BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Berdasarkan data-data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan, selanjutnya akan membahas mengenai penelitian tentang pengaruh komisaris independen, leverage, kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini menggunakan perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode B. Analisis Statistik Deskriptif Dalam penelitian ini analisis statistik deskriptif bertujuan untuk menjabarkan nilai minimal, maksimal, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi dari variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan untuk mempermudah memahami variabel-variabel yang digunakan. Penelitian ini menggunakan variabel komisaris independen, leverage, kepemilikan institusional sebagai variabel independen. Adapun variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan. Berikut analisis statistik deskriptif yang diperoleh : 60

2 61 Tabel 4.1 ANALISIS UJI STATISTIK DESKRIPTIF Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PBV 90,000037,36795, , KOI 90,00000,80000, , DER 90, , , , INST 90, ,28914, , Valid N (listwise) 90 Sumber : Data Sekunder yang diolah melalui SPSS 21.0 Berdasarkan tabel 4.1 dari data output deskriptif dapat diketahui deskripsi dari masing-masing variabel yaitu sebagai berikut : 1. N = 90, artiny a jumlah data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebesar 90 sampel yang terdiri dari 18 Perusahaan LQ45 selama 5 periode yaitu tahun Nilai Perusahaan Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriptif di atas, nilai minimum dari Nilai Perusahaan adalah sebesar 0, pada PT. BCA Tbk tahun 2011 yaitu nilai PBV pada nilai maksimumnya sebesar 0,36795 pada PT. JASA MARGA Tbk tahun 2011, sedangkan nilai rata-rata nya sebesar 0, dan standar deviasinya adalah 0, Komisaris Independen Berdasarkan pengujian statistik deskriptif diatas, nilai minimum dari Komisaris Independen sebesar 0,0000 pada PT. BANK DANAMON

3 62 INDONESIA Tbk tahun 2011 dan nilai maksimum dari Komisaris Independen adalah sebesar 0,80000 pada PT. UNILEVER INDONESIA Tbk tahun 2011, sedangkan nilai rata-rata nya adalah sebesar 0, dan standar deviasinya adalah sebesar 0, Leverage Berdasarkan pengujian statistik deskriptif diatas, nilai minimum dari Leverage adalah sebesar 0,15364 pada PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk tahun 2011 dan nilai maksimum dari Leverage adalah sebesar 8,43188 pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA PERSERO Tbk tahun 2011, sedangkan nilai rata-rata nya adalah sebesar 2, dan standar deviasinya adalah sebesar 2, Kepemilikan Institusional Berdasarkan pengujian statistik deskriptif diatas, nilai minimum dari Kepemilikan Institusional adalah sebesar 0,4447 pada PT. CHAROEN POKHPHAN INDONESIA Tbk tahun 2011 dan nilai maksimum dari Kepemilikan Institusional adalah sebesar 3,28914 pada PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk tahun 2012, sedangkan nilai rata-rata nya adalah sebesar 0, dan standar deviasinya adalah sebesar 0,

4 63 C. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Sebagai salah satu syarat untuk melakukan uji regresi adalah data yang digunakan harus memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Untuk melakukan pengujian normalitas data, penulis menggunakan Grafik Normal Probability Plot dan One Sample Kolmogrov Smirnovdengan menggunakan program SPSS 21. Gambar 4.1 Grafik Normal P Plot

5 64 Dari grafik gambar di atas terlihat bahwa variabel terdistribusi secara normal. Hal ini dapat dilihat dari titik-titik yang penyebarannya searah garis diagonal. Tabel 4.2 ANALISIS UJI NORMALITAS One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized residual N 90 Mean, Normal Parameters a,b Std. Deviation, Absolute,150 Most Extreme Differences Positive,150 Negative -,147 Kolmogorov-Smirnov Z 1,419 Asymp. Sig. (2-tailed),360 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji Kolmogrov Smirnov pada tabel 4.2 diatas menunjukkan nilai Asymp.Sig nya sebesar 0,360 lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal atau asumsi normalitas terpenuhi. Hasil uji kolmogrov smirnov tersebut mendukung pengujian dengan menggunakan grafik plot. 2. Uji Multikolinieritas Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Dalam

6 65 model regresi yang baik, seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat nilai VIF (Variance Influence Factor) dan Tolerance. Bila nilai VIF < 10 dan Tolerance> 0,10 maka model regresi yang digunakan terbebas dari masalah multikolinieritas. Tabel 4.3 HASIL UJI MULTIKOLINIERITAS Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) 1 KOI,947 1,056 DER,922 1,085 INST,963 1,038 Sumber : data diolah melalui Spss 21 Hasil pengujian di atas, nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tidak ada korelasi antar setiap variabel independen. Nilai VIF (Variance Inflation Factor) juga menunjukkan tidak ada variabel yang nilai VIF nya lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini variabel independen tidak mengandung multikolinieritas.

7 66 3. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi liniar ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Masalah uji multikolinieritas sering timbul karena residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Pengujian autokorelasi menggunakan uji Durbin-Watson (DW Test), Santoso 2012 menyatakan bahwa jika nilai DW berada diantara -2 sampai 2, maka data tidak mengandung autokorelasi. Hasil uji autokorelasi sebagai berikut : Tabel 4.4 HASIL UJI AUTOKORELASI Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1,157 a,025 -,009, ,539 a. Predictors: (Constant), INST, KOI, DER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Berdasarkan pada tabel 4.4 diatas diketahui bahwa nilai Durbin- Watson (DW) sebesar 0,539. Nilai DW ini berada diantara -2 sampai 2 yang berarti bahwa data tidak terdapat autokorelasi atau terbebas dari autokorelasi. 4. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam metode regresi terjadi ketidaksamaan variance residual satu pengamatan ke

8 67 pengamatan yang lain. Model regresi dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas. a. Heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik Scatterplot. Pada grafik Scatterplot data tidak mengandung heteroskedastisitas apabila titik yang menyebar secara acak baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Gambar 4.2 GRAFIK SCATTERPLOTS Berdasarkan pada grafik scatterplots diatas menunjukkan bahwa titik-titik yang menyebar secara acak serta tersebar baik yang terdapat di

9 68 atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. b. Uji Glejser Gambar 4.5 UJI GELJSER Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),032,016 1,957,054 1 KOI,101,036,297 2,827,106 DER -,003,002 -,142-1,332,186 INST -,012,011 -,116-1,113,269 a. Dependent Variable: RES2 Dengan menggunakan uji glejser dapat dianalisis apakah masing-masing variabel mengandung heteroskedastisitas atau tidak. Hasil uji glejser menunjukkan bahwa variabel independennya tidak mengandung heteroskedastisitas karena rata-rata nilai pada kolom signya adalah diatas 0,05. D. Uji Kelayakan Model 1. Uji F Uji signifikansi (F) digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model anova mempunyai pengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel dependen.

10 69 Berikut tabel hasil Uji F : TABEL 4.6 HASIL UJI SIMULTAN F Model 1 Sum of Squares ANOVA a Df Mean Square F Sig. Regression,016 3,005,721,542 b Residual,626 86,007 Total, a. Dependent Variable: PBV b. Predictors: (Constant), INST, KOI, DER Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas, nilai F sebesar 0,721 dan signifikan pada 0,542. Nilai signifikan sebesar 0,542 jika dibandingkan dengan nilai alpha sebesar 0,05 (5%) adalah lebih besar, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama (serentak) tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. 2. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen terhadap dependen. Nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan dengan nilai Adjusted R 2 dari model regresi digunakan untuk mengetahui besarnya variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel bebasnya. Berikut tabel hasil uji koefisien determinasi R 2

11 70 TABEL 4.7 HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1,157 a,025 -,009, a. Predictors: (Constant), INST, KOI, DER b. Dependent Variable: PBV Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Berdasarkan pada tabel 4.6 di atas diketahui bahwa nilai Adjusted R Square adalah sebesar -0,009 atau dapat disimpulkan bahwa perubahan variabel dependen yang disebabkan oleh variabel independen adalah sebesar -9 %. Dengan demikian pengaruh komisaris independen, leverage dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan sebesar -9 %. Sedangkan sisanya 109 % dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. E. Uji Hipotesis (Uji Signifikan t) Uji signifikan t menunjukkan seberapa jauh variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. Berikut adalah hasil perhitungan uji t.

12 71 TABEL 4.8 HASIL UJI STATISTIK Model 1 Unstandardized Coefficients Coefficients a Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. (Constant),064,025 2,522,014 KOI,053,055,106,967,336 DER -,002,004 -,076 -,681,498 INST,017,016,111 1,019,311 a. Dependent Variable: PBV Sumber : Data diolah melalui SPSS 21.0 Berdasarkan pada tabel 4.7 diatas, komisaris independen memiliki t hitung sebesar 0,967 dan nilai signifikansi sebesar 0,336 yaitu lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,336 > 0,05). Yang berarti H1 ditolak, atau dengan kata lain komisaris independentidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Leverage (DER) memiliki t hitung sebesar -0,681 dan nilai signifikansi sebesar 0,498 yaitu lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,498 > 0,05). Yang berarti H2 ditolak, atau dengan kata lain Leveragetidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan Institusional memiliki t hitung sebesar 1,019 dan nilai signifikansi sebesar 0,311 yaitu lebih besar dari nilai probabilitas 0,05 (0,311 > 0,05). Yang berarti H3 ditolak, atau dengan kata lain Kepemilikan Institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

13 72 F. Uji Regresi Linear Berganda Uji regresi linear berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel yaitu komisaris independen, leverage dan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan. Adapun persamaan regresi menurut tabel 4.7 yaitu sebagai berikut : Maka persamaannya menjadi : Y = a + β1 X1- β2 X2 +β3 X3 Y = 0, ,336KOI + 0,498 DER + 0,311 INST + e Keterangan : Y = Nilai Perusahaan A = Konstanta Β = Koefisien Regresi X1 = Komisaris Independen X2 = Leverage X3 = Kepemilikan Institusional Berdasarkan persamaan regresi di atas, maka diketahui nilai konstanta sebesar 0,064, hal ini berarti apabila variabel independen dianggap konstan, maka rata-rata nilai perusahaan adalah sebesar 0,064. Koefisien regresi variabel Komisaris Independen menunjukkan tanda po, sitif, sehingga variabel KOI memiliki pengaruh positif sebesar 0,336.

14 73 Koefisien regresi KOI sebesar 0,336 menunjukkan bahwa apabila setiap komisaris independenmengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menaikkan nilai perusahaan sebesar 0,336. Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Koefisien regresi variabel leverage (DER) menunjukkan tanda positif, sehingga variabel leverage memiliki pengaruh positif sebesar 0,498. Koefisien regresi DER sebesar 0,498 menunjukkan bahwa apabila nilai leverage dalam suatu perusahaan mengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menaikkan sebesar 0,498. Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. Koefisien regresi variabel kepemilikan institusional menunjukkan tanda positif, sehingga variabel kepemilikan institusional memiliki pengaruh positif sebesar 0,311. Koefisien regresi INST sebesar 0,311 menunjukkan bahwa apabila nilai kepemilikan institusional dalam suatu perusahaan mengalami penambahan sebanyak 1 poin, maka akan menaikkan nilai perusahaansebesar 0,311. Perhitungan ini diasumsikan variabel tidak mengalami peningkatan atau penurunan. G. Pembahasan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengaruh Komisaris Independen terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pengujian statistik variabel komisaris independen memiliki nilai t hitung bertanda positif yaitu sebesar 0,967 dan nilai sig sebesar

15 74 0,336 < 0,05 (α 5%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, komisaris independen tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini mengindikasikan bahwa adanya komisaris independen dalam perusahaan dinilai belum cukup efektif untuk melakukan pemantauan atau monitoring terhadap manajer perusahaan dan para pelaku pasar belum sepenuhnya mempercayai kinerja komisaris independen dalam perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hana (2008) yang menyatakan bahwa variabel komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Laurensia dan Yeterina (2014), yang berpendapat bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komisaris independen dengan nilai perusahaan. 2. Pengaruh Leverage terhadap Nilai Perusahaan. Hasil pengujian statistik variabel Leveragememiliki nilai sig sebesar 0,933 > 0,05 (α 5%), dan memiliki nilai t hitung bertanda negatif sebesar -,084. Dengan demikian, leverage tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal ini berarti semakin tinggi nilai dari rasio leverage, berarti semakin tinggi jumlah pendanaan dari hutang pihak ketiga yang digunakan perusahaan. Perusahaan belum mampu untuk mengelola dengan baik dana yang digunakan perusahaan untuk

16 75 mendanai aktivanya, sehingga tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Eka, dkk (2011). Penelitian ini menemukan bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap tax avoidance, namun bertentangan dengan penelitian Nurmayasari (2012) yang menunjukkan bahwa leverageberpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 3. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Nilai Perusahaan Hasil pengujian statistik variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai sig sebesar 0,311 > 0,05 (α 5%), dan memiliki nilai t hitung sebesar 1,019. Dengan demikian, kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan. Hal tersebut dikarenakan adanya asimetri informasi antara investor dengan manajer. Investor belum tentu sepenuhnya memiliki informasi yang dimiliki manajer (sebagai pengelola perusahaan) sehingga manajer sulit dikendalikan oleh investor institusional. Jumlah pemegang saham yang besar, belum tentu efektif dalam memonitor perilaku manajer dalam perusahaan, sehingga kepemilikan institusional belum mampu menjadi mekanisme untuk meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fransiska (2010). Penelitian ini menemukan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian yang dillakukan

17 76 oleh Nur aeni (2011), yang menunjukkan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

18 77