/16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) ).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "/16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) )."

Transkripsi

1 1 of 16 10/10/12 08:02 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Unifikasi Kalender Islam Nasional, Regional, dan Global Mudah, Asal Mau Bersepakat Posted on 1 Agustus 2012 by tdjamaluddin i 2 Votes T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika, LAPAN Anggota Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama

2 2 of 16 10/10/12 08:02 /2012/08/buku-astronomi-solusi-ummat0001.jpg) ( Ada suatu kerisauan karena ummat Islam belum mempunyai kalender Islam yang mapan. Perbedaan penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha yang sering menimbulkan kebingungan ummat bermula dari belum adanya kalender Islam yang mapan. Apakah demikian sulitnya? Menurut saya tidak. Konsep astronomisnya sangat mudah. Asal ada kemauan untuk bersatu, dengan upaya menuju kesepakatan bersama. Contoh-contoh best practice kalender mapan menyatakan untuk menjadi kalender mapan perlu tiga syarat: (1) ada otoritas tunggal yang menjaga sistem kalender, (2) ada kriteria yang disepakati, dan (3) ada batas wilayah yang jelas. (Baca ( /16/dengan-menyamakan-kriteria-mereka-bisa-bersatu-kita-pun-semestinya-bisa/) ). Di Indonesia, dua syarat sudah ada, yaitu otoritas tunggal Menteri Agama umumnya sudah disepakati dan batas wilayah NKRI. Konsep wilayatul hukmi (menganggap NKRI sebagai satu wilayah hukum) diterima oleh semua ormas Islam pelaksana hisab rukyat. Tinggal satu langkah lagi yang diperlukan, yaitu menyepakati kriteria bersama. Pada 1998 sudah ada kesepakatan ormas-ormas Islam dengan kriteria 2-3-8, yaitu ketinggian hilal minimal 2 derajat dan jarak bulan-matahari minimal 3 derajat, atau umur bulan 8 jam. Kesepakatan itu kemudian

3 3 of 16 10/10/12 08:02 ditegaskan lagi pada September Sayangnya Muhammadiyah memisahkan diri, tidak mau menerima kesepakatan itu. Dulu, pada 1998 Muhammadiyah beralasan kriteria tidak ilmiah. Namun, alih-alih menawarkan kriteria yang lebih ilmiah astronomi, Muhammadiyah malah mempertahankan terus kriteria wujudul hilal yang secara astronomi keliru. Sebenarnya kerisauan juga dirasakan oleh Muhammadiyah. Setidaknya Prof. Syamsul Anwar, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah mempertanyakannya: apakah kita akan membiarkan peradaban Islam terus dalam keadaan tanpa kalender unifikatif? Inikah pilihan kita? /muhfile/download/peradaban%20tanpa%20kalender.pdf ( /download/peradaban%20tanpa%20kalender.pdf). Sayangnya kerisauan itu tampaknya hanya sekadar apologi atas keenganan untuk meninggalkan wujudul hilal. Ada sikap tafarruq (memisahkan diri dari persatuan), enggan untuk bersatu bersama ormas-ormas Islam lainnya untuk menyepakati kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal), baik yang saat ini ada maupun kriteria baru berbasis astronomi yang diusulkan pada pertemuan September 2011 lalu. Seolah mewujudkan kalender unifikasi itu sesuatu yang sulit sekali yang tidak mungkin dibangun dari kesepakatan nasioanal dulu dan seolah wujudul hilal yang bisa mewujudkan unifikasi kalender. Pembelaan wujudul hilal cenderung mencari pembenaran dengan mendukung rukyat yang tidak terpercaya secara astronomis, tidak mu tabar. Berikut ungkapan dalam tulisan tersebut: Ada yang berpendapat seandainya tidak ada pembatasan 2º sebagai kriteria untuk menerima rukyat, maka perbedaan awal Ramadan dan hari raya dapat diminimalisir. Dengan tiadanya pembatasan 2º, klaim rukyat kurang dari 2º seperti klaim rukyat Cakung Kamis 19 Juli 2012 lalu dapat saja diterima sehingga tidak akan menimbulkan perbedaan. Pada sisi lain kriteria ketinggian 2º memperbesar peluang terjadinya perbedaan dengan Arab Saudi karena kecenderungan klaim terjadinya rukyat di Arab Saudi lebih cepat. Di Arab Saudi klaim rukyat pada nol derajat pun akan diterima. Hal ini menyebabkan negara itu memasuki bulan kamariah seperti Ramadan, Syawal, dan Zulhijah dalam sejumlah kasus selalu lebih dahulu dari penetapan resmi awal bulan di Indonesia. Tulisan itu beropini, semestinya kesaksian seperti di Cakung bisa diterima agar keputusannya sama dengan hisab wujudul hilal. Padahal kesaksian di Cakung bukanlah kesaksian rukyat murni, tetapi rukyat yang terpengaruh hisab taqribi (pendekatan) yang sangat tidak akurat. Hisab taqribi menentukan ketinggian hilal berdasarkan pendekatan dari umur hilal. Karena ijtimak terjadi sekitar pukul 11.00, maka pada saat maghrib umur bulan sekitar 7 jam. Maka ketinggiannya adalah 7/2 = 3,5 derajat. Karena dianggap lebih dari 2 derajat, para perukyat yakin betul bahwa hilal bisa teramati lalu mengaku melihat hilal. Padahal ketinggian hilal dalam hisab hakiki (sebenarnya), termasuk yang dilakukan Muhammadiyah, tinggi hilal di Cakung hanya sekitar 1,5 derajat. Demi membela wujudul hilal, rukyat berbasis hisab taqribi yang bertentangan dengan hisab hakiki yang dianutnya, ingin diakui karena hasilnya sama dengan hisab wujudul hilal. Kesaksian di Arab Saudi yang tidak pernah dikonfirmasi dengan data astronomi juga didukung untuk diterima agar hasilnya sama dengan hisab wujudul hilal. Jelas, logika semacam itu bukanlah logika ilmiah, justru bertentangan dengan logika astronomi. Bagaimana pun kesaksian hilal yang sangat rendah tidak mungkin terjadi karena hilal yang sangat redup tidak mungkin mengalahkan cahaya syafak (cahaya senja) yang masih kuat di ufuk saat matahari baru saja terbenam. Keberhasilan rukyat memerlukan syarat tertentu agar kontras hilal dan cahaya syafak cukup untuk memunculkan ketampakan hilal. Pendapat untuk menerima kesaksian hilal rendah disebabkan ketidakfahaman Muhammadiyah akan konsep rukyat, karena selama ini konsep wujudul hilal adalah konsep anti-rukyat. Pembelaan akan wujudul hilal juga diopinikan hanya berdasarkan kasus parsial yang tidak bisa digeneralisasi, seolah dengan wujudul hilal kesamaan hari Arafah lebih terjamin. Berikut ungkapan dalam

4 4 of 16 10/10/12 08:02 tulisan itu: Contohnya adalah penetapan Pemerintah Indonesia tentang 1 Zulhijah 1431 H yang menjatuhkannya pada hari Senin 8 Nopember 2010 M karena tinggi bulan di Indonesia pada hari Sabtu 6 Nopember 2010 M belum mencapai 2º. Sementara itu Arab Saudi menjatuhkannya pada hari Ahad 7 Nopember 2010 M. Akibatnya terjadilah perbedaan jatuhnya hari Arafah antara Indonesia dan Arab Saudi. Ini menimbulkan masalah ibadah. Dalam konteks ini mereka yang menggunakan hisab wujudul hilal lebih realistis karena sistem mereka lebih mampu memperkecil potensi terjadinya perbedaan hari Arafah antara Mekah dan Indonesia. Benarkah wujudul hilal bisa memperkecil perbedaan hari Arafah antara Mekkah dan Indonesia? TIDAK BENAR. Perbedaan penetapan bisa terjadi karena masalah garis tanggal atau karena rukyat Arab Saudi yang tidak mengkonfirmasi kesaksian hilal yang kontroversial. Berikut ini contoh empat kasus garis tanggal wujudul hilal bulan Dzulhijjah yang justru memisahkan Arab Saudi dengan Indonesia, yaitu pada 1411 H/1991, 1417 H/1997, 1423H/2003, dan 1445H/2024. Garis batas arsir merah dan putih adalah garis tanggal wujudul hilal. Terlihat bahwa di Arab Saudi hilal sudah wujud (dan berpotensi ada yang mengaku melihat hilal), sementara di Indonesia bulan belum wujud. Artinya, dengan kriteria wujudul hilal dipastikan awal Dzulhijjah lebih awal di Arab Saudi daripada di Indonesia. /2012/08/garis-tanggal-dzulhijjah jpg) ( /2012/08/garis-tanggal-dzulhijjah jpg) (

5 5 of 16 10/10/12 08:02 /2012/08/garis-tanggal-dzulhijjah jpg) ( /2012/08/garis-tanggal-dzulhijjah jpg) ( Konsep penyatuan atau unifikasi kalender sebenarnya sangat sederhana. Tiga syarat haruslah terpenuhi untuk mendapatkan penyatuan di tingkat nasional, regional, maupun global: (1) ada otoritas yang bersepakat, (2) ada kriteria yang disekapati, dan (3) ada batas wilayah yang juga disepakati. Bergantung kesepakatan yang dicapai. Tentu kesepakatan tingkat nasional relatif lebih mudah daripada kesepakatan tingkat regional dan global. Pentahapan tetap diperlukan, mulai tingal nasional, regional, sampai global. Tidak mungkin kita mengupayakan kesepakatan global, sementara di tingkat nasional dan regional belum ada kesepakatan.karena kesepakatan regional dan global adalah kesepakatan antar-negara, sehingga prasyarat kesepakatan nasional harus sudah tercapai. Pendapat ormas atau pakar suatu negara haruslah sudah bulat untuk disuarakan oleh perwakilan pemerintah. Kesepakatan yang mengikat antarnegara bukanlah seperti kesepakatan konferensi internasional, karena itu hanyalah kesepakatan pakar yang belum tentu implementatif dalam kesepakatan negara dan sama sekali tidak mengikat. Berikut ini diberikan konsep penyatuan tingkat nasional dengan contoh kasus garis tanggal Dzulhijjah 1445/2024 (gambar ke-4): Bila kita berhasil menyepakati kriteria imkan rukyat astronomis, misalnya kriteria Odeh yang digambarkan dengan arsir biru, dengan batas wilayah NKRI dan otoritas tunggal Menteri Agama, maka terlihat pada saat maghrib 6 Juni 2024, hilal masih di bawah ufuk. Tidak mungkin ada rukyatul hilal. Maka 1 Dzulhijjah di Indonesia disepakati jatuh pada hari berikutnya, 8 Juni 2024.Karena kriterianya berbasis imkan rukyat, maka hasil hisab para pengamal rukyat juga insya-allah akan seragam, sama dengan hasil hisab imkan rukyat.

6 6 of 16 10/10/12 08:02 Berikut ini konsep penyatuan tingkat regional ASEAN (minimal negara-negara MABIMS Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura) dengan contoh kasus garis tanggal Dzulhijjah 1445/2024 (gambar ke-4). Kesepakatan kriteria harus dicapai ditingkat pemerintahan regional, termasuk kesepakatn implementasinya. Batas wilayahnya tentu saja wilayah regional, dengan otoritas regional, misalnya Menterimenteri Agama seperti yang sekarang berlaku di MABIMS. Analisis garis tanggal menyimpulkan, pada saat maghrib 6 Juni di wilayah ASEAN hilal masih di bawah ufuk, sehingga tidak mungkin ada rukyatul hilal. Maka 1 Dzulhijjah di wilayah ASEAN akan jatuh pada hari berikutnya, 8 Juni Berikut ini konsep penyatuan tingkat global untuk kasus garis tanggal Dzulhijjah 1445/2024 (gambar ke-4). Otoritasnya mungkin perwakilan negara di OKI (organisasi Konferensi Islam). Kesepakatan kriteria dan batas wilayah perlu dicapai. Misalnya disepakati kriteria Odeh, maka arsir biru menjadi perhatian. Lalu perlu disepakati batas wilayahnya, menggunakan garis batas tanggal internasional (agar sama harinya di seluruh dunia) atau menggunakan garis batas visibilitas hilal yang dinamis (agar lebih sesuai dengan tuntunan syar i). Mana yang terbaik? Tergantung hasil kesepakatan dengan mempertimbangkan banyak faktor, termasuk aspek syar i dan kepraktisan. Kalau kesepakatan menggunakan batas wilayah atas dasar garis tanggal internasional, maka pada saat maghrib 6 Juni 2024 sudah ada wilayah yang mungkin merukyat, yaitu di wilayah Amerika Utara dan Amerika Tengah. Maka, seperti konsep wilayayatul hukmi (seluruh negara dianggap sebagai satu wilayah hukum), 1 Dzulhijjah jatuh pada 7 Juni 2024 di seluruh dunia. Tetapi kalau disepakati batas wilayahnya adalah berdasarkan garis visibilitas sebenarnya, maka wilayah Amerika Utara (Amerika Serikat, Kanada,Meksiko, dan negara-negara Amerika Tengah) 1 Dzulhijjah jatuh pada 7 Juni 2024 dan wilayah lainnya (termasuk Arab Saudi dan Indonesia) jatuh pada 8 Juni Begitulah, unifikasi atau penyatuan tingkat nasional, regional, maupun global mudah diwujudkan. Syaratnya, mau bersepakat di tingkat nasional, regional, maupun global. Kita tidak mungkin mengupayakan kesepakatan global, kalau kesepakatan nasional dan regional belum tercapai. Tahapan itu mesti dilalui. Kalau mengupayakan kesepakatan global, tanpa kesepakatan nasional, kesepakatan itu percuma saja, karena nantinya di tingkat nasional perbedaan tetap akan muncul. Filed under: Uncategorized «Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat Mempersatukan Ummat Dengan Mengupayakan Titik Temu dan Menghapus Superioritas» 47 Tanggapan 1. rahman, on 1 Agustus 2012 at 11:01 said: Benarkah wujudul hilal bisa memperkecil perbedaan hari Arafah antara Mekkah dan Indonesia? TIDAK BENAR. Perbedaan penetapan bisa terjadi karena masalah garis tanggal atau karena rukyat Arab Saudi yang tidak mengkonfirmasi kesaksian hilal yang kontroversial. Pak, saya mau tanya : Nabi waktu menerima kesaksian seorang Arab badui apakah mengkonfirmasikan kesaksiannya? tdjamaluddin, on 1 Agustus 2012 at 11:36 said: Nabi tidak perlu mengkonfirmasi, karena oarng Badui faham betul dengan hilal, karena itu menjdai bagian keseharian mereka. Saat ini banyak orang yang tidak faham hilal mengaku melihat hilal. Kasus rukyatul hilal Dzulhijjah 1427 di Arab Saudi pada 20 Desember 2006, paling kontroversial. Bagaimana

7 7 of 16 10/10/12 08:02 2. mungkin ada rukyat pada 20 Desember 2006, padahal bulan sudah ada di bawah ufuk? Abdul, on 1 Agustus 2012 at 12:56 said: Orang NU seperti mbah Munir yang ahli falaq, kok malah bareng dengan Muhammadiyah tahun ini. Beritanya yang bohong, atau mbah Munirnya yang keliru. 3. mirzaislamblog, on 4 Agustus 2012 at 13:51 said: tanya sendiri aja,,, arifstats, on 1 Agustus 2012 at 13:37 said: Prof, saya berminat dgn buku yg jadi ilustrasi di artikel ini (Astronomi Memberi Solusi Penyatuan Umat), di mana/bagaimana saya bisa membelinya ya, karena setahu saya tak dijual di Gramedia/jaringan toko buku komersil lainnya? Trims. 4. tdjamaluddin, on 1 Agustus 2012 at 14:33 said: Ya, buku itu diterbutkan LAPAN dan dibagikan gratis. Sayangnya persedian buku sudah habis. Silakan membaca versi pdf-nya di arifstats, on 1 Agustus 2012 at 16:13 said: Siap Prof, trims. latiev, on 2 Agustus 2012 at 21:54 said: Pak, Thomas tekait buku ulasan rukyah dan awal bulan, apakah ada juga buku yang mengulas awal waktu sholat khususnya di lintang tinggi?.. kalo ada saya sangat berminat trims tdjamaluddin, on 3 Agustus 2012 at 08:33 said: Saya belum menuliskannya secara khusus, tetapi konsep dasarnya ada di blog saya 5. jamal emprit, on 1 Agustus 2012 at 22:51 said: prekethek

8 8 of 16 10/10/12 08:02 6. meta, on 2 Agustus 2012 at 07:57 said: untuk idul fitri besok tgl 17 agustus ijtimaknya siang hari masak rukyatnya tanggal 18??? padahal umur bulan udah lebih dari 24 jam hayooo?? 7. tdjamaluddin, on 2 Agustus 2012 at 09:04 said: Rukyat dilakukan pada tanggal 29, bukan berdasarkan saat ijtimaknya. Karena 29 Ramadhan jatuh pada 18 Agustus 2012, maka rukyat dilakukan saat maghrib 18 Agustus. Rifai, on 2 Agustus 2012 at 09:38 said: berbeda karena berdasr keyakinan y didasri ijtihad setahu sya bukanlah tafarruq, melainkan ikhtilaf. Nampaknya kita hrs hati2 dlm menggunakan istilah syar iy, karena akan sangat fatal akibatnya. Iktilaf berarti berbeda sdgkan tafarruq adalah berbecah belah. Ikhtilah berdasr pada keyakinan ijtihady, tafarruq berdasar pada kepentingan pribadi dan nafsu. Wallu a la wa a lam wa ahkam. tdjamaluddin, on 2 Agustus 2012 at 12:10 said: Situs Muhammadiyah menjelaskan tafurruq yang berorientasi pada fanatisme golongan Keengganan untuk bersatu dan berdialog mencari titik temu sudah merupakan indikasi fanatisme golongan. agus, on 2 Agustus 2012 at 17:51 said: Mungkin ada benarnya kalau fanatisme masih terasa di akar rumput dan simpatisan Muhammadiyah (meskipun sebenarnya tidak sebesar simpatisan ormas lain). Tapi kalau Pak Djamaluddin mengatakan bahwa belum adanya titik temu kalender Hijriyah adalah bentuk fanatisme dari para pemimpin Muhammadiyah, sekali lagi anda memang paling suka untuk menuduh dan berspekulasi. Dilihat dari kacamata yang lebih objektif, sebenarnya justru andalah yang menunjukkan fanatisme berlebihan dengan selalu menyalahkan dan mengambinghitamkan pihak lain dalam perbedaan keyakinan. Akhlaq buruk yang anda tunjukkan dalam menyikapi perbedaan tersebut adalah salah satu indikasi fanatisme tersebut. 8. yus, on 2 Agustus 2012 at 10:06 said: sya ban berakhir hari kamis 19 Juli 2012, 1 ramadhan sabtu 21 juli 2012.trus hari jumat ikut kemana prof? tdjamaluddin, on 2 Agustus 2012 at 12:04 said: Sya ban berakhir pada hari ke-30 saat maghrib 20 Juli. Karena saat maghrib 18 Juli hilal tidak terlihat,

9 9 of 16 10/10/12 08:02 9. maka Sya ban diistikmalkan. Jadi Jumat 20 Juli adalah 30 Sya ban. wizz, on 2 Agustus 2012 at 10:46 said: Bagaimana kalau sekarang strateginya di ubah.yakinkan supaya Arab mau sepakat ngikut IR versinya pemerintah. Kalau Arab & Timteng bisa di yakinkan, Muhammadiyah mungkin bisa jadi ikut juga tdjamaluddin, on 2 Agustus 2012 at 12:01 said: Meyakinkan Arab Saudi selalu dilakukan, terutama oleh teman-teman astronom di Timur Tengah. Dilaog dengan Otoritas Arab Saudi juga sudah dilakukan.oemyampaian imbauan juga sering dilakukan. Ini salah satunya jamal emprit, on 2 Agustus 2012 at 14:48 said: plukuthuk wizz, on 3 Agustus 2012 at 11:09 said: ketdk sepakatan Arab-IR menurut sy mirip dg MUH-IR, dg berasumsi bahwa Arab deyure menggunakan rukyat but defacto menggunakan WH (sesuai dg ummul quro). Dan kalau toh Arab sampai sekarang tdk sepakat dg IR artinya bisa di mengerti juga kenapa MUH juga tdk sepakat dg IR.trus mau sampai kapan meyakinkan Arab dg alasan yg sama seperti sekarang. Dengan logika awam, sepertinya lebih memungkinkan kalao Depag yg ngikuti Arab beserta negara2 timteng drpd mengharapkan Arab yg ngikuti depag.judul di atas menjadi tricky, Ibaratnya gampang mau jadi kaya asal jadi bill gate, nah jadi bill gate nya itu yg susah jadi kesepakatannya itu yg susah di dapatkan (jangan hanya merefer ke MUH, tp juga ke islam global krn case nya sebenarnya mirip) jamal emprit, on 3 Agustus 2012 at 11:20 said: Hati ditata agar terhindar kedengkian,sukses besarmu tiada arti pabila selalu merecoki yang lain lebih lebih memakai argumen pembenaran untuk sesuatu yang meragukan,jangan suka menandur hawa permusuhan disamping perbedaan,dan lihat emang kamu siapa? emosi demi mempertahankan keilmuan yang meragukan itu akan dapat perlawanan. 10. Subroto, on 2 Agustus 2012 at 18:52 said: Prof Saya sekarang jadi terinspirasi utk melakukan riset lebih lanjut ttg masalah Hilal ini. Ada referensi yg membantah kesasihan IR dan WH dan hanyalah Rukyat Hilal hakiki yg dibenarkan: Lengkap dgn data2 empiris yg menolak batasan Danjon limit dan Ijtima utk rukyah hilal. Hipotesis awal saya: Metoda WH Muhammadiyah dan IR tidak akurat. Yang akurat adalah Rukyat Hilal.

10 10 of 16 10/10/12 08: Utk mendukung hipotesis awal ini merupakan proyek eksperimentasi besar yg memerlukan data pengamatan empiris dari seluruh dunia. Entah bagaimana utk mendapatkan datanya. Mudah2an Allah akan memberi jalan. Subroto, on 2 Agustus 2012 at 18:55 said: Prof Saya mendapatkan referensi kedua bahwa Danjon Limit itu konsep yang BUSTED : Study of Danjon limit in moon crescent sighting Subroto, on 2 Agustus 2012 at 19:01 said: Prof.. Ini ada bukti lebih lanjut bhw rukyah hilal dapat dilakukan pada saat 2.5 (dua jam 30 menit) SEBELUM ijtimak: Subroto, on 2 Agustus 2012 at 19:29 said: Prof Bahkan dengan sangat confident nya Martin Elsasser menyatakan Danjon Limit is Dead. naneyan, on 3 Agustus 2012 at 06:32 said: Reblogged this on LAJNAH FALAKIYAH LAMONGAN. pristy, on 4 Agustus 2012 at 04:22 said: saya pikir ada kelemahan pada kreteria imkan rukyat internasional atau suatu daerah yang luas atau terdiri banyak negara dalam suatu zona (regional). jika garis tanggal visibilitas membelah suatu negara meskipun bagian negara yg tidak melihat mengikuti yang sudah melihat hilal pada hari pertama berdasarkan wilayatul hukmi tapi negara disebelahnya yang semua wilayahnya tidak melihat hilal akan ikut hari kedua. sehingga terjadi perbedaan tanggal pada hari yang sama. akhirnya terjadi perbedaan disepanjang garis tanggal visibilitas pada hari pertama siklus bulan, hilal kadang terlihat kadang tidak terlihat tanpa mempengaruhi siklus bulan itu sendiri, artinya purnama tidak bisa untuk mem-verifikasi awal puasa tapi pasti bisa untuk mem-verifikasi awal siklus bulan hal yang termudah untuk unifikasi adalah berdasar hari pertama siklus bulan terlepas apakah hilal sudah muncul disuatu wilayah (hilal pasti muncul di wilayah lain di muka bumi) sehingga tidak memerlukan lagi otoritas atau wilayah yang disepakati

11 11 of 16 10/10/12 08: mata qalbu, on 4 Agustus 2012 at 08:08 said: arab saudi tdk mgk mengikuti negara lain sterie, on 4 Agustus 2012 at 09:29 said: Karena itu barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu QS (2:185) * menentukan bulan dulu baru berpuasa, awal puasa mengikuti awal bulan. * jangan dibalik, menentukan awal puasa baru kemudian awal bulan ikut awal puasa. * Bahwa perbedaan itu sebenarnya bukan soal penetapan awal bulan Ramadan, melainkan penetapan awal puasa. bambang supriadi, on 6 Agustus 2012 at 05:18 said: Ass wr wb. Kesepakatan2 baik di tingkat nasional, regional mapun global akan dapat dicapai jika semua pihak sepakat dengan ketentuan Allah SWT (dalil2 syar i). Selama masih ada yg tidak sepakat atau kurang sepakat dg ketentuan Allah SWT, saya pesimis akan bisa dicapai kesepakatan2 tersebut sebab kalau terhadap Allah SWT saja bisa tidak/kurang sepakat apalagi terhadap sesama manusia. Wass wr wb. ivan, on 6 Agustus 2012 at 10:28 said: Sepakat / Tidak Sepakat / Kurang Sepakat itu tergantung penilaian masing-masing penilai, DAN SANGAT TERGANTUNG DENGAN WAWASAN YANG DIMILIKI Orang yang tidak mau menggunakan akal sehatnya akan berbeda penilaiannya dengan orang yang menggunakan akal sehatnya Alloh swt telah mengkondisikan agar dalam menjalankan Perintah dan LaranganNya itu, manusia bisa terpacu untuk mengoptimalkan kecerdasan dan akal sehatnya Contohnya dalam Perintah Pembagian Waris Metoda Aul dalam Hukum Waris Islam adalah Contoh Solusi Di luar dari yang Tersurat dalam Al Quran dan Hadist, Tidak Tersurat bukan berarti Tidak Tersirat, di sinilah gunanya akal sehat kita agar bisa mencari Solusi dari apa yang tersirat Solusi dari yang Tersirat inilah yang kita lihat telah dicoba oleh Muhammadiyah dalam Penetapan Penanggalan Hijriyah Contoh Solusi Waris bisa dikatakan Contoh Solusi Kompromistis yang tetap berdasarkan nilai-nilai Al Quran dan Sunnah, yang didapat setelah para sahabat di zaman Khalifah Umar bin Khattab ra menggunakan akal sehatnya

12 12 of 16 10/10/12 08:02 SOLUSI KOMPROMISTIS BERDASARKAN AL QURAN-SUNNAH-AKAL inilah yang bisa menghasilkan Solusi Penetapan Penanggalan Hijriyah Global yang bisa mudah dan tepat digunakan untuk seluruh dunia Selama Solusinya adalah seperti yang disampaikan oleh Pak Thomas, Pak Bambang dll, yang ngotot bahwa Garis Tangal Penanggalan Hijriyah Global Mau Tidak Mau HARUS Selalu Berubah-ubah sesuai Garis Penampakan Hilal Maka sampai kiamat pun, yang namanya solusi ini Tidak akan pernah bisa menghasilkan Kalender Hijriyah yang bisa digunakan di seluruh dunia Akan sangat banyak permasalahan pada Kalender Global yang berkonsep Garis Tanggal selalu berubah-ubah Terus terang, saya saja yang awam bisa memprediksi akan kacau balaunya administrasi dunia antar wilayah / negara bila kalender global yang digunakannya adalah Kalender yang selalu berubah-ubah Garis Tanggalnya Mengapa yang sekelas Ulama dan Pakar Hisab tingkat Internasional tidak bisa memprediksi ini ya?? Ataukah prediksi saya yang salah???? 19. bambang supriadi, on 6 Agustus 2012 at 12:39 said: Ass wr wb. Agar umat Islam bisa selalu sepakat dg dalil2 syar i, maka harus bahu membahu untuk selalu memanjangkan akal dg cara selalu mengembangkan iptek sehingga bisa menembus misteri dr setiap ketentuan Allah SWT. Yang menjadi kurang/tidak sepakat adalah yg berhenti berusaha memanjangkan akal sebelum dapat mengungkap misteri, sehingga solusimya belum bisa diterima oleh yg sedang memanjangkan akalnya. Wass wr wb. Bambang Supriadi, on 10 Agustus 2012 at 13:10 said: Ass wr wb. Pak Prof.T.Djamaluddin Yth., utk kesepakatan global/internasional tdk perlu ada 2 alternatif pilihan, krn menggunakan Garis Tanggal Internasional (IDL) utk kalender hijriyah adalah bukan lebih praktis tetapi justru menyimpang dr dalil syar i. Krn itu utk kalender hijriyah global hanya ada satu pilihan yaitu yg mengikuti dalil syar i, menggunakan Garis Tanggal Visibilitas Hilal (ILDL). Mencari kepraktisan dg akal yg terbatas bukanlah tandingan dr tuntunan dalil syar i. Wass wr wb. 20. tdjamaluddin, on 10 Agustus 2012 at 13:44 said: Bagaimana pun pemikiran banyak orang akan lebih baik. Untuk implementasi, kesepakatan para pihak adalah kuncinya. ivan, on 11 Agustus 2012 at 13:57 said: Pak Bambang, Pada tanggal 14 Nopember 2012, hari Rabu malam Kamis, Hilal untuk Muharram 1434,

13 13 of 16 10/10/12 08: Garis Visibilitas Hilal Membelah Wilayah Indonesia dan Australia menjadi 2 zona ada Zona Hilal sudah bisa dilihat dan Zona Hilal belum bisa dilihat : Apakah di Indonesia dan Australia Harus diberlakukan 2 tanggal Kalender Hijriyah untuk bulan Muharram? - Indonesia sebelah Kiri ILDL, tgl 1 Muharram 1434 = hari Kamis 15 Nop 2012, - Indonesia sebelah Kanan ILDL, tgl 1 Muharram 1434 = hari Jumat 16 Nop 2012, Ketika Sebagian besar wilayah Indonesia sudah mengadakan Perayaan Tahun Baru Hijiriyah, di Jayapura masih bulan Dzulhijjah - Australia sebelah Kiri ILDL, tgl 1 Muharram 1434 = hari Kamis 15 Nop 2012, - Australia sebelah Kanan ILDL, tgl 1 Muharram 1434 = hari Jumat 16 Nop 2012, Ketika Perth sudah mengadakan Perayaan Tahun Baru Hijiriyah, di Sydney masih bulan Dzulhijjah Kalau menurut pak Bambang, Apakah seperti ini, Solusi pada bulan Muharram 1434 ini bagi Indonesia dan Australia?? Bambang Supriadi, on 11 Agustus 2012 at 15:44 said: Ass wr wb. Pak Ivan, idealnya memang spt itu. Namun demikian krn Indonesia atau Australia merupakan matlak nasional dg satu otoritas, maka 1 Muharram 1434 bisa ditetapkan tgl 15 Nop Wass wr wb. ivan, on 11 Agustus 2012 at 17:40 said: Pak Bambang, seperti itulah Kenyataan hidup Ada hal-hal yang Tidak Bisa Saklek begitu saja Bila pak Bambang bisa menerima Konsep Matlak Nasional dengan Satu Otoritas (yang ternyata JUGA TIDAK SESUAI dengan Konsep Saklek Garis ILDL) seharusnya pak Bambang bisa menerima Konsep Matlak Global dengan Satu Otoritas yaitu kita seluruh umat Islam sedunia menyerahkan Kalender Hijiriyah Global (yang dipakai sama seluruh dunia) untuk ditetapkan dengan Koordinat Ka bah, dengan kriteria Hisab Awal Bulan hasil kesepakatan bersama.. Alloh swt itu Maha Rahman, Maha Rahim dan Maha Pengampun, Dia lebih mengerti akan Kekurangan dan Kelemahan makhluknya Tidak usahlah kita saklek-saklekan Ada hal-hal di mana berperan kesepakatan yang dibuat manusia dalam mengerjakan Perintah-perintah Alloh swt Kesepakatan yang mempertimbangkan faktor-faktor yang ada dalam kehidupan manusia itu sendiri, seperti faktor sosial, ekonomi, politik dll Contohnya, Negara Samoa, Kemarin tahun 2011 merubah hari yang seharusnya menurut Penanggalan Lama adalah : Hari Jumat, 30 Desember 2011, menjadi > Hari Sabtu 31 Desember

14 14 of 16 10/10/12 08: samoa-tak-berulang-tahun Pada 1 Pekan tsb, muslim di Samoa jadi tidak shalat Jumat, sebab hari Jumatnya menjadi tidak ada Muslim di Samoa baru shalat Jumat pekan depannya Apakah menurut pak Bambang, Kesepakatan yang dibuat Orang-orang Samoa ini atas dasar pertimbangan Fitrah Kemanusiaannya menjadi tidak sesuai Syar i? Bambang Supriadi, on 11 Agustus 2012 at 23:07 said: Ass wr wb. Pak Ivan, perhitungan astronomi memang bukan exact murni krn dipastikan ada angka2 yg bisa diabaikan. Contohnya dlm memperkirakan kecepatan dan arah roket peluncur agar pesawat ulang-alik dpt mengorbit bumi kemudian kembali mendarat dibumi. Penetapan IDL juga tdk murni pd grs bujur 180 derajat, dsb. Jadi sepanjang masih dlm skala kecil yg tdk mengaburkan teorinya,maka pengabaiannya dpt ditolelir. Sedangkan mentolelir yg lebih besar, sama artinya dg mengabaikan teorinya. Wass wr wb. Bambang Supriadi, on 11 Agustus 2012 at 23:29 said: Ass wr wb. Pak Ivan, jadi pemaksaan otoritas matlak nasional merupakan pengabaian skala kecil yg tdk mengaburkan teori penampakan hilal yg berlandaskan dalil syar i sdgkan pemaksaan matlak global spt yg diusulkan pak Ivan merupakan pengabaian skala besar thd dalil syar i shg tdk lagi Islami. Dan mengenai kasus Samoa, saya memahaminya bhw itu adalah pengabaian skala kecil dlm usaha otoritas utk mendekatkan pd kodratnya sebagai matlak lokal. Wass wr wb. ivan, on 12 Agustus 2012 at 17:18 said: Kuncinya ada pada OTORITAS Penetapan Kalender itu berbeda dengan jadwal Shalat - Jadwal Shalat bersifat Lokal, - Penetapan Tanggal dan Hari bersifat Global Penetapan Tanggal dan Hari yang bersifat Global BUTUH OTORITAS GLOBAL Itulah Fitrahnya Bukan seperti sekarang, tiap negara bikin kalender Hijriyah, tiap ormas / instansi bikin kalender Hijriyah Hanya bikin kacau saja Ada Otoritas Arab Saudi yang sudah bagus kalendernya pakai Kriteria Hisab hasil Perhitungan Astronomi Canggih, eh bulan Ramadhan, Syawwal dan Dzulhijjah tetap pakai Metoda Rukyat Murni Mengapa juga bikin lembaga Ummul Quro kalau masih pakai Metoda Rukyat Murni? Sudah saja pakai Kalender Hisab Urfi dan tidak usah belajar Perhitungan Astronomi! Sesuatu yang tidak sesuai fitrahnya hanya akan menimbulkan kekacauan saja bambang supriadi, on 13 Agustus 2012 at 13:11 said: Ass wr wb.

15 15 of 16 10/10/12 08: Penetapan Tanggal dan Hari yang bersifat Global BUTUH OTORITAS GLOBAL Itulah Fitrahnya,saya sependapat. Namun demikian, yg perlu ditetapkan, bukan satu hari = satu tanggal utk seluruh dunia, melainkan setiap lokal (nasional) mempunyai fitrahnya masing2 dimana dipermukaan bumi ini negara2(lokal2) setiap bulan terbagi menjadi dua zone yg dipisahkan oleh ILDL, yaitu : 1. Zone yg mengawali bulan baru pd hr setelah hr ke 29 bln berjalan dan zone yg mengawali bulan baru pd hr setelah hr ke 30 bln berjalan. 2. Untuk setiap bln hijriyah, ada zone yg bilangan harinya = 29hr dan ada zone yg bilangan harinya = 30hr. Berdasarkan ketetapan tsb diatas akan dpt pula disusun kalender hijriyah global. Wass wr wb. yunus arwin dewantara, on 13 Agustus 2012 at 11:19 said: Pak T Djamal memang betul prediksi bapak, banyak orang yang mengerti hisab tapi tidak mengerti ilmu falaq,jadinya ya debat terus tidak ada titik temunya, padahal apa yang disampaikan bapak sudah jelas dan sangat ilmiah sekali. Tapi mudah-mudahan niat bapak untuk mempersatukan penanggalan hijriah menjadi kenyataan, memang tantangan sangat berat, tapi semoga ALLAH tetap memberi kekuatan dan ridhonya ivan, on 13 Agustus 2012 at 16:56 said: Sebenarnya, masalahnya juga ada pada para Ulama dan Ahli Hisab / Falak / Astronomi Islam di seluruh dunia selama ini Beliau-beliau di atas, selama ini belum ada satu pun yang bisa mengeluarkan solusi yang baik untuk Sebuah Kalender Hijriyah yang bisa digunakan di seluruh dunia Sehingga akhirnya tiap negara, bahkan tiap ormas / instansi berinisiatif bikin Kalender Hijriyah Sendiri Fitrah Penanggalan (Tanggal dan Hari) itu adalah sama di seluruh dunia Sebab Yang namanya Penanggalan itu hubungannya selain untuk Ibadah juga untuk Administrasi antar manusia, baik 1 wilayah (negara) maupun antar wilayah (negara) Penetapan Penanggalan jangan disamakan dengan Penetapan Jadwal Shalat, Jadwal Shalat itu bersifat Lokal Selama ini Solusi dari beliau-beliau di atas kebanyakannya Menghasilkan Kalender Hijriyah yang mempunyai kemungkinan suatu tanggal bisa berbeda hari Makanya tidak aneh sudah puluhan tahun sampai sekarang pun, beliau-beliau di atas sering melakukan Konferensi, Seminar dll, Masalah Kalender Hijriyah tidak kelar-kelar solusinya 25. Muhammadiyah Terbelenggu Wujudul Hilal: Metode Lama yang Mematikan Tajdid Hisab «******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** ======================================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan i, on 27 Agustus 2012 at 15:39 said: [...] [...]

16 16 of 16 10/10/12 08: mulyo, on 3 Oktober 2012 at 21:46 said: mo tanya sebenarnya posisi matahari, bumi dan bulan itu bagaimana ya pada saat akan terjadi hilal. apakah berada pada satu garis lurus? tdjamaluddin, on 4 Oktober 2012 at 12:16 said: Bulan baru astronomis atau ijtimak terjadi ketika bulan dan matahari berada pada satu garis bujur. Bila bulan dan matahari berada pada satu garis, itulah saat terjadinya gerhana matahari sentral (total atau cincin). Hilal terjadi ketika bulan mulai bergeser dari garis bujur matahari ke arah timur dengan syaratsyarat tertentu yang memungkinkan cahayanya mengalahkan cahaya syafak (cahaya senja). Blog pada WordPress.com. Tema: Digg 3 Column oleh WP Designer. Ikuti Follow ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** ======================================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Powered by WordPress.com

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global

Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global Proposal Ringkas Penyatuan Kalender Islam Global T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Anggota Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI http://tdjamaluddin.wordpress.com/

Lebih terperinci

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) IMKAN RUKYAT: PARAMETER PENAMPAKAN SABIT HILAL DAN RAGAM KRITERIANYA (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin Peneliti Utama Astronomi dan Astrofisika, LAPAN Bandung Alhamdulillah,

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu astronomi di Indonesia sudah terasa manfaatnya. Objek kajian yang diamatinya pun semakin berkembang, tidak hanya terbatas pada Matahari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penentuan waktu merupakan hal yang sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Suatu peradaban dikatakan maju apabila peradaban tersebut memiliki penanggalan

Lebih terperinci

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat

Wawancara Merdeka.com: Metode hisab dan Rukyat Bisa Disatukan karena Ilmu Astronomi Bisa Tentukan Awal Bulan Sesuai Dalil Rukyat 1 of 11 10/10/12 08:26 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Wawancara Merdeka.com:

Lebih terperinci

Kapan Idul Adha 1436 H?

Kapan Idul Adha 1436 H? Kapan Idul Adha 1436 H? Hari Raya Idul Adha 1436 H diprediksi akan kembali berbeda setelah Ramadhan 1436 H dan Syawwal 1436 H bisa serempak dirayakan ummat Islam di Indonesia. Penyebabnya karena posisi

Lebih terperinci

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL

PERBEDAAN IDUL FITRI: HISAB, RU YAH LOKAL, DAN RU YAH GLOBAL 1 Anda berada di: Home > Puasa > Perbedaan Idul Fitri: Hisab, Ru yah Lokal, dan Ru yah Global http://www.cantiknya-ilmu.co.cc/2010/07/perbedaan-idul-fitri-hisab-ruyahlokal.html 10-12-2010 20.45 PERBEDAAN

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL

IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL IMPLEMENTASI KALENDER HIJRIYAH GLOBAL TUNGGAL Revisi Makalah Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hisab Rukyah Kontemporer Dosen Pengampu : Dr. Rupi i, M. Ag Oleh: RIZA AFRIAN MUSTAQIM N I M : 1 6

Lebih terperinci

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA)

Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) Imkan Rukyat: Parameter Penampakan Sabit Hilal dan Ragam Kriterianya (MENUJU PENYATUAN KALENDER ISLAM DI INDONESIA) T. Djamaluddin LAPAN Bandung t_djamal@bdg.lapan.go.id, t_djamal@hotmail.com http://t-djamaluddin.spaces.live.com/

Lebih terperinci

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung)

PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA. Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) PREDIKSI KEMUNGKINAN TERJADI PERBEDAAN PENETAPAN AWAL RAMADHAN 1433 H DI INDONESIA Oleh : Drs. H. Muhammad, MH. (Ketua PA Klungkung) Persoalan penentuan awal bulan qamariyah, khususnya bulan Ramadhan,

Lebih terperinci

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI)

Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) Tugas Penulisan Karya Tulis Ilmiah (Materi : Batasan dan Ragam KTI) NAMA : AYUB SIREGAR INSTANSI : DINAS PENDIDIKAN PROVINSI SUMATERA SELATAN PANGKAT/GOL : PENATA MUDA TK.I / III.B Contoh Artikel/Makalah

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA'

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) T. Djamaluddin Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional LAPAN-Bandung

Lebih terperinci

Kata Mereka Menyatukan Zona Waktu Menguntungkan:... Posted on 9 Juni 2012 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)

Kata Mereka Menyatukan Zona Waktu Menguntungkan:... Posted on 9 Juni 2012 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/) 1 of 10 10/10/12 08:27 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Kata Mereka Menyatukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Polemik yang terjadi di Indonesia seputar masalah penetuan awal puasa dan hari raya Islam (Idul fitri dan Idul adha) memang selalu diperbincangkan oleh kalangan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam 82 BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam Program Mawaaqit Mawaaqit merupakan salah satu contoh

Lebih terperinci

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari

Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari Unifikasi Kalender Islam di Indonesia Susiknan Azhari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta siknanazmi@yahoo.com/susiknanazhari69@gmail.com +6285868606911/www.museumastronomi.com 1 Peristiwa Syawal 1428 Idul

Lebih terperinci

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI)

LEBARAN KAPAN PAK?? Oleh : Mutoha Arkanuddin Koord. Rukyatul Hilal Indonesia (RHI) LEBARAN KAPAN PAK?? Pertanyaan ini menjadi semakin ngetrend menjelang akhir Ramadhan ini. Hampir setiap hari saya dihujani pertanyaan seperti itu yang menurut saya jawabannya cukup mudah (1 Syawwal) tapi

Lebih terperinci

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar

MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM. Syamsul Anwar MENYATUKAN SISTEM PENANGGALAN ISLAM Syamsul Anwar Tentu merupakan suatu keprihatinan bahwa umat Islam sampai saat ini belum dapat menyatukan sistem penanggalannya sehingga selebrasi momenmomen keagamaan

Lebih terperinci

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)

Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Abdul Rachman dan Thomas Djamaluddin Peneliti Matahari dan Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Disampaikan pada Diseminasi Hisab Rukyat di BPPR- LAPAN Pameungpeuk 30 Juli 2011

Lebih terperinci

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin.

Kriteria Imkan Rukyat Kesepakatan Perlu Diubah Disesuaikan dengan Kriteria Astronomis. Posted on 24 Mei 2012 by tdjamaluddin. 1 of 8 10/10/12 08:28 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Kriteria Imkan Rukyat

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH 1. Analisis Komparasi Metode Penentuan Awal Ramadan, Syawal

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti. 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis dalam pembahasan disertasi ini, peneliti menyimpulkan bahwa : 1. Matlak menurut fikih adalah batas daerah berdasarkan jangkauan terlihatnya hilal atau

Lebih terperinci

Arah Qiblat Masjid Nabawi dan Masjid Kobe. Posted on 10 Desember 2010 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/)

Arah Qiblat Masjid Nabawi dan Masjid Kobe. Posted on 10 Desember 2010 by tdjamaluddin About these ads (http://en.wordpress.com/about-these-ads/) 1 of 6 10/10/12 08:02 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Arah Qiblat Masjid Nabawi

Lebih terperinci

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar

PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar PERADABAN TANPA KALENDER UNIFIKATIF: INIKAH PILIHAN KITA? Syamsul Anwar Kalender adalah sarana penataan waktu dan penandaan hari dalam guliran masa yang tiada henti. Kehadiran kalender merefleksikan daya

Lebih terperinci

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah

Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Perbedaan Penentuan Awal Bulan Puasa dan Idul Fitri diantara Organisasi Islam di Indonesia: NU dan Muhammadiyah Puasa merupakan rukun islam yang ke-tiga, di dalam islam puasa berarti menahan diri dari

Lebih terperinci

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam

Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Rukyat Legault, Ijtimak Sebelum Gurub, dan Penyatuan Kalender Islam Sabtu, 03-05-2014 Yogyakarta- Berhasilnya rukyat yang dilakukan Ilmuan Perancis Thierry Legault dengan menangkap hilal pada sudut elongasi

Lebih terperinci

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah

Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah I Hisab dan Rukyat Setara: Astronomi Menguak Isyarat Lengkap dalam Al-Quran tentang Penentuan Awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah Diskusi soal penentuan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah seringkali

Lebih terperinci

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT

Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Kelemahan Rukyat Menurut Muhammadiyah PERMASALAHAN RUKYAT Pertanyaan dari: Seorang mahasiswa S2 Ilmu Falak IAIN Walisanga, Semarang, tidak ada nama, disampaikan lewat pesan pendek (sms) (disidangkan pada

Lebih terperinci

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H

Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Awal Ramadan dan Awal Syawal 1433 H Kalendar Taqwim Standard merupakan rujukan resmi pemerintah Republik Indonesia dan sekaligus kalendar rujukan bagi umat Islam Indonesia. Walaupun dalam kalendar tersebut

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1

PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 PENGERTIAN DAN PERBANDINGAN MADZHAB TENTANG HISAB RUKYAT DAN MATHLA' (Kritik terhadap Teori Wujudul Hilal dan Mathla' Wilayatul Hukmi) 1 T. Djamaluddin 2 1. Pendahuluan Perbedaan pendapat tentang hisab

Lebih terperinci

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR

ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 LEMBAGA FALAKIYAH PWNU JAWA TIMUR ALMANAK KALENDER TAHUN 2017 PWNU Keterangan Hisab : - Perhitungan kalender hijriyah qamariyah berdasarkan metode Al-Durru Al-Aniqu dengan markas Condrodipo, Gresik : 112 37' 3.5 BT dan 7 10' 11,1 LS. Tinggi:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan kriteria dalam menentukan awal bulan Hijriyah ditengarai menjadi penyebab umat Islam Indonesia dalam beberapa kesempatan tidak serentak dalam

Lebih terperinci

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M)

PENJELASAN TENTANG HASIL HISAB BULAN RAMADAN, SYAWAL, DAN ZULHIJAH 1436 H (2015 M) PENJELSN TENTNG HSIL HIS ULN RMDN, SYWL, DN ZULHIJH 1436 H (2015 M) Data dan kesimpulan sebagaimana dimuat dalam Hasil Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang merupakan lampiran

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syari ah (S. Sy)

Lebih terperinci

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H

Penentuan Awal Bulan Qamariyah & Prediksi Hisab Ramadhan - Syawal 1431 H Prolog Setiap menjelang Ramadhan & Syawal biasanya umat Islam disibukkan dengan persoalan hisab & rukyat berkaitan penentuan awal bulan yang telah lama menjadi perbincangan di negri ini. Perbedaan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Latar Belakang Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Sejak sebelum

Lebih terperinci

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN)

KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) KAJIAN ALGORITMA MEEUS DALAM MENENTUKAN AWAL BULAN HIJRIYAH MENURUT TIGA KRITERIA HISAB (WUJUDUL HILAL, MABIMS DAN LAPAN) Oleh: Indri Yanti 1 dan Rinto Anugraha NQZ 2 1 Fakultas Teknik, Universitas Wiralodra,

Lebih terperinci

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop...

Hisab dan rukyat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklop... 1 of 6 10/10/12 08:16 Hisab dan rukyat Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi

BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI. A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi BAB IV ANALISIS KONSEP MUH. MA RUFIN SUDIBYO TENTANG KRITERIA VISIBILITAS HILAL RHI A. Kriteria Visibilitas Hilal RHI Perspetif Astronomi Sebagaimana yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya bahwa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan

BAB I PENDAHULUAN. hadirnya hilal. Pemahaman tersebut melahirkan aliran rukyah dalam penentuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Imam al-sindi memberikan catatan bahwa dengan hadis yang menerangkan haramnya puasa sebelum melihat hilal dan tidak ada kewajiban puasa sebelum hadirnya hilal.

Lebih terperinci

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH

Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Modul Pelatihan HISAB - RUKYAT AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : MUTOHA ARKANUDDIN ============================================================ HISAB AWAL BULAN HIJRIYAH Oleh : Mutoha Arkannuddin *) Sistem Kalender

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal

BAB 1 PENDAHULUAN. nampaknya semua orang sepakat terhadap hasil hisab, namun penentuan awal BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penentuan awal bulan Kamariah penting bagi umat Islam sebab selain untuk menentukan hari-hari besar, juga yang lebih penting adalah untuk menentukan awal dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL

BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJU<DUL HILAL BAB IV ANALISIS PANDANGAN MUHAMMADIYAH DAN THOMAS DJAMALUDDIN TENTANG WUJUdul Hilal dan Imka>n Rukyah Perbedaan dalam hisab rukyah serta implikasinya telah banyak menyita pikiran

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI TENTANG UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DAN PROSPEKNYA MENUJU UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA A. Analisis Pemikiran Susiknan Azhari tentang Unifikasi Kalender

Lebih terperinci

Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman

Sidang Isbat: Upaya Pemerintah Memberi Kepastian di Tengah Keragaman 1 of 36 10/10/12 08:27 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Sidang Isbat: Upaya Pemerintah

Lebih terperinci

BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI

BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI BAB III RESPONS ULAMA NU DAN MUHAMMADIYAH KUDUS TERHADAP UPAYA UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH DI INDONESIA PERSPEKTIF ASTRONOMI A. Respons Ulama Kudus Terhadap Upaya Unifikasi Kalender Hijriah di Indonesia

Lebih terperinci

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal

Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia. Moh Iqbal Tawakal Kilas Balik Penetapan Awal Puasa Dan Hari Raya Di Indonesia oh Iqbal Tawakal PG Pelaksana Lanjutan Balai Besar eteorologi Klimatologi dan Geofisika Wilayah II Tangerang Pendahuluan Penentuan awal bulan

Lebih terperinci

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011

Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Monday, 25 July 2011 Hilal Ramadhan Sumber: http://www.nu.or.id/page/id/dinamic_detil/14/32814/teknologi/hilal_ramadhan.html KONSEKUENSI ISTIKMAL RAJAB 1432H Laporan dari daerah-daerah menyatakan

Lebih terperinci

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH

KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH KONSEP DAN KRITERIA HISAB AWAL BULAN KAMARIAH MUHAMMADIYAH Di antara konsep-konsep dan kriteria hisab yang sudah berkembang, Muhammadiyah menggunakan konsep dan kriteria Hisab Hakiki Wujudul-Hilal. Hisab

Lebih terperinci

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi?

Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Idul Fitri 2007, Akankah Kita Berbeda Lagi? Oleh: Rafdian Rasyid (*) Kita sudah berlebaran pada hari yang berbeda pada tahun 2006. Tahun ini, akankah itu terjadi lagi? Saya menduga Idul Fitri tahun 2007

Lebih terperinci

SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB. Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah)

SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB. Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) SEKALI LAGI MENGAPA MENGGUNAKAN HISAB Syamsul Anwar (Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah) Website Muhammadiyah telah banyak memuat kajian tentang masalah hisab dan rukyat. Bahkan website ini

Lebih terperinci

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1

HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN. T. Djamaluddin 1 HISAB RUKYAT DALAM ASTRONOMI MODERN T. Djamaluddin 1 Pendahuluan Hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan) secara umum adalah bagian tak terpisahkan dari astronomi modern. Hisab yang formulasinya

Lebih terperinci

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd.

MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN. Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi. Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. MAKALAH ASTRONOMI KALENDER BULAN Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Astronomi Dosen Pengampu: Arif Widiyatmoko, M.Pd. Disusun oleh: Mugi Rahayu 4001411007 Anies Rahmayati 4001411033 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI

HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI HISAB PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH MENURUT MUHAMMADIYAH (STUDI PENETAPAN HUKUMNYA) NASKAH PUBLIKASI Oleh: AHMAD BASORI I 000 090 004 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012 2 PENGESAHAN

Lebih terperinci

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat?

Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Polemik Ramadhan Ketinggian Hilal Harus 2 derajat? Oleh Ustadz Alfian Pada tulisan sebelumnya, telah diterangkan bahwa secara syar ie penentuan awal bulan hijriyah (Ramadhan dan Iedul fitr utamanya) dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unifikasi kalender hijriah merupakan sebuah upaya menyatukan kalender baik secara nasional maupun internasional dalam halnya menentukan awal bulan kamariah. Kalender

Lebih terperinci

Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam

Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam Sistem Penanggalan Hijriyah/Islam Dr. Muhamad Irfan Hakim AS3006, Pekan Ke-5, 27 Maret 2014 Pendahuluan Kalender Hijriyah (dan kalender Revolusi Perancis) adalah contoh kalender yang resmi dideklarasikan

Lebih terperinci

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH

IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH IMKAN AL-RUKYAT MABIMS SOLUSI PENYERAGAMAN KELENDER HIJRIYAH Arino Bemi Sado Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram Email: ari_bemi@yahoo.co.id Abstract: There has been a dispute among Indonesian

Lebih terperinci

ASTRONOMI MEMBERI SOLUSI PENYATUAN UMMAT

ASTRONOMI MEMBERI SOLUSI PENYATUAN UMMAT ASTRONOMI MEMBERI SOLUSI PENYATUAN UMMAT Prof. Dr. Thomas Djamaluddin Profesor Riset Astronomi Astrofisika Deputi Sains, Pengkajian,dan Informasi Kedirgantaraan LAPAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA

Lebih terperinci

Oleh: Hafidz Abdurrahman

Oleh: Hafidz Abdurrahman Oleh: Hafidz Abdurrahman Ramadhan adalah bulan suci, yang penuh berkah Amal shalih yang dilaksanakan di dalamnya pun dilipatgandakan pahalanya oleh Allah SWT Tanggal 17 Ramadhan tahun pertama kenabian,

Lebih terperinci

Pengantar Memahami Astronomi Rukyat

Pengantar Memahami Astronomi Rukyat Pengantar Memahami Astronomi Rukyat Mencari Solusi Keseragaman Waktu-waktu Ibadah oleh Dr.-Ing. H. Fahmi Amhar Astronom, Peneliti Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Pengajar Pasca Sarjana Universitas

Lebih terperinci

Inilah Hisab 1 syawal 1430 dan prediksi 1 Syawwal 1430 H diperbagai negara «MUSLI...

Inilah Hisab 1 syawal 1430 dan prediksi 1 Syawwal 1430 H diperbagai negara «MUSLI... Page 1 of 11 Inilah Hisab 1 Syawal 1430 Dan Prediksi 1 Syawwal 1430 H Diperbagai Negara Posted on September 15, 2009. Filed under: berita Tags: 'idul fitri, 1 syawal, afrika, asean, bulan, dunia, eropa,

Lebih terperinci

Post

Post - 2 - Imam Nasser Mohammad Al-Yamani 29-09 - 1437 AH 04-07 - 2016 AD 11:32 am Urgent Bayan-Keterangan penting kepada semua Umat Muslim di dunia bagi penjelasan pernyataan sebelumnya dan penjelasan lebih

Lebih terperinci

Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan)

Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan) Metode Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Rukyat or Hisab; Local or Global? (Lanjutan) Rukyat Hilal (melihat datangnya bulan baru) Kedatangan bulan Ramadhan senantiasa disambut hangat oleh kaum muslimin.

Lebih terperinci

MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK

MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK Serial Hisab Falak Alternatif MENGHITUNG WAKTU IJTIMAK Oleh : Fikrizuhara Muzakkin.*) والقمرقدرنه منازل حتى عاد آالعرجون القد يم ) سي -39 ( Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga

Lebih terperinci

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat,

Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Kaedah imaging untuk cerapan Hilal berasaskan Charge Couple Device (CCD) Hj Julaihi Hj Lamat, Brunei Institution of Geomatics (B.I.G), Brunei Darussalam Email: julaihi.lamat@gmail.com Kita maklum, penentuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penetapan awal bulan kamariah, terdapat beberapa metode yang menjadi dasar dalam penentuannya, antara lain yaitu dengan menggunakan metode hisab dan metode rukyat.

Lebih terperinci

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????: (????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????)??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Lebih terperinci

OTORITAS DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH (KONFRONTASI ANTARA PEMIMPIN NEGARA DAN PEMIMPIN ORMAS KEAGAMAAN) ABSTRAK

OTORITAS DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH (KONFRONTASI ANTARA PEMIMPIN NEGARA DAN PEMIMPIN ORMAS KEAGAMAAN) ABSTRAK OTORITAS DALAM PENETAPAN AWAL BULAN QAMARIYAH (KONFRONTASI ANTARA PEMIMPIN NEGARA DAN PEMIMPIN ORMAS KEAGAMAAN) Oleh : Nihayatur Rohmah Jurusan Syariah, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) NGAWI) ABSTRAK

Lebih terperinci

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab

Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Kekeliruan Sebagian Umat Islam di Bulan Rajab Khutbah Pertama:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Lebih terperinci

KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR. Syamsul Anwar

KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR. Syamsul Anwar KORESPONDENSI KALENDER HIJRIAH INTERNASIONAL: DARI JAMALUDDIN KEPADA SYAMSUL ANWAR Syamsul Anwar Menjelang Iduladha tahun lalu, saya mengirim ucapan Selamat Iduladha 1430 H kepada Ir. Jam±ludd³n Abd ar-r±ziq

Lebih terperinci

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal Di antara bentuk kemudahan yang telah Allah Subhanahu wa Ta ala tetapkan di dalam syariat-nya adalah telah ditentukannya waktu untuk memulai dan mengakhiri ibadah dengan

Lebih terperinci

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya

Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya Seputar Perbedaan Ilmu Hisab dan Penentuan Hari Raya KH Abdul Salam Nawawi Ilmu hisab (astronomi) tentang posisi bulan yang berkembang di Indonesia secara umum dapat dikelompokkan menjadi 3, yaitu: 1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbedaan pendapat mengenai penetapan awal bulan Qamariyah kerap terjadi antar organisasi keagamaan. Persoalan ini merupakan persoalan yang sudah menjurus ke

Lebih terperinci

BAB II TEORI VISIBILITAS HILAL

BAB II TEORI VISIBILITAS HILAL BAB II TEORI VISIBILITAS HILAL A. Definisi Visibilitas Hilal Hisab Imkan Rukyah secara harfiah hisab imkan rukyah berarti perhitungan kemungkinan hilal terlihat. Dalam bahasa inggris biasa diistilahkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN KETINGGIAN HILAL PERSPEKTIF ALMANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN KETINGGIAN HILAL PERSPEKTIF ALMANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN KETINGGIAN HILAL PERSPEKTIF ALMANAK NAUTIKA DAN EPHEMERIS 1. Analisis Metode Perhitungan Irtifa al-hilal Perspektif Sistem Almanak Nautika Irtifâ al-hilâl, sesuai

Lebih terperinci

Program Konversi Kalender Masehi-Hijriyah. Posted on 9 Desember 2010 by tdjamaluddin. i 6 Votes. T. Djamaluddin

Program Konversi Kalender Masehi-Hijriyah. Posted on 9 Desember 2010 by tdjamaluddin. i 6 Votes. T. Djamaluddin 1 of 13 10/10/12 08:03 ******************** Dokumentasi T. Djamaluddin ******************** =========================================== Berbagi ilmu untuk pencerahan dan inspirasi Program Konversi Kalender

Lebih terperinci

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI

BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI BAB III KONSEP UNIFIKASI KALENDER HIJRIAH PEMIKIRAN SUSIKNAN AZHARI A. Biografi Susiknan Azhari Susiknan Azhari lahir di Blimbing Lamongan pada tanggal 11 Juni 1968 M/15 Rabi ul Awal 1388 H. Ia adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan,

BAB I PENDAHULUAN. Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tradisi dalam menentukan awal bulan Kamariah khususnya Ramadan, Syawal, ataupun Zulhijah, akhir-akhir ini sering meruncing perbedannya yang berakibat sering berbedanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu para ahli hukum Islam menentukan lembaga-lembaga mana yang. berwenang melakukannya, prosedur dan mekanismenya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penetapan awal Ramadan, Syawal dan Zulhijah mendapat perhatian khusus dari masyarakat Islam, sejak masa Rasulullah SAW hingga kini, karena keterkaitannya dengan ibadah

Lebih terperinci

PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI

PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI PERUMUSAN GARIS TANGGAL KAMARIAH INTERNASIONAL BERDASARKAN KONJUNGSI Oleh : Nur Anshari * Abstract Inside knowledge more develop is following with demand periode is more develop too, Islamic Internasional

Lebih terperinci

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL

PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL PEDOMAN TATACARA PELAKSANAAN ITSBAT RUKYATUL HILAL PENDAHULUAN 1. Hisab dan Rukyat adalah perpaduan perhitungan dan obsevasi hilal dan merupakan salah satu cara atau metode untuk penentuan awal bulan.

Lebih terperinci

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo

BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO. A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo BAB III HASIL RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI TANJUNG KODOK DAN BUKIT CONDRODIPO A. Letak Geografis Pantai Tanjung Kodok Dan Bukit Condrodipo 1. Pantai Tanjung Kodok Pantai Tanjung Kodok terletak di Desa Paciran

Lebih terperinci

A. Nama Kegiatan. B. Dasar Pemikiran

A. Nama Kegiatan. B. Dasar Pemikiran PROPOSAL SOSIALISASI KETARJIHAN DAN PAHAM HISAB MUHAMMADIYAH MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH BEKERJA SAMA DENGAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN WILAYAH MUHAMMADIYAH PROVINSI LAMPUNG

Lebih terperinci

Oleh PENGAJIAN RAMADAN 9 RAMADAN 1433 H/28 JULI 2012 M PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH. Oman Fathurohman SW

Oleh PENGAJIAN RAMADAN 9 RAMADAN 1433 H/28 JULI 2012 M PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH. Oman Fathurohman SW METODE DAN KRITERIA AWAL BULAN KAMARIAH Oleh Oman Fathurohman SW. PENGAJIAN RAMADAN 9 RAMADAN 1433 H/28 JULI 2012 M PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Oman Fathurohman SW 0 PENYEBAB PERBEDAAN AWAL BULAN KAMARIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu falak atau biasa disebut ilmu hisab merupakan salah satu ilmu keislaman yang terlupakan, padahal ilmu ini telah dikembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan muslim

Lebih terperinci

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok]

[Nasihat Islam Tentang Hari Esok] [Nasihat Islam Tentang Hari Esok] Firman Allah Swt., Artinya: Demi masa, sesungguhnya manusia itu berada dalam kerugian, kecuali orang yang beriman dan beramal soleh dan berwasiat dengan kebenaran dan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMIKIRAN KRITERIA IMKAN AR-RUKYAH. MOHD. ZAMBRI ZAINUDDIN dan APLIKASI di INDONESIA

ANALISIS PEMIKIRAN KRITERIA IMKAN AR-RUKYAH. MOHD. ZAMBRI ZAINUDDIN dan APLIKASI di INDONESIA BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN KRITERIA IMKAN AR-RUKYAH MOHD. ZAMBRI ZAINUDDIN dan APLIKASI di INDONESIA A. Analisis Kriteria imkan ar-rukyah Mohd. Zambri Zainuddin Teori dan Tinjauan Astronomi Imkan ar-rukyah

Lebih terperinci

OTORITAS DAN KAIDAH MATEMATIS: REFLEKSI ATAS PERAYAAN IDULFITRI 1432 H. Syamsul Anwar

OTORITAS DAN KAIDAH MATEMATIS: REFLEKSI ATAS PERAYAAN IDULFITRI 1432 H. Syamsul Anwar OTORITAS DAN KAIDAH MATEMATIS: REFLEKSI ATAS PERAYAAN IDULFITRI 1432 H Syamsul Anwar Alhamdulillah hari raya Idulfitri 1432 H telah dapat dirayakan dengan khidmat. Walaupun ada perbedaan tentang hari jatuhnya

Lebih terperinci

Kajian Astronomi Perubahan Zona Waktu Indonesia (Catatan Ringkas Bahan Pemaparan)

Kajian Astronomi Perubahan Zona Waktu Indonesia (Catatan Ringkas Bahan Pemaparan) Kajian Astronomi Perubahan Zona Waktu Indonesia (Catatan Ringkas Bahan Pemaparan) T. Djamaluddin Profesor Riset Astronomi-Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Bandung Anggota

Lebih terperinci

TINJAUAN UMUM TENTANG HADIS-HADIS HISAB-RUKYAT DAN TRADISI ISLAM PEMBAHARU DI TIMUR TENGAH DAN INDONESIA... 55

TINJAUAN UMUM TENTANG HADIS-HADIS HISAB-RUKYAT DAN TRADISI ISLAM PEMBAHARU DI TIMUR TENGAH DAN INDONESIA... 55 DAFTAR ISI COVER... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN... iii HALAMAN PERSEMBAHAN... iv KATA PENGANTAR... v TRANSLITERASI... viii DAFTAR ISI... xi DAFTAR GAMBAR DAN TABEL... xvii BAB I... 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan. 2. ibadah. Pada awalnya penetapan awal bulan Kamariah ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. terbenam terlebih dahulu dibandingkan Bulan. 2. ibadah. Pada awalnya penetapan awal bulan Kamariah ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kalender Islam atau disebut kalender Hijriah merupakan kalender yang perhitungannya didasarkan pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi. 1 Menurut Susiknan Azhari kalender

Lebih terperinci

Batas Penanggalan Internasional Berubah: Hari Sabat Tidak Berubah?

Batas Penanggalan Internasional Berubah: Hari Sabat Tidak Berubah? Batas Penanggalan Internasional Berubah: Hari Sabat Tidak Berubah? Pada hari Kamis, tanggal 29 Desember, 2011, Samoa dan Tokelau berpindah maju ke wilayah Barat melewati Batas Penanggalan Internasional.

Lebih terperinci

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal

Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal Penetapan Awal Bulan Ramadhan dan Syawal [ Indonesia Indonesian ] Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz Rahimahullah- Terjemah : Muhammad Iqbal AG Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad 2009-1430 ( ) www.binbaz.org.sa

Lebih terperinci

Penentuan Awal Bulan Qomariah

Penentuan Awal Bulan Qomariah Penentuan Awal Bulan Qomariah Oleh : Drs. Chairul Zen S., Al-Falaky BILA ditanyakan peran astronomi yang langsung dirasakan masyarakat umum, dengan mudah kita jawab : penentuan waktu dan arah. Umur astronomi

Lebih terperinci

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya.

BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA. A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan. yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya. BAB III PANTAI NAMBANGAN SURABAYA A. Sejarah Pelaksanaan Rukyat di Nambangan Pantai Nambangan Surabaya dahulu merupakan sebuah daerah yang sepi, masih berupa pantai dan kebun-kebun di daratannya. Awal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang

BAB I PENDAHULUAN. kandungan atau makna yang tersirat di dalam suatu nash. Mulai dari ibadah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam Islam, pelaksanaan ibadah-ibadah yang disyariatkan telah diatur sedemikian detailnya, hanya dibutuhkan pemahaman dalam mencari kandungan atau makna

Lebih terperinci

FIKIH PUASA. Menurut Mazhab Ahlulbait sesuai Fatwa Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei

FIKIH PUASA. Menurut Mazhab Ahlulbait sesuai Fatwa Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei FIKIH PUASA Menurut Mazhab Ahlulbait sesuai Fatwa Ayatullah Uzhma Sayyid Ali Khamenei Diterbitkan oleh Komisi Bimbingan dan Dakwah Dewan Syura AHLULBAIT INDONESIA (ABI) Disusun oleh Ustaz Abdullah Beik

Lebih terperinci

TRIAL ITSBAT RUKYATUL HILAL BASED ON LAW NUMBER 3 OF 2006 ABOUT FIRST CHANGES LAW NUMBER 7 OF 1989 ABOUT RELIGION COURTS

TRIAL ITSBAT RUKYATUL HILAL BASED ON LAW NUMBER 3 OF 2006 ABOUT FIRST CHANGES LAW NUMBER 7 OF 1989 ABOUT RELIGION COURTS SIDANG ITSBAT RUKYATUL HILAL BERDASAR UNDANG- UNDANG NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1989 TENTANG PERADILAN AGAMA (Studi Penetapan Pengadilan Agama Gresik

Lebih terperinci