Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN"

Transkripsi

1 EVALUASI PERFORMA PENGADUKAN HIDROLIS SEBAGAI KOAGULATOR DAN FLOKULATOR BERDASARKAN HASIL JAR TEST EVALUATING THE PERFORMANCE OF HYDRAULIC MIXING AS COAGULATOR AND FLOCCULATOR BASED ON THE JAR TEST RESULT 1 Dianuari Kusumawardani dan 2 Rofiq Iqbal Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 1 Bandung dianuarik@hotmail.co.id dan 2 iqbalrofiq@gmail.com Abstrak: Instalasi Pengolah Air Minum di Indonesia sebagian besar menerapkan pengadukan hidrolis dalam proses koagulasi dan flokulasi dengan didasari dosis koagulan yang didapatkan dari hasil jar test yang merupakan proses pengadukan secara mekanis. Masalah yang muncul adalah adanya perbedaan efisiensi dari dua jenis pengadukan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara pengadukan mekanis pada jar test dan pengadukan hidrolis, dalam hal ini hydraulic jump, terhadap dosis koagulan yang digunakan. Sampel air yang digunakan berasal dari intake IPAM PDAM Tirtawening yang berasal dari Sungai Cikapundung. Penelitian dilaksanakan dengan melakukan proses koagulasi dan flokulasi menggunakan PAC pada reaktor hidrolis yang dibuat dan dengan pengadukan mekanis jar test. Diterapkan empat variasi gradien kecepatan pada proses pengadukan hidrolis yang dihasilkan oleh beda tinggi jatuh air dan jumlah sekat pada saluran. Variasi yang sama diterapkan pada pengadukan mekanis dengan mengatur kecepatan putaran. Dilakukan pemantauan terhadap efisiensi penyisihan parameter kekeruhan, TSS, Fe, dan Mn. Hasil penelitian menunjukkan pengadukan hidrolis optimum pada variasi II dengan gradien 4/detik. Efisiensi pengolahan yang dihasilkan lebih baik jika dibandingkan dengan pengadukan mekanis, walaupun perbedaannya tidak signifikan. Variasi II dengan tinggi terjunan,46 m ini dapat menghasilkan efisiensi sebesar 9 % untuk penyisihan kekeruhan, TSS, besi dan mangan. Kata kunci : efisiensi, flokulasi, hidrolis, koagulasi, mekanis. Abstract : Common water treatment processes in Indonesia use hydraulic mixing as the coagulation and flocculation method. The dosage of coagulant used in the process is based on the result of jar test, that is basically a mechanical mixing. The problem is that there are differences of treatment efficiency of those two mixing methods. This study aims to determine the correlation between mechanical mixing on jar test and the hydraulic mixing, to the coagulant dosage. The water sample used was taken from PDAM Tirtawening intake from Cikapundung river. PAC was used in the coagulation and flocculation processes in the constructed hydraulic reactor and also in the mechanical mixing jar test. There were four variations of gradient velocity in the hydraulic mixing as the result of water jump height variations. The same variation was applied on the mechanical mixing by adjusting the speed of the paddle rotation. The removal efficiency of TSS, turbidity, Fe and Mn was examined for each variation. The result showed that variation II of hydraulic mixing gave the best efficiency with velocity gradient of 4/sec. This hydraulic mixing efficiency was also better than that of the mechanical mixing with only a slight difference. Variation II has,46 m of the height of the jump with 9 % efficiency of turbidity, TSS, iron, and manganese reduction. Keywords : coagulation, efficiency, flocculation, hydraulic, mechanic, PENDAHULUAN Koagulasi dan flokulasi merupakan proses yang terjadi secara berkelanjutan dengan bentuk pencampuran koagulan hingga proses pembentukan flok yang dipengaruhi oleh proses 1

2 pengadukan dan dosis koagulan. (Kawamura, 1991) Penentuan variabel penentu tersebut dapat dilakukan dengan jar test, untuk mendapatkan gradien kecepatan dan dosis koagulan yang paling optimum. Terdapat beberapa cara untuk mendapatkan gradien kecepatan yang sesuai untuk proses pengadukan, yaitu mekanis, pneumatis, dan hidrolis. Saat ini, banyak Instalasi Pengolah Air Minum di Indonesia menerapkan pengadukan hidrolis dalam proses koagulasi dan flokulasi dengan didasari dosis koagulan yang didapatkan dari hasil jar test yang merupakan proses pengadukan secara mekanis. Masalah yang sering muncul adalah terjadinya perbedaan efisiensi yang didapatkan dengan penggunaan dosis koagulan yang sama untuk pengadukan secara mekanis dengan pengadukan secara hidrolis, sehingga harus dilakukan penambahan dosis tanpa perhitungan yang tepat. (Darmasetiawan, 4) Untuk itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengevaluasi performa pengadukan hidrolis pada proses koagulasi dan flokulasi yang didasari oleh proses jar test, agar dapat ditemukan korelasi antara dua jenis pengadukan ini terhadap dosis koagulan yang digunakan. Analisa hubungan ini dapat digunakan untuk menentukan dosis koagulan yang sesuai berdasarkan jar test untuk diterapkan pada pengadukan hidrolis, agar tetap memiliki efisiensi pengolahan yang sama. METODOLOGI Penelitian ini mencakup penentuan dosis optimum koagulan dengan metode jar test di laboratorium, yang memanfaatkan metode pengadukan mekanis. Dosis optimum tersebut kemudian diaplikasikan terhadap reaktor pengadukan hidrolis untuk mengetahui efisiensi pengolahan yang dihasilkan. Kedua hasil pengadukan dengan metode yang berbeda itulah yang kemudian dibandingkan untuk diambil kesimpulan. Tahapan penelitian keseluruhan secara umum ditampilkan pada Gambar 1. Persiapan Reaktor Pengadukan Hidrolis Penelitian ini menggunakan reaktor berupa miniatur unit koagulator dan flokulator yang menggunakan prinsip pengadukan secara hidrolis. Pengadukan pada koagulator memanfaatkan terjunan yang akan menciptakan loncatan hidrolis pada bak koagulasi yang memunculkan turbulensi pada aliran sehingga terjadi pengadukan. Setelah melalui proses koagulasi, air olahan kemudian mengalir menuju bak flokulasi yang merupakan tahap pengadukan lambat. Tahap pengadukan ini juga memanfaatkan pengadukan hidrolis dengan bentuk saluran pengaduk dengan baffle horisontal. Pengadukan dengan saluran pengaduk ini memanfaatkan energi pengadukan yang berasal dari friksi pada dinding saluran pada saluran lurus dan turbulensi yang terjadi pada belokan. Untuk menghindari endapan dalam saluran pengaduk, kecepatan aliran air dalam saluran tidak boleh kurang dari,2 m/dtk. Reaktor ini, Gambar 2, terdiri dari beberapa bagian, yaitu bak penampung air sebelum pengadukan yang dilengkapi dengan saluran air pada sisi bawah dekat dasar bak. Saluran ini dilengkapi dengan valve untuk mengatur debit air yang akan mengalami terjunan. Bak ini diletakkan pada penyangga yang dapat diubah-ubah ketinggiannya sesuai dengan variasi gradien kecepatan yang diinginkan. Bagian berikutnya adalah bak koagulasi yang dilengkapi dengan sekat untuk memperpanjang saluran dan membantu membentuk turbulensi agar terjadi pengadukan. Bak koagulasi yang terbuat dari bahan akrilik ini kemudian langsung tersambung dengan bak flokulasi, dimana pengadukan lambat akan terjadi. Pada bagian bak flokulasi ini juga dilengkapi dengan sekat dengan jarak antara yaitu 1 cm. Sekat inilah yang akan membentuk turbulensi aliran sehingga terjadi pengadukan. 2

3 Gambar 1 Metodologi penelitian Percobaan dengan Reaktor Sample air yang dijadikan air baku dalam penelitian ini diambil dari intake koagulasi dari unit pengolahan air minum yang terdapat di PDAM Tirtawening Kota Bandung, yang berasal dari pipa intake Cisangkuy. Sample air ini dipilih karena telah melalui proses pra sedimentasi sebelumnya sehingga penelitian dapat difokuskan langsung pada proses koagulasi serta flokulasi. Pembubuhan bahan kimia sebagai koagulan, dilakukan bersamaan dengan air diterjunkan dengan demikian air yang sampai di bak koagulasi telah mengandung koagulan yang siap diaduk. Banyaknya koagulan yang dibutuhkan ditentukan berdasarkan hasil jar test untuk mendapatkan dosis optimum. Koagulan yang akan digunakan adalah PAC (Poly Alumunium Chloride) dalam bentuk larutan. HASIL DAN PEMBAHASAN Air baku yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari intake Instalasi Pengolah Air Minum milik PDAM Tirtawening Kota Bandung. Penelitian yang berlangsung selama satu bulan ini mengharuskan pengamatan terhadap kualitas air baku dalam setiap pengujian alat. Hal ini berkaitan dengan air baku yang berasal dari sungai yang memiliki kualitas yang berubah-ubah. Fluktuasi kualitas air berkaitan dengan sifat air permukaan yang dipengaruhi oleh fisik sungai seperti lebar dan kedalam sungai serta faktor hidrolis seperti kecepatan aliran air dalam sungai serta turbulensi yang terjadi. Hal lain yang mempengaruhi fluktuasi 3

4 kualitas air adalah perubahan cuaca serta keberadaan sumber pencemar di sepanjang sungai. Sumber pencemar kualitas air Sungai Cikapundung maupun Sungai Cisangkuy diantaranya adalah limbah domestik, limbah industri, dan limbah padat. Faktor-faktor tersebut yang membuat kualitas air permukaan akan berubah sesuai waktu dan lokasinya.. SKEMA ALAT TAMPAK ATAS Gambar 2 Rancang Reaktor Pengadukan Hidrolis Penelitian ini menggunakan prosedur jar test yang digunakan oleh laboratorium PDAM Tirtawening yaitu dengan kecepatan putaran 1 rpm selama 15 detik untuk tahap koagulasi. PAC yang digunakan dalam proses jar test ini merupakan larutan PAC 1%. Tahap berikutnya adalah pengadukan lambat secara bertahap dengan kecepatan putaran seperti pada Tabel 1. Bila dibandingkan dengan parameter hidrolis dari desain unit di lapangan yang terdapat di PDAM Tirtawening ini, gradien kecepatan yang diterapkan pada jar test memiliki nilai yang berbeda. Unit koagulasi di lapangan memiliki G sebesar 85/detik dengan Gtd 4

5 sekitar Pada unit flokulasi hidrolis di lapangan, besarnya G dan jumlah tahap flokulasinya berbeda pula. Unit flokulasi hidrolis yang diterapkan oleh PDAM memiliki 21 tahap dengan gradien kecepatan yang berbeda yang dihasilkan dari sekat vertikal pada bak. Tabel 1 Gradien Kecepatan Jar Test PDAM Tirtawening Parameter Satuan Koagulasi Flokulasi I Flokulasi II Flokulasi III Kecepatan putaran rpm Gradien Kecepatan 1/dtk 13,8 27,9 12,9 2,5 Waktu detensi detik Gtd ,8 8374,6 3892,15 749,4 Pengujian Parameter Fisik dan Kimia Air Pengujian parameter fisik dan kimia dilakukan terhadap air baku dan air hasil pengolahan baik dengan pengadukan hidrolis maupun mekanis. Terdapat beberapa parameter yang diukur di lapangan atau sesegera mungkin setelah pengolahan dilakukan yaitu temperatur, ph, oksigen terlarut, dan konduktivitas. Parameter yang diuji kemudian di laboratorium diantaranya adalah Total Suspended Solid (TSS), Total Dissolved Solid (TDS), besi (Fe), dan mangan (Mn). Parameter kimia ini dipilih karena merupakan parameter yang signifian berada dalam air baku dan dapat pula disisihkan dengan proses koagulasi dan flokulasi yang dilakukan. Selama penelitian, parameter kualitas air yang diperiksa difokuskan pada parameter ph, temperatur, DO, warna, kekeruhan, TSS, konduktivitas, TDS, besi, dan mangan. Parameter ini diuji setiap pengambilan sample untuk uji pada reaktor hidrolis dan pada pengadukan mekanis. Tabel 2 menunjukkan karakteristik air baku yang digunakan selama penelitian dengan lima kali pelaksanaan percobaan pengadukan yang menggunakan koagulan PAC. Keuntungan penggunaan PAC sebagai koagulan dalam proses penjernihan air adalah sebagai berikut (Linggawati, 6) 1. Korosivitasnya rendah karena PAC adalah koagulan bebas sulfat sehingga aman dan mudah dalam penyimpanan dan transportasinya. 2. Pada umumnya koagulan yang digunakan akan membentuk logam hidroksida. Penggunaan koagulan aluminium sulfat menyebabkan pelepasan sebuah ion hidrogen untuk tiap gugus hidrogen yang dihasilkan. Ion hidrogen yang dihasilkan ini menyebabkan penurunan ph yang cukup tajam, sehingga air yang diolah menjadi lebih asam. Pada penggunaan PAC sebagai koagulan, ph air hasil pengolahan tidak mengalami penurunan ph yang cukup tajam Seperti pada penggunaan koagulan aluminium sulfat. Penentuan dosis koagulan dilakukan setiap akan dilakukan penelitian yang akan digunakan pada percobaan pengadukan hidrolis dan mekanis di waktu yang sama. Tahap penentuan dosis koagulan ini dilakukan dengan jar test, yaitu proses pengujian pengadukan mekanis terhadap air baku yang dalam gelas kimia untuk mendapatkan dosis koagulan yang optimum. Pada proses ini diterapkan enam variasi dosis koagulan yang disesuaikan dengan kualitas air baku. Sebelum dilakukan tahap jar test ini perlu diketahui kualitas air bakunya untuk parameter tertentu seperti kekeruhan, ph, maupun warna. Parameter inilah yang akan menjadi tolak ukur penentuan dosis optimum dengan melihat variasi dosis yang dapat menghasilkan efisiensi penyisihan parameter tertentu yang terbaik, dalam hal ini kekeruhan. 5

6 Kekeruhan (NTU) Tabel 2 Karakteristik Air Baku selama Penelitian Parameter 13 Juni Juni Juni Juni 13 Juni 13 ph 6,56 7,52 6,77 7,12 6,22 Temperatur 23,9 C 24,7 C 25 C 24,2 C 23,5 C DO 7,34 mg/l 6,19 mg/l 6,13 mg/l 5,6 mg/l 5,87 mg/l Warna 15 PtCo 15 PtCo 15 PtCo 15 PtCo 15 PtCo Kekeruhan 7,3 NTU 37,1 NTU 27,9 NTU 5,96 NTU 26,7 NTU TSS 99,8 mg/l 99,8 mg/l 36,8 mg/l 32,7 mg/l 38 mg/l Konduktivitas 84,7 μs/cm 89,2 μs/cm 89,5 μs/cm 92 μs/cm 94,7 μs/cm TDS 42,35 mg/l 44,5 mg/l 44,7 mg/l 46 mg/l 47,4 mg/l Fe 1 mg/l,93 mg/l,4 mg/l,25 mg/l,33 mg/l Mn,128 mg/l,135 mg/l,98 mg/l,78 mg/l,81 mg/l Penelitian ini menggunakan prosedur jar test yang digunakan oleh laboratorium PDAM Tirtawening yaitu dengan kecepatan putaran 1 rpm selama 15 detik untuk tahap koagulasi. PAC yang digunakan dalam proses jar test ini merupakan larutan PAC 1%. Tahap berikutnya adalah pengadukan lambat secara bertahap dengan kecepatan putaran sebesar 5 rpm, 3 rpm, dan 1 rpm selama masing-masing 5 menit Dosis PAC (mg/l) -Jun Jun Jun Jun Jun-13 Gambar 3 Penentuan Dosis Optimum Dosis optimum ditentukan setelah membuat grafik antara kekeruhan setelah pengolahan terhadap dosis koagulan yang digunakan. Titik yang paling rendah pada grafik menunjukkan pengolahan yang paling optimum, dengan kata lain merupakan dosis optimum koagulan yang terpilih. Gambar 3 menunjukkan hasil yang didapatkan dari proses jar test yang dilakukan. Dari gambar tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa dosis optimum yang terpilih setiap harinya adalah 55 mgl/l; 3 mg/l; 25 mg/l; mg/l; dan mg/l. Reaktor Pengadukan Hidrolis Perancangan reaktor hidrolis ini dilakukan pada debit pengolahan sebesar,2 l/detik dan dapat dilakukan empat gradien kecepatan dengan mengatur ketinggian terjunan, seperti 6

7 terlihat dalam Tabel 3. Ketinggian terjunan dapat diubah dengan mengganti ketinggian pada penyangga penampung air baku yang mempengaruhi besarnya gradien kecepatan untuk proses koagulasi. Jumlah sekat pada saluran dengan panjang total 3 meter ini, juga akan berpengaruh pada gradien kecepatan serta waktu detensi dari proses flokulasi. Tabel 3 Variasi Gradien Kecepatan dan Waktu Detensi pada Pengadukan Hidrolis Parameter Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi 4 Gradien Kecepatan Koagulasi 84/sec 4/sec 3/sec /sec Gradien Kecepatan Flokulasi 63,4 /sec 46/sec 47,6/sec 38,8/sec Waktu Detensi Koagulasi 15 s 3 s 3 s 9 s Waktu Detensi Flokulasi 18 s 15 s 24 s 3 s Ketinggian Terjunan,931 m,46 m,26 m,35 m Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi Dosis PAC (mg/l) a. Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi Dosis PAC (mg/l) Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi Dosis PAC (mg/l) Variasi 1 Variasi 2 Variasi 3 Variasi Dosis PAC (mg/l) c. b. Gambar 4 Efisiensi Penyisihan Pencemar; (a) Kekeruhan; (b) TSS; (c) Besi; (d) Mangan Percobaan pengadukan ini memberikan hasil yang digambarkan melalui efisiensi pengolahan pada Gambar 4 untuk masing-masing parameter yang diuji. Parameter DO serta ph yang diiuji pada setiap sample air hasil olahan digunakan sebagai tolak ukur bahwa air hasil pengolahan telah memasuki baku mutu. 7 d.

8 Konsentrasi oksigen terlarut pada air hasil olahan mengalami sedikit kenaikan sebesar 2 hingga 1 % dari konsentrasi pada air baku. Hal ini mendukung terjadinya pengolahan yang menyisihkan kontaminan pencemar sehingga konsentrasi oksigen terlarut menjadi naik. Selain itu, kenaikan konsentrasi DO menunjukkan terjadinya turbulensi aliran di sepanjang saluran pengadukan yang berdampak juga terhadap proses aerasi. Kekeruhan merupakan parameter yang menunjukkan keberadaan pencemar tersuspensi dalam air. Oleh karena itu efisiensi penyisihan dari kedua parameter tersebut akan dibahas bersama. Pencemar dalam bentuk tersuspensi akan dapat tersisihkan dengan proses koagulasi dan flokulasi. Hasil percobaan menunjukkan gradien kecepatan yang diterapkan dalam pengadukan menghasilkan efisiensi pengolahan dapat mencapai lebih dari 8%. Hal ini menunjukkan bahwa penyisihan kekeruhan dan TSS dianggap berhasil dengan gradien paling optimum ditunjukkan pada variasi 2 dengan gradien kecepatan 4/detik. Kesimpulan bahwa variasi 2 menghasilkan efisiensi paling optimum juga ditunjukkan pada penyisihan konsentrasi besi dan mangan yang juga mencapai diatas 8 %. Tabel 4 Penelitian Konsentrasi TDS Tanggal TDS Intake TDS Hasil Koagulasi-Flokulasi (mg/l) (mg/l) Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV 13 Juni 13 42,35 45,1 52,7 5, Juni 13 44, ,8 46,6 48,2 18 Juni 13 44,7 48,2 46,3 46,9 48,4 19 Juni ,4 51,2 47,2 47,8 Juni 13 47,4 46, ,1 48,6 Salah satu parameter yang juga diuji adalah Total Dissolved Solids (TDS) atau padatan yang terlarut dalam air. Dalam penelitian koagulasi dan flokulasi hidrolis ini didapatkan nilai bahwa tidak terjadi penyhisihan terhadap parameter TDS, seperti tertera pada Tabel 4. Pada tabel tersebut terlihat bahwa konsentrasi TDS pada hasil pengolahan lebih tinggi dibandingkan dengan air baku sebelum diolah. Hal ini dapat terjadi karena proses koagulasi dan flokulasi memang tidak optimum dalam penyisihan senyawa yang terlarut. Selain itu, kenaikan konsentrasi TDS dalam air olahan dapat disebabkan oleh adanya Al terlarut yang berasal dari proses netralisasi muatan oleh PAC dalam ph kisaran 6 (Pernitsky, 3). Tabel 5 Variasi Gradien Kecepatan dan Waktu Detensi pada Pengadukan Mekanis KOAGULASI A B C D G 146,7823 5, , ,6923 rpm td Gtd 118, , , ,77 FLOKULASI A B C D G 51, , , ,54555 rpm td Gtd 15568, , , ,39 KETERANGAN standar jar test G variasi IV G variasi III G variasi II 8

9 Pengadukan Mekanis Penelitian pengadukan mekanis dilakukan dengan menggunakan perlatan yang sama dengan jar test. Variasi yang diterpkan pada jenis pengadukan ini adalah variasi kecepatan putaran pengaduk yang berpengaruh pada besanya nilai gradien kecepatan. Variasi gradien kecepatan pada pengadukan mekanis ini disesuaikan dengan variasi yang diterapkan pada pengadukan hidrolis untuk dapat dibandingkan efisiensi pengadukannya, seperti tertera pada Tabel 5. Perbandingan Efisiensi Pengadukan Hidrolis dan Mekanis Untuk melihat perbedaan yang dihasilkan dari pengolahan dengan pengadukan mekanis dan pengadukan hidrolis, dilakukan perbandingan terhadap efisiensi pengolahannya. Perbandingan dilakukan untuk gradien kecepatan yang sesuai yaitu variasi A dengan variasi 1, variasi D dengan variasi 2, variasi C dengan variasi 3, serta variasi 4 dengan variasi B. Untuk variasi 1 dan variasi A tidak memiliki nilai gradien kecepatan yang sama, namun perbandingan keduanya dilakukan untuk mendekati dengan kondisi unit di lapangan. Perbandingan efisiensi dapat dilihat pada Gambar 5 yang memuat semua efisiensi dari setiap variasi untuk parameter tertentu. Variasi A Variasi 1 Variasi D Variasi 2 Variasi C Variasi 3 Variasi B Variasi Hari ke- a. Variasi A Variasi 1 Variasi D Variasi 2 Variasi C Variasi 3 Variasi B Variasi Hari ke- c. Variasi A Variasi 1 Variasi D Variasi 2 Variasi C Variasi 3 Variasi B Variasi Hari ke- Variasi A Variasi 1 Variasi D Variasi 2 Variasi C Variasi 3 Variasi B Variasi 4 b. d. Gambar 5 Perbandingan Efisiensi Penyisihan Parameter Pencemar (a) Kekeruhan; (b) TSS; (c) Besi; (d) Mangan Hari ke- 9

10 Perbandingan efisiensi untuk variasi 1 dengan variasi A merupakan perbandingan gradien kecepatan 8/detik dengan gradien 15/detik untuk tahap koagulasi. Pada perbandingan ini dapat terlihat bahwa sebagian besar hasil efisiensi menunjukkan hasil dengan perbedaan yang kecil, terutama pada efisiensi penyisihan besi dan mangan. Berbeda dengan penyishan TSS dan kekeruhan yang pada dua kali percobaan memperlihatkan hasil bahwa pengadukan hidrolis memberikan hasil yang lebih baik. Namun hal ini dapat dipengaruhi oleh proses sedimentasi yang berbeda, dimana terjadi pengendapan pada saluran pengadukan hidrolis sehingga supernatan lebih jernih. Hal ini juga dapat dipengaruhi oleh proses pembentukan flok yang terjadi pada pengadukan hidrolis yang cenderung lebih besar dibandingkan flok pada pengadukan mekanis. Sedangkan pada perbandingan untuk variasi 2,3, dan 4 dengan variasi B,C, dan D untuk besar gradien kecepatan yang sama menghasilkan efisiensi yang berbeda. Kecenderungan memperlihatkan bahwa pengadukan hidrolis pada gradien kecepatan yang sama memberikan efisiensi hasil penyisihan pencemar yang lebih baik dibandingkan hasil pengadukan mekanis. Perbandingan ini tentunya dilakukan pada penggunaan dosis koagulan yang sama karena pada setiap percobaan didapatkan kualitas air yang berbeda. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah gradien kecepatan yang optimum untuk jenis pengadukan hidrolis dari empat variasi yang dilakukan pada penelitian ini adalah 4/detik yang ditunjukkan pada Variasi 2 dengan efisiensi penyisihan kekeruhan mencapai 9%, peyisihan TSS mencapai 98%, serta penyisihan besi dan mangan mencpaai 9%. Efisiensi penyisihan pada variasi ini juga menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan efisiensi pengadukan mekanis untuk gradien kecepatan yang sama. Pada variasi perbandingan yang mendekati dengan nilai G untuk unit skala lapangan dengan pengadukan hidrolis dihasilkan efisiensi yang hampir serupa jika dibandingkan dengan pengadukan mekanis dengan G sesuai standar jar test. DAFTAR PUSTAKA Darmasetiawan, M. (1). Teori dan Perencanaan Instalasi Pengolah Air. Yayasan Suryono: Bandung. Kawamura, S. (1991). Integrated Design of Water Treatment Facilities. John Wiley and Sons, Inc: USA. Mhaisalkar, V.A., Paramasivam, R., Bhole, A.G., (1986). An Innovative Technique for Determining Velocity Gradient in Coagulation-Flocculation Process.Pergamon Journals Ltd. Vol., No. 1 : McConnachie, G.L. and Liu, J. (1998). Design of Baffled Hydraulic Channels for Turbulence-Induced Flocculation. Pergamin Journal Ltd. Vol. 34 No. 6 : Pernitsky, D.J. (3). Coagulation 11. Proceeding of Tech Trans Conferences. Alberta, Canada. Said, N.I. (8). Teknologi Pengelolaan Air Minum "Teori dan Pengalaman Praktis. Jakarta : Pusat Teknologi Lingkungan, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi 1

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc STUDI PENURUNAN KEKERUHAN AIR KALI SURABAYA DENGAN PROSES FLOKULASI DALAM BENTUK FLOKULATOR PIPA CIRCULAR Oleh : Aisyah Rafli Puteri 3307100022 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc 19550128

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI. ABSTRAK

PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI.   ABSTRAK PENENTUAN KARAKTERISTIK AIR WADUK DENGAN METODE KOAGULASI Anwar Fuadi 1*, Munawar 1, Mulyani 2 1,2 Jurusan Teknik kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Email: arfirosa@yahoo.co.id ABSTRAK Air adalah elemen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Prosedur Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan kali ini secara keseluruhan digambarkan oleh Gambar III.1. Pada penelitian kali akan digunakan alum sebagai koagulan.

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-167 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH

KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Spectra Nomor 8 Volume IV Juli 06: 16-26 KAJIAN PENGGUNAAN BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES PENURUNAN KANDUNGAN ORGANIK (KMnO 4 ) LIMBAH INDUSTRI TEMPE DALAM REAKTOR BATCH Sudiro Ika Wahyuni Harsari

Lebih terperinci

THE EFFECTS OF GRADIENT VELOCITY AND DETENTION TIME TO COAGULATION FLOCCULATION OF DYES AND ORGANIC COMPOUND IN DEEP WELL WATER

THE EFFECTS OF GRADIENT VELOCITY AND DETENTION TIME TO COAGULATION FLOCCULATION OF DYES AND ORGANIC COMPOUND IN DEEP WELL WATER 146 THE EFFECTS OF GRADIENT VELOCITY AND DETENTION TIME TO COAGULATION FLOCCULATION OF DYES AND ORGANIC COMPOUND IN DEEP WELL WATER Pengaruh Kecepatan Gradien dan Waktu Tinggal Terhadap Koagulasi flokulasi

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik 1 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Hani Yosita Putri dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH 3307100042 Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Rumusan Masalah Tujuan Berapa besar dosis optimum koagulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1 dan 2

PENDAHULUAN. 1 dan 2 UJI PENERAPAN DAN EFEKTIVITAS INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH BERBASIS KOMPAK MODULAR STUDY OF IMPLEMENTATION AND EFFECTIVENESS OF WATER TREATMENT UNITS - COMPACT MODULAR Dynta Trishana Munardy 1 dan Suprihanto

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

KOAGULASI 9. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

KOAGULASI 9. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 KOAGULASI 9 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

Kata kunci : Instalasi pengolah air modular, Poly Aluminium Chloride, TSS, Kekeruhan

Kata kunci : Instalasi pengolah air modular, Poly Aluminium Chloride, TSS, Kekeruhan STUDI PENERAPAN INSTALASI PENGOLAH AIR BERSIH KOMPAK MODULAR DENGAN PARAMETER TSS, KEKERUHAN, DAN ph STUDY OF APPLICATION COMPACT MODULAR WATER TREATMENT UNITS WITH TSS, TURBIDITY, AND ph PARAMETERS Siska

Lebih terperinci

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI

PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI 85 Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Vol.7 No.2 PEMANFAATAN BIJI ASAM JAWA (TAMARINDUS INDICA) SEBAGAI KOAGULAN ALTERNATIF DALAM PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI Fitri Ayu Wardani dan Tuhu Agung. R Program Studi

Lebih terperinci

Teori Koagulasi-Flokulasi

Teori Koagulasi-Flokulasi MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui 2. Mengetahui 3. Memahami II. TEORI DASAR Pengadukan (mixing) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen.

Lebih terperinci

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER)

PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) PENURUNAN TURBIDITY, TSS, DAN COD MENGGUNAKAN KACANG BABI (Vicia faba) SEBAGAI NANO BIOKOAGULAN DALAM PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK (GREYWATER) Irawan Widi Pradipta*), Syafrudin**), Winardi Dwi Nugraha**)

Lebih terperinci

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT. SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc Oleh: Rizqi Amalia (3307100016) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 KERANGKA PENELITIAN

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT

EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN (Muhammad Rizki Romadhon )35 EFEKTIVITAS JENIS KOAGULAN DAN DOSIS KOAGULAN TEHADAP PENURUNAN KADAR KROMIUM LIMBAH PEYAMAKAN KULIT THE EFFECTIVITY RATE OF THE TYPE OF COAGULANT

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) Putu Rasindra Dini 3306 100 033 Dosen Pembimbing Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng. 1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI Edwin Patriasani dan Nieke Karnaningroem Jurusan Teknik Lingungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember ABSTRAK Pada umumnya,

Lebih terperinci

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi Edwin Patriasani 1, Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) 1 ed_win1108@yahoo.com,

Lebih terperinci

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride)

PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) PERBAIKAN KUALITAS AIR LIMBAH INDUSTRI FARMASI MENGGUNAKAN KOAGULAN BIJI KELOR (Moringa oleifera Lam) DAN PAC (Poly Alumunium Chloride) Etih Hartati, Mumu Sutisna, dan Windi Nursandi S. Jurusan Teknik

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI D3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

DEPARTEMEN KIMIA PROGRAM STUDI D3 KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 Studi Perbandingan Keefektifan Penggunaan Poly Aluminium Chloride (Pac) Dan Tawas (Alum) Dalam Mempertahankan Ph Dan Turbiditas Pada Air Baku Instalasi Pengolahan AirDi Pdam Tirtanadi Hamparan Perak Karya

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I) Dian Paramita 1 dan Nieke Karnaningroem 2 Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plant (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat.Analisa laboratorium

Lebih terperinci

Aisyah Rafli Puteri. Abstrak

Aisyah Rafli Puteri. Abstrak STUDI PENURUNANA KEKERUHAN AIR KALI SURABAYA DENGAN PROSES FLOKULASI DALAM BENTUK FLOKULATOR PIPA CIRCULAR STUDY OF DECREASING OF TURBIDITY WITH FLOCULATION PROCCESS BY CIRCULAR PIPE FLOCULATOR Aisyah

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)

PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda) PENGARUH VARIASI DOSIS KOAGULAN TERHADAP PERUBAHAN PARAMETER FISIKA KIMIA KUALITAS AIR BAKU (Studi Kasus : PDAM Kota Samarinda)!" #$ % &'( ABSTRACT This research was conducted with the aim of obtained

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Dan Pembahasan

Bab IV Hasil Dan Pembahasan Bab IV Hasil Dan Pembahasan IV.1 Analisa Kualitas Air Gambut Hasil analisa kualitas air gambut yang berasal dari Riau dapat dilihat pada Tabel IV.1. Hasil ini lalu dibandingkan dengan hasil analisa air

Lebih terperinci

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM

PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM PRODUKSI KOAGULAN CAIR DARI LEMPUNG ALAM DAN APLIKASINYA DALAM PENGOLAHAN AIR GAMBUT: KALSINASI 700 o C/2 JAM Riza Marsesa 1, Muhdarina 2, Nurhayati 2 1 Mahasiswa Program Studi S1 Kimia FMIPA-Universitas

Lebih terperinci

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014 5. Teknik Bioseparasi Dina Wahyu Genap/ March 2014 Outline Chemical Reaction Engineering 1 2 3 4 5 6 7 Pendahuluan mempelajari ruang lingkup teknik bioseparasi dan teknik cel disruption Teknik Pemisahan

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Hani Yosita Putri 3310.100.001 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Wahyono

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA)

PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA) PENGARUH PENGGUNAAN KOAGULAN (AIR ASAM TAMBANG DAN ALUMINIUM SULFAT DALAM PENGOLAHAN AIR RUN OFF PERTAMBANGAN BARU BARA) THE INFLUENCE OF COAGULANT USING (ACID MINE DRAINAGE, ALUMINIUM SULFATE) IN THE

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-162 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter

Lebih terperinci

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 FLOKULASI 10 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN

EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN EFFEKTIFITAS PAC DAN TAWAS UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN PADA AIR PERMUKAAN Firra Rosariawari dan M.Mirwan Progdi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Pembangunan Nasional

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Water Treatment Plan (WTP) sungai Cihideung milik Institut Pertanian Bogor (IPB) kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penelitian

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli 1 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli Mega Puspitasari dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

EFFECTS OF ROTATION AND SLUDGE ADDITION ON ROTATING SEDIMENTATION PERFORMANCE IN REMOVING TURBIDITY

EFFECTS OF ROTATION AND SLUDGE ADDITION ON ROTATING SEDIMENTATION PERFORMANCE IN REMOVING TURBIDITY Jurnal Teknik Lingkungan Volume 16 Nomor 2, Oktober 2010 (hal. 160-172) JURNAL TEKNIK LINGKUNGAN EFFECTS OF ROTATION AND SLUDGE ADDITION ON ROTATING SEDIMENTATION PERFORMANCE IN REMOVING TURBIDITY PENGARUH

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) D-22 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-22 Pemanfaatan Biji Asam Jawa (Tamarindusindica) Sebagai Koagulan Alternatif dalam Proses Menurunkan Kadar COD dan BOD dengan

Lebih terperinci

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 7, Nomor 1, Januari 2015 Hal. 29-40 Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Kebutuhan yang utama bagi terselenggaranya kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang memiliki fungsi sangat penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum sehingga merupakan modal

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian dilaksanakan pada tanggal 22 September 2016 dengan pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment melalui segmen 1 koagulasi, flokulasi, segmen 2 sedimentasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi semua mahluk hidup di dunia terutama bagi manusia, dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

PERBANDINGAN HIDRODINAMIKA FLOKULATOR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG PADA PROSES FLOKULASI MENGGUNAKAN ALIRAN MELALUIMEDIA KELERENG

PERBANDINGAN HIDRODINAMIKA FLOKULATOR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG PADA PROSES FLOKULASI MENGGUNAKAN ALIRAN MELALUIMEDIA KELERENG PERBANDINGAN HIDRODINAMIKA FLOKULATOR BERBENTUK SETENGAH LINGKARAN DAN PERSEGI PANJANG PADA PROSES FLOKULASI MENGGUNAKAN ALIRAN MELALUIMEDIA KELERENG Badaruddin Mu min, Muzwar Rusadi Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen Kekeruhan (NTU) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Kualitas Air 1. Nilai Kekeruhan Air Setelah dilakukan pengujian nilai kekeruhan air yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB 3 METODE PERCOBAAN BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1 Waktu dan Lokasi Percobaan Sampel air diambil dari danau yang berada di kompleks kampus Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta sebelah selatan Fakultas Pertanian. Pengambilan

Lebih terperinci

Kajian Unit Pengolahan Menggunakan Media Berbutir dengan Parameter Kekeruhan, TSS, Senyawa Organik dan ph

Kajian Unit Pengolahan Menggunakan Media Berbutir dengan Parameter Kekeruhan, TSS, Senyawa Organik dan ph PROC. ITB Sains & Tek. Vol. 36 A, No., 4, 97 97 Kajian Unit Pengolahan Menggunakan Media Berbutir dengan Parameter Kekeruhan, TSS, Senyawa Organik dan ph Departemen Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. berdampak positif, keberadaan industri juga dapat menyebabkan dampak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan sektor industri menjadi salah satu sektor penting, dimana keberadaannya berdampak positif dalam pembangunan suatu wilayah karena dengan adanya industri maka

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Jurnal Teknologi Lingkungan, Vol. 5, No. 2, Desember 2009, pp. 40-45 ISSN: 1829-6572 PENGARUH PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Rachmawati S.W., Bambang Iswanto, Winarni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI STUDI PENURUNAN KONSENTRASI NIKEL DAN TEMBAGA PADA LIMBAH CAIR ELEKTROPLATING DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI ABSTRAK Rachmanita Nofitasari, Ganjar Samudro dan Junaidi Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini

BAB I PENDAHULUAN. penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT Cibaliung Sumberdaya merupakan tambang emas dengan metoda penambangan bawah tanah tipe cut and fill. Penambangan di perusahaan ini dilakukan pada dua lokasi yaitu

Lebih terperinci

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR PERBANDINGAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DAN ALUM (TAWAS) DALAM MEMPERTAHANKAN ph PADA AIR SUNGAI BELAWAN DI PDAM HAMPARAN PERAK TUGAS AKHIR OLEH : THALITA PEBRIANA Br. SURBAKTI NIM 122410021 PROGRAM

Lebih terperinci

Perbandingan Potensi Berat dan Volume Lumpur yang Dihasilkan oleh IPA Badak Singa PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan Data Sekunder dan Primer

Perbandingan Potensi Berat dan Volume Lumpur yang Dihasilkan oleh IPA Badak Singa PDAM Tirtawening Kota Bandung Menggunakan Data Sekunder dan Primer Reka Lingkungan Teknik Lingkungan Itenas No.1 Vol. 3 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional [Februari 2015] Perbandingan Potensi Berat dan Volume Lumpur yang Dihasilkan oleh IPA Badak Singa PDAM Tirtawening

Lebih terperinci

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa

EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN FLOKULATOR TERSUSUN SERI DALAM SISTEM PENGOLAHAN AIR BERSIH. Ignasius D.A. Sutapa Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan ISSN 1693 4393 Pengembangan Teknologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam Indonesia Yogyakarta, 26 Januari 2010 EFISIENSI PROSES KOAGULASI DI KOMPARTEMEN

Lebih terperinci

KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI KALIMAS SURABAYA MENJADI AIR BERSIH

KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI KALIMAS SURABAYA MENJADI AIR BERSIH Budiman: KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN 25 KINERJA KOAGULAN POLY ALUMINIUM CHLORIDE (PAC) DALAM PENJERNIHAN AIR SUNGAI KALIMAS SURABAYA MENJADI AIR BERSIH Anton Budiman

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia

Lebih terperinci

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi).

Jurusan. Teknik Kimia Jawa Timur C.8-1. Abstrak. limbah industri. terlarut dalam tersuspensi dan. oxygen. COD dan BOD. biologi, (koagulasi/flokulasi). KINERJA KOAGULAN UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU KETUT SUMADA Jurusan Teknik Kimia Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur email : ketutaditya@yaoo.com Abstrak Air

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

PENGARUH URUTAN PENAMBAHAN TANAH DIATOM SEBAGAI KOAGULAN AID

PENGARUH URUTAN PENAMBAHAN TANAH DIATOM SEBAGAI KOAGULAN AID PENGARUH URUTAN PENAMBAHAN TANAH DIATOM SEBAGAI KOAGULAN AID DALAM PENGOLAHAN AIR TERCEMAR ALGA EFFECT OF ADDITION SEQUENCE DIATOMACEOUS EARTH AS A COAGULANT AID FOR TREATING POLLUTED ALGAE CONTAINING

Lebih terperinci

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR

OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR OPTIMASI PENGGUNAAN KOAGULAN ALAMI BIJI KELOR (Moringa oleifera) PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR MOCAF Natural Coagulant Optimization Using Moringa Seeds (Moringa oleifera) in Mocaf Wastewater Treatment Elida

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA

PENGARUH ph PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA PENGARUH PADA PROSES KOAGULASI DENGAN KOAGULAN ALUMINUM SULFAT DAN FERRI KLORIDA Rachmawati S.W. 1), Bambang Iswanto 2), Winarni 2) 1) Indomas Mulia, Konsultan Air Bersih dan Sanitasi, Jakarta 12430, Indonesia

Lebih terperinci

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling

Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 1, 59-64, Mei 212 59 Uji Model Fisik Water Treatment Bentuk Pipa dengan Media Aerasi Baling-Baling (Physical Model Test Water Treatment Media Shape Pipe with

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM (IPA I) SUNGAI SENGKUANG PDAM TIRTA PANCUR AJI KOTA SANGGAU Joni Hermanto 1, Winardi Yusuf, ST. M.T 1, Dian Rahayu Jati, ST. M.Si 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING

TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING TUGAS PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI ELECTROPLATING Oleh : DODDY OCTNIAWAN NPM : 0752010015 PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR Pengertian Air Limbah Kegiatan Penambangan. limbah kegiatan penambangan bijih emas dan atau tembaga yaitu air yang terkena

BAB III TEORI DASAR Pengertian Air Limbah Kegiatan Penambangan. limbah kegiatan penambangan bijih emas dan atau tembaga yaitu air yang terkena BAB III TEORI DASAR 3.1 Air Limbah 3.1.1 Pengertian Air Limbah Kegiatan Penambangan Menurut Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 202 Tahun 2004, air limbah kegiatan penambangan bijih emas dan atau

Lebih terperinci

BAB 5 UNIT KOAGULASI-FLOKULASI

BAB 5 UNIT KOAGULASI-FLOKULASI BAB 5 UNIT KOAGULASI-FLOKULASI 5.1. Kestabilan Partikel Tersuspensi Air baku dari air permukaan umumnya mengandung partikel tersuspensi. Partikel tersuspensi dalam air dapat berupa partikel bebas dan koloid

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal penelitian pengolahan kualitas air sungai dimulai dari studi pustaka atau study literature yaitu mencari data dan informasi yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian dilaksanakan pada tanggal 1 November 16 dengan durasi pengujian air Selokan Mataram dengan unit water treatment selama menit melalui unit koagulasi, flokulasi, sedimentasi,

Lebih terperinci

KINETICS OF TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) REMOVAL IN PDAM TIRTAWENING BANDUNG RAW WATER WITH ALUM-BASED COAGULANT MADE OF ALUMINUM USED CAN CAPS

KINETICS OF TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) REMOVAL IN PDAM TIRTAWENING BANDUNG RAW WATER WITH ALUM-BASED COAGULANT MADE OF ALUMINUM USED CAN CAPS KINETIKA PENYISIHAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA AIR BAKU PDAM TIRTAWENING KOTA BANDUNG MENGGUNAKAN KOAGULAN TAWAS BERBAHAN BAKU ALUMINIUM DARI TUTUP KALENG BEKAS KINETICS OF TOTAL SUSPENDED SOLID

Lebih terperinci

Kajian Kinerja Teknis Proses dan Operasi Unit Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling PDAM Sidoarjo

Kajian Kinerja Teknis Proses dan Operasi Unit Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling PDAM Sidoarjo JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-118 Kajian Kinerja Teknis Proses dan Operasi Unit Koagulasi-Flokulasi-Sedimentasi pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kedunguling

Lebih terperinci

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009

VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 VOLUME 5 NO. 1, JUNI 2009 PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN PROSES ELEKTROKOAGULASI MENGGUNAKAN ELEKTRODA ALUMINIUM Studi Kasus: Limbah Cair Gedung Syarif Thajeb (M), Universitas Trisakti Bambang Iswanto,

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan

Lebih terperinci

Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan Sumedang Selatan

Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan Sumedang Selatan Reka Lingkungan Jurusan Teknik Lingkungan Itenas No.2 Vol.05 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Oktober 2017 Perencanaan Unit Pengolahan Air Bersih di Kecamatan Sumedang Selatan DITA ANDINI, RACHMAWATI

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Oleh : Ir. Tano Baya Ir. Tatit Palgunadi Camelia Indah Murniwati, ST Bidang

Lebih terperinci

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG

PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG PENENTUAN DOSIS OPTIMUM KOAGULAN BIJI ASAM JAWA (Tamarindus Indica L) DALAM PENURUNAN TSS DAN COD LIMBAH CAIR INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT DI KOTA MALANG Evy Hendriarianti, Humairoh Suhastri Program Studi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat adalah perusahaan yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten

Lebih terperinci

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati

Serbuk Biji Kelor Sebagai Koagulan Harimbi Mawan Dinda Rakhmawati SERBUK BIJI KELOR SEBAGAI KOAGULAN PADA PROSES KOAGULASI FLOKULASI LIMBAH CAIR PABRIK TAHU Harimbi Setyawati 1), Mawan Kriswantono 2), Dinda An Nisa 3), Rakhmawati Hastuti 4) 1,3,4 Program Studi Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3

PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl 3 PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES ISSN : 111-1 PENGARUH PENCAMPURAN TERHADAP REAKSI HIDROLISA AlCl R. Yustiarni, I.U. Mufidah, S.Winardi, A.Altway Laboratorium Mekanika Fluida dan Pencampuran

Lebih terperinci

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL

STUDI PENDAHULUAN : PENGOLAHAN LIMBAH CAIR HASIL PRODUKSI PATI BENGKUANG DI GUNUNGKIDUL SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Air Baku Aliran Sungai Cihideung Air baku merupakan sumber air bersih yang dapat berasal dari air hujan, air tanah, air danau, dan air sungai. Air sungai merupakan salah satu

Lebih terperinci

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

DIAGRAM ALIR 4. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 DIAGRAM ALIR 4 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr.

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya) SEMINAR HASIL TUGAS AKHIR Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI

PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI PENYISIHAN COD LIMBAH CAIR PKS DENGAN METODE ELEKTROKOAGULASI Ratni Dewi *, Syafruddin, M. Yunus dan Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe, PO Box 90 Lhokseumawe * Email : raihan_annisa@yahoo.co.id

Lebih terperinci