PENGARUH ADOPSI IFRS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH ADOPSI IFRS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA"

Transkripsi

1 PENGARUH ADOPSI IFRS, LEVERAGE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP MANAJEMEN LABA Yunita Eka P a6n35nitz@gmail.com Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose of this research is to examine the influence of IFRS adoption, leverage, and size firm to the earnings management practice in financial reporting. The data is secondary data which are manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange. The samples are 51 manufacturing companies which are listed in Indonesia Stock Exchange in 2010 which have been selected by using purposive sampling technique. Discretionary accruals Francis model et al (2005) is used for the measurement of earnings management. The multiple linear regressions are used as analysis model in this research. The result of the research shows that IFRS adoption has no influence to the earnings management since the revision of 7 Accounting Standard Statements (PSAK) on IFRS convergence program do not influence the accounting policy which has been implemented in the company. The leverage has positive influence to the earnings management, the result of the research is based on positive accounting theory that is debt covenant purposes. Whereas size firm has no influence to the earnings management because when the size firm is getting bigger the accountability, credibility, and the reporting of financial statement is formed, so the possibility of a manager to do earnings management is small. Keywords: Earnings Management, IFRS Adoption, Leverage, and Size Firm ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh adopsi IFRS, leverage, dan ukuran perusahaan terhadap praktek manajemen laba dalam pelaporan keuangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 51 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran manajemen laba dalam penelitian ini menggunakan discretionary accruals model Francis et al. (2005). Metode analisis dari penelitian ini menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adopsi IFRS tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, hal ini dikarenakan revisi 7 PSAK pada program konvergensi IFRS tidak mempengaruhi kebijakan akuntansi yang telah diterapkan di perusahaan. Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba, hasil penelitian tersebut didasarkan pada teori akuntansi positif yaitu debt covenant purposes. Sedangkan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dikarenakan semakin besar ukuran perusahaan akan semakin terbentuk kredibilitas dan akuntabilitas dan pelaporan informasi keuangan, sehingga kecil kemungkinan manajer akan melakukan manajemen laba. Kata Kunci : Manajemen laba, adopsi IFRS, leverage, dan ukuran perusahaan 1

2 PENDAHULUAN Standar akuntansi yang berlaku di Indonesia sebelum adopsi IFRS dilakukan merupakan standar yang fleksibel yang memungkinkan adanya pemberlakuan metodemetode akuntansi yang berbeda pada setiap perusahaan. Standar yang fleksibel ini menimbulkan kemungkinan terjadinya accounting creative dan manajemen laba. Pengaruh adopsi IFRS pada manajemen perusahaan yaitu persyaratan akan item-item pengungkapan semakin tinggi, dengan mengadopsi IFRS manajemen memiliki akuntabilitas yang tinggi dalam menjalankan perusahaan, laporan keuangan perusahaan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi pihak di luar manajemen karena informasi yang terdapat dalam laporan keuangan tersebut menjadi lebih relevan, krusial, akurat dan mudah untuk dipahami. Dengan mengadopsi IFRS, akan lebih membantu para investor dalam mengestimasikan investasi pada perusahaan berdasarkan data-data laporan keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya, semakin meningkatnya tingkat pengungkapan suatu perusahaan maka berdampak pada rendahnya biaya modal perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan harus relevan dan representasi agar dapat mempengaruhi tujuan pengambilan keputusan. Informasi yang diberikan manajemen kepada pemegang saham harus dapat mewakili kondisi baik buruknya kondisi ekonomi suatu perusahaan. Scott (2012) menyatakan bahwa apabila beberapa pihak yang terkait dalam transaksi bisnis memiliki informasi lebih dibandingkan pihak lainnya, maka kondisi tersebut dikatakan sebagai asimetri informasi (information asymmetry). Kondisi asimetri tersebut dimanfaatkan oleh pihak manajemen untuk memaksimalkan kepentingan pribadinya dengan menyembunyikan informasi-informasi yang tidak diketahui oleh pemegang saham. Semuanya tidak terlepas dari apa yang disebut sebagai usaha-usaha untuk mendapatkan keuntungan atau manfaat pribadi (obtaining private gains). Pihak manajemen dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi dalam pelaporan keuangan dengan cara melakukan manajemen laba. Manajemen laba diduga dilakukan oleh pihak manajemen dalam proses pelaporan keuangan suatu perusahaan karena mereka mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting methods) untuk mengatur keuntungan yang bisa dilakukan karena memang diperkenankan menurut accounting regulations. Menurut Siregar dan Bachtiar (2003) perusahaan yang melakukan manajemen laba cenderung mengungkapkan informasi lebih sedikit dalam laporan keuangannya agar tidak terdeteksi. Perusahaan dengan tingkat pengungkapan minimal cenderung melakukan manajemen laba dan sebaliknya. Sulistyanto (2008) mengemukakan bahwa keberadaan aturan dalam standar akuntansi dapat merupakan salah satu alat yang mengakomodasi dan memfasilitasi perusahaan melakukan kecurangan. Perusahaan dapat menyembunyikan kecurangan dengan memanfaatkan berbagai metode dan prosedur yang terdapat dalam standar akuntansi, sehingga standar akuntansi seolaholah mengakomodasi dan memberi kesempatan perusahaan untuk mengatur dan mengelola laba perusahaan. Upaya mengurangi manajemen laba yaitu dengan melakukan koreksi terhadap standar akuntansi. Perbaikan standar akuntansi yang saat ini sedang menjadi isu adalah adopsi International Financial Reporting Standard (IFRS). Cai et al. (2008) mengungkapkan salah satu isu dari IASB adalah bahwa IFRS bertujuan untuk menyederhanakan berbagai alternatif kebijakan akuntansi yang diperbolehkan dan diharapkan dapat membatasi pertimbangan kebijakan manajemen (management s discretion) terhadap manipulasi laba sehingga dapat meningkatkan kualitas laba. Penelitian empiris telah dilakukan sebelumnya dan menemukan beberapa penemuan yang berbeda, Santy et al. (2012) menyatakan bahwa adopsi IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba, tetapi ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh 2

3 positif terhadap manajemen laba. Penelitian Santy et al. bertolak belakang dengan penelitian Barth, Landsman and Lang (2008) yang meneliti kualitas akuntansi sebelum dan sesudah dikenalkannya IFRS dengan menggunakan sampel sebanyak 327 perusahaan di 21 negara (dari perusahaan yang diobservasi) yang telah mengadopsi IAS secara sukarela antara tahun 1994 dan Dalam penelitian ini ditemukan bukti bahwa setelah diperkenalkannya IFRS, tingkat manajemen laba menjadi lebih rendah, relevansi nilai menjadi lebih tinggi, dan pengakuan kerugian menjadi semakin tepat waktu, dibandingkan dengan masa sebelum transisi di mana akuntansi masih berdasarkan local GAAP. Ahmed, Neel dan Wang (2010) menemukan peningkatan yang signifikan terhadap manajemen laba (smoothing) setelah adopsi IFRS relatif pada sampel perusahaan dari negara-negara yang tidak mengadopsi standar IFRS (sebagian besar perusahaan-perusahaan AS). Halim et al. (2005) dalam penelitiannya menyatakan bahwa asimetri informasi, kinerja masa kini dan masa depan, faktor leverage, ukuran perusahaan berpengaruh signifikan pada manajemen laba. Penelitian Barth et al. (2008) didukung oleh penelitian Jeanjean dan Stolowy (2008) menyatakan bahwa penerapan standar IFRS berdampak pada kualitas laba khususnya manajemen laba dengan melakukan observasi pada perusahaan dari Australia, Prancis, dan UK mulai tahun 2005 hingga Penelitian ini juga bertujuan untuk meneliti apakah faktor-faktor lain seperti leverage dan ukuran perusahaan juga berpengaruh terhadap manajemen laba. Perusahaan yang besar dianggap memiliki insentif yang cukup besar untuk melakukan manajemen laba, dengan alasan bahwa perusahaan besar harus mampu memenuhi ekspektasi dari investor atau pemegang sahamnya. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Keagenan dan Problem Keagenan Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang berbeda (Jensen dan Meckling, 1976). Perusahaan yang memisahkan fungsi pengelolaan dan kepemilikan akan rentan terhadap konflik keagenan (Lambert, 2001). Dalam model keagenan dirancang sebuah sistem yang melibatkan kedua belah pihak, sehingga diperlukan kontrak kerja antara pemilik (principal) dan manajemen (agent). Dalam kesepakatan tersebut diharapkan dapat memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta menjamin agen untuk menerima reward dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan. Perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajemen terletak pada maksimalisasi manfaat (utility) pemilik (principal) dengan kendala (constraint) manfaat (utility) dan insentif yang akan diterima oleh manajemen (agent). Karena kepentingan yang berbeda sering muncul konflik kepentingan antara pemegang saham/ pemilik (principal) dengan manajemen (agent). Pada dasarnya agency theory merupakan model yang digunakan untuk memformulasikan permasalahan (conflict) antara manajemen (agent) dengan pemilik (principal). Model hubungan principal-agent diharapkan dapat memaksimumkan utilitas principal, dan dapat memuaskan serta menjamin agen untuk menerima reward dari hasil aktivitas pengelolaan perusahaan. Ketika pemilik tidak dapat memonitor secara sempurna aktivitas manajemen, maka secara potensial manajemen dapat menentukan kebijakan yang mengarah pada peningkatan level kompensasinya. Teori Akuntansi Positif Praktik manajemen laba dikaitkan dengan suatu teori baru di akuntansi, yaitu teori akuntansi positif atau positive accounting theory. Teori akuntansi positif merupakan teori akuntansi yang berusaha mengungkapkan bahwa faktor-faktor ekonomi tertentu atau ciri- 3

4 ciri suatu unit usaha tertentu bisa dikaitkan dengan perilaku manajer atau para pembuat laporan keuangan. Teori ini dapat memberikan pedoman kepada para pembuat keputusan kebijakan akuntansi dalam melakukan perkiraan-perkiraan atau penjelasan-penjelasan akan konsekuensi dari keputusan tersebut. Manajemen laba dilakukan oleh manajer atau para pembuat laporan keuangan dalam proses pelaporan keuangan suatu organisasi karena mengharapkan suatu manfaat dari tindakan yang dilakukan. Manajemen laba memberikan gambaran akan perilaku manajer dalam melaporkan kegiatan usahanya pada suatu periode tertentu, yaitu adanya kemungkinan munculnya motivasi tertentu yang mendorong mereka untuk mengatur data keuangan yang dilaporkan. Prediksi yang dibuat oleh teori akuntansi positif diorganisasikan secara luas pada tiga hipotesis yang diformulasikan oleh Watts dan Zimmerman (1990) yaitu hipotesis rencana bonus, hipotesis kontrak hutang, dan hipotesis biaya politik. Ketiga hipotesis tersebut menjelaskan hubungan antara kebijakan akuntansi dengan manajemen laba. Manajemen Laba Scott (2012) mengidentifikasi manajemen laba sebagai perilaku manajemen, menggunakan pilihan yang tersedia dalam kebijakan akuntansi, atau tindakan nyata, untuk mempengaruhi laba dan untuk mencapai beberapa tujuan produktif pelaporan laba tertentu. Berdasarkan definisi tersebut menunjukkan bahwa manajemen laba merupakan pilihan kebijakan akuntansi dan tindakan nyata oleh manajer untuk berbagai tujuan spesifik. Motivasi Manajemen Laba Berdasarkan teori akuntansi positif terdapat beberapa motivasi manajemen dalam melakukan tindakan manajemen laba, yaitu : a. Manajemen laba untuk rencana bonus (bonus purposes) Manajer perusahaan yang mendapatkan rencana bonus akan memilih kebijakan akuntansi yang sedikit konservatif dibandingkan dengan manajer perusahaan tanpa rencana bonus. Manajer dengan rencana bonus akan menghindari metode akuntansi yang melaporkan net income lebih rendah. Manajer menggunakan laba akuntansi untuk menentukan besarnya bonus, cenderung memilih kebijakan akuntansi yang dapat memaksimumkan laba. b. Manajemen laba untuk kontrak hutang jangka panjang (covenant purposes) Motivasi ini sejalan dengan hipotesis debt covenant dalam teori akuntansi positif yang semakin dekat suatu perusahaan dengan pelanggaran perjanjian hutang maka manajer akan cenderung memilih metode akuntansi yang dapat memindahkan laba mendatang ke periode berjalan sehingga dapat mengurangi kemungkinan perusahaan mengalami pelanggaran kontrak. c. Manajemen laba untuk motivasi politis (political motivation) Aspek politis tidak akan dapat dilepaskan dari perusahaan, khususnya perusahaan besar dan strategis, karena aktivitasnya melibatkan hajat hidup orang banyak. Perusahaan yang berkecimpung di bidang penyediaan fasilitas bagi kepentingan orang banyak seperti listrik, air, telekomunikasi, dan sarana infrastruktur, secara politis akan mendapat perhatian dari pemerintah dan masyarakat. Perusahaan seperti ini cenderung menurunkan laba untuk mengurangi visibilitasnya, khususnya selama periode kemakmuran tinggi. Tindakan ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas dari pemerintah misalnya subsidi. d. Manajemen laba untuk motivasi perpajakan (taxation motivation) Dengan mengurangi laba yang dilaporkan maka perusahaan dapat meminimalkan besarnya pajak yang harus dibayarkan ke pemerintah. Sebagai contoh, cara yang 4

5 dilakukan misalnya merubah metode pencatatan persediaan menjadi LIFO agar laba bersih yang dihasilkan rendah. e. Pergantian direksi Beragam motivasi timbul di sekitar waktu pergantian direksi sebagai contoh, direksi yang mendekati masa akhir penugasan atau pensiun akan melakukan strategi memaksimalkan laba untuk meningkatkan bonusnya. Demikian juga dengan direksi yang kurang berhasil memperbaiki kinerja perusahaan akan cenderung memaksimalkan laba untuk mencegah atau membatalkan pemecatannya. f. Penawaran Perdana (Initial Public Offering) Ketika perusahaan dinyatakan telah go public, untuk mempengaruhi keputusan calon investor, maka manajer berusaha menaikkan laba yang dilaporkan. Selain itu, motivasi pasar modal juga mempengaruhi dalam tindakan manajemen laba. Penggunaan informasi secara luas oleh investor dan analisa keuangan untuk melindungi nilai sekuritasnya, dapat menciptakan dorongan manajer untuk memanipulasi laba dalam usahanya untuk mempengaruhi kinerja sekuritas jangka pendek. Teknik Manajemen Laba Berikut adalah beberapa teknik dalam manajemen laba yang dapat dilakukan oleh manajemen : a. Memanfaatkan peluang untuk membuat estimasi akuntansi Manajemen dapat mempengaruhi laba melalui perkiraan terhadap estimasi akuntansi antara lain estimasi tingkat piutang tak tertagih, estimasi kurun waktu depresiasi asset tetap atau amortisasi asset tidak berwujud, estimasi biaya garansi, dan lain-lain. b. Mengubah metode akuntansi Manajemen laba dapat dilakukan dengan mengubah metode akuntansi yang digunakan untuk mencatat suatu transaksi. Seperti mengubah depresiasi asset tetap dari metode jumlah angka tahun ke metode garis lurus. c. Menggeser periode biaya atau pendapatan Manajemen laba dapat dilakukan dengan menggeser periode atau pendapatan. Dengan mempercepat atau menunda pengeluaran untuk penelitian sampai pada periode akuntansi periode berikutnya, mempercepat atau menunda pengeluaran promosi sampai periode berikutnya, mempercepat atau menunda pengiriman produk ke pelanggan, mengatur penjualan aset tetap perusahaan. Pola Manajemen Laba Berikut adalah beberapa pola manajemen laba yang dapat dilakukan oleh manajemen (Scott, 2012 : 425) : a. Taking a bath Praktek ini biasanya dilakukan dalam kesulitan keuangan atau periode restrukturisasi. Manajemen dapat mengetahui biaya di masa depan, catatan sejumlah besar kerugian, dan / atau penghapusan aset saat ini dalam rangka menciptakan cadangan laba masa depan yang akan diketahui di masa mendatang sebagai cadangan akrual. b. Income minimization Minimalisasi laba dilakukan ketika perusahaan sedang menikmati periode profitabilitas tinggi. Manajemen dapat melakukan penghapusan aset berwujud maupun tak berwujud atau pengeluaran biaya iklan suatu barang dan pengeluaran R&D dengan tujuan untuk meminimalkan pajak penghasilan dan/atau menghindari atau mengurangi biaya politik lainnya. 5

6 c. Income maximization Manajemen melakukan maksimalisasi laba untuk mencapai tujuan tertentu, seperti tujuan bonus atau menghindari pelanggaran perjanjian. d. Income smoothing Praktek ini bertujuan untuk menormalkan laba untuk mencapai tren tertentu apakah untuk sinyal pasar tentang perusahaan dapat memperkirakan kekuatan laba persisten, untuk menciptakan cadangan keuntungan guna mengantisipasi kerugian aktual masa depan, atau untuk manajemen menerima kompensasi yang relatif konstan. Adopsi IFRS di Indonesia Menurut Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tingkat pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi 5 tingkat : Full Adoption, Adopted, Piecemeal, Referenced, dan Not adopted at all. Selama tahun 2008 sampai dengan 2010, yang relevan dalam penelitian ini, ada tujuh revisi PSAK yang secara efektif dilaksanakan. Revisi tujuh PSAK tersebut ditunjukkan dalam tabel 1 sebagai berikut : PSAK 13 Properti Investasi Tabel 1 Revisi PSAK yang Efektif Diimplementasikan PSAK Tahun Revisi Tahun Implementasi PSAK 16 Aset Tetap PSAK 30 Sewa PSAK 14 Persediaan PSAK 26 Biaya Pinjaman PSAK 50 Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan PSAK Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran Sumber : Standar Akuntansi Keuangan per 1 Juni Leverage Ada dua sumber bagi perusahaan untuk membiayai aset mereka. Perusahaan dapat menggunakan sumber internal modal yaitu ekuitas, atau mengandalkan sumber eksternal, yaitu hutang. Leverage adalah hutang sumber dana yang digunakan oleh perusahaan untuk membiayai asetnya di luar sumber dana modal atau ekuitas. Leverage dibagi menjadi dua 6

7 yaitu leverage operasi (operating leverage) dan leverage keuangan (financial leverage). Leverage operasi adalah suatu indikator perubahan laba bersih yang diakibatkan oleh besarnya volume penjualan sedangkan leverage keuangan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan equity yang dimilikinya. Leverage mengukur porsi aset perusahaan yang dibiayai menggunakan sumber modal eksternal atau hutang. Apabila nilai leverage tinggi berarti sebagian besar aset perusahaan dibiayai dengan menggunakan hutang dan hutang memiliki porsi yang lebih besar dalam struktur modal. Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Perusahaan besar juga menghadapi public demand atas informasi yang tinggi sehingga perusahaan harus mengungkapkan lebih banyak informasi. Ukuran perusahaan, diukur dengan total aset, dapat digunakan untuk menggambarkan karakteristik perusahaan. Ukuran menggambarkan kemampuan operasi perusahaan, seperti efektivitas pengendalian internal dan tata kelola perusahaan. Ukuran juga menggambarkan reputasi perusahaan. Perusahaan besar biasanya tumbuh dengan membentuk kredibilitas dan tanggung jawab sosial dalam komunitas bisnis dan pasar, termasuk kredibilitas dan akuntabilitas informasi keuangan yang dilaporkan. Selain itu, perusahaan besar biasanya mempunyai banyak penyedia modal yaitu investor, analis, dan kreditor. Oleh karena itu, perusahaan besar biasanya cenderung lebih banyak menarik perhatian dan pengawasan dari investor, analis, kreditur, dan pemegang saham. Perusahaan besar memiliki tata kelola perusahaan yang baik, prosedur pengendalian internal yang efektif, auditor internal yang profesional, kecenderungan untuk mempertahankan reputasi, dan banyaknya jumlah pemegang saham yang tertarik, serta menjamin kualitas yang baik dalam pelaporan keuangan, dengan cara membatasi dan mendemotivasi manajer untuk terlibat dalam manajemen laba. Perumusan Hipotesis Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Manajemen Laba Standar IFRS menggunakan pengukuran berdasarkan nilai wajar, terutama properti investasi, beberapa aset tak berwujud, aset keuangan, dan aset biologis. Keuntungan menggunakan nilai wajar adalah bahwa pos-pos aset dan liabilitas yang dimiliki lebih mencerminkan nilai yang sebenarnya pada saat tanggal laporan keuangan. Dengan demikian peralihan dari biaya historis ke nilai wajar diharapkan akan mengurangi manajemen laba yang dilakukan oleh manajemen. Sebagai contoh, ketika nilai-nilai wajar tersebut diestimasi dengan menggunakan model penilaian, manajer dapat mempengaruhi estimasi melalui pilihan model dan parameter mereka, sehingga lebih membuka peluang untuk melakukan manajemen laba (Capkun et al., 2013). Penerapan standar IFRS di Indonesia akan berdampak pada semakin sedikitnya pilihanpilihan metode akuntansi yang dapat diterapkan oleh manajemen sehingga dapat meminimalisir praktek manajemen laba. Ewert dan Wagenhof (2005) menyatakan bahwa standar akuntansi yang semakin ketat dapat menurunkan manajemen laba dan meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Webster dan Thompson (2005) menguji kualitas laba dari perusahaan Kanada yang terdaftar di Bursa Efek Kanada dan Amerika dimana perusahaan Kanada yang menggunakan standar akuntansi yang principal based (IFRS) mempunyai kualitas akrual yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan Amerika yang 7

8 menggunakan US GAAP yang rules based. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah: H 1 : Adopsi IFRS berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Hubungan antara leverage dan praktek manajemen laba dapat dijelaskan dengan menggunakan teori perjanjian hutang dari teori akuntansi positif. Leverage yang tinggi ditemukan berkorelasi dekat dengan pelanggaran perjanjian hutang (Press dan Weintrop, 1990). Dengan demikian, manajer di perusahaan dengan leverage yang tinggi cenderung untuk melakukan manajemen laba dan memilih prosedur akuntansi yang meningkatkan pelaporan laba. Selain itu, leverage yang tinggi juga dapat dikaitkan dengan tekanan finansial. DeAngelo, DeAngelo, dan Skinner (1994) mencatat bahwa secara finansial perusahaan bermasalah cenderung memiliki akrual negatif yang besar yang berkaitan dengan kontrak negosiasi ulang yang menyediakan insentif untuk mengurangi laba. Agnes Utari Widyaningdyah (2001) menyatakan terdapat hubungan positif antara leverage dengan manajemen laba. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah: H 2 : Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Ukuran perusahaan dapat mempengaruhi manajemen laba dimana perusahaan besar memiliki aktivitas operasional yang lebih kompleks sehingga memungkinkan dilakukannya manajemen laba. Kim et al. (2003) melakukan penelitian yang secara spesifik memfokuskan pada hubungan antara ukuran perusahaan dengan manajemen laba, dan berhasil membuktikan hipotesis mereka bahwa perusahaan dengan ukuran apapun terindikasi melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif untuk menghindari earnings losess. Sedangkan penelitian Handayani dan Agustono (2009) meneliti bahwa perusahaan berukuran sedang dan besar tidak lebih agresif melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif, untuk menghindari pelaporan penurunan laba (earnings decreases) dibandingkan dengan perusahaan kecil. Dari hasil uraian diatas, maka dapat disimpulkan hipotesis ketiga dalam penelitian ini adalah: H 3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap manajemen laba. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan serangkaian kriteria. Adapun serangkaian kriteria tersebut sebagai berikut : 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun

9 2. Perusahaan telah menerbitkan laporan keuangan yang telah diaudit dalam , per tanggal 31 Desember. 3. Perusahaan tidak mengubah periode akuntansi dalam periode Laporan auditor independen yang diterbitkan untuk laporan keuangan tahun Perusahaan tidak mendapatkan opini disclaimer dari auditor independen. Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 51 perusahaan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Terikat (Dependent Variable) Dependent variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah manajemen laba. Pengukuran variabel manajemen laba menggunakan discretionary accruals sebagai proksi manajemen laba. Francis et al. (2005) model yang digunakan untuk menentukan discretionary accruals dalam penelitian ini, karena model ini dinilai lebih kuat untuk mendeteksi dan mengukur discretionary accruals dibandingkan model lain, misalnya Jones dan Modified Jones (Dechow et al, 2010;. Sun dan Rath, 2011). Terdapat beberapa langkah perhitungan yang diperlukan untuk menentukan discretionary accruals menggunakan model ini, (1) menentukan total akrual, (2) menentukan arus kas dari aktivitas operasi, (3) menentukan total current accrual, (4) menentukan nilai residual regresi dari total current accrual, (5) menentukan kualitas akrual, (6) menentukan discretionary accrual. 1. Menentukan Total Akrual TACC i,t = CA i,t - CL i,t - Cash i,t + STDEBT i,t DEPN i,t... (3.1) Keterangan : TACC i,t : Total akrual perusahaan i pada tahun t CA i,t : Selisih current assets perusahaan i pada tahun t dengan tahun t-1 CL i,t : Selisih current liabilities perusahaan i pada tahun t dengan tahun t-1 Cash i,t : Selisih kas perusahaan i pada tahun t dengan tahun t-1 STDEBT i,t :Selisih hutang jangka pendek yang memiliki tingkat bunga perusahaan i pada tahun t dengan tahun t-1 DEPN i,t : Biaya depresiasi dan amortisasi perusahaan i pada tahun t 2. Menentukan Arus Kas dari Aktivitas Operasi CFO i,t = NIBE i,t TACC i,t... (3.2) Keterangan : CFO i,t NIBE i,t : Arus kas dari operasi perusahaan perusahaan i pada tahun t : Laba bersih sebelum pos luar biasa perusahaan i pada tahun t 3. Menentukan Total Current Accrual TCACC i,t = CA i,t - CL i,t - Cash i,t + STDEBT i,t... (3.3) Keterangan : TCACC i,t : Total Current Accrual perusahaan i pada tahun t 9

10 4. Menentukan Nilai Residual Regresi dari Total Current Accrual TCACC i,t = a 0,i + a 1 CFO i,t-1 + a 2 CFO i,t + a 3 CFO i,t+1 + a 4 REV i,t + a 5 PPE i,t +v i,t... (3.4) Semua variabel dibagi dengan rata-rata total aset [ TA i,t + TA i,t-1 ] 2 Keterangan : a 0 : Konstanta a 1, a 2, a 3, a 4, a 5 : Koefisien CFO i,t-1 : Arus kas dari operasi perusahaan i pada tahun t-1 CFO i,t+1 : Arus kas dari operasi perusahaan i pada tahun t+1 REV i,t : Selisih revenue perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1 PPE i,t : Selisih gross property plant and equipment perusahaan i antara tahun t dan tahun t-1 v i,t : Residual dari persamaan (3.4) 5. Menentukan Kualitas Akrual Kualitas akrual perusahaan i untuk tahun t adalah standar deviasi dari residual pada regresi (3.4), dihitung selama tahun t-3 sampai t. Standar deviasi yang lebih besar dari residual menunjukkan kualitas akrual yang buruk. Namun, jika perusahaan memiliki konsistensi residual yang besar, sehingga standar deviasi lebih kecil dari residual, perusahaan akan memiliki kualitas akrual relatif lebih baik karena terdapat sedikit ketidakpastian mengenai akrualnya. AQ i,t = (v i,t )..... (3.5) Keterangan : AQ i,t : Kualitas Laba (v i,t ) : Standar deviasi residual dari persamaan (3.4) 6. Menentukan Discretionary Accruals Penyelesaian regresi kualitas akrual merupakan bawaan atau komponen nondiscretionary dari kualitas akrual yaitu ukuran, volatilitas arus kas dari aktivitas operasi, volatilitas pendapatan penjualan, lama siklus operasi, dan kapitalisasi laba negatif. Residual dari regresi adalah estimasi komponen discretionary accruals. AQ i,t = LOGTA i,t + 2 (CFO) i,t + 3 (REV) i,t + 4 OperCycle i,t + 5 NegEarn i,t + u i,t.....(3.6) DAQ i,t = u i,t (3.7) Keterangan : 0 : Konstanta 1, 2, 3, 4, 5 : Koefisien (CFO) i,t : Standar deviasi arus kas dari operasi perusahaan i pada tahun t dibagi total aset (REV) i,t : Standar deviasi pendapatan perusahaan i pada tahun t dibagi total aset OperCycle i,t : Log siklus operasi perusahaan i pada tahun t 10

11 NegEarn i,t :Jumlah tahun selama tahun pengamatan, di mana perusahaan i melaporkan NIBE<0 u i,t : Residual dari persamaan (3. 7) DAQ : Discretionary accrual dari perusahaan i pada tahun t Variabel Bebas (Independent Variable) 1. Adopsi IFRS (DIFRS) Variabel adopsi IFRS yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel dummy (Santy et al, 2012). Pengukuran variabel adopsi IFRS dalam penelitian ini menggunakan skala nominal. Suharsaputra (2012) skala nominal adalah skala yang hanya mendasarkan pada pengelompokan atau pengategorian peristiwa atau fakta dan apabila menggunakan notasi angka hal itu sama sekali tidak menunjukkan perbedaan kuantitatif tetapi hanya menunjukkan perbedaan kualitatif. Nilai 1 diberikan untuk perusahaan dengan pendapat wajar tanpa pengecualian dan tidak ada penjelasan tentang pengecualian terhadap kepatuhan penerapan PSAK. Nilai 0 diberikan untuk sebaliknya. 2. Leverage (LEV) Foster (1986), leverage dapat diukur dengan membagi total kewajiban dengan total aset perusahaan i pada tahun t Lev i,t = TL i,t... (3.8) TA i,t 3. Ukuran Perusahaan (SIZE) Ukuran perusahaan dapat diukur dengan logaritma dari total aset perusahaan i pada tahun t. Pengukuran logaritma dari total aset didasarkan untuk mendapatkan pengaruh linier dari total aset yang jika diantilogkan akan menjadi tidak linier setelah mencapai titik tertentu (Luthan dan Rofiqoh, 2004). Size i,t = LOG[TA i,t ]...(3.9) Variabel Kontrol (Control Variable) Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan akrual yang diukur dengan nilai absolut dari total akrual pada persamaan (3.3), dan nilai absolut dari arus kas perusahaan dari aktivitas operasi yang diukur dengan menggunakan persamaan (3.2). Arus kas dari aktivitas operasi menunjukkan kinerja perusahaan. Ball dan Shivakumar (2006) menunjukkan bahwa terdapat korelasi negatif antara akrual dan periode arus kas berjalan. Manajer cenderung melakukan kebijakan meningkatkan pendapatan melalui akrual dalam menanggapi arus kas dari aktivitas operasi yang buruk di periode tertentu, karena hal tersebut dapat menyesatkan pengguna laporan keuangan dan merusak kualitas laba. Dimitropoulos et al. (2013) dan Van Tendeloo dan Vanstrelen (2005) penelitian ini untuk mengontrol kinerja perusahaan dengan memasukkan nilai absolut dari arus kas operasi dalam model regresi. Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda karena meneliti lebih dari satu variabel bebas. Persamaan regresi linier berganda tersebut dinyatakan dalam persamaan berikut : 11

12 ABSDACC i,t = DIFRS i,t + 2 LEV i,t + 3 SIZE i,t + 4 [ABSTACC/TA] i,t + 5 [ABSCFO/TA] i,t + i,t (3.10) Keterangan : ABSDACC i,t : Variabel terikat manajemen laba perusahaan i pada tahun t 0 : Konstanta 1, 2, 3, 4, 5 : Koefisien regresi DIFRS i,t :Variabel bebas dan variabel dummy, adopsi IFRS perusahaan i pada tahun t LEV i,t : Variabel bebas, Leverage perusahaan i pada tahun t SIZE i,t : Variabel bebas, Ukuran perusahaan i pada tahun t [ABSTACC/TA] i,t :Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan akrual pada perusahaan i pada tahun t sebagai variabel kontrol [ABSCFO/TA] i,t :Nilai Absolut dari Arus Kas Operasi dibagi dengan total aset perusahaan i pada tahun t sebagai variabel kontrol : Standard error i,t HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Dalam analisis deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus dan lain-lain. Dalam pembahasan ini hanya akan dilakukan analisis deskriptif dengan memberikan gambaran data tentang jumlah data, minimum, maksimum, mean, dan standar deviasi. Berdasarkan analisis statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS diperoleh gambaran sampel pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation ABSDACC DIFRS LEV SIZE ABSTACC ABSCFO Sumber: Output SPSS Berdasarkan hasil statistik deskriptif pada tabel 2 menunjukkan nilai minimum absolute discretionary accruals (ABSDACC) sebesar 0,0014 dimiliki oleh PT Kalbe Farma Tbk. dan nilai maksimum sebesar 0,0866 dimiliki oleh PT Prima Alloy Steel Universal Tbk. Dari hasil tabel statistik deskriptif adopsi IFRS (DIFRS) yaitu pada kolom minimum menunjukkan nilai 0 12

13 karena hanya satu perusahaan dalam sampel yang belum mengimplementasikan IFRS ke dalam laporan keuangannya yaitu PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk, sedangkan nilai maksimum menunjukkan hasil sebesar 1, terlihat bahwa 50 perusahaan lainnya yang menjadi objek penelitian telah mengimplementasikan IFRS pada laporan keuangannya di tahun Sedangkan nilai minimum leverage (LEV) diperoleh oleh PT Lion Metal Works Tbk. sebesar dan nilai maksimum diperoleh oleh PT Primarindo Asia Infrastructure Tbk sebesar Untuk ukuran perusahaan (SIZE), nilai minimum sebesar diperoleh oleh PT Lionmesh Prima Tbk. Sedangkan nilai maksimum sebesar diperoleh oleh PT Astra International Tbk. Hasil statistik deskriptif nilai absolute dari total akrual (ABSTACC) menunjukkan nilai minimum sebesar diperoleh oleh PT Sekar Laut Tbk dan nilai maksimum sebesar diperoleh oleh PT Cahaya Kalbar Tbk. Dan untuk arus kas perusahaan dari aktivitas operasi (ABSCFO) menunjukkan nilai minimum sebesar dimiliki oleh PT Jaya Pari Steel Tbk, nilai maksimum sebesar dimiliki oleh PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan uji statistik Kolmogrov-Smirno. Jika hasil pengujian menunjukkan nilai signifikan lebih besar atau sama dengan 0.05 maka data terdistribusi secara normal, sementara jika nilai signifikan kurang dari 0.05 maka data tidak terdistribusi normal. Berikut tabel 3 menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan One- Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig (2-tailed) Tabel 3 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 51 Normal Parameters a.b Mean Std Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative a. Test distribution is Normal b. Calculated from data Sumber: Output SPSS Berdasarkan tabel 3 di atas, nilai signifikansi (Asymp. Sig 2-tailed) sebesar Karena signifikansi lebih dari 0.05 (0.706 > 0.05), maka data terdistribusi secara normal. 2. Uji Multikolinearitas Untuk mengetahui apakah terdapat multikolinearitas antara variabel, nilai Variance Inflation Factor (VIF) dapat digunakan dalam SPSS. Nilai cut-off digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinearitas, nilai toleransi sebatas lebih besar dari atau sama dengan 0.10 atau nilai VIF kurang dari 10 (Ghozali,2006:95). Adapun besaran VIF dari masing-masing variabel bebas, dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : 13

14 Tabel 4 Hasil Uji Multikolinearitas No Variabel Bebas Tolerance VIF 1 Adopsi IFRS (IFRS) Leverage (LEV) Ukuran Perusahaan (SIZE) Nilai Absolute dari Total Akrual (ABSTACC) Arus Kas Perusahaan dari Aktivitas Operasi (ABSCFO) Sumber: Output SPSS Tabel hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai toleransi kelima variabel lebih besar atau sama dengan 0.10 atau nilai VIF kurang dari 10. Hal tersebut menjelaskan bahwa kelima variabel terbebas dari multikolinearitas atau dalam artian bahwa kelima variabel tidak saling memiliki hubungan. 3. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Jika nilai signifikansi antara variabel independen dengan absolut residual lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Tabel 5 berikut menunjukkan hasil uji glejser. Tabel 5 Hasil Uji Glejser Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) DIFRS LEV SIZE ABSTACC/TA ABSCFO/TA a. Dependent Variable : RES2 Sumber: Output SPSS Tabel hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari kelima variabel di atas lebih dari 0.05 yang berarti tidak terdapat gejala heteroskedastisitas. t Sig. 14

15 4. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi antara gangguan pada periode t dengan dan gangguan pada periode t-1 dalam model regresi linear. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Durbin-Watson. Berikut hasil uji autokorelasi ditunjukkan pada tabel 6. Tabel 6 Hasil Uji Durbin Watson Model Durbin-Watson a. Predictors: (Constant), ABSCFO/TA, SIZE, DIFRS, ABSTACC/TA, LEV b. Dependent Variable: ABSDACC Sumber: Output SPSS Dari hasil pengujian tersebut diperoleh nilai DW sebesar Sedangkan pada tabel DW dengan signifikansi 0.05 dengan jumlah data (n) = 51, dan jumlah variabel independen (k) = 5, menghasilkan nilai dl sebesar dan nilai du sebesar Karena hasil DW (2.146) berada pada daerah du < DW < 4-dU atau < < , maka disimpulkan bahwa variabel tidak berautokorelasi. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel 7 di bawah ini merupakan hasil dari model regresi yang akan digunakan untuk pengujian hipotesis. Tabel 7 Hasil Analisis Regresi Variable Coefficient t Sig. t (Constant) DIFRS LEV SIZE ABSTACC/TA ABSCFO/TA Dependent Variable : Absolute Discretionary Accruals (ABSDACC) Sumber: Output SPSS 15

16 Berdasarkan hasil uji regresi linier berganda yang ditunjukkan pada tabel 7 di atas, dengan menggunakan tingkat signifikansi sebesar 5%, maka diperoleh persamaan berikut: ABSDACC i,t = DIFRS i,t LEV i,t SIZE i,t [ABSTACC/TA] i,t [ABSCFO/TA] i,t + i,t Pengujian Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R 2 ) adalah angka yang memberikan proporsi atau persentase dari total variasi pada variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas (X), sedangkan sisanya (1 - R 2 ) menunjukkan penyebab dari faktor-faktor lain (Gujarati, 2010). Pengujian koefisien determinasi menampilkan nilai R yang merupakan simbol dari nilai koefisien korelasi. Tabel 8 di bawah ini menunjukkan hasil dari pengujian koefisien determinasi. Tabel 8 Uji koefisien determinasi (R 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate a a. Predictors: (Constant), ABSCFO/TA, SIZE, DIFRS, ABSTACC/TA, LEV Sumber: Output SPSS Pada tabel di atas nilai korelasi adalah sebesar Nilai tersebut dapat diinterpretasikan bahwa hubungan antara independent variable dan dependent variable penelitian dalam kategori cukup. Melalui tabel ini juga diperoleh nilai R Square atau koefisien determinasi yang menunjukkan seberapa cocok model regresi yang dibentuk oleh interaksi independent variable dan dependent variable. Nilai koefisien determinasi yang diperoleh adalah atau 33.8% yang menunjukkan bahwa independent variable memiliki pengaruh kontribusi sebesar 33.8% terhadap dependent variable sedangkan 66.2% lainnya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar independent variable. Pembahasan Uji Hipotesis Pengaruh Adopsi IFRS Terhadap Manajemen Laba Nilai signifikansi variabel adopsi IFRS menunjukkan sebesar Nilai signifikansi adopsi IFRS lebih besar dari nilai probabilitas 0.05 atau > 0.05, maka H 0 diterima dan H 1 ditolak, dapat disimpulkan bahwa variabel adopsi IFRS tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Untuk menjelaskan hasil dari pengaruh adopsi IFRS dan manajemen laba, adalah perlu diketahui bahwa standar mengubah perspektif. Beberapa dari PSAK yang direvisi tersebut penting bagi perusahaan manufaktur, yaitu PSAK No. 14 Persediaan dan PSAK No. 16 Aset Tetap. Namun, tidak semua revisi standar memaksakan perubahan signifikan dalam praktek akuntansi di perusahaan hal itu menjelaskan mengapa IFRS adopsi tidak memiliki berpengaruh terhadap manajemen laba untuk tahun PSAK No. 16 Revisi 2007 tentang Aset Tetap ini menggantikan PSAK 16 revisi 1994 tentang Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK 17 revisi 1994 tentang Akuntansi Penyusutan. Di dalam PSAK No. 16 revisi 2007 juga diatur mengenai ketentuan pada saat entitas melakukan perubahan metode pencatatan. Jika entitas melakukan perubahan dari metode biaya perolehan ke metode revaluasian maka perubahannya adalah perubahan yang 16

17 bersifat prospektif. Entitas yang sebelum melakukan penerapan PSAK 16 Revisi 2007 telah melakukan revaluasi dan kemudian menggunakan metode biaya perolehan sebagai kebijakan akuntansi pengukuran biaya maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost). Biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK ini diterbitkan. Sedangkan entitas yang sebelum pernyataan ini pernah melakukan revaluasi aset tetap dan masih memiliki saldo selisih nilai revaluasi aset tetap, maka pada saat penerapan pertama kali PSAK 16 Revisi 2007 harus mereklasifikasi seluruh saldo lebih tersebut ke dalam saldo laba. Perubahan signifikan dalam revisi standar ini perusahaan dapat memilih model revaluasi untuk mengukur aset tetap. Sebelum revisi, perusahaan diwajibkan untuk hanya menggunakan metode biaya perolehan. Oleh karena itu, perubahan dalam standar ini tidak menyebabkan perubahan signifikan dalam kebijakan akuntansi dan manajemen laba. PSAK No. 14 tahun 2008 mengenai Persediaan diadopsi dari IAS 2 tahun 2003 menggantikan PSAK No. 14 tahun 1994 mengenai Persediaan yang efektif pada tanggal 1 Januari Perubahan signifikan dalam revisi standar ini perusahaan tidak lagi dapat menggunakan metode Last-In-First-Out (LIFO) untuk semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama. Namun, semua perusahaan sampel tidak menggunakan metode LIFO sebelum tanggal transisi. Oleh karena itu, perubahan dalam standar ini tidak menyebabkan perubahan signifikan dalam kebijakan akuntansi dan manajemen laba. PSAK No. 13 tahun 2007 mengenai Properti Investasi yang menggantikan PSAK No. 13 tahun 1994 mengenai Akuntansi untuk Investasi yang efektif pada tanggal 1 Januari Sebelum revisi, properti investasi merupakan bagian dari PSAK No. 13 tahun 1994, dan harus menggunakan metode biaya sebagai kebijakan akuntansi. Berdasarkan PSAK No. 13 tahun 2007, perusahaan dapat memilih metode fair value selain metode biaya. PSAK No. 26 (revisi 2008) tentang Biaya Pinjaman yang mulai berlaku efektif sejak 1 Januari 2010 menggantikan PSAK No. 26 (1997) tentang Biaya Pinjaman. PSAK ini mengatur bahwa biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian harus dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tersebut (ketika kemungkinan besar biaya pinjaman tersebut menghasilkan manfaat ekonomi masa depan untuk entitas dan dapat diukur secara andal). Sedangkan biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Tidak ada perubahan signifikan tentang kebijakan akuntansi dalam revisi standar. PSAK No. 30 tahun 2007 mengenai Sewa menggantikan PSAK No. 30 tahun 1994 mengenai Sewa, efektif pada tanggal 1 Januari PSAK No. 30 mengatur bahwa suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. PSAK No. 30 tahun 2007 mengharuskan sewa pembiayaan diakui sebagai aset dan kewajiban dalam laporan posisi keuangan penyewa pada nilai wajar aset sewaan atau nilai tunai dari pembayaran sewa minimum, mana yang lebih rendah. Hal ini berbeda dengan PSAK No 30. Tahun 1994 yang menyatakan tentang nilai sekarang dari total pembayaran sewa ditambah nilai sisa dari nilai sekarang. Selain itu, PSAK No. 30 tahun 2007 mengharuskan perusahaan untuk memiliki lebih banyak pengungkapan terkait transaksi sewa guna usaha. PSAK No. 50 tahun 2006 dan PSAK No. 55 tahun 2006 keduanya tentang Instrumen Keuangan. PSAK No. 50 mengatur tentang penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan sementara PSAK No. 55 mengatur tentang pengakuan dan pengukuran instrumen keuangan. Penerapan PSAK No. 50 & 55 tahun 2006 tentang instrumen keuangan tersebut tidak bisa dihindari, karena kesepakatan umum sebagai sistem akuntansi yang harus dipatuhi, yang akan berlaku sepenuhnya pada tahun PSAK No. 50 & 55 (revisi) 17

18 merupakan standar pembukuan yang mencakup pancatatan produk dan hasil transaksi keuangan baik bagi lembaga keuangan termasuk bank maupun lembaga non keuangan. Akuntansi baru itu, mengacu pada standar akuntansi internasional (IAS No. 32 dan 39) sebagai pengukuran instrumen keuangan yang diakui secara global. Tujuannya untuk menyajikan hasil transaksi dan kinerja keuangan suatu perusahaan ke publik, agar mendapatkan kepercayaan pasar dan investor. Penerapan PSAK itu memiliki tujuan strategis diantaranya digunakan untuk mengundang investor baik di pasar modal maupun pasar keuangan, serta sebagai prudential regulation yaitu mendorong proses harmonisasi penyusunan dan analisis laporan keuangan guna mendorong terciptanya disiplin pasar. PSAK No. 50 & 55 (revisi) adalah salah satu standar yang paling luas dan kompleks yang dikeluarkan oleh DSAK Indonesia. PSAK No. 50 & 55 diimplementasikan secara penuh tanpa pengecualian pada tahun 2010, maka diharapkan perusahaan melakukan penyesuaian sehubungan dengan perubahan perlakuan akuntansi instrumen keuangan. Secara umum, revisi tujuh PSAK di bawah program konvergensi IFRS tidak menyebabkan perubahan signifikan dalam kebijakan akuntansi perusahaan dan dapat menjelaskan mengapa adopsi IFRS tidak memiliki pengaruh pada manajemen laba untuk tahun Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian Santy et al. (2012) yang menyatakan bahwa adopsi IFRS tidak berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. Pengaruh Leverage Terhadap Manajemen Laba Hasil pengujian regresi linier berganda menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Hasil nilai signifikansi variabel leverage sebesar Nilai signifikansi leverage lebih kecil dari nilai probabilitas 0.05 atau < 0.05, maka H 0 ditolak dan H 2 diterima. Penjelasan dari pengaruh positif variabel leverage terhadap manajemen laba berkaitan dengan teori akuntansi positif yang pada hipotesis kontrak hutang. Dalam hipotesis ini semua hal lain dalam keadaan tetap, makin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Dengan peningkatan pelaporan laba yang makin meningkat akan menurunkan kelalaian teknis. Sebagai contoh, perusahaan yang mendapat pinjaman boleh sepakat memelihara level tertentu dari hutang terhadap harta, laporan bunga, modal kerja, dan harta pemilik saham. Jika kesepakatan semacam itu dilanggar, perjanjian hutang tersebut bisa memberikan penalti, seperti pembatasan dividen atau tambahan pinjaman. Dengan jelas, prospek dari pelanggaran kesepakatan membatasi kegiatan perusahaan dalam operasional perusahaan itu sendiri. Untuk mencegah pelanggaran semacam itu, manajer perusahaan memilih kebijakan akuntansi tertentu yang bisa meningkatkan laba masa kini. Berdasarkan hipotesis kesepakatan hutang, ketika perusahaan mendekati kelalaian, perusahaan akan lebih cenderung untuk melakukan hal ini. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Santy et al. (2012) yang menyatakan bahwa leverage berpengaruh terhadap manajemen laba. Dan didukung pula oleh penelitian Halim et al. (2005) dan Agnes Utari Widyaningdyah (2001) yang menyatakan terdapat hubungan antara leverage dengan manajemen laba. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba Nilai signifikansi pada variabel ukuran perusahaan sebesar Nilai signifikansi ukuran perusahaan lebih besar dari nilai probabilitas 0.05 atau 0.412>0.05, maka H 3 ditolak dan H 0 diterima, dapat disimpulkan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap manajemen laba. 18

19 Alasan yang dapat dijelaskan mengapa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yaitu sebagai perusahaan go public dipandang sebagai perusahaan dengan ukuran perusahaan yang lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak go public. Perusahaan yang lebih besar akan diperhatikan oleh masyarakat, sehingga akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, mereka memiliki kemampuan lebih untuk mempertahankan kondisi internal yang efisien dengan sistem kontrol dan tata kelola perusahaan yang baik sisi dari prosedur, monitoring, dan staf internal auditor yang kompeten. Pengendalian internal yang efisien, sistem dan tata kelola perusahaan yang baik membantu mengontrol keakuratan informasi keuangan kepada publik, termasuk informasi yang tidak akurat yang berasal dari manajemen laba. Oleh karena itu, perusahaan yang lebih besar cenderung tidak melakukan manajemen laba. Hasil penelitian ini didukung oleh penelititan Handayani dan Agustono (2009) yang meneliti bahwa perusahaan berukuran sedang dan besar tidak lebih agresif melakukan manajemen laba melalui mekanisme pelaporan laba positif, untuk menghindari pelaporan penurunan laba (earnings decreases) dibandingkan dengan perusahaan kecil. Namun hasil penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Santy et al. (2012) dan Halim et al. (2005) yang menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berikut kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan penelitian yang telah dilakukan : 1. Adopsi IFRS tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan revisi tujuh PSAK di bawah program konvergensi IFRS tidak menyebabkan perubahan dalam kebijakan akuntansi perusahaan. Dalam revisi PSAK No. 14 tahun 2008 mengenai Persediaan tidak berdampak karena rata-rata semua perusahaan telah menggunakan metode FIFO dalam sistem persediaan mereka, sehingga meskipun metode LIFO telah dilanggar dalam penerapan IFRS hal tersebut tidak berdampak pada perusahaan. Pada revisi PSAK No. 16 tahun 2007 disebutkan bahwa penilaian aset tetap berdasarkan metode biaya perolehan dan metode revaluasi, hal tersebut juga tidak berpengaruh karena sebelum PSAK tersebut direvisi PSAK sebelumnya juga telah menggunakan penilaian asset tetap berdasarkan metode biaya perolehan. Pada revisi PSAK No. 13 tahun 2007 mengenai Properti Investasi disebutkan dalam revisi bahwa penilaian properti investasi berdasarkan metode biaya perolehan dan metode fair value. PSAK sebelum revisi telah menerapkan metode biaya perolehan. Pada revisi PSAK No. 26 tahun 2008 dari segi kapitalisasi biaya pinjaman sama dengan PSAK sebelumnya. Pada revisi PSAK No. 30 tahun 2007 dari segi kapitalisasi aktiva sewa dan kriteria klasifikasi sewa pembiayaan sama dengan PSAK sebelum direvisi, perbedaannya hanyalah mengenai pengaturan tentang sewa pembiayaan tanah, pada PSAK adopsian IAS No. 17 tidak diatur mengenai tentang sewa pembiayaan tanah, sedangkan pada PSAK lama diatur tentang sewa tanah yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. 2. Leverage berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Hal ini dikarenakan konsep manajemen laba berkaitan dengan teori akuntansi positif dan teori keagenan. Semakin dekat suatu perusahaan terhadap pelanggaran pada akuntansi yang didasarkan pada kesepakatan utang, maka kecenderungannya adalah semakin besar kemungkinan manajer perusahaan memilih prosedur akuntansi dengan perubahan laba yang dilaporkan dari periode masa depan ke periode masa kini. Dapat disimpulkan semakin tinggi rasio hutang perusahaan maka semakin besar kemungkinan bagi manajer untuk memilih metode akuntansi yang dapat menaikkan laba. Semakin tinggi rasio hutang atau ekuitas semakin dekat perusahaan dengan batas perjanjian atau peraturan kredit. Semakin tinggi batasan kredit semakin besar kemungkinan penyimpangan perjanjian 19

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 10 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan dan Problem Keagenan Teori keagenan menyatakan bahwa antara manajemen dan pemilik mempunyai kepentingan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pengaruh globalisasi saat ini telah menghilangkan batasan-batasan geografis dalam kegiatan perekonomian dan menuntut adanya suatu sistem akuntansi dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis data yang dilakukan dalam bab ini pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan analisis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan hasil perolehan sampel dan data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian Deskripsi obyek penelitian meneliti profil perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini, yaitu perusahaan-perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi dari masingmasing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pengujian ini bertujuan untuk memberikan gambaran atau deskriptif suatu data yang dilihat dari nilai minimum, maksimum, mean dan standar deviasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskriptif Obyek Penelitian Deskripsi obyek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif. Statistik deskriptif adalah ilmu statistik yang mempelajari cara-cara pengumpulan, penyusunan dan penyajian data suatu penilaian. Tujuannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis akan menerangkan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan atas data sekunder yaitu berupa komponen-komponen laporan keuangan yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang consumer and goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jumlah perusahaan manufaktur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011-2013. Peneliti mengambil sampel sesuai

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta dengan 28 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analisis deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif adalah studi untuk menentukan fakta

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. deviasi dari setiap variabel dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini : Tabel 4.1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya dalam penelitian ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Penelitian ini menggunakan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdaftar di bursa efek Indonesia selama tahun 2009 2013 yaitu sebanyak 65

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN 4.1. Analisis Perhitungan pada Variabel Independen 4.1.1. Analisis Price to Book Value (PBV) Price to Book Value berfokus pada nilai ekuitas perusahaan. Price to Book

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki beberapa perusahaan, dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010. Peneliti mengambil sampel industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel dependen maupun

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, dan standard deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pada deskripsi variabel penelitian akan dijelaskan nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard deviasi pada masing-masing variabel penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Deskripsi objek dalam penelitian ini menjelaskan mengenai hasil perolehan sampel dan data tentang Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 58 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan menerbitkan laporan keuangan dengan tidak ada laba negatif serta melakukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode CAMEL yang diukur dengan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif, data mentah BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan cara untuk menggambarkan dan menyajikan informasi dari sejumlah besar data. Dengan statistik deskriptif,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. maksimum. Penelitian ini menggunakan current ratio (CR), debt to equity ratio BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran atau deskripsi suatu data pada variabel-variabel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data. 1. Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian ini, baik variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur dari periode 2010-2014 yang berturut-turut terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan data

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 43 BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskriptif Sampel 1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang kegiatan utamanya adalah memproduksi atau membuat bahan baku menjadi barang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Penelitian 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti jumlah data, rata-rata, nilai

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1.Gambaran Umum Sampel Penelitian ini menganalisis pengaruh ukuran perusahaan, free cash flow dan leverage terhadap risiko saham pada perusahaan manufakur yang terdaftar dalam

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pada dasarnya penelitian ini menggunakan seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2013 yaitu sebanyak 129 perusahaan. Dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel. Tabel 4.1. Statistik Deskriptif BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun variabel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis deskriftif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini dilakukan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan sub sektor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45 di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Teknik yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sampel Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam periode 2013-2015. Berdasarkan hasil seleksi didapatkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Hasil Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Pengolahan data dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Data dan Sampel Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan/annual report perusahaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh Size

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menggunakan data sekunder. Sampel penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian 1. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh nilai dari masingmasing variabel yang akan diuji pada penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Teknik BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2012-2014. Teknik pemilihan

Lebih terperinci

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM.

Nama : Nurmala Ekatami NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM. Nama : Nurmala Ekatami NPM : 25212513 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Bambang Darmadi, SE., MM. ANALISIS PENGARUH PENDANAAN DARI EKSTERNAL PERUSAHAAN DAN MODAL SENDIRI TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN 1.1 Analisis Hasil Penelitian 1.1.1 Analisis Deskriptif Statistik Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan dijadikan sampel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013-2015. Berdasarkan

Lebih terperinci

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Fildza Aqmarina Imanda. II. KERANGKA PEMIKIRAN DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Adapun kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PENGARUH KUALITAS AUDITOR DAN CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA (Studi empiris pada perusahaan LQ-45 yang terdaftar di BEI pada tahun 2011-2013) I.I PENDAHULUAN Fildza Aqmarina Imanda Saat ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan statistik yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan, selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris independen, leverage,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. BEI (Bursa Efek Indonesia) selama periode tahun 2010 sampai 2014. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Objek Objek pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan mentah menjadi barang jadi yang terdaftar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Analisis Deskriptif Análisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui perubahan yang terjadi pada data rentet waktu yang digunakan dalam penelitian ini.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian 4.1.1 Deskripsi Objek Penelitian Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis Statistik Deksriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penlitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standard

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank Indonesia. Sampel adalah wakil dari populasi yang diteliti. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur disektor 5 (consumer goods industry) periode 2008-2010. Berikut ini peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 dengan jumlah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Statistik deskriptif digunakan untuk melihat gambaran secara umum data yang telah dikumpulkan dalam penelitian ini. Berikut hasil

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Tabel output statistik deskriptif merupakan gambaran secara umum semua variable dalam penelitian ini. Gambaran umum tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2012-2015.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini menjelsakan gambaran tentang hasil penelitian beserta hipotesis denagn pembahasan pada bagian akhir bab ini. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa Efek Indonesia selama periode

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data data penelitian seperti jumlah data yang diolah, nilai minimum,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sampel dengan menggunakan metode purposive sampling. Dari 67 perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang masuk dalam daftar perusahaan manufaktur dalam bidang industri dasar dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari pendapatan premi, klaim, hasil investasi, dan laba. Statistik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, rata-rata dan standar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 51 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum dan Obyek Penelitian Pada dasarnya obyek merupakan apa yang hendak diselidiki di dalam sebuah penelitian. Ada beberapa persoalan yang perlu untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan Manufaktur terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari Tahun 2012-2014. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara digilib.uns.ac.id 8 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Teori Agensi Teori agensi menggambarkan hubungan kontrak kerjasama antara prinsipal (pemilik atau pemegang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Indonesia berdasarkan hasil dari purposive sampling selama 3 tahun. Tabel 4.1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berupa perusahaan manufaktur go publik sebanyak 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean, standard deviasi dari masing-masing

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 46 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Variabel Penelitian Sebelum melihat hasil penelitian dilakukan untuk membuktikan suatu hipotesis, terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba, akrual, dan arus kas dalam

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. berganda untuk mengetahui bagaimana pengaruh laba, akrual, dan arus kas dalam BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan disajikan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan sejumlah variabel yang digunakan dalam model analisis regresi berganda untuk mengetahui bagaimana

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi varian,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 61 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskripsi menjelaskan karakteristik dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian, baik variabel dependen maupun independen

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang berhasil dikumpulkan, hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan tersebut. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Pelaksanaan penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis pengaruh struktur kepemilikan manajerial, ukuran perusahaan dan leverage terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Hasil 1. Statistik Deskriptif Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Return to Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumber informasi dari pihak eksternal dalam menilai kinerja perusahaan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III DESAIN PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti BAB III DESAIN PENELITIAN III.1. Jenis dan Sumber Data Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, peneliti

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Objek Penelitian Perusahaan emiten manufaktur sektor (Basic Industry and Chemicals), (Consumer Goods Industry) dan (Trade, Services & Investment) yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mengenai pengaruh variable independen (Current Ratio, Debt To Equity Ratio, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif merupakan pengujian statistik secara umum yang bertujuan untuk melihat distribusi data dari variabel yang digunakan sebagai sampel

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laba Bersih dan Arus Kas Operasi sebagai variabel independen (X) dan Dividen Kas sebagai

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data menjadi sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk dipahami. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN 38 BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi data yang dilihat dari nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. manajer dalam memilih kebijakan akuntansi yang mempengaruhi laba untuk BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Manajemen Laba 2.1.1 Definisi Manajemen Laba Scott (2003) mengungkapkan bahwa manajemen laba adalah keputusan manajer dalam memilih kebijakan akuntansi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR)

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian ini rasio likuiditas yang digunakan adalah Current Ratio (CR) BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data 1. Analisis Rasio Likuiditas BCA Syariah Rasio likuiditas ini mengukur kemampuan perusahaan atau bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang jatuh tempo.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Hasil pemilihan sampel pada perusahaan manufaktur dan jasa yang berpartisipasi dalam penilaian CGPI periode 2010-2013 diperoleh

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran umum obyek/ subyek penelitian Perusahaan yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan non- keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

56 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan - perusahaan yang terdaftar di BEI, sedangkan sampel penelitiannya adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan data yang diinput dari Annual Report (2008-2012) maka dapat dihitung rasio-rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 64 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan Penelitian ini dilakukan pada Perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan tidak mengalami delisting selama

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Bursa Efek Indonesia (BEI) periode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Bursa Efek Indonesia (BEI) periode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Gambaran Umum (institusi/perusahaan/responden) Dalam penelitian ini, peneliti mengambil tiga variable independen, yaitu nilai buku ekuitas, laba akuntansi dan opini audit

Lebih terperinci