BAB I PENDAHULUAN. pengendalian internal yang baik agar semua komponen dalam perusahaan berjalan

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya industri perbankan menuntut para pelaksana kerja untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja yang baik agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi nasabahnya. Dengan demikian perusahaan harus memiliki pengendalian internal yang baik agar semua komponen dalam perusahaan berjalan dengan seharusnya. Sebagai badan usaha sama seperti perusahaan lain, bank umum juga mengalami persaingan, baik dengan sesama bank umum ataupun dengan lembaga keuangan non-bank lainnya, sehingga dituntut untuk mampu meningkatkan produktivitas usaha, efisiensi, serta efektivitas pencapaian tujuan perusahaan (Soekrisno Agoes, 2012). Dalam menjalankan kegiatannya, bank menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dalam berbagai alternatif investasi. Sehubungan dengan fungsi penghimpunan dana ini, bank sering pula disebut sebagai lembaga kepercayaan. Sejalan dengan karakteristik usahanya tersebut, maka bank merupakan suatu segmen usaha yang kegiatannya banyak diatur oleh pemerintah (Siamat Dahlan, 2005). Persaingan yang semakin kompetitif di dunia perbankan juga menuntut para pimpinan perusahaan agar dapat mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini membuat pimpinan dan pihak manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi semua aktivitas, 1

2 2 baik aktivitas intern maupun aktivitas ekstern yang terjadi pada perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pimpinan dan pihak manajemen memerlukan pengawas atau pemeriksa internal dalam usaha meningkatkan pengendalian internal perusahaan yang efektif dan efisien (Ryan Satrio Pamungkas, 2015). Pada dasarnya pengendalian internal merupakan suatu yang dijalankan oleh komisaris, manajemen dan personel entitas lain yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan seperti keandalan laporan keuangan, efektifitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku (Soekrisno Agoes, 2012:100). Pengendalian intern perusahaan didesain sebaik mungkin supaya aktivitas perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Salah satu komponen pengendalian internal menurut COSO (Committee of Sponsoring Organization) adalah penaksiran risiko yang berarti identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola (Ikatan Auditor Internal (IAI), 2011). Dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) memegang peranan yang cukup penting dalam sistem perekonomian Indonesia. Namun fakta yang ada, menunjukkan bahwa masih relatif banyak BUMN/BUMD yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat. Menurut Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), salah satu penyebab terpuruknya kondisi keuangan pada BUMN/BUMD adalah masih lemahnya pengendalian internal. Lemahnya pengendalian internal ini disebabkan

3 3 belum optimalnya peran auditor internal perusahaan dalam menguji dan mengevaluasi kecukupan dan efektivitas sistem pengendalian internal. Permasalahan yang dialami BUMN yang terjadi di Indonesia, dapat di lihat seperti pada tabel 1.1, yaitu: Tabel 1.1 Kasus Pada BUMN Pada Tahun 2012 Yang Ditemukan Oleh BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) Jumlah Kasus BUMN Kasus Yang Terjadi 5036 kasus Kelemahan sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, kelemahan sistem pengendalian pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja, serta kelemahan struktur pengendalian internal kasus Ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan BUMN kasus Penyimpangan administrasi, ketidakhematan dan ketidakefektivan. Permasalahan yang terjadi di BUMN diantaranya yaitu PT Pos Indonesia terdapat permasalahan operasi khususnya pada proses pelayanan barang kiriman yang tidak tepat waktu, seperti diketahui terdapat banyak keluhan pelanggan yang merasa bahwa pelayanan distribusi pengiriman barang oleh PT Pos Indonesia tidak sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini pun dilansir pada Laporan Hasil Pemeriksaan oleh BPK pada semester 1 pada tahun 2013 yang menyebutkan

4 4 bahwa salah satu kelemahan pengendalian internal di PT Pos Indonesia ada pada sistem pelayanan distribusi barang kiriman ( Permasalahan di BUMN lainnya yaitu PT Kereta Api Indonesia juga memiliki statistik temuan pengendalian internal yang perlu menjadi perhatian. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan Semester 2 Tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan Negara sejak tahun , PT Kereta Api Indonesia mengantongi 78 temuan terkait pengendalian internal dengan jumlah rekomendasi dari Badan Pemeriksa Keuangan Negara sebanyak 223 rekomendasi dan 161 rekomendasi belum ditindaklanjuti oleh PT Kereta Api Indonesia. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa pelaksanaan audit internal di PT Kereta Api Indonesia tidak berjalan dengan optimal ( Selain itu juga terdapat permasalahan yang terjadi di dunia perbankan, yaitu pembobolan Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square. Melibatkan supervisor kantor kas tersebut dibantu empat tersangka dari luar bank. Modusnya, membuka rekening atas nama tersangka di luar bank. Uang ditransfer ke rekening tersebut sebesar 6 juta dollar AS. Kemudian uang ditukar dengan dollar hitam (dollar AS palsu berwarna hitam) menjadi 60 juta dollar AS ( hatan.perbankan). Dari permasalahan diatas menunjukkan bahwa lemahnya pengendalian internal di BUMN dan BUMD, khususnya di dunia perbankan. Lemahnya pengendalian internal tersebut dikarenakan kurang efektifnya pemeriksaan internal (audit intern) yang dilakukan oleh auditor internal, hal ini berkaitan erat

5 5 dengan standar profesionalisme auditor internal mengenai kompetensi yang dimiliki oleh auditor internal, dan kurangnya pengalaman kerja auditor internal dalam melakukan pemeriksaan internal masih dianggap kurang sehingga memungkinkan dapat terjadinya tindakan kecurangan akibat kelalaian yang disebabkan oleh masih lemahnya pengendalian internal terjadinya permasalahan yaitu pembobolan pada Kantor Kas Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tamini Square ( hatan.perbankan). Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk meningkatkan efektivitas pengendalian internal adalah dengan meningkatkan kualitas audit internal. Hal tersebut berkaitan erat dengan auditor internal. Auditor internal mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan tugas pemeriksaan internal. Auditor internal akan menilai apakah semua kebijakan yang telah ditetapkan terlaksana dengan tepat (Ryan Satrio Pamungkas, 2015). Auditor internal merupakan pihak yang memegang peranan penting dalam sistem pengendalian perusahaan. Dengan kata lain, auditor internal menjadi kunci penting dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Auditor internal tidak hanya melakukan evaluasi terkait keuangan perusahaan tapi juga pada non-keuangan yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan. Hal ini akan membantu manajer dalam meningkatkan efektivitas pengendalian internal perusahaan melalui rekomendasi auditor internal yang didapatkan dari evaluasi tersebut (Sawyer, 2005). Meningkatnya pengendalian internal yang efektif ditentukan oleh kualitas auditor internal tersebut. Auditor internal dituntut secara

6 6 profesional untuk melaksanakan fungsi audit dengan baik. Pentingnya eksistensi seorang auditor internal, menuntut para auditor internal untuk memiliki kompetensi dan pengalaman kerja dalam melaksanakan tugasnya (Messier et al, 2006). Pada dasarnya kompetensi merupakan perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang direflesikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Kompetensi digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan professional yaitu kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan koseptualisasi pada tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi artinya auditor harus mempunyai kemampuan, ahli dan berpengalaman dalam memahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambil (Siti Kurnia Rahayu dan Ely Suhayati, 2009). Sedangkan pengalaman auditor merupakan akumulasi gabungan dari semua yang diperoleh melalui interaksi (Mulyadi, 2002). Beberapa penelitian terdahulu mengenai efektivitas strukur pengendalian internal pernah dilakukan diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Diah Dianawati dan Ramantha (2013) yang meneliti mengenai pengaruh independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas struktur pengendalian internal Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Gianyar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja auditor internal (badan pengawas) berpengaruh positif terhadap efektivitas struktur pengendalian internal pada Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di Kabupaten Gianyar.

7 7 Penelitian yang dilakukan oleh Ryan Satrio Pamungkas (2015) yang meneliti mengenai pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja auditor intenal terhadap efektivitas struktur pengendalian internal pada PT. Bank Jabar Banten di Kota Bandung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa independensi, kompetensi, dan pengalaman kerja auditor intenal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas struktur pengendalian internal pada PT. Bank Jabar Banten di Kota Bandung. Penelitian yang dilakukan oleh Netty Herawaty (2013) yang meneliti mengenai pengaruh independensi, keahlian profesional dan pengalaman auditor internal terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern pada hotel kelas melati di kota Jambi. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa independensi, keahlian profesional dan pengalaman auditor internal tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas penerapan struktur pengendalian intern. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rizky Dwi Handryanto (2015) meneliti mengenai pengaruh independensi, kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal pada bank yang berada di kota Bandung. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa independensi, kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pengendalian internal pada bank yang berada di kota Bandung. Penelitian yang dilakukan oleh Usman (2016), hasil penelitiannya menunjukkan bahwa : To improve the quality of internal audit can be done by increasing the independence of the internal auditor, internal auditor

8 8 independence higher it will improve the quality of internal audit. Similarly, if a variable internal auditor competence of internal auditors is increasing the quality of internal audit at the regional inspectorate will also increase. Berdasarkan uraian latar belakang, fenomena dan beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh mengenai efektivitas pengendalian internal pada perbankan dilihat dari beberapa faktor yang terjadi pada fenomena diantaranya independensi, kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal. Untuk itu peneliti dengan ini bermaksud mengajukan judul penelitian sebagai berikut : Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Implementasi Pengendalian Internal (Studi Kasus pada PT. Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang, fenomena, dan penelitian terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang akan diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana pengaruh secara parsial kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal pada PT.Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung.

9 9 2. Bagaimana pengaruh secara simultan kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal pada PT.Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung. 1.3 Tujuan Penelitian Dari penulisan masalah yang telah penulis uraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Pengaruh secara parsial kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal pada PT. Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung. 2. Pengaruh secara simultan kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal pada PT. Bank Rakyat Indonesia di Kota Bandung. 1.4 Manfaat Penelitian Merujuk pada tujuan penulisan diatas, maka penelitian ini sekurang kurangnya dapat memberikan manfaat bagi : 1. Pihak bank Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan operasional bank. 2. Penulis Dapat mewujudkan suatu bentuk skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian kesarjanaan Jurusan Akuntansi S1 Fakultas Ekonomi

10 10 pada Universitas Widyatama, dan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai Pengaruh Kompetensi dan Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Implementasi Pengendalian Internal, serta dapat menambah wawasan dalam hal ilmu akuntansi khususnya pengaruh kompetensi dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas implementasi pengendalian internal perusahaan perbankan. 3. Pihak lain Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu ekonomi khususnya akuntansi dan dapat digunakan untuk bahan penelitian bagi peneliti yang berminat dalam bidang serupa. 1.5 Lokasi Penelitian Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah PT.Bank Rakyat Indonesia yang berada di. Jl. AH. Nasution, No.140, Kota Bandung, Jawa Barat. Waktu penelitian dimulai pada bulan Juli 2016 sampai dengan bulan November 2016.