MANFAAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS. Ike Setya Kurniasari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MANFAAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS. Ike Setya Kurniasari"

Transkripsi

1 MANFAAT LIDAH BUAYA (ALOE VERA) SEBAGAI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS Ike Setya Kurniasari Abstrak Diabetes Mellitus adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik (Mirza maulana,2009). Peningkatan glukosa darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi antara lain kelainan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, luka sulit sembuh dan membusuk (gangren) dan merupakan penyebab utama terjadinya pengerasan dan penyempitan pembuluh darah ( Aterosklerosis) sehingga menimbulkan stroke. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat lidah buaya (Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimental dua kelompok. Yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, dengan pendekatan pre dan post perlakuan. Populasinya adalah seluruh warga di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon yang terdiagnosa Diabetes Mellitus sebanyak 10 orang. Sampel pada penelitian ini sebanyak 10 orang yang menderita Diabetes Mellitus di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon, dimana 5 orang sebagai kelompok perlakuan dan 5 orang sebagai kelompok kontrol. Analisa data dilakukan dengan membandingkan tingkat kadar glukosa darah sebelum dan sesudah perlakuan, dianalisis secara inferensial untuk menentukan rata rata dan standart deviasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok perlakuan sejumlah 5 orang terjadi penurunan kadar glukosa darah setelah diberikan olahan Aloe Vera yaitu dari mg/dl (Pre Test) menjadi mg/dl (Post Test). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yang diberikan olahan Aloe Vera selama 5 hari berturut turut, dalam artian olahan Aloe Vera dapat menurunkan kadar glukosa darah pada klien Diabetes Mellitus. Kata kunci : Aloe Vera, Glukosa Darah, Diabetes Mellitus. Abstract Diabetes Mellitus is a cronic increase of blood glucose level with many kinds of anomaly metabolic that caused complications (Mirza maulana,2009). The uncontrolled increase of blood glucose will cause some complications, such as anomaly blood vescel which can cause a heart attack, interference of kidney function, injury that is difficult to be cured and gangren which can cause ateroslerosis and causes stroke. The purpose of this research is to know about the the advantages of aloe vera as the lower of blood glucose concentration for client Diabetes Mellitus. The disgn of research that will be used in this research is two group quasy experimental, that is treatment and control group with the approachment of pre and post treatment. The population is all of the society in RW O8 Gedangsewu Kulon village and 10 people are diagnosed Diabetes Mellitus. The samples of this research are 10 people who get Diabetes Mellitus in RW O8 Gedangsewu Kulon village, where 5 people here as the tretment group and 5 group as the control group. The data analyzing is dome by comparing the blood glucose level before and after treatment, analized inferensialy to decide the average and standart deviation. The research shows that from the treatment group there are 5 people get decrease of blood glucose level after comsuming Aloe Vera that is from mg/dl (pre test) become mg/dl (post test). From the statement above, we can conclude that there is decrease of boold glucose in treatment group that given Aloe Vera for 5 days, it means that Aloe Vera can lower the blood glucose concentration for client Diabetes Mellitus. Keyword : Aloe Vera, Blood Glucose, Diabetes Mellitus Jurnal AKP 63 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

2 Latar Belakang Diabetes Mellitus adalah keadaan peningkatan kadar glukosa darah yang kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik(mirza maulana,2009). Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta ( ) dikelenjar pancreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Tingginya prevalensi Diabetes Mellitus menjadikan sangat penting untuk segera diatasi. Namun saat ini masih banyak masyarakat yang kurang menyadari / mengetahui akan manfaat tanaman herbal sebagai terapi herbal dalam mengatasi Diabetes Mellitus. Data terbaru Badan Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia menempati urutan ke-4 dalam jumlah Diabetes Mellitus di dunia. Pada tahun 2006 jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia 14 juta orang. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, didapatkan data dari jumlah klien Diabetes Mellitus yang periksa di Puskesmas Sidorejo wilayah Desa Gedangsewu bulan Januari- Oktober 2011 adalah sebanyak 98 orang. Sedangkan di wilayah RW 08 Desa Gedangsewu yang telah terdiagnosis Diabetes Mellitus sebanyak 10 orang. Dari 10 responden mengatakan belum mengetahui bahwa pengobatan Diabetes Mellitus dapat menggunakan tanaman herbal, yang diketahui hanya obat obatan bahan kimia. Kontrol glukosa menjadi kunci utama dari penyakit Diabetes Mellitus. Faktor perekonomian yang labil merupakan salah satu kendala penderita diabetes melakukan proses terapi. Apabila kepatuhan proses terapi dinilai kurang maka cenderung glukosa darah terjadi peningkatan. Peningkatan glukosa darah yang tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi antara lain kelainan pembuluh darah yang akhirnya menyebabkan serangan jantung, gangguan fungsi ginjal, luka sulit sembuh dan membusuk (gangren) dan merupakan penyebab utama penyempitan pembuluh darah ( Aterosklerosis) sehingga menimbulkan stroke. Untuk menanggulangi peningkatan penderita Diabetes, maka diperlukan obat yang dapat membantu penderita dalam menurunkan kadar glukosa yang berlebih. Disamping mengkonsumsi obat, penderita Diabetes juga harus menjaga pola makan serta olahraga secara teratur. Tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe Vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi(rostita,2008). Penggunaan bahan alam disekitar dapat diolah menjadi obat alami yang aman untuk kesehatan. Salah satunya adalah tanaman lidah buaya ( Aloe Vera) yang diolah secara sederhana dan tradisional. Tanaman lidah buaya selain untuk perawatan kulit juga dapat mengobati berbagai penyakit. Aloe Vera dapat berfungsi sebagai antiinflamasi, antijamur, antibakteri dan regenerasi sel. Disamping itu ( Aloe Vera) bermanfaat untuk menurunkan kadar glukosa darah. Sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Manfaat Lidah Buaya ( Aloe Vera) Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui manfaat lidah buaya ( Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan Aloe Vera. b. Mengidentifikasi kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan Aloe Vera. c. Menganalisa manfaat lidah buaya ( Aloe Vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah desain eksperimental semu ( quasy eksperimental) dengan rancangan (non equivalent control group) dimana sample pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol tidak dapat dianggap sama ( Soekidjo Notoatmodjo,2010). Dalam penelitian ini peneliti ingin melakukan perlakuan pada responden yaitu pada penderita Diabetes Mellitus dengan pemberian terapi herbal yang menggunakan olahan Aloe Vera pada responden yang telah dipilih oleh peneliti dengan perlakuan sebanyak 2 kali perhari dan dalam kurun waktu 5 hari serta dikontrol sebelum dan sesudah diberikan olahan Aloe Vera. Jurnal AKP 64 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

3 Tabel 1. Desain eksperimental semu ( quasy eksperimental) dengan rancangan non equivalent control group. Subyek Pretest Perlakuan Posttest K-A 01-A X 02-A K-B 01-B - 02-B Keterangan : K-A : Kelompok Perlakuan K- B : Kelompok Kontrol 01-(A B) : Observasi kadar glukosa darah sebelum perlakuan X 02-(A B) : Intervensi : Observasi kadar glukosa sesudah perlakuan. Dalam penelitian ini ada 2 variabel, yaitu : 1. Variabel Independen (bebas) adalah variabel yang nilainya menentukan variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah lidah buaya (Aloe Vera). 2. Variabel Dependen (tergantung) adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel lain. Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah Kadar Glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Waktu penelitian dimulai tanggal 14 Januari 20 Januari 2012 dirumah klien penderita Diabetes Mellitus di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Populasi penelitian ini adalah sebanyak 10 orang., dan keseluruhannya dijadikan sebagai sampel penelitian (total sampling) dimana 5 orang sebagai kelompok perlakuan dan 5 orang sebagai kelompok kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi berisikan identitas diri responden dan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat berupa glukosa elektronik Nesco multicheck glucotest. Proses pengolahan data meliputi tahapan editing, coding, tabulating. Analisis data dalam penelitian ini untuk menguji antara kelompok kontrol dengan perlakuan ( Pre Test) digunakan analisis statistik Uji One Sampel T Test. Sedangkan untuk analisis statistik ( Post Test) menggunakan Uji T Dua Sampel Berpasangan dengan cara uji dua pihak. Hasil Penelitian 1. Data Umum a. Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan umur th th th th th Berdasarkan Diagram diatas yaitu tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden. b. Distribusi responden kelompok kontrol berdasarkan umur th th th th th Berdasarkan Diagram diatas yaitu tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden, tahun sejumlah () atau 1 responden.. Jurnal AKP 65 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

4 c. Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan jenis kelamin. 60% 5 responden pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu (60%) atau sejumlah 3 responden berjenis kelamin perempuan, (40%) atau sejumlah 2 responden berjenis kelamin laki laki. d. Distribusi responden kelompok kontrol berdasarkan jenis kelamin 60% Laki - Laki 40% Perempuan 40% 5 responden pada kelompok perlakuan sebagian besar yaitu (60%) atau 3 Responden Tidak Bekerja, () atau 1 Responden menjadi pegawai, () atau 1 Responden menjadi petani. f. Distribusi responden kelompok kontrol berdasarkan pekerjaan 60% Petani Pegawai Tidak Bekerja 5 responden pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu (60%) atau 3 Responden Tidak Bekerja, () atau 1 Responden menjadi pegawai, () atau 1 Responden menjadi petani. Laki - Laki Perempuan g. Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan riwayat penyakit keturunan 5 responden pada kelompok kontrol sebagian besar yaitu (60%) atau sejumlah 3 responden berjenis kelamin perempuan, (40%) atau sejumlah 2 responden berjenis kelamin laki laki. 80% e. Distribusi responden kelompok perlakuan berdasarkan pekerjaan 60% petani Pegawai Tidak Bekerja Ya Tidak Ada 5 responden pada kelompok perlakuan yaitu (80%) atau sejumlah 4 Responden menjawab ada riwayat keturunan Diabetes Mellitus pada keluarga dan () atau sejumlah 1 Responden menjawab tidak ada penyakit keturunan Diabetes Mellitus pada keluarganya. Jurnal AKP 66 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

5 h. Distribusi responden kelompok kontrol berdasarkan riwayat keturunan b. Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Pre test pada kelompok kontrol. Ya Tidak 80% 176 mg/dl 181 mg/dl 187 mg/dl 191 mg/dl 215 mg/dl 5 responden pada kelompok kontrol yaitu (80%) atau sejumlah 4 Responden menjawab ada riwayat keturunan Diabetes Mellitus pada keluarga dan () atau sejumlah 1 Responden menjawab tidak ada penyakit keturunan Diabetes Mellitus pada keluarganya. 2. Data Khusus a. Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Pre test pada kelompok perlakuan. Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol diantaranya sebanyak atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 181 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 187 mg/dl, atau sejumlah 191 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 215 mg/dl. c. Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Post test pada kelompok perlakuan. 179 mg/dl 184 mg/dl 198 mg/dl 205 mg/dl 211 mg/dl Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan diantaranya sebanyak atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl, atau sejumlah 205 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 211 mg/dl. 124 mg/dl 128 mg/dl 133 mg/dl 135 mg/dl 147 mg/dl Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan diantaranya sebanyak atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 124 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 128 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 133 mg/dl, atau sejumlah Jurnal AKP 67 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

6 135 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 147 mg/dl. d. Distribusi responden berdasarkan hasil pengukuran kadar glukosa darah Post test pada kelompok kontrol. 183 mg/dl 189 mg/dl 196 mg/dl 198 mg/dl 216 mg/dl Dari Diagram pie diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol diantaranya sebanyak atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 183 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 189 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 196 mg/dl, atau sejumlah 198 mg/dl, atau sejumlah 1 responden dengan kadar glukosa darah 216 mg/dl. e. Analisa Manfaat lidah buaya ( aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Perlakuan Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012, adalah sebagai berikut : Tabel 2. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Perlakuan Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012 No. No. KADAR GLUKOSA (mg/dl) SELISIH RESPONDEN PRE TEST POST TEST HASIL (mg/dl) 147 (mg/dl) (mg/dl) 128 (mg/dl) (mg/dl) 124 (mg/dl) (mg/dl) 133 (mg/dl) (mg/dl) 135 (mg/dl) -70 Rata-Rata (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) Std. Deviation Berdasarkan table 2 diatas diketahui 5 responden pada kelompok perlakuan yang diberi olahan aloe vera diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 211 mg/dl menjadi (post test) 147 mg/dl dengan selisih hasil -64, 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl menjadi (post test) 128 mg/dl dengan selisih hasil -56, 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl menjadi ( post test) 124 mg/dl dengan selisih hasil -74,1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl menjadi (post test) 133 mg/dl dengan selisih hasil -46, 1 responden dengan kadar glukosa darah 205 mg/dl menjadi ( post test) 135 mg/dl dengan selisih hasil -70. Rata rata antara pre test dan post test pada kelompok perlakuan yaitu mg/dl menjadi mg/dl. Dapat disimpulkan penderita Diabetes Mellitus yang diberikan olahan aloe vera mengalami penurunan kadar glukosa darah. Adapun Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012., adalah sebagai berikut : Jurnal AKP 68 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

7 Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Glukosa Darah Kelompok Kontrol Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari 2012 No. No. KADAR GLUKOSA (mg/dl) SELISIH RESPONDEN PRE TEST POST TEST HASIL (mg/dl) 196 (mg/dl) (mg/dl) 183 (mg/dl) (mg/dl) 216 (mg/dl) (mg/dl) 198 (mg/dl) (mg/dl) 189 (mg/dl) +8 Rata - Rata (mg/dl) (mg/dl) (mg/dl) Std. Deviation Berdasarkan tabel 3 diatas diketahui 5 responden pada kelompok kontrol yang tidak diberi olahan aloe vera diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 187 mg/dl menjadi (post test) 196 mg/dl dengan selisih hasil +9, 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl menjadi (post test) 183 mg/dl dengan selisih hasil +7, 215 mg/dl menjadi ( post test) 216 mg/dl dengan selisih hasil +1, 1 responden dengan kadar glukosa darah 191 mg/dl menjadi (post test) 198 mg/dl dengan selisih hasil +7, 181 mg/dl menjadi ( post test) 189 mg/dl dengan selisih hasil +8. Rata rata antara pre test dan post test pada kelompok kontrol yaitu mg/dl menjadi mg/dl. Dapat disimpulkan penderita Diabetes Mellitus yang tidak diberikan olahan aloe vera tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah. Tabel 4Analisa Manfaat Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Penurun Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare Bulan Januari Mean Paired Samples Test Paired Differences Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Pair 1 PreTest - PostTest Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil kadar glukosa darah kelompok perlakuan sebelum diberikan olahan aloe vera dan setelah diberikan olahan aloe vera, didapatkan hasil rentang penurunan kadar glukosa darah mg/dl. Diketahui nilai T tabel yaitu sedangkan nilai T hitung yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel. Sehingga dapat disimpulkan H o ditolak dan H 1 diterima yang artinya ada manfaat lidah buaya (aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus. Pembahasan 1. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus Berdasarkan tabel 2 dan 3 diketahui terdapat 10 responden yang terdiri dari 5 Jurnal AKP 69 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

8 responden kelompok perlakuan dan 5 responden kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan ini diberi olahan aloe vera, sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan oalahan aloe vera. Pada kelompok perlakuan diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 211 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 184 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 198 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 179 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 205 mg/dl. Sedangkan kelompok kontrol diantaranya, 1 responden dengan kadar glukosa darah pre test 187 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 176 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 215 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 191 mg/dl, 1 responden dengan kadar glukosa darah 181 mg/dl. Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolik mayoritas sebagai penyakit herediter akibat dari kurangnya insulin karena adanya disfungsi dari sel Beta Pankreas. Pada Diabetes Mellitus tipe II, sel-sel pankreas tidak rusak, walaupun mungkin hanya terdapat sedikit yang normal sehingga masih bisa mensekresi insulin, tetapi dalam jumlah kecil sehingga tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Berdasarkan ADA (American Diabetes Association) 1998, ada dua test yang dapat dijadikan sebagai dasar diagnosis terhadap Diabetes Mellitus yang didasarkan pada pemeriksaan kadar glukosa yaitu salah satunya kadar glukosa darah saat puasa > 126 mg/dl. Dari uraian fakta dan teori diatas, peneliti sependapat bahwa Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit akibat dari disfungsi sel-sel pancreas yang mengakibatkan jumlah sekresi insulin yang tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pengukuran Glukosa Darah Pre test dari kedua kelompok baik kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol terbukti menderita Diabetes Mellitus, karena peneliti melakukan pengukuran pada responden menggunakan alat berupa glukosa elektronik Nesco multicheck glucotest dengan kadar glukosa > 126 mg/dl. Setelah dilakukan analisis kadar glukosa darah rata rata pada kelompok perlakuan kadar glukosa darah ratarata sebesar 195,40 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar mg/dl. Terjadinya penyakit Diabetes Mellitus ini dikarenakan sebagian responden mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Diabetes Mellitus hal ini dapat dilihat pada diagram 4.7 dan diagram 4.8 yang sebagian besar responden menjawab mempunyai riwayat keluarga dengan penyakit Diabetes Mellitus. Mekanisme terjadinya peningkatan kadar glukosa darah pada responden yang > 126 mg/dl disebabkan karena adanya adanya kelainan sel beta dan kelainan pada jaringan perifer dan berlanjut pada disfungsi sel Beta pankreas. 2. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus Berdasarkan tabel 2 dan 3 diketahui pengukuran kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mayoritas mengalami penurunan. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah. Rentang penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari mg/dl ( pre test) menjadi mg/dl ( post test). Data tersebut membuktikan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan. Penurunan kadar glukosa darah akibat perlakuan dengan pemberian aloevera berfungsi sebagai memperbaiki pankreas. Senyawa yang berperan penting dalam penurunan kadar glukosa yaitu Cromium, inositol (merupakan bagian dari Vitamin B kompleks) dan Vitamin A. Adapun senyawa lain sebagai penurun kadar glukosa darah yaitu Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, untuk memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Pada tumbuhan Aloe Vera yang digunakan sebagai terapi yaitu daging dari aloe vera tersebut. Tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi(rostita,2008). Jurnal AKP 70 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

9 Dari uraian fakta dan teori diatas, peneliti sependapat bahwa penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan setelah diberikan olahan aloe vera pada penelitian ini tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan pada tahun 1996 di Universitas Mahidol, Bangkok, melaporkan Aloe vera terbukti mengurangi kadar glukosa darah pada 72 pasien yang kadar glukosanya sangat tinggi. Pada penelitian ini didapatkan rentang penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari mg/dl (pre test) menjadi mg/dl (post test). Sedangkan pada kelompok kontrol tidak mengalami penurunan sama sekali. Hal tersebut dikarenakan kelompok perlakuan diberikan olahan aloe vera yang direbus kemudian disaring dan diminum saat hangat setelah makan 2-3 gelas perhari (1gelas = 200cc ). Lama pemberian terapi aloe vera tergolong singkat hanya 5 hari berturut-turut. Sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberikan olahan aloe vera, kadar glukosa pada penderita Diabetes Mellitus tersebut tidak mengalami penurunan. Maka peneliti memberikan informasi kepada responden bahwa aloe vera tersebut sebagai olahan herbal pengganti obat Diabetes Mellitus yang diminum sesudah makan secara teratur. 3. Manfaat lidah buaya ( aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah. Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa hasil kadar glukosa darah kelompok perlakuan sebelum diberikan olahan aloe vera dan setelah diberikan olahan aloe vera, didapatkan hasil rentang penurunan kadar glukosa darah mg/dl. Dikethui nilai T tabel yaitu sedangakan nilai T hitung yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel. Sehingga dapat disimpulkan H o ditolak dan H 1 diterima. Pada daging aloe vera yaitu berfungsi untuk memperbaiki pankreas. Senyawa yang berperan penting dalam penurunan kadar glukosa yaitu Cromium, inositol (merupakan bagian dari Vitamin B kompleks) dan Vitamin A. Adapun senyawa lain sebagai penurun kadar glukosa darah yaitu Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa yang berfungsi sebagai memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, untuk memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Pada tumbuhan Aloe Vera yang digunakan sebagai terapi yaitu daging dari aloe vera tersebut. Berdasarkan hasil analisa antara fakta dan teori diatas peneliti sependapat bahwa aloe vera sebagai penurun kadar glokosa darah karena fungsi dari aloe vera mampu memperbaiki pancreas. Ketika pancreas diberi olahan aloe vera maka pancreas akan berfungsi baik kembali serta insulin mampu diproduksi kembali secara maksimal. Mono dan polisakarida, selulosa, glukosa, mannose, aldopentosa, rhamnosa berfungsi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, memproduksi mucopolisakarida, menekan kadar glukosa dan trigliserida post pandrial dan menurunkan ratio glukosa post pandrial. Inilah yang yang menyebabkan penurunan kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan yang diberi olahan aloe vera sedangkan pada kelompok kontrol yang tidak diberi olahan aloe vera tidak mengalami penurunan kadar glukosa darah dan terlihat perbedaan yang signifikan hasil analisis kadar glukosa darah antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Disarankan pada responden untuk mengolah aloe vera yang diminum sesudah makan secara teratur. Berdasarkan hasil analisis tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan, pengaruh manfaat aloe vera sebagai penurunan kadar glukosa darah antara klien Diabetes Mellitus yang diberikan olahan aloe vera dengan klien Diabetes Mellitus yang tidak diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Kesimpulan 1. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sebelum diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Didapatkan hasil yaitu, dengan kadar glukosa darah rata-rata pada Jurnal AKP 71 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

10 kelompok perlakuan sebesar 195,40 mg/dl, sedangkan pada kelompok kontrol sebesar mg/dl. 2. Kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus sesudah diberikan olahan aloe vera dirumah klien Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Kadar glukosa darah pada kelompok perlakuan mengalami penurunan setelah diberikan olahan aloe vera yaitu dari mg/dl (pre test) menjadi mg/dl (post test). 3. Ada manfaat lidah buaya ( aloe vera) sebagai penurun kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Mellitus yang bertempat tinggal di RW 08 Dusun Gedangsewu Kulon Desa Gedangsewu Kecamatan Pare. Ditunjang hasil rentang penurunan kadar glukosa darah mg/dl. Diketahui nilai T tabel yaitu sedangkan nilai T hitung yang berarti bahwa nilai T Hitung lebih besar daripada T tabel. Saran 1. Bagi Responden dan Masyarakat Responden dan masyarakat bisa tahu dan mau menggunakan olahan aloe vera sebagai terapi herbal untuk penderita Diabetes Mellitus yang berfungsi sebagai penurun kadar glukosa darah secara alami, lebih aman serta tanaman aloe vera mudah didapatkan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan dapat menjadikan penelitian ini sebagai satu wacana baru dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dalam mencari inovasi baru dibidang kesehatan terutama bidang keperawatan. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Bagi peneliti keberhasilan terapi alami ini dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian yang lebih kreatif dalam ilmu keperawatan yang berbasis herbalis, dan lebih dikhususkan pada macam macam tipe Diabetes Mellitus serta cara yang lebih efektif dalam pengolahan Aloe Vera tanpa mengurangi zat zat yang terkandung. DAFTAR PUSTAKA Furnawanthi, Irni.(2002). Khasiat Dan Manfaat Lidah Buaya Si Tanaman Ajaib. Jakarta : AgroMedia Pustaka Maulana, Mirza.(2009). Mengenal Diabetes Mellitus. Yogyakarta : Katahati Notoatmodjo, Soekidjo.(2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam.(2008). Konsep Dan Penerapan Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis Dan Instrumen Penelitian Keperawatan Ed.2. Jakarta : Salemba Medika Purbaya, J. Rio.(2003).Khasiat Aloe Vera. Bandung : Pionir Jaya Rostita. (2008). Berkat Lidah Buaya Sehat Cantik Dan Penuh Vitalitas. Bandung : Qanita Santjaka, Aris.(2011).STATISTIK untuk Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika Saraswati,Syilvia. (2009). Diet Sehat. Yogjakarta : A+ books Suddarth dan Brunner.(2002). Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : EGC Wijayakusuma, H.M. Hembing.(2004). Bebas Diabetes Mellitus Ala Hembing. Jakarta : Puspa Swara.(2007). Penyembuhan dengan Lidah Buaya. Jakarta : Sarana Pustaka Prima Jurnal AKP 72 Vol.6 No.1, 1 Januari 30 Juni 2015

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin

Lebih terperinci

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN Agus Kirwanto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia (tingginya kadar glukosa dalam darah). Diabetes mellitus dapat mengakibatkan kerusakan

Lebih terperinci

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2 PENGARUH TERAPI STEAM SAUNA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 Effect Of Steam Sauna Therapy

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. disebut gel (Savitri, 2016). Pengobatan diabetes dengan obat antidiabetes BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lidah buaya (Aloe barbadensis Mileer) merupakan tanaman obat populer yang telah digunakan selama ribuan tahun. Tanaman ini paling dikenal untuk mengobati luka,

Lebih terperinci

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN

UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN 179 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106- UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI

Lebih terperinci

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA 45 PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG POSYANDU LANSIA TERHADAP KEAKTIFAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA (Studi Eksperimental di Dusun Paron II, Wilayah Kerja Puskesmas Ngasem) Widhi Sumirat Dosen Akper Pamenang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat

Lebih terperinci

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia. PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERAPI RENDAM KAKI AIR HANGAT PADA LANSIA DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUNAN LANJUT USIA BUDI AGUNG KUPANG Yasinta Asana,c*, Maria Sambriongb, dan Angela M. Gatumc

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit degeneratif tersebut

Lebih terperinci

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI Anas Tamsuri*, Ahmad Subadi.** *) Dosen Akper Pamenang Pare **) Perawat Magang

Lebih terperinci

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MILITUS DENGAN TINGKAT KEPATUHAN DALAM MENJALANI DIET RENDAH GLUKOSA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMALANREA MAKASSAR SAMSUL BAHRI ABSTRAK : Masalah kesehatan dipengaruhi

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL HERBA SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH NORMAL PADA MANUSIA Tommy Wibowo, 2013, Pembimbing I : dr. Fenny, Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II :

Lebih terperinci

Kata Kunci: Senam Diabetes Mellitus, Kadar Gula darah, Kayumas

Kata Kunci: Senam Diabetes Mellitus, Kadar Gula darah, Kayumas EFEKTIFITAS SENAM DIABETES MELLITUS DALAM MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KAYUMAS Witriyani dzaky_nabil@ymail.com Abstrak: Kerusakan sel-sel beta

Lebih terperinci

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH

PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH THE EFFECT OF FAMILY HEALTH CARE FUNCTION ON THE DIET THERAPY OF DIABETES MELLITUS TYPE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekrsi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PUASA PADA KOMUNITAS DIABETES MELLITUS PRODIA GADING SERPONG Kepada Yth, Anggota Komunitas Diabetes Mellitus

Lebih terperinci

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

Disusun Oleh : MIA JIANDITA PENGARUH PEMBERIAN JUS ALPUKAT DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU EDELWEIS DUSUN SERUT PALBAPANG BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS JUICE MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

EFEKTIFITAS JUICE MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI EFEKTIFITAS JUICE MENTIMUN (CUCUMIS SATIVUS LINN) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Suryono*, Agus Suyanto** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat Magang di RSUD Pare

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari gangguan produksi insulin atau gangguan

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005 Ahmad Taqwin, 2007 Pembimbing I : Agustian L.K, dr., Sp.PD. Pembimbing

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016 PENGARUH TERAPI RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU DUSUN JELAPAN SINDUMARTANI NGEMPLAK SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: INDAH RESTIANI

Lebih terperinci

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN

EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL ALSTONIA SCHOLARIS (KULIT KAYU PULAI) TERHADAP PENURUNAN GLUKOSA DARAH MENCIT BETINA GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Yovita Stevina, 2009. Pembimbing : Diana Krisanti

Lebih terperinci

MANFAAT SUSU KEDELAI SEBAGAI TERAPI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS

MANFAAT SUSU KEDELAI SEBAGAI TERAPI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS MANFAAT SUSU KEDELAI SEBAGAI TERAPI PENURUN KADAR GLUKOSA DARAH PADA KLIEN DIABETES MELLITUS (Study eksperimental di poli penyakit dalam RSUD Pare Kabupaten Kediri Tahun 2010) Dany Anggriawan, Aris Dwi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. diastolik diatas 90 mmhg (Depkes, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas normal, dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastolik diatas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt.

ABSTRAK. Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa Delima.dr., M.Kes Pembimbing II : Rosnaeni, dra., Apt. ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia L.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI ALOKSAN Vincent Halim, 2008; Pembimbing I : Ellya Rosa

Lebih terperinci

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh

Nunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB

GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DIABETES MELITUS TENTANG PENANGANANNYA DI RUMAH SAKIT PAHLAWAN MEDICAL CENTER KANDANGAN, KAB. HULU SUNGAI SELATAN, KALIMANTAN SELATAN Raymond Sebastian Tengguno, 2016

Lebih terperinci

PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi

Lebih terperinci

DAMPAK PEMEKARAN KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR KELURAHAN RAPAK DALAM KOTA SAMARINDA

DAMPAK PEMEKARAN KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR KELURAHAN RAPAK DALAM KOTA SAMARINDA DAMPAK PEMEKARAN KELURAHAN DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN ADMINISTRASI PADA KANTOR KELURAHAN RAPAK DALAM KOTA SAMARINDA Oleh Puspita Sri Dewi, Jurusan Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Tentang Lansia yang Diberikan Perlakuan Pemeriksaan kadar asam urat pada lansia Tegalsari di gedung Ganesia Paut yang terletak berdekatan dengan rumah ketua RW

Lebih terperinci

ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA

ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA ABSTRAK EFEKTIVITAS TEH HIJAU, TEH HITAM, DAN TEH PUTIH DALAM MENURUNKAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA PRIA DEWASA MUDA Lie Milka Ardena Lianto.,2016, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,m.kes Pembimbing II

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SRI LESTARI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SRI LESTARI PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN LIDAH BUAYA (ALOE VERA) TERHADAP KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II USIA 40-50 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS WONOSARI 1 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : SRI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang ditandai adanya hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest

BAB III METODE PENELITIAN. Eksperimental Semu (Quasi Experiment Design) yaitu desain. Rancangan yang dipilih adalah One Group Pretest-Postest BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Melihat dari rumusan masalah yang ada, yaitu untuk mengetahui apakah air rebusan daun salam berpengaruh terhadap penurunan kadar asam urat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat pengantar Penelitian

Lampiran 1 Surat pengantar Penelitian Lampiran 1 Surat pengantar Penelitian 58 Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian 59 60 Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada Yth. Calon Responden Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes adalah suatu penyakit kronis yang terjadi akibat kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau keadaan dimana tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit

Lebih terperinci

PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI

PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI PENGARUH PEMANFAATAN TEH BUNGA ROSELA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Widhi Sumirat*, Kristyan Wijayanto.** *) Dosen Akper Pamenang Pare Kediri **) Perawat RSUD Pare Kediri Hypertension

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN CAMPURAN MAHKOTA DEWA, JINTEN HITAM DAN KUNYIT PUTIH PADA HIPERTENSI (DI DUSUN PANDANSARI KEC. PURWOASRI KAB. KEDIRI TAHUN 2010)

KEEFEKTIFAN CAMPURAN MAHKOTA DEWA, JINTEN HITAM DAN KUNYIT PUTIH PADA HIPERTENSI (DI DUSUN PANDANSARI KEC. PURWOASRI KAB. KEDIRI TAHUN 2010) KEEFEKTIFAN CAMPURAN MAHKOTA DEWA, JINTEN HITAM DAN KUNYIT PUTIH PADA HIPERTENSI (DI DUSUN PANDANSARI KEC. PURWOASRI KAB. KEDIRI TAHUN 2010) Suryono Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Hypertension is a condition

Lebih terperinci

ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH

ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH ABSTRAK PENGARUH GULA MERAH DIBANDINGKAN DENGAN GULA PASIR TERHADAP PENINGKATAN GLUKOSA DARAH Helen Sustantine Restiany, 1310199, Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.Mkes. Pembimbing II : Dr. Hana Ratnawati,

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO

PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO Anton Basuki 1, Sri Sudarsih, S.Kp., M.Kes. 2 ) Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah terhambat sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh komplikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah pasien DM tipe 2 di Puskesmas Banguntapan 2 Bantul yang telah menjalani pengobatan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS

PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS PENGETAHUAN PENDERITA GOUT ARTRITIS TENTANG TERAPI OLAHRAGA GOUT ARTRITIS Reni Nur Indasari Akademi Keperawatan Pamenang Pare Kediri ABSTRAK Penyakit asam urat atau radang sendi sudah dikenal sejak zaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. one group design. Desain ini melibatkan satu kelompok dengan 32 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan eksperimental dengan pre-post test only one group design.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kelainan sindrom metabolik dengan karakteristik dimana seseorang mengalami hiperglikemik kronis akibat kelainan sekresi insulin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin

Lebih terperinci

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL

ABSTRAK. PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL ABSTRAK PENGARUH BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH NORMAL Lidya Lustoyo Putrajaya, 2012 Pembimbing I : Dr. Iwan Budiman, dr., M.S., M.M., M.Kes., AIF. Pembimbing II : Ellya

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit tidak menular. Penggolongan dua kelompok tersebut dilakukan oleh para ahli epidemiologi di masa sekarang.

Lebih terperinci

PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY

PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar in people with diabetes mellitus) Abdul

Lebih terperinci

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA

PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA 20 30 TAHUN TENTANG DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DENGAN TEKNIK SADARI Susilowati Dosen Akper Pamenang Pare Kediri Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada payudara

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LAMPIRAN 52 LAMPIRAN 1 ب س م للا الر ح م ن الر ح ي م LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN Dengan ini saya Nama : Usia : Jenis Kelamin : Alamat : Pendidikan terakhir : Tanggal Pengambilan Data : Menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kronik adalah suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psikologis atau kognitif dalam melakukan fungsi harian atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

DANIAR REZA HERMAWAN NIM : S

DANIAR REZA HERMAWAN NIM : S PENGARUH JALAN KAKI SELAMA 30 MENIT TERHADAP PERUBAHAN GULA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II DI WILAYAH PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi DANIAR REZA HERMAWAN NIM : 08.0259.S

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi diet tinggi lemak dan fruktosa di masyarakat saat ini mulai meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya konsumsi junk food dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian bersifat eksperimen atau percobaan adalah kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sering kali diterapkan pola hidup yang kurang sehat. Seperti dalam hal pola makan, sering mengkonsumsi makanan dan minuman yang kurang baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif.

Lebih terperinci

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty

Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto Indriani Setyowati Program Study S1 Keperawatan

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA

ABSTRAK. EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA ABSTRAK EFEK DAUN TEMPUYUNG (Sonchus arvensis L.) TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PRIA DEWASA Reddy Nasa Halim, 2011, Pembimbing 1: Dr. Diana K Jasaputra, dr, M.Kes Pembimbing 2: Jo Suherman, dr, MS,

Lebih terperinci

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S

MUHAMMAD IBNU ABIDDUNYA NIM : S PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERAWATAN KAKI DIABETIK NON ULKUS TERHADAP KEMAMPUAN DIABETISI DALAM MELAKUKAN PERAWATAN KAKI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI II KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis, yang terjadi ketika pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, atau ketika tubuh tidak dapat secara efektif menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif, yang memerlukan waktu dan biaya terapi yang tidak sedikit. Penyakit ini dapat membuat kondisi tubuh

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN ABSTRAK EFEK INFUSA DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura Procumbens Back ) SEBAGAI ANTIDIABETIK ALTERNATIF PADA MENCIT YANG DIINDUKSI ALOKSAN Sriyani Indah Simanjuntak Pembimbing I : dr. Diana Krisanti Jasaputra

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK. Abstrak

HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK. Abstrak HUBUNGAN ANTARA KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DERAJAT ULKUS KAKI DIABETIK 1 Veranita, 2* Dian Wahyuni, 3 Hikayati 1 Puskesmas Baturaja 2,3 Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Subyek Penelitian Penelitian ini adalah penelitian jenis pre eksperimental, dimana subyek penelitiannya hanya satu subyek penelitian.

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Lansia mengalami proses menua (aging process) secara alami yang tidak dapat dihindari (Hawari, 2007). Namun pengaruh proses menua sering menimbulkan bermacam-macam

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati ** PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati ** Pasien diabetes yang mengalami gagal ginjal terminal harus menjalani terapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat tidak BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik kronis akibat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang masih menjadi masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American Diabetes Association (ADA) 2010,

Lebih terperinci

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel

UJI SPSS. Tests of Normality. Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre Post Sel UJI SPSS 1. Uji Normalitas Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Pre1.259 8.122.849 8.092 Post1.258 8.126.883 8.200 Sel1.275 8.075.869 8.148 Pre2.172

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA

ABSTRAK. EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA ABSTRAK EFEK JUS GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) DALAM MENGHAMBAT PENYERAPAN GLUKOSA DI SALURAN CERNA PADA MANUSIA Evan Christian Sumarno,2012, Pembimbing 1 : Dr. Diana K. Jasaputra, dr, M.Kes Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit dengan gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat

Lebih terperinci

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit kronis gangguan metabolisme yang ditandai dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (hiperglikemia), sebagai akibat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan penurunan relatif insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin, 2009). Sedangkan menurut Chang, Daly,

Lebih terperinci

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012 DIABETES UNTUK AWAM Desember 2012 Apa itu Tubuh Manusia? Tubuh manusia seperti mesin yang komplex Glukosa adalah bahan bakar dari tubuh manusia Bagaimana tubuh kita menggunakan glukosa? Glukosa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi dunia sekarang ini banyak ditemukan penyakit yang disebabkan karena pola hidup dibandingkan dengan penyakit infeksi.

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG AISYAH: JURNAL ILMU KESEHATAN 2 (1) 2017, 23 30 Available online at http://ejournal.stikesaisyah.ac.id/index.php/eja FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA Efektivitas irigasi luka menggunakan larutan Normal salin...83 EFEKTIVITAS IRIGASI LUKA MENGGUNAKAN LARUTAN NORMAL SALIN YANG DI HANGATKAN TERHADAP NYERI LUKA TRAUMA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA LANGSA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus adalah suatu penyakit yang ditandai kadar glukosa darah yang tinggi karena tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara cukup. WHO

Lebih terperinci

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN DM TIPE II DI PERSADIA UNIT DR. MOEWARDI TAHUN 2015

PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN DM TIPE II DI PERSADIA UNIT DR. MOEWARDI TAHUN 2015 PENGARUH SENAM KAKI TERHADAP NILAI ANKLE BRACHIAL INDEX (ABI) PADA PASIEN DM TIPE II DI PERSADIA UNIT DR. MOEWARDI TAHUN 2015 Agus Trianto, Rini Tri Hastuti Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta

Lebih terperinci