Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman"

Transkripsi

1 1 of 36 10/10/12 08:27 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman Posted on 11 Juli 2012 by tdjamaluddin i 8 Votes T. Djamaluddin Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama RI ( /sidang-isbat.jpg) Kalender di mana pun di dunia, yang mengatur kepentingan publik, selalu dikeluarkan oleh otoritas negara.

2 2 of 36 10/10/12 08:27 Termasuk di dalamnya ketentuan terkait dengan hari-hari libur keagamaan. Khusus untuk penetapan hari-hari besar keagamaan Islam yang terkait dengan pelaksanaan ibadah, dalil-dalil syar i juga mengindikasikan perlunya isbat (penetapan) dari otoritas negara. Dulu, Rasul bertindak sekaligus sebagai kepala negara yang menetapkan (mengisbatkan) awal bulan berdasarkan kesaksian orang yang mengaku melihat hilal. Saat ini di hampir semua negara awal Ramadhan dan hari raya ditetapkan oleh negara, kecuali di negaranegara non-islam (Muslim minoritas) yang penetapannya dilakukan oleh organisasi keislaman, baik lokal maupun nasional. Di Indonesia, ketentuan untuk penetapan hari libur keagamaan sudah ditetapkan oleh pemerintah, tetapi dalam implementasi pelaksanaan ibadah, khususnya Ramadhan dan hari raya, ormas-ormas Islam mempunyai ketetapan masing-masing yang kadang-kadang berbeda-beda. Apakah keragaman terkait dengan ibadah yang bersifat masal dan berdampak sosial seperti itu dibiarkan tanpa pengaturan? Setelah Kementerian Agama (dulu Departemen Agama) RI dibentuk pada 2 Januari 1946, salah satu tugas Kementerian Agama adalah penetapan hari libur nasional dan penentuan awal bulan qamariyah yang terkait dengan peribadatan. Hal itu termuat dalam Penetapan Pemerintah Nomor 2/Um, 7/Um, 9/Um dan beberapa Keputusan Presiden terkait lainnya, antara lain Kepres Nomor 25/1967, 148/1968, dan 10/1967 (Asadurrahman, Disertasi Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang Hisab dan Rukyat, 2011). Sidang isbat (penetapan) awal Ramadhan dan Syawal yang dipimpin Meteri Agama secara resmi mulai dilakukan pada 1962 yang hampir semuanya terdokumentasi dengan baik dalam bentuk Surat Keputusan Menteri Agama RI. Pada sidang isbat tersebut hasil hisab (perhitungan) dan rukyat (pengamatan) hilal awal bulan dikaji bersama untuk mendapatkan satu keputusan yang bersifat nasional. Penetapan diperlukan mengingat di masyarakat banyak beredar hasil hisab dan banyak pula pelaksana rukyat. Sidang isbat tidak membahas secara rinci substansi hisab dan rukyat, tetapi lebih bersifat menampung pendapat untuk menjadi bahan pertimbangan Menteri Agama dalam mengambil keputusan. Diskusi mendalam soal hasil hisab dan kemungkinan hasil rukyat umumnya dilakukan dalam Temu Kerja Badan Hisab Rukyat (BHR) dan pertemuan/lokakarya yang bersifat teknis hisab rukyat. Dasar hukum sidang isbat lebih kuat lagi setelah dimasukkan dalam Undang-undang Nomor 3/2006 sebagai pengganti UU Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama. Pasal 52A menyatakan, Pengadilan Agama memberikan isbat kesaksian kesaksian rukyat dalam penentuan awal bulan pada tahun Hijriyah. Pasal ini diberikan penjelasan yang merupakan satu kesatuan dasar hukum dengan rincian sebagai berikut: Selama ini pengadilan Agama diminta oleh Menetri Agama untuk memberikan penetapan (isbat) terhadap kesaksian orang yang telah melihat atau menyaksikan hilal bulan setiap memasuki bulan Ramadhan dan awal bulan Syawal tahun Hijriyah dalam rangka Menteri Agama mengeluarkan penetapan secara nasional untuk penetapan 1(satu) Ramadhan dan 1 (satu) Syawal. Pasal 52A UU Nomor 3/2006 menjadi dasar hukum pelaksanaan sidang isbat yang dilaksanakan oleh Kementerian Agama RI. Masyarakat (khususnya yang merasa kecewa dengan hasil sidang isbat) kembali mempertanyakan urgensinya sidang isbat. Bahkan ada yang berfikir pendek dengan menyatakan bahwa sidang isbat tidak ada gunanya dan hanya memboroskan anggaran negara. Sidang isbat sangat diperlukan untuk memberikan kepastian kepada masyarakat dari sekian banyak pilihan yang ditawarkan oleh ormas-ormas Islam dengan beragam pendapatnya soal penetapan awal Ramadhan dan hari raya, terutama pada saat terjadi perbedaan pendapat. Apalagi dengan keterbukaan informasi, setiap perbedaan segera akan muncul dalam pemberitaan media massa. Kementerian Agama berdasarkan peraturan perundang-undangan mempunyai kewenangan pembinaan kehidupan dan kerukunan umat beragama (a.l. Kepres 102/2001). Tentunya untuk melaksanakan kewenangan tersebut segala upaya dilakukan. Selain penyelenggaraan sidang isbat, pertemuan-pertemuan terkait juga dilakukan untuk mempersatukan ummat. Temu Kerja Badan Hisab Rukyat, diklat hisab rukyat, dan lokakarya/seminar hisab rukyat untuk mencari upaya penyatuan sistem dan metode, termasuk kriteria yang digunakan, secara rutin dilaksanakan Kementerian Agama RI.

3 3 of 36 10/10/12 08:27 Harus diakui, sidang isbat dalam kondisi posisi hilal yang rendah selalu berlangsung hangat dengan pro-kontranya. Tentu saja pasti ada saja pihak yang tidak puas dengan hasil sidang isbat. Tetapi bagaimana pun masyarakat akhirnya mempunyai pedoman resmi dari Pemerintah yang bisa jadi rujukan yang menentramkan di tengah perbedaan yang terjadi. Sidang isbat adalah upaya Pemerintah untuk memberi kepastian kepada ummat dan sedapat mungkin mengupayakan terjalinnya persatuan dengan pemahaman bersama akan sumber perbedaan yang harus diselesaikan. Berikut empat contoh sidang isbat yang mengindikasikan dinamisnya sidang isbat yang sulit untuk dituding mengutamakan kepentingan kelompok tertentu karena sidang itu dihadiri oleh semua perwakilan ormas Islam dan pakar hisab rukyat. Sidang isbat benar-benar berupaya mengakomodasi pemikiran yang berkembang dengan mempertimbangkan kemaslahatan ummat secara keseluruhan. Sidang isbat untuk penetapan awal Ramadhan 1407/1987 dengan didukung Fatwa MUI No. Kep/276 /MUI/VII/1981 pertama kali membolehkan penetapan awal bulan berdasarkan hisab saja bila bulan sudah imkan rukyat (mungkin dirukyat), walau hilal tidak terlihat. Saat itu NU keberatan dengan hasil sidang isbat karena rukyat tidak berhasil. Mereka penghendaki istikmal (menggenapkan bulan Sya ban) sehingga mengusulkan awal Ramadhan jatuh pada 30 April Namun sidang isbat akhirnya memutuskan awal Ramadhan jatuh pada 29 April 1987, berdasarkan hasil hisab imkan rukyat. Sidang isbat untuk penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1413/1993 pertama kali menolak kesaksian rukyat yang meragukan dan tidak sesuai dengan hisab yang mu tabar (terpercaya). Waktu itu bulan sangat rendah, kurang dari 2,5 derajat. Hampir semua perukyat melaporkan tidak melihat hilal. Kesaksian dari Cakung ditolak karena perhitungan ketinggian yang mereka sebutkan hampir 3 derajat meragukan dan bertentangan dengan hisab yang mu tabar. Sidang isbat untuk penetapan Idul Fitri 1 Syawal 1418/1998 pertama kali menolak hasil hisab berdasarkan wujudul hilal dan menolak kesaksian hilal yang posisinya lebih rendah dari kriteria imkan rukyat. Hal itu didasarkan pada Qaul Ulama dalam Kitab Al-Khulasah al Wafiyyah (salah satu kitab pegangan hisab para ahli hisab) menyatakan Syar i menetapkan awal bulan dari saat matahari terbenam di mana hilal terlihat (imkan rukyat). Oleh karena itu, penetapan awal bulan berdasarkan wujudnya di atas ufuq padahal tidak dapat dilihat atau sulit dilihat dianggap tidak kuat. Sidang isbat penetapan Idul Fitri 1432/2011 pertama kali diliput secara langsung oleh media massa dalam seluruh prosesnya. Begitulah dinamisnya sidang isbat, tanpa rekayasa. Semua hasil hisab dipaparkan seperti biasanya. Semua hasil rukyat pun disampaikan seperti lazimnya. Para peserta sidang yang berasal dari berbagai perwakilan ormas Islam dan pakar hisab rukyat diberi kesempatan untuk menanggapi hasil hisab dan hasil rukyat secara terbuka. Saat itulah terlihat secara kasat mata oleh publik, kelompok-kelompok yang selama ini sering berbeda dengan kebanyakan ormas Islam lainnya. Hisab Wujudul Hilal hanya disajikan oleh Muhammdiyah, sedangkan ormas lain sudah menggunakan hisab imkan rukyat yang sudah disepakati sejak Kelompok perukyat Cakung dan Jepara ditolak kesaksiannya karena hasil rukyatnya diragukan karena terpengaruh hasil hisab yang tidak mu tabar (terpercaya). Dalam alam demokrasi dan asas musyawarah, keputusan suatu sidang isbat mestinya bersifat mengikat, walau belum tentu memuaskan semua pihak. Memang merupakan hak warga negara untuk berbeda dalam melaksanakan keyakinan beragama seperti yang dijamin Undang-undang Dasar Negara RI pasal 29. Tetapi ada kewajiban yang jauh lebih penting menurut perintah Allah untuk menjaga persatuan ummat (QS 3:103). Sidang isbat sangat diperlukan untuk mempersatukan ummat dan memberi kepastian ketika terjadi perbedaan pendapat di kalangan ormas Islam. Filed under: 2. Hisab-Rukyat «Hanya karena Membela Bid ah Wujudul Hilal yang Usang, Muhammadiyah Memilih Tafarruq Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat»

4 4 of 36 10/10/12 08: Tanggapan 1. najihmuh, on 11 Juli 2012 at 20:26 said: Tentang penentuan awal bulan Islam baik melalui rukyat vs hisab, saya mungkin menganalogikan dg masuknya bola ke gawang dlm sepakbola: berdasar penglihatan wasit & hakim garis vs teknologi sensor gawang yg canggih. Mata Qalbu, on 12 Juli 2012 at 00:48 said: anda benar, tp syg sekali sensor unt garis gawang blm ada. muda2an sensornya akan dirangcang yg paling canggih..kalender hijriyah indonesia mmg hrs memberi kepastian menunggu hasil rukyat kalau ada org yg tanya kpn memulai puasa maka kt akan menjawab tunggu pengumuman pemerintah tanggal 29 sya ban dan jg sebaliknya kapan berhari raya idul fitri kt akan menjawab tunggu pengumuman pemerintah tanggal 29 ramdhan. mengapa demikian?.. krn kalender hijriyah tdk bs dibuat konsisten dgn alasan terkait bulan2 ibadah najihmuh, on 12 Juli 2012 at 13:59 said: Dalam urusan Bola FIFA sedang mengambil keputusan menggunakan sistem sensor gol. Sidang isbat menentukan awal ramadhan, Dalam hal astronomi, bantuan komputer menjadi hal yg jamak. Bahkan misal untuk gerhana matahari atau bulan di suatu tempat beberapa tahun mendatang, tingkat kesalahannya hanya beberapa detik. Sains seringkali menyelesaikan banyak masalah. rizki kartika, on 19 Juli 2012 at 12:01 said: bisa saudaraku mata qalbu.tapi bukan dengan orang yang punya ketidakstabilan emosi seperti saudara..ingat ayat " walaa tafarakuu del piero, on 20 Juli 2012 at 11:53 said: pake komputer dan teknologi garis gawang = bid ah bro teknologi barat haram. Budi S, on 12 Juli 2012 at 23:49 said: Ada satu lagi yaitu kriteria..kalau kriterianya berbeda maka dengan teknologi yang secanggih apapun hasilnya pasti akan berbeda najihmuh, on 13 Juli 2012 at 03:17 said: Apakah kriteria harus statis & mandek? Kita tahu bahwa ralat atau ketidak pastian dalam perhitungan astronomi sudah sangat-sangat kecil.

5 5 of 36 10/10/12 08:27 tdjamaluddin, on 13 Juli 2012 at 07:46 said: Kriteria bukanlah sesuatu yang statis, tetapi mengikuti perkembangan penelitian astronomi dan kemampuan para ahli hisab-rukyat yang akan menggunakan kriteria tersebut. Oleh karenanya, kriteria itu harus senantiasa dievaluasi ulang 5 atau 10 tahun sekali oleh BHR (Badan Hisab Rukyat) Kementerian Agama. Sebagai contoh, kriteria yang disepakati pada 1998 dievaluasi lagi pada Diusulkan kriteri astronomi baru. Tetapi karena beberapa pertimbangan implementasinya, maka sementara kriteria tetap dipertahankan. Diharapkan nanti ada pengkajian lagi agar implementasi kriteria astronomis bisa disepakati. Muchson, on 20 Juli 2012 at 21:27 said: Untuk itulah maka kriteria itu sudah selayaknya diperoleh melalui kesepatakan bersama. Masingmasing telah melakukan ijtihad atas dasar syar i, maka dengan azas syar i itulah selayaknya kita mengukuhkan diri kepada persatuan. Terkecuali bila ijtihad itu bukan berdasar syar i maka atas dasar syar i jugalah kita wajib menolaknnya. Demikianlah seharusnya wujud kebersatuan umat islam, akan mewujud bila mau membeningkan nafs-nya masing-masing secara syar iyah. Saya kembalikan ke ibarat penetapan gol FIFA dengan komputer. Meskipun dengan alat secanggih apa pun, tetap diperlukan TITIK TEMU KESEPAKATAN tentang apa yang disebut GOL tersebut. Sebagai contoh, bagaimanakah kriteria gol itu. 1. Apakah lingkaran luar bola sudah melewati garis gawang. 2. Apakah ketika titik pusat bola tepat di tengah garis gawang? 3. Apakah ketika titik pusat bola sudah melewati garis gawang? Pada posisi-posisi kritis itulah untuk mendapatkan ketetapan secara hukum, diperlukan kesepakatan. Demikian juga tentang awal masuknya bulan baru hiijriyah. 1. Apakah dimulai ketika New Moon, yaitu ketika matahari-bulan-bumi berada pada satu garis bujur yang sama (Ijtimak), meskipun disaat matahari tenggelam bulan tidak bisa dilihat baik secara mata telanjang maupun dengan teropong? Misalnya ijtimak terjadi pada jam 17.30? [Hal inipun masih timbul masalah : jam waktu Indonesia mana? Bila digunakan standar Waktu Indonesia Barat, maka wilayah Waktu Indonesia Timur (Papua) Ijtimak terjadi setelah masuk maghrib. Dengan demikian di Papua, esok harinya belum masuk romadhon] 2. Apakah dimulai ketika tinggi bulan 2 derajat dari ufuk barat di saat ujung akhir piringan matahari tenggelam, dengan alasan bahwa pada ketinggian bulan 2 derajat-lah umumnya bulan sudah terlihat dengan mata telanjang dalam kondisi cuaca cerah? 3. Apakah dimulai dengan hanya semata-mata mengandalkan mata telanjang? Artinya tidak perlu membatasi pada 2 derajat, tapi cukup dengan kesaksian pengamat. Boleh jadi ada yang sanggup mengamati bulan dibawah 2 derajat? Syarif (Guru Matematika SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel), on 21 Juli 2012 at 07:54 said: TApi pak kebenaran hanyalah SATU. dan ketika kebenaran terungkap. Saat itulah orang baru menyadari adanya kekurangannya. yang sulit ketika wasit dan hakim garis mulai memihak salah satu pemain. sehingga memasang

6 6 of 36 10/10/12 08:27 kriteria tertentu hanya untuk memenangkan salah satu pemain. padahal kriteria tersebut tidak punya dalil.. Muchson, on 22 Juli 2012 at 16:17 said: Benar pak, kebenaran hanyalah SATU. Dan yang SATU itu pastilah benar secara Syar i. Secara Syar i Nabi menuntunkan awal dan akhir bulan qomariyah itu dengan melihat umur bulan (hilal). Sedangkan batas bulan qomariyah melalui NEWMOON atau Wujudul Hilal, itu tidak ada landasan syar i-nya. ivan, on 22 Juli 2012 at 17:44 said: Kalau bicara masalah Syar i, Menolak saksi yang sudah disumpah pun akan aneh dilihat dari kacamata syar i Kriteria Wujudul Hilal itu adalah pengembangan dari Kemampuan Umat Islam dalam bidang Iptek Dahulu Nabi memakai metoda Rukyat untuk memastikan penanggalan Hijiriyah telah masuk bulan baru, adalah karena Nabi sendiri mengatakan Umat Islam pada waktu belum bisa Menghisab Nah, ketika sekarang Ilmu Hisab, malah Hitungannya juga insyaalloh sudah terbukti akurat, maka Penetapan Awal Bulan itu cukup dengan MENGETAHUI POSISI HILAL, TIDAK PERLU MELIHAT HILAL Ketika Rukyat dipandang sebagai hanyalah salah satu Metoda yang ada pada waktu zaman Nabi (akibat dari keterbatasan iptek umat Islam pada waktu itu), maka Keterlihatan Hilal bukanlah Syarat Masuk Bulan Baru Terbukti ketika tgl 29 tidak terlihat hilal, tgl 30 nya tidak lagi disuruh merukyat hilal Rukyat hanya dipandang sebagai salah satu cara untuk memastikan bahwa bulan baru telah ada di atas ufuk pada waktu magrib Noor Chozin Agham, on 25 Juli 2012 at 15:42 said: Seringkali saya tulis di fesbuk, sejak dua tahun lalu, bahwa sidang Isbat sebagai upaya pembodohan, bisa dibilang Bid ah Dhalalah, karena memasukkannya sebagai bagian dari ibadah puasa ramadhan, yang tidak ada contoh dari Rasulullah. Di samping itu juga, bahwa hadits-hadts tentang rukyat seperti yang dikemukakan Adi, sudah wajib dilemahkan, arena salah satu syarat hadits shahih adalah rasional. Rukyat, tidak rasional, apalagi jika dilakuan pada zaman buta searang ini. Hadts-hadits tentang rukyat, turun pada awal diwajibkannya berpuasa, di saat ayat-ayat yang berhubungan dengan hisab belum diturunkan. Karenanya, hadits tentang rukyat sebenarnya dari segi matan, sangat lemah, atau sudah layak dihapus.

7 7 of 36 10/10/12 08:27 tdjamaluddin, on 25 Juli 2012 at 16:12 said: Rasulullah mengitsbatkan kesaksian hilal. Badui yang melihat hila tidak diumumkan sendiri, tetapi diistbatkan oleh Rasul. Saat ini Pemerintah yang mengitsbatkan. Karena di Indonesia banyak Ormas, Pemerintah mengadakan musyawarah sebelum mengitsbatkan. ivan, on 26 Juli 2012 at 10:56 said: Menurut saya, Pemerintahan Rasululloh Muhammad saw adalah Pemerintahan Global seluruh muka bumi, Bukan Pemerintahan Lokal per Negara seperti sekarang Sehingga Penetapan Kalender Hijiriyah yang seharusnya ditaati bersama-sama adalah Penetapan yang bersifat Global Bukan yang bersifat Lokal seperti sekarang Mattula Ada, on 5 Agustus 2012 at 12:50 said: Sebenarnya teknologi sensor gawang sdh ada dan bs diterapkan spt halx di tenis; namun beberapa petinggi FIFA, spt Michel Platini blum mau menggunakanx! Btw, utk mlihat hilal scr hakiki teknologi astronominya sdh ada; jadi jangan heran jika Muhammadiyah tetap ngotot make konsep Wujudul Hilal! Mattula Ada, on 5 Agustus 2012 at 12:53 Djamaluddin: tdjamaluddin, on 6 Agustus 2012 at 11:38 said: Sampai saat ini TIDAK ADA teknologi untuk melihat hilal dengan ketinggian rendah. Problem utama adalah kontras antara cahaya hilal yang redup dengan cahaya syafak yang masih kuat naneyan, on 12 Juli 2012 at 07:33 said: Reblogged this on Naneyan's Blog and commented: Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman Budi S, on 12 Juli 2012 at 23:47 said: Persatuan tidak harus diwujudkan dalam bentuk melaksanakan hari raya bersama sama. Di keluarga saya kadang tidak berbarengan dalam melaksanakan puasa/ hari raya, tapi hubungan kami tetap baik2 saja. Tetangga saya yang berbarengan puasa/ hari raya tapi justru tidak harmonis. Yang penting adalah jiwa dan hati untuk menerima perbedaan yang ada. Jadi tolong pak prof jangan memperkeruh keadaan agar tidak dipanggil pak prov.terima kasih tdjamaluddin, on 13 Juli 2012 at 07:35 said: Dalam lingkup kecil persatuan seperti itu bisa saja terjadi, bahkan dalam satu keluarga beda agama pun banyak. Tetapi persatuan ummat harus dilihat dalam sekala yang lebih luas. Perbedaan hari raya

8 8 of 36 10/10/12 08:27 punya dampak sosial dan syiar. Perbedaan hari raya selalu menimbulkan kebingungan di masyarakat dan tentu saja ketidaknyamanan. Dalam beberapa kasus, terjadi juga semacam perebutan lahan lapangan untuk shalat ied dan tentu saja di dalamnya termasuk berebut pengaruh. Hal yang paling penting adalah dampak syiar. Perbedaan hari raya selalu dimaknai oleh ummat lain bahwa ummat Islam belum bisa bersatu. Mata Qalbu, on 14 Juli 2012 at 02:22 said: pk thomas yth, mengapa dilakukan rukyat lagi kalau sdh ada data rukyat jangka panjang katakanlah datanya sejak sidang itsbat pertama kali secara resmi thn sdh seumur pk thomas hahahah 49 thn. kholis, on 17 Juli 2012 at 17:39 said: Pak thomas anda lebay deh. selalu memaksakan rukyat dengan mengatasnamakan persatuan. Muchson, on 20 Juli 2012 at 21:44 said: Mata Qolbu Data rukyat jangka panjang yang sudah diperoleh itu pada awalnya merupakan penggalan2 data setiap tahun yang kemudian dikumpulkan. Dalam statistik kita pahami bahwa semakin banyak pengambilan data, maka akan semakin mendekati kebenaran yang dituju. Dengan demikian, pengambilan data rukyat pada setiap tahun, adalah juga untuk melengkapi secara terus menerus kebutuhan statistik pendekatan kepada kebenaran. Jangan apriori dengan pengumpulan data, kemudian menetapkan kebenaran hanya terhadap data yang telah tersedia. Sebab apriori demikian bukan suatu perilaku ilmiah. rizki kartika, on 19 Juli 2012 at 12:03 said: jangan menghina dong bung budi gak salah kalo punya budi pekerti yang lebih santun seperti namamu budi mata qalbu, on 22 Juli 2012 at 18:25 said: Sdr muchson data rukyat jangka panjang itu ketinggian bln diats 2 derajat spt spt yg dipersyaratkan slm ini kan tdk prlu ditunggu hasil rukyat lg unt menentukan kpn berpuasa kalau ada yg mengaku mihat dibwh 2derajat pst akan ditolak spt thn lalu. Jd pst ada jalan tengahnya ari, on 13 Juli 2012 at 11:34 said: pak thomas,kalo hari lebarannya beda malah tidak perlu rebutan lahan buat sholat ied, kan tinggal gantian, tapi kalo harinya sama malah rebutan dong

9 9 of 36 10/10/12 08:27 Drs. H. Abd. Salam, S.H. M.H. Wakil Ketua Pengadilan Agama Watansoppeng, on 13 Juli 2012 at 14:59 said: Sidang itsbat nampaknya hanya seperti masalah DPR/MPR, mana yang banyak menang dan dianggap benar, tidak pernah menggali alasan-alasan logis dari pihak yang berbeda. Kalau begini terus maka sampai malaikat MIKAIL meniup terompet ummat Islam tidak bisa bersama menentukan tanggal 1 qomariyah tidak hanya untuk bulan Ramadlan. tdjamaluddin, on 13 Juli 2012 at 15:20 said: Sidang itsbat hanya finalisasi dengan memasukkan data rukyat. Prosesnya sudah dimulai dengan membahas alasan-alasan logis semua pihak dalam forum Temu Kerja BHR dan Seminar/Lokakarya BHR. Pada forum itu semua perwakilan ormas juga mengemukakan pendapat secara lebih leluasan karena waktunya lebih panjang. Problemnya, wakil ormas yang hadir dalam pembahasan teknis belum tentu hadir saat pembahasan hasil saat sidang isbat, sehingga seringkali pendapatnya seolah tidak tertampung. Muhammad Syamsu, on 18 Juli 2012 at 21:24 said: Pak Thomas, harus lebih banyak belajar lagi, hormati pendapat mereka, kelihatannya pak Thomas memaksakan pendapatnya. Mata Qalbu, on 14 Juli 2012 at 02:39 said: itulah pk abd salam yg membuat kt heran spt kata bpk sebelumnya lebih baik gunakan hisab saja. unt apa dilakukan rukyat lagi kan datanya sdh ada katakanlah dari thn 1962 smp thn 2011 (kt pk thomas data rukyat jangka panjang). kalau kt baca semua tulisan pk thomas kayaknya beliau takut meninggalkan pengamal rukyat yg mengikuti sunnah. imkan rukyat indonesiapun tdk jelas + sidang itsbat tujuannya spt judul tulisan pak thomas (Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman). kesimpulan: BHR tdk tegas padahal kriteria sdh ada Adam saleh, on 25 Juli 2012 at 14:51 said: out of topic:sebentar pak Abd. Salam, benarkah tugas malaikat Mikail meniup terompet (saat kiamat)? Setahu saya saat mengaji di TK dulu itu menjadi tugas Isrofil. Atau kita perlu pengumpulan suara juga untuk menentukan ini Mata Qalbu, on 14 Juli 2012 at 01:21 said: mengapa finalisasi sidang itsbat itu selalu diadkan H-1? dan mengapa pemerintah tdk jauh2 hari langsung memutskan kpn memulai ramdlan dan kapan berlebaran. dan yg sangat mengherankan lagi unt apa dilakukan rukyat kalau tinggi bulan dibwh 2derjat bahkan masih dibwah ufuk.aduuuuuhhhhhhhh indonesiaku tercinta kt bs menilai pemerintah msh blm tegas dlm hal ini 7. Bambang Supriadi, on 14 Juli 2012 at 13:06 said:

10 10 of 36 10/10/12 08:27 Ass wr wb. Sudah menjadi kodrat ILAHI bhw penampakan hilal terjadi di jalur wilayah ILDL pd hr ke 29 bulan hijriyah berjalan. Jadi, rukyat di setiap negara hrs dilaksanakan pd hr ke 29 tsb utk memastikan awal bln hijriyah di negara ybs. Bila pd hr ke 29 sdh terlihat hilal berarti esok hrnya sdh memasuki bln hijriyah baru, sdgkan bila blm terlihat hilal berarti bln hijriyah berjalan hrs digenapkan menjadi 30hr. Krn itu, sidang Isbat dilksanakan pd H-1 yaitu hr ke 29 bln hijriyah berjalan. Wass 8. Mata Qalbu, on 15 Juli 2012 at 00:42 said: itulah yg membuat kalender tdk konsisten.. org indonesia di WIB tdk terlalu lama menunggu keputusan itsbat tp org indonesia di WIT dan WITA bagaimana besok berhari raya atau shalat tarawih hahahahaha Bambang Supriadi, on 14 Juli 2012 at 13:32 said: Ass wr wb. Sejak saya kecil, libur Hari Raya Idul Fitri selalu 2hr krn kepastian tgl 1 Syawal (awal bln hijriyah) blm bisa ditetapkan jauh hr sebelumnya. Usaha utk memastikan awal bln hijriyah jauh hr sebelumnya adalah usaha yg MULIA, namun demikian krn keunikan penampakan hilal dijalur wilayah ILDL menjadi kendala dlm usaha tsb, maka jangan lantas mengambil jln pintas dg mengabaikan sebab kendala yg ada yaitu rukyatul hilal. Bersabar dan tawakallah dlm ketdkpastian tsb. Wass wr wb. 9. Mata Qalbu, on 15 Juli 2012 at 00:34 said: sayang sekali teknologi+data rukyat yg hampir 50 thn tdk dimanfaatkan. hahahahaha..kriteria sdh diamalkan tp ketika bln brd dibwh kriteria tersebut rukyat bahkan masih dibwh ufuk jg masih dilaksanakan rukyat. kita org indonesia memang tdk konsisten terhadap sesuatu. mhn difahami bkn mengambil jalan pintas tp memanfaatkan sarana yg ada, ILDL adalah salah satu usulan dari pakar astronom. pakai aja salah satu sarana hisab atau rukyat kalau di gabung akan kacau balau spt sekarang ini, imkan rukyat. mhn dibaca komentar pk abd.salam risa, on 14 Juli 2012 at 13:39 said: Pak, dalil apakah yang menentukan bahwa hilal harus 3 derajat? 10. Syarif (Guru Matematika SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel), on 21 Juli 2012 at 07:47 said: Pak risa inilah yang selalu saya pertanyakan kenapa ada 2 atau 3 derajat. sampai sekarang penjelasannya hanya kesepakatan bukan quran atau hadist. sedangkan kita menganut jam atau itu (0 derajat) itu sudah masuk hari baru atau bulan baru kalau nabi zaman dulu belum bisa memastikan 0 derajat tersebut (hadis buhari mengenai keummian zaman nabi) Kita sekarang dengan adanya LAPAN ini mampu kok menentukan 0 derajat tersebut???

11 11 of 36 10/10/12 08: Bambang Supriadi, on 15 Juli 2012 at 08:33 said: Ass wr wb. Mengenai sdr2 kita di WITeng dan WIT, krn pemberlakuan matlak lokal mk diharapkan bersabar dan tawakal. Jika pemahaman global ttg kombinasi gerak matahari, bumi dan bulan sdh tersosialisasi, mk idealnya memang rukyat hanya dilaksanakan oleh negara2 yg berada di jalur wilayah ILDL saja dan yg lain tinggal menyesuaikan. Sdgkan mengenai teknologi dan data rukyat 50th, justru seharusnya diteliti dan dimanfaatkan oleh para ahli hisab agar kalender yg dihasilkan akurat sesuai rukyat. Wasswrwb Mata Qalbu, on 16 Juli 2012 at 00:15 said: org di indonesia WIT & WITA sdh sngat lama menunggu dan tawakkal hampir 50thn tp realitanya????? Aan Sugiyanto, on 16 Juli 2012 at 09:23 said: Kalo namanya kepastian itu, harusnya udah diumumkan jauh-jauh hari sebelumnya. Kalo yang namanya kepastian diumumkan pada malam hari sebelumnya itu namanya bukan kepastian. Itu dadakan. Negara Indonesia itu luas bung! Tidak semua wilayah dijangkau media informasi. Terlebih utk saudara kita diwilayah Papua. Mereka baru menyaksikan sidang isbat jam malam. Sebagai astronomi, seharusnya ada tahu bahwa. seluruh alam semesta beredar secara teratur pada porosnya. Dari situlah kita bisa mengetahui JAM Sholat Abadi, tanpa terlebih dahulu melihat posisi matahari. Mengapa anda masih tetap keukeh menggunakan metode hilal utk menentukan 1 Ramadhan/syawal? rizki kartika, on 19 Juli 2012 at 11:55 said: kembali ke ayat Al-Quran dan hadist saja pak lebih aman jadi tidak perlu menghujat. Bambang Supriadi, on 16 Juli 2012 at 15:46 said: Ass wr wb. Alam semesta memang MISTERI yg penuh dg ketidakpastian, padahal kodrat ILAHI ttg segala isinya adalah PASTI. Krn itu, melalui Al Qur an dan RasulNYA, Allah SWT mengisyaratkan kodrat alam semesta beserta isinya agar manusia bisa mengungkap misterinya utk menghapus ketidakpastian. Konsep heliocentris butuh wkt ratusan th utk menggantikan geocentris yg dipegang teguh oleh otoritas saat itu hingga penemunyapun hrs meninggal dipenjara. Jadi utk memastikan kodrat alam memang hrs tabah.wass ww adi, on 16 Juli 2012 at 15:48 said: Kepastian ditengah keberagaman sama dengan kalau sudah pasti tidak terlihat ya tidak usah di rukyat, hasil rukyatpun tidak akan di akui jika ada yang bisa melihat hilal seperti yang terjadi tahun lalu (Kelompok perukyat Cakung dan Jepara ditolak kesaksiannya karena hasil rukyatnya diragukan karena terpengaruh hasil hisab yang tidak mu tabar (terpercaya). Jadi Sidang Isbat tidak perlu dilakukan pada 29 Sya ban dan 29 Ramadhan kalau perlu dimajukan waktunya jika secara Imkanur rukyat tidak terlihat.

12 12 of 36 10/10/12 08:27 mata qalbu, on 17 Juli 2012 at 03:02 said: Benar sekali. Org indonesia mmg tdk konsisten terhadap sesuatu msalah padahal yg membut kriterianya org indonesia sendiri rizki kartika, on 19 Juli 2012 at 11:57 said: mata qolbu,,,hujatan anda mengikis dosa orang yang anda tuju Bambang Supriadi, on 17 Juli 2012 at 05:21 said: Ass wr wb. Para ahli hisab dan astronom boleh saja haqqulyaqin dg kalender hasil karyanya, namun bagi masyarakat awam, AWAL BULAN dlm kalender hijriyah adalah KEPASTIAN ILMIAH yg baru bisa diterima secara haqqulyaqin setelah ada buktinya yaitu dg RUKYATUL HILAL. Bagi pemeluk agama Islam, yg dpt diterima secara haqqulyaqin tanpa bukti hanyalah RUKUN IMAN yg merupakan KEPASTIAN ALLAH SWT, krn itu selama masyarakat masih awam astronomi maka masih perlu RUKYAT sbg ALAT KONTROL dan PEMBUKTIAN. Wassww robby karman on 17 Juli 2012 at 05:51 said: masih saja debat hal ini.. sudah pada yakin ya puasanya bakal diterima Allah..? mending siapin hati buat ramadhan.. soal perbedaan sesuai keyakinan masing-masing saja toh Allah gak seperti manusia yang pingin bener sendiri, Dia Maha Pengasih dan Penyayang.. Manusia saja yang berlebihan Ipong, on 15 Agustus 2012 at 23:08 said: betul bro agama bukan untuk diperdebatkan.. tapi perlu dikaji untuk mendekati kebenaran amal ibadah kita Sa'duddin, on 17 Juli 2012 at 15:42 said: Observatorium Bosscha tidak penah membuat pernyataan tentang kepastian kapan bulan Ramadhan/Syawal dimulai. Sebagai tempat penelitian astronomi, Observatorium Bosscha hanya merilis data astronomi berikut kemungkinan dapat/tidaknya hilal terlihat. Selanjutnya, Observatorium Bosscha menyerahkan keputusan penentuan awal bulan Ramadhan/Syawal kepada pemerintah melalui Kementerian Agama. Abu Faza, on 17 Juli 2012 at 19:17 said: THOMAS MABUK INI LHO ISI PASAL 52 UU NO 7/1989 (UUPA): Pasal 52 (1) Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan nasihat tentang hukum Islam kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya, apabila diminta.

13 13 of 36 10/10/12 08:27 (2) Selain tugas dan kewenangan sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 49 dan Pasal 51, Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh atau berdasarkan undang-undang. ORANG ASTRONOMI BICARA UNDANG-UNDANG YA MABOK HE-HE Don Cherbone, on 18 Juli 2012 at 18:37 said: Mbok ya komennya yg sopan. Ngatain org MABOK, trnyata justru anda yg MABOK. Hati2 klo komen, ribuan org baca tulisan anda. Knp sy katakan trnyta anda yg mabok? Isi pasal yg anda tampilkan tu dah dirobah. Anda nampilin pasal 52A UUPA no.7 th 1989, ketinggalan mas udah dganti cöntennya dg UUPA No.3 th Di atas jg sdh djelaskan olh penulis blog. Makanya, Bacanya pake kacamata mas Sory del piero, on 20 Juli 2012 at 11:57 said: pencemaran nama baik nih 19. Muhammad Natsir Mizziy, on 24 Juli 2012 at 10:20 said: UU Peradilan Agama sudah dua kali diubah dan ditambah. Pertama dengan UU 3/2006, kedua dengan UU 50/2009. hilal, on 19 Juli 2012 at 07:25 said: Betul masbro.sidang itsbat tidak ada manfaatnya sama sekali, karena menurut perhitungan(hisab) posisi bulan kurang dari dua derajat diatas ufuk saat matahari tenggelam pd tgl 29 sya ban, andaikata ada yg mengaku melihat hilal, seperti pengalaman sebelumnya kesaksiannya pasti ditolak. jadi dah jelas awal puasa Sabtu, 21 Juli rizki kartika, on 19 Juli 2012 at 12:00 said: tapi muhammadiyah keukeh hari jumat weleh-weleh gorip on 19 Juli 2012 at 10:09 said: Matahari dan Bulan beredar menurut perhitungan (QS. Ar-Rahman:5); Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempattempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan waktu, dan perhitungan (waktu) (QS. Yunus (10) ayat 5) Sesungguhnya beliau SAW pernah memberitahukan tentang Ramadhan : Jangan memulai shoum hingga kalian melihat hilal, dan jangan iftar (mengakhiri ibadah shiyam) hingga kalian melihat hilal. Dan jika berkabut langit (hingga kalian tidak bisa melihatnya) maka hitunglah. (H.R. Muslim)

14 14 of 36 10/10/12 08:27 Jadi, perintahnya sudah sangat jelas, yaitu dengan perhitungan (Hisab) bukan pengamatan (Rukyat) Perintah Alquran dan Hadis sudah sangat jelas kok masih diperdebatkan, Astagfirullah Syarif (Guru Matematika SMAN 1 Marioriwawo Soppeng Sul-Sel), on 21 Juli 2012 at 08:03 said: Makasih ilmunya pak. dasar seperti ini yang perlu juga dibaca oleh saudara2 kita. jangan cuma mengandalkan hadist melihat bulan. padahal masih ada hadist lain dan bahkan ALQURAN yang meberikan petunjuk?? Tapi apakah 2 derajat (yang selau diubah2 itu) punya penjelasan di Alquran. inilah pertanyaan terbesar saya Gondol, on 19 Juli 2012 at 11:08 said: Bahasa seorang thomas ini tidak santun menyikapi perbedaan terhadap sebuah ormas besar, bagaimana anda mau diikuti anda malah terlihat memaksakan kriteria anda dan berlindung dibalik NU dan pemerintah. Anda menambah variabel baru dalam upaya menyatukan hargai saja sebagai perbedaan kriteria ini ataupun kl mengajak gunakanlah bahasa yg santun, anda profesor toh? antoq, on 19 Juli 2012 at 11:32 said: Sidang isbat kesanx hax proyek kemendag bukan sprti yg disampaikn pak prof TJ krn hsl sdh ditentukn dgn kriteria pak tomas shg sdh dipstkn hr ini tdk akn ada yg mlht hilal klo pun ada pst dianulir,mmg kesanx prof tomas agak sinis dgn ormas trtntu shg sibuk cari referensi utk pmbenaran metode IR yg kemudian dippaksakan ke MD, sy sgt apresiasi kpdts keilmuan prof tp tlg jgn menggurui aplg. memaksakn, istigfarlah prof. Jgn sampe skp bpk ini membawa misi2 tertentu baru, on 19 Juli 2012 at 11:41 said: Sebagai seorang ilmuan saya,menyayangkan pernyataan Prof Thomas. hahekat ilmuan atau ilmu pengetahuan itu tidak memihak Dia hanya bertugas memberikan data dan hasil penelitiannya menurut ilmu pengetahuan. Persoalan menentukan hari keagamaan itu bukan wilayah ilmu pengetahuan. Statemen anda sudah masuk wilayah ideolgi dan keberpihakan untuk satu kelompok tertentu. Sedikit tentang rukyat, pertama, andai kata jaman nabi dulu sudah ada ilmu hitung mungkin tidak perlu ada yang namnya rukyat. Hahekat ajaran islam itu harus seiring sejalan dengan iptek. Kedua metode rukyat untuk kondisi kontemporer saat ini sangat bertolak belakang dengan sistem manajemen modern. Coba kalau seandai nya ibadah haji dilaksanakan di Indonesia, apa tidak kacau itu mengurus 2 jt jamaah haji dengan penentuan kapan hari h yang sangat singkat. Argres, on 19 Juli 2012 at 15:09 said: Alhamdulillah, teman2 penganut madzab Syafe I dilingkungan tempat saya banyak yang akan berpuasa besok. Mereka meyakini bukan karena WH atau MU namun semata karena Mekkah besok juga berpuasa.

15 15 of 36 10/10/12 08:27 Argres, on 19 Juli 2012 at 15:20 said: Berpuasa bersama Mekkah, berhari raya bersama Mekkah, matipun menghadap Mekkah juga. Aditya, on 20 Juli 2012 at 01:08 said: K lo begitu waktu sholat lima waktunya harus disamakan juga dengan Mekkah. Misal di Mekkah sholat zuhur jam waktu mekkah di Indonesia udah masuk waktu ashar jam Berarti, adzan yang terus-menerus mengiringi bumi sampai hari kiamat stuck cuma di satu posisi jika seperti itu. Itu menurut pendapat saya secara logika orang awam. 25. Argres, on 19 Juli 2012 at 21:04 said: Malaysia tetangga dekat kita juga besok.. Mau dikemanakan Indonesiaku ini badrus, on 19 Juli 2012 at 23:31 said: Awal Ramadhan di Malaysia Sabtu (21/7), baca di: /awal-ramadhan-di-malaysia-sabtu-217 Sa'duddin, on 20 Juli 2012 at 09:25 said: Umat Islam di M sia mula berpuasa Sabtu ini del piero, on 20 Juli 2012 at 11:59 said: ampyunnn deh bego loe. makanya sering pake internet donk tapi nabi ga pake internet loh bid ah pake internet. pake sempoa wae,,, wkwkwkkw Argres, on 19 Juli 2012 at 21:17 said: Sekarang terbukti, siapa sebenarnya yang ditinggalkan umat muslim sedunia? Jawabnya pasti Imkanurrukyat. Oooh Indonesiaku Aditya, on 20 Juli 2012 at 01:16 said: Menurut pendapat saya k lo mau waktu puasnya mau bareng dengan Kota Mekkah. Harus ada penyesuaian waktu sholat lima waktu juga. Misal di Mekkah sholat zuhur jam waktu mekkah di Indonesia udah masuk waktu ashar jam

16 16 of 36 10/10/12 08:27 Berarti, adzan yang terus-menerus mengiringi bumi sampai hari kiamat stuck cuma di satu posisi jika seperti itu. Itu menurut pendapat saya secara logika orang awam. Muhamad Basuki, on 20 Juli 2012 at 13:21 said: Mas, kalo sholat patokannya jam, kalau bulan patokannya peredaran bulan, di titik manapun dibumi tidak ada yang selisih lebih dari 24 jam. Kalau, indonesia-mekah itu selisih sekitar 6 jam, kalau mekah 1 ramadhan indonesia juga 1 ramadhan ivan, on 20 Juli 2012 at 13:45 said: Sebuah Kalender yang bisa digunakan untuk seluruh manusia di muka bumi, Tanggal nya itu harus Identik dengan hari Dan saya yakin Penanggalan Qomariyah yang ditetapkan Alloh swt dalam Al Quran adalah untuk dipergunakan di seluruh muka bumi Jadi berbeda kasus dengan Penetapan Jadwal Shalat - Penetapan Tanggal dan Hari Bersifat Global, - Penetapan Jadwal Shalat Bersifat Lokal Bahkan untuk jadwal shalat yang bersifat lokal saja, untuk daerah tertentu seperti Kutub Merujuk ke wilayah di muka bumi yang masih normal panjang hari dan malam nya Jadi coba pikirkan dengan akal sehat Untuk penetapan yang lokal saja (Jadwal Shalat) pada kondisi tertentu kita bisa merujuk ke wilayah lain di muka bumi APALAGI KALAU PENETAPAN TANGGAL YANG BERSIFAT GLOBAL??? Menurut saya, kita umat Islam sekarang ini mempunyai selera Humor Terlalu Tinggi :D - Kalender Hijriyah tiap negara bikin, tiap ormas bikin - Ilmu Hisab Astronomi sudah canggih, masih saja Pake Metoda Menunggu Laporan Rukyat - Sudah tahu posisi Hilal tidak dimungkinkan untuk dilihat, eh masih saja berbondong-bondong buat mencoba melihat Sudah begitu kalau ada yang mengaku melihat, pengakuannya itu dianulir berdasarkan Iptek Sebaiknya selera Humornya diturunin dikit derajatnya, yang terlalu itu kata agama juga tidak baik 28. Khoirul Anam, on 22 Juli 2012 at 11:43 said: Penyesuaiannya jangan Mekkah dan Jakarta saja. Apa kalau Jayapura harus ikut 1 Romadlon yang ditetapkan di jakarta waktu sholat jayapura harus ikut Jakarta? Misal sholat maghrib Jakarta WIB apa Jayapura harus sholat maghrib WIT karena 1 Romadlon ikut Jakarta?. Reza Lesmana, on 20 Juli 2012 at 05:03 said: Penasaran dengan ini, Prof. Di tertera bahwa Egypt menyatakan mulai puasa tanggal 20 Juli 2012, karena Egypt Moon Born before sunset & moon sets at least 5 minutes

17 17 of 36 10/10/12 08:27 after sunset. Saya belum berhasil memperoleh link lain yang mengkonfirmasi kalimat tersebut. Yang bikin penasaran, adalah pada artikel yang Prof buat, menyatakan bahwa hal yang demikian tidak mungkin terjadi. Artikel yang ini : Logikanya, tidak mungkin matahari mengejar bulan. Tetapi mereka berpendapat ada saatnya matahari mendahului bulan, yaitu matahari terbenam terlebih dahulu daripada bulan, sehingga bulan telah wujud ketika malam mendahului siang (saat maghrib). Saat mulai wujud itulah yang dianggap awal bulan. Tetapi itu kontradiktif. Tidak mungkin mengejar, tetapi kok bisa mendahului. Logika seperti itu terkesan mengada-ada. Bagaimana, Prof? tdjamaluddin, on 20 Juli 2012 at 07:24 said: Itu kreteria visibilitas versi Mesir: beda waktu terbenam bulan dan matahari 5 menit. Artinya ketinggian hilal sekitar 1 derajat. Mata Qalbu, on 21 Juli 2012 at 01:19 said: apa di indonesia bs diterapkan spt di mesir nanang, on 20 Juli 2012 at 09:09 said: setelah saya amati dialog-dialog diatas, saya berkesimpulan: kalau umat islam indonesia berpuasa berdasarkan 1 ramadhan maka puasanya pada hari ini (jumat 20 juli 2012), tetapi kalau puasanya berdasarkan kemungkinan penampakan bulan terlihat maka puasanya besok (sabtu 21 juli 2012)., menurut prof bagaimana? benar tidak kesimpulan saya ini zainal abidin, on 20 Juli 2012 at 09:27 said: mari kita tingkatkan ibadah pada bulan ramdhan, mo mulai hari ini atau besok. mari kita beradu argumen dengan cara yang santun, karna kita bukanlah Yang Maha Mengetahui, dan pada saatnya, segala yang kita lakukan akan dipertanggungjawabkan kepada Allah SWT antoq, on 20 Juli 2012 at 10:40 said: Terus brkarya prof tapi berhentilah berdalih utk menyatukan umat sbb hanya akn menyulut perpecahan saja jd sgt ironis.mnrt saya niat baik sj tidak cukup tp harus didukung oleh bahasa yg santun agar tidak melukai banyak pihak. Andi Suryo, on 20 Juli 2012 at 12:05 said: Idul Fitri Bersama di Republik Mimpi:

18 18 of 36 10/10/12 08: Joe KW, on 20 Juli 2012 at 13:13 said: Seharusnya widgetnya kalender Hijriyah bung Thomas Djamaluddin juga dikalibrasi dengan ketentuan rukyat di Indonesia setinggi 2 derajad sehingga sekarang hari Jumat tgl 20 Juli 2012 masih tanggal 30 Sya ban bukannya tanggal 1 Ramadhan seperti yang ada Oni Asharri Rasyad, on 21 Juli 2012 at 04:56 said: ngomong-ngomong, setiap peserta sidang Isbath dapat amplop berapa, pak? Muadz, on 21 Juli 2012 at 12:56 said: Kepada Prof.Thomas mohon mengulas metode hisab Sullam Nariyain yang digunakan oleh Lajnah Falaqiyah Al Husiniyah Cakung, karena mereka juga sering beda sendiri dan aneh sperti yang terjadi di ramadhan ini tdjamaluddin, on 21 Juli 2012 at 17:48 said: Kitab Sulam mendasarkan pada perhitungan taqribi (pendekatan), yaitu tinggi bulan = umur bulan/2, karena asumsi dasarnya bulan bergerak ke arah timur 12 derajat/24 jam. Itu pendekatan yang sangat kasar sehingga sering berbeda dengan hisab hakiki (berdasarkan posisi bulan sesungguhnya). Menurut hisab taqribi, hilal akhir Sya ban dinaggap mendekati 4 derajat, nyatanya baru 1,5 derajat. badrus, on 21 Juli 2012 at 22:38 said: Kalau hisab taqribi terbukti sering salah, mengapa masih dipakai sebagai rujukan? Menurut saya, kalau memang terbukti salah, pemerintah seharusnya melarang penggunaan metode hisab ini untuk penetapan awal bulan Ramadhan, Syawal & Dzulhijjah, agar tidak membingungkan masyarakat eko, on 21 Juli 2012 at 15:49 said: Assalaamu alaikum Prof Jamaludin, Sebenarnya bagaimana menentukan akhir Sya ban, akhir Ramadhan atau akhir Dzulqo dah? Bila secara legal-formal, maka ba da maghrib adalah waktu untuk menentukannya. Namun, dengan teknologi yang ada, akhir Sya ban sebenarnya sudah terjadi pada 19 Juli 2012 pukul 11:25 (mengutip ). Jadi, Ramadhan secara fisik sudah ada sejak itu. Mohon pencerahan karena saya cukup awam. Saya hanya ingin umat bersatu. Wassalaamu alaikum, Eko

19 19 of 36 10/10/12 08: prabu, on 21 Juli 2012 at 16:09 said: Semoga Prof TJ tetap tekun dan sabar utk terus mengupayakan ukhuwwah islamiyah yg tdk bercerai berai dlm menentukan awal Shaum Ramadhan, Idul Fitri & Idul Adha khususnya. Saya yakin ormas Muhammadiyahpun akan bersama2 pemerintah bilamana dasar penetapan Imkan Rukyat berdasar ilmiah yg kuat. Karena kriteria 2 derajat sangat lemah yaitu dari data pengamatan terendah hilal yg bisa diamati yaitu pd tahun2 70-an, mgkin (maaf) kejadiannya spt yg di cakung kemarin yg tdk diakui saat ini oleh sidang istbat. Sy yakin Prof TJ pun tdk fanatik dgn 2 derajat, bahkan memiliki kriteria sendiri yg lebih imliah, hanya sayang masih belum digunakan oleh Pemerintah. mulyanto, on 21 Juli 2012 at 19:30 said: semoga segera tercapai titik temu antara hisab dan rukyat Iwen Tiga Bit, on 21 Juli 2012 at 21:58 said: Pak TJ, saya mau nanya satu. Kenapa mesti di rukyat? Nanti nanya lagi ya 40. tdjamaluddin, on 23 Juli 2012 at 15:51 said: Hukum dasarnya berdasarkan rukyat. Sebagian besar ummat masih menghendaki pembuktian rukyat, walau hisab sudah dilakukan. GO PROF, on 21 Juli 2012 at 22:04 said: //muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/puasa-dan-berhari-raya-bersama-pemerintah.html Mengapa Cakung berhasil? Cakung sejak lama dikenal sebagai tempat rukyat yang dipengaruhi hisab taqribi (hisab lama berdasarkan pendekatan) Sulamun Nayyirain. Hitungannya sederhana sekali, perkiraan tinggi bulan adalah angka umur bulan dibagi 2. Karena umurnya sekitar 7 jam, maka tingginya dianggap sekitar 3,5 derajat, jadi dianggap sudah imkan rukyat. Karena sudah imkan, biasanya hampir pasti mereka melaporkan melihat hilal, walau mendung sekali pun. Jadi yg dilaporkan adalah klaim ruyat bukan hasil pemantauan langsung melihat hilal. Sedangkan sumpah pemantau adalah rukyatul hilal (=melihat hilal bukan berdasarkan asumsi). Liat

20 20 of 36 10/10/12 08:27 Share More info 0:00 / 0: SyamSyah, on 21 Juli 2012 at 22:44 said: Buat nambah wawasan, 2 artikel dibawah tentang awal ramadhan ditulis dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh banyak orang. 1. Tafakur Ramadhan (2) Bulan Sore Hari, Puasa di Esok Pagi oleh Agus Mustofa: 2. Metode Penentuan Awal Ramadhan 1433 H oleh Felixsiauw: SyamSyah, on 21 Juli 2012 at 22:51 said: Kalimat yang paling mudah dipahami oleh semua orang dari blognya Agus Mustofa. **** Awal Kutipan **** Menurut ahli Ilmu Falak PBNU KH Slamet Hambali, sebagaimana dikutip oleh website resmi PCNU Pekalongan, akhir Sya ban 1433 Hijriyah jatuh pada Kamis (19/7). Demikian pula Muhammadiyah malah sudah mengumumkan bahwa akhir Sya ban jatuh pada Kamis, 19 Juli Sedangkan, menurut pakar Astronomi Boscha, Dr Ir Moedji Raharto, akhir bulan Sya ban akan terjadi pada Kamis, 19 Juli 2012, pukul wib. Artinya, semua pihak sebenarnya sepakat, bahwa hari Kamis, 19 Juli 2012 itu bulan Sya ban sudah berakhir, pada siang hari itu. Masalahnya, karena habisnya adalah siang hari, maka pada saat matahari terbenam ketinggian bulan sabit sebagai penanda datangnya Ramadan masih berusia sekitar 6 jam, alias di bawah 2 derajat. Sehingga sangat mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang. Tetapi, kalau kita sepakat bahwa puasa ini adalah Puasa Ramadan, tentu kita sudah harus berpuasa ketika bulan Ramadan itu datang, bukan? Persis seperti dijelaskan dalam ayat berikut ini. Bulan Ramadan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia. Dan berisi penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (kebaikan dan keburukan). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa [QS. Al Baqarah: 185] Yang perlu kita pahamkan lebih lanjut adalah, bahwa waktu sahur untuk berpuasa esok hari itu masih sekitar 10 jam lagi. Kita mengamati datangnya bulan sabit sekitar jam 6 sore, tapi waktu untuk berpuasa

21 21 of 36 10/10/12 08: dimulai sekitar jam 4 pagi. Jadi, kalau pun jam 6 sore itu bulan belum kelihatan, sepuluh jam lagi pasti dia sudah sangat tinggi di atas horison, berusia sekitar 16 jam. Karena, sebenarnya malam itu Ramadan memang sudah datang..! **** Akhir Kutipan **** SyamSyah, on 21 Juli 2012 at 23:12 said: Kutipan lagi dari blognya Agus Mustofa **** Awal Kutipan **** Bahwa perbedaan ini sebenarnya bukan soal penetapan awal bulan Ramadan, melainkan penetapan awal puasa. Kalau soal awal bulan Ramadan, secara teknis sudah sangat jelas. Bahwa ketika bulan Sya ban usai, seketika itu pula sudah masuk bulan Ramadan. Dalam penanggalan Hijriyah, bulan Sya ban adalah bulan ke-8, sedangkan Ramadan adalah bulan ke-9. Secara Astronomi, sudah pasti tidak ada jeda antara Sya ban dan Ramadan. Dan itu bisa langsung dicek di angkasa. Yakni, Kamis pagi posisi bulan masih berada di sebelah kanan matahari. Namun, sesaat setelah pukul 11.25, posisi Bulan sudah berada di kiri matahari. Itu artinya, sudah memasuki fase baru, yakni Ramadan. Sehingga menjadi aneh, secara astronomi, ketika semua pihak sepakat bahwa Sya ban sudah berakhir di KAMIS, 19 Juli 2012, tetapi 1 Ramadan ditetapkan jatuh pada hari SABTU, 21 Juli Jangan heran kalau lantas ada kawan saya yang bertanya: Kalau begitu hari JUM AT, 20 Juli 2012 termasuk dalam bulan Sya ban ataukah Ramadan, ataukah tidak punya Bulan? tanyanya sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Penetapan seperti itu, sungguh tidak jelas. Dan membuat umat tambah bingung. Harusnya dibedakan antara awal bulan dengan awal puasa. Ramadan sebagai bulan, sudah pasti telah masuk SESAAT setelah ijtima posisi segaris antara Bulan-Matahari-Bumi. Dan bisa langsung diamati di angkasa dengan menggunakan peralatan astronomi, maupun simulasi metode hisab. Karena tidak mungkin ada hari antara di peralihan Sya ban dan Ramadan. Pilihannya hanya dua: masuk Sya ban atau Ramadan. Nah, ketika sudah disepakati Sya ban telah habis Kamis siang, maka siang itu pula hilal sudah memasuki bulan Ramadan. Sehingga sore hari saat matahari tenggelam hilal Ramadan sudah berumur 6 jam. Memang tidak akan terlihat oleh mata telanjang, saking tipisnya. Tetapi, bulan Ramadan sudah masuk. Tinggal masalahnya: apakah akan berpuasa hari Jum at ataukah hari Sabtu. Ini sudah bukan wilayah Astronomi lagi, melainkan masalah fiqih ibadah puasa. Disinilah sebenarnya perbedaan itu muncul. Ada yang berpatokan pada hadits: jika hilal tidak kelihatan, maka genapkanlah. Sehingga, karenanya ada yang berpuasa Sabtu. Lainnya berpendapat: karena bulan Ramadan sudah masuk, maka wajib hukumnya untuk segera berpuasa. Masalahnya menjadi clear. Silakan Anda memilih sesuai keyakinan Anda sendirisendiri. Seandainya, perbedaan itu dijelaskan dengan cara demikian, saya kira masyarakat luas akan bisa memahami dan menerima dengan lapang dada. Sayangnya, yang terjadi sangat rancu: campur aduk antara awal bulan dengan awal puasa. Dan persoalannya menjadi merembet kemana-mana. Ada yang merasa dibodohi karena informasinya seperti ditutupi, ada yang merasa dibodohkan karena dianggap tidak bisa menghitung, padahal dia merasa sebagai pakar ilmu Falak. Dan, ada pula yang tak tahu harus melakukan apa, karena serba bingung. Jika, kondisinya clear seperti itu, saya kira perbedaan ini akan benar-benar membawa hikmah dan menjadi

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI http://tdjamaluddin.wordpress.com/

Lebih terperinci

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung Alhamdulillah,

Lebih terperinci

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL 1 Anda berada di: Home > Puasa > Perbedaan Idul Fitri: Hisab, Ru yah Lokal, dan Ru yah Global http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/07/perbedaan-idul-fitri-hisab-ruyahlokal.html 10-12-2010 20.45 PERBEDAAN

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) NAMA : AYUB SIREGAR INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PANGKAT/GOL : PENATA MUDA TK.I / III.B Contoh Artikel/Makalah

Lebih terperinci

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) LEBARAN KAPAN PAK?? Pertanyaan ini menjadi semakin ngetrend menjelang akhir Ramadhan ini. Hampir setiap hari saya dihujani pertanyaan seperti itu yang menurut saya jawabannya cukup mudah (1 Syawwal) tapi

Lebih terperinci

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Kalendar Taqwim Standard merupakan rujukan resmi pemerintah Republik Indonesia dan sekaligus kalendar rujukan bagi umat Islam Indonesia. Walaupun dalam kalendar tersebut

Lebih terperinci

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Puasa merupakan rukun islam yang ke-tiga, di dalam islam puasa berarti menahan diri dari

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan terlihatnya hilal atau

Lebih terperinci

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H Prolog Setiap menjelang Ramadhan & Syawal biasanya umat Islam disibukkan dengan persoalan hisab & rukyat berkaitan penentuan awal bulan yang telah lama menjadi perbincangan di negri ini. Perbedaan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan

Lebih terperinci

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) Persoalan penentuan awal bulan qamariyah, khususnya bulan Ramadhan,

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH 1. Analisis Komparasi Metode Penentuan Awal Ramadan, Syawal

Lebih terperinci

Kapan Idul Adha 1436 H?

Kapan Idul Adha 1436 H? Kapan Idul Adha 1436 H? Hari Raya Idul Adha 1436 H diprediksi akan kembali berbeda setelah Ramadhan 1436 H dan Syawwal 1436 H bisa serempak dirayakan ummat Islam di Indonesia. Penyebabnya karena posisi

Lebih terperinci

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin.

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin. 1 of 8 10/10/12 08:28 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Kriteria Imkan Rukyat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin LAPAN Bandung t_djamal@bdg.lapan.go.id, t_djamal@hotmail.com http://t-djamaluddin.spaces.live.com/

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

/16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) ).

/16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) ). 1 of 16 10/10/12 08:02 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Unifikasi Kalender Islam

Lebih terperinci

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM Syamsul Anwar Tentu merupakan suatu keprihatinan bahwa umat Islam sampai saat ini belum dapat menyatukan sistem penanggalannya sehingga selebrasi momenmomen keagamaan

Lebih terperinci

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat 1 of 11 10/10/12 08:26 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Wawancara Merdeka.com:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia sudah terasa manfaatnya. Objek kajian yang diamatinya pun semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada Matahari,

Lebih terperinci

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia oh Iqbal Tawakal PG Pelaksana Lanjutan Balai Besar eteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Pendahuluan Penentuan awal bulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imam al-sindi memberikan catatan bahwa dengan hadis yang menerangkan haramnya puasa sebelum melihat hilal dan tidak ada kewajiban puasa sebelum hadirnya hilal.

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Ramadhan adalah bulan suci, yang penuh berkah Amal shalih yang dilaksanakan di dalamnya pun dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT Tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian,

Lebih terperinci

Arah Qiblat Masjid Nabawi dan Masjid Kobe. Posted on 10 Desember 2010 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)

Arah Qiblat Masjid Nabawi dan Masjid Kobe. Posted on 10 Desember 2010 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/) 1 of 6 10/10/12 08:02 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Arah Qiblat Masjid Nabawi

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) T. Djamaluddin Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN-Bandung

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S. Sy)

Lebih terperinci

TRIAL ITSBAT RUKYATUL HILAL BASED ON LAW NUMBER 3 OF 2006 ABOUT FIRST CHANGES LAW NUMBER 7 OF 1989 ABOUT RELIGION COURTS

TRIAL ITSBAT RUKYATUL HILAL BASED ON LAW NUMBER 3 OF 2006 ABOUT FIRST CHANGES LAW NUMBER 7 OF 1989 ABOUT RELIGION COURTS SIDANG ITSBAT RUKYATUL HILAL BERDASAR UNDANG- UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA (Studi Penetapan Pengadilan Agama Gresik

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 T. Djamaluddin 2 1. Pendahuluan Perbedaan pendapat tentang hisab

Lebih terperinci

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siknanazmi@yahoo.com/susiknanazhari69@gmail.com +6285868606911/www.museumastronomi.com 1 Peristiwa Syawal 1428 Idul

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Post

Post - 2 - Imam Nasser Mohammad Al-Yamani 29-09 - 1437 AH 04-07 - 2016 AD 11:32 am Urgent Bayan-Keterangan penting kepada semua Umat Muslim di dunia bagi penjelasan pernyataan sebelumnya dan penjelasan lebih

Lebih terperinci

Kata Mereka Menyatukan Zona Waktu Menguntungkan:... Posted on 9 Juni 2012 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)

Kata Mereka Menyatukan Zona Waktu Menguntungkan:... Posted on 9 Juni 2012 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/) 1 of 10 10/10/12 08:27 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Kata Mereka Menyatukan

Lebih terperinci

Topik ini menggarisbawahi akan pentingnya kekaffahan seseorang dalam ber-islam agar mampu melihat persoalan tidak secara parsial, utamanya dalam

Topik ini menggarisbawahi akan pentingnya kekaffahan seseorang dalam ber-islam agar mampu melihat persoalan tidak secara parsial, utamanya dalam Topik ini menggarisbawahi akan pentingnya kekaffahan seseorang dalam ber-islam agar mampu melihat persoalan tidak secara parsial, utamanya dalam memahami persoalan-persoalan di seputar penanggalan Hijriyah.

Lebih terperinci

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Di antara bentuk kemudahan yang telah Allah Subhanahu wa Ta ala tetapkan di dalam syariat-nya adalah telah ditentukannya waktu untuk memulai dan mengakhiri ibadah dengan

Lebih terperinci

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah I Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah Diskusi soal penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah seringkali

Lebih terperinci

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop... 1 of 6 10/10/12 08:16 Hisab dan rukyat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya

Lebih terperinci

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Sumber: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/14/32814/teknologi/hilal_ramadhan.html KONSEKUENSI ISTIKMAL RAJAB 1432H Laporan dari daerah-daerah menyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kriteria dalam menentukan awal bulan Hijriyah ditengarai menjadi penyebab umat Islam Indonesia dalam beberapa kesempatan tidak serentak dalam

Lebih terperinci

MENUJU SHOLAT KHUSYUK BAGIAN PERTAMA (dari 5 episode) 18 Februari 2010 jam 16:21

MENUJU SHOLAT KHUSYUK BAGIAN PERTAMA (dari 5 episode) 18 Februari 2010 jam 16:21 MENUJU SHOLAT KHUSYUK BAGIAN PERTAMA (dari 5 episode) 18 Februari 2010 jam 16:21 Ass. Wr. Wb. Walaikum salam, pak. Bisa dilanjutkan pak pembahasan kita? Boleh. Oww-ya karena pembahasan kali ini cukup penting

Lebih terperinci

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Sabtu, 03-05-2014 Yogyakarta- Berhasilnya rukyat yang dilakukan Ilmuan Perancis Thierry Legault dengan menangkap hilal pada sudut elongasi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL Revisi Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hisab Rukyah Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. Rupi i, M. Ag Oleh: RIZA AFRIAN MUSTAQIM N I M : 1 6

Lebih terperinci

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lahir ke alam dunia dalam keadaan yang paling sempurna. Selain diberi akal manusia juga diberi kesempurnaan jasmani. 1 Dengan akal dan jasmani yang sempurna

Lebih terperinci

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Oleh: Rafdian Rasyid (*) Kita sudah berlebaran pada hari yang berbeda pada tahun 2006. Tahun ini, akankah itu terjadi lagi? Saya menduga Idul Fitri tahun 2007

Lebih terperinci

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Bagaimana Kita Merespon Perintah Puasa www.bersamadakwah.com 1 Saudara-saudaraku yang dirahmati Allah Saat kita menunggu tamu istimewa datang, ada perasaan berharap untuk segera mendapatkan kepastian kedatangannya. Anggaplah ia pejabat, sahabat

Lebih terperinci

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN PADA ACARA PERINGATAN ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW 1435 H / 2014 H TANGGAL 20 JUNI 2014 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua. Yang

Lebih terperinci

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Pertanyaan dari: Seorang mahasiswa S2 Ilmu Falak IAIN Walisanga, Semarang, tidak ada nama, disampaikan lewat pesan pendek (sms) (disidangkan pada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Di antaranya pemahaman tersebut adalah: MENYOAL PEMAHAMAN ATAS KONSEP RAHMATAN LI AL- ÂLAMÎN Kata Rahmatan li al- Âlamîn memang ada dalam al-quran. Namun permasalahan akan muncul ketika orang-orang menafsirkan makna Rahmatan li al- Âlamîn secara

Lebih terperinci

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab MATAN Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab C MATAN AS-SITTATUL USHUL Z. Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Termasuk perkara yang sangat menakjubkan dan tanda yang

Lebih terperinci

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam Istilah addin al-islam Tercantum dalam Al-Qur an Surat al-maaidah (5) ayat 3, mengatur hubungan manusia dengan Allah (Tuhan), yang bersifat vertikal, hubungan manusia

Lebih terperinci

Peran Pemerintah Minimal Saja

Peran Pemerintah Minimal Saja Peran Pemerintah Minimal Saja (Penentuan Hari Raya) Lingkaran Survei Indonesia Agustus 2013 1 Soal Agama, Publik Ingin Peran Pemerintah Minimal (Kasus Penentuan Hari Raya) Perdebatan antar ormas Islam

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM HADIS - SUNNAH Etimologis: Hadis : perkataan atau berita. Sunnah : jalan yang dilalui atau tradisi yang dilakukan. Sunnah Nabi: jalan hidup Nabi. Terminologis Hadis:

Lebih terperinci

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Jakarta, 30 Juni 2011 Kamis, 30 Juni 2011 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN ISRA' MI'RAJ NABI MUHAMMAD SAW TANGGAL

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Keutamaan Bulan Dzulhijjah Keutamaan Bulan Dzulhijjah Di dalam perjalanan hidup di dunia ini, kita akan menjumpai hari-hari yang Allah Subhanahu wa Ta ala berikan keutamaan di dalamnya. Yaitu dengan dilipatgandakannya balasan amalan

Lebih terperinci

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Mari sholat berjamaah Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43) Jangan Sia-Siakan Shalat Allah SWT berfirman:. Maka datanglah sesudah mereka,

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai

Lebih terperinci

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.???????????????????????????????????????????????:????????????????????????

Lebih terperinci

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1

Khutbah Jum'at. Menyambut Ramadhan 1432 H. Bersama Dakwah 1 Bersama Dakwah 1 KHUTBAH PERTAMA.. * Jamaah Jum at yang dirahmati Allah, Hari demi hari kita lalui, hingga kita bertemu dengan Jum'at kembali. Sebuah hari yang agung, sayyidul ayyam, yang penuh dengan

Lebih terperinci

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) TENTANG MATLA MENURUT FIQH ASTRONOMI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S.Sy) Pada Fakultas Syari ah dan Hukum Universitas

Lebih terperinci

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya KH Abdul Salam Nawawi Ilmu hisab (astronomi) tentang posisi bulan yang berkembang di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1.

Lebih terperinci

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : MUTOHA ARKANUDDIN ============================================================ HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : Mutoha Arkannuddin *) Sistem Kalender

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V PENUTUP Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melalui pembahasan dan analisis dari bab I sampai bab IV, maka ada beberapa hal yang sekiranya perlu penulis tekankan untuk menjadi kesimpulan dalam skripsi ini, yaitu

Lebih terperinci

WALI KOTA BLITAR. SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb.

WALI KOTA BLITAR. SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb. WALI KOTA BLITAR SAMBUTAN WALI KOTA BLITAR PADA ACARA SHOLAT IDUL ADHA 1433 H TANGGAL 10 DZULHIJAH 1433 HIJRIAH Assalamu alaikum wr. Wb. YANG SAYA HORMATI, PARA ALIM ULAMA, BAPAK KYAI DAN IBU NYAI SERTA

Lebih terperinci

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM

HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM HUKUM DAN HAM DALAM ISLAM KELOMPOK 3B : Aria Trimadya 10510016 Hardany Triasmanto 10510020 Diar Luthfi Hawari 10510027 Shendy Arya 10510049 Achmad Noufal 10510058 Muhammad Reza 10510066 Peta Konsep ISLAM

Lebih terperinci

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL PENDAHULUAN 1. Hisab dan Rukyat adalah perpaduan perhitungan dan obsevasi hilal dan merupakan salah satu cara atau metode untuk penentuan awal bulan.

Lebih terperinci

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H

PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H WALIKOTA BLITAR SAMBUTAN WALIKOTA BLITAR PADA ACARA PENGAJIAN AKBAR DALAM RANGKA MEMPERINGATI ISRA MI RAJ NABI MUHAMMAD SAW DI MASJID AGUNG KOTA BLITAR TAHUN 2012 / 1433 H SENIN, 11 JUNI 2012 Assalamu

Lebih terperinci

Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris

Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris Shubuh Terlalu Dini; Bukti Empiris Ahad, 6 Agustus 2009 diadakan kajian ilmiah dengan tema Sudahkah Kita Sholat Subuh Tepat pada Waktunya?. Acara menghadirkan pembicara Syaikh Mamduh Farhan al-buhairi

Lebih terperinci

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA)

TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) TALIM MADANI #12 IMAN KEPADA ALLAH (PERBEDAAN MALAIKAT DAN MANUSIA) KAJIAN DALIL (AL-Qur an & Hadits) 30. ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang

Lebih terperinci

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat?

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Oleh Ustadz Alfian Pada tulisan sebelumnya, telah diterangkan bahwa secara syar ie penentuan awal bulan hijriyah (Ramadhan dan Iedul fitr utamanya) dilakukan

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana

Mam MAKALAH ISLAM. Tuntunan Islam tentang Gerhana Mam MAKALAH ISLAM Tuntunan Islam tentang Gerhana 8 Oktober 2014 Makalah Islam Tuntunan Islam tentang Gerhana Dr. H. Muchtar Ali, M. Hum (Direktur Urais dan Binsyar Kemenag RI) Sebuah fenomena alam akan

Lebih terperinci

Pembaharuan.

Pembaharuan. Pembaharuan a.s. Disajikan di bawah ini adalah khutbah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad dari Qadian, Masih Maud dan Imam Mahdi, pada tanggal 26 Desember 1903. Terjemahan ini diambil dari naskah berbahasa Urdu

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M) PENJELSN TENTNG HSIL HIS ULN RMDN, SYWL, DN ZULHIJH 1436 H (2015 M) Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran

Lebih terperinci

Keistimewaan Hari Jumat

Keistimewaan Hari Jumat Keistimewaan Hari Jumat Khutbah Pertama:????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penetapan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah mendapat perhatian khusus dari masyarakat Islam, sejak masa Rasulullah SAW hingga kini, karena keterkaitannya dengan ibadah

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014

Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dan Buka Bersama, di Jakarta, tgl. 30 Juni 2014 Senin, 30 Juni 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SILATURAHIM DAN BUKA PUASA BERSAMA DENGAN PARA PIMPINAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengetahuan atau bertambah tinggi kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pengetahuan atau bertambah tinggi kedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambah maju pengetahuan atau bertambah tinggi kedudukan seseorang, bertambah pula tugas dan kewajibannya, tantangan hidup dan semakin rumit persoalannya. Keadaan

Lebih terperinci

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah

Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Keutamaan Bulan Dzul Hijjah Khutbah Pertama:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan

Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa. Muhammad Haniff Hassan Melahirkan Pendakwah Yang Berwibawa Muhammad Haniff Hassan Pendahuluan Tidak syak lagi tarbiyah dan pembangunan sumber manusia adalah unsur yang penting dalam kerja Islam. Namun rasa kepentingan seharusnya

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 33/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1981 TENTANG HUKUM ACARA PIDANA TERHADAP UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat,

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencegah dari perbuatan keji dan munkar. Dengan melaksanakan shalat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam Islam ada tiga ajaran pokok yaitu akidah, ibadah, dan muamalah. Ibadah merupakan kewajiban utama manusia terhadap Allah SWT. Salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Kamariah penting bagi umat Islam sebab selain untuk menentukan hari-hari besar, juga yang lebih penting adalah untuk menentukan awal dan

Lebih terperinci

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan

mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan mendapatkan syafaat dari Rasulullah pada hari kiamat. 5. Apabila diucapkan setelah dan sebelum doa, akan menyebabkan doa segera naik ke langit, dan menjadi sebab dari terkabulnya doa. 6. Mendapatkan keberkahan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Qur'an 1433 H, Jakarta, 7 Agustus 2012 Selasa, 07 Agustus 2012 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QUR'AN TAHUN 1433 H/2012 M

Lebih terperinci

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan Khutbah Pertama???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 11/PUU-XIV/2016 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG PANAS BUMI DAN UNDANG-UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH Di antara konsep-konsep dan kriteria hisab yang sudah berkembang, Muhammadiyah menggunakan konsep dan kriteria Hisab Hakiki Wujudul-Hilal. Hisab

Lebih terperinci

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah Khutbah Jumat ini menjelaskan tentang perintah untuk mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan berasaha untuk menjauhi berbagai amalan yang tidak

Lebih terperinci

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi)

Khatamul Anbiya (Penutup Para Nabi) Muhammad SAW adalah seorang nabi terakhir yang diutus ke bumi oleh Allah SWT. Sebagai seorang nabi dan rasul, nabi Muhamad SAW membawakan sebuah risalah kebenaran yaitu sebuah agama tauhid yang mengesakan

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, Senin, 07 September 2009 Sambutan Presiden RI pada Peringatan Nuzulul Quran 1430 H, 07-9-09 Senin, 07 September 2009 Â SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Â PADA ACARA PERINGATAN NUZULUL QURAN 1430 H DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT,

Lebih terperinci

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 -

Bulan Penuh Rahmat itu Telah Meninggalkan Kita. Written by Mudjia Rahardjo Friday, 15 November :41 - Sebuah bulan yang didambakan kehadirannya oleh setiap muslim, yakni bulan Ramadan 1432 H, telah meninggalkan kita dan insya Allah kikta akan bertemu lagi 11 bulan yang akan datang jika Allah memberi kita

Lebih terperinci

Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam

Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam Dr. Muhamad Irfan Hakim AS3006, Pekan Ke-5, 27 Maret 2014 Pendahuluan Kalender Hijriyah (dan kalender Revolusi Perancis) adalah contoh kalender yang resmi dideklarasikan

Lebih terperinci

Memburu Malam Seribu Bulan

Memburu Malam Seribu Bulan Memburu Malam Seribu Bulan Oleh : Zuhrul Anam (Cakim PA Sanggau) Bulan Ramadhan ini merupakan bulan yang begitu istimewa bagi para mukmin di seluruh dunia. Mengapa demikian? Alloh SWT telah memberikan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Modul ke: 03Fakultas Didin EKONOMI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Sumber Ajaran Islam Hikmah P, SE, MM Program Studi MANAJEMEN Kesempurnaan Dalam Beragama Apa itu Islam? Rukun Islam Apa itu Iman? Rukun Iman Apa

Lebih terperinci