SISTEM PENGENDALI JARAK JAUH PADA ALAT PENGATUR INTENSITAS CAHAYA LAMPU PIJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SISTEM PENGENDALI JARAK JAUH PADA ALAT PENGATUR INTENSITAS CAHAYA LAMPU PIJAR"

Transkripsi

1 SSTEM PENGENDAL JARAK JAUH PADA ALAT PENGATUR NTENSTAS CAHAYA LAMPU PJAR Ahmad Solihuddin Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Tlogomas no 6 Malang Ringkasan Pada penelitian kali ini membuat alat yang dirancang secara khusus dan merupakan paduan dari beberapa rangkaian elektronika yang terdiri dari rangkaian Catu daya, rangkaian pemancar nframerah, rangkaian penerima inframerah, rangkaian digital, rangkaian driver relay dan rangkaian dimmer.dalam pembuatan alat pengendali secara otomatis dilakukan pengaturan intensitas cahaya pada lampu pijar dengan mengendalikan arus yang akan dikendalikan dengan memberikan nilai tahanan tertentu. Pengaturan intensitas cahaya pada lampu pijar ini menggunakan sistem digital dengan kendali jarak jauh (remote control). Bila pada rangkaian dimmer pengaturan dilakukan secara manual dengan merubah nilai tahanan pada potensiometer. Pada perancangan ini tahanan yang diberikan sudah ditentukan dari 0KΩ sampai 56KΩ, tiap perubahan tahanan akan merubah terang redup intensitas cahaya pada lampu pijar. Hasil dari kerja alat pengatur intensitas cahaya ini memberikan 0 tahapan nilai tahanan yang mengatur terang redup cahaya lampu pijar dengan cacahan naik, hasil cacahan dapat dilihat pada tampilan tujuh ruas (seven segmen) penunjukkan nilai awal mulai dari angka 0 (nol) sampai 9 (sembilan). Jika dicacah terus maka akan kembali kekondisi awal 0 (nol). Kata kunci: pengendali jara jauh, lampu pijar, intenstas.. PENDAHULUAN Teknologi lampu dalam memberikan pencahayaan saat ini telah banyak membantu aktifitas masyarakat dalam melakukan pekerjaannya sehari hari.. Lampu lampu yang sering digunakan saat ini adalah lampu neon dan lampu pijar. Pada lampu neon daya yang dikeluarkan kecil tetapi memberikan intensitas yang besar. Sedangkan lampu pijar cahaya yang dihasilkan sesuai dengan daya yang dikeluarkan lampu.. Pembuatan alat ini adalah pengembangan dari rangkaian lampu dimmer yang dapat merubah intensitas cahaya lampu pijar yang dioperasikan secara manual. Pada tugas akhir ini penulis akan merancang alat pengatur intensitas cahaya yang dapat dikendalikan dari jarak jauh. Alat yang dimaksud adalah Sistem Pengendali Jarak Jauh Pada Alat Pengatur ntensitas Cahaya Lampu Pijar.. Adapun keunggulan dari penggunaan remote kontrol ini adalah pengoperasiannya bisa dilakukan dari jarak jauh dan penggunaannya lebih praktis. Kekurangan dari penggunaan remote kontrol ini perubahan nilai resistansi yang di berikan menggunakan sistem diskrit atau bertahap dan biaya yang mahal. Sedangkan pada rangkaian lampu dimmer keunggulannya selain biaya yang murah lampu dimmer ini memberikan perubahan nilai resistansi diatur dengan sistem kontinyu.

2 Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah :Merancang dan membuat alat kendali intensitas cahaya serta mengatur atau merubah besar kecilnya intensitas cahaya untuk lampu pijar dengan kendali jarak jauh (remote control).. METODE Dalam perancangan dan realisasi alat pengatur intensitas cahaya ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengatur intensitas cahaya pada lampu pijar secara bertahap sesuai dengan tahanan yang diberikan. Perancangan alat pengatur intensitas cahaya ini di realisasikan sesuai dengan komponen yang mudah didapat. Diagram blok alat pengatur intensitas cahaya pada lampu pijar dapat dilihat pada Gambar.. Catu daya 0 V Battery DC AC Pemancar Penerima Pencacah Driver Dimmer nfra Merah nfra Merah Digital Relay BCD Lampu Seven Segmen Gambar. Diagram Blok Rangkaian Pengatur ntensitas Cahaya pada Lampu Pijar Pijar..Rangkaian Catu Daya 0 VCC V D D LM9 LM905 VCC 5V D D C C C Gambar.. Rancangan Rangkaian Catu Daya GND Dalam rangkaian catu daya DC transformator yang digunakan adalah transformator penurun tegangan (Step down Transformator) dengan masukan primer 0 Volt dan keluaran skunder Volt. Terminal 0 Volt dan 0 Volt pada sisi primer dihubungkan dengan jala jala PLN. Sedangkan terminal 0 Volt, 5 Volt dan Volt pada sisi skunder dihubungkan kerangkaian penyearah jembatan. Jenis rangkaian penyearah yang digunakan terbangun dari dioda tipe N 00. Dioda ini mempunyai kemampuan arus A dan arus puncak 0 A, sedangkan kemampuan bertahan pada tegangan 50 Volt. 8

3 Untuk menghitung besar arus yang melalui dioda maka tegangan maksimum dari sisi skunder transformator sebagai tegangan masukan pada rangkaian jembatan dapat dihitung dengan persamaan (.5) sebagai berikut : Vp 6, 9Volt 0,0 V dc 0,66x6,9 0, 9Volt Oleh karena arus maksimal yang dapat dialirkan C regulator LM 8 sebesar 0,5 A sehingga: dioda 0,5x500mA 50mA Umumya catu daya DC mempunyai penapis masukan kapasitor yang dirancang dengan riak 0% atau kurang. Jika tegangan riple yang dikehendaki sebesar 0% dari tegangan puncak, maka V rip 0% x6,9, 69Volt dc Vrip f. C dc C f. V rip 500mA,96x0 x50x,69 6 C 96x0 Farad Karena nilai kapasitor tidak ada yang bernilai 96 µf maka dalam perancangan akan digunakan kapasitor yang nilainya mendekati yakni 00µF/5V.Tegangan DC setelah melewati penapis kapasitor hampir mendekati rata, akan tetapi tegangan ini akan terpengaruh dari naik turunnya jala-jala PLN ataupun perubahan beban. Untuk lebih memantapkan lagi tegangan keluaran catu daya DC ini maka digunakan rangkaian integrasi berupa C regulator positif LM 8 dan LM 805. Kapasitor C dan C pada Gambar. berfungsi sebagai pengurang riple dari jala-jala listrik bolak-balik. Sedangkan C berfungsi untuk memperbaiki tanggapan transien pada tegangan keluaran pada saat beban bertambah. Komponen yang digunakan adalah. C, C = 00 µf/5v C = 00 nf D.. D = N 00 C, C = LM8, LM805.. Rangkaian Pemancar nfra Merah Rangkaian pemancar sinar infra merah ini berfungsi untuk memancarkan sinar infra merah dalam daerah frekuensi (8-0 khz). Pada Gambar. interval frekuensi ini diatur dengan sebuah tahanan variable (VR). 9

4 R R R VR R C C Gambar.. Rangkaian Pemancar Sinar nfra Merah dengan Menggunakan C NE 555 dalam Operasi Stabil berdasarkan persamaan (.6), sehingga didapatkan jumlah total tahanan pengatur lebar frekuensi ini adalah :, R R f. C Untuk menentukan nilai tahanan R dan VR digunakan perhitungan melalui persamaan, 9 diasumsikan C= nf = 0 F, sedangkan jumlah total tahanan +5V maksimum, MΩ. Dengan memilih R = kω, maka nilai dari tahanan pengatur ini.,, VR 0 8., 9 R f C x Karena nilai tahanan tidak ada yang bernilai 8., = 8KΩ, maka digunakan VR 0 KΩ.C NE 555 mempunyai tegangan keluar minimum,5 Volt dan maksimum 5Volt saat tinggi untuk catu daya 5Volt, dan 0Volt saat rendah. Doida pemancar sinar infra merah mempunyai jatuh tegangan, Volt saat menghantar dengan arus 50 ma. Unuk mengamankan C NE555 dari arus sumber (source) terus menerus sebesar 50mA = 50 x 0 A ini, maka dipasang sebuah transistor pada terminal keluaran C ini seperti ditunjukkan pada Gambar. dibawah ini: Vcc R VBB =,5V R Gambar.. Rangkaian Transistor Switching. Arus yang dibutuhkan Led R Gambar. adalah arus yang melalui R dan arus kolektor. Transistor yang dipasang adalah BD 9 dengan arus Kolektor maksimum,5a dengan βdc = 0

5 0. Jadi untuk mendapatkan nilai tahanan R dan R dapat menggunakan persamaan (. dan.) berikut : VCC VLED 5, R 5 c 50x0 Nilai terdekat untuk R adalah 56 Ω Cmaks 50mA B 0, 6mA dc 0 Dari nilai nilai diatas maka harga R didapat : VBB VBE,5 0, R 569, 5,69k B 0,6 Nilai terdekat untuk R adalah 5,6 kω.. Rangkaian Penerima Sinar nfra Merah dan Rangkaian Pewaktu Multivibrator Monostabil Rangkaian penerima infra merah menggunakan modul phototransistor yang dihubungkan dengan sumber tegangan, keluaran dari modul phototransistor tranceiver duhubungkan ke input rangkaian pewaktu monostabil. Rangkaian pewaktu pada perancangan ini dibangun dari C 555 dengan operasi monostabil yang artinya piranti ini akan stabil pada satu kondisi (tinggi atau rendah) dalam beberapa saat saja.bila rangkaian penerima nfra merah aktif maka akan memberikan sinyal masukan pada rangkaian monostabil untuk memicu C 555. Dengan terpicunya C555 pada pin maka rangkaian pewaktu aktif, untuk selanjutnya akan memicu rangkaian pencacah.kapasitor harus diisi melalui resistor, semakin besar tetapan waktu T=RC maka makin lama tegangan kapasitor untuk mencapai +/ Vcc, dengan kata lain tetapan waktu RC mengendalikan lebar pulsa keluaran, lamanya pulsa keluaran ini diberikan dalam persamaan: T = R.C x 0 6 s Jadi pada rangkaian ini dapat digunakan tahanan sebesar MΩ dan Capasitor sebesar µf. +Vcc Vcc R Module RXO GND nput K Output nf M uf Gambar.5. Rangkaian Penerima nframerah dan Rangkaian Pewaktu Monostabil. Rangkaian Pencacah

6 Pada rangkaian pencacah ini digunakan C 9 yang merupakan C Up-Down Caunter. C ini memiliki masukan Up-Down yang terpisah, pada pin untuk menghitung turun dan pada pin 5 untuk menghitung naik. C 9 ini akan menghitung naik apa bila masukan pada pin 5 mendapatkan sinyal masukan rendah (low) sedangkan masukan pin mendapat masukan sinyal tinggi (high). Demikian juga sabaliknya bila menghitung turun, maka masukan pin mendapat sinyal rendah (low) dan masukan naik mendapat sinyal tinggi (high). C ini tidak bekerja jika pada kedua pin dan 5 mendapat masukan tinggi atau rendah.keluaran pada C 9 ini dihubungkan pada C, C ini adalah C yang akan mengubah hasil cacahan dari bentuk biner ke bentuk desimal, yang akan ditampilkan pada Tampilan Tujuh Ruas (Seven Segmen). Dari tampilan tujuh ruas yang dihubungkan dengan keluaran C melalui tahanan 0Ω berfungsi sebagai pembatas arus pada tampilan tujuh ruas maka akan dapat diketahui nilai/angka penunjukan desimalnya. +5V +5V nput Down Counter nput Up Counter V Gambar.6. Rangkaian Pencacah dan Tampilan Tujuh Ruas... Rangkaian Pencacah Ke Dekoder dan nverter

7 +5V 00 +5V V +5V V V Gambar.. Rangkaian Pencacah 9, BCD, Tampilan ruas Decoder dan nverter 0 Seperti yang telah dijelaskan cara kerja C 9 sebelumnya, keluaran dari C 9 tidak hanya di hubungkan ke C, keluaran C 9 juga dihubungkan ke C dekoder. C ini berfungsi sebagai pengubah kode biner ke desimal. C ini memiliki masukan (nput) dalam bentuk Biner dan 0 keluaran (Output) dalam bentuk desimal. Keluaran dari C ini pada kondisi rendah (low). Jadi untuk mendapat kaluaran berupa sinyal tinggi (high), maka pada keluaran C dihubungkan C 0 sebagai inverter..5. Rangkaian Driver Relay Vcc Vcc n nput NC GND NO Gambar.8. Rangkaian Driver Relay Rangkaian Driver Relay berfungsi untuk mengendalikan relay mekanik dalam posisi On- Off, yang sesuai dengan perubahan yang diterima rangkaian pencacah, rangkaian menggunakan sebuah transistor BC 5A dan relay DC V/ 5 pole dan dioda yang digunakan N 00/ N00. Tahanan dalam relay jenis ini sebesar 00Ω. Sedangkan transistor switching BC 5A memiliki arus kolektor maksimal sebesar c(mak) = 00mA dengan bati penguatan (hfe) sebesar 50. Untuk membuat transistor bekerja sebagai saklar maka basis harus dicatu

8 arus atau tegangan. Untuk mendapatkan tahanan basis maka dapat digunakan persamaan (.), (.) dan (.) berikut ini: Vcc C( sat) 0mA Rc 00 c( sat) 0mA b( sat) 0, ma hfe 50 VBB VBE 5 0, R B 5, 8 0, b(sat) Oleh karena tidak ada resistor dengan nilai 5,8Ω maka dalam perancangan dipakai resistor dengan nilai yang mendekati 9 K Ω..6. Rangkaian Dimmer Pada rangkaian ini menggunakan Triac BT /600 sebagai penyaklaran arus AC. Triac bekerja saat mendapat amplitude denyut pada pin gate. Pegaturan terang redupnya lampu pijar diatur oleh tahanan yang diberikan ke TRAC. Terang redupnya lampu berdasarkan besar tahanan yang diberikan, semakin besar tahanan yang diberikan maka arus yang mengalir ke lampu menjadi kecil sehingga menyebabkan lampu menjadi redup, demikian sebaliknya jika tahanan yang diberikan kecil maka arus yang mengalir ke lampu menjadi besar sehingga menyebabkan lampu menjadi terang. Gambar rangkaian lampu dimmer dapat dilihat pada Gambar.. Rangkaian lampu dimmer ini merupakan alat yang sudah ada di pasaran. Gambar.8. Rangkaian Dimmer. HASL DAN ANALSA Dalam menganalisa rancangan rangkaian pengatur intensitas cahaya dilakukan dengan menguji dari tiap-tiap unit bagian rangkaian pada pengukuran input dan output rangkaian untuk mendapatkan hasil apakah alat yang dirancang sesuai dengan yang diharapkan. Maka pengujian rangkaian dilakukan sebagai berikut :. Pengujian rangkaian Catu Daya. Pengujian rangkaian pemancar sinar infra merah. Pengujian rangkaian penerima sinar infra merah. Pengujian rangkaian pewaktu monostabil 5. Pengujian rangkaian pencacah digital

9 6. Pengujian rangkaian driver relay.. Pengujian rangkaian Catu Daya Dalam pengujian rangkaian catu daya dc alat ukur yang digunakan untuk mengukur besaran tegangan digunakan Multimeter digital, ini dilakukan untuk mengetahui apakah rangkaian catu daya dapat menghasilkan tegangan sesuai yang diharapkan, yaitu sebesar V dan 5V. Pengujian rangkaian catu daya dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini. 0 D D LM9 VCC V LM905 Multi meter V VCC 5V D D C C C Rtot GND Gambar. Pengukuran Rangkaian Catu Daya Dari hasil pengukuran dengan menggunakan multimeter digital didapat nilai tegangan pada C LM8 sebesar,volt dan pada C LM805 sebesar 5,0 Volt, Dari hasil pengukuran yang dilakukan dapat dilihat bahwa keluaran C LM8 dan C LM805 tegangan yang dihasilkan adalah sebesar, V dan 5,0V yang secara teori seharusnya V dan 5 V. Selisih nilai ini dapat disebabkan tingkat kepresisian alat ukur yang digunakan yakni 0,% dan kurang idealnya nilai tegangan dirangkaian yang dipengaruhi tahanan dalam alar ukur yang bertindak sebagai beban tambahan yang di dalam perhitungan tidak merupakan variabel yang dihitung. Gambar.. Hasil Pengukuran Multimeter (Digital).. Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah Rangkaian pengujian pemancar nfra merah dapat dilihat pada Gambar. di bawah ini. 5

10 R Osiloscope R osc R VR R C C Gambar.. Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah Pengujian ini dilakukan adalah untuk mengukur frekuensi gelombang keluaran dari C 555. alat ukur yang digunakan dalam pengujian ini adalah Oscilloscope. Pada pengujian ini didapatkan hasil pengukuran sebesar 0 KHz, didapat dari persamaan sebagai berikut : Time/Div = 0µs Perioda(T) =,5 div Sehingga frekuensinya : 6 f x Hz 0KHz 6 T,5x0.0 5 Dalam hasil perhitungan dengan menggunakan persamaan (.6), untuk nilai komponen C =nf, R= KΩ, nilai frekuensi telah ditentukan 8 Khz-0KHz, jadi dalam perhitungan hanya mencari nilai VR. yaitu sebesar 0 KΩ. Gambar hasil pengujian pada oscilloscope dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini. Gambar.. Hasil Pengujian Rangkaian Pemancar nfra Merah.. Pengujian Rangkaian Penerima nfra Merah Pengujian rangkaian penerima infra merah ini dapat dilihat pada Gambar.. di bawah ini. 6

11 Osiloscope Vcc osc R Module RXO GND Gambar.5. Pengujian Penerima nfra Merah Pada pengujian ini menggunakan alat ukur Oscilloscope untuk melihat unjuk kerja dari phototransistor saat mendapat sinyal masukan dari pemancar sinar infra merah. Hasil pengujian pada oscilloscope menunjukkan saat phototransistor mendapat masukkan sesaat dari pemancar infra merah, keluaran dari RXO menjadi tinggi (high), dan kembali kekondisi awal saat tidak mendapat sinyal input dari pemancar infra merah. Kondisi ini akan terus menerus selama mendapat masukan sesaat dari pemancar infra merah. Hasil pengujiannya dapat dilihat pada Gambar.6 dibawah ini. (a) (b) Gambar.6. Hasil Pengujian Output dari Rangkaian Penerima nfra Merah (a). Tampilan Oscilloscope Saat input dalam keadaan Rendah (Low) (b). Tampilan Oscilloscope saat input dalam keadaan Tinggi (High).. Pengujian Rangkaian Pewaktu Monostabil Pengujian rangkaian pewaktu monostabil dapat dilihat pada Gambar. dibawah ini : Osiloscope osc Gambar.. Pangujian Rangkaian Pewaktu

12 Pengujian ini menggunakan alat ukur Oscilloscope untuk melihat unjuk kerja dari rangkaian pewaktu, sinyal masukan pada pin diterima dari keluaran rangkaian penerima infra merah, saat mendapat masukan sinyal keluaran pada pin hanya sesaat dan kembali ke kondisi awal. Saat mendapat input rendah (Low) keluran dari rangkaian pewaktu monostabil akan terpicu tinggi (High). Begitu sebaliknya saat mendapat input tinggi (High) maka keluaran dari rangkaian pewaktu monostabil akan terpicu rendah (Low). Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa rangkaian pewaktu yang dirancang dapat digunakan untuk memberikan masukan pada rangkaian pencacah yang bekerja pada kondisi rendah (Low). Sehingga pencacah akan aktif..5. Pengujian Rangkaian Pencacah Digital.5.. Pengujian Pencacah Up/Down Counter C 9 Pengujian pencacah naik (up) dan turun (down) bertujuan untuk mengetahui bagaimana pencacah dapat melakukan perhitungan naik dan turun, dan membuktikan bahwa rangkaian yang dibuat sesuai dengan perancangan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika (logic probe) dan dua buah saklar. Pengujian Pencacah dapat dilihat pada Gambar.8 dibawah ini. HGH LOW L o g c Q A P r o b e S S 5 Count Up Count Down 9 Q B Q C Q D 6 Gambar.8 Pengujian Pencacah Up/Down Counter C Pencacah Naik C pencacah (9) pada pin 5 (count up) diberi tegangan rendah (0 volt) dengan menggunakan saklar, sedangkan pin (count down) tetap diberi tegangan tinggi (5 volt). Kemudian dengan menekan saklar secara berulang-ulang sebanyak sembilan kali, maka keluaran pin (QA), pin (QB), pin 6 (QC), dan pin (QD) dapat dilihat pada Tabel. berikut. Tabel. Hasil Pengujian Pencacah Naik Tekan Saklar QAPin QBPin QCPin 6 QDPin Desimal ke

13 Pencacah turun C pencacah (9) pada pin (count down) diberi tegangan rendah (0 volt) dengan menggunakan saklar, sedangkan pin 5 (count up) tetap diberi tegangan tinggi (5 volt). Kemudian dengan menekan saklar secara berulang-ulang sebanyak sembilan kali, maka keluaran pin (QA), pin (QB), pin 6 (QC), dan pin (QD) dapat dilihat pada Tabel. berikut : Tabel. Hasil Pengujian Pencacah Turun Tekan Saklar QAPin QBPin QCPin 6 QDPin Desimal ke Dari Tabel. dan. di atas dapat disimpulkan bahwa jika pin 5 diberikan logika 0 maka pencacah akan menghitung naik, sedangkan jika pin yang diberikan logika 0 maka pencacah akan menghitung turun..5.. Pengujian C Dekoder 9

14 HGH LOW L o g c +Vcc S A a b S B c S S C 6 D d 0 e 9 f 5 g P r o b e Gambar.9. Pengujian C Dekoder Pengujian C dekoder bertujuan untuk mengetahui tidak terjadi kesalahan pembacaan pada tampilan tujuh ruas. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika (logic probe) dan empat buah saklar. Seperti terlihat pada Gambar.9. Dengan menghubungkan saklar S, S, S, dan S dengan tegangan Vcc. Tekan saklar sesuai dengan Tabel.8, maka kondisi keluaran dari pin a (), b (), c (), d (0), e (9), f (5), dan g () dapat dilihat Tabel. berikut : Tabel.. Hasil Pengujian Dekoder Masukan Keluaran Desimal S S S S A B c d E F g Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa dengan memberikan masukan pada A, B, C, dan D akan menghasilkan suatu bentuk keluaran angka tertentu. Apabila masukan yang diberikan pada kondisi 0000 maka keluaran dekoder akan menampilkan angka 0 pada peraga tujuh ruas. Demikian juga bila masukan yang diberikan pada kondisi 00 maka keluaran dekoder akan menampilkan angka 9 pada peraga tujuh ruas..5.. Pengujian C Decoder Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui hasil keluaran dari C Decoder, apakah sesuai dengan yang diharapkan. Pengujian dilakukan dengan menggunakan penyidik logika 50

15 (logic probe) dan empat buah saklar. Pengujian ini hampir sama dengan pengujian pada C Decoder menggunaan masukan, hanya saja pada C Decoder ini memiliki 0 keluaran. Seperti yang terlihat pada Gambar.0 dibawah ini. HGH LOW L o g c +Vcc P r o b e S S S S A B C D Gambar.0 Pengujian C Decoder Dengan menghubungkan saklar S, S, S dan S dengan tegangan Vcc, tekan saklar sesuai dengan Tabel., maka kondisi pin sampai pin 0 dapat dilihat pada Tabel berikut. PN ke Masukan Tabel.. Tabel Pengujian C Decoder Keluaran D C B A

16 Dari hasil pengujian dapat dilihat bahwa dengan memberikan masukan pada A, B, C, dan D akan menghasilkan suatu bentuk keluaran berlogika 0 dan. Apabila masukan yang diberikan pada kondisi 0000 maka keluaran dekoder pada pin akan berlogika 0, dan pada pin yang lainnya akan berlogika, jika pada masukan diberi masukan pada kondisi 000 maka pada keluaran decoder pin akan berlogika 0, dan pada pin yang lainnya berlogika. Demikian juga bila masukan yang diberikan pada kondisi 00 maka pada keluaran pin akan berlogika 0, dan pin lainnya berlogika. Gambar.. Pengujian C Dengan Penyidik Logika (Logic Probe).6. Pengujian Rangkaian Driver Relay Pengujian Driver Relay dapat dilihat pada Gambar.0 dibawah ini. Vcc n DC V DC 5V nput A V NC A GND NO V Gambar. Pengujian Rangkaian Driver Relay Pengujian ini menggunakan sumber tegangan DC Volt dan 5 Volt, ini dilakukan untuk melihat apakah relay yang akan digunakan berkerja dengan baik. Tegangan Volt diberikan pada sumber tegangan relay dan tegangan 5 Volt diberikan pada input. Saat input diberikan tegangan maka akan mengalirkan arus ke Transistor yang menyebabkan transistor bekerja seperti saklar yang menghubungkan kaki kolektor ke emitor, ini membuat kaki grond relay terhubung ke Ground, Sehingga relay bekerja dengan baik.dari percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan Gambar rangkaian pemicu diatas didapat hasil pengukuran sebagai berikut : Tabel.5. Hasil Pengukuran Rangkaian Driver Relay Vin Hasil Pengukuran Hasil Perhitungan Relay 5

17 A (ma) A (ma) V (V) V (V) A (ma) A (ma) , 0 0 OFF 5,0 0,,55,0,8 0,0,65 ON Secara perhitungan besar b (A) dan c (A) pada rangkaian percobaan dapat dihitung berdasarkan persamaan (.) dan (.) sebagai berikut: Vin Vbe b R b C b. hfe Untuk rangkaian percobaan pemicu ampere, nilai tahanan dalam relay adalah 00Ω, hfe transistor BC 5A adalah sebesar 59. sedangkan Vin sebesar 5,0 Volt dan tahanan basis 9KΩ 5,0 0,,V 0 A 0, 0mA A 0,0x50, 65mA Bila dilihat hasil pengukuran dan hasil perhitungan, besar nilai b dan c tidak mengalami perbedaan yang besar, tetapi perbedaan pada nilai c antara hasil pengukuran dan perhitungan disebabkan oleh perbedaan nilai b yang didapat secara perhitungan dan pengukuran. Karena yang menentukan besar kecilnya arus yang lewat dikolektor transistor ditentukan oleh besar arus yang masuk ke basis transistor dikali dengan besar hfe dari transistor.. KESMPULAN DAN SARAN Dari hasil perancangan, pengamatan dan pengujian alat pengatur intensitas cahaya untuk lampu pijar, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: ) Dari hasil pengamatan dan pengujian terlihat setiap rangkaian bekerja dengan baik sesuai dengan yang dirancang. ) Pengaturan ntensitas cahaya pada perancangan alat ini hanya mempunyai 0 (sepuluh) tahapan. ni disebabkan karena pada rangkaian digital hanya memiliki 0 keluaran yang akan memicu Driver Relay. ) Jarak antara rangkaian pemancar inframerah dan penerima inframerah ditentukan dari besar frekuensi yang diberikan. Untuk jarak yang jauh digunakan frekuensi 8KHz 0KHz. ) Modul Penerima inframerah merupakan variabel yang sangat berpengaruh terhadap unjuk kerja alat yang dirancang, karena modul ini memiliki sensitivitas yang tinggi. Diharapkan untuk penelitian berikutnya dalam pembuatan alat lebih ditekankan pada akurasi sensor pada alat tersebut sebab dalam pemakaian kedepan dibutuhkan alat yang lebih kompatibel dan multi fungsi. Jarak yang dipakai dalam kendali diharapkan lebih semakin jauh dan luas cakupan lebih memadai. DAFTAR PUSTAKA Albert Paul Malvino. Prinsip prinsip Elektronika Jilid. Penerbit Erlangga, 995 5

18 Delton T.Horn. Teknik Merancang Dengan Transistor. penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 988. Erwin Suryadi. Perancangan Alat Kendali Temperratur Pada Overhead Projector, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 00. Gatot Soedarto. Dasar dasar Sistem Digital, Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. H.Ritz. Teknik Digit Kursus Dasar Elektronika Digit, penerbit PT Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta 98. Jamhir slami. Perancangan Tempat Parkir Khusus Untuk Kendaraan Roda Empat Berdasarkan Jumlah Kendaraan Dengan Menggunakan Programmable Logic Controller (PLC Simatic S5-95U). Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 005. Jannus Marpaung. Perancangan dan Realisasi Sistem Pengaturan Pintu Otomatis Dengan Menggunakan Sensor nfra Merah. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 996. KF. brahim. Teknik Digital, Penerbit AND Yogyakarta Lantip Tri Wibowo. Perancangan Saklar Otomatis Penerangan Berbasis Jumlah Orang, Skripsi Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura Pontianak 00. Roger L. Tokheim. Elektronika Digital Edisi Kedua, Penerbit Erlangga. Rufus. P. Turner & Brinton L. Rutherford. Rangkaian Elektronika, Penerbit PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta 99.Wasito S., 986, Vedemekum 5

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu baik secara BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang dirancang merupakan sistem pengatur intensitas cahaya lampu Philips Master LED. Sistem ini dapat mengatur intensitas cahaya lampu

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3. 27 BAB III PERENCANAAN 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram Power Supply Rangkaian Setting Indikator (Led) Rangkaian Pengendali Rangkaian Output Line AC Elektroda Gambar 3.1 Blok Diagram Untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirancang. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Blok Diagram Sistem Sensor Gas Komparator Osilator Penyangga/ Buffer Buzzer Multivibrator Bistabil Multivibrator Astabil Motor Servo Gambar 4.1 Blok Diagram

Lebih terperinci

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut

Bab III Pelaksanaan Penelitian. III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Alur Pelaksanaan Penelitian Secara umum alur pelaksanaan penelitian ini disajikan dalam diagram alir berikut Mulai Observasi dan studi pustaka Y Permasalahan Hipotesis

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51

MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 MANAJEMEN ENERGI PADA SISTEM PENDINGINAN RUANG KULIAH MELALUI METODE PENCACAHAN KEHADIRAN & SUHU RUANGAN BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89S51 TUGAS UTS MATA KULIAH E-BUSSINES Dosen Pengampu : Prof. M.Suyanto,MM

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. monitoring daya listrik terlihat pada Gambar 4.1 di bawah ini : Gambar 4.1 Rangkaian Iot Untuk Monitoring Daya Listrik BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1. Hasil Pengujian Penerapan sistem membahas hasil dari penerapan teori yang telah berhasil penulis kembangkan sehingga menjadi sistem tersebut dapat berjalan sesuai dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengujian Alat Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui kinerja dan kemampuan dari perangkat yang dibangun. Pengujian dilakukan pada masing-masing subsistem dari perangkat,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Pengujian dan Analisis Pengujian ini bertujuan untuk mengukur fungsional hardware dan software dalam sistem yang akan dibangun. Pengujian ini untuk memeriksa fungsi dari

Lebih terperinci

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia Andreas Sjah Lamtari 1), Syaifurrahman 2), Dedy Suryadi 3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 andreassjahlamtari@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui dan menunjukkan hasil kerja dari keseluruhan sistem yang telah dirancang dan direalisasikan. Pengujian alat yang dilakukan meliputi

Lebih terperinci

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital

Jurnal Skripsi. Mesin Mini Voting Digital Jurnal Skripsi Alat mesin mini voting digital ini adalah alat yang digunakan untuk melakukan pemilihan suara, dikarenakan dalam pelaksanaanya banyaknya terjadi kecurangan dalam perhitungan jumlah hasil

Lebih terperinci

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia bidang TEKNIK VOLTAGE PROTECTOR SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia Listrik merupakan kebutuhan yang sangat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Diagram Blok Rangkaian Secara Detail Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. 23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Blok Diagram Modul Baby Incubator Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1. PLN THERMOSTAT POWER SUPPLY FAN HEATER DRIVER HEATER DISPLAY

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar dapat mengetahui karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT BAB III PERANCANGAN DAN KERJA ALAT 3.1 DIAGRAM BLOK sensor optocoupler lantai 1 POWER SUPPLY sensor optocoupler lantai 2 sensor optocoupler lantai 3 Tombol lantai 1 Tbl 1 Tbl 2 Tbl 3 DRIVER ATMEGA 8535

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA

II. KAJIAN PUSTAKA RANCANG BANGUN AVR PADA SISI TEGANGAN RENDAH (TEGANGAN KONSUMEN) BERBASIS ATMEGA8 Syamsir #1, Bomo Sanjaya #2, Syaifurrahman #3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura 1 syamsir6788@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis

BAB III PERANCANGAN. Microcontroller Arduino Uno. Power Supply. Gambar 3.1 Blok Rangkaian Lampu LED Otomatis BAB III PERANCANGAN Bab ini membahas perancangan Lampu LED otomatis berbasis Platform Mikrocontroller Open Source Arduino Uno. Microcontroller tersebut digunakan untuk mengolah informasi yang telah didapatkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC

JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC JOBSHEET SENSOR ULTRASONIC A. TUJUAN 1) Mempelajari prinsip kerja dari ultrasonic ranging module HC-SR04. 2) Menguji ultrasonic ranging module HC-SR04 terhadap besaran fisis. 3) Menganalisis susunan rangkaian

Lebih terperinci

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 3 PENERAPAN FILM Ba 0,55 Sr 0,45 TiO 3 (BST) SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535 23 Pendahuluan Indonesia sebagai negara agraris

Lebih terperinci

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM M. Rahmad Laoratorium Pendidikan Fisika PMIPA FKIP UR e-mail: rahmadm10@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini adalah untuk merekayasa

Lebih terperinci

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51

Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 21 Perancangan Model Alat Pemotong Rumput Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89C51 Ahmad Yusup, Muchlas Arkanuddin, Tole Sutikno Program Studi Teknik Elektro, Universitas Ahmad Dahlan Abstrak Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT III.1. Diagram Blok Secara garis besar, diagram blok rangkaian pendeteksi kebakaran dapat ditunjukkan pada Gambar III.1 di bawah ini : Alarm Sensor Asap Mikrokontroler ATmega8535

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt

Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Rancang Bangun Alat Pengubah Tegangan DC Menjadi Tegangan Ac 220 V Frekuensi 50 Hz Dari Baterai 12 Volt Widyastuti Jurusan Teknik Elektro Universitas Gunadarma Jl. Margonda 100 Depok E-mail : widyast@sta.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi Yusuf Nur Wijayanto yusuf@ppet.lipi.go.id Sulistyaningsih sulis@ppet.lipi.go.id Folin Oktafiani folin@ppet.lipi.go.id Abstrak Sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik dan instalasi

Lebih terperinci

Realisasi Saklar Lampu Otomatis

Realisasi Saklar Lampu Otomatis 9 Realisasi Saklar Lampu Otomatis Syaifurrahman 1), Dedy Suryadi ), Abang Razikin 3), Jamhir Islami 4) 1,,3) Program Studi Teknik Elektro, Jurusan Teknik Elektro 4) PLP Laboratorium Elektroteknika Dasar,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH

BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH BAB III PERANCANGAN SISTEM KENDALI EXHAUST FAN MENGGUNAKAN BLUETOOTH 3.1 Flowchart Kendali Exhaust Fan dengan Bluetooth Pada perancangan ini, dibutuhkan kerangka awal sistem yang dibutuhkan sebagai landasan

Lebih terperinci

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK

SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) ABSTRAK SINKRONISASI DAN PENGAMANAN MODUL GENERATOR LAB-TST BERBASIS PLC (HARDWARE) Tri Prasetya F. Ir. Yahya C A, MT. 2 Suhariningsih, S.ST MT. 3 Mahasiswa Jurusan Elektro Industri, Dosen Pembimbing 2 Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED )

KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) KENDALI KERAN OTOMATIS PADA TOILET PRIA DENGAN SENSOR PIR ( PASSIVE INFRARED ) Elias Gabriel Sakliressy Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok

Lebih terperinci

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING) I. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai

Lebih terperinci

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.

Lebih terperinci

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting

kali tombol ON ditekan untuk memulai proses menghidupkan alat. Setting 27 BAB III METODOLOGI 3.1 Diagram Blok dan Cara Kerja Diagram blok dan cara kerja dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram Prototipe Blood warmer Tegangan PLN diturunkan dan disearahkan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 13 BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN 3.1 Perancangan Sistem Aplikasi ini membahas tentang penggunaan IC AT89S51 untuk kontrol suhu pada peralatan bantal terapi listrik. Untuk mendeteksi suhu bantal terapi

Lebih terperinci

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535

PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535 PENGUKUR KECEPATAN GERAK BENDA MENGGUNAKAN SENSOR PHOTOTRANSISTOR BERBASIS MIKROKONTROLER Atmega 8535 Ery Safrianti, Febrizal, Edy Alvian P. Jurusan Elektro Fakultas Teknik Universitas Riau ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital

Rancang Bangun Alat Pengukur Tingkat Keolengan Benda Secara Digital Herny Februariyanti Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : herny@unisbank.ac.id Abstrak : Pemanfaatkan komputer sebagai pendukung alat ukur, akan memberikan kemudahan dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan perancangan alat, yaitu perancangan perangkat keras dan perancangan perangkat lunak. Perancangan perangkat keras terdiri dari perangkat elektronik

Lebih terperinci

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG

ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ROBOT LINE FOLLOWER ANALOG ABSTRAK Dalam makalah ini akan dibahas mengenai robot Line Follower. Robot ini merupakan salah satu bentuk robot beroda yang memiliki komponen utama diantaranya, seperti resistor,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENULISAN

BAB III METODOLOGI PENULISAN BAB III METODOLOGI PENULISAN 3.1 Blok Diagram Gambar 3.1 Blok Diagram Fungsi dari masing-masing blok diatas adalah sebagai berikut : 1. Finger Sensor Finger sensor berfungsi mendeteksi aliran darah yang

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN 35 BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN Pada bab ini dilakukan proses akhir dari pembuatan alat Tugas Akhir, yaitu pengujian alat yang telah selesai dirakit. Tujuan dari proses ini yaitu agar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Secara Blok Diagram Pada rangkaian yang penulis buat berdasarkan cara kerja rangkaian secara keseluruhan penulis membagi rangkaian menjadi

Lebih terperinci

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52

PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52 FX, Budi Rahardjo, Pengontrol Volume Air dalam Tangki Berbasis Mikrokontroller AT89s52 40 PENGONTROL VOLUME AIR DALAM TANGKI BERBASIS MIKROKONTROLER AT 89S52 FX. BUDI RAHARDJO Abstrak: Sepasang tranduser

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam

BAB II LANDASAN TEORI. telur,temperature yang diperlukan berkisar antara C. Untuk hasil yang optimal dalam BAB II LANDASAN TEORI Temperatur merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan mesin penetas telur,temperature yang diperlukan berkisar antara 38-39 0 C. Untuk hasil yang optimal dalam Pembuatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA RANGKAIAN

BAB III ANALISA RANGKAIAN 36 BAB III ANALISA RANGKAIAN 3.1 Analisa Rangkaian Analisa rangkaian dilakukan melalui analisa pada diagram blok, seperti terlihat pada gambar 3.1. INPUT PEMANCAR MEDIA TRANSMISI PENERIMA BLOK I BLOK II

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran BAB IV PEMBAHASAN Setelah perancangan dan pembuatan peralatan selesai, maka tahap selanjutnya akan dibahas mengenai pembahasan dan analisa dari pengukuran yang diperoleh. Untuk mengetahui apakah rangkaian

Lebih terperinci

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta SISTEM PEMICU OPTIS IC 555-MOC 3 SEBAGAI PENGENDALI DAYA LISTRIK Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta herlambangpramono@yahoo.com Abstrak Pada rangkaian

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

TRANCEIVER INFRA MERAH TERMODULASI UNTUK PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK

TRANCEIVER INFRA MERAH TERMODULASI UNTUK PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK ISSN: 1693-6930 177 TRANCEIVER INFRA MERAH TERMODULASI UNTUK PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK Muchlas 1, Anton Yudhana 2, Sigit Wijaya 3 1,2,3 Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan maupun diluar ruangan. Lampu memberikan manfaat yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dalam ruangan maupun diluar ruangan. Lampu memberikan manfaat yang sangat I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Lampu merupakan salah satu komponen penting dalam penerangan di dalam ruangan maupun diluar ruangan. Lampu memberikan manfaat yang sangat besar khususnya pada malam

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci : DTMF MT88700, Buffer (IC 74244), Driver Motor, Mikrokontroler AT89S51, Sensor infra red (IR) 1. PENDAHULUAN 35 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN MODEL SISTEM KENDALI UNTUK PENGENDALIAN DAN PENGAMANAN PINTU GUDANG BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU IDENTIFIKASI DAN HANDPHONE Jaenal Arifin

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN

SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN SENSOR KEHADIRAN ORANG SEBAGAI SAKLAR OTOMATIS SUATU RUANGAN Oleh : Tri Wibowo NIM : L2F39945 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik UNDIP Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Abstrak Beban lampu penerangan

Lebih terperinci

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber

Air menyelimuti lebih dari ¾ luas permukaan bumi kita,dengan luas dan volumenya yang besar air menyimpan energi yang sangat besar dan merupakan sumber PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DENGAN MENGGUNAKAN DINAMO SEPEDA YOGI SAHFRIL PRAMUDYA PEMBIMBING 1. Dr. NUR SULTAN SALAHUDDIN 2. BAMBANG DWINANTO, ST.,MT Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI. Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT SIMULASI 3.1 Perancangan Alat Simulasi Pesawat simulasi yang di gunakan dalam mendeskripsikan cara kerja simulasi otomasi lahan parkir berupa Programmable Logic Control

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro

III. METODE PENELITIAN. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro 22 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat. Pelaksanaan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik Elektro Fakultas Tekik, Universitas Lampung, yang dilaksanakan mulai bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem deteksi keberhasilan software QuickMark untuk mendeteksi QRCode pada objek yang bergerak di conveyor. Garis besar pengukuran

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T.

PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER. JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T. PRAKTIKUM 2 DECODER-ENCODER JOBSHEET UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Digital dan Mikroprosesor Yang dibina oleh Drs. Suwasono, M.T. Nama : Fachryzal Candra Trisnawan NIM : 160533611466 Prog. Studi - Off

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA DASAR LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS SRIWIJAYA 213 Universitas Sriwijaya Fakultas Ilmu Komputer Laboratorium LEMBAR PENGESAHAN MODUL PRAKTIKUM

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER

PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER PENGEPRES KANTONG PLASTIK OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER FX. Budi Rahardjo Abstrak: Otomatisasi pengepres kantong plastik ini menggunakan mikrokontroler AT89C51 sebagai pengontrol utama. Sistem akan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012

METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 28 METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU Penelitian dan perancangan tugas akhir ini dimulai sejak bulan November 2012 hingga Januari 2014, dilakukan di Laboratorium Elektronika Jurusan Teknik Elektro Universitas

Lebih terperinci

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING

JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING JOBSHEET 2 PENGUAT INVERTING A. TUJUAN Tujuan dari pembuatan modul Penguat Inverting ini adalah: 1. Mahasiswa mengetahui karakteristik rangkaian penguat inverting sebagai aplikasi dari rangkaian Op-Amp.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM. Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini menjelaskan tentang pengujian program yang telah direalisasi. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah program yang telah direalisasi sesuai dengan

Lebih terperinci

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 2: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER AC KE DC Rangkaian Penyearah Dioda (Rectifier) PENYEARAH SETENGAH GELOMBANG

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur 6 BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Tombol Kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai Tombol kuis dengan Pengatur dan Penampil Nilai diharapkan memiliki fiturfitur sebagai berikut: 1. tombol pengolah

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 1.1 Blok Diagram Sensor Kunci kontak Transmiter GSM Modem Recivier Handphone Switch Aktif Sistem pengamanan Mikrokontroler Relay Pemutus CDI LED indikator aktif Alarm Buzzer Gambar

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERACAGA SISTEM Pada bab ini penulis akan menjelaskan mengenai perencanaan modul pengatur mas pada mobile x-ray berbasis mikrokontroller atmega8535 yang meliputi perencanaan dan pembuatan rangkaian

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK

PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK ISSN: 693-6930 7 PENGENDALIAN ALAT-ALAT LISTRIK DENGAN SINYAL AUDIO MEMANFAATKAN JALA-JALA LISTRIK Balza Achmad, Anton Yudhana 2, Belly Apriansyah 3 Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN ALAT

BAB IV PEMBAHASAN ALAT BAB IV PEMBAHASAN ALAT Pada bab pembahasan alat ini penulis akan menguraikan mengenai pengujian dan analisa prototipe. Untuk mendukung pengujian dan analisa modul terlebih dahulu penulis akan menguraikan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA 54 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Dalam bab ini akan dibahas tentang pengujian berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja dari sistem mulai dari blok-blok

Lebih terperinci

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN

[LAPORAN PENGUAT DAYA KELAS A] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN.. Latar Belakang Dalam matakuliah Elektronika II telah dipelajari beberapa teori tentang rangkaian common seperti common basis, common emitter, dan common collector. Salah satu penerapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555

Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Simulasi Karakteristik Inverter IC 555 Affan Bachri *) *) Dosen Program Studi Teknik Elektro Universitas Islam Lamongan Makalah ini menyajikan sebuah rangkaian inverter yang dibangun dari multivibrator

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Panel Inverter adalah peralatan untuk mengubah frekuensi dan tegangan untuk dapat mengontrol motor AC sangat diperlukan terutama oleh perusahaan yang banyak mempergunakan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan.

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. alat tersebut bekerja sesuai dengan sistem yang direncanakan. BAB IV PENGUJIAN SISTEM 4.1 Pendahuluan Sebelum alat digunakan sepenuhnya untuk mengendalikan pelaksanan kontrol pintu atau keamanan, perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu untuk memastikan alat tersebut

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT

BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT BAB III PEMBAHASAN PERANCANGAN ALAT 3.1 Diagram-Blok Alat yang akan dibuat secara garis besar dapat digambarkan sebagai sebuah diagram blok seperti di bawah ini: IBM-PC UNIT SENSOR CAHAYA WEBCAM Gambar

Lebih terperinci

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PRAKTIKAN : NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PRAKTIKAN :. NIM.. PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAPORAN PRAKTIK KENDALI ELEKTRONIS Topik Praktik : Pengenalan Unit Praktikum Tanggal Praktik : (PKE-01) Kelas/

Lebih terperinci

COUNTER ASYNCHRONOUS

COUNTER ASYNCHRONOUS COUNTER ASYNCHRONOUS A. Tujuan Kegiatan Praktikum 3 : Setelah mempraktekkan Topik ini, anda diharapkan dapat : ) Merangkai rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER 2) Mengetahui cara kerja rangkaian SYNCHRONOUS COUNTER

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PENALA NADA GITAR SESUAI DENGAN FREKUENSI YANG DITENTUKAN Rizaditya wisanggeni 1, Heni Puspita, ST., MT 2 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi FSM based PLC Spesifikasi dari FSM based PLC adalah sebagai berikut : 1. memiliki 7 buah masukan. 2. memiliki 8 buah keluaran. 3. menggunakan catu daya 5

Lebih terperinci