PENDAHULUAN. Latar Belakang. karena peluang pasar yang cukup terbuka. Peternakan sapi potong ini

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENDAHULUAN. Latar Belakang. karena peluang pasar yang cukup terbuka. Peternakan sapi potong ini"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan sapi potong di Indonesia masih menjanjikan karena peluang pasar yang cukup terbuka. Peternakan sapi potong ini terus berkembang seiring permintaan daging sapi yang cukup tinggi dan program pemerintah untuk membatasi impor daging sapi. Menurut Badan Pusat Statistik (2013), jumlah produksi daging sapi sebesar ton dan konsumsi sebesar ton. Impor sapi menurut Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian (2013) mencapai ton. Sapi potong merupakan salah satu produk penghasil daging yang banyak diminati masyarakat karena kandungan gizi yang cukup tinggi. Selain daging, sapi potong juga menghasilkan limbah berupa feses dan urin yang dapat diolah menjadi pupuk. Limbah ini merupakan salah satu eksternalitas negatif yang dapat mencemari lingkungan terutama di daerah yang padat penduduk atau dekat dengan pemukiman. Aspek lingkungan inilah yang selama ini tidak diperhitungkan dalam perhitungan analisis biaya dan pendapatan. Yogyakarta merupakan salah satu sentra produksi sapi potong. Banyak peternak sapi potong yang tersebar di seluruh daerah Yogyakarta, salah satunya di kelurahan Bener. Kelurahan Bener memiliki kelompok ternak sapi potong yang kandangnya terpusat pada satu tempat. Skala pemeliharaan tidak cukup besar akan tetapi kandang 1

2 terletak sangat dekat dengan pemukiman. Berdasarkan SK Dirjenak No. 776/kpts/DJP/ Deptan/1982, jarak tempat bermukim dengan kandang minimal 250 meter. Dampak terhadap masyarakat belum begitu terasa karena kelompok ternak ini terhitung masih baru. Selain dekat pemukiman, kandang juga dekat dengan sungai sehingga menyebabkan tingkat pencemaran sangat tinggi. Kedekatan kandang dengan pemukiman dan sungai dapat menimbulkan masalah terhadap peternak dengan warga, maka penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui sikap peternak terhadap aspek sosial, lingkungan fisik dan ekonomi serta mengetahui seberapa besar peternak mampu menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif terhadap warga sekitar melalui kemauan membayar peternak (Willingness to Pay) dalam rangka menjaga lingkungan peternakan sapi potong sekaligus mengetahui seberapa besar kemauan masyarakat dalam menerima keberadaan usaha peternakan sapi potong di lokasi tersebut (Willingness to Accept). 2

3 Tujuan Penelitian Penelitian dilakukan dengan tujuan untuk : 1. Mengetahui sikap peternak dari aspek sosial, lingkungan fisik, dan ekonomi pada usaha ternak sapi potong di kelompok ternak Trihandiniredjo Yogyakarta. 2. Mengetahui besarnya biaya lingkungan usaha peternakan sapi potong dengan cara kompensasi menggunakan metode Willingness to Pay (WTP) dan Willingness to Accept (WTA), Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Peternak sapi potong, sebagai masukan informasi dalam menjalankan usaha yang menguntungkan dan efisien dengan tetap memperhatikan lingkungan. 2. Pemerintah Daerah, sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan keputusan dan kebijaksanaan dalam pengembangan peternakan sapi potong yang berhubungan dengan perbaikan lingkungan dan pengembangan wilayah usaha. 3

4 TINJAUAN PUSTAKA Sapi potong Perkembangan sapi potong di setiap daerah atau negara berbedabeda. Sapi-sapi yang tersebar sekarang hampir di seluruh dunia berasal dari sapi-sapi primitif yaitu Bos Sondaicus, Bos Indicus, dan Bos Taurus. Sapi potong di Indonesia belum diketahui kapan mulai dibudidayakan (Rianto dan Purbowati, 2011). Produk utama dari sapi potong adalah daging sedangkan produk sampingnya berupa limbah feses dan urin. Azwar (1995) menyatakan bahwa satu ekor sapi diperkirakan menghasilkan feses rata rata sehari sekitar 1,5 kg sampai 2 kg dan menghasilkan urin sekitar 980 gram. Feses sapi ini terdiri dari zat zat organik (sekitar 40 % untuk feses dan 3,5 % untuk urin), serta zat zat anorganik seperti nitrogen, asam fosfat, sulfur dan sebagainya. Feses mengandung banyak bakteri yang bersifat patogen dan membahayakan. Bakteri yang paling berdampak negatif terhadap lingkungan adalah bakteri Escherichia coli. Bakteri ini merupakan patogen bagi usus manusia. Bakteri ini dapat digunakan untuk menunjukkan cemaran tinja dalam air minum. Bambang et al., (2014) melihat seberapa besar cemaran yang terjadi pada air isi ulang di sumber mata air dekat peternakan sapi di daerah Manado. Sampel air minum yang diuji mengandung cemaran mikroba yang berkisar antara 1,6 x 103 sampai 2,9 x 104 koloni/ml. 4

5 Sikap Peternak terhadap Lingkungan Sikap oleh Brehm and Kassin (1990) dalam Azwar (2005) didefinisikan penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek. Sikap ini dapat diukur dengan beberapa metode. Pengukuran skala sikap digunakan untuk mengukur sikap manusia atau sikap kelompok dengan cermat dan akurat (Azwar, 2005). Struktur sikap menurut Azwar (2005) terdiri dari tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap. Komponen ini berisi persepsi dan kepercayaan yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek emosional. Komponen kognatif merupakan aspek kecenderungan berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. Simmamora (2004) menjelaskan bahwa sikap dipengaruhi oleh pengalaman pribadi, pengaruh keluarga, pengaruh kawan, dan media massa. Keluarga, kawan atau orang yang dihormati mempengaruhi sikap kita melalui perkataan atau teladan. Sikap positif ataupun negatif dapat dibentuk berdasarkan informasi, anjuran atau larangan yang disampaikan melalui kata-kata. Di dalam kelompok yang memiliki ikatan sosial tinggi, pengaruh pemimpin sangat kuat dalam membentuk atau mengubah sikap anggotanya. Selain itu, saat ini banyak orang yang membentuk sikap hanya berdasarkan informasi yang diperoleh melalui media massa. 5

6 Sikap peternak dalam memperlakukan alam lingkungannya juga dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan mereka. Pengetahuan dan pengalaman manusia diperoleh selama manusia itu beradaptasi dengan lingkungannya. Dari pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh tersebut, manusia menjadi tahu tentang lingkungannya yang tercermin dalam perilaku bermasyarakat (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998). Sikap peternak dapat diukur mengunakan skala Likert. Dalam penelitian sebelumnya, skala Likert digunakan untuk mengukur sikap peternak ayam ras terhadap aspek lingkungan dan ekonomi di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian Andarwati dan Guntoro (2007) menunjukkan bahwa sikap peternak cenderung netral terhadap aspek lingkungan disebabkan oleh status kependudukan peternak yang mayoritas merupakan penduduk asli. Sikap peternak dari aspek ekonomi cenderung baik karena disebabkan beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah peternakan ayam ras sebagai pekerjaan pokok, pengalaman usaha yang cukup memadai, peternak berjenis kelamin laki-laki, dan ratarata pendidikan peternak tinggi. Eksternalitas Segala kegiatan yang melibatkan konsumsi terhadap barang publik biasanya akan menimbulkan eksternalitas. Eksternalitas dapat diartikan kegiatan atau tindakan yang membawa dampak (baik positif maupun 6

7 negatif) bagi orang lain. Dalam ilmu ekonomi, eksternalitas sebagai dampak yang ditimbulkan akibat hasil pasar terhadap kelompok selain produsen dan konsumen. Eksternalitas dapat menyebabkan tidak efisien pasar sehingga menimbulkan kegagalan pasar. Eksternalitas ini merupakan fenomena yang kita hadapi sehari-hari (Mankiw dan Gregory, 2000). Salah satu eksternalitas di dalam bidang peternakan adalah limbah yang dikeluarkan oleh ternak berupa feses. Dampak negatif yang dapat ditimbulkan dari limbah sapi yang kurang baik pengelolaannya yaitu pencemaran tanah yang akhirnya akan mencemari air tanah di sekitar. Air tanah yang masuk ke dalam tanah akan digunakan masyarakat untuk kebutuhan hidup sehingga mereka akan terserang penyakit pencernaan yang diakibatkan oleh limbah tersebut. Selain itu, bau yang menyengat dari kotoran tersebut dapat mengganggu pernapasan. Dalam konsep ekonomi, masalah lingkungan seperti polusi timbul karena adanya eksternalitas yang mengakibatkan kerugian bagi orang lain atau pihak lain sehingga menyebabkan hilangnya kesejahteraan masyarakat. Lebih jauh dikatakan oleh Irham (2005) bahwa dalam konsep teori ekonomi lingkungan, kehadiran polusi secara fisik tidak merugikan secara ekonomi. Artinya meskipun secara ekonomi polusi tersebut ada dan menimbulkan dampak negatif, akan tetapi secara serta merta polusi tersebut tidak harus dihilangkan sama sekali (dampak=0). Menghilangkan polusi pada keadaan sama dengan nol berarti kita tidak melakukan aktivitas ekonomi sama sekali. 7

8 Konsep Nilai Sumber Daya Konsep penilaian sumber daya diantaranya dikemukakan oleh Bell dan Bockstael (2000), nilai ekonomi suatu fungsi ekosistem atau jasa berkaitan dengan kontribusinya untuk menyejahterakan manusia, dimana kesejahteraan itu diukur dalam arti masing-masing individu mempunyai penilaiannya sendiri terhadap kehidupan yang lebih baik. Konsep ekonomi untuk menilai sumber daya alam dapat diketahui dari keinginan setiap individu untuk membayar (individual willingness to pay) dari selera (taste) dan preferensi (preferences) atas barang dan jasa yang dikonsumsi. Agregat jumlah nilai-nilai individu menjadi nilai sosial dari sumberdaya. Dengan demikian konsep penilaian ekonomi sumberdaya adalah upaya untuk memberikan nilai yang komprehensif terhadap sumberdaya. Pearce dan Moran (1994), Willingness to pay (WTP) atau kesediaan untuk membayar merupakan kesediaan individu untuk membayar suatu kondisi lingkungan (penilaian terhadap sumber daya alam dan jasa alami) dalam rangka memperbaiki kualitas lingkungan. Dalam WTP dihitung seberapa jauh kemampuan setiap individu atau masyarakat untuk membayar atau mengeluarkan uang dalam rangka memperbaiki kondisi lingkungan sesuai dengan standar yang diinginkan. Kesediaan membayar ini didasarkan atas pertimbangan biaya dan manfaat yang akan diperoleh konsumen tersebut. Dalam hal ini WTP merupakan nilai kegunaan potensial dari sumber daya alam dan jasa lingkungan. Spash (1997), penghitungan WTP dapat dilakukan secara 8

9 langsung (direct method) dengan melakukan survey, dan secara tidak langsung (indirect method), yaitu penghitungan terhadap nilai dari penurunan kualitas lingkungan yang telah terjadi. Selain itu, pengukuran nilai ekonomi juga dapat dilakukan melalui willingness to accept yaitu berapa besar orang menerima kompensasi akibat kerusakan lingkungan atau kesediaan konsumen menerima kompensasi dengan adanya kemunduran kualitas lingkungan. Kesediaan membayar atau kesediaan menerima merefleksikan preferensi individu, kesediaan membayar dan kesediaan menerima adalah parameter dalam penilaian ekonomi (Pearce dan Moran, 1994). Faktor pengukuran nilai ekonomi ini yang dapat dijadikan tolak ukur dalam penentuan nilai ekonomi. Garrod dan Willis (1999) serta Hanley dan Splash (1993) dalam Fauzi (2004) menyatakan besaran WTA berada pada kisaran 2 sampai 5 kali lebih besar daripada besaran WTP. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu ketidaksempurnaan dalam rancangan kuesioner dan teknik wawancara. Pengukuran WTA terkait dengan endowment effect yaitu dampak pemilikan dimana responden mungkin menolak untuk memberikan nilai terhadap sumber daya yang ia miliki, serta responden mungkin memilih bersikap cermat terhadap jawaban WTP dengan mempertimbangkan pendapatannya. 9

10 LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS Landasan Teori Peternakan sapi potong merupakan penyedia daging nasional untuk mencukupi kebutuhan gizi masyarakat Indonesia. Selain daging, sapi potong mempunyai produk samping berupa limbah/feses. Usaha peternakan sapi potong dapat menimbulkan pencemaran udara dan air akibat limbah yang dikeluarkan. Peternak perlu memperhatikan pencemaran yang ditimbulkan oleh ternak untuk keberlanjutan usahanya. Kondisi peternakan yang dianggap sebagai sumber polusi menimbulkan potensi konflik dengan masyarakat. Oleh karena itu, sikap peternak terhadap lingkungan perlu dijaga agar lingkungan tidak rusak dan tercemar. Jika lingkungan mampu dijaga oleh peternak, maka sudah pasti peternakan itu mampu bertahan lebih lama. Berbagai upaya yang dapat dilakukan peternak untuk menanggulangi kerusakan lingkungan antara lain pengolahan limbah ternak untuk dijadikan pupuk, pembersihan kandang secara rutin dan penanaman tanaman yang dapat mengurangi bau. Beberapa peternak memiliki sikap yang baik terhadap lingkungan karena mereka mampu menjaga kualitas lingkungan sekitar. Mereka juga mampu untuk mengurangi polusi yang ditimbulkan dari ternak tersebut. Peternak juga mampu menjaga komunikasi dengan lingkungan sosialnya sehingga usaha peternakannya mampu bertahan. 10

11 Teori yang dapat digunakan untuk menilai pencemaran lingkungan adalah teori eksternalitas. Eksternalitas dapat dibagi menjadi dua yaitu eksternalitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif merupakan manfaat yang dapat diambil dari adanya suatu kegiatan sedangkan eksternalitas negatif merupakan biaya yang harus dikeluarkan dari adanya pencemaran suatu kegiatan. Biaya pencemaran yang diakibatkan oleh peternakan sapi potong tersebut termasuk dari biaya lingkungan yang harus dibayar oleh peternak sapi potong. Biaya eksternalitas menimbulkan efek perubahan pada masyarakat terhadap peternakan sapi potong. Hal ini didasari karena keberadaan peternakan sapi potong yang mengganggu kenyamanan masyarakat di lingkungan sekitar. Oleh karena itu peternak harus mau mengganti kerusakan yang ditimbulkan karena adanya peternakan sapi potong ini. Kenyamanan masyarakat dan kelestarian lingkungan harus diperhatikan untuk keberlanjutan usaha sapi potong ini. Biaya yang harus dikeluarkan peternak untuk mengganti kerusakan lingkungan (WTP) biasanya berkisar lebih kecil jika dibandingkan dengan biaya yang diinginkan masyarakat atas kerusakan lingkungan yang terjadi (WTA). Nilai WTA berada pada kisaran 2 sampai 5 kali dari WTP. 11

12 Hipotesis Berdasarkan landasan teori yang sudah disusun, dapat dituliskan hipotesis sebagai berikut. 1. Peternak memiliki sikap yang baik (standar nilai 95,74 sampai 111,99) terhadap lingkungan pada peternakan sapi potong. 2. Besarnya nilai WTA lebih besar dibandingkan dengan WTP. 12

13 MATERI DAN METODE Materi Materi yang digunakan dalam penelitian adalah 30 responden peternak sapi potong kelompok ternak Trihandiniredjo dan 30 responden warga di sekitar kelompok ternak sapi potong Trihandiniredjo. Kelompok ternak sapi potong ini terletak di kelurahan Bener, Tegalrejo, Yogyakarta. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Juli Metode Metode dalam pengambilan sampel peternak dilakukan secara sensus berdasarkan jumlah anggota kelompok ternak dan warga sekitar ditentukan secara purposive random sampling. Responden warga sekitar diambil dengan syarat jarak tempat bermukim dengan kandang kurang dari 250 meter yang telah diatur dalam SK Dirjenak No. 776/kpts/DJP/ Deptan/1982. Analisis Data Sikap dalam penelitian ini adalah tanggapan peternak terhadap aspek lingkungan sekitar peternakan sapi potong Trihandiniredjo Yogyakarta. Aspek lingkungan terdiri dari aspek sosial, aspek lingkungan fisik, dan aspek ekonomi. Penilaian sikap dapat diukur berdasarkan kriteria menurut skala Likert. Penilaian dari skala sikap ini terdiri dari 5 13

14 kategori yaitu sangat setuju (SS) diberi skor 5, Setuju (S) diberi skor 4. Netral (N) diberi skor 3, Tidak Setuju (TS) diberi skor 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) diberi skor 1 (Azwar, 2005). Hasil dari jawaban responden tersebut dihitung nilai maksimum dan nilai minimum untuk mengetahui range kategori apakah sikap tersebut tergolong baik, netral atau tidak baik. Perhitungan rentang nilai menurut Suryabrata (2000) dapat dihitung sebagai berikut. Skor maksimal adalah skor tertinggi dari alternatif jawaban dikalikan untuk setiap pernyataan dengan jumlah item pernyataan. Skor minimal adalah skor terendah dari alternatif jawaban dikalikan untuk setiap pernyataan dengan jumlah item pernyataan. Aspek sosial memiliki item pernyataan sebanyak 7, aspek lingkungan fisik memiliki item pernyataan sebanyak 12, dan aspek ekonomi memiliki item pernyataan sebanyak 9. Kuesioner yang digunakan untuk pengambilan data di lapangan, terlebih dahulu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner. Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan 30 peternak sapi potong Trihandiniredjo, Yogyakarta. Hasil dari perhitungan rentang nilai didapatkan kategori berdasarkan rentang skor. Kategori berdasarkan rentang skor dari indikator sikap peternak dapat dilihat pada tabel 1 berikut. 14

15 Tabel 1. Kategori berdasarkan rentang skor dari indikator variabel sikap peternak No Indikator variabel Rentang skor Buruk Netral Baik 1 Aspek sosial 7-16,3 16,4-25,7 25, Aspek lingkungan fisik Aspek ekonomi Sikap 28-65,3 65,4-102,7 102,8-140 Sumber: Data primer terolah (2015). Uji validitas kuesioner diperlukan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor jawaban total masing-masing bagian yang diukur. Rumus yang biasa digunakan dalam menguji tingkat validitas instrumen pertanyaan adalah menggunakan Korelasi Product Moment dari Pearson dengan persamaan sebagai berikut : Keterangan : X = Skor item Y = Skor item total N = Jumlah subjek Sumber : Arikunto (2010). Uji reliabilitas kuesioner digunakan untuk menguji seberapa konsisten suatu instrumen pengukuran untuk mengukur apapun konsep yang diukurnya. Reliabilitas merupakan indikasi mengenai stabilitas dan konsisten yaitu instrumen mengukur konsep dan membantu menilai ketepatan sebuah pengukuran. Pengujian reliabilitas konsumen dalam penelitian ini menggunakan metode Cronbach alpha. Rumus ini dituliskan sebagai berikut : 15

16 Keterangan : = Koefisien reliabilitas alpha Vx = Variansi butir- butir tiap aspek Vy = Variansi total M = Jumlah butir N = Jumlah butir subjek Sumber : Azwar (2005). Uji validitas dan reliabilitas kuesioner menggunakan responden sebanyak 30 peternak sapi potong pada kelompok ternak Trihandiniredjo. Pengolahan uji validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS versi 22. Terdapat tiga aspek yang diuji kuesionernya yaitu sosial, lingkungan fisik, dan ekonomi. Hasil uji validitas sikap dari aspek sosial dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Uji validitas sikap dari aspek sosial Pernyataan Koefisien korelasi (r) Keterangan Butir pernyataan 1 (So 1) 0,81 valid Butir pernyataan 2 (So 2) 0,75 valid Butir pernyataan 3 (So 3) 0,81 valid Butir pernyataan 4 (So 4) 0,35 tidak valid Butir pernyataan 5 (So 5) 0,37 valid Butir pernyataan 6 (So 6) 0,43 valid Butir pernyataan 7 (So 7) 0,62 valid Sumber : Data primer terolah (2015) Tabel 2 menunjukkan bahwa 7 butir pernyataan pada kuesioner sikap dari aspek sosial diuji validitas dan diperoleh satu pernyataan yang tidak valid yaitu pada butir pernyataan ke-4. Keenam pernyataan lainnya valid karena nilai koefisien korelasi lebih dari 0,36. Standar nilai koefisien korelasi menurut Priyatno (2009) yaitu 0,36 dengan jumlah data 30. Koefisien korelasi yang paling rendah adalah pada butir pernyataan ke-5 yaitu sebesar 0,37 dan koefisien korelasi yang paling tinggi 16

17 mendekati 1 yaitu pada butir pernyataan ke-1 yaitu 0,81.Hasi uji validitas sikap dari aspek lingkungan fisik dapat dilihat pada tabel 3 berikut. Tabel 3. Uji validitas sikap dari aspek lingkungan fisik Pernyataan Koefisien korelasi (r) Keterangan Butir pernyataan 1 (Li 1) 0,56 Valid Butir pernyataan 2 (Li 2) 0,56 Valid Butir pernyataan 3 (Li 3) 0,75 Valid Butir pernyataan 4 (Li 4) 0,60 Valid Butir pernyataan 5 (Li 5) 0,65 Valid Butir pernyataan 6 (Li 6) 0,51 Valid Butir pernyataan 7 (Li 7) 0,49 Valid Butir pernyataan 8 (Li 8) 0,53 Valid Butir pernyataan 9 (Li 9) 0,32 tidak valid Butir pernyataan 10 (Li 10) 0,44 Valid Butir pernyataan 11 (Li 11) 0,46 Valid Butir pernyataan 12 (Li 12) 0,48 Valid Sumber : Data primer terolah (2015). Tabel 3 menunjukkan bahwa 12 butir pernyataan pada kuesioner sikap dari aspek lingkungan fisik diuji validitas dan diperoleh 1 pernyataan tidak valid yaitu pada butir pernyataan ke-9. Koefisien korelasi setiap pernyataan lebih dari 0,36 kecuali butir pernyataan ke-9. Koefisien korelasi yang paling rendah adalah pada butir pernyataan ke-10 yaitu sebesar 0,44 dan koefisien korelasi yang paling mendekati 1 yaitu pada butir pernyataan ke-3 yaitu 0,75. Uji validitas sikap dari aspek ekonomi dapat dilihat pada tabel 4 berikut. 17

18 Tabel 4. Uji validitas sikap dari aspek ekonomi Kognitif Koefisien korelasi (r) Keterangan Butir pernyataan 1 (Ek 1) 0,49 Valid Butir pernyataan 2 (Ek 2) 0,49 valid Butir pernyataan 3 (Ek 3) 0,44 valid Butir pernyataan 4 (Ek 4) 0,42 valid Butir pernyataan 5 (Ek 5) 0,43 valid Butir pernyataan 6 (Ek 6) 0,62 valid Butir pernyataan 7 (Ek 7) 0,71 valid Butir pernyataan 8 (Ek 8) 0,61 valid Butir pernyataan 9 (Ek 9) 0,73 valid Sumber : Data primer terolah (2015) Tabel 4 menunjukkan bahwa semua butir pernyataan pada kuesioner sikap dari aspek ekonomi dinyatakan valid. Koefisien korelasi setiap pernyataan lebih dari 0,36 Koefisien korelasi yang paling rendah adalah pada butir pernyataan ke-4 yaitu sebesar 0,42 dan koefisien korelasi yang paling tinggi mendekati nilai 1 yaitu pada butir pernyataan ke-9 yaitu 0,73. Hasil dari uji validitas kuesioner yang terdiri dari 28 pernyataan terdapat 2 pernyataan yang tidak valid. Kedua pernyataan tersebut dinyatakan tidak valid karena mempunyai nilai koefisien korelasi kurang dari r tabel (0,36). Pernyataan yang tidak valid dihilangkan dari daftar pernyataan untuk kuesioner selanjutnya. Setelah dilakukan uji validitas, kuesioner diuji lagi dengan uji reliabilitas. Tiga aspek yaitu aspek sosial, lingkungan fisik dan ekonomi diuji menggunakan metode Cronbach Alpha. Pada penelitian ini telah teruji semua pernyataan reliabel. Hasil uji reliabilitas kuesioner dapat dilihat pada tabel 5 berikut. 18

19 Tabel 5. Uji reliabilitas kuesioner Aspek Cronbach s Alpha Keterangan Aspek sosial 0,84 Reliabel Aspek lingkungan fisik 0,84 Reliabel Aspek ekonomi 0,82 Reliabel Sumber : Data primer terolah (2015). Hasil uji reliabilitas sikap dari aspek sosial menunjukkan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,84 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel karena nilainya di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas sikap dari aspek lingkungan fisik menunjukkan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,84 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel karena nilainya di atas 0,60. Hasil uji reliabilitas sikap dari aspek ekonomi menunjukkan nilai Cronbach s Alpha sebesar 0,82 sehingga dapat disimpulkan bahwa hasilnya reliabel karena nilainya diatas 0,60. Ghozali (2001) menyatakan standar nilai yang dipersyaratkan untuk analisis reliabilitas adalah 0,60. Selain sikap, penelitian ini juga mengetahui seberapa besar biaya lingkungan. Biaya lingkungan merupakan biaya yang harus dikeluarkan karena adanya eksternalitas negatif yang dihubungkan dengan adanya suatu usaha peternakan. Biaya ini dapat diukur secara langsung dengan mencari berapa harga yang dibayarkan oleh peternak (WTP) dan biaya ganti rugi yang diinginkan masyarakat (WTA). WTP terdiri dari biaya sosial internal yaitu mengurangi tingkat pencemaran melalui pembersihan kandang, pengolahan limbah, dan penanaman tanaman. Selain biaya lingkungan internal juga terdapat biaya lingkungan eksternal yang merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial peternak kepada 19

20 masyarakat meliputi sumbangan HUT RI, sumbangan fasilitas dusun, sumbangan hajatan, sumbangan hari raya Qurban, dan sebagainya. Biaya ganti rugi yang diinginkan masyarakat sekitar peternakan (WTA) dapat diukur dengan menanyakan langsung kepada masyarakat sekitar kandang apakah peternakan ini mengganggu kenyamanan masyarakat atau tidak. Apabila merasa terganggu, adakah masyarakat menginginkan sesuatu dari peternak. Keinginan masyarakat meliputi relokasi kandang, pembangunan tempat pengolahan limbah, dan biaya sosial ke masyarakat yaitu sumbangan fasilitas dusun. Batasan Operasional 1. Sikap peternak adalah suatu tindakan yang dilakukan peternak dalam rangka menjalani usaha peternakan yang meliputi aspek : a. Sosial adalah kondisi dimana peternak mampu menjaga komunikasi dengan masyarakat sekitar melalui kegiatankegiatan kemasyarakatan. b. Lingkungan fisik adalah semua keadaan yang terdapat di sekitar peternakan yang akan mempengaruhi baik individu maupun kelompok secara langsung ataupun tidak langsung. c. Ekonomi adalah suatu keadaan yang mempengaruhi keberlangsungan hidup peternak yang meliputi kesejahteraan keluarga, pendapatan pokok dan pendapatan tambahan. 20

21 2. Willingness to Pay (WTP) adalah kesediaan peternak untuk membayar ganti rugi atas kerusakan lingkungan yang disebabkan karena usaha peternakan. 3. Willingness to Accept (WTA) adalah keinginan masyarakat sekitar lokasi peternakan untuk menerima ganti rugi yang ditimbulkan karena adanya usaha peternakan. 21

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek dan Lokasi Penelitian Obyek dari penelitian ini adalah pengguna sepatu Converse, dan lokasi dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang. 3.2 Populasi dan Sampel

Lebih terperinci

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subyek yang diteliti pada penelitian ini adalah istri (wanita) pada pasangan suami istri yang terikat dalam perkawinan. Istri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Obyek Penelitian Lokasi penelitian ini adalah Butik Kharisma Indonesia yang berlokasi di Jalan Gajahmada No. 134, Semarang. Obyek penelitian ini adalah karyawan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bentuk, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai suatu penelitian survey. Survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar dan data yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini dapat diklasifikasikan ke dalam penelitian pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data yang dinyatakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian korelasional yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan partisipasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Hal ini dikarenakan data yang didapat dari penelitian berupa angka atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

BAB III METODE PENELITIAN. menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu peneliti harus menentukan obyek-obyek penelitian yang akan diteliti dan besarnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada UMKM yang bergerak dibidang usaha kuliner di Kota Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai dengan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT. (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT. (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI Ditulis Oleh : Nama : Muhammad Yafie Afrizal Nomor Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel terikat : Learned Helplessness Variabel bebas : Status kelas: - Kelas Reguler - Kelas Unggulan B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel Penelitian : Komitmen Organisasi B. Definisi Operasional Variabel Penelitian Komitmen organisasi adalah keinginan yang kuat untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 16 Februari hingga III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tanggal 6 Februari hingga 3 Februari tahun pelajaran 009/00 di kelas VII MTs. GUPPI Natar. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. masalah dalam penelitian. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan 22 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang berisikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengumpulkan data dengan tujuan dapat menjawab masalah dalam penelitian. Melalui

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 26 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha restoran saat ini dinilai sebagai bisnis yang berprospek tinggi. Perkembangan usaha restoran di Kota Bogor telah menimbulkan persaingan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian dengan metode kuantitatif. Menurut Arikunto (2002), penelitian kuantitatif, sesuai dengan namanya, banyak dituntut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 40 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan 1. Study literatur atau studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Objek Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2012:147) statistik deskriptif adalah: Statistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko

BAB III METODE PENELITIAN. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil objeknya adalah Toko Arjuna Motor Jl. Hos Cokroaminoto Ruko Grogol C2, Pekalongan. Alasan dipilihnya toko ini sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning. akan diteliti adalah peserta BPJS Kesehatan. 31 BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah BPJS Kesehatan. Subjek penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Dikantor Cabang Gedong Kuning Yogyakarta. B. Jenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan 40 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lingkup Penelitian 3.1.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk menggambarkan keadaan realitas pada objek yang diteliti. Sumber data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5).

BAB III METODE PENELITIAN. ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau. penelitian sampel besar (Azwar, 2013, h. 5). BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini menekankan analisisnya pada data-data yang bersifat numerical atau angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Tipe Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar

BAB III METODA PENELITIAN. Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar 27 BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Lingkup Penelitian Subjek penelitian ini adalah masyarakat baik pria maupun wanita di sekitar daerah operasi perusahaan yakni di daerah kampung Sakarum, Nasef, Malabam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian komparatif. Menurut Sudjud (dalam Arikunto, 2006) penelitian komparatif merupakan suatu penelitian yang dapat menemukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Dalam membicarakan tentang metode penelitian akan dibahas tentang (a) Tempat dan Waktu Penelitian, (b) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendahuluan Bagian ini membahas jenis dan sumber data, kerangka sampel, teknik pengumpulan data, definisi operasional, teknik pengujian dan pengukuran instrument penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan

BAB III METODE PENELITIAN. tentang manajemen sumber daya manusia dan perilaku organisasi yang relevan 30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Penelitian Kepustakaan. Studi kepustakaan, yaitu dengan mendapatkan berbagai literatur dan referensi tentang manajemen sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lebih terperinci

fasilitas-fasilitas, meliputi: media pembelajaran, ruang kantor, tempat

fasilitas-fasilitas, meliputi: media pembelajaran, ruang kantor, tempat BAB HI METODA PENELITIAN A. Subyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada karyawan tetap swalayan Pamella I dan IV Yogyakarta. Jumlah sampel yang diambil berjumlah 60 orang. B. Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu:

Kelurahan Bendan Duwur terdapat 40 pertanyaan yang masing-masing. pertanyaan memiliki empat alternatif jawaban, yaitu: A. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Rumus deskriptif persentase digunakan untuk menampilkan datadata kualitatif (angka) ke dalam kalimat. Dalam angket penelitian, untuk menggambarkan implementasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional. Penelitian korelasional dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 45 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian sensus, menurut Arikunto (1996: 115) populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu ingin mengetahui hubungan signifikan keharmonisan keluarga Islami dengan penyesuaian diri pada peserta didik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu penelitian yang mengambil sampel atau satu populasi dengan mengunakan kuesioner sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/Subyek Penelitian Obyek pada penelitian ini yaitu Iklan True View di YouTube, sedangkan subyek penelitian yaitu mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan menjelaskan mengenai paradigma penelitian, objek/subjek penelitian, teknik pengambilan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, identifikasi variabel, definisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2014) mendefinisikan bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi

C. Teknik Pengambilan Sampel dan Populasi 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah Goa Jlamprong yang berada di Desa Mojo, Gunung Kidul Yogyakarta dan Subyek dalam penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN BAB III METODELOGI PENELITIAN Pada bab metodologi penelitian ini, didalamnya mencakup cara dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian. Bab ini berisi tentang jenis dan rancangan penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek penelitian, 131112DDDD133131311333DFDFSVDSD BAB III METODE PENELITIAN Metode merupakan unsur penting dalam penelitian ilmiah, karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menemukan apakah penelitian tersebut

Lebih terperinci

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini:

Berikut ini akan dijelaskan batasan variabel penelitian dan indikatornya, seperti dalam Tabel. 1, berikut ini: METODA PENELITIAN Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada auditor internal IGE Timor Leste, alasannya bahwa IGE merupakan satu-satunya internal auditor pemerintah di Timor Leste. Desain Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pernyataan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian. Sesuai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan.

BAB III METODE PENELITIAN. secara objektif (Notoatmodjo, 2005). mahasiswa semester akhir Fakultas Psikologi dan Kesehatan. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini, yaitu research and development atau penelitian pengembangan. Pada penelitian pengembangan ini telah dikembangkan instrumen penilaian afektif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda ( Turmudi, 2008).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Jepara. Penelitian dimulai dari bulan Oktober 2013. 3.2 Teknik Pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian causal effect. Penelitian causal effect

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian causal effect. Penelitian causal effect BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis, Tempat dan Waktu Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian causal effect. Penelitian causal effect yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan pada data-data numerical atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

BAB III METODE PENELITIAN. yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Oprasional 3.1.1 Variabel Penelitian Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan usaha yang harus ditempuh dalam penelitian untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan. Metode yang digunakan harus sesuai

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1

BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat penelitian berlangsung. Terdapat 3 karakteristik responden yang. Tabel 5.1 1 BAB V ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Karakterisitik Responden Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makassar sebanyak 100 orang yang penulis temui

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN Lingkup Penelitian Pada bab ini akan dibahas metodologi yang digunakan dalam penelitian ini. Metodologi tersebut mencakup konteks riset, data dan sumber data, lokasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional yang meneliti tentang hubungan antara variabel dependen dan independen. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam tugas pemeriksaan pada Inspektorat di kabupaten/kota yang mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya jumlah wanita yang memasuki dunia kerja dalam beberapa tahun terakhir mempengaruhi manajemen dalam pengelolaan diversitas yang berkaitan dengan gender.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Hypermart Kota Gorontalo, dengan waktu penelitian selama 3 bulan dari bulan September-November Tahun 2013. B.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Alasannya adalah peneliti ingin mengeneralisasikan suatu fenomena pada suatu kelompok. Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Data dan Sumber Data Data menurut Sekaran (2013) dapat diperoleh dari data primer ataupun data sekunder. Data primer adalah data yang merujuk kepada informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Reliabilitas Alat Ukur, serta (F). Metode Analisa Data. a. Variabel bebas : Budaya Organisasi

BAB III METODE PENELITIAN. Reliabilitas Alat Ukur, serta (F). Metode Analisa Data. a. Variabel bebas : Budaya Organisasi BAB III METODE PENELITIAN Pembahasan pada bagian metode penelitian ini akan diuraikan mengenai (A). Identifikasi Variabel Penelitian, (B). Defenisi Operasional Penelitian, (C). Populasi dan Teknik Pengambilan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian komparatif yaitu penelitian untuk mengetahui apakah antara dua atau lebih dari dua kelompok terdapat perbedaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. membuktikan secara empiris hipotesis tersebut maka variabel yang diteliti: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada hubungan yang positif antara persepsi terhadap kualitas layanan kesehatan dan kepuasan pasien.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Creswell (dalam Alsa, 2003, h.13) menunjukkan bahwa metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. efektifitas pelaksanaan prosedur audit investigatif, yaitu di Badan Pemeriksa BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Dalam menyusun skripsi ini, objek penelitian yang dipilih penulis adalah yang berkaitan dengah hal-hal yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas yaitu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang berkaitan dengan angka-angka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek/ Subyek Penelitian Menurut Sugiyono (2015) obyek penelitian adalah suatu atribut atau penilaian orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009) adalah metode berlandaskan pada filsafat positivism,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan 36 BAB III METODE PENELITIAN A. VARIABEL DAN DEFENISI OPERASIONAL 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel independen (bebas) adalah Brand Image sedangkan variabel dependen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian salah satu unsur yang sangat penting adalah metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pook-pokok bahasan sebagai berikut: (A) Identifikasi Variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di

BAB III METODE PENELITIAN. promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di BAB III METODE PENELITIAN 3.1 ObyekPenelitian Obyek dalam penelitian ini adalah para pengusaha yang pernah melakukan promosi produk kuliner melalui Jakul Semarang endorser online shop di instagram. 3.2

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 1.1. Desain Penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2009), adalah metode berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional yang menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan PT. Inhutani I Kantor Direksi Jakarta. Jenis penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Dengan penelitian asosiatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah: 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain komparasional menurut Arikunto (2010:310) menyebutkan bahwa penelitian membandingkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini adalah studi diskriptif. Analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk menguji generalisasi hasil penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D) 87 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam bab ini peneliti akan menjelaskan tentang metode yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi: (A) Identifikasi Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian yang Digunakan Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan verifikatif yang bertujuan memberikan gambaran tentang detail-detail sebuah situasi, lingkungan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel

METODE PENELITIAN Desain Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel 41 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini didesain dalam bentuk metode survei yang bersifat explanatory research, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan peubah-peubah yang diamati,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial

BAB III METODE PENELITIAN. dan validitas dan reliabilitas dan analisis data. 2. Variabel Bebas : Dukungan Sosial BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah kuantitatif, penelitian kuantitatif menurut Sugiyono (2012), adalah metode berlandaskan pada filsafat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian sebagai tempat melakukan kegiatan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi,

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini meliputi identifikasi variable penelitian, defenisi operasional, populasi, BAB III METODE PENELITIAN Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian, karena melalui proses tersebut dapat ditemukan apakah hasil dari suatu penelitian dapat dipertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. ObjekdanLokasi Semarang. Objek pada penelitian ini adalah Toko Serba Sari yang berlokasi di 3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Dan Definisi Operasional 1. Variabel Menurut Sugiyono (2011), variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian BAB III METODE PEELITIA A. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependent dan variabel independent. 1) Variabel Terikat (Y) adalah loyalitas kerja ) Variabel

Lebih terperinci