PERAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI SAMPAH DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI SAMPAH DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT"

Transkripsi

1 PERAN MASYARAKAT DALAM MENANGGULANGI SAMPAH DI KELURAHAN KAMONJI KECAMATAN PALU BARAT MOH. ZULKIFLI B. YUNDE A JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN 2016

2 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING Judul Penelitian : Peran Masyarakat dalam Menanggulangi Sampah dikelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat Penulis : Moh Zulkifli B.Yunde Stambuk : A Telah diperiksa dan disetujui Untuk diterbitkan Pembimbing I Pembimbing II Dr. Samuel Sanda Patampang, M.Si Abdul Hamid, S.Ag., M.Pd.I NIP NIP Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Universitas Tadulako Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi Drs. Charles Kapile, M. Hum Nurvita, S.Pd., M.Pd NIP NIP

3 ABSTRAK Moh Zulkifli B.Y, (2016). Peran Masyarakat Dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing (I) Samuel Sanda Patampang, (II) Abdul Hamid Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran Masyarakat dalam Menanggulangi sampah, bagaimana bentuk peranan masyarakat dalam menanggulangi sampah, faktor-faktor apa yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam menanggulangi sampah dan bagaimana sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Kualitatif dengan Metode Penelitian Deskriptif dan menggunakan pendekatan survei. Adapun populasi dalam penelitian adalah seluruh masyarakat Kelurahan Kamonji yang berjumlah Jiwa dengan Sampel Penelitian ini berjumlah 45 orang. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, Kuesioner, observasi dan dokumentasi. Sedangkan Teknik Analisis data menggunakan teknik Deskriptif Kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Peran masyarakat dalam menanggulangi sampah yang diwujudkan dalam kegiatan hak dan kewajiban, memikirkan, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi program-program kemasyarakatan tergolong rendah, Bentuk peranan masyarakat dalam menanggulangi sampah dikatakan masih kurang memuaskan, Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam menanggulangi sampah masih tergolong rendah dan Sistem pengelolaan sampah masih terbilang kurang memuaskan. Kata kunci: Peran Masyarakat dan Menanggulangi Sampah

4 ABSTRACT Moh. Zulkifli B.Y, (2016). The Role of Society in Tackling the Garbage in Kamonji Village of West Palu Subdistrict. Skripsi. Geography Study Program. Sosial Science Department. Teacher Training and Education Faculty, Tadulako Universty. Supervisor: Samuel Sanda Patampang and Co-Supervisor: Abdul Hamid. The problems in this research are how the role of society in tackling the garbage, the factors that influence the society involvement in tackling the garbage and how the waste management system in Kamonji village of West Palu subdistrict. The research was a qualitative research with descriptive method and used a survery approach. The population in this research was all of people in Kamonji village amount to people with the sample amount to 45 people. Data collection techniques include interviews, questionnaires, observation and documentation. Data analysis technique used qualitative descriptive technique. The results of this research show that the role of society in tackling the garbage that is embodied in the activites of right and obligation, thinking and planning, implementing and evaluating the society programs is low. The role of society in tackling the garbage is unsatisfying. The effect factors of society involvement in tackling the garbage is still relatively low and the waste management system is still unsatisfying. Keywords: The role of society and Tackling the Garbage.

5 I. PENDAHULUAN Berbagai macam persoalan yang dihadapi oleh masyarakat perkotaan saat ini, namun masalah sampah menjadi topik penting yang sering dibicarakan. Permasalahan sampah berjalan seiring dengan perkembangan kebudayaan masyarakat itu tersediri. Pertambahan jumlah penduduk di perkotaan yang pesat berdampak pada terhadap peningkatan jumlah sampah yang dihasilkan atau semakin laju tingkat penguasaan teknologi dan industri suatu kelompok masyarakat maka sampah yang dihasilkannya pun semakin banyak. Masalah sampah mutlak harus ditangani secara bersama-sama antara Pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat dan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu dibutuhkan kesadaran dan komitmen bersama menuju perubahan sikap, perilaku dan etika yang berbudaya lingkungan. Menurut Azwar, (2003:39), menyatakan bahwa Sampah berupa sumber, bentuk, jenis dan komposisinya sangat di pengaruhi oleh tingakat budaya masyarakat dan kondisi alamnya, semakin laju tingkat kebudayaannya semakin komplek pula sumber dan macam sampah yang dihasilkan. Selain itu perubahan gaya hidup bagi sebagian besar penduduk perkotaan yang cenderung lebih konsumtif ikut memperbanyak kualitas sampah. Persoalan lain yang ikut memberi pengaruh terhadap sistem pengolaan sampah adalah keterbatasan armada pengangkut tumpukan-tumpukan sampah dari rumah-rumah penduduk ke tempat pembuangan sampah (TPS) dan tempat pembuangan akhir (TPA). Ketidak ikutan masyarakat dalam memelihara lingkungannya akan mengakibatkan lingkungan itu menjadi kurang bersih dan kurang sehat. Demikian juga masyarakat yang dilingkungannya akan mengakibatkan lingkungan perkotaan menjadi lingkungan yang kotor. Selain itu partisipasi masyarakat luas juga berperan serta dalam menjaga pelestarian lingkungan, karena hal ini saling terkait antara satu dengan lainnya. Proses pembangunan di Kota Palu semakin pesat seiring dengan perkembangan waktu dan kemajuan teknologi. Upaya dalam meningkatkan kebersihan lingkungan di wilayah Kota Palu, Pemerintah Kota melalui Dinas Lingkungan dan Kebersihan Kota Palu telah menyediakan tempat pembuangan sampah (TPS) sebanyak 229 buah yang tersebar di seluruh Kecamatan dan1 buah lokasi tempat pembuangan akhir (TPA) di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan Mantikulore seluas 30 Ha. Volume sampah yang berhasil terangkut pada tahun 2014 sebanyak 974,1361 M³ dengan menggunakan armada truk sampah sebanyak 28 unit dan 21 unit container penampung yang tersebar diseluruh wilayah Kota Palu (Data BPS Kota Palu, 2014).

6 Menghadapi masalah kebersihan lingkungan pemukiman di Kota Palu, tidak cukup dengan mengandalkan lembaga-lembaga formal yang telah ditunjuk pemerintah, seperti Dinas Pekerjaan Umum ataupun Dinas Kebersihan Lingkungan dan Pertanaman Kota. Akan tetapi perlu adanya bantuan dari berbagai kelompok sosial lainya dan ikut terlibat langsung masyarakat setempat dalam menanggulangi sampah, hal ini dapat mengurangi debit sampah yang ada di lingkungan perkotaan. Khususnya di Kelurahan Kamonji merupakan salah satu Kelurahan di wilayah hukum administrasi Kecamatan Palu Barat Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki 15 RT dan 6 RW. Kelurahan ini terletak di dataran tinggi yang memiliki luas wilayah 0,85 Km² dengan ketingggian 0-15 m DPL yang beriklim tropis. Lahan yang berada di Kelurahan Kamonji sebagian besar digunakan untuk pemukiman umum dengan luas lahan ± 0,84 Km², dengan jumlah penduduk sebanyak jiwa (Kecamatan Palu Barat dalam Angka 2014). Berdasarkan observasi awal di Kelurahan Kamonji, menurut bapak H. Muchsen (57 Tahun) bahwa Penanganan masalah sampah khususnya di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat masih banyak mengalami kendala. Kebiasaan masyarakat yang membuang sampah langsung ke badan jalan, lahan yang kosong bahkan di tempat saluran air atau dranaise. Hal ini yang mengakibatkan lingkungan menjadi tidak baik/kotor, karena kurangnya kemampuan masyarakat untuk mengelolah sampah yang dihasilkan dalam kegiatan rumah tangga. Kurangnya kesadaran mereka tentang arti pentingnya pelestarian lingkungan, menyebabkan mereka kurang peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Pembuangan sampah sembarangan seperti di tempat saluran air atau dranaise, badan jalan merupakan salah satu bukti masih rendahnya peran masyarakat dalam pelestrian lingkungan tersebut, bukan saja menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi juga menjadi tanggung jawab masyarakat. Pengikutsertaan masyarakat ini, diperlukan untuk meningkatkan perasaan ikut memiliki (sense of belonging) dalam setiap proses kegiatan. Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, penulis ingin melakukan penelitian di Kelurahan Kamonji, tentang Peran Masyarakat dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. Dengan fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui peran masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. II. METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian

7 Menurut Sugiyono (2009: 1) jenis penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pendekatan deskriptif, dengan menggunakan metode pendekatan survey. Menurut Sugiyono (2009: 24), bahwa jangka waktu penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada posisi besar maupun kecil. b. Tempat/Lokasi Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. Dimana penulis mengambil lokasi penelitian di Kelurahan Kamonji dengan alasan karena lebih mudah terjangkau dan dekat dengan tempat peneliti dalam mendapatkan data dan informasi. PETA ADMINISTRASI KELURAHAN KAMONJI c. Populasi Populasi dalam penelitian ini ialah seluruh masyarakat di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat yang berjumlah Penduduk terdiri dari jiwa laki-laki dan perempuan.

8 d. Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah perwakilan setiap RT masingmasing tiga orang sehingga berjumlah 49 orang dengan pertimbangan bahwa setiap tiga atau empat responden akan mewakili setiap RT yang ada di Kelurahan Kamonji, serta mempermudah peneliti menyebarkan angket karena apabila jumlah sampel yang diambil banyak maka waktu dan biaya akan digunakan lebih banyak. e. jenis Data Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui responden. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan kuosioner. Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari buku-buku, peraturan-peraturan dan bahan-bahan lainnya yang berkaitan dengan objek penelitian serta dapat memberikan masukan dan informasi bagi penulis. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dengan teknik dokomentasi berupa buku-buku dari perpustakaan, dokumen profil Kelurahan dari kantor Kelurahan Kamonji dan foto-foto pada saat penelitian. f. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari masyarakat mulai dari Kepala Kelurahan Kamonji beserta jajarannya, dan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Kelurahan Kamonji serta beberapa masyarakat Kelurahan Kamonji. g. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Observasi, dimulai dengan melakukan pengamatan awal ke lokasi penelitian keseluruh Kelurahan Kamonji. 2. Wawancara, teknik wawancara untuk menggali lebih dalam lagi tentang sejauh mana peran masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji. Pertama penulis mewawancarai Kepala Kelurahan Kamonji, kemudian dilanjutkan dangan mewawancarai salah satu staf Kelurahan yang bertugas sebagai Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) beserta jajaranya. Untuk lebih mendalami lagi, penulis mewawancarai beberapa masyarakat dalam hal ini keluarga sebagai peduduk yang sudah sekian lama berdomisili di Kelurahan Kamonji, 3. Kuesioner, digunakan untuk mendapatkan data informasi secara mendalam melalui Responden. Kuesioner adalah alat penelitian yang berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan di jawab oleh responden. Waktu yang dibutuhkan pada teknik ini yaitu selama 2 minggu.

9 4. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa: buku-buku dari perpustakaan, dokumen/file profil kelurahan dari kantor Kelurahan Kamonji, data-data dari Kantor Kecamatan Palu Barat serta foto-foto saat penelitian langsung. h. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian yang diamati. Pada dasarnya penelitian harus menggunakan alat ukur, maka dengan adanya instrumen dalam penelitian ini bertujuan agar dapat memberikan kemudahan dalam memperoleh data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa daftar angket, dengan jenis angket tertutup dimana para responden tinggal memberikan tanda check atau silang pada alternatif jawaban yang disediakan mengenai peran masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat. i. Teknik Analisis Data Analisis data diperlukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan penelitian sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan peneliti. Setelah data terkumpul kemudian dianalisis. Sehingga nanyinya akan menghasilkan kesimpulan yang akan dipertanggung jawabkan kebenaranya. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Teknik ini digunakan karena dalam penulisan ini menjelaskan data yang lebih mengutamakan kata-kata ditunjang dengan menggunakan tabel seperlunya, sesuai dengan yang ditemukan dalam penelitian dan presentasi data. Berdasarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian dilapangan dengan menggunakan observasi, angket, wawancara dan dokumentasi, maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu teknik analisis data angket dan teknik analisis data kualitatif (wawancara). Untuk menganalisis hasil wawancara dilakukan dengan tiga tahapyang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman, 1992). a. Reduksi Data Reduksi dilakukan dengan memilih, menyeleksi data, menyerdehankan dan tansformasi data kasar yang terdapat dalam catatan lapangan. Reduksi data dijukan untuk menggolongkan, mengarahkan dan membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisir data menurut permasalahan.

10 b. Penyajian Data Penyajian data adalah untuk menyusun seluruh informasi dari nforman sehingga dari penyajian data tersebut dapat memberikan kemungkinan untuk ditarik suatu kesimpulan. Adapun maksud diadakannya penyajian data yaitu penulis selanjutnya akan menghimpun maupun menafsirkan informasi yang telah didapatkan melalui wawancara dan kuesioner untuk melakukan tindakan selanjutnya. c. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan dilakukan setelah diperoleh sekumpulan informasi dan data yang tersusun melalui penyajian data. Ketiga alur analisis ini berlangsung secara terus menerus sepanjang penelitian ini berlangsung. Sedangkan untuk menganalisis data angket, dalam hal ini penulis menggunakan distribusi frekuensi sebagaimana diuraikan berikut: Keterangan : P= X 100 % P = Persentase yang dicapai F = Jumlah frekuensi benar dari setiap alternatif jawaban N = Jumlah Responden Sumber : ( Sudjana, 2007: ). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Kamonji merupakan salah satu Kelurahan yang berada di wilayah hukum administrasi Kecamatan Palu Barat Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki 15 RT dan 6 RW. Kelurahan ini terletak di dataran rendah yang memiliki luas wilayah pemukiman 0,85 Km2, kuburan 300 M, pekarangan 0,70 M², prasarana M. Posisi Kelurahan Kamonji berbatasan dengan : - Kelurahan Lere dan Kelurahan Baru disebelah Utara - Kelurahan Boyaoge disebelah Selatan - Kelurahan Siranindi disebelah Timur - Kelurahan Donggala Kodi dan Kelurahan Balaroa disebelah Barat. Secara garis besar wilayah Kelurahan Kamonji merupakan daerah dataran yang terletak pada ketinggian (elevasi) 10 m diatas permukaan laut. Topografi wilayah datar hingga pegunungan sedang. Sesuai data statistik penggunaan lahan untuk Kelurahan Kamonji terdiri dari penggunaan lahan untuk bangunan sekitar 0,70 Km2 dan lain-lain sekitar 0,15 Km2 antara lain untuk keperluan fasilitas umum yaitu Lapangan Olah Raga sekitar 0,1 Km2.

11 Kelurahan Kamonji merupakan daerah pusat pelayanan jasa menjadikan lingkungan Kelurahan tersebut relatif lebih padat dibandingkan kelurahan lainnya. Kondisi ini menjadi kendala bagi kelurahan Kamonji. Salah satu langkah kongkret yang harus dilakukan dengan penataan kawasan yang dapat meminimalisir segala masalah lingkungan yang menjadi imbas dari kepadatan penduduk yang tak terkendali. Menurut data hasil survei dilapangan dari keseluruhan daerah pemukiman yang ada di Kelurahan Kamonji sekitar 70% dalam kondisi kumuh, hal ini diperparah lagi dengan tidak berfungsinya drainase sehingga dengan keadaan geografis kelurahan kamonji yang berdataran rendah sehingga daerah ini menjadi daerah rawan banjir. Jumlah Penduduk Kelurahan Kamonji hingga tahun 2014 sebesar Jiwa dengan rincian menurut jenis kelamin laki-laki sebanyak jiwa dan perempuan sebanyak jiwa dengan kepadatan penduduk jiwa/km². Adapun jumlah penduduk Kelurahan Kamonji berdasarkan jenis kelamin yaitu laki-laki berjumlah jiwa (49,6%) dan perempuan berjumlah Jiwa (50,4%). Pada wilayah Kelurahan Kamonji telah dibangun suatu sistem jaringan drainase secara sporadik umumnya pararel dengan jaringan jalan. Pada beberapa sistem jaringan nampaknya belum berfungsi dengan baik, sehingga dimusim hujan sering kali dipenuhi sampah akibatnya air yang tersumbat meluap ke badan jalan. Pengelolaan sampah di Kelurahan Kamonji saat ini di Kelola oleh Pemerintah Kelurahan dengan melibatkan masyarakat. Program ini ditunjang dengan adanya beberapa unit kenderaan sampah (Motor Kaisar) yaitu masing-masing terdapat di setiap ketua RW dan hanya satu tempat pembuangan sampah (TPS) yang ada di Kelurahan Kamonji yaitu hanya terdapat di pasar Inpres dan bahkan banyak masyarakat yang mengeluh tidak ada lahan kosong yang disediakan pemerintah setempat untuk pembangunan bak tempat pembuagan sampah (TPS). Hal ini membuktikan bahwa TPS dan Kenderaan operasional sampah di wilayah Kelurahan Kamonji belum memadai untuk menanggulangi sampah yang dihasilkan setiap harinya oleh masyarakat Kelurahan Kamonji. 3.2 Hasil Penelitian Tabel 4.13 Tanggapan Responden mengenai Hak masyarakat dalam Penanggulangan Sampah 1. Sangat Setuju Setuju 25 55,6 3. Kurang Setuju 1 2,2 4. Tidak Setuju 1 2,2 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 1

12 Tabel 4.14 Tanggapan Responden Mengenai Kewajiban Masyarakat dalam Penanggulangan Sampah 1. Sangat Setuju Setuju 31 68,9 3. Kurang Setuju 2 4,4 4. Tidak Setuju 3 6,7 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 2 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Peran Masyarakat dalam Memikirkan Penanggulangan Sampah 1. Sangat Setuju 21 46,7 2. Setuju 22 48,9 3. Kurang Setuju 2 4,4 4. Tidak Setuju 0 0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 3 Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Peran Masyarakat dalam Merancanakan Kegiatan Kerja Bakti untuk Kebersihan Lingkungan 1. Sangat Setuju 22 48,9 2. Setuju 23 51,1 3. Kurang Setuju Tidak Setuju 0 0 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 4 Tabel 4.17 Tanggapan Responden Mengenai Cara Pembuangan Sampah Yang Dilakukan Oleh Masyarakat 1. Dibuang di sembarang tempat 11 24,4 2. Dibiarkan saja dekat bak sampah 26 57,8 3. Dibuang dekat bak sampah dan dibakar/ditanam 3 6,7 4. Dibuang di TPS yang telah disediakan 5 11,1 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 5 Tabel 4.18 Tanggapan Responden mengenai Peran Masyarakat yang Dilakukan sejauh ini untuk Lingkungan Sekitar 1. Sangat Setuju Membersihkan lingkungan 8 17,8 2. Setuju membersihkan lingkungan 22 48,9 3. Kurang Setuju membersihkan lingkungan Tidak Setuju membersihkan lingkungan 6 13,3 % Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 6

13 Tabel 4.19 Tanggapan Responden Mengenai Program Khusus Masyarakat dalam Penanggulangan Sampah di Kelurahan Kamonji 1. Sangat ada 3 6,7 2. Ada 29 64,4 3. Kurang ada 6 13,3 4. Tidak ada 7 15,6 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 7 Tabel 4.20 Tanggapan Responden Mengenai Sumbangan Berupa Uang Untuk Perbaikan atau Membangun TPS di Kelurahan Kamonji 1. Sangat Sering 4 8,9 2. Sering 15 33,3 3. Kurang Sering 16 35,6 4. Tidak Sering 10 22,2 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 8 Tabel 4.21 Tanggapan Responden Mengenai sumbangan Lahan Kosong Untuk Membangun TPS di Kelurahan Kamonji 1. Sangat Sering 3 6,7 2. Sering 5 11,1 3. Kurang Sering 11 24,4 4. Tidak Sering 26 57,8 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 9 Tabel 4.22 Tanggapan Responden Mengenai Bentuk Masyarakat Berupa Buah Pikiran 1. Sangat Setuju 8 17,8 2. Setuju 32 71,1 3. Kurang Setuju 3 6,7 4. Tidak Setuju 2 4,4 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 10 Tabel 4.23 Tanggapan Responden Mengenai Bentuk Masyarakat Berupa Tenaga 1. Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju 6 13,3 4. Tidak Setuju 3 6,7 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 11

14 Tabel 4.24 Tanggapan Responden Mengenai Bentuk Masyarakat Berupa Keterampilan 1. Sangat Setuju 6 13,3 2. Setuju 6 13,3 3. Kurang Setuju 24 53,4 4. Tidak Setuju 9 20 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 12 Tabel 4.25 Tanggapan Responden Mengenai Masyarakat Terlibat dalam Lembaga Swadaya Masyarakat Untuk Memberikan Sosialisasi Tentang Penanggulangan Sampah 1. Sangat Terlibat 4 8,9 2. Terlibat 12 26,7 3. Kurang Terlibat 13 28,9 4. Tidak Terlibat 16 35,5 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 13 Tabel 4.26 Tanggapan Responden Mengenai Faktor Pengetahuan Masyarakat Terhadap Kondisi Pemukiman Penduduk 1. Sangat Bersih 1 2,2 2. Bersih 16 35,6 3. Kurang Bersih 21 46,6 4. Tidak Bersih 7 15,6 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 14 Tabel 4.27 Tanggapan Responden mengenai faktor Sikap Masyarakat dalam Menjaga Lingkungan 1. Sering Cukup 23 51,1 3. Kurang 3 6,7 4. Tidak Pernah 1 2,2 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 15 Tabel 4.28 Tanggapan Responden Mengenai Faktor Keyakinan Masyarakat Terhadap Lokasi Lingkungan Sekitar 1. Sangat Baik 3 6,6 2. Baik 26 57,8 3. Cukup Baik Buruk 7 15,6 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 16

15 Tabel 4.29 Tanggapan Responden Mengenai Faktor Sosial Masyarakat Tentang Kepedulian Lingkungan 1. Sangat Setuju 19 42,2 2. Setuju 21 46,7 3. Kurang Setuju 3 6,7 4. Tidak Setuju 2 4,4 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 17 Tabel 4.30 Tanggapan Responden Mengenai Kejadian Bencana Banjir di Kelurahan Kamonji 1. Sering Terjadi 22 48,9 2. Pernah Terjadi 12 26,7 3. Kurang Terjadi 5 11,1 4. Tidak Terjadi 6 13,3 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian 2016 (data diolah) No 18 Tabel 4.31 Tanggapan Responden Mengenai Keikutsertaan Masyarakat dalam Kegiatan Kerja Bakti untuk Menjaga Kebersihan Lingkungan 1. Selalu ikut/datang 14 31,1 2. Kadang ikut/datang 19 42,2 3. Ikut/datang meskipun hanya sekali Tidak pernah ikut/datang 3 6,7 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 19 Tabel 4.32 Tanggapan Responden Mengenai Kegiatan Kerja Bakti dalam Membangun Bak tempat pembuangan sampah (TPS) 1. Sangat Sering 2 4,4 2. Pernah 21 46,7 3. Kurang 7 15,6 4. Tidak pernah 15 33,3 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 20 Tabel 4.33 Tanggapan Responden Mengenai cara Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan 1. Membuang sampah pada tempatnya 10 22,2 2. Mendaur ulang sampah 7 15,6 3. Mengurangi barang-barang sekali pakai buang 3 6,6 4. Semua benar 25 55,6 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 21

16 Tabel 4.34 Tanggapan Responden Untuk Mengurangi Debit Sampah di Kelurahan Kamonji No Jawaban Jumlah Jiwa Persentase (%) 1. Memberdayakan mayarakat 8 17,8 2. Menambah armada pengangkutan 5 11,1 3. Menambah tenaga kerja serta armada pengangkutan 32 71,1 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 22 Tabel 4.35 Tanggapan Responden Mengenai Masyarakat dalam Mengurangi Debit Sampah 1. Sangat Setuju Setuju 29 64,5 3. Kurang Setuju 5 11,1 4. Tidak Setuju 2 4,4 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 23 Tabel 4.36 Tanggapan Responden mengenai Pemakaian Barang-barang yang Bisa Dipakai Kembali 1. Sangat Setuju 3 6,7 2. Setuju 22 48,9 3. Kurang Setuju 11 24,4 4. Tidak Setuju 9 20 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 24 Tabel 4.37 Tanggapan Responden Mengenai Masyarakat Pernah Melakukan Sistem Pengelolaan Sampah Dengan Cara Mendaur Ulang. 1. Sangat Sering 1 2,2 2. Sering 11 24,4 3. Kurang Sering Tidak Penah 15 33,4 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 25 Tabel 4.38 Tanggapan Responden Mengenai Masyarakat Sering Mengganti Barang-barang Sekali Pakai dengan Barang yang Lebih Tahan Lama. 1. Sangat Sering 2 4,4 2. Sering 24 53,4 3. Kurang Sering 14 31,1 4. Tidak Penah 5 11,1 Sumber: Data Primer Hasil Penelitian, 2016 No 26

17 3.3 Pembahasan Peran Masyarakat dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Kamonji Berdasarkan hasil penelitian di lapangan berupa informasi dari Kepala Kelurahan Kamonji, bapak H. Muchsen Achmad, SH (57 Tahun) menjelaskan bahwa: Peran masyarakat dalam menanggulangi sampah dan menjaga kondisi lingkungan di Kelurahan Kamonji agak cukup baiklah sedikit, artinya 50 % masyarakat berpartisipasi dan 50 % pihak pemerintah Kelurahan selalu tangani langsung lingkungannya melalui Ketua-ketua RT/RW yang mengurus, mengontrol dan memberikan pengarahan kepada masyarakat yang membuang sampah sembarang, disamping itu kesadaran masyarakat tentang kepedulian lingkungan terutama dalam menanggulangi/mengelolah sampah sangatlah kurang, dalam hal ini masyarakat kami sangat cuek terhadap penanggulangan ataupun pengelolaan sampah, karena mereka hanya mengharapkan Program Padat Karya. Sedangkan yang seharusnya mereka juga terlibat langsung dalam membersihkan lingkungannya. Kemudian dari pada itu terdapat program khusus di Kelurahan Kamonji yaitu sabtu bersih yang langsung di koordinir oleh Pak Lurah, Babinsa, Babinkandikmas, dan Tokoh-tokoh masyarakat sampai terlibat pula Komunitas Padat Karya untuk turun langsung menggerakan masyarakat Kelurahan Kamonji dalam melaksanakan kegiatan kerja bakti seperti membersihkan halaman rumah masing-masing, membersihkan selokan air dan sebagainya (Hasil wawancara hari Kamis, 06 Oktober Jam Wita). Kemudian dari pada itu hasil tersebut diperkuat dari salah satu pemerintah Kelurahan Kamonji yaitu ketua RW, bapak Syafrudin (67 Tahun) menjelaskan bahwa: Peran masyarakat di Kelurahan Kamonji dalam menanggulangi sampah dikatakan kurang menjanjikan, artinya masih banyak masyarakat yang membuang sampah bukan pada tempatnya melainkan masyarakat yang membuang sampah disaluran air/drainases sehingga menyebabkan air yang meluap bahkan terjadi banjir. Hal ini sesuai dengan pertanyaan bagaimana keterlibatan masyarakat selama ini dalam menjaga lingkungan. selain itu adapula masyarakat yang sering melanggar aturan tentang kebersihan lingkungan. Kemudian dari pada itu pemerintah juga belum menyediakan tempat pembuangan sampah di Kelurahan Kamonji. (Hasil wawancara hari Sabtu, 08 Oktober Jam Wita). Adapun peran masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat dapat dilihat dari tanggapan responden yang terlihat bahwa, sebanyak 25 masyarakat (55,6 %) menyatakan setuju mempunyai hak dalam menanggulangi debit sampah di Kelurahan Kamonji, disamping itu tak lupa pula sebanyak 31 masyarakat (68,9 %) menyatakan setuju dengan kewajiban mereka dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji, sebanyak 22 masyarakat (48,9 %) menyatakan setuju ikut terlibat dalam memikirkan masalah tentang sampah, sebanyak 23 masyarakat (51,1 %) menyatakan setuju keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan kerja bakti di lingkungan Kamonji, sebanyak

18 26 masyarakat (57,8 %) menyatakan dibiarkan saja dekat bak sampah, sebanyak 22 masyarakat (48,9 %) menyatakan setuju membersihkan lingkungan sekitar wilayah kamonji, sebanyak 29 masyarakat (64,4 %) menyatakan bahwa ada program khusus di Kelurahan Kamonji yaitu program sabtu bersih dimana semua masyarakat dan pemerintah Kelurahan Kamonji ikut terlibat dalam program ini. Menurut pandangan bapak/ibu yaitu masyarakat harus meningkatkan nilai kesadaran dalam menjaga lingkungan yang bersih Bentuk-bentuk Peranan Masyarakat dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Kamonji. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan berupa informasi dengan pak Jamal (47 Tahun), selaku ketua RW 04 dan Koordinator Badan Keswadayaan Masyarakat menjelaskan bahwa: Bentuk peranan masyarakat Kamonji dalam menanggulangi sampah dikatakan masih kurang memuaskan hal ini dikarenakan belum ada bentuk usaha pengelolaan sampah untuk mengembangkan keterampilan masyarakat, dikarenakan oleh pemerintah Kelurahan belum menerapkan dan mengajarkan cara-cara mendaur ulang sampah kepada masyarakat Kamonji sehingga belum ada kegiatan dan tempat pengelolaan sampah, seperti daur ulang, akan tetapi anggapan dari pihak Kelurahan pemulunglah sebagai daur ulang sampah. Kemudian dari pada itu tidak ada sumbangan atau bantuan berupa uang atau harta benda untuk perbaikan/pembangunan TPS, hal ini dikarenakan sudah ada bantuan dari pihak Kelurahan Kamonji berupa tong-tong sampah yang ditempatkan disetian RT/RW, dan bentuk partisipasi masyarakat Kelurahan Kamonji terhadap peduli lingkungan yaitu mengikuti sosialisasi kebersihan dan keamanan lingkungan, memberikan sumbangan tenaga kerja, menyatukan pemikiran-pemikiran untuk menuju lingkungan yang aman, bersih, nyaman dan tentram. (Hasil wawancara pada hari Jumat, 07 Oktober Jam Wita). Bentuk peran masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji dapat dilihat dari tanggapan responden yang terlihat bahwa, sebanyak 16 orang (35,6 %) menyatakan kurang sering memberikan sumbangan berupa uang untuk perbaikan atau pembangunan tempat pembuangan sampah, sebanyak 26 orang (57,8 %) menyatakan tidak sering memberikan sumbangan berupa harta benda misalnya lahan yang kosong untuk pembangunan TPS, sebanyak 32 orang (71,8 %) menyatakan setuju memberikan bentuk partisipasi dalam bentuk buah pikiran, sebanyak 27 orang (60 %) menyatakan setuju memberikan sumbangan tenaga kerja untuk menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji, sebanyak 24 orang (53,4 %) menyatakan masih kurang setuju membentuk usaha untuk mengembangkan keterampilan dalam mengelolah sampah rumah tangga, dan sebanyak 16 orang (35,5 %) menyatakan tidak terlibat dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau yang biasanya di Kelurahan Kamonji disebut Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) yang

19 akan membantu dalam rangka memberikan sosialisasi tentang penanggulangan sampah. Dengan demikian saran dari pak Jamal bahwa pihak pemerintah Kota harus menyediakan TPS khusus setiap Kelurahan paling tidak maksimal satu Kelurahan satu TPS, salain itu perlu ada pembinaan tentang pemberdayaan masyarakat untuk mendaur ulang sampah maksimal satu bulan sekali Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterlibatan Masyarakat dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Kamonji. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan pengamatan langsung di lapangan dengan mendapatkan informasi dari ketua RW 03, bapak Muh Taufik (48 Tahun) menjelaskan bahwa: Faktor-faktor yang mempengaruhi peranan masyarakat Kamonji terhadap menanggulangi sampah terbilang cukup bagus dan aman, akan tetapi masalah kebersihan lingkungan di Kelurahan Kamonji terutama di saluran air/drainase harus perlu diperhatikan lagi, karena hal ini sering terjadi banjir yang berasal dari tersumbatnya saluran air. Selain dari pada itu masyarakat pernah mengikuti kegiatan sosialisasi atau pertemuan rapat dengan pihak Kelurahan Kamonji, hanya saja masyarakat punya cara tersendiri, misalnya semua RT/RW diundang untuk mengikuti kegiatan sosialisasi di Kelurahan. Kemudian masing-masing RT/RW menyampaikan hasil sosialisasi tersebut kepada masyarakat di Seluruh Kelurahan Kamonji. (Hasil wawancara hari Sabtu, 08 Oktober Jam Wita). Untuk lebih jelasnya dapat dijabarkan mengenai faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat dalam menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji dapat dilihat dari tanggapan responden yang terlihat bahwa, sebanyak 21 orang (46,6 %) menyatakan kurang bersih kondisi pemukiman penduduk di Kelurahan Kamonji, sebanyak 23 orang (51,1 %) menyatakan kurang terhadap sikap masyarakat di Kelurahan Kamonji dalam menjaga kebersihan lingkungannya, sebanyak 26 orang (57,8 %) mereka yakin menyatakan baik terhadap lokasi lingkungan mereka, sebanyak 21 orang (46,7 %) menyatakan setuju bahwa pihak Kelurahan sering melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang kepedulian lingkungan, sebanyak 22 orang (48,9 %) menyatakan sering terjadi bencana banjir, sebanyak 19 orang (42,2 %) menyatakan kadang ikut/datang apabila ada kegiatan kerja bakti dalam mebersihkan lingkungan dan sebanyak 21 orang (46,7 %) menyatakan pernah melakukan kegiatan kerja bakti dalam membangun bak tempat pembuangan sampah (TPS) Sistem Pengelolaan Sampah di Kelurahan Kamonji Berdasarkan hasil penelitian dengan pengamatan langsung di lapangan oleh bapak Winata (44 tahun) selaku ketua RW 02 menjelaskan bahwa:

20 Sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Kamonji masih terbilang rendah, karena selama saya tinggal di Kelurahan Kamonji kurang lebih 20 tahun tidak ada kegiatan pengelolaan sampah seperti mendaur ulang sampah, karena masyarakat kurang berpatisipasi ditambah pihak Kelurahan tidak mengadakan sosialisasi mengenai caracara mendaur ulang kepada masyarakat, padahal sampah tersebut menurut saya memiliki nilai ekonomis yang tinggi, contohnya dikota-kota besar seperti jakarta dan bandung banyak pemuda yang sangat menginsperasi membuat berbagai macam bentuk binkai-bingkai foto dari sampah plastik, kemudian dari pada itu jika dilihat dari karakteristik wilayah palu maka yakinlah sangat cukup mudah mengelolah sampah baik sampah organik maupun anorganik, karena belum terlalu banyak penduduk. (Hasil Wawancara hari Kamis, 18 Oktober Jam Wita) Hasil tersebut juga diperkuat oleh ketua RW 05, bapak Sahril (47 Tahun), menjelaskan bahwa: Cara pengelolaan sampah yang ramah lingkungan yaitu kalau rumahnya dekat dari TPS buanglah sampah pada tempatnya sedangkan rumahnya yang jauh dari TPS, silahkan tarulah sampah didalam karung/kantongan plastik kemudian ditempatkan atau taruh dipinggir jalan ataupun sambil menunggu truk Armada sampah lewat. (Hasil wawancara, Kamis 18 Oktober Jam Wita). Sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Kamonji dapat dilihat dari tanggapan responden yang terlihat bahwa, sebanyak 25 orang (55,6 %) mengatakan semua benar (membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang sampah dan mengurangi barang-barang sekali pakai dibuang), sebanyak 32 orang (71,1 %) menyatakan pemerintah harus menambah tenaga kerja serta armada pengangkutan hal ini sebagai salah satu alternatif yang paling memungkinkan untuk sementara lama, sebanyak 29 orang (64,5 %) menyatakan setuju mengurangi jumlah sampah di Kelurahan Kamonji, sebanyak 22 orang (49,9 %) menyatakan setuju dengan adanya sistem pengelolaan sampah dengan cara memakai barang-barang yang bisa di pakai kembali, sebanyak 18 orang (40 %) menyatakan kurang sering dengan adanya sistem pengelolaan sampah dengan cara mendaur ulang sampah yang tidak terpakai lagi, sebanyak 24 orang (53,4 %) menyatakan sering menggunakan sistem pengelolaan sampah dengan cara mengganti barang-barang yang hanya sekai pakai dengan barang yang lebih tahan lama. Menurut masyarakat yaitu tidak perlu musyawarah tetapi langsung di intruksikan saja yang harus dilakukan dan dikerjakan. IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu sebagai berikut: Peran masyarakat di Kelurahan Kemonji dalam menanggulangi sampah yang diwujudkan dalam kegiatan hak dan kewajiban, memikirkan, merencanakan,

21 melaksanakan dan mengevaluasi program-program kemasyarakat secara keseluruhan masih kurang berperan Bentuk peranan masyarakat di Kelurahan Kamonji dalam menanggulangi sampah dikatakan masih kurang memuaskan, hal ini dapat dilihat dari bentuk masyarakat yang masih kurang setuju membetuk usaha untuk mengembangkan keterampilan dalam mengelolah sampah dan masyarakat tidak pernah terlibat dalam Lembaga Swadaya Masyarakat atau Badan Keswadayaan Masyarakat. Disamping itu anggapan masyarakat dalam bentuk berupa uang dan harta menjadi tanggung jawab pemerintah Kota Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlibatan masyarakat Kelurahan Kamonji dalam menanggulangi sampah masih tergolong rendah, hal ini dapat dilihat dari pengetahuan, pengalaman dan budaya masyarakat yang kurang berpatisipasi dalam melestarikan lingkungan yang bersih, indah dan ramah lingkungan Sistem pengelolaan sampah di Kelurahan Kamonji Kecamatan Palu Barat terbilang kurang memuaskan, hal ini dikarenakan masyarakat Kamonji belum menerapkan daur ulang sampah, padahal mendaur ulang sampah memiliki nilai ekonomis yang sangat tinggi bahkan mencapai jutaan rupiah dan dapat mengurangi debit sampah. 4.2 Saran Adapun saran yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Bagi Pemerintah daerah agar berupaya berinisiatif menyediakan tempat pembuangan sampah khusus Kelurahan Kamonji begitupun dengan Kelurahan lain, sehingga masyarakat lebih mudah dan lebih terarah membuang sampahnya, karena selama ini masyarakat bingung membuang sampah kemana. Kemudian dari pada itu pemerintah juga menambah jumlah armada pengangkutan sekurang-kurangnya 2 truk sesuai dengan pernyataan Bapak Muh Taufik dan Bapak Muchsen serta segenap warga Kamonji. Dengan demikian petugas pengangkutan sampah dapat lebih cepat mengangkut sampah warga ke TPA, sehingga lingkungan dapat lebih mudah dipandang. Selain dari pada itu saran terakhir bagi Pemerintah Daerah, agar diadakan sosialisasi kepada seluruh masyarakat tentang daur ulang sampah anorganik menjadi barang yang bernilai ekonomis. Kepada seluru warga dihimbau untuk terus meningkatkan kesadaranya tentang arti penting menjaga kebersihan lingkungan, dengan demikian pembuangan sampah disembarangan tempat dapat ditekankan.

22 4.2.2 Bagi masyarakat diharapkan turut membantu kerja pemerintah daerah dalam rangka membenahi masalah-masalah lingkungan terkhususnya masalah menanggulangi sampah di Kelurahan Kamonji dan kemudian perlu adanya kepedulian dan kerjasama dalam mebersihkan lingkungan tempat tinggal agar tercipta suasana yang bersih dan nyaman Peneliti mengharapkan melalui penelitian ini sekiranya dapat menjadi salah satu bentuk partisipasi kepada pemerintah daerah dalam rangka penanggulangan dan pangelolaan sampah sehingga dengan demikian sekiranya dapat membantu masyarakat dalam menghadapi masalah sampah disamping itu sekiranya juga dapat membantu kerja pemerintah daerah. V. Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. PT Rineka Cipta: Jakarta. Azwar, A. (2003). Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya. Dwiyatmo, B.K. (2007). Pencemaran Lingkungan dan Penanganannya. Yogyakarta: PT Citra Aji Parama. Faud Amsyari. (1981). Prinsip-Prinsip Masalah Pencemaran Lingkungan Hidup. Jakarta: Ghalia Indonesia. Hadiyanto. (1993). Sampah Masalah kita Bersama. PT Mediatma Sarana Pustaka,Jakarta. Latief. (2008). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sampah.Unjung Pandanag: Erlanga. Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat; Ilmu dan Seni Jakarta: Rieneka Cipta. Nuring, Septyasa. (2010) Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat Jurnal Kebijakan dan Manajeman Publik Volume 1, Nomor 1, Januari 2010 (Online) diakses 23 Maret 2014 pukul WITA. Slamet J,S. (2002). Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada Universty Press, Yogyakarta. Slamet, Y. (1994) Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipasi. Surakarta: Sebelas Maret Universty Press. Soedjajadi. (2005). Kesehatan Perumahan dan Lingkungan Pemukiman. Vol 2, No 1: 42. Sudjana, Nana. (2007). Penelitian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya. Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Administrasi.Bandung: Alfabeta. Suyadi Pratomo. (1997), Hidup Bersama dalam Lingkungan. PT Balai Pustaka, Jakarta.

23 Wardhana, W.A. (2004). Dampak Pencemaran Lingkungan. Jogjakarta: Andi. Yul, H. Bahar. (2006). Teknologi Penanganan dan Pemanfaatan Sampah. Jakarta: PT Wacana Utama Pramesti. Tobing, I. (2005). Dampak Sampah Terhadap Kesehatan Lingkungan Dan Manusia. Makalah pada Lokakarya Aspek Lingkungan dan Legalitas Pembuangan Sampah serta Sosialisasi Pemanfaatan Sampah Organik sebagai Bahan Baku Pembuatan Kompos, Jakarta. [Online]. Tersedia: hhtp:// ngkungan%20dan%20manusia.pdf. [20 September 2014]. Sri Wahyuni, (2015). Peran Pemulung dalam Menanggulangi Sampah di Kelurahan Birobuli Utara Kecamatan Palu Selatan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Geografi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Tadulako. Novi Puji Lestari. (2015). Studi Tentang Kepedulian Masyarakat dalam Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota Bekasi. Skripsi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Undang-Undang No 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota akan selalu berhubungan erat dengan perkembangan lahan baik dalam kota itu sendiri maupun pada daerah yang berbatasan atau daerah sekitarnya. Selain itu lahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran pemerintah dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di negara berkembang mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mutlak. Peran penting

Lebih terperinci

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA

PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA 1 PERAN MASYARAKAT TERHADAP KEBERSIHAN LINGKUNGAN DI KAWASAN PERMUKIMAN KUMUH KELURAHAN LABUAN BAJO KECAMATAN BANAWA KEBUPATEN DONGGALA M U S L I H JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang

Kata Kunci: Evaluasi, Masa Pakai, Reduksi, Pengomposan, Daur Ulang PERANSERTA MASYARAKAT DALAM USAHA MEMPERPANJANG MASA PAKAI TPA KEBON KONGOK KOTA MATARAM Imam Azhary, Ellina S. Pandebesie Program Pascasarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITS Email: imam_dpu@yahoo.com

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kota Jakarta Pusat, Propinsi DKI Jakarta. Posisi Kota Jakarta Pusat terletak antara 106.22.42 Bujur Timur

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU 1 EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MEDIA LCD DALAM MENUNJANG AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII/J PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 15 PALU NIZAR JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TADULAKO 2016 PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE UNTUK MENANGGULANGI ABRASI DI PANTAI SARI DESA TOLAI BARAT KECAMATAN TORUE KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Ketut Rediasti No. Stb A 351 10 052 Diajukan

Lebih terperinci

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok )

KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok ) KAJIAN VOLUME SAMPAH DI KOTA KEDIRI ( Lokasi TPA Klotok ) LUCIA DESTI KRISNAWATI, ST *) Pertumbuhan penduduk di kota Kediri, akan memberikan dampak pada permasalahan jumlah timbulan sampah. Sampah merupakan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM

KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM KAJIAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KECAMATAN MATARAM Astrin Muziarni *) dan Yulinah Trihadiningrum Program Studi Magister Manajemen Teknologi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia dalam kenyataannya lebih akrab dengan lingkungan alamnya daripada dengan lingkungan teknologi. Keadaan alam masih lebih menentukan sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia mengalami proses pembangunan perkotaan yang pesat antara tahun 1990 dan 1999, dengan pertumbuhan wilayah perkotaan mencapai 4,4 persen per tahun. Pulau Jawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pembangunaan kesehatan menuju Indonesia sehat ditetapkan enam program pembangunan kesehatan masyarakat salah satunya adalah program lingkungan sehat, perilaku

Lebih terperinci

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEPEDULIAN KOMUNITAS SEKOLAH DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH DI MA RIYADLOTUT THALABAH KABUPATEN

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh

IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Populasi dan Contoh IV. METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR

KATA PENGANTAR. Laporan Akhir PENYUSUNAN LAYANAN PERSAMPAHAN KOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dokumen Layanan Persampahan Kota Bogor merupakan dokumen yang memuat keadaaan terkini kondisi persampahan Kota Bogor. Penyusunan dokumen ini pada dasarnya ditujukan pada pendayagunaan segenap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan sampah di Kota Bandung merupakan masalah yang belum terselesaikan secara tuntas. Sebagai kota besar, jumlah penduduk Kota Bandung semakin bertambah.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah persampahan kota hampir selalu timbul sebagai akibat dari tingkat kemampuan pengelolaan sampah yang lebih rendah dibandingkan jumlah sampah yang harus dikelola.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Letak kota Palembang adalah antara 101º-105º Bujur Timur dan antara 1,5º-2º Lintang Selatan atau terletak pada bagian timur propinsi Sumatera Selatan, dipinggir kanan

Lebih terperinci

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB. III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian BAB. III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Menurut Yin (2002) bahwa penggunaan studi kasus disesuaikan dengan bentuk pertanyaan

Lebih terperinci

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY

STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY 0 STUDY OF PUBLIC AWARENESS IN KEEPING OF ENVIRONMENTAL HEALTH IN SUB DISTRICT OF TABIANG BANDA GADANG DISTRICT OF NANGGALO PADANG CITY Elsa Yoranda*, Drs. Helfia Edial**, Elvi Zuriyani**, *) Student of

Lebih terperinci

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography.

Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography. Edu Geography 4 (3) (2016) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo TINGKAT PENGETAHUAN WARGA KAMPUS DI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (7) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo KETERKAITAN PENGELOLAAN BANK SAMPAH DENGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENDAPATAN MASYARAKAT PERUMAHAN MURIA INDAH DI

Lebih terperinci

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM

OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM JURNAL DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH AIR DINGIN BAGI LINGKUNGAN MASYARAKAT AIR DINGIN KELURAHAN BALAI GADANG KECAMATAN KOTO TANGAH KOTA PADANG OLEH : KHAIRUN NISAQ NPM.11030250 PROGRAM

Lebih terperinci

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah menjadi persoalan serius terutama di kota-kota besar, tidak hanya di Indonesia saja, tapi di seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan salah satu penyebab utama tumbuhnya kotakota di Indonesia. Salah satu kota yang memiliki populasi penduduk terbesar di dunia adalah Jakarta. Provinsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan pengelolaan sampah merupakan sesuatu yang tidak asing lagi bagi setiap wilayah di dunia tidak terkecuali Indonesia. Hampir di seluruh aspek kehidupan manusia

Lebih terperinci

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini

PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PENGGUNAAN DAN PELESTARIAN AIR DI LINGKUNGANNYA (Studi kasus di Daerah Aliran Sungai Garang, Semarang) Purwadi Suhandini Abstract Key words PENDAHULUAN Air merupakan sumberdaya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR ISI PERNYATAAN... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iii ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar ±110 pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Jakarta dipadati oleh 8.962.000 jiwa (Jakarta

Lebih terperinci

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO

ATURAN BERSAMA RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO RENCANA PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA KEDUNGSARIMULYO 1 LEMBAR PENGESAHAN Aturan Bersama Penataan Lingkungan Permukiman Desa Kedungsarimulyo telah dirumuskan secara partisipatif melalui siklus Perencanaan

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI DisusunUntukMemenuhiSebagaiPersyaratanGunaMencapaiDerajat

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk dijaga karena banyak sekali manfaatnya. Lingkungan yang bersih adalah suatu keadaan

Lebih terperinci

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography.

Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography. Edu Geography 3 (6) (2015) Edu Geography http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/edugeo HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM KALI BERSIH DI BANTARAN KALIREYENG

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI KELAPA TERHADAP KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN ANAK KE JENJANG PERGURUAN TINGGI DI DESA TOAYA KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

MOTIVASI PETANI KELAPA TERHADAP KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN ANAK KE JENJANG PERGURUAN TINGGI DI DESA TOAYA KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA MOTIVASI PETANI KELAPA TERHADAP KEBERLANJUTAN PENDIDIKAN ANAK KE JENJANG PERGURUAN TINGGI DI DESA TOAYA KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA SAPRIL IRZAN A 351 12 138 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dan survei. Menurut Tika (2005: 4) metode deskriptif adalah penelitian yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah lingkungan merupakan masalah yang akan terus berkembang dan berproses. Salah satu masalah lingkungan yang sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama BAB V PEMBAHASAN 5.1 Temuan Utama 5.1.1 Manfaat Pada penelitian ini, penulis membuat skenario menjadi 3 (tiga) beserta manfaatnya, yaitu sebagai berikut: Skenario A Skenario A atau Pengurangan Sampah (Reduce),

Lebih terperinci

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, yang terletak di dataran pantai Utara Jawa. Secara topografi mempunyai keunikan yaitu bagian Selatan berupa pegunungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah,

BAB I PENDAHULUAN. dan kualitas sampah yang dihasilkan. Demikian halnya dengan jenis sampah, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya pastilah tidak terlepas dengan adanya sampah, karena sampah merupakan hasil efek samping dari adanya aktivitas

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP NEGERI 12 PALU 1 HARIYATI JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa pertambahan penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan penduduk dapat ditampung dalam ruang-ruang sarana sosial dan ekonomi, tetapi tidak akan berjalan dengan baik tanpa didukung oleh pelayanan infrastruktur yang

Lebih terperinci

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA

PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PERSEPSI PENGUNJUNG TERHADAP KEBERADAAN PEDAGANG KAKI LIMA DI OBJEK WISATA JAM GADANG BUKITTINGGI BAYU PERMANA PUTRA PROGRAM STUDI D4 MANAJEMEN PERHOTELAN JURUSAN PARIWISATA FAKULTAS PARIWISATA PERHOTELAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk sangat besar di dunia setelah negara China dan India. Semakin bertambahnya jumlah penduduk dari

Lebih terperinci

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR

PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR Oleh: DINI ARIAS PITALOKA L2D 005 359 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Lebih terperinci

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK Bab ini merupakan strategi sanitasi kota tahun 2013 2017 yang akan memaparkan tentang tujuan, sasaran/target serta strategi sub sektor persampahan, drainase, air limbah serta aspek PHBS. Penjelasan masingmasing

Lebih terperinci

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI 1 PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 DONDO KABUPATEN TOLI-TOLI MOH TAUFIK A 351 09 013 JURNAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN PERSAMPAHAN DAN KEBERSIHAN KOTA KABUPATEN POLEWALI MANDAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Kelurahan Dulalowo 1. Geografi, Batas Wilayah Dan Iklim Kelurahan Dulalowo berada di Kecamatan Kota Tengah merupakan salah satu kecamatan yang ada

Lebih terperinci

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea)

Implementasi Perda No 02 Tahun 2011 Di Kota Samarinda (Ghea) Implementasi Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Sampah di Kelurahan Sempaja Utara Dan Kelurahan Sempaja Selatan Kota Samarinda Ghea Puspita Sari 1, Aji Ratna Kusuma 2, Rita Kalalinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku hidup bersih dan sehat adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana pada FISIP UPN Veteran Jawa Timur. Oleh : PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ( PNPM ) MANDIRI DI KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN KOTA SURABAYA (studi mengenai Pengelola Lingkungan) SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil

BAB I PENDAHULUAN. kelurahan dan profil Rukun Warga (RW) 22 dari Kelurahan Wirogunan. Hasil BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Wilayah Hasil survei ini merupakan pengamatan langsung di lapangan untuk mengetahui lokasi sesungguhnya dari wilayah Mergangsan Kidul, Kelurahan Wirogunan. Hasil survei ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati Undang-Unadang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, demikian pula Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming Sigit Bagus Pamungkas I.0304067 UNIVERSITAS SEBELAS MARET BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang rawan akan bencana dapat dilihat dari aspek geografis, klimatologis, dan demografis. Letak geografis Indonesia di antara dua Benua

Lebih terperinci

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB III METODE PERENCANAAN BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.

Lebih terperinci

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia terus bertambah setiap tahun. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia tidak menunjukkan peningkatan, justru sebaliknya laju pertumbuhan penduduk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Berpikir dan Hipotesis Bencana gempa bumi yang melanda Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 telah menyebabkan kerusakan infrastruktur dan psikologis

Lebih terperinci

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang

Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang TUGAS AKHIR 108 Periode Agustus Desember 2009 Fasilitas Pengolahan Sampah di TPA Jatibarang Semarang Oleh : PINGKAN DIAS L L2B00519O Dosen Pembimbing : Ir. Abdul Malik, MSA Jurusan Arsitektur Fakultas

Lebih terperinci

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG 3.1.1 Tinjauan Administratif Wilayah Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota yang terletak di tengah Jawa Tengah dengan memiliki luas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Analisis Situasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Analisis Situasi Desa Pempatan yang terletak pada ketinggian 600 1100 m, diatas permukaan laut dengan kemiringan 3-45 mengarah ke utara. Jumlah penduduk Desa Pempatan saat ini yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo.

BAB I PENDAHULUAN. rusaknya ekologi. Akhir Tahun 2012 hingga saat ini di Tahun 2013, hujan. sebagian kota kota di Indonesia antara lain kota solo. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bencana alam meliputi banjir, tanah longsor, tsunami, angin topan, gempa bumi, angin puyuh dan gunung meletus, sedangkan bencana yang terjadi karena ulah manusia antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Strategi kebijakan pelaksanaan pengendalian lingkungan sehat diarahkan untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral dalam pembangunan kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pada satu sisi pertambahan jumlah kota-kota modern menengah dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan. Pada satu sisi pertambahan jumlah kota-kota modern menengah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti oleh perubahan gaya hidup masyarakat telah memunculkan berbagai indikasi yang mengarah pada krisis lingkungan. Pada

Lebih terperinci

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara

LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara LAPORAN STUDI ENVIRONMENTAL HEALTH RISK ASSESSMENT (EHRA) KABUPATEN BANJARNEGARA Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Banjarnegara Kabupaten Banjarnegara September 2011 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa pada tahun 2006 memberikan konsekuensi pada perlunya penyediaan perumahan yang layak huni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sungai adalah alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air di dalamnya, mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Di samping itu, pola konsumsi masyarakat memberikan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab

BAB I PENDAHULUAN. dalam pola curah hujan. Kedua samudera ini merupakan sumber udara lembab 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang dilalui garis katulistiwa dan mempunyai iklim tropis dengan dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Indonesia yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sebagai pusat aktivitas manusia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk datang ke kota. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga

BAB I PENDAHULUAN. Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banjir adalah peristiwa meluapnya air hingga ke daratan. Banjir juga dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama di kelokan sungai.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepedulian masyarakat kita untuk menjaga kebersihan masih sangat rendah. Kondisi ini yang mestinya dibenahi lebih dulu agar timbul kepedulian masyarakat terhadap

Lebih terperinci

ANGGI PRATIWI A

ANGGI PRATIWI A KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 TAWANGSARI DI PUNDUNGREJO KABUPATEN SUKOHARJO PELAJARAN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ANGGI PRATIWI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait antar satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan kondisi lingkungan yang

Lebih terperinci

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN

BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN 43 BAB III PRAKTEK SEWA SUNGAI KALIANYAR DAN PEMANFAATANNYA DI DESA SUNGELEBAK KECAMATAN KARANGGENENG KABUPATEN LAMONGAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Dalam pembahasan bab ini, penulis akan memaparkan

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT 324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan penduduk perkotaan di Indonesia akhir-akhir ini mengalami tingkat pertumbuhan yang tinggi dan pertumbuhan ini akan berlangsung terus dengan percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan hidupnya dengan memproduksi makanan minuman dan barang lain dari sumber daya alam. Aktivitas tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia pada tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar 1.369.606 jiwa (BPS, 2013). Jumlah penduduk

Lebih terperinci

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI BAB 4 KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI Program Relokasi di Kelurahan Sewu dilatar belakangi oleh beberapa kondisi, diantaranya kondisi banjir yang tidak dapat di prediksi waktu terjadi seperti

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini berlokasi di Kecamatan Tambora yang merupakan salah satu dari dari 8 kecamatan yang berada di Wilayah Kotamadya Jakarta Barat. Dengan luas

Lebih terperinci

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN

ADITYA PERDANA Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah Dan Kota Universitas Esa Unggul BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang sering terjadi di suatu negara yang tingkat pembangunannya tidak merata. Fenomena urbanisasi menyebabkan timbulnya pemukimanpemukiman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah

BAB I PENDAHULUAN. Mada University Press, 2009), hlm Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan (Yogyakarta: Gadjah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kelurahan Penjaringan terletak di Kecamatan Penjaringan, Kotamadya Jakarta Utara. Kelurahan Penjaringan memiliki lahan seluas 395.43 ha yang

Lebih terperinci