BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
|
|
- Sudomo Lie
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung maupun kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN terdiri atas Persero dan Perum. Bentuk Perjan tidak dikenal lagi karena sifat permodalan dan status karyawannya sulit diperlakukan sebagai korporasi yang mandiri, selain karena kekayaannya merupakan kekayaan negara yang tidak dipisahkan atau menyatu dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). BUMN merupakan organisasi pemerintah yang memiliki Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi) melaksanakan pembinaan terhadap perusahaan Negara/Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia yang telah berdiri sejak tahun Pada tahun 1998 sampai dengan 2000, pemerintah Republik Indonesia mengubah bentuk organisasi pembina dan pengelola BUMN menjadi setingkat kementrian. Kementrian BUMN sebagai unsur pelaksana pemerintah bertugas dalam melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 yang merupakan dasar hukum Badan Usaha Milik Negara. Institusi Kementrian BUMN harus didukung oleh perangkat dan sumber daya yang memadai, berupa sumber daya manusia yang kompeten, berintegritas, serta berdedikasi tinggi dalam mewujudkan rencana dan program kerja serta mampu mengemban amanat Undang-Undang tersebut. Adapun tujuan dan fungsi dari BUMN yaitu: 1. Tujuannya yaitu Kementrian BUMN mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara dalam pemerintahan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. 2. Fungsinya antara lain: a. Perumusan dan penetapan pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara; 1
2 b. Koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan Badan Usaha Milik Negara; c. Pengelolaan barang milik / kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab Kementrian BUMN; dan d. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementrian BUMN. Kota Bandung merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki potensi kaya akan sumber daya alam dan struktur lingkungan yang baik. Beberapa BUMN yang ada di indonesia berkantor pusat di Bandung mengingat potensi pemamfaatan energi dan luasnya lahan terbentang. BUMN memiliki aset, sarana dan prasarana dengan jumlah yang besar, dimana minimal 51% sahamnya adalah milik negara sehingga dibutuhkan pengendalian yang efektif dan memadai untuk mengontrol seluruh sumber daya dan aset yang dimiliki. Total BUMN yang ada di Indonesia per 31 desember 2014 sebanyak 119 ( dimana kota Bandung merupakan kota kedua terbanyak yang memiliki BUMN pusat. Untuk itu, peneliti memilih lokasi objek penelitian pada 10 BUMN yang berkantor pusat di Bandung ( dimana dengan fokus pada bidang Satuan Pengawas Intern (SPI). 1.2 Latar Belakang Penelitian Organisasi saat ini semakin membutuhkan peran auditor internal dalam menjaga efektivitas sistem pengendalian intern, pengelolaan risiko, dan governance. Auditor internal dianggap sebagai pihak yang independen dalam melakukan analisis risiko bisnis terutama untuk menghindari krisis serta kegagalan organisasi. Auditor internal dapat memberikan sumbangan yang besar dalam mentaati kewajiban tersebut dan memberikan nilai tambah bagi organisasi (SPAI, 2004:3) Di Indonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (SPAI, 2004:3). Dibawah pengawasan komite audit, fungsi audit internal dijalankan oleh auditor internal. Auditor internal harus memiliki independensi sebagai pendukung bahwa seorang auditor adalah pihak yang mandiri, tidak ada gangguan dari pihak lain dalam menjalankan tugasnya. Seorang auditor 2
3 internal juga harus memiliki keahlian profesional sebagai dasar penentuan kondisi yang diharapkan dapat menguntungkan serta meminimalkan risiko yang mungkin terjadi yang dapat menghambat proses bisnis manajemen. Pengalaman kerja yang dimiliki seorang auditor merupakan pengalaman dari pelajaran akan situasi dan kondisi sulit yang mungkin pernah dihadapi. Penerapan pengendalian intern yang efektif dan pengelolaan risiko perusahaan secara terpadu menjadi sangat penting mengingat jumlah aset negara yang dikelola oleh BUMN sangat signifikan. Berdasarkan data dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), pada Semester I Tahun 2013, BPK telah melakukan Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT) pada 21 objek pemeriksaan di lingkungan BUMN dan menemukan 510 kasus yang terdiri atas 234 kasus kelemahan sistem pengendalian intern dan 276 kasus ketidakpatuhan terhadap perundang-undangan. Dari jumlah kasus ketidakpatuhan, dapat dirinci bahwa : 1. Sebanyak 3 kasus merupakan temuan kerugian negara sebesar Rp 1,32 miliar; 38 kasus merupakan temuan kerugian perusahaan/korporasi sebesar Rp 1,77 triliun, dan 52 kasus merupakan temuan kekurangan penerimaan sebesar Rp 832,93 miliar; dan 2. Sebanyak 6 kasus merupakan temuan ketidakhematan sebesar Rp 4,19 miliar; sebanyak 2 kasus merupakan temuan ketidakefisienan sebesar Rp 2,28 miliar; dan sebanyak 28 kasus merupakan temuan ketidakefektifan sebesar Rp 44,75 triliun ( Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, salah satunya dengan mengevaluasi pengendalian internal. Pengendalian internal akan membantu organisasi dalam mencapai efektivitas dan efisiensi operasi. Kasus yang dialami PT. Perusahaan Listrik Negara (PLN) terkait ditemukannya pemborosan yang menyebabkan inefisensi. Panitia Kerja (Panja) Sektor Hulu Listrik Komisi VII memanggil mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan, berdasarkan temuan pemborosan sebesar Rp 37 triliun pada tahun Laporan Hasil Pemeriksaan atas Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu Sektor Hulu Listrik pada PT. Perusahaan Listrik Negara di dalamnya mengaudit delapan pembangkit listrik 3
4 berbasis dual firing. Hasil Pemeriksaan BPK-RI Nomor: 30/AuditamaVII/PDTT/09/2011 Tertanggal 16 September 2011, diantaranya menemukan kebutuhan gas PLN pada 8 unit pembangkit yang berbasis dual firing tidak terpenuhi. Hasil audit BPK menemukan beberapa unsur yang terindikasi merugikan negara antara lain pengadaan barang dan jasa seperti batu bara dan rental genset yang tidak sesuai prosedur, serta penetapan anggaran yang tidak mematuhi Undang-Undang APBN. Sumber VIVAnews menjelaskan bahwa sumber ketidakefisienan PLN dalam penggunaan sumber energi pada delapan pembangkit itu antara lain adalah pada kontraknya yang tidak menyebutkan adanya sanksi jika pemasok batu bara atau gas tidak memenuhi kewajibannya ( Penyebab awal inefisiensi karena pemasok tidak dapat memasok kebutuhan persediaan akan gas dan batu bara untuk membangkitkan tenaga listrik pada tahun Pada tahun 2010 kasus yang sama terjadi, dimana pemasok tidak dapat memenuhi kebutuhan akan persediaan gas dan batubara. Mengingat hal itu, seharusnya internal audit lebih kritis dalam mencari penyebab risiko kebutuhan persediaan tidak terpenuhi dan memberikan rekomendasi untuk menanggulangi penyebab agar kegiatan operasional dapat berjalan secara lancar. Pada elemen kedua kerangka pengendalian internal Committe of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission (COSO), yaitu pengukuran risiko, risiko biasanya dipetakan dan diukur berdasarkan tingkat kemungkinan terjadi (likelihood) dan dampaknya (magnitude). Risiko tidak terpenuhinya kebutuhan persediaan berupa gas dan batu bara untuk membangkitkan tenaga listrik sepatutnya menjadi risiko utama yang kemungkinan terjadinya paling tinggi yang harus dipertimbangkan auditor mengingat kegiatan utama PLN adalah memasok tenaga listrik. Untuk meyakinkan bahwa kebutuhan persediaan dapat terus dipenuhi dapat tertuang dalam kontrak perjanjian antara pembeli dan pemasok berupa sanksi apabila kebutuhan persediaan tidak terpenuhi. Kasus lainnya terjadi pada PT Askrindo. PT Askrindo adalah salah satu BUMN yang bergerak dibidang kredit asuransi. Awal penempatan investasi berawal dari upaya Askrindo sejak 2002 untuk mencegah pembayaran klaim penjaminan. 4
5 Beberapa nasabah produk penjaminan diperkirakan tidak mampu memenuhi kewajibannya yang kemudian mengakibatkan Askrindo harus membayar klaim. Untuk itu, Askrindo mengupayakan skema dukungan pendanaan agar nasabah tersebut mampu memenuhi kewajibannya. Pada laporan keuangan Askrindo 2009 yang telah diaudit, Bapepam-LK mengidentifikasi adanya investasi berupa obligasi dan reksa dana. Padahal dalam pemeriksaan Bapepam-LK mereka tidak dapat membuktikan adanya kepemilikan tersebut. Penempatan investasi tersebut telah dilakukan dalam bentuk investasi lain yaitu Kontrak Pengelolaan Dana (KPD) sejak 2005 dan Repurchase Agreement (Repo) sejak Padahal berdasarkan aturan pasar modal V.G.6, perusahaan asuransi dilarang menempatkan investasi dalam bentuk kontrak bilateral atau KPD. Total dana yang diinvestasikan mencapai Rp 439 miliar, dan dana investasi yang kembali hanya sebesar Rp 35 miliar. Prof. Dr. Sofyan S. Harahap menjelaskan kasus Askrindo mengarah pada dua kemungkinan. Pertama, terungkapnya pelanggaran kontrak bilateral menjadi cermin kelalaian pemerintah dalam melakukan pengawasan. Kemungkinan kedua, fungsi dari badan pengawasan internal tersebut yang tidak berfungsi atau memang sengaja dialih fungsikan dalam hal ini ada internal control, namun internal audit perusahaan yang tidak jalan ( Ketidakpatuhan terhadap peraturan yang berlaku menjadi penyebab awal diselewengkannya dana investasi yang dilakukan PT Askrindo sebesar Rp439 miliar. Apalagi Investasi dalam bentuk KPD tersebut telah dilakukan sejak tahun 2005 dan baru ditemukan pada 2011 oleh Bapepam, sehingga peran dari internal audit dipertanyakan. Ketidakmampuan mendeteksi kekeliruan akan menimbulkan pertanyaan tentang keahlian dan kompetensi yang dimiliki seorang auditor. Namun jika auditor internal ikut mengamankan informasi internal yang mengandung unsur kecurangan maka kemungkinan yang dipertanyakan adalah independensi seorang auditornya. Pada kasus ini juga ikut melibatkan lingkungan internal Askrindo sendiri yaitu mantan Direktur Keuangan Askrindo Zulfan Lubis dan mantan Direktur Investasi Askrindo Rene Setiawan. Lemahnya pengawasan pada lingkungan internal dan diotorisasinya dana investasi yang tidak diperbolehkan menandakan bahwa pengawasan pada lingkungan internal dan prosedur untuk 5
6 kepatuhan pada peraturan masih kurang yang mengarah pada lemahnya pengendalian internal. Contoh kasus diatas menjelaskan betapa penting efektivitas pengendalian internal dalam suatu perusahaan guna meminimalkan pengaruh dari risiko sehingga aktivitas operasi akan lebih terjamin untuk mencapai tujuan operasi sekaligus tujuan organisasi secara keseluruhan. Efektivitas dalam sistem pengendalian internal diartikan sebagai kemampuan sistem pengendalian intern yang direncanakan dan ditetapkan agar mampu mewujudkan tujuannya yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dan efisiensi operasi (Dianawati dan Ramantha, 2013). Pengendalian internal harus dilaksanakan seefektif mungkin dalam suatu perusahaan untuk mencegah dan menghindari terjadinya kesalahan, kecurangan, dan penyelewengan. Oleh sebab itu, penerapan sistem pengendalian internal sangat penting karena dalam menjalankan aktivitasnya perusahaan akan selalu dihadapkan pada berbagai macam risiko dan masalah (Firdaus, 2013). Adanya pengendalian internal ini dapat menjadi salah satu alat bantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas perusahaan yang memberikan analisis, rekomendasi, bimbingan serta review informasi (Kwang Bu, 2006). Terkait dengan efektivitas pengendalian internal, peran dari auditor juga tidak kalah penting dalam memberikan kontribusi. Karena auditor sebagai pihak ahli dalam perusahaan juga harus dinilai kualitas dan atribut yang melekat guna memberikan keyakinan yang memadai atas pengendalian internal yang dievaluasi. Faktor yang mempengaruhi yaitu independensi yang dimiliki. Internal auditor dikatakan independen apabila dapat secara bebas melakukan pekerjaan pemeriksaannya. Dengan independensi, internal auditor mendapat pertimbangan-pertimbangan yang dan tidak memihak sehingga pelaksanaan pekerjaannya menjadi layak. Internal auditor harus independen terhadap aktivitas bagian-bagian yang diperiksanya pada perusahaan (Hapsari, 2012). Kemungkinan adanya faktor tekanan dan pembatasan terkadang membuat sikap independensi seorang auditor tidak berjalan sebagaimana mestinya. Auditor internal dikatakan independen apabila dapat melaksanakan tugas secara bebas dan objektif. Independensi memungkinkan auditor melaksanakan 6
7 tugasnya dengan tidak berpihak (YPIA, 2008:27). Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu yang menghasilkan kesimpulan yang berbeda-beda (inkonsistensi hasil) diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2013) menemukan bahwa secara simultan dan parsial variabel independensi tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas struktur pengendalian internal. Hasil penelitian ini berbeda dengan Dianawati dan Ramantha (2013) yang menunjukkan bahwa independensi auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas struktur pengendalian internal dimana semakin tinggi independensi auditor akan meningkatkan efektivitas pengendalian internal. Keahlian profesional adalah tingkat kemahiran profesional auditor internal dalam melakukan pemeriksaan yang dilaksanakan dengan keterampilan dan kecermatan profesionalnya terhadap penerapan struktur pengendalian (Dianawati dan Ramantha, 2013). Auditor internal harus memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. (Herawaty, 2013). Simanjuntak (1983:67) dalam Herawaty (2013) menyatakan dalam menilai kemampuan seseorang perlu juga melihat latar belakang pendidikan; Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih baik dan tepat. Latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Semakin tinggi tingkat pendidikan serta latihan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan kerjanya. Ruang lingkup audit internal menjadi lebih luas sesuai dengan aktivitas masing-masing kegiatan bisnis perusahaan. Audit internal tentunya harus lebih jeli dan teliti dalam mengawasi jalannya pengendalian internal. Pasalnya auditor internal sebagai pihak ahli dituntut untuk memiliki pengetahuan, keterampilan dan kompetensi lainnya sesuai dengan Standar Atribut 1210 pada Standar Profesi Audit Internal (SPAI). Auditor yang memiliki tingkat keahlian profesional yang tinggi akan menghindarkan perusahaan dari kerugian yang bernilai materiil. Keahlian di dalam prinsip dan teknik akuntansi diperlukan bagi para auditor yang bekerja secara ekstensif dengan catatan-catatan dan laporan keuangan (SPAI, 2004:59). Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2013) menemukan bahwa secara simultan dan parsial variabel keahlian profesional tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas 7
8 struktur pengendalian intern. Hasil penelitian ini berbeda dengan Dianawati dan Ramantha (2013) yang menunjukkan bahwa keahlian profesional berpengaruh positif terhadap efektivitas struktur pengendalian internal dimana semakin tinggi tingkat keahlian maka akan meningkatkan efektivitas pengendalian internal. Semakin besar suatu perusahaan akan semakin bertambah pula kegiatankegiatannya baik kegiatan perusahaan sendiri maupun kegiatan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (Herawaty, 2013). BUMN merupakan perusahaan milik negara yang memiliki cakupan yang luas dalam pengendalian internalnya. Pengalaman kerja yang dimiliki akan membuat adaptasi lingkungan kerja yang lebih baik, tingkat kedisiplinan, serta perspektif yang lebih luas. Pengalaman kerja merupakan suatu proses pembelajaran dan pertambahan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah yang lebih tinggi (Dianawati dan Ramantha, 2013). Pengalaman kerja seorang auditor akan mendukung keterampilan dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sehingga tingkat kesalahan akan semakin berkurang. Penelitian yang dilakukan oleh Herawaty (2013) menemukan bahwa secara simultan dan parsial variabel pengalaman auditor tidak memiliki pengaruh terhadap efektivitas struktur pengendalian intern. Hasil penelitian ini berbeda dengan Dianawati dan Ramantha (2013) yang menunjukkan bahwa pengalaman kerja auditor internal berpengaruh positif terhadap efektivitas struktur pengendalian internal dimana semakin banyak pengalaman auditor akan meningkatkan efektivitas pengendalian internal. Berdasarkan fenomena diatas, penulis termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi efektivitas pengendalian internal. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian mengenai Pengaruh Independensi, Keahlian Profesional, dan Pengalaman Kerja Auditor Internal terhadap Efektivitas Pengendalian Internal (Survey pada BUMN yang Berkantor Pusat di Wilayah Bandung). 8
9 1.3 Perumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kondisi independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal yang dihasilkan pada BUMN yang ada di Bandung? 2. Bagaimana pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal secara simultan terhadap efektivitas pengendalian internal BUMN yang ada di Bandung? 3. Bagaimana pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal secara parsial terhadap efektivitas pengendalian internal, yaitu: a. Apakah indepedensi berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal? b. Apakah keahlian profesional berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal? c. Apakah pengalaman kerja berpengaruh terhadap efektivitas pengendalian internal? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui kondisi independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal yang dilakukan terhadap efektivitas pengendalian internal yang dihasilkan pada BUMN yang ada di Bandung. 2. Untuk mengetahui pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal secara simultan terhadap efektivitas pengendalian internal pada BUMN yang ada di Bandung. 9
10 3. Untuk mengetahui pengaruh independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal secara parsial terhadap efektivitas pengendalian internal, yaitu: a. Untuk mengetahui pengaruh independensi terhadap efektivitas pengendalian internal. b. Untuk mengetahui pengaruh keahlian profesional terhadap efektivitas pengendalian internal. c. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman kerja terhadap efektivitas pengendalian internal. 1.5 Kegunaan Penelitian Aspek Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman audit menyangkut sikap independensi yang dimiliki auditor internal, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal dalam mewujudkan efektivitas pengendalian internal dengan memberi kontribusi tambahan terhadap pengembangan teori di dalamnya. b. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi oleh peneliti sejenis untuk melakukan penelitian selanjutnya mengenai independensi, keahlian profesional, dan pengalaman kerja auditor internal terhadap efektivitas pengendalian internal Aspek Praktis a. Bagi profesi Auditor Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta pembelajaran bagi para auditor mengenai efektivitas pengendalian internal yang akan dihasilkan oleh mereka akibat sikap independensi, kemampuan keahlian profesional, dan pengalaman kerja yang dimiliki. 10
11 b. Bagi organisasi yang di audit (manajemen) Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan untuk dapat meningkatkan efektivitas pengendalian internal sehingga dapat meningkatkan pelaksanaan tugas auditor internal. 1.6 Sistematika Penulisan Tugas Akhir Pembahasan dalam skripsi ini akan dibagi dalam 5 (lima) bab yang terdiri dari beberapa sub-bab antara lain : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LINGKUP PENELITIAN Pada bab ini diuraikan mengenai teori-teori yang mendasari penellitian, penelitianpenelitian terdahulu, kerangka pemikiran, pengembangan hipotesis serta ruang lingkup penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang jenis penelitian, tahapan penelitian, populasi dan sample teknik analisis data yang dipakai penelitian ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai karakteristik responden, hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari hasil penelitian yang disertai dengan saran bagi auditor dan BUMN. 11
BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan dalam bidang ekonomi sangat penting bagi peningkatan taraf hidup masyarakat, hal ini seiring dengan tujuan pembangunan yang tertuang dalam Undang-undang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. persaingan-persaingan diantara perusahaan, sehingga perlu pemikiran yang makin
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan, baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi. Era globalisasi akan mempertajam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Luasnya ruang lingkup perusahaan mengakibatkan pimpinan dan pihak manajemen tidak dapat secara langsung mengawasi semua aktivitas, baik aktivitas intern maupun
Lebih terperinciPengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas Penerapan Struktur Pengendalian Intern
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Auditing 2015-12-17 Pengaruh Keahlian Dan Kecermatan Profesional Auditor Internal Terhadap Efektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas pengendalian intern merupakan salah satu kegiatan yang penting di dalam perusahaan karena merupakan aktivitas pengendalian dalam perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. objektif. Benar-benar dilakukan tanpa bias (Sawyer, 2005:8).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua Auditor Internal dibatasi oleh kode etik, dan pelanggaran atasnya akan dikenakan sanksi pencabutan keanggotaan dan gelar CIA. Kode etik berperan penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan barang dan jasa tetapi juga instansi pemerintah /BUMN/ sangat penting dalam pendukung kegiatan operasional.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pelaksanaan suatu kegiatan, tidak akan terlepas dari penggunaan barang dan jasa. Tujuan utama penggunaan barang dan jasa adalah sebagai pendukung dalam
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis pada Bab IV, penulis menyimpulkan terdapat hubungan yang positif antara pemeriksaan operasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengendalian internal yang baik agar semua komponen dalam perusahaan berjalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya industri perbankan menuntut para pelaksana kerja untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja yang baik agar dapat memberikan pelayanan terbaik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang bergelut dalam kegiatan bisnis. Ada yang berhasil mengembangkannya, tetapi ada pula yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
B a b V. K e s i m p u l a n d a S a r a n BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, penulis dapat menyimpulkan bahwa : 1.
Lebih terperinciSTANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga
STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan usaha telah sampai pada tahap persaingan global dan terbuka dengan dinamika perubahan yang demikian cepat.dalam situasi kompetisi global
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian intern. Berdasarkan KPMG Fraud Survey 2012 yang dilakukan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyaknya Pemerintah Daerah di Indonesia dengan Otonomi yang semakin besar, membuat pengawasan yang baik sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kecurangan (Fraud).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan milik negara atau yang kita kenal dengan BUMN memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pembentukan BUMN sebagai salah satu instrumen negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengawasan terhadap kinerja perusahaan (Wardhini, 2011:1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perubahan lingkungan bisnis yang dinamis, maka kebutuhan akan informasi akuntansi yang dapat dipercaya, akurat dan tepat semakin dirasakan. Untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. roda perusahaan manajemen akan diawasi oleh fungsi satuan pengawasan internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Operasional perusahaan dijalankan oleh manajemen sesuai pada peraturan dan ketentuan yang berlaku. Pada perusahaan milik negara, dalam menjalankan roda perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai negara berkembang, saat ini sedang giat-giatnya melakukan pembangunan diberbagai bidang yang bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetensi yang semakin tajam di lingkungan binis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan prosedur penggajian yang ditetapkan. pemotongan gaji dan pembayaran gaji yang salah. Hal tersebut akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gaji merupakan balas jasa atau penghargaan atas prestasi kerja yang harus dapat memenuhi kebutuhan hidup secara layak, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap
Lebih terperinciTUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL
TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS INTERNAL CONTROL OLEH: ERWIN FEBRIAN (14121005) PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS MERCUBUANA YOGYAKARTA 2015 1 A. PENGENDALIAN
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013 TENTANG INTERNAL AUDIT CHARTER (PIAGAM AUDIT INTERNAL) PT ASURANSI JASA INDONESIA (PERSERO) 1. VISI, MISI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah singkat mengenai objek penelitian yang diambil oleh peneliti adalah sebagai berikut. PT X adalah sebuah perusahaan BUMN yang merupakan salah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistematika penulisan menjelaskan mengenai tahapan-tahapan penulisan laporan
BAB I PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini diuraikan perihal mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Latar belakang
Lebih terperinciPIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)
PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero) Jakarta, 17 Januari 2017 DAFTAR ISI Halaman A. PENDAHULUAN... 1 I. Latar Belakang... 1 II. Maksud dan Tujuan Charter Satuan Pengawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di Indonesia, definisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menurut Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kualitas audit internal berperan penting dalam dunia persaingan bisnis. Semakin berkualitas audit internal maka kualitas informasi dan kinerja perusahaan akan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Pupuk Kujang yang telah dikemukakan sebelumnya penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan audit internal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecenderungan kecurangan akuntansi telah menarik banyak perhatian media dan menjadi isu yang menonjol serta penting di mata bisnis dunia. Kecurangan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak kemunculannya pada pertengahan abad 20 sampai dengan abad 21 sekarang ini, fungsi audit internal telah mengalami perubahan yang fundamendal, di mana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya. dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prinsip Otonomi Daerah menggunakan prinsip otonomi seluasluasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan di luar yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sosialisasi dan pengembangan era good corporate governance di Indonesia dewasa ini lebih ditujukkan kepada perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT) khususnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, di setiap negara pasti membutuhkan pemerintahan yang baik atau yang disebut dengan Good Corporate Governance. Pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Berdasarkan Peraturan Walikota Bandung Nomor 1404 tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja badan pengelolaan
Lebih terperinciBAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas
BAB V KONKLUSI DAN REKOMENDASI 5.1. Konklusi Berdasarkan hasil evaluasi penerapan sistem pengendalian internal atas pengeluaran kas pada PDAM Tirta Manakarra Kabupaten Mamuju dalam menyelenggarakan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi pada saat ini, persaingan antara para pelaku bisnispun akan semakin ketat. Hal tersebut mengakibatkan para pelaku bisnis berusaha dengan berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja aparat birokrasi menurun. Terungkapnya banyak kasus-kasus korupsi baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyaknya ditemukan kecurangan-kecurangan yang terjadi saat ini seperti korupsi, kolusi, dan nepotisme yang membuat kepercayaan masyarakat kepada kinerja aparat birokrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Negara mempunyai suatu pemerintahan yang berfungsi sebagai kesatuan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Negara mempunyai suatu pemerintahan yang berfungsi sebagai kesatuan organisasi. Pemerintahan pusat maupun pemerintahan daerah melaksanakan amanat untuk menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dalam menghadapi era globalisasi dan kemjauan teknologi yang berdampak pada iklim persaingan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Audit dirancang untuk memberikan keyakinan bahwa laporan keuangan tidak dipengaruhi oleh salah saji yang material dan juga memberikan keyakinan yang memadai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam menyelenggarakan sistem pemerintahannya telah bergeser dari sistem tradisional menjadi sistem yang berbasis kinerja yang dilakukan secara menyeluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good governance) dan pemerintahan yang bersih (clean governance) dalam penyelenggaraan organisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pembangunan manusia merupakan salah satu indikator bagi kemajuan suatu negara. Suatu negara dikatakan maju bukan saja dihitung dari pendapatan domestik
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT 2015
PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin kompetitif dan kompleks. Keadaan ini menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejalan dengan konsep era globalisasi, maka sebagai konsekuensinya semakin banyak masalah yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan dalam persaingan usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menolak hasil dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan intern yang dilakukan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang terdapat dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) terdiri dari
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk
PIAGAM KOMITE AUDIT ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk 2 Januari 2013 Halaman DAFTAR ISI... 1 BAGIAN PERTAMA... 2 PENDAHULUAN... 2 1. LATAR BELAKANG... 2 2. VISI DAN MISI... 2 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia perbankan memiliki peranan penting dalam perekonomian negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Secara garis besar perbankan didirikan
Lebih terperinciModul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 15 Agung Fakultas Ekonomi dan Bisnis AUDIT INTERNAL Standar Audit Internal Waluyo Program Studi Akuntansi EVOLUSI AUDIT INTERNAL Kerangka kerja yang baru mengharuskan dikembangkannya tiga perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Harahap (2009:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pemberantasan tindakan korupsi saat ini semakin menunjukkan titik terang, untuk mendorong perubahan dalam tata kelola pemerintahan yang baik dan mendukung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi suatu kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Internal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemeriksaan intern memiliki peranan penting dalam menunjang efektivitas kegiatan operasional pada perusahaan dan digunakan untuk menguji dan mengevaluasi
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya Good Government Governance di Indonesia semakin meningkat. Terselenggaranya tata kelola pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan inovasi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaan ini menuntut para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetisi yang semakin tajam di lingkungan bisnis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada era globalisasi ekonomi saat ini sangat dibutuhkan adanya fungsi audit internal. Banyak pelaku ekonomi dewasa ini semakin mengandalkan peran auditor
Lebih terperinci1. Keandalan laporan keuangan 2. Kepatuhan terhadap hukum & peraturan yang ada. 3. Efektifitas & efisiensi operasi
Adalah suatu proses yang dijalankan dewan komisaris, manajemen, personil lain, yang didesign untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian 3 golongan tujuan sebagai berikut: 1. Keandalan laporan
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PT.AVIA AVIAN SKRIPSI
PENGARUH KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PADA PT.AVIA AVIAN SKRIPSI Diajukan oleh : ABDUL KHARIS 0613010266/FE/EA Kepada FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih meningkatkan kualitas pengelolanya, dalam hal ini aktivitas-aktivitas yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berkembangnya suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh perkembangan yang terjadi dalam dunia usaha secara umum, dimana dunia usaha dituntut untuk lebih meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar fungsi APBN dapat berjalan secara maksimal, maka sistem anggaran dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Peranan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) atau Anggaran Sektor Publik menjadi semakin signifikan. Seiring dengan perkembangan, APBN telah
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI
PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Latar Belakang... 3 1.2 Landasan Hukum... 3 1.3 Maksud dan Tujuan...
Lebih terperinciPT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal
PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal PIAGAM AUDIT INTERNAL PT LIPPO KARAWACI TBK I. LANDASAN HUKUM Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Nomor IX.I.7, Lampiran Keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tim audit. Auditor dituntut untuk mampu memberikan hasil pemeriksaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor pemerintah dalam menjalankan tugasnya harus berpedoman pada standar audit yang ditetapkan oleh peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/M.PAN/03/2008
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan bersaing (competitive advantage) untuk terus berkompetisi. Tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan dunia perekonomian saat ini dan semakin tingginya tingkat persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan bersaing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit diwujudkan, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan
Lebih terperinciPIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL
PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk memandang pemeriksaan internal yang dilaksanakan oleh Unit Audit Internal sebagai fungsi penilai independen dalam memeriksa dan mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan kepandaian khusus dalam menjalankannya. (Hiro, 2006).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perekonomian dunia membuat semakin tinggi tingkat persaingan. Persaingan dalam dunia usaha menuntut perusahaan mempunyai keunggulan dalam bersaing untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciTutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA
Tutut Dewi Astuti, SE, M.Si, Ak, CA URAIAN 2010 2011 2012 2013 2014 (24 November) Akuntan 49.348 50.879 52.270 53.800 53.800*) Akuntan Publik 928 995 1.016 1.003 1.055 KAP 408 417 396 387 394 Cabang KAP
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.
PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. I. Landasan Hukum Landasan pembentukan Internal Audit berdasarkan kepada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 56/POJK.04/2015 tanggal 23 Desember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menemukan temuan yang memuat permasalahan, yang meliputi
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Dalam Laporan Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I tahun 2015, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan adanya potensi kehilangan keuangan Negara/Daerah Rp.33,46
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan wujud pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia dewasa ini cenderung menurun dikarenakan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, yang di mulai pada pertengahan tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Struktur pengendalian intern (SPI) sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319 par 06 struktur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoretis 2.1.1 Pengawasan Intern 1. Pengertian Pengawasan Intern Sistem pengawasan intern atau lebih luasnya Sistem Pengawasan Manajemen merupakan keseluruhan paket,
Lebih terperinciPERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI
SKRIPSI PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI (STUDI KASUS PADA PT. PLN (PERSERO) CABANG PADANG ) Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemeriksaan laporan keuangan/auditing secara umum adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setelah reformasi, dunia usaha di Indonesia berkembang semakin pesat yang menimbulkan berdirinya berbagai jenis perusahaan, diantaranya perusahaan jasa yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu aspek penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan perguruan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Salah satu aspek penting yang menjadi tolok ukur keberhasilan perguruan tinggi dewasa ini adalah good governance, suatu sistem yang berfungsi untuk mengarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini bukan hanya orang-orang dari bidang akuntansi yang dapat memahami laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menyusun laporan keuangan merupakan sebuah kewajiban bagi setiap kepala daerah, hal ini bertujuan untuk mempertanggungjawabkan penggunaan uang negara sesuai
Lebih terperinciBAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI. baik yang besar maupn kecil ataupun tidak ditemukan adanya kecurangan.
144 BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN REKOMENDASI 7.1. Ringkasan Deskripsi tentang potensi risiko pada sistem pengadaan barang/jasa di PLN tersebut terkategorikan dari kategori I (very high)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan yang sangat pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, keberadaan dan peran auditor yang sangat strategis dikuatkan dan diatur oleh perundang-undangan yang berlaku. Dengan meningkatkan kompetisi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan meningkatnya kompetisi dan globalisasi, setiap profesi dituntut untuk bekerja secara profesional. Kemampuan dan keahlian khusus yang dimiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi dan informasi seperti saat ini lingkungan bisnis mengalami perubahan dan persaingan yang sangat ketat. Untuk itu perusahaan dituntut untuk menjaga
Lebih terperinci