal ini juga membawa perubahan orientasi pendidikan dalam masyarakat secara umum. G. Metode Penulisan Skripsi Dalam rangka memudahkan penulis dalam mengkaji penulisan skripsi ini, maka penulis menggunakan metode, sebagai berikut : 1. Metode Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode Library research, yaitu suatu telaah

16 16 pustaka, atau penelitian kepustakaan murni. 27 Metode kepustaan ini digunakan untuk mengkaji pemikiran Al-Zarnuji tentang pola hubungan guru dan murid dalam kitab Ta lim-al Muta allim, sebagai sumber primer dan buku-buku ilmiah atau penelitian-penelitian yang dahulu yang berkaitan dengan penelitian ini serta kitab-kitab lain untuk penunjang sebagai sumber skunder. 2. Metode Analisis Data Setelah data-data terkumpul maka untuk mengolah dan menganalisis penulis menggunakan metode sebagai berikut : a. Metode deduktif Diawali dengan penentuan konsep yang abstrak berupa teori yang masih umum sifatnya, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan buktibukti atau kenyataan khusus untuk pengujian, berdasarkan hasil pengujian tersebut kemudian diambil suatu kesimpulan 28 b. Metode induktif Berangkat dari pengamatan terhadap pernyataan khusus diabstraksikan ke dalam bentuk kesimpulan yang umum sifatnya. 29 c. Metode analisis Cara penanganan terhadap suatu obyek ilmiah tertentu dengan jalan memilah antar pengertian yang yang satu dengan yang lain untuk sekedar memperoleh kejelasan mengenai halnya Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid I, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM,1993), hlm Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 1996), hlm Ibid 30 Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, (Jakarta: Rajawali Grafindo Persada, 1997), hlm. 59

17 17 Dalam analisis ini yang dimaksud adalah analisis Deskriptif dan analisis holistika. Analisis deskriptif Merupakan metode penelitian dalam rangka untuk menguraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu obyek yang diteliti. 31 Metode ini penulis gunakan untuk mendiskripsikan yaitu memaparkan apa adanya, menggambarkan, menguraikan dan menjelaskan hubungan guru murid yang tertuang dalam kitab Ta lim al-muta allim Analisis holistika Konsep yang bersangkutan dilihat dalam keseluruhan konteks pemikiran setiap filsuf (tokoh) atau periode dengan melihat secara luas menurut konteks saat itu. 32 Dalam hal ini penulis berusaha untuk memahami keseluruhan visi dan konsep-konsep al-zarnuji tentang pola hubungan gurumurid dalam kitab Ta lim al-muta allim dengan melihat dan meninjau secara luas menurut konteks zaman saat itu serta seluruh kenyataan yang melingkupinya sehingga diketahui dan didapatkan hakekat dari pemikiran Al-Zarnuji tentang pola hubungan guru-murid tersebut. H. Sistematika Penulisan skripsi Untuk mendapatkan gambaran yang jelas serta mempermudah pembahasan, secara keseluruhan isi skripsi ini terdiri dari lima bab dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Bab pertama, Merupakan gambaran umum tentang penulisan skripsi berisi Pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang Masalah, Penegasan Istilah, 31 Ibid., hlm Ibid.., hlm. 115

18 18 Alasan Pemilihan Judul, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Metode Penulisan Skripsi, Sistematika Penulisan Skripsi. Bab kedua, Pada Bagian ini akan di paparkan Tinjauan Umum tentang Guru Murid yang terdiri dari, Pengertian Guru Dan Murid, Tugas dan Tanggung Jawab Guru, Hak dan Kewajiban Murid. Bab ketiga, Merupakan pembahasan Pemikiran Al-Zarnuji tentang Pola Hubungan Guru Murid dalam Kitab Ta lim Al-Muta allim, yang terdiri dari, Biografi Al-Zarnuji, Latar Belakang Sosial dan Politik, Latar Belakang Pendidikan Intelektual, Pemikiran Pendidikan al-zarnuji, Hubungan Guru Murid Menurut Al-Zarnuji dalam Kitab Ta lim Al-Muta allim Bab keempat, berisi tentang Analisis Pemikiran Al-Zarnuji tentang Pola Hubungan Guru-Murid, yang terdiri dari, Fungsi guru menurut al-zarnuji, Status Murid Menurut al-zarnuji, Kontekstualisasi Hubungan Guru Murid menurut al- Zarnuji. Bab kelima, terdiri dari Kesimpulan, Saran dan Penutup.

19 19 A. PENUTUP Demikian gambaran isi keseluruhan skripsi ini secara garis besar. Mudahmudahan uraian di dalamnya akan dapat memberikan pemahaman bagi para pembaca serta dapat mengikuti alur pemikiran peneliti, sehingga tidakakan ditemui kejanggalan-kejanggalan dalam menangkap maksud dari uaraian yang disampaikan dari peneliti. Dan semoga Allah Swt, senantiasa memberikan hidayah dan pertolongan-nya dalam menyelesaikan tugas skripsi ini. Amien. Semarang, Juli 2003 Peneliti Sri Khomsatun Khoiriyah NIM Mengetahui Pembimbing I Pembimbing II Drs. Ikrom, M.Ag Amin Farikh, M.Ag NIP NIP

20 20 DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman Mas ud, Menggagas Format Pendidikan Nondikotomik, Gama Media, Yogyakarta, 2002 Ahmad Tafsir, Dr, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 1994 Anton Bakker dan Dr.Drs. A. Charris Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 1992 Arifin H.M,.M.Pd, Ilmu Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, , Kapita Selekta Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 2000 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, CV. Toha Putra, Semarang, 1989 Depdikbud, Anton M Moelyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, Cet. Ke 3, 1990 Ibnu Hadjar, Drs., M.Ed, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Pendidikan, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1996 Ibrahim bin Isma il, (Syarah) Ta lim al-muta allim, CV. Karya Insan, Indonesia, tt. Imam Ghozali Said M.A, Ta limul Muta aliim Thoriikut Ta allum, Diyantama, Surabaya, 1997 Moh. Ali, Reorientasi Makna Pendidikan : Urgensi Pendidikan Terpadu,, dalam Marzuki Wahid, Suwendi, Syaefudin Zuhri (Editor), Pesantren Masa Depan, Pustaka Hidayah, Bandung, 1999

21 21 Moh. Uzer Usman, Drs., Menjadi Guru Profesional, PT. Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001 Muhtar Bukhori, Ilmu Pendidikan dan Praktek Pendidikan dalam Renungan, PT. Tiara Wacana Yogya (Anggota IKAPI), Yogyakarta, 1994 Nurul Huda, Konsep Belajar Dalam Kitab Ta lim Al-muta allim, Pusat Penelitian IAIN Walisongo, Semarang, 2000 Poerwodaarminto, WJS., Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1982 Qurish Shihab, Dr. M., Membumikan Al-Qur an, Mizan, Bandung, 2000 Sardiman AM., Interaksi dan Motifasi Belajar Mengaja,.Rajawali Pers, Jakarta, 1988 Sastra Praja, M, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Usaha Nasional, Surabaya, 1981 Sudarto, Drs., Metode Penelitian Filsafat, Rajawali Grafindo Persada, Jakarta,1996

22 22

DAFTAR PUSTAKA. Al Ashri, Ilyas, Kamus Arab Inggris,Beirut : Darul Jail, 1979.

DAFTAR PUSTAKA. Al Ashri, Ilyas, Kamus Arab Inggris,Beirut : Darul Jail, 1979. DAFTAR PUSTAKA Affandi, Muchtar, Reward And Punishment Sebagai Metode Pendidikan Anak Menurut Ulama Klasik (Study Pemikiran ibnu Maskawaih al-ghazali dan al- Zarnuji Semarang: Tesis program Pasca sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utamanya. 1 Guru sebagai pengajar atau

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Penelitian yang dilakukan oleh Syarif Hidayatullah (STAIN Jember, BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Terdahulu Dalam melaksanakan penelitian, peneliti tidak mengesampingkan hasil dari penelitian yang lebih dahulu dilakukan oleh peneliti lain. Hal ini dilakukan dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dilahirkan di muka bumi ini selain menjadi makhluk individu juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai makhluk sosial harus

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. 1 Adapun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid. Baik secara individual maupun klasikal, baik disekolah maupun diluar sekolah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam arti ta lim menunjukkan proses pemberian informasi kepada obyek didik yaitu makhluk yang berakal. Namun, proses ta lim ini juga menjadi indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia pada konsep al-nas lebih ditekankan pada statusnya sebagai makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial manusia dilihat sebagai makhluk yang memiliki dorongan

Lebih terperinci

MODEL PENELITIAN AGAMA

MODEL PENELITIAN AGAMA MODEL PENELITIAN AGAMA Diajukan Sebagai Tugas Makalah Dalam Mata Kuliah Metodologi Studi ISlam DOSEN PEMBIMBING Fitri Oviyanti, M.Ag DISUSUN OLEH Lismania Nina Lingga Sari FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas SDM sangat penting, karena kemakmuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, Jakarta, 2003, hlm Hamzah B Uno, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses belajar Megajar yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tentang sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan terencana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis.

BAB I PENDAHULUAN. rangka mewujudkan dinamika peradaban yang dinamis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sesuatu yang urgen bagi kehidupan manusia. Maju tidaknya peradaban manusia, tidak terlepas dari eksistensi pendidikan. Untuk itu manusia berpacu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan uraian dan hasil penelitian pada bab sebelumnya, dapat penulis simpulkan sebagai berikut: 1. Penerapan metode Problem Based Learning pada pembelajaran Fiqh berpengaruh

Lebih terperinci

KONSEP MENUNTUT ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV

KONSEP MENUNTUT ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV KONSEP MENUNTUT ILMU DALAM SERAT WULANGREH PUPUH DHANDHANGGULA KARYA KANJENG SUSUHUNAN PAKUBUWANA IV (Dalam Perspektif Pendidikan Islam) SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN... HALAMAN NOTA PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO... HALAMAN PERSEMBAHAN... KATA PENGANTAR... ABSTRAK... DAFTAR ISI... i ii iii iv

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Sebaliknya peserta didik juga dituntut keaktifannya dalam kegiatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan yang berintikan interaksi antara peserta didik dengan pendidik serta berbagai sumber pendidikan 1. Selan itu, pendidikan dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data dan memperjelas arah serta mempermudah pencapaian tujuan penelitian yang dibutuhkan dalam penulisan proposal skripsi yang berjudul Etika Peserta Didik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII,

BAB I PENDAHULUAN. 1996, hlm Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara, Jakarta, Cet. XII, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dari makna lazimnya, pendidikan adalah suatu proses transfer of knowledge dari seorang guru kepada murid, namun ketika dicermati dari subtansi pendidikan itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat BAB I PENDAHULUAN A. KONTEKS PENELITIAN Pendidikan yang diberikan kepada anak sebagaimana yang dikonsepkan melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat sebuah metode yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an yang mengandung seluruh ilmu pengetahuan adalah salah satu karunia Allah yang sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia. 1 Macam karunia ini tidak mungkin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan berkembang

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. al-madrasati wa al-mujtama (Beirut : Dar al Fikr, 2013) Abin Syamsudin, Pendekatan Pendidikan (Bandung: IKIP, 2010), h. 13.

DAFTAR PUSTAKA. al-madrasati wa al-mujtama (Beirut : Dar al Fikr, 2013) Abin Syamsudin, Pendekatan Pendidikan (Bandung: IKIP, 2010), h. 13. DAFTAR PUSTAKA A Djazuli, Ilmu Fiqh Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam (Jakarta : Kencana, 2014) Abdurrahman Al-Nahlawi, Ushul al-tarbiyah al-islamiyah fi al-baiti wa al-madrasati wa al-mujtama

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menekankan analisisnya pada proses penyimpulan komparasi serta pada analisis terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4

BAB I PENDAHULUAN. Ibid, hal Moh Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hal. 4 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar sistematis, dilakukan orang-orang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Untuk itu, masalah pendidikan sejak dahulu hingga sekarang mendapat perhatian sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Al-qur an Hadis adalah mata pelajaran yang memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan Hadis Nabi sebagai sumber ajaran Islam dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya kesenjangan antara kemampuan guru dalam mengajar dengan prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Secara ideal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah seluruh aktivitas atau upaya secara sadar yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik terhadap semua aspek perkembangan kepribadian baik jasmani maupun rohani,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Islam amat menghargai ilmu pengetahuan. 1

BAB II KAJIAN TEORI. Islam amat menghargai ilmu pengetahuan. 1 BAB II KAJIAN TEORI Salah satu hal yang menarik dalam ajaran Islam adalah penghargaan Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu tingginya penghargaan itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenisdan Pendekatan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian library research atau penelitian kepustakaan yaitu kegiatan penelitian yang dilakukan dengan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Manusia adalah makhluk yang diciptakan Tuhan paling sempurna dari pada mahkluk-makhluk lainnya di muka bumi ini. Manusia memiliki akal dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kegiatan esensial dalam kehidupan manusia, karena pendidikan, manusia dapat di bedakan dengan makhluk lain yang menempati alam ini. Kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Guru merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam pendidikan. Untuk itu setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Pembelajaran merupakan upaya sengaja dan bertujuan yang berfokus kepada kepentingan, karakteristik, dan kondisi orang lain agar peserta didik dapat belajar dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah suatu proses pendewasaan peserta didik melalui suatu interaksi, proses dua arah antara pendidik dan peserta didik yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula

BAB I PENDAHULUAN. arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). 1 Istilah pendidikan ini semula 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam bahasa Indonesia, istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan pe dan akhiran an, mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya).

Lebih terperinci

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), hlm Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, (Jakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peran dan fungsi ganda, pertama peran dan fungsinya sebagai instrumen penyiapan generasi bangsa yang berkualitas, kedua, peran serta fungsi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam mengatur segala aspek kehidupan manusia dari hal yang terkecil sampai hal yang terbesar. Dari keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era informasi dan komunikasi yang kian maju telah mempengaruhi kehidupan manusia di segala bidang tidak terkecuali

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000).

DAFTAR PUSTAKA. Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal, Filsafat Manusia, Memahami Manusia Melalui Filsafat, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2000). Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam Paradigma Humanisme teosentris, (Yogyakarta;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir. manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan zaman yang semakin maju serta pola pikir manusia yang semakin berkembang banyak membawa dampak pada perkembangan sains dan teknologi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hayat. Selain itu, pendidikan sangat mempengaruhi manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii

BAB I PENDAHULUAN. Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung, Alfabeta, 2012, hal iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sudah lebih dari 60 tahun merdeka, tetapi belum memiliki kualitas sumber daya manusia yang memadai. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam mempunyai pedoman ajaran yag sempurna dan rahmat bagi seluruh alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al- Qur an merupakan kitab

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Aqib, Zainal Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : CV. YRAMA WIDYA

DAFTAR PUSTAKA. Aqib, Zainal Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak Bangsa. Bandung : CV. YRAMA WIDYA DAFTAR PUSTAKA Al Zarnuji, Burhan al-islam. Ta lim al Muta allim (dalam Syarh Syaikh Ibrahim Bin Isma il), Semarang: PT. Toha putra, t.th.. tafhimul al Muta allim : Ta lim al Muta allim, terj. Hamam Nashiruddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kitab Tuhfatul Athfal merupakan salah satu kitab yang berisi tentang tajwid Qur an, 1 yang digunakan sebagai sarana pembelajaran bagi santri yang sedang mengkaji al-qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses untuk memanusiakan manusia. Artinya pendidikan pada dasarnya adalah sebagai upaya mengembangkan kemampuan/potensi individu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah Muhammad bin Abdullah melalui Malaikat Jibril as dengan lafal-lafal yang berbahasa Arab dan maknanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Implementasi ajaran agama dalam bentuk hubungan sosial kemasyarakatan dan segala kegiatan yang berujung pada maslahat hidup pada hakekatnya merupakan gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj.

BAB I PENDAHULUAN. Hayyie Al-Kattani, Gema Insani Press, Jakarta, cet III, 2001, h Yusuf Qardhawi, Berinteraksi dengan Al-Qur an, Terj. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci terakhir yang di wahyukan Allah kepada nabi Muhammad SAW guna untuk dijadikan sebagai pedoman hidup (way of life) bagi umat manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. (bacalah) yang tertera dalam surat al- Alaq ayat 1-5. manusia dari segumpal darah melalui proses yang telah ditetapkan oleh Allah BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Sejak manusia lahir ke dunia, telah dibekali Allah SWT dengan adanya rasa ingin tahu. Adapun wujud dari keingintahuan ini adalah adanya akal. Dengan akal, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka

BAB I PENDAHULUAN. yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh manusia tersebut maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Di samping manusia mempunyai potensi untuk tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam penulisan skripsi ini digunakan beberapa macam metode untuk mengumpulkan informasi maupun data berkaitan erat dengan masalah peringatan maulid Nabi Muhammad Saw, kemudian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang tela disusun tercapai secara optimal. 1 Adapun secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha manusia (pendidik) untuk dengan penuh tanggung jawab membimbing anak-anak didik ke kedewasaan. 1 Seperti halnya dalam pendidikan agama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai perbandingan konsep pendidikan Islam menurut Muhammad Abduh dan Muhammad Quthb serta implikasinya terhadap pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan, BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Berbicara mengenai pendidikan secara umum kita harus merekonstruksi kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan adalah usaha sadar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pertama ini, penulis akan memaparkan hal-hal yang berkaitan dengan pendahuluan penulisan skripsi ini yaitu : a) Konteks Penelitian, b) Fokus Penelitian, c) Tujuan Penelitian,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 DAFTAR PUSTAKA Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990 Agus, Bustanuddin, Buku pedoman Kuliah Mahasiswa untuk Mata Ajaran pendidikan Agama Islam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu berubah lantaran mengikuti perkembangan zaman, teknologi, dan budaya masyarakat, karena dari masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57.

BAB I PENDAHULUAN. Ulil Amri Syafri, Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur an, PT. Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2012, hlm. 57. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an telah melakukan proses penting dalam pendidikan manusia sejak diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Ayat-ayat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kebudayaan melalui pendidikan. Maka dari itu dalam sejarah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari hidup dan kehidupan manusia. Sejak manusia menghendaki kemajuan dalam kehidupan, maka sejak itu timbul gagasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi :

BAB I PENDAHULUAN. kepada Allah SWT. Oleh karena ia memiliki keragaman kebutuhan yang. menghiasi dirinya yaitu pokok ajaran Islam yang meliputi : 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai instituasi sosial mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengembangkan kebudayaan dan memajukan masyarakat dan bangsa. Dalam satu sisi dapatlah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Satu hal lain yang dalam dunia keilmuan segera dilekatkan pada masalah sistem adalah metode. Dalam arti kata yang sesungguhnya, maka metode (Yunani: methodos) adalah cara atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN Untuk memperoleh data dan memperjelas arah serta mempermudah pencapaian tujuan yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi yang berjudul Nilai-Nilai Etika dalam Pendidikan Akhlak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci umat Islam yang berisi kalam Allah yang digunakan sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan umat Islam. Adapun definisi Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dirasakan rahmat dan berkah dari kehadiran al-qur an itu. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab terakhir yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. melalui malaikat Jibril untuk menjadi petunjuk bagi seluruh umat manusia. Al-Qur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi yang semakin hari semakin pesat perkembangannya sehingga menuntut perubahan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, 2005, hlm. 49. hlm , hlm , hlm. 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan di Indonesia sekarang ini jauh berbeda dengan tujuan pendidikan pada zaman penjajahan. Tujuan pendidikan pada negara mau tidak mau ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah bagian dari proses kehidupan bernegara, yang mana visi dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah yang dihadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk pribadi manusia menuju yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah atau sekolah merupakan sebagai salah satu wahana transformasi sosial budaya dalam lingkungan masyarakat yang eksistensinya tak dapat dipungkiri lagi

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung

DAFTAR PUSTAKA. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung DAFTAR PUSTAKA Ny. Y. Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Membimbing, (Penerbit PT.BPK Gunung Mulia, Jakarta 987) Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, (CV Rajawali, Jakarta, 989) Sardiaman A.M,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Simpulan

BAB V PENUTUP A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Peningkatan prestasi belajar Akidah Akhlak materi akhlak terpuji merupakan tingkat kemampuan siswa yang dimiliki setelah pembelajaran Akidah Akhlak. Sehingga dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung

BAB I PENDAHULUAN. manusia itulah menjadi sasaran hidup manusia yang pencapaiannya sangat tergantung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama yang universal memberikan pedoman hidup bagi manusia menuju kebahagian baik di dunia maupun akhirat. Kebahagian hidup manusia itulah menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata

BAB II LANDASAN TEORI. dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata 22 BAB II LANDASAN TEORI A. Upaya Guru PAI 1. Pengertian Upaya Guru PAI Guru sebagai pendidik dalam konteks pendidikan Islam disebut dengan murabbi, mu alim dan muaddib. Kata murabi berasal dari kata rabba-yurabbi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk paling mulia yang diciptakan oleh Allah SWT, yang berbeda dengan dari makhluk lain. Perbedaan tersebut karena manusia diciptakan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Mata pelajaran al-qur an Hadits di Madrasah Aliyah adalah salah satu mata pelajaran pendidikan Agama Islam yang merupakan peningkatan dari al- Qur an Hadits yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7

BAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat di artikan sebagai usaha membina kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal ini sesuai peranan pendidikan

Lebih terperinci

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi

Bab I. Pendahuluan. semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi 1 Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dewasa ini merupakan kebutuhan pokok bagi semua manusia, sebuah kebutuhan pokok yang wajib dipenuhi bagi seseorang. Dalam era globalisasi ini, ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar pada dasarnya merupakan proses usaha aktif seseorang untuk memperoleh sesuatu sehingga terbentuk perilaku baru menuju arah yang lebih baik. Kenyataannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur an merupakan sumber hukum yang utama bagi umat Islam. Semua hukum yang berlaku dalam Islam tidak boleh bertentangan dengan al-qur an. Di samping al-qur an sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang beradab dan berakhlak mulia akan terbentuk yang akhirnya akan memunculkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru

BAB I PENDAHULUAN. Algensindo, 2005, hlm Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung, Sinar Baru BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lain-nya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang cukup pesat. Dengan adanya kemajuan dan perkembangan dalam bidang pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fenomena menarik dalam kehidupan masyarakat saat ini adalah maraknya budaya global yang patut diwaspadai. Fenomena tersebut merupakan akibat dari adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin dipandang sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul Pendidikan adalah suatu hal yang sangat mendasar bagi suatu bangsa karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005. DAFTAR PUSTAKA Achmadi, Islam Paradigma Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Aditya Media, 2005. Ahmadi, Abu dan Widodo Supriyono, Psikologi belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004, Cet.2. Al- Ghazali, Imam, Al-Halal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ini. Pendidikan sama sekali tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan umat manusia, baik dalam keluarga,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau pondok pesantren pada prinsipnya dalam rangka menanamkan dasar-dasar keimanan dan ketaqwaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian yang penulis gunakan dalam penulisan penilitian ini termasuk penelitian kepustakaan (library research).1

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991). 99 DAFTAR PUSTAKA Arifin, Filsafat Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara 1991).., Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.Golden Trayon Press, Cet 5, 1994). Ahmad, Tafsir Ilmu

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Munsyi, dkk., Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk Calon Guru), Surabaya: Al-ikhlas, 1991.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Munsyi, dkk., Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk Calon Guru), Surabaya: Al-ikhlas, 1991. DAFTAR PUSTAKA Abdul Kadir Munsyi, dkk., Pedoman Mengajar (Bimbingan Praktis untuk Calon Guru), Surabaya: Al-ikhlas, 1991. Conny Setiawan dan AS Munandar, Memupuk Bakatdan Kreaktivitas Siswa Sekolah Umum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Jika dilihat dari salah satu fungsi diturunkannya Al-Qur'an adalah untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap terjaga. Sejalan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengisi dunia ini dengan berbagai macam ciptaannya, sehingga tampaklah keindahan yang tercipta di hamparan bumi ini. Namun Allah SWT menciptakan berbagai macam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140.

BAB I PENDAHULUAN Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Jakarta : Logos. Wacana Ilmu, 2009), hlm. 140. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Proses pembelajaran Akidah Akhlak merupakan pembelajaran yang lebih menekankan penguasaan teori dan praktik, karena mata pelajaran Akidah Akhlak berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghafal Al-Qur an merupakan suatu keutamaan yang besar dan posisi itu selalu didambakan oleh semua orang yang benar dan orang yang bercita-cita tulus, serta berharap

Lebih terperinci