SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009"

Transkripsi

1 PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S Oleh HASLINDA LUBIS /Akt S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

2 PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA T E S I S Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh HASLINDA LUBIS /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

3 Judul Tesis : PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECAKAPAN PROFESIONAL, DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Haslinda Lubis Nomor Pokok : Program Studi : Akuntansi Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Direktur (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc) Tanggal lulus : 30 Maret 2009 Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

4 Telah diuji pada Tanggal : 30 Maret 2009 PANITIA PENGUJI TESIS Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak. 2. Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak. 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak. 4. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

5 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas. Medan, April 2009 Yang Membuat Pernyataan : (Haslinda Lubis) Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

6 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan secara berjenjang mulai dari tingkat Kabupaten/Kota, Provinsi sampai dengan tingkat Pusat. Variabel independen dalam penelitian ini adalah keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik. Untuk variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas auditor. Data dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner secara langsung kepada seluruh auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda, analisis ini didasarkan pada data dari 73 responden yang penelitiannya melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. Secara parsial keahlian, independensi, kecermatan profesional dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas auditor, tetapi yang memiliki pengaruh terbesar terhadap kualitas auditor adalah independensi. Kata Kunci : Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik, dan Kualitas Auditor. Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

7 ABSTRACT This research is aimed to identify, analyze, and obtain the empirical data in relation to the effect of proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics for the auditor s quality in the Inspectorate of North Sumatera Province. The supervising of local government implementation is performed gradually initiate from regency/city, Province until to the center levels. The independent variables in this research are proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics. The dependent variable, on the other hand, in this research is the auditor s quality. Data of this research is primer data obtained from questionnaires circulated to all auditors in Inspectorate of North Sumatera Province directly. Analysis model that used is multiple linear regression, these analysis based on valid questionnaires taken from 73 respondents. These research outcomes represent the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics that have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province simultaneously. Partially, the proficiency, independency, due professional care, and act upon code of ethics are have significant impacts to the quality of auditors in Inspectorate of North Sumatera Province ; however, the independency has the bigger impact to the auditor s quality than others. Keywords : Proficiency, Independency, Due Professional Care, Act Upon Code of Ethics and Auditor s quality. Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

8 KATA PENGANTAR Alhamdulillahi Rabbil Alamin Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena dengan limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat merampungkan studi dan menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecakapan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan studi pada Sekolah Pascasarjana Program Studi Ilmu Akuntansi pada Universitas Sumatera Utara. Dalam menyelesaikan penulisan ini, segala upaya maksimal telah penulis berikan untuk mendapatkan hasil yang terbaik agar kelak dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang memerlukan. Oleh sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada berbagai pihak yang telah memberikan bantuan, usaha, bimbingan, serta dorongan moral serta spiritual, sehingga tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu kepada : 1. Bapak Prof. Chairuddin, P. Lubis, DTM&H, Sp. A(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Utama yang telah banyak membantu dan mengarahkan, membimbing serta memberikan saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

9 4. Bapak Drs. Zainul Bahri Torong, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah banyak meluangkan waktu dan pikiran secara sabar dan penuh kasih sayang untuk mengarahkan, membimbing, dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam penyusunan tesis ini. 5. Bapak Hasan Sakti Siregar, Msi, Ak, Bapak Drs. Rasdianto MA, Ak, dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini. 6. Seluruh dosen yang telah menyumbangkan ilmunya yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu selama penulis mengikuti perkuliahan. 7. Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Hasanuddin Lubis dan Ibunda Rosma Nasution, yang telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. 8. Suamiku tercinta Khozali Mar i Manurung S.Ag, yang juga telah memberikan dukungan, doa, cinta, dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis. 9. Yang tersayang anak-anakku (Sayid Hafiz Parlindungan Manurung, Muqaffi Arrazy Manurung dan Faatih Mundzir Aulia Manurung) yang telah memberikan semangat dan pengertiannya, semoga menjadi anak-anak yang sholeh, dan rajin belajar agar tercapai cita-citanya. 10. Saudaraku, Abangda Drs. Herizal Lubis, dan Adinda Irwansyah Lubis yang selalu memberikan dukungan moral dan spiritual sehingga penulis dapat menyelesaikan program Pascasarjana ini. 11. Kepada uak dan tanteku, Asmah Nasution, Dra, Hj. Deliana Nasution dan Masnun Nasution, yang telah memberikan perhatiannya selama ini kepada penulis. 12. Bapak H. Nurdin Lubis, SH, MM, selaku Inspektur Provinsi Sumatera Utara yang telah banyak mensupport dan memberikan izin untuk melaksanakan tugas belajar di Sekolah Pascasarjana USU. Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

10 13. Rekan-rekan kerja di Inspektorat Provinsi Sumatera Utara yang telah mendukung penulis dan bersedia memberikan waktunya untuk pengisian kuesioner dalam penelitian ini. 14. Rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan dukungan dan saran-saran yang berarti bagi penulis. Akhirnya semoga Allah SWT selalu melimpahkan berkah dan hidayah- NYA, serta memberikan kemudahan bagi kita semua dalam melaksanakan kebaikan dan amal sholeh. Amin. Medan, April 2009 Penulis, Haslinda Lubis Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

11 RIWAYAT HIDUP 1. Nama : Haslinda Lubis 2. Tempat / Tanggal Lahir : Medan / 22 September Agama : Islam 4. Pekerjaan : Pegawai Negeri Sipil 5. Suami : Khozali Mar i Manurung, S.Ag 6. Anak-anak : 1. Sayid Hafiz Parlindungan Manurung 2. Muqaffi Arrazy Manurung 3. Faatih Mundzir Aulia Manurung 7. Orang Tua a. Ayah : Hasanuddin Lubis b. Ibu : Rosma Nasution 8. Alamat : Jl. Puyuh XI No. 219 Perumnas Mandala Medan 9. Pendidikan a. SD : SD Inpres Medan, Lulus Tahun 1985 b. SMP : SMP Negeri 25 Medan, Lulus Tahun 1988 c. SMA : SMA Swasta Tunas Kartika-1 Medan, Lulus Tahun 1991 d. S1 : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMSU- Jurusan Administrasi Negara, Lulus Tahun Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

12 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii RIWAYAT HIDUP... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Originalitas Penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori Kualitas Auditor Keahlian Independensi Kecermatan Profesional Kepatuhan pada Kode Etik Tinjauan Penelitian Terdahulu Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

13 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data Instrumen Penelitian Definisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel Model dan Teknik Analisis Data Model Analisis Data Teknik Analisis Data Uji Kualitas Data Uji Asumsi Klasik Statistik Deskriptif Uji Hipotesis BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Deskripsi Lokasi Karakteristik Responden Hasil Analisis Data Uji Kualitas Data Uji itas Uji Reliabilitas Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas Data Uji Multikolinearitas Uji Heteroskedastisitas Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

14 5.2.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian Variabel Keahlian (X 1 ) Variabel Independensi (X 2 ) Variabel Kecermatan Profesional (X 3 ) Variabel Kepatuhan Pada Kode Etik (X 4 ) Variabel Kualitas Auditor (Y) Pengujian Hipotesis Pengujian Hipotesis dengan Uji F Pengujian Hipotesis dengan Uji t Hasil Persamaan Regresi Analisis Koefisien Determinasi (R 2 ) Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Keahlian Terhadap Kualitas Auditor Pengaruh Independensi Terhadap Kualitas Auditor Pengaruh Kecermatan Profesional Terhadap Kualitas Auditor Pengaruh Kepatuhan Kode Etik pada Kualitas Auditor BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Keterbatasan Penelitian S a r a n DAFTAR PUSTAKA Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

15 DAFTAR TABEL Nomor Judul Halaman 2.1. Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu Defenisi Operasional Variabel Pengumpulan Data Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Uji itas Variabel Penelitian Uji Reliabilitas Variabel Penelitian Uji Multikolinieritas Deskripsi Variabel Keahlian (X 1 ) Deskripsi Variabel Independensi (X 2 ) Deskripsi Variabel Kecermatan Profesional (X 3 ) Deskripsi Variabel Kepatuhan pada Kode Etik (X 4 ) Deskripsi Variabel Kualitas Auditor (Y) Hasil Uji F Nilai t hitung Hasil Analisis Koefisien Determinasi Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman 3.1. Kerangka Konseptual Grafik Uji Normalitas Grafik Uji Heteroskedastisitas Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor Judul Halaman I Kuesioner Penelitian II Data Hasil Penelitian Pada Inpektorat Provinsi Sumatera Utara III Frekuensi Jawaban Responden IV Uji itas Dan Reliabilitas Instrumen V Regression VI Waktu Penelitian VII Tabel t dan r Product Moment dengan signifikan 5% Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagaimana yang tercantum dalam diktum kedua menegaskan bahwa standar audit APIP wajib dipergunakan sebagai acuan bagi seluruh APIP untuk melaksanakan audit sesuai dengan mandat audit masing-masing, dalam rangka peningkatan kualitas auditor pada saat melakukan pemeriksaan. Menurut peraturan Menpan tersebut kualitas auditor dipengaruhi oleh : 1. Keahlian, menyatakan bahwa auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggungjawabnya dengan kriterianya auditor harus mempunyai tingkat pendidikann formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara, memiliki kompetensi teknis dibidang auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi dan telah mempunyai sertifikasi jabatan fungsional auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education). 2. Independensi, menyatakan bahwa auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya dengan kriterianya auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan Haslinda Lubis : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional Dan Kepatuhan Pada Kode Etik Terhadap Kualitas Auditor Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository 2008

19 3. dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP. 4. Kecermatan profesional, menyatakan bahwa auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan seecara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan, dengan kriterianya menentukan formulasi tujuan audit (KKP), penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi resiko audit, pemilihan pengujian dan hasilnya, pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit, dan lain-lain. 5. Kepatuhan pada kode etik, menyatakan bahwa auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit APIP, dengan kriterianya kode etik pejabat pengawas pemerintah/auditor dengan rekan sekerjanya, auditor dengan atasannya, auditor dengan objek pemeriksanya, dan auditor dengan masyarakat. DeAngelo (1981) mendefinisikan kualitas auditor sebagai probabilitas bahwa auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran pada sistem akuntansi klien (dalam Deis dan Giroux, 1992). Deis dan Giroux (1992) menjelaskan bahwa probabilitas untuk menemukan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Penelitian mereka bertujuan untuk mencari faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas auditor, yaitu dari faktor kemampuan teknis atau keahlian (expertise) dan faktor independensi auditor. 12

20 13 Kualitas auditor menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 adalah auditor yang melaksanakan tupoksi dengan efektif, dengan cara mempersiapkan kertas kerja pemeriksaan, melaksanakan perencanaan, koordinasi dan penilaian efektifitas tindak lanjut audit, serta konsistensi laporan audit. Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah. Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003) berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran.

21 14 Sarundajang (2004) mengatakan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) pengawasan saat ini masih memprihatinkan. Khususnya pada Bawasda kabupaten dan kota. Pada masa lalu (Itwil Prop/Kab/Kota) merupakan tempat pembinaan aparataparat yang bermasalah. Berdasarkan hasil survey ADB tahun 2003 bahwa tenaga auditor yang berlatar belakang pendidikan akuntansi di Bawasda sedikit sekali (kurang dari 1 %). Sementara Bawasda juga melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan di daerah dan hasilnya belum memenuhi prinsip akuntansi. Untuk mengatasi hal ini tentu ada program peningkatan sumber daya manusia dibidang akuntansi dan diperlukan rekrutmen tenaga baru untuk dijadikan auditor. Independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan akan mempengaruhi kualitas hasil pemeriksaan. Menurut Harahap (1991), auditor harus bebas dari kepentingan terhadap perusahaan dan laporan keuangan yang dibuatnya. Sejalan dengan peraturan Menpan tersebut, berdasarkan peraturan BPK No. 1 tahun 2007 tentang Standar Pemeriksaan Keuangan Negara diatur mengenai standar umum pemeriksaan yaitu : 1. Persyaratan kemampuan/keahlian 2. Independensi 3. Penggunaan kemahiran profesional secara cermat dan seksama. Audit adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi bukti yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar audit, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi pemerintah. Sedangkan

22 15 auditor adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang mempunyai jabatan fungsional auditor dan/atau pihak lain yang diberi tugas, wewenang, tanggung jawab dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang melaksanakan pengawasan pada instansi pemerintah untuk dan atas nama Aparat Pengawasan Internal Pemerintah. Menurut Elim (2006) peran auditor internal adalah : 1. Terlibat dalam pengelolaan risiko membantu manajemen 2. Berperan sebagai pihak yang melaksanakan control self assessment atas pengendalian manajemen. 3. Melakukan audit berbasis resiko. Penelitian mengenai pengalaman/keahlian telah dilakukan Abdomohammadi (1991) yang menyatakan pengalaman mungkin penting bagi keputusan yang kompleks, tetapi tidak untuk keputusan yang sifatnya rutin dan terstruktur. Penelitian yang dilakukan oleh Alia (2001) menyatakan ternyata pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas auditor. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hendro dan Aida (2006) yang menyatakan profesionalisme yang tinggi akan membuat kebebasan auditor semakin terjamin. Choo dan Trotman (1991) menyatakan auditor yang berpengalaman lebih banyak menemukan item-item yang tidak umum (atypical) dibandingkan auditor yang kurang berpengalaman. Sejalan dengan paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi daerah, telah mengalami perubahan yang sangat signifikan terutama di era UU No. 22 tahun 1999 telah menimbulkan kondisi yang stagnan dalam pelaksanaan fungsi

23 16 pengawasan secara berjenjang dengan adanya pemahanan otonomi pada Kabupaten/Kota yang beragam sehingga berdampak pada lahirnya pemahaman bahwa pengawasan juga berotonomi. Kondisi ini mengakibatkan sulitnya informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah khususnya dilingkungan internal pemerintah, sehingga kebijakan nasional yang ditetapkan kurang mendapat masukan dari aspek pengawasan. Berdasarkan Keputusan Gubernur Sumatera Utara No. 800/1060/2004 tanggal 31 Maret 2004, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara telah mengangkat para auditor untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan perannya dibawah pembinaan BPKP melalui beberapa pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan secara terus-menerus, berdasarkan kecakapan dan kompetensinya untuk melaksanakan tugas rutin pemeriksaan secara komprehensif pada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada pada Provinsi, Kabupaten dan Kota. Independensi dalam fakta yang diperoleh (independence in fact) adalah independensi nyata yang diperoleh dan dipertahankan oleh auditor dalam seluruh rangkaian kegiatan audit, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, sampai tahap pelaporan. Independensi dalam kenyataan akan ada apabila pada kenyataannya auditor mampu mempertahankan sikap yang tidak memihak sepanjang pelaksanaan auditnya.

24 17 Independensi dalam penampilan (independence in appearance) atau independensi profesi adalah independensi yang ditinjau menurut citra (image) auditor dari pandangan publik atau masyarakat umum terhadap auditor yang bertugas. Independensi ini adalah hasil interpretasi dari pihak lain mengenai independensi. Penelitian mengenai independensi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Fogarty (1996), Pany dan Reckers (1980), Supriyono (1988). Banyaknya penelitian mengenai independensi menunjukkan bahwa faktor independensi merupakan faktor penting dalam menghasilkan kualitas hasil pemeriksaan yang baik. Penelitian tersebut dilakukan terutama untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap independensi auditor. Berdasarkan Perda No. 4 Tahun 2001 tanggal 21 Mei 2001 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah, Inspektorat Provinsi Sumatera Utara merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintah daerah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah Provinsi, pelaksanaan pembinaan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah kabupaten/kota dan pelaksanaan urusan pemerintahan di daerah kabupaten/kota. Inspektorat dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud menyelenggarakan fungsi : a. Perencanaan program pengawasan b. Perumusan kebijakan dan fasilitasi pengawasan dan c. Pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan.

25 18 Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya bertanggungjawab langsung kepada Gubernur dan secara teknis administratif mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, faktor pengalaman yang merupakan indikator dari variabel kecakapan profesional berpengaruh terhadap kinerja auditor (Ashton, 1991; Choo dan Trotman, 1991; dan Tubbs, 1992). Peneliti lain memberikan bukti bahwa pengalaman auditor mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja, walaupun hubungannya tidak langsung. Hubungan antara pengalaman auditor dengan kinerja melalui variabel intervening efek pengetahuan mengenai pekerjaan (job knowledge) (Bonner dan Lewis, 1990 dan Schmidt et al., 1986), terutama pengetahuan tentang tugas secara spesifik (bonner, 1990). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tanggal 30 Mei 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah dalam ketentuan umum pasal 1 point 2 menyebutkan kode etik pejabat pengawas pemerintah adalah seperangkat prinsip moral atau nilai yang dipergunakan oleh pejabat pengawas pemerintah sebagai pedoman tingkah laku dalam melaksanakan tugas pengawasan. Auditor dalam melaksanakan tugas mentaati peraturan perundang-undangan dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggungjawab dengan cara wajib bersikap dan berperilaku sesuai dengan kode etik. Kode etik sebagaimana yang dimaksud meliputi : a. Pejabat pengawas pemerintah dengan organisasi intern b. Pejabat pengawas pemerintah dengan pejabat pengawas

26 19 c. Pejabat pengawas pemerintah dengan pemeriksa/auditor d. Pejabat pengawas pemerintah dengan penyidik e. Pejabat pengawas pemerintah dengan yang diawasi dan f. Pejabat pengawas pemerintah dengan masyarakat Pemahaman kode etik akan mengarah adanya perubahan positif terhadap pola pikir, sikap, perilaku para pejabat pengawas agar martabat pengawas di masyarakat mendapat tempat yang terhormat dan mampu memberikan outcome/hasil pengawasan yang diharapkan. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) dan fenomena yang terjadi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dimana auditor yang memiliki kompetensi teknis sangat sedikit, sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Keahlian, Independensi, Kecermatan Profesional dan Kepatuhan pada Kode Etik terhadap Kualitas Auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan penelitian-penelitian sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Apakah keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas audior pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara?

27 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian untuk mengetahui, menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional, dan kepatuhan pada kode etik secara simultan dan parsial terhadap kualitas auditor pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain : 1. Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah pengalaman, pemahaman, kemampuan intelektual tentang pengaruh keahlian, independensi, kecermatan profesional, kepatuhan pada kode etik terhadap kualitas auditor. 2. Bagi Inspektorat Provinsi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang kualitas auditor, pelatihan, tuntutan kecakapan profesional yang dibutuhkan yang dapat meningkatkan kinerja auditor Inspektorat Provinsi di masa yang akan datang. 3. Bagi pemerintah daerah provinsi, kabupaten/kota, khususnya Provinsi Sumatera Utara penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dalam memahami fungsi, peran, tanggungjawab dan tugas Inspektorat Prop/Kab/Kota. 4. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan memperkaya hasil penelitian dan sebagai bahan referensi peneliti lain yang akan meneliti hal yang sama.

28 Originalitas Penelitian Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Rizal Iskandar Batubara tahun 2008 dengan judul Pengaruh Latar Belakang Pendidikan, Kecakapan Profesional, Pendidikan Berkelanjutan, dan Independensi Pemeriksa terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris Pada Bawasko Medan), namun peneliti menambah satu variabel penelitian yaitu kepatuhan pada kode etik berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 28 Tahun 2007 tentang Norma Pengawasan dan Kode Etik Pejabat Pengawas Pemerintah, serta berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 tentang Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah.

29 22 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Kualitas Auditor Beberapa penulis memberikan pengertian mengenai auditing antara lain sebagai berikut : Menurut Committee of Auditing Concepts (2005) auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-bukti secara objektif mengenai suatu pernyataan tentang kegiatan atau kejadian ekonomis untuk menentukan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditentukan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Menurut Arrens and Loebbecke (2005) auditing adalah suatu kegiatan pengumpulan dan penilaian bukti-bukti yang menjadi pendukung informasi kuantitatif suatu entitas untuk menentukan dan melaporkan sejauhmana kesesuaian antara informasi kuantitatif tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh institusi atau orang yang kompeten dan independen. Menurut Leo Hebert (2005) auditing adalah suatu proses kegiatan selain bertujuan untuk mendeteksi kecurangan atau penyelewengan dan memberikan simpulan atas kewajaran penyajian akuntabilitas, juga menjamin ketaatan terhadap

30 hukum, kebijaksanaan dan peraturan melalui pengujian apakah aktivitas organisasi dan program dikelola secara ekonomis, efisien dan efektif. Hasil penelitian Deis dan Giroux (1992) menunjukkan bahwa Kantor Akuntan Publik (KAP) yang besar akan berusaha untuk menyajikan kualitas audit yang lebih besar dibandingkan dengan KAP yang kecil. Mereka melakukan penelitian tentang empat hal dianggap mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1) lama waktu auditor telah melakukan pemeriksaan terhadap suatu perusahaan (tenure), semakin lama seorang auditor telah melakukan audit pada klien yang sama maka kualitas audit yang dihasilkan akan semakin rendah, (2) jumlah klien, semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik karena auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya, (3) Kesehatan keuangan klien, semakin sehat kondisi keuangan klien maka akan ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar, dan (4) review oleh pihak ketiga, kualitas audit akan meningkat jika auditor tersebut mengetahui bahwa hasil pekerjaannya akan direview oleh pihak ketiga. Widagdo (2002) melakukan penelitian tentang atribut-atribut kualitas auditor oleh kantor akuntan publik yang mempunyai pengaruh terhadap kepuasan klien. Terdapat 12 (dua belas) atribut yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1) pengalaman melakukan audit, 2) memahami industri klien, 3) responsiff atas kebutuhan klien, 4) taat pada standar umum, 5) independensi, 6) sikap hati-hati, 7) komitmen terhadap kualitas audit, 8) keterlibatan pimpinan KAP, 9) melakukan 26

31 27 pekerjaan lapangan dengan tepat, 10) keterlibatan komite audit, 11) standar etika yang tinggi, dan 12) tidak mudah percaya. Hasil penelitian Widagdo (2002) menunjukkan bahwa ada 7 atribut kualitas auditor yang berpengaruh terhadap kepuasan klien, antara lain pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif atas kebutuhan klien, taat pada standar umum, komitmen terhadap kualitas audit dan keterlibatan komite audit. Sedangkan 5 atribut lainnya yaitu independensi, sikap hati-hati, melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat, standar etika yang tinggi dan tidak mudah percaya, tidak berpengaruh terhadap kepuasan klien Keahlian Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008 menyatakan Auditor harus mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Pimpinan APIP harus yakin bahwa latar belakang pendidikan dan kompetensi teknis auditor memadai untuk pekerjaan audit yang akan dilaksanakan. Oleh karena itu, pimpinan APIP wajib menciptakan kriteria yang memadai tentang pendidikan dan pengalaman dalam mengisi posisi auditor di lingkungan APIP. Auditor APIP harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Strata Satu (S-1) atau yang setara. Agar tercipta kinerja audit yang baik maka APIP harus mempunyai kriteria tertentu dari auditor yang diperlukan untuk merencanakan audit, mengidentifikasi kebutuhan profesional auditor dan untuk mengembangkan teknik

32 28 dan metodologi audit agar sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Untuk itu APIP juga harus mengidentifikasi keahlian yang belum tersedia dan mengusulkannya sebagai bagian dari proses rekrutmen. Aturan tentang tingkatan pendidikan formal minimal dan pelatihan yang diperlukan harus dievaluasi secara periodik guna menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi unit yang dilayani oleh APIP. Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh auditor adalah auditing, akuntansi, administrasi pemerintahan dan komunikasi. Di samping wajib memiliki keahlian tentang standar audit, kebijakan, prosedur dan praktik-praktik audit, auditor harus memiliki keahlian yang memadai tentang lingkungan pemerintahan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi unit yang dilayani oleh APIP. Dalam hal auditor melakukan audit terhadap sistem keuangan, catatan akuntansi dan laporan keuangan, maka auditor wajib mempunyai keahlian atau mendapatkan pelatihan di bidang akuntansi sektor publik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkait dengan akuntabilitas auditi. APIP pada dasarnya berfungsi melakukan audit di bidang pemerintahan, sehingga auditor harus memiliki pengetahuan yang berkaitan dengan administrasi pemerintahan. Auditor juga harus memiliki pengetahuan yang memadai di bidang hukum dan pengetahuan lain yang diperlukan untuk mengidentifikasi indikasi adanya kecurangan (fraud). Pimpinan APIP dan auditor wajib memiliki keterampilan dalam berhubungan dengan orang lain dan mampu berkomunikasi secara efektif, terutama dengan auditi. Mereka wajib memiliki kemampuan dalam berkomunikasi secara lisan

33 29 dan tulisan, sehingga mereka dapat dengan jelas dan efektif menyampaikan hal-hal seperti tujuan kegiatan, kesimpulan, rekomendasi dan lain sebagainya. Auditor harus mempunyai sertifikasi Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan mengikuti pendidikan dan pelatihan profesional berkelanjutan (continuing professional education) sesuai dengan jenjangnya. Pimpinan APIP wajib memfasilitasi auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan serta ujian sertifikasi sesuai dengan ketentuan. Dalam pengusulan auditor untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sesuai dengan jenjangnya, pimpinan APIP mendasarkan keputusannya pada formasi yang dibutuhkan dan persyaratan administrasi lainnya seperti kepangkatan dan pengumpulan angka kredit yang dimilikinya. Auditor wajib memiliki pengetahuan dan akses atas informasi teraktual dalam standar, metodologi, prosedur, dan teknik audit. Pendidikan profesional berkelanjutan dapat diperoleh melalui keanggotaan dan partisipasi dalam asosiasi profesi, pendidikan sertifikasi jabatan fungsional auditor, konferensi, seminar, kursus-kursus, program pelatihan di kantor sendiri, dan partisipasi dalam proyek penelitian yang memiliki substansi di bidang audit. APIP dapat menggunakan tenaga ahli apabila APIP tidak mempunyai keahlian yang diharapkan untuk melaksanakan penugasan. Pimpinan APIP harus menggunakan advis dan bantuan dari pihak yang berkompeten dalam hal auditor tidak memiliki pengetahuan, keterampilan, dan lain-lain kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan seluruh atau sebagian penugasan.

34 30 Tenaga ahli yang dimaksud dapat merupakan aktuaris, penilai (appraiser), pengacara, insinyur, konsultan lingkungan, profesi medis, ahli statistik maupun geologi. Tenaga ahli tersebut dapat berasal dari dalam maupun dari luar organisasi. Dalam hal penggunaan tenaga ahli, auditor harus menilai kualifikasi profesional, kompetensi dan pengalaman yang relevan, independensi dan proses pengendalian kualitas dari tenaga ahli tersebut, sebelum menerima penugasan audit Independensi Dalam semua hal yang berkaitan dengan audit, APIP harus independen dan para auditornya harus obyektif dalam pelaksanaan tugasnya. Independensi APIP serta obyektifitas auditor diperlukan agar kredibilitas hasil pekerjaan APIP meningkat. Penilaian independensi dan obyektifitas mencakup dua komponen berikut : 1. Status APIP dalam organisasi 2. Kebijakan untuk menjaga obyektifitas auditor terhadap obyek audit. Pimpinan APIP bertanggung jawab kepada pimpinan tertinggi organisasi agar tanggung jawab pelaksanaan audit dapat terpenuhi. Posisi APIP ditempatkan secara tepat sehingga bebas dari intervensi, dan memperoleh dukungan yang memadai dari pimpinan tertinggi organisasi sehingga dapat bekerjasama dengan auditi dan melaksanakan pekerjaan dengan leluasa. Meskipun demikian, APIP harus membina hubungan kerja yang baik dengan auditi terutama dalam saling memahami diantara peranan masing-masing lembaga.

35 31 Auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya. Auditor harus obyektif dalam melaksanakan audit. Prinsip obyektifitas mensyaratkan agar auditor melaksanakan audit dengan jujur dan tidak mengkompromikan kualitas. Pimpinan APIP tidak diperkenankan menempatkan auditor dalam situasi yang membuat auditor tidak mampu mengambil keputusan berdasarkan pertimbangan profesionalnya. Jika independensi atau obyektifitas terganggu, baik secara faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada pimpinan APIP. Auditor harus melaporkan kepada pimpinan APIP mengenai situasi adanya dan atau interpretasi adanya konflik kepentingan, ketidakindependenan atau bias. Pimpinan APIP harus menggantikan auditor yang menyampaikan situasinya dengan auditor lainnya yang bebas dari situasi tersebut. Auditor yang mempunyai hubungan yang dekat dengan auditi seperti hubungan sosial, kekeluargaan atau hubungan lainnya yang dapat mengurangi obyektifitasnya, harus tidak ditugaskan untuk melakukan audit terhadap entitas tersebut. Dalam hal auditor bertugas menetap untuk beberapa lama di kantor auditi guna membantu mereviu kegiatan, program atau aktivitas auditi, maka auditor tidak boleh terlibat dalam pengambilan keputusan atau menyetujui hal-hal yang merupakan tanggung jawab auditi.

36 32 Independensi pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara sangat berbeda dengan independensi yang dimiliki oleh BPK, BPKP, atau Akuntan Publik. Inspektorat Provinsi merupakan bagian dari SKPD pada Pemerintah Provinsi. Hasil pemeriksaan yang dilaksanakan Inspektorat Provinsi hanya dapat memberikan saran kepada Kepala Daerah melalui laporan hasil pemeriksaan untuk memberikan sanksi dari temuan penyalahgunaan wewenang pada SKPD-SKPD di Pemerintah Provinsi. Tindakan yang dilakukan merupakan hak mutlak Kepala Daerah. Berbeda dengan pemeriksaan yang dilakukan oleh BPK atau BPKP, kedua lembaga ini berhak melakukan ekspose kepada pusat atas hasil pemeriksaan yang telah dilakukan. Perbedaan ini menyebabkan masih kurangnya independensi auditor di Inspektorat Provinsi Kecermatan Profesional Auditor harus menggunakan keahlian profesionalnya dengan cermat dan seksama (due professional care) dan secara hati-hati (prudent) dalam setiap penugasan. Due professional care dapat diterapkan dalam pertimbangan profesional (professional judgement), meskipun dapat saja terjadi penarikan kesimpulan yang tidak tepat ketika audit sudah dilakukan dengan seksama. Due professional care dilakukan pada berbagai aspek audit, diantaranya : a. formulasi tujuan audit; b. penentuan ruang lingkup audit, termasuk evaluasi risiko audit; c. pemilihan pengujian dan hasilnya;

37 33 d. pemilihan jenis dan tingkat sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan audit; e. penentuan signifikan tidaknya risiko yang diidentifikasi dalam audit dan efek/dampaknya; f. pengumpulan bukti audit; g. penentuan kompetensi, integritas dan kesimpulan yang diambil pihak lain yang berkaitan dengan penugasan audit Kepatuhan pada Kode Etik Auditor harus mematuhi Kode Etik yang ditetapkan. Pelaksanaan audit harus mengacu kepada Standar Audit ini, dan auditor wajib mematuhi kode etik yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari standar audit. Kode etik ini dibuat bertujuan untuk mengatur hubungan antara : 1. Auditor dengan rekan sekerjanya 2. Auditor dengan atasannya 3. Auditor dengan objek pemeriksanya 4. Auditor dengan masyarakat. Pengertian Etika menurut Firdaus (2005: 37) adalah perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit.

38 34 Prinsip-prinsip yang berhubungan dengan karakteristik nilai-nilai sebagian besar dihubungkan dengan perilaku etis yaitu kejujuran, integritas, mematuhi janji, loyalitas, keadilan, kepedulian kepada orang lain, menghargai orang lain, menjadi warga yang bertanggungjawab, mencapai yang terbaik, dan ketanggunggugatan (Firdaus, 2005, 38). Sejumlah besar nilai etika dalam masyarakat tidak dapat dimasukkan dalam undang-undang karena sifat nilai tertentu yang memerlukan pertimbangan. Sebagian besar orang mendefinisikan perilaku tidak beretika sebagai perilaku yang berbeda dari sesuatu yang seharusnya dilakukan. Masing-masing orang menentukan apa yang dianggap tidak beretika, baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Penting untuk memahami mengapa orang bertindak tidak beretika menurut kita. Terdapat penyebab orang tidak beretika atau standar etika seseorang berbeda dari masyarakat secara keseluruhan atau seseorang memutuskan untuk bertindak semaunya yaitu : standar etika seseorang berbeda dari masyarakat umum, dan seseorang memilih bertindak semaunya. 2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain yaitu : Dopuch dan Simunic (1980) dan DeAngelo (1981) dalam Komalasari (2003) berargumentasi bahwa ukuran auditor berhubungan positif dengan kualitas auditor. Economies of scale KAP yang besar akan memberikan insentif yang kuat untuk

39 35 mematuhi aturan SEC sebagai cara pengembangan dan pemasaran keahlian KAP tersebut. KAP diklasifikasikan menjadi dua yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasi dengan KAP Big Five, dan kantor akuntan publik lainnya. Auditor beroperasi dalam lingkungan yang berubah, ketika biaya keagenan tinggi, manajemen mungkin berkeinginan pada kualitas audit yang lebih tinggi untuk menambah kredibilitas laporan, hal ini bertujuan untuk mengurangi biaya pemonitoran. Alim (2007) penelitiannya berjudul pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi. Penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Sementara itu, interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Penelitian ini juga menemukan bukti empiris bahwa independensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Hogan (1997) menunjukkan bahwa kantor akuntan besar dapat memberikan kualitas auditor yang baik yaitu dengan mengurangi terjadinya underpricing pada saat perusahaan melakukan penawaran perdana (initial public stock offering, IPO). Hal ini disebabkan atestesi yang dilakukan auditor yang berkualitas baik akan mengurangi asimetri informasi yang semakin besar dibandingkan auditor yang berkualitas rendah. Alia (2001) juga melakukan penelitian mengenai persepsi auditor terhadap kualitas audit mengungkapkan bahwa hanya pengetahuan saja yang berpengaruh terhadap kualitas auditor, pengalaman auditor ternyata tidak banyak memberikan kontribusi untuk meningkatkan keahlian auditor, berarti pengalaman tidak pula berpengaruh terhadap kualitas auditor. Hasil penelitiannya juga menunjukkan

40 36 pengalaman tidak berpengaruh terhadap keahlian auditor, sehingga pengalaman tidak berpengaruh pula terhadap kualitas auditor, jumlah klien yang banyak dan jenis perusahaan (go publik atau belum go publik) tidak dapat memperbaiki atau meningkatkan kualitas audit yang dilakukan auditor. Sososutikno (2003) melakukan penelitian tentang hubungan tekanan anggaran waktu dengan perilaku disfungsional serta pengaruhnya terhadap kualitas auditor. Penelitian yang dilakukan di Jokjakarta ini menyatakan tekanan anggaran waktu memungkinkan munculnya perilaku disfungsional yang tercermin dari perilaku premature sign-off, under reporting of time, dan audit quality reduction behavior namun perilaku disfungsional ini tidak berepengaruh terhadap kualitas auditor. Begitupun tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas auditor. Sedangkan Batubara (2008) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa terhadap kualitas hasil pemeriksaan (studi empiris pada Bawasko Medan). Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut : 1. Latar belakang pendidikan, kecakapan profesional, pendidikan berkelanjutan, dan independensi pemeriksa secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan. 2. Secara parsial hanya latar belakang pendidikan yang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan pada Bawasko Medan.

41 37 Meier dan Fuglister (1992) melakukan penelitian tentang How to improve audit quality perception of auditors and clients, dalam penelitian tersebut mengungkapkan bahwa pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas auditor. Hasil wawancara yang dilakukan Meier dan Fuglister (1992) terhadap auditor dan klien menunjukkan bahwa klien dan auditor setuju bahwa pelatihan dan supervisi akan meningkatkan kualitas auditor. Tabel 2.1 Tinjauan Atas Penelitian Terdahulu Peneliti Terdahulu Alim (2007) Sososutikno (2003) Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas auditor dengan etika editor sebagai variabel moderasi Hubungan Tekanan Anggaran Waktu Dengan Perilaku Disfungsional Serta Pengaruhnya Terhadap Kualitas Auditor Kompetensi dan independensi sebagai variabel independen. Kualitas auditor sebagai variabel dependen, dan etika auditor sebagai variabel moderasi Variabel Independen: Tekanan Anggaran Waktu Variabel Dependen: Kualitas Auditor Kompetensi berpengaruh signifkan terhadap kualitas auditor. Interaksi kompetensi dan etika auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor. Tekanan anggaran waktu secara langsung tidak memiliki hubungan negatif terhadap kualitas auditor. Meier dan Fuglister (1992) How to improve audit quality: perception of auditors and clients Perception of auditors, perceptions of clients, audit quality Pengalaman dalam melakukan audit mempunyai dampak yang signifikan terhadap kualitas audit.

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB.

VISI, MISI, TUJUAN, KEWENANGAN DAN TANGGUNG JAWAB. LAMPIRAN II PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG STANDAR AUDIT DAN REVIU ATAS LAPORAN KEUANGAN BAGI APIP PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT STANDAR UMUM A. VISI, MISI, TUJUAN,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Penelitian Terdahulu Sebagai acuan dari penelitian ini dapat disebutkan salah satu hasil penelitian yang telah dilakukan, yaitu: Batubara (2008) melakukan penelitian tentang

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENERAPAN KODE ETIK DAN PENGGUNAAN TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER (TABK) TERHADAP EFEKTIVITAS AUDIT OLEH AUDITOR BPK RI PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh TOHIRIN 107017067/Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat informasi baik bagi pemerintah sebagai manajemen maupun alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akuntansi sektor publik terkait dengan tiga hal pokok, yaitu : penyediaan informasi, pengendalian manajemen, dan akuntabilitas. Akuntansi sektor publik merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di

BAB I PENDAHULUAN. karena beberapa penelitian menunjukkan bahwa terjadinya krisis ekonomi di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena beberapa

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS.

ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS. ANALISIS PENGARUH AKUNTABILITAS, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN PADA INSPEKTORAT KOTA MEDAN TESIS Oleh BONA MANUEL TARIGAN SIBERO 077017034/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI

PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI SKRIPSI PENGARUH PENGALAMAN KERJA,INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DENGAN KEPATUHAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI OLEH HANNA G.M.L.TORUAN 120503237 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. pendidikan dan jenjang pendidikan. Sumber daya manusia merupakan pilar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. pendidikan dan jenjang pendidikan. Sumber daya manusia merupakan pilar BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pada bab ini akan menguraikan pengertian latar belakang pribadi pemeriksa, pengalaman pemeriksa serta kualitas hasil penelitian. 2.1.1. Latar Belakang Pribadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaran pemerintah daerah di era

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaran pemerintah daerah di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Paradigma pengawasan atas penyelenggaran pemerintah daerah di era otonomi daerah dari perubahan UU No. 5 tahun 1974 sampai dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama

BAB I PENDAHULUAN. Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) semakin lama semakin strategis dan bergerak mengikuti kebutuhan zaman. APIP diharapkan menjadi agen perubahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING

ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING ANALISIS PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, PERENCANAAN AUDIT DAN SUPERVISI AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING (Studi Kasus Pada Inspektorat Provinsi Sumatera Utara)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana,

BAB I PENDAHULUAN. tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien, serta sesuai dengan rencana, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu instansi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Bab ini akan menjelaskan tinjauan pustaa baik definisi, konsep atau hasil penelitian yang berkaitan dengan kualitas kerja, serta menentukan teori yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan suatu pengawas intern untuk meminimalisir penyimpangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 (pasal 24) pengawasan terhadap urusan pemerintahan di daerah dilaksanakan oleh Aparat Pengawas Intern Pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. T Pengaruh faktor..., Oktina Nugraheni, FE UI, 2009. 18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Fungsi audit sangat penting untuk mewujudkan akuntabilitas dan transparansi dalam suatu organisasi. Hasil audit akan memberikan umpan balik bagi semua

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX) TESIS Oleh Isna Ardila 097017072 / Akt SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, PENGAWASAN MELEKAT DAN PENDIDIKAN TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MODERATING DI KANTOR WILAYAH BADAN PERTANAHAN NASIONAL PROVINSI

Lebih terperinci

PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS. Oleh. SAHAT SIMANGUNSONG /Akt

PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS. Oleh. SAHAT SIMANGUNSONG /Akt PENGARUH PENGALAMAN TERHADAP KEMAMPUAN MENDETEKSI KEKELIRUAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS Oleh SAHAT SIMANGUNSONG 037017029/Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TAX BENEFIT DARI PENGGUNAAN HUTANG PADA INDUSTRI MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA TESIS Oleh SEPTONY BENYAMIN SIAHAAN 037017005/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

N U R K E M A L A /AKT

N U R K E M A L A /AKT PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH, BUDAYA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh N U R K E

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, DAN ETIKA TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI MALUKU UTARA SKRIPSI

PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, DAN ETIKA TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI MALUKU UTARA SKRIPSI i PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, DAN ETIKA TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPEKTORAT PROVINSI MALUKU UTARA SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi RUSLAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep, Konstruk, Variabel Penelitian 2.1.1 Pengertian Audit Pengertian auditing menurut Arens (2010) yaitu : The accumulation and evaluation of evidence about information to

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH GUN AIDIE SIMATUPANG

SKRIPSI OLEH GUN AIDIE SIMATUPANG SKRIPSI PENGARUH PENGALAMAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (DIKLAT) TERHADAP PENINGKATAN KEAHLIAN AUDITOR DALAM BIDANG AUDITING PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DI KOTA MEDAN OLEH GUN AIDIE SIMATUPANG 070503103

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (STUDI KASUS PADA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH LHOKSEUMAWE) TESIS Oleh CHAIRIL AKHYAR 077017071/Akt S E

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN ANALISIS PENGARUH PERENCANAAN, PELAKSANAAN, PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN TERHADAP PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TESIS Oleh Ardiansyah Putra 097017075 / Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN AUDITOR BPK PERWAKILAN PROVINSI SUMATERA UTARATERHADAP TINGKAT MATERIALITAS DALAMPEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGANPEMERINTAH T E S I S Oleh SYAFINA KHAIRIAH 057017018/Akt

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Literatur 2.1.1 Etika Auditor Munawir (1995), mengemukakan etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan yang menjadi landasan bertindaknya seseorang sehingga apa

Lebih terperinci

Oleh. RASUMAN /Akt

Oleh. RASUMAN /Akt ANALISIS PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, INDEPENDENSI, KEPATUHAN PADA KODE ETIK, TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DAN PENGALAMAN KERJA SEBAGAI VARIABEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Paradigma pengawasan atas penyelenggaraan pemerintah daerah di era otonomi daerah dari perubahan UU No. 5 Tahun 1974 sampai dengan UU No. 32 Tahun 2004 telah mengalami

Lebih terperinci

TESIS. Diajukan Kepada Program Studi Magister Akuntansi Untuk Memperoleh Gelar Magister Akuntansi. Oleh AUGUSTO BARRETO

TESIS. Diajukan Kepada Program Studi Magister Akuntansi Untuk Memperoleh Gelar Magister Akuntansi. Oleh AUGUSTO BARRETO PENGARUH KEAHLIAN, INDEPENDENSI, KECERMATAN PROFESIONAL DAN KEPATUHAN PADA KODE ETIK TERHADAP KUALITAS AUDITOR PADA INSPECÇÃO GERAL DO ESTADO, REPÚBLICA DEMOCRÁTICA DE TIMOR LESTE (RDTL) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI. Irtama Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Irtama 2016 1 Irtama 2016 2 SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIAGAM AUDIT INTERN 1. Pengawasan internal adalah

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. RAHMAYANI SIREGAR /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 L A H PA S C A S A R JA N A

TESIS. Oleh. RAHMAYANI SIREGAR /Akt SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 L A H PA S C A S A R JA N A PENGARUH PENERAPAN ANGGARAN BERBASIS KINERJA DAN KEADILAN PROSEDURAL TERHADAP KINERJA MANAJERIAL SKPD (STUDI KASUS PADA PEMERINTAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI) TESIS Oleh RAHMAYANI SIREGAR 077017059/Akt

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai

BAB1 PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien sesuai BAB1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu instansi

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. Oleh

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS. Oleh 1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS Oleh EDWARD SITORUS 087017049/Akt S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF TERHADAP KINERJA MANAJERIAL MELALUI KESENJANGAN ANGGARAN DAN MOTIVASI KERJA PADA PDAM TIRTANADI PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh EWIN PUTRA 087017051/Akt S E K O L A H

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH TERHADAP BELANJA DAERAH DENGAN KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PROPINSI SUMATERA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pasar global, tetapi juga merugikan negara serta dalam jangka panjang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berbagai diskusi ilmiah, korupsi diakui sebagai musuh bersama bagi masyarakat Indonesia, karena dampak nyata kegiatan korupsi bukan hanya menimbulkan high cost

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROPINSI SUMATERA UTARA

ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAH DI PROPINSI SUMATERA UTARA ANALISIS PENGARUH BELANJA DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAPKEMANDIRIANKEUANGAN DAERAHMELALUIPENDAPATAN ASLI DAERAHPEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh TRI ARIYANI 147017160/Akt

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Agusti dan Pratistha (2013) membuktikan melalui penelitiannya bahwa variabel kompetensi, independensi, dan profesionalisme memiliki pengaruh signifikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kabupaten Grobogan merupakan kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap, dan berbatasan langsung dengan 9 kabupaten lain. Letak

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEADILAN PROSEDURAL DENGAN KONFLIK SEBAGAI VARIABEL MODERATING TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA AKADEMI PARIWISATA MEDAN TESIS OLEH PARULIAN SINURAT 097017069/Akt

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH :

SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : SKRIPSI PENGARUH AKUNTABILITAS, INTEGRITAS DAN SKEPTISISME PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS HASIL AUDIT PADA INSPEKTORAT PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH : DEWITA PRATIWI 110503126 PROGRAM STUDI AKUNTANSI DEPARTEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk, AREA SUMATERA BAGIAN UTARA (SUMBAGUT) TESIS Oleh: MARTALINA SITUMORANG 147017032/Akt MAGISTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik

BAB I PENDAHULUAN. bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan menyediakan berbagai informasi keuangan yang bersifat kuantitatif dan diperlukan sebagai sarana pengambilan keputusan baik oleh pihak internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dalam Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) Tahun 2008 disebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan penilaian bukti-bukti secara kritis dan sistematis yang meliputi identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS.

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS. ANALISIS PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) TERHADAP KINERJA MANAJERIAL PEJABAT PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI TESIS Oleh HENDRA HERIANTO S. 117017014/Akt S E K O L A H PA S C A S A R

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya secara efektif dan efisien BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan Intern Pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui bahwa suatu

Lebih terperinci

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S.

PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S. PENGARUH PARTISIPASI ANGGARAN DAN KEJELASAN SASARAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PERANGKAT DAERAH DI PEMERINTAHAN KABUPATAN KARO T E S I S Oleh HARTIKA SARI GINTING 077017075/Akt S E K O L A H PA S

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR AUDIT INSPEKTORAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS.

ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS. ANALISIS PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PRESTASI KERJA TERHADAP KEPUASAN KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN PROVINSI SUMATERA UTARA TESIS Oleh ZULMAYANI 087019162/IM E K O L A H S PAS C A S A R JA N A SEKOLAH

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS.

PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS. PENGARUH MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DI RUMAH PENYIMPANAN BENDA SITAAN NEGARA KLAS-I MEDAN TESIS Oleh HEMING BAITULLAH 077019037/IM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Tingkat Pendidikan Profesi auditor internal sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi apapun, baik perusahaan swasta, BUMN/BUMD, perusahaan multinasional,

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PERAN AUDITOR INTERNAL DAN PELAKSANAAN FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN DALAM PENGELOLAAN PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP) TERHADAP KINERJA LEMBAGA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH TESIS Oleh JAMALUDDIN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka mewujudkan good governance di lingkungan pemerintahan daerah. Pemerintah harus melakukan reformasi dalam segala aspek pengelolaan keuangan daerah. Salah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 46 2016 SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. good governance dan clean government. Seiring dengan hal tersebut, pemerintah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius oleh segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jaman dan era globalisasi yang begitu pesat menjadi suatu tantangan baru bagi para pemeriksa inspektorat atau internal auditor. Profesi internal auditor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pengawasan yang dilakukan oleh aparat pengawasan pemerintah daerah dapat diklasifikasikan ke dalam tiga jenis yaitu audit keuangan, audit kinerja dan audit investigasi

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT

PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT LAMPIRAN : PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR : 82 TANGGAL : 2 DESEMBER 2014 TENTANG : PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya krisis ekonomi di Indonesia ternyata disebabkan oleh buruknya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Tuntutan ini memang wajar, karena terjadinya krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Audit merupakan suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PROFIL KAP, DAN HUBUNGAN AUDIT YANG LAMA ANTARA KAP DAN KLIEN TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN

PROFIL KAP, DAN HUBUNGAN AUDIT YANG LAMA ANTARA KAP DAN KLIEN TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN SKRIPSI PENGARUH AUDIT FEE, NON-AUDIT SERVICE, PROFIL KAP, DAN HUBUNGAN AUDIT YANG LAMA ANTARA KAP DAN KLIEN TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR DALAM KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN O L E H ADRYAN SINGARIMBUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana

BAB I PENDAHULUAN. besarnya penyerahan wewenang dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, dimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia dari pola sentralisasi menjadi pola desentralisasi membawa konsekuensi terhadap makin besarnya

Lebih terperinci

ANGGI PRATAMA NST /AKT

ANGGI PRATAMA NST /AKT FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PADA PEMERINTAHAN KOTA BINJAI DENGAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS Oleh ANGGI PRATAMA NST 1107017043/AKT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Jenderal Departemen, Satuan Pengawas Intern (SPI) di lingkungan lembaga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam mengelola negara sangat memerlukan biaya atau dana yang sangat besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penggunaan dana dalam penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah; 3. Memelihara dan meningkatkan kualitas tata kelola. penyelenggaraan tugas dan fungsi instansi pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi Daerah yang mulai diberlakukan sejak tahun 2001 telah memberikan kewenangan bagi Pemerintah Daerah untuk mengurus keuangannya sendiri dan sejalan dengan kewenangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Agoes (2008:3), menyatakan bahwa auditing merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam system akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada dalam system akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA Menurut De Angelo (1981) dalam Ardini (2010) mendefinisikan kualitas audit sebagai kemungkinan ( probability) di mana auditor akan menemukan dan melaporkan pelanggaran yang ada

Lebih terperinci

ABSTRAK. : kompetensi, independensi, etik, kualitas audit

ABSTRAK. : kompetensi, independensi, etik, kualitas audit Judul : Analisis Pengaruh Kompetensi, Independensi dan Etik pada Kualitas Audit di Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Provinsi Bali Nama : Murtapa NIM : 1415 35 1213 ABSTRAK Kompetensi,

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N ANALISIS DETERMINAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGUNGKAPAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP REAKSI INVESTOR PADA INDUSTRI MANUFAKTUR BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2004-2008 TESIS Oleh

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA PUSAT SKRIPSI Oleh : WAHYUNINGTIAS 0613010251/FE/EA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH OFALYN OCTARYA SITEPU

SKRIPSI OLEH OFALYN OCTARYA SITEPU SKRIPSI PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN, KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, AKUNTABILITAS PUBLIK, DAN PENGENDALIAN AKUNTANSI TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DI INSPEKTORAT PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

TESIS OLEH: RINY /AKT

TESIS OLEH: RINY /AKT ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI PERUSAHAAN DENGAN OPERATING PERFORMANCE SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PERUSAHAAN CONSUMER GOODS YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TESIS OLEH: RINY

Lebih terperinci

TESIS. Oleh FERRA ANDRIANI /IM

TESIS. Oleh FERRA ANDRIANI /IM PENGARUH PEMERIKSAAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT MITRADANA MADANI MEDAN TESIS Oleh FERRA ANDRIANI 087019077/IM S E K O L A H PA S C A S A

Lebih terperinci

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk Pendahuluan Piagam Audit Internal ( Internal Audit Charter ) adalah dokumen formal yang berisi pengakuan keberadaan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN /Akt

TESIS. Oleh. ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN /Akt ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETERLAMBATAN PENETAPAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PADA PEMERINTAHAN KABUPATEN LABUHANBATU TESIS Oleh ASIDO PANGIDOAN SIAGIAN 147017148/Akt MAGISTER AKUNTANSI

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA

ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA ANALISIS PENILAIAN KINERJA PEGAWAI BERDASARKAN DP3 DI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH PEMERINTAH KOTA MEDAN GELADIKARYA Oleh: INDAH SARI LIZA LUBIS NIM. 127007007 PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan

BAB I PENDAHULUAN. membawa kepada suatu perubahan adalah reformasi akan perwujudan dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era reformasi membawa banyak perubahan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Republik Indonesia. Salah satu dari sekian banyak reformasi yang membawa kepada

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT SKRIPSI PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI, KOMPETENSI, DAN PENGETAHUAN AUDITOR TERHADAP OPINI AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya) SKRIPSI Oleh : RESSA ANGGUN EKAWATI 05.13010246/FE/EA

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA ALOKASI UMUM, DANA ALOKASI KHUSUS TERHADAP KINERJA KEUANGAN DENGAN BELANJA MODAL SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI KABUPATEN DAN KOTA PROPINSI RIAU TESIS Oleh KINDY

Lebih terperinci

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan)

ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan) ANALISIS VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (Studi Pada Inspektorat Kabupaten Pamekasan) SUBHAN, SE. MA. Universitas Madura ABSTRACT The purpose of this reseach was to identify

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ), LOCUS OF CONTROL (LOC), TIME BUDGET PRESSURE, MORALITAS AUDITOR

SKRIPSI PENGARUH EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ), LOCUS OF CONTROL (LOC), TIME BUDGET PRESSURE, MORALITAS AUDITOR SKRIPSI PENGARUH EMOTIONAL SPIRITUAL QUOTIENT (ESQ), LOCUS OF CONTROL (LOC), TIME BUDGET PRESSURE, MORALITAS AUDITOR DAN KOMITMEN PROFESIONAL TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI KASUS PADA INSPEKTORAT KABUPATEN

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PERANAN SATUAN PENGAWASAN (SPI) DAN PEDOMAN PERILAKU TERHADAP PELAKSANAAN GOOD CORPORATE

SKRIPSI PENGARUH PERANAN SATUAN PENGAWASAN (SPI) DAN PEDOMAN PERILAKU TERHADAP PELAKSANAAN GOOD CORPORATE SKRIPSI PENGARUH PERANAN SATUAN PENGAWASAN (SPI) DAN PEDOMAN PERILAKU TERHADAP PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA DI MEDAN OLEH NOVITA RAHMADANI 120503295 PROGRAM

Lebih terperinci

PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING PENGARUH FIRM SIZE, LEVERAGE DAN PROFITABILITY TERHADAP EARNINGS RESPONSE COEFFICIENT (ERC) DENGAN VOLUNTARY DISCLOSURE SEBAGAI VARIABEL INTERVENING TESIS Oleh OKTAVIANNA SEMBIRING 137017020/ Akt MAGISTER

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 57 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN INSPEKTORAT MENGAKSES DATA DAN INFORMASI PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintahan. Melalui pengawasan intern dapat diketahui apakah suatu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER) PT PERTAMINA INTERNASIONAL EKSPLORASI & PRODUKSI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 3 1.1 Umum... 3 1.2 Visi, Misi, Dan Tujuan... 3 1.2.1 Visi Fungsi Audit Internal...

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuntutan dalam perwujudan good governance yang semakin meningkat berimplikasi pada sistem pengelolaan keuangan secara akuntabel dan transparan. Hal ini tidak terpisahkan

Lebih terperinci

PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS

PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS PENGARUH TAX EFFORT, PERTUMBUHAN BELANJA MODAL DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI PADA KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA UTARA TESIS Oleh : ALBEN NURADI PANJAITAN 087017085/Akt E K O L A

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Bogor)

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Bogor) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hasil Pemeriksaan (Studi Empiris pada Inspektorat Kabupaten Bogor) JAM 13, 1 Diterima, September 2014 Direvisi, Desember 2014 Januari 2015 Disetujui, Februari 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kinerja auditor yang dapat dijadikan sebagai referensi peneliti dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

RIZAL ISKANDAR BATUBARA /AKT

RIZAL ISKANDAR BATUBARA /AKT ANALISIS PENGARUH LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, KECAKAPAN PROFESIONAL, PENDIDIKAN BERKELANJUTAN, DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN (STUDY EMPIRIS PADA BAWASKO MEDAN) TESIS Oleh

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang dilakukan sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Profesionalisme Profesi dan profesionalisme dapat dibedakan secara konseptual. Profesi merupakan jenis pekerjaan yang memenuhi beberapa kriteria,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DI INSPEKTORAT KABUPATEN TAPANULI UTARA.

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DI INSPEKTORAT KABUPATEN TAPANULI UTARA. PENGARUH KEAHLIAN AUDIT DAN INDEPENDENSI PEMERIKSA TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN DI INSPEKTORAT KABUPATEN TAPANULI UTARA Oleh TOMAN SONY TAMBUNAN 087019046/ IM S E K O L A H PA S C A S A R J A N

Lebih terperinci

SKRIPSI OLEH: RAISYA AZRINA

SKRIPSI OLEH: RAISYA AZRINA SKRIPSI PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, ETIKA PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA UTARA OLEH: RAISYA

Lebih terperinci

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS

PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS PENGARUH INFORMASI AKUNTANSI DAN INFORMASI NON AKUNTANSI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREDIT PADA PT. BANK CIMB NIAGA Tbk CABANG MEDAN PETISAH TESIS Oleh MOHAMMAD REZA SEPTRIAWAN 077017049/Akt SEKOLAH

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh. KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

T E S I S. Oleh. KHAIRUDDIN BATUBARA /Akt L A H PA S C A S A R JA N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 PENGARUH PENGALAMAN DAN PENGETAHUAN APARAT PENGAWAS INTERN PEMERINTAH TERHADAP PENDETEKSIAN PENYIMPANGAN DENGAN INTUISI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING DI INSPEKTORAT KABUPATEN DELI SERDANG T E S I S Oleh

Lebih terperinci