BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Post partum adalah masa yang dimulai dari persalinan dan berakhir

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KONSEP DASAR. A. Pengertian. Post partum adalah masa yang dimulai dari persalinan dan berakhir"

Transkripsi

1 BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Post partum adalah masa yang dimulai dari persalinan dan berakhir kira-kira setelah 6 minggu, tetapi seluruh alat genital baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Wiknjosastro, 2002) Nifas dibagi menjadi 3 yaitu pertama puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan, kedua adalah puerperium intermedial yaitu kepulihan seluruh alat-alat genital yang lamanya 6-8 minggu, ketiga adalah remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna (Mochtar,R. 1998) Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar besar mulut vagina (Bobak, 2004) Dari pengertian di atas dapat disimpulakan bahwa post partum dengan episiotomi adalah suatu masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu dimana pada waktu persalinan dilakukan tindakan insisi pada perineum yang bertujuan untuk melebarkan jalan lahir dan memudahkan kelahiran. Klasifikasi menurut Mansjoer, dkk tahun 1999 macam-macam episiotomi adalah: 8

2 1. Episiotomi mediana, merupakan insisi yang paling mudah diperbaiki, penyembuhan lebih baik, dan jarang menimbulkan dispareuni. Episiotomi jenis ini dapat menyebabkan ruptur perinei totalis. 2. Episiotomi mediolateral, merupakan jenis insisi yang banyak digunakan karena lebih aman. 3. Episiotomi lateral, tidak dianjurkan karena hanya dapat menimbulkan sedikit relaksasi introitus, perdarahan lebih banyak dan sukar direparasi. B. Anatomi dan Fisiologi 1. Anatomi Organ Reproduksi Wanita a) Organ Generatif Interna 9

3 Gambar 1. Organ Reproduksi Interna Pada Wanita (Sumber : Wiknjosastro, 2002) Keterangan: 1) Vagina Vagina merupakan jaringan membran muskulo membranosa berbentuk tabung yang memanjang dari vulva ke uterus berada diantara kandung kemih di anterior dan rectum di posterior. 2) Uterus Uterus adalah organ muskuler yang berongga dan berdinding tebal yang sebagian tertutup oleh peritoneum atau serosa. Berfungsi untuk implantasi, memberi perlindungan dan nutrisi pada janin, mendorong keluar janin dan plasenta pada persalinan serta mengendalikan perdarahan dari tempat perlekatan plasenta. Bentuk uterus menyerupai buah pir yang gepeng dan terdiri atas dua bagian yaitu bagian atas berbentuk segitiga yang merupakan badan uterus yaitu korpus dan bagian bawah berbentuk silindris yang merupakan bagian fusiformosis yaitu serviks. Saluran ovum atau tuba falopi bermula dari kornus (tempat masuk tuba) uterus pada pertemuan batas superior dan lateral. Bagian atas uterus yang berada diatas kornus disebut 10

4 fundus. Bagian uterus dibawah insersi tuba falopi tidak tertutup langsung oleh peritoneum, namun merupakan tempat pelekatan dari ligamentum latum. Titik semu serviks dengan korpus uteri disebut isthmus uteri. Bentuk dan ukuran bervariasi serta dipengaruhi oleh usia dan paritas seorang wanita. Sebelum pubertas panjangnya bervariasi antara 2,5 3,5 cm. Uterus wanita nulipara dewasa panjangnya antara 6 8 cm sedang pada wanita multipara 9 10 cm. Berat uterus wanita yang pernah melahirkan antara gram, sedangkan padeda wanita yang belum pernah melahirkan 80 gram atau lebih. Pada wanita muda panjang korpus uteri kurang lebih setengah panjang serviks, pada wanita nulipara panjang keduanya kira-kira sama. Sedangkan pada wanita multipara, serviks hanya sedikit lebih panjang dari sepertiga panjang dari sepertiga panjang total organ ini. Bagian serviks yang berongga dan merupakan celah sempit disebut dengan kanalis servikalis yang berbentuk fusiformis dengan lubang kecil pada kedua ujungnya, yaitu ostium interna dan ostium eksterna. Setelah menopuose uterus mengecil sebagai akibat atropi miometrium dan endometrium. Isthmus uterus pada saat kehamilan diperlukan untuk pembentukan segmen bawah rahim. Pada bagian inilah dinding uterus dibuka jika mengerjakan section caecaria trans peritonealis profunda. 11

5 Suplay vaskuler uterus terutama berasal dari uteri aterina dan arteri ovarika. Arteri uterina yang merupakan cabang utama arteri hipogastrika menurun masuk dasar ligamentum latum dan berjalan ke medial menuju sisi uterus. Arteri uterina terbagi menjadi dua cabang utama, yaitu arteri serviko vaginalis yang lebih kecil memperdarahi bagian atas serviks dan bagian atas vagina. Cabang utama memperdarahi bagian bawah serviks dan korpus uteri. Arteri ovarika yang merupakan cabang aorta masuk dalam ligamentum latum melalui ligamentum infundibulopelvikum. Sebagian darah dari bagian atas uterus, ovarium dan bagian atas ligamentum latum, dikumpulkan melalui vena yang disalam ligamentum latum, membentuk pleksus pampiniformis yang berukuran besar, pembuluh darah darinya bermuara di vena ovarika. Vena ovarika kanan bermuara ke vena cava, sedangkan vena ovarika kiri bermuara ke vena renalis kiri. Persyarafan terutama berasal dari sistem saraf simpatis, tapi sebagian juga berasal dari sistem serebrospinal dan parasimpatis. Cabang-cabang dari pleksus ini mensyarafi uterus, vesika urinaria serta bagian atas vagina dan terdiri dari serabut dengan maupun tanpa myelin. Uterus disangga oleh jaringan ikat pelvis yang terdiri atas ligamentum latum, ligamentum infundibolupelvikum, ligamentum kardialis, ligamentum rotundum dan ligamentum uterosarkum. 12

6 Ligamentum latum meliputi tuba, berjalan dari uterus ke arah sisi, tidak banyak mengandung jaringan ikat. Ligamentum infundibolupelvikum merupakan ligamentum yang menahan tuba falopi yang berjalan dari arah infundibulum ke dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan urat-urat saraf, saluran limfe, arteria dan vena ovarika. Ligamentum kardianale mencegah supaya uterus tidak turun, terdiri atas jaringan ikat yang tebal dan berjalan dari serviks dan puncak vagina ke arah lateral dinding pelvis. Di dalamnya ditemukan banyak pembuluh darah antara lain vena dan arteri uterine. Ligamentum uterosarkrum menahan uterus supaya tidak bergerak, berjalan dari serviks bagian belakang, kiri dan kanan ke arah os sacrum kiri dan kanan, sedangkan ligamentum rotundum menahan uterus antefleksi dan berjalan dari sudut fundus uteri kiri dan kanan ke daerah ingunal kiri dan kanan. a. Serviks Uteri Serviks merupakan bagian uterus yang terletak dibawah isthmus di anterior batas atas serviks yaitu ostium interna, kurang lebih tingginya sesuai dengan batas peritoneum pada kandung kemih. Ostium eksterna terletak pada ujung bawah segmen vagina serviks yaitu vagina portio vaginalis. Serviks yang mengalami robekan yang dalam pada waktu persalinan setelah sembuh bisa menjadi berbentuk yang tak beraturan, noduler, atau menyerupai bintang. 13

7 Serviks memiliki serabut otot polos, namun terutama terdiri dari jaringan kolagen, jaringan elastin serta pembuluh darah. Selama kehamilan dan persalinan, kemampuan serviks untuk meregang merupakan akibat pemecahan kolagen. Mukosa kanalis servikalis merupakan kelanjutan endometrium. Mukosanya terdiri dari satu lapisan epitel kolumner yang menempel pada membran basalis yang tipis. b. Korpus Uteri Dinding korpus uteri terdiri dari 3 lapisan, yaitu endometrium, miometrium dan peritoneum. 1. Endometrium Endometrium merupakan bagian terdalam dari uterus, berupa lapisan mukosa yang melapisi rongga uterus pada wanita yang tidak hamil. Endometrium berupa membran tipis yang berwarna merah muda, menyerupai beludru, yang apabila diamati dari dekat akan terlihat ditembusi oleh banyak lubang-lubang kecil yaitu muara kelenjar uterine. Tebal endometrium 0,5-5 mm. Endometrium terdiri dari epitel permukaan, kelenjar dan jaringan mesenkim antar kelenjar yang didalamnya terdapat banyak pembuluh darah. Kelenjar uterine berbentuk tubuler dalam keadaan istirahat menyerupai jari jemari dari sebuah 14

8 sarung tangan. Sekresi kelenjar berupa suatu cairan alkalis encer yang berfungsi menjaga rongga uterus tetap lembab. 2. Miometrium Miometrium merupakan lapisan dinding uterus yang merupakan lapisan muskuler. Miometrium merupakan jaringan pembentuk sebagian besar uterus, terdiri kumpulan otot polos yang disatukan jaringan ikat dengan banyak serabut elastin di dalamnya. Selama kehamilan miometrium membesar namun tidak terjadi perubahan berarti pada otot serviks. Dalam lapisan ini tersusun serabut otot yang terdiri atas tunikla muskularis longitudinalis eksterna, oblique media, sirkularis interna dan sedikit jaringan fibrosa. 3. Peritoneum Peritoneum merupakan lapisan serosa yang menyelubungi uterus, dimana peritoneum merekat erat kecuali pada daerah di atas kandung kemih dan pada tepi lateral diman peritoneum berubah arah sedemikian rupa membentuk ligamentum latum b) Organ Generatif Eksterna 15

9 Gambar 2 : Organ Reproduksi Eksterna Pada Wanita (Sumber : Wiknjosastro, 2002) Keterangan : 1) Mons Veneris Mons veneris adalah bagian menonjol diatas simfisis. Pada wanita dewasa ditutupi oleh rambut kemaluan. Pada wanita umumnya batas atasnya melintang sampai pinggir atas simfisis, sedangkan ke bawah sampai sekitar anus dan paha. 2) Labia Mayora Terdiri atas bagian kanan dan kiri, lonjong mengecil kebawah, terisi jaringan lemak serupa dengan yang ada di mons veneris. Ke bawah dan belakang kedua labia mayora bertemu dan membentuk kommisura posterior. 16

10 3) Labia Minora Labia minora adalah suatu lipatan tipis dari kulit sebelah dalam bibir besar. Ke depan kedua bibir kecil bertemu dan membentuk diatas klitoris preputium klitoridis dan dibawah klitoris frenulum klitoridis. Ke belakang kedua bibir kecil bersatu dan membentuk fossa navikulare. Kulit yang meliputi bibir kecil mengandung banyak glandula sebasea dan urat saraf yang menyebabkan bibir kecil sangat sensitif dan dapat mengembang. 4) Klitoris Kira-kira sebesar kacang hijau tertutup oleh preputium klitiridis, terdiri atas glans klitoridis, korpus klitoridis, dan dua krura yang menggantungkan klitoris ke os pubis. Glans klitoridis terdiri atas jaringan yang dapat mengembang, penuh urat saraf dan amat sensitif. 5) Vulva Bentuk lonjong dengan ukuran panjang dari muka de belakang dan dibatasi dimuka oleh klitoris, kanan dan kiri oleh kedua bibir kecil dan dibelakang oleh perineum. Di vulva 1 1,5 cm di bawah klitoris ditemukan orifisium uretra eksternum (lubang kemih) berbentuk membujur 4 5 mm dan tidak jauh dari lubang kemih dikiri dan kanan bawahnya 17

11 dapat dilihat dua ostia skene. Sedangkan di kiri dan bawah dekat fossa navikular terdapat kelenjar bartholin, sedang ukuran diameter ± 1 cm terletak dibawah otot konstriktor kunni dan mempunyai saluran kecil panjang 1,5-2 cm yang bermuara di vulva. Pada koitus kelenjar bartolin mengeluarkan getah lendir. 6) Bulbus Vestibuli Sinistra et Dekstra Terletak di bawah selaput lendir vulva dekat ramus os pubis, panjang 3-4 cm, lebar 1-2 cm dan tebal 0,51-1 cm; mengandung pembuluh darah, sebagian tertutup oleh muskulus iskio kavernosus dan muskulus konstriktor vagina. Saat persalinan kedua bulbus tertarik ke atas ke bawah arkus pubis, tetapi bagian bawahnya yang melingkari vagina sering mengalami cedera dan timbul hematoma vulva atau perdarahan. 7) Introitus Vagina Mempunyai bentuk dan ukuran berbeda, ditutupi selaput dara (hymen). Himen mempunyai bentuk yang berbeda-beda dari yang semilunar (bulan sabit) sampai yang berlubanglubang atau yang ada pemisahnya (septum); konsistensinya dari yang kaku sampai yang lunak sekali. Hiatus himenalis (lubang selaput dara) berukuran dari yang seujung jari 18

12 sampai yang mudah dilalui oleh 2 jari. Umumnya himen robek pada koitus. Robekan terjadi pada tempat jam 5 atau jam 7 dan sampai dasar selaput dara. Sesudah persalinan himen robek pada beberapa tempat. 8) Perineum Terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. 2. Fisiologi Sistem reproduksi dan struktur terkait pasca partum : a) Adaptasi Fisiologis Pada Post Partum 1) Proses Involusi Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses dimulai setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir persalinan tahap III, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm dibawah umbilikus dengan fundus bersandar pada promontorium sakralis. Ukuran uterus saat kehamilan enam minggu beratnya kira-kira 1000 gr. Dalam waktu 12 jam, tinggi fundus kurang lebih 1 cm diatas umbilikus. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari keenam fundus normal berada dipertengahan antara umbilikus dan 19

13 simfisis pubis. Seminggu setelah melahirkan uterus berada didalam panggul sejati lagi, beratnya kira-kira 500 gr, dua minggu beratnya 350 gr, enam minggu berikutnya mencapai 60 gr (Bobak, 2004). 2) Konstraksi Uterus Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga adanya penurunan volume intrauterin yang sangat besar. Hemostatis pascapartum dicapai akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan pembekuan. Hormon desigen dilepas dari keljar hipofisis untuk memperkuat dan mengatur konstraksi. Selam 1-2 jam I pascapartum intensitas konstraksi uterus terus berkurang dan menjadi tidak teratur, karena untuk mempertahankan konstraksi uterus biasanya disuntikkan aksitosan secara intravena atau intramuscular diberikan setelah plasenta lahir (Bobak, 2004). 3) Tempat Plasenta Setelah plasenta dan ketuban dikeluarkan, konstriksi vaskuler dan trombosis menurunkan tempat plasenta ke suatu area yang meninggi dan bermodul tidak teratur. Pertumbuhan endometrium menyebabkan pelepasan jaringan nekrotik danmencegah pembekukan jaringan parut yang menjadi karakteristik penyembuhan luka. Proses penyembuhan memampukan endometrium menjalankan siklusnya seperti biasa 20

14 dan memungkinkan implantasi untuk kehamilan dimasa yang akan datang. Regenerasi endometrium selesai pada akhir minggu ketiga post partum, kecuali bekas tempat plasenta ( Bobak, 2004). 4) Lochea Lochea adalah rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir, mula-mula berwarna merah lalu menjadi merah tua atau merah coklat. Rabas mengandung bekuan darah kecil. Selama 2 jam pertama setelah lahir, jumlah cairan yang keluar dari uterus tidak boleh lebih dari jumalah maksimal yang keluar selam menstruasi. Lochea rubra mengandung darah dan debris desidua dan debris trofoblastik. Aliran menyembur menjadi merah muda dan coklat setelah 3-4 hari (lochea serosa). Lochea serosa terdiri dari darah lama (old blood), serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih (lochea alba). Lochea alba mengandung leukosit, desidua, sel epitel, mucus, serum dan bakteri. Lochea alba bertahan bertahan selama 2-6 minggu setelah bayi lahir (Bobak, 2004). 5) Serviks Serviks menjadi lunak setelah ibu melahirkan, 18 jam post partum, serviks memendek dan konsisitensinya lebih padat kembali 21

15 kebebntuk semula. Muara serviks berdilatasi 10 cm, sewaktu melahirkan menutup bertahap 2 jari masih dapat dimasukkan. Muara serviks hari keempat dan keenam post partum (Bobak, 2004). 6) Vagina dan Perinium Estrogen post partum yang menurun berperan dalam penipisan mucosa vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali secara bertahap keukuran sebelum hamil, 6-8 minggu setelah bayi lahir. Rugae akan kembali terlihat pada sekitar minggu keempat (Bobak, 2004). 7) Payudara Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama wanita hamil (estrogen, progesteron, human chrorionic gonadotropin, prolaktin, dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Hari ketiga atau keempat post partum terjadi pembengkakan (engorgement). Payudara bengkak, keras, nyeri bila ditekan, dan hangat jika diraba (kongesti pembuluh darah menimbulkan rasa hangat). Pembengkakan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang dalam 24 jam sampai 36 jam. Apabila bayi belum menghisap (atau dihentikan), laktasi berhenti dalam beberapa hari sampai satu minggu. 22

16 Ketika laktasi terbentuk, teraba suatu massa (benjolan), tetapi kantong susu yang terisi berubah dari hari kehari. Sebelum laktasi dimulai, payudara terasa lunak dan keluara cairan kekuningan, yakni kolostrum, yang dikeluarkan oleh payudara. Setelah laktasi dimulai, payudara terasa hangat dan keras waktu disentuh. Rasa nyeri akan menetap selama 48 jam, susu putih kebiruan (tampak seperti susu skim) dapat dikeluarkan dari puting susu (Bobak, 2004). 8) Laktasi Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada kelenjar-kelenjar untuk menghadapi masa laktasi. Proses ini timbul setelah ari-ari atau plasenta lepas. Ari-ari mengandung hormon penghambat prolaktin (hormon placenta) yang menghambat pembentukan ASI. Setelah ari-ari lepas, hormon plasenta tak lagi ada sehingga terjadi produksi ASI. Sempurnanya ASI keluar 2-3 hari setelah melahirkan. Namun sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum yang bagus sekali untuk bayi, karena mengandung zat kaya Gizi dan antibodi pembunuh kuman ( 9) Sistem Endokrin 23

17 Selama post partum terjadi penurunan hormon human placenta latogen (HPL), estrogen dan kortisol serta placental enzime insulinase membalik efek diabetogonik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun pada masa puerperium. Pada wanita yang tidak menyusui, kadar estrogen meningkat pada minggu kedua setelah melahirkan dan lebih tinggi dari wanita yang menyusui post partum hari ke-17 (Bobak,2004). 10) Sistem Urinarius Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkat peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar steroid setelah wanita melahirkan akan mengalami penurunan fungsi ginjalselama masa pascapartum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu 1 bulan setelah wanita melahirkan. Trauma terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati hiperemis dan edema. Konstraksi kandung kemih biasanya akan pulih dalam 5-7 hari setelah bayi lahir (Bobak, 2004). 11) Sistem Cerna Ibu biasanya lapar setelah melahirkan sehingga ia boleh mengkonsumsi makanan ringan. Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Buang air secara spontan bisa tertunda selama tiga hari 24

18 setelah ibu melahirkan yang disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada masa awal post partum. Nyeri saat defekasi karena nyeri di perinium akibat episiotomi, laserasi, atau hemoroid (Bobak, 2004). 12) Sistem Kardiovaskuler Pada minggu ke-3 dan 4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya turun sampai mencapai volume sebelum hamil. Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat sepanjang hamil. Setelah wanita melahirkan meningkat tinggi selama menit, karena darah melewati sircuit uteroplasenta kembali kesirkulasi umum. Nilai curah jantung normal ditemukan pemeriksaan dari 8-10 minggu setelah wanita melahirkan (Bobak, 2004). 13) Sistem Neurologi Perubahan neurologi selama peurperium kebalikan adaptasi neurologis wanita hamil, disebabkan trauma wanita saat bersalin dan melahirkan. Rasa baal dan kesemutan pada jari dialami 5% wanita hamil biasanya hilang setalah anak lahir. Nyeri kepala post partum disebabkan hipertensi akibat kehamilan, stress dan kebocoran cairan serebrospinalis. Lama nyeri kepala 1-3 hari dan beberapa minggu tergantung penyebab dan efek pengobatan (Bobak, 2004) 25

19 14) Sistem Muskuloskeletal Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu terjadi selama hamil berlangsung terbalik pada masa post partum. Adaptasi membantu relaksasi dan hipermeabilitas sendi dan perubahan pusat berat ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke 6-8 setelah wanita melahirkan (Bobak, 2004). 15) Sistem Integumen Kloasma muncul pada masa hamil biasanya menghilang saat kehamilan berakhir. Kulit meregang pada payudara, abdomen, paha dan panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya. Kelainan pembuluh darah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar dan epulis berkurang sebagai respon penurunan kadar estrogen. Pada beberapa wanita spider nevi bersifat menetap (Bobak, 2004). b) Adaptasi Psikologis Post Partum Menurut Hamilton, 1995 adaptasi psikologis post partum dibagi menjadi beberapa fase yaitu : 1) Fase Taking In ( dependent) 26

20 Fase ini dimulai pada hari kesatu dan kedua setelah melahirkan, diman ibu membutuhkan perlindungan dan pelayanan pada tahap ini pasien sangat ketergantungan. 2) Fase Taking Hold ( dependent-independent) Fase ini dimulai pada hari ketiga setelah melahirkan dan berakhir pada minggu keempat sampai kelima. Sampai hari ketiga ibu siap peran barunya dan belajar tentang hal-hal baru, pada fase ini ibu membutuhkan banyak sumber informasi. 3) Fase letting Go ( independent) Fase dimulai pada minggu kelima dan keenam setelah melahirkan, dimana ibu mampu menerima tanggung jawab normal. C. Etiologi dan Predisposisi Faktor dilakukan episiotomi menurut depkes RI 1996 adalah: 1. Persalinan yang lama karena perinium kaku 2. Gawat janin 3. Gawat ibu 27

21 4. Pada tindakan operatif (ekstrasi cuman, vakum) Sedangkan menurut Rusda (2004), panyebab dilakukan episiotomi berasal dari faktor ibu maupun janin. Faktor ibu antara lain: 1. Primigravida 2. Perinium kaku dan riwayat robekan perinium pada persalinan yang lalu. 3. Terjadi peregangan perinium berlebihan misalnya persalinan sungsang, persalinan cunam, ekstrasi vakum dan anak besar. 4. Arkus pubis yang sempit. Faktor janin antara lain: 1. Janin prematur 2. Janin letak sungsang, letak defleksi. Janin besar. 3. Keadaan dimana ada indikasi untuk mempersingkat kala II seperti pada gawat janin, tali pusat menumbung. D. Patofisiologi Ibu dengan persalinan episiotomi disebabkan adanya persalinan yang lama: gawat janin (janin prematur, letak sungsang, janin besar), 28

22 tindakan operatif dan gawat ibu (perineum kaku, riwayat robekan perineum lalu, arkus pubis sempit). Persalinan dengan episiotomi mengakibatkan terputusnya jaringan yang dapat menyebabkan menekan pembuluh syaraf sehingga timbul rasa nyeri dimana ibu akan merasa cemas sehingga akut BAB dan ini menyebabkan resti konstipasi. Terputusnya jaringan juga merusak pembuluh darah dan menyebabkan resiko defisit volume cairan. Terputusnya jaringan menyebabkan resti infeksi apabila tidak dirawat dengan baik kuman mudah berkembang karena semakin besar mikroorganisme masuk ke dalam tubuh semakin besar resiko terjadi infeksi. Ibu dengan persalinan dengan episiotomi setelah enam minggu persalinan ibu berada dalam masa nifas. Pada saat masa nifas ibu mengalami perunahan fisiologis dan psikologis. Perubahan fisiologis pada ibu akan terjadi uterus kontraksi. Dimana kontraksi uterus bila adekuat dan tidak adekuat. Dikatakan adekuat apabila kontraksi uterus kuat dimana terjadi adanya perubahan involusi yaitu proses pengembalian uterus kedalam bentuk normal yang dapat menyebabkan nyeri atau mules, yang prosesnya mempengaruhi syaraf pada uterus. Dimana setelah melahirkan ibu mengeluarkan lochea yaitu berupa ruptur dari sisa plasenta sehingga pada daerah vital kemungkinan terjadi resiko kuman mudah berkembang. Dikatakan tidak adekuat dikarenakan kontraksi uterus lemah akibatnya terjadi perdarahan dan atonia uteri. Perubahan fisiologis dapat mempengaruhi payudara dimana setelah melahirkan terjadi penurunan 29

23 hormon progesteron dan estrogen sehingga terjadi peningkatan hormon prolaktin yang menghasilkan pembentukan ASI dimana ASI keluar untuk pemenuhan gizi pada bayi, apabila bayi mampu menerima asupan ASI dari ibu maka reflek bayi baik, berarti proses laktasi efektif. Sedangkan jika ASI tidak keluar disebabkan kelainan pada bayi dan ibu yaitu bayi menolak, bibir sumbing, puting lecet, suplai tidak adekuat berarti proses laktasi tidak efektif. Pada perubahan psikologis terjadi Taking In, Taking Hold, dan Letting Go. Pada fase Taking In kondisi ibu lemah maka terfokus pada diri sendiri sehingga butuh pelayanan dan perlindungan yang mengakibatkan defisit perawatan diri. Pada fase Taking Hold ibu belajar tentang hal baru dan mengalami perubahan yang signifikan dimana ibu butuh informasi lebih karena ibu kurang pengetahuan. Pada fase Letting Go ibu mampu menyesuaikan diri dengan keluarga sehingga disebut ibu yang mandiri, menerima tanggung jawab dan peran baru sebagai orang tua. E. Manifestasi Klinis 1. Laserasi Perineum Biasanya terjadi sewaktu kepala janin dilahirkan, luas robekan didefinisikan berdasarkan kedalaman robekan: a) Derajat pertama (robekan mencapai kulit dan jaringan) 30

24 b) Derajat kedua (robekan mencapai otot-otot perineum) c) Derajat tiga (robekan berlanjut ke otot sfinger ari) d) Derakat empat (robekan mencapai dinding rektum anterior) 2. Laserasi Vagina Sering menyertai robekan perineum, robekan vagina cenderung mencapai dinding lateral (sulci) dan jika cukup dalam, dapat mencapai levator ani. 3. Cedera Serviks Terjadi jika serviks berinteraksi melalui kepala janin yang keluar. Laserasi serviks akibat persalinan terjadi pada sudut lateral ostium eksterna, kebanyakan dangkal dan perdarahan minimal (Bobak, 2004) F. Penatalaksanaan Perbaikan episiotomi a) Jika terdapat hematoma, darah dikeluarkan, jika tidak ada tanda infeksi dan perdarahan sudah berhenti, lakukan penjahitan. b) Jika infeksi, buka dan drain luka. 31

25 c) Jika infeksi mencapai otot dan terdapat nekrosis, lakukan debridemen dan berikan antibiotika secara kombinasi sampai pasien bebas demam dalam 48 jam (Prawirohardjo, 2002). G. Komplikasi 1. Perdarahan Karena proses episiotomi dapat mengakibatkan terputusnya jaringan sehingga merusak pembuluh darah terjadilah perdarahan. 2. Infeksi Infeksi terkait dengan jalannya tindakan episiotomi berhubungan dengan ketidaksterilan alat-alat yang digunakan. 3. Hipertensi Penyakit hipertensi berperan besar dalam morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Hipertensi diperkirakan menjadi komplikasi sekitar 7% sampai 10% seluruh kehamilan. 4. Gangguan psikososial 32

26 Kondisi psikososial mempengaruhi integritas keluarga dan menghambat ikatan emosional ibu dan bayi. Beberapa kondisi dapat mengancam keamanan dan kesejahteraan ibu dan bayi. H. Pengkajian Fokus Fokus pengkajian diambil dari Doengoes Tekanan darah Tekanan darah sedikit meningkat karena upaya persalinan dan keletihan, keadaan ini akan normal kembali dalam waktu 1 jam. 2. Nadi Nadi kembali ke frekuensi normal dalam waktu 1 jam dan mungkin terjadi sedikit bradikardi (50 sampai 70 kali permenit). 3. Suhu tubuh Suhu tubuh mungkin meningkat bila terjadi dehidrasi. 4. Payudara Produksi kolostrum 48 jam pertama, berlanjut pada susu matur biasanya pada hari ke-3, mungkin lebih dini tergantung kapan menyusui dimulai. 5. Fundus uteri 33

27 Fundus harus berada pada midline, keras dan 2 cm di bawah umbilikus. Bila uterus lembek, lakukan masase sampai keras. Bila fundus bergeser kearah kanan midline, periksa adanya distensi kandung kemih. 6. Kandung kemih Diuresis diantara hari ke-2 dan ke-5, kandung kemih ibu cepat terisi karena diuresis post partum dan cairan intra vena. 7. Lochea Lochea rubra berlanjut sampai hari ke-23, menjadi lochea serosa dengan aliran sedang. Bila darah mengalir dengan cepat, dicurigai terjadi robekan serviks. 8. Perineum Episiotomi dan perineum harus bersih, tidak berwarna dan tidak edema dan jahitan harus utuh. 9. Nyeri / ketidaknyamanan Nyeri tekan payudara / pembesaran dapat terjadi antara hari ke-3 sampai hari ke-5 post partum. Periksa adanya nyeri yang berlebihan pada perineum dan adanya kematian dibawah episiotomi. 10. Makanan / Cairan 34

28 Kehilangan nafsu makan dikeluhkan kira-kira hari ke Interaksi anak orang tua Perlu diperhatikan ekspresi wajah orang tua ketika melihat kepada bayinya, apa yang mereka katakan dan apa yang mereka lakukan. Respon-respon negatif yang terlihat jelas menandakan adanya masalah. 12. Integritas ego Peka rangsang, takut / menangis post partum Blues sering terlihat kira-kira 3 hari setelah melahirkan. 35

29

30 I. Pathways Keperawatan Persalinan dengan episiotomi Persalinan yang lama Gawat janin Tindakan operatif Gawat ibu Masa nifas Terputusnya jaringan Perubahan fisiologis perubahan psikologis Menekan Merusak Resti infeksi Pambuluh pembuluh uterus kontraksi payudara Taking In Taking Hold Letting Go Syaraf darah Kondisi ibu belajar tentang hal mampu 37

31 Nyeri Adekuat tidak adekuat penurunan lemah baru dan mengalami menyesuaikn Perdarahan hormon progesteron perubahan diri Cemas Resiko defisit Volume cairan peningkatan dan estrogen yang signifikan dengan Kontraksi uterus kontraksi uterus terfokus pada keluarga Kuat lemah diri sendiri Hormon butuh informasi Takut BAB lochea involusi perdarahan atonia uteri pelayanan Prolaktin butuh mandiri Resti konstipasi Kuman mudah berkenbang Nyeri Pembentukan ASI dan perlindungan Kurang pengetahuan Menerima tanggung jawab ASI keluar Defisit perawatan diri Reflek bayi kelainan bayi Sumber : Bobak, L,M,2004.Maternity Nursing, Edisi 4,EGC:Jakarta Baik dan ibu Efektif laktasi Tidak Efektifnya laktasi 38

32 J. Fokus Intervensi dan Rasional a. Gangguan nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan sekunder terhadap luka episiotomi. 1. Tujuan: Mencegah atau meminimalkan rasa nyeri. 2. Kriteria: a) Nyeri berkurang atau hilang. b) Ekspresi wajah rileks. c) Pasien mampu melakukan tindakan dan mengungkapkan intervensi untuk mengatasi rasa nyeri dengan cepat. d) Tanda-tanda vital normal (tekanan darah 120/80 mmhg. Nadi x/menit) 3. Intervensi a) Tentukan lokasi dan sifat nyeri. Rasional: mengidentifikasikan kebutuhan-kebutuhan khusus dan intervensi yang tepat. b) Inspeksi perbaikan perineum dan episiotomi. 39

33 Rasional: dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi atau intervensi lebih lanjut. c) Anjurkan klien untuk duduk dengan mengontraksikan otot gluteal. Rasional: penggunaan pengencangan gluteal saat duduk menurunkan stress dan tekanan langsung pada perineum. d) Berikan informasi tentang berbagai strategi untuk menurunkan nyeri, misalnya teknik relaksasi dan distraksi. Rasional: membantu menurunkan atau memberikan rasa nyaman. e) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgetik. Rasional: memberikan kenyamanan sehingga klien dapat memfokuskan pada perawatan sendiri dan bayinya. b. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan atau kerusakan kulit. 1. Tujuan: Infeksi tidak terjadi. 2. Kriteria: a) Luka episiotomi sembuh dengan sempurna dan tidak ada tanda-tanda infeksi (color, tumor, dolor, dan fungsio laesa) 40

34 b) Pasien mampu mendemonstrasikan teknik-teknik untuk meningkatkan penyembuhan. c) Tanda-tanda vital dalam batas normal (36-37 o C) d) Nutrisi terpenuhi (adekuat) 3. Intervensi: a) Kaji adanya perubahan suhu. Rasional: peningkatan suhu sampai 38,3 o C pada 2-10 hari setelah melahirkan sangat menandakan infeksi. b) Observasi kondisi episiotomi seperti adanya kemerahan, nyeri tekan yang berlebihan dan eksudat yang berlebihan. Rasional: dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal dan atau terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi intervensi lebih lanjut. c) Anjurkan pada pasien untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh genital. Rasional: membantu mencegah penyebaran infeksi. d) Catat jumlah dan bau lochea atau perubahan yang abnormal. Rasional: lochea normal mempunyai bau amis, lochea yang purulen dan bau busuk menunjukkan adanya infeksi. 41

35 e) Anjurkan pada klien untuk mencuci perineum dengan menggunakan sabun dari depan kebelakang dan untuk mengganti pembalut sedikitnya setiap 4 jam atau jika pembalut basah. Rasional: membantu mencegah kontaminasi rektal memasuki vagina atau uretra. f) Ajarkan pada klien tentang cara perawatan luka episiotomi. Rasional: meningkatkan pengetahuan klien tentang perawatan vulva atau perineum. g) Kolaborasi untuk pemberian antibiotik. Rasional: mencegah infeksi dan penyebaran ke jaringan sekitar. c. Resiko tinggi konstipasi berhubungan dengan kurangnya aktivitas fisik nyeri saat defekasi. 1) Tujuan: Konstipasi tidak terjadi. 2) Kriteria: Pasien mampu melakukan kembali kebiasaan defekasi seperti biasanya dengan ketidaknyamanan minimal. 3) Intervensi: a) Auskultasi adanya bising usus. 42

36 Rasional: mengevaluasi fungsi usus. b) Kaji terhadap adanya hemoroid dan berikan informasi tentang memasukkan hemoroid kembali ke dalam rektal dengan jari yang dilumasi. Rasional: menurunkan ukuran hemoroid, menghilangkan gatal dan ketidaknyamanan dan meningkatkan vaso konstriksi total. c) Anjurkan klien minum secara adekuat ± ml/hari. Rasional: peningkatan cairan akan merangsang eliminasi. d) Anjurkan klien untuk mengkonsumsi bahan makanan yang berserat tinggi seperti: sayuran dan buah-buahan. Rasional: melancarkan pencernaan. e) Anjurkan klien untuk rendam duduk dengan air hangat sebelum relaksasi. Rasional: meningkatkan kenyamanan dan mengurangi rasa nyeri. f) Anjurka klien untuk ambilasi sesuai toleransi. Rasional: membantu meningkatkan peristaltik gastro intestinal. g) Berikan pelunak feses atau laktasif jika diindikasikan. Rasional: untuk meningkatkan kembali kebiasaan defekasi normal dan mencegah stress perineal selama defekasi. 43

37 d. Perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang perawatan payudara. 1) Tujuan: Pengetahuan pasien meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan. 2) Kriteria: a) Pasien mampu menyatakan pemahaman tentang pemberian instruksi atau informasi. b) Pasien mampu mendemonstrasikan prosedur belajar dengan cepat. 3) Intervensi: a) Bantu pasien dalam mengidentifikasi kebutuhannya. Rasional: membantu klien dalam mengidentifikasi kebutuhan saat ini dan untuk mengembangkan rencana keperawatan. b) Beri informasi tetang perawatan diri dan bayi. Rasional: agar pasien mengerti dan mampu melakukan tindakan yang diajarkan. c) Ajarkan pada pasien tentang cara perawatan bayi dan lakukan prosedur demonstrasi yang benar. Rasional: agar pasien mengerti dan mampu melakukan tindakan yang diajarkan. 44

38 d) Beri kesempatan pasien untuk merawat bayinya. Rasional: memberi kesempatan pada klien untuk mencoba, atau mempraktekkan ketrampilannya dalam merawat bayi. e) Lakukan rencana penyuluhan sesegera mungkin setelah penerimaan perkiraan, pada kondisi dan kesiapan untuk belajar. Rasional: dengan kesiapan klien belajar dapat mempermudah klien menerima informasi-informasi yang baru. e. Menyusui tidak efektif berhubungan dengan suplai air susu ibu tidak adekuat. 1) Tujuan: Menyusui menjadi efektif setelah dilakukan tindakan keperawatan. 2) Kriteria: a) Ibu mampu mengenal cara memberikan ASI. b) Bayi mencapai keadaan nutrisi yang cukup ditunjukkan dengan peningkatan berat badan, tumbuh kembang dalam batas normal, atau batas yang diharapkan, bayi tidak rewel. 3) Intervensi: a) Kaji pengetahuan klien tentang menyusui sebelumnya. Rasional: untuk mengidentifikasi pengalaman klien tentang menyusui. 45

39 b) Beri informasi mengenaifisiologi dan keuntungan menyusui, perawatan payudara, dan faktor-faktor yang memudahkan atau mengganggu keberhasilan menyusui. Rasional: membantu menangani permasalahan klien tentang menyusui sehingga dapat meningkatkan pengetahuan klien. c) Demonstrasikan tentang teknik-teknik menyusui. Rasional: agar klien mengerti dan memahami serta mampu melaksanakan tindakan yang direncanakan. d) Anjurkan pada klien untuk menyusui bayinya secara teratur dan sesering mungkin. Rasional: untuk merangsang produksi air susu dan mengurangi resiko terjadinya pembengkakan pada payudara. e) Anjurkan klien untuk tidak menggunakan Bra yang terlalu kencang. Rasional: dengan pelindung puting dapat menyebabkan tekanan sehingga mengganggu proses laktasi. f. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan hemoragi. 1) Tujuan: Untuk mempertahankan keseimbangan volume cairan. 2) Kriteria: 46

40 a) Intake dan output seimbang. b) Tanda-tanda vital normal, tidak terdapat tanda-tanda dehidrasi. c) Berat badan pasien dalam batas normal. d) Pasien dan keluarga mengungkapkan pengetahuan tentang pengawasan status cairan. 3) Intervensi: a) Monitor tanda-tanda vital. Rasional: untuk mengidentifikasi perubahan yang terjadi dan menentukan rencana intervensi yang tepat. b) Awasi turgor kulit. Rasional: dengan adanya tanda-tanda tersebut menunjukkan adanya dehidrasi dan kurangnya volume cairan dalam tubuh. c) Monitor intake dan output dan timbang berat badan setiap hari. Rasional: membantu dalam menganalisa keseimbangan cairan dan derajat kekurangan. d) Anjurkan klien untuk meningkatkan intake cairan sedikitnya minum 8 gelas sehari. Rasional: menggantikan kehilangan cairan kerena kelahiran dan diaforesis. e) Pertahankan terapi intra vena untuk pergantian cairan sesuai instruksi. 47

41 Rasional: mengganti kehilangan cairan karena kelahiran atau diaforesis. g. Resiko tinggi terhadap perubahan proses parenting berhubungan dengan masa transisi menjadi orang tua atau penambahan anggota keluarga. 1) Tujuan: Pasien dapat menerima perannya sebagai orang tua dan dapat terjalin hubungan yang hangat antara orang tua dan bayi. 2) Kriteria: a) Klien menggungkapkan masalahnya menjadi orang tua. b) Klien mampu mendiskusikan perannya sebagai orang tua. c) Klien mampu melakukan perawatan bayi secara benar. 3) Intervensi: a) Kaji respon klien dan pasangan terhadap kelahiran dan perannya sebagai orang tua. Rasional: kemampuan klien untuk beradaptasi secara positif untuk menjadi orang tua dipengaruhi oleh reaksi ayah secara kuat. b) Beri kesempatan pada pasangan untuk rawat gabung. Rasional: memudahkan pendekatan, membantu mengembangkan proses pengenalan. c) Anjurkan pada klien untuk berpartisipasi dalam perawatan bayi. 48

42 Rasional: membantu meningkatkan ikatan dan mencegah perasaan putus asa dan menekankan realitas keadaan bayi. d) Bantu dan ajarkan klien tentang cara perawatan bayinya yang benar. Rasional: membantu orang tua belajar dasar-dasar perawatan bayinya, meningkatkan diskusi dan pemecahan masalah bersama. e) Beri motivasi pada klien bahwa dia telah melakukan perawatan bayinya dengan baik. Rasional: membantu percaya diri klien dalam melakukan perawatan diri dan bayinya. 49

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998).

BAB I KONSEP DASAR. persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama. masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1998). BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Persalinan normal adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi janin yang dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir (Mochtar, 1998: 91). Masa nifas atau

Lebih terperinci

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007).

1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007). 1.1 Konsep Dasar Nifas Masa nifas (puerperium) merupakan masa 2 jam setelah persalinan sampai 42 hari paska partum (6 minggu) (Manuaba, 2007). Menurut Bobak (2005) periode post partum merupakan jangka

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. (ekspulsi) hasil pembuahan (janin yang fiabel, plasenta dan ketuban) dari

BAB II KONSEP DASAR. (ekspulsi) hasil pembuahan (janin yang fiabel, plasenta dan ketuban) dari BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Persalinan adalah merupakan proses untuk mendorong keluar (ekspulsi) hasil pembuahan (janin yang fiabel, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia

Lebih terperinci

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV )

PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) PERSALINAN NORMAL ( KALA IV ) Pengertian Bagian kebidanan dan kandungan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo masih mengenal kala IV, yaitu satu jam setelah placenta

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS)

LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS) LAPORAN PENDAHULUAN POST PARTUM (NIFAS) A. KONSEP DASAR PENYAKIT 1. Definisi Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. Partum adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan

BAB II KONSEP DASAR. Partum adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Partum adalah saat yang menegangkan dan mencemaskan bagi wanita dan keluarganya, pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi pertama dan dilanjutkan

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG

PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS. Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS Dr.Subandi Reksohusodo,SpOG PENGERTIAN Masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu Masa pulih kembali mulai dari

Lebih terperinci

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi.

cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. I. Rencana Tindakan Keperawatan 1. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan berlebih (Doenges, 2001). Tujuan: kekurangan volume cairan tidak terjadi. a. Tekanan darah siastole

Lebih terperinci

Aspek Anatomis, Fisiologis, dan Klinis Vagina dan Ostium Vagina Uterus Saluran kemih Inkontinensia Peritoneum dan dinding abdomen Perubahan komposisi

Aspek Anatomis, Fisiologis, dan Klinis Vagina dan Ostium Vagina Uterus Saluran kemih Inkontinensia Peritoneum dan dinding abdomen Perubahan komposisi NIFAS Pendahuluan Masa nifas adalah periode dalam minggu-minggu pertama setelah kelahiran. Umumnya 4-6 minggu. Terjadi banyak perubahan fisiologis, anatomis, dan klinik. Oleh karena itu, perlunya perawatan

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA A. å B. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Jln. Ringroad Barat Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta 59242 Telp. (0274)4342000, Fax. (0274)434542 Email : info@stikesayaniyk.ac.id

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila :

ID Soal. Pertanyaan soal Menurut anda KPSW terjadi bila : 4 Oksigen / Cairan & Elektrolit / Nutrisi / Eliminasi / Rekreasi / Aman & 5 Promotif / Preventif/ Kuratif/Rehabilitatif 6 Pengkajian/Penentuan Diagnosis/Perencanaan/ Implementasi/Evaluasi/Lainlain 7 Maternitas/Anak/KMB/Gadar/Jiwa/Keluarga/Komunitas/Gerontik/Manajemen

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rupture Perineum 2.1.1 Pengertian Perineum merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara vulva dan anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PASCA PARTUM EPISIOTOMI PADA Ny. T DI IRNA B3-OBS RSUP Dr. KARYADI SEMARANG

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PASCA PARTUM EPISIOTOMI PADA Ny. T DI IRNA B3-OBS RSUP Dr. KARYADI SEMARANG ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN PASCA PARTUM EPISIOTOMI PADA Ny. T DI IRNA B3-OBS RSUP Dr. KARYADI SEMARANG KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Menyelesaikan Pendidikan Diploma

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr.

LAPORAN PENDAHULUAN. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PRE, INTRA, POST OPERASI HAEMOROIDEKTOMI DI RUANG DIVISI BEDAH SENTRAL RS. Dr. KARIADI SEMARANG Disusun oleh : Hadi Winarso 1.1.20360 POLITEKNIK KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum episiotomi di ruang B3 Gynekologi RS. Kariadi Semarang. Dari tanggal 7 Mei 2008 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Nifas Periode pascapartum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak et al, 2005: 492). Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan

BAB I PENDAHULUAN. hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan, yaitu triwulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) di hitung dari hari pertama

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian ibu melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi. Berdasarkan penelitian Woman Research Institute, angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2011 mencapai

Lebih terperinci

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR

Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR Oleh : Ni Ketut Alit A. Bagian Keperawatan. Maternitas PSIK FK UNAIR SURABAYA Frekwensi pemeriksaan post partum sesuai protap : Satu jam pertama : tiap 15 menit Dua jam selanjutnya : tiap 30 menit 24 jam

Lebih terperinci

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Asuhan Persalinan Normal Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Definisi Persalinan dan kelahiran dikatakan normal jika: Usia cukup bulan (37-42 minggu) Persalinan terjadi spontan

Lebih terperinci

Oleh Ni Ketut Alit Armini

Oleh Ni Ketut Alit Armini dengan KOMPLIKASI POST PARTUM Oleh Ni Ketut Alit Armini PSIK FK UNAIR SURABAYA Hemoragik Post Partum (HPP) Perdarahan yang melebihi 500 cc segera setelah lahir Perubahan kondisi ibu, tanda- tanda vital,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi otot-otot. dasar panggul (Mongan, 2007, hlm 178). 14 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemijatan Perenium 1. Pengertian Pijat perineum adalah salah satu cara yang paling kuno dan paling pasti untuk meningkatkan kesehatan, aliran darah, elastisitas, dan relaksasi

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST

PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN BY: ADE. R. SST PIMPINAN PERSALINAN KALA I Pada kala I dilakukan pengawasan pada wanita inpartu, dan persiapan untuk persalinan. Memberikan obat atau tindakan bila ada indikasi. Pada

Lebih terperinci

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp

KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp ASUHAN KEPERAWATAN SELAMA PERSALINAN DAN MELAHIRKAN. ESTI YUNITASARI, S.Kp TANDA PERSALINAN : KELUAR LENDIR BERCAMPUR DARAH (BLOODY SHOW) TERDAPAT HIS YANG ADEKUAT DAN TERATUR TERDAPAT PEMBUKAAN/DILATASI

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit sebelah depan perineum (Sarwono, 2007, hal. 171).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kulit sebelah depan perineum (Sarwono, 2007, hal. 171). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Episiotomi 1. Definisi Episiotomi Menurut Sarwono (2007), episiotomi merupakan suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas. pada kondisi tidak hamil (Varney, 2007). BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kunjungan Nifas Pada Ibu Nifas (Post Partum) 1. Pengertian Masa Nifas (Puerperium) Menurut Rukiyah (2011) dalam Prawirohardjo (2002) masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengalami puerperium disebut puerperal. Periode pemulihan pascapartum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengalami puerperium disebut puerperal. Periode pemulihan pascapartum BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Post Partum Periode pascapartum adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Infertilitas 1. Definisi Infertilitas atau kemandulan adalah penyakit sistem reproduksi yang ditandai dengan ketidakmampuan atau kegagalan dalam memperoleh kehamilan, walaupun

Lebih terperinci

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015

LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 LAMPIRAN Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Diani Nurcahyaningsih, Kebidanan DIII UMP, 2015 SATUAN ACARA PENYULUHAN MASA NIFAS Disusun oleh : DIANI NURCAHYANINGSIH 1211030043 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki angka kematian ibu yang cukup tinggi. Angka kematian ibu di Indonesia mencapai 248 kematian per 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh 1. Pengertian Plasenta previa merupakan plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internum). Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Tindakan Teori tindakan adalah teori perilaku manusia dan disengaja bagi perantara merupakan suatu teori kontrol. Tetapi yang jika dihubungkan dengan perantara tersebut

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal adalah BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Persalinan 1.1 Pengertian Persalinan Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar janin dan placenta dari dalam saluran rahim oleh kontraksi otot-otot rahim. Persalinan normal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR. keluarganya, pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi

BAB II KONSEP DASAR. keluarganya, pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi BAB II KONSEP DASAR A. Pengertian Partum adalah saat yang menegangkan dan mencemaskanbagi wanita dan keluarganya, pada kebanyakan wanita, persalinan dimulai saat terjadi kontraksi pertama dan dilanjutkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Dari segi biologis,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Dari segi biologis, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilaku Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat. Dari segi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil. Periode ini kadang-kadang disebut

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara

PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan kesehatan. Indonesia merupakan angka tertinggi dibandingkan Negara Negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Salah satu indikator untuk menentukan derajat kesehatan suatu bangsa ditandai dengan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Hal ini merupakan suatu fenomena

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN HPP

ASUHAN KEPERAWATAN HPP 1. Pengertian Haemoragik Post Partum (HPP) adalah hilangnya darah lebih dari 500 ml dalam 24 jam pertama setelah lahirnya bayi.hpp diklasifikasikan menjadi 2, yaitu: Early Postpartum : Terjadi 24 jam pertama

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masa nifas, perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas 2.1.1 Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta keluar dari rahim, kemudian berakhir

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Senam nifas a. Pengertian nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah melahirkan (Marmi,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Intensitas kontraksi uterus meningkat secara 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Involusi uterus adalah suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai segera setelah plasenta lahir

Lebih terperinci

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS

PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS PERUBAHAN FISIOLOGI MASA NIFAS PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI Involusi uterus 1. Proses involusi uterus karena adanya retraksi dan kontraksi pd otot uterus setelah plasenta lahir, masing-masing sel mjd kecil

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS I. PENGUMPULAN DATA A. Identitas Nama Ibu : Marni Umur : 26 Tahun Suku/Kebangsaan : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat : Jl. Tebing

Lebih terperinci

Bab IV Memahami Tubuh Kita

Bab IV Memahami Tubuh Kita Bab IV Memahami Tubuh Kita Pubertas Usia reproduktif Menopause Setiap perempuan pasti berubah dari anak-anak menjadi dewasa dan perubahan dari dewasa menjadi dewasa yang lebih tua Sistem Reproduksi Perempuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TEORI MEDIS 1. Nifas a. Pengertian Nifas yaitu 1) Masa nifas yaitu masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau sectio caesaria adalah

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding uterus melalui dinding depan perut atau sectio caesaria adalah BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sectio caesaria adalah pembedahan untuk melahirkan janin lewat insisi pada abdomen dan uterus (Oxorn, 1996 : 634). Sectio caesaria adalah suatu cara melahirkan janin dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas. rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas. rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Nifas 2.1.1. Masa Nifas Masa nifas dimulai sejak bayi dilahirkan dan setelah plasenta keluar dari rahim, kemudian berakhir ketika alat-alat

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding aterus melalui depan perut atau Sectio Caesaria adalah suatu

BAB I KONSEP DASAR. pada dinding aterus melalui depan perut atau Sectio Caesaria adalah suatu 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Sectio Caesaria adalah salah satu cara melahirkan janin dengan sayatan pada dinding aterus melalui depan perut atau Sectio Caesaria adalah suatu histerektomi untuk melahirkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Plasenta Previa Plasenta merupakan bagian dari kehamilan yang penting, mempunyai bentuk bundar dengan ukuran 15 x 20 cm dengan tebal 2,5 sampai 3 cm dan beratnya 500 gram. Plasenta

Lebih terperinci

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas MASA NIFAS NIFAS NORMAL Defenisi dan Tujuan Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Anatomi Perineum Wanita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Anatomi Perineum Wanita BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Ruptur Perineum a. Anatomi Perineum Wanita Perineum adalah regio yang terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. Saat persalinan, tidak hanya

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN

PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN PERUBAHAN SELAMA KEHAMILAN 1. Perubahan Fungsi Perubahan Hormonal Perubahan Mekanikal Pembesaran uterus yang menyebabkan tekanan organ, payudara menyebabkan perubahan postur dan posisi tubuh 2. Perubahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam

BAB 1 PENDAHULUAN. puerperium dimulai sejak dua jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan enam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika organ reproduksi kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai

Lebih terperinci

ALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU

ALAT GENITALIA. Departemen Anatomi FK USU ALAT GENITALIA Departemen Anatomi FK USU Embriologi Kelenjar kelamin tidak memperlihatkan ciri-ciri ii ii bentuk maupun hingga minggu ke-7 kehamilan Pada manusia sel-sel benih primodial nampak pada tahap

Lebih terperinci

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN

STANDAR PELAYANAN KEBIDANAN ASUHAN INTRANATAL ASUHAN INTRANATAL Standar pelayanan kebidanan Persiapan bidan Persiapan rumah dan lingkungan Persiapan alat/bidan kit Persiapan ibu dan keluarga Manajemen ibu intranatal STANDAR PELAYANAN

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui

BAB I KONSEP DASAR. hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui 1 BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Persalinan spontan (eustosia) adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang sudah cukup bulan, melalui jalan lahir (pervaginam), dengan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah suatu bentuk ketidaksesuaian

BAB I KONSEP DASAR. Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah suatu bentuk ketidaksesuaian BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Cephalopelvic disproportion (CPD) adalah suatu bentuk ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin dengan panggul ibu. (Reader, 1997). Seksio sesarea yaitu suatu tindakan

Lebih terperinci

1. ATONIA UTERI. A. Pengertian

1. ATONIA UTERI. A. Pengertian 1. ATONIA UTERI A. Pengertian Atonia uteri adalah suatu kondisi dimana miometrium tidak dapat berkontraksi dan bila ini terjadi maka darah Kehamilan aterm aliran darah ke uterus sebanyak 500-800 cc/menit.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998).

BAB I KONSEP DASAR. atau seluruh pembukaan jalan lahir (Mochtar, 1998). 1 BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh pembukaan jalan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan

BAB II TINJAUAN TEORI. Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram. (Mansjoer Arif, 1999) Abortus

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS

DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS DAFTAR TILIK UJIAN LABORATORIUM KEPERAWATAN MATERNITAS I. PEMERIKSAAN KEHAMILAN 1. Melakukan validasi klien 2. Melakukan kontrak 3. Menyiapkan alat 4. Mencuci tangan 5. Mengkaji keadaan umum klien 6. Melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Senam Nifas 1. Defenisi Senam Nifas Senam nifas adalah senam yang dilakukan ibu setelah melahirkan yang berrtujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM. Nur Hasana* dan Irma Damayanti** ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PERAWATAN LUKA PERINEUM DENGAN PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM IBU POST PARTUM Nur Hasana* dan Irma Damayanti** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan, yang mengalami BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Pengertian Nifas Masa nifas adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang

BAB I PENDAHULUAN. jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan persalinan dengan jalan operasi atau sectio caesarea hal ini disebabkan karena ibu memandang persalinan dengan

Lebih terperinci

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1

: LAUREN LITANI NIM : SEMESTER : 1 NAMA : LAUREN LITANI NIM : 09033 SEMESTER : 1 ANGKATAN : XII Setelah saya melihat dan mempelajari hasil yang dikerjakan oleh Triana Wahyuning Pratiwi dari kelompok 7 pada nomor 4, menurut saya pekerjaannya

Lebih terperinci

II. DEFINISI INVOLUSI UTERI

II. DEFINISI INVOLUSI UTERI SUBINVOLUSI UTERI I. PENDAHULUAN Masa nifas adalah suatu periode dalam minggu minggu pertama setelah II. kelahiran. Lamanya periode ini tidak pasti, sebagian besar menganggapnya antara 4 sampai 6 minggu.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Perilaku Perilaku adalah suatu aksi reaksi organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Definisi Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dinamis, bukan hanya proses pemindahan materi dari individu ke orang lain dan bukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan. BAK dan aktivitas seksual ibu pasca melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perineum merupakan bagian penting pada saat proses persalinan yang sangat sensitif terhadap sentuhan dan cenderung mengalami robekan pada saat proses persalinan secara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 1. Defenisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, yang terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan

Lebih terperinci

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG

Mekanisme Persalinan Normal. Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan Normal Dr. Iskandar Syahrizal SpOG Mekanisme Persalinan dan Kemajuan Persalinan Persalinan / Partus Adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup, dari dalam uterus

Lebih terperinci

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium

Atonia Uteri. Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium ATONIA UTERI Atonia Uteri Perdarahan post partum dpt dikendalikan melalui kontraksi & retraksi serat-serat miometrium Kontraksi & retraksi menyebabkan terjadinya pembuluh darah shg aliran darah ketempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum

BAB I PENDAHULUAN. dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada dibagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI 2.1. Masa Nifas 2.1.1. Definisi Masa Nifas Dalam bahasa Latin, waktu tertentu setelah melahirkan anak disebut puerperium, yaitu dari kata puer yang artinya bayi dan parous artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara per kelahiran hidup, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organizatin (WHO) dinegara berkembang, kematian maternal berkisar antara 750-1000 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan Negara maju,

Lebih terperinci

PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER

PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER PERDARAHAN POST PARTUM SEKUNDER A. Pengertian Perdarahan post partum sekunder adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah 24 jam pertama setelah anak lahir, biasanya antara hari ke 5 sampai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Kemampuan Harus diakui bahwa setiap aktivitas yang dilakukan haruslah dilandasi dengan kemampuan. Tanpa kemampuan, apapun yang dilakukan akan sulit dicapai. Kemampuan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang

BAB III TINJAUAN KASUS. 16 Februari dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan yang BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post SC di Ruang Fatimah RS Roemani dari tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2008. dengan menggunakan

Lebih terperinci

AMNIOTOMI. Diadjeng Setya W

AMNIOTOMI. Diadjeng Setya W AMNIOTOMI Diadjeng Setya W Definisi Membuat robekan pada selaput amnion Hal Penting! Dilakukan selang antara kontraksi untuk mencegah air ketuban menyemprot. EPISIOTOMI DEFINISI Episiotomi adalah insisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. terjadi yaitu perdarahan, infeksi dan pre eklampsia ( Saifuddin, 2009). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun kedalam jalan lahir. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal adalah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki,

BAB I PENDAHULUAN. hari) dan ada yang mengalami kelambatan dalam penyembuhannya (Rejeki, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Proses persalinan hampir 90% yang mengalami robekan perineum, baik dengan atau tanpa episiotomi. Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum ini akan sembuh bervariasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan keperawatan bidang kesehatan modern mencakup berbagai macam aspek, diantaranya pertolongan persalinan yang salah satunya adalah sectio caesaria. Di negara

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : RATNA NURAINI Artikel Skripsi STUDI KASUS PADA Ny. N YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN NYERI DENGAN DIAGNOSA MEDIS POST PARTUM DENGAN EPISIOTOMI DI RUANG DAHLIA II RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH Oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nifas 1. Definisi Nifas Nifas disebut juga post partum atau puerpurium adalah masa atau waktu sejak bayi lahir dan plasenta keluar sampai enam minggu disertai dengan pulihnya

Lebih terperinci

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved Kanker Serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang umum ditemui di Hong Kong. Kanker ini menempati peringkat kesepuluh di antara kanker yang diderita oleh wanita dengan lebih dari 400 kasus baru setiap

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG

Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Dinamika Kebidanan vol. 1 no.2 Agustus 2011 EFEKTIFITAS MENYUSUI PADA PROSES INVOLUSIO UTERI IBU POST PARTUM 0-10 HARI DI BPS KOTA SEMARANG Rifatul Bafiroh Farida Arintasari *) *) Akademi Kebidanan Abdi

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci