BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG 2.1. Gambaran Singkat Instalasi Pengolahan Air Minum Kota Bandung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung bergerak di bidang pengelolaan air minum dan air kotor untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek sosial, kesehatan, dan pelayanan umum. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, maka Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung bertujuan untuk : Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum dalam memenuhi kebutuhan air minum di wilayah Kota Bandung. Memperoleh pendapatan yang wajar agar perusahaan mampu mengembangkan diri sesuai dengan fungsinya. Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang dapat dirasakan oleh masyarakat Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dapat melakukan hubungan kerjasama dengan pihak lain yang berkepentingan serta tidak merugikan. Sesuai dengan pihak kedudukan dan tujuan perusahaan, aktivitasnya antara lain : Meneliti, merencanakan, membangun dan memelihara air, serta menjalankan operasi sumber-sumber air, pipa transmisi/distribusi, termasuk reservoir dan instalasi lainnya. Mengkoordinir pembangunan instalasi air minum secara integral sejalan dengan pelaksanaan pembangunan di Kota Bandung. Melaksanakan pengawasan efektif terhadap sambungan lainnya dan pemborosan dalam pemakaian air dan melakukan perbaikan, pengujian, dan kalibrasi meter air. Penyediaan dan menyalurkan air yang cukup kepada konsumen langganan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung serta pada tempat-tempat sistem penanggulangan kebakaran dan penyediaan air bersih untuk umum Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya merupakan milik Belanda, didirikan pada tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air) II-1

2 dan dikelola oleh Technische Dienst Afleding (DTA). Adapun sumber pendapatannya diperoleh melalui penjualan air bersih dengan jalan : a. Penyadapan sumber-sumber air dari pegunungan disebelah utara Kota Bandung. b. Pengeboran sumur-sumur artesis pada tempat-tempat tertentu di dalam Kota. Pada saat itu, kondisi yang ada antara lain: Luas wilayah : Ha Jumlah penduduk : jiwa Mata air : 9 buah Debit air : +130 liter/detik Persen pelayanan : +80 % Adapun perkembangan-perkembangan lainnya yang terjadi antara lain: Tahun 1940 Luas wilayah : Ha Mata air : 9 buah Sumur artesis : 11 buah Debit air : +196 liter/detik Jumlah penduduk : jiwa Persen pelayanan : +40 % Tahun 1954 Pada saat ini, perusahaan berada di bawah Dinas Perusahaan dan disebut Dinas perusahaan bagian B (DPB). Luas wilayah : Ha Mata air : 10 buah Sumur artesis : 11 buah Debit air : +206 liter/detik Jumlah penduduk : jiwa Persen pelayanan : +25 % II-2

3 2.2.3 Tahun 1958 Pada saat ini mulai dibangun Pengolahan Air Minum di Jalan Badak Singa dengan sumber air bakunya dari Sungai Cisangkuy dengan produksi rata-ratanya +850 liter/detik yang mulai berfungsi pada tahun Tahun 1960 Luas wilayah : Ha Mata air : 10 buah Sumur artesis : 11 buah Debit air : liter/detik Jumlah penduduk : jiwa Persen pelayanan : +25 % Pada saat ini, kenaikan jumlah penduduk Kota Bandung cukup pesat, sehingga pada saat itu pelayanan air minum yang diberikan dirasa masih kurang Tahun 1967 Perusahaan mengalami perubahan organisasi lagi, perusahaan air minum kemudian berdiri sendiri dan disebut Dinas Teknik Penyehatan, termasuk di dalamnya bagian riel. Struktur organisasi ini berdasarkan Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 8364/64 tanggal 15 Juni Tahun 1972 Dinas Teknik Penyehatan mengalami penyempurnaan pokok, yaitu penyediaan air minum dan membantu pemerintah daerah. Struktur organisasi ini berdasarkan kepada Surat Keputusan Walikota Bandung Nomor 9226/72 tanggal 1 Juni Pada perioda tahun 1972/1973, mulai diadakan studi kelayakan untuk meningkatkan pelayanan air minum Kota Bandung oleh konsultan dari Denmark (Nielsen Rus henberger Cowioonsult-NCR) yang dilanjutkan dengan perencanaan detail oleh Konsultan German Water Engineering GmbH-GWE dari Jerman Barat. II-3

4 2.2.7 Tahun 1974 Berdasar Surat Keputusan Walikota No.17496/74 tertanggal 19 November 1974, maka mulai tanggal 16 Desember 1974 Dinas Teknik Penyehatan berubah status menjadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Hal ini dilakukan karena pengelolaan air bersih di Kota Bandung sudah waktunya diselenggarakan oleh suatu badan hukum otonom dengan status perusahaan daerah. Dengan demikian Perusahaan Daerah Air Minum sudah dapat mengurus kepentingannya sendiri keluar maupun kedalam terlepas dari organisasi pemerintah daerah Tahun 1980 s/d sekarang Setelah studi kelayakan dan perencanaan detail pengembangan air Kota Bandung selesai, kemudian pengembangan fisik mulai dilakukan secara bertahap (2 tahap) dengan dana pinjaman dari Bank Pembangunan Asia (ADB) sebesar US$ 11,5 juta (Loan 195-INOSF) dan kemudian ditambah lagi sebesar US$ 8 juta (Loan 401 SF). Disamping itu diperoleh pula dana dari Pemerintah Pusat sebesar Rp15,2 Milyar. Kondisi air minum Kota Bandung pada saat itu adalah: Luas wilayah : Ha Mata air : 10 buah Sumur artesis : 11 buah Panjang pipa : km Debit air : liter/detik Jumlah penduduk : jiwa Jumlah pelanggan : Prioritas pelayanan : % Hasil yang dicapai pada Proyek Tahap I (selesai pada awal tahun 1982) meliputi : a. Pembuatan 22 buah sumur produksi b. Pembuatan 44 buah sumur observasi dan sumur pengetesan c. Pembuatan tiga buah bak penampungan air, yaitu : - R.9 Cikutra berkapasitas m³, melayani daerah Bandung Timur dengan debit +280 liter/detik II-4

5 - R.10 Cipedes, berkapasitas m³, melayani daerah Bandung Utara dengan debit +172 liter/detik - R.11 Ledeng berkapasitas m³, melayani daerah Bandung Barat dengan debit +172 liter/detik d. Pengadaan dan pemasangan pipa trasmisi dan distribusi sepanjang +450 km, dengan diameter 80 m s/d 1000 m di seluruh daerah pelayanan ( Bandung Utara, Timur, Tengah/Selatan dan Barat ). e. Pemasangan kran umum sebanyak +200 buah dan MCK +35 buah di daerah-daerah yang diperkirakan kurang mampu berlangganan dan/atau daerah yang belum memungkinkan untuk diberikan pelayanan langsung ke rumah-rumah. f. Pengadaan buah mata air. Untuk Rencana Proyek Air Minum Tahap II, meliputi penambahan : a. Sumber air yang berasal dari Sungai Cigulung ditampung di Reservoir Pakar dan Pengembangan Pengolahan Sungai Cisangkuy. b. Debit sebesar liter/detik c. Pelayanan dengan target yang harus dicapai sampai akhir Pelita IV sebesar +75 % d. Penambahan Pelanggan orang Untuk kondisi air minum Kota Bandung pada saat ini adalah: Debit air : l/detik Jumlah penduduk : jiwa Jumlah pelanggan : Persen pelayanan : +60 % Kebutuhan air minum diperoleh dari penjernihan air Sungai Cisangkuy dan Sungai Cikapundung serta beberapa mata air dan sumur bor, yaitu air permukaan, mata air dan air tanah Kegiatan Usaha Perusahaan Tugas Perusahaan Tugas pokok Perusahaan Daerah Air Minum Kota Bandung adalah bergerak dalam bidang pengelolaan air bersih dan melayani sarana pembuangan air kotor (domestik) baik secara II-5

6 langsung maupun tidak langsung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat mencakup aspek sosial, kesehatan dan pelayanan umum Fungsi Perusahaan Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, PDAM Kota Bandung menyelenggarakan fungsi-fungsi sebagai berikut : a. Melaksanakan pelayanan umum/jasa kepada masyarakat konsumen dan penyediaan air bersih dan sarana air kotor. b. Memupuk pendapatan untuk membiayai kelangsungan hidup perusahaan pembangunan daerah Visi dan Misi Perusahaan Visi Terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan kuantitas, kontinuitas serta kualitas air bersih dan pelayanan air kotor dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam wadah perusahaan yang sehat yang didukung oleh pegawai yang propesional memiliki etos kerja dan disiplin yang tinggi Misi a. Meningkatkan pelayanan air bersih dan air kotor yang merata diseluruh wilayah pelayanan; b. Meningkatkan kinerja perusahaan dan kualitas SDM; c. Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam pelayanan air bersih dan air kotor Struktur Organisasi Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung berdasarkan susunan organisasi: II-6

7 A. Badan Pengawas Badan Pengawas merupakan badan tertinggi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung yang terdiri dari tenaga-tenaga dibidangnya diluar perusahaan. Badan ini diangkat oleh Bupati/Walikota Kepala Daerah melalui Surat Keputusan dan merupakan satu-satunya badan yang menghubungkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung dengan Pemerintahan Daerah. B. Direksi Utama selaku Pimpinan Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran opersi perusahaan secara keseluruhan serta terlaksananya secara efisien. C. Pembantu Pimpinan, yang terdiri dari: a. Direktur Umum Direktur Umum membawahi 6 bagian, yaitu: 1. Bagian Keuangan, terdiri dari: Sie. Kas Sie. Penagihan Sie. Pemegang Rekening 2. Bagian Pembukuan, terdiri dari: Sie. Pembukuan Umum Sie. Pembukuan Biaya Sie. Anggaran 3. Bagian Hubungan Langganan, terdiri dari: Sie. Langganan Air Bersih Sie. Pencatat Meter Sie. Pengaduan Sie. Pelayanan Air Tangki / MCK 4. Bagian Perbekalan dan Perawatan, terdiri dari: Sie. Pengadaan Sie. Gudang Sie. Perawatan Sie. Pool Perawatan II-7

8 5. Bagian Tata Usaha dan Personalia, terdiri dari: Sie. Tata Usaha Sie. Humas dan Protokol Sie. Personalia Sie. Diklat dan Pengembangan Karier 6. Bagian Pengolahan Data, terdiri dari: Sie. Pemeriksaan Data Sie. Pengolahan Data Sie. Sistem Analis dan Program b. Direktur Air Bersih Direktur Air Bersih membawahi lima bagian yaitu: 1. Bagian Perencanaan Teknik Air Bersih terdiri dari: Sie. Perencanaan Sie. Pengendaliaan Kontruksi Sie. Dokumentasi 2. Bagian Produksi Air Permukiman terdiri dari: Sie. Sumber Air Cikalong Sie. Pengolahan Badaksinga Sie. Pengolahaaan Cibeureum Sie. Loboratorium 3. Bagian Produksi Air Tanah terdiri dari: Sie. Pengolahan Cikutra Sie. Pengolahan Cipedes Sie. Pengolahan Ledeng Sie. Laboratorium 4. Bagian Distribusi terdiri dari: Sie. Distribusi Wilayah Barat Sie. Distribusi Wilayah Utara Sie. Distribusi wilayah Tengah/Selatan Sie. Pelayanan Gangguan Sie. Bengkel Perpipaan 5. Bagian Alat teknik dan Meter Air terdiri dari: II-8

9 Sie. Meter Air Wilayah Barat Sie. Meter Air Wilayah Timur Sie. Meter Air Wilayah Utara Sie. Meter Air Wilaayah Tengah/Selatan Sie. Penutupan Sie. Bengkel Peneraan c. Direktur Air Kotor, Direktur Air Kotor, membawahi empat bagian: 1. Bagian Perencanaan Teknik Air Kotor terdiri dari: Sie. Perencanaan Sie. Pengedalian Kontruksi Sie. Dokumentasi 2. Bagian Pengolahan Air Kotor terdiri dari: Sie. Instalasi Sie. Pengendalian Kualitas 3. Bagian Operasional Air Kotor terdiri dari: Sie. Operasi Wilayah Barat Sie. Operasi Wilayah Timur Sie. Operasi Wilayah Utara Sie. Operasi Wilayah Tengah/Selatan Sie. Operasi Umum Air Kotor 4. Bagian Pemeliharaan Alat Teknik terdiri dari: Sie. Pemeliharaan Sie. Pemeliharaan Air Kotor D. Satuan Pengawas Intern terdiri dari: a. Pemeriksaan Bidang Keuangan b. Pemeriksaan Bidang Operasional c. Pemeriksaan Bidang Bangunan d. Pemeriksaan Bidang Umum E. Penelitian dan Pengembangan terdiri dari: a. Penelitian Bidang Umum b. Penelitian Bidang Teknik II-9

10 F. Unit Pengamanan terdiri dari: a. Sie. Satuan Pengamanan Dalam b. Sie. Satuan Pengamanan Luar Dalam struktur organisasi PDAM Kota Bandung, Direktur Utama bertanggung jawab kepada Badan Pengawas, yang berasal dari unsur-unsur Pemerintah Daerah beranggotakan 7 orang, yaitu: 1. Ketua : Walikota Bandung 2. Wakil Ketua : Sekretaris Kota Bandung 3. Anggota : a. Kepala Inspektur Wilayah Kota Bandung b. Asisten sekretaris Kota Bandung c. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung d. Kepala Kesehatan Kota Bandung e. Unsur Bank Indonesia 2.6. IPAM Rencana Cimenteng Kota Bandung memiliki 6 Instalasi Pengolahan Air Minum yang masih tetap difungsikan hingga saat ini. Keenam instalasi tersebut adalah Instalasi Pengolahan Air Minum di Badaksinga dan Dago Pakar, serta Instalasi Pengolahan Mini di Dago Pakar, Cibeureum, Cipanjalu serta Cirateun. Sedangkan, produksi sumber mata air dan air tanah kini sudah jauh berkurang, sehingga tidak bisa diharapkan untuk melayani kebutuhan air minum Kota Bandung. Pada umumnya penyediaan air minum Kota Bandung dilayani oleh 2 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPAM) dengan kapasitas yang cukup besar yaitu di Badaksinga dan Dago Pakar. Daerah perencanaan di Bandung Selatan mendapatkan suplai air bersih dari IPAM BadakSinga. Namun, dikarenakan kebutuhan yang cukup tinggi pada tahun yang akan datang, maka PDAM Kota Bandung merencanakan pembangunan IPAM baru di daerah Cimenteng, Kabupaten Banjaran, 70 km barat daya Kota Bandung. Air bersih dari IPAM Cimenteng akan langsung didistribusikan untuk daerah perencanaan. II-10

11 2.6.1 Sumber Air Baku Air Minum Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Minum Cimenteng menggunakan air baku dari limpasan PLTA Lamajan dan Sungai Cisangkuy dengan kapasitas rata-rata pada tahun 1996 sebesar L/detik, yang merupakan anak sungai utama dari Sungai Citarum. Program peningkatan air baku akan dilakukan dengan mengalirkan Sungai Cilaki langsung ke Sungai Cisangkuy sehingga menambah debit aliran sebesar L/detik. Begitu pula dengan rencana pembangunan Waduk Santosa yang terletak di hulu S. Cilaki yang akan menambah aliran debit ke S. Cisangkuy sebesar L/det (Dewi, 2005). Peningkatan debit aliran yang masuk ke Sungai Cisangkuy tersebut dapat digunakan sebagai tambahan debit air baku pada Instalasi Pengolahan Air Minum Rencana di Cimenteng, Kabupaten Banjaran. 1. Kuantitas Air Baku Untuk menentukan ketersediaan debit Sungai Cisangkuy maka perlu dilakukan analisa fluktuasi debit. Fluktuasi debit rata-rata Sungai Cisangkuy di Cikalong ditunjukkan oleh Gambar 2.1. Debit (m3/detik) Debit rata-rata Bulan ke- Sumber : Dewi, 2005 Gambar 2.1 Fluktuasi Debit Rata-Rata Bulanan S. Cisangkuy Selain analisa fluktuasi, untuk mengetahui ketersediaan debit air selama periode perencanaan perlu diketahui potensi air Sungai Cisangkuy. Aliran kritis Sungai Cisangkuy selama beberapa periode ulang ditunjukkan oleh Tabel 2.1. II-11

12 Tabel 2.1 Aliran Kritis Sungai Cisangkuy Periode Ulang Aliran Kritis Bulanan (L/det) Cikalong Malabar Gabungan Sumber : Dewi, 2005 Aliran kritis merupakan aliran terendah yang menjadi peluang untuk terjadinya kekeringan bila air sejumlah debit aliran kritis diambil dari sungai. Untuk penyediaan air minum biasanya digunakan periode ulang sebesar 20 tahun. Berdasarkan Tabel 2.1 diketahui bahwa aliran kritis dari Sungai Cisangkuy untuk periode ulang 20 tahun (di Cikalong) adalah 1057 L/det. Untuk mengantisipasi kekurangan air tersebut akan dilakukan penambahan kuantitas air baku dengan adanya rencana pemanfaatan limpasan PLTA Lamajan. Di sub DAS Cisangkuy terdapat dua buah waduk yaitu Situ Cileunca dan Situ Panunjang. Di hilir kedua waduk tersebut terdapat tiga pembangkit listrik yaitu PLTA Plengan, Lamajan dan Cikalong. Karakteristik PLTA tersebut ditunjukkan oleh Tabel 2.2. Tabel 2.2 Karakteristik PLTA di Sungai Cisangkuy PLTA Awal Operasi (Tahun) Plengan 1922 Lamajan 1925 Cikalong 1960 Sumber : Dewi, 2005 Total Head 89,6 220,5 143,5 Kapasitas Turbin 5,15 MW 19,20 MW 19,20 MW 7,6 m 3 /detik 11,7 m 3 /detik 16,6 m 3 /detik Sungai Cisangkuy merupakan bagian dari DAS Citarum yang memiliki hulu di Pangalengan dan berakhir di Sungai Citarum. Di sub DAS ini, curah hujan antara mm. Di bagian selatan berbatasan dengan sub DAS Cilaki dan Cibatarua. Di sekitar hulu Sungai Cisangkuy tidak terdapat kegiatan yang berdampak pencemaran sehingga secara kualitatif sungai ini dapat digunakan. Hingga tahun 2004, Sungai Cisangkuy telah digunakan untuk irigasi pertanian oleh masyarakat, penyediaan air minum oleh Kota dan Kabupaten Bandung serta penyediaan listrik. Skema aliran Sungai Cisangkuy adalah sebagai berikut : ( Dewi, 2005) II-12

13 Gambar 2.2 Skema Aliran Sungai Cisangkuy 2. Kualitas Air Baku Dari hasil pengukuran kualitas air baku dan analisisnya pada Cikalong ditunjukkan oleh Tabel 2.3. Sedangkan analisis data sekunder yang diperoleh dari PDAM Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 2.4. Analisis air baku yang II-13

14 dilakukan berdasarkan baku mutu PP No. 82 tahun 2001 (Kelas I). Analisis kualitas air baku di Cikalong dianggap representatif dengan air di lokasi intake Lamajan. Tabel 2.3 Hasil Pengukuran Kualitas Air Baku Parameter Satuan Musin Hujan Hasil Analisis Air Baku Musim Kemarau Baku Mutu Analisis Fisik Bau - Berbau Tidak berbau - - Warna TCU 30 koloid TDS mg/l 37,9 36, Memenuhi TSS mg/l Tidak Kekeruhan NTU 22,5 41,5 - - Rasa - Tidak berasa Tidak berasa Tidak berasa Memenuhi Suhu oc Deviasi 3 - DHL μs/cm 80, Kimia ph 6,99 6,62 6,9 Memenuhi BOD mg/l 22,4 21,8 2,0 Tidak COD mg/l 62,92 50,7 10 Tidak Nitrat, sebagai N Nitrit, sebagai N mg/l 1,118 3, Memenuhi mg/l 0,081 3,207 0,06 Tidak Besi mg/l 2,12 1,35 0,3 Tidak MBAS mg/l 0,00 0,00 0,2 Memenuhi Klorin Bebas (Cl 2 ) mg/l 0,00 0,02 0,03 Memenuhi Mangan mg/l 0,06 0,02 0,1 Memenuhi Sulfat mg/l 6, Memenuhi Amonia mg/l 0,00 0,00 0,5 Memenuhi Bikarbonat mg/l 48,8 26,8 - - Kalsium og 2,55 2, CO 2 agresif mg/l 8 3,6 - - Sumber : Dewi,2005 II-14

15 Tabel 2.4 Analisis Data Sekunder oleh PDAM Kota Bandung Parameter Satuan Baku Hasil Analisis Data Sekunder Mutu Okt 2003 Nov 2003 Des 2003 Analisis ph 6-9 7,1 6,8 7,1 Memenuhi TDS mg/l Memenuhi DHL μs/cm - 101,9 97,2 101,9 Turbiditas NTU ,4 15,8 CO 2 mg/l 11,8 7,92 7,92 HCO 3 - Kesadahan Total mg/l - 92,23 49,41 43,37 mg/l 22,98 22,98 24,13 Ca mg/l 10,67 10,67 4,92 Cl mg/l ,54 24,6 73,8 Memenuhi Zat Organik mg/l 3,29 8,35 2,7 Fe mg/l 0,3 0,71 0,62 0 Tidak Mn mg/l 0,1 0,1 0,1 0,1 Tidak NH 4 mg/l 0,5 0,17 0,31 0,27 Memenuhi NO 2 mg/l 0,06 0,026 0,026 0,05 Memenuhi NO 3 mg/l 10 0,25 0,25 0,5 Memenuhi CO 2 agresif mg/l 11,38 7,42 7,42 Sumber : Dewi, Lokasi Intake Intake merupakan bangunan/alat yang digunakan untuk mengambil air dari sumbernya untuk keperluan pengolahan dan penyediaan air minum. Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu : Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi Kuantitas air Minimasi efek-efek negatif Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada Kondisi geologis yang baik II-15

16 Berdasarkan pertimbangan di atas dan kondisi aliran Sungai Cisangkuy maka ditetapkan lokasi intake adalah di Lamajan dengan ketinggian m di atas permukaan laut. Lokasi ini dipilih berdasarkan pertimbangan dari segi kontinuitas, segi hidrolis, dan segi teknik pelaksanaan. S. Cisangkuy PLTA Lamajan Intake Lamajan Bendung Lamajan Gambar 2.3 Skema Intake di Lamajan Instalasi Pengolahan Oleh karena memiliki sumber air baku yang hampir sama, baik secara kuantitas maupun kualitas, maka Instalasi Pengolahan Air Minum Cimenteng direncanakan dibangun seperti desain IPAM Cikalong yang terdiri dari : (Dewi,2005) a. Koagulasi Air baku yang sampai masuk ke dalam bak koagulasi dan pada bak ini ditambahkan koagulan PAC (bahan kimia penjernih/poly Alumunium Chloride) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi agar koagulan yang dibubuhkan tercampur homogen. Proses koagulasi yang terjadi yaitu koagulasi hidrolis. b. Flokulasi Flokulasi yang digunakan yaitu flokulasi tipe hidrolis atas dan bawah (over and under baffle flocculator). Dalam proses ini diharapkan koloid (bermuatan negatif) saling mengikat dengan koagulan (bermuatan positif) sehingga membentuk suatu ikatan yang dinamakan flok. Flok-flok tersebut semakin lama semakin membesar, yang memungkinkan flok-flok terendapkan di bak sedimentasi. II-16

17 c. Sedimentasi Dari bak flokulasi, air mengalir ke bak sedimentasi dimana air diklarifikasi. Sedimentasi yang digunakan yaitu sistem pemisah lamellae arus berlawanan. Air yang terflokulasi mengalir dari bawah ke atas antara lamellae dan dikeluarkan lewat celah-v kedalam saluran untuk air yang telah diklarifikasi. Flok-flok akan mengendap di atas lamellae dan bergerak ke bawah oleh kekuatan gravitasi dan selanjutnya akan terkumpul didalam pengumpul endapan yang berbentuk konis di bawah lamellae. Endapan lumpur dibuang dengan membuka valve-valve penguras lumpur secara manual secara bergantian setiap delapan jam sekali. Jika aliran endapan yang dibuang sudah terlihat jernih, valve ditutup. d. Filtrasi Setelah melalui unit sedimentasi, air dialirkan ke unit filtrasi yang berjumlah delapan unit. Filter yang dipakai yaitu filter media ganda (pasir-anthrasit) dengan ketinggian air supernatan yang tetap. Filter-filter tersebut akan dicuci dengan urutan tertentu berdasarkan waktu. Pencucian dilakukan dengan udara dan air secara berurutan, dilakukan dengan blower dan pompa-pompa air. e. Desinfeksi Air yang keluar dari proses filtrasi didesinfeksi dengan pembubuhan desinfektan kaporit dan kapur dengan dosis 1-2 mg/l. f. Reservoir Air yang keluar dari proses desinfeksi merupakan air produksi yang telah siap didistribusikan kepada konsumen dan ditampung dalam reservoir. Pengaturan ph menggunakan kapur, namun saat ini proses tersebut tidak dilakukan. II-17

18 Intake Lamajan Pra Sedimentasi Kolam lumpur Transmisi Bak Penenang Alum Koagulasi Flokulasi Sedimentasi Kolam lumpur Filtrasi Kaporit Kapur Desinfeksi Reservoir Distribusi Gambar 2.4 Rencana Skema IPAM Cimenteng II-18

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Berdasarkan peraturan daerah kota Bandung nomor 45 tahun 2001 tentang pengaturan pelayanan air minum, Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi dan Logo PDAM Kota Bandung Visi PDAM Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perusahaan Visi, Misi dan Logo PDAM Kota Bandung Visi PDAM Kota Bandung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1. Profil Perusahaan Jenis Usaha : Pelayanan Jasa Penyediaan Air Bersih Nama Perusahaan : Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Bandung Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water. Afleding (DTA) dan disebut Dienst Afleding A.

BAB I PENDAHULUAN. pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water. Afleding (DTA) dan disebut Dienst Afleding A. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah PDAM Tirtawening Kota Bandung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtawening Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Sejarah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung pada mulanya milik Belanda didirikan tahun 1916 dengan nama Water Leiding Bednif (Perusahaan Air). Seiring dengan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

PERMASALAHAN ALIRAN AIR

PERMASALAHAN ALIRAN AIR PERMASALAHAN ALIRAN AIR A. Mengapa air tidak mengalir? Penyebab air tidak mengalir pada pelanggan adalah : - Permasalahan di sistem perpipaan pelanggan. - Stopkran yang ada di pelanggan rusak (dalam posisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM V.1 Umum Pemilihan unit-unit pengolahan air minum merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan suatu instalasi pengolahan air minum.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung. : Stadgemente Water Leiding Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung. : Stadgemente Water Leiding Bandung 7 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirtawening Kota Bandung Sejarah pendirian PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukan PDAM Kota Bandung

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat adalah perusahaan yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2009 NOMOR : 05 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 236 TAHUN 2009 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KOTA BANDUNG WALIKOTA BANDUNG Menimbang

Lebih terperinci

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH

BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH BAB III KONDISI EKSISTING SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH 3.1 Umum Keberadaan air bersih dalam jumlah yang mencukupi dan kualitas yang memenuhi adalah prioritas utama dalam memenuhi kebutuhan suatu komunitas.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah singkat perusahaan Pada tahun 1926 Perusahaan air minum dikenal dengan nama WATER LEIDING BEDRIJF yang dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda, dengan cakupan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) Putu Rasindra Dini 3306 100 033 Dosen Pembimbing Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng. 1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Objektif Kota Bekasi 5.1.1 Keadaan Geografis Kota Bekasi Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15 LS dengan ketinggian 19 meter diatas

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah

Lebih terperinci

Gambar 4. Kondisi ekosistem sekitar intake PDAM Tirta Pakuan

Gambar 4. Kondisi ekosistem sekitar intake PDAM Tirta Pakuan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Ekosistem di Sekitar Intake dan IPA Kondisi ekosistem meliputi gambaran bio-fisik dan aktifitas manusia disekitar dan di dalam lokasi pengambilan air baku oleh PDAM

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia

Lebih terperinci

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu:

V.2 Persyaratan Air Baku Air Minum Pada dasarnya, ada dua sisi yang harus dipenuhi oleh air baku dalam sistem pengolahan air minum, yaitu: BAB V V.1 Umum Dalam sebuah proses pengolahan hal terpenting yang harus ada adalah bahan baku. Bahan baku yang dijadikan input dalam proses pengolahan air minum dinamakan air baku. Air baku yang diolah

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN EVALUASI PERFORMA PENGADUKAN HIDROLIS SEBAGAI KOAGULATOR DAN FLOKULATOR BERDASARKAN HASIL JAR TEST EVALUATING THE PERFORMANCE OF HYDRAULIC MIXING AS COAGULATOR AND FLOCCULATOR BASED ON THE JAR TEST RESULT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari air merupakan salah satu komponen yang paling dekat dengan manusia yang menjadi kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan kehidupan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM Tugas Akhir Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi unit 1 PDAM Gresik Stephanus Kristianto 3306100010 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi

Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Proses Pengolahan Air Minum dengan Sedimentasi Bak Sedimentasi Bak sedimentasi umumnya dibangun dari bahan beton bertulang dengan bentuk lingkaran, bujur sangkar, atau segi empat. Bak berbentuk lingkaran

Lebih terperinci

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi. Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Sejarah dan Perkembangan PDAM Kabupaten Sukabumi Pembentukan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Sukabumi diawali dengan pembangunan sarana air bersih untuk melayani

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG

BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG BAB IV KONDISI EKSISTING JARINGAN DISTRIBUSI PDAM KOTA BANDUNG IV.1 SUMBER AIR BAKU Air baku yang digunakan dalam sistem produksi air bersih PDAM Kota Bandung saat ini berasal dari 3 (tiga) jenis sumber,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)

Lebih terperinci

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc STUDI PENURUNAN KEKERUHAN AIR KALI SURABAYA DENGAN PROSES FLOKULASI DALAM BENTUK FLOKULATOR PIPA CIRCULAR Oleh : Aisyah Rafli Puteri 3307100022 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc 19550128

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air

BAB 1 PENDAHULUAN. karena itu air berperan penting dalam berlangsungnya sebuah kehidupan. Air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah salah satu elemen atau unsur yang berdiri sebagai pemegang tonggak kehidupan makhluk hidup, seperti manusia, hewan, dan tumbuhan, oleh karena itu air berperan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan dan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Di

Lebih terperinci

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum. Ali Masduqi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Ali Masduqi Penyediaan Air Minum Aspek Teknis Unit Air Baku Unit Produksi Unit Distribusi Unit Pelayanan Unit Pengelolaan Aspek Keuangan Aspek Sosial Tanggap Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH PDAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 SEJARAH PDAM BAB I PENDAHULUAN Kota Bandung berada di wilayah jawa barat dan merupakan ibu kota propinsi, terletak diantara 107 o,36 o Bujur Timur dan 6 o,55 o Lintang Selatan dengan lokasi yang cukup strategis dilihat

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI Indri Sukma Dewi, Khayan dan Hajimi Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: indridri@gmail.com Abstrak: Gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu-satunya tanaman pangan yang dapat tumbuh pada tanah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan air permukaan dalam hal ini air sungai untuk irigasi merupakan salah satu diantara berbagai alternatif pemanfaatan air. Dengan penggunaan dan kualitas air

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI

PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI MODUL: PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE SEDIMENTASI I. DESKRIPSI SINGKAT A ir merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi semua mahluk hidup di dunia terutama bagi manusia, dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waduk adalah suatu bangunan yang berfungsi untuk melestarikan sumberdaya air dengan cara menyimpan air disaat kelebihan yang biasanya terjadi disaat musim penghujan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal yang wajar jika sektor air bersih mendapat prioritas dalam penanganan dan pemenuhannya. PDAM

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang

BAB III OBJEK PENELITIAN. Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara Bintang BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Letak Geografis Kota Bandung Secara geografis Kota Bandung terletak di wilayah Jawa Barat dan merupakan Ibu kota Provinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak di antara 107 0

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Oleh : Ir. Tano Baya Ir. Tatit Palgunadi Camelia Indah Murniwati, ST Bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah Perusahaan Kota Bandung merupakan sebuah kota dengan perkembangan penduduk yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN, PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR P.59/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 TENTANG BAKU MUTU LINDI BAGI USAHA DAN/ATAU KEGIATAN TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR

STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR STUDI KELAYAKAN AIR BAKU SUMBER NGUNCAR DI KECAMATAN KAMPAK KABUPATEN TRENGGALEK JAWA TIMUR Erni Yulianti Dosen Teknik Sipil Sumberdaya Air FTSP ITN Malang ABSTRAKSI Prasarana air bersih berfungsi dalam

Lebih terperinci

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum 26 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Penelitian dilaksanakan di kantor pusat Perusahaan Daerah Air Minum Tirtawening Kota Bandung yang beralamatkan di Jl. Badaksinga No. 10 Bandung.

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH

BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH BAB IV DASAR PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH 4.1 Umum Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem distribusi air bersih yaitu berupa informasi mengenai kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37

Lebih terperinci

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH

TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH TESIS STUDI EFEKTIVITAS LAMELLA SEPARATOR DALAM PENGOLAHAN AIR SADAH Oleh: Oktavina G. LP. Manulangga 330 8201 014 Latar Belakang dan Permasalahan Mata air Namosain di Kota Kupang memiliki tingkat kesadahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun makhluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 65 75% dari berat

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I I.1 Umum Air merupakan salah satu faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Keberadaan air di muka bumi ini sangat berlimpah, mulai dari mata air, sungai, waduk, danau, laut, hingga samudera.

Lebih terperinci

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur

-disiapkan Filter -disusun pada reaktor koagulasi (galon dan botol ukuran 1.5 Liter) -diambil 5 liter dengan gelas ukur C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja Alat dan Bahan 1. Sampel air yaitu sungai dan sumur sebagai bahan uji 2. Filter sebagai media filtrasi, batu basal, ijuk, karbon aktif, pasir silica (batu kuarsa) 3. Bak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, karena tanpa adanya air makhluk hidup tidak akan mampu hidup, begitu halnya dengan manusia yang sangat tergantung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air adalah merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi manusia, terutama untuk memasak dan minum. Dengan pesatnya perkembangan penduduk maka kebutuhan khususnya air

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Pengertian Sungai dan Klasifikasi Sungai Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai adalah jalur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa

Lebih terperinci

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM

PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM PENGANTAR BANGUNAN PENGOLAHAN AIR MINUM 1 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi

Lebih terperinci

pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara, yaitu

pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara, yaitu BAB III LOKASI STUDI DAN KONDISI EKSISTING 3.1 Lokasi Studi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meunasah Reudeup yang mulai beroperasi pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu sumber energi yang terpenting di dunia ini adalah air. Ketersediaan air yang cukup secara kuantitas, kualitas, dan kontinuitas sangat penting untuk

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bila suatu saat Waduk Jatiluhur mengalami kekeringan dan tidak lagi mampu memberikan pasokan air sebagaimana biasanya, maka dampaknya tidak saja pada wilayah pantai utara (Pantura)

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.

Lebih terperinci

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 SALINAN BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 21 TAHUN 2014 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN BULUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air 1. Pengertian air a. Pengertian air minum Air minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. 8) b. Pengertian air bersih Air bersih

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Perusahaan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Cirebon pada awalnya bernama Badan Pengelola Air Minum (BPAM) yang merupakan badan usaha dengan berdasarkan Surat Keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat PDAM Tirta Raharja Kabupaten Bandung Pada tahun 1976 Pemerintah memberikan bantuan sarana dan prasarana penyediaan air bersih untuk kota Cimahi dan Lembang.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-51 Perancangan Unit Instalasi Pengolahan Air Minum Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Eko Ary Priambodo dan Hariwiko

Lebih terperinci

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E

CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E CV. BINTANG AIR SILAMPARI C O M P A N Y P R O F I L E PENDAHULUAN PROFIL PERUSAHAAN VISI & MISI PRODUK UNGGULAN: WTP PRODUK UNGGULAN: RO Surat Izin Perdagangan ( SIUP ) Nomor : 503/SIUP.K/2701/KPPT/2012

Lebih terperinci

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil

Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya. Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng. Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil Sistem Penyediaan Air Minum dan Permasalahannya Prof. Dr. Ir. Djoko M. Hartono S.E.,.M.Eng Program Studi Teknik Lingkungan-Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Indonesia 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG)

DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) DESAIN PROTOTIPE INSTALASI KOAGULASI DAN KOLAM FAKULTATIF UNTUK PENGOLAHAN AIR LINDI (STUDI KASUS TPA BAKUNG BANDAR LAMPUNG) Ahmad Herison 1 Abstrak Air lindi adalah cairan yang timbul sebagai limbah akibat

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26/PRT/M/2014 TENTANG PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR PENGELOLAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Pengelolaan Air Bersih

Pengelolaan Air Bersih Utilitas Lanjut Pengelolaan Air Bersih Sistem Pengelolaan Air Bersih pada IPA Jurug, Surakarta ANGGOTA KELOMPOK : 1. ADHITYA SETIAWAN W I 0212003 2. BASKORO ADI NUGROHO PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN

Lebih terperinci

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW

Pengolahan Air Bersih dengan Saringan Pasir lambat Up Flow BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW BAB IV PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SARINGAN PASIR LAMBAT UP FLOW 69 Nusa Idaman Said IV.1 PENDAHULUAN Dalam rangka meningkatkan kebutuhan dasar masyarakat khususnya mengenai kebutuhan akan air bersih

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR Oleh: DODY KURNIAWAN L2D 001 412 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci