BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan program tanggap darurat

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan program tanggap darurat"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara untuk mengetahui lebih jelas bagaimana pelaksanaan program tanggap darurat kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Juli Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah seluruh anggota tim penanggulangan keadaan darurat di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT. PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan sebanyak 50 orang Sampel Sampel merupakan bagian populasi yang dijadikan responden. Responden dalam penelitian ini adalah anggota tim penanggulangan keadaan darurat di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan

2 yang dipilih berdasarkan metode kesesuaian dan kecukupan yaitu 5 orang dengan kriteria mengetahui lebih mendalam informasi tentang sarana proteksi kebakaran aktif, sarana penyelamatan jiwa, manajemen penanggulangan keadaan darurat dan bersedia meluangkan waktu untuk melakukan wawancara. Adapun yang menjadi responden antara lain: 1. Dari Kantor Sektor a. 1 orang Asisten Manajer Keuangan, SDM dan ADM sebagai komandan TPKD. b. 1 orang koordinator satpam sebagai anggota regu komunikasi dan P3K. 2. Pusat Listrik Paya Pasir a. 2 orang operator sebagai anggota regu pengamanan area. b. 1 orang petugas keamanan sebagai anggota regu pemadaman api dengan APAR. 3.4.Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden dengan menggunakan pedoman wawancara yang kemudian akan dibandingkan dengan standar nasional Indonesia yang merupakan acuan yang digunakan dalam program tanggap darurat tersebut, antara lain: 1. Permenaker RI No.04/Men/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. 2. Permenaker RI No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik.

3 3. Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan. 4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 5. Kepmenaker RI No.186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Data sekunder berupa dokumen-dokumen yang berhubungan dengan program tanggap darurat kebakaran yang diperoleh dari Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, antara lain: 1. Profil Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 2. Struktur organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 3. Struktur organisasi tanggap darurat di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 4. Dokumen tentang elemen yang berpotensi menimbulkan kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 5. Dokumen sarana proteksi aktif di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 6. Dokumen sarana penyelamatan jiwa di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan.

4 7. Dokumen manajemen penanggulangan keadaan darurat kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. 8. Prosedur tanggap darurat kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Definisi Operasional Sarana proteksi aktif merupakan sarana perlindungan terhadap kebakaran dengan mengggunakan peralatan yang dapat bekerja secara otomatis maupun manual yang digunakan dalam melaksanakan operasi pemadaman kebakaran, antara lain: 1. Detektor adalah alat deteksi awal kebakaran yang bekerja secara otomatik, terdiri dari detektor jenis panas, asap dan nyala. 2. Alarm adalah alat tang berguna untuk memberitahukan kebakaran tingkat awal yang mencakup alarm kebakaran manual maupun otomatis, dan alarm ini dapat berupa audible dan visible. 3. APAR (alat pemadam api ringan) adalah alat pemadam kebakaran yang dapat dibawa dan digunakan/dioperasikan oleh satu orang serta berdiri sendiri. 4. Hidran adalah tempat untuk mendapatkan sumber air yang dirancang khusus untuk keperluan pemadaman kebakaran yang dilengkapi dengan selang dan pipa pemancar untuk mengalirkan tekanan air. Sarana penyelamatan jiwa merupakan sarana yang bertujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau luka pada waktu melakukan evakuasi pada saat keadaaan darurat terjadi, antara lain:

5 1. Tempat berhimpun adalah area terbuka di luar bangunan gedung yang dipergunakan untuk berkumpul pada saat evakuasi keadaan darurat/kebakaran. Manajemen penanggulangan keadaan darurat kebakaran merupakan perencanaan atau rancangan yang dibentuk untuk menghadapi keadaan darurat kebakaran, antara lain: 1. Organisasi tanggap darurat kebakaran adalah organisasi khusus yang dibentuk untuk mengantisipasi dan menanggulangi bahaya kebakaran. 2. Prosedur tanggap darurat adalah tata cara dalam mengantisipasi keadaan darurat yang meliputi rencana/rancangan dalam menghadapi keadaan darurat, pendidikan dan latihan, penanggulangan keadaan darurat, pemindahan dan penutupan. 3. Pelatihan kebakaran adalah pendidikan dan latihan yang dimaksudkan sebagai simulasi dalam menghadapi keadaan darurat Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini kemudian akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan induktif untuk menjelaskan tentang pelaksanaan program tanggap darurat kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan.

6 BAB IV HASIL 4.1. Gambaran Umum Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Sejarah PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan merupakan pemekaran dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Belawan yang sebelumnya bernama Pusat Listrik Paya Pasir dan sekarang sebagai salah satu unit kerja di lingkungan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Utara yang berdiri dan beroperasi tanggal 20 Maret 2007 sesuai SK General Manager No.014.K/GMKITSU/2007 dan SK DIR 261.K/DIR/2012 tentang formasi Jabatan Unit Pelaksana dan Sub Unit Pelaksana di Pembangkitan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara. Untuk memenuhi segala kebutuhan akan tenaga listrik di kota Medan dan sekitarnya yang semakin meningkat, ditetapkan agar dibangun suatu pembangkit listrik tenaga gas (PLTG). Adapun lokasi pembangunannya dipilih sebelah utara kota Medan tepatnya di Medan Marelan. PT PLN Wilayah II Sumatera Utara memilih daerah tersebut sebagai lokasi PLTG adalah berdasarkan pertimbangan yang matang, baik masa kini maupun yang akan datang. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain: 1. Mengingat PLTG Glugur dan PLTD Titi Kuning tidak mungkin lagi membangun pembangkit yang baru karena arealnya tidak memungkinkan lagi dan semakin banyaknya perumahan penduduk di sekitarnya.

7 2. Lancarnya sarana lalu lintas ke PLTG sehingga memungkinkan transportasi berjalan dengan baik. 3. Lokasi PLTG Paya Pasir dekat ke sungai yang bermuara di Medan, sehingga terjadinya banjir sangat kecil karena aliran air parit dari lokasi dapat dialirkan ke sungai. 4. Untuk membantu daya listrik daerah Kecamatan Medan Marelan, Medan Labuhan dan sekitarnya mengingat di daerah ini banyak didirikan pabrik-pabrik industri dan perumahan penduduk. 5. Dekatnya PLTG Paya Pasir dengan Pertamina Labuhan Medan sehingga memungkinkan penyaluran bahan bakar untuk unit pembangkit listrik melalui pipa bawah tanah. Komponen utama dari PLTG Paya Pasir ini terdiri dari 7 unit mesin pembangkit yang pengembangannya terbagi 4 tahap, yaitu: 1. Tahap pertama. Pembangunan dimulai tahun 1974 yaitu dengan membangun sarana jalan ke lokasi PLTG, serta membangun pondasi. Tahun pemasangan mesin pembangkit listrik unit 1 dan unit 2 serta alat bantu yang dilakukan oleh teknisi dari Canada. Unit 1 dan unit 2 mulai beroperasi tahun Tahap kedua. Tahun 1976 membangun unit 3 dan unit 4 yang dilakukan oleh Alsthom Antlantique dari Negara Perancis. Unit 3 dan unit 4 mulai beroperasi pada tahun 1978.

8 3. Tahap ketiga. Tahun 1983 membangun satu unit pembangkit yaitu unit 5 dengan kapasitas 21,350 MW yang dilakukan oleh Alsthom dari Negara Perancis. 4. Tahap keempat. Tahun 2008 membangun dua unit pembangkit yaitu unit 6 yang kini telah direlokasi ke Palembang dan unit 7 dengan kapasitas 34,1 MW yang dilakukan oleh NTC dari Negara Cina Gambaran Kegiatan Proses Produksi Seiring dengan semakin berkembangnya teknologi modern pada era globalisasi ini, maka dampaknya pada kebutuhan energi akan semakin meningkat, sumber atau penyedia energi listrik selama ini dilandaskan pada suatu rangkaian penemuan dan pengembangannya dari perusahaan konversi suatu energi menjadi energi listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Paya Pasir adalah suatu Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang merupakan salah satu dari sekian banyak pembangkit atau pensuplai daya listrik untuk kota Medan dan sekitarnya. PLTG Paya Pasir ini digerakkan oleh suatu turbin gas dengan bahan bakar solar atau gas, namun saat ini PLTG Paya Pasir memakai bahan bakar solar. Bahan bakar solar ini dipasok dari Pertamina Labuhan Medan yang disalurkan ke PLTG Paya Pasir melalui pipa bawah tanah. Komponen utama merupakan turbin gas, tanki bahan bakar, trafo dan gardu induk, switch yard dengan relay daya bertegangan 150 KV yang sekarang diambil alih oleh PLN P3B Sumatera.

9 PLTG Paya Pasir mempunyai kapasitas daya terpasang dengan total 110,25 MW yang terdiri dari 7 unit, 1 unit (GPP unit 1) sudah di ATTB, 1 unit (GPP unit 6) di relokasi ke Palembang dan 5 unit masih beroperasi memiliki daya terpasang 110,25 MW. Tabel 4.1. Kapasitas Dasar Terpasang PLTG Paya Pasir Unit Operasi Bahan Bakar Daya Terpasang (MW) GPP Unit 1 Westcan Tahun 1976 HSD - GPP Unit 2 Westcan Tahun 1976 HSD 14,6 GPP Unit 3 Alsthom Tahun 1978 HSD 20,1 GPP Unit 4 Alsthom Tahun 1978 HSD 20,1 GPP Unit 5 Alsthom Tahun1983 HSD 21,35 GPP Unit 6 TM 2500 Tahun 2008 HSD - GPP Unit 7 PLTG Task Tahun 2008 HSD 34,1 Force 22 Paya Pasir Jumlah Kapasitas 110,25 Dalam hal mensuplai daya listrik, maka PLTG Paya Pasir mengadakan sistem interkoneksi dengan beberapa pembangkit antara lain seperti: PLTU Belawan, PLTD Titi Kuning, PLTG Glugur, PT INALUM, PLTA Sipanisihaporas, PLTA Rerun, PLTD Lueng Bata Aceh, PLTM Tersebar dan PLTD Sewa lainnya (PLTD BGP, PLTD AKE, PLTD Arti Duta, dan lain-lain).

10

11 Misi PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, antara lain: 1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham. 2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat. 3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. 4. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan Struktur Organisasi Menurut data sekunder yang diperoleh, PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan memiliki struktur organisasi untuk memenuhi sistem manajemen terpadu secara jelas sesuai dengan fungsi dan tugas kerjanya masingmasing. Sistem manajemen terpadu tersebut sesuai dengan persyaratan ISO 9001:2008, ISO 14001:2004, SMK3 dan Standard Asset Manajemen serta sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan. Pada dasarnya Manajer Sektor membawahi Analis Kinerja, Analis Quality Assurance, Analist Manajemen Resiko, Asisten Manajer Enjiniring, Asisten Manajer Operasi dan Pemeliharaan, Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Administrasi, Manajer Pusat Listrik Paya Pasir, Manajer Pusat Listrik Glugur dan Manajer pusat Listrik Titi Kuning. Selengkapnya dapat dilihat pada gambar bagan struktur organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan berikut:

12 Manajer Sektor Senior Spesialist/ Analyst/ Assistant Analyst Kinerja Senior Spesialist/ Analyst/ Assistant Quality Assurance Senior Spesialist/ Analyst/ Assistant Manajemen Resiko Asisten Manajer Enjiniring Engineer/ Assistant/ Junior Engineer Pengelola Sistem Engineer/ Assistant/ Junior Engineer Pemeliharaan Prediktif Engineer/ Assistant/ Junior Engineer Teknologi Informasi Prediktif Asisten Manajer Operasi Dan Pemeliharaan Engineer/ Assistant Engineer/ Junior Engineer Perencanaan Dan Pengendalian Operasi Engineer / Assistant / Junior Engineer Perencanaan Dan Pengendalian Pemeliharaan Engineer / Assistant / Junior Engineer Lingkungan Dan K2 Asisten Manajer Keuangan, SDM dan Administrasi Supervisor K3 Dan Umum Supervisor Supervisor Logistik Pusat Listrik : 1. PLTG Paya Pasir 2. PLTG Glugur 3. PLTD Titi Kuning Gambar 4.3. Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Identifikasi Potensi Keadaan Darurat Kebakaran Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan terdapat beberapa bidang kegiatan yang berpotensi menimbulkan kebakaran baik di area kantor smaupun di pusat listrik paya pasir, antara lain sebagai berikut:

13 Tabel 4.2. Sumber Potensi Kebakaran Di Bidang Operasi Unit Paya Pasir No Kegiatan Sumber Potensi 1 Separator oil (Penyaringan BBM) Ceceran oil 2 Transfer BBM lewat pipa (Labuhan Deli Paya Pasir) Kebocoran pipa, sisa kain lap/ majun, ceceran BBM 3 Penggantian filter Ceceran BBM dan oli 4 Oil catcher Ceceran oli, oli bekas 5 Pembangkitan (start/ stop unit Penggunaan BBM pembangkit) 6 Penerimaan dan penyimpanan BBM di storage tank Kebocoran tangki, ceceran/ tumpahan BBM, peningkatan suhu dalam tangki 7 Sounding BBM Majun terkontaminasi BBM 8 Pengisian dan penyimpanan BBM Majun terkontaminasi BBM, di daily tank peningkatan suhu dalam tangki 9 Cleaning tanki Ceceran BBM, majun terkontaminasi BBM 10 Drain tanki Ceceran BBM, majun terkontaminasi BBM Tabel 4.3. Sumber Potensi Kebakaran Di Bidang Pemeliharaan Unit Paya Pasir No Kegiatan Sumber Potensi 1 Pencucian majun yang Ceceran bahan bakar HSD, majun terkontaminasi kotor 2 Penggantian lube oil filter Ceceran oli 3 Pengisian air battery Majun kotor 4 Pencucian filter bekas dan kemasan Filter bekas kaleng bekas 5 Perawatan/ pembersihan motor dan pompa Sisa kain lap/ majun, oli bekas, ceceran oli 6 Perawatan dan pembuatan ruang Penggunaan air, listrik (kontak listrik) pemeliharaan 7 Penggantian air filter generator Kertas FAAR 8 Penambahan oli turbin Sisa kain lap/ majun 9 Penggantian oil diesel start Sisa kain lap/ majun 10 Perawatan dan perbaikan battery Sisa kain lap/ majun

14 Tabel 4.4. Sumber Potensi Kebakaran Di Bidang Administrasi dan Umum Unit Paya Pasir No Kegiatan Sumber Potensi 1 Perawatan dan perbaikan fasilitas Sisa toner, cartridge fotocopy dan printer 2 Pengambilan oli Sisa drum oli 3 Penampungan bahan buangan Drum oli, oli bekas, filter bekas Tenaga Kerja Menurut data sekunder, dalam melaksanakan kegiatannya Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan mempekerjakan tenaga kerja dari dalam dan luar perusahaan. Tenaga kerja yang berstatus karyawan PLN terdiri dari karyawan tetap dan karyawan kontrak. Selain itu digunakan juga pihak luar seperti kontraktor dan subkontraktor dalam membantu pekerjaan-pekerjaan tertentu di perusahaan. Berikut uraian tenaga kerja yang terdapat di kantor sektor dan pusat listrik paya pasir: Tabel 4.5. Data Tenaga Kerja di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir No Klasifikasi Pekerja Kantor Sektor Pusat Listrik paya Pasir 1 Pegawai Outsourcing Cleaning Service Pengemudi 4 0 Bagi perusahaan, penempatan sumberdaya manusia merupakan asset utama dan pengembangannya secara maksimal dilakukan melalui pelatihan-pelatihan yang berkesinambungan untuk berbagai tingkatan manajemen.

15 4.2. Pelaksanaan Program Sarana Proteksi Aktif Detektor dan Alarm Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, sudah terdapat detektor dan alarm di Kantor Sektor PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. Detektor dan alarm merupakan suatu rangkaian alat untuk mendeteksi kebakaran secara otomatik yang disebut juga dengan fire system alarm. Jumlah fire system alarm yang terdapat di area Kantor Sektor sebanyak 10 zona yang terdiri dari 59 titik. Jenis detektor yang terdapat di area Kantor Sektor adalah detektor asap, yaitu detektor yang sistem kerjanya didasarkan atas asap. Jenis alarmnya yaitu audible alarm atau alarm yang memberikan tanda atau isyarat berupa bunyi khusus. Menurut hasil wawancara dengan komandan tim, anggota tim komunikasi dan P3K, anggota tim pengamanan area dan anggota tim pemadaman api dengan APAR, diperoleh informasi bahwa rangkaian detektor dan alarm yang tersedia sudah berfungsi dengan baik dan juga memiliki bunyi yang khusus serta bunyi alarm dapat di dengar di seluruh area Kantor Sektor. Seluruh rangkaian alat pendeteksi kebakaran otomatik tersebut dipelihara dan diuji secara berkala per triwulan. Pemeriksaan seluruh rangkaian tersebut dilakukan oleh Supervisor K3 dan Umum dibantu oleh Ahli K3. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang ke dua yaitu anggota tim komunikasi dan P3K, yang berkata: Detektor dan alarm berfungsi dengan baik; Bunyinya bisa didengar dengan jelas di seluruh tempat karena bunyinya kuat; Dilakukan berkala per triwulan dan itu dilakukan bagian pemeliharaan dan K3.

16

17 Tabel 4.6. Rincian Kapasitas APAR di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir No Kapasitas APAR Jumlah Kantor Sektor Pusat Listrik Paya Pasir 1 2 kg 6 tabung 1 tabung 2 3 kg 26 tabung 8 tabung 3 3,5 kg - 1 tabung 4 5 kg 4 tabung 9 tabung 5 6 kg 5 tabung 7 tabung 6 7 kg - 3 tabung 7 9 kg - 3 tabung 8 20 kg - 8 tabung 9 40 kg - 4 tabung kg - 5 tabung 11 6 liter - 8 tabung Total 41 tabung 57 tabung Menurut hasil wawancara dengan komandan tim, anggota tim komunikasi dan P3K, anggota tim pengamanan area dan anggota tim pemadaman api dengan APAR, diperoleh informasi bahwa jenis dan klasifikasi APAR sudah sesuai dengan jenis kebakaran yang kemungkinkan terjadi, yaitu APAR jenis foam atau busa, karbondioksida dan tepung yang digunakan untuk kebakaran yang diakibatkan oleh bahan cair (bensin dan oli), gas dan alat-alat listrik bertegangan yang termasuk dalam klasifikasi kebakaran kelas B dan C seperti yang terdapat pada perusahaan. APAR juga ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai, mudah diambil karena sudah tersedia pada masing-masing ruangan di kantor sektor dan masingmasing unit pembangkit serta tidak terhalang oleh benda lain. Tanda pemasangan APAR juga ada pada masing-masing APAR berupa segi tiga dengan warna dasar merah. Petunjuk cara pemakaian sudah terdapat pada masing-masing tabung APAR dan dapat dibaca dengan jelas. APAR dengan bobot kurang dari 18,14 kg ditempatkan menggantung di dinding dengan penguatan sekang sedangkan APAR

18 dengan bobot lebih dari 18,14 kg ditempatkan pada sekang beroda. Kondisi tabung APAR juga dalam keadaan baik, yaitu tidak berlubang dan tidak ada cacad karena karat. Pemeriksaan masing-masing APAR dilakukan berkala setiap semester atau enam bulan sekali oleh pihak ke 2 atau pihak perusahaan yang memproduksi APAR tersebut dengan dipantau dari Supervisor K3 Umum dan dibantu oleh Ahli K3. Pemeliharaan dilakukan setiap bulan oleh Supervisor K3 Umum dan dibantu oleh Ahli K3. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang pertama yaitu komandan tim penaggulangan keadaan darurat, yang berkata: Ya, APAR sudah sesuai dengan jenis kebakaran yang mungkin terjadi; Seluruh APAR ditempatkan di tempat yang mudah dilihat dan setiap ruangan terdapat APAR sehingga saat terjadi kebakaran mudah diambil; Ya setiap APAR ada tanda pemasangannya; Seluruh APAR sudah ada petunjuk cara pemakaiannya, dapat dilihat di tabung APAR; Ada APAR yang digantung dengan menggunakan sekang dan ada juga APAR yang menggunakan roda kalau APAR yang ukuran besar; Ya, dari hasil pemeriksaan terakhir, seluruh APAR dalam kondisi baik; Diperiksa per semester atau per 6 bulan, dan ada juga pemeliharaan yang dilakukan per bulan dilakukan oleh pihak ke 2 dengan dipantau dari K3 dan dibantu ahli K3.

19

20 tersusun rapi di dalam kotak hidran. Hidran dan kotak hidran ditempatkan di tempat yang mudah dilihat, mudah dicapai karena letaknya dekat dengan unit yang dilindungi dari kebakaran serta tidak terhalang benda lain. Seluruh komponen hidran diperiksa setiap bulan oleh bagian pemeliharaan perusahaan sehingga kondisinya dapat dipastikan selalu dalam keadaan siap pakai. Sumber persediaan air hidran yang disebut bak tempat penampungan air juga diperiksa secara berkala setiap minggu oleh bagian keamanan perusahaan sehingga jumlah air dapat dipastikan selalu cukup. Hidran dapat mengalirkan air lebih dari 30 menit dan selalu dilakukan simulasi pompa kebakaran dua kali dalam setahun. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang pertama yaitu komandan tim penaggulangan keadaan darurat, yang berkata: Ya, seluruh komponennya sudah lengkap dan dalam keadaan baik; Ya, kotak hidran sudah dibuat sesuai standar; Seluruh peralatan fire hidran diperiksa setiap bulan oleh bagian pemeliharaan sehingga kondisinya selalu siap pakai. Bak tempat penampungan air juga diperiksa setiap minggu oleh bagian keamanan sehingga jumlah air selalu mencukupi; Bahkan bisa lebih dari 30 menit; Ya, kebetulan baru dilakukan pengecekan secara otomatis dan manual dan keseluruhan dalam kondisi siap.

21

22

23 karena itu, maka dibentuklah dua tim penanggulangan keadaan darurat, antara lain tim penaggulangan keadaan darurat dalam jam dinas kerja yang bertanggung jawab terhadap kejadian darurat yang terjadi pada saat jam dinas kerja yaitu pukul wib sampai dengan wib dan tim penanggulangan keadaan darurat diluar jam dinas kerja yang bertanggung jawab terhadap kejadian darurat yang terjadi di luar jam dinas kerja yaitu pukul wib sampai dengan wib. Setiap tim terdiri dari komandan, kepala regu dan anggota regu. Pada tim penanggulangan keadaan darurat dalam jam dinas kerja terdapat anggota tim yang tetap yang berasal dari karyawan yang bekerja di area Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir. Sedangkan pada tim penanggulangan keadaan darurat diluar jam dinas kerja, anggota tim berasal dari karyawan yang bekerja di area Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir namun tidak tetap karena anggota tim berasal dari petugas operator dan satpam yang bekerja menurut shift kerja yang sudah ditetapkan. Menurut hasil wawancara dengan komandan tim, anggota tim komunikasi dan P3K, anggota tim pengamanan area dan anggota tim pemadaman api dengan APAR, diperoleh informasi bahwa setiap anggota tim sudah mengetahui tugasnya masingmasing yang pada saat melakukan latihan atau simulasi kebakaran juga sudah dijelaskan kembali. Selain itu setiap anggota tim juga sudah mendapatkan pelatihan penanggulangan keadaan darurat khususnya kebakaran sehingga pada saat kejadian yang sebenarnya diharapkan setiap anggota tim dapat menjalankan tugasnya dengan lebih baik lagi. Tim penanggulangan keadaan darurat selalu ditinjau sekali dalam setahun terutama jika terdapat anggota tim yang mengalami mutasi kerja. Ada atau tidak adanya perubahan pada struktur organisasi tim penanggulangan keadaan darurat

24 tersebut, hasil dari tinjauan tersebut akan langsung dilaporkan ke pihak depnaker. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang pertama yaitu komandan tim penaggulangan keadaan darurat, yang berkata: Semua anggota sudah diberitahu tugasnya masing-masing; Semua sudah terlatih bahkan karyawan yang bukan bagian dari tim juga sudah terlatih; Kalau itu biasanya ada sehubungan dengan pergantian pelaksana/ pegawai itu sendiri jadi akan disampaikan dan disetujui Depnaker, itu dilakukan sekali setahun ada/ tidak ada perubahan oleh ahli K3 bekerjasama dengan supervisor K3 dan Umum. Menurut data sekunder yang diperoleh, adapun tugas dan tanggung jawab dari tim penanggulangan keadaan darurat, baik dalam jam dinas kerja maupun diluar jam dinas kerja, antara lain: 1. Komandan a. Memerintahkan dan mengkoordinir dengan segera semua regu untuk bertindak sesuai tugas masing-masing. b. Memerintahkan untuk membunyikan tanda bahaya (alarm), paging dan lainlain. c. Membuat laporan. d. Penyelidikan penyebab terjadinya kebakaran. 2. Regu Pemadam Api a. Melaksanakan pemadaman api dengan cara yang benar. 3. Regu Penyelamat Personil a. Memberikan pertolongan pada personil yang panik, kecelakaan atau terkurung api.

25 b. Kerja sama dengan regu P3K. c. Bila tugas utama selesai, kemudian membantu regu pemadam api. 4. Regu Pengaman Area a. Menutup pintu gerbang. b. Melarang orang masuk, kecuali dinas pemadam kebakaran, unsure keamanan dan pemimpin dan staff PLN Sektor Pembangkitan Medan dan Pembangkitan SUMBAGUT. c. Bekerjasama dengan regu penyelamatan arsip. d. Menjaga alat-alat/ dokumen yang diamankan. e. Mengamankan tempat kejadian sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian. Hal ini untuk memudahkan pemeriksaan bekas-bekas kebakaran. f. Jika keadaan memungkinkan, atas perintah komandan sebagai anggota regu pengaman area membantu regu pemadam api (terutama di luar jam kerja). 5. Regu Komunikasi Dan P3K a. Regu Komunikasi - Fire Alarm Mendeteksi adanya kebakaran di suatu lokasi dengan menyalakan lampu indicator fire alarm di control room. Sumber deteksi bias dari detector asap atau tombol manual (dengan memecahkan kaca pelindungnya lebih dahulu). - Paging Informasikan dengan jelas dari lokal ke control room tentang adanya kebakaran.

26

27

28 2. Wakil Ketua a. Sebagi wakil dari ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya apabila ketua berhalangan. b. Membantu ketua dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 3. Sekretaris a. Membuat undangan rapat dan notulen rapat P2K3. b. Membuat agenda rapat P2K3. c. Mengelola administrasi surat-surat P2K3. d. Mencatat data-data yang berhubungan dengan K3. e. Memberikan bantuan/ saran-saran yang diperlukan oleh seksi-seksi demi suksesnya program-program K3. f. Membuat laporan ke Disnakertrans setempat dan instansi lain yang bersangkutan mengenai unsafe action dan unsafe condition di tempat kerja. g. Memelihara dan mendistribusikan informasi terbaru mengenai peraturan perundangan K3 dan segala informasi mengenai K3. 4. Wakil Sekretaris a. Sebagai wakil dari sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugasnya apabila sekretaris berhalangan. b. Membantu sekretaris dalam melaksanakan tugas-tugasnya. 5. Anggota a. Melaksanakan program-program yang telah ditetapkan sesuai dengan seksi masing-masing. b. Melaporkan kepada ketua atas kegiatan yang telah dilaksanakan.

29 4.4.2.Prosedur Tanggap Darurat Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan sudah terdapat prosedur tanggap darurat yang berisi langkah atau tahapan yang harus dilakukan ketika menghadapi kejadian darurat khususnya kebakaran. Hal ini berguna untuk mengurangi pengaruh yang mungkin ditimbulkan dari kejadian darurat khususnya kejadian kebakaran. Prosedur tersebut juga sudah diketahui oleh seluruh tenaga kerja di perusahaan karena prosedur tanggap darurat tersebut digunakan atau dilaksanakan pada saat latihan simulasi kebakaran. Pengujian terhadap prosedur juga dilakukan bertujuan untuk mengetahui keandalan prosedur tanggap darurat tersebut pada saat terjadi keadaan darurat khususnya kebakaran. Hal tersebut dilakukan oleh personil atau pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan. Menurut hasil wawancara dengan komandan tim, anggota tim komunikasi dan P3K, anggota tim pengamanan area dan anggota tim pemadaman api dengan APAR, diperoleh informasi bahwa dalam prosedur tanggap darurat terdapat koordinasi dengan beberapa pihak di luar perusahaan seperti pemadam kebakaran setempat, rumah sakit, kantor polisi bahkan dengan pihak kelurahan atau masyarakat setempat. Prosedur tanggap darurat tersebut diuji dan ditinjau secara berkala setiap tahun terutama jika terdapat perubahan pada peralatan, proses ataupun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang ke dua yaitu anggota tim komunikasi dan P3K, yang berkata:

30 Ada dari damkar. Depnaker dan pihak kesehatan juga ada. Bahkan dari kelurahan setempat atau dari masyarakatnya juga ada; Ditinjau setiap tahun; Semua yang bekerja di sini sudah dikasih tahu prosedurnya. Seluruh anggota tim akan bergerak langsung jika terjadi kebakaran sesuai dengan tugasnya. Menurut data sekunder yang diperoleh, adapun rincian prosedur tanggap darurat di PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan pada saat terjadi keadaan darurat, sebagai berikut: 1. Kejadian kebakaran dapat diketahui dengan cara sebagai berikut: a. Visual atau langsung b. Sirine atau alarm dari peralatan atau daerah yang mengalami kebakaran c. Sirine kebakaran yang dibunyikan dari control room atau kantor d. Informasi melalui intercom atau paging 2. Jika terjadi kebakaran, segeralah: a. Padamkan dengan APAR yang sesuai dengan jenis benda atau barang yang terbakar b. Jika api semakin membesar dan tidak terkendali segera teriak Kebakaran c. Cari bantuan untuk mengatasi sumber api d. Beritahu komandan tim penanggulangan keadaan darurat (TPKD) tentang kejadian tersebut dan langkah yang sudah dilaksanakan e. Tekan tombol Alarm untuk memberikan informasi kebakaran 3. Komandan TPKD harus mengambil tindakan segera sebagai berikut: a. Menginformasikan kepada semua karyawan dan pihak terkait untuk kesiagaan dan mobilisasi usaha penaggulangan.

31 b. Mengaktifkan TPKD sesuai dengan tugas-tugasnya. c. Melaksanakan evakuasi karyawan ke tempat-tempat berkumpul yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Memandu Aparat keamanan dan Dinas Kebakaran terdekat (jika diperlukan) beserta peralatannya yang akan: a. Membantu penanggulangan dan pengamanan instalasi. b. Apabila usaha penanggulangan sudah selesai, bersihkan lokasi dari sisa-sisa kebakaran, terutama bahan-bahan B3, kemudian normalkan kembali pengoperasian unit atau peralatan lainnya dan amankan unit atau peralatan yang mengalami kebakaran Latihan Tanggap Darurat Menurut hasil wawancara dengan komandan tim, anggota tim komunikasi dan P3K, anggota tim pengamanan area dan anggota tim pemadaman api dengan APAR, diperoleh informasi bahwa latihan tanggap darurat kebakaran sudah dilakukan di Kantor Sektor dan Pusat Listrik PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan. Adapun latihan yang sudah pernah dilakukan antara lain: pemadaman api dengan menggunakan APAR dan hidran, simulasi kebakaran, dan evakuasi kebakaran yang dilakukan dua kali dalam setahun. Jenis simulasi kebakaran yang pernah dilakukan antara lain simulasi kebakaran tanpa pemberitahuan sebelumnya dan simulasi kebakaran dengan pemberitahuan sebelumnya. Seluruh karyawan di PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan ikut serta dalam pelatihan tanggap darurat kebakaran tersebut. Hal ini dilakukan agar seluruh karyawan terlatih dan siap menghadapi kejadian kebakaran setiap saat terutama saat di tempat kerja. Dalam

32 latihan tersebut juga ikut serta pihak dari dinas pemadam kebakaran, petugas kesehatan, Depnaker bahkan dari kelurahan atau masyarakat setempat. Latihanlatihan tersebut diberikan oleh pihak kesehatan dan pemadam kebakaran, baik berupa teori maupun praktek. Hal tersebut dapat terbukti dari ungkapan informan yang ke lima yaitu anggota tim pemadaman api dengan APAR, yang berkata: Ada latihan kebakaran, tiap tahun pasti ada itu; Memadamkan api pakai APAR, hidran, simulasi kebakaran; Semua ikut latihan; Kalau latihan itu dari damkar yang melatih kita disini. Cara pakai APAR sama hidran itu mereka lah yang latih.

33 BAB V PEMBAHASAN 5.1. Pelaksanaan Program Sarana Proteksi Aktif Detektor Dan Alarm Dalam pelaksanaan program sarana proteksi aktif, yaitu detektor dan alarm digunakan acuan dari Permenaker RI No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program sarana proteksi aktif, yaitu detektor dan alarm ada beberapa ketentuan, antara lain rangkaian detektor dan alarm kebakaran atau yang disebut juga dengan fire system alarm harus berfungsi dengan baik, alarm kebakaran memiliki bunyi yang khusus dan dapat didengar dengan jelas di seluruh lokasi, setiap kelompok alarm kebakaran tidak lebih dari 20 detektor asap, dan seluruh instalasi alarm kebakaran otomatik harus dipelihara dan diuji secara berkala oleh petugas yang sudah diakui atau yang ditunjuk. Berdasarkan acuan dari Permenaker RI No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik, maka dapat diketahui bahwa rangkaian detektor dan alarm kebakaran atau fire system alarm di Kantor Sektor PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Rangkaian detektor dan alarm kebakaran atau fire system alarm di Kantor Sektor PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan sudah berfungsi dengan baik. 2. Alarm memiliki bunyi khusus yang menandakan adanya kebakaran dan bunyi alarm tersebut dapat terdengar di seluruh area Kantor Sektor.

34 3. Setiap kelompok alarm kebakaran tidak lebih dari 20 detektor asap. 4. Seluruh instalasi alarm kebakaran dipelihara dan diuji berkala per triwulan yang dilakukan oleh Supervisor K3 dan Umum dibantu oleh Ahli K3. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut:... kondisinya sudah baik; Ya, bunyinya dapat didengar dengan jelas; Ya, dicek secara berkala per triwulan oleh supervisor K3 dan umum dibantu oleh ahli K3. (I-1) Selain itu dari data sekunder menyebutkan bahwa jumlah kelompok alarm di kantor sektor sebanyak 10 zona atau kelompok alarm yang terdiri dari 59 titik detektor asap yang setiap kelompok alarm terdiri dari lima sampai enam detektor asap sehingga dapat diketahui bahwa setiap kelompok alarm kebakaran tidak lebih dari 20 detektor asap. Dari uraian pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program sarana proteksi kebakaran aktif, yaitu detektor dan alarm sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Permenaker RI No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik sehingga fungsi detektor dan alarm sebagai alat untuk mendeteksi pada mula kebakaran di Kantor Sektor dapat berjalan dengan baik APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Dalam pelaksanaan program sarana proteksi aktif, yaitu APAR (Alat Pemadam Api Ringan) digunakan acuan dari Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program sarana proteksi

35 aktif, yaitu APAR ada beberapa ketentuan, antara lain jenis dan klasifikasi APAR harus sesuai dengan jenis kebakaran, APAR ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat, dicapai dan diambil, terdapat tanda pemasangan APAR, terdapat petunjuk cara pemakaian yang dapat dibaca dengan jelas, APAR dengan berat kurang dari 18,14 kg dipasang menggantung di dinding atau dalam lemari yang tidak dikunci dan APAR dengan berat di atas 18,14 ditempatkan pada sekang beroda, tidak berlubang atau cacat karena karat dan diperiksa dua kali dalam setahun (dalam jangka 6 bulan atau 12 bulan). Berdasarkan acuan dari Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat- Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan, maka dapat diketahui bahwa APAR di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Jenis dan klasifikasi APAR sudah sesuai dengan jenis kebakaran yang kemungkinkan terjadi. APAR yang digunakan adalah jenis foam atau busa, karbondioksida dan tepung yang merupakan APAR untuk kebakaran yang diakibatkan oleh bahan cair seperti bensin dan oli, gas dan alat-alat listrik bertegangan seperti yang terdapat pada perusahaan. 2. APAR ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai dan mudah diambil serta tidak terhalang oleh benda lain. 3. Tanda pemasangan APAR juga ada pada masing-masing APAR berupa segi tiga dengan warna dasar merah. 4. Terdapat petunjuk cara pemakaian pada setiap APAR dapat dibaca dengan jelas yang tertulis pada bagian tengah tabung.

36 5. APAR dengan bobot kurang dari 18,14 kg ditempatkan menggantung di dinding dengan penguatan sekang besi dan APAR dengan bobot lebih dari 18,14 kg ditempatkan pada sekang beroda. 6. Kondisi tabung APAR juga dalam keadaan baik, yaitu tidak berlubang dan tidak ada cacat karena karat. 7. Pemeriksaan masing-masing APAR dilakukan berkala setiap semester atau enam bulan sekali oleh pihak ke 2 dengan dipantau Supervisor K3 Umum dan dibantu oleh Ahli K3. Pemeliharaan dilakukan setiap bulan oleh Supervisor K3 Umum dan dibantu oleh Ahli K3. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Semua sesuai lah, sudah ada standarnya; Mudah dilihat dan dicapai; Tanda pemasangan ada semuanya; Cara pemakaian ada di tabung, kita juga sudah diajarkan caranya; Ada yang digantung, ada juga yang pakai roda; Baik, semuanya masih baik; Tiap bulan ada pemeriksaan dari K3 Dari uraian pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program sarana proteksi kebakaran aktif, yaitu APAR sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan sehingga APAR dapat berfungsi dengan baik dan siap digunakan kapan saja sebagai alat pemadam pada awal mula terjadinya kebakaran Hidran Dalam pelaksanaan program sarana proteksi aktif, yaitu hidran digunakan acuan dari Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan

37 Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program sarana proteksi aktif, yaitu hidran ada beberapa ketentuan, antara lain terdapat kelengkapan hidran seperti selang, sambungan selang, kepala selang dan keran pembuka, kotak hidran mudah dilihat, dibuka dan dijangkau serta tidak terhalang benda lain, seluruh komponen hidran diperiksa minimal setahun sekali, hidran mampu mengalirkan air minimal 30 menit dan dilakukan pengujian simulasi pompa kebakaran. Berdasarkan acuan dari Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan, maka dapat diketahui bahwa hidran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Kelengkapan hidran seperti selang, sambungan selang, kepala selang, dan keran pembuka sudah tersedia pada masing-masing hidran yang tersusun rapi di dalam kotak hidran. 2. Hidran dan kotak hidran ditempatkan di tempat yang mudah dilihat, dibuka, mudah dicapai dan tidak terhalang benda lain. 3. Seluruh komponen hidran diperiksa setiap bulan oleh bagian pemeliharaan perusahaan sehingga kondisinya dapat dipastikan selalu dalam keadaan siap pakai. Sumber persediaan air hidran yang disebut bak tempat penampungan air juga diperiksa secara berkala setiap minggu oleh bagian keamanan perusahaan sehingga jumlah air dapat dipastikan selalu cukup. 4. Hidran mampu mengalirkan air lebih dari 30 menit. 5. Dilakukan simulasi pompa kebakaran dua kali dalam setahun.

38 Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Sudah lengkap semua karena rutin kita periksa; Kotak hidran mudah dilihat dengan jelas dan tidak ada benda atau barang-barang yang menghalangi; Seluruh komponen diperiksa rutin setiap bulan; Ya, bahkan lebih; Simulasi selalu dilakukan rutin minimal dua kali dalam setahun. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program sarana proteksi kebakaran aktif, yaitu hidran sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Manajemen Penanggulangan Kebakaran Di Perkotaan sehingga hidran dapat berfungsi dengan baik dan dapat digunakan sebagai tempat untuk mendapatkan sumber air untuk melakukan pemadaman kebakaran Pelaksanaan Program Sarana Penyelamatan Jiwa Tempat Berhimpun Dalam pelaksanaan program sarana penyelamatan jiwa, yaitu tempat berhimpun digunakan acuan dari Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program sarana penyelamatan jiwa, yaitu tempat berhimpun ada beberapa ketentuan, antara lain terdapat petunjuk tempat berhimpun yang terlihat dengan jelas, luas tempat berhimpun sesuai dengan jumlah pekerja, tempat berhimpun aman dan terhindar dari bahaya kebakaran dan bahaya lainnya. Berdasarkan acuan dari Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan

39 Lingkungan, maka dapat diketahui bahwa tempat berhimpun di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Tempat berhimpun sudah dilengkapi dengan tanda petunjuk tempat berhimpun yang dapat dilihat dengan jelas. 2. Luas masing-masing tempat berhimpun tersebut sudah sesuai dengan jumlah pekerja yang terdapat di perusahaan. 3. Letak tempat berhimpun sudah aman dan juga langsung berhubungan dengan jalan besar serta terhindar dari bahaya kebakaran dan bahaya lainnya. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Ada dan bisa dilihat jelas;sudah sesuai lah kalau menurut saya, tempatnya bisa dibilang luas juga; Aman, kan jaraknya cukup berjauhan dari tempat yang terbakar. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program sarana penyelamatan jiwa, yaitu tempat berhimpun sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan sehingga tempat berhimpun aman digunakan sebagai tempat berkumpul saat evakuasi pada keadaan darurat atau kebakaran Pelaksanaan Program Manajemen Penanggulangan Keadaan Darurat Organisasi Tanggap Darurat Dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu organisasi tanggap darurat digunakan acuan dari Kepmen No.

40 KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu organisasi tanggap darurat ada beberapa ketentuan, antara lain setiap anggota organisasi sudah mengetahui tugas masingmasing, setiap anggota organisasi sudah terlatih dan dilakukan peninjauan terhadap organisasi tanggap darurat. Berdasarkan acuan dari Kepmen No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, maka dapat diketahui bahwa organisasi tanggap darurat di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota tim penanggulangan keadaan darurat sudah mengetahui tugasnya masing-masing. 2. Setiap anggota tim penanggulangan keadaan darurat sudah mendapatkan pendidikan dan pelatihan yang berhubungan dengan penanggulangan keadaan darurat terutama kebakaran. 3. Tim penanggulangan keadaan darurat selalu ditinjau sekali dalam setahun terutama jika terdapat anggota tim yang mengalami mutasi kerja. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Sudah tahu karena sudah dipraktekkan juga saat latihan; Semua sudah dilatih minimal satu atau dua kali dalam setahun; Ya, peninjauan rutin dilakukan setiap tahun, siapa tahu ada anggota yang pindah tugas jadi langsung diganti. (I-2) Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu organisasi tanggap darurat sudah

41 sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Kepmen No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja sehingga organisasi tanggap darurat dapat bekerja dengan baik dalam mengantisipasi dan menanggulangi kebakaran di Kantor Sektor maupun di Pusat Listrik Paya Pasir Prosedur Tanggap Darurat Dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu prosedur tanggap darurat digunakan acuan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu prosedur tanggap darurat ada beberapa ketentuan, antara lain terdapat koordinasi dengan pihak pemadam kebakaran setempat, prosedur tanggap darurat ditinjau secara berkala terutama bila terdapat perubahan pada peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan perusahaan dan prosedur tanggap darurat diketahui oleh seluruh karyawan. Berdasarkan acuan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka dapat diketahui bahwa prosedur tanggap darurat di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Dalam prosedur tanggap darurat terdapat koordinasi dengan beberapa pihak pemadam kebakaran setempat. Selain itu terdapat juga koordinasi dengan pihak lain seperti rumah sakit, kantor polisi serta pihak kelurahan setempat.

42 2. Prosedur tanggap darurat tersebut diuji dan ditinjau secara berkala setiap tahun terutama jika terdapat perubahan pada peralatan, proses ataupun bahan baku yang digunakan dalam proses produksi perusahaan. Pengujian dilakukan bertujuan untuk mengetahui keandalan prosedur tanggap darurat tersebut pada saat terjadi keadaan darurat khususnya kebakaran. Hal tersebut dilakukan oleh personil atau pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan. 3. Prosedur tersebut sudah diketahui oleh seluruh karyawan di perusahaan karena pada saat latihan simulasi kebakaran digunakan prosedur tanggap darurat tersebut. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Ada kerjasama dengan pemadam kebakaran; Ditinjau berkala tapi setahu saya belum ada perubahan kalau prosedunya; Setiap karyawan di sini sudah tahulah prosedurnya. Seluruh tim langsung bekerja sesuai tugas masing2 dan dibantu karyawan lain yang tidak masuk dalam tim. (I-4) Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu prosedur tanggap darurat sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga setiap karyawan sudah tahu prosedur atau langkah-langkah yang harus dilakukan saat menghadapi keadaan darurat atau kebakaran Latihan Tanggap Darurat Kebakaran Dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu latihan tanggap darurat kebakaran digunakan acuan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen

43 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam acuan tersebut dikatakan bahwa dalam pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu latihan tanggap darurat kebakaran ada beberapa ketentuan, antara lain terdapat latihan penaggulangan kebakaran minimal sekali dalam setahun dan pelatihan dilakukan oleh orang atau badan yang berkompeten dan berwenang. Berdasarkan acuan dari Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, maka dapat diketahui bahwa latihan tanggap darurat kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan, adalah sebagai berikut: 1. Melakukan latihan penanggulangan kebakaran minimal sekali dalam setahun dan latihan evakuasi kebakaran yang diikuti seluruh tenaga kerja. Latihan-letihan yang sudah dilaksanakan antara lain latihan pemadaman api dengan menggunakan APAR dan hidran, simulasi kebakaran tanpa pemberitahuan sebelumnya dan simulasi kebakaran dengan pemberitahuan sebelumnya serta evakuasi kebakaran. 2. Latihan-latihan tersebut diberikan oleh pihak kesehatan dan pemadam kebakaran, baik berupa teori maupun praktek. Hal ini dapat dilihat pada salah satu kutipan pernyataan informan berikut: Selalu ada latihan setiap tahun, minimal satu kali; Latihan pemadam kebakaran, cara penggunaan hidran dan APAR, simulasi kebakaran; Seluruh tim dan pegawai. Di luar pegawai kita undang kelurahan setempat, masyarakat, depnaker dan damkar; Damkar yang memberi latihan. (I-2)

44 Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat, yaitu latihan tanggap darurat kebakaran sudah sesuai dengan ketentuan yang terdapat pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja sehingga karyawan khususnya tim penanggulangan keadaan darurat di Kantor Sektor maupun Pusat Listrik Paya Pasir sudah terlatih menghadapi kebakaran.

45 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Pelaksanaan program tanggap darurat kebakaran sudah sesuai dengan peraturan pemerintah yang digunakan perusahaan sebagai acuan. Pelaksanaan program tersebut, antara lain: 1. Pelaksanaan program sarana proteksi kebakaran aktif seperti detektor dan alarm sudah sesuai dengan ketentuan dalam Permenaker RI No.02/MEN/1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Automatik, APAR sudah sesuai dengan ketentuan dalam Permenaker No. Per.04/MEN/1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan dan hidran sudah sesuai dengan ketentuan dalam Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 2. Pelaksanaan program sarana penyelamatan jiwa, yaitu tempat berkumpul sudah sesuai dengan ketentuan dalam Kepmen PU No. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan Terhadap Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. 3. Pelaksanaan program manajemen penanggulangan keadaan darurat seperti organisasi tanggap darurat sudah sesuai dengan ketentuan dalam Kepmen No. KEP.186/MEN/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, prosedur tanggap darurat dan latihan tanggap darurat kebakaran sudah sesuai

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :

Nama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat : Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Tinjauan Pelaksanaan Program Tanggap Darurat Kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Tahun 2013 Nama : Bekerja di

Lebih terperinci

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN

TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN TINJAUAN PELAKSANAAN PROGRAM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI KANTOR SEKTOR DAN PUSAT LISTRIK PAYA PASIR PT PLN (PERSERO) SEKTOR PEMBANGKITAN MEDAN TAHUN 2013 Novtalin Hutasoit 1, Kalsum 2, Umi Salmah 3 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang dibutuhkan untuk pengoperasian dan pemeliharaan. Teknologi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan industri digunakan berbagai tingkat teknologi sederhana atau tradisional sampai teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan

Lebih terperinci

128 Universitas Indonesia

128 Universitas Indonesia BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah

BAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Lampiran 1. Daftar Pertanyaan Audit Keselamatan Kebakaran Gedung PT. X Jakarta Tahun 2009 DAFTAR PERTANYAAN AUDIT KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG PT. X JAKARTA Data Umum Gedung a. Nama bangunan : b. Alamat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit)

PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN. (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA ANALISIS PENGELOLAAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN (Kepala keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit) Pertanyaan : 1. Apakah RSUP H Adam Malik mempunyai

Lebih terperinci

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION

KONDISI GEDUNG WET PAINT PRODUCTION STANDAR APAR MENURUT NFPA 10/ No. Per 04/Men/1980 Terdapat APAR yang sesuai dengan jenis kebakaran Tedapat label penempatan APAR Penempatan APAR mudah dilihat, mudah diambil, dan mudah digunakan pada saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha, dan kesempatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan suatu organisasi baik besar ataupun kecil ditentukan oleh kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang berperan merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai

BAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency

Lebih terperinci

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI

KRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun

Lebih terperinci

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional

6 PEMBAHASAN. 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta. Bagian Tata Usaha. Bidang Tata Operasional 6 PEMBAHASAN 6.1 Kelembagaan Penanggulangan Kebakaran di PPS Nizam Zachman Jakarta Unit pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana (Damkar-PB) Pos Jaga Muara Baru dan TB.Mina Antasena mempunyai hubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur

Lebih terperinci

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA

BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA BAB II PT. PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKIT SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT. PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Berdasarkan Keputusan Direksi Nomor 111.K/023/DID/1996 tepatnya pada tanggal

Lebih terperinci

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur.

BAB VIII PENUTUP. bahan bakar berasal dari gas berupa: LPG. generator, boiler dan peralatan masak di dapur. BAB VIII PENUTUP 8.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian terhadap evaluasi sistem penanggulangan kebakaran di kapal penumpang KM Lambelu, maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan

Lebih terperinci

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA SISTEM DETEKSI DAN PEMADAMAN KEBAKARAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTABARU, Menimbang : a. bahwa ancaman

Lebih terperinci

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang memadai. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini telah melakukan evaluasi terhadap kondisi jalur evakuasi darurat

Lebih terperinci

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH

RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH RSU BINA KASIH RENCANA INDUK MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN (MFK) DI RSU BINA KASIH I. LATAR BELAKANG Ketidaksiapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami, wabah penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahaya kebakaran adalah bahaya yang diakibatkan oleh adanya ancaman potensial dan derajat terkena pancaran api sejak dari awal terjadi kebakaran hingga penjalaran

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Perkembangan ketenagalistrikan di Indonesia mulai ditingkatkan pada akhir abad ke 19, dimana saat itu ada beberapa perusahaan asal Belanda yang bergerak

Lebih terperinci

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)

PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH

LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH PROSEDUR IJIN KERJA No. Dokumen : PT-KITSBS-19 No. Revisi : 00 Tanggal : April Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum

Lebih terperinci

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran.

PENCEGAHAN KEBAKARAN. Pencegahan Kebakaran dilakukan melalui upaya dalam mendesain gedung dan upaya Desain untuk pencegahan Kebakaran. LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN Pencegahan Kebakaran

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang

Lebih terperinci

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU. Universitas Sumatera Utara Lampiran 1 DENAH INSTALASI ICU Lampiran 2 PEDOMAN WAWANCARA DENGAN KEPALA INSTALASI SARANA DAN PRASARANA ANALISIS SISTEM PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI FASILITAS INTENSIVE CARE UNIT(ICU)RSUP

Lebih terperinci

Penyediaan komponen listrik instalasi listrik/penerangan bangunan kantor

Penyediaan komponen listrik instalasi listrik/penerangan bangunan kantor PENGUMUMAN RENCANA UMUM PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH (RUP) SUKU DINAS PEMADAM KEBAKARAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012 Lokasi Pekerjaan Rencana Penganggaran

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR, Menimbang : a. bahwa bencana kebakaran

Lebih terperinci

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi

Malafungsi Kemungkinan penyebabnya Solusi BAHASA INDONESIA 61 PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil

Lebih terperinci

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat JUDUL : Managemen Tanggap Darurat DESKRIPSI : Bagian ini menjelaskan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat,

Lebih terperinci

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1

5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 Bagian PROTEK.KEB 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 1 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 2 Phenomena kebakaran 5/9/2014 Created by PNK3 NAKERTRANS 3 Lapis I Pet. Peran Kebakaran Lapis II Fire Men FIRE

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 15 TAHUN : 2003 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI KOTA CIMAHI DENGAN

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB VI HASIL PENELITIAN 45 BAB VI HASIL PENELITIAN 6.1. Identifikasi Potensi Bahaya Kebakaran Tabel dibawah ini merupakan identifikasi bahaya kebakaran di dan diklasifikasikan menurut SNI 03-3989-2000. Tabel 6.1 Identifikasi

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN SALINAN BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PEMERIKSAAN ALAT PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara

Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek Oleh: Arrigo Dirgantara Ujian Akhir Semester Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lindung Lingkungan Semester Pendek 2012 Oleh: Arrigo Dirgantara 1106069664 Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Indonesia 2012 Pertanyaan:

Lebih terperinci

Penggunaan APAR dan Kedaruratan

Penggunaan APAR dan Kedaruratan Penggunaan APAR dan Kedaruratan II. 7 Kode Darurat per 2012 Code Blue (Kegawatdaruratan Medis) Code Red (Kebakaran) Code Grey (Gangguan Keamanan) Code Pink (Penculikan Bayi) Code Purple (Evakuasi) Code

Lebih terperinci

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN

FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN FORMULIR PEMANTAUAN SELAMA RENOVASI / KONSTRUKSI BANGUNAN Area Renovasi : Tanggal pemantauan : KELAS III N O KEGIATAN YA TIDAK NA KETERANGAN 1 Mengisolasi sistem HVAC di area kerja untuk mencegah kontaminasi

Lebih terperinci

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN

MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN LAMPIRAN III PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG KETENTUAN DESAIN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN DAN LEDAKAN INTERNAL PADA REAKTOR DAYA MITIGASI DAMPAK KEBAKARAN III.1.

Lebih terperinci

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN

SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN Materi 2 SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, S.Si, M.Kes SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN a. MACAM-MACAM SISTEM 1. Alat Pemadam Api Ringan 2. Sistem Deteksi dan Alarm 3. Sistem Slang Air Hose Reel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. umumnya, hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Sedangkan secara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja (K3) diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan jasmani

Lebih terperinci

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG BUPATI MALANG, BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN (PPBK) PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BUPATI MALANG,

Lebih terperinci

Hati-hati keracunan gas CO

Hati-hati keracunan gas CO SOS! Hati-hati keracunan gas CO (carbon monooksida) Amankah peralatan gas anda? Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Institute Keselamatan Gas Tekanan Tinggi Ketika Menggunakan Peralatan Gas

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSETUJUAN SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS iv KATA PENGANTAR v ABSTRACT vii ABSTRAK viii DAFTAR ISI ix DAFTAR TABEL xii DAFTAR

Lebih terperinci

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.

Lebih terperinci

11. PEMECAHAN MASALAH

11. PEMECAHAN MASALAH 11. PEMECAHAN MASALAH Sejumlah masalah terjadi akibat kurangnya pemeliharaan yang sederhana, atau tidak terperhatikan, yang sesungguhnya dapat dengan mudah diselesaikan tanpa memanggil teknisi. Sebelum

Lebih terperinci

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman

- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di sana-sini masih banyak terjadi.

Lebih terperinci

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI DAFR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii SURAT PERNYAAN TENNG ORISINILIS... iv KA PENGANR... v ABSTRACT... vi ABSTRAK... vii DAFR ISI... viii DAFR BEL... xi DAFR

Lebih terperinci

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi

CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi CONTOH (SAMPLE) Penerapan Sistem K3LM Proyek Konstruksi KEBIJAKAN K3 Konstruksi VISI PERUSAHAAN MENJADI BADAN USAHA TERKEMUKA DIBIDANG KONSTRUKSI, yang mengandung arti Menduduki posisi 3 besar dalam pencapaian

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Obyek Penelitian BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini dilakukan di Hotel UNY yang beralamat di Jl Karangmalang Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Lokasi Hotel UNY dapat dikatakan sangat strategis

Lebih terperinci

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT

PROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT PROSEDUR KESIAGAAN dan No. Dokumen : PT-KITSBS-13 No. Revisi : 00 Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum & Fas 2. Abdan

Lebih terperinci

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT

PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan. 2. RUANG LINGKUP Yang termasuk keadaan

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation).

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Singkat PT PLN (Persero) Pembangunan fisik PLTU ini dimulai sejak tahun 2001 (Lot I: Site Preparation). Kemudian diteruskan pada tahapan pembangunan sipil

Lebih terperinci

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

WALI KOTA BALIKPAPAN, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALI KOTA BALIKPAPAN,

Lebih terperinci

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN

PROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN 1. TUJUAN Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran, dan tindakantindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi bahaya kebakaran. 2. RUANG LINGKUP 2.1. Dokumen ini digunakan Kepala Bagian

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Listrik Negara Sejarah Ketenagalistrikan di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1 Konsep Massa Bangunan Konsep massa bangunan di ambil dari axis terhadap site di Tapak dan lingkungan sekitar. 1. Letak site yang berdempetan dengan kawasan candi prambanan

Lebih terperinci

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban

Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban HOUSEKEEPING Secara harfiah berarti keteraturan, kebersihan, keselamatan dan ketertiban Penerapan housekeeping yang baik dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang aman, sehat dan nyaman. Housekeeping

Lebih terperinci

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN,

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 13

LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 13 LEMBARAN DAERAH KOTA BANJARMASIN TAHUN 2008 NOMOR 13 PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2012 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang : a. bahwa untuk menghindari

Lebih terperinci

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG PT. Indonesia Power UBP Kamojang saat ini telah menerapkan sistem manajemen terpadu, dengan tiga sub sistemnya yang terdiri dari Sistem Manajemen Mutu

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA)

PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) PERANCANGAN TEMPAT PENYIMPANAN SEMENTARA (TPS) LIMBAH B3 (STUDI KASUS : BENGKEL MAINTENANCE PT. VARIA USAHA) Rizky Widya Pratiwi 1*, Adhi Setiawan 2, Ahmad Erlan Afiuddin 3 Program Studi Teknik Keselamatan

Lebih terperinci

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller

Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller Perancangan dan Pembuatan Simulasi Fire Integrated System untuk kebakaran minyak (Kelas B) berbasis Mikrokontroller Mahendra Duta Apriono K3-VIII A 6506 040 010 BAB I Latar Belakang Hasil Kuesioner dengan

Lebih terperinci

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU

BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA. A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU BAB II PROFIL PT PLN (PERSERO) KANTOR INDUK PEMBANGKITAN SUMATERA BAGIAN UTARA A. Sejarah Ringkas PT PLN (Persero) Kantor Induk KITSBU Keberadaan PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara (KITSBU)

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( ) PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN (6506 040 009) 1. Pendahuluan 2. Tinjauan Pustaka 3. Metode Penelitian

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bangunan gedung menurut UU RI No. 28 Tahun 2002 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada

Lebih terperinci

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DAFTAR ISI O PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI DALAM JAM KERJA O PROSEDUR EVAKUASI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWAKARTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa tingkat kepadatan hunian

Lebih terperinci

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION SESSION 12 POWER PLANT OPERATION OUTLINE 1. Perencanaan Operasi Pembangkit 2. Manajemen Operasi Pembangkit 3. Tanggung Jawab Operator 4. Proses Operasi Pembangkit 1. PERENCANAAN OPERASI PEMBANGKIT Perkiraan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Energi listrik dalam era sekarang ini sudah merupakan kebutuhan primer, dengan perkembangan teknologi, cara hidup, nilai kebutuhan dan pendapatan perkapita serta

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 16 TAHUN 2006 SERI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN DAN PEMERIKSAAN SARANA DAN PERALATAN PEMADAM KEBAKARAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL

IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL No. 11 / Tahun VI. April 2013 ISSN 1979-2409 IDENTIFIKASI DAN PERBAIKAN KERUSAKAN TERHADAP SISTEM DETEKSI KEBAKARAN DI GEDUNG 65 INSTALASI ELEMEN BAKAR EKSPERIMENTAL Akhmad Saogi Latif Pusat Teknologi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan PT Rapi Arjasa berdiri pada tahun 1969 dengan akte notaris No. 51 tanggal 14 Oktober 1969 dimana ketika perusahaan ini didirikan masih berbentuk

Lebih terperinci

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013

ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013 ANALISIS TIGA FAKTOR DOMINAN SISTEM PROTEKSI AKTIF DAN PASIF SERTA SISTEM TANGGAP DARURAT KEBAKARAN DI GEDUNG VOKASI UI TAHUN 2013 Tri Kurniawan* L. Meily Kurniawidjaja** Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran BAB IV Bab IV Hasil dan Analisis HASIL DAN ANALISIS 4.1. Prosedur Perencanaan Sistem Proteksi Kebakaran Sistem pencegahan dan penanggulangan kebakaran merupakan suatu kombinasi dari berbagai sistem untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan

BAB I PENDAHULUAN. maupun dunia industri, dapat menimbulkan kecelakaan bagi manusia dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara yang kaya akan sumber daya alamnya terutama pada sumber daya minyak dan gas bumi. Pada masa sekarang ini permintaan akan minyak bumi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN 1 PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN MENTERI TENTANG PEDOMAN TEKNIS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Nomor : 384 / KPTS / M / 2004 Tanggal : 18 Oktober 2004

Lebih terperinci

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT

PT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE No. Dokumen Judul Dokumen : K3L-2 : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT Ini adalah dokumen yang dikontrol Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui PT

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN LEMARI PENDINGIN (REFRIGERATOR) DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian

Lebih terperinci

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO

SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO SELAMAT ATAS PILIHAN ANDA MENGGUNAKAN DISPENSER DOMO Dengan cara pemakaian yang benar, Anda akan mendapatkan manfaat yang maksimal selama bertahun-tahun. Bacalah buku petunjuk pengoperasian ini dengan

Lebih terperinci

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG

ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG ANALISIS UPAYA PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI GEDUNG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT TELOGOREJO SEMARANG Minati Karimah, Bina Kurniawan, Suroto Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan

Program pemeliharaan. Laporan pemeliharaan 17 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PROSES KERJA PEMERIKSAAN DAN PEMELIHARAAN Berikut diagram alir proses perawatan dan pemeliharaan Jadwal pemeliharaan Program pemeliharaan Pemeliharaan Mingguan

Lebih terperinci

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE DUO DRUM

PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM TROUBLE SHOOTING AUTOMATIC WASHING MACHINE DUO DRUM PENYELESAIAN MASALAH MESIN CUCI OTOMATIS DUO DRUM Trouble shooting Page Mesin cuci tidak menyala/mati total Apakah ada aliran listrik pada stop kontak? Periksa aliran listrik di rumah anda atau ganti stop

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3 Sub Direktorat Inventarisasi Penggunaan B3

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3 Sub Direktorat Inventarisasi Penggunaan B3 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT PENGELOLAAN B3 Sub Direktorat Inventarisasi Penggunaan B3 LAPORAN PERJALANAN DINAS INVENTARISASI PEMANTAUAN PEREDARAN DAN PEMANFAATAN B3 PT. PLN (Persero)

Lebih terperinci

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT

PT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT Lampiran 1 KEBAKARAN Besar Floor Warden/Safety Officer/ personil setempat segera memadamkan api dengan fire extinguisher Floor warden/personil setempat segera memberitahukan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3

IDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3 CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3

Lebih terperinci