T E S I S. Oleh. KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "T E S I S. Oleh. KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009"

Transkripsi

1 PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG T E S I S Oleh KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt S E K O L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

2 PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG T E S I S Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

3 Judul Tesis : PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG Nama Mahasiswa : Khairuddin Batubara Nomor Pokok : Program Studi : Akuntansi Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa. B,M.Sc)

4 Tanggal lulus : 4 Agustus 2009 Telah diuji pada Tanggal : 4 Agustus 2009 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS.,MBA.,Ak Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, MBA, Ak 2. Fahmi Natigor, MEc.,Ac 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si.,Ak 4. Drs. Idhar Yahya, MBA.,Ak

5 ABSTRAK Penelitian ini dirancang sebagai suatu studi empiris untuk menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi sebagai variabel intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Sampel dalam penelitian ini seluruh pegawai Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Untuk menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan secara parsial digunakan uji t. Analisis jalur digunakan untuk menguji intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening. Hasil penelitian membuktikan bahwa pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan dan variabel intuisi aparat pengawas intern pemerintah dapat berperan sebagai variabel intervening antara pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan. Kata kunci : Pengalaman, Pengetahuan, Intuisi aparat pengawas intern pemerintah, Pendeteksian penyimpangan.

6 ABSTRACT The research is disigned as an empirical study to test the effect of experience and knowledge of the government internal controller to the detect of the deviation with intuition of the government internal controller as the intervening variable in Inspectorate office of Deli Serdang regency. The sample of this research, all of the Inspectorate staff on Deli Serdang regency. To test the effect of experience and knowledge of government internal controller to the detect of deviation as partially is used t test. Path analysis is used to test intuition of the government internal controller as the intervening variable. The result of the test proved that the experience and knowledge of the government internal controller have partially significant effect with to detect of the deviation and intuition variable of government internal controller can be roled as intervening variable between the experience and knowledge of the government internal controller to detect of the deviation. Keywords : Experience, knowledge, intuition of the government internal controller, to the detect of the deviation.

7 KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan studi dan menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Pengalaman dan Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan dengan Intuisi sebagai Variabel Intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Tesis ini merupakan tugas akhir untuk menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam penyelesaian tulisan ini, segala upaya maksimal telah penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulusnya kepada : 1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan

8 mengarahkan, membimbing serta memberikan saran dan motivasi kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 5. Bapak Fahmi Natigor, SE, M.Ec.Ac, Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini. 6. Isteriku tercinta Isnaniyah Nasution, A.Md, yang juga telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. 7. Yang tersayang anakku M. Jamik Ali Thayib Batubara yang telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak yang sholeh, pintar dan cerdas serta dapat mengangkat martabat orang tua dan keluarga. 8. Bapak Poltak Lumban Tobing, SH, selaku Inspektur Kabupaten Deli Serdang yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU. 9. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang telah mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini.

9 10. Staf/karyawan Sekretariat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan memberikan saran, pendapat serta pandangannya sehingga penulisan tesis ini terselesaikan. 11. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang berarti bagi penulis. Terkhusus kepada ayahanda (almarhum) dan ibunda (almarhumah), penulis memanjatkan do a yang tulus kepada ilahi robbi, semoga arwah dari kedua orang tua dari penulis dilindungi dan ditempatkan pada tempat yang mulia. Akhirnya penulis memohon kepada Allah SWT, semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah-nya, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan kebaikan dan amal sholeh. Amin. Medan, 4 Agustus 2009 Penulis, Khairuddin Batubara

10 RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI 1. Nama : Khairuddin Batubara 2. Tempat / Tanggal Lahir : Padangsidimpuan / 29 Maret Alamat : Jl. Jermal 17 No. 26 Medan 4. Agama : Islam 5. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil 6. Isteri : Isnaniyah Nasution, A.Md 7. Anak : M. Jamik Ali Thayib Batubara 8. Nama Ayah : M. Thohar Batubara 9. Nama Ibu : Mariama Lubis RIWAYAT PENDIDIKAN a. Tahun : SD Muhammadiyah No.2 Padangsidimpuan. b. Tahun : SMP Negeri 1 Padangsidimpuan c. Tahun : SMA Negeri 2 Padangsidimpuan,

11 d. Tahun : UMSU, Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen e. Tahun : USU, Sekolah Pascasarjana (S2) Program Magister Akuntansi PENGALAMAN KERJA PNS di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, 1996 s.d sekarang. DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... RIWAYAT HIDUP... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi vii x xii xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Originalitas... 8

12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Pengalaman Pengetahuan Pendeteksian Penyimpangan Intuisi Review Peneliti Terdahulu BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS Kerangka Konsep Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Metode Analisis Data Model Analisis Data Teknik Analisis Data Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik Statistik Deskriptif Pengujian Hipotesis BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Deskriptif Data Deskripsi Lokasi Karateristik Responden `Karateristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir... 46

13 Karateristik Responden Berdasarkan Jabatan Karateristik Responden Berdasarkan Pangkat/ Golongan Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja Karakteristik Responden Berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek Statistik Deskriptif Analisis Data Uji Kualitas Data Uji Validitas Data Uji Realibilitas Data Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji Multikolinearitas Data Uji Heterokedastisitas Data Hasil Analisis Data Pendeteksian Penyimpangan (Y) Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis Pertama Pengujian Hipotesis Kedua Pengujian Hipotesis Ketiga Pengujian Hipotesis Keempat Pembahasan Penelitian BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Keterbatasan Saran DAFTAR PUSTAKA... 80

14 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 1.1 Pendidikan Formal Tinjauan atas Penelitian Terdahulu Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Pengumpulan Data Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir Karakteristik Berdasarkan Jabatan Karakteristik Berdasarkan Pangkat/Golongan Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja Karakteristik Berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek Deskripsi Data Variabel-Variabel Penelitian Uji Validitas Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) Uji Validitasi Variabel-variabel Independen dan Variabel Intervening Uji Realibilitas Uji Multikolinearitas Deskripsi Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) Deskripsi Variabel Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) Deskripsi Variabel Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) Deskripsi Variabel Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Dengan Pendeteksian Penyimpangan... 63

15 5.17 Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Dengan Pendeteksian Penyimpangan Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan... 69

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dengan Pendeteksian penyimpangan, intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening Hubungan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dengan pendeteksian penyimpangan, dan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening Normal P-P Lot Uji Heterokedastisitas Hasil Hubungan Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagai Variabel Intervening Hasil Hubungan Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagai Variabel Intervening... 70

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman 1 Kuesioner Penelitian Rencana Waktu Penelitian Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Y Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X Uji Validitas dan Realibilitas Variabel X Uji Validitas dan Realibilitas Variabel Z Uji Normalitas Output Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan Output Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan Uji Heterokedastisitas Output Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpanga Output Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Terhadap Pendeteksian Penyimpangan Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Hasil Pengisian Kuesioner pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Tabel Product Moment

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai salah satu institusi yang berfungsi sebagai lembaga pengawas intern pemerintah di Kabupaten Deli Serdang, dalam setiap melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap obyek pemeriksaan sangat perlu pengetahuan mengenai pendeteksian penyimpangan yang diperlukan dalam rangka memenuhi kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan dan pemeriksaan di lapangan. Menurut data yang dilihat dari laporan hasil pemeriksaan Aparat pengawas intern pemerintah yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sering tidak mampu untuk mengungkapkan temuan penyimpangan dan ketidakberesan yang dilakukan oleh objek pemeriksaan karena aparat pengawas intern pemerintah tersebut kurang pengalaman dalam hal itu dan juga kurangnya pengetahuan dalam mendeteksi penyimpangan tersebut serta kurang menguasai peraturan, kode etik, standar audit yang berlaku yang ditetapkan pemerintah untuk aparat pengawas intern pemerintah. Sehubungan dengan hal tersebut aparat pengawas intern pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi penyimpangan dan ketidakberesan, yaitu:

19 1) aparat pengawas intern pemerintah harus menentukan bahwa penyimpangan dan ketidakberesan dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan kemungkinan menyebabkan laporan hasil pemeriksaan salah. 2) aparat pengawas atau pemeriksa harus memahami karakteristik penyimpangan dan ketidakberesan agar bisa menentukan penyimpangan dan ketidakberesan itu di dalam laporan hasil pemeriksaan. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah khususnya pengetahuan tentang pendeteksian penyimpangan semakin berkembang dengan banyaknya pengalaman kerja. Namun hal tersebut tidaklah untuk semua aspek pengetahuan tentang pendeteksian penyimpangan dalam suatu lingkungan pemeriksaan yang lazim. Beberapa penelitian sebelumnya, yang mempelajari mengenai pengaruh pengalaman dalam bidang pemeriksaan, telah menunjukkan hasil yang tidak konsisten. Hal ini kemungkinan pada penelitian sebelumnya tidak mempertimbangkan faktor pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas (Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan Wright, 1987). Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis menambah variabel independen yaitu pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah. Peran aparat pengawas intern pemerintah dalam melakukan fungsi pengawasan harus didukung dengan kompetensi yang memadai akan teknik-teknik pemeriksaan (audit) serta kompetensi lain yang mendukung. Kompetensi semacam

20 itu dapat diperoleh melalui jenjang pendidikan secara formal maupun informal, serta pengalaman dalam praktek pemeriksaan. Karena dalam melakukan peran pemeriksaan dan pengawasan, seorang aparat pengawas intern harus mengumpulkan serta mengevaluasi bukti-bukti yang digunakan sebagai dasar laporan hasil pemeriksaan yang berkualitas. Berdasarkan pasal 15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah yang menyatakan bahwa Pimpinan atasan langsung pejabat pengawas melakukan pembinaan profesi dan mental melalui pendidikan formal dan pendidikan informal. Dalam melakukan pemeriksaan biasanya aparat pengawas intern tidak memeriksa secara keseluruhan transaksi dan bukti-bukti yang terdapat pada obyek pemeriksaan, karena terbatas waktu dan biaya. Untuk mensiasati hal tersebut aparat pengawas intern pemerintah melakukan pemeriksaan secara sampling. Dengan metoda sampling maka aparat pengawas intern harus mendesain sampel yang efisien, mengukur kecukupan bukti pemeriksaan dalam pengawasan, dan menilai hasil sampel. Dalam setiap melakukan pemeriksaan terhadap obyek yang ada di satuan kerja perangkat daerah (SKPD) tidak dapat dilakukan dengan baik jika tidak didukung oleh pengetahuan dan pengalaman yang cukup yang pada akhirnya dapat

21 mendeteksi penyimpangan dan kecurangan secara dini serta dapat membuat keputusan berupa rekomendasi secara tepat. Sesuai dengan pasal 26 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan yang menyatakan bahwa Inspektorat Kabupaten/Kota melakukan pengawasan terhadap: a) Pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota; b) Pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa; c) Pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Sesuai ketentuan tersebut aparat pengawas di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang mempunyai tugas pokok untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten dan melakukan pengawasan pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa serta melakukan pengawasan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Berdasarkan pengamatan sementara bahwa kualitas hasil pemeriksaan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum maksimal, karena kekurang mampuan dari pada aparat pengawas intern pemerintah yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk mengungkapkan penyimpangan yang ada, hal ini disebabkan aparat pengawas intern pemerintah yang di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum memiliki pengalaman yang cukup untuk mengungkap penyimpangan tersebut dan juga kurangnya pengetahuan tentang pendeteksian penyimpangan yang dimiliki oleh aparat pengawas intern pemerintah itu.

22 Sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2008, salah satu penyebab ketidak maksimalnya hasil kualitas pemeriksaan dikarenakan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang tidak memiliki aparat pengawas intern pemerintah yang berlatar belakang pendidikan formal akuntansi, tehnik dan yang lainnya sebagaimana terlihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1. Pendidikan Formal No Latar Belakang Pendidikan Jumlah S1 Akuntansi S1 Non Akuntansi D3 Akuntansi D3 Non akuntansi SLTA Selain pendidikan formal, aparat pengawas intern pemerintah dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan sangat membutuhkan pengalaman yang memadai tentang pengawasan dan pemeriksaan serta pengetahuan yang sifatnya non

23 formal yang didukung dengan intuisi yang baik dalam melakukan pemeriksaan dan pengawasan. Pengetahuan khusus lain yang perlu dalam pemeriksaan adalah mengenai penggunaan intuisi. Intuisi (intuition) merupakan spesies pasif representasi, yang memungkinkan sensibilitas kita untuk penginderaan. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pengaruh antara pengalaman dengan intuisi adalah positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit maka semakin baik intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan pendeteksian kekeliruan di Perwakilan BPK-RI di Medan, oleh karena itu maka peneliti ingin melihat apakah sama hasilnya bila diteliti di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai aparat pengawas intern pemerintah. Pemeriksaan dilaksanakan oleh orang yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang cukup agar dapat memberikan informasi yang baik dan dapat memberikan rekomendasi yang baik bagi pengguna rekomendasi. Untuk itu bagi aparat pengawas intern pemerintah dibutuhkan keahlian dan pendidikan agar mampu menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang baik. Setiap aparat pengawas harus menjalani pendidikan dan latihan yang cukup di dalam praktek akuntansi dan teknis pemeriksaan. Guna kelancaran pelaksanaan pemeriksaan aparat pengawas intern pemerintah didukung standar pemeriksaan yang merupakan patokan untuk melakukan

24 pemeriksaan, yang meliputi standar umum, standard pelaksanaan pemeriksaan, dan standar pelaporan yang wajib dipedomani oleh Inspektorat Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan fenomena praktis di atas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemeriksa intern pemerintah di daerah dengan judul Pengaruh Pengalaman dan Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan dengan Intuisi sebagai variabel intervening di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan? 2. Apakah pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan? 3. Apakah pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan? 4. Apakah pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan?

25 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan. 2. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan. 3. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan. 4. untuk menguji, dan mendapatkan bukti empiris pengaruh pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat yang berarti yaitu : a. bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengawasan intern pemerintah serta meningkatkan kemampuan analisis dalam praktek pengawasan dan pemeriksaan;

26 b. bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Deli Serdang pada khususnya dan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang pada umumnya, diharapkan sebagai sumbangan pikiran akan arti pentingnya pengalaman, pengetahuan dan intusi aparat pengawas intern pemerintah dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan yang pada akhirnya mampu menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang maksimal. c. bagi akademis diharapkan dapat memberikan referensi bagi peneliti selanjutnya khususnya pada bidang yang sejenis. 1.5 Originalitas Penelitian tentang pengawasan dan pemeriksaan telah banyak dilakukan, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Sahat Simangunsong (2008) tentang pengaruh pengalaman, terhadap kemampuan mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai variabel intervening di Perwakilan BPK-RI di Medan, Tesis USU, Medan, Peneliti tertarik untuk mereplikasi penelitian ini untuk melihat hasil apakah sama dengan penelitian sebelumnya, jika dilakukan oleh lembaga pengawasan intern pemerintah di daerah, dalam hal ini Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu penulis merubah lingkup penelitian untuk auditor di Perwakilan BPK-RI di Medan menjadi untuk aparat pengawas intern pemerintah di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, karena

27 Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah aparat pengawas intern pemerintah menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 79 tahun 2005 tentang pedoman pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan daerah, penelitian sebelumnya dilakukan pada tahun 2008 sedangkan penelitian ini dilakukan di tahun 2009, juga penulis menambah variabel independen yaitu pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah, karena penulis beranggapan sementara bahwa pengetahuan aparat sangat berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan di dalam pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan dan dalam penelitian terdahulu hasilnya tidak konsisten karena tidak mempertimbangkan faktor pengetahuan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas (Bonner, 1990; Abdolmohammadi dan Wright, 1987), serta dengan merubah lokasi penelitian dari Perwakilan BPK-RI di Medan ke Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dan merubah istilah kata dalam variabel dependennya yaitu mendeteksi kekeliruan menjadi pendeteksian penyimpangan, karena mendeteksi kekeliruan untuk pemeriksaan keuangan sedangkan pendeteksian penyimpangan untuk pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu dan istilah kata pendeteksian penyimpangan yang ada di Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara. Menurut peneliti bahwa istilah kata pendeteksian kekeliruan dengan pendeteksian penyimpangan adalah sama, hanya perbedaan istilah kata saja. BAB II

28 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengalaman Dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan yang baik di lingkungan pemerintah daerah oleh aparat pengawas intern pemerintah harus memiliki kualitas sumber daya manusia yang didukung pengalaman dan pengetahuan yang memadai dalam praktik pemeriksaan serta pelatihan teknis yang cukup tentang tehnik dan etika sebagai aparat pengawas internal pemerintah. Keahlian aparat pengawas terbentuk karena pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas. Disamping itu pengalaman juga akan mempengaruhi tingkat pengetahuan aparat aparat pengawas. Semakin banyak pengalaman yang aparat pengawas dapati maka akan semakin tinggi pengetahuan mereka tentang bidang tersebut. Pengaruh pengalaman terhadap pengetahuan sangatlah penting diperlukan dalam rangka kewajiban aparat pengawas terhadap tugasnya untuk memenuhi standar umum audit. Menurut Suwarta, (2006), berdasarkan penelitian bahwa pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan pemeriksa (auditor). Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pemeriksa (auditor) yang lebih berpengalaman tidak sensitif terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal ini bukti yang bersifat negatif

29 atau positif. Pengalaman pemeriksa (auditor) mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; dan Tubbs, 1992). Penelitian lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variable intervening efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job knowledge) (Schmidt dan John, 1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (Bonner, 1990). Sularso dan Na im (1999) menjelaskan berdasarkan penelitian yang dilaksanakan terhadap Kantor Akuntan Publik di Solo dan Jakarta menarik kesimpulan bahwa penggunaan banyaknya tahun pengalaman untuk akuntan pemeriksaan sebagai satu-satunya ukuran keahlian adalah kurang tepat. Penelitian yang hampir sama dilakukan oleh Noviyanti (2002) yang menyimpulkan bahwa pengalaman akan berpengaruh positif terhadap pengetahuan pemeriksa (auditor) tentang jenis kekeliruan. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa program pelatihan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian. Hasil penelitian memberikan bukti bahwa pelatihan yang dilakukan oleh auditor (pemeriksa) akan meningkatkan keahlian mereka untuk melakukan pemeriksaan (audit).

30 Literatur psikologi menunjukkan bahwa pengetahuan spesifik dan lama pengalaman bekerja sebagai faktor penting untuk meningkatkan keahlian (ashton, 1991). Pendapat ini didukung oleh Mc Daniel (1988) yang memberikan bukti empiris bahwa hubungan antara pengalaman bekerja dengan kinerja dimoderasi dengan lama pengalaman dan kompleksitas tugas. Selain itu, penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan resiko Pengetahuan Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis dari aparat pengawas intern pemerintah harus memadai untuk pekerjaan pemeriksaan yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi di lingkungan aparat pengawas intern pemerintah.

31 Pelaksana pengawasan aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai kriteria tertentu dari pemeriksa (auditor) yang diperlukan untuk merencanakan pemeriksaan (audit), mengidentifikasi kebutuhan profesional pemeriksa (auditor) dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi pemeriksaan (audit) agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan peraturan tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 yang menyatakan bahwa Latar belakang pendidikan pemeriksa bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus mempunyai pendidikan formal minimal adalah strata satu atau yang setara. Dengan latar belakang pendidikan sarjana, diharapkan memiliki daya nalar dan logika berpikir yang lebih baik. Untuk itu aparat pengawas intern pemerintah juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah.

32 Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh pemeriksa (auditor) adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki keahlian tentang standar pemeriksaan (audit), kebijakan, prosedur dan praktik-praktik pemeriksaan (audit), pemeriksa (auditor) harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah. Dalam hal aparat pengawas melakukan pemeriksaan terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka aparat pengawas wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas dari objek pemeriksaan. Aparat pengawas intern pemerintah pada dasarnya berfungsi melakukan pemeriksaan dan pengawasan di bidang pemerintahan, sehingga aparat pengawas intern pemerintah harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. Bonner (1990) melakukan penelitian untuk mempelajari peran pengetahuan mengenai spesifik tugas dalam studi dampak pengalaman dalam pembuat keputusan dan cara pengetahuan mengenai spesifik tugas mempengaruhi kinerja pemeriksa (auditor) berpengalaman pada komponen-komponen tertentu dari pembuatan keputusan tersebut. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas membantu kinerja pemeriksa (auditor) berpengalaman

33 melalui komponen pemilihan dan pembobotan bukti hanya pada saat penetapan risiko analitis. Auditor (pemeriksa) juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya kecurangan (fraud). Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah dan auditor (pemeriksa) wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama dengan objek pemeriksaan (auditi). Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya. Auditor (pemeriksa) harus mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah wajib memfasilitasi pemeriksa (auditor) untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan aparat pengawas untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan aparat pengawas intern pemerintah mendasarkan keputusannya pada formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan. Aparat pengawas intern pemerintah wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik pemeriksaan

34 (audit). Pendidikan profesional berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi, pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus, program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang pemeriksaan dan pengawasan. Ashton (1991), mengemukakan bahwa pengetahuan frekuensi base rate auditor terhadap kekeliruan laporan keuangan sangat tidak teliti dan bahwa pengetahuan ini tidak menjadi lebih teliti dengan pengalaman. Aparat pengawas intern pemerintah dapat menggunakan tenaga ahli apabila aparat pengawas intern pemerintah tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan. Pimpinan aparat pengawas intern pemerintah harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten, dalam hal aparat pengawas tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan. Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara, insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal penggunaan tenaga ahli, aparat pengawas intern pemerintah harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga ahli tersebut, sebelum menerima penugasan untuk pemeriksaan (audit).

35 Informasi yang tak lazim relatif tentang hal-hal baru lebih sulit untuk dipahami dibandingkan informasi yang umumnya biasa terjadi, informasi itu akan disimpan dalam ingatan kerja untuk waktu yang lama. Selama waktu tersebut, seseorang diasumsikan mengungkapkan tambahan informasi dari ingatan jangka lama dalam upaya untuk lebih memahami sepenuhnya terhadap informasi tak lazim. Ketika lebih banyak informasi yang tersimpan sebelumnya dipanggil dan berhubungan dengan informasi tak lazim dalam ingatan kerja, jejak-jejak jalinan hubungan tambahan berkembang. Ketika berlangsung pengolahan kolaboratif internal ini, informasi tak lazim menjadi semakin terjalin dengan potongan-potongan informasi yang lain, yang membuatnya lebih mudah diungkapkan dan lebih mudah dipanggil dari pada butir-butir yang lazim. Peningkatan ketelitian penyebutan butir-butir informasi yang tak lazim dibanding yang lazim seharusnya benar untuk para ahli karena mereka lebih sensitive terhadap ketidakselarasan dan pengetahuan para ahli lebih terorganisasi dari pada masyarakat umumnya, sehingga para ahli memiliki kapasitas yang lebih besar untuk menangani informasi relevan. Hal ini memungkinkan para ahli memberikan lebih banyak perhatian pada butir tak lazim yang memerlukan tambahan pengolahan untuk memadukan pengetahuan dengan informasi yang ada. Pengetahuan seorang aparat pengawas dimulai dengan pendidikan formal, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik

36 pemeriksaan (audit). Untuk memenuhi persyaratan sebagai seorang professional, aparat pengawas harus menjalani pelatihan teknis yang cukup Pendeteksian Penyimpangan Variabel independen yang diangkat oleh peneliti terdahulu adalah mendeteksi kekeliruan sedangkan sekarang penulis mengangkat variabel independennya adalah pendeteksian penyimpangan, karena menurut penulis mendeteksi kekeliruan lebih dominan untuk pemeriksaan keuangan sedangkan pendeteksian penyimpangan adalah untuk pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu, hal ini sesuai dengan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada lampiran III, lampiran V dan lampiran VII. Pendeteksian penyimpangan ini menurut Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara pada lampiran III, lampiran V dan lampiran VII dalam pernyataan standar pelaksanaan tambahan adalah : 1) pemeriksa harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berpegaruh langsung dan material terhadap penyajian laporan keuangan, 2) pemeriksa harus merancang prosedur pemeriksaan sedemikian rupa sehingga dapat mendeteksi penyimpangan yang dapat membawa pengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan. Pemeriksa harus menentukan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap tujuan pemeriksaan, dan harus memperhitungkan resiko bahwa penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, dan kecurangan

37 maupun penyalahgunaan wewenang dapat terjadi, 3) pemeriksa harus merancang pemeriksaan dengan tujuan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi kecurangan dan penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan yang dapat berdampak material terhadap hal yan diperiksa. Pengetahuan mengenai penyimpangan diperlukan dalam rangka memenuhi kewajibannya dalam standar pekerjaan lapangan. Sehubungan dengan hal tersebut aparat pengawas intern pemerintah memiliki tanggung jawab untuk mendeteksi penyimpangan dan ketidakberesan: Pengetahuan aparat pengawas intern atau pemeriksa khususnya pengetahuan tentang penyimpangan semakin berkembang dengan banyaknya pengalaman kerja. Namun hal tersebut tidaklah untuk semua aspek pengetahuan tentang penyimpangan dalam suatu lingkungan pemeriksaan yang lazim Intuisi Intuisi merupakan eureka factor yang artinya bahwa pengetahuan yang diperoleh tanpa pemikiran rasional. Berdasarkan kamus bahasa Indonesia intuisi merupakan daya atau kemampuan mengetahui atau memahami sesuatu tanpa difikirkan atau dipelajari. Agor (1998) menyatakan bahwa intuisi merujuk pada kemampuan untuk memberi kode, menyortir, dan mengakses kebermaknaan atau relevansi hasil keputusan masa lalu secara efisien. Intuisi bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak, melainkan suatu kemampuan belajar dari atau diambil dari pengalaman. Ketika para

38 pembuat keputusan menggunakan intuisi, mereka mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sadar mengambil dari struktur kognitif yang dibentuk melalui pengalaman. Meskipun secara tidak langsung menyebut intuisi menurut Gibbins (1984) dalam Sularso (1999) mengungkapkan, setelah menelaah berbagai pustaka juga mengembangkan preferensi respon yang lebih cepat dibandingkan akuntan yang belum berpengalaman karena efisiensi pemamfaatan struktur memori yang tersimpan dalam ingatan jangka panjang. Cara kerja proses kreatif fenomena dari alam bawah sadar atau intuisi terdiri dari empat tahapan menurut Graham Wallis (1926) dalam Simangunsong (2008) yaitu : a. Tahap persiapan, pada tahapan ini kita mendefenisikan masalah atau tujuan dan mengumpulkan semua informasi terkait dan menentukan kriteria untuk memverifikasi apakah sebuah solusi bisa diterima atau tidak. b. Tahap inkubasi, pada tahap ini mundur dari persiapan dan membiarkan pikiran kita bekerja dibelakang layar. Sama seperti tahap persiapan, tahap ini bisa berakhir dalam beberapa menit, minggu ataupun bahkan bertahuntahun. c. Tahap iluminasi, pada tahap ini ide-ide muncul dari pikiran yang menyediakan dasar untuk respons kreatif. Ide-ide tersebut berupa bagianbagian dari keseluruhan atau langsung keseluruhan. Berbeda dengan tahap lainnya, tahap ini berlangsung singkat dan sering berupa inspirasi sesaat. d. Tahap verifikasi, tahap ini merupakan tahapan akhir dimana pengujian dilakukan untuk menentukan apakah inspirasi yang diperoleh dari tahap sebelumnya memenuhi kriteria dan keinginan yang ditentukan pada tahap persiapan. Adanya kerja sama yang erat antara alam bawah sadar yang berpikiran rasional dengan alam bawah sadar yang bercorak intuitif untuk membantu pemecahan masalah yang kreatif. Intuisi tampaknya bukanlah sesuatu yang bisa dianggap remeh.

39 Peranannya dalam pemecahan masalah sangat besar dan tidak kalah dengan cara berpikir rasional karena itu intuisi merupakan sesuatu bentuk dari pengalaman yang dapat dimamfaatkan oleh seseorang sebagai alat bantu untuk pengambilan keputusannya Review Peneliti Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan pengalaman dan pengetahuan telah banyak dilakukan antara lain Penelitian (Bonner, 1990 dan Schmidt, 1986) menyatakan bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel intervening efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job knowledge). Penelitian yang dilakukan Bonner (1990) menunjukkan bahwa pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walaupun hanya dalam penetapan resiko. Penelitian Agor (1998) menyatakan bahwa intuisi merujuk pada kemampuan untuk memberi kode, menyortir, dan mengakses kebermaknaan atau relevansi hasil keputusan masa lalu secara efisien. Intuisi bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak, melainkan suatu kemampuan belajar dari atau diambil dari pengalaman. Ketika para pembuat keputusan menggunakan intuisi, mereka mengalami suatu proses yang otomatis dan

40 secara tidak sadar mengambil dari struktur kognitif yang dibentuk melalui pengalaman. Penelitian Sularso dan Na im, (1999), Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan. Variabel yang diamati : Pengalaman Akuntan dalam melakukan audit dipengaruhi : pengetahuan audit, penggunaan intuisi. Hasil yang diperoleh 1. Pengalaman akuntan dalam melakukan audit berpengaruh pada pengetahuan audit untuk mendeteksi kekeliruan. 2. Pengalaman berpengaruh pada tingkat penggunaan intuisi dalam mengambil keputusan. 3. Keputusan penggunaan intuisi umumnya mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sadar mengambil keputusan berdasar struktur kognitif yang dibentuk dari pengalaman. 4. Akuntan publik yang berpengalaman akan mengembangkan preferensi alternatif pendapat yang lebih cepat dibandingkan dengan akuntan yang belum berpengalaman. Penelitian Noviyanti, (2002), Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan Terhadap Struktur Pengetahuan Auditor Tentang Kekeliruan. Variabel yang diamati Keahlian auditor diperoleh dari : pengalaman dan pelatihan. Hasil yang diperolehnya 1. Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pelatihan auditor pada pelanggaran atas tujuan pengendalian jika sesuatu terjadi. 2. Pelatihan yang didapat dari pengalaman khusus mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dari pada program tradisional. 3. Bertambahnya pengalaman

41 auditor dan peningkatan program pelatihan materi tentang kekeliruan akan membuat pemeriksa menjadi lebih tahu tentang jenis-jenis kekeliruan yang mungkin terjadi dilapangan dan lain-lain yang berhubungan dengan kekeliruan tersebut. Penelitian Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. 2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Penelitian Simangunsong (2008) tentang pengaruh pengalaman terhadap kemampuan mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai variabel intervening, dimana hasil penelitiannya adalah pengaruh antara pengalaman dengan intuisi adalah positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit maka semakin baik intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan pendeteksian kekeliruan serta pengalaman dapat berpengaruh langsung ke keliruan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu pengalaman ke intuisi

42 (sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan langsung lebih besar dari pada hubungan tidak langsung. Tinjauan peneliti terdahulu berupa tahun penelitian, nama peneliti, variabel penelitian dan hasil penelitian dapat dilihat pada tabel berikut : No Nama Peneliti / Tahun Tabel 2.1. Tinjauan atas Penelitian Terdahulu Topik Penelitian Variabel Yang Digunakan Hasil Penelitian Bonner Pengalaman audi Variabel Dependen : 1990 tor mempunyai Pengalaman dan dampak yang Variabel Independen Schmidt (1986) signifikan terhadap kinerja : Kinerja Variabel 2 Bonner (1990) 3 Agor (1998) Pengaruh penge tahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman Pengaruh intuisi dapat merujuk pada kemampuan untuk memberi kode, me nyortir dan mengak ses kebermaknaan intervening: Efek pengetahuan mengenai pekerjaan Variabel Dependen: Pengetahuan spesifik tugas Variabel Independen: Kinerja Variabel Dependen: Intusi Variabel Independen: Kemampuan Adanya dampak yang signifikan antara pengalaman auditor terhadap kinerja walaupun hubungannya tidak langsung. Pengetahuan mengenai spesifik tugas dapat meningkatkan kinerja auditor berpengalaman, walupun hanya dalam penetapan resiko. Intuisi bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak, melainkan suatu kemapuan belajar dari atau diambil dari pengalaman

43 4 Sularso, dan Na im, (1999).Analisis pengaruh pengalaman akuntan pada pengetahuan dan penggunaan intuisi dalam mendeteksi kekeliruan. Variabel Independen : Pengalaman Akuntan pada pengetahuan dan penggunaan intuisi. Variabel Dependen : Mendeteksi kekeliruan. Pengalaman akuntan dalam mela kukan audit berpengaruh Pada pe ngetahuan audit untuk mendeteksi kekeliruan. Pengalaman berpengaruh pada tingkat penggunaan intuisi dalam mengambil keputusan. Keputusan penggunaan intuisi umumnya mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sa dar mengambil keputusan berdasar struktur kognitif yang dibentuk dari pengalaman. Akuntan publik yang brpengala man akan mengembangkan prefe rensi alternatif pendapat yang lebih cepat dibandingkan dengan akuntan yang belum berpengalaman. Lanjutan Tabel Noviya Pengaruh Variabel Independen : Pengalaman mempunyai pengaruh nti pengalaman dan Pengalaman Dan yang positif dan signifikan (2002) pelatihan terhadap pelatihan. terhadap pelatihan auditor pada struktur pelanggaran atas tujuan pengetahuan Variabel Dependen : pengendalian jika sesuatu terjadi. auditor tentang Pengetahuan auditor Pelatihan yang didapat dari kekeliruan. tentang kekeliruan. pengalaman khusus mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam peningkatan keahlian dari pada program tradisional. Bertambahnya pengalaman auditor dan peningkatan program pelatihan materi tentang kekeliruan akan membuat pemeriksa menjadi lebih tahu tentang jenis-jenis kekeliruan yang mungkin terjadi dilapangan dan lain-lain yang berhubungan 6 Batuba ra (2008) Analisis Pengaruh Latar Belakang Pen didikan, Kecaka Variabel Independen: Latar Belakang Pendidi kan, Kecakapan Profe dengan kekeliruan tersebut. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi

44 pan Profesional, Pe ndidikan Berkelan jutan, Dan Indepen densi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pa da Bawasko Medan). sional, Pendidikan Berke lanjutan, Independensi Pemeriksa. Variabel Dependen : Kualitas Hasil Pemerik saan. pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. 7 Sima ngun song (2008) Pengaruh pengalaman terhadap kemampuan mendeteksi kekeliruan dengan intuisi sebagai va riabel intervening Dependen Pengalaman Independen kekeliruan Variabel Intuisi variabel: variabel: intervening: Pengaruh antara pengalaman dengan intuisi adalah positif yaitu semakin tinggi pengalaman dalam melakukan audit maka semakin baik intuisi yang dimiliki auditor dan intuisi mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan pendeteksian kekeliruan serta pengalaman dapat berpengaruh langsung ke keliruan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu pengalaman ke intuisi (sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan langsung lebih besar dari pada hubungan tidak langsung BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 3.1 Kerangka Konsep Berdasarkan landasan teori dan rumusan masalah penelitian, peneliti mengidentifikasi independen variabel yaitu pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X 1 ), dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah (X 2 ), yang diperkirakan mempengaruhi secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan (Y). Disamping itu penelitian ini akan menguji dengan pendekatan kontijensi dalam

45 menguji faktor intuisi aparat pengawas intern pemerintah (Z) yang mempengaruhi hubungan antara pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dalam pendeteksian penyimpangan. Secara ringkas kerangka konseptual yang menjelaskan pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dapat dilihat pada gambar 3.1. Variabel Independen Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah(x 1 ) Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah(x 2 ) H3 H4 Variabel Intervening H1 Intuisi Aparat pengawas intern pemerintah(z) H2 Gambar 3.1. Kerangka Konseptual Variabel Dependen Pendeteksian penyimpangan (Y)

46 Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat dijelaskan secara teoritis antara variabel independen dan dependen. Dengan demikian maka kerangka konsep penulis dalam penelitian ini adalah pendeteksian penyimpangan (Y) (sebagai variabel dependen) dipengaruhi oleh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah (X2) (sebagai variabel independen) secara parsial dan disamping itu penulis juga akan menguji pendeteksian penyimpangan melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah (Z) dipengaruhi oleh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah (X2). Berkaitan dengan hal tersebut dapat diprediksi bahwa semakin tinggi/rendah pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah maka semakin tinggi/rendah pula pendeteksian penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau pemeriksaan; dan semakin tinggi/rendah pengalaman aparat pengawas intern melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah maka semakin tinggi/rendah pula pendeteksian penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau pemeriksaan serta semakin tinggi/rendah pengetahuan aparat intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah maka semakin tinggi/rendah pula pendeteksian penyimpangan dalam melakukan pengawasan atau pemeriksaan. 3.2 Hipotesis Penelitian

47 Berdasarkan landasan teori, penelitian sebelumnya dan kerangka konseptual, maka pernyataan hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan. 2. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan. 3. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan. 4. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh terhadap pendeteksian penyimpangan.

48 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian kausal yaitu tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa sebab akibat antara dua variabel atau lebih. untuk melihat hubungan variabel pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dan variabel pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah yang belum pasti, Umar (2008) menyebutkan desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, yang beralamat di Jalan Mawar No. 6 Lubuk Pakam. Sedangkan jangka waktu penelitian dari bulan April 2009 sampai dengan bulan Juni Populasi dan Sampel

49 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai negeri yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang, sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tanggal 14 November 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang sebanyak 1 orang Inspektur, 1 orang Sekretaris, 4 orang Inspektur pembantu wilayah, 12 orang kepala Seksi, 3 orang kepala Sub bagian dan 17 orang staf pemeriksa. Jenis penelitian ini adalah sensus, menurut Erlina dan Mulyani (2007) jika Peneliti menggunakan seluruh elemen populasi menjadi data penelitian maka disebut sensus. Sensus digunakan jika elemen popolasi relatif sedikit dan bersifat heterogen. Sehingga seluruh populasi, yaitu staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) Orang, dijadikan sampel. Metode yang digunakan adalah metode survey, menurut Ikhsan dan Ghozali (2006) merupakan pengumpulan data primer yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. 4.4 Metode Pengumpulan Data Sumber data penelitian merupakan faktor penting yang menjadi pertimbangan dalam penentuan metode pengumpulan data. Sumber data dalam penelitian ini adalah data primer. Indriantoro dan Supomo (1999) menyebutkan data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli. Untuk mendapatkan data dari responden digunakan instrumen penelitian berupa

50 kuesioner. Prosedur pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan kuesioner secara langsung kepada para responden yang dijadikan sampel. Sugiyono (1999), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang berjumlah 38 (tiga puluh delapan) orang. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran kuesioner kepada seluruh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, karena jumlah hanya 38 (tiga puluh delapan) maka hanya sekali sebar kepada seluruh staf di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut selama 6 (enam) hari kerja. Tahap yang kedua adalah setelah 6 (enam) hari kerja pengambilan kuesioner yang telah diisi oleh staf Inspektorat Kabupaten Deli Serdang untuk dilakukan pengolahan data. Jenis data dalam penelitian ini adalah data subyek, menurut Indriantoro dan Supomo (1999) data subyek adalah jenis data yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek penelitian (responden). Dengan demikian data subyek merupakan data yang dilaporkan sendiri oleh responden secara individual.

51 Instrumen dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari Kuesioner Pendeteksian Penyimpangan yang di desain sendiri dengan mengacu kepada Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003) setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka pratest sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya. Kuesioner pengalaman aparat pengawas intern pemerintah diadopsi dengan memodifikasi dari kuesioner peneliti sebelumnya yaitu kuesioner yang dipakai Hermanto (1997) dalam penelitian Sahat Simangunsong (2008). Kuesioner intuisi aparat pengawas intern pemerintah juga diadopsi dengan memodifikasi kuesioner yang digunakan oleh peneliti sebelumnya yaitu kuesioner yang dipakai oleh Sularso (1999) dalam penelitian Sahat Simangunsong (2008). Kuesioner pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah di desain sendiri dengan mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tanggal 7 Maret 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN), Sebelum kuesioner disebar ke responden terlebih dahulu dilakukan

52 pratest (uji coba sebelum penelitian yang sebenarnya dilakukan). Menurut Kuncoro (2003) setelah instrumen disusun dalam bentuk draft maka pratest sebaiknya dilakukan pada sejumlah responden yang sama dengan responden penelitian yang sebenarnya. Menurut Sugiyono (1999) bahwa peneliti-peneliti dalam bidang sosial instrumen penelitian yang digunakan sering disusun sendiri termasuk menguji validitas dan realibilitasnya. 4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Guna memberikan gambaran yang jelas dan memudahkan pelaksanaan penelitian ini, maka perlu diberikan definisi variabel operasional yang akan diteliti sebagai dasar dalam menyusun kuesioner penelitian, definisi operasional dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pendeteksian Penyimpangan (Y) didefinisikan sebagai kemampuan aparat pengawas intern pemerintah pada Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam mendeteksi adanya penyimpangan dan ketidakberesan serta menganalisa data dan kecukupan bukti yang diperiksa. Pengukuran variabel ini menggunakan skala interval.

53 2. Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X 1 ) didefinisikan sebagai suatu aktivitas nyata yang telah dilaksanakan dengan baik dan profesional oleh aparat pengawas intern pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam rangka pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan. Pengukuran variabel ini menggunakan skala interval. 3. Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X 2 ) didefinisikan sebagai suatu jenjang pendidikan yang diperoleh baik secara formal maupun non formal oleh aparat pengawas intern pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam rangka mendukung pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan. Pengukuran variabel ini menggunakan skala interval. 4. Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) didefinisikan sebagai suatu proses penalaran yang berasal dari pengungkapan pengalaman dan ingatan masa lalu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Diagnosa dan pemecahan masalah secara intuitif berlangsung sangat cepat dan tidak mampu menjelaskan bagaimana keputusan terjadi. Indikator penggunaan intuisi berupa kecepatan pengambilan keputusan. Pengukuran variabel ini menggunakan skala interval. Tabel 4.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel Variabel Penelitian Definisi Operasional Parameter Skala Pengukuran

54 Variabel Dependen Pendeteksian Penyimpangan (Y) Variabel Indpenden kemampuan aparat pe ngawas intern peme rintah pada Inspektorat Kabupaten Deli Ser dang dalam mendeteksi adanya penyimpangan dan ketidakberesan ser ta menganalisa data dan kecukupan bukti yang diperiksa Indikator pendeteksian penyimpangan antara lain : 1. Prosedur, PKP, P2T, peren canaan dan peraturan yang berlaku dalam mendeteksi penyimpangan. 2. Prosedur pemeriksaan tam bahan untuk memastikan adanya penyimpangan. 3. Waspada terhadap adanya indikasi kecurangan atau ketidakpatutan. 4.Menilai resiko salah saji material yang mungkin timbul karena kecurangan atau penyimpangan terkait tujuan pemeriksaan. Interval Pengalaman aparat pengawas intern (X 1 ) Lanjutan Tabel 4.1. Variabel Penelitian suatu aktifitas nyata yang telah dilaksanakan dengan baik dan profe sional oleh aparat pe ngawas intern pemerin tah Kabupaten Deli Ser dang dalam rangka pe laksanaan pengawasan dan pemeriksaan. Definisi Operasional Indikator pengalaman aparat pengawas internal antara lain : 1. Jumlah entitas yang di periksa. 2. lamanya masa kerja di bidang pengawasan. 3.Tukar pengalaman antara sesama aparat pengawas internal pemerintah. 4.Mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan. Parameter Interval Skala Pengukuran

55 Pengetahuan aparat pengawas intern (X 2 ) suatu jenjang pendidikan yang diperoleh baik secara formal maupun non formal oleh aparat pengawas internal pemerintah Kabupaten Deli Serdang dalam rangka mendukung pelaksanaan pengawasan dan pemeriksaan. Indikator pengetahuan aparat pengawas internal antara lain : 1. Pengetahuan akuntansi pemerintahan bagi apa rat pengawas internal. 2. Standar pemeriksaan ya ng diperlukan 3. Latar belakang pendidi kan akuntansi dan me ngikuti peraturan ten tang pengelolaan keua ngan daerah. 4. Pengetahuan yang dipe roleh dari kursus dan pelatihan 5. Pengetahuan yang dipe roleh dari pendidikan S1, S2, S3 dan kursus/ pelatihan Interval Variabel Intervening Intuisi aparat pengawas intern (Z) suatu proses penalaran yang berasal dari pengungkapan pengalaman dan ingatan masa lalu untuk menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi. Indikator intuisi aparat pengawas internal antara lain : 1. Pengetahuan tentang latar belakang SKPD. 2. Pengetahuan sistem pengelolaan keuangan daerah. 3. Pendeteksian penyim pangan dengan menggu nakan intuisi 4. Intuisi dilakukan melalui pengembangan sendiri terhadap transaksi yang terjadi. 5. Penggunaan penalaran individu untuk mendetek si penyimpangan Interval

56 4.6 Metode Analisis Data Model Analisis Data Pengujian hipotesis satu akan dipakai analisis regresi sederhana, dengan model sebagai berikut : Y = β 0 + β 1 X 1 + e Dimana : Y = Pendeteksian penyimpangan. X 1 = Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah. β 0 = Konstanta β 1 = Koefisien Regresi e = Error. Pengujian hipotesis dua akan dipakai analisis regresi sederhana, dengan model sebagai berikut : Y = β 0 + β 2 X 2 + e Dimana : Y = Pendeteksian penyimpangan. X 2 = Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah. β 0 = Konstanta β 2 = Koefisien Regresi e = Error.

57 Pengujian hipotesis tiga akan dipakai metode analisis jalur (Path Analysis). Untuk menguji pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan berikut : Intuisi aparat pengawas intern pemerintah(z) P 2 P 3 P 1 Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah(x 1 ) Pendeteksian penyimpangan (Y) Gambar 4.1 : Hubungan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dengan Pendeteksian penyimpangan, intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening - pengaruh langsung pengalaman aparat pengawas intern Pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = P 1 - pengaruh tak langsung pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = P 2 X P 3 - maka total pengaruh (pengalaman aparat pengawas intern

58 Pemerintah ke pendeteksian kesalahan) = P 1 + (P 2 X P 3 ) Pengujian hipotesis empat akan dipakai metode analisis jalur (Path Analysis). Untuk menguji pengaruh Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan berikut : P 2 Intuisi aparat pengawas intern pemerintah(z) P 3 Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah(x 2 ) P 1 Pendeteksian penyimpangan (Y) Gambar 4.2 : Hubungan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dengan pendeteksian penyimpangan, dan intusi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening - pengaruh langsung pengetahuan aparat pengawas intern Pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = P 1 - pengaruh tak langsung pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = P 2 X P 3 maka total pengaruh (pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan) = P 1 + (P 2 X P 3 )

59 Pengujian-pengujian dilakukan dengan menggunakan SPSS Teknik Analisis Data Teknik analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan model regresi. Dalam suatu penelitian, kemungkinan munculnya masalah dalam analisis regresi cukup sering dalam mencocokan model prediksi ke dalam sebuah model yang dimasukkan ke dalam serangkaian data. Penelitian diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji kualitas data, uji asumsi klasik, statistik deskriptif, dan uji statistik untuk pengujian hipotesis. Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu realibilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas. Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen Uji Kualitas Data Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas data digunakan antara lain : 1. Uji Validitas Data. Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Umar (2008) uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena

60 dianggap tidak relevan. Untuk menguji validitas dilakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel(ghozali, 2005). Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r tabel untuk degre of freedom (df) = n 2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel (n) = 37 maka df = 37 2 = 35 dan alpha = 0,05 didapat r tabel = 0,325. Bila r hitung > r tabel dan nilai positip maka butir instrumen / pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Data. Pengujian reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi jawaban responden atas seluruh butir pertanyaan atau pertanyaan yang digunakan, untuk keperluan pengujian tersebut. Pengujian reliabilitas berguna untuk mengetahui apakah instrumen yang dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali, paling tidak oleh responden yang sama (Umar, 2008). Teknik statistik yang digunakan untuk pengujian tersebut dengan koefisien Cronbach s Alpha setelah dilakukan pengukuran dengan menggunakan software SPSS. Cronbach s Alpha merupakan uji reliabilitas untuk alternatif jawaban lebih dari dua. Menurut Supramono dan Utami (2004) secara umum suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Cronbach s Alpha > 0, Uji Asumsi Klasik

61 Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar datanya dapat bermakna dan bermanfaat. Menurut Lubis et.al, (2007) dalam membuat uji asumsi klasik kita harus menggunakan data yang akan digunakan dalam uji regresi. Uji Asumsi klasik meliput i uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heterokesdastisitas. 1. Uji Normalitas Data. Menurut Umar (2008) uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika data ternyata tidak berdistribusi normal, analisis non parametrik termasuk model-model regresi dapat digunakan. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah gambar normal P P Plot. Jika data meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Sebagaimana dikemukakan oleh Lubis et.al, (2007) data dalam keadaan normal apabila distribusi data menyebar disekitar garis diagonal. 2. Uji Multikolonieritas Data. Uji multikolonieritas berguna untuk mengetahui apakah pada model regresi yang diajukan telah ditemukan korelasi kuat antar variabel independen.

62 Jika terjadi korelasi kuat, terdapat masalah multikolinieritas yang harus diatasi. Menurut Santoso (2000) model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Ketentuan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolonieritas yaitu : a. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 10, dan nilai Tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas VIF = 1/Tolerance, jika VIF = 0 maka Tolerance = 1/10 atau 0,1. Semakin tinggi VIF maka semakin rendah Tolerance. b. Jika nilai antar koefisien korelasi antar masing-masing variabel independen kurang dari 0,70 maka model dapat dikatakan bebas dari asumsi klasik multikonieritas. Jika lebih dari 0,7 maka diasumsikan terjadi korelasi yang sangat kuat antar variabel independen, sehingga terjadi multikonieritas (Lubis et.al,, 2007). 3. Uji Heteroskedastisitas Data. Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heterokedastisitas. Menurut Umar (2008) model regresi yang baik adalah model yang heteroskedastisitas.

63 Cara memprediksinya adalah : a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola (Lubis, 2007) Statistik Deskriptif Statistik deskriptif dalam penelitian pada dasarnya merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterprestasikan. Tabulasi menyajikan ringkasan, pengaturan atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik. Statistik deskriptif umumnya digunakan peneliti untuk memberikan informasi mengenai karakteristik variabel penelitian yang paling utama dan data demografi responden. (Ikhsan dan Ghazali, 2006). Dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif yang terdiri dari ratarata, deviasi standar, jawaban minimum, dan jawaban maksimum dari jawaban yang telah didapat melalui kuesioner Pengujian Hipotesis Hipotesis 1 dan 2 diuji dengan menggunakan analisa regresi sederhana (uji t) karena masing-masing model penelitian hanya memiliki satu variabel independen. Pengujian hipotesis ditujukan untuk menguji ada tidaknya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara parsial dilakukan dengan uji t, yaitu menguji pengaruh parsial antara variabel independen terhadap variabel dependen, dengan

64 asumsi bahwa variabel lain dianggap konstan. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji t adalah sebagai berikut : Ho : β = 0 Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah, pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah tidak berpengaruh secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan. Ha : β 0 Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah, pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh secara parsial terhadap pendeteksian penyimpangan. Adapun kriteria pengujian hipotesis dengan tingkat signitifikansi sebesar 5% adalah sebagai berikut : 1. Hipotesis pertama yaitu jika p value < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima 2. Hipotesis kedua yaitu jika p value > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak 3. Hipotesis ketiga yaitu jika P 1 < P 2 x P 3, maka Ho ditolak dan Ha diterima 4. Hipotesis keempat yaitu jika P 1 > P 2 x P 3, maka Ho diterima dan Ha ditolak

65 Sedangkan hipotesis 3 dan 4 diuji dengan menggunakan analisis regresi linear berganda atau analisis jalur (Path Analysis). Pengujian hipotesis 3 (tiga), Langkah-langkahnya sebagai berikut : Untuk menguji pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan seperti di halaman 37. Pengujian hipotesis 4 (empat), Langkah-langkahnya sebagai berikut : Untuk menguji pengaruh Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan dengan intuisi aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel intervening maka akan dilakukan dengan perhitungan seperti halaman 37. Pengujian-pengujian dilakukan dengan menggunakan alat bantu SPSS. BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskriptif Data Data yang diperoleh dari Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : bahwa Inspektorat Kabupaten Deli Serdang terbentuk berdasarkan Peratuan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah

66 Kabupaten, yang dipimpin oleh Inspektur Kabupaten Deli Serdang dan membawai pegawai sebanyak 38 orang. Jumlah kuesioner yang disebar kepada responden adalah sebanyak 38 kuesioner dan dilakukan satu tahap. Kemudian sesuai dengan waktu yang telah ditentukan selama 6 (enam) hari kerja, kuesioner diambil kembali dan dikumpul dalam satu tahap sehingga tak perlu dilakukan uji respon bias. Dari 38 kuesioner yang dikirim/dibagikan yang kembali sebanyak 37 kuesioner dan yang cacat sebanyak 1 kuesioner. Jadi kuesioner yang bisa digunakan untuk melakukan analisis data hanya sebanyak 37 kuesioner yaitu sekitar 97,368 % sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1 Tabel 5.1. Pengumpulan Data Keterangan Kuesioner yang dikirim berjumlah 38 eksemplar Kuesioner yang cacat Kuesioner yang kembali Kuesioner yang dapat digunakan dalam penelitian Deskripsi Lokasi Jumlah Lokasi dalam penelitian ini adalah Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang yang beralamat di Jln. Mawar No. 6 Lubuk Pakam Kabupaten Deli. Kedudukan Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah merupakan unsur pengawas penyelenggara pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Inspektur yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati dan secara teknis administrasi mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah Kabupaten. Tugas pokok

67 Inspektorat Kabupaten Deli Serdang adalah melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan daerah, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan urusan pemerintahan desa. Fungsi Inspektorat Kabupaten Deli Serdang dalam melaksanakan tugas pokoknya adalah : a. Perencanaan program pengawasan b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsi dibidang Pengawasan. e. Pengelolaan adaministrasi umum yang meliputi kesekretariatan, program, kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan organisasi bidang Inspektorat. Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan diatur lebih lanjut oleh Peraturan Bupati Deli Serdang Nomor : 886 Tahun 2008 tentang Tugas Pokok, Fungsi dan Rincian Tugas Jabatan Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang Karakteristik Responden Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir Penelitian ini apabila dibagi berdasarkan karateristik yang tersebut diatas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.2. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Terakhir

68 Kriteria F Persen SLTA/Sederajat 11 29,7 Diploma (D3) 5 13,5 Strata 1 (Sarjana) 21 56,8 Strata 2 (Master) 0 0 Strata 3 (Doktor 0 0 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 14) Dari Tabel diatas bahwa Sumber Daya Manusia yang bekerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sudah baik dimana dapat dilihat bahwa SDM yang berada pada kantor tersebut sudah 56,8 % sudah memiliki Gelar Sarjana (S1) dan pegawai yang bekerja di Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum ada yang memiliki Gelar Strata 2 pada saat penelitian dilaksanakan tetapi menurut informasi dari para pegawai yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ada 4 (empat) orang pegawai yang sedang mengambil gelar Strata Karakteristik Responden berdasarkan Jabatan Penelitian ini apabila dibagi berdasarkan karakteristik yang tersebut diatas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.3. Karakteristik Berdasarkan Jabatan Kriteria F Persen Staff 16 43,24 Kasubbag/Kasie 15 40,54 Sekretaris/Inspektur Pembantu 5 13,52

69 Inspektur Kabupaten 1 2,70 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 14) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa seluruh pegawai yang bekerja di Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang ikut serta berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini, kecuali ada 1 (satu) orang yang berpendidikan S1 yang tidak mau memberikan jawaban atas kuesioner yang telah disebarkan Karakteristik Responden berdasarkan Pangkat / Golongan Penelitian ini apabila dibagi berdasarkan karakteristik yang tersebut diatas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.4. Karakteristik Berdasarkan Pangkat / Golongan Kriteria F Persen Golongan II 7 18,92 Golongan III 20 54,05 Golongan IV 10 27,03 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 14) Responden yang mengikuti penelitian ini mayoritas adalah pegawai yang memiliki Golongan III yaitu sekitar 54,05 persen Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

70 Penelitian ini apabila dibagi berdasarkan karakteristik yang tersebut diatas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.5. Karakteristik Berdasarkan Lama Bekerja Kriteria F Persen 1 5 tahun 5 13, tahun 3 8, tahun 16 43, tahun 8 21,62 21 tahun 5 13,51 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 14) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang mengikuti penelitian ini mayoritas adalah pegawai yang sudah memiliki pengalaman bekerja atau sudah bekerja lebih 6 tahun sampai 15 tahun Karakteristik Responden berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek Penelitian ini apabila dibagi berdasarkan karakteristik yang tersebut diatas dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 5.6. Karakteristik Berdasarkan Partisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek Kriteria F Persen Tidak Pernah 3 8,11 Minim sekali 14 37,84 Pernah 15 40,54 Sering 3 8,11 Sangat Sering 2 5,40 Jumlah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 14)

71 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Responden yang pernah berpartisipasi pada Kursus/Diklat/Bintek mayoritas pernah mengikutinya yaitu sekitar 40,54 persen dan ada 3 (tiga) orang pegawai yang tidak pernah mengikuti Kursus/Diklat/Bintek Statistik Deskriptif Statistik deskriptif untuk variabel variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 5.7. Deskripsi Data Variabel Variabel Penelitian Pendeteksian Penyimpangan Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah N Mean Std. Deviation Min Max Valid N (listwise) 37 Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 2,3,4 dan 5) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa: 1. Dari 37 jawaban responden atas kuesioner pendeteksian penyimpangan rata rata jawaban responden adalah 4,0540 dengan standar deviasi 0,16319, skor maxsimum sebesar 5 dan skor minimum sebesar Dari 37 jawaban responden atas kuesioner pengalaman aparat pengawas intern pemerintah rata rata jawaban responden adalah 3,8851 dengan standar deviasi 0,44329, skor maxsimum sebesar 5 dan skor minimum sebesar 2.

72 3. Dari 37 jawaban responden atas kuesioner pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah rata rata jawaban responden adalah 3,8693 dengan standar deviasi 0,26791, skor maxsimum sebesar 5 dan skor minimum sebesar Dari 37 jawaban responden atas kuesioner intuisi aparat pengawas intern pemerintah rata rata jawaban responden aparat pengawas intern pemerintah adalah 3,8324 dengan standar deviasi 0,34805, skor maxsimum sebesar 5 dan skor minimum sebesar Analisis Data Uji Kualitas Data Sebelum daftar pertanyaan diberikan pada responden, daftar perlu diuji coba terlebih dahulu. Pengujian reliabilitas dan validitas instrumen dilakukan pada 20 staf Inspektorat yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini Uji Validitas Data Uji validitas dilakukan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen digunakan untuk mengukur konsep yang seharusnya diukur. Untuk menguji validitas dilakukan korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Masing-masing item (skor butir) dilihat nilai korelasinya (Corrected Item- Total Correlation). Bila nilai korelasi positip dan r 0,325 maka butir instrumen tersebut dinyatakan valid. Menurut Umar (2004), Jumlah responden untuk uji coba

73 disarankan minimal 30 orang, agar distribusi skor (nilai) akan mendekati kurva normal. Pengujian validitas kuesioner penelitian ini dilakukan di Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, dengan memakai populasi sebanyak 37 orang Hasil uji validitas variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) dapat dilihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 5.8. Uji Validitas Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) Item Corrected Item-Total Correlation Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber : Data Penelitian 2009 (lampiran 2) Sedangkan untuk variabel-variabel independen dan variabel Intervening penelitian disajikan pada tabel. berikut ini. Tabel 5.9. Uji Validitas Variabel-Variabel Independen Dan Variabel Intervening Item Pengalaman Pengawas Intern Pemerintah (X1) Corrected Item-Total Keterangan Pengetahuan Pengawas Intern Pemerintah (X2) Corrected Item-Total Correlation Keterangan Intuisi Pengawas Intern Pemerintah (Z) Corrected Item-Total Keterangan Correlation Correlation Valid.329 Valid.391 Valid Valid.599 Valid.389 Valid Valid.364 Valid.564 Valid Valid.373 Valid.580 Valid Valid.486 Valid

74 6.493 Valid Sumber : Data Penelitian 2009 (lampiran 3, 4 dan 5) Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh butir-butir kuesioner mampu atau dapat mengukur variabel maka disimpulkan semua valid Uji Reliabilitas Data Suatu kuesioner dikatakan reliable atau andal jika jawaban seseorang terhadap suatu pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan teknik Cronbach s Alpha. Reliabilitas instrumen dianggap andal jika memiliki koefisien reliabilitas alpha (Cronbach s Alpha) lebih besar dari 0,60. Teknik ini cocok untuk menguji skala instrumen yang masing-masing butirnya mempunyai lebih dari satu alternatif jawaban. Tabel Uji realibilitas Variabel Cronbach s Alpha Kesimpulan Pendeteksian Penyimpangan (Y) 0,717 Reliable Pengalaman Aparat 0,732 Reliable Pengawas Intern Pemerintah (X1) Pengetahuan Aparat 0,779 Reliable Pengawas Intern Pemerintah (X2) Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) 0,863 Reliable Sumber : Data Penelitian 2009 (lampiran 2,3,4 dan 5) Dari Tabel diatas dapat disimpulkan bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner penelitian tentang variabel pendeteksian penyimpangan, pengalaman aparat pengawas intern pemerintah, pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah, dan

75 intuisi aparat pengawas intern pemerintah dimana koefisien reliabilitas lebih besar dari 0,60 maka disimpulkan semua realibel Uji Asumsi Klasik Sebelum melakukan pengujian hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik, pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi terpenuhinya asumsi-asumsi dalam model regresi berganda dan untuk menginterpretasikan data agar lebih relevan dalam menganalisis. Pengujian asumsi klasik ini meliputi : Uji Normalitas Data Uji Normalitas dilakuka n untuk mengetahui data berdistribusi normal. Pengujian tentang normal tidaknya data dilakukan dengan normal P Plot. Jika titik titik data menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan 1.0 Expected Cum Prob Terhadap Pendeteksian Penyimpangan 0.2 Dengan Intuisi Sebagai Variabel Intervening Di Inspektorat Kabupaten Observed Cum Prob

76 Gambar 5.1. Normal P P Plot (lampiran 6) Gambar P- Plot dapat dilihat bahwa titik data menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebaran titik titik data searah mengikuti garis diagonal, maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas. Dari gambar 5.1. dapat disimpulkan data terdistribusi dengan normal, dimana data terlihat menyebar mengikuti garis diagonal sehingga dapat dikatakan data berdistribusi normal Uji Multikolonieritas Data Pengujian multikolonieritas dilakukan untuk melihat apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai VIF tidak lebih dari 10 dan tolerance tidak kurang dari 0,1, maka variabel independen terbebas dari persoalan multikolinearitas. Tabel Uji Multikolinearitas Model 1 (Constant) Collinearity Statistics Tolerance VIF

77 Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Scatterplot Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah,899 1,324 Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah,875 1,271 Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 7 dan 8) Pada tabel diatas semua angka VIF dan tolerance menunjukkan terbebas dari multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Data Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homokedastisitas, sedangkan untuk varians yang berbeda disebut heteroskedastisitas. 3 Regression Studentized Residual Regression Standardized Predicted Value Gambar 5.2. Uji Heterokedastisitas Sumber : Data Penelitian 2009 (lampiran 9) Cara memprediksinya adalah :

78 e. Titik-titik data menyebar diatas dan di bawah atau di sekitar angka 0. f. Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau di bawah saja. g. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. h. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola Dari Gambar 5.2. diatas dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas pada data penelitian ini. 5.3 Hasil Analisis Data Pendeteksian Penyimpangan (Y) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Deskripsi Variabel Pendeteksian Penyimpangan (Y) Deskripsi Mean Std. Deviation Scale Variance if Item Min Max Deleted Pendeteksian Penyimpangan Pendeteksian Penyimpangan Pendeteksian Penyimpangan Pendeteksian Penyimpangan Pendeteksian Penyimpangan Pendeteksian Penyimpangan Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 2) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :

79 1. Aparat bekerja sesuai dengan prosedur untuk mendeteksi adanya penyimpangan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,1351 dan standar deviasi 0, Aparat bekerja dengan mempedomani PKP dan P2T untk mendeteksi salah saji : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,0270 dan standar deviasi 0, Dalam mendeteksi terjadinya penyimpangan selalu mengacu rencana dan aturan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,1622 dan standar deviasi 0, Mengadakan pemeriksaan tambahan untuk memastikan adanya penyimpangan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,0270 dan standar deviasi 0, Waspada pada kemungkinan adanya situasi atau peristiwa yang merupakan indikasi kecurangan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,0541 dan standar deviasi 0, Menilai resiko salah saji materil yang mungkin timbul karena kecurangan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,9189 dan standar deviasi 0, Dari hasil diatas dapat kita lihat untuk pendeteksian penyimpangan, responden cenderung untuk menjawab setuju, dan tidak ada responden yang menjawab sangat

80 tidak setuju, dan setuju, hal ini menunjukkan bahwa untuk mendeteksi penyimpanagan bisa dipakai poin-poin yang berada pada penelitian / kuesioner Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) dapat dilihat pada tabel 5.13 berikut ini : Tabel Deskripsi Variabel Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) Scale Variance if Deskripsi Mean Std. Deviation Item Deleted Min Max Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 3) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan :

81 1. Banyak entitas yang sudah diperiksa : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 3,6216 dan standar deviasi 0, Aparat melaksanakan pemeriksaan lebih dari 3 tahun : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 3,7027 dan standar deviasi 0, Aparat sering berdiskusi dengan rekan-rekan di kantor : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,0270 dan standar deviasi 0, Aparat pemeriksa mengikuti perkembangan peraturan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,1892 dan standar deviasi 0, Dari hasil diatas dapat kita lihat untuk pengalaman aparat pengawas intern pemerintah, responden cenderung untuk menjawab setuju bahwa pengalaman sebagai pengawas sangat menentukan adanya tindak kecurangan ataupun kesalahan dalam penyusunan laporan keuangan, dan tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) Dari data yang diperoleh untuk Variabel Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel Deskripsi Variabel Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2)

82 Deskripsi Mean Std. Deviation Scale Variance if Item Deleted Min Max Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 4) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Pengetahuan akuntansi pemerintahan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugas : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,2703 dan standar deviasi 0, Standar pemeriksaan dalam akuntansi pemerintahan sangat diperlukan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,2162 dan standar deviasi 0, Latar belakang pendidikan akuntansi sangat mendukung pekerjaan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,9189 dan standar deviasi 0,49320.

83 4. Mengikuti perkembangan peraturan pengelolaan keuangan daerah : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan rata-rata 4,0541 dan standar deviasi 0, Dalam melaksanakan pemeriksaan yang baik, hanya membutuhkan pengetahuan dari kursus dan pelatihan : jawaban responden maksimum 4 dan minimum 1, dengan rata-rata 3,0270 dan standar deviasi 0, Untuk melaksanakan pemeriksaan yang baik membutuhkan pengetahuan dari S1, S2, S3 dan kursus/pelatihan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,7297 dan standar deviasi 0, Dari hasil diatas dapat kita lihat bahwa mayoritas responden menjawab setuju bahwa pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah sangat dibutuhkan untuk mengetahui adanya penyimpangan ataupun kesalahan dalam penyusunan laporan pemeriksaan, tetapi ada yang sedikit yang perlu menjadi catatan khususnya mengenai pernyataan bahwa pengawas aparat intern pemerintah membutuhkan pengetahuan dari kursus dan pelatihan, responden tidak ada yang menjawab sangat setuju, dan pernyataan pengawas intern membutuhkan pendidikan formal berupa S1, S2, maupun S3, ternyata hanya sedikit yang setuju, dari sini dilihat bahwa kebanyakan aparat pengawas intern pemerintah yang bertugas di Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang masih mengandalkan pengalaman dalam memeriksa Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z)

84 Dari data yang diperoleh untuk Variabel Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) dapat dilihat pada tabel 5.15 berikut ini : Tabel Deskripsi Variabel Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah (Z) Deskripsi Mean Std. Deviation Scale Variance if Item Min Max Deleted Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 5) Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan : 1. Untuk melaksanakan pemeriksaan yang baik perlu mengetahui latar belakang SKPD yang diperiksa : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 4,0541 dan standar deviasi 0, Untuk pemeriksaan yang lebih baik perlu mengetahui sistem pengelolaan keuangan daerah : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 4, dengan ratarata 4,1622 dan standar deviasi 0, Dalam pelaksanaan pemeriksaan sering menggunakan intuisi untuk penyimpangan dan kesalahan : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,7297 dan standar deviasi 0,60776.

85 4. Intuisi yang digunakan dilakukan melalui pengembangan sendiri terhadap transaksi yang terjadi : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 3, dengan rata-rata 3,7027 dan standar deviasi 0, Dalam menentukan suatu transaksi yang menyimpang dari ketentuan digunakan penalaran individu : jawaban responden maksimum 5 dan minimum 2, dengan rata-rata 3,5135 dan standar deviasi 0, Hasil jawaban responden mengenai adanya pemakaian intuisi pengawas dalam mendeteksi penyimpangan/kecurangan ataupun kesalahan mayoritas menjawab setuju. Tetapi dari jawaban tersebut ada yang menarik yaitu mengenai dalam menentukan suatu transaksi yang menyimpang dari ketentuan saya sering menggunakan penalaran individual, jawaban yang setuju dan jawaban yang netral hampir tidak ada perbedaan, Hal ini bisa ditarik kesimpulan bahwa para aparat pengawas intern di kantor Inspektorat Deli Serdang masih tetap mengandalkan pengalamannya sebagai pengawas intern dalam mengambil keputusan Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis pertama Untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah secara langsung dan parsial terhadap pendeteksian penyimpangan dilakukan uji t dengan menggunakan regresi sederhana. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai-nilai yang tercantum dalam tabel sebagai berikut :

86 Tabel Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 7) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa : 1. Model analisis Y = β 0 + β 1 X 1 + e = 3, ,164 X 1 + e 2. Nilai Sig t - hitung Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) sebesar 0,006 lebih kecil dari nilai λ = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y). 3. Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X1) memiliki pengaruh yang positip terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y), ceteris paribus. Hal ini dapat dilihat dari angka koefisien X1 adalah 0,164 menunjukkan bahwa apabila terjadi penambahan pengalaman aparat pengawas satu satuan akan menambah kemampuan aparat pengawas intern dalam mendeteksi penyimpangan sebesar 0,164 satuan. Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) Pengalaman Pengawas a. Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan

87 Pengujian Hipotesis Kedua Untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah secara langsung dan parsial terhadap pendeteksian penyimpangan dilakukan uji t dengan menggunakan regresi sederhana. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai-nilai yang tercantum dalam tabel sebagai berikut : Tabel Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dengan Pendeteksian Penyimpangan Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 8) Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa : 1. Model analisis Y = β 0 + β 2 X 2 + e = 3, ,229 X 2 + e Coefficients a Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics t Model B Std. Error Beta Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) Pengetahuan Pengawas a. Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan 2. Nilai Sig t - hitung Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) sebesar 0,022 lebih kecil dari nilai λ = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah berpengaruh secara signifikan terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y).

88 3. Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) memiliki pengaruh yang positip terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y), ceteris paribus. Hal ini dapat dilihat dari angka koefisien X2 adalah 0,229 menunjukkan bahwa apabila terjadi penambahan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah selama satu satuan akan menambah kemampuan aparat pengawas intern pemerintah dalam mendeteksi penyimpangan sebesar 0,229 satuan Pengujian Hipotesis Ketiga Untuk mengetahui adanya pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan digunakan metode analisis jalur (Path analysis). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai-nilai yang tercantum dalam tabel sebagai berikut : Tabel Output SPSS Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df (a) a Predictors: (Constant), Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Coefficient Correlations(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 (Constant) Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pem

89 a Dependent Variable: Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 12) Tabel Output Regresi Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.621(a) a Predictors: (Constant), Intuisi Aparat Pengawas Intern, Pengalaman Aparat Pengawas Intern b Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah a Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 10) Dari hasil output SPSS tabel 5.18 memberikan nilai standardized beta untuk pengalaman aparat pengawas intern pemerintah sebesar 0,565 dan signifikan pada 0,000 yang berarti pengalaman aparat pengawas intern pemerintah mempengaruhi intuisi aparat pengawas intern pemerintah. Nilai koefisien standardized beta 0,565 merupakan nilai path atau jalur P 2. Pada out put SPSS tabel 5.19 nilai standardized beta untuk pengalaman aparat pengawas intern pemerintah 0,148 dan intuisi aparat

90 pengawas intern pemerintah 0,525 semuanya signifikan. Nilai standardized beta pengalaman aparat pengawas intern pemerintah 0,148 merupakan nilai jalur path P 1 dan nilai standardized beta intuisi aparat pengawas intern pemerintah 0,525 merupakan nilai jalur path P 3. Besarnya nilai e1 = (1-0,300) 2 = 0,49 dan besarnya nilai e2 = (1-0,349) 2 = 0,424 e1 = 0,49 Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah 0,565 P 2 P 3 0,525 0,424 Pengalaman Aparat P 1 Pendeteksian e2 = Pengawas Intern Penyimpangan Pemerintah 0,148 Gambar 5.3. Hasil Hubungan Pengalaman Aparat Pengawas Intern Pemerintah Dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagai Variabel Intervening Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dapat berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke intuisi aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) lalu ke

91 pendeteksian penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah 0,148 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,565) x (0,525) = 0,2966 atau total pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,148 + (0,565 x 0,525) = 0,4446. Hasil hipotesis ini bahwa P 1 < P 2 x P 3 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat mendeteksi penyimpangan adalah benar Pengujian Hipotesis Keempat Untuk mengetahui adanya pengaruh pengetahuan aparat pengawas Intern Pemerintah melalui intuisi aparat pengawas pemerintah terhadap pendeteksian penyimpangan digunakan analisis jalur (path analysis). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan diperoleh nilai-nilai yang tercantum dalam tabel sebagai berikut : Tabel Output SPSS Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate R Square Change F Change df1 df (a) a Predictors: (Constant), Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah Coefficient Correlations(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

92 B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound 1 (Constant) Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah a Dependent Variable: Intuisi aparat pengawas intern pemerintah Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 13) Tabel Output Regresi Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah melalui Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah terhadap Pendeteksian Penyimpangan Model Summary(b) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.614(a) a Predictors: (Constant), Intuisi Aparat Pengawas Intern, Pengetahuan Aparat Pengawas Intern b Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Coefficients(a) Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta B Std. Error 1 (Constant) Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pem Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah a Dependent Variable: Pendeteksian Penyimpangan Sumber: Data Penelitian 2009 (lampiran 11) Dari hasil output SPSS tabel 5.20 memberikan nilai standardized beta untuk pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah sebesar 0,500 dan signifikan pada 0,002 yang berarti pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah mempengaruhi intuisi aparat pengawas intern pemerintah. Nilai koefisien standardized beta 0,500 merupakan nilai path atau jalur P 2. Pada out put SPSS tabel 5.21 nilai standardized beta untuk pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah 0,095 dan intuisi aparat

93 pengawas intern pemerintah 0,561 semuanya signifikan. Nilai standardized beta pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah 0,095 merupakan nilai jalur path P 1 dan nilai standardized beta intuisi aparat pengawas intern pemerintah 0,561 merupakan nilai jalur path P 3. Besarnya nilai e1 = (1-0,229) 2 = 0,5944 dan besarnya nilai e2 = (1-0,341) 2 = 0,4343. e1 = 0,5944 Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah 0,500 P 2 0,561 P 3 0,4343 Pengetahuan Aparat P 1 Pendeteksian Pengawas Intern Penyimpangan e2 = Pemerintah 0,095 Gambar 5.4. Hasil Hubungan Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah Dengan Pendeteksian Penyimpangan dan Intuisi Aparat Pengawas Intern Pemerintah sebagai Variabel Intervening. Hasil analisis jalur menunjukkan bahwa pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dapat berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah ke intuisi aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) lalu ke

94 pendeteksian penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah 0,095 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,500) x (0,561) = 0,2805 atau total pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,095 + (0,500 x 0,561) = 0,3755. Hasil hipotesis ini bahwa P 1 < P 2 x P 3 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat mendeteksi penyimpangan adalah benar. 5.4 Pembahasan Penelitian Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama bahwa Nilai Sig t - hitung pengalaman aparat pengawas intern pemerintah (X1) sebesar 0,006 lebih kecil dari nilai λ = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, jadi dapat diambil kesimpulan bahwa pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan. Hal ini sejalan dengan apa yang disimpulkan oleh Suwarta, (2006), dalam penelitiannya menyatakan bahwa pengalaman audit dapat mengurangi efek kekinian pada pertimbangan pemeriksa (auditor). Sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pemeriksa (auditor) yang lebih berpengalaman tidak sensitif terhadap tipe bukti tertentu, dalam hal ini bukti yang bersifat negatif

95 atau positif. Pengalaman pemeriksa (auditor) mampu untuk memetakan informasi sehingga tidak terjebak oleh urutan informasi yang diterimanya. Selain dari itu penelitian dari Sularso dan Na im, 1999, tentang Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada Pengetahuan dan Penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan. Hasil yang diperoleh adalah Pengalaman akuntan dalam melakukan audit berpengaruh pada pengetahuan audit untuk mendeteksi kekeliruan. Menurut karateristik responden berdasarkan lama bekerja bahwa responden yang mengikuti penelitian ini mayoritas adalah pegawai yang sudah memiliki pengalaman bekerja atau sudah bekerja lebih 6 tahun sampai 15 tahun tetapi pengalaman untuk mendeteksi penyimpangan masih cukup rendah karena pegawai yang ada di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sekarang banyak yang pindahan dari instansi lain yang belum banyak pengalaman masalah pengawasan, sesuai dengan latar belakang penelitian ini bahwa masih kurangnya pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dalam mendeteksi penyimpangan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simangunsong (2008) yang menyatakan bahwa pengalaman dapat berpengaruh langsung ke keliruan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu pengalaman ke intuisi (sebagai intervening) baru ke keliruan, dimana hubungan langsung lebih besar dari pada hubungan tidak langsung. Berarti dalam hal ini pengalaman berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan adalah benar dan tidak ada bedanya apabila dilakukan penelitian di Perwakilan BPK-RI

96 Medan dengan penelitian yang dilakukan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang sebagai aparat pengawas intern pemerintah, karena sama sama dalam bidang profesi sebagai pemeriksa (auditor). Berdasarkan hasil pengujian hipotesis kedua bahwa Nilai Sig t - hitung Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah (X2) sebesar 0,022 lebih kecil dari nilai λ = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa Pengetahuan Aparat Pengawas Intern Pemerintah mempunyai pengaruh terhadap Pendeteksian Penyimpangan (Y). Hal ini dapat dilihat dari angka koefisien X2 adalah 0,229 menunjukkan bahwa apabila terjadi penambahan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah selama satu satuan akan menambah kemampuan aparat pengawas intern pemerintah dalam mendeteksi penyimpangan sebesar 0,229 satuan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pelaksana pengawasan aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka aparat pengawas intern pemerintah harus mempunyai kriteria tertentu dari pemeriksa (auditor) yang diperlukan untuk merencanakan pemeriksaan (audit), mengidentifikasi kebutuhan profesional pemeriksa (auditor) dan untuk mengembangkan teknik dan metodologi

97 pemeriksaan (audit) agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh aparat pengawas intern pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara telah mengeluarkan peraturan tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 yang menyatakan bahwa Latar belakang pendidikan pemeriksa bagi Aparat Pengawas Intern Pemerintah harus mempunyai pendidikan formal minimal adalah strata satu atau yang setara. Dengan latar belakang pendidikan sarjana, diharapkan memiliki daya nalar dan logika berpikir yang lebih baik. Menurut karateristik responden berdasarkan pendidikan terakhir bahwa Sumber Daya Manusia yang bekerja di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang 56,8 % sudah memiliki Gelar Sarjana (S1) dan pegawai yang bekerja di Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang belum ada yang memiliki Gelar Strata 2 pada saat penelitian dilaksanakan dan SLTA sederajat 29,7 % serta Diploma (D3) 13,5%, karena kurangnya personil untuk melaksanakan tugas pemeriksaan dan pengawasan sehingga pegawai yang SLTA dan Diploma (D3) ikut dalam tugas pemeriksa dan pengawasan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, hal inilah yang menyebabkan kurangnya pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dalam pendeteksian penyimpangan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, sementara hasil penelitian menyimpulkan bahwa pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah memiliki pengaruh terhadap kemampuan mendeteksi penyimpangan adalah benar dan ini sesuai dengan hasil

98 penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2008), dimana Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan, yakni dengan terdekteksinya penyimpangan maka kualitas hasil pemeriksaan semakin baik. Berarti penelitian yang dilakukan di Bawasko Medan hasilnya sama dengan penelitian yang diadakan di Inspektorat Kabupaten Deli Serdang karena sama-sama aparat pengawas internal pemerintah. Dari pengujian hipotesis ketiga yaitu dengan memakai analisis jalur menunjukkan bahwa pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dapat berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke intuisi aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) baru ke pendeteksian penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah 0,148 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu (0,565) x (0,525) = 0,2966 atau total pengaruh pengalaman aparat pengawas intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,148 + (0,565 x 0,525) = 0,4446. Dalam hasil hipotesis ini menyatakan bahwa P 1 < P 2 x P 3 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat mendeteksi penyimpangan adalah benar, dimana pengaruh langsung (P 1 = 0,148)

99 lebih kecil dari pada pengaruh tidak langsung (P 2 x P 3 = 0,2966) sehingga intuisi aparat pengawas intern pemerintah dapat berperan sebagai variabel intervening. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Bonner, 1990 dan Schmidt, 1986) dan (Agor, 1998). Dimana kesimpulan hasil penelitian Agor (1998) bahwa intuisi bukan merupakan suatu daya kognitif yang terlahir atau kemampuan yang digunakan sesuai kehendak, melainkan suatu kemampuan belajar dari atau diambil dari pengalaman. Ketika para pembuat keputusan menggunakan intuisi, mereka mengalami suatu proses yang otomatis dan secara tidak sadar mengambil dari struktur kognitif yang dibentuk melalui pengalaman. Dari pengujian hipotesis keempat yaitu pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah dapat berpengaruh langsung ke pendeteksian penyimpangan dan dapat juga berpengaruh tidak langsung yaitu dari pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah ke intuisi aparat pengawas intern pemerintah (sebagai intervening) baru ke pendeteksian penyimpangan. Besarnya pengaruh langsung adalah P 1 = 0,095 sedangkan besar pengaruh tidak langsung harus dihitung dengan mengalikan koefisien tidak langsungnya yaitu P 2 x P 3 = (0,500) x (0,561) = 0,2805, karena P 1 yaitu pengaruh hubungan langsung lebih kecil dari pengaruh hubungan tidak langsung yaitu P 2 x P 3 sehingga intuisi aparat pengawas intern pemerintah berperan sebagai variabel intervening. Maka total pengaruh pengalaman aparat pengawas

100 intern pemerintah ke pendeteksian penyimpangan = 0,095 + (0,500 x 0,561) = 0,3755. Hasil hipotesis ini bahwa P 1 < P 2 x P 3 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang menyatakan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi dapat mendeteksi penyimpangan adalah benar. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Agor, 1998). BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

101 Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Simangunsong (2008) 2. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Batubara (2008) 3. Pengalaman aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Bonner, (1990) dan Schmidt, (1986), dan Agor (1998). 4. Pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah melalui intuisi aparat pengawas intern pemerintah berpengaruh signifikan terhadap pendeteksian penyimpangan. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Agor (1998). 6.2 Keterbatasan Beberapa keterbatasan yang memungkinkan dapat mengganggu hasil penelitian ini adalah: 1. Peneliti hanya memakai variabel pengalaman aparat pengawas intern pemerintah dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah sebagai variabel independen

102 yang dapat mempengaruhi variabel dependen yaitu pendeteksian penyimpangan, diduga masih ada variabel lain yang bisa mempengaruhi pendeteksian penyimpangan. 2. Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang terbatas pada profesi pemeriksa di Inspektorat Kabupaten, dan pemilihan sampelnya hanya pada Kantor Inspektorat Kabupaten Deli Serdang, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan apabila penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda dengan profesi yang berbeda pula. 3. Dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan data primer yang berasal dari jawaban responden atas kuesioner yang diajukan, sehingga masih ada kemungkinan kelemahan-kelemahan yang ditemui, seperti jawaban yang kurang cermat, responden yang menjawab asal-asalan dan tidak jujur, serta pertanyaan yang kurang lengkap atau kurang dipahami oleh responden. 4. Dalam penelitian ini peneliti tidak menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah secara simultan terhadap intuisi aparat pengawas intern pemerintah, sehingga hanya secara pasial yang diketahui dan diuji dalam penelitian ini dan tidak ada secara simultan.

103 6.3 Saran Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut : 1. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih jauh lagi, untuk mendapatkan hasil empirik yang lebih kuat yaitu dengan menambah variabel lain yang mempengaruhi pendeteksian penyimpangan. 2. Agar peneliti selanjutnya memperluas obyek penelitian yang tidak terbatas pada profesi pemeriksa Inspektorat Kabupaten saja, dan menambah jumlah sampel di luar Inspektorat Kabupaten, sehingga memungkinkan adanya perbedaan hasil penelitian dan kesimpulan, apabila penelitian dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda dengan profesi yang berbeda pula. 3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya, diusahakan dengan menggunakan tanya jawab dan observasi atau pengamatan langsung kepada objek, dan/atau menggunakan metode eksperimen sebagai pengganti metode kuesioner. 4. Peneliti selanjutnya agar menguji pengaruh pengalaman dan pengetahuan aparat pengawas intern pemerintah secara simultan terhadap intuisi aparat pengawas intern pemerintah.

104 DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, Mohammad and Arnold Wright, An Ex, Journal of the effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgements, The Accounting Review. (January), Agor, Weston H., The Logic of Intuition, How Top Executives Make Important Decisions, Intuition in Organization. Ed. Weston H. Agor. Newbury Park, CA: Sage Ashton, Alison Hubbard., Experience and Error Frequency Knowledge as Potential Determinants of Audit Expertise, The Accounting Review (April), pp Batubara, Rizal Iskandar, 2008, Analisis Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, Dan Independensi Pemeriksa Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan). (Tesis) Bonner, Sarah E., Experience Effects in Auditing: The Role of Task-Specific Knowledge, The Accounting Horizons (Maret), Erlina dan Mulyani, Sri, 2007, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, hal. 53, USU press, Medan. Ghozali, Imam, 2005, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Ikhsan, Arfan dan Ghozali, Imam, 2006, Metodologi Penelitian Untuk Akuntansi Dan Manajemen, PT. Madju Medan Cipta, Medan. Indriantoro dan Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi Pertama, BPFE Yogyakarta.

105 Kuncoro, Mudrajad, 2003, Metode Riset Untuk Bisnis Dan Ekonomi, Erlangga, Jakarta. Lubis, Ade Fatma, et.al, 2007, Aplikasi SPSS (Statistical Product and Service Solutions) untuk Penyusunan Skripsi dan Tesis, USU press, Medan. McDaniel, Michael A., John E. Hunter, dan Frank L. Schmidt. Job Experience Correlates of Job Performance, Journal of Applied Psychology, Noviyanti, Putri, Pengaruh Pengalaman dan Pelatihan terhadap Struktur 81 Pengetahuan Auditor tentang Kekeliruan Makalah Simposium Nasional Akuntansi 5, Semarang, 5-6 September Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan RI Nomor 01 Tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Tahun Peraturan Daerah Kabupaten Deli Serdang Nomor 5 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Deli Serdang. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 tanggal 31Maret 2008 tentang Standar Audit Aparatur Pengawasan Intern Pemerintah. Peraturan Pemerintah No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165. Santoso, Singgih, 2000, SPSS Statistik Parametrik, Elex Media Komputindo, Jakarta. Schmidt, Frank L., Alice N. Outerbridge, dan John E Hunter Impact of Job Experience and Ability on Job Knowledge, Work Sample Performance,

106 and Supervisory Ratings on Job Performance, Journal of Applied Psychology, Simangunsong, Sahat, 2008, Pengaruh Pengalaman terhadap Kemampuan Mendeteksi Kekeliruan dangan Intuisi sebagai variabel intervening (Studi Empiris pada Perwakilan BPK-RI di Medan. (Tesis) Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, CV. Alfabeta, Bandung. Sularso, Sri dan Na im, Ainun, 1999, Analisis Pengaruh Pengalaman Akuntan pada pengetahuan dan penggunaan Intuisi dalam Mendeteksi Kekeliruan Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Vol 2, Juli Supramono dan Intiyas Utami, 2004, Desain Proposal Penelitian Akuntansi dan Keuangan, Andi, Yogyakarta. Suwarta, I Wayan 2006, Profesi Akuntan Banyak Dapat Sorotan, Suara Merdeka (Nopember), Tubbs, Richard M The Effect of Experience on the Auditor s Organization and Amount of Knowledge, The Accounting Review(Oktober), Umar, Husein, 2008, Desain Penelitian Akuntansi Keperilakukan, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta.

107 Lampiran 1 : Tabel Product Moment

108 Lanjutan lampiran 2.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam praktik audit. Untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengaruh Pengalaman Terhadap Kekeliruan Pengaruh pengalaman dan pengetahuan sangat penting diperlukan dalam rangka kewajiban seorang pemeriksa terhadap

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS. Oleh. SAHAT SIMANGUNSONG /Akt

PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS. Oleh. SAHAT SIMANGUNSONG /Akt PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS Oleh SAHAT SIMANGUNSONG 037017029/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS.

ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS. ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS Oleh BONA MANUEL TARIGAN SIBERO 077017034/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB. LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR UMUM A. VISI, MISI, TUJUAN,

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KABUPATEN DAN KOTA PROPINSI RIAU TESIS Oleh KINDY

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TESIS Oleh Ardiansyah Putra 097017075 / Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. RAHMAYANI SIREGAR /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 L A H PA S C A S A R JA N A

TESIS. Oleh. RAHMAYANI SIREGAR /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 L A H PA S C A S A R JA N A PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI) TESIS Oleh RAHMAYANI SIREGAR 077017059/Akt

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEHARMONISAN HUBUNGAN SERIKAT PEKERJA DAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MELALUI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TESIS.

PENGARUH MOTIVASI DAN KEHARMONISAN HUBUNGAN SERIKAT PEKERJA DAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MELALUI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TESIS. PENGARUH MOTIVASI DAN KEHARMONISAN HUBUNGAN SERIKAT PEKERJA DAN MANAJEMEN TERHADAP KINERJA MELALUI GOOD CORPORATE GOVERNANCE TESIS Oleh MUHAMMAD IHSAN RANGKUTI 077017047/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

N U R K E M A L A /AKT

N U R K E M A L A /AKT PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh N U R K E

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE) TESIS Oleh CHAIRIL AKHYAR 077017071/Akt S E

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS Oleh SEPTONY BENYAMIN SIAHAAN 037017005/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S. PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S Oleh HARTIKA SARI GINTING 077017075/Akt S E K O L A H PA S

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TESIS Oleh JAMALUDDIN

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR BPK PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARATERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAMPEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGANPEMERINTAH T E S I S Oleh SYAFINA KHAIRIAH 057017018/Akt

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS Oleh Isna Ardila 097017072 / Akt SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara)

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS.

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS. ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS Oleh HENDRA HERIANTO S. 117017014/Akt S E K O L A H PA S C A S A R

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK DAN PENGGUNAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT OLEH AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh TOHIRIN 107017067/Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA DAERAH DENGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PROPINSI SUMATERA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI TEBING TINGGI

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI TEBING TINGGI ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN INSENTIF SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TERHADAP PENINGKATAN KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI DI TEBING TINGGI TESIS Oleh SYAIFUL AMRI SARAGIH 077017089/Akt S E K O

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. Oleh

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. Oleh 1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh EDWARD SITORUS 087017049/Akt S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS

PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : ALBEN NURADI PANJAITAN 087017085/Akt E K O L A

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISIS DETERMINAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP REAKSI INVESTOR PADA INDUSTRI MANUFAKTUR BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2008 TESIS Oleh

Lebih terperinci

Oleh. RASUMAN /Akt

Oleh. RASUMAN /Akt ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

Lebih terperinci

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH PEMAHAMAN SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP KINERJA SKPD PADA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh CUT FAIZA SYAHRIDA 077017012/Akt S E K O L A

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT

ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT ANALISIS PENGARUH STOCK SPLIT, DIVIDEN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM DENGAN EARNINGS GROWTH SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh EWIN PUTRA 087017051/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI OLEH HANNA G.M.L.TORUAN 120503237 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk, AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) TESIS Oleh: MARTALINA SITUMORANG 147017032/Akt MAGISTER

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI MENGGUNAKAN NORMA PENGHITUNGAN PENGHASILAN NETO DALAM PEMENUHAN KEWAJIBAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI (Studi Kasus Pada Kantor Pelayanan

Lebih terperinci

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPUTUSAN INVESTASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPUTUSAN INVESTASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN KEBIJAKAN DIVIDEN DAN KEPUTUSAN INVESTASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS Oleh MAHMUDDIN SYAH LUBIS 127017019/Akt MAGISTER

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KONFLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA AKADEMI PARIWISATA MEDAN TESIS OLEH PARULIAN SINURAT 097017069/Akt

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. ABDUL WAHAB MATONDANG /Akt

TESIS. Oleh. ABDUL WAHAB MATONDANG /Akt PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT KUPEDES MODAL KERJA PADA PT. BANK BRI ISKANDAR MUDA MEDAN TESIS Oleh ABDUL WAHAB MATONDANG 087017039/Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN TESIS

ANALISIS KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN TESIS ANALISIS KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KINERJA DI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN PANCA BUDI MEDAN TESIS Oleh HENDRA SAPUTRA 107017033/ Akt MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. VARIANA BANGUN /Akt

TESIS. Oleh. VARIANA BANGUN /Akt ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI DENGAN PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH :

SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : DEWITA PRATIWI 110503126 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL DAN FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI KINERJA KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN/KOTA SE-PROPINSI ACEH

PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL DAN FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI KINERJA KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN/KOTA SE-PROPINSI ACEH PENGARUH DESENTRALISASI FISKAL DAN FISCAL STRESS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI MELALUI KINERJA KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN/KOTA SE-PROPINSI ACEH T E S I S Oleh SARTINA NA 097017060/Ak SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah

Lebih terperinci

TESIS OLEH: RINY /AKT

TESIS OLEH: RINY /AKT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN OPERATING PERFORMANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS OLEH: RINY

Lebih terperinci

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS Oleh MOHAMMAD REZA SEPTRIAWAN 077017049/Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

CHRISTINA / AKUNTANSI

CHRISTINA / AKUNTANSI PENGARUH UKURAN PEMERINTAH DAERAH, RASIO KEMANDIRIAN DAERAH, RASIO PEMBIAYAAN HUTANG, BELANJA DAERAH, DAN TIPE PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH T E S I S Oleh CHRISTINA

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS.

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS. PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS Oleh HEMING BAITULLAH 077019037/IM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI Oleh : WAHYUNINGTIAS 0613010251/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN, DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI BELANJA DAERAH PADA KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH NILAI ASET TETAP YANG AKAN DIPELIHARA DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP ANGGARAN BELANJA PEMELIHARAAN DALAM PENYUSUNAN APBD PADA PEMERINTAHAN DAERAH DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh Brayen

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA DENGAN SIKAP APARAT PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (STUDI EMPIRIS PADA PEMERINTAH KABUPATEN NIAS) TESIS Oleh VICTORINUS LAOLI 107017050/Akt

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara PENGARUH BELANJA PEGAWAI, BELANJA BARANG, BELANJA MODAL DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCA SARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA), RETURN ON ASSETS (ROA) DAN EARNINGS PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM DAN RETURN SAHAM DENGAN PRICE EARNINGS RATIO SEBAGAI MODERATING VARIABEL PADA EMITEN MANUFAKTUR

Lebih terperinci

PENGARUH LABA, ARUS KAS BEBAS, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS

PENGARUH LABA, ARUS KAS BEBAS, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS PENGARUH LABA, ARUS KAS BEBAS, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PADA PERUSAHAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh HALASAN SIREGAR 087017015/Akt S E K O L A H PA

Lebih terperinci

MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

MAGISTER ILMU AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN MELALUI PENCEGAHAN KECURANGAN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN YANG TERDAFTAR DI ASOSIASI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN INDONESIA (APPI)

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. FARIDA KHAIRANI LUBIS /Akt

TESIS. Oleh. FARIDA KHAIRANI LUBIS /Akt PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI (STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA) TESIS Oleh FARIDA KHAIRANI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang digunakan

Lebih terperinci

PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEMANDIRIAN FISKAL, PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA MELALUI BELANJA MODAL DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh AYU KURNIA SARI 097017085/Akt

Lebih terperinci

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK BTPN MITRA USAHA RAKYAT AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK BTPN MITRA USAHA RAKYAT AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) 1 ANALISA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT MIKRO PADA PT. BANK BTPN MITRA USAHA RAKYAT AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) TESIS Oleh SALLY MAYA VIDA 087017073/Akt SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROPINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROPINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAHPEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh TRI ARIYANI 147017160/Akt

Lebih terperinci

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH LIKUIDITAS, PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA BUMN DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh MASLYZON SIMBOLON 077017052/Akt S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. DWI LIZA RAMADHANI /Akt

TESIS. Oleh. DWI LIZA RAMADHANI /Akt ANALISIS DANA PERIMBANGAN DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DENGAN DANA PENYESUAIAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEMERINTAH PROVINSI DI PULAU SUMATERA TESIS Oleh DWI LIZA RAMADHANI

Lebih terperinci

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA MANAJERIAL SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD) DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KARO TESIS Oleh LEONARDO SITEPU

Lebih terperinci

CHRISTINA VERAWATY SITUMORANG /AKT

CHRISTINA VERAWATY SITUMORANG /AKT PENGARUH FAKTOR UKURAN, PERTUMBUHAN, RESIKO KEUANGAN, STRUKTUR AKTIVA DAN NON DEBT TAX SHIELD PERUSAHAAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA BURSA EFEK ENAM NEGARA ASEAN TESIS CHRISTINA VERAWATY SITUMORANG 117017020/AKT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit, auditor

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit, auditor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Auditor memiliki peran sebagai pengontrol dan penjaga kepentingan publik terkait dengan bidang keuangan. Dalam melaksanakan peran audit, auditor bertanggung jawab untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menguraikan pengertian pengetahuan tentang proses audit internal, intuisi, pemahaman terhadap SAP dan pengetahuan tentang pengelolaan keuangan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh FERRA ANDRIANI /IM

TESIS. Oleh FERRA ANDRIANI /IM PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN TESIS Oleh FERRA ANDRIANI 087019077/IM S E K O L A H PA S C A S A

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya) SKRIPSI Oleh : RESSA ANGGUN EKAWATI 05.13010246/FE/EA

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI

TESIS. Oleh : STELLA WIJAYA / AKUNTANSI ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN KEPEMILIKAN MANAJERIAL SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh : STELLA

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KEMAMPUAN DAN KOMITMEN PEGAWAI

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KEMAMPUAN DAN KOMITMEN PEGAWAI PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KEMAMPUAN DAN KOMITMEN PEGAWAI (Studi Kasus pada Inspektorat Jenderal Departemen Agama) STUDI KASUS IDA FARIDA 0740001081 BINUS BUSINESS SCHOOL PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS.

PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS. PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA TERHADAP KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS Oleh JULIANTO 077017018/Akt S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

OLEH LATIFA HANNUM PASARIBU

OLEH LATIFA HANNUM PASARIBU SKRIPSI PENGARUH MOTIVASI DAN PENGETAHUAN TENTANG PROFESI AKUNTAN PUBLIK TERHADAP MINAT MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENGIKUTI PENDIDIKAN PROFESI AKUNTANSI (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Angkatan

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) SURABAYA SKRIPSI Oleh : DEVY KURNIAWATI 0613010190/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS Oleh OKTAVIANNA SEMBIRING 137017020/ Akt MAGISTER

Lebih terperinci

MARTIN MAULANA MARPAUNG /IM

MARTIN MAULANA MARPAUNG /IM ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, DISIPLIN KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PADA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MARTIN MAULANA MARPAUNG 097019024/IM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu

BAB I PENDAHULUAN. besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk. penyelenggaraan pemerintahan seharusnya didukung dengan suatu BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Negara yang dikelola oleh pemerintah mencakup dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana untuk penyelenggaraan pemerintahan seharusnya

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS.

ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS. ANALISIS PENGARUH BEBERAPA FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS Oleh Manatap Berliana Lumban Gaol 047017027/Akt E K O L A S H PA S C

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN /Akt

TESIS. Oleh. ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN /Akt ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU TESIS Oleh ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN 147017148/Akt MAGISTER AKUNTANSI

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT BPK DENGAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT BPK DENGAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI OPINI AUDIT BPK DENGAN TINDAK LANJUT TEMUAN BPK SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : IKA SARTIKA BR SITEPU 147017106 MAGISTER AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas audit sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (De Angelo, 1981). Deis dan Groux

Lebih terperinci

SEVTIYENI HANDAYANI HUSNAN /FE/EA

SEVTIYENI HANDAYANI HUSNAN /FE/EA PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN PROFESIONAL, DAN PENGALAMAN KERJA PENGAWAS INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENERAPAN STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN PADA KOPERASI WANITA SETIA BHAKTI WANITA SKRIPSI Oleh : SEVTIYENI

Lebih terperinci

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR DENGAN KONFLIK PERAN DAN KETIDAKJELASAN PERAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Kota Medan) OLEH NAOMI

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PEMANFAATAN DANA PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) KOTA MEDAN TESIS

ANALISIS PENGARUH PEMANFAATAN DANA PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) KOTA MEDAN TESIS ANALISIS PENGARUH PEMANFAATAN DANA PADA PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN (PNPM MP) KOTA MEDAN TESIS Oleh Muhammad Arief 117017033/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Oleh : SEPTANIKA AMALA KARTIKA SARI NPM : Program Studi: Akuntansi

Oleh : SEPTANIKA AMALA KARTIKA SARI NPM : Program Studi: Akuntansi LAMANYA HUBUNGAN AUDIT DENGAN KLIEN TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA) Oleh : SEPTANIKA AMALA KARTIKA SARI NPM : 12.1.01.08026 Program Studi: Akuntansi

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN SKRIPSI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, MOTIVASI DANPENGALAMAN AUDITOR TERHADAPPERTIMBANGANTINGKAT MATERIALITAS (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN) OLEH PUSPA AYU MARETHA

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN TESIS. Oleh SARBINI POHAN /EP

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN TESIS. Oleh SARBINI POHAN /EP ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN USAHA PERUSAHAAN-PERUSAHAAN DI KAWASAN INDUSTRI MEDAN TESIS Oleh SARBINI POHAN 057018028/EP S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA Oleh: INDAH SARI LIZA LUBIS NIM. 127007007 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PROFESIONALISME, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PROFESIONALISME, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI, INDEPENDENSI, AKUNTABILITAS, PROFESIONALISME, KOMPLEKSITAS TUGAS DAN ETIKA AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris Pada BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Tengah)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tingkat Pendidikan Fenomena mengenai kualifikasi personel pemeriksaan ini memang menjadi masalah dalam Badan Pengawasan Daerah. Seharusnya seorang pemeriksa mempunyai wawasan

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PENDAPAT AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI SURABAYA SKRIPSI Oleh : CHRISTINA CHANDRA DEWI 0613010161/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

SKRIPSI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING SKRIPSI PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY DISCLOSURE TERHADAP MANAJEMEN LABA DENGAN KINERJA LINGKUNGAN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014).

BAB I PENDAHULUAN. keterpurukan karena buruknya pengelolaan keuangan (Ariyantini dkk,2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, terdapat tuntutan sektor publik khususnya pemerintah yaitu terlaksananya akuntabilitas pengelolaan keuangan sebagai bentuk terwujudnya praktik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALISME DOSEN AKUNTANSI (Studi Pada Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur) SKRIPSI Oleh : MOC. ALI TAUFAN 0613010205/FE/EA

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENGUNGKAPAN CSR DAN GCG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI MODERATING VARIABEL STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN LQ45 YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010 TESIS Oleh Roza

Lebih terperinci

R.G. MEGAWATI SITANGGANG

R.G. MEGAWATI SITANGGANG ANALISIS PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, JUMLAH PENDUDUK DAN KONSUMSI MASYARAKAT TERHADAP PENGELUARAN PEMERINTAH DENGAN PAJAK DAERAH SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS.

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL DAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) TERHADAP HARGA SAHAM EMITEN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh BANTU TAMPUBOLON 087017122/Akt S E K O L A H PA S C A S A R J

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. pendidikan dan jenjang pendidikan. Sumber daya manusia merupakan pilar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. pendidikan dan jenjang pendidikan. Sumber daya manusia merupakan pilar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada bab ini akan menguraikan pengertian latar belakang pribadi pemeriksa, pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. 2.1.1. Latar Belakang Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fenomena yang dapat diamati dalam perkembangan sektor publik dewasa ini adalah semakin menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pelaksanaan akuntabilitas publik

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009 PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S Oleh HASLINDA LUBIS 077017014/Akt S E K

Lebih terperinci