PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung)"

Transkripsi

1

2 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU DAN LOCUS OF CONTROL TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL DALAM AUDIT (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Bandung) Antonius Lendi 1, Dani Sopian 2 1. STIE STAN Indonesia Mandiri Jl. Jakarta No.79 Bandung antoniuslendy@gmail.com 2. STIE STAN Indonesia Mandiri Jl. Jakarta No.79 Bandung sopyan.dani@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan anggaran waktu dan locus of control (internal dan eksternal) terhadap perilaku disfungsional dalam audit (RKA dan URT). Penelitian ini dilakukan pada auditor yang bekerja di kantor akuntan publik di Bandung. Pengambilan sampel penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling dan metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode survei. Sampel dari penelitian ini sebanyak 52 responden. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis, secara simultan tekanan anggatran waktu, locus of control internal dan locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku Reduksi Kualitas Audit (RKA) dan perilaku Underreporting of Time (URT). Secara parsial penelitian ini membuktikan bahwa tekanan anggaran waktu dan locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku Reduksi Kualitas Audit (RKA) dan perilaku Underreporting of Time (URT). Sedangakan locus of control internal berpengaruh negatif signifikan terhadap perilaku Reduksi Kualitas Audit (RKA) dan perilaku Underreporting of Time (URT). Kata Kunci : Perilaku audit disfungsional, perilaku reduksi kualitas audit, perilaku underreporting of time, locus of control internal, locus of control eksternal, dan tekanan anggaran waktu. 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam persaingan dunia usaha yang semakin ketat, agar dapat terus bertahan suatu perusahaan dituntut untuk terus berkembang serta bekerja secara efektif dan efisien. Salah satu cara melihat perkembangan perusahaan adalah dengan melihat laporan keuangan perusahaan tersebut. Laporan keuangan suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting dan dibutuhkan oleh banyak pihak, baik pihak internal maupun pihak eksternal. Untuk menilai apakah laporan keuangan yang disajikan sudah sesuai Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) atau belum, maka diperlukan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh pihak independen yaitu auditor (Mulyadi, 2002:3). Sebagai tenaga profesional, auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan audit (IAI, 2001, SA Seksi ). Perilaku auditor dalam melaksanakan program audit merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan kantor akuntan publik (Malone dan Robert, 1996). Pelaksanaan prosedur audit secara cermat dan seksama sebagaimana digariskan dalam program audit membantu kantor akuntan publik untuk dapat menghasilkan jasa audit yang berkualitas (Malone dan Robert, 1996). Tetapi berdasarkan penelitian Pierce dan Sweeney (2004) menunjukan bahwa terdapat ancaman atas penurunan kualitas audit yang disebabkan oleh perilaku disfungsional dalam audit yang kadang-kadang dilakukan auditor dalam melaksanakan prosedur audit. Perilaku disfungsional dalam audit adalah setiap tindakan yang dilakukan auditor dalam pelaksanaan program audit yang dapat mereduksi atau menurunkan kualitas audit secara langsung maupun tidak langsung (Otley dan Pierce, 1996). Perilaku disfungsional yang secara langsung mempengaruhi kualitas audit sebagai perilaku reduksi kualitas audit (audit quality reduction behaviors), perilaku reduksi kualitas audit dapat dilakukan dengan penyelesaian langkah audit yang terlalu dini tanpa memenuhi keseluruhan prosedur (premature sign-off), membuat review yang dangkal terhadap dokumen klien, menerima penjelasan 598 Antonius Lendi, Dani Sopian

3 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS klien yang tidak kuat, mengabaikan prinsip akuntansi yang diterapkan oleh klien, dan tidak melakukan pengujian lebih lanjut pada item-item yang diragukan (Kelley dan Margheim, 1990 dalam Silaban, 2009). Reduksi kualitas audit (RKA) merupakan perilaku auditor selama pelaksanaan audit yang dapat menurunkan efektivitas dan bukti-bukti audit yang telah dikumpulkan (Pierce dan Sweeney, 2004). Menurut Otley dan Pierce (1996) perilaku RKA ini meliputi gathering unsuffiecient evidence atau pengumpulan bukti audit yang kurang, altering audit process atau pemrosesan yang kurang akurat, premature sign off atau menghentikan prosedur audit secara dini, dan omitted audit procedures atau kesalahan dalam melaksanakan tahapan audit. Perilaku underreporting of time (URT) adalah perilaku yang dikarenakan auditor melaporkan hasil auditnya tidak sesuai dengan waktu aktual yang digunakan atau melaporkan hasil auditnya lebih singkat dari waktu yang sebenarnya digunakan dalam melakukan audit (Otley dan Pierce, 1996). Motivasi utama auditor melakukan perilaku URT adalah keinginan agar tugas audit diselesaikan sesuai dengan anggaran waktu yang sudah ditetapkan oleh KAP. Menurut McNamara & Liyanarachchi (2008) faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku disfungsional dalam audit adalah time budget presure. Time budget pressure (tekanan anggaran waktu) adalah suatu keadaan yang menunjukkan auditor dituntut untuk melakukan efisiensi terhadap anggaran waktu yang telah ditetapkan atau terdapat pembatasan waktu dalam anggaran yang cenderung ketat dan kaku (Soobaroyen and Chengabroyen, 2005). Anggaran waktu merupakan hal yang sangat penting bagi semua KAP karena menyediakan dasar untuk memperkirakan biaya audit, pengalokasian staf kedalam pekerjaan audit, dan sebagai dasar untuk mengevaluasi kinerja auditor (waggoner dan Cashell, 1991 dalam Basuki dan mahardani, 2006). Jika auditor dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan sikap yang profesional, maka kualitas audit akan terjamin karena kualitas merupakan keluaran utama dari profesionalisme (Basuki dan Mahardani, 2006). Stres akibat tekanan anggaran waktu telah memotivasi auditor untuk melakukan perilaku disfungsional. Hal ini dapat menjadi ancaman yang serius untuk kualitas audit serta kepercayaan terhadap profesi akuntan karena akan mempengaruhi kehandalan laporan audit yang membentuk dasar opini yang dihasilkan auditor (Basuki dan Mahardani, 2006). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disampaikan, terdapat permasalahan yang dapat diidentifikasikan, yaitu: 1. Apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 2. Apakah locus of control internal berpengaruh signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 3. Apakah locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 4. Apakah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, dan locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 5. Apakah tekanan anggaran waktu berpengaruh Signifikan terhadap perilaku underreporting of time auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 6. Apakah locus of control internal berpengaruh signifikan terhadap perilaku underreporting of time auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 7. Apakah locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap perilaku underreporting of time auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 8. Apakah tekanan anggaran waktu, locus of control internal, dan locus of control eksternal berpengaruh signifikan terhadap perilaku underreporting of time auditor di kantor akuntan publik di Bandung? 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agency Theory Menurut Jensen dan Meekling (1976) hubungan keagenan sebagai sebuah kontrak dimana satu atau lebih (principal) menyewa orang lain (agent) untuk melakukan beberapa jasa untuk kepentingan mereka dengan mendelegasikan beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agent. Konflik kepentingan akan muncul dari pendelegasian tugas yang diberikan kepada agent yaitu agent tidak dalam kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik, tetapi mempunyai kecederungan untuk mengejar kepentingan Antonius Lendi, Dani Sopian 599

4 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice sendiri dengan mengorbankan kepentingan pemilik. Hubungan kontraktual ini biasanya dilakukan dengan angka-angka akuntansi yang dinyatakan dalam laporan keuangan sebagai dasarnya. Karena adanya kemungkinan agent tidak selalu bertindak sesuai dengan kepentingan principals. Oleh karena itu, Francis dan Wilson (1988) menyarankan bahwa untuk mengurangi konflik kepentingan, principals dapat melakukan pengawasan berupa penyajian laporan keuangan periodik yang dibuat oleh agent dengan adanya fungsi audit. Jadi, untuk mengurangi konflik kepentingan, pihak agent harus mempertanggung jawabkan atas kepercayaan yang diberikan pleh principals melalui laporan keuangan auditan. Laporan keuangan auditan mampu memberikan keyakinan memadai bahwa laporan keuangan yang disajikan oleh agent bebas dari misstatements material, sehingga menjamin para pemangku kepentingan. 2.2 Perilaku Disfungsional Dalam Audit Perilaku disfungsional dalam audit merupakan setiap tindakan yang dilakukan auditor selama pelaksanaan prosedur audit yang dapat mereduksi kualitas audit baik secara langsung maupun tidak langsung (Otley dan Pierce, 1996). Menurut penelitian terdahulu seperti Pierce dan Sweeney (2004), Silaban (2009) yang menunjukan bahwa adanya ancaman yang mengakibatkan penurunan kualitas audit yang disebabkan oleh perilaku disfungsional dalam audit yang kadang-kadang dilakukan oleh auditor dalam pelaksanaan prosedur audit. Perilaku RKA dan URT selain digolongkan sebagai perilaku disfungsional dapat juga digolongkan sebagai perilaku tidak etis. Perilaku tidak etis adalah setiap tindakan yang diperbuat seseorang yang dapat berdampak buruk pada pihak lain, dimana tindakan tersebut tidak sesuai dengan ketentuan atau aturan yang berlaku dan moral (Silaban, 2009). Kurangnya kejujuran dan integritas dengan menyajikan data yang salah merupakan salah satu ciri perilaku tidak etis (Arens dan Loebecke, 2003). Perilaku RKA dan URT termasuk dalam kategori perilaku tidak etis karena auditor memanipulasi laporan kinerja tugas yang dibebankan KAP pada mereka yaitu dengan mengurangi pekerjaan yang seharusnya dilaksanakan dan melaporkan waktu audit yang lebih singkat dari waktu aktual yang digunakan dan kedua bentuk perilaku tersebut juga merupakan pelanggaran terhadap standar audit profesional dan kebijakan kantor akuntan publik (Otley dan Pierce, 1996). 2.3 Perilaku Reduksi Kualitas Audit Sebagai tenaga profesional, auditor diwajibkan untuk menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama dalam melaksanakan audit (IAI, 2001, SA Seksi ). Penggunaan kemahiran profesional dengan cermat dan seksama menuntut auditor untuk melaksanakan skeptisme profesionalnya dan harus mengungkapkan secara wajar kondisi perusahaan yang diaudit berdasarkan evaluasi terhadap buktibukti yang diperoleh selama pelaksanaan pengauditan. Untuk memperoleh bukti audit kompeten dan cukup, maka sebelum melaksanakan audit kantor akuntan publik diharuskan membuat dan menyusun program audit secara tertulis (mulyadi, 2002). Perilaku Reduksi Kualitas Audit (RKA) juga disebut irregular auditing practice (Willet dan Page, 1996 dalam Silaban, 2009). Reduksi kualitas audit (RKA) merupakan perilaku auditor selama pelaksanaan audit yang dapat menurunkan efektivitas dan bukti-bukti audit yang telah dikumpulkan (Pierce dan Sweeney, 2004). Dengan demikian bukti yang dikumpulkan selama pelaksanaan audit tidak dapat diandalkan, salah atau tidak memadai secara kualitas maupun kuantitas (Herrbach, 2001 dalam Silaban, 2009). Bukti-bukti tersebut tidak kompeten dan cukup sebagai dasar yang memadai bagi auditor dalam mendeteksi kekeliruan dan ketidakberesan yang ada dalam laporan keuangan yang diaudit. 2.4 Perilaku Underreporting of Time Dalam praktek audit selain RKA bentuk lain perilaku disfungsional dalam audit adalah tindakan auditor dengan memanipulasi laporan waktu audit yang digunakan untuk pelaksanaan tugas audit tertentu, tindakan tersebut adalah perilaku URT atau underreporting of time (Otley dan Pierce, 1996). Underreporting of time atau underreporting chargeable time adalah perilaku disfungsional yang dilakukan oleh auditor dengan tidak melaporkan waktu yang sebenarnya atau menggunakan waktu pribadinya dalam mengerjakan prosedur audit dengan motivasi untuk menghindari atau meminimumkan anggaran yang berlebihan (Lightner et al., 1982 dalam Basuki dan Mahardani, 2006). 2.5 Anggaran Waktu Audit Keberadaan anggaran waktu audit (audit time budget) merupakan gambaran normal sistem pengendalian dari sebuah KAP karena pada dasarnya auditing merupakan labor intensive activity dimana auditor dibayar dan dievaluasi kinerjanya berdasarkan waktu yang digunakan untuk melakukan audit (Basuki 600 Antonius Lendi, Dani Sopian

5 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS dan Mahardai, 2006). Menurut Liyanarachchi dan McNamara (2007), anggaran waktu audit memiliki potensi untuk mencipatakan tekanan karena hal ini digunakan sebagai kontrol mekanisme dan juga sebagai alat pengukuran kinerja di KAP. 2.6 Locus of Control Salah satu variabel kepribadian yang membedakan seseorang dengan orang lain adalah locus of control atau pusat kendali. Menurut Baron & Byrne (1994) dalam Johan (2002) locus of control diartikan sebagai persepsi sesorang tentang sebab-sebab keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan pekerjaannya. Locus of control dibedakan menjadi lokus kontrol internal (internal locus of control) dan lokus kontrol eksternal (external locus of control). Dengan menggunakan konsep locus of control, prilaku bekerja dapat dijelaskan ketika seorang karyawan merasakan hasil pekerjaan yang dilakukan sebagai hasil kontrol internal atau eksternal. Kontrol internal akan tampak melalui kemampuan kerja dan tindakan kerja yang berhubungan dengan keberhasilan dan kegagalan karyawaan pada saat melakukan pekerjaannya. Sedangkan karyawan dengan kontrol eksternal merasakan bahwa terdapat kontrol di luar dirinya yang mendukung hasil pekerjaan yang dilakukan (Johan, 2002). 2.7 Internal Locus of Control Internal locus of control adalah individu yang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta bertanggug jawab dalam setiap pengambilan keputusan. Sedangkan external locus of control adalah individu yang meyakini bahwa kejadian dalam hidupnya berada diluar kontrolnya (Rotter, 1966 dalam Frochot dan Shearon, 1991). Dengan demikian seseorang yang mempunyai internal locus of control memiliki tingkat keyakinan yang lebih kuat. Mereka merasa lebih mampu untuk mengatasi berbagai kesulitan ataupun permasalahan yang timbul dalam kehidupan. 2.8 External Locus of control Ketika seseorang memiliki external locus of control-nya cukup tinggi akan mudah pasrah dan menyerah jika sewaktu-waktu terjadi persoalan yang sulit, individu semacam ini akan memandang masaalahmasalah yang sulit sebagai ancaman bagi dirinya, bahkan terhadap orang-orang yang berada disekelilingnya pun dianggap sebagai pihak yang secara diam-diam selalu mengancam eksistensinya. Bila mengalai kegagalan dalam menyelesaikan persoalan, maka individu semacam ini akan menilai kegagalan sebagai semacam nasib dan membuatnya ingin lari dari persoalan. External locus of control adalah adalah keyakinan individu bahwa kejadian-kejadian dalam hidupnya ditentukan oleh faktor luar dirinya. Menurut Jung dalam Ardiansiah (2003) individu dengan locus of control tipe eksternal mempunyai karakteristik bahwa ia berkeyakinan apa yang terjadi diluar nasib, keberuntungan, kesempatan yang ada, serta kekuasaan orang lain, dan bukan merupakan tanggung jawabnya. 2.9 Hubungan Tekanan Anggaran Waktu dan Perilaku Disfungsional Dalam Audit (RKA & URT) Anggaran waktu merupakan bagian penting dari sistem kontrol yang digunakan kantor akuntan publik dalam perencanaan dan monitoring suatu penugasan audit.. Selain itu, anggaran waktu juga digunakan sebagai alat kontrol efektivitas biaya audit. Persaingan yang ketat pada pasar audit mendorong KAP menyusun anggaran waktu secara ketat. Anggaran waktu yang ketat dapat mengakibatkan auditor merasakan tekanan dalam pelaksanaan program audit. Tekanan anggaran waktu ini dapat mengakibatkan auditor mengalami tekanan (stres) dalam pelaksanaan program audit akibat ketidakseimbangan waktu yang dialokasikan dengan waktu yang dibutuhkan auditor menyelesaikan tugas audit, dan selanjutnya dapat mendorong auditor melakukan tindakan disfungsional audit. Dari studi-studi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang positif antara time budget pressure dan perilaku audit disfungsional. ketika semakin meningkatnya tekanan anggaran waktu, maka semakin meningkat kecenderungan auditor untuk melakukan perilaku disfungsional dalam audit. Antonius Lendi, Dani Sopian 601

6 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice 2.10 Hubungan Locus of Control Internal dan Perilaku Disfungsional Dalam Audit (RKA & URT) Pada penelitian ini juga menguji pengaruh variabel kepribadian locus of control terhadap perilaku audit disfungsional. Locus of control merupakan karakteristik individual yang berpengaruh terhadap keyakinan seseorang dalam melakukan kontrol atas suatu keadaan atau kondisi yang dihadapi, maka locus of control individu auditor dapat berpengaruh terhadap perilaku auditor dalam pelaksanaan program audit. Seperti yang dikemukakan Rotter (1966) bahwa internal locus of control adalah individu yang meyakini bahwa apa yang terjadi selalu berada dalam kontrolnya dan selalu mengambil peran serta bertanggung jawab dalam setiap pengambilan keputusan. Ketika Auditor menghadapi sebuah tekanan, karakteristik individu berperan dalam pengambilan keputusan auditor. Saat melaksanakan prosedur audit dan dalam keadaan tertekan akibat tekanan waktu, seorang auditor yang memiliki locus of control internal cenderung lebih berperilaku fungsional. Perilaku fungsional ini misalnya meminta tambahan anggaran waktu audit untuk menyelesaikan prosedur audit, atau memanfaatkan waktu yang tersisa dengan bekerja lebih sungguh-sungguh dan fokus. Dengan demikian semakin terhindar dari perilaku disfungsional audit Hubungan Locus of Control Eksternal dan Perilaku Disfungsional Dalam Audit (RKA & URT) External locus of control adalah keyakinan individu bahwa kejadian- kejadian dalam hidupnya ditentukan oleh faktor luar dirinya (Baron dan Byrne, 1987:515) dalam (Johan, 2002). Ketika Auditor memiliki external locus of control yang cukup tinggi, maka mereka akan mudah pasrah dan menyerah. Jika suatu saat mengalami sebuah keadaan yang sulit atau dalam keadaan tertekan, individu semacam ini akan cenderung melakukan perilaku yang disfungsional (Silaban, 2009). Berdasarkan uraian diatas, maka semakin dominan locus of control eksternal yang dimilik oleh auditor maka semakin tinggi pula kecenderungan untuk melakukan perilaku disfungsional dalam audit Hipotesis Penelitian Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, kerangka pemikiran, dan model penelitian, maka dapat ditarik hipotesis berikut. Hipotesis 1 : Hipotesis 2 : Hipotesis 3 : Hipotesis 4 : Hipotesis 5 : Hipotesis 6 : Tekanan Anggaran Waktu memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Locus of Control Internal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Locus of Control Eksternal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Tekanan Anggaran Waktu memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. Locus of Control Internal memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. Locus of Control Eksternal memiliki pengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. 3. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang bersifat menjelaskan (explanatory research), mengingat penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antar variabel berdasarkan hipotesis yang bersumber dari teori/fakta untuk selanjutnya akan diuji sebagai penyebab terjadinya suatu fenomena (Cooper & Schindler, 2006). Dengan desain penelitian ini penulis bermaksud mengumpulkan data historis dan mengamati secara seksama mengenai aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga akan diperoleh data-data yang menunjang penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh tersebut kemudian diproses, dianalisis lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari sehingga memperoleh gambaran mengenai objek tersebut dan dapat ditarik kesimpulan mengenai masalah yang diteliti. 602 Antonius Lendi, Dani Sopian

7 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS Populasi dalam penelitian ini adalah kantor akuntan publik yang ada di kota Bandung dan terdaftar di IAPI (Institut Akuntan Publik Indonesia). Menurut data IAPI ada 30 kantor akuntan publik di kota Bandung, sedangkan untuk pemilihan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti. Kriteria tersebut adalah 1. Sampel merupakan auditor yang bekerja pada Kantor akuntan publik yang ada di wilayah Bandung sesuai dengan Directory Kantor Akuntan Publik 2016 yang diterbitkan oleh IAPI. 2. Auditor yang bekerja di KAP dan pernah melakukan audit 3.1Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2013:159), hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Pengujian signifikansi hipotesis, dapat menggunakan tabel dan juga dapat dihitung dengan uji F (F test) untuk pengujian secara simultan dan uji t (t test) untuk pengujian secara parsial 3.2 Analisis Regresi Linear Berganda Menurut Sugiyono (2013:188), regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel terikat bilai nilai variabel bebas dimanipulasi (diubah-ubah). Analisis ini ditujukan untuk membuktikan sejauh mana hubungan variabel bebas (Tekanan anggaran waktu dan Locus of control) terhadap variabel terikat (Perilaku Audit Disfungssional). Analisis regresi berganda digunakan oleh penelitian ini karena dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel dependen dan dua variabel independen. Berdasarkan pengertian diatas, persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut: 3.3 Uji F Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel bebas (independent) yang dimasukkan dalam model mepunyai pengaruh secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel terikat (dependent). Hipotesis untuk Y1 yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : : = 0, Secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. : 0, Secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Hipotesis untuk Y2 yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : : = 0, Secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal tidak berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. : 0, Secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. 3.4 Uji t Menurut Ghozali (2013:98), uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu variabel bebas (independent) secara individual atau parsial dalam menerangkan variasi variabel terikat (dependent). Hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut : Hipotesis 1 : = 0, Tekanan Anggaran Waktu tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Antonius Lendi, Dani Sopian 603

8 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice : > 0, Tekanan Anggaran Waktu berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Hipotesis 2 : = 0, Locus of Control Internal tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. : < 0, Locus of Control Internal berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Hipotesis 3 : = 0, Locus of Control Eksternal tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. : > 0, Locus of Control Eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi Kualitas Audit. Hipotesis 4 : = 0, Tekanan Anggaran Waktu tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. : > 0, Tekanan Anggaran Waktu berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. Hipotesis 5 : = 0, Locus of Control Internal tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. : < 0, Locus of Control Internal berpengaruh negatif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. Hipotesis 6 : = 0, Locus of Control Eksternal tidak berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. : > 0, Locus of Control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time. 3.5 Koefisien Determinasi Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua infomasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:97). Koefisien determinasi dapat dihitung dengan cara mengkuadratkan nilai koefisien korelasi, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut: = x 100% = Koefisien determinasi = Hasil analisis korelasi yang dikuadratkan 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Uji F (Statistik F) Berdasarkan pengujian pada uji F dengan variabel dependen perilaku reduksi kualitas audit menunjukan nilai F sebesar dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05 maka H ditolak dan H dikonnfirmasi. Maka hipotesis yang diajukan yaitu secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Reduksi kualitas Audit dapat dikonfirmasi. Bila H dikonfirmasi itu artinya variabel dependen perilaku reduksi kualitas audit dapat dipengaruhi oleh tiga variabel independen yaitu 604 Antonius Lendi, Dani Sopian

9 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS variabel tekanan anggaran waktu, locus of control internal dan locus of control eksternal. Besarnya pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen tergantung besar dan arah/korelasi antara variabel. Sedangakan pengujian pada uji F dengan variabel dependen perilaku underreporting of time menunjukan nilai F diperoleh sebesar dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H ditolak dan H dikonfirmasi. Maka hipotesis yang diajukan yaitu secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap Perilaku Underreporting of Time dapat dikonfirmasi. karena H dikonfirmasi itu artinya variabel dependen perilaku underreporting of time dapat dipengaruhi oleh tiga variabel independen yaitu variabel tekanan anggaran waktu, locus of control internal dan locus of control eksternal. Besarnya pengaruh variabel indenpenden terhadap variabel dependen tergantung besar dan arah/korelasi antara variabel. 4.2 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku RKA Hipotesis pertama memprediksi adanya pengaruh positif signifikan antara tekanan anggaran waktu terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Pada uji t menunjukan hasil koefisien regresi untuk variabel tekanan anggaran waktu sebesar 0,302 dan signifikan pada level 0,002. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis pertama yaitu adanya pengaruh yang positif signifikan tekanan anggaran waktu terhadap perilaku reduksi kualitas audit dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah hubungan yang positif maka bila auditor mengalami tekanan akibat anggaran waktu akan mengakibatkan timbulnya perilaku disfungsional yang mengakibatkan reduksi kualitas audit. Dalam melakukan program audit tekanan anggaran waktu yang dirasakan akan berdampak pada perilaku auditor. Sepertu yang dinyatakan Akers dan Eton (2003) dalam Silaban (2009) bahwa jika auditor merasakan terdapat tekanan anggaran waktu dalam program audit, maka auditor mungkin bertindak seperti tidak melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi auditor mengklaim bahwa mereka telah melakukan prosedur audit sebagaimana mestinya. Dalam hal ini auditor menanggulangi kendala anggaran waktu yang dirasakan dengan cara perilaku Reduksi Kualitas Audit (RKA). Meskipun auditor dapat menanggulangi kendala waktu dengan cara yang fungsional seperti meminta tambahan waktu akan tetapi berdasarkan studi terdahulu seperti yang dilakukan Otley dan Pierce (1996), Pierce dan Sweeney (2004), Silaban (2009), dan Yuen et al., (2012) yang membuktikan bahwa auditor kadang-kadang merespon kendala anggaran waktu dengan melakukan tindakan disfungsional dalam audit. 4.3 Pengaruh Locus of Control Internal Terhadap Perilaku RKA Hipotesis kedua memprediksi adanya pengaruh yang negatif signifikan locus of control internal terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Berdasarkan uji t yang menunjukan koefisien regresi untuk variabel locus of control internal sebesar -0,345 dan signifikan pada level 0,026. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis kedua yaitu adanya pengaruh yang negatif signifikan locus of control internal terhadap perilaku reduksi kualitas audit dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah huubungan yang positif maka bila auditor memiliki locus of control internal yang lebih dominan akan mengurangi atau terhindar dari kecenderungan melakukan perilaku disfungsional yang mengakibatkan reduksi kualitas audit. Auditor yang memiliki locus of control internal lebih dominan lebih cenderung memiliki sifat bekerja/usaha keras serta selalu berusaha mempunyai persepsi bahwa usaha harus dilakukan dengan sungguh-sungguh jika ini berhasil. Hal ini didukung oleh jawaban responden sebesar 44,23% yang menjawab setuju jika suatu pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik jika dilakukan secara sungguh-sungguh. Sifat yang dimililki oleh auditor yang memiliki locus of control internal yang lebih dominan akan memungkinkan terhindar dari perilaku disfungsional atau dalam hal ini perilaku reduksi kualitas audit. Kecenderungan terhindar dari perilaku disfungsional audit ini dibuktikan oleh hasil-hasil terdahulu yang dilakukan oleh Donnely et al., (2003) dan Irawati et al., (2005). 4.4 Pengaruh Locus of Control External Terhadap Perilaku RKA Hipotesis ketiga memprediksi adanya pengaruh yang positif signifikan locus of control eksternal terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Berdasarkan uji t yang menujukan koefisien regresi untuk variabel locus of control eksternal sebesar 0,310 dan signifikan pada level 0,004. Dengan tingkat signifikansi 0,05 Antonius Lendi, Dani Sopian 605

10 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice maka hipotesis ketiga yaitu adanya pengaruh yang positif signifikan locus of control eksternal terhadap perilaku reduksi kualitas audit dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah huubungan yang positif maka bila auditor memiliki locus of control eksternal yang lebih dominan akan mengakibatkan kecenderungan melakukan perilaku disfungsional yang mengakibatkan reduksi kualitas audit. Ciri-ciri orang yang memiliki locus of control eksternal yaitu mereka meyakini jika setiap kejadian dalam hidupnya merupakan berasal dari faktor luar. Hal ini menunjukan jika dalam prosedur audit, auditor yang memiliki locus of control eksternal lebih dominan akan mengandalkan faktor luar contohnya keberuntungan dalam menyelesaikan program audit. Hal ini tentu berbahaya jika auditor menemukan kompleksitas dalam program audit maka auditor tersebut akan mengandalkan keberuntungan dan tidak melakukan investigasi lebih lanjut dengan mempercayai hasil klien. Hal ini tentu merupakan perilaku disfungsional dan apa bila hal ini terjadi dampak dari tindakan tersebut akan mereduksi hasil kualitas audit. 4.5 Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu Terhadap Perilaku URT Hipotesis keempat memprediksi adanya pengaruh positif signifikan tekanan anggaran waktu terhadap perilaku underreporting of time. Hasil uji t menunjukan koefisien regresi untuk variabel tekanan anggaran waktu sebesar 0,390 dan signifikan pada level 0,003. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis keempat yaitu adanya pengaruh yang positif signifikan tekanan anggaran waktu terhadap perilaku underreporting of time dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah huubungan yang positif maka bila auditor mengalami tekanan akibat anggaran waktu hal ini dapat mengakibatkan timbulnya kecenderungan melakukan perilaku disfungsional underreporting of time. Dalam pelaksanaan program audit, auditor kadang merasakan ketidakseimbangan antara waktu yang disediakan dengan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan prosedur audit. Auditor yang merasa tertekan akibat anggaran waktu mungkin bertindak disfungsional seperti melaksanakan prosedur audit sebagaimana mestinya, tetapi memanipulasi catatan waktu dengan tidak melaporkan waktu aktual audit yang digunakan dalam prosedur audit yang dalam hal ini perilaku underreporting of time. Sebesar 48,08% responden dalam penelitian ini yang menjawab setuju bahwa mereka (auditor) merasa anggaran waktu yang dialokasikan untuk pelaksanaan prosedur audit tertentu dirasa kurang mencukupi. Hal ini menyebabkan auditor melakukan tindakan-tindakan seperti menggunakan waktu pribadi untuk melakukan audit atau menggunakan waktu pelaksanaan tugas audit pada klien lain dan tidak melaporkan waktu audit yang digunakan. Tindakan tersebut akan berakibat secara tidak langsung terhadap kualitas audit. Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa pengaruh tekanan anggaran waktu lebih besar terhadap perilaku underreporting of time dibandingkan dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi hubungan antara tekanan anggaran waktu dan perilaku underreporting of time yang secara relatif lebih tinggi dari hubungan tekanan anggaran waktu dan perilaku reduksi kualitas audit (0,390 > 0,302). Hasil perbandingan ini menujukan bahwa ketika auditor mengalami tekanan akibat anggaran waktu audit, auditor akan cenderung melakukan perilaku yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas audit (perilaku underreporting of time) dibandingkan perilaku yang secara langsung mereduksi kualitas audit (perilaku reduksi kualitas audit). 4.6 Pengaruh Locus of Control Internal Terhadap Perilaku URT Hipotesis kelima memprediksi adanya pengaruh negatif signifikan locus of control internal terhadap perilaku underreporting of time. Uji t menunjukan koefisien regresi untuk variabel locus of control internal sebesar 0,390 dan signifikan pada level 0,050. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis keempat yaitu adanya pengaruh yang negatif signifikan locus of control internal terhadap perilaku underreporting of time dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah huubungan yang negatif maka bila auditor memiliki locus of control internal lebih dominan maka dapat mencegah timbulnya kecenderungan melakukan perilaku disfungsional underreporting of time. Individu dengan locus of control internal yang tinggi, memiliki pengendalian diri yang lebih baik, cenderung lebih menunjukan perilaku politik, dan lebih memiliki kemungkinan untuk mencoba mempengaruhi orang lain. Dengan pengendalian diri yang baik, auditor yang locus of control internalnya lebih dominan akan lebih bertanggung jawab terhadap tugasnya. Dalam situasi yang kompleks ketika melakukan pekerjaan audit, auditor dengan locus of control internal akan lebih bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu sesuai dengan waktu yang telah disepakati diprosedur awal sehingga akan lebih cenderung terhindar dari perilaku disfungsional seperti perilaku underreporting of time. 606 Antonius Lendi, Dani Sopian

11 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS 4.7 Pengaruh Locus of Control External Terhadap Perilaku URT Hipotesis keenam memprediksi adanya pengaruh positif signifikan locus of control eksternal terhadap perilaku underreporting of time. Berdasarkan uji t yang menunjukan koefisien regresi untuk variabel locus of control eksternal sebesar 0,294 dan signifikan pada level 0,041. Dengan tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis keempat yaitu adanya pengaruh yang positif signifikan locus of control eksternal terhadap perilaku underreporting of time dapat dikonfirmasi. Dengan temuan arah huubungan yang positif maka bila auditor memiliki locus of control eksternal lebih dominan maka dapat menimbulkan kecenderungan melakukan perilaku disfungsional underreporting of time. Dalam melakukan prosedur audit kadang auditor mengalami kompleksitas dalam pemeriksaan, atau mengalami tekanan baik itu dari faktor luar seperti anggaran waktu ataupun faktor dalam diri auditor tersebut seperti kompetensi serta pengalaman yang dimiliki, dan hal tersebut mengakibatkan auditor mengalami stres kerja yang mempengaruhi kinerja auditor dalam melakukan prosedur audit. Bila hal itu terjadi maka auditor yang memiliki locus of control eksternal akan lebih menerima tindakan disfungsional akibat stres kerja tersebut. Beberapa tindakan seperti membawa pulang pekerjaan audit, menggunakan waktu audit untuk klien lain, serta tidak melaporkan waktu audit yang digunakan diluar waktu efektif audit. Hal ini akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas audit serta akan membuat kantor akuntan publik salah mengestimasi waktu yang seharusnya untuk program audit tahun depan. 4.8 Koefisien Determinasi 1. Koefisien determinasi sebesar 0,423 menunjukan bahwa Perilaku Reduksi Kualitas Audit dapat dijelaskan oleh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, dan Locus of Control Eksternal sebesar 42,3%, sedangkan sisanya sebesar 57,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Artinya bahwa variabel Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, dan Locus of Control Eksternal hanya mengakibatkan atau menimbulkan adanya Variabel Perilaku Reduksi Kualitas Audit sebesar 42,3%. Sedangakan sisanya sebesar 57,7% yang mengakibatkan adanya/meningkatnya Perilaku Reduksi kualitas Audit diakibatkan oleh faktor lain seperti Komitmen Profesional, Audit Risk, Independensi Auditor, Kompetensi Auditor, Client Importance, dan Kompleksitas Audit. 2. Koefisien determinasi sebesar 0,336 menunjukan bahwa Perilaku Underreporting of Time dapat dijelaskan oleh Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, dan Locus of Control Eksternal sebesar 33,6%, sedangkan sisanya sebesar 66,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti. Artinya bahwa variabel Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, dan Locus of Control Eksternal hanya mengakibatkan atau menimbulkan adanya Variabel Perilaku Underreporting of Time sebesar 42,3%. Sedangakan sisanya sebesar 57,7% yang mengakibatkan adanya/meningkatnya Perilaku Underreporting of Time diakibatkan oleh faktor lain seperti Komitmen Profesional, Audit Risk, Independensi Auditor, Kompetensi Auditor, Client Importance, dan Kompleksitas Audit. 5. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada 14 kantor akuntan publik yang ada di Bandung dengan jumlah responden sebanyak 52 dan melalui beberapa tahap yaitu, pengolahan data, analisis data, pengujian data, dan interpretasi hasil analisis pengaruh tekanan anggaran waktu, locus of control (Internal dan Eksternal) terhadap perilaku disfungsional dalam audit (RKA dan URT). Berikut ini adalah beberapa temuan dari penelitian ini : 1. Tekanan anggaran waktu berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini menunjukan jika tekanan anggaran waktu merupakan masalah serius yang bisa mereduksi kualitas audit. Ketika auditor mengalami tekanan akibat anggaran waktu saat melakukan program audit, akan muncul tindakan-tindakan seperti tidak melakukan investigasi lebih lanjut terhadap laporan klien, mengurangi pekerjaan audit, atau melakukan pergantian prosedur audit yang sudah ditetapkan yang dapat mengurangi kualitas audit. 2. Locus of control internal berpengaruh negatif signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini menunjukan jika karakteristik personal merupakan salah satu faktor internal yang mempengaruhi auditor perilaku audit disfungsional. Semakin dominan locus of control internal seseorang (auditor) Antonius Lendi, Dani Sopian 607

12 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice akan semakin besar juga kemungkinan terhindar tindakan-tindakan yang dapat mengakibatkan penurunan kualitas audit yang diakibatkan oleh perilaku audit disfungsional. 3. Locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini menunjukan jika karakteristik personal tidak selalu membuat auditor terhindar dari perilaku disfungsional. Dengan dominan locus of control eksternal yang dimiliki oleh auditor maka semakin tingggi pula kecenderungan melakukan tindakan yang membahayakan kualitas audit seperti perilaku reduksi kualitas audit. 4. Tekanan anggaran waktu berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku underreporting of time. Walaupun anggaran waktu sering dirasakan sangat ketat dan harus dicapai dengan usaha yang sungguhsungguh, auditor merasa bahwa sedapat mungkin mencapainya untuk mendapat penilaian kinerja. Hal ini yang menyebabkan auditor mengerjakan audit menggunakan waktu personal untuk mencapai waktu yang lebih baik tanpa melaporkan waktu personal yang digunakan auditor. 5. Locus of control internal berpengaruh negatif signifikan terhadap perilaku underreporting of time. Auditor dengan locus of control internal cenderung akan bersungguh-sungguh dalam memanfaatkan waktu yang ada ketika melakukan prosedur audit. Ketika merasa bahwa waktu audit itu kurang, auditor dengan locus of control internal akan berperilaku fungsional seperti lebih bersungguh-sunguh untuk mencapai tugasnya atau meminta waktu tambahan untuk menyelesaikan auditnya. 6. Locus of control eksternal berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku underreporting of time. Auditor memiliki locus of control eksternal lebih dominan akan menimbulkan kecenderungan melakukan perilaku disfungsional (UTR). Sters kerja akibat kompleisitas audit atau tekanan (luar dan dalam) mengakibatkan auditor dengan locus of control eksternal bertindak disfungsional. Tindakan seperti membawa pulang pekerjaan audit, serta tidak melaporkan waktu audit yang digunakan diluar waktu efektif audit. Hal ini akan berpengaruh secara tidak langsung terhadap kualitas audit. 7. Secara bersama-sama Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control Internal, Locus of Control Eksternal berpengaruh signifikan terhadap Perilaku Reduksi kualitas Audit dan Perilaku Underreporting of Time. Itu artinya variabel dependen perilaku RKA dan URT dapat dipengaruhi oleh tiga variabel independen yaitu variabel tekanan anggaran waktu, locus of control internal dan locus of control eksternal. 8. Temuan lain menunjukan bahwa pengaruh tekanan anggaran waktu lebih besar terhadap perilaku underreporting of time dibandingkan dengan perilaku reduksi kualitas audit. Hal ini dapat dilihat dari koefisien regresi hubungan antara tekanan anggaran waktu dan perilaku URT yang secara relatif lebih tinggi dari hubungan tekanan anggaran waktu dan perilaku RKA. Hasil ini menujukan bahwa ketika auditor mengalami tekanan akibat anggaran waktu audit, auditor akan cenderung melakukan perilaku yang secara tidak langsung mempengaruhi kualitas audit (URT) dibandingkan perilaku yang secara langsung mereduksi kualitas audit (RKA). 5.1 Saran Seperti yang telah dikemukakan dalam pembahasan sebelumnya bahwa terdapat keterbatasanketerbatasan dalam penelitian ini, maka penulis menyadari bahwa tidak ada penelitian yang bebas dari kekurangan. Untuk itu penulis memberikan saran-saran untuk mengatasi keterbatasan-keterbatasan yang ada. Dengan ini penulis menempatkan saran teoritis dan praktis sebagai berikut : 5.2. Saran Teoritis Saran teoritis yang dapat diberikan oleh penulis pada peneliti-peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian mengenai hal yang sama adalah sebagai berikut :Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya manambah faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku disfungsional dalam audit (RKA dan URT) selain tekanan anggaran waktu (faktor eksternal) dan variabel keperibadian locus of control internal & eksternal (faktor internal). Faktor-faktor lain seperti Komitmen Profesional, Audit Risk, Independensi Auditor, Kompetensi Auditor, Client Importance, dan Kompleksitas Audit. 5.3 Saran Praktis Saran-saran yang dapat penulis berikan terhadap praktek dalam kantor akuntan publik adalah sebagai berikut : 608 Antonius Lendi, Dani Sopian

13 Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice PROCEEDINGS Berdasarkan hasil penelitian ini tekanan anggaran waktu berpengaruh positif signifikan terhadap perilaku disfungsional dalam audit (URT dan RKA). Jika kantor akuntan publik hendak mengurangi kecenderungan tindakan-tindakan disfungsional maka salah satunya yaitu dengan mengurangi tekanan yang diakibatkan oleh anggaran waktu. KAP sebaiknya mengevaluasi kembali anggaran waktu sebelum disepakati, mungkin bisa dengan menambah sedikit waktu untuk investigasi beberapa akun yang dirasa tingkat kompleksitas auditnya lebih tinggi. Hal ini mungkin bisa mengurangi tekanan yang diakibatkan oleh anggaran waktu yang bisa mengakibatkan perilaku disfungsional dalam audit. 6. DAFTAR PUSTAKA [1]. Ardiansah, Muhammad Noor Pengaruh Gender dan Locus of Control Terhadap Kepuasan Kerja, Komitmen Organisasional dan Keinginan Berpindah Kerja Auditor. Tesis. Universitas Diponogoro Semarang. [2]. Arens, A., A., and Loebbecke, J. K., Auditing, Ahli Bahasa Amir Abadu Yusuf. Jakarta: Salemba Empat. [3]. Basuki dan Mahardani, Y. K Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu terhadap Perilaku Disfungsional Auditor dan Kualitas Audit pada Kantor Akuntan Publik di Surabaya, Jurnal Maksi. Vol 6, No. 2, pp [4]. Cooper, D., & Schindler, P Bussines Research Methods, 9 th edition. McGraw-Hill Publisihing. [5]. Donnelly, D. P., Quirin, J. J., & O'Bryan, D. (2003). Auditor Acceptance of Dysfunctional Audit Behavior: An Explanatory Model Using Auditors Personal Characteristics. Behavioral Research In Accounting. [6]. Frochot, V,. dan Shaeron, W., T Budgetary Participation, Locus of Control, and Mexican Managerial Performance and Job Satisfaction. The Accounting Review, Vol. 66, No. 1. Pp [7]. Francis, J. & E. Wilson Auditor Changes: A Joint Test Of Theories Relating To Agency Costs And Auditor Differentiation. The Accounting Review 63: [8]. Ghozali, Imam Aplikasi analisis multivariate dengan program IBM SPSS21 unpdate PLS regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro [9]. Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, IAI, Jakarta, Penerbit Salemba Empat. [10]. Irawati, Y., Petrolina, A.T., dan Mukhlasin. 2005, Hubungan Karakteristik Personal Auditor Terhadap Tingkat Penerimaan Penyimpangan Perilaku Dalam Audit. Simposium Nasional Akuntansi VIII di Solo. [11]. Jansen, M.C., And W.H. Meckling Theory Of The Firm: Managerial Behaviour Agency Cost And Ownership Structure. Jurnal Of Finance Economic. Vol 3, No. 4: [12]. Johan, Rita Kepuasan Kerja Karyawan Dalam Lingkungan Institusi Pendidikan. Jurnal Pendidikan Penabur. [13]. Lendi, Antonius Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Locus Of Control Terhadap Perilaku Disfungsional Dalam Audit (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Bandung). Skripsi. STIE STAN IM. [14]. Mahardini M. Nyoman., Sujana Edy., Adiputra P. Made Pengaruh etika profesi dan tekanan anggaran waktu terhadap perilaku disfungsional auditor (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali). e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Vol: 2 No: 1. [15]. Malone, C. F., & Roberts, R. W. (1996). Factors Associated with the Incidence of Reduced Audit Quality Behaviors. Auditing: A Journal of Practice & Theory. [16]. McNamara, S. M., & Liyanarachchi, G. A. (2008). Time budget pressure and auditor dysfunctional behaviour within an occupational stress model. Accountancy Business and the Public Interest. [17]. Mulyadi, Auditing, Buku Dua, Edisi Ke Enam, Salemba Empat, Jakarta. [18]. Otley, D. T., and Pierce, B. J Audit Time Budget Pressure: Consequence and Antecendents. Accounting, Auditing and Accountability Journal. Vol. 9 No. 1. pp [19]. Pierce, B, and Sweeney, B. 2004, Cost-Quality Conflict in Audit Firms: An Empirical Investigation. Europan Accounting Review. Vol. 13. No. 1. pp [20]. Rotter, J Generalized Expectancies for Internal Versus External Control of Reinforcement. Psycological Monographs: General and Applied. Antonius Lendi, Dani Sopian 609

14 PROCEEDINGS Profesionalisme Akuntan Menuju Sustainable Business Practice [21]. Silaban, Adanan Perilaku disfungsional auditor dalam pelaksanaan program audit (Studi Empiris di Kantor Akuntan Publik). Disertasi. Universitas Diponogoro Semarang. [22]. Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan ke 21. Bandung: ALFABETA. [23]. Soobaroyen, T. and Chelven Chengabroyan Auditors Perceptions of Time Budget Pressure, Premature Sign Off and Under-Reporting of Chargeable Time: Evidence From A Developing Country. Research Paper The University of Wales. Sumber Dari Internet: [24]. Ikatan Akuntan Publik Indonesia (akses, Antonius Lendi, Dani Sopian

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep Good Corporate Governance (GCG) telah diterapkan secara luas di Indonesia. Syakhroza (2003) dalam Wulandari (2009) mendefinisikan GCG sebagai suatu mekanisme

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban, 2009). Pendapat auditor mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (Suartana, 2010). Menurut Luthans, 2006 (dalam Harini et al., 2010), teori ini BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi mempelajari proses bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu peristiwa, alasan atau sebab perilakunya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori Teori adalah seperangkat konsep, definisi, dan proporsi yang terkait secara sistematis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena (fakta) (Cooper dan Schindler,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit laporan keuangan pada sebuah entitas dilaksanakan oleh pihak yang memiliki kompeten, tidak memihak, dan objektif, yang disebut akuntan publik atau lebih dikenal

Lebih terperinci

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif

BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif BAB 5 PENUTUP 5.1. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Lokus kendali eksternal berpengaruh positif terhadap perilaku disfungsional audit. Hal ini berarti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan yang diaudit. Apabila laporan keuangan suatu perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang digunakan sesuai dengan tujuan hipotesis yang dilakukan dengan analisis regresi linier berganda, maka dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang diaudit didasarkan atas evaluasi terhadap bukti-bukti audit yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. teori yang digunakan harus mampu mencapai maksud penelitian. Teori utama BAB II TINJAUAN PUSTAKA Suatu teori dalam penelitian memegang peranan penting yang berfungsi untuk merumuskan hipotesis dan menjelaskan suatu fenomena. Oleh sebab itu, teori yang digunakan harus mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permasalahan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan kajian teoretis dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar berpikir yang bersumber dari suatu teori yang relevan dan dapat digunakan sebagai tuntunan untuk memecahkan permasalahan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Lokasi penelitiannya adalah Semarang. B. Populasi dan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pengujian mengenai pengaruh audit fee, gaya kepemimpinan pertimbangan, dan gaya kepemimpinan struktur yang mengawali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi dari pihak yang melakukan audit (Weningtyas et al., 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lingkungan dunia usaha telah semakin berkembang. Semua bidang usaha berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik sehingga diperlukan pula usaha dari setiap bagian

Lebih terperinci

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya

Lampiran 2 (Lanjutan) 79. Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya Lampiran 2 (Lanjutan) 79 Ringkasan Hasil Penelitian Sebelumnya No Peneliti/Judul Variabel Uji Sampel Model Analisis Hasil Penelitian 1 Kelley dan Seiler Deskriptif 1) Tekanan anggaran (1982)/Auditor Stress

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan BAB V PENUTUP Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data primer dengan menggunakan kuesioner dalam pengumpulan datanya. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kantor Akuntan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang. (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Masalah Informasi akuntansi termasuk laporan keuangan memang mengandung sejumlah data yang dapat dikaji sebagai bahan penelitian (Husnan, 2000). Oleh karena itu, tidaklah

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta)

PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) PENGARUH KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PROSEDUR PENGHENTIAN AUDIT PREMATUR (Studi Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta dan Yogyakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak,

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pemilik (principals) dengan pihak lain, yaitu manajer (agent). Dalam kontrak, BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Adanya hubungan keagenan, ketika terjadi kontrak antara satu pihak, yaitu pemilik (principals)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia memberikan dampak bagi peningkatan kegiatan usaha perusahaan. Peningkatan kegiatan usaha tersebut disertai dengan semakin kompleksnya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu komponen penting dalam perusahaan. Dapat dikatakan demikian karena laporan keuangan perusahaan merupakan hasil akhir

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit dalam bentuk umum yaitu pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditing adalah suatu proses pemeriksaan terhadap laporan keuangan perusahaan klien yang dilakukan oleh seseorang yang independen dan kompeten. Audit dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat mengharuskan perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha di Indonesia sudah semakin maju. Kemajuan tersebut menuntut perusahaan untuk mengembangkan kemampuan bersaingnya. Menghadapi persaingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan hasil audit memiliki posisi yang sangat penting bagi penggunanya terutama investor, kreditor, dan pemerintah sehingga permintaan akan laporan hasil audit sangat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebagai salah satu profesi pendukung kegiatan dunia bisnis, kebutuhan akan penggunaan jasa akuntan publik dewasa ini semakin meningkat, terutama kebutuhan atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian yang menjelaskan pentingnya pemahaman faktor internal individu terhadap penerimaan perilaku audit disfungsional, motivasi penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini banyak dijumpai pemberian jasa penjaminan (assurance services) yang. perusahaan adalah jasa audit atas laporan keuangan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi yang dapat diandalkan sangat dibutuhkan dalam hampir setiap pengambilan keputusan ekonomi. Informasi akan lebih dipercaya apabila informasi tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori Keagenan (Agency Theory) menjelaskan adanya konflik antara manajemen selaku agen dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 1.1.1 Teori U Terbalik (Inverted U Theory) Teori kurva U terbalik adalah model yang paling banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor

Kata kunci: tekanan anggaran waktu, locus of control, sifat Machiavellian, pelatihan auditor, perilaku disfungsional auditor Judul : Tekanan Anggaran Waktu, Locus of Control, Sifat Machiavellian dan Pelatihan Auditor sebagai Anteseden Perilaku Disfungsional Auditor (Studi Kasus pada BPKP RI Perwakilan Provinsi Bali) Nama : Ni

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Auditing Menurut Sukrisno Agoes (2012:4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan membutuhkan jasa audit akuntan publik, hal ini disebabkan karena perusahaan mempublikasikan laporan keuangannya kepada pihak luar yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran BAB I PENDAHULUAN Bab pertama dari skripsi adalah pendahuluan yang mencakup gambaran umum dalam penyusunan sesuai dengan judul. Penulis menyusun pembabakan dari ringkasan setiap isi dari bab per bab yang

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan

BAB IV METODE PENELITIAN. mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan BAB IV METODE PENELITIAN Bab IV menjelaskan mengenai metode penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Pembahasan diawali dengan menjelaskan rancangan penelitian, tempat dan waktu penelitian,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini merupakan tinjauan atas berbagai referensi, literatur, jurnal-jurnal penelitian maupun sumber-sumber lainnya yang relevan dengan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku profesional akuntan publik salah satunya diwujudkan dalam bentuk menghindari perilaku menyimpang dalam audit (dysfunctional audit behavior). Perilaku

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rerangka Teori 1. Teori Atribusi Teori atribusi menjelaskan tentang bagaimana proses penyebab perilaku seseorang atau tujuan seseorang dalam berperilaku. Teori ini diarahkan

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Penelitian ini menguji hubungan antara tekanan waktu, locus of control, dan materialitas terhadap penghentian prematur atas prosedur audit. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar.

BAB I PENDAHULUAN. (Weningtyas dkk. 2006:2). Kasus Enron merupakan salah satu bukti kegagalan. pihak mengalami kerugian materi dalam jumlah besar. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang diaudit (Silaban,

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan

BABI PENDAHULUAN. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada. umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran laporan keuangan perusahaan yang

Lebih terperinci

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERSONAL AUDITOR TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDIT SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002). A Statement Of Basic Auditing Concepts BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan keandalan pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arens, A Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga: Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Arens, A Auditing dan Jasa Assurance. Jilid 1. Edisi Keduabelas. Erlangga: Jakarta. 79 DAFTAR PUSTAKA Abdolmohammadi, M., and A. Wright. 1999. An Examination of The Effects of Experience and Task Complexity on Audit Judgment. The Accouting Riview vol XIII, no. 1 (January) p: 1-13. Ahituv,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

BAB I PENDAHULUAN. baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profesi auditor mengalami banyak kemajuan dan mulai banyak dibutuhkan baik di instansi pemerintah maupun di sektor swasta di Indonesia. Auditor di instansi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Teori ini mengacu pada BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Atribusi Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. mengenai seberapa banyak usaha yang dilakukan dalam situasi atau tugas tertentu. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori pengharapan (expectancy theory) Teori pengharapan merupakan teori yang mengarah kepada keputusan mengenai seberapa banyak usaha

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Simpulan Hasil dari pengujian ini membuktikan bahwa variabel profesionalisme auditor mempengaruhi penentuan tingkat materialitas dalam pemeriksaan laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tindakan supervisi berpengaruh negatif terhadap penghentian prematur atas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa

BAB I PENDAHULUAN. Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era transparansi menjadikan jasa auditor semakin dibutuhkan di masa yang akan datang mengingat perkembangan bisnis yang semakin kompleks. Pelaku bisnis tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah Profesi akuntan di Indonesia sangat terkenal sebagai jasa atas pengauditan laporan keuangan perusahaan oleh auditor dan jasa ini disediakan oleh Kantor Akuntan Publik

Lebih terperinci

laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003). Indonesia (IAPI), dengan kepercayaan dari masyarakat tersebut harus dapat

laporan audit yang dibuatnya (Utami, 2003). Indonesia (IAPI), dengan kepercayaan dari masyarakat tersebut harus dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang persaingan antar perusahaan semakin meningkat diiringi dengan berbagai masalah yang dihadapi oleh perusahaan di Indonesia. Dalam menghadapi masalah itu para pengelola

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit merupakan suatu penugasan profesional yang dilakukan oleh orang-orang yang berkompeten dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti tentang

Lebih terperinci

Daftar Pustaka. Pressure and Premature Sign-offs: A Replication and Extension. Auditing: A. Journal of Practice and Theory. Volume 1 No. 2. pp

Daftar Pustaka. Pressure and Premature Sign-offs: A Replication and Extension. Auditing: A. Journal of Practice and Theory. Volume 1 No. 2. pp Daftar Pustaka Alderman, C. W. and Deitrick, J. W. 1982. Auditor s Perceptions of Time Budget Pressure and Premature Sign-offs: A Replication and Extension. Auditing: A Journal of Practice and Theory.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm

BAB I PENDAHULUAN. mengambil inisiatif untuk menanggapinya dengan melahirkan Forum of Firm BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat beberapa tahun terakhir di dunia. Kegagalan audit mengisyaratkan bahwa jaringan internasional kantorkantor

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pesatnya dunia bisnis pada saat ini mengharuskan pelaku bisnis untuk meningkatkan kinerja perusahaan demi mempertahankan kelangsungan perusahaannya. Perusahaan

Lebih terperinci

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia

By: Meilda Wiguna Faculty of Economics Riau University, Pekanbaru, Indonesia INFLUENCE OF LOCUS OF CONTROL, AFFECTIVE PROFESSIONAL COMMITMENT, CONTINUANCE PROFESSIONAL COMMITMENT AND NORMATIVE PROFESSIONAL COMMITMENT TO DYSFUNCTIONAL AUDIT BEHAVIOR (Empirical Study on Representation

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dampak kompetensi, independensi auditor, dan tekanan anggaran waktu terhadap kualitas audit pada KAP di

Lebih terperinci

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT

PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR DALAM PELAKSANAAN PROGRAM AUDIT Adanan Silaban Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan (Email: silabanadanan@yahoo.co.id) Abstract: This paper aims to discuss the

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan

BAB 1 PENDAHULUAN. berkualitas, mewujudkan pemerintahan yang good governance, dan menciptakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan dikeluarkannya PP 60 Tahun 2008 mengakibatkan tuntutan dan tantangan berat bagi auditor pemerintah untuk menghasilkan audit yang berkualitas, mewujudkan pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu (Harahap, 2009:105) dalam

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia.

BAB II LANDASAN TEORI. Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Standar Auditing Dalam melakukan tugasnya, auditor harus mengikuti aturan yang berlaku yaitu Standar Auditing (PSAP No. 01; 2011) dan Kode Etik Akuntan Indonesia. Standar auditing

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan

BAB V PENUTUP. kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengalaman, kompetensi, independensi, dan profesionalisme terhadap pendeteksian kecurangan pada Kantor Akuntan Publik di

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI EMPIRIS PADA AUDITOR KAP DI SURAKARTA DAN YOGYAKARTA) Diajukan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa locus of control terbukti tidak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap

Lebih terperinci

FAJAR DWI NUGROHO B

FAJAR DWI NUGROHO B PENGARUH TIME PRESSURE, RISIKO AUDIT, LOCUS OF CONTROL DAN KOMITMEN PROFESI TERHADAP PENGHENTIAN PREMATUR ATAS PROSEDUR AUDIT (Survey pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan umumnya adalah perusahaan yang punya kepentingan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kantor Akuntan Publik merupakan suatu entitas yang menyediakan jasa-jasa yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan. Perusahaan yang membutuhkan jasa akuntan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor mempunyai peranan dalam membentuk kepercayaan para pemakai informasi pelaporan keuangan.audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat memunculkan adanya persaingan yang terjadi antar entitas dalam berbagai sektor industri. Entitas bersaing untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN KUESIONER PENELITIAN IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama :... 2. Jenis Kelamin : L / P 3. Pendidikan D3 S1 S2 Lainnya. 4. Lama bekerja. tahun LOCUS OF CONTROL EKSTERNAL Locus of control eksternal adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Reduced Audit Quality Behaviour (perilaku pengurangan kualitas audit) adalah tindakan yang diambil auditor untuk mengurangi efektivitas pengumpulan bukti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan dari masyarakat atas laporan keuangan yang di audit oleh akuntan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pentingnya transparansi laporan keuangan terutama bagi perusahaan publik sangat dianjurkan dalam penggunaannya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian teoritis dan kajian empiris. Kajian teoritis dalam penelitian ini terdiri dari grand theory dan supporting theory. Grand theory

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh tekanan anggaran waktu, tekanan ketaatan, dan pengalaman auditor terhadap audit judgment membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi

BAB I PENDAHULUAN. disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang disediakan bagi pemakai informasi keuangan. Profesi ini merupakan profesi kepercayaan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal

BAB I PENDAHULUAN. apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar dalam semua hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan juga akan berkualitas tinggi. etik profesi. Dalam Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) guna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini persaingan dunia usaha semakin ketat, termasuk persaingan dalam bisnis jasa akuntan publik. Untuk dapat bertahan di tengah persaingan yang ketat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Auditor adalah akuntan publik yang memberikan jasa audit, menurut Mulyadi (2002: 5). Jasa seorang auditor sekarang ini banyak digunakan oleh suatu perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH ETIKA PROFESI DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali)

PENGARUH ETIKA PROFESI DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) PENGARUH ETIKA PROFESI DAN TEKANAN ANGGARAN WAKTU TERHADAP PERILAKU DISFUNGSIONAL AUDITOR (Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) 1 Nyoman Mita Mahardini, 1 Edy Sujana, 2 Made Pradana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien

BAB I PENDAHULUAN. keputusan (Weningtyas dkk, 2006). a. Mengurangi jumlah sampel dalam audit. b. Melakukan review dangkal terhadap dokumen klien BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses audit merupakan bagian dari assurance services, yang melibatkan usaha peningkatan kualitas informasi bagi pengambil keputusan serta independensi dan kompetensi

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dan hasil analisis yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Disumpulkan bahwa hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik adalah memberikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Auditor adalah seseorang yang memiliki keahlian dalam menghimpun dan menafsirkan bukti hasil pemeriksaan. Auditor independen bertanggung jawab atas audit laporan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii

ABSTRAK. Kata kunci : Independesi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, Gender, Kualitas Audit. vii Judul : Pengaruh Independensi, Tekanan Anggaran Waktu, Risiko Audit, dan Gender Pada Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor yang Bekerja Di Kantor Akuntan Publik Kota Denpasar) Nama : Putu Setia Ariningsih

Lebih terperinci

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi

Taufik Qurrahman, Susfayetti, Andi Mirdah Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Jambi e-jurnal BINAR AKUNTANSI Vol. 1 No. 1, September 2012 ISSN 2303-1522 PENGARUH TIME PRESURE, RESIKO AUDIT, MATERIALITAS, PROSEDUR REVIEW DAN KONTROL KUALITAS, LOCUS OF CONTROL SERTA KOMITMEN PROFESIONAL

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 LANDASAN TEORI 2.1.1 Teori Atribusi (Attribution Theory) Teori atribusi berpandangan bahwa suatu perilaku merupakan suatu akibat atau efek yang terjadi karena adanya sebab. Teori

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan agent untuk memberikan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Agensi Jensen & Meckling (1976) menjelaskan bahwa hubungan keagenan muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa

BAB 1 PENDAHULUAN. dua kelompok; jasa assurance dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jasa audit akuntan publik dibutuhkan oleh pihak luar perusahaan, hal ini disebabkan karena pihak luar perusahaan memerlukan jasa audit akuntan publik untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar

BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE. dikatakan berkualitas, jika memenuhi ketentuan atau standar BAB II KUALITAS AUDIT, BATASAN WAKTU AUDIT DAN DUE PROFESSIONAL CARE 2.1. Kualitas Audit Kualitas audit dapat diartikan sebagai bagus tidaknya suatu pemeriksaan yang telah dilakukan oleh auditor. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. hubungan antara agent dengan principal. Hubungan teori keagenan mucul BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keanggenan (Agency Theory) adalah teori yang menjelaskan hubungan antara agent dengan principal.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menguraikan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai dasar untuk membahas permasalahan yang diteliti, teori-teori tersebut antara lain teori keagenan, teori motivasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi yang ditujukan kepada pihak pemakai baik pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja.

Abstrak. Kata Kunci : Profesionalisme, Komitmen organisasi, Locus of Control Internal, Etika profesi dan Kinerja. Judul : Pengaruh Profesionalisme, Komitmen Organisasi, Locus of Control dan Etika Profesi Pada Kinerja Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali) Nama : I Made Artha Budi Susila

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang membahas mengenai kinerja auditor yang dapat dijadikan sebagai referensi peneliti dalam melakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU).

BAB I PENDAHULUAN. secara wajar sesuai Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dan Prinsip. Akuntansi Berterima Umum (PABU). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini persaingan antar perusahaan baik perusahaan milik negara maupun perusaaan swasta semakin meningkat diiringi berbagai masalah yang dihadapi. Dalam

Lebih terperinci