BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wulan Novia Tresnaati, 2013
|
|
- Hendra Sanjaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sudah seharusnya selalu berhubungan dengan tema-tema kemanusiaan, karena pada dasarnya belajar itu mempunyai tujuan agar siswa dapat meningkatkan kualitas hidupnya sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Kebanyakan sekolah selama ini menerjemahkan pendidikan IPA sebagai sekedar transfer of knowledge yang dimiliki guru kepada peserta didik dengan hapalan-hapalan teori maupun rumus-rumus, sekedar untuk bisa menjawab soalsoal ujian, tetapi sering kali tidak sanggup untuk menerjemahkannya ke dalam realitas yang ada di sekelilingnya. Oleh karena itu, diperlukan jembatan yang menghubungkan pendidikan dan teknologi terhadap kemasyarakatan. Dewasa ini hampir setiap segi kehidupan manusia telah terkait dengan teknologi. Teknologi lahir karena adanya kebutuhan manusia. Penemuan teknologi ini terwujud dengan terciptanya alat-alat baru maupun penyempurnaan dari alat-alat lama. Penemuan maupun penyempurnaan alat ini berdampak pula pada penemuan dan pengembangan sains. Jadi meskipun sains itu berbeda dengan teknologi, namun antara sains dan teknologi terdapat kaitan yang erat. Sampai saat ini, perkembangan teknologi mememicu perkembangan sains, namun ada kalanya perkembangan sains memicu pula perkembangan teknologi. Oleh karena itu, kaitan antara sains dan teknologi merupakan suatu kaitan atau hubungan timbal balik yang saling menguntungkan. Namun, perkembangan teknologi dalam penggunaannya di masyarakat tidak hanya menimbulkan dampak positif bagi masyarakat tetapi dapat pula menimbulkan dampak negatif. Menurut Poedjiadi (2007) masyarakat yang memanfaatkan teknologi perlu memiliki pemahaman tentang sains yang dapat dijadikan bekal dalam upaya memelihara produk teknologi tersebut. Oleh karena itu, pendidik sudah seharusnya memberi bekal sebuah pengetahuan kepada peserta didik atau siswa, agar siswa dapat beradaptasi
2 2 di kehidupan yang serba teknologi atau agar siswa dapat memelihara produk teknologi. Selain itu, acuan penyusunan Kurikulum yang sekarang digunakan yaitu Tingkat Satuan Pendidikan pun salah satunya yaitu pembelajaran harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Nugroho (2008). Pembelajaran yang menghubungkan antara teknologi dan sains yaitu dengan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) diharapkan menghasilkan masyarakat yang nantinya dapat menilai dampak perkembangan teknologi. Saat ini, kemajuan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) sudah berkembang cukup pesat. Namun seiring perkembangan IPTEK yang terjadi saat ini tidak sedikit menimbulkan dampak pada kesetimbangan kehidupan, terutama kehidupan masyarakat. Penanaman penggunaan IPTEK dengan baik penting dilkukan untuk memberikan pemahaman akan dampak yang ditimbulkan dari produk IPTEK itu sendiri. Salah satunya, penerapan terhadap generasi muda dalam pembelajaran dari sekolah. Pembelajaran sebaiknya tidak hanya menyampaikan materi, tetapi dapat juga membuat peserta didik menjadi warga negara yang baik, tanggap terhadap perkembangan teknologi, dan dapat menilai secara kritis dampak positif dan dampak negatif kemajuan teknologi. Berdasarkan hal tersebut sudah seharusnya diadakan pembelajaran yang menghubungkan sains dan teknologi dengan kegunaannya di masyarakat. Model pembelajaran STM (Sains Teknologi Masyarakat) merupakan model pembelajaran yang berangkat dari isu-isu dan masalah yang berkembang di masyarakat akibat adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Adanya pembelajaran yang mengaitkan sains dengan teknologi serta kegunaan dan kebutuhan masyarakat, konsep-konsep yang telah dipelajari dan dikuasai peserta didik diharapkan dapat bermanfaat bagi dirinya dan dapat digunakan untuk menyelesaikan baik masalah yang dihadapinya maupun masalah lingkungan sosialnya (Poedjiadi, 2007). Saat ini terdapat beberapa hasil produk dari IPTEK khususnya dalam bidang pangan dalam hal ini adalah produk makanan, dimana di dalam
3 3 komposisinya terdapat bahan-bahan yang apabila dikonsumsi secara berkelanjutan akan menimbulkan dampak yang tidak baik untuk kesehatan. Terkait hal tersebut, pada umumnya masyarakat termasuk para pelajar belum begitu paham mengenai dampak yang ditimbulkan bagi kesehatan jika secara berkelanjutan mengonsumsi produk makanan yang mengandung bahan tambahan makanan sintetis seperti antioksidan, antikempal, pengawet, pewarna alam dan sintetik, pemanis buatan, pengatur keasaman, pengeras, sekuestran, pemutih dan pematang tepung, pengemulsi, pengental, pemantap, penyedap rasa dan penguat rasa (Permenkes RI No. 772/Menkes/Per/IX/88). Mayoritas produk makanan hasil teknologi tersebut dibuat dengan kemasan yang menarik, penyajiannya lebih efesien, kemudian produk makanan tersebut dipromosikan/ diiklankan dengan menonjolkan kelebihan-kelebihannya. Dampaknya tidak jarang masyarakat yang mengonsumsi produk-produk makanan tanpa membaca komposisi produk makanan pada kemasannya. Pada umumnya masyarakat awam dan pelajar belum dapat membedakan makanan yang sehat untuk dikonsumsi dan makanan yang kurang baik untuk di konsumsi. Pembelajaran mengenai sistem pencernaan dengan menggunakan model pembelajaran STM diawali dengan mengangkat isu/masalah makanan yang mengandung bahan berbahaya yang berkembang di masyarakat. Hal ini, diharapkan siswa tidak hanya dapat menjelaskan perjalanan makanan (pencernaan) dari mulut hingga anus dan sel-sel, tetapi juga memiliki pengalaman untuk menguji kandungan bahan berbahaya pada makanan sehingga siswa dapat mengidentifikasi ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya. Jika siswa sudah mengetahui ciri-ciri makanan yang mengandung bahan berbahaya siswa dapat menilai dan memilih makanan yang baik untuk di konsumsi. Menurut Poedjiadi (2007) pembelajaran yang manfaat langsungnya sudah diketahui, dapat menambah motivasi siswa untuk mempelajari suatu pelajaran/ilmu. Inilah salah satu alasan yang mendasari penggunaan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat dalam penelitian ini. Alasan lainnya
4 4 adalah dengan mengangkat isu/masalah yang berkembang di masyarakat sebagai akibat hasil dari perkembangan teknologi, akan menambah wawasan siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimanakah pengaruh pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap penguasaan konsep siswa mengenai sistem pencernaan dan kesadaran siswa dalam memilih makanan? Berikut penjabaran dari rumusan masalah untuk memperjelas masalah penelitian yang dibuat dalam bentuk pertanyaan penelitian dibawah ini: 1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa mengenai sistem pencernaan sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)? 2. Bagaimanakah kesadaran siswa dalam memilih makanan sebelum dan setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM)? 3. Bagaimanakah hubungan (korelasi) antara penguasaan konsep siswa tentang sistem pencernaan dengan kesadaran siswa dalam memilih makanan? C. Batasan Masalah Agar penelitian ini terarah pada ruang lingkup yang akan diteliti, maka penelitian dibatasi pada hal-hal di bawah ini 1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STM terdiri dari 5 tahap (Poedjiadi, 2007), yaitu; a. inisiasi/invitasi, yaitu undangan agar siswa memusatkan perhatian pada pembelajaran dengan mengeksplorasi pengetahuan siswa mengenai isu kekurangan dan kelebihan macam-macam vitamin, bahaya mengonsumsi produk makanan yang mengandung zat aditif secara berkelanjutan, serta bahaya mengonsumsi makanan yang mengandung boraks dan formalin; b. pembentukan konsep, menggunakan metode praktikum sederhana dan motede tanya jawab dengan bantuan media power
5 5 point dan video animasi; c. aplikasi, dilakukan dengan mengaplikasikan konsep yang didapat pada tahap pembentukan konsep untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan isu/masalah yang dipaparkan pada tahap inisiasi; d. pemantapan konsep, untuk mendeteksi adanya miskonsepsi; dan e. evaluasi, dilakukan dengan memberi pertanyaan secara lisan kepada siswa. 2. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah sistem pencernaan yang terdiri dari beberapa subkonsep yaitu; a. zat makanan; b. struktur dan fungsi alat-alat pencernaan; dan c. proses pencernaan makanan; Subkonsepsubkonsep tersebut dibelajarkan dalam empat kali pertemuan. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengaji pengaruh model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) terhadap penguasaan konsep siswa tentang sistem pencernaan dan kesadaran siswa dalam memilih makanan serta keterkaiatan antara penguasaan konsep siswa tentang sistem pencernaan dengan kesadaran siswa dalam memilih makanan. E. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan praktis sebagai salah satu alternatif dalam upaya perbaikan pembelajaran, antara lain: 1. Bagi siswa: Siswa juga mendapatkan pengalaman belajar yang berbeda dengan pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah, menambah wawasan yang lebih luas tentang macam-macam zat aditif sintetis dan bahaya yang akan ditimbulkan jika dikonsumsi secara berkelanjutan, serta membantu siswa meningkatkan penguasaan konsep tentang sistem pencernaan. 2. Bagi guru: Memberikan informasi mengenai variasi model pembelajaran dan media pembelajaran dalam membelajarkan konsep-konsep sistem pencernaan agar
6 6 terjadi peningkatan penguasaan konsep siswa dan kesadaran siswa memilih makanan. 3. Bagi peneliti lain: Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan untuk meneliti masalah yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian ini juga dapat dijadikan inspirasi atau acuan dalam penelitian sejenis dengan topik yang berbeda dan dapat dijadikan bahan pertimbangan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut. F. Asumsi 1. Pembelajaran dengan model yang bervariasi dapat menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa, karena siswa tidak jenuh dengan proses belajar yang sedang berlangsung (Anurrahman, 2009). 2. Model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) memiliki kekhasan yaitu pada pendahuluan pembelajaran dikemukakan isu-isu atau masalah yang ada di masyarakat sehingga siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dan terpacu untuk menilai sebuah tindakan atau teknologi (Peodjiadi, 2007). 3. Pembelajaran dengan model STM konsep yang diajarkan langsung dikaitkan dengan kegunaan dalam kehidupan sehari-hari sehingga akan dirasakan siswa bahwa konsep-konsep dan pengetahuan yang dibelajarkan tersebut bermanfaat untuk dipelajari dengan kesadaran bahwa ilmu yang siswa miliki adalah untuk kesejahteraan masyarakat. Apabila pengetahuan di sekolah dirasakan manfaatnya bagi kehidupan siswa, maka siswa tersebut akan termotivasi untuk mempelajarinya, bahkan ingin mencari tahu lebih banyak lagi (Poedjiadi, 2007). 4. Memperkenalkan siswa pada jenis-jenis zat aditif pada produk makanan dapat memotivasi siswa untuk lebih cermat lagi dalam memilih makanan yang baik untuk dikonsumsi.
7 7 G. Hipotesis Berdasarkan asumsi yang telah dibuat, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H 1 = Pembelajaran dengan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam materi sistem pencernaan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan penguasaan konsep siswa tentang sistem pencernaan H 2 = Pembelajaran dengan model Sains Teknologi Masyarakat (STM) dalam materi sistem pencernaan berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan kesadaran siswa dalam memilih makanan. H 3 = Terdapat hubungan (korelasi) antara penguasaan konsep siswa tentang sistem pencernaan dengan kesadaran siswa memilih makanan.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 5 Sleman Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / Genap Tahun Pelajaran : 2011 / 2012 Pokok Bahasan : Bahan Tambahan
Lebih terperinci3. Peserta didik dapat mengidentifikasi bahan tambahan pangan yang berjenis
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP/MTs : SMP Negeri 5 Sleman Mata Pelajaran : IPA Terpadu Kelas / Semester : VIII / Genap Tahun Pelajaran : 2011 / 2012 Pokok Bahasan : Bahan Tambahan Pangan Alokasi
Lebih terperinciPENERAPAN PENGETAHUAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA PEMILIHAN MAKANAN JAJANAN MAHASISWA PENDIDIKAN TATA BOGA UPI
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, merupakan bab dimana memberikan suatu gambaran umum mengapa topik atau judul tersebut diambil dan disajikan dalam karya ilmiah bagian pendahuan menguraikan mengenai latar
Lebih terperinciKuesioner Penelitian
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kajian teoritis dengan selalu berdasarkan pada metode ilmiah. Rangkaian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan penyelidikan dalam pembelajaran IPA dapat diwujudkan dengan menggunakan kegiatan percobaan (Experimental method), maupun kajian teoritis dengan selalu
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )
Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari (08312244013) PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2012 DEFINISI BTP Bahan Tambahan Pangan
Lebih terperincimemerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini teknologi dan industri berkembang pesat, perkembangan tersebut memiliki dampak positif dan negatif bagi kehidupan manusia. Untuk menghadapi perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah berkembang dengan pesat sehingga saat ini banyak sekali hasil-hasil IPTEK yang dapat digunakan bagi kepentingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maimunah, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penguasaan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan dasar bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa yang akan datang. IPA berkaitan dengan cara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. prinsip yang telah dipahami tersebut dalam tindakan dan perbuatan sehari-hari.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pembelajaran tidak sekedar memahami konsep dan prinsip, akan tetapi menjadikan siswa memiliki kemampuan untuk menerapkan konsep dan prinsip yang telah
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 722/MENKES/PER/IX/88 TENTANG BAHAN TAMBAHAN MAKANAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa makanan yang menggunakan bahan tambahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lingkungan alam maupun lingkungan sosial di masyarakat. berasal dari kata science yang berarti pengetahuan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terjadi di dunia ini menuntut manusia turut serta berkembang menjadi pribadi yang mampu berjalan sejajar dengan perkembangan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia yang merupakan mata pelajaran dalam rumpun sains, sangat erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu ilmu kimia yang diperoleh siswa seharusnya tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat sangat membantu proses perkembangan di semua aspek kehidupan bangsa. Salah satunya adalah aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino essensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%,
Lebih terperinci2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menyatakan bahwa Ilmu pengetahuan alam berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan merupakan upaya dalam menghasilkan dan mengembangkan kepribadian seseorang yang tersembunyi dan potensial. Pendidikan diharapkan dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar mengandung kegiatan interaksi antara guru, siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah membawa perubahan hampir di semua aspek kehidupan manusia, dimana berbagai permasalahan hanya dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Saus Cabai Saus cabai atau yang biasa juga disebut saus sambal adalah saus yang diperoleh dari bahan utama cabai (Capsicum sp) yang matang dan baik, dengan atau tanpa penambahan
Lebih terperincilogis yang dapat diterapkan pada masalah-masalah kongkrit.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah sebuah mata pelajaran yang diberikan pada setiap jenjang pendidikan dan sangat berperan dalam perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini telah melaju dengan pesat. Perkembangan tersebut terutama IPTEK
Lebih terperinciSANTI BBERLIANA SIMATUPANG,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menjalani kehidupannya setiap individu wajib menempuh pendidikan di lembaga formal maupun lembaga non formal. Sesuai dengan yang diperintahkan oleh pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan Pemerintah Negara Indonesia salah satunya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sekarang ini, menuntut peningkatan mutu pendidikan. Dunia pendidikan tertantang untuk menghasilkan sumber
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sejarah memberikan makna dan pengalaman tentang peristiwa masa lampau. Sejarah mengajarkan kita untuk dapat bertindak lebih bijaksana. Melalui pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka
Lebih terperinciKuesiner Penelitian PENGETAHUAN, DAN SIKAP PEDAGANG ES KRIM TENTANG PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DI BEBERAPA PASAR KOTA MEDAN TAHUN 2010
Kuesiner Penelitian PENGETAHUAN, DAN SIKAP PEDAGANG ES KRIM TENTANG PENGGUNAAN PEMANIS BUATAN DI BEBERAPA PASAR KOTA MEDAN TAHUN A. Identitas Responden. Nomor Responden :. Inisial Nama : 3. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar dari teori kognitif (Efi, 2007). Pendidikan Biologi diharapkan dapat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum IPA menyediakan berbagai pengalaman belajar untuk memahami konsep dan proses pengetahuan alam dan menekankan agar peserta didik menjadi pelajar aktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan sistem pendidikan nasional merupakan satu kesatuan utuh seluruh komponen pendidikan yang saling terkait dan terpadu, serta bertujuan untuk mewujudkan masyarakat
Lebih terperinciBab 21. Bahan Tambahan Makanan (BTM), Keamanan Pangan dan Perlindungan Konsumen
Bab 21. Bahan Tambahan Makanan (BTM), Keamanan Pangan dan Perlindungan Konsumen 21. 1. Pendahuluan Pangan Masyarakat - Aman untuk Kesehatan -Murni (halal komposisi sesuai label) - Nilai Ekonomi Wajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berlakunya Kurikulum 2004 berbasis kompetensi yang telah direvisi melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Suryosubroto, 2009:2).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses dengan cara-cara tertentu agar seseorang memperoleh pengetahuan, pemahaman dan tingkah laku yang sesuai. Sanjaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya penguasaan kumpulan pengetahu yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang sangat erat kaitanya dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya
Lebih terperinci2015 PENGUASAAN KONSEP SISWA TOPIK PENURUNAN TITIK BEKU LARUTAN PADA PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING MENGGUNAKAN MEDIA LABORATORIUM VIRTUAL
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Belajar adalah perubahan perilaku yang diakibatkan oleh pengalaman (Dahar, 1996, hlm. 21). Perubahan perilaku merupakan hasil dari belajar, sedangkan pengalaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan tinggi pada dasarnya bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan tinggi pada dasarnya bertujuan untuk menyiapkan mahasiswa menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan mengembangkan dan menyebarluaskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. secara tradisional (Suryadarma, 2008). Cotton (1996) menyatakan bahwa, kajian
1 I. PENDAHULUAN Etnobotani merupakan ilmu botani mengenai pemanfaatan tumbuhan untuk keperluan sehari-hari oleh adat suku bangsa atau etnis tertentu yang masih dilakukan secara tradisional (Suryadarma,
Lebih terperinciAlasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM)
BAB 4 BAHAN TAMBAHAN MAKANAN (BTM) Alasan Penggunaan BTM : (Food Food Protection Committee in Publication) Menjaga kualitas makanan dengan menggunakan antioksidan Mempertinggi kualitas dan kestabilan makanan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan pesatnya. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu terjadi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin maju mengakibatkan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan itu terjadi bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Abad 20 merupakan era dimana teknologi berkembang sangat pesat yang disebut pula sebagai era digital. Kemajuan teknologi membuat perubahan besar bagi peradaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa Sistem Pendidikan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan kehidupan suatu bangsa sangat ditentukan oleh pendidikan. Pendidikan yang tertata dengan baik dapat menciptakan generasi yang berkualitas, cerdas, adaptif,
Lebih terperinciyang sesuai standar, serta target pembelajaran dan deadline terpenuhi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Fisika merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan kemampuan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan jaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk tertinggi. Berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia menurut provinsi tahun 2011 sekitar 241.182.182
Lebih terperinciIlmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia merupakan ilmu yang mencari jawaban atas dasar pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur, sifat, perubahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembinaan dari pemerintah. Akibat kemajuan ilmu teknologi pangan di dunia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keamanan pangan merupakan persyaratan utama yang harus dimiliki oleh setiap produksi yang beredar dipasaran. Untuk menjamin keamanan pangan olahan, maka dibutuhkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. knowledge, dan science and interaction with technology and society. Oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan tempat berlangsungnya proses pendidikan secara formal. Di sekolah anak-anak mendapatkan pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk masa depannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi sekarang ini sudah seperti kebutuhan pokok manusia,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi informasi sekarang ini sudah seperti kebutuhan pokok manusia, sebagaimana layaknya barang pokok yang lain. Peran informasi menjadi sangat dibutuhkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. abad 21 yang dikenal dengan istilah era globalisasi dan industrialisasi. Peran
Dania Tika Prasetia-205331480066-Pendidikan Kimia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan sains memiliki potensi yang besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran kimia di SMA diantaranya berfungsi untuk mengembangkan keterampilan proses serta menumbuhkan berpikir kritis siswa. Selain itu disebutkan pula tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Hamid, 2009: 1). Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya sehingga dapat menimbulkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN
1 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ina Kristiani, 2013
Ina Kristiani, 2013 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS PADA BAKSO LOTUS JEMBAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1..1 Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa. Oleh karena itu, pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelajaran IPA di Sekolah Dasar merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan kepada siswa, dalam kurikulum 2006 yang lebih dikenal dengan KTSP. Dalam
Lebih terperinciKata Pengantar. Tim Penyusun. Kelompok 6 Kelas C
Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat serta hidayah Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan panduan belajar dalam bentuk lembarkerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pembelajaran fisika merupakan aktivitas untuk mencapai tujuan-tujuan pengajaran mata pelajaran fisika yang tidak hanya menekankan pada ranah kognitif tetapi juga ranah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Maju mundurnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh tingkat pendidikannya, sehingga bagi bangsa yang ingin maju, pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.
1 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Setiap orang membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional (BNSP, 2006) menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia yang sangat penting dan tidak terbatas waktu. Semua bidang kehidupan manusia tidak terlepas dari peranan pendidikan. Tingkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa ilmuwan dan orang awam dulu menganggap bahwa global warming hanya merupakan sebuah mitos yang dampaknya tidak akan berpengaruh pada kehidupan manusia. Namun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Elis Juniarti Rahayu, 2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasari oleh fakta dan didapat melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi Indonesia, ternyata dalam dunia pendidikan juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan lahirnya pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia, ternyata dalam dunia pendidikan juga mengalami perkembangan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem Pendidikan Nasional diselenggarakan melalui dua jalur yaitu jalur sekolah dan jalur luar sekolah. Jalur pendidikan di sekolah diselenggarakan melalui
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam termasuk fisika. Kemampuan siswa
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.757, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Bahan Tambahan. Pangan. Persyaratan. Kesehatan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 033 TAHUN 2012 TENTANG BAHAN TAMBAHAN
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita
103 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Bersadarkan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat ditarik beberapa kesimpulan, khususnya melalui pemanfaatan berita politik pada
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eskperimen)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Kelas Eskperimen) SMP Mata Pelajaran Tema Kelas/Semester Alokasi Waktu : SMP N 1 Kalasan : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) : Makanan : VIII / II : 5 x 40 menit A. STANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang gejala alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains merupakan ilmu yang dipandang sebagai proses, produk, dan sikap. Untuk itu, pembelajaran kimia perlu dikembangkan berdasarkan pada hakikat kimia. Kimia merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran, guru perlu memahami hal-hal yang mempengaruhi proses belajar siswa, baik yang menghambat maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ratu Dita Dwi Hedianti, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Merumuskan pengalaman belajar biologi atau sains terikat erat dengan pengembangan keterampilan proses sains. Pengalaman belajar siswa dapat bervariasi, tapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. manusia melalui peningkatan kualitas pendidikan. Undang-Undang Sistem
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kunci utama bagi kemajuan suatu bangsa. Kemajuan suatu bangsa diawali dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat terlepas dari ilmu pengetahuan alam. Ruang lingkup IPA berkaitan erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 (1) pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting. Dengan adanya pendidikan, sumber daya manusia dapat berkembang menuju ke arah yang lebih baik. Untuk mengwujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sains sebagai salah satu kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai sifat-sifat dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nasibatun Umul Khairat, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia dipandang penting dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah dapat memberikan bekal ilmu kepada peserta didik untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alam semesta beserta isinya diciptakan untuk memenuhi semua kebutuhan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang paling
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan bidang pendidikan memiliki peranan yang mendasar dalam proses pengembangan sumber daya manusia yang multidimensional. Salah satu pokok kebijakan
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil
1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistemik untuk menginisiasi, memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil kegiatan pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Seiring dengan terus berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pendidikan saat ini hendaknya didasarkan pada tingkat kualitas dan kemampuan para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran Biologi bertujuan membuat siswa mampu memahami konsepkonsep Biologi, mampu mengaplikasikan konsep yang dipelajari, mampu mengkaitkan satu konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi kehidupan manusia, diantaranya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menjadi salah satu materi yang dianggap penting. Bahkan di Perguruan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di tingkat sekolah. Mulai dari SD hingga SMA pelajaran ini selalu diberikan dan menjadi
Lebih terperinci