EFFECTIVENESS TRAINING MODULE USE KMS COACH ON THE IMPROVEMENT OF KNOWLEDGE AND ACCURACY IN INTERPRETING CADRE CHILDREN OF WEIGHING IN POSYANDU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFFECTIVENESS TRAINING MODULE USE KMS COACH ON THE IMPROVEMENT OF KNOWLEDGE AND ACCURACY IN INTERPRETING CADRE CHILDREN OF WEIGHING IN POSYANDU"

Transkripsi

1 51 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, EFEKTIVITAS PELATIHAN PENGGUNAAN MODUL PENDAMPING KMS TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETEPATAN KADER DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU EFFECTIVENESS TRAINING MODULE USE KMS COACH ON THE IMPROVEMENT OF KNOWLEDGE AND ACCURACY IN INTERPRETING CADRE CHILDREN OF WEIGHING IN POSYANDU Agus Hendra Al-Rahmad* *Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Aceh, Jl. Soekarno-Hatta, Lampeneurut, Aceh Besar. Telp: Abstrak : Hasil pemantauan status gizi di Propinsi Aceh tahun 2013 diproleh 19,72% anak KEP total, dan 1,80% diantaranya termasuk KEP berat, serta prevalensi anak pendek mencapai sebesar 37,1%. Peran kader yang sangat strategis melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan anak di posyandu, maka diperlukan pelatihan dengan Modul Pendamping KMS untuk menentukan interpretasi hasil penimbangan anak di posyandu. Penelitian untuk menilai efektivitas pelatihan penggunaan modul pendamping KMS terhadap peningkatan pengetahuan dan ketepatan kader dalam menginterpretasikan hasil penimbangan balita. Jenis penelitian deskriptif analitik menggunakan desain Quasi Experimental dengan pendekatan pretest posttest non equivalent group. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Darul Imarah selama 2 bulan, (Agustus-September 2014). Sampel merupakan kader puskesmas berjumlah 40 orang (20 perlakuan dan 20 kontrol). Data dikumpulakan secara wawancara dan dianalisis menggunakan statistik R-Cmdr terhadap analisis deskriptif dan analisis inferensial. Hasil penelitian diketahui pelatihan mempunyai pengaruh signifikan dalam meningkatkan pengetahuan (p= 0,002) dan ketepatan kader (p=0,000) dalam melakukan interpretasi data. Selanjutnya dibuktikan pelatihan dengan modul KMS lebih efektif dalam meningkatkan pengetahuan kader (p=0,022) dan meningkatkan ketepatan kader (p=0,000) dibandingkan pelatihan tanpa modul. Kesimpulannya bahwa pelatihan dengan modul pendamping KMS mempunyai pengaruh dalam meningkatkan pengetahuan dan ketepatan kader, selain itu pelatihan ini mempunyai efektifitas yang lebih baik dibandingkan pelatihan tanpa modul. Kata Kunci: Modul Pendamping KMS, Kader, Pengetahuan, Ketepatan, Interpretasi Abstract :Results of monitoring of nutritional status in the province of Aceh in 2013 acquired 19.72% total PEM children, and 1.80% of them including severe PEM, and the prevalence of short children reached 37.1%. Cadre of highly strategic role through monitoring the growth of children in neighborhood health center, the necessary training with KMS companion module to determine the interpretation of the results of weighing children in neighborhood health center. Study to assess the effectiveness of training in the use of KMS companion module to increase the knowledge and accuracy in interpreting the results cadres child's weight. Analytic descriptive study using Quasi-Experimental design with pretest posttest approach non-equivalent group. The experiment was conducted in Darul Imarah for 2 months. The survey results revealed training exercise significant influence in increasing knowledge (p=0.002) and the accuracy of cadres (p=0.000) in the interpretation of data. Further training evidenced by KMS module is more effective in increasing the knowledge of cadres (p=0.022) and increase the accuracy of cadres (p=0.000) compared with no training modules. The conclusion that training with a companion module KMS have an influence in increasing the knowledge and precision of cadres, besides this training has better effectiveness than training without modules. Keywords:Complementary modules, Kader, Knowledge, Accuracy, Interpretation PENDAHULUAN Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millennium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari 8 tujuan, 18 target dan 48 indikator, dengan target pada tahun 2015 setiap negara harus menurunkan angka kematian anak 51

2 Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 52 dibawah 5 tahun sampai dua pertiga dari angka kematian anak pada tahun Dua dari indikator sebagai penjabaran tujuan pertama MDG s adalah menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita dan menurunnya jumlah penduduk dengan defisit energi 1. Kekurangan gizi merupakan masalah serius Pemantauan pertumbuhan merupakan salah satu kegiatan utama program perbaikan gizi, yang menitikberatkan pada upaya pencegahan dan peningkatan keadaan gizi balita 6.Penelitian Minarto 9, menyimpulkan bahwa frekuensi dan kontinyuitas berat badan tidak naik secara konsisten sangat mempengaruhi pertumbuhan yang berkontribusi kematian balita dan bayi 6 bulan dan 12 bulan. Faktor kesakitan dan kematian ibu. Di Indonesia sampai kini masih pemantauan pertumbuhan sangat terdapat empat masalah gizi utama yang harus mempengaruhi ketepatan pengukuran dan ditanggulangi dengan program perbaikan gizi, upaya perbaikan gizi dilaksanakan secara tindak lanjutnya oleh kader 5. Selain itu pembinaan kader merupakan sarana penting bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan dalam peningkatan pengetahuan dan pentahapan dan prioritas pembangunan keterampilan kader 6. nasional. Sasaran jangka panjang yang ingin dicapai adalah bahwa masalah gizi tidak Trainingneeds assessment kader di Propinsi Aceh, ternyata kader masih kesulitan dalam menjadi masalah kesehatan masyarakat 2. pengisian grafik KMS, termasuk dalam Hasil Riskesdas 2010, menunjukkan bahwa menentukan interpretasi hasil penimbangan. prevalensi gizi buruk dan gizi kurang di Indonesia adalah 17,9%, balita pendek 35,6% dan kurus 13,3%. Provinsi Aceh memiliki prevalensi gizi buruk dan kurang yang masih berada diatas angka prevalensi nasional yaitu Peran kader yang sangat strategis melalui kegiatan pemantauan pertumbuhan anak di posyandu dan masih banyak dijumpai kesalahan kader dalam menentukan interpretasi hasil penimbangan, maka penulis tertarik untuk 23,7 %. Berdasarkan hasil survei Pemantauan melakuan penelitian tentang efektivitas Status Gizi (PSG) tahun 2012 di Kabupaten pelatihan penggunaan modul pendamping KMS Aceh Besar diketahui prevalensi balita yang terhadap peningkatan pengetahuan dan mengalami gizi kurang sebesar 23,5% dan gizi buruk sebesar 11,4%. Prevalensi gizi buruk dan ketepatan kader dalam menginterpretasikan hasil penimbangan balita. gizi kurang (KEP Total) dari tahun 2009 sampai dengan 2012 relatifnya mengalami peningkatan METODE PENELITIAN yang signifikan 3. Penelitian kuantitatif menggunakan desainquasi Experimental dengan rancangan

3 53 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, pretest posttest non equivalent group. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Darul Imarah Aceh Besar, terhitung Agustus September Sampel merupakan kader terpilih secara acak dari hasil perhitungan besar sampel menggunakan rumus ukuran sampel untuk menguji hipotesis dua sisi dua populasi rata-rata 10, yaitu: n = 2σ2 (Z 1 α/2 + Z 1 β ) 2 (μ o μ a ) 2 Besar sampel diperoleh 40 orang yang dibagi kedalam dua kelompok (20 perlakuan dan 20 kontrol). Pengumpulan data meliputi data primer (identitas subjek, pengetahuan, ketepatan kader) yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. Data skunder meliputi wilayah kerja kader, demografi lokasi serta data dukung lainnya diperoleh melalui studi dokumen. Data diolah secara komputerisasi dengan melewati beberapa tahapan yaitu, editing, coding, entry, cleaning data entry. Kemudian melakukan analisis data menggunakan software statistik R (R-Cmdr) bersifat open source.analisis data dimulai secara deskriptif, pengujian pra syarat analisis, pengujian normalitas (Kolmogorov Smirnov), dan pengujian homogenitas varians tes statistik yang digunakan adalah uji F (Levene s Test for Equality of Variances). Dalam membuktikan hipotesis, uji statistik yaitu Dependent T-Test dan Independent T-Test. Statistik Dependent T-Test atau Wilcoxon (data tidak berdistribusi normal) serta Independent T-Test atau Mann Whitney (data tidak berdistribusi normal). PEMBAHASAN Karakteritik Subjek Penelitian dilakukan dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, dengan Subjek penelitian adalah kader yang sampai saat ini aktif dalam kegiatan penimbangan balita di posyandu berjumlah 40 orang. Adapun karakteristik kader terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, pelatihan kader yang sejenis dan lamanya menjadi kader. Berdasarkan hasil penelitian menurut tabel 1 dapat dijelaskan bahwa menurut karakteristik umur tidak terdapat perbedaan proporsi baik pada kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai p=0,896 (p-value > 0,05). Begitu juga dengan pendidikan, hasil statistik tidak terdapat perbedaan proporsi jenis pendidikan antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol dengan nilai p=0,279 (p-value > 0,05). Menurut karakteristik pelatihan tergambarkan secara proporsi bahwa baik pada kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol umumnya sudah pernah mendapatkan pelatihan, artinya secara statistik untuk karakteristik pelatihan kader juga tidak terdapat perbedaan proporsi pada kedua kelompok dengan nilai

4 Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 54 p=1,000 (p-value > 0,05). Sedangkan menurut karakteristik lama bekerja, pada kader posyandu tergambarkan bahwa secara proporsi yang bekerja 5 tahun kebawah umumnya lebih banyak. Menurut hasil statistik terbukti bahwa tidak terdapat perbedaan lama bekerja responden antara kedua kelompok. Berikut secara lebih jelas disajikan dalam Tabel 1 berikut ini lengkap dengan hasil uji statistik : Tabel 1. Distribusi Karakteristik Subjek Penelitian menurut Kelompok Penelitian Karakteristik Subjek Umur tahun tahun tahun Pendidikan - SD - SMP - SMA - Diploma - Sarjana Pelatihan - Ya - Tidak Lama Bekerja - 5 tahun kebawah - Diatas 5 tahun Kelompok Penelitian Perlakuan Kontrol n % n % ,0 50,0 15,0 5,0 30,0 60,0 0,0 5,0 65,0 35, ,0 50,0 20,0 20,0 10,0 65,0 0,0 5,0 70,0 30, , , ,0 8 40,0 Total , ,0 X 2 (p-value) 0,22 (0,896) 3,84 (0,279) 0,11 (1,000) 0,40 (0,751) Hasil penelitian mengilustrasi, tidak terdapatnya perbedaan yang signifikan pada CI:95% pada karakteristik subjek, bahwa kelompok subjek penelitian baik dari kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol berasal dari karakteristik yang sama sehingga diharapkan tidak terjadinya ketimpangan data dalam penelitian sehingga Berikut ini merupakan hasil analisis data secara analitik yang meliputi pengetahuan kader dalam penimbangan dan ketepatan hasil dari intervensi pada kelompok perlakuan merupakan perubahan akibat dari pelatihan penggunaan modul pendamping KMS, bukan akibat dari perbedaan karakteristik subjek. Pengaruh Pelatihan Modul KMS terhadap Pengetahuan dan Ketepatan Kader dalam Interpretasi Hasil Penimbangan kader dalam melakukan interpretasi data yang digolongkan menurut kelompok baik dengan penggunaan modul maupun tanpa penggunaan modul.dianalisis secara statistik

5 55 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, menggunakan uji Dependent T-Test, dengan CI:95%. Kelompok Kader yang Mendapat Pelatihan dengan Penggunaan Modul Pendamping KMS Pengaruh pelatihan dengan modul pendamping KMS terhadap peningkatan kemampuan kader dalam hal pengetahuan dan ketepatan interpretasi data hasil penimbangan (p-value < 0,05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pelatihan penggunaan modul pendamping KMS bagi kader ternyata secara statistik menujukan pengaruh yang Tabel 3. sebagaimana disajikan pada tabel 3 dapat dijelaskan bahwa pengetahuan kader antara sebelum dilakukan pelatihan dengan setelah dilakukan pelatihan dengan modul pendamping KMS ternyata mempunyai selisih rerata sebesar 1,4 dengan deviasinya 1,70. Hasil statistik menunjukan terdapat perbedaan signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai p=0,002 bermakna untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam hal menginterpretasikan hasil penimbangan di Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun Pengaruh Pelatihan Penggunaan Modul Pendamping KMS terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan Kader (n=20) Mean ± SD Mean ± SD CI:95% p-value Pengetahuan Kader : - Sebelum pelatihan 14,1 + 1,33 1,4 + 1,70 0,61 2,19 0,002** - Setelah pelatihan 15,5 + 1,79 Ketepatan Kader : - Sebelum pelatihan 7,4 + 0,50 1,4 + 0,88 0,99 1,81 0,000** - Setelah pelatihan 8,8 + 0,95 ** Signifikan pada CI:95% dengan df=19 (p-value< 0,05) Ketepatan kader sebagaimana hasil penelitian pada tabel 4, dapat juga dijelaskan bahwa selisih rerata ketapatan kader antara sebelum dilakukan pelatihan dengan setelah dilakukan pelatihan yaitu sebesar 1,4 dengan deviasinya 0,88. Secara statistik, hasil ini juga menunjukan terdapat perbedaan signifikan antara ketepatan kader sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai p=0,000 (p-value < 0,05) dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu. Sehingga dapat disimpulkan, pelatihan penggunaan modul pendamping KMS bagi kader ternyata secara statistik menujukan pengaruh yang sangat signifikan untuk menghasilkan ketepatan kader dalam meningkatkan serta menginterpretasikan

6 data terkait hasil penimbangan di Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun Tabel 4. Kelompok Kader yang Mendapat Pelatihan Tanpa Penggunaan Modul Pendamping KMS Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 56 Pengaruh pelatihan yang diberikan kepada kader berkaitan dengan interpretasi hasil penimbangan tanpa penggunaan modul pendamping KMS terhadap upaya mengetahui kemampuan kader dalam hal pengetahuan dan ketepatan interpretasi data hasil disajikan pada tabel 4. Pengaruh Pelatihan Tanpa Penggunaan Modul Pendamping KMS terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan Kader (n=20) Mean ± SD Mean ± SD CI:95% p-value Pengetahuan Kader : - Sebelum pelatihan 13,9 + 1,79 0,3 + 1,60-0,45 1,05 0,410* - Setelah pelatihan 14,2 + 1,35 Ketepatan Kader : - Sebelum pelatihan 7,1 + 0,69 0,1 + 0,72-0,24 0,44 0,541* - Setelah pelatihan 7,2 + 0,88 * Tidak Signifikan pada CI:95% dengan df=19 (p-value> 0,05) Berdasarkan tabel 4, dapat dijelaskan bahwa pengetahuan kader antara sebelum dilakukan pelatihan dengan setelah dilakukan pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS ternyata mempunyai selisih rerata hanya sebesar 0,3 dengan deviasinya 1,60. Hasil statistik menunjukan tidak terdapat perbedaan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai p=0,410 (p-value > 0,05). Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan kader tidak bisa ditingkatkan dengan pelatihan tanpa memberikan modul pendamping KMS terkait interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu pada wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun Selain itu, faktor ketepatan kader menurut tabel 4 juga terlihat bahwa selisih rerata skor ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu pada pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS antara sebelum dengan sesudah pelatihan hanya sebesar 0,1 dengan deviasinya 0,72. Secara statistik, hasil ini tidak menunjukan perbedaan antara ketepatan kader sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan dengan nilai p=0,541 (p-value > 0,05) dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu. Sehingga disimpulkan, pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS bagi kader ternyata secara signifikan tidak bisa menujukan pengaruh untuk menghasilkan

7 57 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, ketepatan kader dalam menginterpretasikan data terkait hasil penimbangan di Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun Efektifitas Pelatihan Modul Pendamping KMS terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan Kader dalam Interpretasi Hasil Penimbangan di Posyandu Efektivitas pelatihan yang dilakukan dengan penggunaan modul pendamping KMS bertujuan melihat apakah pelatihan dan penerapan daripada modul yang telah dirancang Tabel 5. yang mengacu kepada standar KMS 2008, mempunyai nilai yang lebih baik untuk meningkatkan pengetahuan dan ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu bila dibandingkan pelatihan tanpa penggunaan modul. Untuk mengetahui hasil efektivitas tersebut, secara statistik digunakan uji statistik Independent T- Test. Berikut hasil analisis data yang meliputi pengetahuan kader dan ketepatan kader menurut kelompok perlakuan penelitian (menggunakan modul pendamping KMS) dan kelompok kontrol (tanpa menggunakan modul). Efektivitas Pelatihan antara Penggunaan Modul Pendamping KMS (n=20) dengan Pelatihan Tanpa Modul (n=20) dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Ketepatan Kader Faktor dalam Interpretasi Hasil Penimbangan Pengetahuan Kader - Menggunakan Modul - Tanpa dengan Modul Ketepatan Kader - Menggunakan Modul - Tanpa dengan Modul Setelah Pelatihan Kader Dalam Interpretasi Hasil Penimbangan di Posyandu (Postest) n Mean + SD CI:95% p-value ,5 + 1,792 14,2 + 1, ,8 + 0, ,2 + 0,875 ** Signifikan pada CI:95% dengan df=38 (p-value< 0,05) 0,205 2,495 0,022** 1,065 2,235 0,000** Hasil penelitian berkaitan dengan efektifitas pelatihan antara menggunakan modul pendamping KMS dengan tidak menggunakan modul pendamping KMS (tabel 5) yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan kader dan ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu, dapat dijelaskan untuk menilai efektifitas dari suatu pelatihan dilihat berdasarkan pencapaian pada akhir kegiatan setelah proses pelatihan dievaluasi. Berdasarkan tabel 6 terlihat bahwa setelah dilakukan pelatihan diantara kedua kelompok, ternyata kelompok yang mendapat modul pendamping KMS mempunyai nilai rerata yang lebih besar dibandingkan kelompok tanpa penggunaan modul. Hal ini jelas terlihat dari pemusatan nilai rata-ratanya baik untuk variabel pengetahuan

8 kader (menggunakan modul=15,5 dan tanpa modul=14,2) dengan perbedaannya sebesar 1,35 maupun variabel ketepatan kader (menggunakan modul=8,8 dan tanpa modul=7,2) dengan perbedaannya sebesar 1,65. Selanjutnya hasil statistik menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang siginifikan pada CI:95% baik pengetahuan kader (p-value= 0,022) maupun ketepatan kader (p-value= 0,000) antara kedua kelompok perlakuan yaitu kelompok pelatihan yang mendapat modul pendamping KMS lebih tinggi nilai reratanya dibandingkan kelompok pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS (pvalue< 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelatihan dengan modul pendamping KMS yang diberikan kepada kader ternyata mempunyai nilai efektifitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan pemberian pelatihan tanpa penggunaan modul pendamping KMS untuk meningkatkan pengetahuan dan ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah. PEMBAHASAN Karakteristik Responden Karakteristik dari subjek penelitian antara kelompok kader dengan perlakuan dan kelompok kader dengan kontrol adalah homogen. Berdasarkan hasil uji statistik pada Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 58 karakteristik umur, tingkat pendidikan, pelatihan kader dan lamanya menjadi kader tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara proporsi pada kedua kelompok. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada CI:95% pada skor pretes antara kelompok kader perlakuan dengan kelompok kader kontrol (p > 0,05). Hal ini menunjukkan kemampuan awal kedua kelompok adalah seimbang. Jika karakteristik awal kedua kelompok sama/seimbang, maka apabila terdapat perubahan peningkatan pengetahuan dan ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan itu merupakan akibat yang diperoleh karena intervensi yang diberikan dan bukan oleh faktor lain. Pengaruh Pelatihan Modul KMS terhadap Pengetahuan dan Ketepatan Kader dalam Interpretasi Hasil Penimbangan Pengaruh Pelatihan Modul KMS terhadap Pengetahuan Hasil statistik menunjukan perbedaan signifikan antara pengetahuan kader sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan (p-value < 0,05). Dapat disimpulkan bahwa pelatihan penggunaan modul pendamping KMS bagi kader ternyata secara statistik menujukan pengaruh yang bermakna untuk meningkatkan pengetahuan kader. Hal ini sejalan dengan penelitian Khaidir (2005) bahwa pengetahuan kader dalam

9 59 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, pengelolaan posyandu meningkat secara signifikan sesudan mendapat pelatihan berdasarkan kompetensi. Menurut Ratna, dkk. (2009), pendidikan kesehatan melalui modul terbukti memiliki pengaruh yang bermakna dalam meningkatkan pengetahuan ibu balita dalam pemberian makanan sumber vitamin A. Lebih lanjut juga didukung oleh penelitian Al Rahmad 2, bahwa terdapat perbedaan yang bermakna pengetahuan dan perilaku Tenaga pelaksana Gizi (TPG) pada kelompok perlakuan, yang menunjukan pelatihan dengan penggunaan media modul dapat meningkatkan pengetahuan begitu signifikan. Informasi dapat berasal dari berbagai bentuk termasuk pendidikan formal maupun non formalyang dikonversi menjadi pengetahuan. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang 15. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. 12 Menurut Hamalik 5, pelatihan sangat erat kaitan dengan pendidikan, berdasarkan kemampuan yang ingin dikembalikan, maka jelaslah pelatihan berarti juga pendidikan. Pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan (Omar at al., 2009). Pengaruh Pelatihan Modul KMS terhadap Ketepatan Kader Ketepatan kader menunjukan perbedaan signifikan antara sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan (p-value < 0,05) dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan di Posyandu. Pelatihan penggunaan modul pendamping KMS bagi kader ternyata menujukan pengaruh yang sangat signifikan untuk menghasilkan ketepatan kader dalam meningkatkan serta menginterpretasikan data hasil penimbangan di Posyandu dalam wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah tahun Hal ini sejalan dengan Saleh et al., (2001) menemukan hasil bahwa program pelatihan meningkatkan tingkat keterampilan. Penelitian Khaidir (2005) menyatakan keterampilan kader dalam pengelolaan posyandu meningkat secara signifikan sesudah mendapat pelatihan berdasarkan kompetensi. Pendidikan kesehatan melalui modul berpengaruh dalam meningkatkan keterampilan TPG dalam melakukan interpretasi data status gizi balita 2. Menurut hamalik 5 kegiatan pelatihan mempunyai tujuan adalah untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta yang menimbulkan perubahan perilaku aspek-aspek kognitif, keterampilan dan sikap, seperti: kemampuan membentuk dan membina hubungan antar

10 perorangan (personal) dalam organisasi, kemampuan menyesuaikan diri dengan keseluruhan lingkungan kerja, pengetahuan dan kecakapan untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu dan kebiasaan, pikiran dan tindakan serta sikap dalam pekerjaan. Al Rahmad, dkk 1 menyatakan bahwa suatu program pelatihan akan memperoleh keterampilan sebagai faktor utama dalam menentukan keberhasilanya menurut tujuan yang akan dicapai. Omar at al., (2009) pelatihan merupakan solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan keterampilan. Minarto dalam Al Rahmad 2 menyatakan bahwa efektivitas dari hasil pemantauan dan promosi terhadap pertumbuhan balita sangat dipengaruhi oleh ketepatan pengukuran dan tindak lanjutnya, maka untuk memperoleh data yang baik dan berkualitas pengukur (kader) harus mendapat pelatihan secara rutinitas. Efektifitas Pelatihan Modul Pendamping KMS terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Ketepatan Kader dalam Interpretasi Hasil Penimbangan di Posyandu Penggunaan metode yang tepat dalam pelatihan sangat mendukung hasil suatu pelatihan. Menurut Mathis & Jackson (2006) bahwa penerapan yang efektif dari sebuah pelaksanaan pelatihan membutuhkan penggunaan rancangan pelatihan, seperti mempersiapkan dan mempertimbangkan Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 60 konsep dan model pembelajaran, motivasi belajar, serta pendekatan efektifitas diri. Hasil penelitian terdapat perbedaan siginifikan (p-value< 0,05) baik pengetahuan kader maupun ketepatan kader antara kedua kelompok perlakuan. Pelatihan dengan modul pendamping KMS yang diberikan kepada kader ternyata mempunyai nilai efektifitas yang lebih baik bila dibandingkan dengan pelatihan tanpa penggunaan modul untuk meningkatkan pengetahuan dan ketepatan kader dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan Posyandu di wilayah kerja Puskesmas Darul Imarah. Hasil penelitian ini searah dengan penelitian Al Rahmad, 2 TPG Puskesmas yang mendapat pelatihan dan penerapan berbasis software WHO Anthro lebih efektif dibandingkan dengan berbasis konvensional dalam membentuk kualitas dan data status gizi yang lebih baik. Lebih lanjut Murdick et al. (1986) dalamal Rahmad,dkk 1 menyimpulkan untuk melakukan pengolahan data diperlukan suatu peralatan yang bisa meningkatkan pemahaman serta aksebilitas yang tinggi dan tingkat penyimpanan yang lebih baik, mempunyai kecepatan dalam melakukan pengolahan data, penyajian output yang lebih menarik dan ini merupakan sesuatu hal yang sangat lazim dilakukan oleh perangkat elektronik seperti komputer dan perangkat lainnya. Oleh karena itu, kedepannya

11 61 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, diharapkan bahwa kader dalam melakukan interpretasi hasil penimbangan lebih mengarah kearah komputerisasi, artinya setidaknya bisa membuktikan bahwa pelatihan dengan modul pendamping KMS-2008 secara signifikan meningkatkan pengetahuan (p=0,002) dan juga tersedia KMS dalam bentuk software. meningkatkan ketepatan kader (p=0,000) Pendidikan dan pelatihan menjadi sangat dalam menginterpretasikan hasil penting disuatu institusi kesehatan, mengingat dalam mencapai tujuannya diperlukan tenaga penimbangan balita di Posyandu melalui pelatihan di Wilayah Kerja Puskesmas Darul kerja yang berkualitas serta terampil. Imarah Kabupaten Aceh Besar. Selanjutnya Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja pelatihan penggunaan modul pendamping khususnya bidang kesehatan merupakan suatu KMS-2008 mempunyai efektivitas yang proses dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan terhadap hal-hal yang sifatnya baru maupun proses penyegaran yang lebih baik terhadap peningkatan pengetahuan (p=0022) dan ketepatan kader (p=0,000) dibandingkan pelatihan tanpa penggunaan pada akhirnya masalah ini akan menjadi salah modul dalam menginterpretasikan hasil satu faktor sukses pencapaian tujuan institusi. penimbangan balita di Posyandu di Wilayah Pelatihan adalah suatu proses yang Kerja Puskesmas Darul Imarah Kabupaten meliputi serangkaian tindak (upaya) yang Aceh Besar. dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan yang dilakukan oleh tenaga profesional yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam suatu organisasi. 8 KESIMPULAN Untuk meningkatkan pengetahuan kader dalam hal interpretasi hasil penimbangan, maka pelatihan dengan modul pendamping KMS secara signifikan dapat meningkatkan pengetahuan serta mempunyai nilai ketepatan yang lebih baik dalam melakukan interpretasi data hasil penimbangan. Hasil penelitian SARAN Untuk meningkatkan keterampilan kader dalam hal membuat interpretasi hasil penimbangan yang tepat sebaiknya pada waktu pelatihan kader tentang interpretasi hasil penimbangan dilakukan dengan alat bantumodul. Selain itu perlu penguatan terhadap modul pendamping, sehingga bisa digunakan secara menyeluruh pada semua wilayah puskesmas khususnya yang berada diwilayah kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar. Sedangkan saran bagi pihak dinas kesehatan terkait, agar dapat memfasilitasi kegiatan pelatihan kader dengan menggunakan modul pendamping KMS-2008 sehingga dapat

12 dimanfaatkan dengan baik demi membentuk data dan informasi gizi yang mempunyai nilai kualitasnya. UCAPAN TERIMA KASIH Hasil penelitian ini tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak, baik dari tenaga gizi dan kader di Puskesmas Darul Imarah yang telah membantu peneliti serta atas ketersediaannya menjadi responden dalam penelitian untuk mendukung data yang lebih baik. Pihak pimpinan Puskesma juga yang telah memberikan izin demi kelancaran dalam penelitian. Selanjutnya terima kasih kepada tim pakar dijajaran Poltekkes Kemenkes Aceh yang telah memberikan masukan dan saran serta konstribusi lainnya demi hasil penelitian ini kearah yang lebih sempurna. DAFTAR PUSTAKA 1. Al Rahmad, dkk (2009) Efektifitas Penggunaan Standart Baru Antropometri WHO-2006 Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Penilaian Status Gizi Tenaga Gizi Pelaksana Dikota Banda Aceh Tahun 2009,Edisi , Volume: 4, Nasuwakes Poltekkes Aceh 2. Al Rahmad, (2013) Efektivitas Penggunaan Standar Pertumbuhan WHO Anthro Terhadap Kualitas Dan Informasi Data Status Gizi Balita, 3. Depkes RI, (2002) Pemantauan Pertumbuhan Balita, Dirjen Binkesmas, Jakarta. 4. Depkes RI, (2006a) Standar Pemantauan Pertumbuhan Balita, Dirjen. Bina Gizi Masyarakat Jakarta 5. Depkes RI, (2002) Pemantauan Pertumbuhan Balita, Dirjen Binkesmas, Jakarta. 6. Depkes RI, (2006b) Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu, Direktorat Efektifitas Penggunaan Modul Pendamping KMS. 62 Jendral Bina Kesehatan Kesehatan Masyarakat Jakarta. 7. Direktorat Bina Gizi Masyarakat dan FKM- UI, (1998) Program Perbaikan Gizi Keluarga di dalam Posyandu, Dirjen Binkesmas Depkes RI Jakarta 8. Hamalik, O., (2005) Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, Bumi Aksara 9. Minarto, (2008) Berat Badan Tidak Naik Sebagai Indikator Dini Gangguan Pertumbuhan pada Bayi Sampai Usia 12 Bulan di Kab. Bogor Jabar Tahun 2006 dalam Jurnal Info Pangan dan Gizi Vol. IX No. 3, halaman Murti, B., (1997) Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 11. Mudjianto dan Trintin T., (2002) Efektifitas Kartu Menuju Sehat (KMS) Anak Balita sebagai Sarana Penyuluhan Gizi di Posyandu, di dalam media :Informasi Pangan dan Gizi Vol. XIII No. 2, halaman Notoatmodjo, S., (2007) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Penerbit : Rineka Cipta, Jakarta. 13. Nasution, S., (2003) Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar & Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara. 14. Satoto, A.B. Jahari., Soekirman., (2002) Growth Data from Posyandu in Indonesia : Precision, Accuracy, Realibility and Utilization. Jakarta :Gizi Indonesia, Vol. XXVI, No. 26, Halaman Simon-Morton, B.G., Green, W.H., Gottlieb, N.H., (1995) Introduction to Health Education and Health Promotion. USA : Waveland Press inc. Illinois. 16. Wahyudin, D.H., Supriadi, D., & Abdulhak, I., (2002) Pengantar Pendidikan, Buku Materi Pokok MKDK 4301/3 SKS/Modul 1-9. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penyelenggaraan pembangunan kesehatan dasar terutama ibu, bayi dan anak balita BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

Lebih terperinci

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENYAKIT ISPA PADA BALITA SEBELUM DAN SETELAH DIBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN DI PUSKESMAS ARIODILLAH PALEMBANG TAHUN 2012 Oleh : Amalia Dosen STIK Bina Husada

Lebih terperinci

Alfridsyah 1, Ichsan 1, dan Ampera Miko 1

Alfridsyah 1, Ichsan 1, dan Ampera Miko 1 PERBEDAAN PENGGUNAAN STANDAR BARU ANTROPOMETRI WHO-2006 TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN PENILAIAN STATUS GIZI PADA TENAGA GIZI PELAKSANA DI KOTA BANDA ACEH TAHUN 2009 (Different Use of New Standards

Lebih terperinci

Jurnal Kesehatan Masyarakat

Jurnal Kesehatan Masyarakat KEMAS 11 (1) (2015) 65-73 Jurnal Kesehatan Masyarakat http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas PENGETAHUAN DAN TINDAKAN KADER POSYANDU DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN ANAK BALITA Zulhaida Lubis, Isyatun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA

GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA 40 GAMBARAN PEMANFAATAN KMS OLEH KADER POSYANDU BALITA SEHAT DI DUSUN BEDOYO KIDUL,DESA BEDOYO, KECAMATAN PONJONG, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, YOGYAKARTA Intan Nugroho 1, Budi Rahayu 1 1 Stikes Jen. A.Yani

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

Journal of Health Education

Journal of Health Education Journal of Health Education 1 (2) (2016) Journal of Health Education http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jhealthedu EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERJODOH DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

Lebih terperinci

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA

PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA PERBANDINGAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEXS ANTROPOMETRI BB/ U DAN BB/TB PADA POSYANDU DI WILAYAH BINAAN POLTEKKES SURAKARTA Siti Handayani ¹, Sri Yatmihatun ², Hartono ³ Kementerian Kesehatan Politeknik

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETERAMPILAN KADER DALAM MENGINTERPRETASIKAN HASIL PENIMBANGAN (N DAN T) DALAM KMS DI PUSKESMAS BAUMATA KABUPATEN KUPANG NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis

BAB I PENDAHULUAN. pertama kali posyandu diperkenalkan pada tahun 1985, Posyandu menjadi. salah satu wujud pemberdayaan masyarakat yang strategis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pos pelayanan terpadu ( Posyandu) merupakan salah satu pelayanan kesehatan yang memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan kesehatan terutama untuk

Lebih terperinci

KUALITAS HASIL PENIMBANGAN BERAT BADAN BALITA OLEH KADER POSYANDU

KUALITAS HASIL PENIMBANGAN BERAT BADAN BALITA OLEH KADER POSYANDU P-ISSN : 2527-3310 Penimbangan Berat Badan E-ISSN di : Posyandu... 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2016; 1(2): 111-115 KUALITAS HASIL PENIMBANGAN BERAT BADAN BALITA OLEH KADER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa balita merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan berat badan yang paling pesat dibanding dengan kelompok umur lain, masa ini tidak terulang sehingga disebut window

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN

KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN KELAS BAPAK DAN PENGETAHUAN SUAMI TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN Dedeh Supriatin, Yuliasti Eka Purnamaningrum, Yuni Kusmiyati Poltekkes Kemenkes Yogyakarta E-mail: yuliasti.eka.purnamaningrum@gmail.com

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi balita yang dihadapi Indonesia saat ini merupakan masalah gizi ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada balita

Lebih terperinci

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 1 APRIL 2017 Volume. No APRIL 0 PENGETAHUAN IBU TENTANG PENGGUNAAN KMS BERHUBUNGAN DENGAN PERTUMBUHAN ANAK 6- BULAN a Asweros U. Zogaraa Program Studi Gizi, Poltekkes Kemenkes Kupang, 85000 *Email : eroz.zogara@gmail.com

Lebih terperinci

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN Emmi Silitonga* Lufthiani** *Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Lebih terperinci

Yenny Sianturi, Eviana S Tambunan, Ratna Ningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Yenny Sianturi, Eviana S Tambunan, Ratna Ningsih Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Jakarta III PENINGKATAN KEMAMPUAN KADER KESEHATAN DALAM MELAKUKAN DETEKSI TUMBUH KEMBANG BALITA MELALUI PELATIHAN (The Increaseness of Health Cadre Ability in Implementing Early Detection of Children Under Five Years

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh: PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MANFAAT POSYANDU TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG POSYANDU PADA IBU BALITA DI DESA AMBARKETAWANG GAMPING TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: TRI NURIKA 201110104288

Lebih terperinci

Pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader puskesmas dalam penerapan standar pemantauan pertumbuhan balita di Kota Bitung

Pelatihan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kader puskesmas dalam penerapan standar pemantauan pertumbuhan balita di Kota Bitung JURNAL Pelatihan GIZI DAN meningkatkan DIETETIK pengetahuan INDONESIAdan keterampilan kader puskesmas dalam penerapan standar pemantauan pertumbuhan balita 15 Vol. 1, No. 1, Januari 2013: 15-21 Pelatihan

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Fitriana 1610104422 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

SUCI ARSITA SARI. R

SUCI ARSITA SARI. R ii iii iv ABSTRAK SUCI ARSITA SARI. R1115086. 2016. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap Pengetahuan Ibu tentang Pola Makan Balita di Desa Sambirejo Kecamatan Mantingan Kabupaten Ngawi. Program Studi DIV

Lebih terperinci

Universitas Sam Ratulangi Manado Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017

Universitas Sam Ratulangi Manado   Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Jurnal e-gigi (eg), Volume 5 Nomor 1, Januari-Juni 2017 Perbandingan efektivitas dental health education metode ceramah dan metode permainan terhadap peningkatan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut anak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu

BAB 1 PENDAHULUAN. kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu penyebab terjadinya kasus gizi buruk pada masyarakat adalah kurang berfungsinya lembaga-lembaga sosial dalam masyarakat, seperti posyandu sehingga berakibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA THE RELATIONSHIP OF MOTHER S KNOWLEDGE TOWARDS STIMULATION OF TALKING AND LANGUAGE TO TODDLER

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I.

EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I. EFEKTIFITAS PELATIHAN PENCEGAHAN GIZI BURUK BALITA PADA PEER EDUCATOR UNTUK MENINGKATAN PENGETAHUAN KELOMPOK DASAWISMA DI PUSKESMAS BATURRADEN I. EFFECTIVENESS OF MALNUTRITION PEER EDUCATOR TRAINING TO

Lebih terperinci

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN

PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA 0-24 BULAN Media Gizi Pangan, Vol. XI, Edisi, Januari Juni PENDIDIKAN IBU, KETERATURAN PENIMBANGAN, ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANAK USIA -4 BULAN Asmarudin Pakhri ), Lydia Fanny ), St. Faridah ) ) Jurusan Gizi Politeknik

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA. Oleh: Ni Putu Dewi Tata Arini NIM : PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

UNIVERSITAS UDAYANA. Oleh: Ni Putu Dewi Tata Arini NIM : PROGRAM STUDI KESEHATANMASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA UNIVERSITAS UDAYANA EFEKTIVITAS PELATIHAN MENGGUNAKAN MEDIA CETAK (BOOKLET DAN LEAFLET) UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER POSYANDUTENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI DESAGULINGAN KECAMATANMENGWI

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN SKRINING PERKEMBANGAN BALITA DENGAN KPSP TERHADAP KETRAMPILAN KADER KESEHATAN UNTUK DETEKSI DINI PENYIMPANGAN PERKEMBANGAN BALITA DI RW 06 KELURAHAN TANDANG Manuscript Oleh : Elisa Andreana

Lebih terperinci

Keywords: Posyandu, cadres knowledge, infant and under five children growth monitoring

Keywords: Posyandu, cadres knowledge, infant and under five children growth monitoring GAMBARAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER POSYANDU DALAM PEMANTAUAN PERTUMBUHAN BAYI DAN BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DESA LALANG TAHUN 014 (DESCRIPTION OF CADRES KNOWLEDGE AND SKILLS IN MONITORING

Lebih terperinci

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal:

Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Singaperbangsa Karawang emal: EFEKTIFITAS APLIKASI SDIDTK BERBASIS ANDROID DALAM PENINGKATAN MOTIVASI BIDAN MELAKUKAN SDIDTK PADA BALITA DI KECAMATAN CILAMAYA KULON KABUPATEN KARAWANG Lilis Suryani 1), Carudin 2) Program Studi D III

Lebih terperinci

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI

Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita Dewi ³. INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN KADER DALAM PENIMBANGAN DI POSYANDU DI DESA PLEDO KECAMATAN WITIHAMA ADONARA KABUPATEN FLORES TIMUR NUSA TENGGARA TIMUR Petronela Bahi ¹, Herawati ², Devillya Puspita

Lebih terperinci

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI HUBUNGAN ANTARA WAKTU PENYAPIHAN, POLA PEMBERIAN MAKAN DAN FREKUENSI KUNJUNGAN POSYANDU DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 12-60 BULAN DI DESA GARI, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2012 Yelli

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi experiment) dan deskriptif analitis. Dalam proses belajar mengajar

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG. HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BELAWANG Sri Heniarti Puskesmas Berangas Kabupaten Barito Kuala Email: filannoah@gmail.com

Lebih terperinci

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG Dwi Novrianda Fakultas Keperawatan Universitas Andalas e-mail: dwinov_82@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Penelitian eksperimen semu dilakukan untuk mengetahui pengaruh suatu perlakuan terhadap

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN Gusti Evi Zaidati 1, Deni Suryanto 2 1 Akademi Kebidanan Banjarbaru, Kalimantan Selatan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga

Lebih terperinci

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP PENTINGNYA PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE DI PUSKESMAS NAMTABUNG KEC. SELARU KABUPATEN MALUKU TENGGARA BARAT Fasiha (Poltekkes Kemenkes Maluku) ABSTRAK Sistem

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Balita BGM di Desa Karangpasar Wilayah Kerja Puskesmas Tegowanu 1 Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian di Desa Tegowanu Nurul Budi Lestari 1, Agus Sartono 2, Erma Handarsari 3 1,2,3 Program Studi S1 Ilmu Gizi FIKKES Universitas Muhammadiyah Semarang asartono15@yahoo.com

Lebih terperinci

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN

JUMAKiA Vol 3. No 1 Agustus 2106 ISSN HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA USIA 3-5 TAHUN DI TK PERMATA HATI TAHUN 2015 Sun Aidah Andin Ajeng Rahmawati Dosen Program Studi DIII Kebidanan STIKes Insan Cendekia Husada Bojonegoro

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasi experiment atau eksperimen semu. Quasi eksperimen mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan telah ditetapkan arah kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS

EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS EFEKTIVITAS PROGRAM PMT PEMULIHAN TERHADAP KENAIKAN BERAT BADAN PADA BALITA STATUS GIZI BURUK DI KABUPATEN BANYUMAS Ersa Anditia, Artathi Eka Suryandari, Walin Akademi kebidanan YLPP Purwokerto Jalan KH.Wahid

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, 1986). Penelitian

Lebih terperinci

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016 Metode STAD dan Quantum Learning dalam Keterampilan Pencatatan Pelaporan Kader Posyandu (STAD and Quantum Learning Method in Writing Report Posyandu s Cadre Skill) Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia melodinaeswara@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ismawati tahun 2010 (dalam Ariyani dkk, 2012), posyandu BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, guna memberdayakan masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat diperlukan di masa mendatang (Depkes RI, 2007). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia. Kekurangan gizi belum dapat diselesaikan, prevalensi masalah gizi lebih dan obesitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI DISUSUN OLEH : ARUM TRI HIRASIANA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PERSONAL HYGIENE DI SDNEGERI 16 SUNGAI ROTAN KABUPATEN MUARA ENIM TAHUN 2013 Hanna D.L Damanik *, Ridwan *, Darmadi Lubis ** * Dosen

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR.

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SADARI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN KADER KESEHATAN DI DESA GUNUNG SARI DAN DESA SINDANG SARI KECAMATAN CIANJUR. Tetti Solehati Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Salatiga yang beralamat Jalan Stadion Nomor 4. Pada penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperiment karena berupa penelitian lapangan yang memberikan perlakuan berupa penyuluhan dengan metode ceramah

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN 1 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN THE EFFECTIVENESS OF THE USE OF FESTO FLUIDSIM AS

Lebih terperinci

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengikuti Posyandu dengan Kenaikan Berat Badan Balita Usia 2-3 Tahun di Kelurahan Sawah Besar Kecamatan Gayamsari Semarang The Correlation between Mothers Knowledge

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK

PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK ISBN 978-602-50798-0-1 101 PENGARUH PELATIHAN STIMULASI DETEKSI DAN INTERVENSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK Ima Syamrotul Muflihah Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Email: ima.syamrotul@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Upaya perbaikan gizi masyarakat disebutkan dalam undang-undang No 36 tahun 2009 bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui

Lebih terperinci

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN :

Serambi Saintia, Vol. II, No. 2, Oktober 2014 ISSN : Serambi Saintia, Vol. II, No., Oktober 04 ISSN : 337-995 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA PADA KEGIATAN POSYANDU DI DESA ANEUK PAYA KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACEH BESAR Yunita

Lebih terperinci

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan

Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih, Dodiet Aditya S Kementrian Kesehatan Politeknik Surakarta Jurusan Kebidanan PERANAN PENYULUHAN TENTANG GIZI SEIMBANG DENGAN ALAT BANTU LEAFLET TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SERTA STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN DI KABUPATEN KLATEN Triwik Sri Mulati, Wiwik Setyaningsih,

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN Wahyuni, Nurul Amaliyah dan Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes

Lebih terperinci

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan SADARI terhadap tingkat pengetahuan dan Skill kader kesehatan di Desa Purwajaya dan Desa Sidarahayu -Ciamis. Tetti Solehati, S.Kp.,M.Kep., 1 Kusman Ibrahim.,S.Kp.,MNS.,Ph.D.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU Rita Afni Kebidanan STIKes Hang Tuah Pekanbaru

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja, BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan anak merupakan proses dinamis, dimulai dari anak bergantung pada pengasuh (caregiver) atau orang tua dalam semua aspek fungsional selama masa bayi, lalu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam menyelesaikan masalah penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dipilih penulis

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (SESIOMADIKA) 2017 ISBN: 978-602-60550-1-9 Pembelajaran, hal. 634-639 PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2006: 160). Metode yang digunakan pada penelitian

Lebih terperinci

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi Ririn Pajriyani dan Kadar Kuswandi/ Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu ASI/12-21 E-Jurnal Obstretika Vol. 1 No. 1 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping

Lebih terperinci

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta 1 EFEKTIVITAS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN MEDIA PERMAINAN MONOPOLI DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PPKn DI SMA N 2 WONOSARI Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad

Lebih terperinci

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD 1 Eko A. Papilaya 2 Kustina Zuliari 2 Juliatri 1 Kandidat Skripsi

Lebih terperinci

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif.

Kata Kunci: Status Gizi Anak, Berat Badan Lahir, ASI Ekslusif. HUBUNGAN ANTARA BERAT BADAN LAHIR ANAK DAN PEMBERIAN EKSLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA 24-59 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO Ridzka Cristina* Nova H. Kapantow, Nancy

Lebih terperinci

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013

PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 1 PREVALENSI DAN KARAKTERISTIK GIZI KURANG DAN GIZI BURUK PADA BALITA DESA BAN KECAMATAN KUBU KABUPATEN KARANGASEM OKTOBER 2013 Kadek Sri Sasmita Dewi G Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen, karena penelitian ini akan melihat pengaruh penerapan metode inkuiri

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH

PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH Sugita, Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu prioritas Kementrian Kesehatan saat ini adalah meningkatkan status kesehatan anak khususnya bayi dan balita. Masih tingginya kesakitan dan kematian yang terjadi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen

Gambar 3.1 Macam-macam Desain Metode Eksperimen 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Hal ini dikarenakan penelitian dilakukan untuk melihat pengaruh permainan

Lebih terperinci

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1

PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 Pengaruh Learning Cycle... (Zuli Utami) 265 PENGARUH LEARNING CYCLE 5E TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SDN SENDANGADI 1 THE EFFECT OF LEARNING CYCLE 5E TO SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT IN 4 TH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 di MAN 1 Pringsewu Kabupaten Pringsewu. 3.2 Populasi Penelitian Populasi penelitian

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Posyandu Terhadap Peningkatan Pengetahuan Orang Tua Balita Di Kelurahan Pinokalan Kecamatan Ranowulu Kota Bitung Meifly S. Moningka 1, Anita Lontaan 2, Robin Dompas 3

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh : Resha Cahyanti 201510104386 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV

Lebih terperinci

1 Febriana DLS, 2 Induniasih, 3 Yanita Trisetiyaningsih

1 Febriana DLS, 2 Induniasih, 3 Yanita Trisetiyaningsih 1 EFFECTIVENESS MODEL FOR INCREASING AWARENESS TO RECOGNIZE RECOGNIZE KNOWLEDGE ON MOTHERS IN THE VILLAGE KALIMANJUNG AMBARKETAWANG GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA 1 Febriana DLS, 2 Induniasih, 3 Yanita Trisetiyaningsih

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Eksperimen dapat diartikan sebagai proses penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET

TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET 66 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 01, Januari 2016 TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI PUSKESMAS PLERET Ranityas Kinasih 1, Era Revika 1, Diyah Yuliantina 1 ABSTRACT Background:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN PERBEDAAN STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN FREKUENSI KUNJUNGAN KE POSYANDU DAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DI DESA BUNGAYA KECAMATAN BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM PROVINSI BALI Nutritional Status Of Children

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Sheila Anggri Aswari 201410104073 PROGRAM STUDI BIDAN

Lebih terperinci

NURDEWI /IKM

NURDEWI /IKM EFEKTIFITAS KIE MELALUI CERAMAH BOOKLET DAN POWERPOINT UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN SUB PPKBD (KADER) TENTANG PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI KOTA BINJAI PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2014 TESIS Oleh

Lebih terperinci

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil Sandra Tombokan 1, Jelly Neltje Bokau 2, Sjenny Olga Tuju 3 1,3. Jurusan Kebidanan Poltekkes Kesehatan

Lebih terperinci

Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator

Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator 16 Novitasari Ratna Astuti Promosi Kesehatan Gigi Dan Mulut Dengan Metode Ceramah Interaktif Dan Demonstrasi Disertai Alat Peraga Pada Guru Sekolah Dasar Sebagai Fasilitator Promosi Kesehatan Gigi Dan

Lebih terperinci

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar

Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk Meningkatkan Internal Locus Of Control Siswa dalam Belajar Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Volume 3 Number 2 December 2017. Page 8-14 p-issn: 2443-2202 e-issn: 2477-2518 Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/jppk Efektivitas Teknik Latihan Asertif Untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) TERHADAP KETERAMPILAN KONSELING DAN MOTIVASI BIDAN DESA

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) TERHADAP KETERAMPILAN KONSELING DAN MOTIVASI BIDAN DESA Efektifitas Berkumur dengan Larutan P-ISSN The : 2527-3310 Rosella... E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 97-102 PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Explanatory Research dibidang gizi masyarakat, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabel. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : 2541-0849 e-issn : 2548-1398 Vol. 1, no 3 November 2016 PENGARUH PENERAPAN METODE PEMECAHAN MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Abdul Wakhid

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL

PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL PENGARUH PELATIHAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG BALITA (DTKB) TERHADAP MOTIVASI DAN KETRAMPILAN KADER DI DUSUN SORAGAN NGESTIHARJO KASIHAN BANTUL SKRIPSI Disusun oleh: Dani Agus Triana Putriningtyas 201510104379

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA N 1 Sukahaji Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan setelah peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERTAMA KALI PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP-ASI) PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBOKEN Giovanny V. Wereh*, Shirley E.S Kawengian**,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep akuntansi. Oleh karena itu, peneliti menggunakan metode eksperimen semu (quasi eksperimen)

Lebih terperinci