6.1. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "6.1. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI 2012"

Transkripsi

1 BAB VI PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERNYATAAN DIRI DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA Pada bab sebelumnya penulis sudah membahas data - data yang didapat dari lapangan serta menganalisannya mengenai pengaruh etnosentrisme terhadap pertukaran pesan. Sedangkan pada bab ini penulis membahas bagaimana pengaruh etnosentrisme terhadap pernyataan diri dalam komunikasi antar mahasiswa UKSW yang saling berbeda latar belakang budayanya, khususnya dari 3 kasus yang sudah diteliti oleh penulis. Pernyataan diri penekanannya terdapat dalam pertukaran makna yang dilakukan oleh komunikator dan komunikan yang berbeda budayanya. Pisau analisis yang digunakan oleh penulis adalah teori Jim Chew mengenai pernyataan diri yang meliputi ; pandangan dunia, kepercayaan, nilai - nilai, dan perilaku. Sehingga pengaruh etnosentrisme dalam pertukaran makna dapat terlihat dengan jelas. Namun dalam penelitian yang melibatkan 3 kasus, dimana masing - masing kasus dipilih salah satu hal yang dimaknai sesuai dengan fakta atau data - data yang didapat oleh penulis, yakni ; 1) kasus Pentas Seni dan Budaya tahun 2012, penulis mencari makna dari arti sebuah minuman keras (akohol) dari masing - masing etnis yang meminum - minuman berakohol pada saat acara PSBI berlangsung, 2) kasus komunikasi antarbuadaya di Kost Putri KFC, penulis mencari makna dari arti sebuah kost - kostan dan media sosial, khususnya facebook dari masing - masing etnis yang terlibat dalam pertikaian, 3) kasus rapat pleno dalam Lembaga Kemahasiswaan, khususnya BPMU UKSW periode , penulis mencari makna dari arti sebuah organisasi, kepemimpinan dan rapat yang ideal dari fungsionaris BPMU UKSW periode 2012 yang berbeda etnis. 41

2 6.1. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI 2012 Pandangan Dunia Kegiatan PSBI tahun 2012 dimana pada kegiatan hari terakhir terdapat beberapa etnis yang masuk dan mengikuti kegiatan dengan keadaan yang sudah mabuk, dan tidak jarang beberapa kelompok etnis dapat masuk dalam lapangan basket membawa minuman berakohol dari luar tempat kegiatan. Dari kejadian ini penulis mencermati bagaimana realitas yang dibangun oleh setiap etnis mengenai minuman berakohol. Salah seorang etnis Poso yang sudah terpengaruh dengan minuman berakohol mengungkapkan pendapat : "minum itu buat kita bisa lebih enjoy, asyik, membuat jadi lebih berani." perkataan ini menggambarkan bahwa ketika meminum minuman yang berakohol dapat lebih enjoy dan asyik. Tidak jauh beda dengan salah seorang etnis Papua yang membawa minuman berakohol menyampaikan pendapat : "minum itu buat kita jadi hangat dan lebih gampang bergaul dengan yang lainnya serta sudah menjadi kebiasaan". Ambon : Hal yang hampir sama juga disampaikan oleh salah seorang etnis "bagi kami minum itu sudah menjadi rutinitas dan biasa, buktinya kalau ada anak baru untuk perkenalan pasti kami buat acara untuk minum bersama". Pandangan realitas mengenai minuman berakohol adalah hal yang sudah biasa, namun berbeda dengan etnis Jawa sendiri yang merasa risih ketika melihat teman - teman meminum - minuman keras pada saat acara PSBI. Sedangkan salah satu panitia etnis Jawa menyampaikan, bahwa : 42

3 "saya benarnya sudah takut sekali ketika melihat teman - teman dari etnis timur yang sedang mabuk, takut terjadi pertikaian atau keributan", Dan faktanya dilapangan panitia tidak berani mengganggu teman - teman yang sedang mabuk dan menari - nari dengan meloncat - loncat dipanggung, sehingga satpam langsung yang turun tangan walaupun hampir terjadinya perkelahian antara satpam dengan etnis Poso. Bagi etnis Jawa meminum - minuman yang berakohol merupakan hal yang tabu untuk dilakukan, dan bagi mereka yang masih meminum minuman berakohol belum dewasa atau masih ditaraf labil, hal ini disampaikan oleh seorang etnis Jawa yang hadir dalam acara PSBI. Kepercayaan Setiap etnis yang ikut dalam kegiatan tersebut mempunyai pandangan dunia atau realitas tersendiri terhadap minuman berakohol, dalam sub bab ini penulis memaparkan hasil penelitian mengenai apa kebenaran bagi mereka dan apa yang dianggap benar oleh mereka, khususnya dalam hal yang sama yakni minuman berakohol. Etnis Poso yang melakukan tari - tarian dengan meloncat - loncat diatas panggung merasa benar, karena mereka menganggap tidak mengganggu orang lain dan hanya melepaskan kegembiraannya diatas panggung. Berbeda dengan etnis Ambon yang merasa bahwa tindakan melakukan tari - tarian dan meloncat - loncat diatas panggung merupakan tindakan yang tidak benar, hal ini ditunjukan dengan salah satu pendapat etnis Ambon yang menyatakan : "lah, bagaimana kalau sampe tu panggung so roboh, pasti bubar sudah acara ni". Bagi etnis ambon meminum minuman berakohol sudah tradisi sama halnya dengan etnis Papua, namun berbeda dengan etnis Jawa yang mengakui bahwa mereka mempunyai keyakinan atau kepercayaan kalau 43

4 tidak diperkenankan untuk meminum minuman yang berakohol, apalagi sampai mabuk. Nilai - Nilai Dari pemaparan diatas dapat dicermati bahwa setiap etnis mempunyai pandangan realitas, kepercayaan tersendiri, sehingga pandangan dunia dan kepercayaan tersebut dievaluatif melalui nilai - nilai yang dimiliki setiap etnis. Etnis Ambon, Papua, Poso yang menganggap bahwa minuman berakohol merupakan hal yang wajar dan sudah menjadi tradisi, sehingga mereka secara tidak langsung mempunyai pemikiran bahwa minum minuman berakohol itu dapat berdampak baik seperti yang mereka sudah ucapkan sebelumnya yakni ; dapat menjadi berani, dapat bergaul, menjadi asyik, dan sebagainya. Berbeda dengan etnis Jawa yang menganggap bahwa minum minuman berakohol merupakan hal yang tabu sehingga mereka menganggap hal ini tidaklah baik untuk dilakukan. Perilaku Pandangan dunia, kepercayaan serta nilai - nilai memberikan kontribusi kepada isi sikap yang cenderung kearah perilaku. Hal ini terbukti melalui penelitian yang dilakukan oleh penulis. Etnis Ambon, Papua, Poso yang menganggap bahwa minum minuman berakohol merupakan hal yang wajar, benar dan baik sehingga perilaku mereka sudah terbiasa dengan meminum minuman berakohol. Terbukti dengan salah satu ucapan yang sudah disampaikan oleh salah seorang etnis Ambon diatas bahwa untuk menyambut anak baru atau mahasiswa baru dari wilayah mereka dengan cara mengajaknya minum bersama. Begitu pula dengan etnis Poso dan Papua yang terlihat dalam kegiatas PSBI 2012, mereka merayakannya dengan cara meminum minuman berakohol, dan menganggapnya hal yang sudah biasa. Berbeda dengan etnis Jawa yang menganggap hal ini tabu atau tidak baik sehingga mereka tidak menunjukan sikap dan perilaku yang meminum minuman berakohol. 44

5 Sampai pada perilaku yang sudah mencapai suatu kebiasaan yang dilakukan oleh setiap etnis secara tidak langsung dalam kesehariannya menimbulkan salah paham antara etnis satu dengan yang lainnya, karena masing - masing etnis merasa apa yang mereka lakukan itulah yang benar dan baik bagi mereka. Disinilah letak pengaruh etnosentrisme dalam pernyataan diri yang ditekankan pada pertukaran makna Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kalangan Kost Putri KFC Pandangan Dunia Komunikasi antarbudaya dalam kost putri KFC, dimana terdapat pertikaian antara penghuni kost mengenai keributan yang dilakukan oleh suatu kelompok dan penyampaian ketidaksukaan kelompok lainnya melalui media sosial yakni facebook. Sehingga penulis mencermati bagaimana pandangan realitas dari masing - masing kelompok yang berbeda etnis tersebut mengenai kost - kostan dan media sosial, khususnya facebook. Dalam kronologis kejadian yang sudah terlampir dan dijelaskan dalam bab - bab sebelumnya, penulis mencermati bagaimana realitas yang dibangun oleh masing - masing kelompok mengenai dua hal tersebut. Kelompok dari etnis Jawa mempunyai pandangan bahwa kost putri KFC ada ditanah Jawa, seharusnya para penghuninya juga memahami adat istiadat Jawa. Namun berbeda pandangan dengan kelompok lainnya yang sebagian besar terdiri dari etnis minahasa, mereka mempunyai pandangan bahwa mereka berhak untuk melakukan sesuatu selama tidak melanggar peraturan dari tata tertib kost putri KFC. Awal pertemuan dan pertikaian antara kedua kubu dimulai dari status yang disampaikan oleh kelompok etnis Jawa melalui media sosial, yakni ; facebook (FB). Status - status yang dibuat oleh teman - teman etnis Jawa secara tidak langsung 45

6 menyinggung perasaan dari kelompok lainnya. Salah satu kelompok dari etnis Jawa menyampaikan bahwa : "saya mengungkapkan melalui FB, supaya mereka sadar bahwa mereka sudah ribut dan mengganggu kenyamanan kami". Ketidaksukaan terhadap cara kelompok etnis Jawa yang berbicara melalui FB tampak dalam status salah seorang etnis Minahasa yang merasa tersinggung dengan cara tersebut; Tanggal 29 Maret 2012 "Ketika ada orang yang berkata-kata dibelakang kita itu berarti kita berada didepan orang itu, jadi.. buat pemilik FB yang bernama xxxxxxxxx (ditag langsung keorang yang bersangkutan). Tolong kalau complain ma kita2 atau mau mengeluarkan unek2 jangan lewat FB, punya mulut, kaum intelek, mahasiswa yg katanya pinter tolong ngomong langsung!! Status FB mau ngajak gelut tapi aku tantang keluar kamar aja gak berani? Maunya apa to?" Dari status tersebut dapat penulis cermati bahwa etnis Minahasa yang tinggal di kost putri KFC merasa bahwa ketika ada suatu permasalahan tidak baik untuk disampaikan melalui media sosial, atau berbicara "di belakang", mereka lebih sepakat ketika ada suatu masalah dapat dibicarakan secara langsung. Mereka menganggap bahwa media online khususnya FB mempengaruhi pencitraan dari diri mereka, berbeda dengan kelompok etnis Jawa kost putri KFC, khususnya yang terlibat pertikaian, mereka menyampaikan bahwa FB merupakan tempat curhat yang efektif. 46

7 Kepercayaan Masing - masing kelompok mempunyai kepercayaan atau keyakinan bahwa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar. Seperti kelompok etnis Jawa yang merasa bahwa untuk mengungkapkan kekesalannya tidak perlu bertemu langsung melainkan cukup cerita dengan orang lain yang mendukung mereka melalui media online, serta mereka merasa benar karena kost putri KFC dibangun di tanah Jawa sehingga segala sesuatunya harus mengikuti adat istiadat Jawa. Berbeda dengan kelompok lainnya yang sebagian besar dari etnis Minahasa, mereka merasa bahwa mereka benar selama tidak melampaui tata tertib yang ada di kost tersebut. Dan mereka mengganggap bahwa ketika tidak suka dengan orang lain, lebih baik berbicara langsung terhadap orang tersebut, daripada harus bebicara ke orang lain, apalagi disampaikan dalam media online. Nilai - Nilai Kepercayaan atau keyakinan yang mereka anggap benar membangun nilai - nilai dari kelompok tersebut, yakni ; kelompok etnis Jawa di kost putri KFC merasa lebih baik mengikuti adat istiadat Jawa ketika tinggal di kost putri KFC, karena kost tersebut dibangun diatas tanah Jawa dan lebih baik berbicara dengan orang lain dibandingkan berkomunikasi dengan orang yang mereka tidak sukai secara langsung. Berbeda dengan kelompok lainnya yang dominan dari etnis Minahasa, mereka merasa benar dan secara tidak langsung apa yang mereka lakukan baik - baik saja selama tidak melampaui dari aturan kost putri KFC, serta mereka lebih baik berbicara langsung dibanding dengan berbicara "dibelakang" mereka. 47

8 Perilaku Pandangan realitas, kepercayaan serta nilai - nilai yang mengevaluasinya membentuk isi sikap dari setiap kelompok dan terwujud dalam sebuah perilaku kesaharian atau kebiasaan yang dilakukan setiap kelompok. Kelompok etnis Jawa dalam keseharian di kost putri KFC cenderung lebih bertindak dengan adat istiadat Jawa, yakni melakukan segala sesuatunya dengan kesungkanan serta menjaga kondisi kost agar tetap tenang, dan mereka sudah terbiasa bila ada sesuatu hal yang dialami cenderung berbicara dengan orang lain, terlebih mengungkapkannya dalam status di media online facebook. Berbeda dengan kelompok etnis Minahasa yang tinggal di kost putri KFC terbiasa dalam kesehariannya berkumpul dengan teman - temannya dan berbicara dengan nada yang cukup keras dan mereka terbiasa jika ada suatu hal yang tidak disukai dengan orang lain, maka mereka akan menyampaikan ketidaksukaannya tersebut secara langsung kepada orang tersebut. Hal - hal yang sudah menjadi kebiasaan dilakukan oleh masing - masing etnis tersebut, secara tidak langsung mereka membenarkan dan menganggapnya hal yang baik dan wajar. Sampai pada pertikaian antara dua kelompok ini yang sudah dijelaskan sebelumnya terlihat tidak ada yang mau saling mengalah antara satu dengan lainnya. Pengaruh etnosentrisme terhadap pernyataan diri dari masing - masing kelompok ini membuat mereka tidak mempunyai toleransi terhadap kelompok lainnya dan menilai segala sesuatunya dengan apa yang mereka anggap benar dan baik menurut kelompok mereka masing - masing. 48

9 6.3. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pernyataan Diri dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kalangan Fungsionaris BPMU UKSW Pandangan Dunia Rapat pleno dalam Lembaga Kemahasiswaan (LK), khususnya BPMU UKSW, dimana penulis mencermati mengenai pandangan realitas dari beberapa fungsionaris BPMU UKSW dari setiap etnis mengenai organisasi dan kepemimpinan. Secara keseluruhan pandangan realitas yang dibangun oleh fungsionaris BPMU mengenai organisai dan kepemimpinan sesuai atau tergambar dengan satu makna yang sama. Setelah ditelusuri hal ini dikarenakan oleh seluruh fungsionaris BPMU periode adalah orang - orang yang sudah mengikuti pelatihan - pelatihan kepemimpinan yang diselenggarakan oleh UKSW. Sehingga secara keseluruhan fungsionaris mempunyai makna yang sama mengenai organisasi dan kepemimpinan itu sendiri. Namun ketika penulis mencermati pandangan realitas mengenai rapat yang ideal, terdapat beberapa hal yang berbeda antara etnis satu dengan yang lainnya. Walaupun dalam rapat BPMU, khususnya rapat pleno mempunyai tata tertib yang sudah diatur dalam Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa UKSW tahun 2011, tetapi beberapa etnis dalam fungsionaris BPMU mempunyai pandangan sendiri mengenai rapat yang ideal. Salah seorang etnis Jawa yang tergabung dalam fungsionaris BPMU menyatakan pendapatnya : "rapat yang ideal itu ya berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku, namun lebih ideal ketika memecahkan suatu masalah dalam rapat dapat melakukan musyawarah mufakat yang baik". Standar musyawarah mufakat yang baik bagi mereka adalah ketika penyampaian pesan antara fungsionaris terdapat sopan santun, misalnya ; tidak berbicara dengan intonasi yang tinggi, tidak merasa sok - sokan dalam menyampaikan pendapat dan sebagainya. Berbeda dengan etnis Ambon dan Batak yang tergabung dalam fungsionaris BPMU periode 49

10 ini menyatakan bahwa ketika rapat pleno itu sudah sesuai dengan aturan - aturan yang berlaku dan keputusan yang diambil sudah melalui mekanisme yang benar, maka rapat tersebut dianggap ideal. Kepercayaan Fungsionari BPMU UKSW periode yang terdiri dari beberpa etnis ini mempunyai kepercayaan atau keyakinan yang sama terhadap organisasi dan kepemimpinan. Mereka semua merasa benar bahwa organisasi di UKSW merupakan wadah untuk menjadi aspirasi mahasiswa dan kepemimpinan yang ada di UKSW adalah bentuk suatu pelayanan terlebih mereka mempunyai satu keyakinan bahwa segala rintangan yang mereka sudah lalui dalam masa mereka merupakan pertolongan dari Yang Maha Kuasa. Namun kepercayaan atau keyakinan yang mereka pegang mempunyai perbedaan mengenai rapat pleno yang ideal. Etnis Ambon dan Batak yang tergabung dalam fungsionaris BPMU UKSW periode ini merasa benar ketika rapat pleno itu sudah sesuai dengan tata tertib yang berlaku, berbeda dengan fungsionaris dari etnis Jawa yang merasa canggung dengan cara penyampaian pendapat dengan cara mengeluarkan suara yang tinggi atau mengeluarkan bentak - bentakan. Hal ini dirasa tidak benar, bagi etnis Jawa yang benar adalah tetap melakukan diskusi dengan tenang dan kepala dingin agar rapat pleno dapat berjalan dengan tenang dan kondusif. Nilai - Nilai Pandangan dunia serta kepercayaan yang dimiliki dievaluasi dengan nilai - nilai yang dimiliki masing - masing fungsionaris, yakni mereka merasa bahwa organisasi, khususnya BPMU UKSW dapat berjalan dengan baik ketika melakukan fungsinya dengan benar, dan kepemimpinan yang baik didalam BPMU UKSW harus dapat melayani dengan hati yang tulus. Sedangkan hal ini berbeda ketika membahas 50

11 mengenai rapat pleno yang ideal, fungsionaris dari etnis Ambon dan Batak merasa bahwa rapat pleno yang baik harus berjalan sesuai dengan aturan berbeda dengan pandangan fungsionaris dari etnis Jawa yang merasa rapat pleno yang selama ini berjalan kurang baik. Hal ini dikarenakan banyaknya komentar - komentar saat diskusi menggunakan intonasi yang keras membuat keadaan rapat kurang nyaman. Salah seorang fungsionaris etnis Jawa menyatakan pendapatnya : "rapat pleno yang baik adalah ketika sesuai dengan aturan tetapi dalam proses diskusinya juga harus dengan kepala dingin, tidak merasa sok jago satu dengan lainnya yang mengajukan pendapat dengan intonasi yang keras". Perilaku Pandangan dunia, kepercayaan serta nilai - nilai yang mengevaluasinya membangun isi sikap yang sampai pada tindakan nyata atau perilaku kebiasaan. Hal ini ditunjukan oleh teman - teman fungsionaris BPMU UKSW periode dalam menjalankan fungsi dan tanggungjawab mereka. Namun berbeda dalam rapat pleno yang dilakukan oleh BPMU UKSW periode , ketika fungsionaris etnis Ambon dan Batak merasa bahwa rapat pleno cukup benar dan baik ketika sesuai aturan yang ada, mereka menganggap cara diskusi yang dilakukan dengan cara berbicara menggunakan intonasi yang tinggi sudah biasa dan wajar - wajar saja dalam suatu rapat. Tetapi fungsionaris etnis Jawa yang cenderung menganggap tidak baik bila dalam proses diskusi menggunakan intonasi yang tinggi karena rapat menjadi kurang kondusif. Dan dalam perilaku atau kebiasaan didalam rapat beberapa fungsionaris dari etnis Jawa cenderung lebih diam dan tidak ikut dalam perdebatan - perdebatan yang muncul pada saat rapat pleno. 51

12 Pemaknaan yang dilakukan oleh setiap fungsionaris BPMU UKSW periode mengenai organisasi, kepemimpinan mempunyai pemaknaan yang sama sehingga perilaku atau tindakan nyata yang dilakukan dalam keseharian bersatu padu antar etnis satu dengan lainnya dalam mengerjakan fungsi dan tanggungjawab sebagai fungsionaris BPMU UKSW periode Namun berbeda ketika rapat pleno yang berlangsung, jarang fungsionaris etnis Jawa menanggapi perdebatan - perdebatan yang muncul dalam rapat pleno tersebut. Hal ini dapat dicermati bahwa etnosentrisme mempengaruhi pernyataan diri yang ditunjukan dalam tindakan nyata fungsionaris etnis Jawa yang cenderung lebih banyak diam karena menganggap berdiskusi dengan intonasi yang tinggi tidak baik bagi mereka Hubungan Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dan Pernyataan Diri Mahasiswa UKSW yang Berbeda Budayanya Setelah mencermati bagaimana etnosentrisme berpengaruh dalam pertukaran pesan dan pernyataan diri yang sudah diteliti dan dibahas oleh penulis, pada sub bab ini penulis membahas secara analitis hubungan dari pengaruh etnosentrisme terhadap kedua hal tersebut. Komunikasi antarbudaya, khususnya pertukaran pesan yang terwujud melalui simbol - simbol berupa gerak tubuh, lisan, gambar, tertulis, lebih mudah untuk dcermati. Berbeda dengan pernyataan diri yang memerlukan cermatan secara lebih mendalam dalam menelitinya. Dalam kasus PSBI tahun 2012, penulis meneliti dan menganalisa pernyataan diri dari etnis Ambon, Papua, Poso, dan Jawa mengenai minuman berakohol.etnis Ambon, Papua, Poso merasa bahwa minuman berakohol adalah hal yang wajar dan baik adanya, berbeda dengan etnis Jawa yang mengganggap hal tersebut tidak baik. Hal ini sampai kepada tahap perilaku, sehingga dapat dicermati dalam kegiatan penutupan etnis Ambon, Papua dan Poso meminum minuman berakohol. Namun cara 52

13 mereka menyampaikan pesan melalui simbol - simbol ketika sedang mabuk berbeda - beda dan mempunyai perilaku sendiri - sendiri. Sedangkan yang menjadi sorotan dari etnis lainnya adalah etnis Poso yang sedang mabuk menari - nari diatas panggung dengan meloncat - loncat sambil membuka baju yang dianggap arogan oleh etnis lainnya. Kasus kedua, dimana penulis mencermati mahasiswi UKSW yang tinggal di kost putri KFC. Dimana dalam kost tersebut terbagi menjadi dua kelompok yakni ; kelompok etnis Jawa dan kelompok etnis dominan Minahasa. Dimana mereka mempunyai pandangan berbeda tentang kost - kostan yang mereka tinggali dan dunia maya, khususnya facebook. Kelompok etnis Jawa merasa bahwa kost putri KFC dibangun di tanah Jawa, jadi seluruh penghuni kost tersebut harus mengikuti adat istiadat Jawa. Berbeda dengan kelompok dari etnis Minahasa yang merasa bahwa tindakan mereka dalam berkomunikasi dengan teman kelompoknya menggunakan nada yang keras merupakan hal yang wajar, tetapi hal ini dianggap membuat suasana kost jadi ribut oleh kelompok etnis Jawa yang tinggal dikost tersebut. Kelompok etnis Jawa mempunyai pandangan dunia, kepercayaan dan nilai - nilai bahwa wajar dan baik - baik saja ketika mengungkapkan kekesalan mereka melalui media online, khususnya facebook. Sedangkan berbeda dengan kelompok yang didominasi oleh etnis Minahasa, mereka merasa bahwa kelompok etnis Jawa sudah membicarakan mereka di belakang. Kelompok Minahasa mengganggap lebih baik berkompromi secara langsung dan itulah yang dilakukan oleh kelompok Minahasa setelah melihat status - status yang dibuat oleh kelompok etnis Jawa. Walaupun faktanya kompromi atau pertukaran pesan tersebut tidak berjalan baik, melainkan menimbulkan pertikaian antara dua kelompok tersebut. Sedangkan pada kasus terakhir, yakni rapat pleno BPMU UKSW periode Fungsionaris BPMU periode yang didalamnya terdiri dari beberapa etnis yang berbeda mempunyai 53

14 pandangan, kepercayaan, nilai - nilai yang berbeda pula mengenai rapat pleno yang ideal. Fungsionaris dari etnis Ambon dan Batak mempunyai pandangan bahwa rapat pleno yang ideal adalah proses dan hasil dari rapat sudah sesuai dengan mekanisme rapat yang tertera dalam KUKM tahun 2011, namun berbeda dengan etnis Jawa yang merasa bahwa rapat pleno yang ideal ketika keadaan rapat itu kondusif. Sehingga dalam perilaku, kecenderungan yang terjadi etnis Jawa lebih banyak diam ketika terjadi perdebatan, dan etnis Ambon, Batak merasa bahwa perdebatan dengan menggunakan nada yang keras merupakan hal yang wajar serta perilaku perdebatan itu dominan terlihat dalam rapat. Setelah penulis mencermati secara keseluruhan, etnosentrisme sudah tertanam didalam setiap pribadi komunikator maupun komunikan yang berbeda budaya. Hal ini dibuktikan dengan analisa yang sudah dilakukan oleh penulis terhadap 3 kasus diatas. Dimana kecenderungan setiap pribadi dalam memandang dunia serta mengavaluasi nilai, kepercayaan dan perilaku dalam kultur sendiri lebih baik, lebih logis dibanding dengan pribadi lainnya yang berbeda budayanya. Sehingga ketika melakukan pertukaran pesan melalui simbol - simbol antara dua pribadi yang berbeda budayanya seringkali terjadi salah paham, karena mereka memaknai pesan yang berupa simbol - simbol tersebut sesuai dengan budaya mereka masing - masing. Serta setiap etnis yang ada merasa superior daripada kelompok lainnya dan membangkitkan sikap "kami" dan "mereka". 54

15 Tabel 1. Rangkuman Hasil Penelitian Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW KASUS Pentas Seni & Budaya Mahasiswi UKSW di BPMU UKSW periode tahun 2012 Kost Putri KFC 2011/2012 P. E. P.E. Terhadap Pertukaran Pesan (Penekanan dalam pertukaran simbol - simbol) Gerak - gerik tubuh dari beberapa etnis Poso dalam acara penutupan PSBI tanggal 28 April 2012, yaitu : menari - nari sambil meloncat - loncat diatas panggung dalam kondisi mabuk, sambil membuka baju, hal ini dianggap hal yang wajar oleh mereka, Muncul beberapa tanggapan dari pertukaran simbol tersebut dari beberapa etnis lainnya yang menonton kejadian tersebut dan berkomentar bahwa itu sikap yang arogan, Pandangan setiap etnis menggunakan kacamata dari etnis mereka sendiri, sikap "kami" dan "mereka" terlihat dalam tanggapan - tanggapan dari setiap etnis ketika melihat simbol tersebut Pertukaran simbol dalam komunikasi antarbudaya mahasiswi UKSW di Kost Putri KFC antar dua kelompok besar, yakni ; kelompok etnis Jawa dan etnis Minahasa, Pertuakran simbol secara tertulis di media online facebook, dan lisan serta gerak - gerik tubuh, Kelompok etnis Jawa mengkritik kost yang selalu ribut disebabkan oleh kelompok yang sebagian besar dari etnis Minahasa, sedangkan kritikan yang dilakukan di media online membuat kelompok etnis Minahasa tersinggung, Setelah kejadian tersebut kedua kelompok melakukan pertemuan untuk mencari jalan damai, namun yang terjadi adalah pertikaian, Proses komunikasi dalam Rapat Pleno BPMU, Etnis Ambon dan Batak merasa sudah terbiasa dalam menyampaikan pendapat dengan menggunakan nada yang tinggi, Etnis Jawa merasa kurang nyaman ketika perdebatan terjadi dengan mendengarkan suara - suara yang bernada tinggi tersebut. Namun etnis Jawa cenderung tidak memprotes cara berkomunikasi dari etnis Ambon dan Batak, tetapi lebih mengambil sikap untuk diam. 55

16 Pertikaian sampai tahap penamparan dan pemukulan terjadi dikarenakan pertukaran simbol secara lisan saat bertemu, dimana perdebatan yang berlangsung tidak mempunyai toleransi dalam melakukan komunikasi antarbudaya, melainkan kedua kelompok merasa sama - sama benar dan saling mempertahankan pendapat mereka masing - masing. P.E. Terhadap Pandangan Dunia Pandangan Dunia Pandangan Dunia Pernyataan Diri (Penekanan dalam pertukaran makna) dengan pisau analisi teori Jim Chew, bahwa pernyataan diri dapat dicermati melalui, pandangan dunia, kepercayaan, nilai - nilai, perilaku Etnis Ambon, Papua, Poso cenderung mempunyai pandangan dunia yang sama mengenai minuman berakohol, yakni merupakan hal yang wajar meminum minuman yang berakohol, Berbeda dengan etnis Jawa yang menganggap bahwa orang yang masih mengkonsumsi minuman berakohol dianggap belum dewasa atau masih dalam taraf labil, seperti misalnya Realitas yang dicermati penulis pada kasus ini adalah pandangan dari kedua kelompok mengenai media online dan kost - kostan, Bagi kelompok etnis Jawa, kost - kostan yang dibangun ditanah Jawa, seharusnya seluruh penghuninya mengikuti adat istiadat ditanah Jawa, berbeda dengan kelompok dari etnis Minahasa, dimana selama mereka menaati aturan kost Pandangan realitas terhadap organisasi dan kepemimpinan dalam anggota BPMU mempunyai kesamaan yang sama, setelah ditelusuri lebih lanjut, hal ini dikarenakan mereka sudah dibekali hal yang sama dalam pelatihan kepemimpinan yang ada di UKSW, Namun mengenai rapat yang ideal mempunyai dua pandangan yang berbeda, yakni ; dari 56

17 tindakan etnis Poso yang mabuk dan menaiki panggung untuk menari - nari sambil meloncat - loncat dengan membuka baju mereka, tersebut itu sudah cukup, Media online, khususnya facebook merupakan tempat curahan hati yang tepat bagi kelompok etnis Jawa, sedangkan bagi kelompok etnis Minahasa memandang bahwa media online merupakan tempat publik dan tidak layak digunakan untuk mengkritik orang melalui facebook. etnis Ambon dan Batak menganggap bahwa rapat yang ideal itu sesuai dengan mekanisme rapat yang sudah ada ketentuan dan aturannya yang berlaku, sedangkan etnis Jawa lebih cenderung memandang rapat yang ideal ketika diskusi atau rapat berjalan dengan keadaan kondusif, karena perdebatan yang menggunakan nada tinggi, dianggap tidak kondusif. Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan Etnis Poso merasa yakin benar ketika meluapkan kegembiraannya dengan menari - nari diatas panggung sambil meloncat - loncat selama tidak mengganggu orang lain, Etnis Ambon dan etnis papua yang membenarkan meminum minuman berakohol tidak setuju dengan tindakan etnis Poso yang sedang mabuk, Kelompok etnis Jawa merasa yakin dan benar bahwa kost - kostan yang dibangun ditanah Jawa, merupakan hal yang benar ketika penghuninya mengikuti adat istiadat dari tanah Jawa, dan mereka merasa benar dengan melakukan curahan hati melalui media online merupakan jalan terbaik, karena dengan begitu mereka merasa mendapatkan dukungan dari teman - teman facebook-nya Seluruh etnis yang tergabung dalam BPMU UKSW merasa yakin dan benar bahwa organisasi dan kepemimpinan yang ada di UKSW adalah bentuk suatu pelayanan, Namun terdapat perbedaan keyakinan mengenai rapat yang ideal, dimana etnis Ambon dan Batak merasa benar bahwa ketika melakukan perdebatan itu 57

18 Sedangkan etnis Jawa yang mengakui bahwa mereka mempunyai keyakinan atau kepercayaan kalau tidak diperkenankan untuk meminum minuman berakohol. menganggang kedua hal tersebut tidak benar untuk dilakukan, Berbeda terbalik dengan etnis Minahasa yang lebih benar itu ketika kelompok lain tidak suka dengan mereka, maka berbicara secara langsung, adalah hal yang benar adanya, berbeda dengan etnis Jawa yang merasa cara melakukan perdebatan membuat kondisi rapat menjadi tidak kondusif, Nilai - Nilai Nilai - Nilai Nilai - Nilai Setiap etnis diatas mempunyai pandangan realitas serta kebenaran masing - masing mengenai minuman berakohol, hal ini dievaluatif melalui nilai - nilai yang dimiliki setiap etnis, Etnis Ambon, Papua, Poso merasa mempunyai pandangan realitas dan kepercayaan yang sama terhadap minuman berakohol, sehingga mereka mengganggap hal ini baik adanya, berbeda dengan etnis Jawa yang mengakui hal ini adalah tabu, sehingga bagi etnis Jawa yang meminum minuman keras merupakan hal yang tidak baik Segala sesuatu yang merupakan pandangan realitas dari masing - masing kelompok dan apa yang mereka anggap itu benar maka mereka menganggap hal itulah yang terbaik untuk dilakukan. Kelompok etnis Jawa merasa benar ketika bercerita masalahnya dengan orang lain, daripada berbicara langsung kepada orang yang bersangkutan, Sebaliknya, kelompok etnis Minahasa merasa benar ketika dapat menegur secara langsung Seluruh fungsionaris BPMU UKSW memahami bahwa sebaiknya dalam menjalankan organisasi dan kepemimpinan ketika melakukan fungsi dan tanggungjawab pelayanan dengan kasih yang tulus, Selama ini etnis Ambon dan Batak merasa bahwa rapat pleno yang dijalankan sudahlah baik, namun berbeda dengan fungsionaris dari etnis Jawa yang merasa lebih baik ketika rapat terdapat perdebatan, tetapi diskusinya tetap menghargai orang lain, yakni dengan tidak menggunakan nada yang tinggi, 58

19 Perilaku Perilaku Perilaku Pandangan dunia, kepercayaan dan nilai - nilai merupakan kontribusi kepada isi sikap dan perilaku dari individu tersebut, Etnis Ambon, Papua, Poso sudah terbiasa dengan meminum minuman berakohol, berbeda dengan etnis Jawa yang mengakui hal ini tabu, sehingga kecenderungannya mereka tidak menunjukan sikap dan perilaku yang suka meminum minuman berakohol. Kecenderungan perilaku setiap kedua kelompok tampak sesuai dengan pandangan dunia, kepercayaan dan nilai - nilai yang mereka miliki masing - masing, Kelompok etnis Jawa cenderung menceritakan masalah - masalahnya yang terjadi kepada teman - temannya melalui media online, serta sikap dan perilaku keseharian mereka di kost putri KFC cenderung mengikuti adat istiadatnya yakni ; kalem, tenang dsbnya, Kecenderungan perilaku yang terjadi menurut keterangan dari ketua BPMU kerja pelayanan mereka dalam organisasi dan kepemimpinan sudah berjalan dengan maksimal, Namun berbeda ketika adanya rapat pleno dan melibatkan perdebatan yang menggunakan nada tinggi, maka etnis Jawa lebih cenderung diam. Berbeda terbalik dengan kelompok etnis Minahasa yang secara langsung berbicara kepada kelompok etnis Jawa, serta mengungkapkan kekesalan mereka secara langsung. NB : P.E adalah Pengaruh Etnosentrisme 59

BAB V. 5.I. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI tahun

BAB V. 5.I. Pengaruh Etnosentrisme Terhadap Pertukaran Pesan dalam Komunikasi Antarbudaya Mahasiswa UKSW di Kegiatan PSBI tahun BAB V PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP PERTUKARAN PESAN DALAM KOMUNIKASI ANTAR MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA YANG SALING BERBEDA LATAR BELAKANG BUDAYANYA Pada bab ini penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA. Oleh. Robby Juanphilibert Anggajaya SKRIPSI

PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA. Oleh. Robby Juanphilibert Anggajaya SKRIPSI PENGARUH ETNOSENTRISME TERHADAP KOMUNIKASI ANTARBUDAYA MAHASISWA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA Oleh Robby Juanphilibert Anggajaya 362008007 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

BAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu Universitas Kristen swasta yang ada di Indonesia, tepatnya di Jln. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat

BAB IV ANALISIS DATA. umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Pada dasarnya komunikasi interpersonal digunakan pada keseharian umumnya para remaja, tak terkecuali para remaja Broken Home, baik pada saat berkomunikasi di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki keragaman budaya. Keragaman tersebut antara lain terlihat dari perbedaan bahasa,etnis/suku, dan keyakinan

Lebih terperinci

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB V HUBUNGAN MOTIVASI BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) menyatakan bahwa komunikasi yang efektif adalah bentuk komunikasi yang dapat mengurangi rasa cemas

Lebih terperinci

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti

Jangan takut menjawab ya, jawaban anda sangat berarti LAMPIRAN 1. Self Confidence Scale Nama : Usia : Kelas : Sekolah : L / P : Berilah tanda X pada jawaban yang sesuai dengan diri anda. Tersedia 4 pilihan jawaban yaitu STS (Sangat Tidak Setuju), TS (Tidak

Lebih terperinci

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kim dan Gudykunts (1997) memaparkan bahwa keterampilan berkomunikasi penting agar dapat berkomunikasi dengan efektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2

BAB I PENDAHULUAN. Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah km 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Salatiga merupakan kota kecil dengan luas wilayah 58.781 km 2 dengan jumlah penduduk sekitar 176.090 jiwa. Kota ini secara geografis berada pada jalur yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL

BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL BAB II PENDEKATAN KONSEPTUAL 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Karakteristik Etnis Arab dan Etnis Sunda Kata Arab sering dikaitkan dengan wilayah Timur Tengah atau dunia Islam. Negara yang berada di wilayah Timur

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN. Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi 75 Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI PARTISIPAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Veny C Pelamonia NIM : 462012021 Adalah mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Keperawatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salatiga adalah salah satukota kecil yang berada di Jawa tengah. Terletak di selatan Kota Semarang atau sering diberi julukan Indonesia Mini, pemberian julukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian.

BAB IV ANALISA DATA. data sekunder yang telah dikumpulkan oleh peneliti melalui proses. wawancara dan observasi secara langsung di lokasi penelitian. BAB IV ANALISA DATA A. Temuan Penelitian Bab ini adalah bagian dari sebuah tahapan penelitian kualitatif yang akan memberikan pemaparan mengenai beberapa temuan dari semua data yang ada. Data yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi

BAB V PENUTUP. yang menjadi fokus dalam penelitian ini. Kesimpulan tersebut meliputi BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan setelah dikonfirmasikan dengan teori yang ada, peneliti dapat menarik kesimpulan mengenai beberapa hal yang menjadi fokus dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1).

BAB I PENDAHULUAN. pikiran negative yang dapat memicu lahir konflik(meteray, 2012:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan bangsa yang multikultural. Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 suku bangsa besar dan kecil, banyak suku bangsa dengan bahasa dan identitas

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional)

LAMPIRAN. Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional) L 1 LAMPIRAN Transkrip Wawancara A. Pertanyaan Dan Jawaban Dua Direktur Bapak Rafil sebagai direktur keuangan dan Bapak Bayu sebagai direktur operasional) Pertanyaan untuk dua direktur : 1. Bagaimana gaya

Lebih terperinci

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA

: PETUNJUK PENGISIAN SKALA 65 No : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Sebelum menjawab pernyataan, bacalah secara teliti 2. Pada lembar lembar berikut terdapat pernyataan yang membutuhkan tanggapan Anda. Pilihlah salah satu tanggapan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan sebuah wadah berkumpulnya orang-orang yang memiliki tujuan yang sama dengan harapan dapat mewujudkan tujuan tersebut. Tercapai atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Istilah komunikasi bukanlah suatu istilah yang baru bagi kita. Bahkan komunikasi itu sendiri tidak bisa dilepaskan dari sejarah peradaban umat manusia, dimana pesan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Berbahasa merupakan suatu proses penyampaian informasi, ide atau gagasan dari pembicara kepada pendengar. Si pembicara berkedudukan sebagai komunikator, sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sebuah sarana yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Chaer (2011: 1) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang berupa bunyi, bersifat

Lebih terperinci

Bab II Pengembangan Area Emosional

Bab II Pengembangan Area Emosional Bab II Pengembangan Area Emosional Kompetensi Akhir 1. Mampu menentukan sikap dan gaya hidup serta merencanakan masa depan dan pekerjaannya. Kompetensi Dasar 1. Mampu berkomunikasi dengan orang tua dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di

LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL. sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama bertugas di LAMPIRAN I : KUESIONER KECERDASAN EMOSIONAL Dengan hormat, Saya, mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, saat ini sedang melakukan penelitian mengenai kondisi para dokter muda selama

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER KEMANDIRIAN LAMPIRAN KUESIONER KEMANDIRIAN Di bawah ini terdapat beberapa pernyataan dengan berbagai kemungkinan jawaban. Saudara diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadaan

Lebih terperinci

Lampiran. Item Pola Asuh Authoritative. Aspek Indikator Item

Lampiran. Item Pola Asuh Authoritative. Aspek Indikator Item Lampiran Item Pola Asuh Authoritative Aspek Indikator Item Pandangan Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu dipertahankan dan yang tidak baik agar ditinggalkan Memberikan bimbingan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik,

BAB I PENDAHULUAN. menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran tematik merupakan salah satu model dalam pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang menjadikan peserta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Sulawesi Selatan dan Barat terdapat empat etnik dominan dan utama, yakni Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Setiap kelompok etnik tersebut memiliki ragam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dalam menumbuhkan motivasi, minat, dan disiplin siswa dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu proses pembelajaran seperti metode mengajar guru yang tidak tepat, kurikulum, manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menyelenggarakan pendidikan selalu di hadapkan dengan berbagai masalah nyata. Kegiatan belajar mengajar memiliki peranan yang sangat penting agar pendidikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden. Tabel 1.Identitas Responden Menurut Jenis Kelamin BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Way Seputih Bumi Nusantara yang berjumlah 166 karyawan. Berikut karakteristik responden penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran merupakan suatu cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode yang dapat digunakan oleh guru dalam proses

Lebih terperinci

BAB VII PENUTUP. 7.1 Kesimpulan

BAB VII PENUTUP. 7.1 Kesimpulan BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Berdasarkan penjelasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini penulis hendak menarik beberapa kesimpulan sebagai jawaban atas tujuan penelitian yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sebagai makhluk sosial, manusia tentunya perlu berinteraksi dengan sesamanya. Ketika interaksi tersebut berjalan secara terus menerus tanpa menimbulkan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data

BAB IV ANALISIS DATA. maupun pengamatan lapangan. Pada Bab ini peneliti akan menguraikan data BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data merupakan bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk mengkaji data yang telah diperoleh peneliti dari para informan maupun pengamatan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1) Ciri khas musik Rarak Godang Rarak Godang mempunyai ciri khas dan keunikan tersendiri. Hal ini sudah mulai terlihat dari alunan musikalnya yang unik, dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Prasiklus Kondisi prasiklus merupakan titik awal munculnya penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan pra tindakan adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan dan dialami serta disadari oleh manusia dan masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia Indonesia telah menerima Pancasila sebagai ideologinya. Ideologi yang bersumberkan pandangan hidup merupakan kristalisasi nilai-nilai yang diterima dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam kehidupan sehari-hari, manusia menggunakan bahasa sebagai sarana berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Hal ini karena fungsi bahasa yang

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian. Hal ini dilakukan berdasarkan bahwa mereka dapat memberikan V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Responden Dalam penelitian ini, peneliti memutuskan untuk memakai beberapa sumber informan sebagai responden sesuai dengan apa yang dibutuhkan di dalam penelitian.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG 1 MENINGKATKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI LISAN DENGAN PESAWAT TELEPON MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS III SDN 2 BIONTONG Fikdal, Salma Halidu, Yusuf Jafar 1 Abstrak Peran guru dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK

BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK BAB IV BERKEMBANGNYA TEMPAT WISATA PANTAI DALEGAN DAN PERILAKU SOSIAL REMAJA DI DESA DALEGAN KECAMATAN PANCENG KABUPATEN GRESIK A. Analisis Statistik 1. Product Moment Rumus Product Moment ini digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai manusia kita telah dibekali dengan potensi untuk saling berkomunikasi. Manusia juga pada dasarnya memiliki dua kedudukan dalam hidup, yaitu sebagai makhluk

Lebih terperinci

KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FF UI No. 01/MUSMA FF UI/V/2012

KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FF UI No. 01/MUSMA FF UI/V/2012 KETETAPAN MUSYAWARAH MAHASISWA FF UI No. 01/MUSMA FF UI/V/2012 Menimbang: a. bahwa Sidang Pleno Musyawarah Mahasiswa Fakultas Farmasi Universitas Indonesia merupakan wadah yang menghasilkan keputusan yang

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 66

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 66 LAMPIRAN 66 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Skala Kepercayaan Diri Remaja Putri Overweight 67 PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Tulislah terlebih dahulu identitas diri anda. 2. Bacalah setiap pernyataan dengan

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 8 Sekolah : SD dan MI Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/2 Standar Kompetensi : Mendengarkan 5. Memahami cerita tentang suatu peristiwa

Lebih terperinci

#### Selamat Mengerjakan ####

#### Selamat Mengerjakan #### Apakah Anda Mahasiswa Fak. Psikolgi Unika? Ya / Bukan (Lingkari Salah Satu) Apakah Anda tinggal di rumah kos / kontrak? Ya / Tidak (Lingkari Salah Satu) Apakah saat ini Anda memiliki pacar? Ya / Tidak

Lebih terperinci

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik)

09/09/2011. Who says (Komunikator) Says what (Pesan) To Whom (komunikan) With Channels (Saluran/Media) What Effect (umpan balik) Dasar hubungan Anda dengan Pendengar Anda Seberapa Penting Memahami Pengetahuan Komunikasi? mengharapkan hubungan timbal balik yang positip supaya gagasan bisa diterima pihak lain berusaha mencapai target

Lebih terperinci

Pengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji

Pengertian Komentar. Unsur-Unsur Diskusi. Materi. Manusia, sebagai pelaksana. Terdiri dari moderator, notulis, peserta dan pemakalah/penyaji Pengertian Komentar Pendapat seseorang dalam sebuah diskusi tentu akan mengundang reaksi dari peserta lain. Reaksi tersebut merupakan komentar/tanggapan yang dapat berupa persetujuan ataupun penolakan.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri

Lampiran 1. Uji validitas dan reliabilitas. Hasil try out Penyesuaian diri Lampiran 1 Uji validitas dan reliabilitas Hasil try out Penyesuaian diri No Uji Validitas Keterangan 1 0.382 Diterima 2 0.362 Diterima 3 0.232 Ditolak 4 0.411 Diterima 5 0.317 Diterima 6 0.324 Diterima

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. etika komunikasi anak-anak penggemar game online Point Blank dengan. 1. Etika komunikasi dengan orang yang lebih tua

BAB V PENUTUP. etika komunikasi anak-anak penggemar game online Point Blank dengan. 1. Etika komunikasi dengan orang yang lebih tua BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam kesimpulan ini akan dijelaskan secara singkat uraian tentang temuan dari penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan merupakan jawaban dari fokus penelitian. Merujuk pada

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN 1

TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN 1 TEKNIK DAN MEKANISME PERSIDANGAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tanaamah 2 1. Pengantar Pada dasarnya, keberadaan suatu organisasi lebih disebabkan karena adanya kepentingan oleh sekelompok orang, yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam masa perkembangan negara Indonesia, pendidikan penting untuk kemajuan pembangunan. Salah satu lembaga pendidikan yang penting adalah perguruan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain

BAB I PENDAHULUAN. warung kopi modern sekelas Starbucks. Kebiasaan minum kopi dan. pertandingan sepak bola dunia, ruang pertemuan, live music dan lain BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Warung kopi adalah tempat yang mudah dijumpai hampir di seluruh wilayah belahan dunia, mulai dari warung kopi tradisional sampai kepada warung kopi modern

Lebih terperinci

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL

LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL A. Identitas Konseli Nama : E Umur : 16 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Domisili : Yogyakarta B. Deskripsi Masalah yang Dikeluhkan Konseli adalah anak tunggalketiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya

BAB 1 PENDAHULUAN. Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan diri tentu saja mengalami pasang surut, seseorang mungkin merasa percaya diri dalam beberapa situasi, dan ketakutan dalam situasi lainnya, merasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni tari sebagai ekspresi manusia yang bersifat estetis, kehadirannya tidak bersifat independen. Dilihat secara tekstual, tari dapat dipahami dari bentuk dan teknik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupannya, keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelegensi atau akademiknya saja, tapi juga ditentukan oleh kecerdasan emosionalnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberagaman etnik yang ada di Indonesia dapat menjadi suatu kesatuan apabila ada interaksi sosial yang positif, diantara setiap etnik tersebut dengan syarat kesatuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang

BAB I PENDAHULUAN. simbol serta memaknai simbol-simbol yang digunakannya. Namun lambang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komunikasi merupakan sebuah proses interaksi pertukaran lambang. Lambang juga disebut tanda, kode, atau simbol. Manusia selalu menggunakan simbol serta memaknai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pemilihan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang dipilih adalah Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) di FKIP PGSD yang berlokasi di jalan Diponegoro 52-60 Salatiga. Alasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya

BAB I PENDAHULUAN. bergaul, bersosialisasi seperti masyarakat pada umumnya. Tidak ada salahnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena gay dan lesbi nampaknya sudah tidak asing lagi di masyarakat luas. Hal yang pada awalnya tabu untuk dibicarakan, kini menjadi seolah-olah bagian dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 75 BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Analisis data adalah bagian dari tahap penelitian kualitatif yang berguna untuk menelaah data yang telah diperoleh peneliti dari informan maupun dari lapangan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh angin demokrasi yang dipadatkan dalam bentuk berbagai keinginan dan tuntutan dengan mengatasnamakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat di dengar (audible) dan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara diartikan sebagai kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak fenomena sosial yang terjadi di masyarakat kita. Salah satu masalah yang ramai dibincangkan adalah masalah alkohol. Ini merupakan masalah sosial yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya untuk

Lebih terperinci

71 Perpustakaan Unika LAMPIRAN

71 Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN 71 72 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 1. SKALA KONSEP DIRI 2. SKALA KOMUNIKASI INTERPERSONAL 73 NOMOR URUT : PETUNJUK PENGISIAN SKALA 1. Bacalah pernyatan-pernyataan pada lembar berikut, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hitam dan putih adalah konsep dualisme yang ada di masyarakat, dimana hitam sering identik dengan salah dan putih identik dengan benar. Pertentangan konsep

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Kesimpulan dihasilkan berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebagai berikut: 1.1.1 Hubungan antar kaum muda di Kecamatan Padang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis di Dusun Kedungringin Kertosono Nganjuk dengan judul Komunikasi Simbolik Dalam Ritual Bari an studi pada masyarakat Dusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan hubungan dan kerja sama dengan manusia lain. Hubungannya itu antara lain berupa menyampaikan isi pikiran dan perasaan, menyampaikan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi?

Bahasa Indonesia. Berbicara Untuk Keperluan Akademik. Koko Rustamaji, SE, MM. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi? Bahasa Indonesia Modul ke: Berbicara Untuk Keperluan Akademik Fakultas Psikologi Koko Rustamaji, SE, MM. Program Studi Program Studi? www.mercubuana.ac.id Pengertian Berbicara Berbicara adalah kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 KonteksMasalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 KonteksMasalah Keluarga merupakan sebuah kelompok primer yang pertama kali kita masuki dimana didalamnya kita mendapatkan pembelajaran mengenai norma-norma, agama maupun proses sosial

Lebih terperinci

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pentingnya Pendidikan dalam membangun sumberdaya manusia yang cerdas pada suatu negara, mejadikan banyak negara di dunia yang mewajibkan rakyatnya untuk mengikuti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi yang dilakukan oleh manusia merupakan suatu proses yang melibatkan individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi dan masyarakat yang merespon dan menciptakan

Lebih terperinci

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G

KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G KETETAPAN MAJELIS WALI AMANAT INSTITUT PERTANIAN BOGOR NOMOR : 65 /MWA-IPB/2007 T E N T A N G TATA CARA PELAKSANAAN UJI KELAYAKAN DAN KEPANTASAN CALON REKTOR INSTITUT PERTANIAN BOGOR MAJELIS WALI AMANAT

Lebih terperinci

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI

BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI BAB VI PERSEPSI REMAJA TERHADAP UNSUR KEKERASAN DALAM SINETRON DI TELEVISI 6.1. Persepsi Remaja terhadap Unsur Kekerasan dalam Sinetron di Televisi Remaja yang menjadi responden dalam penelitian sebagian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil,

I. PENDAHULUAN. Proses tersebut dapat ditemukan dalam lingkungan yang paling kecil, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, kehidupan manusia tidak akan lepas dari interaksi. Agar interaksi dapat berjalan dengan baik, tiap manusia memerlukan proses berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator. memperlakukan komunikannya secara manusiawi dan menciptakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Human Relations merupakan suatu hubungan yang terjalin antara individu satu dengan individu lainnya dimana individu sebagai komunikator memperlakukan komunikannya secara

Lebih terperinci

# Kemampuan Komunikasi # Komunikasi Jitu (1)

# Kemampuan Komunikasi # Komunikasi Jitu (1) # Kemampuan Komunikasi # Komunikasi Jitu (1) Arif Basofi Materi Komunikasi sebagai Penyelesaian Masalah Bebas Bicara Sesuai Kehendak Tanpa Ada Ketakutan Bicara jujur, Benar dan Akurat Menunda Pembicaraan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang melakukan interaksi dalam bergaul dengan manusia lainnya. Dalam berinteraksi tentunya manusia membutuhkan sarana untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Manusia memerlukan manusia lain untuk memenuhi segala kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hubungan Masyarakat 2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat (Public Relations) Public relations adalah fungsi manajemen dari ciri yang terencana dan berkelanjutan melalui organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah. pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial. Sebuah pernyataan yang sekaligus menunjukkan identitas manusia, dimana dalam kehidupan sehari-hari individu melakukan interaksi

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS V SDN 013 BABULU PENAJAM PASER UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS V SDN 013 BABULU PENAJAM PASER UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA SISWA KELAS V SDN 013 BABULU PENAJAM PASER UTARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN Samnor Janah Muntianah Nunuk Wahyuningsih Sri Supriati

Lebih terperinci

Fungsi Dinamika Kelompok

Fungsi Dinamika Kelompok Fungsi Dinamika Kelompok Dinamika kelompok merupakan kebutuhan bagi setiap individu yang hidup dalam sebuah kelompok. Fungsi dari dinamika kelompok itu antara lain :. Individu satu dengan yang lain akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, Kota Yogyakarta dikenal sebagai kota Pelajar yang dijadikan sebagai surga pendidikan bagi setiap mahasiswa yang ingin menimba ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS BAB VI HUBUNGAN PENGETAHUAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS Kompetensi komunikasi berikutnya yang memiliki peranan penting dalam menciptakan komunikasi yang efektif adalah pengetahuan

Lebih terperinci

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW

LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW LAMPIRAN CODING SHEET 1 TRANSKIP INTERVIEW TRANSKIP WAWANCARA KEY INFORMAN 1 (BERLIANA) NO KATEGORI PERTANYAAN JAWABAN 1 Alasan menjadi Sudah berapa lama Saya jadi pengajar di pengajar menjadi guru/ pengajar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk memperoleh gambaran proses pembelajaran IPA. Menurut guru kelas BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Awal Penelitian Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu dilakukan pengamatan langsung saat pembelajaran IPA dan kegiatan wawancara dengan guru

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN A-1 Perilaku Agresif pada Anak A-2 Konformitas terhadap Teman Sebaya A-1 PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Kelas / No. : Umur : Tanggal Pengisian : Sekolah : PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau disebut makhluk bermasyarakat, selain itu manusia juga diberikan akal dan pikiran yang berkembang serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karikatur adalah sebuah gambar atau penggambaran suatu objek konkret yang dengan cara melebih-lebihkan ciri khas objek tersebut. Karikatur sendiri berasal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Hasil Temuan Peneliti Suatu penelitian diharapkan akan memperoleh hasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, disini peneliti memaparkan hasil temuan di lapangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, media kampanye politik juga terus berkembang. Mulai dari media cetak, seperti: poster, stiker, dan baliho. Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya

BAB I PENDAHULUAN. dan siswa. Pola umum ini oleh Lapp et al. (1975) diistilahkan Gaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Mengajar adalah membentuk suatu kebiasaan, sehingga melalui pengulangan-pengulangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai perilaku yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan para mahasiswa yang tanggap akan masalah, tangguh, dapat di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah salah satu generasi harapan bangsa dimana masa depan yang dicita-citakan bangsa ini berada di tangan mereka. Banyak orang menganggap bahwa mahasiswa

Lebih terperinci

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM

PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM PROGRAM PENGABDIAN PADA MASYARAKAT BAGIAN PSIKOLOGI KLINIS FAKULTAS PSIKOLOGI UNDIP BEKERJASAMA DENGAN RS. HERMINA BANYUMANIK SEMARANG PELATIHAN BASIC HYPNOPARENTING BAGI AWAM SEMARANG, 23 AGUSTUS 2014

Lebih terperinci