BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III ANALISIS REPERTOAR. A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS REPERTOAR A. French Suite No. 6 in E major, BWV 817 karya Johann Sebastian Bach 1. Analisis struktural Allemande Allemande merupakan sebuah tarian yang berasal dari Jerman Selatan. Karakteristik dari tarian ini adalah penggunaan tanda sukat 4/4, tempo sedang, karakter yang serius tapi ringan, penggunaan pasase melodik berupa nada-nada pendek dalam pergerakan cepat, lagu dimulai dengan nada pendek pada ketukan keempat gantung (upbeat) 1, dan berbentuk dua bagian. A Komposisi ini diawali dengan tonalitas E mayor, dan kemudian bermodulasi ke tonalitas B mayor pada bir. 5 (dinyatakan dengan penambahan alterasi berupa kruis pada setiap nada a. Bir. 1 8/2 menggunakan not seperenambelas di tangan kanan dengan motif a : Bir. 1-8 Motif a tersebut dipakai secara berulang-ulang di tangan kanan (bir. 1 8/2), baik secara ritmis maupun melodis. Tangan kiri memainkan pola iringan walking bass dalam 1978), hlm Don Michael Randel, Harvard Concise Dictionary of Music (London: The Belknap Press, 24

2 bentuk: broken chord, arpeggio, ascending dan descending notes, dengan mengkombinasikan nada bernilai seperdelapan dan seperenambelasan. Tangan kanan memainkan motif b : Bir. 8/3 12 B Bir /2 Bir. 20/3-24 Bir Tangan kiri memainkan motif a. Bagian ini berakhir dalam tonalitas B mayor. Bagian B dimainkan dalam tonalitas B mayor dan menggunakan motif a (bir.13-14). Tangan kanan masih memainkan motif a dan tangan kiri memainkan motif b (bir ). Tangan kanan memainkan motif b dan tangan kiri memainkan motif a (bir. 20/3 24/2). Motif a kembali dimainkan tangan kanan (bir ) dan tangan kiri memainkan pola iringan walking bass (seperti pada bir. 1 8/2) sampai akhir bagian B. Bagian ini berakhir pada tonalitas E mayor dengan kadens sempurna. 2. Analisis struktural Courante Courante merupakan tarian yang populer di Perancis dan Italia pada awal abad ke-17. Terdapat dua gaya Courante, yaitu Italia dan Perancis. Tipe Italia memiliki karakteristik tempo cepat, dalam sukat 3/4 atau 3/8, tekstur yang relatif homofoni. Tipe Perancis memiliki karakteristik 25

3 megah, tempo lambat, dalam sukat 3/2, dan tekstur kontrapungtal. 2 Pada suita ini, Bach menggunakan Courante tipe Italia. A Tangan kanan dan kiri bergantian memainkan melodi skalar (menggunakan pola tangganada) naik dan turun ( bir. 1 2) : B Bir Bir Motif skalar tersebut dipakai secara berulang pada seluruh bagian lagu. Terdapat pola iringan walking bass dalam bentuk: broken chord, arpeggio, ascending dan descending notes pada tangan kiri (bir. 5 6, 12 15). Terdapat pula pola melodi broken chord dan arpeggio pada tangan kanan (bir. 5 6, 10 11). Bagian ini berakhir dalam tonalitas B mayor. Bagian B dimainkan dalam tangga nada B mayor dan menggunakan pola bagian A dengan arah berkebalikan (bir ) : Bir Merupakan repetisi dari bir yang ditransposisi 2 Stanley Sadie, The New Grove Dictionary of Music and Musicians, Volume 6: Gavotte, second edition (London: Macmillan Publishers Limited, 2001), hlm

4 sejauh kuart murni lebih tinggi dengan sedikit perubahan pada tangan kiri. Bagian B berakhir dalam tonalitas E mayor. 3. Analisis struktural Sarabande Sarabande adalah tarian yang populer di Spanyol sebelum abad ke-17. Karakteristik dari tarian ini yaitu sukat tiga, tempo lambat, dan panjang frase yang teratur (satu frase terdiri dari empat birama) 3. Pola ritmik yang biasa dipakai yaitu 4 : Pola ritmik yang dipakai Bach pada suita ini yaitu : A Tekstur homofoni dengan melodi pada suara teratas B Bir. 1-8 Bir tangan kanan dan iringan kordal (misal pada bir. 1 2/1. Terdapat motif skalar pada iringan (bir. 2/2-2/4, 4/2 4/4). Bagian A berakhir dalam tonalitas B mayor. Bagian B dimainkan dalam tonalitas B mayor dan berakhir dalam tonalitas E mayor. Pola melodi dan iringan sama seperti bagian A. 3 Stanley Sadie, The New Grove Dictionary of Music and Musicians, Volume 22: Sarabande, second edition (London: Macmillan Publishers Limited, 2001), hlm F.E. Kirby, Music for Piano A Short History, (Cambridge: Amadeus Press, 2004), hlm

5 4. Analisis struktural Gavotte Gavotte berasal dari Perancis, merupakan tarian dengan karakteristik tanda sukat 4/4, bertempo sedang, dimulai dengan birama gantung yang berisi dua not seperempat, serta frase yang mulai dan berakhir pada tengah birama 5. A Tangan kanan memainkan melodi dan tangan kiri memainkan iringan walking bass dengan pola lompatan jarak oktaf, ascending dan descending notes. Bir. 1 8/2 Terdapat motif melodi yang khas pada tangan kanan (bir. 2/2 3/2 dan bir. 6/2 7/2) : Bagian ini berakhir pada tonalitas B mayor. B Bagian ini dimainkan dalam tangga nada B mayor. Pola tangan kanan dan tangan kiri sama seperti bagian A. Terdapat pola motif melodi yang dimodifikasi (bir. Bir. 8/ /2 19/2) : Bagian ini berakhir dalam tonalitas E mayor. 1978), hlm Don Michael Randel, Harvard Concise Dictionary of Music (London: The Belknap Press, 28

6 5. Analisis struktural Polonaise Polonaise merupakan tarian yang berasal dari Polandia. Karakteristik utamanya yaitu penggunaan tanda sukat tiga, tempo sedang, frase tanpa ketukan gantung, dan sering mengandung motif ritmik pendek yang berulang. Pola ritmik yang biasa digunakan 6 : Pola ritmik yang dipakai Bach : Dalam polonaise, kadens biasa jatuh pada ketukan lemah, terutama pada ketukan kedua 7. A (bir. 1 8) Tangan kanan memainkan melodi dan tangan kiri memainkan iringan walking bass bernilai seperdelapan. Terdapat pola ritmik pendek yang berulang pada Bir. 1 8 tangan kanan (bir. 7): Bagian ini berakhir dalam tonalitas B mayor. B Bir Bagian ini dimainkan dalam tonalitas B mayor. Terdapat modifikasi pola ritmik pada tangan kanan 6 Don Michael Randel, Harvard Concise Dictionary of Music (London: The Belknap Press, 1978), hlm William Cole, The Form of Music (London: ABRSM, 2011), hlm

7 (bir ) : Pola ritmik pendek yang berulang di bagian A kembali muncul (bir. 15). Modifikasi pola ritmik terjadi lagi pada melodi tangan kanan (bir ). Bagian ini berakhir dalam tonalitas E mayor. 6. Analisis struktural Minuet Minuet merupakan tarian rakyat Perancis yang diperkenalkan kepada kalangan istana Raja Louis XIV sekitar tahun Tarian ini bertanda sukat 3/4 dan dimainkan dalam tempo sedang 8. A Bagian ini dimainkan dalam tonalitas E mayor. Tangan kanan memainkan melodi dengan motif : Bir. 1-8 Tangan kiri memainkan iringan dengan motif : Motif tangan kanan dan kiri ini dipergunakan secara berulang-ulang. Bagian ini berakhir dalam tonalitas B mayor. B 1978), hlm Don Michael Randel, Harvard Concise Dictionary of Music (London: The Belknap Press, 30

8 A Bir Bir Bagian ini dimainkan dalam tonalitas B mayor. Motif melodi dan iringan sama dengan bagian A. Seluruh bagian A dimainkan dalam tonalitas E mayor. 7. Analisis struktural Bourrée Bourrée merupakan tarian yang berasal dari Perancis. Beberapa karakteristik dari tarian ini yaitu penggunaan sukat dua, tempo cepat, dan pada birama awal terdapat satu not pada ketukan gantung 9. A Tangan kanan memainkan motif a yang merupakan tema dari tarian ini. Motif a : Tangan kiri memainkan iringan yang bergerak naik B Bir Bir. 12/2 24/1 dari E3 E4 dengan pedal point di nada E3 (bir. 1 4/1). Tangan kanan memainkan pasase melodi seperdelapan dan tangan kiri memainkan pola iringan walking bass (bir. 4/2 8). Tangan kanan dan kiri memainkan pasase seperdelapan yang berakhir dalam tonalitas B mayor (bir. 9-12). Tangan kiri memainkan motif a yang ditransposisi ke 1978), hlm Don Michael Randel, Harvard Concise Dictionary of Music (London: The Belknap Press, 31

9 tonalitas B mayor. Tangan kanan memainkan iringan yang bergerak naik dari B4 B5 dengan pedal point di nada B4 (bir. 13/2 16/1). Tangan kanan dan kiri memainkan pasase seperdelapan dengan motif melodis yang diambil dari birama sembilan. Bagian ini berakhir dalam tonalitas F# minor (bir /1). Tangan kanan memainkan motif a dalam tonalitas F# minor (bir. 24/2 26). Motif iringan yang bergerak turun muncul kembali pada tangan kiri (bir ). Tangan kanan memainkan pola melodi dari pasase Bir. 24/2 42 birama sepuluh (bir ). Tangan kiri memainkan motif a dalam tonalitas B mayor (bir ). Tangan kanan dan kiri memainkan pasase seperdelapan dengan motif melodis yang diambil dari birama sembilan (bir 39 41). Bagian ini berakhir dalam tonalitas E mayor. 8. Analisis struktural Gigue Seperti halnya pada Courante, terdapat dua macam Gigue, yaitu gaya Perancis dan Italia. Pada suita ini Bach menggunakan gaya Perancis dengan karakteristik penggunaan sukat compound, tempo cepat dan hidup, gerakan yang berkesinambungan, serta imitasi di antara suara. Terkadang bagian kedua dimulai dengan menginversi pembukaan bagian pertama. Gaya Italia memiliki tempo yang lebih cepat daripada gaya 32

10 Perancis, tidak bersifat kontrapungtis, dan terdiri dari pasase yang bergerak cepat yang dibentuk dari akor sederhana 10. A Tangan kanan memainkan motif utama a (bir. 1 2/3) : B Bir Bir Bir Bir Tangan kiri kemudian mengimitasi motif utama (bir. 2 3/2) dan juga memainkan motif utama yang ditransposisi ke tonalitas B mayor (bir. 4 5/3). Tangan kiri memainkan motif utama yang dimodifikasi nadanya (bir. 5/6 7/1 dan bir. 7/6 9/3). Tangan kanan bersahut-sahutan dengan tangan kiri memainkan pasase not-not seperenambelas. Terdapat garis melodi yang bergerak naik yaitu G# - A# - B C# - D#. Bagian ini berakhir dalam tonalitas B mayor. Tangan kanan memainkan motif utama b dalam tonalitas B mayor (bir. 24/6 26/5). Motif utama b merupakan motif utama a yang arahnya diinversi : Motif b muncul kembali pada tangan kiri (bir ). Bir Bir merupakan transposisi dari bir William Cole, The Form of Music (London: ABRSM, 2011), hlm

11 Bagian ini ditutup dengan kadens otentik sempurna dalam tonalitas E mayor. 9. Analisis teknik Karya ini terdiri dari delapan musik tarian dengan karakteristik yang beragam. Untuk membawakan beragam karakter tersebut, dibutuhkan keterampilan teknik terutama dalam penguasaan artikulasi dan warna suara. Semua bagian kecuali sarabande membutuhkan warna suara yang cemerlang dan ringan. Bagian sarabande membutuhkan warna suara yang lebih hangat dan tebal. Secara umum artikulasi yang digunakan adalah non legato, kecuali sarabande yang dimainkan legato 11. Pedal dengan teknik half pedal digunakan untuk memperhangat tone sarabande. Teknik ini juga digunakan pada ketukan pertama gavotte untuk mempertegas kesan down beat. Penggunaan pedal dilakukan dengan hatihati tanpa menghilangkan karakteristik musik Barok. B. Piano Sonata in C Major, Hob. XVII/35 karya Franz Joseph Haydn 1. Analisis struktural Allegro con brio Struktur movement pertama adalah Bagian eksposisi (bir. 1 67/3) Tema pertama (bir. 1 20/1) berada dalam tonalitas C mayor. Transisi (bir ) Tema kedua (bir /3) berada dalam tonalitas G mayor. Coda (bir. 62/4 67/ 3) berada dalam tonalitas G mayor. 11 Siglind Bruhn, Guidelines to Piano Interpretation (Penang: Rhythm MP, 1989), hlm.74 34

12 Bagian pengembangan (bir. 67/4 103/3) Bagian I (bir. 67/4 79/3) berada dalam tonalitas F mayor Bagian II (bir. 79/4 100/2) Transisi (bir. 100/3 103/3) G mayor Bagian rekapitulasi (bir. 103/4-170 ) Tema pertama (bir. 103/4 125) Tema kedua (bir ) Coda (bir ) Bagian eksposisi Tema pertama Bir. 1 7 Bir Bir Bir. 20 Transisi Bir Bir Tangan kanan memainkan melodi dengan iringan chordal pada tangan kiri. Iringan tangan kiri berubah menjadi pola triplet dengan melodi tetap pada tangan kanan. Tonalitas pindah ke F mayor, iringan chordal pada tangan kiri. Tonalitas kembali ke C mayor. Pola triplet pada tangan kiri. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan iringan yang berupa triplet. Tonalitas pindah ke G mayor. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan iringan yang berupa triplet. 35

13 Bir Tangan kanan dan kiri bermain secara homofonik. Tema kedua Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan Bir /3 kiri memainkan iringan yang berupa triplet. Bir. 41/4 Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan 50/3 kiri memainkan iringan yang berupa chordal. Bir. 50/4 Merupakan repetisi dari bir. 45/4 48/3 dengan variasi. 62/3 Coda Bir. 62/4 67/ Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan 3 kiri memainkan iringan yang berupa triplet. Bagian pengembangan Bagian I Bir. 67/4 Pengantar masuk ke bagian pengembangan. 71/3 Merupakan modulasi kuart murni dari bir. 8/4 16/3 Bir. 71/4 78 dengan sedikit perubahan. Bagian II Triplet berpindah ke tangan kanan, harmoni adalah Bir kombinasi dari pergerakan V 7 -I yaitu dari C 7 F mayor, D 7 G mayor, E 7 A minor. Bir. 87 merupakan sekuens turun dari bir. 86, bir. 88 merupakan sekuens turun dari bir. 87, sedangkan bir. 89 Bir merupakan sekuens turun dari bir. 88. Bir. 90 merupakan repetisi dari bir. 89 dengan perubahan pada 36

14 bas. Bir Bir Bir /2 Bir menggunakan akor D# diminished. Bir. 94 menggunakan akor A minor dan E 7, bir. 95 menggunakan akor F mayor dan E mayor, sedangkan bir. 96 menggunakan akor D# diminished dan G# diminished. Bir. 97 menggunakan akor A minor, bir. 98 menggunakan akor B mayor. Bagian rekapitulasi Tema pertama Bir. 103/4-110 Repetisi bir. 1 7 dengan melodi turun satu oktaf Bir. 117/4 Repetisi bir. 26/4 35 dengan modulasi kuart murni 125 Tema kedua Bir repetisi bir dengan modulasi kuart Bir murni. Coda Bir Repetisi bir. 8/4-15 Bir Bir direpetisi di bir /2. 2. Analisis struktural Adagio A Bir. 1-4 Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan 37

15 kiri memainkan iringan yang berupa block chord. Kadens yang digunakan adalah half cadence. Bir. 5-8 B Bir Bir Bir Bir Codetta Bir Bir A Bir Merupakan repetitisi dari bir. 1 4 dengan variasi pada melodi dan iringan. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Tonalitas berpindah ke C mayor. Merupakan repetisi dari bir dengan variasi pada tangan kanan. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Pada bir. 14 akor yang digunakan berganti setiap ketukan. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Bir. 16 merupakan repetisi dari bir. 15 dengan variasi pada melodi. Dan iringan. Tangan kanan memainkan melodi double notes dengan interval terst sedangkan tangan kiri memainkan iringan. Tangan kanan memainkan melodi yang diambil dari suara kedua bir dengan variasi. Tonalitas kembali ke F mayor pada bir. 23. Melodi pada bir. 23 merupakan sekuens sejauh kuart murni lebih tinggi dari melodi pada bir

16 Bir Bir B Bir Bir Bir Bir Codetta Bir Bir Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Merupakan repetisi dari bir dengan variasi pada tangan kanan. Melodi dimainkan pada register yang berbeda. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Pada bir. 14 akor yang digunakan berganti setiap ketukan. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola alberti bass. Bir. 37 merupakan repetisi dari bir. 36 dengan variasi pada melodi dan iringan. Tangan kanan memainkan melodi double notes dengan interval terst. Tangan kanan memainkan melodi yang diambil dari suara kedua bir dengan variasi. 39

17 3. Analisis struktural Allegro Motif yang digunakan adalah: A Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan Bir. 1-4 kiri memainkan iringan yang berupa block chord. Kadens yang digunakan adalah half cadence. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan tangan Bir. 5-8 kiri memainkan iringan yang berupa block chord. Kadens yang digunakan adalah kadens otentik sempurna. Tangan kanan memainkan melodi yang ritmenya Bir diambil dari motif utama. Tangan kanan dan kiri memainkan ritme dari motif Bir utama secara bergantian. Bir Merupakan repetisi dari bir. 1-8 A Merupakan sekuens sejauh kuint murni dari bir. 1 4 Bir dengan variasi pada melodi di bir. 26 dan iringan. Tonalitas pindah ke G mayor. Tangan kiri memainkan ritme dari motif utama pada bir Tangan kanan memainkan double notes Bir dengan interval terst pada bir lalu kemudian berubah menjadi triplet pada bir. 33. Bir Bir merupakan repetisi dari bir dengan 40

18 variasi pada tangan kiri. Tangan kanan dan kiri memainkan ritme dari motif Bir utama. Akor yang digunakan adalah E diminished. Bir Tangan kanan memainkan ritme dari motif utama. Merupakan repetisi dari bir. 1 8 dengan variasi pada Bir iringan dan penulisan melodi. Tonalitas kembali ke C mayor. B Tonalitas pindah ke C minor. Tangan kanan memainkan Bir melodi sedangkan tangan kiri memainkan pola iringan dengan interval oktaf. Tangan kanan memainkan melodi yang berupa not-not Bir seperdelapan sedangkan tangan kiri memainkan iringan. Tangan kanan memainkan pasase dua suara yang saling Bir bersahutan. Tangan kiri memainkan iringan yang berupa not-not seperdelapan. Bir Merupakan repetisi dari bir Tangan kanan pasase dua suarayang saling bersahutan. Bir Tangan kiri memainkan iringan yang berupa not-not seperdelapan. A Bir Merupakan repetisi dari bir Merupakan repetisi dari bir dengan variasi pada Bir tangan kanan. 41

19 Bir Bagian Coda. Menggunakan kadens otentik sempurna. Bir merupakan repetisi dari bir Analisis teknik Sonata ini terdiri dari tiga movement. Dalam membawakan movement pertama diperlukan penguasaan teknik untuk memainkan pola iringan triplet dengan rata dan dinamika lembut. Penyaji harus dapat membawakan movement kedua dengan mengalir walau terdapat banyak artikulasi staccato. Movement ketiga membutuhkan perhatian khusus pada pola ritmik motif melodi. Pola ritmik melodi tersebut harus dimainkan dengan perbandingan yang tepat antara not seperdelapan bertitik dengan not seperenambelas tanpa memutus kalimat lagu. C. Variations in E Major sur un Air allemand karya Frederick Chopin Karya berbentuk tema variasi ini merupakan salah satu dari sedikit bentuk tema variasi yang digubah Chopin. Chopin menggubah karya ini pada tahun Karya ini terdiri dari beberapa bagian, yaitu introduksi yang menuntut kejernihan dan kecepatan, tema yang sederhana, dan empat variasi, dimana variasi keempat ditutup dengan waltz. Tema dari variasi ini diambil dari lagu rakyat Jerman, Der Schweizerbub. Secara keseluruhan, pengolahan tema hanya terjadi pada melodi dan suasana, progresi harmoni yang dipakai sama dengan progresi harmoni yang terdapat pada tema. 1. Analisis Struktural Introduksi Bir. 1 Menggunakan akor I, tangan kanan memainkan pola 42

20 arpeggio E mayor. Progresi I-V, kadens tidak sempurna, terdapat akor C# 7 di Bir. 2 ketukan 4 yang berfungsi sebagai dominan ke akor F# minor di birama berikut. Bir. 3-4 Sekuensi sekonde besar naik dari birama 1-2. Tangan kanan memainkan pola tangga nada dan kiri Bir. 5-8 memainkan block chord dengan progresi V 7 -I (E 7 -A, C# 7 - F#m, A 7 -D, F# 7 -Bm, D 7 -G, B 7 -Em). Tangan kanan memainkan akor C mayor, tangan kiri Bir memainkan pola arpeggio C mayor. Permainan arpeggio di tangan kanan dengan harmoni B 7 Bir mayor. Tema Bagian tema memakai melodi di tangan kanan dengan iringan di tangan kiri. Struktur yang digunakan adalah A-B-A. Bagian tema memakai tempo Andantino. Terdapat keterangan semplice senza ornamenti di awal lagu yang berarti bagian tema ini dimainkan secara sederhana tanpa ornamentasi. Tangan kanan memainkan melodi satu suara, tangan kiri Bir memainkan broken chord dari progresi I-V. Bagian ini merupakan bagian A. Tangan kanan memainkan melodi dua suara dengan jarak Bir terts, iringan masih di tangan kiri. Bagian ini merupakan bagian B. Bir. 22/4 - Merupakan repetisi dari bir ,yang berbeda 26 hanyalah adanya penambahan suara berjarak terts pada 43

21 melodi di bir. 22/4 dan 23/1. Bagian ini merupakan bagian A. Variasi I Variasi pertama mengolah melodi dengan pola ritmis yang berbeda dari tema, yaitu mengganti ritme melodi dengan pola triplet dan menambahkan not-not sisipan serta beberapa ornamentasi di antara melodi. Harmoni yang digunakan sama seperti pada tema. Terdapat keterangan elegamente di awal lagu yang berarti bagian ini lebih bersifat elegan dibanding tema yang sederhana. Merupakan variasi dari bir , tangan kanan memainkan melodi dengan pola triplet, tangan kiri Bir memainkan iringan dengan pola kordal. Bagian ini merupakan bagian A. Merupakan variasi dari bir , melodi dua suara masih pada tangan kanan dengan pola triplet, iringan kordal dengan beberapa Bir penambahan triplet di tangan kiri. Terdapat perlambatan (poco rall.) pada bir. 34 untuk menghantar masuk ke bagian selanjutnya di bir. 36. Bagian ini merupakan bagian B. Merupakan repetisi dari bir Bagian ini Bir merupakan bagian A. Variasi II Variasi kedua bersifat jenaka dengan adanya keterangan scherzando di awal bagian.terdapat banyak lompatan-lompatan interval baik di tangan kanan maupun kiri yang menggambarkan kejenakaan. Variasi 44

22 ini memunculkan banyak kontras dinamika seperti pergantian antara p, fz, dan f. Harmoni masih sama seperti pada tema. Merupakan variasi dari bir Tangan kanan dan kiri bertekstur kordal dengan banyak lompatan Bir interval yang cukup jauh. Terdapat banyak kontras dinamika, penggunaan nada hias berupa acciacatura pada melodi. Merupakan variasi dari bir Pengolahan Bir sama dengan bagian A. Bir Merupakan repetisi dari bir Variasi III Variasi ketiga bersifat tenang dengan adanya keterangan tranquillamente. Penggunaan pola arpeggio pada tangan kiri memunculkan kesan yang mengalir. Harmoni yang digunakan sama dengan tema. Merupakan variasi dari bir Melodi tetap pada tangan kanan, memakai dua suara atau lebih. Bir Tangan kiri memainkan pola arpeggio dengan penambahan beberapa nada kromatis. Merupakan variasi dari bir Pengolahan Bir sama dengan bagian A. Bir Merupakan repetisi dari bir Variasi IV Merupakan variasi dari bir Berada dalam Bir tonalitas E minor. Tangan kanan memainkan melodi lebih rendah 1 oktaf dari tema, tangan kiri 45

23 memainkan iringan. Bagian ini bersifat polifonis. Terdapat ornamen seperti trill pada tangan kanan Tonalitas berpindah ke G mayor. Tangan kanan memainkan melodi dengan akor yang lebih penuh Bir dan ornamentasi di suara luar. Tangan kiri iringan dengan pola arpeggio di birama 73. Merupakan sekuensi turun terts dari bir Bir dengan beberapa perubahan seperti perpindahan ornamentasi ke suara dalam tangan kanan. Bir Merupakan repetisi dari bir Waltz Tangan kanan memainkan melodi sedangakn Bir tangan kiri memainkan irama waltz. Bir merupakan repetisi dari bir Bir /2 dengan sedikit perubahan. Bagian ini ditutup dengan kadens otentik sempurna. Tangan kanan memainkan melodi sedangkan Bir. 96/3-104 tangan kiri memainkan pola iringan yang berupa arpeggio. Merupakan repetisi dari bir dengan sedikit Bir perubahan pada bir Repetisi dari bir /2 dengan sedikit Bir /2 perubahan pada bir Repetisi dari bir. 96/3 104 dengan sedikit Bir. 120/3-128 perubahan pada bir. 120/3 dan bir Bir Repetisi dari bir dengan sedikit perubahan 46

24 pada bir. 129 dan bir Bir merupakan repetisi dari bir Bir Bir Bir Bir Bir dengan sedikit perubahan pada bir. 138 dan 139. Bir merupakan sekuens sejauh sekonde besar lebih tinggi dari bir Tangan kanan memainkan tangga nada E mayor yang bergerak turun dalam not seperdelapanan sedangkan tangan kiri memainkan irama waltz. Bir /2 merupakan repetisi dari bir /3. Progresi yang digunakan adalah E mayor lalu E diminished (bir. 155 dan 156), E mayor (bir. 157), dan B mayor (bir. 158). Bir merupakan repetisi dengan sedikit perubahan dari bir yang berada satu oktaf lebih tinggi. Tangan kanan memainkan pasase not seperdelapan sedangkan tangan kiri memainkan iringan. Progresi yang dipakai adalah progresi akor I V (E mayor B mayor) yang diulang-ulang. Pasase ini merupakan kadens yang diekstensi. (extended cadence). 2. Analisis teknik Komposisi ini dibuka dengan introduksi, diikuti dengan tema, empat variasi, dan ditutup dengan waltz. Setiap bagian harus dibawakan sesuai dengan karakternya masing-masing. Introduksi membutuhkan virtuositas tangan kanan untuk memainkan pasase-pasase skalar dan arpeggio dalam 47

25 tempo cepat. Variasi pertama dan kedua membutuhkan ketepatan dalam memainkan lompatan interval yang jauh. Variasi ketiga membutuhkan keluwesan tangan kiri untuk memainkan pola iringan dengan lembut dan mengalir. Dalam memainkan bagian waltz dibutuhkan kontras dinamika antar bagian. D. Danzas Argentina karya Alberto Evaristo Ginastera 1. Analisis struktural Danza del Viejo Boyero Pada bagian pertama ini, tangan kanan memainkan hanya tuts putih sedangkan tangan kiri memainkan tangga nada pentatonis yang terdiri dari nada A -B -D -E -G. Tangan kanan memainkan pola akor yang terdiri dari interval sekonde dan terts. A Tangan kanan dan kiri bergantian memainkan motif a (bir. 1 4) : Bir Motif a diulang kembali dengan sedikit perubahan (bir. 5 8). Terdapat transisi ke bagian B (bir. 9 10). B Bir Tangan kanan dan kiri memainkan motif b (bir ) : 48

26 Tangan kiri selalu memainkan pola ritmik yang sama sedangkan pada tangan kanan terjadi beberapa perubahan pola (bir ) Bir merupakan repetisi dari bir Bir Bir /4 dengan jarak kuint murni lebih tinggi. Terdapat sedikit perubahan pada birama 26. Bir merupakan repetisi dengan transposisi dari bir Tangan kanan ditransposisi dengan jarak kuint murni ke atas sedangkan tangan kiri ditransposisi dengan jarak sekst besar ke atas. Terdapat penambahan nada pada ketukan 3 dan 4 di tiap biramanya. Bir. 34/5-37 menggunakan motif c : Bir. 34/5-40 Pada bir. 36/5-40/2 menggunakan akor Em 7, FM 7, Dm 7, CM 7. A Bir Bir merupakan repetisi motif a. C Tangan kanan dan kiri memainkan motif c dengan Bir sedikit perubahan. A 49

27 Bir merupakan repetisi dari A, sedangkan Bir Bir bir menggunakan penggalan yang diambil dari bagian A. Terdapat arpeggio dalam jarak kuart yang terdiri dari nada E-A-D-G-B-E (mengimitasi susunan nada open string pada gitar). 2. Analisis struktural Danza de la Moza Donosa Motif iringan yang digunakan sepanjang lagu adalah : Secara umum pola melodik tangan kiri menggunakan lompatan interval kuint. A Tiga birama awal dibuka dengan tangan kiri yang memainkan motif iringan tanpa melodi. Melodi Bir menggunakan motif a : B Bir Bir /4 Motif melodi a masih dipakai, kini dengan penambahan suara 2. Tangan kiri masih memainkan pola ritmik yang sama dengan penambahan not pada ketukan 4 dan 5 sehingga membentuk interval kuart atau kuint. 50

28 Tangan kanan memainkan melodi dua suara yang juga membentuk interval kuart dan kuint. Motif ritmik yang dipakai dalam melodi yaitu : C Bir. 40/5-52/4 Bir. 52/5-61 A Bir Tangan kanan memainkan melodi oktaf dengan penambahan interval kuart dan kuint di tengahnya. Pada bir. 52/5-59 tangan kanan memainkan hanya melodi tunggal dengan motif seperti pada B. Melodi memakai motif a dengan penambahan suara kedua yang berjarak terts. 3. Analisis Struktural Danza del Gaucho Matrero A Terdapat empat frase reguler yang tiap frasenya terdiri dari empat birama. Masing-masing tangan Bir. 1-16/4 Bir. 16/5-20 hanya memainkan not tunggal dalam tangga nada kromatik, kecuali pada akhir frase ketiga dan keempat dimana tangan kanan memainkan akor kombinasi interval sekonde, terts, dan kuint. Tangan kiri memainkan interval sekonde. Tangan kanan juga memainkan interval sekonde dengan pola ritmik c pada Danza del Viejo Boyero dengan sedikit perubahan (bir. 16/5-20). 51

29 B Tangan kanan memainkan akor kombinasi interval Bir Bir A Bir Bir C Bir Bir Bir sekonde, terts, dan kuart pada ketukan 3 dan 6 di tiap biramanya. Tangan kanan masih memainkan akor yang sama dengan birama-birama sebelumnya, tetapi kini dengan pola ritmik yang tidak teratur. Tangan kiri memainkan pola yang selalu berulang setiap empat ketukan. Terdapat repetisi dari bir dengan sedikit perubahan ( bir dan bir ). Bir menggunakan materi yang sama dengan bir Terdapat glisando naik dari G2 sampai B5 di tangan kanan untuk menghantar ke bagian selanjutnya (bir. 57). Tangan kanan memainkan melodi yang diharmonisasi dalam jarak terts sehingga membentuk akor mayor. Bir menggunakan materi motif seperti pada bir Tanda mula yang dipakai pada tangan kiri berubah menjadi 5 mol sedangkan tangan kanan tetap pada tangga nada natural (mengingatkan kembali bitonalitas pada komposisi pertama). Tanda mula tangan kiri kembali lagi menjadi 52

30 natural. Terdapat ritardando molto (bir ). D Terdapat accelerando (bir ) dan kembali lagi ke a tempo (bir. 105). Terdapat tanda violente yang berarti dimainkan dengan keras dan Bir bertenaga. Bagian ini dimainkan dalam tangga nada C mayor. Menggunakan progresi akor C mayor F mayor G mayor dengan pedal point pada nada C. Tonalitas berpindah ke A mayor ditandai dengan Bir tanda mula empat mol. Bir Tonalitas kembali lagi ke C mayor. A Bir Merupakan repetisi dari bir Merupakan repetisi dari bir dengan perubahan. Tangan kiri memainkan arpeggio G Bir mayor tangan kanan memainkan akor-akor pada ketukan 1, 3, dan 5 sehingga memunculkan kesan sukat 3/4 (bir ). C Merupakan repetisi dari bir dengan Bir perubahan. Bir Menggunakan materi ritmis dari bir D Bir Bir menggunakan materi ritmis dari bir. 53

31 Bir Terdapat glisando naik dan turun sebagai penutup (bir ). 4. Analisis Teknik Karya ini merupakan karya modern yang sangat ritmikal sehingga membutuhkan penguasaan pola ritmis yang sangat kuat. Semua bagian membutuhkan teknik yang tinggi supaya dapat memainkan semua pasase cepat, baik dalam dinamika lembut maupun keras. Terdapat rentang dinamika yang sangat luas pada bagian ketiga, yaitu dari pp sampai ffff. Warna suara yang dibutuhkan pada bagian pertama dan ketiga adalah warna suara yang tajam dan cemerlang. Bagian kedua membutuhkan warna suara yang hangat dan lebih ekspresif dari bagian lainnya. Semua dinamika keras pada ketiga bagian dimainkan dengan warna suara yang sangat penuh. 54

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Suita Dalam Tangga Nada C Major Komposisi Musik untuk Trio Gitar ini merupakan komposisi yang menggunakan struktur dan karakter dari suita barok

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Tema dan Variasi berdasarkan lagu Mansibin Siraben untuk solo gitar ini memiliki struktur yang terdiri dari sebuah tema utama dan lima macam variasi dengan coda sebagai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Sonata in C # Minor Op. 1 No. 1 untuk cello dan piano terdiri dari tiga movement, yaitu sonata-allegro form bertempo adagio, minuet dan trio bertempo allegretto, dan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Komposisi Sonata Piano Berdasarkan tiga lagu dolanan Jawa Tengah yaitu Gundul-gundul Pacul, Cublak-Cublak Suweng, dan Suwe Ora Jamu, untuk piano tunggal terdapat tiga movement, antara

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi Medini ini akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu Allegro-Andante-Allegro, yang terinspirasi dari perjalanan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Suita Gambang Semarang untuk Kuartet Gitar dan Erhu merupakan komposisi yang menerapkan struktur suita modern, dimana tidak memiliki bentuk baku seperti yang ada pada suita barok.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB ANALSS KOMPOSS Komposisi Kehilangan Ayah Sebuah musik program untuk Kuartet Gitar dalam bentuk Sonata, terdiri dari tiga movement yang saling berkaitan karena berdasarkan pada satu ide cerita yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai analisis struktural komposisi Nocturne yang telah disusun sebelumnya. Hasil analisis struktural akan dipaparkan mengenai bagaimana mengembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Kerangka Komposisi Komposisi Fantasia Dalam G Mayor Untuk Piano Empat Tangan memiliki tiga bagian, yaitu I, II, dan III. Pada komposisi ini terdapat beberapa perubahan tempo untuk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Sonata Jazz Reggae merupakan komposisi penggabungan dari dua genre musik yaitu Jazz dan Reggae ysng disusun dalam bentuk Sonata dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi My Son My Hero yang terinspirasi oleh kehadiran Giorgio, anak penulis ini, akan dibagi menjadi tiga movement dengan tiga karakter tempo yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep Penyusunan Komposisi Fantasia in C Major ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Movement 1, Movement 2, dan Movement 3. Ketiga bagian lagu ini dimainkan dengan format Combo

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Komposisi diartikan sebagai sebuah karya musik, suara atau melodi utama akan diikuti oleh suara-suara atau melodi lainnya yang dikoordinasikan, ditata, atau dirangkai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Fantasia in C Major untuk format trio ini merupakan sebuah fantasia yang terdiri dari empat bagian, yaitu Allegretto, Adagio, Andante, dan Allegro con spirito. Instrumen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA

BAB III ANALISIS DATA BAB III ANALISIS DATA A. Program Musik Komposisi ini terbagi dalam dua bagian, bagian pertama bercerita tentang kehidupan masa kecil orangtua, bagian kedua bercerita tentang kisah ketika orangtua penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia secara umum adalah karya musik yang tidak terikat oleh bentuk-bentuk yang sudah lazim. 1 Fantasia adalah istilah yang diambil pada zaman Renaisans untuk komposisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Periode Romantik Musik adalah ilmu atau seni penyusunan nada atau suara diurutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (suara) yang mempunyai kesatuan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Konsep penyusunan komposisi Senangnya Masa Kecilku komposisi ini dibagi menjadi 3 lagu, yaitu Bahagia Mengenal Sekolah, Senangnya Bermain, dan Cinta. Instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR

TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR TEORI DAN PENGGUNAAN AKOR BUKU PELAJARAN ILMU HARMONI (II) GUSTAV STRUBE Diterjemahkan oleh: A.Gathut Bintarto T., S.Sos., S.Sn., M.A. Dibiayai dari dana DIPA ISI Yogyakarta: No. 042.01.2.400980/ 2016

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Keep On Dreaming terdiri dari tiga bagian yaitu Life Is Simple, Courage And Persistence, dan Dare To Dream Big. Komposisi ini dibuat untuk ansambel musik yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Proses penyusunan komposisi dan analisis bentuk struktur komposisi musik program Bermain Layang-layang untuk kuartet gesek dan piano. A. Proses Penyusunan Komposisi Komposisi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Komposisi Musik Musik memiliki lima unsur yaitu: ritme, melodi, harmoni, ekspresi dan bentuk. Pembagian kelima unsur-unsur musik disini sesuai dengan pendapat Jamalus 1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan seni pengungkapan gagasan melalui bunyi, yang unsur dasarnya berupa melodi, irama, dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa bentuk gagasan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kronologis Terinspirasi oleh pengalaman penulis dalam menghadapi situasi saat kehilangan ayah dalam keluarga. Keluarga penulis terdiri dari ayah, ibu, dan empat orang anak. Bulan

Lebih terperinci

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A)

(Penggalan frase 1, frase 2 dan frase 3 pada bagian A) DESKRIPSI CIPTA LAGU AKU SIAP LOMBA VOKAL TUNGGAL TINGKAT SD SE-DIY DALAM RANGKA KEGIATAN WISATA KAMPUS Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu ini dibuat dalam rangka

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi

BAB III ANALISIS BENTUK LAGU. Wonderful Slippery Thing merupakan lagu hits Guthrie Govan yang berdurasi BAB III ANALISIS BENTUK LAGU Wonderful Slippery Thing adalah salah satu karya Guthrie Govan dari album Erotic Cakes yang dirilis pada 1 januari 2006 oleh label sornford records, direkam di Headroom studios

Lebih terperinci

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo

Unsur Musik. Irama. Beat Birama Tempo Unsur- Unsur Musik Unsur Musik Bunyi Irama Notasi Melodi Harmoni Tonalitas Tekstur Gaya musik Pitch Dinamika Timbre Beat Birama Tempo Musik adalah bagian dari bunyi, namun bunyi dalam musik berbeda dengan

Lebih terperinci

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU

CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU CARA MUDAH MENENTUKAN AKOR SUATU LAGU Abstrak Akor adalah unsur pokok dalam mengiringi lagu karena akor akan menjadi patokan untuk menentukan nada-nada yang akan dimainkan oleh instrumen yang digunakan

Lebih terperinci

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika

Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Penerapan akor pokok dalam tangga nada mayor 1# - 7# pada pianika Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik FBS UNP pada tanggal 9 Juli 2010 Oleh: Syeilendra JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Dalam Bab III ini penulis akan menjelaskan tentang struktur dari semua komposisi. Penulis akan memaparkan secara struktural komposisi, Indahnya Bersama yang terdiri dari lima

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Fantasia Fantasia (yang dikenal juga dengan sebutan Fantasie atau Phantasia) pada mulanya merupakan sebuah istilah yang diadopsi pada zaman Renaissance untuk menyebut suatu karya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Serenade Jazz Song For You disusun menjadi tiga movement. Movement pertama bertempo Moderato. Pada movement pertama terdiri dari tiga bagian A-B-A yang terdiri dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Pada Bab ini akan dijelaskan beberapa elemen dan proses kreatif yang terdapat dalam Sonata Electronica perpaduan Patch dan Duet Gitar dalam komposisi Sonata. Bab analisis karya akan

Lebih terperinci

BAB V TEKNIK PERMAINAN

BAB V TEKNIK PERMAINAN BAB V TEKNIK PERMAINAN Concerto for The Left Hand (in D) karya Maurice Ravel merupakan sebuah karya konserto dalam bentuk orkestra dengan instrumen piano yang dibuat untuk menunjukkan kepiawaian seseorang

Lebih terperinci

DESKRIPSI KOMPOSISI LAGU MARS KOPDIT RUKUN Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : A. Pendahuluan

DESKRIPSI KOMPOSISI LAGU MARS KOPDIT RUKUN Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : A. Pendahuluan DESKRIPSI KOMPOSISI LAGU MARS KOPDIT RUKUN Oleh : F. Xaveria Diah K. NIP : 19791222 200501 2 003 A. Pendahuluan Lagu Mars ini diciptakan dalam rangka peringatan 30 tahun berdirinya Koperasi Kredit Rukun

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi musik program Ester merupakan representasi kisah yang diangkat berdasarkan Kitab Ester. Pergerakan alur komposisi disesuaikan dengan tiap bagian kisah tersebut dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi musik program Tabuhan Telu Kagitaan terbagi dalam tiga bagian yang masing-masing bagiannya menceritakan tentang suasana yang berbeda.

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI El Viaje adalah komposisi Suita moderen untuk ansambel perkusi yang strukturnya tidak terikat pada suatu bentuk baku seperti pada suita barok atau bentuk musik absolut lainnya.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Musik Sonata 1. Sejarah Singkat Perkembangan Sonata Kata sonata berasal dari bahasa Italia sonare yang berarti berbunyi. Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi Aku Anak Tuhan dan Raja dengan format a cappella untuk paduan suara remaja ini terdiri dari tiga bagian komposisi yang saling berkaitan berdasarkan satu cerita yang

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord.

GLOSSARIUM. Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. GLOSSARIUM Alterasi adalah istilah yang dipakai untuk perubahan kromatis salah satu nada dalam satu akord. Appoggiatura, not hiasan yang ditambahkan sebelum not utama Augmentasi adalah salah satu tekstur

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA. Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto.

TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA. Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto. TEKNIK PERMAINAN TREMOLO DALAM LAGU RECUERDOS DE LA ALHAMBRA KARYA FRANCISCO TARREGA Oleh : Gulfo Herditto,1 Kustap,2 Hadi Susanto.3 1 Alumni Jurusan Musik FSP ISI Yogyakarta Staf Pengajar Jurusan Musik

Lebih terperinci

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY

January 1 HARMONI MANUAL DIKTAT KULIAH. Oleh: HANNA SRI MUDJILAH HENI KUSUMAWATI. JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY HARMONI MANUAL January 1 2011 Oleh: HENI KUSUMAWATI (heni_kusumawati@uny.ac.id) DIKTAT KULIAH JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FBS, UNY BAB I PENGENALAN AKOR PRIMER (I, IV, dan V) A. Akor Tonika (I), Akor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik

BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK. logis dan fungsional berdasarkan garis harmoni untuk membuat time feel sebaik BAB III ANALISIS PENERAPAN KONSEP WALKING BASS PADA BASS ELEKTRIK Alur walking bass merupakan hal yang relatif menarik bagi banyak musisi, khususnya jazz. Pemain bass diharapkan memainkan serangkaian nada-nada

Lebih terperinci

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik

Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik Nama Kelas/No. Absen :. :. Tes Teori Tambahan Pengganti Nilai Kurang pada Kegiatan Praktik MATERI : Nada dan Interval 1. Standar nada secara internasional ditetapkan nada a adalah... A. 400 Hz B. 220 Hz

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Konsep Penyusunan Komposisi Komposisi musik vokal dan Combo Band Bangkit Kembali digarap dalam genre pop. Komposisi ini dibagi menjadi tiga bagian yang menceritakan tentang

Lebih terperinci

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND

TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND TEKNIK PERMAINAN PIANO PADA BAGIAN SONATA DALAM KARYA MUSIK JOURNEY TO THE SECRET ISLAND Oleh : Adelia Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd Abstrak Karya musik Journey To Iceland adalah sebuah

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI A. Cinta Kepada Diri Sendiri 1. Deskripsi Syair Aku anak manis dan juga mandiri Semua ku lakukan dengan sendiri Rajin belajar agar cemerlang Membuat papa mama bangga Refren Aku

Lebih terperinci

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo

Kata Kunci: Musik Sonata, Bentuk Musik Sonata, Viola Solo BENTUK MUSIK SONATA PADA KARYA MUSIK SONATA IN G MINOR FOR SOLO VIOLA Syaify Dwi Cahya syaify.95@gmail.com Harpang Yudha Karyawanto, S.Pd., M.Pd. harpangkaryawanto@unesa.ac.id Jurusan Sendratasik FBS Unesa

Lebih terperinci

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik

Makalah. Teori Dasar Musik. Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari. Riski Okta Mayasari. Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Makalah Teori Dasar Musik Dosen Pengampu: Pebrian Tarmizi,M.Pd Mata Kuliah : Seni Musik Disusun oleh kelompok 3 Riko Repliansyah Anisa Purnama Sari Fitri Ramadayanti Riski Okta Mayasari (A1G016091) Kelas

Lebih terperinci

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik

MATERI AJAR. Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik MATERI AJAR Ansambel Ansambel berasal dari kata Ensemble (Perancis) yang berarti bersama-sama. Musik Ansambel dapat diartikan sebagai sebuah sajian musik yang dilagukan secara bersama-sama dengan menggunakan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA

PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA PENERAPAN AKOR POKOK DALAM TANGGA NADA MAYOR 1# - 7# PADA PIANIKA Disajikan dalam seminar sehari Jurusan Pendidikan Sendratasik Pada Tanggal 9 Juli 2010 Oleh: SYEILENDRA JURUSAN PENDIDIKAN SENDRATASIK

Lebih terperinci

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 2016 Teori Musik I (Musik Tonal) Oleh: Ovan Bagus Jatmika, M.Sn. Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta 2016 JUDUL BUKU Teori Musik I (Musik Tonal) Cetakan Pertama, 2016 Desain Sampul Herda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 1812, untuk pertama kalinya seorang komponis berkebangsaan Irlandia, John Field mempergelarkan Nocturne no. 1-3 di St. Petersburg 1. Nocturne means a piece

Lebih terperinci

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan

BAB III Analisis. Gambar III.1 Rancangan Pemrosesan BAB III Analisis Bab ini memuat analisis yang dilakukan dalam penulisan Tugas Akhir, berupa analisis terhadap rancangan pemrosesan, yang dibagi menjadi bagian Preprosesor, Algoritma Genetika, dan bagian

Lebih terperinci

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI

Harmoni II. Kord Pengganti (Substitution Chord) Progresi II V I VI Harmoni II Progresi II V I VI Sekarang kita membahas Progresi II V I VI, progresi ini sangat umum digunakan oleh Musisi Pop dan Jazz. Dasar dari progresi ini dapat kita lihat dibawah ini : Disini dapat

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR DAN TEKNIK PERMAINAN PIANO CONCERTO POUR LA MAIN GAUCHE EN RE MAJEUR KARYA MAURICE RAVEL RINGKASAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis.

BAB I PENDAHULUAN. secara spesifikasi. Tindakan tersebut dinamakan dengan analisis. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Musik tidak terlepas peranannya dalam kehidupan manusia. Setiap orang pasti memiliki pengalaman musik yang berbeda-beda tergantung seberapa sering seseorang mendengar

Lebih terperinci

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011

CHORD-SCALE BLUES. Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 CHORD-SCALE BLUES Untuk MELODI IMPROVISASI - ARANSEMEN Djanuar Ishak, 2011 INTRO ringkas Istilah Blues mengacu pada gaya musik (genre) yang berasal dari komunitas orang Amerika keturunan Afrika, dalam

Lebih terperinci

ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Khayyan Munada

ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: Khayyan Munada ANALISIS IMPROVISASI GITAR ELEKTRIK GUTHRIE GOVAN PADA LAGU WONDERFUL SLIPPERY THING NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Khayyan Munada 1011515013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KOMPOSISI

BAB III ANALISIS KOMPOSISI BAB III ANALISIS KOMPOSISI Komposisi musik Love The Sinners, Hate The Sin, merupakan gambaran kondisi emosional dan pesan dukungan sosial untuk penderita HIV AIDS, pecandu narkoba, dan LGBT. Komposisi

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland. memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena

BAB IV PENUTUP. Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland. memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisa dapat disimpulkan bahwa lagu Ammerland memiliki dua bagian yaitu A dan B (frase yang tidak simetris), karena kalimat jawab pada bagian B selalu memiliki

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS A. Komposisi musik program Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede

BAB III ANALISIS A. Komposisi musik program Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede BAB III ANALISIS A. Komposisi musik program Perang Pattimura: Penyerbuan Benteng Duurstede Narasi dari komposisi ini merupakan gabungan dari beberapa sumber sejarah tentang penyerbuan benteng Duurstede.

Lebih terperinci

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO

BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO BENTUK MUSIK SONATA DALAM KARYA MUSIK ABORISCO Oleh : Sena Radya Iswara Samino (092134017) Dosen Pembimbing : Drs. Heri Murbiyantoro, M.Pd ABSTRAK Seseorang dengan ambisi besar dalam meraih kesuksesannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS KARYA

BAB III ANALISIS KARYA BAB III ANALISIS KARYA Bab ini memaparkan elemen-elemen yang terdapat pada Ande-ande Lumut Komposisi Musik Untuk Ansambel Vokal, yaitu : 1. Lirik lagu Keseluruhan komposisi ini menggunakan lirik dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Sonata Kata sonata berasal dari bahasa Italia sonare yang berarti berbunyi. Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya terdiri dari tiga atau empat movement,

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 MODUL

Lebih terperinci

MENGENAL IRAMA 8 BEAT

MENGENAL IRAMA 8 BEAT MENGENAL IRAMA 8 BEAT Oleh: Drs. F DHANANG GURITNO, M.Sn WIDYAISWARA SENI MUSIK PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA ====================================================== Abstrak Pola ritme tertentu yang

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA

ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA ANALISIS BENTUK MUSIKAL DAN STRUKTUR LAGU TANAH AIRKU KARYA IBU SOED ARANSEMEN JOKO SUPRAYITNO UNTUK DUET VOKAL DAN ORKESTRA JURNAL Program Studi S-1 Seni Musik Oleh : Puput Meinis Narselina NIM. 1011589013

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTURAL KOMPOSISI RHYTHM SONG UNTUK SOLO MARIMBA KARYA PAUL SMADBECK (1955 -) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh:

ANALISIS STRUKTURAL KOMPOSISI RHYTHM SONG UNTUK SOLO MARIMBA KARYA PAUL SMADBECK (1955 -) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH. Oleh: ANALISIS STRUKTURAL KOMPOSISI RHYTHM SONG UNTUK SOLO MARIMBA KARYA PAUL SMADBECK (1955 -) NASKAH PUBLIKASI ILMIAH Oleh: Humala Christandi Parsaulian Sormin NIM. 1211812013 JURUSAN MUSIK FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( )

ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET. Oleh : Ulfa Ayunin ( ) ANALISIS BENTUK MUSIK PADA KARYA YEARS OF THE BITTER AND THE SWEET Oleh : Ulfa Ayunin (072134022) Dosen Pembimbing Karya Dosen Pembimbing Penulisan : Drs. Heri Murbiyantoro, S. Sn : Drs. Bambang Sugito,

Lebih terperinci

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia

DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT. Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia DIKTAT PERKULIAHAN GITAR DASAR LANJUT Disusun Oleh: 1. Herwin Yogo Wicaksono 2. Hanna Sri Mudjilah 3. Ayu Niza Machfauzia Diktat ini dibiayai oleh dana DIPA UNY Tahun 2010 Nomor: 21/Kontrak-Diktat/H.34.12/PP/V/2010

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS MASALAH. Batu Matia Telu, Teorenda, Lelendo Ndao, dan Taibenu memiliki pola melodik dan ritmik tertentu yang khas sebagai berikut: BAB IV ANALISIS MASALAH Musik tradisional suku Rote pada umumnya digunakan untuk mengiring berbagai tarian tradisional suku Rote. Alir melodi dan pola ritmik yang dimainkan menentukan tarian yang dimaiankan.

Lebih terperinci

SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND

SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND SONATA JAZZ REGGAE UNTUK FORMAT COMBO BAND SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh Aditya Septian Nanda Ausviano NIM : 852009032 PROGRAM STUDI SENI MUSIK

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sejarah Singkat Instrumen Piano Berikut ini merupakan perkembangan piano 2 :

BAB II LANDASAN TEORI. A. Sejarah Singkat Instrumen Piano Berikut ini merupakan perkembangan piano 2 : BAB II LANDASAN TEORI Dalam ini, akan dipaparkan kerangka teoritis dalam menyusun sebuah komposisi dengan tiga movement yang berjudul Dolanan. Pemaparan diawali dengan penjelasan literatur, yaitu pengenalan

Lebih terperinci

Gambar bagian-bagian gitar

Gambar bagian-bagian gitar Modul 5 Kegiatan Belajar 3 BERMUSIK Adapun macam-macam instrumen musik yang dipelajari di Sekolah Dasar antara lain: 1. Instrumen gitar Gitar termasuk alat musik chordophone (dimainkan dengan cara diperik/pluck).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Analisis merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pelaku seni khususnya dibidang seni musik, baik sebagai seorang seorang pengajar, praktisi,

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK

ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK ELEMEN-ELEMEN MUSIK & TEKNIK PERMAIN MUSIK Bagian Penting Dari Analisa Musik Dalam Permainan Drum dan Marching Band Oleh: Pujiwiyana PERSATUAN DRUM BAND INDONESIA 2009 ELEMEN-ELEMEN MUSIK Pujiwiyana I.

Lebih terperinci

Teknik Permainan Piano Goyang Borjuis, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013

Teknik Permainan Piano Goyang Borjuis, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Teknik Permainan Piano Goyang Borjuis, Sebuah Karya Musik Pada Ujian Karya Musik Jurusan Sendratasik Tahun 2013 Oleh: Dewi Nurlia Setyaningrum (092134248) Dosen Pembimbing: Drs. Heri Murbiyantoro, M. Pd

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banyak lagu langgam keroncong yang cukup terkenal diciptakan oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banyak lagu langgam keroncong yang cukup terkenal diciptakan oleh BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. LAGU-LAGU LANGGAM KERONCONG Banyak lagu langgam keroncong yang cukup terkenal diciptakan oleh komposer-komposer di tanah air. Dimana lagu-lagu tersebut memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga

BAB I PENDAHULUAN. (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), hlm.? 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Inspirator berasal dari kata bahasa Inggris inspiration (inspirasi, kata benda) yang artinya ilham --mendapatkan akhiran or untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Komposisi Musik Sonata Sonata merupakan jenis komposisi musik instrumental yang biasanya terdiri dari tiga sampai empat movement, namun dapat juga terdiri hingga lima movement.

Lebih terperinci

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013

Ear Training 2. Direktorat Pembinaan SMK 2013 ii KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan kekuatan, rahmat, dan hidayah-nya sehingga Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dapat

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN

JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN JURNAL TUGAS AKHIR ANALISIS STRUKTURAL PADA BAGIAN PERTAMA KONSERTO BIOLA, OP.64 DALAM E MINOR KARYA FELIX MENDELSSOHN SKRIPSI PERTUNJUKANN MUSIK Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik

BAB II KAJIAN TEORI. bahasa dan sastra, dan lain sebagainya. Menurut Banoe (2003 : 288), musik BAB II KAJIAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Pengertian musik. Sejarah perkembangan musik tidak dapat dilepaskan dari perkembangan budaya manusia. Hal ini disebabkan karena musik merupakan salah satu hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Arpeggio berasal dari bahasa Itali yang artinya Broken Chord (Kord Patah).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Arpeggio berasal dari bahasa Itali yang artinya Broken Chord (Kord Patah). BAB I PENDAHULUAN Laporan Resital ini merupakan deskripsi hasil pelaksanaan Resital tugas akhir yang bertajuk The Splash of Arpeggio and Tremolo at Night yang diselenggarakan di Recital Hall Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR

BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR BAB II KAJIAN DAN ANALISIS REPERTOAR A. Periode Barok 1. Pengantar Beberapa karakteristik music flute pada periode ini yaitu : a. Pola ritmik Pada masa ini pola ritmik lebih pasti, teratur, dan berulang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Musik adalah salah satu seni yang mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Susunan bunyi atau nada yang tercipta dalam suatu karya musik mempunyai karakter

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL

BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 7 BAB II LANDASAN KONSEPTUAL 2.1. Acuan Karya Di dalam proses pembuatan karya, seorang komposer pasti mempunyai referensi atau acuan karya yang banyak dipengaruhi oleh musisi-musisi lain karena sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan definisi istilah 1. Tema Tema adalah lagu pokok yang menjadi landasan pengembangan lagu, serangkaian melodi atau kalimat lagu yang merupakan elemen utama dalam konstruksi

Lebih terperinci

BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO

BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO Abstrak Musik keroncong merupakan musik asli Indonesia karena tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun perkembangannya tidak sebaik

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DATA. Bagian I Kehidupan Penjala Ikan.

BAB III ANALISIS DATA. Bagian I Kehidupan Penjala Ikan. BAB III ANALISIS DATA A. Kisah Kehidupan Simon Petrus Komposisi kehidupan tentang Simon Petrus, murid Tuhan, merupakan komposisi musik program yang bersifat naratif mengenai kisah yang diangkat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN

BAB 3 KARYA MUSIK MODERN BAB 3 KARYA MUSIK MODERN Dalam bab-bab terdahulu, kita telah belajar mengenai notasi musik, maupun harmoni musik modern. Oleh karena itu, pengetahuan itu dapat dikembangkan lagi dengan cara membuat karya

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE

LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE LAPORAN PENELITIAN CONDUCTOR ORCHESTRA DALAM KONSER JANUARY OVERTURE Oleh: Fu adi, S.Sn., M.A JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 0 A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Paduan Suara Choir atau paduan suara oleh M. Soeharto dijelaskan sebagai kesatuan sejumlah penyanyi dari beberapa jenis suara berbeda di bawah pimpinan seorang dirigen. 1 Suara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tema Resital dan Pemilihan Repertoar Resital merupakan ujian akhir yang wajib dilakukan bagi mahasiswa yang mengambil konsentrasi penyajian musik. Beberapa hal yang

Lebih terperinci

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa

MUSIK ANSAMBEL. A. Pengertian dan Jenis Musik Ansambel. Musik ansambel adalah bermain musik secara. bersama-sama dengan menggunakan beberapa Kompetensi Dasar 1. Menjelaskan simbol tempo dalam lagu 2. Menjelaskan makna ansambel 3. Menghubungkan antara simbol nada dengan elemen musik 4. Menghubungkan simbol nada dengan tempo dalam lagu 5. Memainkan

Lebih terperinci

BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO. Form and Analysis of Tanah Airku Keroncong Music Written by Kelly Puspito

BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO. Form and Analysis of Tanah Airku Keroncong Music Written by Kelly Puspito BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO Abdul Rachman Universitas Negeri Semarang, Kampus Sekaran Gunungpati Semarang E-mail: dulkemplinx@gmail.com Abstrak Musik keroncong merupakan

Lebih terperinci

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu.

GLOSSARIUM. Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. GLOSSARIUM Aksentuasi adalah tekanan yang bersifat lemah dan kuat pada kata-kata maupun melodi lagu. Alliteration, yaitu teknik pengulangan bunyi awal yang sama secara berturutturut. Ambitus (range ),

Lebih terperinci

FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN

FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN FANTASIA DALAM G MAYOR KOMPOSISI UNTUK PIANO EMPAT TANGAN SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Musik Disusun oleh : Stefani Halim NIM : 852012007 PROGRAM STUDI SENI MUSIK

Lebih terperinci