BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR A. Periode Barok ( ) 1. Pengantar Pada periode barok abad ke-16, tanda- tanda perubahan gaya musik menjadi terlihat jika dibandingkan dengan periode renaisans. 1 a. Pola Ritmik Pola ritmik lebih sederhana, banyak dijumpai pengulangan pola ritme yang sama disetiap birama berikutnya. 2 b. Melodi Tekstur harmonisasi polifoni dan homofoni kerap dijumpai dalam karya periode barok ini. Susunan alur melodi sebagian besar menggunakan teknik kontrapuntal untuk menambah harmonisasi. Penggunaan ornamentasi juga digunakan lebih banyak pada bebrapa karya repertoar 3 c. Dinamika Dinamika sebagian besar tidak tertulis dalam karya repertoar namun penyaji tetap dapat untuk memainkan dinamika. d. Tempo Rubato yang memiliki arti kebebasan tempo bagi seseorang pemain guna penyajian ekspresi yang meyakinkan. 4 Rubato jarang digunakan oleh para penyaji musik pada periode barok ini. e. Harmoni Basso continou sering dijumpai pada periode barok, basso continuo yang berarti suara bas menjadi landasan dasar untuk improvisasi chord, hal. 29 hal.4 hal Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), 2 George J Buelow, A History of Baroque Music (U.S.A. : Indiana University Press, 2004), 3 Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), 4 Pono Banoe, Kamus Musik (Yogyakarta: Penerbit Kanisius (Anggota IKAPI), 2004), hal.363 6

2 yang kemudian diisi suatu harmonisasi di suara tengah atau suara atas. 5 Basso continuo biasanya berperan memperjelas suatu harmonisasi sehingga membuat tekstur dalam musik lebih jelas. f. Perkembangan gitar Pada permulaan periode Renaissace ( ) instrumen vihuela dan lute merupakan instrumen petik yang sangat popular. Sistem penalaan vihuela dan lute memliki kesamaan, yakni senar pertama bernada E, senar ke-2 bernada B, senar ke-3 bernada F#, senar ke-4 bernada D, dan senar ke-5 bernada A. 6 Perlu diketahui bahwa instrumen vihuela dan lute menggunakan sistem pendoblean senar disetiap wilayah pemasangan senar. Pada jaman barok ( ) vihuela dan lute mengalami perkembangan, mulai muncul senar ke-6 yang memiliki nada E sebagai bass. Akan tetapi sebagian besar pemusik pada jaman ini tetap memilih memainkan vihuela dan lute dengan 5 senar 7. Gitar periode barok akhir muncul dengan 5 senar, memliki senar tunggal, dan struktur gitar menyerupai gitar pada periode klasik walaupun ukurannya lebih kecil Biografi Johann Sebastian Bach Johann Sebastian Bach adalah anak bungsu dari delapan bersaudara. Bach lahir di kota Eisenach, Jerman pada tanggal 21 Maret Keluarga Bach sejak abad ke-16 sampai abad ke-19 telah menghasilkan banyak musisi yang berkualitas. Bach memulai pendidikan pada sekolah yang dikelola gereja Lutheran di Eisenach. Pada tahun 1694 kedua orang tua Bach telah meninggal hal ini membuat ia berpindah ke Ohrdruf dimana Bach diasuh oleh kakaknya, Johann Christoph Bach. Di Ohrdruf ia melanjutkan sekolah di Lyceum dan mendapat pelajaran bermain organ dari kakaknya yang 5 Barbara Russano Hanning, Concise History of Western Music (New York: W.W. Norton & Company, Inc., 1998), hlm Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), hal Ibid, hal September

3 merupakan seorang organis. Bach juga belajar komposisi sendiri dari buku musik Froberger, Kerl, dan Pachelbel. Ketika Bach berusia15 tahun, rumah Johann Cristoph Bach menjadi semakin penuh seiring dengan bertambahnya anggota keluarga sehingga Bach harus pindah. Melalui perantaraan pemimpin musik di sekolah Lyceum, Bach mendapat tempat sebagai penyayi di gereja St. Mikael di Kota Luneburg, Jerman Utara. Bach mendapat sambutan hangat karena suara soprannya yang bagus. Setelah suaranya berubah dewasa, ia memulai tugas lain sebagai organis atau biolis. Ada kemungkinan pada masa itu Bach bertemu dengan komposer besar George Boehm dan belajar komposisi dari Boehm. Bach juga melakukan kunjungan ke Kota Hamburg untuk mendengar serta mempelajari permainan organ J.A. Reinecken di gereja St. Katarina. Pada tahun 1723, di Sekolah Santo Thomas Leipzig, Bach mendapat jabatan sebagai cantor atau ketua. Tugasnya adalah mengajar kelas serta memimpin kegiatan musik untuk Kota Leipzig, bertanggung jawab untuk musik di empat gereja yang berpusat di Leipzig. Pada masa ini Bach sangat aktif membuat komposisi, terutama kantata-kantata untuk seluruh tahun gerejawi. Masa jabatan Bach di Leipzig berlangsung dari tahun Masa ini diwarnai dengan banyak perselisihan paham antara Bach, para pejabat gereja, dan kepala sekolah yang tidak mengerti keinginan Bach untuk memajukan musik. Bach mempuyai hubungan kekerabatan yang cukup baik dengan dewan kota. Ia juga mengadakan kegiatan musik di luar gereja seperti mengadakan makan malam musik di rumahnya. Bach juga menjadi guru privat, menulis empat buku musik untuk organ dan harpsichord yang berisi choral prelude, suite, dan lagu untuk harpsichord. Pada tahun 1729 sampai 1741, Ia memimpin perhimpunan musik Collegium Musicum di Leipzig. Perjalanan untuk sebagai konsultan organ dan mengadakan konser organ masih dilakukannya.tahun 1747 Bach diundang ke Berlin tempat anaknya, Carl Phillipp Emanuel Bach, bekerja sebagai pemain keyboard istana untuk Raja Frederick dari Prussia. Raja Frederick adalah seorang komposer yang baik dan juga pemain flute. Raja 8

4 sangat terkesan dengan kemampuan Bach dalam melakukan improvisasi dan memberi Bach sebuah tema untuk fuga yang secara spontan diimprovisasikan Bach pada piano. Bach terkesan dengan koleksi piano Raja Frederick. Pada waktu Bach kembali ke Leipzig, ia menggubah satu kumpulan lagu berdasar tema yang diberikan Raja Frederick berisi canon, fugue, dan duo trio yang diberi judul Musikalische Opfer. Pada tahun 1749 kesehatan mata Bach menurun sampai ia buta total. Ia menjalani operasi mata sampai dua kali dan hasilnya tetap gagal. Pada tanggal 28 Juli 1720 Bach mederita sakit parah dan mendapat serangan otak yang mengakibatkan ia meninggal dunia. 9 9 Don Michael Randel, ed., The Harvard Biographical Dictionary of Music (London : The Belknap Press of Harvard University Press, 1996) hal

5 3. Analisis Struktural Repertoar a. Gavotte en Rondeau, BMV 1006a karya Johann Sebastian Bach Gavotte merupakan komposisi salah satu suita pada periode barok. Gavotte en Rondeau adalah bagian ketiga dari Suita BWV 1006a, yang sebenarnya terdiri dari 6 bagian, yaitu Prelude, Loure, Gavotte en rondeau, Minuet I, Minuet II, Bourre, dan Gigue. Suita BMV 1006a ini aslinya adalah Lute Suite No.4 dalam E Mayor yang merupakan transkripsi dari 3th Partita for Solo Violin in E Major, BMV 1006a. 10 Gavotte berarti suatu tarian pada periode barok dengan karakteristik tanda sukat 4/4, bertempo sedang, dimulai dengan birama gantung yang berisi dua not seperempat, serta frase yang mulai dan berakhir pada tengah birama. Ritme motif yang digunakan lebih sederhana, bertekstur homofoni, dan tidak menggunakan sinkopasi. 11 Komposisi ini berbentuk rondo dengan pola A B A C A D A E. Komposisi ini diawali dengan tonalitas E mayor, dimulai pada birama gantung ketukan ke-3. Birama Bagian A (1-8) (1-2) - Motif bagian A ini merupakan bagian refren dimana - Bagian ini akan diulang-ulang baik secara ritmis dan melodis. - Pada 1-2 muncul half cadence (any chord V). - Birama 1-2 merupakan bagian semiphrase Oktober Don Michael Randel, The Harvard Concise Dictionary of Music and Musicians (U.S.A. : Belknap Press, 2002), hlm

6 Bagian A (1-8) (3-4) - Birama 3-4 merupakan bagian semiphrase ke-2, jadi birama 1-4 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence (V-I) pada birama 3-4. (5-8) - Birama 5-6 merupakan bagian semiphrase ke Muncul half cadence pada birama Birama 7-8 merupakan bagian semiphrase ke-4. - Birama 5-8 merupakan bagian consequence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama 7-8., cadence ini telah mengakhiri lagu pada bagian A Birama 11

7 Bagian B (9-16) (8-9) - Birama 9 ketukan ke-3 mengalami modulasi ke C#m (relatif minor dari E mayor). Tonalitas di C#m ini dimainkan hingga akhir birama ke-16. (15-16) - Muncul authentic cadence 15-16, cadence ini telah mengakhiri lagu pada bagian B. Bagian A (17-24) - Pengulangan kembali bagian tema A, tonalitas di E mayor. Birama Bagian C (25-36) 12

8 Bagian C (25-36) (29) - Mengalami modulasi ke B mayor, tonalitas B mayor ini dimainkan hingga akhir birama ke-40. (39-40) - Muncul authentic cadence pada birama 39-40, cadence ini telah mengakhiri lagu pada bagian C. Bagian A (41-48) - Merupakan pengulangan kembali dari bagian A, tonalitas di E mayor. 13

9 Bagian D (49-64) (53) - Mengalami modulasi di F#m, tonalitas F#m dimainkan hingga akhir birama ke-64. (63-64) - Muncul authentic cadence pada birama 63-64, cadence ini telah mengakhiri lagu pada bagian D. Bagian A (65-72) - Merupakan pengulangan kembali dari bagian A, tonalitas di E mayor. Bagian E (73-92) (74) - Mengalami modulasi di G# mayor, tonalitas G# mayor dimainkan hingga akhir birama ke

10 Bagian E (73-92) Bagian E (73-92) Bagian E (73-92) (77) - Kembali ke tonalitas E mayor, tonalitas E mayor dimainkan hingga akhir birama ke-80. (80) - Mengalami modulasi di G# minor, tonalitas G# minor dimainkan hingga akhir birama ke-92. (91-92) - Muncul authentic cadence pada birama 91-92, cadence ini telah mengakhiri lagu pada bagian E. (93-100) Bagian A (93-100) - Merupakan pengulangan pada bagian A, tonalitas di E mayor, dan bagian ini merupakan akhir penutup lagu serta ditutup dengan authentic cadence pada birama

11 B. Periode Klasik ( ) 1. Pengantar Pada umumnya, gaya musik pada periode klasik lebih mengutamakan bentuk musik yang teratur. 12 Karakter musik pada periode klasik meliputi: a. Pola ritmik Pola ritme menjadi lebih kontras, kontras dalam arti terdapat perubahan tempo secara tertulis pada bagian suatu birama. Hal ini membuat ritme musik periode klasik lebih menarik dan tidak membosankan. 13 b. Melodi Melodi yang dimainkan biasanya lebih pendek dan sederhana bila dibandingkan dengan musik jaman barok. Tangga nada mayor dan minor mulai dipakai, tekstur homofoni menjadi lebih dominan (harmoni 3 nada atau lebih bunyi secara bersamaan). Penggunaan ornamentasi yang dibatasi juga sering dijumpai pada periode klasik ini 14 c. Dinamika Munculnya dinamika crescendo dan decrescendo dalam karya reportoar secara tertulis. Tidak hanya pada dinamika suara, namun muncul juga peralihan tempo accelerando dan ritardando dalam karya repertoar secara tertulis. 15 d. Perkembangan gitar Pada kenyataannya, pada periode klasik gitar mengalami transisi perubahan tuning dan stringing. Varietas jenis gitar menggunakan 5 senar telah digantikan dengan gitar 6 senar tunggal di era periode klasik ini. 16 Sistem penalaan gitar 6 senar tidak jauh berbeda dengan sistem tuning vihuela atau lute 6 senar yakni, senar pertama bernada E, senar hal Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik II (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), hlm Ibid, hlm Oktober Ibid, 5 Oktober Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), 16

12 ke-2 bernada B, senar ke-3 bernada G, senar ke-4 bernada D, senar ke-5 bernada A, dan senar ke-6 bernada E. 2. Biografi Dionisio Aguado Dionisio Aguado y Garcia lahir di Madrid pada tahun 1784, Spanyol. Ia pertama kali belajar gitar dengan Padre Basilio (Manuel Garcia) dan Moretti. Setelah beberapa tahun invasi Napoleon berlanjut, Aguado tinggal bersama ibunya di Fuenlabrada tepatnya dekat kota Aranjuez. Pada tahun 1824, ibu Aguado telah meninggal dan ia pindah ke Paris, kepindahannya ke Paris membuat reputasi sebagai gitaris mengalami peningkatan. Pada tahun 1826 Aguado bertemu rekan lamanya yakni Fernando Sor di Paris, mereka berdua mengadakan konser bersama dan membawakan karya Fantasia no. 7, Op. 30 and Les Deux Amis, Op. 41 (for two Guitar). Aguado berpendapat bahwa ia lebih memlilih memainkan gitar menggunakan kukunya untuk menghasilkan warna suara yang lebih kuat. Jika teknik itu dilakukan dengan benar, maka suara yang dihasilkan menjadi lebih bersih, tegas, dan manis. Perlu dipahami bahwa teknik ini tidak hanya memetik secara polos menggunakan kuku semata, namun saat memetik senar pada mulanya menggunakan ujung jari yang kemudian sesegera mungkin diarahkan menuju kuku. 17 Pada tahun 1838 Aguado pulang ke Madrid, dan diusianya ke-65 Aguado meninggal dunia pada tahun hal Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), 17

13 3. Analisis Struktural Repertoar a. Rondo in A minor karya Dionisio Aguado Kata rondo berasal dari kata French rondeau, yang memliki arti refren yang selalu diulang-ulang dalam bentuk musik. Pada abad ke-12an, rondo pada mulanya merupakan bentuk puisi yang kemudian diubah menjadi bentuk musik instrumental maupun vocal. Berikut adalah beberapa varietas bentuk rondo: - First Rondo Form : A B A - Second Rondo Form : A B A C A - Third Rondo Form : A B A C A B A 18 Rondo in A minor terdapat dua bagian yaitu, Andante dan Rondo. Bagian Andante merupakan bagian Introduction, bertanda sukat 4/4 dan dimulai dengan birama gantung ketukan ke-4n. Tonalitas yang digunakan adalah A minor serta dimainkan dengan tempo sedang. Kemudian bagian Rondo dimainkan dengan tanda sukat 2/4 dan dimainkan dalam tonalitas A minor, bagian Rondo ini dimainkan dengan tempo allegro moderato. Komposisi ini tergolong dalam varietas Second Rondo Form yaitu A B A C A. Second Rondo Form dapat memiliki anggota tambahan seperti contoh muncul coda atau transition setelah bagian A atau B, retransition setelah bagian B atau C, dan coda setelah bagian A akhir Leon Stein, Structure and Style Expanded Edition The Study and Analysis of Musical Forms (U. S. A. : Summy-Birchard Inc., 1979), hal Ibid, hal

14 Introduction (1-37) (1) - Dimainkan dengan tonalitas A minor, suara atas sebagai melodi utama dan suara bawah sebagai akord pengiring. - Birama 1-4 merupakan bagian antecedent phrase... - Muncul half cadence pada birama 3-4. (5) - Birama 5-9 merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama 9. (10) - Suara atas sebagai iringan dan suara bawah sebagai melodi utama. - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul half cadence pada birama

15 - Birama 13 ketukan ke-3 sampai dengan birama 16 merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama (19) - Modulasi ke C mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama (26) - Modulasi kembali ke tonalitas A minor pada biram ke Muncul half cadence pada birama Coda (36-37) - Birama merupakan bagian coda dimana akord (V) dan akord (I) dimainkan secara berulang-ulang untuk menuju akhir bagian introduction yaitu birama

16 Rondo Bagian A (1-17) (1) - Tonalitas di A minor, keseluruhan bagian A ini merupakan bagian refren lagu. - Birama 1-4 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada birama Birama 5-9 merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama 7-9. (10) - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada bira (14) - Birama merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama

17 Bagian B (18-41) (18) - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul half cadence pada birama Birama merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama (32) - Modulasi ke C mayor pada birama ke-32, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncucl authentic cadence pada birama Transition Periode A (38-52) (38) - Modulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke

18 Transition (46) - Modulasi ke tonalitas awal yaitu A aminor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul half cadence pada birama Periode B (53-83) (53) - Melodi dimainkan dengan teknik arpeggio dan slur. - Muncul half cadence pada birama Melodi pada birama mengalami pengulangan yang sama dengan melodi pada birama Periode C (69-83) (69) - Tonalitas masih di A minor, melodi masih dimainkan dengan teknik arpeggio. 23

19 Transition (74) - Modulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke-79. (78-79) - Akord G#dim7 merupakan perpanjangan tertz dari akord E7 pada birama (80) - Modulasi ke tonalitas awal yaitu A minor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke

20 Transition Peridoe D (83-100) (83) - Melodi suara atas sebagai melodi utama dan melodi suara bawah sebagai iringan. - Muncul authentic cadence pada birama dan birama (91) - Merupakan imitasi dari awal birama 83-90, suara atas sebagai iringan dan suara bawah sebagai melodi utama. - Muncul half cadence pada birama Peridoe E ( ) (101) - Tonalitas masih di A minor, melodi dimainkan dengan teknik arpeggio. 25

21 Transition - Muncul half cadence pada birama , cadence ini telah mengakhiri bagian transition periode E. (112) - Birama 112 merupakan bagian cadenza. Bagian A ( ) (113) - Pengulangan bagian A muncul kembali, melodi dan ritme masih sama dengan bagian A sebelumnya. Retransition Periode F ( ) (128) - Modulasi ke C mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama Muncul half cadence pada birama

22 Retransition Periode G ( ) (141) - Tonalitas masih di C mayor, suara atas sebagai melodi utama dan suara bawah sebagai iringan. - Muncul half cadence pada birama Bagian C ( ) (148) - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada birama Birama merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama (182) - Modulasi ke G mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama

23 Retransition Periode H ( ) (191) - Modulasi ke tonalitas awal yaitu A minor, tonalitas ini menjadi modulasi terakhir hingga menuju akhir lagu. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama cadence ini telah mengakhiri bagian retransition periode H. Bagian A ( ) (233) - Merupakan pengulangan yang sama dengan bagian A sebelumnya, namun bagian refren ini kemudian diteruskan menuju coda untuk menuju akhir bagian lagu hingga birama ke-262. Coda ( ) ( ) - Authentic cadence telah menutup akhir lagu pada birama

24 C. Periode Romantik ( ) 1. Pengantar Gaya musik pada periode romantik lebih mementingkan ekspresivitas dan emosional sang pemusik. 20 Karakter musik pada periode romantik meliputi: a. Pola ritmik Pola ritmik menjadi lebih tidak teratur, tetapi berkesan tidak kaku. Seiring dengan kemajuan periode romantik ini, para pemusik lebih mengeksplorasi dirinya dan berpendapat bahwa musik tidak lagi dipersembahakan untuk pemerintahan (seperti pada periode barok), namun untuk semua orang terutama bagi sang pemusik itu sendiri. 21 b. Melodi Banyak dijumpai melodi dengan sistem tangga nada kromatisme, progresi akrod menjadi lebih bervariatif, dan banyak ditemui harmonisasi polifoni dan homoponi. Ornamentasi menjadi sangat minimalis diera romantik ini. 22 c. Dinamika Dinamika menjadi sangat terlihat jelas karena banyak ditemui lambang dinamika pada karya repertoar. Perubahan dinamika yang sangat kontras dan berlebihan mulai muncul seperti contoh dinamika dari ppp menuju fff. d. Perkembangan gitar Pada tahun 1850 ada seorang pembuat gitar yang sangat terkenal dari Spanyol, beliau adalah Antonio de Torres Jurado. Julian Arcas adalah salah satu pengguna gitar buatan Torres, Leona guitar adalah salah satu seri gitar yang dipesan oleh Arcas dari Torres. Beberapa keunggulan gitar buatan Torres yakni maple wood yang berkualitas (Spruce at front,cedar at neck, 20 Rhoderick J. McNeill, Sejarah Musik II (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2008), hlm Ian Bent, Music Theory in the Age of Romanticism. (New York: Cambridge University Press 1996) hal Ibid,hal

25 and ebony at fingerboard), struktur pola fan- strutting yang lebih dinamis, panjang senar, dan kualitas tone yang bagus Biografi Niccolo Paganini Niccolo Paganini adalah seorang komposer handal sekaligus seorang virtuos gitar dan biola. Ia lahir di Genoa 27 Oktober1782, Italia. Paganini adalah anak ke-3 dari pasangan Antonio dan Theresa Paganini. Pada umur 5 tahun ia belajar biola dengan Giovanni Servetto dan Giacomo Costa. Paganini dengan cepat dapat mengikuti pelajaran yang telah mereka berikan tentang pembelajaran musiknya. Bersama dengan ayahnya Paganini pindah ke Parma untuk mengikuti les biola lebih lanjut. Mereka bertemu dengan Alessandro Rolla, seorang pemain biola yang hebat di Parma. Rolla memperkenalkan guru biolanya yakni Ferdinando Paer untuk belajar dengan Paganini. Secara perlahan Paganini mengikuti ajaran dari Paer tentang teknik permainan biola yang lebih baik. Pada tahun 1800 Paganini dan ayahnya pindah ke Livorno, dimana Paganini memulai konsernya. Variazioni sulla Carmagnola merupakan karya komposisi pertamanya yang ia buat diusia 12 tahun. 24 Tahun 1821 Paganini mempunyai banyak kenalan gitaris handal seperti Mauro Giuilani, Ferdinando Carulli (1831), dan Zani de Ferranti (1834). Pada tahun 1836 Paganini bertemu dengan Luigi Rinaldo Legnani dan membuat kontrak tentang konser musik yang akan diadakan di kota-kota sekitar. 25 Beberapa karya solo gitar dan biola milik Paganini antara lain 43 Ghiribizz (caprice), 37 Sonate, 24 caprice untuk biola, Sonate in C minor untuk biola, dan beberapa karya lain seperti duet for violin and guitar, quartets for violin, guitar, viola, cello dll. Pada tanggal 27 Mei 1840, 23 Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), hal Oktober Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), hal

26 Paganini meninggal dunia dikarenakan mengalami penyakit kanker tenggorakan Biografi Isaac Albeniz Isaac Manuel Francisco Albeniz lahir pada 29 Mei 1860 di kota Camprodon Spanyol. Albeniz adalah seorang komposer dan pianis, sejak umur 4 tahun ia sudah belajar piano dan memulai konser piano. Pada tahun 1865 ia belajar piano dengan Narciso Oliveras. Dua tahun kemudian Albeniz dibawa ibunya ke Paris untuk belajar piano dengan Marmontel. Pada tahun 1869 ia mengikuti konservatori di Madrid namun Albeniz tidak turut serta dalam acara tersebut. Albeniz pergi ke Leipzig dan bertemu dengan Reinecke, ia mulai belajar piano bersamanya. Pada tahun 1877 ia kembali ke Madrid dan belajar musik di Brussels. Albeniz belajar ilmu komposisi dengan Gevaert dan Dupont, tak lama kemudian ia memenangkan karya komposisinya yang ia ajukan di konservatori Brussels. Pada tahun 1879 Albeniz belajar teknik piano dengan Liszt untuk lebih mematangkan teknik bermain pianonya. Albeniz mulai melakukan konsernya di berbagai tempat bahkan selalu ke luar negara. Tahun 1883 melakukan perjalanan ke Barcelona, tahun 1885 di Madrid, dan tahun 1890 di London. Karya-karya komposisi piano milik Albeniz sebagian besar memiliki style Spanish folklore Oktober Don Michael Randel, ed., The Harvard Biographical Dictionary of Music (London : The Belknap Press of Harvard University Press, 1996) hal

27 4. Analisis Struktural Repertoar a. Grand Sonata karya Niccolo Paganini Komposisi ini memliki 3 movement, movement pertama Allegro Risoruto dimainkan pada tonalitas A mayor, movemen ke-2 Romance (Piu Tosto Largo) dimainkan pada tonalitas A minor, dan movemen ke-3 Andantino Variato dimainkan pada tonalitas A mayor. Karya ini sebenarnya dibuat untuk permaian duet gitar dan biola, namun repertoar ini diolah lagi oleh Paganini untuk menjadi karya solo gitar. Setelah Grand Sonata milik Paganini ini ditampilkan dengan format solo gitar, karya ini menjadi lebih popular dibandingkan dengan format sebelumnya. 28 Bentuk musik sonata pada umumnya terdiri dari exposition (tema awal), development (pengembangan), dan recapitulation (kesimpulan). Exposition merupakan tema awal suatu lagu dalam tonika Development merupakan pengembangan variasi-variasi dari tema utama, prosedur variasi tersebut dapat meliputi augmentasi, diminusi, modulasi, imitasi, dll. Bagian development biasanya terbagi menjadi beberapa sectional. Recapitulation merupakan kesimpulan dari tema utama (eksposition) dalam tonika Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), hal Leon Stein, Structure and Style Expanded Edition The Study and Analysis of Musical Forms (U. S. A. : Summy-Birchard Inc., 1979), hal

28 Berikut analisis Struktural Grand Sonata first movement : Periode A (1-8) Exposition (1-83) (1-2) - Birama 1-2 merupakan bagian semiphrase pertama. - Muncul authentic cadence pada birama 2-3. (3-4) - Birama 3-4 merupakan bagian semiphrase ke-2. - Birama 1-4 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada birama 3-4. (7-8) - Birama 5-8 merupakan bagian conseuence phrase. - Muncul authentic cadence. Periode A (9-15) - Birama 9-12 merupakan bagian antecedent phrase, melodi tema awal suara atas mengalami transposisi 1 oktaf. 33

29 - Muncul authentic cadence pada birama Birama merupakan bagian consequence phrase. (15) - Muncul half cadence pada birama 15. Periode B (16-24) (19-20) - Muncul authentic cadence pada birama (24-25) - Mengalami modulasi di C mayor, suara bawah berperan sebagai iringan (alberti bass). Transition (25-28) - Birama merupakan bagian transisi untuk menuju bagian subordinate theme. 34

30 Periode C (subordinate theme in dominant) (29-79) (28-29) - Mengalami modulasi di E mayor, bagian ini sudah memasuki subordinate theme.( in dominant). - Muncul authentic cadence pada birama Periode D (35-43) (36) - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Birama merupakan bagian consequence phrase. - Muncul half cadence pada birama Periode D (44-50) (44) - Birama merupakan bagian antecedent phrase. - Birama merupakan bagian consequence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama

31 Periode E (51-73) (60-61) - Muncul authentic cadence pada birama Periode F (73-80) (80-81) - Muncul authentic cadence pada birama Codetta (81-84) (82-83) - Muncul authentic cadence pada birama

32 Retransition (85-91) (85-87) - Melodi menggunakan interval oktaf. (91-92) (92) Section I - Modulasi di F#m pada birama 91, muncul authentic cadence pada birama Development (92-133) - Tonalitas di F#m dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama (97) Section II - Modulasi di D mayor pada birama 97, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama

33 Development (92-133) ( ) Section III - Modulasi di G mayor pada birama 105, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama ( ) Section IV - Modulasi di C mayor pada birama 111, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama ( ) Section V - Modulasi di E mayor pada birama , tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul plagal cadence (IV-1) pada birama

34 Retransition ( ) (126) - Melodi menggunakan interval oktaf hingga birama ke-132. Recapitulation ( ) (134) - Tonalitas kembali ke A mayor, birama merupakan bagian antecedent phrase. - Birama merupakan bagian consequence phrase, muncul half cadence pada birama 141. (142) - Pola melodi dan ritme merupakan repetisi melodi dari birama 134, namun suara atas mengalami transposed 1 oktaf. - Muncul authentic cadence pada birama

35 Recapitulation ( ) (149) - Merupakan bagian subordinate theme yang sudah mengalami perubahan tonalitas ke tonika. - Bagian subordinate theme dimulai pada birama , diakhiri dengan authentic cadence pada birama 171. (171) - Pola melodi dan ritme mengalami repetisi seperti pada birama ke-142. Codetta ( ) ( ) - Muncul authentic cadence pada birama , bagian ini sudah menjadi akhir lagu. 40

36 Berikut analisis struktural Grand Sonata second movement : Birama Periode A (1-8) (1-2) - Tonalitas di A minor, tonalitas ini dimainkan hingga akhir birama ke Birama 1-4 merupakan bagian antecedent phrase. - Birama 4-8 merupakan bagian consequence phrase. - Muncul half cadence pada birama ke-8 Periode A (8-16) (8) - Pengulangan pola ritme dan melodi seperti pada birama pertama. - Birama 8-12 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada birama ke Birama merupakan bagian consequence phrase. - Muncul half cadence pada birama

37 Periode B (17-28) (17) - Mengalami modulasi di C mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Suara atas sebagai melodi dan suara bawah sebagai iringan (alberti bass). (27-28) - Muncul authentic cadence pada birama Periode C (29-35) (29) - Kembali ke tonalitas awal yaitu A minor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke

38 Periode C (29-35) (34-35) - Muncul half cadence pada birama Birama 35 merupakan bagian cadenza. - Birama merupakan pengulangan tema awal Codetta (47-51) (48-49) - Bagian codetta ditutup dengan authentic cadence pada birama

39 Berikut analisis struktural Grand Sonata third movement (Theme and Variations) : Birama Principal theme (1-11) (1) - Tonalitas di A mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke-8. - Birama 1-4 merupkan bagian antecedent phrase. - Muncul half cadence pada birama Birama 4-8 merupakan bagian consequence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama 7-8. Subordinate theme (9-16) (9) - Moulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Birama 9-12 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul authentic cadence pada birama ke 12. Birama Subordinate theme (9-16) 44

40 (13) - Kembali ke tonalitas awal dengan bermodulasi di A mayor. - Birama merupakan bagian consequence phrase. - Muncul authentic cadence pada birama Variation I (17-24) (17) - Melodi pada principal theme divariasi dengan permainan broken chords. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (25) - Melodi pada subordinate theme divariasi dengan permainan broken chords. (modulasi di E mayor) - Muncul authentic cadence pada birama

41 - Modulasi kembali di A mayor pada birama ke 29 dan variation I diakhiri dengan authentic cadence pada birama Variation II (33-48) (33) - Melodi suara atas dikembangkan dengan gaya permainan kromatisme. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (41) - Moulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncucl authentic cadence pada birama Modulasi kembali di A mayor pada birama ke 45 dan variation II diakhiri dengan authentic cadence pada birama

42 Variation III (49-64) (49) - Melodi suara atas lebih sering dimainkan dengan jarak interval mayor 3 dan minor 3. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (57) - Modulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama Kembali ke tonalitas awal yaitu A mayor pada birama ke Muncul authentic cadence pada birama 63-64, cadence ini telah mengakhiri bagian Variation III. Variation IV (65-80) (65) - Melodi suara atas berperan sebagai counter point dan melodi suara bawah berpean sebagai cantus firmus. 47

43 - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (73) - Modulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Kembali ke tonalitas awal yaitu A mayor pada birama ke-77, Variation IV diakhiri dengan authentic cadence pada birama Variation V (81-96) (81) - Melodi suara atas dimainkan secara kromatisme menggunakan jarak interval oktaf. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (89) - Modulasi ke E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke

44 - Muncul authentic cadence pada birama Kembali ke tonalitas awal yaitu A mayor, Variation V telah ditutup dengan authentic cadence pada birama Variation VI (97-120) (97) - Inversion chords dimainkan secara urut kemudian diikuti melodi suara atas secara ascending maupun descending sering dimainkan pada variasi ini. - Muncul half cadence pada birama Muncul authentic cadence pada birama (105) - Modulasi di E mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Muncul authentic cadence pada birama Kembali ke tonalitas awal yaitu A mayor pada birama ke Muncul half cadence pada birama

45 Codetta ( ) (112) - Progress chord I-V ini diulang-ulang hingga birama ke-117. (117) - Muncul authentic cadence pada birama , cadence ini telah menjadi ending dari lagu grand sonata third movement. 50

46 b. Rumores De La Caleta karya Isaac Albeniz Albeniz sebenarnya adalah pemain piano yang handal namun tidak membuat karya untuk gitar. Musik flamenco sangat mempengaruhi karya Albeniz. Dengan bantuan F. Tarrega, M. Llobet, E. Pujol, A Segovia, M. Barrueco, K. Ragossnig dan R. Balaguer, karya-karya piano milik Albeniz telah digubah untuk menjadi karya kompoisis solo gitar 30. Rumores de La Caleta ialah salah satu contoh karya transkripsi dari karya piano menjadi karya solo gitar. Karya komposisi ini dimainkan dengan tonalitas A minor, bersukat 3/4 (intro), 3/8 (allegro), 4/4 (lento). Komposisi ini mengingatkan kembali dengan ritme flamenco malaguenas, melodi didukung oleh harmoni yang berasal sepenuhnya dari iringan gitar serta menggunakan phyrgian mode. Pada bagian central section, melodi menjadi lambat dimainkan dengan tempo lento, dan merupakan bagian dari cante jondo. 31 Komposisi ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu : - Section I : Allegro - Section II/middle section : Lento - Coda : Lento. 30 Hannu Annala, Heiki Matik, Handbook of Guitar and Lute Composer (U.S.A. : Mel Bay Present, 2007), hal Stanley Yates, Isaac Albenis : 26 Pieces Arranged for Guitar (U.S.A : Mel Bay Present, 1998), hal

47 Allegro (1-56) (Intro) - Merupakan bagian intro lagu bersukat 3/4, tonalitas di E mayor, dan akord dimainkan dengan teknik arpeggio. (1) - Setelah intro, birama 1 mengalami perpindahan sukat menjadi 3/8. - Merupakan motif melodi utama dimana melodi ini akan banyak dimainkan pada birama-birama berikutnya. (3-4) - Motif iringan berikutnya mengalami augmentasi pada birama ke-4. - Muncul authentic cadence pada birama

48 Allegro (1-56) (18-20) - Melodi suara atas sebagai counter point, melodi suara bawah sebagai cantus firmus. (25) - Alur melodi menggunakan sistem tangga nada A minor harmonik, suara bass menggunakan root dari achord dominant. - Merupakan bagian refren lagu, bagian ini mengalami pengulangan yang sama dari segi melodi dan ritme. (59-61) - Merupakan bagian bridge untuk menuju section II (lento). 53

49 Section II (62-82) (62) - Modulasi di C mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke-82. (82) - Birama 82 merupakan bagian cadenza, dimainkan dengan tonalitas C mayor. Section I (83-94) (83) - Birama merupakan bagian pengulangan awal lagu seperti pada birama sebelumnya yaitu birama

50 Coda (95-96) (95-96) - Bagian coda mengalami pergantian sukat menjadi 4/4 dan diakhiri dengan half cadence pada birama

51 D. Periode Modern ( ) 1. Pengantar Dari awal abad pertengahan hingga akhir abad ke-19, musik klasik didominasi oleh sitem tonal. Kebangkitan musik baroue merupakan reaksi dari renaissance, classic dari baroue, romantic dari classic, dan periode modern merupkan reaksi dari keseluruhan periode sebelumnya. 32 a. Pola Ritmik Ritme cenderung lebih bebas dan tidak teratur, sering terjadi perubahan tanda sukat pada suatu karya komposisi yang mengakibatkan tempo dalam suatu lagu sering berubah-ubah. 33 b. Melodi Sistem a tonal banyak digunakan dalam periode musik ini, komposer lebih mengutamakan ekspresionalisme. 34 c. Dinamika Terjadi peralihan dinamika yang sangat kontras, seperti contoh munculnya dinamika sub p menjadi sub ff. d. Harmoni Tekstur polifoni menjadi lebih bervariatif, hal ini dibuktikan dengan banyak penggunaan akord 7, 9, 11, e. Perkembangan gitar Pada awal pertengahan abad ke-19 an, gitar Antonio de Torres memiliki konstruksi gitar yang dinilai standar dalam pembuatan alat musik tradisional. Pada tahun 1931 munculah gitar listrik yang dirangkai oleh George Beauchamp, seorang General Manager di National Guitar Corporation bersama dengan Paul Barth yang menjadi Vice President ditempat yang sama. Beberapa gitar listrik di masa awal mengadaptasi alat Oktober 33 Ibid, 5 Oktober Ibid, 5 Oktober Ibid, 5 Oktober

52 musik akustik menggunakan tungsten pickup. Setelah bisnis ini berjalan dengan lancer, perusahaan ini mengubah namanya menjadi Rickenbacker Electro Stringed Instrument Company Biografi Roland Dyens Roland Dyens lahir pada tanggal 19 Oktober 1955 di Perancis. Beliau adalah seorang composer dan arranger, Dyens belajar gitar ketika umur sembilan tahun. Empat tahun kemudian ia belajar gitar dengan seorang maestro yaitu Alberto Ponce. Pada tahun 1976 Dyens mendapatkan penghargaan pada sebuah acara de Concert de I Ecole Normale de Musique de Paris. Dyens juga belajar komposisi dengan musisi besar yakni Desire Dondeyne. Pada usia 25 tahun, ia menjadi pemenang dari Yehudi Menuhin Foundation. Delapan tahun kemudian, ia diakui sebagai salah satu "Best Living Gitaris" di semua majalah Gitaris Perancis. Pada 21 Januari 2010, Roland Dyens mendapat hak istimewa untuk menjadi satu-satunya gitaris klasik yang diundang untuk berpartisipasi untuk sebuah penghormatan acara Django Reinhardt, dalam konser yang akan diberikan pada legendaris Theatre du Châtelet di Paris. Pada bulan Juli 2011, Dyens mengadakan resital gitar di Cordoba dan menerima penghargaan tertinggi dari Spanyol Press Biografi Andrew York Andrew York adalah seorang gitaris dan komposer asal Amerika Serikat yang dilahirkan di Atlanta tahun Sebagian besar karya komposisinya memadukan gaya musik folklore dengan gaya musik modern. Pada tahun 1980 York menyelesaikan sekolah musiknya di James Madison University dan menerima gelar Bachelor of Music. York melanjutkan kuliah musiknya di University of Southern California dan pada tahun 1986 ia mendapatkan Oktober Oktober

53 gelar Master of Music. Selama ia bersekolah, aktivitas musiknya bersama dengan anggota Los Angeles Guitar Quartet selalu mendapat nilai positif. York menerima penghargaan GRAMMY sebagai anggota Los Angeles Guitar Quartet dan mendapatkan record session Sony-US, Sony-Japan, Telarc, GSP dan Delols labels. Beberapa hasil rekamannya menjadi karya solo gitar dan kolaborasi musik dengan gitaris Andy Summers, pianis Mitsuko Kado dan Allaudin Mathieu. CD tersebut dirilis pada tahun 2010 dengan judul album Centerpeace Oktober

54 4. Analisis Struktural Repertoar a. Tango en Skai karya Roland Dyens Skai dalam bahasa Perancis mempunyai arti kulit imitasi yang lebih jelek dari plastik. Karya ini dimainkan dengan penuh humor, yang berarti dalam musik dimainkan dengan dinamika yang sangat kontras dan penggunaan rubato yang sesedikit mungkin. 39 Karya komposisi ini dimainkan dengan tonalitas A minor, bersukat 4/4 dan dimainkan dengan tempo moderato. Komposisi ini mempunyai bentuk free form, harmonisasi bertekstur polifoni, dinamika sangat kontras, dan akord sebagian besar didominasi oleh diminished seventh. Birama Intro (1-2) (1) - Bagian intro terdapat pada birama 1-2, melodi pada bass dimainkan dengan teknik harmony. Periode A (3-12) (3) - Birama 3-6 merupakan bagian antecedent phrase. - Muncul half cadence pada birama ke-4. hal Graham Wade, A Concise History of the Classic Guitar (U.S.A. : Mel Bay Present, 2001), 59

55 Periode A (3-12) (7) (9-10) - Birama 7-10 merupakan bagian consequence phrase. - Muncul half cadence pada birama 7 ketukan ke-3. - Muncul authentic cadence pada birama 7 ketukan ke-4 menuju birama ke-8. - Muncul half cadence pada birama Periode B (13-20) (13) - Modulasi ke G mayor, tonalitas ini dimainkan hingga birama ke Birama 13 ketukan pertama dimainkan dengan teknik rasgueado. 60

56 Periode B (13-20) (13) \ - Muncul lambang (x) pada ketukan ke-2n akhir, dimainkan dengan teknik perc. mate/dead note menggunnakan sound board gitar sebagai suara ritme. (15-16) - Birama merupakan salah satu contoh perubahan dinamika yang sangat kontras (mp-ff sub). - Birama merupakan pengulangan dari birama 13. Bridge (21-22) (21) - Birama 21 dimainkan dengan dinamika ff, suara atas dimainkan dengan aksen yang lebih kuat daripada suara bas 61

57 Bridge (21-22) (22). - Birama 22 dimainkan dengan dinamika p-mp, suara atas dan bass memiliki kesamaan dinamika. Peridoe A (23-29) (23) - Birama 23 mengalami modulasi ke tonalitas awal yaitu A minor, periode A merupakan pengulangan dari periode A. (29) - Birama 29 merupakan bagian akhir lagu dan ditutup dengan authentic cadence 62

58 b. Sunburst karya Andrew York Karya ini menggunakan sistem penalaan gitar yang dijuluki three Ds Tuning, yang mempunyai arti senar pertama dan senar ke-6 pada gitar diturunkan satu laras menjadi nada D. Hal ini mengakibatkan suara yang amat kontras jika dibandingkan dengan tuning gitar klasik pada umumnya. 40 Karya komposisi ini dimainkan dengan tonalitas D mayor, bertanda sukat 4/4, dan menggunakan tempo allegro. Birama Periode A (1-13) (1) Primary theme (tonic) 1-8 (9) - Merupakan bagian tema awal lagu. - Birama 1-8 merupakan bagian antecedent phrase. Periode B (14-22) (16) - Birama 9-11 merupakan bagian consequence phrase. - Muncul half cadence pada birama Muncul plagal cadence pada birama Birama Oktober

59 (18-19) Subordinate theme (dominant) Muncul authentic cadence pada birama 19. (20-22) Periode C (23-34) (23) - Muncul authentic cadence pada birama Pedal Point (23-34) - Suara atas sebagai melodi utama (suspension) dan suara bawah sebagai iringan. Periode D (35-42) (38) - Muncul half cadence pada birama

60 (42) - Muncul authentic cadence pada birama 42. Transition Periode E (43-68) (43) - Suara bas sebagai iringan dan dimainkan dengan jari (p) / thumb. (53) - Suara atas sebagai melodi utama dan dimainkan dengan teknik slur. - Muncul half cadence pada birama Coda (69) - Bagian penutup lagu diakhiri dengan plagal cadence. 65

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Penulis memilih judul Petualanganku, yang artinya petualangan sang penulis dalam belajar musik klasik di FSP UKSW Salatiga. Proses

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Sonata in C # Minor Op. 1 No. 1 untuk cello dan piano terdiri dari tiga movement, yaitu sonata-allegro form bertempo adagio, minuet dan trio bertempo allegretto, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Inspirator berasal dari kata bahasa Inggris inspiration (inspirasi, kata benda) yang artinya ilham --mendapatkan akhiran or untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Komposisi Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu Gundul-gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Suwe Ora Jamu, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach

BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach BAB III ANALISIS REPERTOAR A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach 1. Analisis struktural Allemande Allemande merupakan sebuah tarian yang berasal dari Jerman Selatan. Karakteristik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Fantasia in C Major untuk format trio ini merupakan sebuah fantasia yang terdiri dari empat bagian, yaitu Allegretto, Adagio, Andante, dan Allegro con spirito. Instrumen

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kronologis Terinspirasi oleh pengalaman penulis dalam menghadapi situasi saat kehilangan ayah dalam keluarga. Keluarga penulis terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak. Bulan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Komposisi diartikan sebagai sebuah karya musik, suara atau melodi utama akan diikuti oleh suara-suara atau melodi lainnya yang dikoordinasikan, ditata, atau dirangkai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi Medini ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari perjalanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis struktural komposisi Nocturne yang telah disusun sebelumnya. Hasil analisis struktural akan dipaparkan mengenai bagaimana mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Kerangka Komposisi Komposisi Fantasia Dalam G Mayor Untuk Piano Empat Tangan memiliki tiga bagian, yaitu I, II, dan III. Pada komposisi ini terdapat beberapa perubahan tempo untuk

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA. Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto.

TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA. Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto. TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto.3 1 Alumni Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta Staf Pengajar Jurusan Musik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Arpeggio berasal dari bahasa Itali yang artinya Broken Chord (Kord Patah).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Arpeggio berasal dari bahasa Itali yang artinya Broken Chord (Kord Patah). BAB I PENDAHULUAN Laporan Resital ini merupakan deskripsi hasil pelaksanaan Resital tugas akhir yang bertajuk The Splash of Arpeggio and Tremolo at Night yang diselenggarakan di Recital Hall Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Musik Sonata 1. Sejarah Singkat Perkembangan Sonata Kata sonata berasal dari bahasa Italia sonare yang berarti berbunyi. Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep Penyusunan Komposisi Fantasia in C Major ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Movement 1, Movement 2, dan Movement 3. Ketiga bagian lagu ini dimainkan dengan format Combo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND Oleh : Adelia Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd Abstrak Karya musik Journey To Iceland adalah sebuah

Lebih terperinci

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi

Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi Orkestra: Suatu Perwujudan dari Musik Tradisi Masyarakat Pulau Binjai Kabupaten Kuantan Singingi Oleh: Randi Restu Hadi Abstrak Tangkurak Koriang dalam Bentuk Formasi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia (yang dikenal juga dengan sebutan Fantasie atau Phantasia) pada mulanya merupakan sebuah istilah yang diadopsi pada zaman Renaissance untuk menyebut suatu karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia dapat menciptakan bunyi melalui sebuah proses, juga dapat menciptakan alat penghasil bunyi tersebut hingga tercipta berbagai macam bentuk serta memainkannya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Periode Romantik Musik adalah ilmu atau seni penyusunan nada atau suara diurutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN SKRIPSI PERTUNJUKANN MUSIK Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( ) ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET Oleh : Ulfa Ayunin (072134022) Dosen Pembimbing Karya Dosen Pembimbing Penulisan : Drs. Heri Murbiyantoro, S. Sn : Drs. Bambang Sugito,

Lebih terperinci

Bab IV PENUTUP. Mauro Giuliani adalah salah satu gitaris dan juga seorang komposer pada

Bab IV PENUTUP. Mauro Giuliani adalah salah satu gitaris dan juga seorang komposer pada 78 Bab IV PENUTUP A. Kesimpulan Mauro Giuliani adalah salah satu gitaris dan juga seorang komposer pada zaman Klasik hingga Romantik, instrumen musik yang pertama kali Giuliani pelajari adalah Cello akan

Lebih terperinci

STRATEGI MENGHADAPI KENDALA TEKNIS PADA FUGUE BWV998 UNTUK SOLO GITAR KLASIK KARYA J.S. BACH. Oleh: Ricky Wijaya, 1 Rahmat Raharjo, S.Sn., M.Sn.

STRATEGI MENGHADAPI KENDALA TEKNIS PADA FUGUE BWV998 UNTUK SOLO GITAR KLASIK KARYA J.S. BACH. Oleh: Ricky Wijaya, 1 Rahmat Raharjo, S.Sn., M.Sn. STRATEGI MENGHADAPI KENDALA TEKNIS PADA FUGUE BWV998 UNTUK SOLO GITAR KLASIK KARYA J.S. BACH Oleh: Ricky Wijaya, 1 Rahmat Raharjo, S.Sn., M.Sn. 2 Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Serenade Jazz Song For You disusun menjadi tiga movement. Movement pertama bertempo Moderato. Pada movement pertama terdiri dari tiga bagian A-B-A yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sonata Kata sonata berasal dari bahasa Italia sonare yang berarti berbunyi. Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya terdiri dari tiga atau empat movement,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3.

BAB I PENDAHULUAN. Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.3. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika Barat) dengan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Musik Sonata Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya terdiri dari tiga sampai empat movement, namun dapat juga terdiri hingga lima movement.

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam sejarah musik Barat, banyak komponis yang telah menciptakan karya-karya musik. Karya-karya tersebut sudah dikenal banyak orang bukan hanya di dunia bagian

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik sebagai hasil karya manusia dalam bentuk bunyi memiliki fungsi untuk menghibur atau untuk memenuhi kepuasan batin. Ketika berbicara tentang komposisi musik

Lebih terperinci

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO Oleh : Sena Radya Iswara Samino (092134017) Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd ABSTRAK Seseorang dengan ambisi besar dalam meraih kesuksesannya

Lebih terperinci

KARYA MUSIK TRES PIEZAS PARA ROSETTE GUITAR QUARTET DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK. Oleh Danang Sandy Tyas Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd.

KARYA MUSIK TRES PIEZAS PARA ROSETTE GUITAR QUARTET DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK. Oleh Danang Sandy Tyas Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd. KARYA MUSIK TRES PIEZAS PARA ROSETTE GUITAR QUARTET DALAM TINJAUAN BENTUK MUSIK Oleh Danang Sandy Tyas Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono, S.Sn, M.Pd. ABSTRAK Seiring perkembangan zaman gitar berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN HISTORIS

BAB II KAJIAN HISTORIS BAB II KAJIAN HISTORIS A. Periode Barok 1. Pengantar Pada awal masa Barok terdapat beberapa perkembangan karakteristik musik dari masa sebelumnya, yaitu: a. Pola ritmik Pada masa ini pola ritmik menjadi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1520. 1 Masa awal Renaisans sering disebut masa aliran Netherland, oleh BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Vokal Akapela Tahun 1450-1600, dalam sejarah musik sering disebut era Renaisans, suatu istilah

Lebih terperinci

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo

Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo Teknik Permainan Gitar Pada Karya Musik Spirito Con Grazia Ed Espressivo, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Akhir Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Oleh: Bobby Gunarso (092134246) Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR

BAB II KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR BAB II KAJIAN HISTORIS DAN ANALISIS REPERTOAR Bab ini akan memaparkan karakteristik empat periode musik, yaitu Barok, Klasik, Romantik, dan Abad ke-20. Masing-masing periode, akan dipaparkan pula analisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa elemen dan proses kreatif yang terdapat dalam Sonata Electronica perpaduan Patch dan Duet Gitar dalam komposisi Sonata. Bab analisis karya akan

Lebih terperinci

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY HARMONI MANUAL January 1 2011 Oleh: HENI KUSUMAWATI (heni_kusumawati@uny.ac.id) DIKTAT KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY BAB I PENGENALAN AKOR PRIMER (I, IV, dan V) A. Akor Tonika (I), Akor

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI

KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI KARYA MUSIK PELOG VARIATIONS IN 3 MOVEMENT DALAM TINJAUAN VARIASI MELODI I Made Subrata Dharma Pahlawan Email: subratadharma10@gmail.com Joko Winarko, S.Sn., M.Sn Email: jokoporong@yahoo.com Jurusan Sendratasik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi musik program Ester merupakan representasi kisah yang diangkat berdasarkan Kitab Ester. Pergerakan alur komposisi disesuaikan dengan tiap bagian kisah tersebut dengan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5

Mark C.Gridely, Jazz style history and analysis, eleven edition (United State: Pearson, 2012), hlm.6. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik jazz adalah salah satu ikon musik dan budaya musik abad ke-20 yang lahir di Amerika Serikat, yang merupakan proses akulturasi unsur budaya Afrika (terutama Afrika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala.

BAB I PENDAHULUAN. yang telah dirasakan dan dikembangkan manusia sejak zaman purbakala. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, sangat banyak definisi yang menjelaskan tentang pengertian musik, namun pada dasarnya musik merupakan kumpulan beberapa bunyi yang tersusun sedemikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 396.

BAB I PENDAHULUAN 396. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Musik adalah seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, dengan unsur dasar berupa melodi, irama, dan harmoni, serta unsur pendukung berupa gagasan, sifat, dan warna bunyi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1812, untuk pertama kalinya seorang komponis berkebangsaan Irlandia, John Field mempergelarkan Nocturne no. 1-3 di St. Petersburg 1. Nocturne means a piece

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA JURNAL Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Puput Meinis Narselina NIM. 1011589013

Lebih terperinci

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia Diktat ini dibiayai oleh dana DIPA UNY Tahun 2010 Nomor: 21/Kontrak-Diktat/H.34.12/PP/V/2010

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep penyusunan komposisi Senangnya Masa Kecilku komposisi ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Bahagia Mengenal Sekolah, Senangnya Bermain, dan Cinta. Instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik. Oleh :

ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik. Oleh : ANALISIS PERMAINAN DOUBLE BASS RAY BROWN PADA LAGU THE DAY OF WINE AND ROSES. TUGAS AKHIR Program Studi S1 Seni Musik Oleh : Ignatius Made Anggoro NIM. 1011598013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

SEJARAH MUSIK DUNIA. A.Perkembangan Musik Dunia

SEJARAH MUSIK DUNIA. A.Perkembangan Musik Dunia SEJARAH MUSIK DUNIA Sejak abad ke-2 dan abad ke-3 sebelum Masehi, di Tiongkok da Mesir ada musik yang mempunyai bentuk tertentu. Dengan mendapat pengaruh dari Mesir dan Babilon, berkembanglah musik Hibrani

Lebih terperinci

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA VARIATIONEN (ÜBER EIN ANATOLISCHES VOLKSLIED) KARYA CARLO DOMENICONI

TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA VARIATIONEN (ÜBER EIN ANATOLISCHES VOLKSLIED) KARYA CARLO DOMENICONI TINJAUAN BENTUK MUSIK PADA VARIATIONEN (ÜBER EIN ANATOLISCHES VOLKSLIED) KARYA CARLO DOMENICONI Oleh Ilham Galih Wicaksono 12020134014 (P.SENDRATASIK, FBS, UNESA) ilhamgalih23@gmail.com Dosen Pembibing:

Lebih terperinci

TRI JUNIARTO NOTOARDJO NIM KEPADA JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

TRI JUNIARTO NOTOARDJO NIM KEPADA JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA KONTRIBUSI KOMPOSISI VARIATION ON A THEME OF G. F. HANDEL, OPUS 107 KARYA M. GIULIANI (1781-1892) TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS STUDI GITAR KLASIK TINGKAT LANJUT Tugas Akhir Oleh ACHMAD TRI JUNIARTO NOTOARDJO

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi musik vokal dan Combo Band Bangkit Kembali digarap dalam genre pop. Komposisi ini dibagi menjadi tiga bagian yang menceritakan tentang

Lebih terperinci

INTERPRETASI KARYA-KARYA MODEREN UNTUK SOLO GITAR KLASIK DARI KOMPONIS AMERIKA

INTERPRETASI KARYA-KARYA MODEREN UNTUK SOLO GITAR KLASIK DARI KOMPONIS AMERIKA INTERPRETASI KARYA-KARYA MODEREN UNTUK SOLO GITAR KLASIK DARI KOMPONIS AMERIKA TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Jehuda Imanuel Matrutty NIM. 0711137013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR DALAM RONDO IN A MINOR KARYA DIONISIO AGUADO SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU Abstrak Akor adalah unsur pokok dalam mengiringi lagu karena akor akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PENJARIAN KIRI PADA FUGA BWV 997 KARYA JOHANN SEBASTIAN BACH EDISI TRANSKRIPSI FRANK KOONCE. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik

ANALISIS TEKNIK PENJARIAN KIRI PADA FUGA BWV 997 KARYA JOHANN SEBASTIAN BACH EDISI TRANSKRIPSI FRANK KOONCE. TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik ANALISIS TEKNIK PENJARIAN KIRI PADA FUGA BWV 997 KARYA JOHANN SEBASTIAN BACH EDISI TRANSKRIPSI FRANK KOONCE TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Musik Oleh: Arindra Krsitiaji NIM. 0811179013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Program Musik Komposisi ini terbagi dalam dua bagian, bagian pertama bercerita tentang kehidupan masa kecil orangtua, bagian kedua bercerita tentang kisah ketika orangtua penulis

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Karya komposisi Suita Tiga Ekspresi untuk big band, pada dasarnya dipengaruhi oleh keinginan penulis mengangkat beberapa kisah hidup yang dialami, mulai dari perasaan sedih,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya Seni adalah kemampuan membuat sesuatu dalam hubungannya dengan upaya mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan oleh gagasan tertentu. Musik adalah suara yang

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

ANALISIS HARMONI LAGU KETIE S THEME CIPTAAN DAVID FOSTER

ANALISIS HARMONI LAGU KETIE S THEME CIPTAAN DAVID FOSTER ANALISIS HARMONI LAGU KETIE S THEME CIPTAAN DAVID FOSTER NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Johan Bagus Triwidodo NIM. 8 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 7 ANALISIS

Lebih terperinci

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh: SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Keep On Dreaming terdiri dari tiga bagian yaitu Life Is Simple, Courage And Persistence, dan Dare To Dream Big. Komposisi ini dibuat untuk ansambel musik yang terdiri

Lebih terperinci

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM

PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM PENERAPAN HARMONI KWARTAL PADA IMPROVISASI JAZZ GITAR NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Ahmad Fariz Sanji NIM. 1211843013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA Semester

Lebih terperinci

Jurnal Puitika Volume 12 No. 2, September 2016

Jurnal Puitika Volume 12 No. 2, September 2016 PERTUNJUKAN MUSIK GRANDE OUVERTURE, ASTURIAS, DAN KARAK LILISAN DALAM SOLO GITAR Supriando Jurusan Musik, Fakultas Seni Pertunjukan, Institut Seni Indonesia Padangpanjang Email: andhosauza@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Nuansa Hati Komposisi musik program Nuansa Hati untuk format Combo Band, merupakan representasi yang menggambarkan nuansa-nuansa emosional berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Terdapat banyak faktor yang memengaruhi keberhasilan berlangsungnya sebuah resital. Beberapa diantaranya adalah: kematangan persiapan, faktor kesehatan, ketenangan di atas

Lebih terperinci

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo BENTUK MUSIK SONATA PADA KARYA MUSIK SONATA IN G MINOR FOR SOLO VIOLA Syaify Dwi Cahya syaify.95@gmail.com Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd. harpangkaryawanto@unesa.ac.id Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

SILABUS INSTRUMEN PILIHAN WAJIB IV (GITAR) SM 416

SILABUS INSTRUMEN PILIHAN WAJIB IV (GITAR) SM 416 No.: FPBS/FM-7.1/07 Lampiran 8.1. Sistematika Silabus SILABUS INSTRUMEN PILIHAN WAJIB IV (GITAR) SM 416 HENRI NUSANTARA, M.PD JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK

ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK ARANSEMEN LAGU KULIHAT IBU PERTIWI UNTUK FLUTE, KLARINET DENGAN KUARTET GESEK Zefanya Dominggus 111647013 Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Jl. Parangtritis Km. 6,5 Sewon

Lebih terperinci

GLOSARIUM. lainnya, baik dari kata-kata maupu melodi lagu. musik untuk suatu pegelaran. tujuan pengadaannya

GLOSARIUM. lainnya, baik dari kata-kata maupu melodi lagu. musik untuk suatu pegelaran. tujuan pengadaannya 89 GLOSARIUM A Accordo (it) Akord. Sejumlah nada (paling sedikit tiga) yang dimainkan bersamasama Accent, Ing. Aksen, tekanan. Khususnya yang mendapat tekanan lebih dari yang lainnya, baik dari kata-kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR

BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR A. Periode Barok 1. Pengantar Beberapa karakteristik music flute pada periode ini yaitu : a. Pola ritmik Pada masa ini pola ritmik lebih pasti, teratur, dan berulang

Lebih terperinci

Bab IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis extended technique pada karya

Bab IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis extended technique pada karya Bab IV PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis extended technique pada karya Sonata for Guitar, Op.47, penulis menemukan 13 jenis extended technique yang digunakan pada karya ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan definisi istilah 1. Tema Tema adalah lagu pokok yang menjadi landasan pengembangan lagu, serangkaian melodi atau kalimat lagu yang merupakan elemen utama dalam konstruksi

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta ANALISIS LAGU TOGETHER AGAIN DAN KARAKTERISTIK IMPROVISASI BABY SAXOPHONE DAVE KOZ (1963~) PADA KARYA TERSEBUT DALAM PENYAJIAN JAVA JAZZ FESTIVAL 2012 Eric Tertius Limanjaya, Andre Indrawan*) Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. beliau ciptakan, seperti halnya lagu Tuhan adalah kekuatanku yang diciptakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuhan Kekuatan Dan Mazmurku merupakan salah satu lagu yang diciptakan oleh Theodora Sinaga. Theodora Sinaga adalah salah satu pencipta lagu yang ada di kota

Lebih terperinci

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah

Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Bentuk Musik Variasi Pada Karya Musik Hom Pim Pah Oleh: Inggit Erlianto/092134250 Dosen Pembimbing: Agus Suwahyono S.Sn, M.Pd. Abstrak Karya musik Hompimpah merupakan karya musik yang diciptakan untuk

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PERMAINAN

BAB V TEKNIK PERMAINAN BAB V TEKNIK PERMAINAN Concerto for The Left Hand (in D) karya Maurice Ravel merupakan sebuah karya konserto dalam bentuk orkestra dengan instrumen piano yang dibuat untuk menunjukkan kepiawaian seseorang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik. Oleh : Henry Yuda Oktadus NIM

TUGAS AKHIR Program Studi S-1 Seni Musik. Oleh : Henry Yuda Oktadus NIM SIASAT EMPAT TEKNIK: KONTROL DINAMIK JARI TANGAN KANAN, ARTIFICIAL HARMONIC, TREMOLO TIGA SENAR, RASGUEADO PADA REPERTOAR VARIATION ON A CATALAN FOLKSONG CANCO DEL LLADRE OP. 25 KARYA JOHN WILLIAM DUARTE

Lebih terperinci

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR MIKE DAWES PADA ARANSEMEN LAGU SOMEBODY THAT I USED TO KNOW KARYA GOTYE (1980-) Tugas Akhir S-1 Seni Musik.

ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR MIKE DAWES PADA ARANSEMEN LAGU SOMEBODY THAT I USED TO KNOW KARYA GOTYE (1980-) Tugas Akhir S-1 Seni Musik. ANALISIS TEKNIK PERMAINAN GITAR MIKE DAWES PADA ARANSEMEN LAGU SOMEBODY THAT I USED TO KNOW KARYA GOTYE (1980-) Tugas Akhir S-1 Seni Musik Oleh: Praditya Ratna Murdianta NIM. 1111667013 Program Studi Seni

Lebih terperinci