PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
|
|
- Surya Suhendra Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
2 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan. 2. RUANG LINGKUP Yang termasuk keadaan darurat disini yaitu: a. Kebakaran b. Ledakan c. Kerusuhan/Huru hara d. Ancaman Bom e. Kebocoran Gas f. Bencana Alam 3. REFERENSI Permenaker No.: PER.05/MEN/1996, tentang: Sistim Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kepmenaker No.: KEP.186/MEN/1999, tentang: Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja. Standard OHSAS 18001:2007 Clause Permenaker No.: PER-15/MEN/VIII/2008, tentang Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan di Tempat Kerja. 4. DEFINISI Keadaan Darurat, adalah suatu kondisi yang dapat berakibat fatal bagi karyawan atau benda milik (property), apabila tidak segera ditangani dengan cepat dan tepat. Sumber dapat berasal dari dalam perusahaan atau lingkungan sekitar, diantaranya : Kebakaran, adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali dan merugikan manusia, barang dan lingkungan baik dari tempat bekerja maupun lingkungan sekitar/penduduk Ledakan, adalah suatu kejadian yang diakibatkan oleh manusia, atau dapat juga terjadi secara alami, yang dapat menyebabkan terjadinya kerugian bagi manusia, barang dan lingkungan.
3 Huru-hara (Internal atau Eksternal), adalah suatu situasi/kondisi yang tidak terkendali dan tidak diinginkan, yang menimbulkan kepanikan, kekhawatiran dan mengakibatkan aktivitas kerja terhenti. Ancaman Bom, adalah ancaman yang menyebabkan terjadinya gangguan terhadap aktivitas kerja sehari-hari, normal atau kompleks, dan harus dianggap serius. Kebocoran Gas adalah suatu kebocoran Gas baik itu Feed Gas, LPG atau Lean Gas, yang tidak dapat segera ditanggulangi dan berpotensi untuk terjadi kebakaran atau ledakan. Bencana alam dalam hal ini gempa bumi adalah suatu keadaan lingkungan yang dapat secara tiba tiba terjadi karena keadaan vulkanik yang cukup banyak di Indonesia baik di darat maupun lautan
4 Alur Komunikasi Keadaan Darurat di Lapangan Kerja Korban dari Kontraktor Terluka / Sakit Field Coordinator PROSYPAC OPERATION MEDICAL EVACUATION FLOWCHART Evakuasi Ya PROSY MPAC Project Manager Pimpinan Kontraktor : PT.Promatcon Tepatguna Mr. Adi Priyadi HP Keluarga korban Dokter Lokasi Close Tidak Evakuasi Ya Company OPS Manager Helicopter Report Ambulance Rumah Sakit Communication line Evacuation line Ambulance Rumah Sakit, lengkap dengan Dokter dan/ atau paramedic segera menuju Airport terdekati untuk menjemput pasien. Note : Dokter Lokasi akan menentukan apakah diperlukan bantuan paramedic rumah sakit rujukan untuk mengawal pasien dari lokasi kerja. Bila diperlukan, maka keberangkatan pesawat dari bandarai akan menunggu kesiapan petugas paramedic.
5 Penjelasan Tugas dan tanggung jawab 1. Komandan Ditempat Kejadian (KDK) [One Scene Commander (OSC)]: o Memberikan arahan-arahan dalam menghadapi keadaan darurat yang terjadi. o Mengambil keputusan sesuai dengan kondisi yang terjadi demi keselamatan karyawan dan benda-benda milik Perusahaan (property). o Mengkoordinir penanganan keadaan darurat sesuai dengan jenisnya. 2. Komandan Pemadam Kebakaran [Fire Commander]: o Memimpin Kapten dan anggota Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade) untuk melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan perintah Komandan Ditempat Kejadian. o Memastikan peralatan dan sarana sistim pencegahan kebakaran dalam kondisi siap pakai. o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi jika memerlukan bantuan Pemadam Kebakaran (PMK). o Memberi petunjuk/gambaran kepada bantuan PMK dari luar (jika ada) tentang situasi kebakaran yang terjadi. o Memberikan informasi dan melaporkan jalannya operasi penanggulangan kebakaran kepada KDK (OSC). 3. Komandan Evakuasi (Evacuation Commander) : o Memberi arahan kepada anggota regu evakuasi untuk mengevakuasi korban manusia. o Memberikan arahan untuk mengevakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan. o Memimpin regu evakuasi (evacuation team) untuk mengamankan korban yang selamat ditempat berkumpul (assembly point). o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak.
6 4. Komandan Penyelamat (Rescue Commander): o Memberikan pertolongan kepada korban dan melakukan koordinasi dengan regu medik (tim medis). o Memimpin penyelamatan karyawan saat terjadi keadaan darurat. o Memberikan instruksi kepada Komandan Keamanan dan Komunikasi untuk pemanggilan ambulance. 5. Komandan Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Commander): o Memimpin regu penyelamat benda milik dan dokumen (asset and document team) untuk melakukan koordinasi pengamanan milik perusahaan (asset). o Mengamankan semua dokumen perusahaan terutama dari factor luar. 6. Komandan Komunikasi dan Kemanan (Communication and Security Commander): o Melaksanakan koordinasi komunikasi dengan pihak luar (eksternal). o Melakukan komunikasi dengan media, jika diperlukan. o Menjelaskan situasi yang terjadi kepada pemerintah, polisi dan media, dan masyarakat sekitar. o Memeriksa setiap tamu yang masuk ke area P.T. Prosympac. o Menjaga stabilitas keamanan. o Menghubungi rumah sakit terdekat (R.S. Pelni). o Menghubungi Pemadam Kebakaran Jakarta Barat atas instruksi Komandan Ditempat Kejadian (KDK). 7. Pasukan Pemadam Kebakaran (Fire Brigade): o Melakukan upaya pemadaman kebakaran berdasarkan petunjuk Komandan Pemadam Kebakaran (Fire Commander) jika kebakaran cukup hebat. o Segera melakukan pemadaman jika terjadi kebakaran. 8. Regu Evakuasi (Evacuation Team): o Melakukan evakuasi korban manusia. o Melakukan evakuasi asset perusahaan jika masih memungkinkan.
7 o Mengamankan korban yang selamat di tempat berkumpul (assembly point). o Menghitung korban yang selamat dan memperkirakan (memprediksi) korban yang masih terjebak. 9. Regu Penyelamat (Rescue Team): o Mengungsikan (Membawa) petugas/karyawan yang mendapat kecelakaan ke tempat yang aman, kemudian diserahkan kepada petugas medis. o Memberikan pertolongan pertama kepada korban bila terjadi kecelakaan. o Mencatat semua korban dan rumah sakit yang menjadi rujukan. 10. Regu Penyelamat Benda Milik dan Dokumen (Asset and Document Team): o Menjaga semua benda milik (asset) dan dokumen perusahaan terutama terhadap pihak luar. o Mencatat semua benda milik (asset) yang dipindahkan/diamankan pada saat terjadi situasi darurat. 11. Regu Komunikasi dan Keamanan (Communication and Security Team): o Menciptakan situasi dan kondisi yang aman selama pelaksanaan penanggulangan keadaan darurat. o Melakukan pengamanan pada saat dilakukan wawancara (konferensi) pers. o Mengadakan kerja sama dengan petugas komunikasi untuk bidang keamanan (Kodim, Polresta, dll). o Memblokir pintu keluar-masuk dan memperketat penjagaan di tempat terhadap gangguan masyarakat umum yang tidak berkepentingan. o Membantu pelaksanaan evakuasi. o Mengecek kebenaran/keabsahan kartu pengenal dan mencatat setiap orang atau satuan yang akan membantu. o Membantu mengamankan barang-barang yang telah diamankan/diselamatkan oleh Regu Penyelamat dan Evakuasi (Rescue and Evacuation Team).
8 12. Dokumentasi (Documentation): o Membuat dokumentasi dan mencatat kronologi kejadian darurat dan penanggulangannya dari awal hingga akhir. o Mendata dan melakukan inventarisasi jumlah korban dan peralatan atau bangunan yang rusak setelah terjadi keadaan darurat. o Membuat laporan kronologis daripada keadaan darurat dan penanggulangannya.
9 DIAGRAM ALIR PROSEDUR PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT A. Kebakaran, Ledakan, Kebocoran Tabung Gas MULAI MENGHUBUNGI CONTROL ROOM/ HSE MENGHUBUNGI ORGANISASI KEADAAN DARURAT BUNYIKAN ALARM TANDA BAHAYA PERLUKAH EVAKUASI? TIDAK YA MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI EVAKUASI PENANGANAN KEADAAN DARURAT TERATASI BUNYIKAN ALARM KEADAAN AMAN SELESAI
10 B. Gempa Bumi, Ancaman Bom, Huru hara MULAI MEMBUNYIKAN ALARM EVAKUASI EVAKUASI KEADAAN DARURAT TERATASI SELESAI
11 7. URAIAN PROSEDUR A. KEBAKARAN, LEDAKAN, KEBOCORAN TABUNG GAS 7.1. Apabila terjadi keadaan darurat seperti di atas; di dalam atau di luar lingkungan PT. PROSYMPAC, maka orang yang pertama kali melihatnya harus segera menghubungi HSE Manager Ketika menerima informasi keadaan darurat, Bagian HSE segera menghubungi semua anggota Organisasi Keadaan Darurat dan membunyikan Alarm Tanda Bahaya. Kecuali kebakaran, ledakan, kebocoran tersebut sudah dapat ditanggulangi oleh orang terdekat atau anggota pemadam yang terdekat dengan sumber bahaya 7.3. Alarm Tanda Bahaya ditandai dengan suara sirene 3 kali (pendek) 7.4. Alarm Evakuasi ditandai dengan bunyi sirene lebih dari 3 kali 7.5. Alarm Keadaan Aman ditandai dengan bunyi sirene 1 kali panjang 7.6. Komandan Ditempat Kejadian (On Scene Commander) memutuskan perlu dilakukan evakuasi atau tidak Setiap karyawan harus segera bersiap sesuai aba-aba floor warden (pengarah lantai) menunggu alarm selanjutnya Jika Alarm Tanda Bahaya dibunyikan, maka semua karyawan yang tidak terlibat dalam penanggulangan harus bersiap menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden jika harus evakuasi. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui) Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian, menghubungi nomor penting serta mengumumkan kepada perwakilan penduduk setempat; menolong korban (jika ada). Pertimbangkan bahwa resiko semua karyawan lebih besar dari pada resiko individu atau harta benda KDK (OSC) dan OKD akan melakukan penanganan lebih lanjut sesuai dengan petunjuk dan jenis keadaan darurat bersamaan dengan jalannya evakuasi Apabila keadaan darurat sudah dapat ditanggulangi, maka Alarm Keadaan Aman akan dibunyikan.
12 7.12. Pemulihan akan segera dilakukan agar keadaan kembali ke kondisi normal. B. GEMPA BUMI, ANCAMAN BOM, HURU HARA Jika Alarm Evakuasi dibunyikan, maka semua karyawan segera menuju Muster Point setelah mematikan semua sumber energi, mengambil barang yang diperlukan/penting sesuai arahan floor warden. Setiap pengarah lantai wajib mendata tiap karyawan di tiap lantai (sesuai dengan lampiran nama karyawan yang harus selalu diperbaharaui) Kepala komunikasi segera menelpon nomor nomor penting untuk penanggulangan lanjut. Mengarahkan team kemananan untuk mengamankan segera karyawan dan asset Team Pemadam, penyelamat dan P3K segera bergabung dengan team keamanan jika yang terjadi adalah huru hara Tim penyelamat asset segera melakukan penyelamatan asset penting Jika tindakan evakuasi dilakukan, maka langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: Floor Warden memeriksa kembali jumlah karyawan, memastikan asset terpenting sudah diamankan, memastikan adanya dokumentasi kejadian. 8. DOKUMEN TERKAIT 8.1. IK Penggunaan APAR CO2 [03/004/OHS/2007] 8.2. IK Penggunaan APAR Powder [03/005/ OHS/2007] 8.3. IK Penanganan Keadaan Darurat Kebakaran [03/007/OHS/2007]
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT
PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT PROCEDURE PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT 1. TUJUAN Sebagai pedoman untuk menghadapi keadaan darurat. Untuk menyelamatkan jiwa manusia, lingkungan dan asset perusahaan.
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT 1. TUJUAN Untuk memastikan semua personil PT XXXXXXX bertindak dalam kapasitas masing-masing selama aspek-aspek kritis dari suatu keadaan darurat. 2. RUANG LINGKUP Prosedur
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK)
PROSEDUR KEADAAN DARURAT KEBAKARAN B4T ( BALAI BESAR BAHAN & BARANG TEKNIK) KEADAAN DARURAT Keadaan darutat adalah situasi atau kondisi atau kejadian yang tidak normal o Terjadi tiba tiba o Menggangu kegiatan
Lebih terperinciKRONOLOGI DOKUMEN Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun 2012 DAFTAR ISI
Halaman 1 dari 1 KRONOLOGI DOKUMEN Tanggal Revisi Ke Keterangan (Tuliskan sub-bab & perihal yang diubah serta alasan perubahan) 14-10-2011 0 Penentuan baru 25-11-2013 1 Penyesuaian dengan PP No 50 Tahun
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah
BAB V PEMBAHASAN A. Identifikasi Potensi Bahaya PT. INKA (Persero) yang terbagi atas dua divisi produksi telah mengidentifikasi potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari seluruh kegiatan proses produksi.
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB
STANDARD OPERATING PROCHEDURE (SOP) KEDARURATAN DI TEKNIK KELAUTAN ITB Berlandasakan pada Surat Keputusan Kepala UPT Keamanan, Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Institut Teknologi Bandung Nomor
Lebih terperinci128 Universitas Indonesia
BAB 8 PENUTUP 8.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap audit keselamatan kebakaran di gedung PT. X Jakarta, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Bangunan gedung
Lebih terperinciPT BENING TUNGGAL MANDIRI GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT
GAS, OIL AND INDUSTRIAL TECHNICAL SERVICE No. Dokumen Judul Dokumen : K3L-2 : PERSIAPAN DAN RESPON DARURAT Ini adalah dokumen yang dikontrol Distribusi rutin di batasi pada distribusi yang disetujui PT
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU
IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU Dibuat Oleh, Direview oleh, Disahkan oleh Riwayat Perubahan Dokumen Revisi Tanggal Revisi Uraian Oleh Daftar
Lebih terperinci1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI
1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Basic PKP-PK 1.1 1.2 Pengertian tentang gawat darurat bandar udara 1.1.1 Kondisi bandar udara dibawah batas normal Gawat darurat adalah kondisi dimana
Lebih terperinciSISTEM PROTEKSI KEBAKARAN
Materi 2 SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, S.Si, M.Kes SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN a. MACAM-MACAM SISTEM 1. Alat Pemadam Api Ringan 2. Sistem Deteksi dan Alarm 3. Sistem Slang Air Hose Reel
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Menurut Undang-undang No. 1 tahun 1970 pasal 1 ayat 1 yang berbunyi, Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak
Lebih terperinciPT. ADIWARNA ANUGERAH ABADI
PROSEDUR NO DOKUMEN : P-AAA-HSE-11 STATUS DOKUMEN : MASTER COPY NO : NOMOR REVISI : 00 TANGGAL EFEKTIF : 01 JULI 2013 DIBUAT OLEH : DIPERIKSA OLEH : DISETUJUI OLEH : HSE MANAJEMEN REPRESENTATIF DIREKTUR
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010
KEPUTUSAN KEPALA, UPT KEAMANAN, KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 145/K01.2.6/SK/2010 TENTANG STANDAR OPERATING PROCEDUR (SOP) KEDARURATAN DI ITB Tujuan : Memberikan
Lebih terperinciPEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT KEMENTERIAN PERHUBUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN JL. MERDEKA BARAT NO.8 JAKARTA PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT
Lebih terperinci1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat SUBSTANSI MATERI
1. Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat Modul Diklat Junior PKP-PK 1.1 Lokasi penting dalam penanggulangan gawat darurat 1.1.1 Rendezpous point Adalah tempat tertentu di bandar udara yang disediakan
Lebih terperinciSAFETY INDUCTION PT. ADHIMIX PRECAST INDONESIA DIV. OPS. III SURABAYA
SAFETY INDUCTION DIV. OPS. III SURABAYA SEJARAH Plant Precast Surabaya berdiri pada awal 1996. awalnya merupakan anak perusahaan PT. Adhi Karya. Dalam perjalanannya sejak 1996 hingga 2000-an, plant precast
Lebih terperinciPEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
PEDOMAN INDUK PENANGGULANGAN DARURAT KEBAKARAN DAN BENCANA ALAM DI LINGKUNGAN BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN DAFTAR ISI O PROSEDUR PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI DALAM JAM KERJA O PROSEDUR EVAKUASI
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA Menimbang : DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA 1. Bahwa penanggulangan kebakaran
Lebih terperinciPROSEDUR KEADAAN DARURAT
PROSEDUR KEADAAN DARURAT Sustainability Engineering Design Biogas Power Compressed Renewable Methane Kenali Prosedur Keadaan Darurat Kita Marilah Kita pulang dari tempat kerja tanpa cedera atau sakit.
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai
digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di PT. Asahimas Chemical mengenai penerapan emergency preparedness & response yang dapat penulis bahas sebagai berikut : A. Emergency
Lebih terperinciKata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room
Kata Sambutan Peluncuran situs grahaniaga.co.id Latihan Kebakaran Sosialisasi Panduan Darurat Gempa Bumi K3 Listrik Smoking Room e-bulletin edisi V 2010 Kata Sambutan Salam Hangat, Dalam kesempatan ini
Lebih terperinciPerancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia
Perancangan Emergency Response Plan di PT E-T-A Indonesia Yoel Glorius 1, Togar W. S. Panjaitan 2 Abstract: PT E-T-A is a German based company and has designed several emergency response systems as its
Lebih terperinciPT. FORTUNA STARS DIAGRAM ALIR KEADAAN DARURAT BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT
BAHAYA KEBAKARAN DI KANTOR PUSAT Lampiran 1 KEBAKARAN Besar Floor Warden/Safety Officer/ personil setempat segera memadamkan api dengan fire extinguisher Floor warden/personil setempat segera memberitahukan
Lebih terperinciJUDUL : Managemen Tanggap Darurat
JUDUL : Managemen Tanggap Darurat DESKRIPSI : Bagian ini menjelaskan identifikasi kompetensi yang dibutuhkan dalam mengelola operasional tanggap darurat, memeriksa peralatan dan fasilitas tanggap darurat,
Lebih terperinciPenggunaan APAR dan Kedaruratan
Penggunaan APAR dan Kedaruratan II. 7 Kode Darurat per 2012 Code Blue (Kegawatdaruratan Medis) Code Red (Kebakaran) Code Grey (Gangguan Keamanan) Code Pink (Penculikan Bayi) Code Purple (Evakuasi) Code
Lebih terperinciMenurut data National Fire Protection Association (NFPA) di U.S Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Besarnya arus pertumbuhan penduduk mengindikasikan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini mengakibatkan pemerintah dituntut untuk berusaha menyeimbangkan kepadatan
Lebih terperinciPEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT
PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA (DISASTER PLAN) Di RUMAH SAKIT BAB I PENDAHULUAN I. UMUM Bencana dapat terjadi kepada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, serta datangnya tak dapat diduga/diterka dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran gedung bertingkat di Indonesia merupakan masalah yang harus ditangani secara serius. Kebakaran merupakan suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dijelaskan tentang latar belakang mengenai tema yang akan dibahas, perumusan masalahnya, pertanyaan apa saja yang menjadi acuan dalam melakukan penilaian, tujuan yang
Lebih terperinciSIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA. Koordinasi Internal Terbatas (Waket III, Seksi PB, Seksi KSR, Kamacab)
SIMULASI PENANGGULANGAN BENCANA 1. Alur Simulasi Berita Awal Olah Berita Koordinasi Internal Terbatas (Waket III, Seksi PB, Seksi KSR, Kamacab) Starting Tim Bantu Awal (Terdiri : Pertolongan Pertama, Surveyor,
Lebih terperinciPENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI
PENGELOLAAN OPERASI K3 PERTEMUAN #6 TKT302 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23 dinyatakan bahwa upaya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) harus diselenggarakan di semua tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat dan signifikan yang mendorong perusahaan meningkatkan produktivitas, kualitas, dan efisiensi
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini ilmu dan teknologi telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan ini diiringi pula dengan berkembangnya dunia industri yang semakin maju. Pemanfaatan
Lebih terperinciSTANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SERTA PENYELAMATAN DIRI
STANDARD OPERATING PROCEDURS (SOP) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN SERTA PENYELAMATAN DIRI A. UMUM Pencegahan dan penanggulangan serta penyelamatan diri dari bencana kebakaran adalah peristiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. monoksida, atau produk dan efek lainnya (Badan Standar Nasional, 2000).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan atau api yang tidak pada tempatnya, di mana kejadian tersebut terbentuk oleh tiga unsur yaitu unsur
Lebih terperinci#7 PENGELOLAAN OPERASI K3
#7 PENGELOLAAN OPERASI K3 Dalam pengelolaan operasi manajemen K3, terdapat beberapa persyaratan yang dapat dijadikan suatu rujukan, yaitu: 1. OHSAS 18001 2. Permenaker 05/MEN/1996 Persyaratan OHSAS 18001
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit pada Pasal 1 ayat
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
Lebih terperinciPeraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi
Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 13 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pencarian, Pertolongan Dan Evakuasi KEBIJAKAN DAN STRATEGI A. Kebijakan 1. Pencarian, pertolongan dan evakuasi
Lebih terperinciTabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja...
Tabel 5.14 Distribusi Frekuensi Tentang Perberdaan pengetahuan Responden Mengenai Emergency Preparedness Berdasarkan Masa Kerja... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kecepatan perubahan skala dan perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan dunia industri saat ini mendorong berbagai teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. Semakin tinggi teknologi yang
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI
IDENTIFIKASI FASILITAS SAFETY BUILDING SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI GEDUNG INSTITUSI PERGURUAN TINGGI Azham Umar Abidin 1, Fahmi R. Putranto 2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), Departemen
Lebih terperinciIDENTIFIKASI JENIS BAHAYA & RESIKO K3
CV. KARYA BHAKTI USAHA Jampirejo Timur No 351 Temanggung PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRARK3K) Disiapkan untuk pekerjaan: Rehabilitasi Jaringan Irigasi Kali Pacar 1. KEBIJAKAN K3
Lebih terperinciBUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1 BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG MANAJEMEN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.833, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEPOLISIAN NEGARA RI. Search and Rescue. Pedoman. Standardisasi. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG SEARCH AND
Lebih terperinciPROSEDUR PEMADAM KEBAKARAN
1. TUJUAN Memberikan pedoman dalam upaya pencegahan bahaya kebakaran, dan tindakantindakan yang harus dilakukan dalam menghadapi bahaya kebakaran. 2. RUANG LINGKUP 2.1. Dokumen ini digunakan Kepala Bagian
Lebih terperinciNama : Bekerja di bagian : Bagian di tim tanggap darurat :
Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA Tinjauan Pelaksanaan Program Tanggap Darurat Kebakaran di Kantor Sektor dan Pusat Listrik Paya Pasir PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Medan Tahun 2013 Nama : Bekerja di
Lebih terperinciManajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan
SNI 03-71 66-2006 Standar Nasional Indonesia Manajemen tanggap siaga untuk keadaan darurat di kegiatan usaha pertambangan ICS 73.020 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...:... i.. Prakata...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI) bahaya kebakaran pada bangunan kesehatan diklasifisikan bahaya kebakaran ringan, mengingat bahanbahan ( bahan tidak mudah terbakar
Lebih terperinciPENGELOLAAN OPERASI K3
PENGELOLAAN OPERASI K3 Bahan Kuliah Fakultas : Teknik Program Studi : Teknik Industri Tahun Akademik : Genap 2012/2013 Kode Mata Kuliah : TIN 211 Nama Mata Kuliah : Keselamatan dan Kesehatan Kerja Industri
Lebih terperinci2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.113, 2017 HANKAM. Pencarian dan Operasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6061) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22
Lebih terperinciKEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
KEMENTERIAN AGAMA RI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA Nomor LPM/SOP/ /2016 Tgl. Pembuatan September 2016 Tgl. Pemberlakuan September 2016 Tgl. Pemberlakuan STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
Lebih terperinciPERAN, FUNGSI, TUGAS, DA
PERAN, FUNGSI, TUGAS, DA TANGGUNG JAWAB DEPARTEMEN SDM No.dokumen : Tanggal : No.Revisi : Halaman : 1. Peran Departemen Sumber Daya Manusia adalah melakukan persiapan dan seleksi tenaga kerja / Preparation
Lebih terperinciAspek Kemanusiaan Aspek Pencegahan Kerugian: Aspek Komersial:
1. Sebuah perusahaan yang tidak memikirkan safety dapat membahayakan karyawan. Selain itu, karyawan di dalam perusahaan merupakan salah satu aset perusahaan. Jika tidak memikirkan tentang safety bisa jadi
Lebih terperinciBUPATI MALANG BUPATI MALANG,
BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN (PPBK) PADA DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG BUPATI MALANG,
Lebih terperinciKONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI
KONVENSI INTERNASIONAL TENTANG PENCARIAN DAN PERTOLONGAN MARITIM, 1979 LAMPIRAN BAB 1 ISTILAH DAN DEFINISI 1.1 "Wajib" digunakan dalam Lampiran untuk menunjukkan suatu ketentuan, penerapan yang seragam
Lebih terperinciPROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) IDENTIFIKASI, PENILAIAN DAN PENGENDALIAN BAHAYA RESIKO. No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01
PROSEDUR STANDAR OPERASIONAL (SOP) No. Dokumen: CTH-HSE.02-SOP-01 Jabatan/ Nama Tanda Tangan Tanggal Disiapkan Oleh Diperiksa Oleh Disetujui oleh Catatan REVISI No. Halaman Bagian / Sub Bagian Yang Direvisi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi saat ini perkembangan industri di Indonesia berlangsung sangat pesat seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berdirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan dunia yang menuntut kemajuan IPTEK disegala kebutuhannya, IPTEK berkembang dengan pesat hampir di seluruh negara. Dari negara maju sampai
Lebih terperinciMEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI
MEMAHAMI PERINGATAN DINI TSUNAMI TSUNAMI ADALAH... Ÿ Serangkaian gelombang laut yang sangat besar, akibat dari gempa bumi yang sangat kuat bersumber di laut. Ÿ Gempa bumi membuat perubahan mendadak pada
Lebih terperinciManual Prosedur Safety Health
Manual Prosedur Safety Health Unit Jaminan Mutu Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Malang 2016 Manual Prosedur Safety Health Unit Jaminan Mutu Jurusan
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciMedical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM)
Medical Emergency Response Plan (MERP) / Tanggap Darurat Medis (TDM) Medical Emergency Response Plan merupakan bagian integral dari tanggap darurat keseluruhan, bertujuan mengurangi dampak penyakit mendadak
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA,
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENANGGULANGAN KEBAKARAN WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa tingkat kepadatan hunian
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1157, 2014 KEMENHAN. Penanggulangan Bencana. Evakuasi Medik. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG EVAKUASI MEDIK DALAM PENANGGULANGAN
Lebih terperinciCHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT. Belum Terlaksana
126 Lampiran 1 CHECKLIST KEGAWATDARURATAN RUMAH SAKIT A. Komando dan Kontrol 1. Mengaktifkan kelompok komando insiden rumah sakit. 2. Menentukan pusat komando rumah sakit. 3. Menunjuk penanggungjawab manajemen
Lebih terperinciAri Wibisono
EVALUASI ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR) DAN EMERGENCY RESPONSE PLAN (ERP) BERDASARKAN NATIONAL FIRE PROTECTION ASSOCIATION DALAM UPAYA PENANGGULANGAN BAHAYA KEBAKARAN DI PT. MacGREGOR PLIMSOLL INDONESIA
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. SLAMET GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR RSUD dr. GARUT Nomor : Tentang : PEMBENTUKAN TIM KESELAMATAN KERJA, KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA (K3) RSUD dr. GARUT Menimbang : a. Bahwa dalam rangka upaya perlindungan kesehatan
Lebih terperinciEMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN
Materi 8 EMERGENCY PLANING AND EVACUATION LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI BAHAYA KEBAKARAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes 1. Mengatur Rencana Evakuasi Penilaian tata letak ruang (lay out) dari bangunan. Mengatasi
Lebih terperinciHospital disaster plan (HOSDIP, HDP)
Disaster Management in Hospital dr. Tri Wahyu Murni, Sp. BTKV(K) Fakultas Kedokteran Umum Universitas Padjadjaran RSHS Bandung Hospital disaster plan (HOSDIP, HDP) Tri Wahyu Murni oct/2015 Simposium keperawatan
Lebih terperinciPROSEDUR KESIAGAAN dan TANGGAP DARURAT
PROSEDUR KESIAGAAN dan No. Dokumen : PT-KITSBS-13 No. Revisi : 00 Halaman : i dari iv LEMBAR PENGESAHAN DOKUMEN DIBUAT OLEH No Nama Jabatan Tanda Tangan 1. RM. Yasin Effendi PLT DM ADM Umum & Fas 2. Abdan
Lebih terperinciPERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : Tentang PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Nomor : Tentang PEDOMAN PENANGGULANGAN BENCANA DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN Menimbang : a b c Mengingat Bahwa penanggulangan bencana
Lebih terperinciW A L I K O T A B A N J A R M A S I N
W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 09 TAHUN 2012 TENTANG PENGAMANAN OBJEK VITAL DAN FASILITAS PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJARMASIN, Menimbang
Lebih terperinciProsedur Tanggap Darurat
Industrial Engineering ITS Prosedur Tanggap Darurat Disampaikan pada sosialisasi K3 2015 Keadaan Darurat Keadaan Darurat keadaan sulit yang tidak diduga, yang memerlukan penanganan segera agar tidak menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa kebakaran merupakan bencana yang tidak diinginkan yang dapat terjadi di mana saja, kapan saja dan kerap terjadi di hampir setiap wilayah Indonesia. Di Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang semakin berat dan dinamis, produktivitas mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh karena itu produktivitas
Lebih terperinciPANDUAN MENGHADAPI BENCANA
PANDUAN MENGHADAPI BENCANA Tujuan manajemen bencana pada dasarnya adalah berupaya untuk menghindarkan masyarakat dari bencana baik dengan cara mengurangi kemungkinan munculnya hazard maupun mengatasi kerentanan.
Lebih terperinciINSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH
INSTRUKSI GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR : 360 / 009205 TENTANG PENANGANAN DARURAT BENCANA DI PROVINSI JAWA TENGAH Diperbanyak Oleh : BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH JALAN IMAM BONJOL
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh : FRANGKY SEPTIADI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008
093/FT.EKS.01/SKRIP/06/2008 ANALISA PERSIAPAN MENGHADAPI KEADAAN DARURAT DI GEDUNG BERTINGKAT DITINJAU DARI INTERNATIONAL SAFETY RATING SYSTEM (Studi Kasus : Gedung Pusat Telekomunikasi PT. SIEMENS-INDONESIA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam situasi keadaan darurat bencana sering terjadi kegagapan penanganan dan kesimpangsiuran informasi dan data korban maupun kondisi kerusakan, sehingga mempersulit
Lebih terperinci- Mengurangi dan mengendalikan bahaya dan resiko - Mencegah kecelakaan dan cidera, dan - Memelihara kondisi aman
PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Kebakaran merupakan hal yang sangat tidak diinginkan, tidak mengenal waktu, tempat atau siapapun yang menjadi korbannya. Masalah kebakaran di sana-sini masih banyak terjadi.
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 390/KPTS/M/2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN
KEPUTUSAN MENTERI PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NOMOR : 390/KPTS/M/2002 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMELIHARAAN KEAMANAN, KETERTIBAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN DI LINGKUNGAN KANTOR PUSAT DEPARTEMEN
Lebih terperinciDAFTAR DOKUMEN INTERNAL. 0. Manual Sistem Manajemen K3 01/AJS/MK
: 7-/AJS/HSE/FR Revisi : Halaman : dari 5. Manual Sistem Manajemen K3 /AJS/MK3 3 8-3-4. Prosedur Identifikasi Bahaya, Penilaian Dan Pengendalian Resiko. a. Identifikasi Bahaya Dan Penilaian Resiko b. Pengendalian
Lebih terperinciBUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG
BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM PENANGANAN GAWAT DARURAT TERPADU DI KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciTanggal : 13 JULI 2015
Lampiran I Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : KP 479 TAHUN 2015 Tanggal : 13 JULI 2015 PETUNJUK PENYUSUNAN RENCANA PENANGGULANGAN KEADAAN DARURAT NO MATERI Lembar Pengesahan Penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan dan keselamatan kerja di lembaga pendidikan masih perlu mendapatkan perhatian yang lebih intensif. Sebuah lembaga pendidikan tidak berbeda
Lebih terperinciDisampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017
PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN LIMBAH B3 DAN B3 (KEGUNAAN DAN MUATAN) Disampaikan oleh: Kasubdit Tanggap Darurat dan Non Institusi Jakarta, 23 November 2017 DIREKTORAT PEMULIHAN KONTAMINASI
Lebih terperinciSKRIPSI Sebagian Persyaratan. Oleh FAKULTAS YOGYAKARTA 20111
PERANCANGAN RENCANA TANGGA AP DARURAT DI PT. SUPRATIK SURYAMAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Oleh Ardhian Bhakti Rismanto 05 06 04505 PROGRAM
Lebih terperinciPROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU)
PROSEDUR PENANGANAN GEMPA BUMI (KODE HIJAU) Perhatikan perilaku binatang peliharaan (kucing/anjing/burung) yang tidak wajar. Perhatikan getaran permukaan air dalam gelas atau tempat penampung lainnya Dengarkan
Lebih terperinciOrganisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3
Organisasi Tanggap Darurat Terpadu Transportasi B3 (Asosiasi Pengusaha Transportasi B3) ASOSIASI PENGUSAHA TRANSPORTASI B3 Membangun Negara melalui Ketaatan Hukum dan Peningkatan Keselamatan dan Keamanan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR)
PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 07 TAHUN 2009 TENTANG PENGGANTIAN BIAYA OPERASI SEARCH AND RESCUE (SAR) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN SAR NASIONAL, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. memperhatikan manusia sebagai human center dari berbagai aspek. Kemajuan
1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang dibarengi dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi dan transportasi, dunia seakan tanpa batas ruang dan jarak. Tatanan
Lebih terperinciPERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENCARIAN, PERTOLONGAN DAN
KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN NOMOR P. 3/SETJEN/ROKUM/KKL. 1/6/2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
www.bpkp.go.id PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG OPERASI PENCARIAN DAN PERTOLONGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train
BAB V PEMBAHASAN A. Tempat Kerja Area kerja di PT. Lotte Chemical Titan Nusantara meliputi Area 1 (Train 1), Area 2 (Train 2), Area 3 (Train 3), Area 6 (Addictive Palletezing Unit (APU)), Area 7 (Utility),
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,
BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN LOGISTIK, PERALATAN DAN KEMUDAHAN AKSES PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebakaran adalah api yang tidak terkendali, yang artinya kebakaran itu di luar kemampuan dan keinginan manusia. Menurut teori segi tiga api (fire triangel) kebakaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penerapan K3 secara umum merupakan syarat utama didalam setiap proses bekerja, karena itu seiring dengan bertambah pesatnya sektor perindustrian sekarang ini serta
Lebih terperinci