BAB IV HASIL PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat adalah perusahaan yang termasuk dalam Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Kabupaten Kotawaringin Barat. Tujuan BUMD memenuhi kebutuhan air bersih untuk masyarakat. PDAM berdiri sejak 11 Juli tahun 1992 dan berlokasi di Jalan Sutan Syahir. 34 Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Visi PDAM Tirta Arut adalah terwujudnya perusahaan yang profesional dalam pengelolaan dan sumber daya air untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak serta mempersiapkan daya saing dan kinerja perusahaan dalam era-globalisasi yang berprinsip standar jaminan mutu dan pelayanan. Dan Misi PDAM Tirta Arut adalah : 1. Penyelenggaraan jasa dalam penyedian air bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak secara berkesinabungan. 2. Penerapan sistem menejemen kualitas dan kuantitas sumber daya. 3. Peningkatan sistem menejemen mutu yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan. 4. Memaksimalkan laba dan memupuk keuntungan berdasarkan prinsip bisnis untuk terjaminnya kelestarian asset daerah demi kesinabungan pelayanan kepada masyarakat. 28

2 29 BUPATI KOTAWARINGIN BARAT DEWAN PENGAWAS DIREKTUR KABAG. ADMINISTASI DAN KEUANGAN KABAG. TEKNIK KASUBAG. UMUM / PERSONALIA KASUBAG. HUBUNGAN MASYARAKAT KASUBAG. PRODUKSI KASUBAG. PERENCANAAN KASUBAG. PERAWATAN KASUBAG. PENAGIHAN KASUBAG. PEMBUKUAN KASUBAG. TRANSMISI & DISTRIBUSI KASUBAG. METER SEGEL UNIT - UNIT PDAM Gambar 4.1 Struktur Organisasi PDAM Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat Sumber : PDAM Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat 2017

3 30 1. Sumber Air Baku Sumber air Baku yang digunakan PDAM Tirta Arut Kabupaten Kotawaringin Barat dalam memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat adalah air sungai Arut. 2. Kinerja Instalasi Pengolahan Air 5 (IPA) Tugas utama Instalasi pengolahan Air yaitu mengolah air, dari air baku hingga menjadi air yang sesuai dengan standar baku mutu dan layak didistribusikan ke masyarakat untuk kegiatan sehari-hari. Adapun sistem pengolahan air baku menjadi air bersih yang dilakukan PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat. a. Intake Unit intake yang berfungsi mengambil air baku dari badan air kemudian mengalirkan ke IPA. Terdapat 2 pompa yang mempunyai tipe sama yang berfungsi menangkap air dari badan air dan mengalirkannya ke IPA, yang dilengkapi dengan impeler tunggal, pompa difungsikan secara bergantian dengan waktu oprasi 12 jam. Gambar 4.2 Unit Intake PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat

4 31 b. Unit Koagulasi Unit koagulasi adalah tahap pertama pembentukan partikelpartikel di air dengan bantuan bahan koagulan. Pada unit koagulasi dilakukan (flash mixing) karena koagulan harus tersebar secara cepat dan reaksi hidrolisa hanya terjadi dalam beberapa detik, jadi destabilisasi muatan negatif oleh muatan positif dilakukan dalam beberapa detik. Pengadukan cepat menggunakan sistem hidrolisis, terjunan dan sekatan. Memanfaatkan turbulensi antara air dalam pengadukan. Di pipa transmisi diinjeksikan soda ash yang berfungsi menetralisasi ph air dan membantu dalam kinerja alumunium sufat, setelah itu diinjeksikan alumunium sulfat 10% dan kaporit 60% berfungsi sebagai bahan koagulan dan desinfektan. \ Gambar 4.3 Unit Koagulasi PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat

5 32 c. Unit Flokulasi Flokulasi adala proses penggumpalan partikel-partikel terdestablisasi menjadi flok-flok dengan ukuran yang memungkinkan dapat diendapkan di sedimentasi dan tersaring difiltrasi. Atau proses pertumbuhan flok (mikroflok) menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar (makroflok). Pengadukan lambat dilakukan dengan proses hidrolisis, dan terdapat 6 bak slow mixing yang mempunyai ukuran pintu sekatan yang sama. d. Unit Sedimentasi Gambar 4.4 Unit Flokulasi PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat Sedimentasi adalah proses penghilangan sebagian besar padatan yang terkandung dalam air degan pengendapan secara gravitasi dan dalam waktu tertentu. Kecepatan aliran dirancang sangat rendah hingga menimbulkan kondisi tanpa gerak. Dengan gaya gravitasi, partikel yang berukuran lebih besar dari desintas cairan disekelilingnya akan bergerak kebawah mengendap, sedangkan partikel dengan densitas lebih kecil akan bergerak ke

6 33 atas (floatasi). Proses sedimentasi digambar 4.5 dibandu dengan tube settler dengan kemiringan e. Unit Filtrasi Gambar 4.5 Unit Sedimentasi PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat Filtrasi berfungsi sebagai tempat proses penyaringan flok-flok kecil dan tidak terendap di unit sedimentasi dn juga berfungsi sebagai penyaring mikroorganisme atau bakter yang terlarut didalam air. di unit filtrasi terdapat 8 filtrasi yang berbentuk persegi memanfaatkan gravitasi dan mempunyai sistem back wash menggunakan pipa 4 inch. Gambar 4.6 Unit Filtrasi PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat

7 34 f. Unit Reservoir Air yang sudah melalui pengolahan akan dialirkan ke resevoar sebagai tempat penampungan air sebelum didistribusikan dimasyarakat yang berbentuk persegi. Terdapat 3 reservoir yang mempunyai kapasitas berbeda-beda yaitu 500m 3, 250m 3, dan 250m 3. Gambar 4.7 Unit Reservoir PDAM Tirta Arut Kabupten Kotawaringin Barat g. Kualitas Air Baku dan Air Hasil Produksi Instalasi Pengolahan Air 5 Tabel 4.1 Identifikasi Instalasi Pengolahan Air 5 di Kualitas air Pengukuran Kualitas air Satuan Hasil Kualitas Air Baku baku produksi Fisik 1. Kekeruhan NTU 91 <1 2. Warna TCU 1045 <1 3. TDS 75,5 22,9 4. Berbau dan Tidak berbau Rasa dan Bau - berasa dan berasa Kimia 1. Besi (FE) mg/l 1,063 0, Kasadahan (CaCO3) mg/l 14,28 14,28

8 35 Tabel 4.1 Identifikasi Instalasi Pengolahan Air 5 di Kualitas air Pengukuran Kualitas air Satuan Hasil Kualitas Air Baku baku produksi 3. Chlorine mg/l 0,079 0, Mangan (MN) mg/l 0,072 0, Nitrat (NO3-N) mg/l 0,97 0,37 6. NitrIt (NO2-N) mg/l 0,035 0, ph mg/l 5,001 5, COD mg/l 72,3 11,1 9. DO mg/l 7,0 7,8 10. Sulfat (SO4) mg/l Timbal (Pb) mg/l 0,003 0,003 Mikrobiologi 1. Total Colifrom Jumlah/ ,8 00 ml 2. Fecal Colifrom Jumlah /100 ml 23 0 Sumber : Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat 2017 Diketahui dari tabel 4.1 parameter yang mengalami penurunan adalah kekeruhan, warna, TDS, besi, chorine, mangan, nitrit, parameter COD, fecal coliform dan fceal coliform. Parameter yang tidak mengalami perubahan adalah kesadahan dan timbal. Parameter yang mengalami peningkatan adalah sulfat, ph, dan DO. B. Pengukuran Kualitas Air Baku IPA Kabupaten Kotawaringin Barat Pemeriksaan kualitas air baku dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Standar Nasional Indonesia kemudian dianalisa dengan Standart Baku Mutu Peraturan Pemerintah. 82 tahun Hasil kualitas air baku 22 Maret 2017 :

9 36 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku di Pengukuran Kualitas Air Baku Satuan Baku Mutu Peraturan Pemerintah. 82 Tahun 2001 Hasil Keterangan Fisik 1. Kekeruhan NTU Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 2. Warna TCU Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 91 Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 1045 Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 3. TDS ,5 Kimia 1. Besi (FE) mg/l 0.3 1,063 Tidak 2. Kasadahan (CaCO3) mg/l Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 3. Chlorine mg/l Tidak ada standar baku mutu yang 0,079 Tidak ada standar baku mutu yang ditapkan 14,28 Tidak ada standar baku mutu yang 4. Mangan (MN) mg/l 0.1 0, Nitrat (NO3-N) mg/l 10 0,97 6. NitrIt (NO2-N) mg/l Tidak ada standar baku mutu yang 0,035 Tidak ada standar baku mutu yang 7. ph mg/l ,001 Tidak 8. COD mg/l 10,0 72,3 9. DO mg/l 6.0 7,0 10. Sulfat (SO4) mg/l Timbal (Pb) mg/l 0,03 0,003

10 37 Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Baku di Pengukuran Kualitas Air Baku Satuan Baku Mutu Peraturan Pemerintah. 82 Tahun 2001 Hasil Keterangan Mikrobiologi 1. Total Colifrom Jumlah/ 100 ml 2. Fecal Colifrom Jumlah /100 ml Sumber : Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat 2017 Diketahui dari tabel 4.2 ada 2 parameter yang tidak sesuai standar baku mutu yaitu besi yang melebihi standar baku mutu yaitu 1,063 dan ph air yang berada dibawah standar baku mutu yaitu 5,001. C. Instalasi Pengolahan Air Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan 1. Unit Intake a) Kapasitas pompa Kapasitas pompa air baku liter/detik % dari perencaan unit paket b) Pompa cadangan Terdapat 2 buah pompa yang bertipe sama. Minimal 1 buah pompa cadangan be tipe sama c) Jenis tipe pompa a. Pompa sentrifugal b. Menggunakan impller tunggal c. Pemberiian pelumas secara berkala a. Jenis sentrifugal / pompa benam b. Mempunyai impller tunggal c. Tumpuan putaran pompa menggunaan pelumas 2. Unit Koagulasi a) Tipe pengadukan Hidrolisis Terjunan dan Hidrolisis Terjunan

11 38 Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan cepat Saluran bersekat Saluran bersekat Mekanis Bilah (blade), Pedal (padle) Flotasi b) Waktu 62 detik 1 5 detik Tidak sesuai pengadukan c) Nilai Gardien 184,97 >750 Tidak d) Jenis Koagulan Alumunium Sulfat a. Alumunium sulfat Al 2(SO 4) 3, l4(h 2o) Cair a. bentuk cair Konsentrasi 10% b. konsentrasi sebesar (5-20%) a) PAC, Poly Alumunium Chloride (Al 10(OH) 15Cl 15) b. kualitas PAC ditentukan oleh kadar alumunium Oxide (Al2O3) yang terkait sebagai pac dengan kadar (10-11)% e) Dosis koagulan f) Pembubuhan koagulan Tidak dilakukan Jartest Pompa pembubuh Jartest a. Pompa pembubuh Tidak b. Gravitasi

12 39 Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan g) Bak koagulan a. Menampung larutan 24 jam a. Menampung larutan 2 jam b. 2 buah bak b. 2 buah bak c. Bak terlindungi c. Bak terlindungi d. Bak tahan terhadap koagulan d. Tahan terhdap koagulan 3. Unit Flokulator Hidrolisis a) Nilai Gradien / detik Bak 1 : 89,937 bak 2 : 90,753 bak 3 : 91,287 bak 4 : 91,817 bak 5 : 92,446 bak 6 : 92, (menurun) Tidak sesuai b) Waktu tinggal 19,7 menit menit Tidak c) Tahap flokulasi 6 buah 6 10 buah d) Pengendalian energi Bukaan pintu Bukaan pintu/ sekat e) Kecepatan aliran max 0,204 m/detik 0,9 m/detik Tidak 4. Unit Sedimentasi Bak Persegi Aliran Vertikal (Menggunakan Pat/Tabung Pengendapan) a) Beban permukaan 3,5 3,8 7,5 m3/m2/jam Tidak b) Kedalaman c) Waktu tinggal (pada tabung pengendapan) 2,57 0,07 Jam Tidak sesuai d) Lebar / panjang L=4 P=9 Meter Tidak ada SNI yang Tidak ada SNI yang e) Beban pelimpah 324 M 3 < 11 M 3 Tidak sesuai f) Bilangan Reynold 49,708 <2000

13 40 Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan g) Kecepatan pada plat/tabung pengendap m/menit Max 0,15 m/menit h) Bilangan Fraude 0, (936 x 10-7 ) >10-5 i) Kemiringan dasar bak Unit Filtrasi Saringan Biasa (Gravitasi) a) Jumlah bak saringan b) Kecepatan penyaringan 8 N = 12 Q 0,5 *) 5,16 m/jam 6 11 m/jam Tidak sesuai c) Sistem pencucian Tanpa blower Tanpa/dengan blower & atau surface wash d) Kecepatan pencucian e) Lama pencucian f) Periode antar dua pecucian g) Ekspansi pencucian h) Tebal Media pasir 12 m/jam m/jam Tidak 10 menit menit 24 jam jam 50% 30 50% 600mm i) Singel media Tidak diketahui Tidak dapat dilakukan penilaian j) Media ganda Tidak diketahui Tidak dapat dilakukan penilaian k) Ukuran efektif, ES l) Koefesien keseragaman, UC 60 mm 0,3 0,7 mm Tidak sesuai 1,2 1,2 1,4

14 41 Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan m) Berat jenis pasir 2,65 (kg/dm 3 ) 2,5 2,65 (kg/dm 3 ) n) Porositas pasir 0,226 0,4 o) Kadar SiO 2 pasir Tidak diketahui >95% Tidak dapat dilakukan penilaian p) Media antrasit Tidak menggunakan media antrasit menggunakan media antrasit Tidak sesuai q) Fillter bottom dasar Tidak ada fillter bottem dasar Ada bottem dasar Tidak sesuai r) Lebar slot nozel s) Prosentase luas slot nozel terhadap luas filter 0,4 Mm < 0,5 Mm 1,41% < 4% 6. Unit Desinfektan a) Jenis desinfektan b) Pembubuhah desinfektan Kaporit dan kandungan Klor aktif 60% Dibubuhkan secara mekanis. Kaporit atau kalsium hipoklorit (CaOCL 2) x H 2O, dan kandungan klor aktif (60 70) % Kaporit / sodium hipoklorit dibubuhkan secara gravitasi / mekanis c) Bak kaporit Mampu menampung 24 jam a. Mampu menampung 8 24 jam Tidak terdapat bak pembubuh b. Bak pembubuh Tidak Ada bak pengaduk mekanis c. Bak pengaduk mekanis/manual

15 42 Tabel 4.3 Hasil Observasi di Instalasi Pengolahaan Air Unit Instalasi Pengolahan Air Hasil Penelitian SNI 6447 Tahun 2008 Keterangan Tahan terhadap kaporit d. Tahan tehadap kaporit Bak berada di tempat terlindungi dari luar e. Bak terlindungi a) Pompa pembubuh Terdapat 2 buah Minimal 2 buah kapasitas sama 7. Reservoir Unit 5 Bangunan Reservoir Ada a) Ventilasi Ada b) Tangga Ada c) Pelimpahan air Ada d) Lubang pemeriksaan dan perbaikan Ada Tidak Ada e) Alat ukur ketinggian f) Instalasi pengolahan air penguras tidak Sumber : Data Primer Hasil observasi ke Instalasi Pengolahan Air secara langsung diketahui beberapa point pada unit koagulasi, unit flokulasi, unit sedimntasi, unit filtrasi, unit desinfektan dan unit reservoir tidak memenuhi SNI 6447 tahun D. Hasil Pengukuran Kualitas Air Produksi Pemeriksaan kualitas air produksi dilakukan di Laboraturium Kesehatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat dengan Standar Nasional Indonesia kemudian dianalisa dengan Peraturan Mentri Kesehatan. 907 Menkes Per IX tahun Hasil kualitas air produksi 22 Maret 2017.

16 43 Tabel 4.4 Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Produksi Pengukuran Kualitas Air Baku Satuan Peraturan Mentri Kesehatan.907/Menkes /Per/IX/2002 Hasil Keterangan Fisik 1. Kekeruhan NTU 25 <1 2. Warna TCU 15 <1 3. TDS Tidak ada standar baku mutu yang 22,9 Tidak ada standar baku mutu yang Kimia 1. Besi (FE) mg/l 0.3 0, Kasadahan mg/l ,28 (CaCO3) 3. Chlorine mg/l 5 0, Mangan (MN) mg/l 0,1 0, Nitrat (NO3-N) mg/l 50 0,37 6. NitrIt (NO2-N) mg/l 3 0, ph mg/l ,6 Tidak 8. COD mg/l Tidak ada standar baku mutu yang 9. DO mg/l Tidak ada standar baku mutu yang 11,1 Tidak ada standar baku mutu yang 7,8 Tidak ada standar baku mutu yang 10. Sulfat (SO4) mg/l Timbal (Pb) mg/l Tidak ada standar baku mutu yang Mikrobiologi 1. Total Colifrom Jumlah/ 100 ml 2. Fecal Colifrom Jumlah/ 100 ml 0,003 Tidak ada standar baku mutu yang 0 6,8 Tidak 0 0 Sumber : Laboratorium Kesehatan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat 2017

17 44 Diketahui dari pemeriksaan kualitas air terdapat parameter kimia dan mikrobiolgi yang tidak sesuai standar baku mutu yaitu parameter kimia dengan ph dan parameter mikrobiologi dengan Total Coliform. E. HASIL PENGUKURAN ph DI INSTALASI PENGOLAHAN AIR Pengukuran ph dilakukan di seluruh unit instalasi pengolahan air kecuali unit filtrasi. Pengukuran ph dilakukan selama 7 hari berturut-turut mulai tanggal 06 Maret 2017 hingga 12 Maret Pengambilan sampel diulang sebanyak 3 kali dan data tabel-tabel di bawah ini adalah nilai ratarata dari pengambilan sampel. 1. Unit Intake Tabel 4.5 Hasil Pengukuran ph di Unit Intake IPA Tanggal ph Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret ,5 Rata-rata 3,4 Sumber : Data Primer Hasil dari pengukuran ph pada unit Intake diketahui nilai ph diantara 3,1 hingga 3,8 dengan rerata nilai ph air 3,4.

18 45 2. Unit Koagulasi Tabel 4.6 Hasil Pengukuran ph di Unit Koagulasi IPA PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat 2017 Tanggal ph BAK 1 BAK Maret ,7 4, Maret ,6 5, Maret ,1 5, Maret ,7 5, Maret ,6 5, Maret ,9 5, Maret ,4 5,4 Rata-rata 5,4 5,4 Sumber : Data Primer Dari hasil pengukuran ph selama 7 pada unit Koagulasi diketahui rerata bak 1 yaitu 5,4 dan bak 2 yaitu 5,4. 3. Unit Flokulasi Tabel 4.7 Hasil Pengukuran ph di Unit Flokulasi IPA PDAM Kabupaten Kotawaringin Barat 2017 Tanggal ph BAK 1 BAK 2 BAK 3 BAK 4 BAK 5 BAK Maret ,6 4,6 4,6 4,7 4,7 4, Maret ,5 5,5 5,6 5,5 5,6 5, Maret ,1 5,1 5,1 5,1 5,1 5, Maret ,7 5,7 5,6 5,7 5,7 5, Maret ,6 5,6 5,6 5,6 5,6 5, Maret ,5 5,5 5,5 5,5 5,5 5, Maret ,4 5,4 5,4 5,4 5,4 5,4 Rata-rata 5,4 5,3 5,3 5,4 5,4 5,3 Sumber : Data Primer

19 46 Pada unit flokulasi terdapat 6 bak, dan hasil pengukuran ph diketahui nilai ph dari bak 1 hingga 6 berkisar 5,3 dan 5,4. 4. Unit Sedimentasi Tabel 4.8 Hasil Pengukuran ph di Unit Sedimentasi IPA Tanggal ph Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret ,4 Rata-rata 5.3 Sumber : Data Primer Hasil dari pengukuran ph pada unit sedimentasi diketahui nilai ph diantara 4,7 hingga 5,7 dengan rerata nilai ph air 5,3. 5. Reservoir Unit 5 Tabel 4.9 Hasil Pengukuran ph di Reservoir Unit 5 IPA 5 Tanggal ph Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret , Maret ,4 Rata-rata 5,3

20 47 Sumber : Data Primer Pengukuran ph yang dilakukan di unit reservoir diketahui ph berkisar 4,7 hingga 5,6 dengan nilai rerata 5,3. 6. Nilai Rerata Pengukuran ph di IPA Pengukuran dilakukan 7 hari berturut-turut dan dilakukan 3 kali pengulangan pengukuran ph, hasil pengukuran yang didapat kemudian di rata-rata dan di sajikan kembali dalam semua unit agar lebih memudahkan dalam memahi data dan memberikan penilaian. Tabel 4.10 Nilai Rerata Hasil Pengukuran ph di IPA Unit IPA ph 1. Unit Intake 3,4 2. Unit Koagulasi Unit flokulasi Unit Sedimentasi Reservoir Unit Sumber : Data Primer Diketahui dari tabel 4.10 nilai ph mengalami kenaikan dari unit intake dengan nilai 3.4 ke unit koagulasi menjadi 5.3. Nilai ph di tahap pengolahan air selanjutnya tidak mengalami kenaikan hingga tahap akhir reservoir unit 5. F. HASIL PENGUKURAN ph AIR PELANGGAN PDAM Pelanggan PDAM di kotawaringin Barat total dan pelanggan aktif , tersebar di 6 kelurahan yaitu kelurahan pasir panjang, kelurahan siderejo, kelurahan mendawai, kelurahan raja, kelurahan baru dan keluarahan madurejo. Pengukuran ph dilakukan di 3 titik di masing-masing kelurahan.

21 48 Tabel 4.11 Hasil Pengukuran ph Air di Konsumen dan di Reservoir Unit 5 IPA 5 mor Pelanggan Jarak ph Air PDAM ph Konsumen ** 2 KM 4,73 4, ** 7KM 4,73 4, ** 10 KM 4,73 4, ** 4 KM 5,6 5, ** 9 KM 5,6 5, ** 13 KM 5,6 4, ** 3 KM 5,0 4, ** 8 KM 5,0 4, ** 12 KM 5,0 4, ** 6KM 5,6 5, ** 8KM 5,6 5, ** 10 KM 5,6 4, ** 3 KM 5,5 5, ** 7 KM 5,5 5, ** 11KM 5,5 5, ** 7 KM 5,4 4, ** 9KM 5,4 4, ** 11KM 5,4 4,4 Sumber : Data Primer Diketahui hasil pengukuran ph air produksi PDAM dan ph konsumen dari tabel 4.11 data menunjukan bahwa ph air PDAM mengalami penurunan hingga berada di pihak konsumen. Semakin jauh air mengalir ke pihak konsumen maka ph air akan cenderung menurun.

22 49

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar. menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penduduk Kabupaten Kotawaringin Barat sebagian besar menggunakan air sungai / air sumur untuk kegiatan sehari-hari seperti mencuci, dan mandi. Jenis air yang digunakan

Lebih terperinci

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN REGULATOR PELAYANAN AIR MINUM DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA PDAM TIRTA KHATULISTIWA KOTA PONTIANAK Oleh : Ir. Tano Baya Ir. Tatit Palgunadi Camelia Indah Murniwati, ST Bidang

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04 Yuniati, PhD KOMPONEN SPAM Materi yang akan dibahas : 1.Komponen SPAM 2.Air baku dan bangunan intake KOMPONEN SPAM Sumber air baku Pipa transimisi IPAM Reservoar

Lebih terperinci

Sidang Progres TA. Dandy Kurnia Herlambang Dosen Pembimbing: Nieke Karnaningroem

Sidang Progres TA. Dandy Kurnia Herlambang Dosen Pembimbing: Nieke Karnaningroem Sidang Progres TA Dandy Kurnia Herlambang 3306 100 041 Dosen Pembimbing: Nieke Karnaningroem Bab I Pendahuluan Latar belakang masalah: 1. Kualitas air baku yang menurun seiring dengan perubahan cuaca yang

Lebih terperinci

Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air

Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air Standar Nasional Indonesia Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air ICS 93.025 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi... ii Prakata... iii Pendahuluan...iiii 1 Ruang lingkup...1

Lebih terperinci

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi

PENGOLAHAN AIR BERSIH. PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN AIR BERSIH PENGOLAHAN UNTUK MENGURANGI KONSENTRASI ZAT Kandungan Fe, CO2 agresif, bakteri yang tinggi PENGOLAHAN LENGKAP Dilaksanakan pada air permukaan, air sungai), Diperlukan unt menjernihkan

Lebih terperinci

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan

I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan I. Tujuan Setelah praktikum, mahasiswa dapat : 1. Menentukan waktu pengendapan optimum dalam bak sedimentasi 2. Menentukan efisiensi pengendapan II. Dasar Teori Sedimentasi adalah pemisahan solid dari

Lebih terperinci

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL SPESIFIKASI IPA TIPE CIKAPAYANG Atang Sarbini, ST.

Lebih terperinci

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det

BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 233 L/det Evaluasi Pengolahan Air Minum Eksisting Kapasitas 2 L/det BAB V EVALUASI PENGOLAHAN AIR MINUM EKSISTING KAPASITAS 2 L/det V.1. Umum Pelayanan air bersih di Kota Kendari diawali pada tahun 1928 (zaman Hindia

Lebih terperinci

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA

EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA EVALUASI TERHADAP UPAYA PENINGKATAN KUALITAS AIR BERSIH PADA PDAM TIRTA MON PASE INSTALASI MEUNASAH REUDEUP KABUPATEN ACEH UTARA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Tugas dan Memenuhi Syarat Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin tinggi dan peningkatan jumlah industri di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penurunan kualitas air merupakan salah satu bentuk penurunan kualitas lingkungan sebagai akibat dari tingkat pertambahan penduduk yang semakin tinggi dan peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai secara umum memiliki tingkat turbiditas yang lebih tinggi dibandingkan dengan air

Lebih terperinci

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr.

Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus Unit Pengolahan Air Bersih Rsup Dr. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan ISSN: 2085-1227 Volume 7, Nomor 1, Januari 2015 Hal. 29-40 Pengolah Air Backwash Tangki Filtrasi Menggunakan Proses Koagulasi Flokulasi Dan Sedimestasi (Studi Kasus

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL

PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PROSES PENGOLAHAN AIR SUNGAI MENJADI AIR MINERAL PENDAHULUAN 1. AIR Air merupakan sumber alam yang sangat penting di dunia, karena tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Air juga banyak mendapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex

BAB III METODE PERCOBAAN. - Kuvet 20 ml. - Pipet Volume 10 ml Pyrex. - Pipet volume 0,5 ml Pyrex. - Beaker glass 500 ml Pyrex BAB III METODE PERCOBAAN 3.1. Alat-alat - Kuvet 20 ml - Pipet Volume 10 ml Pyrex - Pipet volume 0,5 ml Pyrex - Pipet Tetes - Botol aquadest - Beaker glass 500 ml Pyrex - Colorimeter DR/890 Hach USA 3.2.

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April Agustus 2009 di Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Pakuan Kota Bogor. Lokasi pengambilan contoh (Dekeng)

Lebih terperinci

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA EVALUASI EFISIENSI KINERJA UNIT CLEARATOR DI INSTALASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Anjar P,RB Rakhmat 1) dan Karnaningroem,Nieke 2) Teknik Lingkungan, ITS e-mail: rakhmat_pratama88@yahoo.co 1),idnieke@enviro.its.ac.id

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Warna dan Zat Organik Hani Yosita Putri 3310.100.001 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Wahyono

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat di antaranya tingkat ekonomi, pendidikan, keadaan lingkungan, dan kehidupan sosial budaya. Faktor yang penting

Lebih terperinci

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT.

SEMINAR AKHIR. Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari Dosen Pembimbing Alfan Purnomo, ST. MT. SEMINAR AKHIR KAJIAN KINERJA TEKNIS PROSES DAN OPERASI UNIT KOAGULASI-FLOKULASI-SEDIMENTASI PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) BABAT PDAM KABUPATEN LAMONGAN Mahasiswa Yantri Novia Pramitasari 3309 100

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG

PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA MALANG PROPOSAL PERMOHONAN KERJA PRAKTEK SISTEM PRODUKSI INSTALASI PENGOLAHAN AIR (IPA) PDAM KOTA disusun oleh : ERVANDO TOMMY AL-HANIF 21080113140081 FAKULTAS TEKNIK SEMARANG 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar

Lebih terperinci

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng

Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 59 Lampiran 1. Diagram alir instalasi pengolahan air Dekeng 60 Lampiran 2. Diagram alir pengolahan air oleh PDAM TP Bogor 61 Lampiran 3. Perbandingan antara kualitas air baku dengan baku mutu pemerintah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan yang pertama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik adalah tersedianya air yang memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yang memenuhi syarat kebersihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit

BAB I PENDAHULUAN. Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kulit jadi merupakan kulit hewan yang disamak (diawetkan) atau kulit bebas bulu dan urat di bawah kulit. Pekerjaan penyamakan kulit mempergunakan air dalam jumlah

Lebih terperinci

Gambar 4. Kondisi ekosistem sekitar intake PDAM Tirta Pakuan

Gambar 4. Kondisi ekosistem sekitar intake PDAM Tirta Pakuan 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Ekosistem di Sekitar Intake dan IPA Kondisi ekosistem meliputi gambaran bio-fisik dan aktifitas manusia disekitar dan di dalam lokasi pengambilan air baku oleh PDAM

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING

BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING BAB II TINJAUAN UMUM PDAM TIRTA KAMUNING 2.1 Sejarah Berdirinya PDAM TIRTA KAMUNING Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kamuning Kabupaten Kuningan adalah satu-satunya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK)

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM LEGUNDI PDAM GRESIK UNIT 4 (100 LITER/ DETIK) Putu Rasindra Dini 3306 100 033 Dosen Pembimbing Ir. Hari Wiko Indarjanto, MEng. 1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk

Lebih terperinci

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH

PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH PEMANFAATAN LUMPUR ENDAPAN UNTUK MENURUNKAN KEKERUHAN DENGAN SISTEM BATCH HALIFRIAN NURMANSAH 3307100042 Latar Belakang Rumusan Masalah dan Tujuan Rumusan Masalah Tujuan Berapa besar dosis optimum koagulan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal dalam melakukan penelitian ini dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data serta informasi yang berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengumpulan Data Hasil Percobaan Pengumpulan data hasil percobaan diperoleh dari beberapa pengujian, yaitu: a. Data Hasil Pengujian Sampel Awal Data hasil pengujian

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG

BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG BAB II GAMBARAN UMUM PDAM KOTA BANDUNG DAN IPAM RENCANA CIMENTENG 2.1. Gambaran Singkat Instalasi Pengolahan Air Minum Kota Bandung Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Bandung bergerak di bidang pengelolaan

Lebih terperinci

Revisi SNI Daftar isi

Revisi SNI Daftar isi Daftar isi Prakata...ii Daftar isi...i Pendahuluan...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Persyaratan... 3 5 Kriteria kualitas air baku dan pompa air baku... 3 6

Lebih terperinci

pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara, yaitu

pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara, yaitu BAB III LOKASI STUDI DAN KONDISI EKSISTING 3.1 Lokasi Studi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Meunasah Reudeup yang mulai beroperasi pada September 2006 terletak sekitar 3 km dari pusat ibu kota Aceh Utara,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian air secara umum Mutu air adalah kadar air yang diperbolehkan dalam zat yang akan digunakan.air murni adalah air yang tidak mempunyai rasa, warna dan bau, yang terdiri

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil BAB V ANALISIS PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Hasil pengujian sampel air yang berasal dari air di Masjid K.H.A. Dahlan UMY yang dilakukan oleh BBTKLPP Yogyakarta didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli 1 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli Mega Puspitasari dan Wahyono Hadi Jurusan Teknik Lingkungan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Air merupakan senyawa kimia yang berbentuk cair, sehingga sangat fleksibel oleh makhluk hidup sebagai media transportasi makanan di dalam tubuhnya (Bambang, 2011). Fungsi

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3. 1 Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan di Kampus IPB Dramaga dan dilakukan dari bulan Juni hingga bulan Oktober 2010. 3. 2 Alat dan Bahan 3.2.

Lebih terperinci

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5

UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 UNIT PENGOLAHAN AIR MINUM 5 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*)

PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG. Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) PENGARUH MEDIA FILTRASI ARANG AKTIF TERHADAP KEKERUHAN, WARNA DAN TDS PADA AIR TELAGA DI DESA BALONGPANGGANG Sulastri**) dan Indah Nurhayati*) Abstrak : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan

Lebih terperinci

BAB 4 Analisa dan Bahasan

BAB 4 Analisa dan Bahasan BAB 4 Analisa dan Bahasan 4.1. Penentuan Komposisi untuk Kolom Dari data yang telah didapatkan setelah melakukan percobaan seperti pada 3.5 maka selanjutnya di analisa untuk mendapatkan komposisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia banyak memerlukan berbagai macam bahan-bahan yang ada dialam. Guna memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya tersebut manusia melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan suatu bahan pokok yang sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup yang ada di bumi. Keberadaan sumber air bersih pada suatu daerah sangat mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari disegala

Lebih terperinci

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN

Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung Jl Ganesha 10 Bandung PENDAHULUAN EVALUASI PERFORMA PENGADUKAN HIDROLIS SEBAGAI KOAGULATOR DAN FLOKULATOR BERDASARKAN HASIL JAR TEST EVALUATING THE PERFORMANCE OF HYDRAULIC MIXING AS COAGULATOR AND FLOCCULATOR BASED ON THE JAR TEST RESULT

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 INSTALASI PENGOLAHAN AIR Air merupakan salah satu komponen lingkungan yang mempunyai peranan yang cukup besar dalam kehidupan,bagi manusia air berperan dalam pertanian, industri,

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BAKU DI PDAM NANGA PINOH KABUPATEN MELAWI Indri Sukma Dewi, Khayan dan Hajimi Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: indridri@gmail.com Abstrak: Gambaran

Lebih terperinci

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin besarnya laju perkembangan penduduk dan industrialisasi di Indonesia telah mengakibatkan terjadinya penurunan kualitas lingkungan. Padatnya pemukiman dan kondisi

Lebih terperinci

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli

Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter Kekeruhan dan Total Coli JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) D-162 Efektifitas Al 2 (SO 4 ) 3 dan FeCl 3 Dalam Pengolahan Air Menggunakan Gravel Bed Flocculator Ditinjau Dari Parameter

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) : PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN PENYEDIAAN AIR BERSIH

KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) : PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN PENYEDIAAN AIR BERSIH KERANGKA ACUAN KERJA (TERM OF REFERENCE) Kementerian Negara/Lembaga : PDAM KABUPATEN MALANG Program Pekerjaan : PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS AIR BERSIH : PENYUSUNAN DETAIL ENGINEERING DESAIN PENYEDIAAN

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM (IPA I) SUNGAI SENGKUANG PDAM TIRTA PANCUR AJI KOTA SANGGAU Joni Hermanto 1, Winardi Yusuf, ST. M.T 1, Dian Rahayu Jati, ST. M.Si 1 1 Program Studi

Lebih terperinci

EVALUASI DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM IBU KOTA KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN

EVALUASI DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM IBU KOTA KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN EVALUASI DESAIN INSTALASI PENGOLAHAN AIR PDAM IBU KOTA KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN KLATEN ABSTRACT Nur Fajri Arifiani *), Mochtar Hadiwidodo *) To supply good water quality, quantity, and continuity

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di PDAM Tirta Tarum yang beralamat di Jl. Surotokunto No. 205 kabupaten Karawang Provinsi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU BAB II II.1 Profil PDAM Tirta Darma Ayu II.1.1 Sejarah PDAM Tirta Darma Ayu Bermula pada tahun 1932 dibangunlah sebuah instalasi pengolahan air di Kabupaten Indramayu dengan kapasitas 20 liter/detik dan

Lebih terperinci

Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum Pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi

Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum Pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jaluko Kapasitas 50 L/S Kabupaten Muaro Jambi Jurnal DAUR LINGKUNGAN Februari 018, Vol. 1 (1): 9-34 ISSN xxxx-xxxx http://journal.daurlingkungan.ac.id Evaluasi dan Optimalisasi Sistem Pengolahan Air Minum Pada Instalasi Pengolahan Air (IPA) Jaluko

Lebih terperinci

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA

Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA Pengolahan Air Gambut sederhana BAB III PENGOLAHAN AIR GAMBUT SEDERHANA 51 Nusa Idaman Said III.1 PENDAHULUAN Air merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Definisi dan Persyaratan Air Bersih 1.1.1. Definisi Air Bersih Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi air minum setelah dimasak terlebih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lahan gambut merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fungsi hidro-orologi dan fungsi lingkungan lain yang penting bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup.

Lebih terperinci

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR DI PDAM CENDANA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR. Oleh :

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR DI PDAM CENDANA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR. Oleh : LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIK KERJA LAPANG PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR DI PDAM CENDANA SAMARINDA KALIMANTAN TIMUR Oleh : HERNINGSIH PANDAM SARI NIM : 120 500 119 PROGRAM STUDI MANAJEMEN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014

Teknik Bioseparasi. Dina Wahyu. Genap/ March 2014 5. Teknik Bioseparasi Dina Wahyu Genap/ March 2014 Outline Chemical Reaction Engineering 1 2 3 4 5 6 7 Pendahuluan mempelajari ruang lingkup teknik bioseparasi dan teknik cel disruption Teknik Pemisahan

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR

BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR BAB VI ANALISIS SUMBER AIR DAN KETERSEDIAAN AIR 6.1 SUMBER AIR EXISTING Sumber air existing yang digunakan oleh PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersih di daerah Kecamatan Gunem berasal dari reservoir

Lebih terperinci

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM BAB V ANALISA DAN PEMILIHAN UNIT INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM V.1 Umum Pemilihan unit-unit pengolahan air minum merupakan hal yang sangat penting dalam merencanakan suatu instalasi pengolahan air minum.

Lebih terperinci

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian Penelitian biofiltrasi ini targetnya adalah dapat meningkatkan kualitas air baku IPA Taman Kota Sehingga masuk baku mutu Pergub 582 tahun 1995 golongan B yakni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kehidupan dan kesehatan manusia (Sunu, 2001). seperti Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Barat, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan di bidang industri dan teknologi membawa kesejahteraan khususnya di sektor ekonomi. Namun demikian, ternyata juga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan,

Lebih terperinci

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA Hamimal Mustafa R 1), Nurina Fitriani 2) dan Nieke Karnaningroem 3) 1) Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Sudah banyak yang melakukan penelitian mengenai analisis kualitas air dengan alat uji model filtrasi buatan diantaranya; Eka Wahyu Andriyanto, (2010) Uji

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH UNIT 1 SUNGAI CIAPUS DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR DINANTI TRI RESTIO PUTRI

EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH UNIT 1 SUNGAI CIAPUS DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR DINANTI TRI RESTIO PUTRI EVALUASI KINERJA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH UNIT 1 SUNGAI CIAPUS DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR DINANTI TRI RESTIO PUTRI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Perubahan Kualitas Air. Segmen Inlet Segmen Segmen Segmen Kekeruhan (NTU) BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Kualitas Air 1. Nilai Kekeruhan Air Setelah dilakukan pengujian nilai kekeruhan air yang dilakukan di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai

Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Perancangan Instalasi Unit Utilitas Kebutuhan Air pada Industri dengan Bahan Baku Air Sungai Air yang digunakan meliputi : 1. Air pendingin, digunakan untuk mendinginkan alat penukar panas. 2. Air Proses,

Lebih terperinci

II.2.1. PRINSIP JAR TEST

II.2.1. PRINSIP JAR TEST PRAKTIKUM JAR TEST TUJUAN Adapun tujuan dari praktikum yang telah kami laksanakan yaitu: 1. Untuk mencari/menentukan dosis alum sulfat optimum, alkali optimum, dosis kaporit pada desinfeksi dan kadar lumpur

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM I. PARAMETER WAJIB No. Jenis Parameter Satuan Kadar Maksimum Yang Diperbolehkan 1. Parameter

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Pengenalan Air Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu kebutuhan utama bagi semua mahluk hidup di dunia terutama bagi manusia, dengan terus bertambahnya jumlah populasi manusia, maka kebutuhan air bersih

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Lampiran 2 LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT) Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Umur : Jenis kelamin : Alamat : No.Telp./ HP : Setelah mempelajari dan mendapatkan penjelasan

Lebih terperinci

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc

Oleh: Rizqi Amalia ( ) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc Oleh: Rizqi Amalia (3307100016) Dosen Pembimbing: Welly Herumurti ST. M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 KERANGKA PENELITIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah unsur penting bagi makhluk hidup. Manusia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 3 sampai 6 bulan namun tidak akan mampu bertahan hidup tanpa air. Sebanyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan unsur yang sangat penting untuk menopang kelangsungan hidup bagi semua bentuk kehidupan di bumi. Air bersih memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc

Oleh : Aisyah Rafli Puteri Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc STUDI PENURUNAN KEKERUHAN AIR KALI SURABAYA DENGAN PROSES FLOKULASI DALAM BENTUK FLOKULATOR PIPA CIRCULAR Oleh : Aisyah Rafli Puteri 3307100022 Dosen Pembimbing : Dr.Ir. Nieke Karnaningroem, MSc 19550128

Lebih terperinci

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan

Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya Bangunan perancangan FASILITAS FLOW SHEET PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI Menentukan Dimensi Setiap Peralatan yang Diperlukan Sesuai Proses yang Terpilih Menentukan Luas Lahan yang Diperlukan Menentukan Biaya

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pengujian air sungai, menggunakan alat uji filtrasi buatan dengan media filtrasi pasir kuarsa, zeolit dan arang batok yang dianalisis di Laboraturium Teknik Lingkungan Universitas

Lebih terperinci

BAB VI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM

BAB VI PERENCANAAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR MINUM BAB VI VI.1 Umum Instalasi pengolahan air minum dibangun sebagai usaha dalam penyediaan air bagi masyarakat. Air yang dihasilkan dari pengolahan adalah air yang memenuhi persyaratan secara higienis maupun

Lebih terperinci

Pengelolaan Air Bersih

Pengelolaan Air Bersih Utilitas Lanjut Pengelolaan Air Bersih Sistem Pengelolaan Air Bersih pada IPA Jurug, Surakarta ANGGOTA KELOMPOK : 1. ADHITYA SETIAWAN W I 0212003 2. BASKORO ADI NUGROHO PROGRAM STUDI ARSITEKTUR JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Tujuan dan Manfaat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dipilih sebagai objek kajian mengingat badan usaha milik pemerintah daerah ini merupakan sebuah lembaga yang penting untuk dapat

Lebih terperinci

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN

PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN BAB VII PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH PADA IPAL INDUSTRI PENYAMAKAN KULIT BTIK LIK MAGETAN 7.1. Sumber Limbah Di BTIK-LIK Magetan terdapat kurang lebih 43 unit usaha penyamak kulit, dan saat ini ada 37

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan manusia paling penting. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya. Kebutuhan air untuk keperluan

Lebih terperinci

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3

FLOKULASI 10. Teknik Lingkungan. Program Studi. Nama Mata Kuliah. Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum. Jumlah SKS 3 FLOKULASI 10 Program Studi Nama Mata Kuliah Teknik Lingkungan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Minum Jumlah SKS 3 Pengajar Sasaran Belajar Mata Kuliah Prasyarat Deskripsi Mata Kuliah 1. Prof. Dr. Ir.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit

HASIL DAN PEMBAHASAN. s n. Pengujian Fitokimia Biji Kelor dan Biji. Kelor Berkulit 8 s n i1 n 1 x x i 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit s RSD (%) 100% x Pengujian Fitokimia Kelor dan Kelor Berkulit Pengujian Alkaloid Satu gram contoh dimasukkan ke dalam

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN : Analisis Kualitas Air Sumur Bor di Pontianak Setelah Proses Penjernihan Dengan Metode Aerasi, Sedimentasi dan Filtrasi Martianus Manurung a, Okto Ivansyah b*, Nurhasanah a a Jurusan Fisika, Fakultas Matematika

Lebih terperinci

Teori Koagulasi-Flokulasi

Teori Koagulasi-Flokulasi MIXING I. TUJUAN 1. Mengetahui 2. Mengetahui 3. Memahami II. TEORI DASAR Pengadukan (mixing) merupakan suatu aktivitas operasi pencampuran dua atau lebih zat agar diperoleh hasil campuran yang homogen.

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN) Tugas Akhir PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN) Disusun Oleh: Riski Aditya 3305 100 063 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Nieke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Air Air suatu kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan untuk kebutuhan manusia, karena air diperlukan untuk bermacam-macam kegiatan seperti minum, masak, mandi, mencuci, pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhan air bersih di daerah pedesaan dan pinggiran kota untuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahap awal penelitian pengolahan kualitas air sungai dimulai dari studi pustaka yaitu mencari data dan informasi yang berkaitan dengan penelitian, dilanjutkan

Lebih terperinci

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM

Pendahuluan. Peningkatan jumlah penduduk Kebutuhan akan air bersih Kondisi IPAM yang kurang ideal Evaluasi IPAM Tugas Akhir Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Minum Legundi unit 1 PDAM Gresik Stephanus Kristianto 3306100010 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci