ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI"

Transkripsi

1 ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI DANA ZAKAT DAN DANA KEBAJIKAN BERDASARKAN PSAK SYARIAH PADA BMT RAHMAT SYARIAH SEMEN KEDIRI Grasia Andiana UN PGRI Kediri Badrus Zaman, M.Ak. UN PGRI Kediri Abstract This research is based on the fact that the application of zakat fund accounting and the virtue fund in sharia micro finance institution such as BMT must be in accordance with the guidelines or standard that have been set namely Sharia Statement of Financial Accounting Standards (PSAK) which aims to report presented can be understood by the parties So that the public can monitor the performance of Islamic financial institutions. This research uses qualitative approach with qualitative descriptive analysis method. The object of research is BMT Rahmat Sharia Semen Kediri and data collection techniques using observation, interview, documentation, and literature study related to the object of research. The results of research show are BMT Rahmat Sharia Semen Kediri has applied Sharia PSAK No.101 for accounting of zakat fund although still not fully in accordance with Sharia PSAK No.101, BMT Rahmat Sharia Semen Kediri has applied Sharia PSAK No. 101 for the accounting of a benevolent fund although it is still not fully compliant with Sharia PSAK No.101. Keywords: Zakah Fund, Virtue Fund, Sharia PSAK, BMT. Abstrak Penelitian ini dilatar belakangi bahwa penerapan akuntansi dan pada lembaga keuangan mikro syariah seperti BMT haruslah sesuai dengan pedoman atau standar yang telah ditetapkan yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah yang bertujuan agar laporan yang disajikan dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan sehingga publik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga keuangan syariah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif kualitatif. Objek penelitian yaitu BMT Rahmat Syariah Semen Kediri dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, serta studi kepustakaan yang berhubungan dengan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi meskipun masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101, BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi meskipun masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101. Kata kunci : Dana Zakat, Dana, PSAK Syariah, BMT. PENDAHULUAN Baitul Maal Wat Tamwil atau yang dikenal dengan sebutan BMT merupakan sebuah lembaga keuangan mikro yang dioperasikan dengan prinsip syari ah. BMT bergerak dalam dua fungsi, yakni sebagai Baitul Maal (Lembaga Sosial) dan Baitul Tamwil (Lembaga Bisnis) dengan sistem bagi hasil. Salah satu kegiatan BMT sebagai Baitul Maal (Lembaga Sosial) adalah kegiatan penyaluran dan dana. Dana zakat dan termasuk dalam ranah keuangan publik, dana yang dihimpun dari masyarakat oleh badan amil harus dipertanggungjawabkan secara terbuka. Hal ini menjadi keharusan dan tidak boleh diabaikan, karena dapat berdampak besar terhadap kepercayaan masyarakat (Hafidhuddin, 2011). Oleh karena itu dalam pengelolaan dan yang dilakukan oleh entitas syariah haruslah dilakukan secara transparan. BMT dalam mengelola dan dana sudah pasti menerapkan akuntansi untuk mencatat transaksi keuangan yang berguna untuk memberikan informasi pada pihak yang berkepentingan. Dalam pencatatan transaksi keuangan, dibutuhkan suatu standar baku sebagai acuan semua pihak yang bertujuan untuk menciptakan keseragaman dalam pelaporan keuangan. Oleh sebab itu, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah sebagai pedoman bagi lembaga keuangan syariah seperti BMT dalam menyusun laporan keuangannya. PSAK Syariah yang mengatur tentang akuntansi dan berisi 357

2 tentang definisi, pengakuan dan pengukuran, penyajian, serta pengungkapan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan operasional dalam hal penyaluran dan. Dengan adanya PSAK Syariah, maka diharapkan laporan yang disajikan oleh lembaga keuangan syariah seperti BMT dapat dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan sehingga publik dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja lembaga keuangan syariah tersebut. PSAK Syariah yang dianut dalam hubungannya dengan penerapan akuntansi dan dana adalah PSAK Syariah No Pada tahun 2010 BMT Rahmat Syariah Semen sebenarnya sudah mulai menerapkan akuntansi tentang zakat yang dilaporkan dalam bentuk laporan Zakat Infaq Sodaqoh (ZIS) namun hal itu belum sesuai dengan PSAK Syariah No Baitul Maal Wat Tamwil Menurut Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK, 2011), BMT merupakan lembaga keuangan mikro syariah yang kegiatan utamanya bergerak di bidang baitul maal (lembaga sosial) dan baitut tamwil (lembaga bisnis). 2. Dana Zakat Dari segi bahasa, zakat memiliki kata dasar zaka yang berarti berkah, tumbuh, suci, bersih, dan baik. Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013:278), zakat merupakan kewajiban dari Allah SWT untuk memeberikan sebagian harta kepada yang berhak menerima dengan ketentuan dan syarat-syarat tertentu. Menurut Ascarya (2007:9), zakat merupakan sebagian harta yang dengan syarat-syarat tertentu diberikan kepada kaum yang berhak sebagai bentuk kewajiban dari Allah SWT untuk orang yang mampu. 3. Dana Menurut Yaya dkk (2014:284), merupakan dana sosial di luar zakat yang diterima dari masyarakat untuk dikelola oleh bank syariah. Awalnya ini disebut dengan dana Qardh namun kemudian diganti dengan istilah dana karena lebih bersifat fleksibel baik dalam hal sumber maupun ya. Sumber menurut PSAK 101 terdiri atas : infaq, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang undangan yang berlaku, pengembalian produktif, denda, dan pendapatan non halal. Sedangkan dana dipergunakan untuk produktif, sumbangan, dan lainnya untuk kepentingan umum. a. Infak Menurut Nurhayati (2013) dalam jurnal Syawal dan Diana (2014), infaq berarti mengeluarkan harta sebagai bentuk manifestasi ketaatan pada Allah SWT. Syawal dan Diana (2014:3) menyatakan bahwa menurut UU No 23 Tahun 2011 infaq adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum. b. Sedekah Menurut Mu is (2011) dalam jurnal Syawal (2014), sedekah adalah memberikan sebagian harta pada kaum yang berhak tanpa disertai syarat dan aturan tertentu. Menurut Nurhayati (2013 : 285), sedekah adalah segala macam pemberian yang dilakukan untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT. c. Hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang undangan yang berlaku Menurut UU Wakaf No.41 Tahun 2004 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa wakaf adalah perbuatan hukum wakif untuk memisahkan/ memberikan sebagian harta miliknya guna dimanfaatkan untuk kepentingan sosial/ ibadah baik untuk selamanya atau dengan jangka waktu tertentu dan harta yang diwakafkan tidak boleh dijadikan jaminan, ditukar, ataupun dialihkan haknya d. Pengembalian Dana Produktif (Qardhul Hasan) Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013 : 259), Qardhul Hasan artinya pinjaman yang hanya perlu dikembalikan sebesar angsuran pokoknya saja tanpa adanya bunga dan ini sudah sesuai dengan ketentuan syariah. Sedangkan menurut Yaya dkk (2014:287), Qardhul Hasan berarti menyerahkan harta kepada orang yang menggunakannya untuk dikembalikan gantinya sewaktu-waktu. e. Denda Menurut Yaya dkk (2014: 285), denda merupakan hukuman atau sanksi berupa uang yang diberikan bank syariah kepada nasabah yang mampu tetapi dengan sengaja menunda pembayaran pinjamannya. f. Pendapatan Non Halal Menurut Yaya dkk (2014: 285), pendapatan non halal adalah pendapatan yang diterima bank syariah yang berasal dari bunga bank konvensional sebagai bentuk adanya transaksi yang terjadi antara bank syariah dengan lembaga keuangan yang tidak menerapkan skema syariah. Sehingga pendapatan ini 358

3 harus diakui sebagai tambahan dan bukan sebagai pendapatan operasional. g. Sumbangan/Hibah Menurut Yaya dkk (2014:285), sumbangan/hibah merupakan salah satu bentuk sedekah sunah yang bersifat universal dalam arti bantuan yang mungkin berasal dari pihak non muslim atau dari instansi yang cenderung memakai istilah umum untuk memberikan suatu bantuan. 4. PSAK Syariah Sebuah entitas syariah dalam membuat laporan keuangan haruslah berpedoman pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Syariah. Dana zakat dan merupakan bagian dari PSAK Syariah No.101 tentang laporan keuangan entitas syariah. Menurut Hana Rahmanida (2015), PSAK 101 mengatur penyajian dan pengungkapan laporan keuangan entitas syariah guna mencapai tujuan entitas. a. Sumber dan Penggunaan Dana Zakat Menurut Rifqi (2008) dalam jurnal Umi dan Murtadho (2014) menyatakan laporan sumber dan merupakan informasi keuangan yang berisi rekapitulasi penerimaan zakat yang dikelola oleh entitas syariah. Menurut PSAK 101, entitas syariah menyajikan laporan sumber dan dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan : 1) Dana zakat berasal dari wajib zakat; 2) Dari dalam entitas syariah; 3) Dari pihak luar entitas syariah 4) Penyaluran melalui entitas pengelola zakat sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku 5) Kenaikan atau penurunan 6) Saldo awal ; dan 7) Saldo akhir Hal-hal yang harus diungkapkan terkait transaksi menurut Yaya dkk (2014: 283) antara lain : 1) Sumber yang berasal dari internal entitas syariah; 2) Sumber yang berasal dari eksternal entitas syariah; 3) Kebijakan penyaluran zakat; dan 4) Proporsi dana yang disalurkan untuk masingmasing penerima zakat yang diklasifikasikan menjadi pihak berelasi dan pihak ketiga. b. Sumber dan Penggunaan Dana Menurut PSAK 101, entitas syariah menyajikan laporan sumber dan dana sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukkan : 1) Sumber berasal dari penerimaan infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, pengembalian produktif, denda, dan pendapatan nonhalal. 2) Penggunaan untuk dana produktif, sumbangan, dan lain untuk kepentingan umum 3) Kenaikan atau penurunan sumber dana 4) Saldo awal 5) Saldo akhir Menurut PSAK 101, penerimaan dana oleh entitas syariah diakui sebagai liabilitas paling likuid dan diakui sebagai pengurang liabilitas ketika disalurkan. Hal-hal yang harus diungkapkan terkait transaksi menurut Yaya dkk (2014: 287) antara lain : 1) Sumber 2) Kebijakan penyaluran kepada masing-masing penerima 3) Proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima yaitu pihak berelasi dan pihak ketiga 4) Alasan terjadinya dan atas penerimaan non halal METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2014: 9), metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Menurut Sanusi (2011:13) penelitian deskriptif adalah desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian. Penelitian deskriptif berfokus pada penjelasan sistematis tentang fakta yang diperoleh saat penelitian dilakukan. Pada penelitian ini data diperoleh dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data dilakukan dengan cara menganalisis pencatatan transaksi dan pelaporan dan di BMT Rahmat Syariah lalu membandingkannya dengan prosedur 359

4 pencatatan dan pelaporan berdasarkan PSAK Syariah No.101 guna menghasilkan kesimpulan hasil penelitian. a. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penerimaan dari internal entitas syariah dijurnal : HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum BMT Rahmat Syariah Cr.Dana zakat BMT Rahmat Syariah didirikan sebelum tahun 2003 yang dulunya berawal dari koperasi karyawan di suatu perusahaan lalu dikembangkan menjadi BMT oleh sejumlah orang karena mereka memiliki visi dan misi yang sama dengan tanggal resmi pendirian yaitu pada tanggal 25 Agustus 2003 dan mulai memiliki badan hukum pada September Dasar operasional KSU BMT Rahmat Syariah yaitu Sertifikat Presiden RI 7 Desember 1995 tentang pengukuhan BMT sebagai gerakan ekonomi nasional serta Badan Hukum KSU BMT Rahmat Syari ah No.175 Tahun Visi BMT Rahmat Syariah yaitu Bersama KSU BMT Rahmat Syariah Menjadikan Seluruh Anggota Sejahtera, Mandiri, Bermartabat dan Beriman dengan Berpedoman pada Prinsip Syariah. Misi BMT Rahmat Syariah antara lain : 1) Berusaha memfasilitasi seluruh kebutuhan anggota dengan membangun jaringan pada mayarakat atas dasar tolong menolong dan gotong royong yang berpedoman pada prinsip syariah. 2) Selalu berperan aktif mendampingi dan mendorong anggota untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memacu pertumbuhan kegiatan usahanya. 3) Mendorong jiwa sosial, kepedulian, serta kebersamaan seluruh anggota dan masyarakat dengan menggalakkan kegiatan zakat, infaq, sedekah,pengajian, dan kegiatan keagamaan. Prinsip kerja BMT Rahmat Syariah meliputi prinsip operasional, prinsip bagi hasil, serta prinsip jual beli. Sebagai lembaga bisnis, BMT Rahmat Syariah mengelola dana simpanan dan pembiayaan. Produk-produk simpanan BMT Rahmat Syariah meliputi : simpanan pokok khusus (simpokus), simpanan mudharabah (simuda), simpanan berjangka (sijaka), simpanan pendidikan (sidik), dan simpanan pensiun barokah (sipensi berkah). Untuk produk pembiayaan meliputi : pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, Ba i Bitsaman Ajil, dan Qardhul Hasan. Sedangkan sebagai lembaga sosial, BMT Rahmat Syariah mengelola dan dana. 2. Pencatatan Transaksi Dana Zakat Praktik pencatatan transaksi di BMT Rahmat Syariah meliputi pencatatan dalam bentuk jurnal dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Pencatatan di sini meliputi akun-akun yang digunakan BMT pada saat terjadi transaksi yang berhubungan dengan. Cr.Dana zakat Pada transaksi di atas, penerimaan dari pihak internal entitas syariah dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan dari pihak internal diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dari pihak internal entitas sudah sesuai dengan PSAK No.101. b. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penerimaan dari eksternal entitas syariah dijurnal : Cr.Dana zakat Cr.Dana zakat Pada transaksi di atas, penerimaan dari pihak eksternal entitas syariah dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan dari pihak eksternal diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dari pihak eksternal entitas sudah sesuai dengan PSAK No.101. c. Pada PSAK Syariah No. 101 transaksi penyaluran kepada para mustahiq dijurnal : Dr.Dana Zakat Dr.Dana Zakat 360

5 Pada transaksi di atas, penyaluran kepada para mustahiq yang disebut asnaf (8 golongan yang berhak menerima zakat) dalam PSAK No.101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena telah disalurkan. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penyaluran kepada mustahiq diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penyaluran kepada para mustahiq sudah sesuai dengan PSAK No Penyajian Dana Zakat Berdasarkan PSAK Syariah No.101 Sumber dan Penggunaan Dana Zakat BMT Rahmat Syariah mengacu pada PSAK Syariah No.101 di mana laporan ini merupakan hasil penyajian dari akun-akun sebelumnya yang telah tercatat pada transaksi jurnal. Adapun perbandingan penyajian laporan sumber dan berdasarkan PSAK No. 101 dan di BMT Rahmat Syariah adalah sebagai berikut : Tabel 1 Sumber dan Penggunaan Dana Zakat KSU BMT Rahmat Syariah Kediri Untuk Tahun 20XX Uraian I. Sumber Dana Zakat 1. Zakat dari SHU Anggota tahun buku 20XX Sumber dana Zakat II. Penggunaan Dana Zakat 1. Fakir miskin 2. Ghorim 3. Amil zakat Penggunaan Dana Zakat Kenaikan / Penurunan Atas Sumber Dana Zakat Saldo Dana Zakat Awal Tahun Saldo Dana Zakat Akhir Tahun Sumber : BMT Rahmat Syariah Tabel 2 Sumber dan Penggunaan Dana Zakat PT Bank Syariah X Untuk Tahun 20XX Uraian I. Sumber Dana Zakat 1. Zakat dari dalam bank syariah 2. Zakat dari pihak luar bank syariah Rp Sumber dana Zakat xxx II. Penggunaan Dana Zakat 1. Fakir 2. Miskin 3. Amil 4. Muallaf 5. Gharim 6. Riqab 7. Fisabilillah 8. Ibnu sabil (Rp Penggunaan Dana Zakat xxx) Kenaikan (Penurunan) Dana Zakat Saldo Awal Dana Zakat Saldo Akhir Dana Zakat Sumber : PSAK Syariah No.101 Untuk mengetahui apakah laporan yang disajikan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 atau belum maka dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 3 Perbandingan Dana Zakat Berdasarkan PSAK Syariah No 101 dengan Dana Zakat BMT Rahmat Syariah Pengungkapan Informasi Judul Sumber dana zakat Dana Zakat PSAK No. 101 sumber dan Dari internal dan eksternal bank syariah Dana Zakat BMT Rahmat Syariah sumber dan Untuk saat ini masih berasal dari pihak internal BMT Rahmat Syariah yaitu 361

6 Penggunaan dana zakat Lanjutan Tabel 3 Pengungkapan Informasi Kondisi dana zakat Saldo awal Saldo akhir Seminar Nasional Manajemen Ekonomi Akuntansi (SENMEA) 2017 UNPGRI KEDIRI para anggota berlaku. BMT Rahmat Syariah langsung Zakat Zakat menyalurkan sendiri kepada para disalurkan disalurkan mustahiq tanpa melalui entitas utama pengelola melalui entitas sendiri oleh zakat karena BMT Rahmat selain sebagai pengelola BMT Rahmat lembaga bisnis (Baitut Tamwil) juga sebagai zakat untuk untuk para lembaga sosial (Baitul Maal). para asnaf (8 asnaf 4) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat golongan khususnya mengungkapkan kebijakan penerima untuk kaum zakat) dhuafa (fakir Dana Zakat PSAK No. 101 Kenaikan atau penurunan Saldo awal Saldo akhir miskin). Dana Zakat BMT Rahmat Syariah Kenaikan atau penurunan atas sumber dana zakat Saldo dana zakat awal tahun Saldo dana zakat akhir tahun Sumber : Data hasil olahan Analisis : 1) Komponen laporan sumber dan dana zakat BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 yang didalamnya disajikan informasi tentang : sumber yang berasal dari pihak internal dan eksternal entitas syariah,, kondisi kenaikan/penurunan, saldo awal, dan saldo akhir. 2) Pihak BMT Rahmat Syariah mengelola yang untuk saat ini masih berasal dari pihak internal BMT saja yaitu para anggota yang meliputi para pendiri BMT Rahmat dan para anggota biasa dan hal ini telah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 118 tentang Sumber dan Penyaluran Dana Zakat yang berbunyi Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan penyaluran dana zakat sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan berasal dari wajib zakat yaitu dari dalam entitas syariah dan dari pihak luar entitas syariah. 3) Zakat yang dikelola BMT Rahmat Syariah langsung disalurkan kepada para asnaf khususnya untuk kaum fakir miskin dan ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 karena dalam PSAK Syariah No.101 telah dijelaskan bahwa Penyaluran melalui entitas pengelola zakat sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan yang penyaluran/pendistribusian yaitu apabila jumlah anggota BMT Rahmat di sebuah desa di Kecamatan Semen lebih banyak daripada jumlah anggota di desa lainnya, maka otomatis akan mendapatkan jumlah zakat yang lebih banyak pula dan hal ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 122 bahwa Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai kebijakan penyaluran zakat. 5) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah tidak mematok proporsi khusus berapa persen dalam penyaluran untuk tiap penerima zakat namun hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 bahwa Entitas syariah harus mengungkapkan proporsi dana yang disalurkan untuk masingmasing penerima zakat. 4. Pencatatan Transaksi Dana Praktik pencatatan transaksi dana di BMT Rahmat Syariah meliputi pencatatan dalam bentuk jurnal dan penyajiannya dalam laporan keuangan. Pencatatan di sini meliputi akun-akun yang digunakan BMT pada saat terjadi transaksi yang berhubungan dengan. a. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dari infak dijurnal: Cr.Dana Cr.Dana Pada transaksi penerimaan dari infak, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan infak diakui sebagai dana dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait 362

7 penerimaan dari infak sudah sesuai berarti nilai piutang Qardhul Hasan dengan PSAK No.101. berkurang karena ada pengembalian piutang b. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan tersebut dan hal ini belum sesuai dengan dari sedekah dijurnal : PSAK No.101. e. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi Cr.Dana penerimaan dari denda dijurnal : Cr.Dana Cr.Dana Pada transaksi penerimaan dari sedekah, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan sedekah diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dari sedekah sudah sesuai dengan PSAK No.101. c. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dari pengelolaan wakaf dijurnal : Cr.Dana Tidak dijurnal Pada transaksi penerimaan dari hasil pengelolaan wakaf, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk transaksi ini pihak BMT Rahmat Syariah tidak mencatatnya karena BMT Rahmat tidak mengelola dana wakaf. d. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dari pengembalian produktif dijurnal : Cr.Dana Cr.Piutang Qardhul Hasan Pada transaksi penerimaan dari pengembalian produktif (Qardhul Hasan) dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dana dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai piutang Qardhul Hasan dan berada di sebelah kredit yang Cr.Dana Pada transaksi penerimaan dari denda, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu penerimaan denda diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait penerimaan dari denda sudah sesuai dengan PSAK No.101. f. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi penerimaan dari pendapatan non halal dijurnal : Cr.Dana Cr.Pendapatan lain-lain Pada transaksi penerimaan dari pendapatan non halal, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi kredit yang berarti nilainya bertambah karena ada penerimaan dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai pendapatan lain-lain dan berada di sebelah kredit yang berarti akun pendapatan bertambah dan hal ini belum sesuai dengan PSAK No.101. Berdasarkan hasil wawancara, pendapatan non halal yang didapat dari penerimaan bunga bank konvensional masih diperlakukan sebagai pendapatan lain-lain karena besarnya dinilai belum cukup signifikan mengingat besarnya bunga bank biasanya lebih kecil atau bahkan tidak cukup untuk membayar biaya administrasi yang harus dikeluarkan pihak BMT Rahmat Syariah sehingga pihak BMT belum membuatkan akun tersendiri. 363

8 g. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi untuk produktif dijurnal : Dr.Dana Dr.Piutang Qardhul Hasan Pada transaksi untuk produktif, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah diakui sebagai piutang Qardhul Hasan dan berada di sebelah debet yang berarti akun piutang bertambah karena ada penerimaan piutang dan hal ini belum sesuai dengan PSAK No.101. Berdasarkan hasil wawancara, dahulu BMT Rahmat pernah mengelola produktif (Qardhul Hasan) namun sekarang ditiadakan karena BMT masih belum menemukan pihak yang layak yang pantas untuk mendapatkan pembiayaan Qardhul Hasan sesuai kriteria. h. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi untuk sumbangan dijurnal : Dr.Dana Dr.Dana Pada transaksi untuk sumbangan, dalam PSAK No. 101 diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu untuk sumbangan diakui sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK No.101. i. Pada PSAK Syariah No.101 transaksi untuk kepentingan umum dijurnal : Dr.Dana Dr.Dana sebagai dan akun tersebut berada di sisi debet yang berarti nilainya berkurang karena ada dana. Sementara untuk pencatatan di BMT Rahmat Syariah juga sama dengan PSAK No.101 yaitu untuk kepentingan umum diakui sebagai dana dan akun tersebut berada di sisi debet dan ini berarti pencatatan yang dilakukan BMT Rahmat Syariah terkait untuk kepentingan umum sudah sesuai dengan PSAK No Penyajian Dana Berdasarkan PSAK Syariah No.101 Sumber dan Penggunaan Dana BMT Rahmat Syariah mengacu pada PSAK Syariah No.101 di mana laporan ini merupakan hasil penyajian dari akun-akun sebelumnya yang telah tercatat pada transaksi jurnal. Adapun perbandingan penyajian laporan sumber dan berdasarkan PSAK No. 101 dan di BMT Rahmat Syariah adalah sebagai berikut : Tabel 4 Sumber dan Penggunaan Dana KSU BMT Rahmat Syariah Kediri Untuk Tahun 20XX Uraian I. Sumber Dana 1. Infaq dan shodaqoh 2. Ta'jir / denda pembiayaan bermasalah Sumber Dana II. Penggunaan Dana 1. Paket sembako fakir miskin 2. Pembiayaan Qardhul Hasan Penggunaan Dana Kenaikan / Penurunan Atas Sumber Dana Saldo Dana Awal Tahun Saldo Dana Akhir Tahun Sumber : BMT Rahmat Syariah Pada transaksi untuk kepentingan umum, dalam PSAK No. 101 diakui 364

9 Tabel 5 Dana Sumber dan Penggunaan Dana Pengungkapan Dana Informasi BMT Rahmat PT bank Syariah X PSAK 101 Syariah Untuk Tahun 20XX non halal Uraian I. Sumber Dana Infak dari bank syariah Sedekah Hasil pengelolaan wakaf Pengembalian produktif Denda Pendapatan non halal Sumber Dana II. Penggunaan Dana Dana produktif Sumbangan Penggunaan lainnya untuk kepentingan umum Penggunaan Dana () Kenaikan (Penurunan) Dana Saldo Awal Dana Saldo Akhir Dana Sumber : PSAK Syariah No.101 Untuk mengetahui apakah laporan yang disajikan BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 atau belum maka dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6 Perbandingan Dana Berdasarkan PSAK Syariah No 101 dengan Dana BMT Rahmat Syariah Pengungkapan Informasi Judul Sumber dana Dana PSAK 101 Sumber dan Penggunaan Dana Infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundangundangan yang berlaku, pengembalian produktif, denda, dan penerimaan Dana BMT Rahmat Syariah Sumber dan Penggunaan Dana Infaq anggota, shodaqoh, ta jir (denda keterlambatan dari anggota yang melakukan pembiayaan). Penggunaan dana Kondisi dana Saldo awal Saldo akhir Dana produktif, sumbangan, dan lain untuk kepentingan umum. Kenaikan (penurunan) Saldo awal Saldo akhir Sumber : Data hasil olahan Beasiswa, sumbangan, pembiayaan qardhul hasan, dan kegiatan sosial lainnya. Kenaikan/penur unan atas sumber dana Saldo dana awal tahun Saldo dana akhir tahun Analisis : 1) Komponen laporan sumber dan dana BMT Rahmat Syariah sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 yang didalamnya disajikan informasi tentang : sumber dana,, kondisi kenaikan/penurunan, saldo awal, dan saldo akhir. 2) Pihak BMT Rahmat Syariah mengelola dana yang berasal dari infaq anggota, shodaqoh, dan ta jir (denda keterlambatan dari anggota yang melakukan kredit pembiayaan). Dan hal ini telah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 123 tentang Sumber dan Penggunaan Dana yang berbunyi Entitas syariah menyajikan laporan sumber dan sebagai komponen utama laporan keuangan yang menunjukkan sumber berasal dari penerimaan infak, sedekah, hasil pengelolaan wakaf, pengembalian produktif, denda, dan penerimaan non halal. 3) Dana yang dikelola BMT Rahmat Syariah dipergunakan untuk pemberian beasiswa, sumbangan, dan kegiatan sosial lainnya dan ini sudah sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 123 yang menyatakan bahwa Penggunaan untuk dana 365

10 SARAN produktif, sumbangan, dan lain untuk kepentingan umum. 4) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah belum mengungkapkan secara jelas mengenai kebijakan penyaluran untuk tiap penerima dan hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 paragraf 127 bahwa Entitas syariah mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan mengenai kebijakan penyaluran kepada masing-masing penerima. 5) Berdasarkan hasil wawancara, BMT Rahmat Syariah tidak mematok proporsi khusus berapa persen dalam penyaluran untuk tiap penerima dana namun hanya disesuaikan dengan kebutuhan saja dan hal ini masih belum sepenuhnya sesuai dengan PSAK Syariah No.101 bahwa Entitas syariah harus mengungkapkan proporsi dana yang disalurkan untuk masing-masing penerima. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penerapan akuntansi dan di BMT Rahmat Syariah maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi meskipun masih belum sepenuhnya sesuai karena BMT Rahmat Syariah masih belum mengungkapkan proporsi dana yang harus disalurkan untuk masing-masing penerima zakat. 2. BMT Rahmat Syariah Semen Kediri telah menerapkan PSAK Syariah No.101 untuk akuntansi meskipun masih belum sepenuhnya sesuai yang disebabkan antara lain : a. BMT Rahmat Syariah belum mengungkapkan secara jelas mengenai kebijakan penyaluran dana untuk masing-masing penerima. b. BMT Rahmat Syariah masih belum mengungkapkan proporsi dana yang harus disalurkan untuk masing-masing penerima dana. c. BMT Rahmat Syariah masih memperlakukan bunga bank konvensional bukan sebagai penerimaan non halal tetapi sebagai pendapatan lain-lain. d. BMT Rahmat Syariah sebelumnya pernah mengelola produktif namun sekarang ditiadakan karena BMT Rahmat Syariah masih belum menemukan orang yang tepat untuk bisa dikategorikan layak dalam mendapatkan dana tersebut. Dan pada saat masih diterapkan, akun yang berpengaruh adalah akun piutang Qardhul Hasan dan ini masih belum sesuai dengan PSAK Syariah No.101 karena belum berpengaruh langsung terhadap akun Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti mencoba untuk memberikan beberapa saran pada semua pihak dan pada BMT Rahmat Syariah khususnya diantaranya : 1. BMT Rahmat Syariah sebaiknya mengungkapkan secara jelas dalam catatan atas laporan keuangan mengenai kebijakan penyaluran dana serta menentukan besarnya proporsi dana yang disalurkan dalam hal pengelolaan dan agar informasi keuangan yang disajikan lebih rinci dan mampu dipahami oleh banyak pihak. 2. Sebaiknya lembaga keuangan syariah konsisten dalam menerapkan PSAK Syariah yang berlaku dan menyesuaikan perubahannya sebagai acuan untuk mempermudah dalam pembuatan laporan keuangan dan sebagai sumber data bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian. 3. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat menyempurnakan penelitian ini dengan memperdalam analisis pembahasan mengenai penerapan pengelolaan dan dana di lembaga keuangan syariah lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ascarya Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Cholifah, A Penyajian Sumber dan Penggunaan Dana KJKS BMT Mandiri Sejahtera Gresik Berdasarkan Psak No Jurnal Akuntansi Integratif Vol.1, No.1. Diunduh pada tanggal 01 Juni Hafidhuddin,D PSAK Zakat Harus Dipaksakan, Majalah Akuntan Indonesia, No.3, September-Oktober Harianto,Syawal & Diana Analisis Penerapan Akuntansi Zakat, Infaq, dan Sedekah pada Baitul Mal Kota Lhokseumawe. Jurnal Ilmiah Dosen Jurusan Tata Niaga Politeknik Negeri Lhokseumawe. Diunduh pada tanggal 04 Oktober Ikatan Akuntan Indonesia SAK Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Jakarta: IAI. Naimah, U.F., & Ridwan, M Analisis Implementasi Akuntansi Syariah Di Bmt X 366

11 Kudus. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Stain Kudus. Diunduh pada tanggal 19 Desember Nurhayati, Sri., &Wasilah Akuntansi Syariah di Indonesia. Edisi 3.Jakarta: Salemba Empat. Pinbuk Modul Pelatihan Calon Pengelola Lembaga Keuangan Mikro Syariah Baitiul Maal Wat Tamwil (BMT).Tulungagung: Pinbuk. Rahmanida,H Penerapan PSAK No.101 Pada Penyusunan keuangan PT Bank Syariah Mandiri. Skripsi. Dipublikasikan. Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Sanusi,A Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Selayang pandang tentang BMT Rahmat Syariah. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Undang-Undang RI Nomor 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. (Online), tersedia : diunduh 11 Mei Yaya,R.,Aji E.M & Ahim A Akuntansi Perbankan Syariah. Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat. 367

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan

proses yaitu pencatatan dan penyajian sebagai berikut: 1 Laporan keuangan BMT disusun atas dasar cash basic. Dengan BAB IV ANALISIS PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 A. Penyajian Laporan Sumber dan Penggunaan Dana Kebajikan KJKS Mandiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi Islam mampu beradaptasi

Lebih terperinci

PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101

PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 Penyajian Laporan Sumber Dan Penggunaan Dana PENYAJIAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA KEBAJIKAN KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA GRESIK BERDASARKAN PSAK No. 101 Alif Kholifah Mahasiswa Alumni FEBI UINSA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI PSAK 109 TAHUN 2008 TERHADAP PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN 4.1. Perlakuan Akutansi (Ed PSAK 109) 1 Perilaku akuntansi dalam pembahasan ini mengacu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penerimaan dan penyaluran dana zakat, infak, sedekah yang telah dilakukan oleh A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Istutik (2013) meneliti mengenai penerapan standar akuntansi Zakat Infak/Sedekah (PSAK: 109) pada pertanggungjawaban keuangan atas aktivitas penerimaan

Lebih terperinci

BAB 13. AKUNTANSI TRANSAKSI DANA ZAKAT, DANA KEBAJIKAN, dan DANA PINJAMAN QARDH

BAB 13. AKUNTANSI TRANSAKSI DANA ZAKAT, DANA KEBAJIKAN, dan DANA PINJAMAN QARDH BAB 13 AKUNTANSI TRANSAKSI DANA ZAKAT, DANA KEBAJIKAN, dan DANA PINJAMAN QARDH AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer Yaya R., Martawiredja A.E., Abdurahim A. (2009). Salemba Empat

Lebih terperinci

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008

KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH. Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 KERANGKA DASAR LAPORAN KEUANGAN SYARIAH Budi Asmita, SE Ak, Msi Akuntansi Syariah Indonusa Esa Unggul, 2008 1 FUNGSI BANK SYARIAH Manajer Investasi Mudharabah Agen investasi Investor Penyedia jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di

BAB I PENDAHULUAN. konvensional yang telah berkembang pesat dalam perekonomian dunia maupun di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Veithzal (2008:1), Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah baik di level nasional maupun internasional telah memberikan gambaran bahwa sistem ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Masyarakat muslim Indonesia yang memegang teguh prinsip syari ah tentunya mengharapkan akan hadirnya

Lebih terperinci

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat

Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan. ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia selalu dihadapkan pada masalah ekonomi seperti kesenjangan ekonomi, kemiskinan, dan masalah-masalah lainnya. Namun banyak masyarakat yang tidak mengerti apa sebenarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan memiliki fungsi sebagai lembaga intermediasi yaitu menjadi penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana. Salah satu upaya dari

Lebih terperinci

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA

EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA EVALUASI PENERAPAN PSAK NO.109 TENTANG PELAPORAN KEUANGAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ/SHADAQAH PADA BAZNAS KOTA YOGYAKARTA Amita Vani Budiarti 1) Endang Masitoh 2) Yuli Chomsatu Samrotun 3) 1, 2, 3) Program

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang untuk mendirikan bank-bank yang berprinsip syariah. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta,

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Maal Watamwil (BMT), UII Pres Yogyakarta, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini kemiskinan hingga saat ini masih menjadi problem yang terjadi bangsa indonesia. Kemiskinan biasanya diukur dengan pendapatnya. Kemiskinan pada dasarnya dapat

Lebih terperinci

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109)

PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) PELATIHAN PEYUSUNAN LAPORAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ & SEDEKAH AKUNTANSI ZAKAT (BERDASARKAN PSAK SYARIAH NO. 109) Ilham Maulana Saud Dlingo, 28 Agustus 2016 DASAR HUKUM PENGELOLAAN ZAKAT Dasar Hukum 1.

Lebih terperinci

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH

SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH SOAL DAN JAWABAN AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH Guru Pembimbing Kelas : Nur Shollah, SH.I : SMK XI Pilihan Ganda : Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Perintah Allah tentang praktik akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat adalah kegiatan pinjam-meminjam. Pinjam-meminjam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan bermuamalah dari zaman ke zaman semakin bervariasi karena adanya kebutuhan yang memaksakan manusia untuk melakukan hal tersebut. Salah satu kegiatan transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan masyarakat muslim Indonesia akan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic Economic System), secara

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI ZAKAT PSAK 101 (LAMPIRAN C) DAN PSAK 109 PADA BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL (BAZNAS) LUBUK LINGGAU Mardho Tillah (mardhotillah17@gmail.com) Pembimbing l Fitriasuri, SE., Ak., M.M

Lebih terperinci

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013

SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF. BMT Al-Ridha Laporan posisi keuangan (Neraca) Per 31 Desember 2013 SIMULASI KASUS KOMPREHENSIF Sebuah BMT (Baitul Maal wa Tamlik) Al-Ridha didirikan pada 2003 dengan tujuan membantu para pengusaha usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dalam hal pembiayaan usaha dan juga

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh

AKUNTANSI BANK SYARIAH. Imam Subaweh AKUNTANSI BANK SYARIAH Imam Subaweh Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul

BAB 1 PENDAHULUAN. Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga. yang ada pada Alquran dan Hadist. Sesuai dengan namanya yaitu baitul 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Baitul Mal wa Tamwil atau di singkat BMT adalah lembaga keuangan mikro yang berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ada pada Alquran dan Hadist.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Bank berdasarkan prinsip syariah atau bank syariah atau bank Islam, seperti halnya bank konvensional, juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary

Lebih terperinci

AKUNTANSI BANK SYARIAH

AKUNTANSI BANK SYARIAH AKUNTANSI BANK SYARIAH Akuntansi Perbankan Syariah Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah (KDPPLK Bank Syariah) landasan konseptual jika tidak diatur, berlaku KDPPLK umum,

Lebih terperinci

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia

Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia Dr. Mulyaningrum Bakrie School of Management Jakarta, Indonesia PENDAHULUAN BMT berkembang dari kegiatan Baitul maal : bertugas menghimpun, mengelola dan menyalurkan Zakat, Infak dan Shodaqoh (ZIS) Baitul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Lembaga keuangan perbankan syariah merupakan salah satu lembaga ekonomi yang berfungsi sebagai lembaga pemberi jasa keuangan yang mendukung kegiatan sektor riil.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, (diakses pada 15 November 2015). 3

BAB I PENDAHULUAN. Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia,  (diakses pada 15 November 2015). 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan bank syariah dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan. Perbankan syariah di Indonesia telah menjadi tolak ukur keberhasilan pertumbuhan dan eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tatanan serta operasionalisasi ekonomi yang berprinsip syariah di Indonesia baru berkembang sejak kurang lebih satu dekade terakhir. Perkembangan ini dilatar belakangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT), BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dewasa ini, perkembangan perekonomian masyarakat dalam skala makro dan mikro, membuat lembaga keuangan khususnya lembaga keuangan syariah bersaing untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI. a. Penelitian yang dilakukan Umah dan Kristin,(2011) yang berjudul Penerapan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai zakat dapat dikatakan masih sangat terbatas. Adapun penelitian terdahulu yang mendasari dalam penelitian ini beserta persamaan dan perbedaannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum Good Corporate Governance merupakan sebuah sistem yang terdapat pada sebuah perusahaan atau badan usaha baik yang mencari laba maupun nirlaba yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) sebagai lembaga keuangan mikro syariah mempunyai peran yang cukup penting dalam mengembangkan aspek-aspek produksi dan investasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi. membawa misi sosial pada masyarakat, keberadaan BMT ditengah-tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai Lembaga keuangan Mikro Syariah BMT mempunyai dua sisi kelembagaan yang berbeda, tidak hanya berorientasi pada pengelolaan yang profit tetapi juga mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan

Lebih terperinci

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109)

Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Materi: 14 AKUNTANSI ZIS (PSAK 109) Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin_aftariz@yahoo.co.id atau afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Malang) Jl. MT. Haryono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran Bank Muammalat Indonesia (BMI) pada tahun 1992, telah memberikan inspirasi untuk membangun kembali sistem keuangan yang lebih dapat menyentuh kalangan bawah.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking. Peristilahan dengan menggunakan kata Islamic tidak dapat dilepaskan dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga Keuangan Mikro Syari ah memiliki segmen pasar yang sudah jelas yaitu masyarakat level menengah ke bawah, sehingga kegiatan Lembaga ini akan berpusat di sentra-sentra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu lembaga keuangan pembiayaan memiliki pola pelayanan yang khas, seperti sasaran nasabah, tipe kredit, serta cara pengajuan, penyaluran, dan pengembalian kredit.

Lebih terperinci

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGELOLAAN DANA SIMPANAN SYARI AH ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM TAHUN 2015 (STUDI KASUS DI KJKS BMT SURYA MADANI BOYOLALI) Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33.

BAB I PENDAHULUAN. H. Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm.33. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekitar tujuh tahun lamanya, sejak Indonesia mengalami krisis ekonomi dan moneter pada akhir tahun 1997, peranan Baitul Mal wa Tamwil (BMT) cukup besar dalam membantu

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Pengumpulan dan Pengelolaan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat 4.1.1. Mekanisme Pengumpulan Dana Zakat Pada Lembaga Amil Zakat (LAZ) Rumah Zakat Rumah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Akuntansi Syariah Menurut Hasbi Ramli (2005 : 56 ), Akuntansi syariah adalah suatu kegiatan identifikasi, klarifikasi, pendataan dan pelaporan melalui proses perhitungan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA

ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA ANALISIS PEMBIAYAAN MURABAHAH, MUDHARABAH, DAN MUSYARAKAH PADA BANK KALTIM SYARIAH DI SAMARINDA Jati Satria Pratama Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : Order.circlehope@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Islam dibangun di atas lima pilar yang terangkum dalam rukun Islam. Zakat yang merupakan rukun ketiga dari lima rukun Islam tersebut tidak seperti shalat ataupun puasa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan ekonomi Islam di Indonesia semakin lama semakin mendapatkan perhatian yang cukup serius dari masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi

BAB I PENDAHULUAN. Ketidakmampuan tersebut terutama dalam sisi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank Syari ah di Indonesia lahir sejak 1992. Bank syari ah pertama di Indonesia adalah Bank Muamalat Indonesia. Pada tahun 1992 hingga 1999, perkembangan Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang pemilihan judul Kemajuan ekonomi menjadi salah satu tolak ukur suatu negara untuk mendapatkan pengakuan dari negara lain, bahwa negara itu termasuk negara maju atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96.

BAB I PENDAHULUAN. 2004, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta: Ekonosia, 2003, h 96. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK) merasa prihatin terhadap usaha kecil dan menengah, sehingga mulai merumuskan sistem keuangan yang lebih sesuai dengan kondisi

Lebih terperinci

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL

BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL LAPORAN KEUANGAN BADAN AMIL ZAKAT NASIONAL UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2016 dan 2015 DAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2016 DAN 2015 Catatan 2016 2015 ASET Aset

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN 56 BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DI KJKS BMT ISTIQLAL PEKALONGAN Secara sosial ataupun ekonomi bahwa zakat adalah lembaga penjamin. Lewat institusi zakat, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mayoritas masyarakat Indonesia beragama Islam dan Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. 1 Agama Islam memiliki instrumen penting yang bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk

BAB I PENDAHULUAN. atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan badan hukum koperasi yang memberikan kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Lembaga keuangan tersebut diharapkan bisa menyokong seluruh bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya berbagai lembaga keuangan saat ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan masyarakat akan lembaga keuangan yang bisa mendukung perekonomian mereka. Lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fungsi utama perusahaan adalah melakukan strategi pemasaran. Strategi pemasaran merupakan suatu langkah yang direncanakan produsen sebelum produk dihasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu sektor yang berperan vital bagi pertumbuhan ekonomi suatu negara adalah sektor perbankan. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI

LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI LAPORAN AKTIFITAS YBM PLN JANUARI 2018 0 1. PENGHIMPUNAN 1.1 DATA MUZAKKI Jumlah muzakki Kantor Pusat pada bulan Januari Tahun 2018 sebanyak 1.996 orang (meningkat 733 orang atau 63,2% dibanding bulan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN

BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN BAB III DESKRIPSI KJKS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG PASAR KRANJI PACIRAN LAMONGAN A. Gambaran Umum KJKS BMT Mandiri Sekjahtera Karangcangkring Jawa Timur 1. Latar Belakang Berdirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis. ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengelola bumi secara amanah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Akuntansi syariah yang berlandaskan nilai Al-Qur an dan Al-Hadis membantu manusia untuk menyelenggarakan praktik ekonomi yang berhubungan dengan pengakuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini cukup pesat, ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Sejak tahun 1992, perkembangan lembaga keuangan syariah terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dilihat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000

Dr. Aset Ijarah 1,000,000,000 Soal 1 SOAL IJARAH Harga 1,000,000,000 Nilai sisa 200,000,000 Fair Value 250,000,000 Biaya perbaikan 120,000,000 Pendapatan sewa bersih pertahun 30,000,000 Perhitungan sewa per tahun : keuntungan pertahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan kualitas perekonomian masyarakat, dana sangat penting untuk memenuhi segala kebutuhan hidup serta menggerakkan roda perekonomian.

Lebih terperinci

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS

LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS LAPORAN AKTIVITAS JANUARI - FEBRUARI T A H U N 2 0 1 8 UNIT YBM PLN PUSAT DAN DANA KKS YAYASANBAITULMAALPLN JLTrunojoyoBlokM1/135KebayoranBaru JakartaSelatan 0217261122ext1574 email:ybm@pln.co.id-www.ybmpln.org

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah menjelaskan, praktik perbankan syari ah di masa sekarang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berawal dari munculnya perbankan syari ah di Indonesia pada era 1990-an, pertumbuhan bank syari ah di indonesia saat ini begitu pesat. Hal tersebut ditandai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur

BAB I PENDAHULUAN. unsur-unsur yang dilarang, berupa unsur perjudian (maisyir), unsur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan sebagai entitas bisnis yang berperan penting dalam kegiatan pembangunan mengalami perkembangan yang signifikan. Paket kebijakan Oktober 1988, Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5

BAB I PENDAHULUAN. 1 G. Kartasapoetra, Praktek Pengelolaan Koperasi, Jakarta: Rineka Cipta, 2013, h.5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi syariah merupakan lembaga keuangan mikro yang menghimpun dana dari anggota dan menyalurkanya kepada anggota untuk mensejahterakan taraf hidup para anggota koperasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akuntansi zakat, PSAK 109, Lembaga Amil Zakat dan rerangka pemikiran. Selain itu BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab II menjelaskan mengenai landasan teori dan konsep yang mendukung penelitian, yaitu pengertian zakat, infak/sedekah, kompetensi sumber daya manusia, akuntansi zakat, PSAK 109,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan koperasi dalam perekonomian Indonesia walaupun tidak menempati porsi besar akan tetapi perkembangannya mengalami kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945.

sebagai anggota dengan bekerjasama secara kekeluargaan. Koperasi di Indonesia berlandaskan pancasila dan undang-undang dasar 1945. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Koperasi merupakan suatu perkumpulan yang beranggotakan orangorang atau badan-badan hukum koperasi memberikan masuk dan keluar sebagai anggota dengan bekerjasama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk

BAB I PENDAHULUAN. terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian usaha yang terencana yang dilakukan secara sadar oleh masyarakat atau pemerintah untuk mengubah kepada suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem keuangan syariah merupakan subsistem dari sistem ekonomi syariah. Ekonomi syariah merupakan bagian dari sistem ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. memilih perbankan yang sesuai dengan kebutuhan, baik perseorangan maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi yang berdampak pada pesatnya kemajuan industri perbankan dan jasa keuangan beberapa tahun terakhir ini, menuntut masyarakat untuk memilih perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun disebut Bank Syariah, yang diawali dengan berdirinya Bank Muamalat A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia telah mengalami perkembangan pesat. Pemerintah mengeluarkan UU No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan Syariah, yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan sebagai salah satu lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan suatu Negara, apalagi Negara yang sedang berkembang seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia yang berkembang pesat menunjukkan kontribusi yang positif bagi perekonomian domestik nasional. 1 Lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007)

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan permodalan tidak mudah diperoleh. 1. Mudharabah BMT Bina Umat Sejahtera Semarang (Universitas Negeri Semarang, 2007) A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Perekonomian Indonesia yang kini semakin memprihatinkan dan tuntutan masyarakat terhadap perbaikan sistem ekonomi dirasakan perlu adanya sumber-sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. of founds) dengan pihak yang mengalami kekurangan dana. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbicara tentang kesejahteraan tidak akan lepas dengan lembaga keuangan. Lembaga keuangan telah berperan sangat besar dalam pengembangan dan pertumbuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian 16 1 BAB I BAB V PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran- saran dari hasil analisis data pada bab-bab sebelumnyayang dapat dijadikan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal

BAB I PENDAHULUAN. kajiannya. Lebaga ini berdiri berdasarkan SK Rektor No.Un.3/Kp.07.6/104/2007 tanggal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang El-Zawa UIN Maliki Malang merupakan lembaga pusat kajian zakat dan wakaf dan merupakan sebuah unit khusus di lingkungan Universitas Islam Negeri (UIN) Maliki Malang,

Lebih terperinci

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN:

Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 Analisis Akuntansi Syari ah tentang Penyajian Laporan Keuangan pada Organisasi Nirlaba (Studi Kasus Yayasan PAUD Kober An'Nur) Analysis of Islamic

Lebih terperinci

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi)

ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALISIS AKUNTANSI SYARI AH TENTANG PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN PADA ORGANISASI NIRLABA (Studi kasus pada Yayasan Paud Kober An Nur Cimahi) ANALYSIS OF ISLAMIC ACCOUNTING PRESENTATION OF FINANCIAL STATEMENTS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pengembangan Perbankan Syariah di Indonesia tidak akan terlepas dari peranan Kebijakan Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat melaksanakan pengendalian moneter berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia memiliki kebutuhan hidup yang beragam jenisnya baik yang bersifat fisik maupun rohani. Sebagaimana diketahui bahwa Allah SWT telah menjadikan manusia

Lebih terperinci

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB

ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-2159 ANALISIS PSAK 102 (REVISI 2013) TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA PRODUK KEPEMILIKAN KENDARAAN BERMOTOR (KKB) BRISYARIAH IB 1 Renka Suka Alamsyah,

Lebih terperinci

Muhammad et al, Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Asembagus...

Muhammad et al, Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Asembagus... 1 Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Murabahah Pada BMT UGT Sidogiri Capem Asembagus (Accounting Treatment Of Murabahah Financing On BMT UGT Sidogiri Capem Asembagus) Muhammad Lutfi, Ririn Irmadariyani, Djoko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan non bank merupakan lembaga keuangan yang menyediakan dana baik itu digunakan untuk investasi atau untuk konsumsi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 tentang Perkoperasian, PP RI No. 9 Tahun 1995 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BMT adalah koperasi, dalam melakukan kegiatan usahanya baik berupa menghimpun dana maupun menyalurkannya mengacu pada aturan UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, P3EI Press, Yogyakarta, 2008, hlm

BAB I PENDAHULUAN. Rifqi Muhammad, Akuntansi Keuangan Syariah Konsep dan Implementasi PSAK Syariah, P3EI Press, Yogyakarta, 2008, hlm 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Seiring dengan hal tersebut, lembaga keuangan syariah yang ruang lingkupnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang hanya mengejar target pendapatan masing-masing, sehingga tujuan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya lembaga keuangan makro maupun mikro yang tersebar ke berbagai pelosok tanah air, rupanya belum mencapai kondisi yang ideal jika diamati secara teliti.

Lebih terperinci

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH AKUNTANSI DAN KEUANGAN SYARIAH SESI 12: Akuntansi Zakat Infak Shadaqah Achmad Zaky,MSA.,Ak.,SAS.,CMA.,CA DEFINISI. JENIS Zakat Infaq Shadaqah PENGERTIAN aktivitas memberikan harta tertentu yang diwajibkan

Lebih terperinci

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung

Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi Mudharabah Pada BMT Itqan Bandung Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2016-01-07 Tinjauan Penerapan Psak N0.105 Tentang Akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan komprehensif yang berarti Islam menerangkan seluruh aspek kehidupan, baik ritual (ibadah) maupun sosial

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI SYARIAH DI BMT X KUDUS

ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI SYARIAH DI BMT X KUDUS ANALISIS IMPLEMENTASI AKUNTANSI SYARIAH DI BMT X KUDUS Umi Fauzul Naimah dan Murtadho Ridwan STAIN Kudus Email: adle_hr@yahoo.com Abstrak Kajian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi akuntansi syariah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004. tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarnya Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Nomor 91/Kep/IV/KUKM/IX/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad, Sistem Bagi Hasil dan Pricing Bank Syariah, Yogyakarta: UII Press, 2016, h. 1. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bank syariah lahir sebagai salah satu solusi alternatif terhadap persoalan pertentangan antara bunga bank dengan riba. Dengan demikian, keinginan umat Islam

Lebih terperinci

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109)

Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Workshop Pengelola NU CARE-LAZISNU JATIM AKUNTANSI LAZIS (PSAK 109) Jombang, 01 April 2017 Afifudin, SE., M.SA., Ak. E-mail: afifudin26@gmail.comm (Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Lebih terperinci

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si. Syarat Transaksi sesuai Syariah a.l : Tidak Mengandung unsur kedzaliman Bukan Riba Tidak membahayakan pihak sendiri atau pihak lain.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank Islam merupakan suatu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan

Lebih terperinci