PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG
|
|
- Leony Tedjo
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG Disusun oleh : Dini Retnowati Dibimbing oleh : Maria Anityasari, ST, ME, PhD Dr. Eng. Ir. Ahmad Rusdiansyah, M. Eng LOGO
2 Latar Belakang Shipbreaking industry Katalis ekonomi (Hand Labour) Solusi pembuangan kapal bekas Sustainable Mengurangi produksi Mengurangi aktivitas production bahan baku besi pertambangan Keuntungan bagi pengusaha pembongkaran kapal Penjualan komponen yang dapat dimanfaatkan ulang reuse, repair, remanufac ture,recycle Aspek lingkungan
3 Penelitian Terdahulu Perbandingan riset yang berobyek di industri pembongkaran kapal bekas (1) Sumber literatur Penulis Tahun Judul Penelitian Pelaku pembongkaran kapal Biaya pembongkaran kapal Jenis material Informasi yang diperoleh Proses pengadaan Proses bisnis Aktivitas pembongkaran kapal Proses redistrib usi Dampak lingkungan Isu terkait Sensitifitas Harga Keterangan Andersen 2001 Working safety in the ship-breaking industries X X X Hess, dkk 2001 Disposal option for ship X X X X Lauridsen, dkk 2003 Shipbreaking in OECD X X Reddy,dkk 2003 Quantification and classification of ship scrapping waste at Alang-Sosiya, India X Reddy,dkk 2004 Distribution, enrichment and accumulation of heavy metals in coastal sediments of Alang Sosiya ship scrapping yard, India X Reddy,dkk 2005 Seasonal distribution and contamination levels of total PHCs, PAHs, and heavy metals in coastal waters of the Alang-Sosiya ship scrapping yard, Gulf of Cambay India X
4 Penelitian Terdahulu Perbandingan riset yang berobyek di industri pembongkaran kapal bekas (2) Sumber literatur Penulis Tahun Judul Penelitian Modellling the energy content of combustible Reddy,dkkdkk ship-scrapping waste at 2005 Alang-Sosiya, India, using multiple regression analysis Description of the small plastics fragments in Reddy,dkk dkk marine sediments 2006 along the Alang-Sosiya ship-breaking yard, India The shipbreaking Nesser, dkk 2008 industry in Turkey : environmental, safety and health issues Ningdyah 2010 Permodelan pengambilan keputusan dalam jaringan reverse logistics untuk industri pembongkaran kapal bekas Pemodelan keputusan penjualan komponen hasil pembongkaran Rencana Penelitian ini kapal bekas dengan mempertimbangkan komponen yang dapat dimanfaatkan ulang Pelaku pembongkaran kapal Biaya pembongkaran kapal Informasi yang diperoleh Proses bisnis Jenis Aktivitas Proses material pengadaan pembongkaran kapal Proses redistribusi X X X Isu terkait Dampak Sensitifitas lingkungan Harga X X X X X X X X X X X X X X X X X X Keterangan hanya mempertimbangkan komponen hasil pembongkaran kapal bekas yang dapat di manfaatkan kembali melalui proses recycle mempertimbangkan komponen hasil pembongkaran kapal bekas yang dapat di manfaatkan kembali melalui proses reuse, repair, remanufacture dan recycle
5 Critical Review (1) Andersen (2001), Reddy et al (2003, 2004, 2005, 2006 ) dan Nesser et al (2008) dalam penelitiannya membahas mengenai aspek lingkungan industri pembongkaran kapal bekas Hess et al (2001) dan Lauridsen et al (2003) membahas mengenai latar belakang industri pembongkaran kapal bekas Selama ini belum banyak penelitian yang membahas rangkaian reverse logistics pembongkaran kapal bekas Ningdyah, 2010 Pemodelan Pengambilan Keputusan Dalam Jaringan Reverse Logistics Untuk Industri Pembongkaran Kapal Bekas
6 Critical Review (2) Ningdyah, 2010 Pemodelan Pengambilan Keputusan Dalam Jaringan Reverse Logistics Untuk Industri Pembongkaran Kapal Bekas model jaringan logistik untuk pembongkaran kapal Meningkatkan profit bagi pengusaha pembongkaran kapal Andersen, 2001 Working safety in the shipbreaking industries Lauridsen, dkk Shipbreaking in OECD Recycle, reuse, repair, remanufacture Hess, dkk Disposal option for ship Nesser,dkk The shipbreaking industry in Turkey : environmental, safety and health issues Aspek lingkungan Modal talangan Penjualan material hasil pembongkaran kapal Mempengaruhi profit pengusaha pembongkaran kapal Standar harga tersendiri Besi tua (recycle product) Algoritma kebijakan Fluktuasi harga DSS Pencapaian profit yang optimal Penelitian: PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG
7 Perumusan Masalah Bagaimana membuat model pengambilan keputusan untuk mengoptimalkan profit yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapal dengan mempertimbangkan keputusan penjualan komponen hasil pembongkaran kapal untuk proses reuse, repair, remanufacture atau recycle yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga jual dan biaya yang muncul pada rangkaian reverse logistics industri pembongkaran kapal
8 Tujuan Penelitian Menghasilkan suatu model yang bisa digunakan untuk mengoptimasi profit yang diterima oleh pengusaha pembongkaran kapal bekas dengan mempertimbangkan keputusan penjualan komponen hasil pembongkaran kapal untuk proses reuse, repair, remanufacture atau recycle yang dipengaruhi oleh fluktuasi harga jual dan biaya yang muncul pada rangkaian reverse logistics industri pembongkaran kapal Tujuan Memperoleh pemahaman tentang perilaku model dengan mengubah ubah parameter independennya
9 Ruang Lingkup Penelitian 1 2 Model dibuat dengan berdasarkan pada pengamatan proses bisnisi yang terjadi di Indonesia dan diperkuat dengan aktivitas bisnis sejenis yang terjadi di negara lain Rangkaian reverse logistics yang diamati hanya terbatas sampai pada proses penjualan komponen hasil pembongkaran kapal antara pengusaha pembongkaran kapal bekas dengan pihak pembeli pertama
10 Asumsi Penelitian Waktu pembongkaran setiap itemdilakukan Asumsi Kondisi komponen dianggapsama tepat sesuai dengan jadwal untuk tiap itemnya Biaya inventory merupakan prosentase dari harga jual historis terakhir komponen
11 Metodologi Penelitian Identifikasi Kendala, Variabel dan Parameter Penyusunan Model Matematis Verifikasi Model Tidak Data hasil observasi Pengolahan Data Ya Eksperimen Numerik Analisis dan Interpretasi Kesimpulan dan Saran
12 Gambaran Model Proses Reuse Pembelian Kapal Proses Pembongkaran Kapal Gudang Proses Repair End User Proses Remanufacturing Proses Recycling Third Layer First Layer Second Layer Ilustrasi rangkaian reverse logistics industri pembongkaran kapal bekas
13 Proses pembongkaran kapal bekas
14 Jenis komponen yang dihasilkan di setiap tahapan pembongkaran kapal bekas Jenis komponen Tahap I(Persiapan ) Tahap II ( Dismantling ) Tahap III ( Scrapping ) Cairan, bahan kimia dan gas Mineral Logam Besi bahan bakar Asbestos dan mineral wool untuk isolasi * pipa oli untuk lubrikasi keramik (peralatan sanitasi) * poros baling-baling cairan hidraulik * kaca * kawat pendingin * Macam-macam limbah lembaran logam residu kargo * Limbah domestik * tangki bahan kimia * sumber radiasi * lambung dan struktur baja lumpur * merkuri * penutup palkah baja Peralatan kayu baterai kerangka buritan kapal Tiang kayu * air ballast dan endapan * sekat kayu * Logam non besi panel kayu * Tembaga : kabel, pipa, motor windings pintu * Aluminium : ruang kemudi * furnitur * Seng : anode Plastik Perunggu : baling-baling pipa plastik * Logam besi furnitur * Jangkar pelampung rantai rakit rudder (kemudi) Peralatan elektronik dan elektronika Mesin Panel kontrol pompa konsol separator * sensor boiler instrumen mesin dek komponen listrik ik crane * switchboard steering gear alat navigasi generator mesin bantu mesin induk
15 Indeks, Parameter dan Variabel Model (1) Indeks Model i= index komponen (besi, jangkar, kemudi, dsb), i = 1,2,...,32 j = index proses (reuse, repair, remanufacture, recycle), j = 1,2, 3,4 t = indeks waktu, t = 1,2,...,48
16 Parameter Indeks, Parameter dan Variabel Model (2) P ij t Harga komponen i dengan proses j yang dijual pada waktu t W i Jumlah komponen i A Biaya pembelian kapal B Biaya pengiriman kapal C Biayatambatkapal D Biayatenagakerja a Bunga kredit Uo Jumlah uang yang dipinjam untuk pembongkaran kapal Up Jumlah uang yang berasal dari modal pribadi untuk pembongkaran kapal E i Biaya operasional untuk setiap komponen i G i Biaya inventory untuk komponen i H j Biaya pengiriman ii untuk menuju keprosesj L ij Biaya efek lingkungan komponen i pada proses j Q ij Komponen i dapat diproses di j
17 Indeks, Parameter dan Variabel Model (3) Parameter Oij Konversi berat komponen i untuk menuju ke proses j BS i Waktu start pembongkaran untuk komponen i KS i Lama pembongkaran untuk komponen i T ijt Waktu penjualan komponen i untuk proses j pada waktu, t (t=1 l) Variabel Keputusan Variabel keputusan yang digunakan adalah: t Y ij = 1, jika komponen i untuk proses j terjual pada periode t 0, jika tidak
18 Model Matematis (1) Fungsi Tujuan Fungsi tujuan dari model adalah memaksimumkan profit pengusaha pembongkaran kapal
19 Model Matematis (2) Fungsi Kendala Kendala yang menyatakan bahwa waktu penjualan komponen minimal sama dengan selesainya pembongkaran komponen : Kendala yang menyatakan bahwa waktu penjualan komponen hasil pembongkaran kapal maksimum selesai pada minggu ke 48
20 Model Matematis (3) Fungsi Kendala Kendala yang menyatakan bahwa semua komponen hasil pembongkaran kapal terjual Kendala yang menyatakan bahwa setiap jenis komponen hasil pembongkaran kapal dijualhanya pada satu jenis proses kapal dijualhanya pada satu jenis proses
21 Analisa Validasi Model Dasar (1) Indeks Tujuan Waktu Indeks Tujuan Waktu Komponen Penjualan Penjualan Komponen Penjualan Penjualan
22 Analisa Validasi Model Dasar (2) Hasil Running Model Saat Harga Tertinggi Indeks Dasar Jenis Komponen Komponen Wkt Waktu Wkt Waktu Harga Harga Jual Penjualan Penjualan Jual 27 Besi Grade A 33 3, , Besi Grade B 33 3, , Besi Grade C 25 2, , Tembaga 48 82, , Kuningan 17 37, , Aluminium i 48 20, ,450
23 Skenario Eksperimen Numerik 1. Perubahan eub kondisi ds komponen 2. Perubahan harga jual komponen 3. Perubahan biaya inventory 4. Perubahan tingkat suku bunga kredit 5. Biaya efek lingkungan 6. Perubahan prosentase modal pribadi dan modal pinjaman
24 Analisa Eksperimen Numerik 1 : Perubahan Kondisi Komponen (1) Skenario 1 Indeks Komponen Tujuan Penjualan Waktu Penjualan Indeks Komponen Tujuan Penjualan Waktu Penjualan
25 Analisa Eksperimen Numerik 1 : Perubahan Kondisi Komponen (2) Skenario 2 Indeks Tujuan Waktu Indeks Tujuan Waktu Komponen Penjualan Penjualan Komponen Penjualan Penjualan
26 Analisa Eksperimen Numerik 1 : Perubahan Kondisi Komponen (3) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan skenario kondisi komponen 1,000,000, ,240,200, Keuntungan (Rp) 800,000, ,000, ,000, ,000,000 - (200,000,000) (400,000,000) (600,000,000) 636,528,100 Skenario pertama Skenario kedua Model dasar (366,568,700)
27 Analisa Eksperimen Numerik 2 : Perubahan Harga Jual Komponen (1) Perubahan Periode Waktu Penjualan Indeks Komponen Skenario Perubahan Harga Jual Komponen -30 % -20% -10% 0% +10% +20% +30%
28 Analisa Eksperimen Numerik 2 : Perubahan Harga Jual Komponen (2) Grafik perubahan keuntungan seiring gperubahan periode waktu penjualan Skenario perubahan harga sebesar -30 % Keuntungan (Rp) 800,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000 - Skenario perubahan harga sebesar -20 % s.d +20 % Keterangan : 1. Periode penjualan skenario - 20% s.d. +20% 2. Periode penjualan skenario +30% 3. Periode penjualan skenario -30% 681,084, ,711, ,632, Keuntungan (Rp) Keterangan : 1. Periode penjualan skenario -30% 2. Periode penjualan skenario -20% s.d. +20% 3. Periode penjualan skenario +30% Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,400,000,000 1,200,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,231,463,985 1,230,429,751 1,200,430,
29 Analisa Eksperimen Numerik 2 : Perubahan Harga Jual Komponen (3) Skenario perubahan harga sebesar +30 % Keterangan : 1. Periode penjualan skenario +30% 2. Periode penjualan skenario -20% s.d. +20% 3. Periode penjualan skenario -30% Keuntungan (Rp) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,600,000,000 1,400,000,000 1,200,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000-1,343,154,740 1,342,773,811 1,304,293,
30 Analisa Eksperimen Numerik 2 : Perubahan Harga Jual Komponen (4) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan prosentase harga jual komponen 5,000,000,000 4,000,000,000 3,000,000,000 Keuntungan (Rp) 2,000,000,000 1,000,000,000 - (1,000,000,000) (2,000,000,000) (3,000,000,000) Prosentase perubahan harga (%)
31 Analisa Eksperimen Numerik 3 : Perubahan Biaya Inventory (1) Indeks Komponen Inventory 0,05% Perubahan Periode Waktu Penjualan Skenario Perubahan Prosentase Biaya Inventory Inventory 0,1% Inventory 0,2% Inventory 0,3 % Inventory 0,4%
32 Analisa Eksperimen Numerik 3 : Perubahan Biaya Inventory (2) Skenario perubahan prosentase biaya inventory 0,05 % Grafik perubahan keuntungan seiring gperubahan periode waktu penjualan 1,060,000,000 1,040,000,000 Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,05% Keuntungan 1,020,000, dan 0,1% (Rp) 1,000,000, Periode penjualan skenario 0,2% 3. Periode penjualan skenario 0,3% 980,000, Periode penjualan skenario 0,4% 960,000,000 1,051,924,073 1,043,249, ,960, ,094, Keuntungan (Rp) Grafik perubahan keuntungan seiring gperubahan periode waktu penjualan 1,200,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000,000, - 1,037,245,143 1,032,747, ,688, ,957, Skenario perubahan prosentase biaya inventory 0,1 % Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,05% dan 0,1% 2. Periode penjualan skenario 0,2% 3. Periode penjualan skenario 0,3% 4. Periode penjualan skenario 04% 0,4%
33 Analisa Eksperimen Numerik 3 : Perubahan Biaya Inventory (3) Skenario perubahan prosentase biaya inventory 0,3 % Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,3% 2. Periode penjualan skenario 0,4% 3. Periode penjualan skenario 0,2% 4. Periode penjualan skenario 0,05% dan 0,1% Keuntungan (Rp) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,200,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,601, ,409, ,715, ,467, Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,200,000, ,134, ,058, ,723, ,171,562 1,000,000, ,000,000 Keuntungan (Rp) 600,000, ,000, ,000, Skenario perubahan prosentase biaya inventory 0,4 % Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,4% 2. Periode penjualan skenario 0,3% 3. Periode penjualan skenario 0,2% 4. Periode penjualan skenario 0,05% dan 01% 0,1%
34 Analisa Eksperimen Numerik 3 : Perubahan Biaya Inventory (4) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan prosentase biaya inventory 960,000, ,000, Keuntungan (Rp) 920,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,05 % 0,1 % 0,2 % 0,3 % 0,4 % Prosentase biaya inventory
35 Analisa Eksperimen Numerik 4 : Perubahan Tingkat Suku Bunga Kredit (1) Indeks Komponen Skenario perubahan tingkat suku bunga (per minggu) 0% 0,1 % 0,23 % 0,3 % 0,4 %
36 Analisa Eksperimen Numerik 4 : Perubahan Tingkat Suku Bunga Kredit (2) Skenario tingkat suku bunga sebesar 0 % per minggu Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0% dan 0,1% 2. Periode penjualan skenario 0,23% 3. Periode penjualan skenario 0,3% 4. Periode penjualan skenario 0,4% Keuntungan (Rp) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,200,000,000 1,141,858,246 1,126,745,334 1,086,305,600 1,027,247,546 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, Keuntungan (Rp) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,200,000,000 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,370, ,323, ,712,870.09, 895,005, Skenario tingkat suku bunga sebesar 0,3 % per minggu Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,3% 2. Periode penjualan skenario 0,4% 3. Periode penjualan skenario 0,23% 4. Periode penjualan skenario 0% dan 0,1%
37 Analisa Eksperimen Numerik 4 : Perubahan Tingkat Suku Bunga Kredit (3) Skenario tingkat suku bunga sebesar 0,4 % per minggu Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan periode waktu penjualan 1,200,000,000,, Keterangan : 1. Periode penjualan skenario 0,4% 2. Periode penjualan skenario 03% 0,3% 3. Periode penjualan skenario 0,23% 4. Periode penjualan skenario 0% dan 0,1% Keuntungan (Rp) 1,000,000, ,000, ,000, ,000, ,000, ,081, ,488, ,792, ,666,
38 Analisa Eksperimen Numerik 4 : Perubahan Tingkat Suku Bunga Kredit (4) Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan tingkat suku bunga kredit 1,400,000, ,282,595, ,200,000, ,115,382, Keuntungan (Rp) 1,000,000, ,000, ,000, ,240, ,791, ,837, ,000, ,000, % 0,1 % 0,23 % 0,3 % 0,4 % Tingkat suku bunga kredit
39 Analisa Eksperimen Numerik 5 : Biaya Efek Lingkungan (1) Keuntungan (Rp) Grafik perbandingan keuntungan dengan biaya lingkungan dan tanpa biaya lingkungan 3,000,000,000 2,500,000,000 2,000,000,000 1,500,000,000 1,000,000, ,000, ,240,200 Dengan biaya lingkungan 2,779,931,000 Tanpa biaya lingkungan
40 Analisa Eksperimen Numerik 5 : Biaya Efek Lingkungan (2)
41 Analisa Eksperimen Numerik 6 : Perubahan Prosentase Modal Pribadi dan Modal Pinjaman (1) Skenario Prosentase modal Jumlah modal pinjaman pinjaman ( Rp ) Prosentase modal pribadi Jumlah modal pribadi ( Rp ) 1 0% 0 100% 6,229,722, % 622,972, % 5,606,750, % 1,245,944, % 4,983,778, % 1,868,916, % 4,360,805, % 2,491,889, % 3,737,833, % 3,114,861, % 3,114,861, % 3,737,833, % 2,491,889, % 4,360,805, % 1,868,916, % 4,983,778, % 1,245,944, % 5,606,750, % 622,972, % 6,229,722, % 0
42 Analisa Eksperimen Numerik 6 : Perubahan Prosentase Modal Pribadi dan Modal Pinjaman (2) Indeks Komponen Tujuan Penjualan Waktu Penjualan Indeks Komponen Tujuan Penjualan Waktu Penjualan
43 Analisa Eksperimen Numerik 6 : Perubahan Prosentase Modal Pribadi dan Modal Pinjaman (3) Grafik perubahan keuntungan pengusaha seiring perubahan waktu penjualan Keuntungan (Rp) Waktu PenjualanKuningan a u
44 Analisa Eksperimen Numerik 6 : Perubahan Prosentase Modal Pribadi dan Modal Pinjaman (4) Grafik keuntungan seiring perubahan skenario prosentase modal pribadi dan modal pinjaman 1,600,000,000 1,400,000,000 1,200,000,000 1,000,000,000 Keuntungan (Rp) 800,000, ,000, ,000, ,000, Skenario
45 Analisa Eksperimen Numerik 6 : Perubahan Prosentase Modal Pribadi dan Modal Pinjaman (5) Skenario Suku Bunga Suku Bunga (per tahun) (per minggu) 1 5,2 % 0,1 % 2 10,4 % 02% 0,2 3 15,6 % 0,3 % 4 20,8 % 0,4 % 5 26 % 0.5 % Grafik perubahan keuntungan seiring perubahan skenario modal pribadi dan modal pinjaman serta suku bunga 2,000,000, ,500,000, Keuntungan (Rp) 1,000,000, ,000, (500,000,000.00), (1,000,000,000.00) Skenario
46 Kesimpulan (1) Telah dikembangkan suatu model matematis tentang optimasi keuntungan pengusaha pembongkaran kapal dengan memperhatikan keputusan penjualan komponen hasil pembongkaran kapal serta biaya-biaya yang muncul pada aktivitas pembongkaran kapal maupun dl dalam proses penjualannya Perubahan kondisi komponen tidak berpengaruh terhadap waktu penjualan komponen, tetapi berpengaruh terhadap tujuan penjualan komponen. Semakin buruk kondisi komponen maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapal bekas Perubahan harga jual komponen tidak berpengaruh terhadap tujuan penjualan komponen, tetapi berpengaruh terhadap waktu penjualan komponen. Semakin besar penurunan harga komponen maka semakin cepat waktu penjualan komponen serta semakin kecil keuntungan yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapal bekas
47 Kesimpulan (2) Perubahan biaya inventory tidak berpengaruh terhadap tujuan penjualan komponen, tetapi berpengaruh terhadap waktu penjualan komponen. Semakin besar biaya inventory maka semakin cepat waktu penjualan komponen sertasemakin kecil keuntungan yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapal bekas Perubahan tingkat suku bunga kredit tidak berpengaruh terhadap tujuan penjualan komponen, tetapiberpengaruh p terhadap waktu penjualan komponen. Semakin besar tingkat suku bunga kredit maka semakin cepat waktu penjualan komponen serta semakin kecil keuntungan yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapal bekas
48 Kesimpulan (3) Perubahan prosentase modal pribadi dan modal pinjaman tidak berpengaruh terhadap tujuan penjualan komponen, tetapi berpengaruh terhadap waktu penjualan komponen. Semakin besar modal yang dipinjam maka semakin cepat waktu penjualan komponen serta semakin kecil keuntungan yang diperoleh pengusaha pembongkaran kapalbk bekas Kenaikan suku bunga kredit terhadap modal pinjaman tidak berpengaruh pada tujuan penjualan maupun waktu penjualan. Perubahan suku bunga kredit hanya mempengaruhi besar keuntungan yang diterima oleh pengusaha pembongkaran kapal bekas
49 Saran Penelitian ini menggunakan single ship entry sebagai bahan analisa dan evaluasi. Pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan multi ship entry jika pengusaha membongkar lebih dari satu kapal bekas pada satu waktu Bisa dilakukan penelitian lebih lanjut dengan membuat simulasi pengambilan keputusan untuk semua jenis kapal
50 LOGO
PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG
PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG Dini Retnowati 1*, Maria Anityasari 2, Ahmad Rusdiansyah 3 Program Pasca
Lebih terperinciPEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG
PEMODELAN KEPUTUSAN PENJUALAN KOMPONEN HASIL PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KOMPONEN YANG DAPAT DIMANFAATKAN ULANG Dini Retnowati, Maria Anityasari, Ahmad Rusdiansyah Manajemen Kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Subbab ini menjelaskan latar belakang dari penelitian yang dilaksanakan. Penelitian ini berangkat dari konsep sustainability dan penerapan konsep sustainable manufacturing
Lebih terperinciPEMODELAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM JARINGAN REVERSE LOGISTICS UNTUK INDUSTRI PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS
PEMODELAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM JARINGAN REVERSE LOGISTICS UNTUK INDUSTRI PEMBONGKARAN KAPAL BEKAS Widha K Ningdyah, Ahmad Rusdiansyah, Maria Anityasari Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Lebih terperinciDAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2012
2012, No.612 8 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT
Lebih terperinciDAFTAR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG YANG MENDAPAT BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH UNTUK TAHUN ANGGARAN 2011
LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.011/2011 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG UNTUK TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Penyumbang Turunnya Kualitas Lingkungan dari Berbagai Sektor (Global Warming, 2013)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Isu mengenai permasalahan lingkungan dunia telah menjadi perhatian dari berbagai pihak, terutama beberapa sektor yang terus tumbuh dan menjadi penyumbang turunnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Produktivitas merupakan satu hal yang sangat penting bagi perusahaan sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran produktivitas dilakukan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA
PENGEMBANGAN MODEL PERSEDIAAN PRODUKSI, PRODUKSI ULANG, DAN PEMBUANGAN LIMBAH PADA KASUS PURE BACKORDERING DENGAN PERSEDIAAN PIHAK KETIGA Christina Ayu K. 1, Ibnu Pandu B. P. 2, Wakhid A. Jauhari 3 1,2,3
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat Indonesia dalam membuang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah sampah di Indonesia merupakan salah satu permasalahan yang sangat kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar memakai konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin
Lebih terperinciCross Docking 2/4/2010. Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla ( ) Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng. PhD Arief Rahman, ST, MSc
Tesis Pengembangan Model Matematis untuk Penjadwalan Rute Kendaraan Cross Docking dalam Rantai Pasok dengan Mempertimbangkan Batasan Kelas Jalan dan Kendaraan yang Heterogen Disusun oleh: Ahmad Fatih Fudhla
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT Dan Liris merupakan industri yang bergerak di bidang textile yang memproduksi benang, kain dan juga pakaian jadi. Pada bagian textile khususnya divisi Weaving
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat dari penelitian yang dilakukan,
Lebih terperinciDinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja
Dinamika Pengembangan Subsektor Industri Makanan dan Minuman Di Jawa Timur: Pengaruh Investasi Terhadap Penyerapan Jumlah Tenaga Kerja Oleh: Putri Amelia 2508.100.020 Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Budisantoso
Lebih terperinciTRANSFORMASI PARADIGMA PENANGANAN SAMPAH
TRANSFORMASI PARADIGMA PENANGANAN SAMPAH PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Lawu Tegalarum 418 RT 02/13, Cangakan Karanganyar, Jawa Tengah, 57722 Telepon: 0271 494253 More Than Recycling Daftar Isi Permasalahan
Lebih terperinciPEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK)
TM. 091486 - Manufaktur TUGAS AKHIR PEMODELAN DAN SIMULASI SISTEM INVENTORI UNTUK MENDAPATKAN ALTERNATIF DESAIN PERGUDANGAN (STUDI KASUS DI PT. PETROKIMIA GRESIK) Cipto Adi Pringgodigdo 2104.100.026 Dosen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Diagram konsumsi energi final per jenis (Sumber: Outlook energi Indonesia, 2013)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Hingga kini kita tidak bisa terlepas akan pentingnya energi. Energi merupakan hal yang vital bagi kelangsungan hidup manusia. Energi pertama kali dicetuskan oleh
Lebih terperinciBUKU RANCANGAN PENGAJARAN
BUKU RANCANGAN PENGAJARAN Mata Ajaran Tugas Merancang Kapal 3 Disusun oleh : Gerry Liston Putra Marcus A. Talahatu Program Studi Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Lebih terperincihasil analisis tersebut akan diketahui karakteristik (sifat fisik, biologi dan kimia)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya industri migas dalam bentuk ekspoitasi - produksi, pengolahan minyak dan gas bumi serta pemasaran hasil migas berpotensi memberikan dampak terhadap lingkungan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun kebelakang, isu lingkungan adalah isu yang menarik bagi seluruh peneliti di dunia. Peneliti dan engineer bekerja untuk menciptakan teknologi yang memudahkan
Lebih terperinciBahan Baku. Aktivitas Produksi. Limbah
Konsep Dasar Bahan Baku Produk Aktivitas Produksi Energi Limbah Bagaimana Penanganan Limbah? Energi Apakah dari sumber terbarukan? Apakah ramah lingkungan? Apakah sudah efisien penggunaannya? Bahan Baku
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian ini direncanakan selama tiga bulan yang dimulai dari bulan Januari sampai dengan Maret 2016. Tempat dilaksanakannya penelitian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR DESEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,68 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak cara yang dapat dilakukan dalam teknik penyambungan logam misalnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciBUKU RANCANGAN PENGAJARAN
BUKU RANCANGAN PENGAJARAN Mata Ajaran Alat Bantu Kapal Disusun oleh : Gerry Liston Putra Mukti Wibowo Program Studi Teknik Perkapalan Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2016
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR HUDAIFAH
SIDANG TUGAS AKHIR HUDAIFAH 2509100704 JUDUL PROPOSAL Analisa Kelayakan Penggunaan Komponen Reuse untuk Penggantian Komponen Rusak di Masa Pemakaian Produk yang Pertama :: OLEH Hudaifah - 2509100704 ::
Lebih terperinciINSTALASI PERMESINAN
INSTALASI PERMESINAN DIKLAT MARINE INSPECTOR TYPE-A TAHUN 2010 OLEH MUHAMAD SYAIFUL DITKAPEL DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT KEMENTRIAN PERHUBUNGAN KAMAR MESIN MACHINERY SPACE / ENGINE ROOM RUANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, ketersediaan sumber energi fosil dunia semakin menipis, sumber energi ini semakin langka dan harganya pun semakin melambung tinggi. Hal ini tidak dapat dihindarkan
Lebih terperinciKLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997
KLASIFIKASI BAKU LAPANGAN USAHA INDONESIA 1997 KODE KETERANGAN 000 KEGIATAN YANG BELUM JELAS BATASANNYA 011 PERTANIAN TANAMAN PANGAN, TANAMAN PERKEBUNAN, DAN HORTIKULTURA 012 PETERNAKAN 013 KOMBINASI PERTANIAN
Lebih terperinciTugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal
Tugas Akhir : Studi Perencanaan Bisnis Waralaba (Franchise) Dalam Bidang Reparasi Kapal Oleh : Angky Rahadiansyah (4109100054) Dosen Pembimbing : 1. Ir. Triwilaswandio W.P, M.Sc 2. Sri Rejeki Wahyu Pribadi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses pengelasan. Pada proses pengelasan terdapat berbagai jenis
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya teknologi maka industri pada saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Karena pesatnya kemajuan teknologi, maka banyak sekali
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbuat dari logam, proses pembentukannya yang relatif lebih sulit, dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia industri sekarang ini, kebutuhan material untuk sebuah produk bertambah. Penggunaan material logam pada berbagai komponen produk semakin berkurang.
Lebih terperinciDisusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008
Disusun Oleh: Ir. Erlinda Muslim, MEE Nip : 131 803 987 Departemen Teknik Industri-Fakultas Teknik-Universitas Indonesia 2008 1 KEBIJAKSANAAN ENERGI 1. Menjamin penyediaan di dalam negeri secara terus-menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil yang diperoleh semakin baik dan sesuai dengan yang diinginkan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inovasi didalam mesin mesin listrik khusus terus berkembang dengan cepat dan selaras dengan perkembangan karakteristik masyarakat modern yang memiliki mobilitas tinggi,
Lebih terperinciBAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA
BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA 9.1. MESIN PENGGERAK UTAMA KAPAL PERIKANAN Mesin penggerak utama harus dalam kondisi yang prima apabila kapal perikanan akan memulai perjalanannya. Konstruksi
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 05/01/Th. XIII, 4 Januari 2010 PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,73 PERSEN Pada bulan November Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dewasa ini sangat pesat terutama di bidang teknologi elektronika, yang mengakibatkan beberapa efek yang mempengaruhi
Lebih terperinciLAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION LAPORAN PEMERIKSAAN TONGKANG NAMA KAPAL : PEMILIK / OPERATOR : AGENT :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR FRANIGA KUSBANDI Dosen Pembimbing Ir. Witantyo, M.Eng.Sc
SIDANG TUGAS AKHIR ANALISIS KARAKTERISTIK DAN PEMODELAN KEDATANGAN KAPAL SUPPLIER BATUBARA UNTUK PERENCANAAN PENGADAAN BATUBARA YANG LEBIH OPTIMAL (STUDI KASUS DI PT PJB UNIT PEMBANGKITAN PAITON) FRANIGA
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini akan melakukan pengembangan dari model yang sudah ada tentang penanganan logistik bantuan. Penentuan rute dan jumlah alokasi komoditi ke setiap titik permintaan
Lebih terperinciRancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg
Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg Pelaksana : Bagus Candra Kusuma. ( 6307030013 ) Muhamad Mahdir Syah. ( 6307030030 ) 1.1 Latar Belakang Selama ini penggunaan crane
Lebih terperinciPT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI
+ Minyak Sintetik (minyak bakar) E88 Carbon Briket CB88 Gas Sintetik Steel Wire Scrap (Kawat Besi Baja) PT. SUKSES SEJAHTERA ENERGI Jl. Manisrenggo Km. 4,5 Prambanan, Klaten, Jawa Tengah T. 0274-7459008
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS TON/TAHUN
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK ISOPROPANOLAMIN DARI PROPILEN OKSIDA DAN AMONIAK KAPASITAS 15.000 TON/TAHUN Oleh: Barkah Rizki Safardani I 0509007 Nurul Wulandari I 0509035 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD
ANALISA PENGARUH PELETAKAN OVERLAPPING PROPELLER DENGAN PENDEKATAN CFD Mokhammad Fakhrur Rizal *) Ir. Tony Bambang Musriyadi, PGD **) Irfan Syarif Arief, ST. MT **) *) Mahasiswa Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,
MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 54 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DAN ZAT KIMIA PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA DAN BANDAR UDARA DENGAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Langkah-Langkah Penelitian Dalam usaha mencapai tujuan penelitian yang telah ditetapkan, disusun suatu metodologi penelitian. Adapun langkah- langkah yang disusun adalah
Lebih terperinciPerancangan Mesin Pengangkut Produk Bertenaga Listrik (Electric Low Loader) PT. Bakrie Building Industries BAB III
BAB III PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES 3.1 Latar Belakang Perancangan Mesin Dalam rangka menunjang peningkatan efisiensi produksi
Lebih terperinciMODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY
MODEL KEBIJAKAN CAN ORDER PADA DUA ESELON RANTAI PASOK DENGAN SISTEM VENDOR MANAGED INVENTORY Disusun oleh : Ihwan Hamdala NRP : 2509203007 Dibimbing oleh: Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., PhD Nani
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK ANILINE
perpustakaan.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id perpustakaan.uns.ac.id Prarancangan Pabrik Aniline dari Hidrogenasi Nitrobenzene Fase Uap KATA PENGANTAR Segala puji syukur kepada Allah SWT, hanya karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. poly chloro dibenzzodioxins dan lain lainnya (Ermawati, 2011).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama ini penanganan sampah kota di negara-negara berkembang seperti Indonesia hanya menimbun dan membakar langsung sampah di udara terbuka pada TPA (Tempat Pembuangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vehicle Routing problem (VRP) merupakan topik penelitian yang telah lama ada, yang pertama kali dilakukan oleh Dantzig dan Ramser (1959) dengan judul The Truck Dispatching
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN
PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam upaya
Lebih terperinciTUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHYDE CONCENTRATE (UFC-85) DENGAN PROSES OKSIDASI METANOL HALDOR TOPSOE KAPASITAS 41.
TUGAS AKHIR PRARANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHYDE CONCENTRATE (UFC-85) DENGAN PROSES OKSIDASI METANOL HALDOR TOPSOE KAPASITAS 41.250 TON/TAHUN HALAMAN JUDUL Oleh : EVI ZAHROTUN NISA I 0510014 RISKA AGUSTINA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 30/05/Th. XIV, 2 Mei PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR APRIL HARGA GROSIR TURUN 0,07 PERSEN Pada Bulan April Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Persediaan Persediaan dapat diartikan sebagai aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode tertentu, atau persediaan
Lebih terperinciPeran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA LOGO. Dalam Pelaksanaan Standardisasi
LOGO Peran BARISTAND INDUSTRI SURABAYA Dalam Pelaksanaan Standardisasi SURABAYA, 20 Oktober 2016 Sejarah Add Your Text Add Your Text Add Your Text LAB. KIMIA LAB. PENCEMARAN LAB. FISIKA LAB. ELEKTRONIKA
Lebih terperinciUPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM
UPAH MINIMUM KOTA BATAM 2013 OLEH : DINAS TENAGA KERJA KOTA BATAM UPAH MINIMUM Upah Bulanan Terendah : UPAH POKOK TERMASUK TUNJANGAN TETAP MASA KERJA KURANG DARI 1 (SATU) TAHUN (PASAL 8 PERMENAKER NO.
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 71/11/Th. XIV, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,20 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciBAB 5 PEMUAIAN. Pemuaian. Kompetensi Dasar: Standar Kompetensi: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari.
BAB 5 PEMUAIAN Kompetensi Dasar: Melakukan percobaan yang berkaitan dengan pemuaian dalam kehidupan sehari-hari. minyak air Standar Kompetensi: Memahami wujud zat dan perubahannya. Peta Konsep: Pemuaian
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 78/12/Th. XIII, 1 Desember PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR NOVEMBER HARGA GROSIR NAIK 0,36 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciBAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH
BAB 4 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH 4.1 Model Rumusan Masalah dan Pengambilan Keputusan Untuk melakukan pemecahan masalah yang berkaitan dengan perencanaan bahan baku di PT. Mitra Manis Sentosa, maka dibawah
Lebih terperinciSampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.
1. DEFINISI SAMPAH Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sementara di dalam UU No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, disebutkan
Lebih terperinciTANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA
TANTANGAN DAN HAMBATAN PENERAPAN KONSEP SUSTAINABLE CONSTRUCTION PADA KONTRAKTOR PERUMAHAN DI SURABAYA Alfonsus Dwiputra W. 1, Yulius Candi 2, Ratna S. Alifen 3 ABSTRAK: Proses pembangunan perumahan sebagai
Lebih terperinciPermesinan Geladak (Deck Machineries)
Permesinan Geladak (Deck Machineries) Permesinan geladak atau deck machinery adalah perlatan peralatan yang terletak pada geladak utama dan berfungsi untuk membantu dalam berolah gerak di pelabuhan ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemanfaatan hasil bahan galian hingga saat ini dalam penyediaan bahan baku pembangunan di berbagai bidang yang menyebabkan cadangan tambang semakin berkurang khususnya
Lebih terperinci(FRW) DENGAN BERBAGAI JENIS REKTIFIKASI
SIDANG TUGAS AKHIR PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN PERIODE GARANSI DAN ANALISIS BIAYA GARANSI UNTUK PRODUK REUSE DENGAN MENGGUNAKAN KEBIJAKAN FREE REPLACEMENT WARRANTY (FRW) DENGAN BERBAGAI JENIS REKTIFIKASI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah CV X yang beralamat Jl. Diponegoro Surabaya.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian adalah CV X yang beralamat Jl. Diponegoro Surabaya. penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari kantor konsultan pajak 3.2
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk dalam satu dekade terakhir menjadi salah satu faktor pendorong meningkatnya konsumsi energi nasional. Seperti
Lebih terperinciPRARENCANA PABRIK (GVL) KAPASITAS KG/TAHUN. Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : Nova Handoyo NRP :
PRARENCANA PABRIK PRODUKSI NONANA DARI γ-valerolactone (GVL) KAPASITAS 55.063.871 KG/TAHUN Diajukan Oleh : Soegiarto Adi S. NRP : 5203011006 Nova Handoyo NRP : 5203011011 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 44/07/Th. XIII, 1 Juli PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR JUNI HARGA GROSIR NAIK 0,72 PERSEN Pada bulan Juni Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan Besar
Lebih terperinciPemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan.
Pemuaian Zat Pemuaian adalah bertambahnya volume suatu zat akibat meningkatnya suhu zat. Semua zat umumnya akan memuai jika dipanaskan. Pemuaian zat padat, zat cair, dan gas menunjukkan karakteristik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Dengan meningkatnya perkembangan industri otomotif dan manufaktur di Indonesia, dan terbatasnya sumber energi mendorong para rekayasawan berusaha menurunkan berat mesin,
Lebih terperinciPENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA
PENELITIAN TUGAS AKHIR OPTIMASI KONFIGURASI JARINGAN SUPPLY CHAIN HULU GAS LPG 3 KG DI INDONESIA Dystian Anggraini 2507.100.022 Dosen Pembimbing : Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng., Ph.D Dosen Ko-Pembimbing
Lebih terperinciGREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat
GREEN INCINERATOR Pemusnah Sampah Kota, Industri, Medikal dsbnya Cepat, Murah, Mudah, Bersahabat, Bermanfaat WASTE-TO-ENERGY Usaha penanggulangan sampah, baik dari rumah tangga/penduduk, industri, rumah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN ALAT
BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan bahan bakar yang meningkat dengan semakin bertambahnya industri dan jumlah kendaraan bermotor baru, 5 juta unit sepeda motor dan 700.000 mobil per tahun.
Lebih terperinciLaporan Tugas Akhir M.Faiz Wirawan / Ferdia Chandra BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Saat ini pembangunan infrastruktur mengalami peningkatan yang signifikan. Pembangunan infrastruktur baru tidak hanya dilakukan pada lahan-lahan yang masih kosong saja
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 100/PMK.011/2012 TENTANG BEA MASUK DITANGGUNG PEMERINTAH ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN GUNA PERBAIKAN DAN/ATAU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, listrik merupakan kebutuhan primer masyarakat pada umumnya. Faktor yang paling berpengaruh pada peningkatan kebutuhan listrik adalah majunya teknologi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sumber: (2015) Gambar 1.1 Grafik Produksi Logam tahun
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Diera globalisasi sekarang ini banyak munculnya wirausaha-wirausaha baru di Indonesia, sehingga perusahaan-perusahaan baru semakin menjamur khususnya di Indonesia.
Lebih terperinciSumber: Susanto, Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP Tangki bahan bakar 10. Rumah ABK dan ruang kemudi
LAMPIRAN 66 Lampiran 1 General arrangement Kapal PSP 01 Keterangan: 1. Palkah ikan 7. Kursi pemancing 2. Palkah alat tangkap 8. Drum air tawar 3. Ruang mesin 9. Kotak perbekalan 4. Tangki bahan bakar 10.
Lebih terperinciPENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY
TUGAS AKHIR PENGARUH VARIASI WAKTU PENAHANAN TERHADAP KEKERASAN PERMUKAAN, STRUKTUR MIKRO DAN LAJU KOROSI PADA ALUMINIUM 6061 DENGAN METODE UJI JOMINY Oleh : Willy Chandra K. 2108 030 085 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciTEKNIK PEMASANGAN PERANGKAT MESIN KAPAL PERIKANAN ABSTRACT
TEKNIK PEMASANGAN PERANGKAT MESIN KAPAL PERIKANAN Muchtar Ahmad 1), Ied Habibie 1) dan Nofrizal 1) Laboratorium Kapal Perikanan, Jurusan Pemanfaatan Sumber Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu permasalahan optimasi kombinatorial yang terkenal dan sering dibahas adalah traveling salesman problem. Sejak diperkenalkan oleh William Rowan Hamilton
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian sampah Sampah adalah barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik/pemakai sebelumnya, tetapi bagi sebagian orang masih bisa dipakai jika dikelola
Lebih terperinciP3 TESIS ME HYBRID (BATERAI DIESEL ELEKTRIK) MERAK-BAKAUHENI
P3 TESIS ME 092350 PENGEMBANGAN SISTEM PROPULSI HYBRID (BATERAI DIESEL ELEKTRIK) UNTUK LINER FERRY MERAK-BAKAUHENI DOSEN PEMBIMBING SUTOPO PURWONO FITRI, ST, M.Eng, PhD. Dr. Ir. A.A. MASROERI, M.Eng. AGUS
Lebih terperinciBAB 3. PENGECORAN LOGAM
BAB 3. PENGECORAN LOGAM Kompetensi Sub Kompetensi : Menguasai ketrampilan pembentukan material melalui proses pengecoran : Menguasai pembentukan komponen dari aluminiun melalui pengecoran langsung DASAR
Lebih terperinciKEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DISTRIK NAVIGASI KELAS I SORONG
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DISTRIK NAVIGASI KELAS I SORONG Alamat : Jl. Jend. Sudirman / Sawo Sorong Papua Barat (98414) Telp. (0951) 321506-323919 Fax (0951) 325506 BERITA
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR
BADAN PUSAT STATISTIK No. 70/11/Th. XIII, 1 November PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR OKTOBER HARGA GROSIR NAIK 0,17 PERSEN Pada bulan Indeks harga grosir/agen atau Indeks Harga Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah sebagai media atau alat pemotongan (Yustinus Edward, 2005). Kelebihan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknik penyambungan logam telah diketahui sejak dahulu kala. Sumber energi yang digunakan pada zaman dahulu diduga dihasilkan dari pembakaran kayu atau sampah. Karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah merambah. digunakan sebagai media menyampaikan informasi.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering
Lebih terperinciBAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK)
BAB 3 INSTRUKSI KERJA (IK) 3.1. Start-Up IPAL Sebelum IPAL dioperasikan seluruh peralatan mekanik dan elektrik harus dipastikan dalam keadaan berjalan dengan baik dan siap untuk dioerasikan. Peralatan-peralatan
Lebih terperinciPENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi
Lebih terperinciFASILITAS LABORATORIUM
FASILITAS LABORATORIUM IRNIN AGUSTINA.D.A Fasilitas Laboratorium 1. Instalasi Listrik 2. Instalasi Air bersih 3. Instalasi gas 4. Mebeler INSTALASI LISTRIK Memberikan penerangan di semua ruangan laboratorium
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahan plastik dalam pemanfaatannya di kehidupan manusia memang tak dapat dielakkan, sebagian besar penduduk di dunia memanfaatkan plastik dalam menjalankan aktivitasnya.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2007 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 9 TAHUN 2007 TENTANG IZIN PENGELOLAAN LIMBAH PADAT BUKAN BERASAL DARI BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (NON-B3)
Lebih terperinci