Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty
|
|
- Johan Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto Indriani Setyowati Program Study S1 Keperawatan Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Jenis penelitian quasy-experiment control time series design. Populasi penderita diabetes melitus sebanyak 42 orang. Sampel 18 responden diambil dengan teknik purposive sampling dan uji statistik wilcoxon signed rank test. Seluruh responden kelompok perlakuan sebelum pemberian buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 1% setelah pemberian buah apel romebeauty mengalami penurunan menjadi sedang 1%, pada kelompok kontrol sebelum pemberian buah apel romebeauty mengalami kadar gula darah buruk yaitu 1% setelah pemberian buah apel romebeauty kadar gulanya tetap buruk yaitu 77,8%. Hasil uji wilcoxon signed rank test pada kelompok perlakuan didapatkan nilai kemaknaan p =,3 < α =,5 sehingga H ditolak dan H a diterima yang artinya terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah penderita diabetes melitus. Pemberian buah apel romebeauty sebanyak 3 kali/hari sebanyak 1 gr dapat menjadi solusi untuk pengendalian kadar gula darah dan menurunkan kadar gula darah. Sehingga institusi pelayanan dan tenaga kesehatan dapat memberikan health education untuk menggunakan buah apel romebeauty dalam mengontrol kadar gula darah disamping penatalaksanaan obat dan olah raga. Kata Kunci : buah apel romebeauty, kadar gula darah, diabetes melitus Abstrak - This study aims to determine the effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar in people with diabetes mellitus in public health center Puri Mojokerto working area. This research is quasy experiment with control time series design. The population was patients with diabetes mellitus is 42 persons. The samples were 18 respondents were taken by purposive sampling technique and using a statistical test of Wilcoxon signed rank test. All respondents in the treatment group before giving apples romebeauty was bad blood sugar levels are 1% after giving romebeauty apple decreased to moderate 1%, in the control group before giving romebeauty apples the bad blood sugar levels are 1% after giving romebeauty apple blood sugar levels still bad is 77.8%. The results of Wilcoxon signed rank test in the treatment group obtained a significance value of p =.3 <α =.5 so H refused and H a accepted, which means there is the effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar in people with diabetes mellitus Giving romebeauty apples 3 times / day as much as 1 grams can be of solution to control blood sugar levels and reduce blood sugar levels. So health care institutions and the health team can give health 1
2 2 education to use romebeauty apples in controlling blood sugar levels in addition to management medicine and sports. Keywords: romebeauty apple, blood sugar levels, diabetes mellitus PENDAHULUAN Penyakit diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia, prevalensi dan insiden penyakit ini meningkat secara drastis di negara sedang berkembang termasuk Indonesia. Diabetes melitus merupakan penyakit yang ditandai oleh meningkatnya kadar gula darah yang lebih tinggi dari batas normal. Dengan kondisi kadar gula darah yang tinggi dalam jangka panjang dapat menimbulkan komplikasi metabolik akut, mikrovaskuler yang kronis dan neuropati. Komplikasi yang terjadi menyumbangkan peningkatan angka mortalitas yang di akibatkan oleh penyakit ini (Suddarth, 2). Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 27 menunjukkan bahwa prevalensi nasional diabetes melitus adalah 5,7 % dimana provinsi Jawa Timur merupakan yang mempunyai prevalensi diabetes melitus diatas prevalensi nasional. Sementara itu Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto menyebutkan total penderita penyakit diabetes melitus tahun 213 sebanyak orang dari penduduk Kabupaten Mojokerto. Dan pukesmas Puri merupakan puskesmas dengan penderita diabetes melitus terbesar ketiga setelah puskesmas Kemlagi dan puskesmas Jetis di kabupaten Mojokerto dengan jumlah penderita sebesar 757 orang pada tahun 213 yang sebelumnya pada tahun 212 sebesar 558 orang Faktor pencetus yang dapat menyebabkan diabetes melitus yaitu keturunan (genetik), infeksi virus pada pankreas,, gaya hidup, obesitas serta salah satunya yakni karena perubahan pola diet yang salah serba instant, tinggi karbohidrat, tinggi lemak, banyak mengandung gula dan protein serta rendah serat, ditambah kurangnya olahraga (Ucik, 29). Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan tetapi kadar gula darah dapat dikendalikan melalui diet, olah raga, dan obat-obatan (Laurentia, 29). Diet tepat pasien diabetes melitus dengan peningkatan kandungan serat yang larut dalam tubuh dapat memberikan efek kuat terhadap pengendalian kadar glukosa darah (Syafitri, 212).
3 3 Hal ini telah dibuktikan melalui penelitian oleh Harmayetty yakni Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus dikemukakan bahwa buah apel merupakan buah yang mengandung serat, yakni pektin, yang merupakan salah satu jenis serat larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 1 gr (Aditama, 26) yang mana di perlukan bagi pasien guna mengontrol kadar gula darah. Berdasarkan penelitian sebelumnya tentang manfaat buah apel dalam menurunkan gula darah, peneliti ingin meneliti tentang besar penurunan kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus dengan pemberian buah apel romebeauty terhadap kadar gula darah pada pasien dengan Diabetes Mellitus di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan design quasy-experiment control time series design, merupakan rancangan eksperimen dengan cara melakukan pretest (pengamatan awal), setelah itu diberi perlakuan, kemudian dilakukan post test (pengamatan akhir) dengan menggunakan kelompok pembanding (kontrol) (Setiadi, 27). Populasinya adalah penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Puri sebanyak 42 orang yang di peroleh dari data terbaru di puskesmas Puri pada bulan Januari tahun 214. Teknik pengambilan sampel mengunakan teknik purposive sampling suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang dikehandaki peneliti (tujuan/masalah dalam penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 28). Sampel pada penelitian ini ada 18 orang penderita diabetes melitus yang memenuhi kriteria peneliti di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto, dengan kriteria sebagai berikut : 1. Kriteria Inklusi a. Penderita diabetes melitus yang hiperglikemi dengan glukosa < 3 mg/dl b. Penderita diabetes melitus tipe 2 c. Tidak minum obat d. Penderita diabetes melitus yang bersedia menjadi responden
4 4 2. Kriteria Eksklusi a. Pasien diabetes melitus yang glukosanya > 3 mg/dl b. Pasien diabetes melitus dengan komplikasi c. Penderita diabetes melitus tipe 1 dan tipe lain. Sampel yang telah di temukan kemudian dibagi menjadi 2 kelompok yakni kelompok perlakuan yang diberikan apel sebanyak 9 orang dan kelompok kontrol tidak diberikan apel romebeauty sebanyak 9 orang. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 24 Februari Maret 214. Variabel independen dalam penelitian ini adalah pemberian apel romebeauty, variabel dependen adalah kadar gula darah pada penderita dibetes melitus, variabel intervening adalah jumlah kalori diet sesuai berat badan penderita diabetes melitus. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengobservasi kadar gula darah penderita diabetes melitus sebelum diberi perlakuan dengan menggunakan lembar observasi tentang identitas, BB, asupan makan, olah raga, obat- obatan, perhitungan jumlah kalori, daftar menu diet penderita diabetes melitus dan kadar gula darah acak. Alat yang digunakan untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah acak adalah cleaver chek. Buah apel romebeauty diberikan sebanyak 1 gr sebanyak 3x/ hari selama 7 hari pada penderita diabetes melitus pada kelompok perlakuan dan tidak memberikan apel romebeauty pada kelompok kontrol. Setelah 7 hari maka dilakukan observasi kadar gula darah pada kelompok perlakuan dan kontrol serta mencatat kadar gula darah acak di lembar observasi. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan uji statistik wilcoxon signed rank test < α =,5. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Data Umum a. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Stres di Wilayah Kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. No. Tingkat Stres Frekuensi Persentase (%) Normal Ringan Sedang Berat Sangat Berat 18 1 Jumlah 18 1
5 5 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa keseluruhan dari responden mengalami tingkat stres normal yaitu sebanyak 18 responden (1 %). b. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Berat Badan Responden. No Berat Badan Frekuensi Persentase (%) Kurus Normal Gemuk Obesitas ,9 11,1 Jumlah 18 1 Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa hampir keseluruhan dari responden mempunyai berat badan normal yaitu 16 responden (88,9 %), dan sebagian kecil dari responden mempunyai berat badan gemuk yaitu 2 responden (11,1%). c. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Konsumsi Obat Diabetes. No Mengkonsumsi Obat Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak Mengkonsumsi Mengkonsumsi Jumlah 18 1 Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa seluruhnya responden (1%) tidak mengkonsumsi obat diabetes. d. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Olahraga. Responden No Olahraga Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak Olahraga Olahraga Jumlah 18 1
6 6 Berdasarkan tabel 4 dapat diketahui bahwa keseluruhan responden (1%) tidak melakuan olahraga. e. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Diit Diabetes Melitus Responden. No Diit Frekuensi Persentase (%) 1 Tidak Diit Diabetes 18 1 Melitus 2 Diit Diabetes Melitus Jumlah 18 1 Berdasarkan tabel 5 diatas dapat diketahui bahwa keseluruhan responden (1%) tidak melakuan diit diabetes melitus. 2. Data Khusus a. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Pada Kelompok Perlakuan. Kadar gula Perlakuan Apel 3x1 gram Pre Post Freq % Freq % Rendah Baik Sedang 9 1 Buruk 9 1 Uji Analisa wilcoxon signed rank test p =,3 b. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pengaruh Pemberian Buah Apel Romebeauty Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Penderita Diabetes Melitus Pada Kelompok Kontrol. Kadar gula Kontrol Apel 3x1 gram Pre Post Freq % Freq % Rendah Baik Sedang 2 22,2 Buruk ,8 Uji Analisa wilcoxon signed rank test p =,157 Berdasarkan tabel 6 diatas didapatkan bahwa kadar gula darah pada kelompok perlakuan sebelum di berikan buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu 9 orang (1%) dan setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari,
7 7 kadar gula darah responden semuanya turun menjadi sedang yaitu 9 orang (1%). Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji wilcoxon signed rank test pada kelompok perlakuan didapatkan p=,3<,5 (α) sehingga H ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Sedangkan pada tabel 7 kadar gula darah kelompok kontrol sebelum di berikan buah apel romebeauty, sebelumnya buruk yaitu 9 orang (1%) dan setelah di berikan buah apel romebeauty selama 7 hari, kadar gula darah responden tetap buruk yaitu 7 orang (77,8%) dan yang menjadi sedang 2 orang (22,2%). Hasil uji statistik kelompok kontrol menggunakan uji wilcoxon signed rank test didapatkan p=,157>,5 (α) sehingga H diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak terdapat pengaruh pemberian buah apel romebeauty terhadap penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus di wilayah kerja Puskesmas Puri Kabupaten Mojokerto. Hasil penelitian didapatkan bahwa keseluruan dari responden kelompok perlakuan mengalami penurunan kadar gula menjadi sedang yaitu 9 responden (1%). Penurunan kadar gula darah pada responden terjadi akibat penambahan serat pada buah apel romebeauty, dimana dalam 1 gr buah apel romebeauty mengandung serat larut air (pektin) sebanyak 24% yang mana merupakan komponen penting pada buah apel romebeauty. Pektin adalah salah satu jenis serat larut air yang kandungannya yaitu 24% dalam 1 gr buah apel. Didalam lambung, pektin membentuk gel dan gel tersebut menyebabkan penurunan waktu penyerapan glukosa di usus halus. Akibat dari penurunan waktu penyerapan glukosa adalah kadar glukosa di dalam darah meningkat secara perlahan. Peningkatan kadar glukosa darah secara perlahan tersebut tidak merangsang insulin yang berlebihan sehingga transpor glukosa ke membran sel lebih mudah masuk ke jaringan. Masuknya glukosa ke dalam jaringan menyebabkan kadar glukosa di dalam darah turun (Smeltzer, 21). Buah apel juga mempunyai indeks glikemik yang rendah yaitu 41, hal ini berarti bahwa kadar gula yang terdapat secara alami pada apel tidak akan memacu kecepatan naiknya gula darah (Damayanti, 213). Selain pektin kandungan dalam
8 8 buah apel romebeauty meliputi karbohidrat 14,9 gr, lemak 4 gr, protein 3 gr, vitamin C 5 mg, kalsium 6 mg, Viamin A 9UI, B1 7 mg, fosfor 1 mg, zat besi 3 mg, B2 4 mg, B3 2 mg. Penelitian yang dilakukan sudah memperhatikan unsur-unsur yang dapat dijadikan patokan supaya hasil penelitian tidak menjadi bias yaitu dengan menghitung jumlah kalori dan di tambahkan dengan buah apel romebeauty. Pemberian buah apel romebeauty ini diberikan sesuai dengan dosis yang tepat yaitu 3 kali sehari dengan dosis 1 gr pada waktu setelah makan pagi, siang dan sore hari selama 7 hari. KESIMPULAN DAN SARAN Mengkonsumsi buah apel romebeauty sebanyak 3x perhari dengan dosis 1 gr selama 7 hari dapat menjadi solusi untuk pengendalian kadar gula darah dan menurunkan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus dengan ratarata 96,8 mg/dl. Harus di perhatikan bahwa untuk penurunan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus itu juga harus ditunjang dengan penatalaksanaan yang komperhensif yaitu dengan diit diabetes melitus,obat dan juga olah raga. DAFTAR PUSTAKA Aditama, C. 26. Gaya Hidup Sehat. ( Diakses tanggal 7 Nopember 26. Jam 1.53 WIB) Damayanti, D Sembuh Total Diabetes Melitus, Hipertensi, Asam Urat Tanpa Obat. Yogyakarta: Pinang Merah. Harmayetty. 28. Manfaat Buah Apel Romebeauty Dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Melitus. Jurnal Ners. Vol 2. No 2: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Mihardja, Laurent. 29. Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengendalian Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran Indonesia. Vol 59. No 9: Jakarta. Nursalam. 28. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Smeltzer, Suzane. 22. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedal. Edisi III. Vol II. Jakarta: ECG.
9 9 Suddarth, Burnner. 2. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta. EGC Syafitri, Mutiara Dahsyatnya Khasiat Jus Untuk Diabetes. Jakarta. Dunia Sehat Witasari, Ucik dkk. 29. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Asupan Serat Dengan Pengendalian Kadar Glikosa Darah Pada Penderita Diabetes Malitus Tipe 2. Jurnal Penelitian Sains Dan Teknologi, Vol 1. No 2: Surakarta. Yulianti, Sufrida. 28. Khasiat Dan Manfaat Apel. Jakarta: Agro Media. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur Tahun 212. Riskesdas. 27. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian Dan Pengembangan Departeman Kesehatan Republik Indonesia
10
PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY
PEMBERIAN BUAH APEL ROMEBEAUTY TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS (effect of romebeauty apple to decreased levels of blood sugar in people with diabetes mellitus) Abdul
Lebih terperinciHarmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik*
BUAH APEL (ROMEBEAUTY) MENURUNKAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS (Apples (Romebeauty) Decrease Blood Glucose Level on Patient with Diabetes Mellitus) Harmayetty*, Yulis Setya Dewi*, Dwi Astutik*
Lebih terperinciPENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO
PENGARUH MENGKONSUMSI PISANG AMBON TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI PANTI WERDHA MOJOPAHIT KABUPATEN MOJOKERTO Miftahul Munir Suwandi Program Study S1 Keperawatan Miftahulmunirs19@gmail.com
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS
PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS Nadimin 1, Sri Dara Ayu 1, Sadariah 2 1 Jurusan Gizi, Politeknik Kesehatan, Makassar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus, merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh tubuh tidak mampu memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan tidak efektif dari produksi insulin,
Lebih terperinciNunung Sri Mulyani Jurusan Gizi Politeknik Kesehatan Kemenkes Aceh
Pengaruh Konsultasi Gizi Terhadap Asupan Karbohidrat dan Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe II di Poliklinik Endokrin Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Effect of Nutrition
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinciABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN
ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PENGGUNAAN OBAT GLIBENKLAMID PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE-2 DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN Muhammad Yusuf¹; Aditya Maulana Perdana Putra² ; Maria Ulfah³
Lebih terperinciHUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK
HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut WHO, Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan karena ketidakmampuan pankreas dalam menghasilkan hormon insulin yang cukup atau ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek terus berkembang meskipun
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG
BAB I LATAR BELAKANG A. Pendahuluan Hipertensi dikenal secara luas sebagai penyakit kardiovaskular. Saat ini penyakit kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes melitus merupakan gangguan metabolisme yang ditandai dengan munculnya hiperglikemia karena sekresi insulin yang rusak, kerja insulin yang rusak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi mengakibatkan terjadinya pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab timbulnya penyakit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembuluh darah (Setiati S, 2014). kronik ataupun akut (Sudoyo, 2007).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit diabetes melitus merupakan suatu kelompok kelainan metabolik dengan ciri-ciri adanya hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit kronis yang akan menimbulkan perubahan yang permanen pada kehidupan setiap individu (Stuart & Sundeen, 2005). Diabetes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO) tahun 2011 jumlah penyandang diabetes melitus di dunia 200 juta jiwa, Indonesia menempati urutan keempat
Lebih terperinciPENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA
PENGARUH PENDAMPINGAN TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BANYUANYAR SURAKARTA Dedy Arif Abdillah 1), Happy Indri Hapsari 2), Sunardi 3) 1) Mahasiswa SI
Lebih terperinciTingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya. Yessy Mardianti Sulistria
Tingkat Self care Pasien Rawat Jalan Diabetes mellitus tipe 2 di Puskesmas Kalirungkut Surabaya Yessy Mardianti Sulistria Farmasi /Universitas Surabaya yessy.mardianti@yahoo.co.id Abstrak Diabetes mellitus
Lebih terperinciHubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus
Vol. 3 No 1 Mei 2018 ISSN 2541-0644 (Print) ISSN 2599-3275 (Online) Dapat di akses di http://journal.ugm.ac.id/jkesvo Hubungan Pola Makan Dengan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Susanti
Lebih terperinciPENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI
PENGARUH KONSUMSI JUS APEL TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI Darsini Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES Insan Cendekia Medika Jombang Email : darsiniwidyanto4@gmail.com
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan memicu krisis kesehatan terbesar pada abad ke-21. Negara berkembang seperti Indonesia merupakan
Lebih terperinciABSTRACT ABSTRAK RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS
51 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA DENGAN KEJADIAN DIABETES MELLITUS Arif Nurma Etika 1, Via Monalisa 2 Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Kadiri e-mail: arif_etika@yahoo.com ABSTRACT Diabetes Mellitus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang perekonomiannya telah mengalami perubahan dari basis pertanian menjadi industri. Salah satu karakteristik dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di atas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, serta kanker dan Diabetes Melitus
Lebih terperinciUPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN
UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN Agus Kirwanto Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta
Lebih terperinci*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten
HUBUNGAN ANTARA LAMA MENDERITA DAN KADAR GULA DARAH DENGAN TERJADINYA ULKUS PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Saifudin Zukhri* ABSTRAK Latar Belakang : Faktor-faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM sudah banyak dicapai dalam kemajuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan kerusakan metabolisme dengan ciri hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme karbohidrat, lemak serta protein yang
Lebih terperinciKata Kunci : Diabetes, Pola Makan, Aktifitas Olahraga, Keluarga
ABSTRAK HUBUNGAN POLA MAKAN DAN AKTIFITAS OLAHRAGA PASIEN DIABETES MELITUS DENGAN POLA MAKAN DAN AKTIFITAS OLAHRAGA KEUARGA PASIEN DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN IndraAriadi 1 ; Muhammad Arsyad 2 ;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) menunjukkan bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang terdiagnosis dokter mencapai 1,5%
Lebih terperinciJurnal Kesehatan Kartika 7
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN DIABETES MELLITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSU CIBABAT CIMAHI TAHUN 2010 Oleh : Hikmat Rudyana Stikes A. Yani Cimahi ABSTRAK Obesitas merupakan keadaan yang melebihi dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan oleh defek sekresi insulin, defek kerja insulin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang bersifat kronik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan kelainan yang bersifat kronik yang tandai oleh gangguan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak yang diikuti oleh komplikasi mikrovaskuler.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1,5 juta kasus kematian disebabkan langsung oleh diabetes pada tahun 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup yang buruk dan tidak teratur. Salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut data WHO tahun 2014, 347 juta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekeresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya, bersifat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) yang umum dikenal sebagai kencing manis adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus-menerus dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah suatu penyakit gangguan metabolisme yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan insulin,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal bersikulasi
Lebih terperinciEFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015
EFEKTIVITAS JUS JAMBU BIJI TERHADAP PERUBAHAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BACEM KABUPATEN BLITAR TAHUN 2015 Dhita Kris Prasetyanti, Lia Eforia Asmarani Ayu Putri Program
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes menjadi penyebab kematian keempat di dunia. Tiap tahun 3,2 juta orang meninggal lantaran komplikasi diabetes. Tiap sepuluh detik ada satu orang atau tiap
Lebih terperinciJl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2
PENGARUH TERAPI STEAM SAUNA TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUKATEJA KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2013 Effect Of Steam Sauna Therapy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit darah tinggi atau hipertensi (hypertension) adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan kadar glukosa darah tinggi (hiperglikemi) dan ditemukannya
Lebih terperinciPENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014
PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014 Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : I KETUT ERI DARMAWAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan dan kemajuan zaman membawa dampak yang sangat berarti bagi perkembangan dunia, tidak terkecuali yang terjadi pada perkembangan di dunia kesehatan. Sejalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) yang lebih dikenal sebagai penyakit kencing manis adalah suatu kondisi terganggunya metabolisme di dalam tubuh karena ketidakmampuan tubuh membuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total
Lebih terperinciSKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh ENY SULISTYOWATI J
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG TERAPI DIET TERHADAP PENGETAHUAN DAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TOROH 1 KABUPATEN GROBOGAN SKRIPSI Untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkat setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan
Lebih terperinci2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu jenis penyakit metabolik yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh dunia. Berdasarkan perolehan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Diabetes Melitus (DM) adalah sindrom kelainan metabolik dengan tanda terjadinya hiperglikemi yang disebabkan karena kelainan dari kerja insulin, sekresi
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus merupakan penyakit serius yang harus diatasi terutama di negara berkembang. Perubahan gaya hidup berdampak terhadap perubahan pola penyakit yang terjadi
Lebih terperinciPENDAHULUAN. psikologis, dan perubahan kondisi sosial. 2 Kondisi ini membuat kebutuhan asupan gizi lansia perlu diperhatikan untuk mencegah risiko
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT, LEMAK DAN SERAT DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA LANJUT USIA WANITA (Studi di Rumah Pelayanan Sosial Lanjut Usia Pucang Gading Kota Semarang Tahun 07) Ria Yuniati, Siti Fatimah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus (DM) tipe 2 yang dahulu dikenal dengan nama non insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan penyakit gangguan metabolik
Lebih terperinciPENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **
PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati ** Pasien diabetes yang mengalami gagal ginjal terminal harus menjalani terapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan masalah kesehatan yang besar. Menurut WHO Tahun 2013, diperkirakan 347 juta orang di dunia menderita Diabetes Melitus jika ini dibiarkan
Lebih terperinciPENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO
PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DENGAN DIABETES MELITUS DI RS GATOEL MOJOKERTO Anton Basuki 1, Sri Sudarsih, S.Kp., M.Kes. 2 ) Abstrak Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya masalah kesehatan dipengaruhi oleh pola hidup, pola makan, faktor lingkungan kerja, olah raga dan stress. Faktor-faktor tersebut dapat menyebabkan meningkatnya
Lebih terperinciIswidhani¹, Suhaema¹ ABSTRAK
PENDIDIKAN MANAJEMEN DIABETES MANDIRI MELALUI KUNJUNGAN RUMAH MENINGKATKAN PENGETAHUAN, MEMPERBAIKI ASUPAN ZAT GIZI DAN KADAR GLUKOSA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI KOTA MATARAM Iswidhani¹, Suhaema¹
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini, Indonesia memiliki masalah gizi yang disebut dengan beban gizi ganda, dimana masalah terkait gizi kurang belum teratasi namun telah muncul masalah gizi lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok penyakit metabolisme yang ditandai oleh glukosa darah melebihi normal yang diakibatkan karena kelainan kerja insulin maupun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia (Krisnantuni, 2008). Diabetes melitus merupakan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus telah menjadi masalah kesehatan dunia. Angka prevalensi dan insidensi penyakit ini meningkat secara drastis di seluruh penjuru dunia, negara-negara
Lebih terperinciPENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH
PENGARUH PELAKSANAAN FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN KELUARGA TERHADAP TERAPI DIET DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI BANDA ACEH THE EFFECT OF FAMILY HEALTH CARE FUNCTION ON THE DIET THERAPY OF DIABETES MELLITUS TYPE
Lebih terperinciABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK GULA PUTIH, ASPARTAM, BROWN SUGAR, GULA AREN, DAN STEVIA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH Dinar Sarayini Utami P., 2016, Pembimbing 1 Pembimbing 2 : Lusiana Darsono dr., M.Kes. :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan karena adanya penyempitan pembuluh
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. akibat dari disregulasi dalam sistem keseimbangan energi
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas didefinisikan sebagai akumulasi lemak abnormal dan berlebihan yang dapat menggangu kesehatan. (1) Obesitas adalah penyakit yang timbul sebagai akibat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta (PERKENI, 2015). Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tahun penderita DM di Klinik Pratama Firdaus sebanyak 109 orang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronik yang jumlahnya dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya. Jumlah penderita DM di Indonesia sekitar 9,1 juta dan diperkirakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu masalah kesehatan yang terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013, didapatkan
Lebih terperinciUPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI KLATEN
179 Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 3, No 2, November 2014, hlm 106- UPAYA PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DENGAN MENGGUNAKAN MODIFIKASI DIET PARE PADA PENDERITA DIABETUS MILLITUS DI KLINIK SEHAT MIGUNANI
Lebih terperinci1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu penyakit yang berbahaya yang kerap disebut sebagai silent killer selain penyakit jantung, yang merupakan salah satu masalah
Lebih terperinciKARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER Oleh: RONY SIBUEA
KARAKTERISTIK PENDERITA DM RAWAT INAP DI RSUP H. ADAM MALIK MEDAN PERIODE 1 JANUARI 2009 s.d. 31 DESEMBER 2009 Oleh: RONY SIBUEA 070100171 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 KARAKTERISTIK
Lebih terperinciKARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.
KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU KELUARGA DALAM PENATALAKSANAAN DIET DIABETES MELLITUS DI RUMAH Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr. Hardjono Ponorogo Disusun Oleh: DWI AGUS SISWANTO NIM: 13612494 PRODI D III KEPERAWATAN
Lebih terperinciPENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH
PENGARUH KONSUMSI TELUR AYAM RAS REBUS TERHADAP PENINGKATAN KADAR HB PADA IBU HAMIL TRIMESTER II DI BPM WILAYAH KERJA PUSKESMAS KLATEN TENGAH Sugita, Supiati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciKontrol Gula Darah Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana?
Kontrol Anda. Apa? Mengapa dan Bagaimana? Kontrol gula darah anda. Apa? Mengapa dan bagaimana? Bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah adalah suatu keharusan. Untuk tetap berada dalam ambang normalnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat, lemak, protein sebagai hasil dari ketidakfungsian insulin (resistensi insulin), menurunnya fungsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekrsi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi Diabetes Mellitus selalu meningkat dari tahun ke tahun. WHO (World Health Organization) memperkirakan secara global PTM menyebabkan sekitar 60% kematian dan
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN JURNAL
JURNAL LEMBAR PENGESAHAN JURNAL PENGARUH SENAM DIABETES TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH SEWAKTU PADA PASIEN DENGAN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GLOBAL KECAMATAN LIMBOTO KABUPATEN GORONTALO
Lebih terperinciJurnal Siklus Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 e-issn : p-issn :
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN TEKANAN DARAH DI RT 05 DESA KALISAPU KECAMATAN SLAWI KABUPATEN TEGAL TAHUN 2015 Seventina Nurul Hidayah Program Studi D III Kebidanan Politeknik Harapan Bersama Jl.Mataram no.09
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes mellitus dapat menyerang warga seluruh lapisan umur dan status
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO menyatakan bahwa gizi adalah pilar utama dari kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan (Soekirman, 2000). Di bidang gizi telah terjadi perubahan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...
DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v ABSTRAK... vi ABSTRACT... vii RINGKASAN... viii SUMMARY...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ketahun dan merupakan penyakit kronis yang memerlukan terapi medis secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
Lebih terperinciApakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?
Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami? Bicara tentang diabetes pasti juga perlu membicarakan mengenai diet makanan bagi penderita diabetes. Diet makanan bagi penderita diabetes dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah atau hiperglikemia. Penyakit DM dapat disebabkan oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang berlangsung kronik progresif, dengan manifestasi gangguan metabolisme glukosa dan lipid, disertai oleh
Lebih terperinciEfektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering
Efektivitas Pengobatan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Pada Luka Kaki Penggunaan Obat Herbal Untuk Diabetes Kering Diabetes adalah suatu kondisi di mana tubuh tidak dapat menggunakan (menyerap) gula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan, penyerapan dan penggunaan zat gizi. Status gizi berkaitan dengan asupan makanan yang dikonsumsi baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai masyarakat dunia berkomitmen untuk ikut merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. upaya-upaya untuk menanggulangi permasalahan gizi dan kesehatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan kemajuan dan kesejahteraan bangsa sangat tergantung pada kemampuan dan kualitas sumber daya manusianya. Menurut Kusharto dan Muljono (2010) dalam Maulana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Smeltzer, 2013). Penyakit ini
Lebih terperinci