ANALISIS SPASIAL KEBERADAAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) DI DENPASAR, BADUNG DAN TABANAN LAPORAN PENELITIAN TIM PENGUSUL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SPASIAL KEBERADAAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) DI DENPASAR, BADUNG DAN TABANAN LAPORAN PENELITIAN TIM PENGUSUL"

Transkripsi

1 LAPORAN PENELITIAN ANALISIS SPASIAL KEBERADAAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) DI DENPASAR, BADUNG DAN TABANAN TIM PENGUSUL Ketut Hari Mulyawan,S.Kom., MPH dr Ketut Suarjana, MPH PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

2 RINGKASAN Keberadaan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) terus bertambah seiring bertambahnya kepesertaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). FKTP yang terdaftar pada BPJS Kesehatan Kantor Cabang (KC) Denpasar yang meliputi area Denpasar, Badung dan Tabanan peningkatan terjadi secara significan dari 178 pada Januari 2015 menjadi 276 pada agustus Kebutuhan FKTP khususnya bagi daerah daerah pinggiran semakin dirasa mengingat peningkatan kepesertaan JKN akan berbanding lurus dengan meningkatnya kunjungan pasien ke fasilitas kesehatan. Pertumbuhan ketersediaan FKTP apabila tidak diiringi dengan distribusi yang baik akan mengakibatkan kerugian bagi pihak peserta dan juga memungkinkan terjadinya persaingan yang tidak sehat diantara FKTP. Berbagai penelitian telah menunjukkan ketidakmerataan (inequity) persebaran fasilitas kesehatan dapat menyebabkan terhambatnya program-program perbaikan kesehatan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberadaan FKTP di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Tabanan dengan mengambil seluruh FKTP terdaftar sebagai sampel (total population sampling) sebanyak 250 FKTP yang terdiri dari dokter praktik mandiri, klinik dan puskesmas. FKTP akan dipetakan keberadaanya, keberadaan dibandingkan dengan jumlah penduduk per desa, dipetakan cakupan pelayanan pada masing-masing FKTP dan dianalisa dan dipetakan ketersediaan FKTP per desa. Pengumpulan data akan dilakukan dengan mengunjungi seluruh FKTP terdaftar dengan membawa perangkat Global Positioning System (GPS) untuk memperoleh data koordinat FKTP untuk selanjutnya diolah dengan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) sehingga menghasilkan luaran yang diinginkan. Adapun luaran yang dihasilkan antaralain antara lain Point of Interest keberadaan FKTP, Euclidean Buffer Analysis yang menggambarkan cakupan pelayanan FKTP dan Choropleth Map untuk menghasilkan gambaran analisis ketersediaan FKTP per desa (Provider-to- Population Analysis).

3 LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN Judul Penelitian : Analisis Spasial Keberadaan Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Di Denpasar, Badung Dan Tabanan Ketua Peneliti a. Nama lengkap dengan gelar : Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH b. Pangkat/Gol/NIP : Penata Muda /IIIa/ c. Jabatan Fungsional/Struktural : Asisten ahli d. Pengalaman penelitian : (terlampir dalam CV) e. Program Studi/Jurusan : Kesehatan masyarakat f. Fakultas : Kedokteran g. Alamat Rumah/HP : Jl. Pulau Morotai No. 60 Denpasar i. hari.mulyawan@gmail.com Jumlah Anggota Peneliti : 1 orang Jumlah Mahasiswa : 3 orang Lokasi Penelitian : Seluruh FKTP Denpasar, Badung & Tabanan Kerjasama a. Nama Instansi : - b. Alamat : Jangka waktu penelitian : 8 bulan Biaya Penelitian : Rp ,- (Empat Puluh Enam Juta Tiga Ratus Enam Puluh Ribu Rupiah) Mengetahui: Denpasar, 11 Maret 2015 Ketua PS IKM Ketua Peneliti, (dr P A Swandewi Astuti, MPH) (Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH) NIP: NIP:

4 PENDAHULUAN Latar Belakang Pemerintah dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia mencanangkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mewajibkan seluruh masyarakat Indonesia mengikuti asuransi kesehatan sosial. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) selaku badan yang menyelenggarakan JKN mencanangkan bahwa 1 Januari 2019 seluruh penduduk Indonesia memiliki jaminan kesehatan nasional guna menjamin akses terhadap pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia (Cakupan Semesta/Universal Coverage). Selain kepesertaan, ketersediaan fasilitas kesehatan juga menjadi faktor penting dalam menciptakan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat dengan menjamin akses ke pelayanan kesehatan. BPJS merangkul fasilitas kesehatan baik dari Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) hingga Tingkat Sekunder. Ketersediaan fasilitas kesehatan dapat menarik minat masyarakat dalam mengikuti JKN apabila akses terhadap fasilitas kesehatan dirasa mudah oleh pasien, dalam artian akses secara finansial (financial accessibility), geografis (Geographical accessibility), ketersediaan (availability) berbagai jenis fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan pasien dan akseptabilitas (acceptability) terhadap fasilitas pelayanan (peter et al., 2008). Ketersediaan fasilitas kesehatan dalam hal jumlah merupakan isu penting namun seperti yang disampaikan oleh peter et al. (2012), yang perlu menjadi pertimbangan dalam menetapkan keberadaan fasilitas kesehatan adalah lokasi dimana fasilitas tersebut berada, khususnya bagi FKTP karena hal ini akan berpengaruh terhadap jarak dan waktu tempuh yang diperlukan oleh pasien menuju ke fasilitas kesehatan. Distribusi FKTP yang tidak merata pada suatu wilayah meskipun dengan jumlah yang memadai akan menurunkan partisipasi masyarakat terhadap program JKN.

5 Tingkat partisipasi fasilitas kesehatan dalam program JKN cukup tinggi, khususnya bagi FKTP. BPJS Kesehatan Kantor Cabang Denpasar yang meliputi Denpasar, Badung dan Tabanan memiliki 178 FKTP pada awal 2015 meningkat signifikan sebanyaj 276 pada agustus Keberadaan FKTP ini perlu di rencanakan dengan baik selain dalam hal kualitas juga sebarannya sehingga keberadaannya tidak mengumpul pada suatu lokasi dan kosong pada lokasi lokasi yang lain. Commented [bs1]: Tambahkan penelitian eka juliantini Hingga saat ini BPJS Kesehatan tidak mempertimbangkan keberadaan FKTP dalam kriteria perekrutan FKTP. Hal ini terjadi karena tidak adanya informasi mengenai kebutuhan FKTP berbasis kewilayahan. Selain informasi mengenai kebutuhan per wilayah, informasi mengenai distribusi FKTP dalam suatu wilayah juga diperlukan agar jangan sampai terjadi clustering FKTP dalam wilayah yang sama. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan solusi ideal dalam memetakan keberadaan fasilitas kesehatan baik tingkat pertama maupun sekunder. Bila BPJS mengetahui dengan jelas keberadaan dan pola sebaran dari fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan mereka, maka BPJS akan dapat mengarahkan sebaran fasilitas kesehatan yang akan bekerja sama dengan mereka secara lebih baik. Hal ini tidak dapat dilakukan dengan hanya mengetahui alamat dari fasilitas kesehatan dalam sebuah tabel, diperlukan sebuah peta yang dapat memberikan informasi secara kewilayahan sehingga dapat memberikan informasi yang lebih mudah dipahami. Peneliti memiliki kompetensi dalam hal sistem informasi dan lebih mendalami pada bidang kesehatan masyarakat. Perkembangan sistem informasi geografis tidak terlepas dari mudahnya akses terhadap setiap orang terhadap peta maupun citra satelit terutama yang dimotori oleh google dan bing. Peneliti dalam melakukan penelitian ini akan memanfaatkan aplikasi berlisensi publik yang memanfaatkan akses terhadap peta bing yang disediakan micrososft.

6 Rumusan Masalah Pertambahan jumlah FKTP apabila tidak dibarengi dengan distribusi yang baik akan memberikan permasalahan dikemudian hari dengan munculnya cluster-cluster lokasi FKTP sehingga dapat mengurangi akses masyarakat dalam hal akses secara geografis (jarak dan waktu tempuh pasien terhadap fasilitas kesehatan). Hal ini akan mengurangi pelayanan BPJS kepada peserta JKN yang pada akhirnya akan menurunkan partisipasi masyarakat terhadap program JKN. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan memetakan distribusi keberadaan FKTP yang bekerja sama dengan BPJS yang berada pada wilayah kerja Kantor Cabang Denpasar yang meliputi Denpasar, Badung dan Tabanan. Tujuan Khusus 1. Untuk memetakan keberadaan seluruh FKTP yang terdaftar pada Kantor Cabang Denpasar yang meliputi Kota Denpasar, Kabupaten Tabanan dan Kabupaten Badung. 2. Untuk memetakan catchmen area / cakupan pelayanan masing-masing FKTP 3. Untuk menganalisa kebutuhan FKTP per wilayan (desa).

7 TINJAUAN PUSTAKA Ketersediaan Fasilitas Kesehatan Akses terhadap fasilitas kesehatan merupakan permasalahan komplek yang meliputi berbagai aspek yaitu akses finansial (financial accessibility), ketersediaan (availability) berbagai jenis fasilitas kesehatan sesuai kebutuhan pasien, akses secara geografis (geographical accessibility) dan akseptabilitas (acceptability) pasien terhadap fasilitas kesehatan (Peter et al., 2008). dalam penelitian tersebut mencatat bahwa pada negara-negara dengan income rendah dan menengah masyarakat miskin selalu mengalami kerugian pada setiap aspek. Indonesia berusaha memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan dengan menetapkan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) khususnya dalam akses finansial. Ketersediaan fasilitas kesehatan merupakan hal penting dalam rangka peningkatan dan menjaga kesehatan pada masyarakat. Ketersediaan fasilitas kesehatan khususnya yang dapat diakses oleh masyarakat akan mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Dalam hal ketersediaan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) berusaha memberikan fasilitas kesehatan yang mencukupi dengan terus mengembangkan kerja sama dengan pihak swasta dalam melayani peserta JKN. Ketersediaan fasilitas kesehatan memiliki efek secara langsung dalam keberhasilan program-program kesehatan. Blandford et al., (2012) dalam penelitiannya menemukan area kritis dalam hal ketersediaan fasilitas kesehatan di Nigeria. Akses terhadap pelayanan kesehatan berdampak pada program vaksinasi bagi anak-anak, dimana anak anak yang tinggal pada wilayah yang berada pada cakupan 1 Jam dari fasilitas kesehatan memiliki peluang divaksinasi secara lengkap pada umur 1 tahun 1,8 kali lebih besar daripada anak-anak yang tinggal diluar wilayah tersebut.

8 Ketersediaan fasilitas kesehatan akan sangat berpengaruh terhadap derajat kesehatan khususnya pada kondisi-kondisi kegawat-daruratan. Ketersediaan fasilitas kesehatan menjadi kunci penting dalam hal penanganan penyebaran penyakit menular, bencana alam maupun kegawat-daruratan lain. Leveratt (2006) menyebutkan angka kematian bagi penduduk dipedalaman Australia dua kali dari penduduk perkotaan disebabkan cedera, tiga kali akibat kecelakaan lalu-lintas dan dua kali karena jatuh di usia tua, hal ini diantaranya disebabkan jarak yang harus mereka tempuh untuk menuju fasilitas kesehatan sangat jauh yang berujung pada biaya yang harus mereka keluarkan juga lebih besar selain itu biaya pelayanan dipedalaman tercatat lebih besar dari diperkotaan. Hal ini diperparah dengan ketidak-tersediaan dokter (General Practitioner), dari data yang diperoleh dari Australian Medical Association (AMA) pada tahun 2002 menyebutkan dari 21,000 hanya 22,4% (4,700) yang melakukan praktek kedokterannya pada wilayah pedesaan/pedalaman. Keadaan ini menyebabkan penolakan untuk dirawat di rumah sakit oleh mereka yang tinggal pada kawasan terpencil. Gambar 1. Penolakan rawat inap berdasarkan wilayah tahun 2001/2002 Distribusi FKTP

9 Peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) bagi merupakan ujung tombak bagi pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Bagi usaha peningkatan derajat kesehatan, peran FKTP menjadi penting kerena FKTP relative lebih murah dan apabila terdistribusikan dengan baik maka akan dapat mencegah penyebaran penyakit pada level yang lebih luas. Keberhasilan program JKN sedikit banyak dipengaruhi oleh ketersediaan pelayanan kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Ketersediaan FKTP dalam jarak yang dekat dari pemukiman/rumah peserta atau calon peserta akan meningkatkan minat masyarakat dalam mengikuti JKN, terlepas dari peraturan pemerintah yang mewajibkan seluruh masyarakat menjadi peserta JKN. Distribusi FKTP merupakan kata kunci dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, berbagai metode tersedia untuk mendistribusikan fasilitas kesehatan, rasio penduduk-fasilitas kesehatan per batas administrasi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan. Metode ini apabila diaplikasikan dengan pemetaan akan dapat memberikan gambaran ketersediaan/kebutuhan fasilitas kesehatan dalam suatu wilayah. Pemetaan dengan menggunakan provider-to-population ratios dapat memberikan gambaran yang dapat dengan mudah dipahami mengenai ketersediaan fasilitas kesehatan apabila dilihat berdasarkan jumlah penduduk pada suatu batas administrasi tertentu (Guagliardo, 2004). Pada gambar 2 dapat dilihat wilayah wilayah yang sangat membutuhkan ketersediaan provider dan wilayah yang telah memiliki provider yang mencukupi. Informasi yang diberikan oleh peta pada gambar 2 dapat dijadikan sebagai dasar dalam pengoptimalan alolkasi/re-alokasi sumber daya, penetapan prioritas khususnya dalam menambah/mendistribusikan sumber daya dan menentukan intervensi pada area yang paling membutuhkan. Selain hal tadi peta/gambar 2 dapat menjadi alat bantu dalam mendeteksi dini permasalahan yang ada, misalkan pada gambar 2 dapat dilihat terdapat dengan intensitas merah

10 pada wilayah yang mayoritas berwarna hijau, atau bisa diartikan bahwa terdapat wilayah yang kekurangan fasilitas kesehatan pada wilayah yang mayoritas telah tercukupi jumlah fasilitas kesehatannya. Gambar 2. Provider-to-population ratios overlaid by cencus tract border Boulos (2004) dalam penelitiannya menggambarkan secara jelas distribusi dokter gigi yang bekerja sama dengan jaminan kesehatan yang ada di Ingris per 1000 penduduk pada setiap wilayah kerja jaminan kesehatan tersebut. Pada gambar 3 dapat dilihat bahwa rasio provider-to-population dapat digambarkan dengan jelas per batas administrasi tertentu yang diinginkan oleh peneliti. Permasalahan juga dapat dideteksi dengan mudah, seperti yang ditegaskan pada gambar 3 dimana suatu wilayah (South Cambridgeshire City) memiliki jumlah dokter gigi yang sangat sedikit (0,16) sedangkan pada wilayah yang berdampingan (Cambridge City dan Royston, Buntingford dan Bishop s

11 Stortford) sama-sama memiliki jumlah dokter gigi yang memadai (0,61). Dari data ini dapat dilihat telah terjadi sesuatu pada South Cambridgeshire City sehingga memiliki dokter gigi yang tidak memadai. Gambar 3. Traffic light map of dentist distribution per 1,000 people by PCT in four classes Informasi mengenai permasalahan yang terlihat dari peta diatas dapat menjadi pertimbangan untuk mengalokasikan dokter gigi pada wilayah tersebut dan juga sebaliknya membatasi kerjasama pada wilayah-wilayah yang sudah memiliki jumlah dokter gigi yang cukup, dalam peta diatas diwakili oleh warna hijau. Atau apabila memungkinkan dapat merealokasikan dokter gigi yang ada pada daerah hijau ke daerah merah.

12 Pada penelitian ini pemanfaatan peta traffic light juga dapat digunakan untuk membuat analisis kebutuhan FKTP per desa dengan cara memetakan ketersediaan FKTP pada sebuah desa sehingga dapat terlihat desa dengan kebutuhan yang tinggi dan desa yang sudah terpenuhi kebutuhan akan FKTP. Informasi ini akan menjadi informasi yang sangat penting bagi BPJS selaku badan penyelenggara JKN agar dapat mendistribusikan FKTP yang bekerjasama secara merata sehingga para peserta JKN dapat memperoleh akses terhadap fasilitas kesehatan yang adil dimanapun mereka tinggal. BPJS dapat memutuskan untuk tidak mengadakan kerjasama baru pada wilayah yang sudah memenuhi quota dan menyarankan FKTP untuk dapat berlokasi pada desa-desa yang masih membutuhkan. Selain menggunakan peta tematik atau traffic light distribusi juga dapat dilakukan dengan memetakan lokasi tempat praktek FKTP yang ada, hal ini akan dapat melihat bagaimana distribusi didalam sebuah desa, khususnya bagi desa dengan luas wilayah yang luas. Distribusi dalam wilayah juga diperlukan untuk meminimalisir lokasi praktik yang terlalu berdekatan dan lebih mendistribusikan pada wilayah-wilayah yang lebih tepat. Service Availability Mapping (SAM) merupakan perangkat yang dikembangkan oleh World Health Organization (WHO) untuk mengumpulkan dan menampilkan informasi mendasar tentang pelayanan kesehatan. Uganda merupakan salah satu negara yang menggunakan SAM yang menghasilkan data dasar yang akan digunakan untuk meningkatkan pelayanan dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS seperti AntiRetroviral Theraphy (ART), Pencegahan penularan ibu-ke-anak (PMTCT), konseling dan HIV test. Laporan SAM yang dihasilkan oleh Uganda menunjukkan dengan memetakan kepadatan penduduk dan keberadaan fasilitas kesehatan dengan pelayanan ART dapat memberikan gambaran secara jelas mengenai ketidak merataan sebaran fasilitas kesehatan dengan pelayanan ART. Laporan menunjukkan perbaikan distribusi dari data dasar yang

13 dihasilkan oleh SAM pada awal tahun 2014 dan penambahan fasilitas kesehatan dengan pelayanan ART baik yang diadakan oleh program khusus presiden (segitiga merah) maupun penambahan fasilitas dari alokasi dana departemen kesehatan (segitiga biru). Penambahan fasilitas dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat kepadatan penduduk yang diseluruh wilayah Uganda, sehingga pada akhir tahun 2004 fasilitas telah dirasa terdistribusi dengan baik khususnya pada wilayah-wilayah padat penduduk. Pemanfaatan Sistem Informasi Geografis dalam pemetaan dengan menggunakan beberapa data (data penduduk dan ketersediaan fasilitas kesehatan) dapat memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami sehingga pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat. Tanpa informasi yang benar, pengembangan intervensi dapat menjadi salah sasaran misalkan mendistribusikan fasilitas kesehatan secara merata diseluruh wilayah tanpa mempertimbangkan kebutuhan (demand) dalam hal ini kepadatan penduduk.

14 Gambar 3. Distribusi fasilitas kesehatan dengan pelayanan ART di Uganda Cakupan Pelayanan FKTP Selain melihat keberadaan FKTP, hal yang perlu diperhatikan dalam mendistribusikan FKTP adalah cakupan pelayanan FKTP tersebut. Peta cakupan pelayanan dari masing masing FKTP akan dapat membantu BPJS dalam mendistribusikan FKTP secara lebih baik dan terarah. Setiap jenis FKTP memiliki cakupan yang berbeda misalkan, cakupan dokter praktik mandiri akan berbeda dengan cakupan klinik maupun Puskesmas. Ada berbagai metode dalam memetakan cakupan pelayana kesehatan antara lain, dengan memperhitungkan jarak tempuh dengan memperhitungkan jaringan jalan raya, waktu tempuh ke fasilitas kesehatan maupun dengan menggunakan Euclidean buffer. Metode ketiga dengan menggunakan Euclidean buffer merupakan metode paling mudah meskipun cakupan

15 yang dihasilkan masih sangat kasar, karena cakupan hanya akan dihitung berdasarkan garis lurus/diameter pada sebuah lingkaran yang diasumsikan sebagai cakupan pelayanan. Mengingat data yang tersedia maka Euclidean buffer merupakan metode paling rasional saat ini, kecuali diperlukan penelitian yang dapat menghasilkan informasi mengenai kecepatan per ruas jalan dan informasi lain yang dibutuhkan. Ismaila (2013) dalam penelitiannya menganalisa ketersediaan fasilitas kesehatan dengan menggambarkan cakupan pelayanan fasilitas kesehatan sejauh radius 1 Km. Hasil dari pemetaan menunjukkan beberapa area pada wilayah penelitian tidak berada pada cakupan pelayanan kesehatan, hal ini menunjukkan ketidak-merataan pendistribusian fasilitas kesehatan sehingga ada beberapa fasilitas kesehatan yang cakupannya mengalami overlapping sedangkan pada wilayah tertentu terdapat wilayah yang tidak berada dalam cakupan pelayanan. Seperti yang dapat dilihat pada gambar 5, keberadaan fasilitas kesehatan terkonsentrasi pada dua wilayah dimana kedua wilayah itu memiliki cakupan yang saling tumpang-tindih. Sedangkan pada wilayah lainnya meskipun memiliki jalur jalan utama tidak memiliki fasilitas kesehatan yang mencukupi. Seperti pada umumnya keberadaan fasilitas kesehatan cenderung berada pada wilyah pusat kota/komunitas, sebagaimana terlihat pada gambar diatas pada dua wilayah dengan cakupan yang saling tumpang-tindih tampaknya berada pada wilayah perkotaan, hal ini terlihat dari jaringan jalan yang lebih pada pada kedua wilayah tersebut dibandingkan dengan wilayah lainnya, apalagi yang berada diseberang sungai.

16 Gambar 5. Cakupan pelayanan kesehatan di Yola, Nigeria menggunakan Euclidean Buffer Analysis Analisis serupa dapat digunakan untuk memetakan cakupan FKTP yang telah ada/bekerjasama dengan BPJS selaku penyelenggara JKN dan menggunakannya sebagai salah satu pertimbangan dalam menerima/menolak permohonan kerjasama baru dari calon FKTP. Diharapkan dengan memetakan cakupan pelayanan BPJS akan dapat memiliki gambaran yang lebih detail mengenai wilayah yang masih membutuhkan pelayanan kesehtan maupun wilayah yang sudah tidak membutuhkan lagi.

17 Pengukuran area cakupan pelayanan kesehatan khususnya pada wilayah perkotaan dilakukan oleh Masoodi (2015) yang mencoba menggunakan beberapa metode salah satunya menggunakan Euclidean buffer yang dipetakan dalam beberapa ukuran radius cakupan. Hasil penelitian menggambarakan variasi cakupan pelayanan, hal ini penting bagi pengambil keputusan untuk dapat melihat beberapa scenario yang tersedia sehingga dapat mengambil kebijakan berdasarkan berbagai pertimbangan. Gambar 6. Cakupan pelayanan kesehatan dengan menggunakan beberapa radius pelayanan Menggunakan metode seperti diatas, BPJS dapat memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk membuat beberapa alternative scenario pendistribusian FKTP khususnya dengan pertimbangan kepadatan penduduk dan luas wilayah. Misalkan pada wilayah dengan

18 kepadatan penduduk yang rendah BPJS dapat mempertimbangkan distribusi FKTP menggunakan buffer dengan radius yang lebih luas dari radius yang digunakan untuk wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Penggunaan buffer berlapis seperti gambar 6 akan memberikan informasi mengenai wilayah yang tidak tercakup dalam berbagai luas buffer, hal ini berarti wilayah tersebut termasuk dalam kategori yang paling membutuhkan fasilitas kesehatan disbanding daerah daerah lainnya. Wilayah-wilayan ini merupakan wilayah dengan prioritas tinggi sehingga BPJS dapat mengatur strategi untuk memperioritaskan pengalokasian fasilitas kesehatan pada wilayah ini.

19 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) yang ada diwilayah kerja BPJS Kantor Cabang Denpasar yang meliputi wilayah Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan. Data FKTP akan diperoleh dari kantor BPJS kantor cabang Denpasar. Bahan dan Alat Instrumen utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah Global Positioning System (GPS) yang akan memberikan koordinat dari tempat praktik/lokasi FKTP yang bekerja sama dengan BPJS Kantor Cabang Denpasar. Pengukuran koordinat akan dilakukan dengan mengunjungi seluruh FKTP dan mengambil koordinat secara langsung dilokasi. Dalam melakukan survey FKTP surveyor akan dilengkapi dengan formulir survey yang akan mencatat koordinat dan identitas subyek penelitian (FKTP). Pengambilan koordinat akan menggunakan kaidah-kaidah yang standar dalam pengukuran koordinat seperti penentuan lokasi pengambilan koordinat, akurasi yang dapat ditolerir dll. Pengolahan dan analisa akan dilakukan dengan bantuan aplikasi sistem informasi geografis yang dapat menghasilkan peta sesuai tujuan penelitian. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan eksploratif untuk dapat melihat distribusi FKTP dan analisa ketersediaan fasilitas kesehatan yang ada di Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Kabupaten Tabanan. Populasi terjangkau dari penelitian ini adalah seluruh fasilitas kesehatan tingkat pertama yang bekerjasama dengan BPJS Kantor Cabang Denpasar. Besar sampel dalam

20 penelitian ini adalah total population atau seluruh FKTP yang bekerjasama dengan BPJS Kantor Cabang Denpasar yang sampai pada saat survey data awal dilakukan sebanyak 250 FKTP.

21 HASIL PENELITIAN Distribusi FKTP FKTP yang terdaftar pada BPJS KC Denpasar sejumlah 249 yang tersebar pada 3 kabupaten yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung dan Tabanan yang menjadi wilayah kerja BPJS KC. FKTP yang ada meliputi 4 kategori yaitu dokter praktek mandiri (dr umum dan dr gigi), Klinik/Balai Pengobatan/Praktek Dokter Bersama dan Puskesmas. Perbedaan dari ketiga kategori FKTP ini terletak pada jumlah pasien yang dapat dilayani oleh FKTP per hari yang secara langsung mempengaruhi jumlah maksimal peserta yang terdaftar pada FKTP tersebut. Persebaran FKTP yang terdaftar di BPJS KC Denpasar di 3 kabupaten/kota dapat dilihat pada Tabel 1, dimana secara jumlah Kota Denpasar memang memiliki FKTP yang terbanyak dibanding 2 kabupaten/kota yang lainnya. Tabel.1 Jumlah FKTP per Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Jumlah n % Badung 80 32,1% Denpasar ,6% Tabanan 68 27,3% Jika dilihat dari sisi distribusi jenis FKTP per Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 2. Dokter praktek mandiri merupakan jenis FKTP terbanyak yang ada di 3 kabupaten/kota yang ada. Tabel.2 Jenis FKTP per Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota Jumlah n % Badung 80 32,1% dr % drg % Klinik % Puskesmas % Denpasar ,6% dr % drg %

22 Klinik % Puskesmas % Tabanan 68 27,3% dr % drg % Klinik 3 4.4% Puskesmas % Pemanfaatan SIG akan memberikan visualisasi dari data yang tersaji dalam bentuk tabel, hal ini memberikan informasi yang lebih mudah dicerna khususnya dalam hal melihat sebaran FKTP yang ada. Pada gambar 7 dapat dilihat sebaran FKTP yang ada di 3 kabupaten/kota yang menjadi wilayah kerja BPJS KC Denpasar. Gambar 7. Distribusi FKTP di Denpasar, Badung dan Tabanan

23 Jika dirinci lebih detil memetakan distribusi FKTP berdasarkan jenis FKTP yang terdiri dari dokter praktik mandiri (dr & drg), Klinik dan Puskesmas maka akan dihasilkan peta seperti dibawah (peta 8). Gambar 8. Distribusi Jenis FKTP di Denpasar, Badung dan Tabanan

24 Gambar 9. Heat map distribusi FKTP Distribusi FKTP dapat disajikan dalam bentuk heat map yang akan meberikan informasi sebaran secara lebih baik dengan mengelompokkan keberadaan FKTP menjadi tinggi (high) dan rendah (low). Dari tabel 9 dapat dilihat secara lebih jelas denpasar memiliki konsentrasi tertinggi. Cakupan Pelayanan FKTP Evaluasi cakupan pelayanan digunakan untuk melihat estimasi cakupan pelayanan FKTP sehingga dapat mengetahui dimana lokasi yang belum terlayani oleh FKTP. Informasi ini menjadi vital terutama pada saat proses pengambilan keputusan menerima atau tidak calon FKTP yang ingin berkerja sama menjadi provider BPJS.

25 Dari peta distribusi FKTP dilakukan analisa buffering dengan 3 skema yaitu cakupan pelayanan 500m, 1 Km dan 2 Km. Skema diberikan 3 opsi untuk melihat fisibilitas luas cakupan mengingat 3 wilayah terdiri dari wilayah perkotaan dan pedesaan (terpencil) Gambar 10. Cakupan pelayanan FKTP radius 500m Gambar diatas memberikan informasi cakupan pelayanan menggunakan buffer dengan radius 500m, terlihat sebagian besar wilayah masih belum terlayani khususnya pada kabupaten tabanan dan badung.

26 Gambar 11. Cakupan pelayanan FKTP radius 1km Dengan skema cakupan sejauh 1 km maka sebagian besar wilayah kota denpasar telah terlayani oleh FKTP bahkan beberapa FKTP memiliki wilayah pelayanan yang saling tumpang tindih (overlapping). Gambar 12 memperlihatkan overlapping cakupan pelayanan yang terjadi bahkan pada wilayah Kabupaten Tabanan yang secara umum masih banyak wilayah yang belum terlayani oleh FKTP.

27 Gambar 12. Cakupan pelayanan FKTP radius 2km Analisa cakupan wilayah pelayanan FKTP menggunakan buffer memberikan gambaran, meskipun secara kasar, wilayah mana yang sudah terlayani dengan baik dan khususnya wilayah mana yang masih belum terlayani oleh FKTP berdasarkan skema radius yang dipilih. Gambar 12 memperlihatkan seluruh wilayah Kota Denpasar dan sebagian besar Kabupaten Badung telah terlayani oleh FKTP BPJS.

28 Gambar 13. Cakupan pelayanan FKTP radius 2km Kebutuhan FKTP Ketersediaan per Desa dianalisa dengan menggunakan data jumlah penduduk per desa dan keberadaan FKTP sesuai jenis. Keberadaan penduduk per desa digunakan mengingat target BPJS selaku badan pelaksanan jaminan sosial pada tahun 2019 akan mencapai universal coverage dengan target 90% dari total penduduk akan menjadi peserta BPJS. Pembobotan dilakukan pada FKTP berdasarkan jenis FKTP dimana masing masing FKTP akan memiliki bobot yang berbeda yang akan berimplikasi dari jumlah maksimum peserta yang terdaftar pada FKTP Tersebut. Tabel.3 Pembobotan FKTP

29 Jenis FKTP Bobot Jumlah Maks Peserta dr Umum Klinik Puskesmas Setelah dihitung dan dilakukan skoring berdasarkan pembobotan diatas maka didapat total skor ketersediaan FKTP dan Skor kebutuhan FKTP. Skor Kebutuhan akan digunakan untuk memetakan kebutuhan FKTP per desa sehingga dapat memberikan informasi yang lebih mudah dicerna. Tabel.4 Ketersediaan dan Kebutuhan FKTP JUMLAH DESA PENDUDUK Skor Max Jumlah Skor Pusk Klinik dr Total Skor KEBUTUHAN DESA PEMOGAN KEL. PEDUNGAN KEL. SESESTAN KEL. SERANGAN DESA SIDAKARYA KEL. PANJER KEL. RENON DESA SANUR KAUH KEL. SANUR DESA SANUR KAJA DESA PEMECUTAN KAJA DESA DAUHPURI KAJA DESA DANGINPURI KAUH DESA DANGINPURI KAJA DESA DANGIN PURIKANGIN KEL. TONJA DESA PEGUYANGAN DESA UBUNG DESA UBUNG KAJA DESA PEGUYANGAN KAJA DESA PEGUYANGAN KANGIN DESA DANGINPURI KELOD DESA SUMERTA KELOD KEL. KESIMAN DESA KESIMAN PETILAN DESA KESIMANKERTALANGU KEL. SUMERTA DESA SUMERTA KAJA DESA SUMERTA KAUH

30 KEL. DANGINPURI KEL. PENATIH DESA PENATIHDANGINPURI DESA PADANGSAMBIAN KELOD DESA PEMECUTAN KELOD DESA DAUHPURI KAUH DESA DAUHPURI KELOD KEL. DAUHPURI DESA DAUHPURI KANGIN KEL. PEMECUTAN DESA TEGALHARUM DESA TEGALKERTHA KEL. PADANGSAMBIAN DESA PADANGSAMBIAN KAJA KEL. KEROBOKAN KELOD KEL. KEROBOKAN KEL. KEROBOKAN KAJA DESA TIBUBENENG DESA CANGGU DESA DALUNG DESA CEMAGI DESA MUNGGU DESA PARERENAN DESA TUMBAK BAYUH DESA BUDUK KEL. ABIANBASE KEL. SEMPIDI KEL. SADING KEL. LUKLUK KEL. KAPAL DESA KEKERAN DESA MENGWITANI DESA MENGWI DESA GULINGAN DESA PENARUNGAN DESA BAHA DESA WERDIBHUANA DESA SOBANGAN DESA SEMBUNG DESA KUWUM KEL. KEDONGANAN KEL. TUBAN KEL. KUTA KEL. LEGIAN KEL. SEMINYAK DESA PECATU

31 DESA UNGASAN DESA KUTUH KEL. BENOA KEL. TANJUNGBENOA DESA JIMBARAN DESA DARMASABA DESA SIBANG GEDE DESA JAGAPATI DESA ANGANTAKA DESA SEDANG DESA SIBANG KAJA DESA LAMBING DESA MAMBAL DESA ABIANSEMAL DESA DAUH YEH CANI DESA AYUNAN DESA BLAHKIUH DESA PUNGGUL DESA BONGKASA DESA TAMAN DESA SELAT DESA SANGEH DESA CARANGSARI DESA GETASAN DESA PANGSAN DESA PETANG DESA SULANGAI DESA PELAGA DESA BELOK DESA TEGALJADI DESA KUKUH DESA BERINGKIT DESA PEKEN DESA BATANNYUH DESA KUWUM DESA CAUBELAYU DESA SELANBAWAK DESA MARGA DESA PETIGA DESA TUA DESA PAYANGAN DESA PEREAN DESA PEREAN TENGAH DESA PEREAN KANGIN DESA LUWUS DESA MEKARSARI

32 DESA APUAN DESA ANGSERI DESA BANGLI DESA BATURITI DESA BATUNYA DESA ANTAPAN DESA CANDIKUNING DESA ANTAP DESA BAJERA DESA BEREMBENG DESA SERAMPINGAN DESA SELEMADEG DESA PUPUANSAWAH DESA WANAGIRI DESA BELATUNGAN DESA KEBONPADANGAN DESA BELIMBING DESA SANDA DESA BATUNGSEL DESA PUJUNGAN DESA PAJAHAN DESA MUNDUKTEMU DESA PUPUAN DESA BANTIRAN DESA TEGALMENGKEB DESA BERABAN DESA TANGGUNTITI DESA MAMBANG DESA BANTAS DESA MEGATI DESA GADUNGAN DESA GUNUNGSALAK DESA DALANG Gadung Sari DESA LALANGLINGGAH DESA ANTOSARI DESA TIYINGGADING DESA LUMBUNG DESA LUMBUNG KAUH DESA MUNDEH DESA MUNDEH KANGIN Angkah DESA PANGKUTIBAH DESA BELALANG DESA BERABAN DESA BUWIT

33 DESA CEPAKA DESA KABA-KABA DESA PANDAKGEDE DESA BENGKEL DESA PEJATEN DESA NYITDAH DESA PANDAKBANDUNG DESA NYAMBUNG KEL. KEDIRI KEL. ABIANTUWUNG KEL. BANJARANYAR DESA TIBUBIYU DESA KELATING DESA PENARUKAN DESA BELUMBANG DESA TISTA DESA KERAMBITAN DESA PANGKUNGKARUNG DESA KUKUH DESA BATURITI DESA MELILING DESA SEMBUNGGEDE KEL. SAMSAM DESA BATUAJI DESA KESIUT DESA TIMPAG DESA SUDIMARA KEL. BONGAN DESA GUBUG KEL. DAUHPEKEN KEL. DELODPEKEN KEL. DAJANPEKEN KEL. SUBAMIA KEL. DENBANTAS DESA BUAHAN DESA TUNJUK DESA WANASARI DESA PENEBEL DESA PITRA DESA BURUAN DESA BIAUNG DESA BABAHAN DESA SENGANAN DESA JATILUWIH DESA MANGESTA DESA WONGAYAGEDE

34 DESA TENGKUDAK DESA PENATAHAN DESA REJASA DESA RIANGGEDE DESA JEGU DESA TAJEM Dari data yang ada kemudian dianalisa dengan menggunakan software SIG sehingga menghasilkan peta kebutuhan FKTP per desa seperti yang tersaji pada gambar 10. Dari peta yang dihasilkan akan memudahkan FKTP dalam mendistribusikan FKTP khususnya bagi mereka yang ingin menjadi provider BPJS Kesehatan khususnya pada Kantor Cabang Denpasar. Gambar 13 dibawah memperlihatkan kebutuhan FKTP per desa dimana warna merah menunjukkan wilayah yang telah memiliki FKTP sesuai dengan jumlah penduduk (bahkan melebihi) sedangkan wilayah dengan warna hijau merupakan wilayah yang masih memerlukan FKTP dengan jumlah yang cukup banyak. Jumlah FKTP yang dibutuhkan dapat dilihat dari tabel 4 diatas. Besaran nilai menunjukkan skor kebutuhan, misalkan Desa Tajem masih memerulkan FKTP sebesar 2 skor yang berarti pada desa tersebut masih dibutuhkan 2 FKTP dokter mandiri atau 1 klinik.

35 Gambar 14. Heat map distribusi FKTP PEMBAHASAN Evaluasi persebaran FKTP dengan menggunakan SIG memberikan informasi yang jika dapat dimanfaatkan secara maksimal olehbpjs akan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat yang menjadi peserta Jaminan Kesehatan Nasional. Tersebarnya FKTP dengan proporsi yang baik akan memberikan kemudahan akses bagi masyarakat/peserta sehingga perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan (health seeking behaviour) akan lebih baik. Peningkatan perilaku masyarakat dalam mencari pengobatan akan berujung pada meningkatnya derajat kesehatan masyarakat.

36 Data keberadaan FKTP dalam bentuk tabel akan memberikan informasi mengenai jumlah FKTP yang bekerja-sama dengan BPJS tetapi dimana mereka berada, bagaimana cakupan wilayah pelayanan mereka dan dimana saja wilayah yang masih membutuhkan pelayanan tidak akan terjawab dengan mudah. Sistem Informasi Geografis yang menyajikan data secara visual dalam bentuk peta akan memberikan informasi yang mudah dicerna. Pada analisis cakupan pelayanan, khususnya skema 2 km, tergambar bahwa sebagian besar wilayah kerja BPJS KC Denpasar telah terlayani oleh fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS akan tetapi jika dianalisa lebih dalam maka wilayah Kota Denpasar ternyata merupakan wilayah dengan kebutuhan FKTP tertinggi. BPJS yang menjadi penentu akhir apakah sebuah faskes akan diterima bekerja sama sebagai vendor atau tidak seyogyanya mempertimbangkan keberadaan faskes dan kebutuhan tersebut wilyah sekitar akan FKTP BPJS. Pada wilayah-wilayah yang sudah melebihi kuota seyogyanya BPJS tidak menerima lagi permohonan kerjasa dari faskes baru dan akan lebih baik apabila BPJS dapat memberikan saran lokasi ideal untuk mendirikan faskes. Pada daerah-daerah yang masih membutuhkan keberadaan FKTP, BPJS sebaiknya mempertimbangkan cakupan pelayanan FKTP yang telah ada dan lokasi calon FKTP dan cakupannya sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih dekat bagi anggota JKN dan menghidarkan FKTP yang memiliki cakupan perlayanan yang overlapping. Cakupan pelayanan yang saling tumpang tinding akan mengurangi akses masyarakat ke FKTP dalam hal jarak tempuh, selain itu bagi FKTP sendiri akan menimbulkan peluang terjadinya persaingan yang tidak sehat dalam hal merekrut peserta, karena FKTP akan dibayar dengan sistem kapitasi dimana semakin banyak peserta JKN yang terdaftar pada sebuah FKTP maka akan lebih besar nilai kapitas bagi FKTP tersebut.

37 Pemilihan jenis FKTP juga perlu menjadi pertimbangan BPJS dalam hal pendistribusian FKTP. Satu Klinik/Puskesmas akan terdiri dari beberapa dokter sehingga waktu pelayanan akan lebih lama atau jumlah pasien yang dilayani akan banyak. Sedangkan praktek dokter mandiri akan memiliki keuntungan dalam hal persebaran, dimana 1 klinik/puskesmas akan berada pada satu tempat/lokasi sedangkan apabila diasumsikan 1 puskesmas = 3 dokter praktik mandiri maka 1 lokasi puskesmas = 3 lokasi dokter praktik mandiri yang jika terdistribusi dengan baik akan dapat lebih melayani masyarakat secara lebih luas. Salah satu hal yang sangat bermanfaat dari SIG pada kasus ini pada saat akan mendistribusikan FKTP pada wilayah yang kurang diminati oleh faskes yang ingin bekerja sama dengan BPJS. Dengan peta BPJS dapat mendistribusikan FKTPnya pada lokasi-lokasi perbatasan sehingga keteredian FKTP dapat dimanfaatkan bersama oleh beberapa desa. KESIMPULAN DAN SARAN Peta keberadaan, cakupan pelayanan dan kebutuhan FKTP merupakan alat bantu yang dapat memberikan informasi yang sangat berguna bagi BPJS dalam mengelola FKTP yang bekerja sama dengan mereka. Informasi mengenai keberadaan akan dapat meberikan lokasi pasti dimana saja FKTP yang bekerja sama dengan mereka dan jika informasi ini disampaikan secara luas ke publik maka masyarakat dapat memilih FKTP yang paling dekat dengan mereka dalam hal mencari pelayanan kesehatan. Informasi cakupan pelayanan FKTP akan memberikan fakta pendukung bagi BPJS dalam mendistribusikan FKTP yang mereka miliki sehingga memudahkan masyarakat/peserta dalam mengakses FKTP yang pada akhirnya akan meningkatkan minat masyarakat untuk ikut menjadi anggota JKN yang dikelola oleh BPJS Kesehatan.

38 Peta kebutuhan dapat menjadi salah satu pertimbangan bagi BPJS dalam mengambil keputusan menerima atau tidak permohonan fasilitas kesehatan yang ingin menjadi FKTP BPJS. BPJS seyogyanya menyebarkan informasi mengenai keberadaan FKTP dalam bentuk peta sehingga masyarakat/peserta dapat memilih FKTP yang paling menguntungkan bagi mereka khususnya dalah hal jarak tempuh menuju FKTP mereka. Informasi kebutuhan akan FKTP juga sebaiknya sebarkan sehingga calon FKTP dapat memilih lokasi yang sesuai kebutuhan masyarakat dan BPJS sebelum mengajukan permohonan kepada BPJS.

39 JADWAL PENELITIAN Tahap kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan Pelaksanaan Bulan Bulan Bulan Bulan 6 Bulan 7 Bulan 8 1. Persiapan 2.Pelaksanaan 3.Analisis data a. Penulisan dan penggandaan laporan b. Diseminasi dan Publikasi

40 RINCIAN BIAYA Honor Peneliti Utama 1 org Peneliti Anggota 1 org Subtotal Bahan Habis Pakai Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Biaya Material Pemakaian Satuan Pembuatan Proposal & 1 paket Laporan ATK Penggandaan formulir Fotocopy 300 lembar Sewa GPS Alat 5x10 hari Unit/Hari Penggandaan & Pengiriman Laporan Publikasi jurnal paket Subtotal Perjalanan Justifikasi Kuantitas Satuan Harga Biaya Material Perjalanan Satuan Transport kelapangan survey 250 survey kali Honor Surveyor survey 250 lokasi kali Sub Total Biaya Lain-lain (Diseminasi) Penyelenggaraan Sewa ruangan 1 paket Konsumsi peserta 30 org Sub Total Total Anggaran yang diperlukan

41 TIM PENGUSUL No Nama/NIDN Instansi Asal 1 Ketut Hari Mulyawan, S.Kom, MPH/ Dr Ketut Suarjana, MPH/ PS IKM, FK Unud PS IKM, FK Unud Bidang Ilmu Sistem Informasi Kesehatan Kebijakan Kesehatan Alokasi Uraian Waktu Tugas (jam/minggu) 10 jam Proposal, pelatihan surveyor, laporan 7 jam Pelatihan surveyor, publikasi LAMPIRAN BIODATA TIM A. Identitas Diri Ketua Peneliti 1. Nama Lengkap (dengan gelar) Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH L 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural Penata Tk I/IIIa 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 1 Januari Alamat Rumah Jl Pulau Morotai No.60. Denpasar Bali 8. Nomor Telepon/Faks /HP Alamat Kantor PSIKM, Gedung PS IKM, Universitas Udayana, Jln P.B. Sudirman, Denpasar, Bali 10. Nomor Telepon/Faks Alamat hari.mulyawan@gmail.com; 12. Lulusan yang telah dihasilkan 12 orang 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Manajemen Data dan Informasi Kesehatan 2. Aplikasi Kesehatan 3. Rekam Medis

42 B. Riwayat Pendidikan Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Institut Sains dan Teknology Universitas Gadjah Palapa Mada Bidang Ilmu Teknologi Komputer Public Health Tahun Masuk Tahun Lulus Judul Pengembangan Sistem Pengembangan Sistem Skripsi/Thesis/Disertasi Informasi Perusahaan Informasi Surat Ijin Pengiriman Barang XYZ Praktek Dengan Pendekatan Sistem Informasi Geografis Nama Prof. Adi Utarini Pembimbing/Promotor C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Opinion poll for assessing support and barrier to Smoke Free Law (Perda No 10 thn 2011) Compliance study I toward Smoke Free Law (Perda No 10 thn 2011) Persepsi masyarakat kabupaten Badung tentang KTR Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.) The Union 20 The Union 80 Dinkes Badung 30 D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Pendanaan Masyarakat Sumber *) Jml (Juta Rp.) Pelatihan Petugas Dinas Kesehatan tentang penggunaan GIS untuk pemetaan DIPA IKM Workshop Pengembangan KTR di Badung DIPA 4 *) Tuliskan sumber pendanaan : Penerapan IPTEKS SOSBUD, Vucer, Vucer Multitahun, UJI, Sibermas, atau sumber dana lainnya E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Dian Kurniasari, Putu Ayu Swandewi, Hari Juni 2012, vol ACH Mulyawan, Aplikasi sistim informasi I;1, geografis untuk memetakan distribusi sasaran pemantauan kesehatan ibu di wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir

43 No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Hibah Litbang FK Denpasar, 11 Maret 2015 Ketut Hari Mulyawan, S.Kom., MPH NIP LAMPIRAN BIODATA TIM

44 1. Nama Lengkap (dengan gelar) dr. Ketut Suarjana, MPH L/P 2. Jabatan Fungsional Asisten Ahli 3. Jabatan Struktural - 4. NIP/NIK/No.Identitas lainnya NIDN Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 18 November Alamat Rumah Jl WR Supratman Gang Ayu I Tohpati 8. Nomor Telepon/Faks /HP Alamat Kantor Jl PB Sudirman Denpasar 10. Nomor Telepon/Faks Alamat ketut_suarjana@rocketmail.com 12. Lulusan yang telah dihasilkan S-1= 100 orang; S-2= 7 Orang; S-3= Orang 13. Mata Kuliah yg diampu 1. Manajemen Rumah Sakit 2. Manajemen Sumber Daya Manusia 3. Manajemen Pelayanan Kesehatan Dasar 4. Metodologi Penelitian 5. B. Riwayat Pendidikan Program S-1 S-2 S-3 Nama Perguruan Tinggi Unud UGM Bidang Ilmu Kedokteran Kesehatan Masyarakat Tahun Masuk Tahun Lulus

45 Judul Skripsi/Thesis/Disertasi Pengetahuan PUS tentang Metode Kontrasepsi Pria Prospek Pengembangan Pelayanan Home care RS Prima Medika Nama Pembimbing/Promotor dr. Wayan Kandera, Agastya, MBA, MPH MPM C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir (Bukan Skripsi, Tesis, maupun Disertasi) No. Tahun Judul Penelitian Persepsi masyarakat kabupaten Badung tentang KTR Merokok dan Dampaknya dari segi Ekonomi dan Kesehatan Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.) Dinkes Badung 30 juta Kerjasama Luar 30 juta Negeri Evaluasi pelaksanaan JKBM di propinsi Bali IKM 10 juta Studi Kepatuhan terhadap Perda KTR The Union 50 juta Provinsi Bali Monitoring Kualitas udara di area KTR The Union 50 juta Dst. D. Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir No. Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Sosialisasi JKBM di dessa Kuwum Kec Mengwi Kabupaten Badung Pendanaan Sumber *) Jml (Juta Rp.) IKM 5 Juta

46 Praktek pemanfaatan GIS untuk Dst. manajemen Data Kesehatan IKM 5 Juta E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Artikel Ilmiah Volume/Nomor Nama Jurnal 1. Prospek Pengembangan Pelayanan Home care RS Prima Medika Denpasar VOLUME 15 No. JMPK Factors associated to referral of tuberculosis suspects by private practitioners to community health centres in Bali Province, Indonesia BMC Health Services Research 2013, 13:445 doi: / Bio Central Med Dst. F. Pengalaman Penyampaian Makalah Secara Oral pada Pertemuan/ Seminar Ilmiah dalam 5 Tahun Terakhir No. Nama Pertemuan ilmiah/ Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat 1. Seminar Urbanisasi dan Kesehatan Opini masyarakat bali tentang keberadaan pendatang di Bali Denpasar, th Union Conference on Dst. Lung Health Opinion of the people in Bali regarding the presence and the implementation of Bali Provincial Smoke-free Law Barcelona, 2014

47 G. Pengalaman Penulisan Buku dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul Buku Tahun Jumlah Halaman Dst. Penerbit H. Pengalaman Perolehan HKI dalam 5 10 Tahun Terakhir No. Judul/Thema HKI Tahun Jenis No.P/ID Dst. I. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 5 Tahun Terakhir No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial Lainnya yang Telah Diterapkan Tahun Tempat Penerapan Respon Masyarakat Dst. J. Penghargaan yang Pernah Diraih dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya) No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun Penghargaan 1. Cum Laude S2 UGM

48 3. 4. Dst. Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima risikonya. Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pengajuan penelitian : Hibah Litbang FK Denpasar, 11 Maret 2015 (dr. Ketut Suarjana, MPH)

49 DAFTAR PUSTAKA Guagliardo MF (2004) Spatial accessibility of primary care: concepts, methods and challenges. International Journal of Health Geographics 2004, 3:3 Boulos MNK, Phillipps GP (2004) Is NHS dentistry in crisis? 'Traffic light' maps of dentists distribution in England and Wales. International Journal of Health Geographics 2004, 3:10 World Health Organization (2006) Service Availability Mapping (SAM). Geneva: WHO Document Production Services. Ismaila AB, Usul N (2013) A GIS-based Spatial Analysis of Health care Facilities in Yola, Nigeria. [Presented at] GEOProcessing 2013 : The Fifth International Conference on Advanced Geographic Information Systems, Applications, and Services. Masoodi M, Rahimzadeh M (2015) Measuring access to urban health services using Geographical Information System (GIS): a case study of health service management in Bandar Abbas, Iran. International Journal of Health Policy and Management 2015, 4(x): 1-7 Peter DH, Garg A, Bloom G, Walker DG, Brieger WR, Rahman MH (2012) Poverty and access to health care in developing countries. Ann N Y Acad Sci : Blandford JI, Kumar S, Luo W, MacEachren AM (2012) It s a long, long walk: accessibility to hospitals, maternity and integrated health centers in Niger. International Journal of Health Geographics 2012, 11:24 Leveratt M (2006) Rural and Remote Australia - Equity of access to health care services. The Australian Health Consumer 2006, 2. [internet] access-health-care-services.pdf

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG 0 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 008 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN TAHUN ANGGARAN 007 KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 31 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 7 TAHUN 007 TENTANG PEMBERIAN TAMBAHAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 0 TAHUN 009 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN TAHUN ANGGARAN 008 KEPADA DESA / KELURAHAN DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG ` BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2005 TENTANG KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa guna mendukung pelaksanaan pemerintahan,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBERIAN BAGI HASIL DANA PERIMBANGAN KEPADA DESA DI KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 19 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 19 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2014; BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG BAGI HASIL DANA PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG LOKASI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU ( PPWT ) KABUPATEN BADUNG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG LOKASI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU ( PPWT ) KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 20 TAHUN 2005 TENTANG LOKASI PENGELOLAAN PEMBANGUNAN WILAYAH TERPADU ( PPWT ) KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa sesuai dengan Program Jangka

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR TAHUN 00 TENTANG PELAKSANAAN REHAB GEDUNG SD DENGAN POLA SWAKELOLA MELALUI DANA DAK DAN DANA PENDAMPING APBD DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 00 BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan, Audit Kinerja, dan Akuntabilitas.

ABSTRAK. Kata Kunci: Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan, Audit Kinerja, dan Akuntabilitas. Judul : Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran, Sistem Pelaporan dan Audit Kinerja Terhadap Akuntabilitas Pengelolaan Dana Desa di Kabupaten Badung Nama : I Nyoman Judarmita NIM : 1306305145 ABSTRAK Akuntabilitas

Lebih terperinci

ABSTRACT ABSTRAK. Setelah dilakukan analisis dengan SIG dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar PPK

ABSTRACT ABSTRAK. Setelah dilakukan analisis dengan SIG dapat diperoleh informasi bahwa sebagian besar PPK PENGGUNAAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PEMETAAN PERSEBARAN PEMBERI PELAYANAN KESEHATAN TINGKAT PERTAMA DALAM RANGKA PERSIAPAN PENYELENGGARAAN SISTEM JAMINAN SOSIAL NASIONAL DI KOTA DENPASAR

Lebih terperinci

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran

Lampiran 1. Format Justifikasi Anggaran Lampiran. Format Justifikasi Anggaran Lampiran. Justifikasi Anggaran. Honor Pelaksana Jumlah Honor (Rp.). Ketua. Anggot a Sub total. Peralatan Penunjang dan bahan habis pakai ATK, dll Nama Barang Justifikasi

Lebih terperinci

Panduan Penyusunan PROPOSAL PENELITIAN Tahun 2016 Untuk Mahasiswa S1

Panduan Penyusunan PROPOSAL PENELITIAN Tahun 2016 Untuk Mahasiswa S1 Panduan Penyusunan PROPOSAL PENELITIAN Tahun 206 Untuk Mahasiswa S KOMISI PENELITIAN Divisi Penelitian dan Pengembangan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah Denpasar,

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENETAPAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN. SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT

USULAN PENELITIAN. SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT Kode/Nama Rumpun Ilmu* :.../... Bidang Fokus :... USULAN PENELITIAN SEARCH and SHARE RESEARCH GRANT JUDUL PENELITIAN TIM PENGUSUL (Nama ketua dan anggota tim, lengkap dengan gelar, dan NIDN) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Universitas WirarajA PEDOMAN USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TIM PENYUSUN

Universitas WirarajA PEDOMAN USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TIM PENYUSUN PEDOMAN USULAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Universitas WirarajA TIM PENYUSUN Alamat Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Wiraraja Sumenep Jl. Raya Sumenep-Pamekasan KM.5

Lebih terperinci

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KERJASAMA DOSEN-MAHASISWA

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KERJASAMA DOSEN-MAHASISWA PANDUAN PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KERJASAMA DOSEN-MAHASISWA DISUSUN OLEH: PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG 05 PANDUAN PENGABDIAN KEPADA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG PENGURANGAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERDESAAN DAN PERKOTAAN UNTUK KONDISI TERTENTU OBJEK PAJAKPADA TANAH PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

@YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2014

@YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2014 @YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2014 LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH 2014 PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PROGRAM. Ketua. Anggota Tim

PROGRAM. Ketua. Anggota Tim PETUNJUK TEKNIS SISTEMATIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEMAJUAN KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PROGRAM PRIORITAS UNIVERSITAS PADJADJARAN a. Sampul Muka LAPORAN KEMAJUAN PROGRAM PRIORITAS UNIVERSITAS PADJADJARAN

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, ` PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 67 TAHUN 2005 TENTANG KETENTUAN TARIF ANGKUTAN PENUMPANG UMUM DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya kebijaksanaan Pemerintah menaikan/menyesuaikan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Alamat : Jalan Udayana Singaraja Telp. (0362) 26327 Fax. (0362) 25735 Website: lpm.undiksha.ac.id

Lebih terperinci

Review PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013

Review PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 Review PENETAPAN KINERJA TAHUN 2013 DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG Mangupura, 2013 PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun

Lebih terperinci

PENGUMUMAN NO.131/IT5.3/PG/2018

PENGUMUMAN NO.131/IT5.3/PG/2018 KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR LEMBAGA PENELITIAN, PENGABDIAN MASYARAKAT DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN (LPMPP) Jln. Nusa Indah (06) 76 Fax. (06) 600 Denpasar

Lebih terperinci

PEDOMAN USUL PENELITIAN SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN

PEDOMAN USUL PENELITIAN SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN Usulan Penelitian Internal Univ Mercu Buana maksimum berjumlah 0 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman pengesahan, dan lampiran), yang ditulis menggunakan font Times

Lebih terperinci

REKAPITULASI PSKS TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015

REKAPITULASI PSKS TINGKAT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2015 REKAPITULASI PSKS TINGKAT KABUPATEN/KOTA Kesejahtera an (WPKS) Berbasis Dunia Yang Melakukan 1 DENPASAR BARAT 2 31 20 38 0 3 212 28 11 39 0 12 2 DENPASAR TIMUR 0 2 10 11 0 1 138 26 7 6 1 0 3 DENPASAR SELATAN

Lebih terperinci

UNIVERSITAS UDAYANA PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM ANALISIS AKSESIBILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GAWAT

UNIVERSITAS UDAYANA PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM ANALISIS AKSESIBILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GAWAT UNIVERSITAS UDAYANA PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM ANALISIS AKSESIBILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GAWAT DARURAT BERDASARKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA DENPASAR TAHUN 2015 PUTU

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG

RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG RENCANA KINERJA TAHUNAN TAHUN ANGGARAN 2014 BADAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BADUNG MANGUPURA, 2014 DAFTAR ISI PENGANTAR Daftar Isi...... i BAB I Pendahuluan.... 1 A. Latar Belakang........

Lebih terperinci

HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017

HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017 HIBAH PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TAHUN 2017 A. SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN/PENGABDIAN MASYARAKAT DOSEN FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENELITIAN DIPA

BUKU PANDUAN PENELITIAN DIPA BUKU PANDUAN PENELITIAN DIPA PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2016 1. Umum Program ini dimaksudkan sebagai kegiatan pembinaan penelitian yang mengarahkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN2013 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN ANGGARAN2013 DINAS CIPTA KARYA KABUPATEN BADUNG Mangupura, 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN 2013 DAFTAR ISI Halaman Daftar Isi Kata Pengantar i ii BAB I Pendahuluan 1 1.1

Lebih terperinci

TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA TEMPLATE HIBAH PENELITIAN DOSEN UNIVERSITAS SAHID JAKARTA Sistematika Usulan Penelitian Hibah Penelitian Dosen Universitas Sahid Jakarta Maksimum berjumlah 20 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman

Lebih terperinci

PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS. p3m.ppns.ac.id

PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS.   p3m.ppns.ac.id PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS Email : p3m@ppns.ac.id p3m.ppns.ac.id PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2017 1. Umum Program ini dimaksudkan sebagai

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RIWAYAT HIDUP (CV) DOSEN UNIVERSITAS BRAWIJAYA A. IDENTITAS DIRI Nama lengkap Ir. Agus Suharyanto, M.Eng., Ph.D Jabatan Fungsional Lektor 3 Jabatan Struktural 4 NIP 96083 9880 00 5 NIDN 00308608 6 Tempat

Lebih terperinci

2 Peningkatan jalan lingkungan permukiman pavingisasi Jalan Bangbang Kembar di Desa Pecatu Rp ,00

2 Peningkatan jalan lingkungan permukiman pavingisasi Jalan Bangbang Kembar di Desa Pecatu Rp ,00 LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR : 41 TAHUN 2008 TANGGAL : 23 OKTOBER 2008 TENTANG : PENETAPAN TAMBAHAN PEMANFAATAN / PENGGUNAAN DANA BANTUAN YANG BERSUMBER DARI PENYISIHAN DANA PAJAK DAN RETRIBUSI

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 142 TAHUN 2017 TENTANG BATAS DAERAH KABUPATEN BADUNG DENGAN KOTA DENPASAR PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Penelitian Kompetitif Nasional

Penelitian Kompetitif Nasional 4/30/05 Skim Penelitian Desentralisasi Oleh : Wurlina Meles Hp. 083008090 E-mail: wurlina_made@yahoo.co.id Disampaikan pada Workshop Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Bagi Pendidikan D-III Keperawatan. Diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era Otonomi Daerah, Bangsa Indonesia tidak dapat melepaskan diri dari era globalisasi, dimana pelaksanaan pembangunan daerah sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2017 BATCH 1 (SATU)

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2017 BATCH 1 (SATU) PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2017 BATCH 1 (SATU) DIREKTORAT PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pelayanan kesehatan tidak lagi berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET Usulan Riset Internal Univ Mercu Buana maksimum berjumlah 0 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman pengesahan, dan lampiran), yang ditulis menggunakan font Times New Roman

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2016 BATCH 2 (DUA)

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2016 BATCH 2 (DUA) PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN TAHUN ANGGARAN 2016 BATCH 2 (DUA) DIREKTORAT PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA TAHUN 2016 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

JUDUL PENELITIAN. Tim Pengusul. 1. Nama Pengusul (Ketua), NIDN 2. Nama Pengusul (Anggota 1), NIDN 3. Nama Pengusul (Anggota 2), NIDN

JUDUL PENELITIAN. Tim Pengusul. 1. Nama Pengusul (Ketua), NIDN 2. Nama Pengusul (Anggota 1), NIDN 3. Nama Pengusul (Anggota 2), NIDN USUL PENELITIAN JUDUL PENELITIAN Tim Pengusul. Nama Pengusul (Ketua), NIDN. Nama Pengusul (Anggota ), NIDN 3. Nama Pengusul (Anggota ), NIDN DEPARTEMEN...FAKULTAS... UNIVERSITAS AIRLANGGA Januari 07 HALAMAN

Lebih terperinci

Dr. Amar, S.T., M.T. Curriculum Vitae. Daftar Riwayat Hidup. 1. Identitas Diri NIP

Dr. Amar, S.T., M.T. Curriculum Vitae. Daftar Riwayat Hidup. 1. Identitas Diri NIP Dr. Amar, S.T., M.T NIP. 19710303 199803 1 001 Curriculum Vitae Daftar Riwayat Hidup Identitas Diri 1 Nama Lengkap Dr. Amar, ST., MT. 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Struktural 4 NIP 19680714

Lebih terperinci

DAFTAR LOKASI DESA KKN PPM PERIODE XV TAHUN 2017 (MAHASISWA PROGRAM REGULER)

DAFTAR LOKASI DESA KKN PPM PERIODE XV TAHUN 2017 (MAHASISWA PROGRAM REGULER) DAFTAR LOKASI DESA KKN PPM PERIODE XV TAHUN 2017 (MAHASISWA PROGRAM REGULER) NO DESA KECAMATAN KABUPATEN 1 PUNGGUL ABIANSEMAL BADUNG 2 TAMAN ABIANSEMAL BADUNG 3 BONGKASA ABIANSEMAL BADUNG 4 BONGKASA PERTIWI

Lebih terperinci

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENYUSUNAN LAPORAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

Lebih terperinci

DATA CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KABUPATEN BADUNG PERIODE

DATA CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KABUPATEN BADUNG PERIODE DATA CALON TERPILIH ANGGOTA DPRD KABUPATEN BADUNG PERIODE 2014-2019 No. Nama Tempat dan tanggal Lahir Jabatan Fraksi Alamat Tinggal / Nomor Telepon Kantor Keterangan 1 I Nyoman Giri Prasta, S.Sos Badung

Lebih terperinci

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET

PEDOMAN USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET SISTEMATIKA USULAN RISET Usulan Riset Internal Univ Mercu Buana maksimum berjumlah 0 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman pengesahan, dan lampiran), yang ditulis menggunakan font Times New Roman

Lebih terperinci

SISTEMATIKA LAPORAN PPM

SISTEMATIKA LAPORAN PPM HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN BAB I. BAB II. BAB III. BAB IV. BAB V. PENDAHULUAN SISTEMATIKA LAPORAN PPM TARGET DAN LUARAN METODE PELAKSANAAN

Lebih terperinci

PENULISAN PROPOSAL PEDOMAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

PENULISAN PROPOSAL PEDOMAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 1 PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada 2013 2 3 DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak tahun 2004, Indonesia telah mempunyai Sistem Jaminan Sosial Nasional dengan dikeluarkannya Undang Undang Nomor 40 Tahun 2004 (UU SJSN). Jaminan Kesehatan Nasional

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN BATCH I (SATU)

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN BATCH I (SATU) PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL PENINGKATAN KAPASITAS PENELITI DALAM PENYUSUNAN PROPOSAL MULTIDISIPLIN BATCH I (SATU) DIREKTORAT PENELITIAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2018 1 P a g e KATA PENGANTAR Dalam rangka

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 45 TAHUN 006 TENTANG PENGGUNAAN DANA PADA POS TAK TERSANGKA DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 006 BUPATI BADUNG, Menimbang

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS UDAYANA LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) A. PENELITIAN DIPA (PNBP) UNUD Meliputi; Riset Kerjasama Luar Negeri Universitas Udayana,

Lebih terperinci

PANDUAN HIBAH PENELITIAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH ACEH (P2EDA)

PANDUAN HIBAH PENELITIAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH ACEH (P2EDA) PANDUAN HIBAH PENELITIAN PENGEMBANGAN EKONOMI DAERAH ACEH (P2EDA) Sumber: http://smpn2rantauselamatatim.wordpress.com Sumber: www.bisnisaceh.com Kerja Sama Universitas Syiah Kuala Dan Pemerintah Aceh Tahun

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN UMUM. I. Persyaratan Umum

KETENTUAN-KETENTUAN UMUM. I. Persyaratan Umum KETENTUAN-KETENTUAN UMUM I. Persyaratan Umum Persyaratan umum enelitian yang bersumber dari dana DIPA Institusional ditetapkan sebagai berikut.. Usulan penelitian dapat diajukan secara perseorangan atau

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 007 TENTANG TAMBAHAN PENYISIHAN DANA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA / KELURAHAN, DESA ADAT, DAN SUBAK DI KABUPATEN BADUNG TAHUN ANGGARAN 007

Lebih terperinci

TEMPLATE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MSYARAKAT UNIVERSITAS SAHID JAKARTA

TEMPLATE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MSYARAKAT UNIVERSITAS SAHID JAKARTA TEMPLATE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MSYARAKAT UNIVERSITAS SAHID JAKARTA Sistematika Usulan Maksimum berjumlah 20 halaman (tidak termasuk halaman sampul, halaman pengesahan, dan lampiran), Jenis huruf Times

Lebih terperinci

PEDOMAN PENELITIAN DANA DPP/SPP

PEDOMAN PENELITIAN DANA DPP/SPP PEDOMAN PENELITIAN DANA DPP/SPP PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 I. PERSYARATAN DAN ATURAN PENYUSUNAN A. Persyaratan Administratif 1. Pengusul Penelitian Dana DPP/SPP adalah kelompok

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB IV METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian kuantitatif dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan data

Lebih terperinci

SOP REKRUTMEN PENILAI (REVIEWER) INTERNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

SOP REKRUTMEN PENILAI (REVIEWER) INTERNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) Kode / No : UNIJA-SOP-LPPM-2016 Tanggal : 27 Desember 2016 Revisi : 0 Halaman : SOP REKRUTMEN

Lebih terperinci

PANDUAN SISTEMATIKA PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PANDUAN SISTEMATIKA PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT PANDUAN SISTEMATIKA PENGUSULAN PROPOSAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDAL 2015 A. Pendahuluan BAB I PANDUAN PENELITIAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN PRANATA LABORATORIUM DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN PRANATA LABORATORIUM DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT PANDUAN PENGAJUAN PROPOSAL PENELITIAN PRANATA LABORATORIUM DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 1. Pendahuluan Pranata laboratorium merupakan jabatan fungsional PLP berkedudukan sebagai pelaksana

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. Secara geografis Kabupaten Badung terletak antara

BAB V HASIL PENELITIAN. Secara geografis Kabupaten Badung terletak antara BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian Secara geografis Kabupaten Badung terletak antara 8 14 20 8 50 48 Lintang Selatan dan 115 05 00 115 26 16 Bujur Timur dengan luas wilayah 418,52

Lebih terperinci

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014

PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA TAHUN 2014 KREATIVITAS GAGASAN PKM-P PKM-M PKM-K PKM-T PKM-KC PKM-AI PKM-GT KEMAUAN DIREKTORAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-K. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-K Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

@YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2015

@YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2015 @YndAgs03 PANDUAN PELAKSANAAN PROGRAM INSENTIF HIBAH PASCASARJANA UNSYIAH TAHUN 2015 LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM, BANDA ACEH - 2015 Kata Pengantar Lembaga penelitian sebagai salah

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN KOMPETITIF UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2014

PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN KOMPETITIF UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2014 PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN KOMPETITIF UNIVERSITAS SRIWIJAYA TAHUN 2014 LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN KOMPETITIF UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014 I. BIDANG PENELITIAN

Lebih terperinci

ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI

ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KASUS KEMATIAN IBU BERDASARKAN PENDEKATAN WILAYAH DENGAN MENGGUNAKAN PENERAPAN APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN BULELENG TAHUN 2015 LUH PUTU LINA WIDYASTITI

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 GG. II NO. 8X DENPASAR 3 PUSTU UBUNG KAJA 7 DS NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds.

NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR. 6 Gg. II No. 8X Denpasar 3 Pustu Ubung Kaja 7 Ds. NAMA PUSKESMAS, PUSKESMAS PEMBANTU DAN WILAYAH KERJA DINAS KESEHATAN KOTA DENPASAR No Kecamatan No Nama Puskesmas/Alamat/Ka.Pusk No Nama Pustu/Alamat No Wilayah Desa/Kelurahan 1 Denpasar Utara Jalan Ahmad

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-M. 8. Diunggah sebelum 29 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id 9. Softcopy (Microsoft word) dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-M Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

IV. PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI

IV. PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI IV. PENELITIAN HIBAH KOMPETENSI A. PENDAHULUAN Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh dosen dalam melaksanakan tugas tridarmanya.

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-T. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-T. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-T Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 12 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN DENPASAR UTARA DI KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang : a. Bahwa berhubung dengan

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG. b. bahwa dipandang perlu menetapkan hal tersebut huruf a diatas dengan Peraturan Bupati Badung.

BUPATI BADUNG. b. bahwa dipandang perlu menetapkan hal tersebut huruf a diatas dengan Peraturan Bupati Badung. BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2005 TENTNG PENYISIHAN DANA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA, KELURAHAN DAN DESA ADAT DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG Menimbang : a. bahwa untuk

Lebih terperinci

JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015

JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015 JADWAL PELAYANAN MOBIL KELILING DALAM RANGKA PEMUNGUTAN PAJAK BUMI dan BANGUNAN DI MASING- MASING DESA/ KELURAHAN KOTA DENPASAR TAHUN 2015 NO HARI/TANGGAL JAM TEMPAT ALAMAT KECAMATAN DENPASAR TIMUR 1.

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD1-2012-14 INSENTIF PENGHARGAAN PENERBITAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH PADA JURNAL TERAKREDITASI ATAU INTERNASIONAL TAHUN ANGGARAN 2012 Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Lebih terperinci

PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGEMBANGAN KAPASITAS RISET DOSEN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN

PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGEMBANGAN KAPASITAS RISET DOSEN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN PANDUAN PELAKSANAAN HIBAH PENGEMBANGAN KAPASITAS RISET DOSEN DI UNIVERSITAS PADJADJARAN DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT UNIVERSITAS PADJADJARAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG UNIVERSITAS LAMPUNG

PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG UNIVERSITAS LAMPUNG PANDUAN PENELITIAN UNGGULAN UNIVERSITAS LAMPUNG UNIVERSITAS LAMPUNG KATA PENGANTAR Buku Panduan Penelitian Unggulan Unila ini merupakan pengembangan dari panduan penelitian hibah kompetitif penelitian

Lebih terperinci

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEDOMAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA DIREKTORAT RISET DAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI PEDOMAN PKM KARSA CIPTA (KC) FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS 6 PKM-KARSACIPTA

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2006 TENTANG 1 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 64 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN PENYISIHAN DANA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DINAS, KELURAHAN, DESA ADAT DAN SUBAK DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

Curriculum Vitae. 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Luluk Sri Agus Prasetyoningsih, M.Pd 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan

Curriculum Vitae. 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Luluk Sri Agus Prasetyoningsih, M.Pd 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Curriculum Vitae 1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dr. Luluk Sri Agus Prasetyoningsih, M.Pd 2 Jabatan Fungsional Lektor Kepala 3 Jabatan Pembina Utama Muda/IVC Struktural/Gol/Pangkat 4 NIP/NIK/Identitas lainnya

Lebih terperinci

PEDOMAN. PELAKSANAAN PENGABDIAN kepada MASYARAKAT DOSEN STMIK AKAKOM

PEDOMAN. PELAKSANAAN PENGABDIAN kepada MASYARAKAT DOSEN STMIK AKAKOM PEDOMAN PELAKSANAAN PENGABDIAN kepada MASYARAKAT DOSEN STMIK AKAKOM PUSLITBANG DAN PPM SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AKAKOM YOGYAKARTA 2014 i KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan

Lebih terperinci

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi.

OUTLINE PKM-KC. 8. Diunggah sebelum 25 November 2017 ke simbelmawa.ristekdikti.go.id. 9. Hardcopy dikumpulkan ke perguruan tinggi. OUTLINE PKM-KC Proposal PKM ditulis menggunakan huruf Times New Roman ukuran 12 dengan jarak baris 1,15 spasi dan ukuran kertas A-4 margin kiri 4 cm, margin kanan, atas, dan bawah masing-masing 3 cm. Halaman

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 59 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 59 TAHUN 2006 TENTANG BUPATI BADUNG, 0 BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 59 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN PENYISIHAN DANA PAJAK DAN RETRIBUSI DAERAH KEPADA DESA DINAS, KELURAHAN, DESA ADAT DAN SUBAK DI KABUPATEN BADUNG BUPATI BADUNG,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hak untuk memiliki tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang memadai merupakan hak asasi manusia yang tercantum dalam Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948.

Lebih terperinci

PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS. p3m.ppns.ac.id

PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS.   p3m.ppns.ac.id PANDUAN PROPOSAL PENELITIAN DANA DIPA PPNS Email : p3m@ppns.ac.id p3m.ppns.ac.id PUSAT PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA 2018 1. Latar Belakang Politeknik Perkapalan

Lebih terperinci

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015

GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 UNIVERSITAS UDAYANA HALAMAN JUDUL GAMBARAN PELAKSANAAN RUJUKAN RAWAT JALAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PUSKESMAS SE-KABUPATEN TABANAN TAHUN 2015 SANG AYU MADE MELAWATI NIM. 1120025057 PROGRAM

Lebih terperinci

PENULISAN PROPOSAL PEDOMAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat

PENULISAN PROPOSAL PEDOMAN HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN. Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat 1 PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PENGEMBANGAN DESA BINAAN Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada 2014 2 KATA PENGANTAR Bentuk pemerintahan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD INSENTIF PERCEPATAN PENERBITAN BUKU KARYA UGM TAHUN ANGGARAN 2012

PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD INSENTIF PERCEPATAN PENERBITAN BUKU KARYA UGM TAHUN ANGGARAN 2012 PEDOMAN PENULISAN PROPOSAL No. MP-UGM-LPPM-BD1-2012-11 INSENTIF PERCEPATAN PENERBITAN BUKU KARYA UGM TAHUN ANGGARAN 2012 Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Gadjah Mada 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan wilayah merupakan sebuah langkah untuk mengembangkan suatu kawasan secara holistik. Tak hanya dengan memacu pertumbuhan sosial ekonomi,

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA. Diusulkan oleh : PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KARSA CIPTA Diusulkan oleh :

Lebih terperinci

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh :

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA <<JUDUL PROGRAM>> BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN. Diusulkan oleh : PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BIDANG KEGIATAN : PKM KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh :

Lebih terperinci

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA. Luaran program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UNISNU Jepara dapat berupa: a.

PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA. Luaran program Pengabdian kepada Masyarakat LPPM UNISNU Jepara dapat berupa: a. PANDUAN PENULISAN PROPOSAL PENGABDIAN REGULER UNISNU JEPARA 1. Pendahuluan Program Pengabdian kepada Masyarakat merupakan salah satu kegiatan Tri Dharma perguruan Tinggi yang dimana dalam pengeloaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai dengan sistem kesehatan nasional (SKN), bahwa pembangunan kesehatan harus merata di seluruh wilayah di Indonesia, namun kenyataannya pembangunan pada aspek kesehatan

Lebih terperinci

USULAN PENELITIAN PROGRAM STUDI/JURUSAN/FAKULTAS

USULAN PENELITIAN PROGRAM STUDI/JURUSAN/FAKULTAS LAMPIRAN I a. Format Usulan Penelitian Universitas Hasanuddin tahun 2013 Berbasis Kompetisi Internal,(sampul muka warna Merah Tua) Kompetensi Laboratorium (merah muda) dan Postdoc (Putih) USULAN PENELITIAN

Lebih terperinci