SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT MENGGUNAKAN KONSEP IDRIS-E ( IRIGATION DRIP SYSTEM - EVOLUTION )

Transkripsi

1 PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT MENGGUNAKAN KONSEP IDRIS-E ( IRIGATION DRIP SYSTEM - EVOLUTION ) BIDANG KEGIATAN: PKM-KARSACIPTA Diusulkan oleh: Calfin Murrin xxx Angkatan 2012 Omar Farizi Wonggo Angkatan 2013 Ridho Rahmadi Angkatan 2013 UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2015

2 PENGESAHAN PKM-PENELITIAN 1. Judul Kegiatan : SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN LAHAN GAMBUT MENGGUNAKAN KONSEP IDRIS-E ( IRIGATION DRIP SYSTEM - EVOLUTION ) 2. Bidang Kegiatan : PKM-KC 3. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Omar Farizi Wonggo b. NIM : c. Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional d. Universitas : Universitas Indonesia e. Alamat Rumah : Jalan Nusa Indah C2/No. 17 Bekasi Barat f. No. Telp/HP. : g. Alamat ofarizi@gmail.com 4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 3 orang 5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : b. NIDN : c. Alamat Rumah : d. No. Telp/HP. : Menyetujui, Depok, Oktober 2015 Wakil Manajer Kemahasiswaan FISIP UI, Ketua Pelaksana Kegiatan, Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si. NIP Direktur Kemahasiswaan UI, NPM. Dosen Pendamping Arman Nefi, S.H., M.M. NUK NIP. ii

3 DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii DAFTAR ISI...iii RINGKASAN...v BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Rancangan dan Prinsip Kerja Sistem...4 BAB III METODE PELAKSANAAN...6 BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN Anggaran Biaya Jadwal Kegiatan...7 DAFTAR PUSTAKA...9 LAMPIRAN...10 Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok, Anggota Kelompk, dan Dosen Pendamping...10 Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan...18 Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas...19 Lampiran 4. Surat Penyataan Ketua Pelaksana...20 Lampiran 5. Gambar Teknologi yang akan Diterapkembangkan.. 21 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Rancangan Sistem Secara Eksternal...4 Gambar 2. Sistem IDRIS-E pada Lahan Gambut...21 Gambar 3. Blok Diagram dari Operating Sistem yang diterapkan pada IDRIS E...21 iii

4 RINGKASAN Indonesia merupakan salah satu negara penyumabang oksigen terbesar ke tiga di dunia setelah Brasil dan Kongo. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini kebakaran hutan di Indonesia meningkat signifikan pada pulau Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran yang terjadi menghasilkan kabut asap yang merugikan warga setempat, seperti terganggunya aktivitas sehari-hari hingga gangguan kesehatan, terutama bagian pernapasan. Kerugian yang ditimbulkan oleh kabut asap tidak hanya diderita oleh Indonesia sendiri bahkan berdampak sampai kawasan Asia Tenggara, terutama pada negara Malaysia, Singapura, dan Filipina. Permasalahan yang bersifat transnasional ini perlu disikapi lebih serius dalam melakukan penanganan dan pencegahan agar permasalahan kabut asap ini tidak meluas menjadi permasalahan yang lebih besar. Kebakaran yang terjadi selain disebabkan oleh pengalihan lahan gambut dengan cara membakar lahan gambut, juga dipicu oleh kekeringan yang terjadi akibat El Nino yang buruk pada tahun ini. Oleh karena itu, tim penulis mengusulkan untuk pengimplementasian dari sistem irigasi drip yang populer diterapkan pada negara Israel dalam bidang agrikulturnya. Sistem irigasi drip yang digunakan ini juga dapat mencegah dan meminimalisir besar biaya yang digunakan jika terjadi kebakaran hutan yang besar. Sistem irigasi drip ini merupakan metode irigasi yang diterapkan diberbagai negara seperti Israel dalam memberi air pada tanaman didaerah yang tandus atau sedikit pasokan air. Irigasi ini nantinya akan mengatasi permasalahan kebakaran lahan gambut yang disebabkan oleh kekeringan yang berlebihan dengan menyeimbangkan kadar kelembaban lahan gambut tersebut. iv

5 BAB 1 - PENDAHULUAN Masalah asap bukanlah masalah baru yang dihadapi oleh provinsi-provinsi di Sumatera dan Kalimantan. Kebakaran lahan selalu menjadi masalah sendiri setiap tahunnya ketika musim kemarau tiba. Dalam 20 tahun terakhir, bencana asap sudah beberapa kali mencatatkan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) berbahaya hingga sangat berbahaya. Puncaknya adalah pada tahun 1997 dan 2015 ini dimana ISPU mencatatkan angka diatas 400 atau sangat berbahaya. Permasalahan sebenarnya berada pada media penyebaran kebakaran tersebut yaitu tanah gambut. Tanah gambut merupakan timbunan dari sisa-sisa tanaman mati yang terkumulasi selama ribuan tahun lamanya. Lahan gambut pada awalnya adalah cekungan di permukaan tanah yang basah. Tanah ini kemudian ditumbuhi tanaman air dan vegetasi lahan basah. Seiring dengan berjalannya waktu dan diikuti proses pelapukan, sisa tanaman ini menumpuk dan secara bertahap membentuk lapisan transisi antara gambut dan substratum atau lapisan di bawahnya yang berupa tanah mineral. Proses ini berjalan secara akumulatif sehingga membentuk tanah gambut dengan ketebalan berkisar mulai dari 40 sentimeter hingga 10 meter. 1 Oleh karena itu, pada dasarnya tanah gambut adalah reservoir air yang aman dan tidak mudah tersulut api. Akan tetapi, ketika tanah gambut ini menjadi kering maka lahan ini akan sangat mudah terbakar karena tanah gambut disusun oleh bahan-bahan organik. Selain sangat mudah terbakar ketika kering, kebakaran yang terjadi di tanah gambut juga sulit untuk dipadamkan dan sangat mudah untuk menyebar. Pada tanah gambut, api menjalar dibawah permukaan tanah melalui pori-pori gambut. Api membentuk kantong asap di bawah permukaan. Pada akhirnya yang terlihat di permukaan tidak seperti api yang menyala-nyala melainkan hanya asap putih tebal. Kebakaran ini sulit untuk dipadamkan karena kebakaran meluas di dalam gambut, bukan di permukaan. Oleh karena itu, upaya penyemprotan atau pengeboman dengan air seringkali tidak mampu benar-benar berhasil mematikan 1 Irma Tambunan, Kala Jerebu Menyerbu, dalam National Geographic Indonesia, September 2015, hal 29 1

6 api hingga ke lapisan bawah kecuali setelah diguyur hujan selama berhari hari. 2 Terlebih, upaya pemadaman yang dilakukan dengan menggunakan bomb air memakan biaya yang cukup besar. Satu kali penerbangan pesawat serta helikopter menelan Rp 150 juta. 3 Berdasarkan uraian dari latar belakang terdapat beberapa masalah yang perlu diselesaikan, yaitu: Bagaimana mencegah lahan gambut agar tidak terbakar? Bagaimana memadamkan lahan gambut secara efektif dan efisien? Bagaimana memberikan solusi untuk memperkecil biaya operasional pemadaman didaerah yang tidak bisa terjangkau? Tujuan dari perancangan alat in adalah sebagai berikut: Dapat lebih mengoptimalkan pemadaman kebakaran lahan gambut yang terjadi. Dapat mencegah terjadinya kebakaran lahan gambut yang mudah terbakar jika mengalami kekeringan. Memperkecil biaya operasional yang dikeluarkan untuk memadamkan kebakaran lahan gambut. Dapat meminimalisir kabut asap yang menjadi permasalahan yang bersifat transnasional. Luaran yang diharapkan dari perancangan sistem ini adalah alat yang dapat diintegrasikan dengan perangkat lunak mandiri agar dapat melakukan self regulating dengan keunggulan sebagai berikut: Bersifat realtime, sehingga apabila terjadi penurunan kelembaban di lahan gambut dapat terdeteksi. 2 Irma Tambunan, hal Yohanes K. Irawan,Kompas, Sekali Terbang Padamkan Api, Heli "Water Bombing" Telan Biaya Rp 150 Juta, er.bombing.telan.biaya.rp.150.juta. diakses pada 12 Oktober

7 Biaya investasi yang cukup rendah dibandingkan dengan solusi yang telah digunakan sebelumnya. Dapat memaksimalkan pemadaman yang dilakukan oleh pemerintah. Sistim irigasi drip yang akan diterapkan sedikit berbeda dengan sistem irigasi drip pada umumnya yang hanya mengalirkan air sedikit demi sedikit secara berlanjut dengan menggunakan timer. IDRIS-E yang akan diterapkan akan melakukan pengaliran air dengan berpegang pada pengukur kelembaban yang ditanam disetiap lahan gambut. Ketika kadar kelembaban sudah mencapai titik terendah maka air akan mengalir dan membasahi lahan gambut dengan begitu lahan gambut akan tetap lembab dan sulit untuk terbakar. Sehingga sistem ini dapat menjadi salah satu solusi mencegah dan menanggulangi kebakaran lahan gambut yang mengakibatkan kabut asap di kawasan Asia Tenggara. 3

8 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rancangan dan Prinsip Kerja Sistem Stasiun Pusat (Reservoir Air) Keterangan : Lahan Gambut Lahan Gambut Jalur air irigasi Gambar 1. Rancangan Sistem Secara Eksternal Pada Skema Gambar 1, menggambarkan rancangan sistem secara eksternal, yaitu hubungan antara stasiun pusat yang berisi tampungan air yang akan disalurkan ke lahan-lahan gambut yang mengalami penurunan kelembaban secara self regulating. Untuk dapat bekerja secara mandiri, sistem ini menggunakan sensor kelembaban tanah yang dapat mengukur intensitas air dalam tanah. Sensor ini dapat berupa dua paku konduktor yang sensitif terhadap muatan listrik. Sensor ini akan tersambung pada piranti yang berada stasiun pusat yang akan mengukur batas kelembaban dari lahan gambut tersebut. Piranti yang digunakan akan menggunakan operating system yang ada pada Router berjenis TP-Link yang sudah di format ulang untuk menginstal perintah baru. Prinsip kerja dari IDRIS-E sama dengan irigasi drip biasanya dimana dilakukan pembasahan secara berkala. Selain itu IDRIS-E juga memiliki fungsi memantau dan mengkontrol dari kelembaban lahan gambut. Memantau yang dilakukan berupa pengiriman informasi mengenai ukuran kelembaban dari lahan gambut. Pada fungsi mengkontrol berupa pendistribusian air untuk melembabkan 4

9 dari lahan gambut tersebut. Kebutuhan dari tingkat air didapatkan dari fungsi memantau. Ketika kadar kelembaban lahan gambut ini mencapai tingkat yang sangat rendah makadiindikasikan telah terjadi kekeringan yang akan berlanjut pada kebakaran hutan yang terjadi seperti saat ini. Pada tingkat tersebut secara otomatis air dari reservoir air akan mengalir dan membasahi lahan gmabut tersebut guna memadamkan sumber api yang berada didalam tanah. Jika air pada reservoir air habis akan dilakukan isi ulang dari pompa bawah tanah atau menggunakan air laut yang sudah melalui destilasi sederhana. Dengan adanya sistem IDRIS-E dapat mencegah dari kebakaran hutan yang terjadi, menekan pengeluaran operasional dalam melakukan pemadaman, dan tentunya meminimalisir sampai menghilangkan kabut asap yang dihasilkan oleh Indonesia. 5

10 BAB 3. METODE PELAKSANAAN Untuk menyelesaikan masalah yang telah dirumuskan dan mencapai tujuan yang telah disebutkan pada poin sebelumnya, perlu diciptakan suatu alat dengan melakukan beberapa langkah sebagai berikut : 1. Membuat rancangan fisik dan rangkaian/schematic dari sistem IDRIS-E. 2. Membuat rancangan perangkat lunak dari sistem irigasi tersebut agar dapat melakukan self regulating. 3. Melakukan pemesanan, pembuatan, dan/atau pembelian komponenkomponen yang dibutuhkan sesuai rancangan dan alokasi dana yang telah sitentukan sebelumnya. 4. Menyusun dan mengintegrasikan komponen-komponen yang sudah dibeli. 5. Melakukan integrasi antara perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat. 6. Melakukan uji coba terhadap sistem tersebut untuk menguji kinerja dari keseluruhan sistem yang terlah dibuat. 7. Mengevaluasi kinerja alat, antarmuka perangkat lunak dan bentuk fisik untuk kepentingan penyempurnaan. 6

11 BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Biaya Kegiatan No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp) Keterangan 1. Peralatan penunjang Rp , Bahan habis pakai Rp , Lain-lain Rp ,- - JUMLAH Rp ,- - B. Jadwal Kegiatan Waktu Pelaksanaan Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan Membuat rancangan fisik dan rangkaian/schem atic dari sistem IDRIS-E. Membuat rancangan perangkat lunak dari sistem irigasi guna regulating. self 7

12 Melakukan pemesanan, pembuatan, dan/atau pembelian komponenkomponen yang dibutuhkan sesuai rancangan dan alokasi dana yang telah sitentukan sebelumnya Menyusun dan mengintegrasikan komponenkomponen yang sudah dibeli Melakukan integrasi antara perangkat keras dan perangkat lunak yang telah dibuat Melakukan uji coba terhadap sistem tersebut untuk menguji kinerja dari keseluruhan sistem yang terlah dibuat Mengevaluasi kinerja alat, antarmuka perangkat lunak dan bentuk fisik untuk kepentingan penyempurnaan 8

13 DAFTAR PUSTAKA Tambunan, Irma, Kala Jerebu Menyerbu, dalam National Geographic Indonesia, September 2015, hal 29 Irawan, Yohanes K., Kompas, Sekali Terbang Padamkan Api, Heli "Water Bombing" Telan Biaya Rp 150 Juta, damkan.api.heli.water.bombing.telan.biaya.rp.150.juta. diakses pada 12 Oktober

14 LAMPIRAN Lampiran 1. Biodata Ketua Kelompok, Anggota Kelompok, dan Dosen Pendamping 1. Biodata Ketua Kelompok A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap Omar Farizi Wonggo 2. Jenis Kelamin Laki-Laki 3. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 4. NIM Tempat Tanggal Lahir Jakarta, 12 Juli Nomor Telepon/HP B. Riwayat Pendidikan SD SMP SMA Nama Institusi SDI Al-Azhar 13 SMPI Al-Azhar SMAN 68 Rawamangun 12 Rawamanugn Jakarta Jurusan - - IPS Tahun Masuk-Lulus C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Judul Artikel Ilmiah Waktu Ilmiah/Seminar Tempat dan D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. 10

15 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Karsacipta Depok, Oktober 2015 Pengusul, (Nama Lengkap Peserta) 11

16 2. Biodata Anggota Kelompok 2.1 Biodata Anggota Kelompok ke-1 A. Identitas Diri 1. Nama Lengkap Calfin Murrin 2. Jenis Kelamin Laki-laki 3. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 4. NIM Tempat Tanggal Lahir Jambi Nomor Telepon/HP. B. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus SD SMP SMA C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu Tempat dan D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. 12

17 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Karsacipta Depok, Oktober 2015 Pengusul, (Nama Lengkap Peserta) 13

18 2.2 Biodata Anggota Kelompok Ke-2 1. Identitas Diri 1. Nama Lengkap Ridho Rahmadi 2. Jenis Kelamin Laki-laki 3. Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 4. NIM Tempat Tanggal Lahir Nomor Telepon/HP. 2. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus SD SMP SMA 3. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu Tempat dan 4. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. 14

19 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Karsacipta. Depok, Oktober 2015 Pengusul, (Nama Lengkap Peserta) 15

20 3. Biodata Dosen Pendamping 1. Identitas Diri 1. Nama Lengkap 2. Jenis Kelamin 3. Program Studi 4. NIP 5. Tempat Tanggal Lahir Nomor Telepon/HP. 2. Riwayat Pendidikan Nama Institusi Jurusan Tahun Masuk-Lulus SD SMP SMA 3. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) No. Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah 1 Waktu Tempat dan 4. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara secara hukum. Apabila di kemudian ternyata dijumpai ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya siap menerima sanksi. 16

21 Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan Program Kreativitas Mahasiswa Karsacipta. Depok, Oktober 2015 Pengusul, (Nama Lengkap Dosen Pembimbing) 17

22 LAMPIRAN 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang Material Solar Panel 50w (Polycristalin) Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan 3 Rp ,- Rp ,- Baterai Tenaga Solar 3 Rp ,- Rp ,- Sensor Arus 3 Rp ,- Rp ,- TP-Link 3G/3.75G Wireless Router TL-NR Rp ,- Rp ,- SHT1x Humidity & Temperatur Sensor 3 Rp ,- Rp ,- SUB TOTAL Rp ,- 2. Bahan Habis Pakai Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan Mur dan baut 50 Rp 200,- Rp ,- Kabel 5 Rp ,- Rp ,- Gelang Karet 1 Rp ,- Rp ,- PCB 2 Rp ,- Rp ,- Pipa Paralon PVC 1`` (4 M) Solenoid Valve 1`` (Normally Closed) 6 Rp ,- Rp ,- 3 Rp ,- Rp ,- 18

23 SUB TOTAL Rp ,- 3. Lain-lain Material Justifikasi Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Keterangan Keperluan Dokumentasi 1 Rp ,- Rp ,- Laporan 1 Rp ,- Rp ,- SUB TOTAL Rp ,- TOTAL KESELURUHAN Rp ,- Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Pelaksana dan Pembagian Tugas No. Nama/NIM 1. Omar Farizi Wonggo/ Program Studi Ilmu Hubungan Internasional 2. Calfin Murrin Ilmu Hubungan Internasional 3. Ridho Rahmadi Ilmu Hubungan Internasional Bidang Ilmu Alokasi Uraian Tugas Waktu (jam/minggu) 10 Membuat hardware dan alat 10 Membuat interface sistem 10 Melakukan programming pada sistem. 19

24 Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Tim SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA Yang bertandatangan dibawah ini: Nama : NIM : Program Studi : Fakultas : Dengan ini menyatakan bahwa proposal Program Kreativitas Mahasiswa Karsacipta (PKM-KC) saya dengan judul: yang diusulkan untuk tahun anggaran 2015 bersifat original dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain. Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya. Depok, Oktober 2015 Mengetahui, Yang menyatakan, Direktur Kemahasiswaan UI, Arman Nefi, SH., M.M. NUK NPM. 20

25 Lampiran 5. Gambaran Teknologi yang akan Diterapkembangkan Ladang Gambut Water Reservoir Keterangan: Jalur irigasi Router Humidity gauges sensor Gambar 2. Sistem IDRIS-E pada Lahan Gambut Humidity Gauges Sensor Internet Satelit Router TP LINK Mikrokontroler Baterai Solar Cell Gambar 3. Blok Diagram dari Operating Sistem yang diterapkan pada IDRIS E 21

26 Gambar 2. dan Gambar 3. menunjukkan blok diagram dari sistem yang dirancang. Sistem akan menggunakan akses internet untuk mengirim dan menerima instruksi / sinyal melalui layanan Internet Satelit. Penggunaan Internet Satellit didasari dengan kondisi daerah yang tidak terdapat jaringan GSM ataupun CDMA. Walaupun Internet Satellit memerlukan biaya yang lebih besar, namun hal ini diperlukan mengingat presisi merupakan hal utama yang ditekankan dari teknologi ini. Router TP-Link yang telah diformat ulang yang dihubungkan dengan reservoir air berfungsi untuk mengatur waktu dan jumlah dari palka reservoir air yang akan dibuka berdasarkan instruksi yang diterima dari sensor yang terpasang pada cabang saluran irigasi. Sensor ini nantinya akan mengukur intensitas air tanah dalam suatu area, dimana ia akan mengirimkan sinyal kepada reservoir air apabila intensitas air tanah di daerah tersebut sudah melewati batas aman yang ditentukan. Router ini akan diberi perintah oleh Mikrokontroler sebagai otak dari sistem ini. IDRIS E akan mengalirkan air ke daerah yang telah melewati batas aman intensitas air dengan mengalirkan air dari reservoir menuju daerah tersebut. Efisiensi dilakukan dengan memberikan sensor yang berbeda terhadap tiap palka air, agar ketika air dialirkan dari reservoir hanya sensor yang memberikan instruksi lah yang akan terbuka dan mengalirkan air ke daerah tersebut Sensor bekerja dengan baterai solar panel yang akan mengisi otomatis pada siang hari sehingga dapat berfungsi dalam jangka waktu yang panjang serta maintenance free. Apabila baterai solar panel tidak dapat mengisi karena minimnya cahaya matahari yang masuk ataupun mengalami gangguan lain, sensor juga dilengkapi dengan baterai lithium cadangan yang diperkirakan dapat tahan selama 3-5 hari. Fitur-fitur utama yang ada pada teknologi ini, meliputi: Irrigation Drip System Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, teknologi ini akan menggunakan Irrigation Drip System sebagai kerangka dasar, dimana Irrigation Drip System memungkinkan kita untuk mengalirkan air 22

27 kedaerah daerah yang mulai kehilangan kelembabannya sehingga kebakaran dapat dicegah. Humidity Gauge Sensor Teknologi ini akan mengukur kelembaban tanah di areanya masing masing dengan melihat intensitas air. Dengan sensor ini, kita dapat mengetahui area manakah yang mengalami kekeringan. Sensor ini akan ditempatkan di palka air tiap daerah, agar ketika air dialirkan hanya area yang mengirimkan instruksi saja yang akan mengalirkan air Solar Powered Battery Karena berada di daerah yang rawan api serta jauh dari jangkauan listrik, untuk dapat berfungsi sensor ini akan menggunakan baterai solar panel yang akan mengisi tiap siang hari. Dengan mekanisme tersebut, maka sensor dapat berfungsi tanpa adanya kabel listrik dalam jangka waktu yang lama. Apabila baterai mengalami gangguan, maka di reservoir air akan muncul pemberitahuan sehingga baterai dapat segera diperbaiki / diganti. Emergency Power Sistem ini memiliki sumber daya listrik cadangan berupa baterai Lithium yang tahan kira-kira hingga 5 hari untuk memastikan bahwa sensor tetap dapat bekerja walaupun baterai solar panel tidak berfungsi. Wireless Connection Koneksi yang akan digunakan untuk mengirim dan menerima instruksi terhadap IDRIS-E akan menggunakan internet satelit karena ketepatan yang disediakan oleh internet satelit belum dapat disediakan oleh jaringan GSM / CDMA. Hal ini juga didorong oleh kondisi medan yang berat sehingga tidaklah memungkinkan untuk melakukan pemasangan kabel jaringan. 23