BAB I PENDAHULUAN. Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu
|
|
- Teguh Rachman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara sedang berkembang seperti di Indonesia, koperasi dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Berbagai peraturan perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta dukungan/perlindungan yang diperlukan. Perkembangan koperasi di Indonesia mengalami pasang surut di dalam sejarahnya, terbukti dalam perjalanannya perkembangan koperasi Indonesia ini memiliki ruang lingkup usaha yang berbeda-beda dari waktu ke waktu bergantung pada kondisi lingkungan, perubahan zaman dan kebutuhan bangsa Indonesia. Menurut Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Tujuan utama koperasi yaitu mensejahterakan anggotanya melalui usaha-usaha yang dikelola oleh pengurus koperasi. Pemerintah secara tegas menetapkan bahwa dalam rangka pembangunan nasional dewasa ini, koperasi harus menjadi tulang punggung dan wadah perekonomian rakyat. Kebijaksanaan pemerintah ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33 ayat 1 yang menyatakan bahwa 1
2 perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dijelaskan bahwa bangun usaha yang sesuai adalah koperasi. Koperasi harus tampil sebagai organisasi yang dapat membentuk kekuatan ekonomi bersama-sama untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih baik bagi anggotanya. Akan tetapi dalam perkembangannya ada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh koperasi, misalnya dalam segi pembiayaan, permodalan, masih sulitnya koperasi dan UKM untuk mengakses lembaga keuangan (perbankan) mengingat syarat yang ditetapkan cukup berat terutama masalah jaminan/agunan, adanya keterbatasan sumber daya manusia, sarana/prasarana yang tidak memadai, dan persoalan lainnya adalah lemahnya efektivitas penerapan pengendalian intern oleh pengawas dalam suatu koperasi. Menurut Kepala Bidang Bina Lembaga Koperasi Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Bali, I Gede Indra mengatakan agar koperasi melakukan kontrol ketat terhadap koperasinya sendiri. Sebab, seiring dengan tumbuhnya pendapatan koperasi, maka pertanggungjawabannya juga semakin tinggi. Kontrol ketat diinternal koperasi juga harus diberdayakan, sebab semakin banyak jumlah anggotanya, kontrol juga harus semakin ketat. Dari empat ribu koperasi di Bali, sebesar 4,8 persen di antaranya bermasalah yaitu melakukan penyalahgunaan keuangan maupun terjadinya kredit macet (Antara, Jumat 31 Desember 2010). Selain itu, data per Desember 2010 menunjukkan di Bali terdapat 383 koperasi yang tidak aktif yang disebabkan oleh berbagai faktor. Demikian disampaikan Kabid Bina Lembaga Koperasi Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah 2
3 Provinsi Bali, Gede Indra saat mendampingi kunjungan Deputi Bidang Pengembangan Kelembagaan Kementerian Koperasi, Untung Tri Basuki ke Kabupaten Klungkung (Bali Post, 11 Juni 2011). Tabel 1.1 Data Koperasi di Kabupaten Klungkung Per 31 Maret 2012 No Keterangan Jumlah Tidak Belum Aktif RAT 1 Kecamatan Klungkung Kecamatan Dawan Kecamatan Banjarangkan Kecamatan Nusa Penida Jumlah Sumber: Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kab. Klungkung (Data diolah, 2012) Lokasi penelitian ini dilakukan pada koperasi yang berada di Kecamatan Klungkung. Lokasi tersebut dipilih karena 69 dari 120 koperasi terdapat di Kecamatan Klungkung dengan beragam jenis dan ukuran, baik yang berskala kecil maupun yang berskala besar. (Contohnya: Koperasi Pasar Srinadi Klungkung merupakan Koperasi terbesar di Bali yang berada di Kecamatan Klungkung). Koperasi di Kecamatan Klungkung tidak lepas dari persaingan dengan koperasi-koperasi lainnya mengingat banyaknya koperasi yang berada di kecamatan Klungkung atau juga dengan segmen pasar yang terkait yang pada akhirnya menyebabkan koperasi tersebut tidak berkembang pesat. Di kecamatan Klungkung terdapat 4 (5,8 persen) koperasi yang berstatus tidak aktif dan 19 (27,5 persen) koperasi yang belum melaksanakan RAT sampai dengan 31 Maret Dimana hal ini diakibatkan oleh kurangnya kemampuan koperasi dalam mengatasi persaingan yang sangat ketat ataupun ketidakmampuan pengurus koperasi dalam 3
4 mengatasi masalah-masalah yang berasal dari dalam koperasi tersebut yang mengakibatkan buruknya kinerja koperasi. Untuk dapat tetap bersaing, koperasi dituntut untuk melakukan usahanya secara efektif dan efisien. Semakin banyaknya jenis usaha yang dijalankan oleh sebuah koperasi akan meningkatkan aktivitas yang ada di dalamnya, sehingga efektivitas penerapan pengendalian intern yang memadai mutlak diperlukan. Dimana efektivitas penerapan pengendalian intern bertujuan untuk pengendalian semua prosedur dan kebijakan yang ada dalam koperasi tersebut dan juga agar anggota organisasi melaksanakan apa yang telah ditetapkan oleh pihak pengurus. Agar dapat bertahan dan mampu bersaing dengan lembaga keuangan lainnya, maka koperasi tersebut harus dapat menentukan suatu kebijakan dan strategi yang terus dikembangkan dan ditingkatkan. Salah satu kebijakan yang dapat diambil untuk membantu pengembangan koperasi adalah dengan meningkatkan efektivitas penerapan pengendalian intern. Efektivitas penerapan suatu pengendalian intern ini sangat diperlukan untuk memperoleh informasi yang memadai bahwa semua prosedur dan kebijakan koperasi telah dilaksanakan dengan baik. Efektivitas penerapan pengendalian intern yaitu suatu sistem yang meliputi struktur organisasi, metode, dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2002). Dalam penelitian ini, efektivitas penerapan pengendalian intern pada koperasi menarik untuk diteliti sebab efektivitas penerapan pengendalian intern merupakan alat kontrol untuk memastikan bahwa kinerja koperasi benar-benar 4
5 diawasi. Efektivitas penerapan pengendalian intern merupakan hal yang penting dalam suatu perusahaan, karedna tanpa adanya sistem ini, maka akan sering terjadi kecurangan yang akan merugikan koperasi itu sendiri. Efektivitas penerapan pengendalian intern merupakan suatu aktivitas yang dijalankan oleh seorang internal auditor. Internal auditor bertanggungjawab untuk menetapkan dan mempertahankan kontrol internal dengan merencanakan efektivitas penerapan pengendalian intern untuk memastikan bahwa informasi material berkaitan dengan pengeluaran harus atas sepengetahuan pihak yang berwenang. Selain itu tugas dari internal auditor adalah menyajikan laporan hasil pemeriksaaan dan memberikan kesimpulan terhadap efektivitas penerapan pengendalian intern yang telah dilakukan (Miglietta, et al. 2007). Fungsi internal auditor pada koperasi dilaksanakan oleh pengawas koperasi karena pengawas merupakan perangkat organisasi yang mendapat kuasa dari Rapat Anggota untuk mengawasi pelaksanaan keputusan Rapat Anggota yang khususnya menyangkut organisasi, kelembagaan, pendidikan, serta penyuluhan. Tugas lainnya adalah mengawasi dan melakukan pemeriksaan terhadap suatu kebijakan yang telah disepakati oleh pengurus termasuk menilai efektivitas prosedur tersebut dan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dari suatu kebijakan yang telah ditetapkan dan dijalankan oleh pengurus. Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 pasal 38 dan 39 tentang Perkoperasian, tugas dari pengawas koperasi diantaranya melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan-kebijakan serta mengawasi pengelolaan usaha-usaha yang dimiliki. Pengawas juga bertugas membuat laporan hasil pengawasan dan disampaikan pada rapat anggota tahunan. 5
6 Pemanfaatan teknologi informasi dewasa ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi organisasi perusahaan untuk membantu aktivitas-aktivitas yang ada di dalam perusahaan termasuk juga koperasi. Penerapan teknonologi informasi melalui pengolahan data secara elektronik mau tidak mau akan memberikan dampak terhadap proses auditing dan sekaligus proses efektivitas penerapan pengendalian intern koperasi. Sekarang ini koperasi dihadapkan dalam lingkungan yang berubah-ubah dan sangat kompetitif, untuk itu peran teknologi informasi sangatlah penting bagi koperasi untuk membantu dalam perbaikan proses bisnis dan pengambilan keputusan. Auditor internal dalam hal ini pengawas koperasi harus memiliki pengetahuan memadai tentang sistem informasi komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervisi, dan mereview pekerjaan yang dilakukan. Salah satu manfaat auditor menggunakan teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya adalah efektivitas dan efisiensi prosedur audit dapat meningkat dengan digunakannya teknik audit berbantuan komputer dalam pemerolehan dan pengevaluasian bukti audit. (SPAP, PSA No.57 SA 335). Sikap independen sangat erat kaitannya dengan pengawas koperasi sebagai seorang internal auditor. Menurut Alim (2007), menyatakan independensi adalah sikap yang diharapkan dari seorang auditor untuk tidak mempunyai kepentingan pribadi dalam pelaksanaan tugasnya, yang bertentangan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Objektivitas merupakan sikap yang tidak memihak atau tidak memasukkan kepentingan pribadi dalam mempertimbangkan fakta yang terjadi. Internal auditor harus mengetahui dengan jelas tugasnya sebagai pemeriksa, dimana bertujuan untuk melakukan penilaian dan bersedia tetap patuh pada 6
7 prinsip dan dapat mengatasi keadaan yang mengarah pada hilangnya objektivitas internal auditor tersebut. Selain sikap independen, pengawas koperasi dalam melaksanakan fungsinya harus memiliki keahlian profesional. Dengan keahlian profesional yang dimilikinya, pengawas diharapkan mampu menilai apakah semua kebijakan telah dilaksanakan sesuai dengan yang ditetapkan, dan mampu melakukan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi. Selain itu, pengawas koperasi juga diharapkan mampu mengidentifikasi kecurangan-kecurangan serta pemborosanpemborosan yang terjadi, sehingga pengurus dapat membuat suatu kebijakan yang tepat untuk menanggulangi permasalahan tersebut yang secara langsung akan berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas penerapan pengendalian intern. Pengalaman kerja pengawas sebagai internal auditor juga sangat diperlukan dalam melakukan efektivitas penerapan pengendalian intern. Pengalaman kerja akan meningkat seiring dengan semakin meningkatnya tugas yang dihadapi. Seorang auditor yang berpengalaman akan lebih sadar terhadap kekeliruan-kekeliruan yang terjadi. Dalam pelaksanaan pekerjaanya, internal auditor yang berpengalaman akan mampu bekerja dengan lebih teliti, mampu mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dengan cepat dan disiplin waktu dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pengawas. Dengan adanya hal demikian dalam pelaksanaan tugasnya yaitu memeriksa seluruh aktivitas koperasi maka kualitas laporan yang dihasilkan akan semakin berkualitas sehingga dapat dijadikan acuan oleh pengurus koperasi dalam memperbaiki prosedur dan 7
8 kebijakan yang dinilai kurang efektif sehingga kedepannya tercipta suatu penerapan pengendalian intern yang lebih efektif dari sebelumnya. Berdasarkan pemaparan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh pemanfaatan teknologi informasi, independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja pengawas pada efektivitas penerapan pengendalian intern koperasi di Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung?. 1.2 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang, maka yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan teknologi informasi, independensi, keahlian profesional dan pengalaman kerja pengawas pada efektivitas penerapan pengendalian intern koperasi di Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung. 1.3 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi semua pihak yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini, antara lain: 1) Manfaat teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi media untuk menerapkan konsep-konsep dan teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan 8
9 serta meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan melalui berbagai temuan di lapangan yang sebelumnya belum terungkap. 2) Manfaat praktis (1) Bagi Koperasi Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak pengurus koperasi sebagai bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan pengendalian intern. (2) Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan mahasiswa mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas penerapan pengendalian intern pada koperasi. 1.4 Sistematika Penulisan Secara garis besar, penelitian ini disusun menjadi lima bab yang diuraikan sebagai berikut: Bab I: Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang dan pokok permasalahan, tujuan, kegunaan serta sistematika penulisan. Bab II: Kajian Pustaka Bab ini menguraikan tentang teori-teori yang relevan dengan penelitian, hasil penelitian sebelumnya yang terkait serta rumusan hipotesis penelitian. 9
10 Bab III: Metode Penelitian Bab ini menguraikan tentang metode penelitian meliputi lokasi, objek, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data serta teknik analisis data yang digunakan. Bab IV: Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan tentang karakteristik populasi, hasil analisis data yang mencakup hasil perhitungan dan deskripsi hasil penelitian serta pembahasan dari permasalahan yang ada. Bab V: Simpulan dan Saran Bab ini menguraikan tentang simpulan yang diperoleh dari hasil analisis dalam bab pembahasan hasil penelitian dan saran-saran yang diberikan sesuai dengan simpulan yang diperoleh dari penelitian serta keterbatasan penelitian. 10
BAB I PENDAHULUAN. pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi, dan kepatuhan terhadap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Struktur pengendalian intern (SPI) sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik pada SA 319 par 06 struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Usaha-usaha koperasi memiliki lingkup usaha yang bervariasi dari yang kecil hingga yang besar. Koperasi yang memiliki lingkup usaha yang luas akan berdampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan selalu mengharapkan agar usaha yang dikelolanya semakin
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu mengharapkan agar usaha yang dikelolanya semakin berkembang dan berhasil sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan yang semakin pesat selaras dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. yang mengakibatkan setiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penggunaan dana yang dapat dipertanggungjawabkan. Pengawasan bersifat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu negara yang dikelola oleh pemerintahan selalu mencakup penggunaan dana yang cukup besar jumlahnya untuk melaksanakan aktivitas pemerintahan. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaannya terutama dalam bentuk asset keuangan atau tagihan dibandingkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian Indonesia tentunya tidak terlepas dari peran lembaga keuangan. Lembaga keuangan merupakan badan usaha yang kekayaannya terutama dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan perusahaan memberikan pengaruh pada posisi perusahaan dalam persaingan bisnis. Kinerja yang tercermin dari laporan keuangan juga dijadikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam rangka mewujudkan perekonomian yang modern, para pimpinan atau manajemen perusahaan dituntut untuk dapat mengelola perusahaannya secara lebih efektif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan ke depan (Yustrianthe, 2012). Berdasarkan Peraturan Pemerintah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target akhir dalam suatu proses audit adalah pembuatan opini dengan judgement yang dasar dan pertimbangan yang mendalam yang menunjukkan tidak adanya keraguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang ekonomi membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan dunia usaha. Perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi dalam dunia perekonomian menyebabkan persaingan dunia usaha semakin ketat. Untuk meningkatkan daya saingnya, perusahaan hendaknya menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal sehingga laba yang diharapkan untuk diperoleh juga maksimal.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada di perusahaan secara maksimal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desa adat merupakan organisasi sosial yang bersifat tradisional. Desa adat memiliki hak ekonomi dan sosial yang merupakan kekuasaan untuk mengatur hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Lingkungan usaha modern telah menyebabkan berkembangnya konsep pengawasan atas jalannya operasi suatu perusahaan. Konsep ini telah berkembang seiring dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses bisnis merupakan seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh suatu bisnis untuk memperoleh, menghasilkan, serta menjual barang dan jasa (Rama dan Jones, 2011:3-4).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik sektor industri maupun jasa. Perkembangan dunia usaha pada era globalisasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya cukup tinggi, hal ini berpengaruh dalam perkembangan dunia usaha baik sektor industri
Lebih terperinciStandar Audit SA 300. Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan
SA 00 Perencanaan Suatu Audit atas Laporan Keuangan SA Paket 00.indb //0 ::0 AM STANDAR AUDIT 00 PERENCANAAN SUATU AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN (Berlaku efektif untuk audit atas laporan keuangan untuk periode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, karena persaingan bukan hanya berasal dari dalam negeri tetapi berasal juga dari luar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin berkembang, dan dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan tersebut membuat permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengauditan didefinisikan sebagai suatu proses sistematis untuk mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berhubungan dengan asersi tentang tindakan dan kejadian ekonomi-ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara mengelola dana yang sangat besar dalam penyelenggaraan pemerintahannya. Pengelolaan Keuangan Negara yang baik akan mensukseskan pembangunan dan mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Konsep kinerja auditor dapat dijelaskan dengan menggunakan agency theory. Pihak kepala unit organisasi berperan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini bank memiliki peranan yang strategis dalam menunjang roda perekonomian. Bank sebagai lembaga keuangan, merupakan wadah yang menghimpun dana dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas seperti sekarang ini, perusahaan-perusahaan menghadapi persaingan yang sangat ketat. Kegiatan usaha dan perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang bersih dan bebas KKN menghendaki adanya. mendukung terciptanya kepemerintahan yang baik (good governance),
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam beberapa tahun terakhir, permasalahan hukum terutama berkaitan dengan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) dengan segala praktiknya seperti penyalahgunaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk auditor, kualitas kerja dilihat dari kualitas yang dihasilkan yang dinilai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hasil kerja berhubungan dengan seberapa baik sebuah pekerjaan diselesaikan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Untuk auditor, kualitas kerja
Lebih terperinciSTANDAR AUDITING. SA Seksi 200 : Standar Umum. SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan. SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga
STANDAR AUDITING SA Seksi 200 : Standar Umum SA Seksi 300 : Standar Pekerjaan Lapangan SA Seksi 400 : Standar Pelaporan Pertama, Kedua, & Ketiga SA Seksi 500 : Standar Pelaporan Keempat STANDAR UMUM 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memiliki lembaga keuangan yang kuat dan modern. Dimana
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu Negara, lembaga keuangan berperan aktif dalam membantu pertumbuhan ekonomi. Salah satu hal yang menunjukkan bahwa sebuah Negara telah memiliki kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberikan rekomendasi tentang tindakan-tindakan perbaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengawasan bersifat membantu agar sasaran yang ditetapkan organisasi dapat tercapai, dan secara dini menghindari terjadinya penyimpangan pelaksanaan, penyalahgunaan
Lebih terperinciMAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL
MAKALAH TENTANG INTERNAL CONTROL TUGAS E-LEARNING ADMINISTRASI BISNIS Dosen: Putri Taqwa Prasetaningrum Disusun Oleh: Nama : Irwandi Nim : 14121041 Kelas : 21/pagi PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKONOLOGI
Lebih terperinciPENGENDALIAN INTERN 1
PENGENDALIAN INTERN 1 Pengertian Pengendalian Intern Standar pekerjaan lapangan yang kedua (PSA No. 01 (SA 150)) menyebutkan Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam mengelola negara sangat memerlukan biaya atau dana yang sangat besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama dalam Era Globalisasi saat ini, membuat persaingan para pebisnis akan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Audit Internal a. Pengertian Audit Internal Audit Internal merupakan pengawasan manajerial yang fungsinya mengukur dan mengeavaluasi sistem pengendalian
Lebih terperinciKODE ETIK AUDITOR IAIN MATARAM
KODE ETIK AUDITOR IAIN MATARAM Kode Etik Auditor IAIN Mataram 1 kode etik auditor hadir untuk memacu pencapaian budaya etis di kalangan profesi auditor mutu akademik internal 2 Kode Etik Auditor IAIN Mataram
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah membangun di atas landasan yang kukuh dan kuat, yaitu kondisi-kondisi di berbagai bidang kehidupan. Pembangunan ekonomi
Lebih terperinciPERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN
PERBEDAAN STANDAR PEMERIKSAAN KEUANGAN NEGARA DAN GOVERNMENT AUDIT STANDARDS BAGIAN PENDAHULUAN No Hal Standar Pemeriksaan Keuangan Negara Government Audit Standards 1. Tujuan disusunnya Untuk menjadi
Lebih terperinciSEVTIYENI HANDAYANI HUSNAN /FE/EA
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SKRIPSI Oleh : SEVTIYENI
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Atribusi Menurut Fritz Heider pencetus teori atribusi, teori atribusi merupakan teori yang menjelaskan tentang perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah
Lebih terperinciMakalah. Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang. Internal Control Yang Meliputi :
Makalah Tugas E-Learning Administrasi Bisnis Tentang Internal Control Yang Meliputi : (Definisi Pengendalian Internal, Unsur- Unsur Pengendalian Intern, Manfaat Pengendalian Intern ) Dosen : Putri Taqwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit judgment merupakan suatu pertimbangan atas persepsi dalam menanggapi informasi laporan keuangan yang diperoleh, ditambah dengan faktor-faktor dari dalam diri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara efektif, efisien dan ekonomis untuk tetap mempertahankan eksistensinya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, persaingan antar perusahaan berlangsung dengan ketat. Untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keuangan yang disajikan manajemen kepada para pengguna.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi keuangan disajikan oleh manajemen kepada para pengguna untuk memungkinkan para pengguna menilai pertanggungjawaban manajemen keuangan dan untuk menilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi
BAB I 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Ketika seorang investor akan menanamkan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha semakin lama semakin cepat dan sangat bervariasi. Persaingan antara perusahaan semakin meningkat dengan dibarengi berbagai permasalahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin tahun, persaingan perusahaan di berbagai sektor semakin ketat dan menyebabkan semakin bergairahnya pasar modal. Perkembangan pasar modal ini, mengakibatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat bertahan dalam proses seleksi alam ini. non keuangan, bagi para stockholder (pemegang saham) dan stakeholder
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan bisnis saat ini telah menciptakan suatu kompetisi antar perusahaan atau organisasi. Perusahaan atau organisasi yang dapat bertahan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, dua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Akuntan publik sangat dibutuhkan dalam menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap aktivitas dan kinerja perusahaan. Jasa akuntan publik sering digunakan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang telah diaudit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keunggulan yang memiliki daya saing, mengembangkan sistem ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam bidang ekonomi, arah pembangunan ekonomi nasional meliputi hal-hal pokok seperti: mengembangkan perekonomian dengan membangun keunggulan yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suatu organisasi di dalam mempertanggungjawabkan segala aktivitas finansial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu organisasi di dalam mempertanggungjawabkan segala aktivitas finansial menggunakan akuntansi sebagai bahasa komunikasi. Untuk itu perlu diselenggarakan
Lebih terperinciPIAGAM AUDIT INTERNAL
PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor Koperasi dan UKM merupakan salah satu sektor yang mampu menunjukkan kekokohannya dengan tetap menyerap jutaan lapangan pekerjaan ditengah krisis global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi di Indonesia dewasa ini sudah cukup pesat, dapat dilihat dari banyak berdirinya perusahaan-perusahaan baik kecil, menengah, maupun besar.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian nasional dan perubahan lingkungan strategis yang dihadapi dunia usaha termasuk koperasi dan usaha kecil menengah saat ini sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan teknologi yang pesat dan semakin berkembangnya sumber daya manusia akan membawa pengaruh yang besar dan luas terhadap perubahan ekonomi selama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Pendidikan Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang menjadi masalah dalam Badan Pengawasan Daerah. Seharusnya seorang pemeriksa mempunyai wawasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan pengendalian yang efektif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menjamin pendistribusian dana yang merata pada semua sektor publik sehingga
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerintah Indonesia merupakan Negara yang sedang berkembang perekonomianya.negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan dari sebuah perusahaan salah satunya adalah untuk memperoleh laba/profit yang menunjang tujuan lainnya yaitu pertumbuhan yang terus menerus (going concern) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik),
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Perusahaan merupakan salah satu alat penggerak perekonomian di Indonesia, karena seperti yang dinyatakan oleh BPS (Badan Pusat Statistik), perusahaan turut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku
5 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan baik milik negara maupun swasta sebagai suatu pelaku ekonomi tidak bisa lepas dari kondisi globalisasi ekonomi dewasa ini. Era globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada
m BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada industri wisata, seperti wisata belanja, wisata kuliner, wisata buatan, ataupun wisata alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengendalian intern dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian intern yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi yang sedang ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan yang semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh sistem yang terdapat dalam perusahaan tersebut. Dengan bertambah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, perusahaanperusahaan dituntut dapat efisien dan efektif dalam melaksanakan kegiatan perusahaan agar dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepercayaan masyarakat terhadap auditor sebagai pihak yang independen dalam mengaudit laporan keuangan perusahaan sangat besar. Auditor bertanggung jawab untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seorang akuntan publik atau yang sering disebut sebagai auditor merupakan salah satu bagian penting dalam kegiatan akuntansi didalam suatu perusahaan atau instansi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu audit laporan keuangan, seorang auditor harus menyusun kerangka kerja yang baik sebelum melakukan auditnya di lapangan. Hal tersebut mengharuskan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Auditing Auditing merupakan ilmu yang digunakan untuk melakukan penilaian terhadap pengendalian intern dimana bertujuan untuk memberikan perlindungan dan pengamanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Koperasi merupakan tonggak utama pembangunan ekonomi Indonesia. Usaha pemerintah untuk membangun perekonomian masyarakat Indonesia selama ini, termasuk saat menghadapi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit diwujudkan, dikarenakan banyaknya anggota dari perusahaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan pengendalian
Lebih terperinciPENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah)
PENGARUH KOMITMEN TERHADAP KEPUASAN KERJA AUDITOR DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Survey pada Auditor pada KAP Wilayah Jawa Tengah) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk melakukan kegiatan operasionalnya secara efektif,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisai dan perkembangan teknologi informasi saat ini membuat persaingan dalam dunia bisnis makin berkembang pesat, untuk itu dituntut bagi perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses. sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengertian audit menurut Mulyadi (2002:9) adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif mengenai pernyataan-pernyataan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah yang mengelola negara dalam kaitannya dengan masalah keuangan mencakup dana yang cukup besar, sehingga Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam konteks pemerintahan daerah, Peraturan Pemerintah tentang Pengelolaan Keuangan Daerah mengamanatkan bahwa keuangan daerah agar dikelola secara tertib,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan yang sangat ketat antar perusahaan saat ini terjadi di dalam dunia usaha. Perusahaan harus menggunakan segala kemampuannya, metodemetode, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance dan clean governance di Indonesia semakin meningkat. Melihat masih banyaknya
Lebih terperinci2.4 KODE ETIK AKUNTAN INDONESIA
40 4. Standar pelaporan Ke-4: Tujuan standar pelaporan adalah untuk mencegah salah tafsir tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh akuntan bila namanya dikaitkan dengan laporan keuangan: 01. Seorang akuntan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULAN. Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang
BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan tentunya memiliki beragam kebutuhan untuk menunjang berjalannya usaha tersebut dengan baik. Beberapa kebutuhan itu antara lain sistem pengendalian
Lebih terperinciModul ke: AUDIT INTERNAL. Standar Audit Internal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi
Modul ke: 15 Agung Fakultas Ekonomi dan Bisnis AUDIT INTERNAL Standar Audit Internal Waluyo Program Studi Akuntansi EVOLUSI AUDIT INTERNAL Kerangka kerja yang baru mengharuskan dikembangkannya tiga perangkat
Lebih terperinciPIAGAM KOMITE AUDIT 2015
PIAGAM KOMITE AUDIT 2015 DAFTAR ISI Halaman BAGIAN PERTAMA... 1 PENDAHULUAN... 1 1. LATAR BELAKANG... 1 2. VISI DAN MISI... 1 3. MAKSUD DAN TUJUAN... 1 BAGIAN KEDUA... 3 PEMBENTUKAN DAN KEANGGOTAAN KOMITE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan pengembangan dunia bisnis di zaman sekarang menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya sistem ekonomi kapitalis yang hampir menguasai dunia dan berimbas pada Indonesia dengan adanya program era pasar bebas, diharapkan koperasi bisa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan harus dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Pembangunan daerah juga
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat, oleh karena itu hasil pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesalahan seperti watch dog yang selama ini ada di benak kita sebelumnya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di jaman modern ini, peran auditor internal sudah berubah menjadi bagian dalam organisasi itu sendiri yang sifatnya membantu organisasi dalam usaha mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan
Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Era globalisasi mengakibatkan tingkat persaingan di dalam dunia usaha akan semakin ketat. Keunggulan daya saing ditentukan oleh faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Melihat perkembangan perekonomian saat ini, dimana tingkat minat masyarakat Indonesia sangat tinggi dalam hal keinginan memiliki usaha sendiri, kepemilikan rumah sendiri,
Lebih terperinciModul ke: TEMUAN AUDIT. 06Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Rosaria.SE.,MSi.,Ak.,CA.,CPAI. Program Studi AKUNTANSI
Modul ke: 06Fakultas Dewi EKONOMI DAN BISNIS TEMUAN AUDIT Rosaria.SE.,MSi.,Ak.,CA.,CPAI Program Studi AKUNTANSI Materi 1. Hakekat Temuan Audit 2. Elemen-elemen temuan audit 3. Review Pengawas 4. Pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini negara kita sedang mengalami berbagai masalah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini negara kita sedang mengalami berbagai masalah yang beragam, baik dari sudut politik, maupun ekonomi. Dengan memburuknya pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciLAMPIRAN. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai
LAMPIRAN DAFTAR PERNYATAAN Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian. Oleh karena itu, mohon diperhatikan istilah yang belum dipahami dan letak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harus adanya pemisahan tanggung jawab antara prinsipal dan agen. Prinsipal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teori keagenan (agency theory) adalah teori yang menyatakan mengenai harus adanya pemisahan tanggung jawab antara prinsipal dan agen. Prinsipal merupakan pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. agar tujuan yang ingin dicapai oleh entitas atau perusahaan dapat tercapai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Setiap organisasi, entitas atau perusahaan harus dikelola dengan baik agar tujuan yang ingin dicapai oleh entitas atau perusahaan dapat tercapai. Pengelolaan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.
Lebih terperinci