Name of Engineer : Yudi Ardhana Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Name of Engineer : Yudi Ardhana Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube."

Transkripsi

1 Name of Engineer : Yudi Ardhana Problem statement Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube. Deadline and schedule 18 November s/d 9 Desember 2010 (Tier I) Information contact/source - Process Engineering Eng. & Dev. - Facility Engineering Eng.& Dev. - Stationary Engineer MP & S Data collection - Heat Exchanger Handbook - ASME, API, ASTM, ANSI, TEMA Analysis Heat Exchanger adalah suatu peralatan penukar panas antar dua fluida yang berbeda temperatur dan panasnya, dimana satu fluida memberikan panas sedangkan yang lainya menerima panas. Kategori heat exchanger berdasarkan fungsi dan penggunaanya : a. Exchanger adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan suatu fluida dingin dengan suatu fluida panas sehingga fluida dingin menjadi panas dan sebaliknya atau mengurangi suhu dari suatu fluida yang akan didinginkan, dengan menyerahkan panasnya kepada fluida yang lain, yang akan dipanaskan tanpa persentuhan antara kedua fluida itu. b. Condensor adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menurunkan suhu dari uap atau vapor sampai ke suhu cair dengan menyerahkan panasnya kepada fluida yang lain, biasanya air, dapat air tawar ataupun air laut. c. Cooler adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menurunkan temperatur / mendinginkan liquid yang panas tanpa mengalami perubahan phasa sampai ke suhu tertentu yang dikehendaki. Media pendingin biasanya air atau udara Reviewed by :

2 Name of Engineer : Yudi Ardhana d. Preheater adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan (menaikkan temperatur) suatu fluida sebelum digunakan dalam suatu proses. Contoh fluida pemanas adalah Hot Oil. e. Reboiler adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menguapkan suatu cairan /memproduksi uap dari liquida, dimana liquida tersebut dipanaskan dengan melewatkan uap air didalam tube bundle. f. Chiller adalah peralatan kilang yang digunakan untuk mendinginkan fluida pada suhu yang rendah. Sebagai media pendingin biasanya digunakan Propane, Freon, Ammonia dan lain-lain. g. Evaporator adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menguapkan fluida cair dengan menggunakan steam atau pemanas lain. h. Dryer adalah peralatan kilang yang digunakan sebagai pengering suatu padatan yang masih mengandung air / cairan lain dengan media pemanas seperti steam. i. Steam Generator adalah peralatan kilang yang berfungsi sebagai penghasil uap. j. Super Heater adalah peralatan kilang yang digunakan untuk memanaskan uap jenuh menjadi uap lewat jenuh. k. Furnace adalah peralatan kilang yang digunakan untuk menaikkan suhu dari liquida sampai pada temperatur tertentu melalui panas yang dihasilkan dari proses pembakaran. SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER Ini merupakan type yang paling umum dijumpai dalam refinery dikarenakan relatif murah,,mudah pembersihannya, available dalam beberapa ukuran, dapat didesign pada tekanan biasa sampai tekanan tinggi dengan memakan biaya yang tidak berlebih-lebihan, dalam suatu shell. Type dasar dari exchanger ini, yaitu : Fixed Tube Sheet Exchanger Jenis ini tube sheetnya dipasang pada shellnya secara fix (tube bundle tidak dapat dikeluarkan dari shell). Keuntungan dari tipe fixed tubesheet adalah : Harganya murah karena konstruksinya sederhana sepanjang tidak membutuhkan expansion joint (sambungan tambahan). Reviewed by :

3 Name of Engineer : Yudi Ardhana Tube bisa dibersihkan secara mekanikal setelah melepas cover channel atau bonet. Kebocoran dari sisi shell bisa diminimalisir karena tidak ada flange joint (sambungan flange). Kerugian dari tipe fixed tubesheet adalah : Bundle tidak dapat dilepas dari shell jadi sisi luar tube tidak dapat dibersihkan secara mekanis. Aplikasi hanya terbatas pada clean service (fluida yang bersih) pada shell side. Apabila akan digunakan pada fouling service (kemungkinan ada kotoran) pada shell side maka shell side dibersihkan dengan chemical cleaning. Apabila perbedaan panas antara tube dan shell terlalu besar maka diperlukan adanya expansion joint, tetapi harganya akan jadi lebih mahal. Floating Tube Sheet Exchanger Gambar fixed tube heat exchanger Jenis ini tube sheetnya dipasang pada shellnya tidak secara fix (tube bundle dapat dikeluarkan dari shell). Heat exchanger tipe floating head adalah heat exchanger yang paling serbaguna dari tipe STHE dan juga harganya relatif rendah. Salah satu tubesheet fixed dengan shell dan yang lainnya bebas mengapung dengan shell. Hal ini membuat free expansion dari tube bundle diperbolehkan selama permbersihan sisi dalam dan luar tube. Heat exchanger tipe floating head bisa digunakan pada media baik di shell maupun di tube kotor, seperti pada industri penyulingan minyak mentah. Reviewed by :

4 Name of Engineer : Yudi Ardhana Ada beberapa tipe dari konstruksi tipe floating head, beberapa yang paling umum adalah: TEMA S (pull-through with backing device) TEMA T (pull-trhough). Desain TEMA S adalah tipe heat exchanger yang paling umum di industry proses kimia (chemical process industries). Cover (penutup) floating-head diamankan dari floating tubesheet dengan mengikat (bolting) ke split backing ring. Penutup dari floating head terletak dibelakang ujung shell dan terdapat cover (penutup) shell yang berdiameter besar. Untuk membongkar heat exchanger, cover (penutup) shell dilepas terlebih dahulu kemudian split backing ring, dan kemudian cover (penutup) floating head setelah semuanya dilakukan tube bundle dapat dilepas dari bagian stationary. Gambar floating head TEMA S Konstruksi TEMA T seluruh tube bundle termasuk floating-head dapat dilepas dari bagian stasinernya, karena diameter shell lebih besar dari ukuran flange floating-head. Cover (penutup) floating-head diikat dengan baut langsung ke floating tubesheet sehingga tidak diperlukan split backing ring. Reviewed by :

5 Name of Engineer : Yudi Ardhana Gambar floating head TEMA T Keuntungan dari floating head heat exchanger adalah : Tube bundle dapat dilepas dari shell tanpa melepas shell ataupun cover floatinghead, sehingga mengurangi lama waktu maintenance. Desain ini biasanya dipasangkan dengan kettle reboiler yang mempunyai media pemanas kotor, dimana tipe U-tube tidak dapat digunakan. Kerugian dari floating head heat exchanger adalah : Harganya paling mahal diantara tipe heat exchanger lainnya karena ukuran shellnya yang besar. Ada juga tipe packed floating-head lainnya, outside packed stuffing-box (TEMA P) dan outside-packed latern ring (TEMA W) (Lihat gambar 1 untuk lebih jelas). Karena kedua jenis ini lebih mudah terjadi kebocoran maka penggunaannya hanya dibatasi untuk fluida shell yang tidak berbahaya (nonhazardous), tidak beracun, dan juga untuk tekanan serta suhu sedang (40 kg/cm 2 dan 300 ºC). U-Tube Exchanger Type dengan hanya satu tube sheet yang terletak diujung channel. Keuntungan dari U-tube heat exchanger adalah : Reviewed by :

6 Name of Engineer : Yudi Ardhana Bundle dapat meregang atau menkerut jika ada perbedaan tegangan (differential stress). 2. Bagian luar dari tube bisa dibersihkan. 3. Tube bundle juga bisa dilepas. Kerugian dari U-tube heat exchanger adalah : Bagian dalam dari U-tube tidak dapat dibersihkan secara efektif, memerlukan drill shaft yang fleksibel untuk membersihkannya. U-tube heat exchanger sebaiknya tidak digunakan untuk tube dengan fluida yang kotor. Shell and Tube Exchanger untuk industri perminyakan, berdasarkan standard dari TEMA (Tubular Exchanger Manufacturers Association) difabrikasi mengikuti Class R. Ditinjau dari jenis konstruksinya, penukar panas ini dapat beraneka ragam. TEMA telah membuat klasifikasi penukar panas berdasarkan tiga variable, yaitu : Front Head Shell Rear Head Reviewed by :

7 Name of Engineer : Yudi Ardhana Berbagai konfigurasi / kombinasi dari ketiga variable ini oleh TEMA dinyatakan dalam kodifikasi konfigurasi dengan tiga huruf yang artinya sesuai dengan gambar berikut : Gambar TEMA designation Reviewed by :

8 Name of Engineer : Yudi Ardhana MATERIAL SPECIFICATION Pada dasarnya pemilihan jenis material untuk komponen-komponen heat exchanger adalah disesuaikan dengan kondisi operasi dari peralatan tersebut akan digunakan (service media, tekanan, temperature dan lain-lain). Secara umum dapat dikelompokkan dalam 2 kategori, yaitu : a. Material untuk Corrosive Service Carbon Steel Material Ferritic Libdenum & Cr. Mo Libdenum Alloys Ferritic Chromium Steel Austenitic Cr.Ni Steel Aluminum Copper Alloys admiralty, Al.Brass Cu pro nickel. High Nickel-Chromium- Molibdenum alloys. Typical Service Use Midly corrosive fluids, tempered cooling water. Elevated temperature hydrogen service, sulfur bering oils above 300 O C Tubes for moderately corrosive service, cladding for shell or channels in contact with corrosive sulfur bearing oil. General corrosion resistant duties. Infrequently used for midly corrosive service. Fresh water cooling in surface condensers, brackish & sea water cooling generally. Resistance to mineral acids & Cl-containing acids. Titanium Seawater cooler & condensers (including plate Heat Exchanger air preheater for large furnace. Carbon Linings : - Lead & Rubber. Severally corrosive duties. Channel for seawater cooler. General corrosion resistance. - Austenitic Cr. Ni Steel Coatings : Explosure to sea & brakish water. Aluminium Epoxy Resin. Reviewed by :

9 Name of Engineer : Yudi Ardhana b. Material untuk Non Corrosive Service : Temp. Service O C Type of Exchanger Material Below Semua jenis Austenitic Chromium Nickel Steel, Aluminium -100 s/d -45 Semua jenis 3/5 Ni Steel -45 s/d 0 Semua jenis Impact tested Carbon Steel 0 s/d 500 Semua jenis Carbon Steel Diatas 500 Shell & Tube Refractory lined Steel KOMPONEN UTAMA SHEEL AND TUBE HEAT EXCHANGER 1. Tubes Komponen alat yang dialiri fluida lainnya yang dindingnya merupakan lintas pertukaran panas. Berkas tube dirangkum oleh Tube Sheet dan tersusun dalam pola Segitiga (Triangular), pola Bujur Sangkar (Square) dan pola Diagonal (Diagonal Square). Panjang Tube (Tube Length) Panjang tube akan menentukan panjang nominal dari heat exchanger. Panjang straight tube diambil sebagai panjang total keseluruhan. Untuk U-type tubes maka ukuran panjang diambil dari ujung tubes sampai tangential bend. Diameter Tubes Diameter tubes standard dari jenis copper, steel dan alloy yang dipergunakan sesuai dengan TEMA standard adalah sebagai berikut : Reviewed by :

10 Name of Engineer : Yudi Ardhana Diameter Pattern Susunan pemasangan tube pada tube sheet suatu heat exchanger biasa dijumpai berbentuk triangular atau square. Keuntungan dan kelemahan dalam pemilihan/pemakaian kedua jenis tersebut diatas adalah : Jumlah tube yang dipasang dengan system triangular lebih banyak sehingga kemampuan heat transfernya lebih besar, namun kemampuan membersihkan lebih sulit pelaksanaannya secara mechanical. Square pattern memungkinkan mempermudah pelaksanaan mechanical cleaning, namun jumlah tube yang dipasang akan lebih sedikit. Tube Pitch Tube pitch adalah jarak antara pusat tube satu ke pusat tube lain yang berdekatan. Tube pitch minimum : 1.25 xod Tube. Reviewed by :

11 Name of Engineer : Yudi Ardhana Konstruksi pemasangan tube pada tube sheet : Rolling : System sambungan ini paling banyak dipakai walaupun pada pelaksanaannya perlu ketelitian. Cara ini mempunyai 2 type, yaitu plain joint dan groove joint. Untuk plain joint biasanya dipakai pada tekanan rendah antara 5 50 Psi perbedaan tekanan tube side dengan shell side, dan perbedaan temperature tidak boleh lebih dari 200 O F. Groove joint biasanya dipakai untuk beda tekanan diatas 50 Psi dan suhu diatas 200 O F. Seal Weld : System penyambungan dengan las banyak juga dipakai untuk maksud-maksud tertentu, serta biasa digunakan untuk temperature/tekanan tinggi. Kelemahan system ini adalah bila akan dilakukan retube lebih sulit dibandingkan dengan system rolling. Screw : Cara penyambungan system screw mempunyai keuntungan yaitu bila diperlukan retube pelaksanaannya akan lebih mudah. Tetapi kelemahannya tidak tahan terhadap tekanan tinggi. Reviewed by :

12 Name of Engineer : Yudi Ardhana Gambar tube fixing 2. Shell & Shell Cover Komponen alat yang merupakan cangkang / pembungkus berkas tube, dimana salah satu fluida mengalir masuk dan keluar. Shell dapat dibuat dari pipa maupun dari plate. Minimum ketebalan dari shell ditentukan sebagai berikut (TEMA Standard) : 3. Baffle Plate : Komponen ini merupakan lempengan logam yang dipasang tegak lurus poros shell dan berfungsi mengatur pola aliran fluida dalam shell dengan tujuan untuk memperbaiki kontak antara fluida dalam shell dengan tube sehingga pertukaran panas dapat berlangsung sempurna. Baffle plate juga berfungsi sebagai support terhadap tube supaya tidak melengkung, menjaga jarak antara masing-masing tubes, menahan vibrasi yang timbul karena aliran fluida. Jenis buffle yang banyak digunakan adalah jenis : Segmental baffle (Jenis segmental dapat dipasang horizontal, vertikal atau miring) Disc and Doughnut baffle Reviewed by :

13 Name of Engineer : Yudi Ardhana Clearence antara baffle plate dengan bagian dalam shell adalah sebagai berikut : 4. Impingement Baffle : Impingement baffle berfungsi untuk menahan aliran fluida agar tidak langsung mengenai tube atau shell yang dapat mengakibatkan erosi pada tube atau shell. Reviewed by :

14 Name of Engineer : Yudi Ardhana Gambar impingement baffle 5. Tie Rod & Spacer : Tie rod dan spacer tersebut berfungsi untuk mengikat system baffle plate menjadi satu dan tetap berada pada posisinya. Gambar tie rod dan spacer Ukuran dan jumlah tie rods yang diperlukan adalah ditentukan sebagai berikut : 6. Tube Sheet Berkas tube dirangkum oleh tube sheet. Tube exchanger dengan straight tubes pada umumnya memakai dua buah tube sheet. Sedangkan U-tube hanya mempergunakan sebuah tube sheet. Reviewed by :

15 Name of Engineer : Yudi Ardhana Tube hole pada tube sheet : Susunan tube hole pada tube sheet disesuaikan dengan susunan tube yang tergantung pada keperluan service. Diameter tube hole pada tube sheet disesuaikan dengan diameter luar tube dengan toleransi sebagai berikut : Gambar tube sheet 7. Floating Head Cover Berfungsi mengembalikan aliran fluida yang melalui tube side agar terjadi pengarahan aliran pada fluida tersebut. 8. Nozzle Komponen alat yang merupakan saluran masuk dan keluar fluida kedalam shell dan kedalam tube. 9. Channel Komponen alat ini berfungsi untuk membalikan arah aliran fluida dalam tube pada jenis fixed tube sheet exchanger. Pemeriksaan dan pemeliharaan Tujuan Pemeriksaan Reviewed by :

16 Name of Engineer : Yudi Ardhana Pemeriksaan secara cermat terhadap exchanger bertujuan antara lain : Menentukan kondisi fisik peralatan. Menentukan corrosion rate. Menentukan jenis kerusakan. Menentukan tingkat fouling/pengotoran yang terjadi. Menentukan kelainan-kelainan yang mungkin terjadi. Schedule Pemeriksaan Frekwensi pemeriksaan suatu exchanger tergantung dari beberapa factor, tetapi factor yang paling menentukan adalah laju kerusakan dan corrosion allowance yang masih tinggal. Kedua factor ini tergantung pada service dan material yang digunakan. Dalam satu unit, exchanger yang servicenya berbeda memerlukan frekwensi pemeriksaan yang berbeda. Pada dasarnya permasalahan yang sering dijumpai pada pengoperasian alat penukar panas ini adalah : a. Fouling diluar dinding tube/dalam shell atau dibagian dalam tube. - Exchanger yang mengalami pengotoran/fouling harus dilaksanakan pembersihan secara periodik. - Tanda-tanda telah terjadi fouling adalah adanya penurunan performance atau adanya pressure drop. - Pembersihan/cleaning suatu exchanger dapat dilakukan dengan system chemical leaning atau dengan mechanical cleaning. b. Bocor tube Apabila bocoran tubes telah diketemukan, maka tubes yang bocor tersebut harus diprop. Batasan maximum jumlah prop yang diperbolehkan secara umum tidak ada standard/codenya. Batasan jumlah prop maximum yang dipakai untuk exchanger di refinery yang ada di Pertamina biasanya 10 %, hal ini didasarkan pada pertimbangan Reviewed by :

17 Name of Engineer : Yudi Ardhana bahwa pada kondisi tersebut exchanger masih cukup effsien (pada umumnya peralatan yang ada beroperasi dibawah design). Apabila kondisi prop pada suatu exchanger telah melampaui 10 %, maka exchanger tersebut harus dilakukan retubing. Penyebab dari kebocoran tube adalah karena : Korosi selama operasi, baik dinding tube bagian dalam maupun dinding tube bagian luar Erosi atau pengikisan oleh aliran fluida Kebocoran tube dapat diketahui atau dideteksi dari : Adanya penurunan laju aliran fluida yang keluar dari tube Adanya kenaikan pressure drop antara fluida masuk dan fluida keluar Berubahnya suhu fluida yang keluar dari shell atau tube Adanya pencemaran fluida yang mengalir di shell atau tube c. Bocor pada sambungan shell flange Penyebab dari kebocoran pada sambungan shell karena : Kerusakan gasket Ikatan baut menjadi lemah Terjadi upset pressure Untuk mengatasi kebocoran dilakukan : Mengganti gasket yang rusak Menambah ikatan baut Mengatur kondisi operasi Reviewed by :

18 Name of Engineer : Yudi Ardhana Pengujian pada Heat Exchanger Standard Test Pengujian exchanger dilakukan secara hydrostatic test. Tekanan uji ditahan minimum selama 30 menit. Shell dan tube side diuji secara terpisah/bergantian agar kebocoran yang ada dapat dilihat. Bila design pressure pada tube side lebih tinggi, tube bundle diuji diluar shell, bila konstruksi memungkinkan. Sebelum pelaksanaan pengujian seluruh permukaan part yang ada harus dibersihkan agar dapat diperiksa secara cermat. Tekanan uji hydrostatic pada temperature kamar 21 O C 49 O C maximum adalah sebesar 1.5 kali design pressure, dikoreksi terhadap temperature, kecuali untuk material dari jenis Cast Iron yang memakai code lain. Bila penggunaan air membahayakan, dapat dipakai liquid yang lain sebagai media penguji. Air yang digunakan harus fresh water. Kandungan chlorida dalam air untuk pengujian austenitic stainless steel heat exchanger maximum 50 ppm. Pneumatic Test Bila liquid tidak boleh digunakan sebagai test medium, exchanger dapat ditest secara pneumatic. Pengujian harus dilakukan menurut Code. Kitaketahui bahwa udara atau adalah berbahaya bila digunakan sebagaimedia penguji. Tekanan penguji pneumatic pada temperature kamar maximum sebesar 1.25 kali design pressure, dikoreksi terhadap temperature, kecuali untuk material jenis Cast Iron yang memakai Code lain. Pada pneumatic test, pemeriksaan dengan menggunakan busa sabun untuk melakukan pemeriksaan visual. Dimana busa sabun tersebut dipoleskan pada tempat-tempat yang akan diperiksa (las-lasan, sambungan roll) busa tersebut akan menggelembung di tempat yang mengalami bocor dan akan dengan mudah terlihat. Reviewed by :

19 Name of Engineer : Yudi Ardhana Gambar inspection point untuk sheel and tube heat exchanger Reviewed by :

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari perancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan: 1. Untuk Organic Rankine Cycle alat penukar kalor yang biasa digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Heat Exchanger (HE) Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang memfasilitasi pertukaran panas antara dua cairan pada temperatur yang berbeda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk HALAMAN PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1) di Jurusan

Lebih terperinci

INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN PRINSIP PERPINDAHAN PANAS TEMPERATURE : Adalah suatu ukuran energi yang dimiliki oleh suatu benda

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS. 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong.

BAB III TUGAS KHUSUS. 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong. 55 BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong. 3.2 Latar Belakang Dalam suatu industri perminyakan, banyak ditemukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan mengenai penukar kalor, mekanisme perpindahan kalor pada penukar kalor, konfigurasi aliran fluida, shell and tube heat exchanger, bagian-bagian shell

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Penukar Kalor Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalah pahaman maka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Torque Converter adalah suatu komponen power train yang bekerja secara hidrolis. Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan mengenai penukar panas (heat exchanger), mekanisme perpindahan panas pada heat exchanger, konfigurasi aliran fluida, shell and tube heat exchanger,

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER I. TUJUAN - Mengetahui unjuk kerja alat penukar kalor jenis pipa ganda (Double Pipe Heat Exchanger). - Menghitung koefisien perpindahan panas, faktor kekotoran, efektivitas dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Panas atau kalor merupakan salah satu bentuk energi. Panas dapat berpindah dari suatu zat ke zat lain. Panas dapat berpndah melalui tiga cara yaitu : 2.1.1

Lebih terperinci

MATERIAL TEKNIK 6 IWAN PONGO,ST,MT

MATERIAL TEKNIK 6 IWAN PONGO,ST,MT MATERIAL TEKNIK 6 IWAN PONGO,ST,MT LINGKUP PEMAKAIAN DAN KRITERIA PEMILIHAN LOGAM DAN PADUAN 嗗 Baja Karbon dan Baja Paduan Rendah (Carbon and Low Alloy Steels) Carbon Steels: ± 80% digunakan di industri

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER Latar Belakang Masalah Di kapal, motor bantu sangat dibutuhkan untuk pengoperasian alat-alat bantu yang lainya. Seperti contoh pengoperasian untuk alat penerangan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan kalor atau panas (heat transfer) merupakan ilmu yang berkaitan dengan perpindahan energi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu proses dalam sistem pembangkit tenaga adalah proses pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan ini memerlukan beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS. Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju

BAB III TUGAS KHUSUS. Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Tugas Khusus Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju 3.2 Latar Belakang Heat Exchanger

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan temperatur. Perpindahan kalor meliputu proses pelepasan maupun penyerapan kalor, untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Persiapan Bahan Baku Proses pembuatan Acrylonitrile menggunakan bahan baku Ethylene Cyanohidrin dengan katalis alumina. Ethylene Cyanohidrin pada T-01

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU Disusun : MUSTOFA D 200 030 086 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA November 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS

BAB III TUGAS KHUSUS BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Menghitung Efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang. 3.2 Latar Belakang Heat Exchanger E-108 A

Lebih terperinci

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Unit penukar kalor adalah suatu alat untuk memindahkan panas dari suatu fluida ke fluida yang banyak di gunakan untuk operasi dan produksi dalam industri proses, seperti:

Lebih terperinci

Kern, Chapter 7-9, 11 Abdul Wahid Surhim

Kern, Chapter 7-9, 11 Abdul Wahid Surhim Kern, Chapter 7-9, 11 Abdul Wahid Surhim Pengantar Pemenuhan banyak pelayanan industri memerlukan penggunaan DOUBLE-PIPE HAIRPIN HE Jika memerlukan permukaan perpindahan panas yang besar, maka yang terbaik

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT digilib.uns.ac.id 47 BAB III PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HE Shell and tube Penukar panas atau dalam industri populer dengan istilah bahasa inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan dan bisa berfungsi

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Spesifikasi Alat Utama 3.1.1 Mixer (NH 4 ) 2 SO 4 Kode : (M-01) : Tempat mencampurkan Ammonium Sulfate dengan air : Silinder vertical dengan head

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengelolaan Minyak Mentah (Crude oil) Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan sama sekali. Dalam suatu proses, panas

Lebih terperinci

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik

TIN107 - Material Teknik #10 - Metal Alloys (2) METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik 1 METAL ALLOYS (2) TIN107 Material Teknik Tool Steel (Baja Perkakas) 2 W Pengerasan dengan air (Water hardening) Pengerjaan Dingin (Cold Work) O Pengerasan dengan oli (Oil hardening) A Pengerasan dengan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Larutan benzene sebanyak 1.257,019 kg/jam pada kondisi 30 o C, 1 atm dari tangki penyimpan (T-01) dipompakan untuk dicampur dengan arus recycle dari menara

Lebih terperinci

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB IV PERHITUNGAN ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Perhitungan Bejana Tekan Seperti yang diuraikan pada BAB II, bahwa bejana tekan yang dimaksud dalam penyusunan tugas akhir ini adalah suatu tabung tertutup

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #11

Pembahasan Materi #11 1 TIN107 Material Teknik Pembahasan 2 Tool Steel Sidat dan Jenis Stainless Steel Cast Iron Jenis, Sifat, dan Keterbatasan Non-Ferrous Alloys Logam Tahan Panas 1 Tool Steel (Baja Perkakas) 3 W Pengerasan

Lebih terperinci

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks

Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks Arif Budiman 1,a*, Sri Poernomo Sari 2,b*. 1,2) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor

BAB II DASAR TEORI. mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor 1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Jenis Perpindahan Kalor Perpindahan ka1or dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan ka1or, untuk mencapai dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siklus Air dan Uap Siklus air dan uap di PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar Awar sebagai tinjauan pustaka awal dan pembahasan awal yang nantinya akan merujuk ke unit kondensor. Siklus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan kalor, untuk mencapai dan mempertahankan

Lebih terperinci

Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass

Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass C. Prapti Mahandari *), Dita Satyadarma *), Shohib Murobath **) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok,

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Proses pembuatan natrium nitrat dengan menggunakan bahan baku natrium klorida dan asam nitrat telah peroleh dari dengan cara studi pustaka dan melalui pertimbangan

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI PERALATAN

V. SPESIFIKASI PERALATAN V. SPESIFIKASI PERALATAN A. Peralatan Proses Peralatan proses Pabrik Tricresyl Phosphate dengan kapasitas 25.000 ton/tahun terdiri dari : 1. Tangki Penyimpanan Phosphorus Oxychloride (ST-101) Tabel. 5.1

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT III.1. Spesifikasi Alat Utama III.1.1 Reaktor : R-01 : Fixed Bed Multitube : Mereaksikan methanol menjadi dimethyl ether dengan proses dehidrasi Bahan konstruksi : Carbon steel

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 47 BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Alat Utama Tabel 3.1 Spesifikasi Reaktor Kode R-01 Mereaksikan asam oleat dan n-butanol menjadi n-butil Oleat dengan katalis asam sulfat Reaktor alir tangki berpengaduk

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai energi penggeraknya.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER) TIPE SHELL AND TUBE 2 PASS UNTUK PENDINGINAN AIR DEMIN KAPASITAS 3, 37 MW

PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER) TIPE SHELL AND TUBE 2 PASS UNTUK PENDINGINAN AIR DEMIN KAPASITAS 3, 37 MW PERANCANGAN ALAT PENUKAR KALOR (HEAT EXCHANGER) TIPE SHELL AND TUBE 2 PASS UNTUK PENDINGINAN AIR DEMIN KAPASITAS 3, 37 MW LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

Analisa Data & Perhitungan

Analisa Data & Perhitungan Kerusakan yang Terjadi pada Gland Seal Condenser 31-E-10 Bagian permukaan luar dari shell mengalami korosi yang kemungkinan terjadi akibat adanya kontak antara uap air yang merembes dari udara atmosfir

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Stirena Tangki Air Tangki Asam Klorida Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan air Menyimpan bahan baku stirena monomer proses untuk 15

Lebih terperinci

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR Faisyal 1), Darma Aviva 2), Mustafa 3) 1),2), Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03 BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON PER TAHUN EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 30000 TON PER TAHUN Disusun Oleh : Gita Lokapuspita NIM L2C 008 049 Mirza Hayati

Lebih terperinci

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK

ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK ANALISA KEGAGALAN PIPA BAJA TAHAN KARAT 316L DI BANGUNAN LEPAS PANTAI PANGKAH-GRESIK SALMON PASKALIS SIHOMBING NRP 2709100068 Dosen Pembimbing: Dr. Hosta Ardhyananta S.T., M.Sc. NIP. 198012072005011004

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA PERANCANGAN DAN ANALISA SISTEM PERPIPAAN PROCESS PLANT DENGAN METODE ELEMEN HINGGA *Hendri Hafid Firdaus 1, Djoeli Satrijo 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro 2

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1. Uraian Proses Pabrik Fosgen ini diproduksi dengan kapasitas 30.000 ton/tahun dari bahan baku karbon monoksida dan klorin yang akan beroperasi selama 24 jam perhari dalam

Lebih terperinci

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN

PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS TON/TAHUN 1 PRARANCANGAN PABRIK SIRUP MALTOSA BERBAHAN DASAR TAPIOKA KAPASITAS 25000 TON/TAHUN O l e h : Anita Hadi Saputri NIM. L2C 007 009 Ima Winaningsih NIM. L2C 007 050 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PRAPERANCANGAN PABRIK KIMIA PRAPERANCANGAN PABRIK BIOETANOL BERBAHAN BAKU NIRA BATANG SORGUM DENGAN KAPASITAS 50.000 KL/TAHUN Oleh : Galih Prihasetya Hermawan Hendrawan Laksono

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES III.. Spesifikasi Alat Utama Alat-alat utama di pabrik ini meliputi mixer, static mixer, reaktor, separator tiga fase, dan menara destilasi. Spesifikasi yang ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS (Ini mse gbgan smo bab3 yg HE)

BAB III TUGAS KHUSUS (Ini mse gbgan smo bab3 yg HE) BAB III TUGAS KHUSUS (Ini mse gbgan smo bab3 yg HE) 3.1 Judul Menghitung kinerja alat Reboiler Debutanizer FLRS-E-107 pada Unit RFCC (Riser Fluidized Catalityc Crangking) di PT. Pertamina (Persero) RU

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger (Ekadewi Anggraini Handoyo Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger Ekadewi Anggraini Handoyo Dosen Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

SEPARATOR. Nama Anggota: PITRI YANTI ( } KARINDAH ADE SYAPUTRI ( ) LISA ARIYANTI ( )

SEPARATOR. Nama Anggota: PITRI YANTI ( } KARINDAH ADE SYAPUTRI ( ) LISA ARIYANTI ( ) SEPARATOR Nama Anggota: PITRI YANTI (03121403032} KARINDAH ADE SYAPUTRI (03121403042) LISA ARIYANTI (03121403058) 1.Separator Separator merupakan peralatan awal dalam industri minyak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

CC-THERM (Heat exchanger design and rating) ChemCAD Training Jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya (UBAYA) Surabaya, Februari 2006

CC-THERM (Heat exchanger design and rating) ChemCAD Training Jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya (UBAYA) Surabaya, Februari 2006 MODUL 13 CC-THERM (Heat exchanger design and rating) oleh : A.D.A. Feryanto (mantra_mantra_jingga@yahoo.com) ChemCAD Training Jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya (UBAYA) Surabaya, 13 18 Februari

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Water and Steam Cycle Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakansea Water Pump. Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 SEA WATER BOOSTER PUMP Sea Water Booster Pump adalah suatu pompa sentrifugal yang berfungsi untuk menambah tekanan air laut yang berasal dari Circulating Water

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perbedaan ilmu

BAB II DASAR TEORI. perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perbedaan ilmu BAB II DASAR TEORI 2.1 Perpindahan Kalor Perpindahan kalor adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Ilmu perpindahan kalor

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN 4.1. KONDENSOR Penggunaan kondensor tipe shell and coil condenser sangat efektif untuk meminimalisir kebocoran karena kondensor model ini mudah untuk dimanufaktur dan terbuat

Lebih terperinci

Atmospheric Storage Tank

Atmospheric Storage Tank Atmospheric Storage Tank Garnis Nurfadila Sari 6512010007 Peminatan Mechanical Rotating Jurusan Teknik Mesin LNG Academy ATMOSPHERIC STORAGE TANK Definisi Storage tank adalah tangki penyimpanan untuk menampung

Lebih terperinci

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas. Pra (Rancangan PabrikjEthanoldan Ethylene danflir ' BAB III PERANCANGAN PROSES 3.1 Uraian Proses 3.1.1 Langkah proses Pada proses pembuatan etanol dari etilen yang merupakan proses hidrasi etilen fase

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir ( Flow Chart ) Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out (FWKO) ke pump suction diberikan pada Gambar 3.1 Mulai Perumusan Masalah

Lebih terperinci

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II Asvin B. Saputra 2710 100 105 Dosen Pembimbing: Budi Agung Kurniawan,

Lebih terperinci

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100. EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.000 TON/TAHUN Oleh: RUBEN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Uap yang dibentuk

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Keluatan Institut Teknolgi Sepuluh Nopember Surabaya 2011

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES digilib.uns.ac.id BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES 3.1. Alat Utama 3.1.1. Reaktor Kode : R : sebagai tempat berlangsungnya reaksi esterifikasi antara terephthalic acid dan metanol menjadi dimethyl terephthalate.

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1

ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 ANALISIS EFISIENSI EFEKTIF HIGH PRESSURE HEATER (HPH) TIPE VERTIKAL U SHAPE DI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP AMURANG UNIT 1 Reind Junsupratyo 1), Frans P. Sappu 2), Arwanto M.A. Lakat 3) Jurusan Teknik

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA TUGAS PERANCANGAN PABRIK AMONIUM NITRAT DENGAN PROSES UHDE Oleh : Tika Pratiwi Lis Pudiastuti NIM NIM Y. Saptiana Oktari NIM L2C0 06 112 Zulfatus Saadah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Pada bab ini dicantumkan beberapa penelitian yang berhubungan dengan analisis kinerja heat exchanger yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu dicantumkan juga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI III. 1 DATA DESAIN Data yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan data dari sebuah offshore platform yang terletak pada perairan Laut Jawa, di utara Propinsi

Lebih terperinci

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN

BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN BAB III DATA PEMODELAN SISTEM PERPIPAAN Dalam pemodelan sistem perpipaan diperlukan data-data pendukung sebagai input perangkat lunak dalam analisis. Data yang diperlukan untuk pemodelan suatu sistem perpipaan

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 32 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 PELAKSANAAN Kerja praktek dilaksanakan pada tanggal 01 Februari 28 februari 2017 pada unit boiler PPSDM MIGAS Cepu Kabupaten Blora, Jawa tengah. 4.1.1 Tahapan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang

Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang Review Desain Condensate Piping System pada North Geragai Processing Plant Facilities 2 di Jambi Merang Aulia Havidz 1, Warjito 2 1&2 Teknik Mesin, Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian (flow chat) Mulai Pengambilan Data Thi,Tho,Tci,Tco Pengolahan data, TLMTD Analisa Grafik Kesimpulan Selesai Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (APK) adalah alat yang umumnya dipakai di dunia industri untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor industri

Lebih terperinci

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 4 HEAT ECHANGER

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 4 HEAT ECHANGER PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 4 HEAT ECHANGER LABORATORIUM RISET DAN OPERASI TEKNIK KIMIA PROGRAM STUDI TEKNIK KIMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UPN VETERAN JAWA TIMUR SURABAYA HEAT EXCHANGER

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN 3.1. Perhitungan Ketebalan Pipa (Thickness) Penentuan ketebalan pipa (thickness) adalah suatu proses dimana akan ditentukan schedule pipa yang akan digunakan. Diameter pipa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI

PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA PERANCANGAN SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER TIPE FIXED HEAD DENGAN MENGGUNAKAN DESAIN 3D TEMPLATE SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Tentang Pengaruh Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Terhadap Laju Perpindahan Panas

Studi Eksperimental Tentang Pengaruh Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Terhadap Laju Perpindahan Panas Studi Eksperimental Tentang Pengaruh Aliran Fluida Pada Pipa Spiral Terhadap Laju Perpindahan Panas Budi Utomo Kukuh Widodo Laboratorium Perpindahan Panas dan Massa Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Abstrak

Lebih terperinci

TUTUP BEJANA ( HEAD )

TUTUP BEJANA ( HEAD ) TUTUP BEJANA ( HEAD ) Tutup tangki (head) adalah bagian tutup atas suatu tangki yang penggunaanya disesuaikan dengan tekanan operasi. Tutup bejana tersebut terbagi menjadi 5 bentuk yaitu : 1. Hemispherical

Lebih terperinci