TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN"

Transkripsi

1 10 TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Anthurium Gelombang Cinta diperkirakan berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan yang beriklim tropis. Di habitat aslinya, Anthurium Gelombang Cinta hidup di bawah naungan atau tajuk pepohonan hutan. Anthurium Gelombang Cinta ini diduga dibawa ke Indonesia oleh bangsa Eropa dan merupakan tanaman kesukaan istri istri pejabat kolonial karena penampilan bunganya yang elok dan berwarna ( Setiawan dan Agus, 2007 ). Anthurium Gelombang cinta atau Anthurium polwmanii memiliki klasifikasi botani sebagai berikut Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledoneae : Araceales : Araceae : Anthurium : Anthurium polwmanii ( Tim Florihias, 2007 : 15 ). Bentuk daun Anthurium Gelombang Cinta bergelombang rapat dan keriting dengan permukaan mengkilap. Tekstur daunnya tebal dan tegas, bila daunnya dipegang akan terasa lebih tebal. Warna daun Anthurium Gelombang Cinta ini hijau pekat dengan urat urat daunnya yang menonjol. Daunnya ini ditopang tangkai yang pendek atau batang daun pendek, karena jarak antara

2 11 tangkai daun dengan pangkal daunnya pendek. Arah pertumbuhan daun Anthurium Gelombang Cinta ini mengarah ke atas ( Lanny, 2007 : 10 ). Bunga pada Anthurium Gelombang Cinta ini sebenarnya adalah seludung yang tumbuh sedemikian rupa sehingga menyerupai kelopak bunga. Bentuknya seperti tongkol jagung berukuran kecil kecil memanjang menempel pada tangkai yang mencuat di tengah tengah seludung. Bunga Anthurium Gelombang Cinta ini terdiri atas tangkai, mahlota, dan tongkol. Bunga Anthurium Gelombang Cinta tergolong bunga berumah satu. Artinya, baik bunga jantan ( tepung sari ) maupun bunga betina ( putik ) berada dalam satu bunga ( Setiawan dan Agus, 2007 ). Akar Anthurium Gelombang Cinta disebut akar serabut sedikit liar, warna putih kehijauan. Akar pada batangnya menyembul ke atas permukaan media. Buah Anthurium Gelombang Cinta berwarna merah dimana di dalam buah akan terdapat biji biji. Biji biji yang segar berbentuk gembung, sedangkan biji yang sudah tua akan kisut. Satu tongkol berisi 1000 sampai 2000 biji. Namun ada tongkol yang panjangnya hingga cm, tongkol yang sebesar lengan tangan orang dewasa ini berisi 7000 biji ( Tim Florihias, 2007 : 17 ). Anthurium Gelombang Cinta cukup sensitif terhadap kebutuhan sinar matahari. Daunnya terlihat pucat dan lemas bila kekurangan sinar matahari. Namun sebaliknya, bila daun terkena sinar matahari dalam tempo lama setiap harinya, akibatnya daun Anthurium Gelombang Cinta menjadi kepucatan, memutih, ada titik titik terbakar dan bahkan terbakar total. Jadi lingkungan sekitarnya diharapkan bersuasana semi teduh. Karena itu dibutuhkan naungan atau paranet agar sinar matahari tidak langsung menerpanya sepanjang hari ( Junaedhie, 2000).

3 12 Kebutuhan suhu berkaitan langsung dengan pembentukan klorofil. Klorofil inilah yang membuat penampilan daun tampak hijau segar. Suhu yang ideal sekitar 24º - 28 º Celcius siang hari dan 18º - 21º Celcius malam hari. Anthurium Gelombang Cinta menyukai kelembapan tinggi seputar %. Jika kelembapan diatas 80 %, akan mengundang penyakit pada Anthurium Gelombang Cinta ini. Sebaliknya, jika kelembapan dibawah 70 %, akan menyebabkan Anthurium ini cepat layu ( Tim Florihias, 2007 : 46 ). Media tanam yang lazim dipakai untuk menanam gelombang cinta berupa campuran pakis, arang sekam, cocopeat dan pasir malang. Pakis dipakai sebagai campuran media untuk menjaga media tetap porous. Maksudnya disini adalah air tidak menggenang. Jika air menggenang akan menyebabkan pembusukan akar. Sebelum pakis digunakan sebaiknya pakis dicuci bersih kemudian disiram air mendidih dan ditutup 1 2 jam. Arang sekam berasal dari pembakaran sekam padi kering. Arang sekam sebagai salah satu campuran media karena aerasi udaranya baik. Pasir malang juga sebagai campuran media karena sifatnya porous atau mampu menyerap air. Cocopeat adalah serbuk sabut kelapa merupakan campuran media tanam ( Arie, 2007 ). Perbanyakan Anthurium Gelombang Cinta dapat dilakukan secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan generatif adalah pengembangan tanaman melalui perkawinan atau penyerbukan. Perbanyakan generatif dimulai dari proses penyerbukan dan penyemaian biji. Sedangkan perbanyakan secara vegetatif adalah pengembangan tanaman diluar perkawinan atau penyerbukan. Perbanyakan vegetatif dapat dilakukan dengan cara split anakan, pemotongan induk, dan stek bonggol ( Tanjung dan Agus, 2007 : 46 ).

4 13 Perbanyakan Anthurium Gelombang Cinta secara generatif lebih disukai para pemilik usaha tani karena dengan cara ini dihasilkan ratusan tanaman muda. Besarnya jumlah tanaman muda yang dihasilkan karena dalam sebuah tongkol atau spadiks hasil penyerbukan bisa berisi biji. Dengan tingkat kegagalan perkecambahan hanya 15 % dari 1000 biji akan dihasilkan 850 tanaman muda ( Setiawan dan Agus, 2007 : 22 ). Kematangan buah sangat berpengaruh terhadap tingkat perkecambahan. Buah yang matang benar tingkat perkecambahan bijinya bisa mencapai % dan akan berkecambah dalam waktu 2 minggu setelah semai. Sedangkan buah yang belum matang, selain tingkat perkecambahan biji rendah juga baru bisa berkecambah setelah 3 4 minggu disemai. Karena itu gunakan buah yang matang benar. Buah yang matang bisa diketahui dari warnanya ( Tanjung dan Agus, 2007 : 37 ). Buah buah Anthurium Gelombang Cinta yang sudah matang kemudian ditekan agar bijinya terpisah dari daging buah dan bisa segera disemaikan di atas media semai yang telah disiapkan. Banyak jenis media semai yang bisa digunakan untuk menyemaikan Anthurium Gelombang Cinta antara lain cacahan pakis, sekam bakar, cocopeat, pasir halus, humus bamboo, dan humus eceng gondok ( Setiawan dan Agus, 2007 : 22 ). Apapun media semai yang digunakan kemudian dimasukan ke dalam wadah semai atau pot bermulut lebar, bisa menggunakan bak plastik. Buat lubang di dasar wadah untuk mengalirkan air siraman dan taruh pecahan arang sebagai drainasenya. Sesudah itu masukan media tanam sampai 2/3 ketinggian wadah, padat dan ratakan (Tanjung dan Agus, 2007 : 38 ).

5 14 Untuk mengurangi penguapan, bagian atas media semai ditutup plastik bening bening. Selain agar tetap lembap penutupan ini juga membuat suhu media semai hangat sehingga akan mempercepat perkecambahan. Selama biji belum berkecambah, media semai harus dijaga kelembapannya dengan cara penyiraman. Sebulan kemudian biji biji biasanya segera berkecambah dan tutup plastik bisa diambil (Tanjung dan Agus, 2007 : 40 ). Perbanyakan Anthurium Gelombang Cinta secara vegetatif akan menghasilkan daun daun yang ukuranya hampir sama dengan induknya dan tanaman baru tumbuh lebih cepat karena pada dasarnya tanaman tersebut memang telah dewasa. Kelemahannya, tanaman muda yang dihasilkan jumlahnya hanya sedikit maksimum empat buah dalam sekali perbanyakan ( Setiawan dan Agus, 2007 : 40 ). Anthurium Gelombang cinta yang telah dewasa biasanya menghasilkan anakan. Sebaiknya anakan itu dipisahkan ( di split ) dari induknya. Anakan tersebut sekurang kurangnya memiliki tiga daun dan akar sendiri. Selain spllit anakan dapat dilakukan stek pucuk. Stek pucuk yakni melakukan pemotongan tanaman yang telah memiliki bonggol dan berumur enam bulan. Pucuk tersebut ditanam dan selanjutnya akan tumbuh menjadi tanaman baru. Dari bonggol ini nantinya akan menghasilkan tunas tunas baru ( Tim Florihias, 2007 : 48 ). Stek bonggol juga dapat dilakukan. yang dimaksud dengan stek bonggol adalah melakukan pemotongan tanaman Anthurium Gelombang Cinta yang sudah cukup tua dengan ukuran bonggol yang sudah besar. Bonggol sengaja dipotong potong, dan setiap potongan bonggol panjangnya 5 10 cm dan mempunyai 2 4 mata tunas. Jadi untuk satu pohon Anthurium Gelombang Cinta

6 15 dapat dipisahkan menjadi 3 bagian yakni bonggol atas, bonggol tengah, dan bonggol bawah ( Tim Florihias, 2007 : 49 ). Seseorang yang akan memasarkan Anthurium Gelombang Cinta biasanya bergerak sebagai breeder ( petani ) maupun grower ( bisnis pembesaran ). Sebagai breeder ( petani ), biasanya mereka menjual biji masak ( siap semai ) dan menjual bibit dengan asumsi tersendiri. Harga bibit Anthurium Gelombang Cinta umumnya sama, kalaupun ada variasi harga tidak berbeda jauh. Sebagai grower mereka menjual bibit Anthurium Gelombang Cinta dengan 2 3 daun dan 4 5 daun ( Junaedhie, 2000 : 34 ). Landasan Teori Sistem usahatani mengandung pengertian pola pelaksanaan usahatani masyarakat yang berkaitan dengan tujuannya. Secara umum, tujuan utama pertanian atau usahatani yang diterapkan sebagian besar petani adalah untuk memenuhi kebutuhan keluarga ( pola subistence ). Tetapi ada juga yang bertujuan untuk dijual ke pasar atau market oriented (Daniel, 2002 : 48 ). Prinsip ekonomi dalam proses produksi diartikan sebagai kaidah kaidah atau asumsi yang dapat dipakai dalam menggunakan sumber daya yang terbatas dalam poses produksi agar tercapai hasil yang optimal. Sumber daya diartikan sebagai input atau pengorbanan untuk menghasilkan output tertentu. Input produksi yang diperlukan dalam usaha tani berupa tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen. ( Prawirokusumo, 1990 : 27 ). Masing masing faktor produksi mempunyai fungsi yang berbeda beda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka

7 16 proses produksi tidak akan berjalan terutama tiga faktor yakni tanah, tenaga kerja dan modal. Bila hanya tersedia tanah, modal dan manajemen saja tentu saja proses produksi atau usahatani tidak berjalan karena tidak ada tenaga kerja. Tanpa tenaga kerja siapa yang akan melakukan, begitu juga dengan faktor produksi yang lainnya saling terikat (Daniel, 2002 : 50 ). Biaya usahatani biasanya diklasifikasi menjadi dua yaitu biaya tetap ( fixed cost ) dan biaya variabel ( variable cost ). Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi. Biaya lain lainnya pada umumnya masuk biaya variabel karena besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi. Tetapi pengertian biaya tetap dan variabel ini hanya pengertian jangka pendek, sebab dalam jangka panjang biaya tetap dapat menjadi biaya variabel ( Mubyarto, 1994 : 72 ). Penerimaan usaha tani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. TR = Y. Py Dimana : TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga Y ( Soekartawi, 2002 ). Pendapatan kotor usaha tani ( gross farm income ) didefinisikan sebagai nilai produk total usaha tani dalam jangka waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pengeluaran total usaha tani ( total farm expense ) didefenisikan sebagai nilai semua masukan yang habis terpakai atau dikeluarkan di dalam produksi, tetapi tidak termasuk tenaga kerja dalam keluarga petani.

8 17 Selisih antara pendapatan kotor usaha tani dan pengeluaran total usaha tani disebut pendapatan bersih usaha tani ( Soekartawi, 1986 : 79 ). Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Pd = TR TC Dimana : Pd = Pendapatan usaha tani TR = Total Penerimaan TC = Total biaya ( Soekartawi, 2002 ). Pemasaran merupakan hal yang sangat penting setelah selesainya proses produksi pertanian. Kondisi pemasaran menimbulkan suatu siklus atau lingkaran pasar suatu komoditas. Bila pemasarannya tidak lancar dan tidak memberikan harga yang layak bagi petani maka kondisi ini akan mempengaruhi motivasi petani. Bila pemasaran tidak baik mungkin disebabkan oleh karena daerah podusen terisolasi, tidak ada pasar, rantai pemasaran terlalu panjang, atau hanya ada satu pembeli (Daniel, 2002 : 154 ). Saluran pemasaran selalu diperlukan karena produsen tidak mampu menjual sendiri produk yang dihasilkan. Produsen memerlukan patner yang lokasinya berbeda dan kapasitasnya yang juga berbeda. Oleh karena itu saluran pemasaran muncul dalam kegiatan pemasaran ( Soekartawi, 1993 ). Semakin panjang saluran pemasaran maka sitem pemasaran semakin tidak efisien. Masing masing perantara akan mengambil keuntungan atas jasa yang mereka korbankan atau disebut profit margin, kemudian pada akhirnya akan membuat harga di tingkat konsumen tinggi. Selain itu juga akan memperlambat arus barang ke konsumen. Ketidakefisienan ini juga akan berdampak buruk

9 18 kepada petani karena berpengaruh terhadap pendapatan petani dimana harga yang diterima petani akan berbeda jauh dengan harga yang diberikan oleh konsumen semakin rendah dan permintaan semakin menurun, harga dari petani juga menurun sehingga pendapatan petani menurun ( Mubyarto, 1994 ). Lembaga pemasaran adalah orang atau badan atau perusahaan yang terlibat dalm proses pemasaran hasil pertanian. Lembaga niaga bisa merupakan salah satu alternatif untuk memperkecil margin tataniaga dan memperkecil harga yang harus dibayarkan konsumen atau memperbesar harga yang diterima produsen. Masing masing lembaga tataniga mengeluarkan biaya tataniaga dan akan memperoleh keuntungan yang disebut bagian dari margin tataniaga (Daniel, 2002 : 159 ). Sistem tataniaga dianggap efisien apabila memenuhi dua syarat yaitu : 1. Mampu menyampaikan hasil hasil dari petani produsen kepada konsumen dengan biaya semurah murahnya. 2. Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang barang itu. ( Mubyarto, 1994 ). Setiap barang ekonomi mempunyai kegunaan atau manfaat bagi manusia bila ia berada pada suatu keadaan tertentu, tempat tertentu, waktu tertentu, dan harga tertentu. Keempat poin ini merupakan syarat terjadinya transaksi jual beli antara produsen dengan konsumen. Proses pengengkutan, perubahan bentuk dan penyediaan merupakan fungsi dari tataniaga hasil pertanian. Fungsinya adalah meningkatkan kegunaan tempat, kegunaan waktu, dan kegunaan persediaan

10 19 barang sehingga bisa membentuk harga. Fungsi pemasaran jelas manfaatnya bagi penyampaian hasil pertanian dari produsen ke konsumen (Daniel, 2002 : 156 ). Tataniaga memerlukan biaya, dan biaya ini makin besar dengan berkembangnya pertanian dan dengan makin kompleksnya tataniaga. Konsumen yang makin tinggi tingkat pendapatan dan kemakmurannya menginginkan hasil - hasil pertanian yang makin banyak macam ragamnya dan ini berarti proses pengolahan yang makin kompleks dan jasa jasa sistem tataniaga yang makin banyak. Karena itu, nilai hasil pertanian yang sampai pada konsumen sudah memperoleh nilai tambahan yang relatif besar dan persentase yang diterima petani produsen menjadi semakin kecil ( Mubyarto, 1994 : 168 ). Bila jarak antara produsen dengan konsumen pendek maka biaya pengangkutannya kecil. Jika tidak terjadi perubahan bentuk ataupun perubahan volume / mutu maka biaya pengolahan jadi tidak ada. Semakin panjang jarak dan semakin banyak perantara ( lembaga niaga ) yang terlibat dalam pemasaran, maka biaya pemasaran semakin tinggi, dan margin tataniaga ( selisih antara harga di tingkat konsumen dengan harga di tingkat produsen ) juga semakin besar. Biaya pemasaran adalah biaya yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran dalam menyalurkan hasil pertanian dari produsen ke konsumen. Lembaga pemasaran atau tataniaga yang terlibat dalam proses dapat lebih dari satu (Daniel, 2002 : 158 ). Besarnya biaya pemasaran berbeda satu sama lainnya tergantung pada hal berikut :

11 20 1. Macam komoditas yang dipasarkan Ada komoditi yang bobotnya besar tapi nilainya kecil sehingga membutuhkan biaya tataniaga yang besar. Sebaliknya untuk komoditi bobotnya ringan dan kecil tetapi nilainya tinggi maka biaya tataniaga lebih rendah. 2. Lokasi / daerah produsen Bila lokasi produsen jauh dari pasar atau lokasi konsumen, maka biaya transportasi menjadi besar. Bila lokasi yang terpencil menjadi salah satu penyebab rendahnya harga di tingkat produsen. 3. Macam dan peranan lembaga niaga Semakin banyak lembaga niaga yang terlibat semakin panjang rantai tataniaga dan semakin besar biaya tataniaganya. (Daniel, 2002 : 158 ). Margin tataniaga adalah selisih antara harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima produsen. Margin ini akan diterima oleh lembaga tataniaga yang terlibat dalam proses pemasaran. Makin panjang tataniaga maka semakin besar margin tataniaga. Secara teorotis, dapat dikatakan bahwa semakin pendek rantai tataniaga hasil pertanian maka : 1. Biaya tataniaga semakin rendah. 2. Margin tataniaga semakin rendah. 3. Harga yang harus dibayarkan konsumen semakin rendah. 4. Harga yang diterima produsen semakin tinggi. (Daniel, 2002 : 160 ).

12 21 Efisiensi pemasaran ( Ep ) adalah nisbah antara biaya pemasaran dengan nilai produk yang dijual, dinyatakan dengan persen. Bila nilai efisiensi pemasaran lebih kecil dari 50 % maka pemasaran akan semakin efisien. Biaya pemasaran Ep = 100% Nilai produk yang dipasarkan ( Soekartawi, 2002 : 125 ). Kerangka Pemikiran Usahatani Anthurium Gelombang Cinta merupakan usaha budidaya dan pengembangan tanaman hias daun yaitu Anthurium Gelombang Cinta. Usahatani Anthurium Gelombang Cinta ini meliputi sistem perbanyakan dan pemeliharaannya. Teknik perbanyakan Anthurium Gelombang Cinta ini menjadi salah satu kunci sukses untuk menghasilkan Anthurium Gelombang Cinta yang berkualitas. Walaupun terkadang terdapat masalah dalam usaha tani ini tetapi petani selalu berupaya untuk mengatasi masalah masalah yang ada. Kesuksesan budidaya Anthurium Gelombang Cinta ini tidak terlepas dari teknik perbanyakannya. Dampak dari usaha tani Anthurium Gelombang Cinta ini berpengaruh kepada masyarakat yakni terbukanya lapangan kerja. Dengan adanya usahatani Anthurium Gelombang Cinta ini dapat menambah kesempatan kerja di lingkungan masyarakat melalui penyerapan tenaga kerjanya. Dalam usahatani ini, petani akan berupaya untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Kemajuan suatu usahatani tersebut diukur dengan tingkat produktivitasnya. Usahatani dikatakan produktif jika produktivitasnya tinggi. Produktivitas yang tinggi dicapai bila hasil produksi usahataninya besar.

13 22 Produktivitas suatu usahatani dapat diketahui dari banyaknya hasil produksi yang diperoleh petani dari satu kesatuan input. Pemasaran merupakan aliran barang dari produsen ke konsumen. Dalam pemasaran Anthurium Gelombang Cinta ini terdapat harga yang harus dibayarkan oleh konsumen ke produsen yang disebut harga jual. Harga jual dapat mempengaruhi jumlah penerimaan yang diperoleh pemilik usahatani. Hasil produksi dikalikan dengan harga jual disebut total penerimaan. Besar kecilnya penerimaan dalam usahatani diperoleh petani dari hasil penjualannya. Dalam pemasaran Anthurium Gelombang Cinta mengeluarkan biaya pemasaran. Penerimaan dalam usaha tani juga dipengaruhi oleh biaya pemasaran untuk menyampaikannya ke konsumen. Pemasaran Anthurium Gelombang Cinta ini tidak melibatkan lembaga pemasaran ( pedagang perantara ) tetapi langsung dijual ke konsumen. Dalam memasarkan Anthurium Gelombang Cinta ini dapat diketahui tingkat efisiensi pemasaran. Bila nilai efisiensi pemasaran semakin kecil maka pemasaran akan semakin efisien. Dan sebaliknya semakin tinggi nilai efisiensinya maka pemasarannya tidak efisien. Kriteria pemasaran yang dikatakan efisien yaitu apabila nilai efisiensi pemasarannya di bawah 50 %. Dalam pelaksanaan usahatani dibutuhkan biaya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Semua pengeluaran yang digunakan dalam usahatani dimasukan ke dalam biaya produksi. Adapun biaya produksi ini meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Selisih antara total penerimaan dengan total biaya produksi disebut pendapatan bersih. Pendapatan petani Anthurium Gelombang Cinta bergantung pada jumlah produksi Anthurium Gelombang Cinta yang siap dijual dan sistem pemasarannya.

14 23 berikut : Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dilihat dalam skema sebagai Petani Anthurium Gelombang Cinta Usahatani Anthurium Gelombang Cinta Masalah Upaya Kesempatan Kerja Produksi Pemasaran Harga Jual Pedagang Perantara Penerimaan Konsumen Biaya Produksi Efisiensi Pemasaran Pendapatan Bersih Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Keterangan : : Menyatakan Hubungan

15 24 Hipotesis Penelitian Sesuai dengan landasan teori yang telah dibangun, maka disusun hipotesis penelitian sebagai berikut : 1. Pengelolaan usahatani Anthurium Gelombang Cinta sudah intensif di daerah penelitian. 2. Usahatani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian memberi kesempatan kerja. 3. Besar biaya produksi dalam usahatani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian cukup tinggi. 4. Besar penerimaan dan pendapatan bersih usaha tani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian relatif tinggi. 5. Saluran pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian pendek. 6. Sistem pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian cukup efisien. 7. Ada masalah masalah yang dihadapi dalam usahatani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. 8. Ada upaya upaya yang dilakukan dalam mengatasi masalah masalah dalam usahatani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian.

16 25 METODOLOGI PENELITIAN Metode Penentuan Daerah Penelitian Daerah penelitian ditentukan secara purposive yaitu di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. Alasan memilih daerah ini karena daerah ini memiliki jumlah terbesar usahatani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta dengan jumlah populasi sebanyak 10 KK dengan luas lahan rata rata 75 m 2 / KK dan jumlah produksi rata rata 881,5 pot / KK / tahun. Metode Pengambilan Sampel Pengambilan sampel dilakukan dengan cara Sensus yaitu seluruh pengusaha ( pemilik usahatani ) Anthurium Gelombang Cinta di Desa Bangun Sari dijadikan sampel yakni sebanyak 10 KK. Pengambilan sampel dilakukan secara sensus karena jumlah petani Anthurium Gelombang Cinta hanya sebesar 10 KK dari seluruh pemilik usahatani bunga hias. Metode Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara mewawancarai langsung dari pengusaha ( pemilik usaha tani ) Anthurium Gelombang Cinta berdasarkan daftar kuesioner yang bersangkutan telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari literatur dan dari kepala desa. Jenis dan sumber data yang akan dikumpulkan dapat dilihat pada tabel 1.

17 26 Tabel 1. Spesifikasi Pengumpulan Data No Jenis Data Sumber Metode Alat yang digunakan 1 Identitas Pengusaha Responden Wawancara Kuesioner 2 Pengelolaan usaha tani Responden Wawancara dan Observasi Kuesioner dan Pengamatan 3 Biaya Responden Wawancara Kuesioner 4 Penerimaan Responden Wawancara Kuesioner 5 Pendapatan Responden Wawancara Kuesioner 6 Sistem Pemasaran Responden Wawancara Kuesioner dan Pengamatan Metode Analisis Data Hipotesis 1, dianalisis secara deskriftif dengan cara menjelaskan pengelolaan usahatani Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. Hipotesis 2, dianalisis secara deskriftif dengan menganalisis curahan tenaga kerja dalam usahatani Anthurium Gelombang Cinta mulai dari persiapan lahan sampai dengan Anthurium Gelombang Cinta siap untuk dijual baik tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga di daerah penelitian. Hipotesis 3, dianalisis dengan metode perhitungan yaitu TC = FC + VC Dimana : TC = Total Cost ( Total Biaya ) FC = Fixed Cost ( Biaya Tetap ) VC = Variable Cost ( Biaya Variabel ) ( Soekartawi, 2002 ). Hipotesis 4, dianalisis dengan metode perhitungan yaitu TR = Y. Py

18 27 Dimana : TR = Total Penerimaan Y = Produksi yang diperoleh Py = Harga Y ( Soekartawi, 2002 ). Pd = TR TC Dimana : Pd = Pendapatan usaha tani TR = Total Penerimaan TC = Total biaya ( Soekartawi, 2002 ). Hipotesis 5, dianalisis secara deskriftif dengan menjelaskan saluran pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. Hipotesis 6, dianalisis dengan menghitung efisiensi pemasaran Biaya Pemasaran EP = 100 % Nilai produksi yang dipasarkan Dimana EP = Efisiensi Pemasaran ( Soekartawi, 2002 ). Bila nilai EP < 50 % maka pemasaran akan semakin efisien. Dan sebaliknya bila nilai EP > 50 % maka pemasarannya tidak efisien. Hipotesis 7, dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan masalah masalah yang dihadapi dalam usahatani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian. Hipotesis 8, dianalisis secara deskriptif dengan menjelaskan upaya upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah masalah yang dihadapi dalam usahatani dan pemasaran Anthurium Gelombang Cinta di daerah penelitian.

19 28 Defenisi dan Batasan Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan atas pengertian dalam penelitian ini, maka diberikan beberapa defenisi dan batasan operasional. Defenisi 1. Petani Anthurium Gelombang Cinta adalah petani yang mengusahakan tanaman anthurium mulai dari perbanyakan sampai pemasaran. 2. Usahatani Anthurium Gelombang Cinta adalah suatu kegiatan untuk mengembangkan dan memelihara Anthurium Gelombang Cinta. 3. Kesempatan kerja adalah penyerapan tenaga kerja pada usahatani Anthurium Gelombang Cinta. 4. Produksi adalah hasil yang diperoleh dari kegiatan usahatani Anthurium Gelombang Cinta yaitu Anthurium Gelombang Cinta yang siap untuk dijual. 5. Harga jual adalah besarnya nilai penjualan dari Anthurium Gelombang Cinta. 6. Penerimaan adalah nilai yang diperoleh dari perkalian total produksi dengan harga jual. 7. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh petani selama proses usaha taninya. 8. Pendapatan bersih adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya.

20 29 9. Pemasaran adalah proses menyampaikan barang dari petani ke konsumen. 10. Biaya pemasaran adalah semua ongkos yang dikeluarkan dalam kegiatan penyampaian barang dari petani ke konsumen. 11. Efisiensi pemasaran adalah rasio antara biaya pemasaran terhadap nilai produk yang dipasarkan kepada konsumen. Batasan Operasional 1. Penelitian dilakukan di Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang. 2. Penelitian dilakukan pada tahun Sampel penelitian adalah petani yang melakukan usahatani Anthurium Gelombang Cinta. 4. Jumlah sampel yang diteliti sebanyak 10 orang. 5. Anthurium Gelombang Cinta yang siap dijual adalah mulai umur tiga bulan. 6. Produksi Anthurium Gelombang Cinta yang dijual mulai umur tiga bulan sampai satu tahun.

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Sampai sekarang pengertian bibit masih sering dirancukan dengan pengertian benih (seed) dan tanaman induk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai

PENDAHULUAN. Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai 11 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman hias merupakan tumbuhan yang biasa ditanam orang sebagai hiasan. Umumnya pengertian hiasan adalah hiasan di halaman rumah, dalam rumah, atau taman taman umum, oleh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman asli Indonesia. Salak termasuk famili Palmae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI. daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Buah Naga Terdapat empat jenis buah naga yang dikembangkan, yaitu buah naga daging putih (Hylocereus undatus), buah naga daging merah (Hylocereus polyrhijus),

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005),

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sirih Merah. (Duryatmo 2005). Oleh karena itu, menurut Candra (2010) dalam Sudewo (2005), II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sirih Merah Tanaman sirih merah ini merupakan tanaman merambat, yang tumbuh hingga mencapai ketinggian 10 kaki atau lebih, mudah tumbuh di daerah tropis (khususnya daerah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Jati (Tectona grandis) Klasifikasi pohon jati menurut Sumarna (2011) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledoneae Ordo : Verbenaceae

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Krisan Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev) termasuk dalam klasifikasi kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, sub-divisi Angiospermae, kelas Dicotiledonae, ordo Asterales,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo: Caryophyllales, Famili: Cactaceae, Genus:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Sawi Dalam ilmu tumbuh-tumbuhan secara taksonomi (Rukmana, 2003) Caisim diklasifikasikan ke dalam golongan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Sub-Kingdom : Tracheobionta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) termasuk dalam keluarga Leguminoceae dan genus Arachis. Batangnya berbentuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Menurut Warisno (2010) tanaman jagung termasuk dalam famili graminae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pakchoy (Brassica rapa L.) Pakchoy (Sawi Sendok) termasuk tanaman sayuran daun berumur pendek yang berasal dari China dan telah dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Jagung (Zea Mays L.) Jagung (Zea mays L) adalah tanaman semusim dan termasuk jenis rumputan/graminae yang mempunyai batang tunggal, meski terdapat kemungkinan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Komoditas Tanaman Carica Tanaman carica atau biasa disebut papaya dieng atau gandul dieng memiliki nama latin Carica pubescens atau Carica candamarcencis. Tanaman ini masih

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan

TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan 14 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gladiol Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang kecil, menunjukkan pada bentuk daunnya yang sempit dan panjang seperti pedang. Genus gladiolus terdiri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Tengah, yaitu sekitar India, Pakistan sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae, BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) termasuk keluarga Oxalidaceae, yang semasa muda buahnya berwarna hijau muda,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Alam Indonesia sangat kaya akan aneka tanaman yang cocok dibonsaikan. Bahan bonsai sebaiknya berupa

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Jagung Menurut Purwono dan Hartono (2005), jagung termasuk dalam keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas 23 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung, Kampus Gedung Meneng, Bandar Lampung pada bulan Desember 2013

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Manjung, Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kecamatan Sawit memiliki ketinggian tempat 150 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 16 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Kondisi lingkungan tumbuh yang digunakan pada tahap aklimatisasi ini, sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan planlet Nepenthes. Tjondronegoro dan Harran (1984) dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang mempunyai keanekaragaman tanaman hortikultura meliputi tanaman buah, tanaman sayuran dan tanaman hias. Menurut Wijaya (2006), Indonesia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Agronomi Tanaman Jagung (Zea mays L.) Tanaman jagung termasuk dalam famili graminae, dengan sistematika (taksonomi) sebagai berikut : Kingdom Divisio Sub divisio Kelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka Karet alam merupakan salah satu komoditi pertanian yang penting baik untuk lingkup internasional dan teristimewa bagi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi dan Morfologi Tanaman Gladiol 2.1.1 Taksonomi Tanaman Gladiol Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut : Divisi : Tracheophyta Subdivisi : Pteropsida

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Kacang Tanah Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) berasal dari benua Amerika Selatan, diperkirakan dari lereng pegunungan Andes, di negara-negara Bolivia, Peru, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN. Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Asam gelugur (Garcinia atroviridis Griff) berasal dari kawasan Asia yaitu semenanjung Malaysia, Thailand, Myanmar dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani

TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Sifat Botani 3 TINJAUAN PUSTAKA Asal-usul dan Penyebaran Geografis Pepaya (Carica papaya) merupakan tanaman buah-buahan tropika. Pepaya merupakan tanaman asli Amerika Tengah, tetapi kini telah menyebar ke seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun tanaman hias bunga. Tanaman hias yaitu suatu tanaman yang bagian akar, batang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar

TINJAUAN PUSTAKA. yang semula berkembang dari buku di ujung mesokotil, kemudian set akar TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Tanaman Jagung - Akar Jagung mempunyai akar serabut dengan tiga macam akar, yaitu akar seminal, akar adventif, dan akar kait atau penyangga. Akar seminal adalah akar yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggrek Dendrobium Anggrek termasuk dalam famili Orchidaceae, suatu famili yang sangat besar dan sangat bervariasi. Famili ini terdiri dari 800 genus dan tidak kurang dari 25.000

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung, Bandar lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomi Tanaman kopi merupakan tanaman perkebunan yang penting di Indonesia. Sejarah perkopian di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk

I. PENDAHULUAN. Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Gladiol merupakan tanaman bunga hias berupa tanaman semusim berbentuk herba termasuk dalam famili Iridaceae. Gladiol berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

Lebih terperinci

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT

PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT PEMANFAATAN DAUN LAMTORO TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK TANAH (Vanda sp.) PADA CAMPURAN MEDIA PASIR DAN TANAH LIAT SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Di Indonesia, dikenal cukup banyak ragam varietas belimbing. Diantaranya varietas Sembiring, Siwalan, Dewi, Demak kapur, Demak kunir,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Jagung Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada malai dan bunga betina terletak pada tongkol di pertengahan batang secara terpisah tapi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11).

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR. Ikatan Geografi Indonesia (IGI) dalam Nursid Sumaatmadja, 1997:11). II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Geografi Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Tanaman bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut, divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae, ordo liliales,

Lebih terperinci

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal.

Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal. 1 SELEKSI DAN RAWAT AGLAONEMA Seleksi dan Rawat Aglaonema Sungkup plastik diikat dan digantung Prima atau tidaknya tanaman kelak bergantung penuh pada bibit awal. Karena itu, seleksi bibit yang unggul

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Jagung Jagung (Zea mays L) termasuk dalam keluarga rumput rumputan. tanaman jagung (Zea mays L) dalam sistematika ( Taksonomi ) tumbuhan, kedudukan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah

TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditas Bawang Merah Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang merupakan anggota Allium yang paling banyak diusahakan dan memiliki nilai ekonomis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Belimbing dan Morfologi Tumbuhan Menurut sejarah persebarannya Belimbing termasuk satu jenis buah tropis yang sudah lama dikenal dan ditanam di Indonesia. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lumut merupakan kelompok tumbuhan kecil yang tumbuh menempel pada berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada pohon, kayu mati, kayu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Perkecambahan Benih Penanaman benih pepaya dilakukan pada tray semai dengan campuran media tanam yang berbeda sesuai dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul tidak seragam,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) 10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica) Kopi tergolong pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae. Tumbuhan ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila dibiarkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family:

TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family: 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Klasifikasi tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Subdivisio Angiospermae, Klas Monocotyledoneae, Ordo Liliaceae Family: Liliales, Genus Allium,SpeciesAllium

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Nanas Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah Ananas comosus (L.) Merr. memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Definisi dan Manfaat Vertikultur Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture). Menurut Nitisapto (1993) vertikultur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN Tinjauan Pustaka Sistem pertanian polikultur didefinisikan sebagai sebuah metode pertanian yang memadukan lebih dari 4 jenis tanaman lokal bernilai

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman pangan yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Lahan tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Teh termasuk famili Transtromiceae dan terdiri atas dua tipe subspesies dari Camellia sinensis yaitu Camellia sinensis var. Assamica dan Camellia sinensis var.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk 28 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasiona Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Lebih terperinci

Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias ANTHURIUM

Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias ANTHURIUM Tugas Mata Kuliah TBT Sayur dan Tanaman Hias ANTHURIUM Disusun Oleh : Dewi Ma rufah (H0106006) Muji Widyarso (H0106020) Ratsio Wibisono (H0106022) Triana R N (H0106026) Taufan R P (H0107088) JURUSAN AGRONOMI

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. diikuti oleh akar-akar samping. Pada saat tanaman berumur antara 6 sampai TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pada saat jagung berkecambah, akar tumbuh dari calon akar yang berada dekat ujung biji yang menempel pada janggel, kemudian memanjang dengan diikuti oleh akar-akar samping.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Ubi Kayu Ubi kayu merupakan tanaman tropis, namun demikian tetap mampu beradaptasi dan tumbuh baik di daerah subtropis. Di Indonesia, tanaman ini merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi Tanaman Teh 3 TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Tanaman Teh Klasifikasi tanaman teh yang dikutip dari Nazaruddin dan Paimin (1993) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Jagung Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea Mays Saccharata. Secara umum klasifikasi tanaman jagung sebagai

Lebih terperinci