BAB I PENDAHULUAN. pendidikan relatif rendah membuat Yogyakarta menjadi pilihan banyak orang dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. pendidikan relatif rendah membuat Yogyakarta menjadi pilihan banyak orang dari"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta adalah kota pelajar yang sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan oleh masyarakat internasional. Julukan kota pelajar melekat pada Yogyakarta sudah sangat lama, hal ini dikarenakan banyaknya universitas yang tersebar diberbagai area di Daerah Istimewa Yogyakarta, baik universitas terkenal seperti Universitas Gadjah Mada maupun universitasuniversitas swasta lain. Selain itu, kualitas pendidikannya dinilai baik dan biaya pendidikan relatif rendah membuat Yogyakarta menjadi pilihan banyak orang dari luar daerah untuk mengemban ilmu setelah lulus Sekolah Menengah Atas (SMA). Predikat kota Yogyakarta yang telah melekat sebagai kota pelajar dan kota pendidikan, menjadikan kota ini menjadi incaran utama bagi para calon mahasiswa dari berbagai wilayah di Indonesia untuk melanjutkan jenjang pendidikannya (Dianasari, 2010 : 15). Hingga tahun 2016 tercata ada sekitar 129 perguruan tinggi dengan 420 program studi di Daerah Istimewa Yogyakarta, baik dari perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi kedinasan dan perguruan tinggi swasta, dengan rincian 22 universitas, 49 sekolah tinggi, 6 institut, 10 politeknik dan 42 akademi (Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta dalam diakses pada 14 juni 2016). Dengan banyaknya 1

2 perguruan tinggi di Yogyakarta, sudah pasti akan menyebabkan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) di banjiri oleh mahasiswa baru setiap tahunnya. Para calon mahasiswa yang berencana menempuh studi di Yogyakarta akan membutuhkan tempat tinggal sementara untuk menyelesaikan masa studi. Namun tidak banyak dari mereka yang memiliki sanak saudara yang dapat menampung mereka selama masa studi yang dibutuhkan dan mereka juga tidak mungkin menyewa hotel karena akan membutuhkan biaya yang besar. Oleh karena itu mereka membutuhkan solusi lain yang lebih "bersahabat". Banyaknya "tamu" yang datang untuk studi di Yogyakarta dimanfaatkan oleh sebagian orang sebagai peluang usaha seperti membuka usaha kos-kosan/indekos ataupun kontrakan. Usaha penyediaan tempat tinggal sementara memang sangat meriah di Yogyakarta khususnya usaha kos-kosan. Hal ini tentu saja dikarenakan profit yang didapat tidak sedikit dan bersifat berkelanjutan. Harga sewa yang relatif murah membuat kos menjadi pilihan yang bersahabat bagi para mahasiswa dari luar daerah. Menurut Dianasari (2010 : 24), banyak mahasiswa luar kota yang memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di kota ini mengakibatkan menjamurnya koskosan, khususnya wilayah sekitar kampus, karena pada umumnya sebagian mahasiswa memilih bertempat tinggal di kos-kosan yang letakknya berdekatan dengan keberadaan kampus mereka. Wijianto (2003: 1) menjelaskan bahwa tidak ada definisi yang baku mengenai kos-kosan. Meskipun Kamus Besar Indonesia memuatnya dalam spectrum yang berbeda yaitu pemondokan, akan tetapi terminologi rumah pondokan tidak berbanding lurus dengan istilah kos-kosan itu sendiri. Karena itu 2

3 sejalan dengan waktu pendefinisian maknanya memang harus dikaji ulang. Sedangkan menurut Prianggono (2013: 42), asal kata kos-kosan bisa jadi berasal dari bahasa Inggris "cost" berarti "harga" yang artinya sebelum menempati bangunan terjadi tawar menawar terlebih dahulu atau dari kata "choose" yang berarti pilihan yaitu memilih tempat tinggal sebelum memutuskan menempati yang mana, atau juga dari kata "house" yang berarti rumah tempat tinggal. Secara umum "kos-kosan" memiliki peraturan yang cukup ketat seperti adanya jam malam, tidak boleh menginapkan teman, tidak boleh membawa masuk lawan jenis dan lainnya. Karena kos-kosan menjadi rumah "kedua" bagi para mahasiswa, para pemilik atau penjaga kos pun menjadi orang tua mereka (mahasiswa) dan berperan menjaga anak kos baik dari segi fisik maupun moral anak kos. Namun cukup banyak mahasiswa yang kurang menyukai hal ini, mereka yang tinggal jauh dari orang tua merasa menginginkan kebebasan yang tidak didapat saat mereka tinggal dirumah. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat pemilik kos mulai melonggarkan peraturan kos-kosan agar banyak yang menempati kos mereka. Mahasiswa yang kuliah di Yogyakarta datang dari segala penjuru Indonesia, mereka datang dari beragam jenis latar belakang, ada yang datang dari desa sampai kota, ada juga yang datang dari keluarga yang kurang mampu sampai keluarga yang serba berkecukupan atau kaya. Seiring perkembangannya, kebutuhan seseorang semakin complex, maka permintaan pun semakin beragam, yang tadinya sudah cukup dengan fasilitas kos seadanya kini mulai menginginkan tambahan fasilitas agar dapat membuat mereka lebih nyaman berada dikos. 3

4 Perbedaan latar belakang sosial ekonomi mahasiswa menjadi salah satu faktor yang paling berpengaruh pada keragaman tipe kos-kosan, dan hal inilah yang membuat kamar kos menjadi cerminan status sosial mahasiswa (Prianggono, 2013 : 45). Pada awalnya kosan adalah kamar tidak terpakai yang dimanfaatkan untuk disewakan oleh pemilik rumah dan fasilitas yang disediakan masih seadanya. Kemudian kos mulai berkembang dengan semakin meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal sementara dan keberagaman latar belakang dari calon penyewa, hal ini yang membuat kos-kosan menawarkan fasilitas yang beragam. Perbedaan latar belakang sosial ekonomi para mahasiswa pendatang telah menimbulkan berbagai tipe kos-kosan. Dengan demikian kamar kos juga dapat mencerminkan status sosial mahasiswa tersebut (Sanityastuti, 2002 : 3). Fasilitas-fasilitas tambahan seperti air panas untuk mandi, Wi-Fi, TV atau TV kabel dan lainnya terbilang cukup mahal dan pada umumya kos-kosan tidak menyediakan fasilitas tersebut. Namun hal ini kemudian dilihat sebagai peluang usaha dimana fasilitas tersebut terbilang masih cukup jarang tersedia di kos-kosan. Kos dengan fasilitas mewah mulai bermunculan sejak tahun 2012, kos yang memiliki fasilitas mewah seperti ini pada umumnya ber-label eksklusif. Namun pertumbuhan kos eksklusif masih terbilang cukup lambat dan biasanya kos jenis ini bukan hanya berfungsi seperti kosan pada umumnya, kos jenis eksklusif kadang juga menjadi guest house. Guest House adalah sebuah fasilitas penginapan seperti hotel tetapi Harga sewanya yang tidak semahal hotel, selain itu guest house juga biasanya dapat disewa perhari, perminggu dan perbulan seperti 4

5 hotel. Biasanya pengunjung yang menggunakan fasilitas guest house adalah pengungjung yang berencana berkunjung ke Yogyakarta agak lama, karena jika pengunjung menginap di guest house maka dana yang dikeluarkan jauh lebih murah dibanding menginap di hotel. Kos Eksklusif mulai diminati oleh mahasiswa-mahasiswa rantau, selain fasilitasnya yang lengkap, perarturan di kos eksklusif juga biasanya lebih "toleran" atau bebas terhadap penyewa jasa kos. Kebebasan ini mungkin dikarenakan kurangnya interaksi antara pemilik kos eksklusif dengan anak kos. Pemilik kos eksklusif menjadikan kos hanya sebagai lahan bisnis, mereka tidak tinggal satu atap dengan anak kos, mereka hanya sesekali berkunjung untuk melihat keadaan kos mereka. Semakin meningkatnya permintaan tempat pemondokan dari para pelajar atau mahasiswa luar daerah telah menjadikan usaha pemondokan hanya sematamata berlandaskan motif ekonomi. Jika sebelumnya hubungan atara pemondok dengan pemilik pondokan bersifat kekeluargaan, dimana pemilik pondok sering dianggap orang tua kedua, maka pada saat ini hubungan tersebut cendrung bersifat ekonomis. Sebagai konsekuensinya maka terjadilah pergeseran nilai pada pemilik tempat pemondokan, yaitu dari nilai kekeluargaan menjadi nilai bisnis (Sanityastuti 2002 :152). Hal ini mungkin menjadi salah satu faktor yang membuat orang memilih untuk tinggal di kos eksklusif, karena pada umumnya pemilik atau penjaga kos memiliki peraturan yang cukup ketat guna menjaga anak kos mereka. Namun hal ini juga dapat berdampak negatif, karena dengan sistem seperti hotel yang 5

6 pengunjung hanya memanfaatkan hotel hanya sebagai tempat istirahat saja, hal ini dapat mengakibatkan kurangnya interaksi sosial selain anatara anak kos dengan pemilik kos tetapi juga interaksi antar anak kos tersebut. Tidak seperti kos eksklusif, kos reguler yang pemiliknya masih tinggal satu atap dengan anak kos, mau tidak mau anak kos harus berinteraksi dengan pemilik kos, karena biasanya kos reguler hanya kamar-kamar kosong yang sudah tidak terpakai, kamar-kamar kosong ini kemudian disewakan untuk menambah pemasukan pemilik kos atau bisa juga pemilik kos yang memiliki lahan cukup luas pada area rumahnya membuat bangunan baru yang hanya berupa kamarkamar saja untuk disewakan. Dengan tinggal satu atap atau satu lingkungan seperti ini akan menciptakan interaksi antara anak kos dengan pemilik kos. Karena selain sebagai pemilik, pemilik kos juga berperan sebagai orang tua pengganti bagi anak kos. Pemilik kos memiliki tanggung jawab layaknya orang tua kandung bagi anak kos dan membuat hubungan antara anak kos dengan pemilik kos menjadi lebih akrab. Selain menciptakan interaksi sosial antara anak kos dengan pemilik, tinggal satu atap atau satu lingkungan seperti ini juga dapat menciptakan interaksi antar anak kos. Interaksi sosial sangat penting bagi anak kos perantau yang tidak memiliki kerabat dekat di D.I.Yogyakarta karena dengan melalui interaksi sosial hidup perantauan mereka akan menjadi lebih mudah. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah adalah bagaimana pola relasi soial yang terbentuk di lingkungan kos eksklusif? 6

7 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : a. Memahami proses interaksi sosial pada lingkungan kos b. Mengetahui bentuk pola relasi sosial pada lingkungan kos eksklusif 1.4 Kerangka Teori Interaksi Sosial Penelitian ini bertujuan untuk memahami pola relasi sosial yang terkonstruksi di lingkungan kos eksklusif serta membandingkannya dengan pola relasi sosial yang terbentuk di dalam lingkung kos reguler. Pola relasi sosial terbentuk melalui interaksi yang terjadi antara individu dengan dengan lingkungan disekitarnya. Mayoritas dari mahasiswa pendatang yang melanjutkan studi mereka di D.I. Yogyakarta tidak memiliki kerabat dekat, untuk itu mereka perlu bantuan dari orang lain guna membatu hidup mereka, seperti memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu kebutuhan akan tempat tinggal atau makan. Oleh sebab itu manusia perlu melakukan interaksi sosial, karena pada dasarnya manusia selain sebagai mahluk individu, mereka juga merupakan mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain untuk bertahan hidup dan menjalani hidupnya. Sebagai mahluk sosial, manusia membangun hubungan dengan manusia lainnya lewat interaksi sosial. Interaksi merupakan bentuk utama dari proses sosial, aktivitas sosial terjadi karena adanya aktivitas dari manusia dalam hubungannya dengan manusia lain. Yang bertindak, yang berhubungan itu adalah manusia (Taneko, 1984 : 110). 7

8 Menurut Soekanto (1982 : 60), Interaksi sosial merupakan hubunganhubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orangperorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok. Menurut Taneko (1984 : ), Interaksi Sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: 1) Adanya Kontak Sosial (Social Contact) Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi artinya secara harfiah adalah bersama-sama menyentuh. Pada interaksi sosial mengandung makna tentang kontak sosial secara timbal balik atau inter-stimulansi dan respon antara indivdiuindividu dan kelompok-kelompok. Kontak pada dasarnya merupakan aksi dari individu atau kelompok dan mempunyai makna bagi pelakunya, yang kemudian ditangkap oleh individu atau kelompok lain. Menurut Widyaningsih (2010 : 9), Kontak sosial dapat bersifat posistif ataupun negatif. Yang bersifat positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada sutau pertentangan atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan sutau interaksi sosial. Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu: 1. Antara orang perorangan. 2. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya. 3. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya (Soekanto, 1982 : 110) 8

9 2) Adanya Komunikasi Komunikasi muncul setelah kontak berlangsung. Komunikasi timbul apabila seseorang individu memberi tafsiran pada prilaku orang lain. Dengan tafsiran tersebut, lalu seseorang itu mewujudkan prilaku,dimana prilaku tersebut merupakan reaksiterhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Interaksi sosial dapat terjadi melalui beberapa faktor tertentu, menurut Soekanto (1982 : 63), Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada pelbagai faktor, antara lain: 1. Imitasi, adalah suatu proses meniru seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. 2. Sugesti, faktor ini berlangsung apabila seseorang memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemudian diterima oleh pihak lain. 3. Identifikasi, merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. 4. Simpati, suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Menurut Loomis dalam Taneko (1984: ), interaksi sosial memilik ciri-ciri penting,yaitu: 1. Jumlah pelaku lebih dari seorang, bisa dua atau lebih. 9

10 2. Adanya komunikasi antara para pelaku dengan menggunakan simbolsimbol. 3. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau, kini dan akan datang, yang menentukan sifat dan aksi yang sedang berlangsung. 4. Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat. Interaksi sosial juga memiliki beberapa bentuk yang dihasilkan dari dari kedua unsur dasar tersebut. Bentuk interaksi sosial bisa berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), bahkan dapat juga berbentuk pertentangan (conflict) (Soekanto, 1982 : 70) Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Di dalam interaksi disamping memiliki unsur dasar yakni, kontak sosial dan komunikasi, juga memiliki beberapa bentuk. Bentuk interaksi sosial bisa berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition) bahkan dapat juga berbentuk pertentangan (conflict) (Soekanto, 1982 : 70). Banyak tokoh yang mengidentifikasikan beberapa bentuk dari interaksi sosial tersebut. Gillin dan Gillin mengidentifikasikan interaksi sosial itu dalam dua bentuk, yaitu proses yang asosiatif dan disosiatif. Proses asosiatif ini terbagi menjadi tiga bentuk khusus lagi, yakni: a. Kerja sama Kerja sama merupakan sebuah proses dimana terjadi sebuah kesadaran adanya kepentingan dan tujuan yang sama didalamnya yang kemudian melakukan sebuah tindakan guna memenuhi kebutuhannya tersebut. 10

11 Dalam bentuk kerjasama ada kesediaan dari anggota kelompok untuk mengganti kegiatan anggota kelompok lainnya karena kegiatan yang dilaksanakan saling bergantung dengan kegiatan yang lain dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan bersama (Santosa, 2004 : 22). Dalam hal ini kerjasama dibagi menjadi lima bentuk yaitu pertama, kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong. Kedua, bergaining atau yang biasa disebut dengan suatu proses perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa. Ketiga, kooptasi yaitu suatu proses dimana terjadi penerimaan unsur-unsur baru guna menciptakan suatu stabilitas didalam kehidupan masyarakat. keempat, koalisi adalah suatu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama, kelima, joint venture merupakan sebuah proses kerjasama dalam sebuah proyek tertentu (Widyaningsih, 2010 : 13). b. Akomodasi Akomodasi adalah sebuah bentuk usaha untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau antar kelompok kelompok di dalam masyarakat akibat perbedaan paham atau pandangan. Mencegah timbulnya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau temporer (Santosa, 2004 : 69). c. Asimilasi Asimilasi merupakan suatu proses sosial dalam taraf kelanjutan, yang ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan 11

12 yang terdapat antara individu atau kelompok dan juga meliputi usahausaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan bersama (Santosa, 2004 : 81). Sedangkan proses disosiatif atau juga disebut dengan oppositional processes terdiri dari: a. Persaingan (competition) Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial, dimana individu atau kelompok yang bersaing mencari keuntungan melalui bidangbidang kehidupan yang pada suatu masa jadi pusat perhatian umum dengan cara menarik perhatian atau mempertajam prasangka yang telah ada, tanpa mempergunakan kekerasan atau ancaman (Santosa, 2004 : 87). Adapun fungsi dari persaingan salah satunya adalah untuk menyalurkan sebuah keinginan individu yang bersifat kompetitif dalam masyarakat, yang kemudian secara output dengan adanya persaingan timbul sebuah perubahan sosial dimana akan merujuk pada sebuah kemajuan masyarakat (Widyaningsih, 2010 : 16). b. Kontravensi (contravention) Kontravensi merupakan bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian kontraversi merupakan sikap mental yang tersembunyi terhadap orangorang lain atau terhadap 12

13 orang-orang lain atau terhadap unsur unsur kebudayaan golongan tertentu (Santosa, 2004 : 90). c. Pertentangan (conflict) Pertentangan atau pertikaian adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok berusaha memenuhi kebutuhan atau tujuannya dengan jalan menantang pihak lawan dengan sebuah acmanan atau kekerasan. Di dalam diri seseorang biasanya terdapat sejumlah kebutuhan dan peran yang saling berkompetisi, berbagai macam cara untuk mengekspresikan usaha dan peran, berbagai macam halangan yang terjadi antara usaha dan tujuan, dan juga adanya aspek-aspek positif dan negatif yang terkait dengan tujuan yang diinginkan (Muchlas, 2005 : 449). 1.5 Metode Penelitian Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan menekankan sifat penelitian yang penuh nilai dan menghasilkan data deskriptif dari perilaku dan informan yang diteliti. Yang menjadi kasus dalam penelitian ini adalah kos regular dan kos eksklusif. Kos eksklusif berkembang cukup pesat di Yogyakarta, itu berarti peminat kos eksklusif cukup banyak. Hal yang menarik untuk diteliti adalah alasan mengapa mulai banyak orang memilih untuk tinggal di kos eksklusif dibanding kos regular. 13

14 Penelitian kualitatif digunakan untuk mencari tahu apa yang membuat kos eksklusif berbeda dengan kos regular, selain itu pendekatan kualitatif juga berguna untuk mengetahui bagaimana interaksi sosial dan pola relasi sosial yang terbentuk didalam lingkungan kos eksklusif maupun kos regular Lokasi Penelitian Penelitian yang akan dilakukan mengambil tempat di sekitar jalan Seturan Raya, Depok, Sleman, Yogyakarta. Alasan dipilihnya tempat ini untuk melakukan penelitian, ditentukan berdasarkan faktor-faktor pendukung guna terlaksanya penelitia tersebut. faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu, banyaknya kost-an dengan jenis yang berbeda- beda. Kota Yogyakarta yang identik sebagai kota pelajar, sehingga terdapat banyak anak muda, khususnya mahasiswa dari luar kota Yogyakarta. Dengan adanya faktor-faktor tersebut nantinya dapat mempermudah peneliti dalam melakukan risetnya Unit Analisis Unit analisis adalah unit yang akan diteliti di lapangan. Unit analisis dalam penenlitian ini berjumlah enam orang, ke enam orang yang dipilih secara purposive ini yaitu dua orang anak kos regular serta pengelola kosnya dan dua orang anak kos eksklusif serta pengelola kosnya 14

15 1.6 Teknik Pengumpulan Data Observasi Observasi mulai dilakukan sejak awal bulan Mei lokasi yang dipilih sebagai objek penelitian adalah kos Ananda Excel dan kos Green Boarding yang berlokasi di Jalan Seturan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Wawancara Wawancara akan dilakukan pada enam narasumber terkait yaitu tiga orang dari kos Ananda Excelt yang merupakan kos regular. Ketiga orang tersebut adalah Bekti Anggono dan Dennis Ariansyah yang merupakan penghuni kos Ananda Excelt, serta pengelola kos Ananda Excelt yang bernama Pak Budi. Tiga orang lain yaitu berasal dari kos Green Boarding House yang merupakan kos Eksklusif. ketiga orang ini yaitu Ade Riza dan Bunga Pertiwi, serta petugas keamanan kos Green Boarding yang bernama Pak Hartono Studi Pustaka Studi ini dimaksudkan untuk melengkapi data-data yang sudah didapat dilapangan, yaitu dengan cara studi buku, jurnal, web, atau media-media lain. Melalui studi literatur ini data yang mungkin tidak didapatkan sewaktu wawancara akan dilengkapi, sehingga hasil data akan lebih valid. 1.7 Teknik Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen (1982) bahwa analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari, dan 15

16 menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan pada orang lain (Moleong dkk, 2008: 248). Data yang diperoleh dikumpulkan, dilihat, dan dipilih sesuai dengan fokus dari penelitian, kemudian dianalisis dengan teori yang relevan. Adapun tahapan proses analisis ini sendiri yaitu reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi (Salim, 2006 : 22). Proses reduksi data merupakan proses pemilihan hal-hal dari data, yang dirasa pokok atau penting. Sehingga data tersebut dapat fokus dan sesuai dengan tema peneltian. Dalam proses selanjutnya, hasil pemilihan data disajikan dalam bentuk deskripsi. Data yang telah didapat kemudian diolah dengan cara melihat, menjelaskan, dan menganalisis menggunakan kerangka teori yang relevan. 16

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia.

Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial dalah suatu hubungan social yang dinamis antara orang perorangan, antara individu dan kelompok manusia, dan antar kelompok manusia. 2. Proses Interaksi Sosial

Lebih terperinci

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua

BAB V. Penutup. tengah-tengah masyarakat. Interaksi sosial hanya dapat terjadi bila antara dua BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan Selain sebagai mahluk individu, manusia juga merupakan mahluk sosial yang membutuhkan bantuan orang lain demi memenuhi segala kebutuhan hidupnya guna dapat bertahan hidup.

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Proses sosial adalah cara-cara berhubungan/komunikasi apabila individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan sistem serta bentu-bentuk hubungan tersebut

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo

PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL. Slamet Widodo DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS TRUNOJOYO PROSES SOSIAL dan INTERAKSI SOSIAL Slamet Widodo 1 PROSES SOSIAL Cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

BAB V INTERAKSI SOSIAL

BAB V INTERAKSI SOSIAL BAB V INTERAKSI SOSIAL 5.1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Hubungan antar manusia, ataupun relasi-relasi sosial menentukan struktur dari masyarakatnya. Hubungan antar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY

BAB I PENDAHULUAN STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Rumah tinggal pada dasarnya merupakan suatu wadah dasar manusia ataupun keluarga untuk melangsungkan hidup yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS]

ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] ILMU PENGETAHUAN SOSIAL [IPS] Oleh : Jaeni Supratman Contact Person : E-mail : supratjay@gmail.com ; jaenisupratman@yahoo.com Facebook : http://www.facebook.com/jaenisupratman Follow me : @jaenisupratman

Lebih terperinci

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL MAKALAH PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya terdapat suatu proses hubungan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR 7 II.TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A.Tinjauan Pustaka 1.Konsep Perubahan Sosial Menurut Kingsley Davis mengartikan perubahan sosial sebagai perubahanperubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling

INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling INTERAKSI SOSIAL 1. Pengertian Interaksi Sosial Interaksi sosial berasal dari istilah dalam bahasa Inggris social interaction yang berarti saling bertindak. Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang

Lebih terperinci

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial 1. Proses yang Asosiatif a. Kerjasama 1) Kerukunan Tolong Menolong dan Gotongroyong 2) Bargaining : Pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa antara

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL Jenis-jenis Hubungan Sosial Hubungan antar individu Contoh: 2 orang siswa saling bertegur sapa Hubungan individu dengan kelompok Contoh: Seorang pendeta memberikan kotbah

Lebih terperinci

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Fenomena kepadatan penduduk merupakan permasalahan yang sudah tidak asing terjadi di kota kota di Indonesia terutama yang berada

Lebih terperinci

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial

Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Pengertian Sistem, Proses Sosial dan Interaksi sosial Adiyana Slamet, S.IP,. M.Si Disampaikan pada Kuliah Sistem Sosial Budaya Indonesia, Pertemuan Ke-1 Apakah SISTEM..????? Secr etimologis berasal dr

Lebih terperinci

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL

BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL BENTUK BENTUK INTERAKSI SOSIAL 1. Kimbal Young (1948) == a. Oposisi b. Kerja Sama c. Difrensiasi 2. Gillin (1951) == Proses Asosiatif dan Disosiatif 3. Tamotsu S.(1986) == Akomodasi, Ekspresi, Interaksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bukan dari daerah asal orang tersebut (KBBI, 2015). Perantau juga sering

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang bukan dari daerah asal orang tersebut (KBBI, 2015). Perantau juga sering 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perantau adalah seseorang yang mencari tempat penghidupan di daerah lain yang bukan dari daerah asal orang tersebut (KBBI, 2015). Perantau juga sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Pustaka 1. Definisi Dampak Pengertian dampak menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, adalah pengaruh sesuatu yang menimbulkan akibat; benturan; benturan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, banyak ditemukan pelajar yang setelah lulus dari SMA atau yang sederajat melanjutkan sekolah di luar kota, bahkan ada yang di luar provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebutan sebagai kota pelajar sampai saat ini masih melekat pada kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Sebutan sebagai kota pelajar sampai saat ini masih melekat pada kota Yogyakarta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar atau kota pendidikan. Sebutan sebagai kota pelajar sampai saat ini masih melekat pada kota Yogyakarta karena wilayah ini

Lebih terperinci

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL 5 SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 5 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL 5 (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Proses dan Interaksi Sosial DESKRIPSI: Materi berupa uraian tentang struktur

Lebih terperinci

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67)

komunikasi. Menurut Soerjono Soekanto (2005: 67) 26 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Pustaka Sesuai dengan penelitian saya ini, maka akan dipaparkan hal-hal yang berhubungan dengan interaksi sosial khususnya mengenai bentuk interaksi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L

PROSES SOSIAL E K O N U G R O H O, S. P T, M. S C FA K U LTA S P E T E R N A K A N U N I V E R S I TA S B R AW I J AYA S E M E S T E R G A N J I L PROSES SOSIAL EKO NUGROHO, S.PT, M.SC FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA SEMESTER GANJIL 2013/2014 Pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama Perubahan-perubahan dalam struktur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam (Yesmil anwar dan adang 2013:194) menyatakan bahwa, Interaksi. individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Interaksi Sosial Interaksi Sosial adalah hubungan timbal balik antara dua orang atau lebih yang berperan saling mempengaruhi antara individu dan individu, antara individu dan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Rumah kost tidak sebatas rumah tinggal yang hanya melindungi

BAB VI KESIMPULAN. Rumah kost tidak sebatas rumah tinggal yang hanya melindungi BAB VI KESIMPULAN Rumah kost tidak sebatas rumah tinggal yang hanya melindungi penghuninya dari sinar matahari, berlindung dari hujan hingga berlindung dari cuaca buruk yang ada disekitar lingkungannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama yang mutlak dari setiap individu-individu di bumi ini. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proyek Hunian atau tempat tinggal merupakan kebutuhan utama dan paling mendasar bagi manusia. Hunian dibutuhkan sebagai tempat dimana kita akan merasa nyaman dan aman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Interaksi Sosial Menurut Young dan Mack (dalam Walgito 2003:57) interaksi sosial adalah hubunganhubungan sosial yang dinamis dan menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. juga tempat kediaman yang dapat memenuhi syarat-syarat kehidupan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut (Mulyani dan Frick, 2006) rumah tinggal yang biasa disebut dengan tempat tinggal bukan sekedar sebuah bangunan (structural), namun juga tempat kediaman yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori Sesuai dengan tema penelitian ini, maka berikut ini penelitian mengemukakan halhal yang berkaitan dengan penelitian, khususnya mengenai pengaruh keberadaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini industri pariwisata di Indonesia sedang dikembangkan oleh pemerintah sebagai salah satu penghasil devisa. Indonesia dikenal memiliki banyak tempat-tempat

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL OLEH : LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Definisi & Ruang Lingkup Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai kota yang menyandang predikat kota pelajar dan juga yang sekarang ini sudah menjadi salah satu kota tujuan wisata, Yogyakarta masih merupakan kota yang paling

Lebih terperinci

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek.

BAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang Proyek. BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proyek Universitas Mercu Buana merupaan salah satu universitas swasta di Jakarta yang saat ini banyak diminati oleh murid-murid yang baru lulus SMA/SMK maupun oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan

BAB I PENDAHULUAN. daya tarik sangat mengagumkan. Keadaan alam, flora, fauna, peninggalan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar M.Pd, Pendidikan kecakapan Hidup ( Life Skills Education).( Bandung: CV Alfabeta,2006) hlm.12

BAB I PENDAHULUAN. Anwar M.Pd, Pendidikan kecakapan Hidup ( Life Skills Education).( Bandung: CV Alfabeta,2006) hlm.12 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia yang secara teksnisoperasional dilakukan melalui pembelajaran. Program pembelajaran yang baik akan menghasilkan

Lebih terperinci

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum

Interaksi Sosial. Lolytasari, M.Hum Interaksi Sosial Lolytasari, M.Hum Interaksi sosial meruapakan suatu kajian mikro sosiologi yang mempelajari kehidupan seharihari Maksud dari mikro sosiologi adalah dimana manusia sebagai individu berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kos hal ini tidak asing di telinga Mahasiswa, para pekerja yang merantau,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kos hal ini tidak asing di telinga Mahasiswa, para pekerja yang merantau, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kos hal ini tidak asing di telinga Mahasiswa, para pekerja yang merantau, pedangan atau pun eksekutif muda. Memiliki bisnis kos dan kontrakan di dekat kampus, pabrik,

Lebih terperinci

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis.

Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. PENGANTAR SOSIOLOGI SOSIOLOGI SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL Dalam kehidupan interaksi sosial merupakan dasar dari proses sosial yang mengarah pada hubungan sosial yang dinamis. YESI MARINCE, S.IP., M.Si

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.Pengelolaan dan pengembangan pariwisata harus dilanjutkan dan ditingkatkan karena sektor pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG. Latar BelakangProyek. Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar BelakangProyek Hunian tidak asing lagi di telinga masyarakat umum. Hunian merupakan sebuah ruang. Sebuah kata ruang secara tidak langsung pasti berhubungan dengan

Lebih terperinci

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT

PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT INTERAKSI SOSIAL DAN PERUBAHAN SOSIAL PRINSIP DASAR MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL DI MASYARAKAT 1. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial 2. Manusia berada di dalam sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak manusia dilahirkan di dunia, ia telah memiliki naluri untuk berbagi dengan sesamanya. Hubungan dengan sesamanya merupakan suatu kebutuhan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengadu nasib di daerah lain, ataupun pekerjaan yang dipindah tugaskan ke. ingin memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik.

BAB 1 PENDAHULUAN. mengadu nasib di daerah lain, ataupun pekerjaan yang dipindah tugaskan ke. ingin memperbaiki nasibnya menjadi lebih baik. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini mobilitas penduduk di Indonesia sangat tinggi, banyak orang yang berpindah dari suatu daerah ke daerah yang lain karena alasan pendidikan, mengadu nasib

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok (Soekanto,

Lebih terperinci

htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN

htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN htp://detak-unsyiah.com/opini/pengaturan-kos-buruk-picu-seks-bebas-lingkungan-kampus.html PERMASALAHAN Sekilas keika berbicara tentang kos-kosan secara otomais asosiasi masyarakat akan tertuju pada tempat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Interaksi sosial Interaksi sosial adalah sebagai atau merupakan dasar dari proses-proses sosial, sebab tanpa adanya interaksi tidak mungkin kehidupan bersama akan terjalin.

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN

PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN PERTEMUAN KE 4 POKOK BAHASAN A. TUJUAN PEMBELAJARAN Adapun tujuan pembelajaran yang akan dicapai sebagai berikut: 1. Mahasiswa dapat memahami tentang arti interaksi, kontak dan komunikasi. 2. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik

BAB I PENDAHULUAN. promosi pariwisata ini berkembang hingga mancanegara. Bali dengan daya tarik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang paling populer akan kepariwisataannya. Selain itu, pariwisata di Bali berkembang sangat pesat bahkan promosi pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul. Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Jakarta merupakan salah satu kota besar yang memiliki perkembangan cukup pesat dewasa ini. Wilayah di daerah Jakarta, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sumber devisa negara yang saat ini pertumbuhannya semakin meningkat. Perkembangan pariwisata saat ini demikian pesat, dan merupakan fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang menyebutkan bahwa warga negara di daerah terpencil, terbelakang serta masyarakat adat berhak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar BAB I PENDAHULUAN Pada Bab ini dibahas mengenai pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, serta metode perancangan. 1.1 Latar Belakang Pulau Bali sudah dikenal oleh masyarakat

Lebih terperinci

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL MAKALAH INTERAKSI SOSIAL Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Sosiologi Disusun : SUCI SARTIKA 153121017 ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS PRAMITA INDONESIA TANGERANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha dunia pendidikan semakin hari semakin meningkat yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. usaha dunia pendidikan semakin hari semakin meningkat yang mengakibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya laju pembangunan ilmu pengetahuan mengakibatkan aktivitas usaha dunia pendidikan semakin hari semakin meningkat yang mengakibatkan semakin tingginya

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm)

INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) INTERAKSI SOSIAL PERUSAHAAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN MASYARAKAT (Corporate Social Interaction With The Community Plant Oil Palm) Herianja 1, Azhar 1, Agussabti 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan tuntutan seseorang untuk dapat berinteraksi serta beradaptasi dengan lingkungan baru terkadang menimbulkan perubahan identitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Penulisan

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Tujuan Penulisan PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Rumah tinggal sementara (kosan) merupakan kebutuhan primer setiap mahasiswa disetiap universitas baik yang berada didalam negeri maupun yang berada diluar negeri. Kosan berfungsi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan

SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. A. Pendahuluan SOSIOLOGI KOMUNIKASI PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL A. Pendahuluan Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan

Lebih terperinci

MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL

MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL MEDIA & PERUBAHAN SOSIAL Part 3 Edy Prihantoro Universitas Gunadarma A. Struktur Masyarakat Seperti di jelaskan pada bab sebelumnya, bahwa sosiologi mengkaji masyarakat dari sisi struktur sosial (social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dilahirkan manusia sudah mempunyai naluri untuk hidup berkawanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa dipisahkan dengan keberadaan manusia lainnya. Artinya dalam hidupnya antara satu dengan yang lain selalu berinteraksi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya hotel-hotel baru bertarif ekonomis (budget) menjadi fenomena baru. Posisinya yang berada antara guest house dan hotel bintang 3 menarik para pebisnis dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Condotel adalah tempat dimana tempat yang berfungsi lebih kesebuah bisnis, konon diambil dari bahasa Perancis kuno. Bangunan publik ini sudah disebut-sebut sejak akhir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105).

BAB I PENDAHULUAN. manusia berinteraksi dengan lingkungannya (Tirtarahardja &Sula, 2000: 105). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dilahirkan dengan sejumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan potensi yang harus dikembangkan. Dalam upaya memenuhi kebutuhannya itu maka manusia berinteraksi

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL. IR. HJ. KHODIJAH, M.Si PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL IR. HJ. KHODIJAH, M.Si Proses Sosial Adalah cara2 berhubungan yg dapt dilihat apabila orang perorangan dan kelompok2 manusia saling bertemu dan menentukan sistem,aturan,norma,dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk nongkrong-nongkrong di cafe. Gaya hidup nongkrong di. kita sadari merupakan pengaruh dari globalisasi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, tingkat arus informasi telah berkembang dengan sedemikian rupa sehingga pengaruhnya dapat dengan cepat terlihat

Lebih terperinci

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII

AgroinovasI. Badan Litbang Pertanian. Edisi Desember 2011 No.3436 Tahun XLII Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Meningkatkan Potensi Pertanian Bali dan Kesejahteraan Para Abdi Bumi Melalui Dusun Subak Berbasis Social-Industry of Agriculture Indonesia adalah salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain dalam kehidupannya. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak lepas dari hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia adalah salah satu dimensi penting dalam organisasi. Kinerja organisasi sangat tergantung pada kinerja individu yang ada di dalamnya. Seluruh pekerjaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pesat di bidang teknologi infomasi dan komunikasi pada abad ke-21 telah membawa banyak perubahan dalam berbagai kehidupan manusia dan lingkungan bisnis,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Melalui pendidikan potensi seseorang akan berkembang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, bahan setengah jadi atau barang jadi menjadi barang dengan nilai lebih atau barang jadi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis. BAB I PENDAHULUAN G. Latar Belakang Karyawan kontrak pertama kali muncul dalam peraturan perundangundangan yaitu dalam UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Ketentuan ini misalnya dijumpai dalam

Lebih terperinci

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 1. Interaksi Sosial sebagai Faktor Utama dalam Kehidupan Sosial Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat tinggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat tinggal adalah salah satu kebutuhan primer manusia. Tempat tinggal dapat bersifat permanent (tetap) dan temporary (sementara). Rumah, apartement dan residence

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendidikan di Indonesia Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia lndonesia seutuhnya, yaitu manusia yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan kejiwaan atau sakit jiwa bisa dialami semua kalangan masyarakat, baik kaya maupun miskin, pria maupun wanita, tua maupun muda. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL BAB II PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL 2.1 Pengantar Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara pelbagai segi kehidupan bersama ( Selo Soemarjan, 1964). Khusus dalam mata kuliah Pengantar

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Perancangan Seiring perkembangan manusia yang semakin pesat, maka kebutuhan yang dibutuhkan oleh manusia menjadi bertambah dan bervariasi. Terlebih lagi di industri

Lebih terperinci

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL

BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN SOSIOLOGI BAB IV PROSES-PROSES SOSIAL ALI IMRON, S.Sos., M.A. Dr. SUGENG HARIANTO, M.Si. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai.

BAB II KAJIAN TEORI. berinteraksi dengan sesama secara baik agar tercipta masyarakat yang tentram dan damai. BAB II KAJIAN TEORI A. Interaksi Sosial 1. Pengertian Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, dimana manusia bergantung dan membutuhkan individu lain atau makhluk lainnya. Dalam hidup bermasyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

ABSTRACT. The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation. (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi)

ABSTRACT. The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation. (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi) ABSTRACT The Influence Of Teacher s Social Competence To The Intensity Of Teacher s Social Relation (Susi Novita, Berchah Pitoewas, Hermi Yanzi) This research was aimed at explaining the influence of teacher

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. antara orang peroarang dan kelompok manusia. 1 Proses sosial pada hakikatnya

BAB II KAJIAN TEORI. antara orang peroarang dan kelompok manusia. 1 Proses sosial pada hakikatnya BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Interaksi Sosial Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang perorang, antarkelompok manusia, serta antara orang peroarang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metodologi merupakan jalan yang ditempuh untuk mencapai pemahaman. Jalan untuk mencapai pemahaman tersebut ditetapkan secara bertanggungjawab secara ilmiah dan data yang dicari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro atau yang biasa kita sebut UNDIP merupakan salah satu universitas ternama di Jawa Tengah yang berada di Kota Semarang. Berdiri sejak tahun 1956

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, tingkat kebutuhan manusia akan wisata kian berkembang dan menjadi lebih mudah orang-orang melakukan perjalanan. Hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH

BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH 84 BAB VI INTERAKSI MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN WISATA ALAM DI KAWASAN GUNUNG SALAK ENDAH Interaksi sosial disebut juga sebagai proses sosial yang terjadi apabila terdapat kontak sosial dan komunikasi

Lebih terperinci

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran

SOSIOLOGI KOMUNIKASI. KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Penyiaran Modul ke: SOSIOLOGI KOMUNIKASI Fakultas Ilmu Komunikasi KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES INTERAKSI Rika Yessica Rahma,M.Ikom Program Studi Penyiaran www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL Interaksi

Lebih terperinci

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat pendidikan di negara kita, memiliki berbagai sarana dan prasarana penunjang kehidupan yang sangat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan pangan, yaitu makanan dan minuman merupakan kebutuhan dasar bagi manusia untuk mempertahankan hidupnya selain kebutuhan sandang dan papan. Hal ini berarti merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi suatu prioritas tersendiri pada tiap-tiap negara. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menjadi salah satu indikator kemajuan suatu negara. Dalam rangka mendukung kemajuan negara tersebut maka pada umumnya pendidikan menjadi suatu prioritas

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PONDOKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945,

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan adalah upaya mewujudkan amanat pembukaan UUD 1945, yaitu memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan

Lebih terperinci

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI MAHASISWA DALAM MEMILIH TEMPAT KOS DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia untuk memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari kegiatan ekonomi, salah satunya adalah konsumsi barang dan jasa baik yang sifatnya primer, sekunder maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Jakarta, seperti yang telah kita ketahui, merupakan kota dengan populasi penduduk terpadat di Indonesia dan merupakan salah satu kota dengan penduduk terpadat di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri. mereka memerlukan orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. untuk berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain. terdapat di Yogyakarta. Keberadaan kampus-kampus di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini merupakan kota yang cukup padat dan banyak di datangi. Selain itu Yogyakarta juga memiliki julukan sebagai kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor kunci kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itulah faktor ini harus mendapat perhatian yang serius dari berbagai pihak. Upaya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling mendasar selain pangan dan sandang. Setiap manusia sangat membutuhkan tempat tinggal sebagai tempat

Lebih terperinci