BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang
|
|
- Djaja Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Sebagai negara yang heterogen, Indonesia memiliki banyak suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2013 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik dan bekerjasama dengan Institute Southeast Asian Studies (ISEAS) bahwa terdapat 633 kelompok suku yang ada di Indonesia,salah satunya adalah suku Batak. Suku bangsa Batak terbagi ke dalam enam sub-etnis, yaitu Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, BatakAngkola,danBatakMandailing( 27.com diakses pada 2 Mei 2017 ). Masing-masing sub-etnis memiliki ciri khas nama marganya. Marga ini berfungsi sebagai tanda adanya tali persaudaraan di antara mereka. Satu sub-etnis memiliki banyak marga. Kelompok kekerabatan Batak diambil dari garis keturunan laki-laki atau patrilineal. Seorang Batak merasa hidupnya lengkap jika ia telah memiliki anak laki-laki yang meneruskan marganya. Untuk menentukan seorang bangsa Batak berasal garis keturunan mana, mereka menggunakan tarombo. Dengan tarombo seorang Batak mengetahui posisinya dalam sebuah marga. Orang Batak meyakini, bahwa kekerabatan menggunakan tarombo ini dapat diketahui asal-usulnya yang berujung pada Si Raja Batak. Dalam Mitologi Batak Toba, Si Raja Batak adalah anak dari keturunan Debata Mulajadi Nabolon, Tuhan pencipta bumi dan isinya. Dari Si Raja Batak kemudian memunculkan garis keturunan marga Batak Toba yang mendiami daerah sekitar Danau Toba dan
2 bagian selatan Danau Toba. Garis keturunan tersebut memunculkan banyak marga-marga yang menjadi identitas bagi masyarakat Batak, khususnya Batak Toba. Suku Batak Toba adalah suku bangsa yang tinggal di sekitar Danau Toba dan bagian selatan Danau Toba, yang setelah pemekaran berada di daerah Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir (Nainggolan, 2012). Masyarakat Batak Toba sebagai kelompok kesatuan sosial dari bagian sub-etnis masyarakat suku Batak yang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal lahirnya yang kemudian menyebar ke berbagai daerah. Keterbatasan wilayah membuat masyarakat Batak Toba memilih jalan untuk bermigrasi ke wilayah lainnya, dimana tujuan tempat migrasi mereka adalah daerah-daerah sub-suku Batak lain. Migrasi ini pun berjalan perlahan-lahan. Migrasi bagi orang Batak Toba adalah mekanisme untuk mendirikan kelompok marga (klan) yang baru dan sarana untuk mengurangi kepadatan penduduk (Nainggolan, 2012). Penyebaran keturunan dari Suku Batak Toba sudah meluas hingga keseluruh dunia, sehingga pada akhirnya diperlukan satu sarana untuk menyatukan klan/kekerabatan dari masyarakat Batak Toba itu sendiri. Suku Batak Toba hidup dengan memegang teguh budaya dengan berlandaskan ketuhanan sejak dahulunya dengan diperantarai oleh agama maupun kepercayaan tradisional yang mereka anut. Walaupun saat ini masyarakat Batak sudah menganut berbagai agama yang berbeda satu sama lain. Meskipun agama yang dianut berbeda-beda dan tetap memiliki satu konsep dalam perkumpulanperkumpulan marga lingkup kecilnya, masyarakat suku Batak Toba berkumpul
3 berlandaskan kesamaan marga lewat arisan lembaga perkumpulan atau dengan istilah Punguan sektor marga-marga. Namun walaupun mereka berbeda agama satu-sama lainnya, mereka tetap satu secara konsep budaya. Punguan secara etimologi berasal dari bahasa batak Toba yaitu marpungu yang artinya berkumpul. Punguan Marga Batak Toba adalah organisasi atau perkumpulan individu bersuku Batak Toba yang memiliki Marga yang sama. Masyarakat Batak Toba sendiri memiliki beberapa pandangan hidup yang merupakan pedoman serta orientasi hidup. Didalamnya terkandung konsep nilai kehidupan yang dicita-citakan oleh masyarakatnya, yakni: 1. Hagabeon,yang berarti bahagia dan sejahtera. Kebahagiaan yang dimaksudkan di sini adalah kebahagiaan dalam hal keturunan. Keturunan dipandang sebagai pemberi harapan hidup,karena keturunan itu adalah suatu kebahagiaan yang tidak ternilai bagi orang tua, keluarga dan kerabat. Kebahagiaan akan terasa lengkap dalam sebuah keluarga apabila keluarga itu memiliki anak laki-laki dan perempuan. Keturunan dalam budaya Batak Toba dianggap sebagai harta yang paling berharga (Harahap dan Siahaan, 1987). Keberadaan anak yang sangat didambakan oleh keluarga suku Batak Toba adalah sebagai pencapaian tujuan hidup yang ideal, pelengkap adat Dalihan na tolu, penambah wibawa orangtua, pewaris harta kekayaan, penerus garis keturunan (marga). 2. Hamoraon, yaitu kepemilikan harta yang berwujud materi maupun non materi yang di peroleh melalui usaha sendiri ataupun dari warisan yang diterimanya. Pada zaman dahulu, seorang Batak dikatakan mora (kaya) apabila memiliki tanah dan ternak yang banyak.
4 3. Hasangapon, yaitu pengakuan dan penghormatan atas wibawa dan martabat seseorang. Seseorang dikatakan sangap (mulia) apabila memiliki jabatan dan kedudukan yang tinggi dimasyarakat,serta sebagai tetua dan tokoh masyarakat. Metode pencapaian pandangan hidup ini (3H) diatur oleh struktur sosial Dalihan Na Natolu atau 3 tunggu perapian. Dalihan na tolu adalah suatu kerangka yang meliputi hubungan-hubungan kerabat darah dan hubungan perkawinan yang mempertalikan suatu kelompok kekerabatan. Dalihan na tolu terdiri dari hula-hula (sumber istri),dongan sabutuha(saudara semarga), boru (penerima istri). Dalam umpasa Batak toba yaitu somba marhula-hula, manat mardongan tubu, elek marboru. Hal tersebut menjadi kerangka dasar bagi semua hubungan kekerabatan dalam organisasi sosial tradisional di kalangan masyarakat Batak Toba. Biasanya dalam punguan Marga Batak Toba terbentuk berdasarkan adanya sistem Dalihan na tolu. Ketiga unsur kehidupan ideal tersebut harus berjalan bersamaan dan diaplikasikan dalam kepercayaan dan adat istiadatnya. Sejak mudanya seorang Batak melakukan segala cara agar perjalanan hidupnya sesuai dengan orientasi hidup 3H. Karena jika orang tersebut meninggal dengan mencapai ketiga unsur tersebut dianggap telah mencapai sebuah kedudukan terhormat yang merupakan dambaan dari setiap masyarakat Batak Toba. Adanya pandangan hidup ideal seperti ini membawa dampak positif bagi masyarakatnya, karena setiap anggota masyarakat akan berusaha mencapai kedudukan tersebut. Dengan demikian, tidak mengherankan masyarakat Batak Toba pada umumnya giat dan keras dalam mencapai suatu kedudukan dan
5 kekuasaan, agar memperoleh pengakuan dari sekitarnya sebagai orang yang sangap, mora dan gabe. Kabupaten Dairi termasuk salah satu daerah persebaran penduduk dari Danau Toba. Kabupaten Dairi dikelilingi oleh 5 kabupaten seperti kabupaten Karo, Tobasa, Pakpak Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Kabupaten Dairi memiliki 15 Kecamatan antara lain Kecamatan Sidikalang, Berampu, Sitinjo, Parbuluan, Sumbul, Silahisabungan, Silima Punggapungga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Pegagan, Tanah Pinem, Tigalingga dan Gunung Sitember (diakses dari pada 5 Desember 2015 pukul 21.05). Penduduk asli adalah masyarakat Batak Pakpak. Dalam hal sumber daya alam kawasan ini mempunyai potensi lahan yang luas dan subur. Sejak masa penjajahan Belanda, kabupaten Dairi dikenal sebagai penghasil kemenyan, nilam, kopi serta tembakau. Akan tetapi sumber daya manusia kurang. Hal ini yang telah menarik orang luar terutama orang Batak Toba untuk melakukan migrasi ke kabupaten Dairi. Perpindahan penduduk dari tempat asal ke daerah tujuan membawa kebudayaan daerah masing-masing. Berdasarkan sejarah perkembangan masyarakat di kabupaten Dairi, pada awalnya masyarakat Batak Toba tinggal di kawasan pinggiran kota, disebabkan daerah pusat kota dikuasai oleh kerajaan-kerajaan kecil Batak Pakpak. Namun, berkat kegigihan dan keuletan masyarakat Batak Toba yang tidak terlepas dari falsafah 3H, sehingga pada akhirnya masyarakat Batak Toba mendominasi kawasan kabupaten Dairi. Kedatangan orang Batak Toba ke kabupaten Dairi membawa pengaruh cukup
6 besar bagi kehidupan masyarakat Pakpak sebagai penduduk asli dari Dairi, yang kemudian berpindah ke daerah pinggiran Dairi sampai ke kawasan Aceh Selatan dan Aceh Tenggara. Sidikalang sebagai ibu kota kabupaten dan menjadi kecamatan besar di Kabupaten Dairi. Sidikalang merupakan pusat perekonomian, pemerintahan dan perdagangan. Pemilihan Sidikalang sebagai ibukota kabupaten Dairi karena letaknya yang strategis sebagai jalur perhubungan utama untuk berhubungan dengan daerah lain termasuk ke Medan, ibukota Sumatera Utara, sebagai dan didukung oleh kemajuan pembangunan kota dan masyarakat serta dikenal sebagai kota terbesar di kabupaten Dairi. Demokrasi merupakan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Sebagai negara yang besar, Indonesia menganut sistem pemerintahan demokrasi. Prinsip pemerintahan demokrasi yaitu menjamin serta tetap menjaga konsistensi pelaksanaan pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat. Prinsip tersebut diwujudkan dalam PEMILU (Pemilihan Umum) yang dilaksanakan oleh negara dan masyarakat sebagai proses pergantian pemimpin baik legislatif, eksekutif yang dipilih secara langsung oleh rakyat untuk keadilan dan kesejahteraan masyarakat. Pemilu menjadi sarana untuk memperbaiki lembaga politik yang akhirnya berdampak pada perbaikan kehidupan politik dan kesejahteraan rakyat. Pemilu juga adalah instrumen politik agar konflik, distribusi, dan pergantian kekuasaan dapat dilakukan secara tertib dan damai. Salah satu bagian dari Pemilu adalah Pilkada. Pemilihan kepala daerah atau yang biasa disebut Pilkada atau Pemilu-kada dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah
7 dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang antara lain gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta wali kota dan wakil wali kota untuk kota. Dalam konteks Sosiologi Politik, Pilkada sebagai upaya dalam merebut kekuasaan. Pilkada merupakan pertandingan merebut kekuasaan ditingkat desa,kota,kabupaten maupun di tingkat provinsi. Dalam upaya merebut kekuasaan tersebut, para aktor politik melakukan pendekatan kepada masyarakat demi meningkatkan suara rakyat yang tentunya akan semakin mendukung kemenangannya dalam memperoleh kekuasaan. Komunikasi politik yang baik sebagai usaha dari para aktor politik untuk mencari simpati dan dukungan masyarakat berdampak pada umpan balik dari rakyat,berupa partisipasi masyarakat (baik partisipasi langsung maupun tidak langsung) dalam pesta politik yang akan dilaksanakan. Masyarakat Batak Toba sangat memperhatikan dan menghargai adat dan sistem kekerabatan marganya. Sejak lahir, seseorang yang bersuku Batak Toba diajarkan untuk mengenal siapa saudara-saudaranya berdasarkan sistem Dalihan na tolu. Punguan Marga Batak Toba pada masa dahulu juga memiliki sistem birokrasi tersendiri, yaitu berdasarkan nomor urut kelahiran (nomor rundut) yang dimulai dari urutan pertama si pendiri marga tersebut. Nomor rundut tersebut dijadikan sebagai patokan masyarakat Batak Toba untuk dapat bersosialisasi dengan sesama suku Batak Toba, agar dapat menempatkan diri dalam posisi paradaton. Posisi dalam adat ini mengakibatkan masyarakat Batak Toba yang berada di tanah rantau menjadi sangat dekat dan akrab. Tidak heran, posisi
8 paradaton dan nomor rundut marga seorang Batak Toba dijadikan sebagai jaringan dan modal sosial untuk hidup di perantauan. Begitu kuatnya kekerabatan dalam Marga Batak Toba, para calon kepala daerah yang bukan berasal dari suku Batak Toba kerap kali memanfaatkan marga sebagai jaringan sosial dalam Pilkada untuk mendapatkan suara dari masyarakat Batak Toba yang merantau di suatu daerah. Fenomena ini dapat kita liat dari para elite politik terkenal yang menjadi orang Batak Kw Super sebagai bentuk dukungan masyarakat Batak Toba seperti presiden ke 6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono ditabalkan menjadi marga Siregar dan istrinya menjadi boru Pohan (dikutip dari Selain beliau, elite politik dari Sumatera Utara juga yaitu mantan gubernur Syamsul Arifin ditabalkan menjadi marga Silaban di Kecamatan Babalan, Pangkalan Brandan, kemudian ditabalkan menjadi marga Sembiring sebagai bentuk apresiasi dan dukungan masyarakat Batak Karo. Pada Tanggal 10 Oktober 2013, dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) secara serentak di seluruh Kabupaten Dairi. Adapun para kandidat yang mencalonkan diri antara lain Pasangan calon Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Dairi KRA Johnny Sitohang Adinegoro-Irwansyah Pasi, Luhut Matondang-Maradu Gading Lingga, Parlemen Sinaga-Reinfil Capah dan Passiona Sihombing-Insanuddin Lingga. Masing-masing Calon Bupati dan Wakil bupati merupakan Koalisi antara suku Batak Toba dan suku Pakpak. Dalam upaya pemenangan Pilkada, masing-masing paslon cabup dan cawabup melakukan pendekatan ke berbagai organisasi dan perkumpulan masyarakat. Salah satu yang
9 menjadi perhatian penulis adalah organisasi kekerabatan Batak Toba yang dalam konteks lokalnya adalah punguan marga. Berdasarkan rapat pleno KPUD Dairi dipimpin Veryanto Sitohang berlangsung di Balai Budaya Sidikalang, Kabupaten Dairi pada tanggal 16 Oktober 2013, pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati KRA Johnny Sitohang Adinegoro-Irwansyah Pasi sebagai pemenang Pilkada meraih suara atau 36,24 persen, suara terbanyak kedua diraih Luhut Matondang-Maradu Gading Lingga sebanyak suara atau 31,94 persen, diikuti Parlemen Sinaga-Reinfil Capah meraih atau 28,01 persen dan Passiona Sihombing-Insanuddin Lingga mendulang atau 3,79 persen ( syah.menangi.pilkada.dairi diakses pada 5 Desember 2016 pada pukul Wib). Pada Pilkada Dairi tahun 2013 silam, peneliti turut berpartisipasi serta ambil bagian dalam proses kampanye hingga pemungutan suara berlangsung. Dari pengamatan yang peneliti lakukan ketika proses kampanye dari tahun bahwa keempat calon Bupati dan wakil Bupati tersebut melakukan kampanye di seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Dairi, dimana kampanye tersebut dilakukan secara blusukan. Masing-masing paslon kemudian masuk melalui punguan marga Batak Toba (mengingat bahwa calon Bupati berasal dari suku Batak Toba) baik punguan marga dari dongan sabutuha dan punguan marga hula-hulanya. Mengingat punguan marga Batak Toba memiliki struktur Dalihan na tolu, masing-masing paslon berusaha untuk meyakinkan dan menarik simpati dari anggota punguan marganya dan dari punguan marga istrinya untuk dapat
10 mendukung di pesta demokrasi Dairi. Hal yang menarik adalah ketika punguan marga dijadikan sebagai modal dan jaringan dari masing-masing paslon untuk memperebutkan kursi kekuasaan Dairi 1. Tentunya para paslon mengharapkan umpan balik dari masyarakat Batak Toba untuk berpartisipasi pada pemilihan kepala daerah dalam rangka mencapai kekuasaan tersebut. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riska Deniati Hutasoit dengan judul Marga Sebagai Kekuatan Politik menunjukkan menguraikan fakta tentang Dukungan Marga Terhadap Calon Kepala Desa Laumil, Kecamatan Tigalingga, Kabupaten Dairi Tahun Penelitian tersebut mengkaji bagaimana Laurensius Sianturi menjadikan marga sebagai kekuatan politik sehingga mampu memenangkan pemilihan kepala desa di Desa Laumil. Menurut peneliti, Marga dijadikan politisasi dalam memperoleh kekuasaan, perhatian, simpati dan kedekatan demi memperoleh suara pemilihan yang cukup besar. Dalam setiap pemilihan seperti ini memang sering terjadi pendekatan- pendekatan setiap calon yang mendaftarkan diri mereka sebagai calon kepala desa bahkan sampai kepada sebagai calon anggota legislatif maupun eksekutif di tingkat nasional yang akan menimbulkan simpati dari masyarakat. 4 hal utama yang menjadi hasil penelitian tentang bagaimana marga sebagai pengikat persaudaraan, marga sebagai mobilisasi pemilih, marga sebagai interaksi sosial dan marga sebagai media menggiring opini. Bungaran Antonius Simanjuntak dalam bukunya yang berjudul Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba (bagian sejarah Batak) yang merupakan disertasinya di Universitas Gadjah Mada menjelaskan tentang bagaimana konflik, status dan kekuasaan yang terjadi pada masyarakat Batak dari sisi kajian lembaga
11 agama. Bagi orang Batak, kekuasaan merupakan hal yang sangat penting. Berdasarkan disertasinya bahwa falsafah hamoraon, hagabeon, hasangapon menjadi patokan bagi masyarakat Batak Toba dalam merebut kekuasaan. Ada keyakinan kuat orang Batak bahwa kepemilikan kekayaan akan mempermudah memperoleh kekuasaan. Demikian juga dengan memiliki keturunan yang banyak, orang akan memperoleh kekuasaan. Hanya parbalga tubu, yang keluarganya besar yang memiliki kekuasaan. Demikian pula halnya orang yang punya hasangapon yang memiliki kekuasaan. Konflik yang terjadi antara masyarakat Batak Toba yang menjadi pemimpin dilembaga agama menunjukkan bahwa agama yang awalnya dianggap sebagai peredam konflik malah mengalami pergeseran fungsi, yaitu sebagai wadah untuk saling memperebutkan kekuasaan. Maka berdasarkan punguan marga yang ada pada masyarakat Batak Toba tersebut penulis tertarik untuk melihat dan meneliti punguan marga Batak Toba dalam upaya pemenangan pemilihan kepala daerah Kabupaten Dairi yang telah dilaksanakan tahun 2013 silam. Penulis ingin melihat bagaimana perkumpulan marga tersebut menjadi salah satu sarana penting bagi para pasangan calon (paslon) untuk dapat meningkatkan hasil pemungutan suara, seberapa besar pengaruh organisasi marga sebagai saluran kampanye paslon,serta bagaimana strategi yang dilakukan untuk merebut kekuasaan melalui adanya punguan marga Batak Toba. Selain menarik permasalahan tersebut juga penting untuk diteliti, karena dengan penelitian ini diharapkan mampu memberi suatu kontribusi yang baru dalam disiplin ilmu Sosiologi.
12 1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana strategi punguan marga Batak Toba pada pemilihan kepala daerah di kabupaten Dairi? 1.3. TUJUAN PENELITIAN Untuk mengetahui bagaimana strategi merebut kekuasaan yang dilakukan punguan marga batak Toba pada pemilihan kepala daerah di kabupaten Dairi serta upaya yang dilakukan dalam rangka pemenangan pemilihan kepala daerah yang diusung oleh masing-masing punguan marga batak Toba MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah kekhasan, keilmuan, dan kepustakaan bidang sosiologi untuk dijadikan sebuah kajian dan pembelajaran sekaligus memperkaya literatur mengenai punguan marga Batak Toba sebagai jaringan sosial pada Pilkada Bupati dan Wakil Bupati di Kabupaten Dairi. 2. Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis berupa fakta-fakta di lapangan dalam meningkatkan daya, kritis dan analisis penulis sehingga memperoleh pengetahuan tambahan dari penulis tersebut. Dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih bagi para elite politik dalam meningkatkan partisipasi politik dalam pelaksaaan demokrasi di Indonesia.
13 1.5. DEFENISI KONSEP Dalam penelitian ilmiah, defenisi konsep diiperlukan untuk mempermudah dalam memfokuskan penelitian agar tidak timbul kesalahpahaman konsep yang dipakai dalam penelitian ini, maka dibuat batasan makna dan konsep yang dipakai. Konsep-konsep penting yang dilakukan dalam penelitian ini adalah : 1. Punguan marga Batak Toba Punguan Marga Batak Toba adalah organisasi atau perkumpulan individu bersuku Batak Toba yang memiliki Marga yang sama. Biasanya dalam punguan Marga Batak Toba terbentuk berdasarkan adanya sistem Dalihan na tolu (secara harafiah memiliki arti 3 tunggu perapian) yang terdiri dari hula-hula,dongan sabutuha, boru. 2. Pilkada Pemilihan kepala daerah atau yang biasa disebut PILKADA atau Pemilukada dilakukan secara langsung oleh penduduk daerah administratif setempat yang memenuhi syarat. Pemilihan kepala daerah dilakukan satu paket bersama dengan wakil kepala daerah. Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang antara lain Gubernur dan wakil gubernur untuk provinsi, Bupati dan wakil bupati untuk kabupaten, serta Wali kota dan wakil wali kota untuk kota. ( 3. Kekuasaan Kekuasaan adalah suatu kemungkinan yang membuat seorang actor didalam suatu hubungan sosial berada dalam suatu jabatan untuk melaksanakan keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
14 4. Perilaku dan partisipasi politik. Perilaku politik atau (Inggris:Politic Behaviour) adalah perilaku yang dilakukan oleh insan/individu atau kelompok guna memenuhi hak dan kewajibannya sebagai insan politik. Sedangkan secara umum definisi Partisipasi Politik adalah kegiatan seseorang atau kelompok orang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik, antara lain dengan jalan memilih pimpinan Negara dan, secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan pemerintah. 5. Jaringan dan modal sosial Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya.modal Sosial adalah suatu konsep dengan berbagai definisi yang saling terkait, yang didasarkan pada nilai jaringan sosial, dimana modal sosial sebagai kapabilitas yang muncul dari kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau bagian-bagian tertentu dari masyarakat tersebut.
BAB I PENDAHULUAN. maupun antara perorangan dengan kelompok manusia. Hartomo, H (1997)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang hidup di suatu wilayah tertentu dan saling berinteraksi satu sama lain. Masyarakat yang saling berhubungan satu dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH Orang Batak Toba sebagai salah satu sub suku Batak memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400-1.700 meter diatas permukaan laut, Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan terlepas selama manusia itu ada dalam berbagai interaksi sosialnya, baik itu konflik perorangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat dan dalam pengembangannya terbuka untuk umum, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bentukan manusia yang tidak lahir begitu saja yang bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Adat istiadat merupakan konsepsi pemikiran yang lahir sebagai rangkaian pemikiran manusia yang bersumber dari hakikat kemajuan akalnya. Sebelumnya disebut bahwa adat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society). Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya ditunjukkan kepada masyarakat Batak Toba saja. Batak Toba adalah sub atau bagian dari suku bangsa Batak yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Batak terdiri dari beberapa etnik yaitu Toba, Simalungun, Karo, Angkola/Mandailing dan Pakpak Dairi. Namun sekarang ini sebutan Batak hanya ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keturunan maka penerus silsilah orang tua dan kekerabatan keluarga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan kebahagiaan, kebanggaan, penerus keturunan, serta harta kekayaan pada sebuah keluarga. namun tidak semua keluarga dapat memperoleh keturunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelompok-kelompok suku ini berawal dari bagian Provinsi Sumatera Utara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat kelompok Suku Batak terdiri dari enam kelompok besar yaitu Batak Toba, Pakpak, Mandailing, Simalungun, Angkola dan Karo. Adapun kelompok-kelompok suku
Lebih terperinciP E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Sebagaimana telah kita ketahui, Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari berbagai-bagai pulau dari Sabang sampai Merauke, dan didiami oleh berbagai-bagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hak dan kewajiban yang baru atau ketika individu telah menikah, status yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat, perkawinan adalah ikatan sosial atau ikatan perjanjian hukum antar pribadi yang membentuk hubungan kekerabatan dan merupakan suatu pranata dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem perkawinan exogami merupakan sistem yang dianut oleh masyarakat adat batak toba. Sistem ini dalam arti positif merupakan suatu sistem dimana seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya daerah adalah sebuah ciri khas dari sekelompok suatu Etnik yang memiliki kebiasaan, aturan, serta norma yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara multikulturalis yang memiliki ribuan pulau, beragam suku bangsa, kaya akan nilai budaya maupun kearifan lokal. Negara mengakui perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman budaya, suku dan kesenian yang tersebar dari Sabang sampai Merauke. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suku Batak merupakan salah satu suku bangsa terbesar di Indonesia. Suku ini banyak mendiami wilayah Provinsi Sumatera Utara, khususnya daerah di sekitar Danau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahanperubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya. Aspek fisik seperti letak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan menjadi poin krusial yang menguras perhatian pemerintah, khususnya di negara-negara berkembang. Masalah ketimpangan masih menjadi isu besar pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, yang lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap masyarakat dalam kelompok masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Perempuan merupakan kaum yang sering di nomor duakan di kehidupan sehari-hari. Perempuan seringkali mendapat perlakuan yang kurang adil di dalam kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia. yang dilalui untuk dapat mempertahankan dirinya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahkluk Tuhan yang paling sempurna. Manusia diberi akal dan pikiran untuk dapat memanfaatkan isi dunia ini. Selain itu manusia memiliki kodrat
Lebih terperinci11. TINJAUAN PUSTAKA. berbagai macam peristiwa tetap yang biasanya terjadi di masyarakat yang. bersangkutan. Koentjaranigrat (1984: )
11. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Upacara Adat Upacara adalah sistem aktifitas atau rangkaian atau tindakan yang ditata oleh adat atau hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan antara sesama manusia berlangsung sebagai bentuk komunikasi dan situasi. Kehidupan semacam inilah terjadi interaksi, dari hasil interaksi ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi sebagai proses pertukaran simbol verbal dan nonverbal antara pengirim dan penerima untuk merubah tingkah laku kini melingkupi proses yang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi sumatera utara dewasa ini mencatat adanya suku Batak dan Suku Melayu sebagai suku tertua. Dalam suku Batak terdapat beberapa sub-suku-suku yang membentuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. HARGA DIRI 1. Definisi Harga Diri Coopersmith (1967, h.4) menyatakan bahwa self esteem refer to the evaluation which the individual makes and customarily maintains with regard
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA
BAB II GAMBARAN UMUM PERNIKAHAN DALAM ADAT BATAK TOBA 2.1 SISTEM SOSIAL MASYARAKAT BATAK TOBA Adat bagi masyarakat Batak Toba merupakan hukum yang harus dipelihara sepanjang hidupnya. Adat yang diterima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Makna Pekerjaan Dalam Masyarakat Dalam kehidupan sehari-hari, setiap manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi guna menjaga kelangsungan hidupnya. Pemenuhan kebutuhan hidup
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Suku Batak memiliki lima sub suku, yaitu suku Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak atau Dairi, dan Angkola-Mandailing. Setiap sub suku tersebut memiliki ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dari kebiasaan dari masing-masing suku-suku tersebut.
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang multikultural, hal ini terbukti dengan banyaknya suku bangsa di Indonesia yang mempunyai budaya berbedabeda. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suku bangsa. Unsur-unsur kebudayaan itu dirangkai dalam istilah-istilah budaya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap suku bangsa memiliki kekhasan pada budayanya masing-masing. Tujuh unsur kebudayaan universal tersebut dilestarikan di dalam kegiatan suatu suku bangsa. Unsur-unsur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badai krisis ekonomi yang mulai menerpa Indonesia pada medio 1997 telah melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak terkecuali bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda. Masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai etnis dengan berbagai nilai budaya dan beragam ketentuan adat yang dimiliki. Kehidupan setiap etnis berbeda-beda.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah adat Batak Toba atau yang disebut (Jabu) juga sangat sangat banyak ditemukan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Samosir merupakan sebuah pulau yang terletak ditengah-tengah Danau Toba. Daerah ini merupakan pusat kebudayaan masyarakat Batak Toba. Di pulau inilah lahir si
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat suku Batakyang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Batak Toba merupakan kelompok kesatuan sosial dari bagian subsuku masyarakat suku Batakyang berada di daerah Sumatera Utara, khususnya sebagai asal lahirnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut budayanya. Budaya merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan orang lain untuk melengkapi kehidupannya. Proses pernikahan menjadi salah satu upaya yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian
Lebih terperinciBAB II. Profil Kabupaten Dairi. Kabupaten Dairi yang ibukotanya Kecamatan Sidikalang, didirikan berdasarkan
BAB II Profil Kabupaten Dairi 2.1 Letak Geografis Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi yang ibukotanya Kecamatan Sidikalang, didirikan berdasarkan peraturan pemerintah pengganti Undang Undang (Perpu) Nomor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku memiliki bahasa daerah tersendiri yang membedakan bahasa suku yang satu dengan bahasa
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. lain yang berhubungan dengan perasaan dari orientasi seleksinya.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai Batasan nilai bisa mengacu pada berbagai hal, seperti minat, kesukaan, pilihan, tugas, kewajiban agama, kebutuhan, keamanan, hasrat, keengganan, daya tarik, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Kabupaten Dairi mempunyai luas 191.625 hektar yaitu sekitar 2,68% dari luas propinsi Sumatera Utara (7.160.000 H). Dimana Kabupaten Dairi terletak disebelah barat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki banyak suku, dimana setiap suku memiliki kebudayaan sendiri yang menjadi ciri khas bagi setiap suku tersebut. Salah satu suku yang terdapat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak laki-laki. Ideologi Patriakat tumbuh subur dalam masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem kekerabatan yang dianut masyarakat Indonesia umumnya adalah masyarakat patrilineal. Patrilineal adalah kekuasaan berada di tangan ayah atau pihak laki-laki.
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebudayaan dalam arti luas adalah perilaku yang tertanam, ia merupakan totalitas dari sesuatu yang dipelajari manusia, akumulasi dari pengalaman yang dialihkan
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti (Bolinger
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Makna Makna merupakan hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh pemakai bahasa sehingga dapat dimengerti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekerabatan yang baru akan membentuk satu Dalihan Natolu. Dalihan Natolu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Peristiwa penting tersebut dikaitkan dengan upacaraupacara yang bersifat
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM
BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten dari 18 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara 9. Wilayah Kabupaten Dairi yang beribukotakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penganutnya. Indonesia merupakan negara penganut budaya Timur dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam budaya, di mana setiap budaya yang ada memiliki sistem nilai masing-masing dan dipelihara oleh anggota masyarakat penganutnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menganggap bentuk kehidupan itu benar, baik dan berguna bagi mereka. Fenomena dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dari berbagai perbedaan kehidupan manusia, satu bentuk variasi kehidupan mereka yang menonjol adalah fenomena stratifikasi (tingkat-tingkat) sosial. Perbedaan itu tidak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. defenisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya):
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keragaman suku juga disertai dengan keragaman budaya. Itulah yang membuat suku budaya Indonesia sangat dikenal bangsa lain karena budayanya yang unik. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang cukup luas dari Sabang sampai Merauke dan dari Mianggas hingga Pulau Rote. Indonesia memiliki tidak kurang dari 400 suku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat luas dan memiliki beranekaragam suku bangsa, tentu memiliki puluhan bahkan ratusan adat budaya. Salah satunya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN DAN BIOGRAFI SINGKAT GUNTUR SITOHANG Pada bab II ini penulis akan membahas gambaran umum lokasi penelitian dan biografi singkat Guntur Sitohang. Namun sebelum membahas
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berperanan penting dalam kehidupan manusia dengan fungsinya sebagai alat komunikasi. Dengan bahasa seseorang dapat mengungkapkan ide-ide di dalam pikirannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat batak toba menganut sistem kekeluargaan patrilineal yaitu keturunan ditarik dari ayahnya. Dilihat dari marga yang dipakai oleh orang batak yang diambil dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hula - hula dalam adat Batak Toba adalah keluarga laki-laki dari pihak istri atau ibu, yang lazim disebut tunggane oleh suami dan tulang oleh anak. Hula - hula merupakan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan
BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendiami daerah Simalungun begitu juga dengan yang lainnya. marga, dimana menghubungkan dua pihak yakni pihak parboru atau sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sikap (attitude) adalah evaluasi terhadap objek psikologis terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. SIKAP 1. Definisi Sikap Sikap (attitude) adalah evaluasi terhadap objek psikologis terhadap dimensi atribut seperti baik-buruk, berbahaya-menguntungkan menyenangkantidak menyenangkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang
Lebih terperincibersikap kolot, dan lebih mudah menerima perubahan yang terjadi di dalam masyarakat terutama pada perempuan yang tidak menikah ini.
BAB V KESIMPULAN Suku Batak Toba merupakan suku yang kaya akan budaya salah satunya falasafah Dalihan Na Tolu yang menjadi landasan orang Batak Toba dalam bermasyarakat. Dalihan Na Tolu ini mengandung
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. pertama (gewesten) dan keresidenan Tapanuli merupakan salah satunya.
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku yang mendiami Provinsi Sumatera Utara tepatnya berada di wilayah Tapanuli. Menurut Lance Castles(2001:1) Tapanuli adalah suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arsitektur sebagai produk dari kebudayaan, tidak terlepas dari pengaruh perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi mengakibatkan terjadinya proses perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Suku Batak dari sekian banyak suku yang ada di negeri ini termasuk salah satu suku yang banyak
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suku Batak dari sekian banyak suku yang ada di negeri ini termasuk salah satu suku yang banyak merantau. Suku Batak terdiri dari beberapa subsuku, yaitu: Toba,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan adanya Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu yang meliputi hula-hula,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem kekerabatan pada masyarakat Batak Toba masih sangat kuat dengan adanya Dalihan Na Tolu. Dalihan Na Tolu yang meliputi hula-hula, dongan tubu dan boru yang artinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paranak dan pihak perempuan atau parboru. Perkawinan mengikat kedua belah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam adat Batak Toba, penyatuan dua orang dari anggota masyarakat melalui perkawinan tidak bisa dilepaskan dari kepentingan kelompok masyarakat bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I. diperhitungkan berdasarkan garis keturunan laki-laki, artinya laki-lakilah yang. menjadi patokan dalam penghitungan garis keturunan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ditinjau dari aspek-aspek kesamaan atau kemiripan dari berbagai kebudayaan yang dimiliki etnis Pakpak merupakan sub etnis Batak, seperti adanya kesamaan struktur sosial,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari
Lebih terperinciPROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI
PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Dairi 1.1 Letak Geografis Wilayah Kanupaten Dairi Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang baru pertama kali dilakukan di dalam perpolitikan di Indonesia, proses politik itu adalah Pemilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. [Type text]
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Tari adalah suatu pertunjukan yang melibatkan seluruh elemen masyarakat pendukungnya. Tari merupakan warisan budaya leluhur dari beberapa abad yang lampau. Tari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Dalam menyusun sebuah karya ilmiah sangat diperlukankajian pustaka.kajian pustaka adalah paparan atau konsep-konsep yang mendukung pemecahan masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut pengetahuan umum anak adalah seseorang yang lahir dari hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut pengetahuan umum anak adalah seseorang yang lahir dari hubungan perkawinan antara pria dan wanita. Anak juga sering dijadikan pedoman dalam mengkaji
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia dan tanah tidak dapat dipisahkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Pakpak dan Batak Mandailing,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Batak merupakan salah satu suku yang ada di Indonesia yang mana sebagian besar bermukim di Sumatera Utara. Suku yang dikategorikan sebagai Batak yaitu Batak Toba, Batak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalampembukaan UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruhtumpah darah
Lebih terperinciABSTRAK PERANAN PUNGUAN PARSAHUTAON DALAM PELESTARIAN SISTEM KEKERABATAN PADA MASYARAKAT BATAK PERANTAU
ABSTRAK PERANAN PUNGUAN PARSAHUTAON DALAM PELESTARIAN SISTEM KEKERABATAN PADA MASYARAKAT BATAK PERANTAU (Rismawati Silalahi, Hermi Yanzi, Yunisca Nurmalisa) Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari individu lain. 1. Pertalian darah menurut garis bapak (Patrilineal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat dewasa ini, masalah yang berhubungan dengan kehidupan sosial sudah makin kompleks dan terdiri dari berbagai aspek yang mana hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terlebih dahulu harus diketahui apa itu sebenarnya Batak. Di zaman sekarang ini, istilah Batak sebenarnya sudah jarang sekali dipakai untuk merujuk kepada semua
Lebih terperinci