INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN"

Transkripsi

1 INTRODUCTION OF HEAT EXCHANGER (PENGENALAN ALAT PENUKAR KALOR) Eswanto.,ST.,M.Eng INSTITUT TEKNOLOGI MEDAN

2 PRINSIP PERPINDAHAN PANAS TEMPERATURE : Adalah suatu ukuran energi yang dimiliki oleh suatu benda (cair, padat, dan gas/uap), sebagai ukuran apakah benda tersebut relatif panas atau dingin. Umumnya diwakili dengan suatu satuan unit seperti, Celcius atau Fahrenheit. HEAT : Adalah suatu bentuk energi yang tersimpan dalam suatu benda akibat dari perbedaan temperatur yang terjadi pada benda tersebut. Umumnya diwakili dengan satuan unit Kalori atau BTU. Bila suatu sistem atau benda terdapat gradien suhu (dt/dx) disinggungkan, maka akan terjadi perpindahan energi. Proses perpindahan energi disebut perpindahan panas (heat, bahang/ kalor istilah ini sama) PERPINDAHAN PANAS (Heat Transfer) : Energi dapat berpindah dalam bentuk heat dari suatu zat ke lingkungannya atau zat lain apabila diantara kedua zat tersebut berbeda temperatur nya.

3 PROSES PERPINDAHAN PANAS (HEAT TRANSFER) De fi ni si : PP konduksi adalah..... PP radiasi adalah. PP konveksi adalah...

4 PERSAMAAN DASAR PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI Hukum Fourier s pada konduksi pada dinding

5 Seorang ilmuan Perancis, J.B.J. Fourier (1882), menyatakan bahwa q kond, laju aliran panas dengan cara konduksi dalam suatu bahan (material), sama dengan hasil kali dari 3 besaran dalam persamaan berikut.

6 PRINSIP PERPINDAHAN PANAS KONDUKSI : Def: Perpindahan panas yang mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah/t4 yang bertemperatur lebih rendah didalam suatu medium (padat, cair atau gas/uap) atau antara medium yang berlainan tetapi bersinggungan secara langsung (kontak langsung) T hot Konduksi kontak langsung T colt

7 Konduksi melalui plat/ dinding datar X Q = Perpindahan panas persatuan waktu, t A = Luas penampang medium X = Tebal medium k = Konduktivitas termal medium T = Temperatur Condrect.exe Condpipe.exe CondMultiPipe.exe CondMultiRect.exe

8 KONDUKSI PADA PLAT DATAR Dijelaskan proses perpindahan kalor konduksi keadaan stedi melalui dinding datar D1, kemudian lanjutkan bila dengan bahan komposit seri dan parallel. Gambarkan distribusi temperatur sebagai fungsi jarak/ tebal, T=f(x)

9 KONDUKSI PADA SILINDER Pipa diisolasi dengan tebal x 0, hubungan antara k dan h dalam menentukan jarijari kritis isolasi (r crit ) Jelaskan definisi tahanan termal bahan, dan tuliskan persamaan tahanam termal bahan seri dan paralle disertai gambar.

10 PERSAMAAN DASAR PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI KONVEKSI : Laju perpindahan panas dengan cara konveksi antara suatu permukaan dan suatu fluida karena adanay perbedaan temperatur ( T). Panas akan perpindah dari suatu permukaan dan fluida bertemperatur tinggi ke temperatur lebih rendah. Besarnya panas yang berpindah adalah : Atau: Perpindahan panas yang terjadi antara suatu permukaan benda/ medium dengan suatu fluida yang bergerak atau diam pada suatu perbedaan temperatur ( T)

11 PRINSIP PERPINDAHAN PANAS h q T S Area = A Q = h A (Tw - Ts) T w Q = Perpindahan panas persatuan waktu, t A = Luas penampang medium h = Koefisien konveksi T = Temperatur (benda dan fluida)

12 Contoh 3 APK

13 Konveksi paksa dan natural

14 Tahanan termal konveksi ingat kembali De fi ni si : 1. PP konveksi adalah PP konduksi adalah. 3. PP radiasi adalah..... Gabungan PP konveksi & radiasi

15 PRINSIP PERPINDAHAN PANAS RADIASI : Perpindahan panas yang terjadi akibat emisi gelombang elektromagnet dari suatu permukaan atau ruang. Radiasi tidak memerlukan media perpindahan panas dan dapat terjadi dalam ruang hampa udara. Jumlah energi yang meninggalkan suatu permukaan tergantung dari suhu mutlak dan sifat permukaan tersebut. Radiator sempurna atau benda hitam (black body) memancarkan energi radiasi dari permukaan dengan laju q r, sebesar ; Besar radiasi yang dipancarkan suatu benda : ε = emissivity material A = luas permukaan T = Temperatur benda σ = Konstanta Boltzman, W/m 2 K 4 DirectContactFrz.exe

16 RA DIA SI

17 EVAPORASI : PRINSIP PERPINDAHAN PANAS pada : Proses pemanasan suatu liquid sampai pada temperatur titik didihnya untuk menghasilkan phasa lain dari liquid tersebut, yaitu vapor (uap). Uap yang dihasilkan adalah uap jenuh (saturated) dan atau uap kering (superheat) EvapSingle.exe

18 APK aliran parallel /searah & lawan arah air panas mengalir dalam pipa dan air dingin di luar pipa/selongsong - gbr.1. aliran searah - gbr.2. aliran lawan arah

19 Apk aliran silang

20 PRINSIP PERPINDAHAN PANAS KONDENSASI : Proses pendinginan terhadap suatu uap liquid untuk kembali ke phasa semula, yaitu liquid. Ini dapat dijumpai pada proses kondensasi uap pada kondensor turbin uap. EvapMulti.exe

21 apk lintas satu dan duo Apk selongsong dengan lintas gbr.1. 1 selongsong dengan dua lintas pipa, & gbr.2. dengan dua lintas selonsong & empat lintas pipa

22

23 Harga U untuk berbagai tipe Heat exchanger

24 Faktor pengotoran (F)

25 Distribusi temperatur dengan distribusi temperatur apk lawan arah dengan laju aliran massa sama distribusi temperatur pada kondensor & evaporator Apk selongsong & tabung dengan dengan distribusi temperatur

26 Tugas

27 Tabel-2. Efektifitas APK fungsi NTU

28 DEFINISI : HEAT EXCHANGER Konsep Dasar Peralatan untuk melaksanakan perpindahan panas dari satu fluida ke fluida yang lain dengan memanfaatkan perbedaan temperatur dari kedua fluida tersebut. Berdasarkan prinsip perpindahan panas yang terjadi, Heat Exchanger dibagi dalam tiga group : 1. Direct Contact Exchanger, Aliran fluida panas dan dingin dicampurkan secara langsung sehingga terjadi perpindahan panas 2. Recuperators, Aliran fluida panas dan dingin dipisahkan dengan suatu dinding sehingga perpindahan panas terjadi secara konveksi melalui dinding tersebut. 3. Regenerator, Perpindahan panas terjadi dalam beberapa tahap, pertama dari fluida panas ke media penyimpan kemudian dari media penyimpan ke fluida dingin.

29 HEAT EXCHANGER Konsep Dasar Berdasarkan pola aliran fluida yang terjadi, Heat Exchanger dibagi dalam tiga pola aliran : 1. Parallel Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir dalam satu arah dq/dt= Rate of heat transfer between two fluids U= Overall Heat Transfer Coeficient A= Area of the tube T= Logarithmic mean temperature difference defined by:

30 HEAT EXCHANGER Konsep Dasar 2. Counter Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir berlawanan arah dq/dt= Rate of heat transfer between two fluids U = Overall Heat Transfer Coeficient A = Area of the tube T m = Logarithmic mean temperature difference defined by:

31 HEAT EXCHANGER Konsep Dasar 3. Cross Flow, Jika aliran dari kedua fluida yang melakukan perpindahan panas mengalir secara bersilangan

32

33 HEAT EXCHANGER Konsep Dasar Untuk meningkatkan performance, Heat Exchanger dapat didisain sehingga kedua fluida yang melakukan perpindahan panas dapat bersinggungan beberapa kali dalam satu unit Heat Exchanger. Jika kedua fluida bersinggungan hanya satu kali maka disebut Single-Pass Heat Exchanger. Jika kedua fluida bersinggungan lebih dari satu kali, maka disebut Multi-Pass Heat Exchanger. Umumnya Multi-Pass HE menggunakan jenis U-Bend Tube untuk mengalirkan kembali fluida sehingga dapat bersinggungan lebih dari satu kali. Atau dengan menggunakan plat pemisah (baffle) pada sisi shell dari Heat Exchanger tersebut.

34 HEAT EXCHANGER Aplikasi Heat Exchanger kebanyakan ditemukan dalam aplikasi sistim proses kimia maupun mechanical. Aplikasi tersebut antara lain : 1. Proses Pemanasan awal (Preheater) 2. Proses Pendinginan (Cooler) 3. Proses Penguapan (Evaporasi) 4. Proses Pengembunan (Kondensasi) Penjelasan berikut memperlihatkan bagaimana Heat Exchanger berfungsi dalam sistem proses tersebut.

35 HEAT EXCHANGER Aplikasi 1. Proses Pemanasan Awal (Preheater) & Pendinginan (Cooler) Dalam suatu proses yang membutuhkan temperatur tinggi/rendah, fluida yang masuk sebelumnya harus dipanaskan/didinginkan awal terlebih dahulu dalam suatu tahapan daripada langsung memanaskannya atau mendinginkannya dari temperatur awal (lingkungan) ke temperatur tinggi/rendah yang dibutuhkan. Hal ini untuk menghindari thermal shock stress pada material peralatan yang dipakai. Contoh pada aplikasi ini adalah, U-Tube FeedWater Preheater / Cooler

36 HEAT EXCHANGER Aplikasi 2. Proses Penguapan (Evaporasi) dan Pengembunan (Kondensasi) Setiap sistem pengkondisian udara, setidaknya ada dua heat exchanger yang terlibat, yaitu evaporator dan condenser. Untuk kedua sistem, fluida mengalir ke dalam HE dan memindahkan panas (mengambil atau melepas panas) ke media pendingin / pemanas. Untuk condenser, fluida (gas) berubah phasa menjadi liquid dan untuk evaporator fluida (liquid) berubah phasa menjadi gas (uap). Proses ini diperlukan jika fluida tersebut akan digunakan lagi dalam suatu siklus sesuai dengan bentuk phasa-nya. Contoh untuk aplikasi ini adalah Steam Condenser / Evaporator RefrigSystem.exe

37 CONSTRUCTION TYPE OF HEAT EXCHANGER (JENIS KONSTRUKSI ALAT PENUKAR PANAS)

38 Jenis-Jenis Heat Exchanger Sesuai dengan jenis aplikasinya, saat ini terdapat berbagai jenis konstruksi Heat Exchanger yang telah dipakai di dunia industri : 1. Double Pipe Heat Exchanger Konstruksinya terdiri dari pipa yang ditempatkan didalam pipa lain yang berdiameter lebih besar. Jenis ini banyak dipakai untuk pemanasan atau pendinginan dimana area perpindahan panas yang dibutuhkan relatif kecil (sampai 50 m2). Kelebihan jenis ini adalah mudah dalam pemasangan dan perawatan, namun relatif mahal untuk area perpindahan panas yang kecil. TubularHeatEx.exe

39 Jenis-Jenis Heat Exchanger 2. Shell and Tube Heat Exchanger Konstruksinya terdiri dari berkas pipa 2 (tube)yang ditempatkan di dalam suatu selongsong (shell), sehingga dua fluida yang melalui tube dan shell akan melakukan perpindahan panas secara konduksi dan konveksi melalui dinding tube. Keuntungan jenis ini adalah dapat digunakan dalam banyak aplikasi, mudah dalam perawatan dan memiliki perbedaan temperatur yang tinggi.

40 Jenis-Jenis Heat Exchanger 3. Plate Heat Exchanger Konstruksinya terdiri dari sekumpulan plat bentukan yang diikat dalam suatu frame yang menekan gasket untuk mencegah terjadi kebocoran. Plat tersebut begitu tipis sehingga memungkinkan lebih banyak kontak yang terjadi untuk mendapatkan heat transfer rate yang lebih besar. Keuntungannya dapat diaplikasikan untuk banyak jenis aliran fluida namun memiliki keterbatasan tekanan dan temperatur terhadap material gasket.

41 Jenis-Jenis Heat Exchanger 4. Air Cooled Heat Exchanger Konstruksinya terdiri dari atas sebuah fan dan sebuah atau lebih Heat Transfer Section yang dipasang dalam satu frame. Heat Transfer Section tersbut biasanya terdiri dari Finned Tube. Fluida dialirkan di dalam tube yang didinginkan dengan udara dari suatu induced atau forced draft fan. Keuntungannya memiliki struktur yang kuat (rigid) dan banyak digunakan untuk proses cryogenic. Namun jenis ini memiliki ukuran terbatas dan sulit dalam pemeliharaan. cabinettraydrier.exe

42 Jenis-Jenis Heat Exchanger 5. Main (Cryogenic) Heat Exchanger Konstruksinya terdiri dari 2 tube bundle, satu untuk fluida panas dan lainnya untuk fluida dingin.sedangkan shell berbentuk vertikal tower. Banyak dipakai untuk aplikasi cryogenic yaitu pendinginan dibawah 0 derajat celcius.

43 Jenis-Jenis Heat Exchanger Jenis-Jenis Heat Exchanger Distribusi Aplikasi Heat Exchanger di berbagai Industri: Air Coolers 10% Other Proprietary 2% Cooling Towers 9% Waste Heat Boilers 5% Other Heat Recovery 10% Other Plate 4% Plate & Frame 13% Other Tubular 5% Shell & Tube 42% Dari grafik/gambar distribusi tersebut di atas, jenis Shell and Tube adalah yang paling banyak dipakai termasuk di LNG Plant. Berikutnya kita akan memfokuskan pada pembahasan jenis Shell and Tube Heat Exchanger ini.

44 SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER

45 PENGENALAN Untuk mendapatkan luas penampang perpindahan panas atau area perpindahan panas yang besar dari jenis Double Pipe Heat Exchanger, pipa yang digunakan mestilah sangat panjang. Akibatnya, kehilangan tekanan yang terjadi juga besar, dibutuhkan pompa dengan kapasitas besar, dan sejumlah besar material yang akhirnya membutuhkan biaya yang relatif sangat besar. Hal ini berarti kita membutuhkan bentuk konstruksi yang kompak untuk keperluan area perpindahan panas yang besar tersebut, jenis Shell and Tube Heat Exchanger adalah jenis konstruksi yang sesuai untuk kebutuhan tersebut.

46 Klasifikasi dan Standarisasi Untuk melindungi pemakai jenis Heat Exchanger Shell and Tube dari bahaya akibat tekanan dan temperatur tinggi dan resiko kegagalan alat, suatu standard telah diaplikasikan dan dianut oleh banyak industri sebagai pegangan dalam merencanakan, mengoperasikan dan merawat Heat Exchanger jenis Shell and Tube. Standar tersebut adalah Tubular Exchanger Manufacturers Association (TEMA).

47 Klasifikasi dan Standarisasi Tubular Exchanger Manufacturers Association (TEMA), dari sisi design dan fabrikasi membagi jenis Shell and Tube Heat Exchanger ini dalam 3 kelas : 1. Kelas R, HE yang didesign dan difabrikasi untuk kondisi berat pada industri gas dan petroleum. 2. Kelas C, HE yang didesign dan difabrikasi untuk kondisi yang lebih ringan dan untuk keperluan industri umum. 3. Kelas B, HE yang didesign dan difabrikasi untuk keperluan proses-proses kimia. Ketiga jenis kelas tersebut, semua diaplikasikan dalam kilang LNG

48 Klasifikasi dan Standarisasi Karena fokus kita adalah kilang LNG yang banyak menggunakan jenis HE shell and tube dan menurut standard TEMA mengikuti kelas fabrikasi kelas RCB, maka selanjutnya dibahas lebih dalam mengenai kelas RCB tersebut. Yang menjadi patokan utama dari kelas RCB adalah Hasil perkalian nominal diameter shell (inch) dan Design Pressure (PSI) tidak lebih dari 60,000. Inside diamater Shell tidak lebih dari 60 inch Design pressure tidak lebih dari 3000 PSI Standard Test dilakukan dalam kondisi 1.5 kali Design Pressure jika menggunakan cairan (Hydrotest), dan 1.25 kali design pressure jika menggunakan udara (pneumatic test).

49 Shell & Tube Heat Exchanger, TEMA Class RCB Dari bentuk konstruksinya terbagi atas 3 bagian yaitu, Front-End Stationary Head, Shell dan Rear-End Head. Type AES Type CFU Type AKT

50 Aplikasi Shell & Tube HE Jenis Shell and Tube Heat Exchanger kebanyakan dipakai pada aplikasi proses berikut (termasuk proses di kilang LNG) : 1. COOLERS

51 Aplikasi Shell & Tube HE 2. CONDENSER

52 Aplikasi Shell & Tube HE 3. WASTE HEAT BOILER

53 Aplikasi Shell & Tube HE 4. KETTLE TYPE REBOILER

54 Aplikasi Shell & Tube HE 5. HERMOSYPHON REBOILER

55 Aplikasi Shell & Tube HE 6. MAIN HEAT EXCHANGER

56 Animasi heat exchanger

57 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Seperti ditampilkan sebelumnya, berikut jenis-jenis konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger berdasarkan standar TEMA kelas RCB.

58 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Penamaan (istilah) bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Tube side Shell side Tube sheet Tube bundle Shell Channel Bonnet Baffle plate Tie rods Bagian dalam Tube. Bagian luar tube, diantara tube dan dinding shell. Suatu plat tebal yang dilengkapi lubang (1 lubang untuk setiap tube), tempat dimana tube ditanam. Berkas kumpulan tube terdiri dari tube, tube sheet dan baffle plate Suatu silinder dimana tube bundle ditempatkan. Suatu jenis bagian depan HE tempat fluid dimasukkan dan dikeluarkan ke dan dari tube side. Memiliki dinding pemisah yang memisahkan aliran yang masuk dan keluar. Serta mempunyai penutup yang dapat dilepaskan. Seperti Channel tapi dengan penutup yang tidak bisa dilepaskan (menyatu). Dapat dibentuk dengan model yang bervariasi, namun bentuk dasarnya adalah segmental. Memiliki dua fungsi yaitu ; sebagai pendukung tube dan sebagai pengarah aliran pada shell side sehingga didapatkan perpindahan panas yang lebih efektif. Batang yang dipasang diantara tube sheet untuk mendukung baffles. Juga berfungsi untuk mengurasi vibrasi (getaran).

59 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Penamaan (istilah) bagian konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger 1. Inlet (or outlet) tube side 2. Outlet (or inlet) tube side 3. Inlet (or outlet) shell side 4. Outlet (or inlet) shell side 5. Bonnet without partition wall 6. Fixed tube sheet 7. Shell 8. Straight tubes 9. Baffle plate 10. Bonnet with partition wall 11. Tube sheet 12. U tubes 13. Channel with partition wall 14. Channel cover 15. Floating-head tube sheet 16. Floating-head backing device 17. Floating-head cover 18. Shell cover 19. Shell nozzle 20. Liquid level connection 21. Liquid level connection 22. Weir

60 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Bagian-bagian utama dari Shell & Tube Heat Exchanger : 1. TUBE, merupakan media mengalirnya salah satu dari dua fludia yang melakukan perpindahan panas dalam Shell & Tube HE. Dinding tube merupakan bidang pemisah dari kedua fluida dan sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas. Bahan dan ketebalan dinding tube harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang baik/ mempunyai daya hantar yang baik dan juga mampu pada tekanan operasi fluidanya serta tidak mudah terkorosi atau tererosi oleh fluida kerjanya. Penebalan dinding pipa karena karat dihindari ri.ri..!

61 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger 2. SHELL, bagian yang merupakan media mengalirnya fluida yang akan dipertukarkan panasnya dengan fluida yang mengalir di dalam tube, konstruksi shell ini sangat ditentukan oleh keadaan tube yang akan ditempatkan didalamnya. Shell dapat dibuat dari sebuah pipa yang berdiameter besar atau dari plat yang dirol. Untuk shell ini terdapat standard yang menentukan jenis bahan dan minimum ketebalan yang harus dipenuhi untuk berbagai ukuran diamater shell. Standard tersebut selain TEMA juga standard ASME Section VIII Pressure Vessel.

62 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger 3. BAFFLE, berfungsi untuk mengubah arah aliran fluida didalam shell dan sebagai pendukung dari berkas tube. Bentuknya berupa piringan yang dilubangi untuk penempatan tube, dibentuk sedemikian rupa agar aliran fluida dalam shell dapat menyentuh permukaan tube secara efektif untuk perindahan panas.

63 Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger Konstruksi Shell & Tube Heat Exchanger 4. TUBESHEET, merupakan penyatuan bagian ujung dari berkas tube yang memisahkan fluida yang satu terhadap fluida lainnya. Tube sheet harus dibuat kuat terhadap tegangan geser dan momen untuk menghindari kebocoran, karena bagian ini yang paling rentan terhadap kebocoran.

64 Contoh Jenis Shell & Tube HE TEMA-Type AEW Memiliki design yang fleksibel dengan jenis floating tubesheet dan removable tube bundle. Aplikasi Heater atau cooler untuk electrolyte, condensate, brine, boiler blowdown atau hydraulic, turbine, dan compress oils/fluids. Keuntungan Floating tubesheet memungkinkan terjadinya differential thermal expansion antara shell dan tubes. Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal. Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti. Kekurangan Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass. Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.

65 Animasi aliran fluida di dalam heat exchanger

66 Contoh Jenis Shell & Tube HE TEMA-Type BEM Memiliki design dengan jenis external floating head dengan entrance area yang besar sehingga memudahkan dari sisi maintenance. Aplikasi Untuk sirkulasi regenerasi dari liquid yag bersifat krosif, gas atau uap (vapor) Keuntungan Floating head memungkinkan terjadinya differential thermal expansion antara shell dan tubes. Shell dapat dibersihkan dengan steam atau secara mekanikal. Bundle dapat dengan mudah diperbaiki atau diganti. Kekurangan Fluida sisi shell terbatas pada fluida non-toxic dan non-volatile seperti lube oil dan hydraulic oil Susunan Tube terbatas hanya untuk satu pass atau 2 pass Terbatas dari sisi design temperature dan tekanan.

67 Contoh Jenis Shell & Tube HE TEMA-Type BEP Memiliki design dengan jenis fixed tubesheet dengan removable channel atau bonnet sehingga heat transfer maksimum terjadi pada sisi shell. Aplikasi Untuk heating atau cooling oil, air atau fluida untuk proses kimia. Keuntungan Lebih murah dari jenis removable bundle. Susunan tube dapat untuk multipass flow Kekurangan Shell hanya dapat dibersihkan dengan proses chemical cleaning Diperlukan tambahan seperti expansion joint untuk mengatasi masalah therml expansion

68 TEMA-Type AES Memiliki design dengan jenis Straight tubes dan internal clamp-ring floating head cover. Tube bundle jenis removable sehingga mudah dalam pemeliharaan. Aplikasi Paling banyak dipakai pada process plant termasuk untuk cooling dan heating atau condensing vapor. Keuntungan Contoh Jenis Shell & Tube HE Memungkinkan terjadinya thermal expansion antara shell dan tube Sangat baik untuk fluida yang mudah terbakar atau beracun Susunan tube dapat untuk multipass flow Kekurangan Shell cover dan clamp-ring floating head cover harus dibuka terlebih dahulu untuk melepaskan bundle sehingga memiliki biaya pemeliharaan yang lebih besar.

69 Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger. 1.Instalasi / Pemasangan Pada pemasangan suatu Heat Exchanger yang perlu diperhatikan adalah, daerah bebas untuk perbaikan, pembersihan atau bahkan untuk penggantian dari heat exchanger tersebut. Untuk jenis U-Tube, pada daerah Stationary Head (Channel Head) harus diberi ruangan cukup luas untuk penarikan tube bundle atau ruangan dibelakang exchanger tersebut mempunyai daerah yang cukup luas untuk penarikan shell pada saat perbaikan. Untuk jenis removable bundle, pada daerah stationary head (channel head) harus mempunyai ruangan cukup luas untuk penarikan tube bundle dalam waktu perbaikan. Pondasi dari heat exchanger tersebut juga harus cukup kuat untuk menahan berat exchanger sehingga tak mengakibatkan kedudukan exchanger berubah dan akan menyebabkan pipa inlet atau outlet mengalami tarikan / tekanan sehingga menyebabkan kerusakan pada nozle exchanger.

70 Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger. 2. Pengoperasian Suatu heat exchanger tidak boleh dioperasikan pada kondisi yang melebihi seperti yang telah tertera pada name plate exchanger tersebut. Start Up Operation, Untuk exchanger jenis removable bundle dioperasikan pertama kali dengan membentuk sirkulasi dengan fluida dingin (cold medium), dan dilanjutkan dengan mengalirkan fluida panas (hot medium). Selama proses start up semua valve venting harus dalam keadaan terbuka dan tetap terbuka sampai semua bagian shell dan tube terisi penuh oleh fluida. Untuk jenis fixed tubesheet fluida harus dialirkan secara simultan untuk memperkecil ekspansi yang terjadi antara shell dan tube. Shut Down Operation, untuk jenis removable bundle dapat dilakukan dengan menghentikan aliran fluida panas secara bertahap kemudian diikuti penghentian aliran fluida dingin. Untuk jenis fixed tubesheet, dapat dilakukan dengan mempertahankan ekspansi antara shell dan tube seminimal mungkin. Semua sisa fluida di kedua bagian shell dan tube harus dibuang (drain) sampai bersih.

71 3. Perawatan Pemasangan, Pengoperasian dan Perawatan Standard TEMA dan ASME juga mengatur masalah instalasi, pengoperasian dan perawatan Heat Exchanger. Pemeriksaan heat exchanger harus dilakukan dalam setiap jangka waktu tertentu pada bagian luar dan dalam dari heat exchanger. Pemeriksaan tersebut terdiri dari : Indikasi Fouling, adalah indikasi penumpukan sisa-sisa fluida di dalam heat exchanger yang dapat mengurangi efisiensi heat exchanger secara serius. Fouling ini dapat dilihat dari adanya kehilangan tekanan yang besar atau kinerja heat exchanger yang kurang maksimal. Indikasi kebocoran tube, Umumnya ada 2 cara pengetesan yang dilakukan untuk mendeteksi adanya kebocoran pada tube, yaitu Standard Test dan Pneumatic Test. Standard Test dilakukan secara HydroTest dengan menggunakan air. Tekanan uji untuk cara ini adalah 1.5 kali design pressure. Bila liquid (air) tidak boleh digunakan, test dengan media gas / udara (pneumatic test) dapat dilakukan dengan batasan tekanan uji 1.25 kali design pressure.

72 Heat Exchanger Gallery

73 Heat Exchanger Gallery Heat Exchanger Gallery

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Heat Exchanger (HE) Heat Exchanger (HE) adalah alat penukar panas yang memfasilitasi pertukaran panas antara dua cairan pada temperatur yang berbeda

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Panas atau kalor merupakan salah satu bentuk energi. Panas dapat berpindah dari suatu zat ke zat lain. Panas dapat berpndah melalui tiga cara yaitu : 2.1.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah perpindahan energi karena adanya perbedaan temperatur. Perpindahan kalor meliputu proses pelepasan maupun penyerapan kalor, untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari berpindahnya suatu energi (berupa kalor) dari suatu sistem ke sistem lain karena adanya perbedaan temperatur.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip dan Teori Dasar Perpindahan Panas Panas adalah salah satu bentuk energi yang dapat dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lain, tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Thermosiphon Reboiler Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida yang akan didihkan dan diuapkan dengan proses sirkulasi almiah (Natural Circulation),

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air

DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER. ALAT DAN BAHAN - Alat Seperangkat alat Double Pipe Heat Exchanger Heater Termometer - Bahan Air DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER I. TUJUAN - Mengetahui unjuk kerja alat penukar kalor jenis pipa ganda (Double Pipe Heat Exchanger). - Menghitung koefisien perpindahan panas, faktor kekotoran, efektivitas dan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (Heat Exchanger) merupakan suatu peralatan yang digunakan untuk menukarkan energi dalam bentuk panas antara fluida yang berbeda temperatur yang

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor

BAB II DASAR TEORI. mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses berlangsung. Kalor 1 BAB II DASAR TEORI 2.1 Jenis Perpindahan Kalor Perpindahan ka1or dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan ka1or, untuk mencapai dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Siklus Air dan Uap Siklus air dan uap di PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar Awar sebagai tinjauan pustaka awal dan pembahasan awal yang nantinya akan merujuk ke unit kondensor. Siklus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan mengenai penukar panas (heat exchanger), mekanisme perpindahan panas pada heat exchanger, konfigurasi aliran fluida, shell and tube heat exchanger,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijabarkan mengenai penukar kalor, mekanisme perpindahan kalor pada penukar kalor, konfigurasi aliran fluida, shell and tube heat exchanger, bagian-bagian shell

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah Ilmu termodinamika yang membahas tentang transisi kuantitatif dan penyusunan ulang energi panas dalam suatu tubuh materi. perpindahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan kalor atau panas (heat transfer) merupakan ilmu yang berkaitan dengan perpindahan energi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil BAB II LANDASAN TEORI II.1 Teori Dasar Ketel Uap Ketel uap adalah pesawat atau bejana yang disusun untuk mengubah air menjadi uap dengan jalan pemanasan, dimana energi kimia diubah menjadi energi panas.

Lebih terperinci

HEAT EXCHANGER (ALAT PENUKAR KALOR) Danar S. Wijayanto - PTM UNS 1

HEAT EXCHANGER (ALAT PENUKAR KALOR) Danar S. Wijayanto - PTM UNS 1 HEAT EXCHANGER (ALAT PENUKAR KALOR) Danar S. Wijayanto - PTM UNS 1 TEMPERATURE : PRINSIP PERPINDAHAN PANAS suatu ukuran energi yang dimiliki oleh suatu benda, sebagai ukuran apakah benda tersebut relatif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Umum Mesin pendingin atau kondensor adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan. Adapun sistem mesin pendingin yang

Lebih terperinci

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)

Gbr. 2.1 Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian HRSG HRSG (Heat Recovery Steam Generator) adalah ketel uap atau boiler yang memanfaatkan energi panas sisa gas buang satu unit turbin gas untuk memanaskan air dan

Lebih terperinci

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk

HALAMAN PERSETUJUAN. Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk HALAMAN PERSETUJUAN Laporan Tugas Akhir ini telah disetujui oleh pembimbing Tugas Akhir untuk dipertahankan di depan Dewan Penguji sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S-1) di Jurusan

Lebih terperinci

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1 Bab 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan Industri kimia di Indonesia sudah cukup maju seiring dengan globalisasi perdagangan dunia. Industri pembuatan Nylon yang merupakan salah satu industri

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat BAB II DASAR TEORI 2.. Perpindahan Panas Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER ) BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER ) Pesawat pengubah panas adalah pesawat pesawat yang bekerja atas dasar perpindahan panas dan satu zatke zat yang lain. A. Dapat digolongkan menurut : 1. Pendinginan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENDAHULUAN Pada bab ini dicantumkan beberapa penelitian yang berhubungan dengan analisis kinerja heat exchanger yang telah dilakukan sebelumnya. Selain itu dicantumkan juga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Alat Penukar Kalor Seperti yang telah dikemukakan dalam pendahuluan terdapat banyak sekali jenis-jenis alat penukar kalor. Maka untuk mencegah timbulnya kesalah pahaman maka

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS. Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju

BAB III TUGAS KHUSUS. Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Tugas Khusus Evaluasi Performance Hot gas Oil Heat Exchanger 6-2 Crude Distiller III Di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) Ru III Plaju 3.2 Latar Belakang Heat Exchanger

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES Tugas Akhir Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

PENDINGIN TERMOELEKTRIK BAB II DASAR TEORI 2.1 PENDINGIN TERMOELEKTRIK Dua logam yang berbeda disambungkan dan kedua ujung logam tersebut dijaga pada temperatur yang berbeda, maka akan ada lima fenomena yang terjadi, yaitu fenomena

Lebih terperinci

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian 1.1 Tujuan Pengujian WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN a) Mempelajari formulasi dasar dari heat exchanger sederhana. b) Perhitungan keseimbangan panas pada heat exchanger. c) Pengukuran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proses Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Perpindahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Water and Steam Cycle Siklus air dan uap dimulai dari pengambilan air laut dengan menggunakansea Water Pump. Proses pertama pengolahan air adalah dengan disaring terlebih dahulu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Panas/Kalor Perpindahan kalor (heat transfer) ialah ilmu untuk meramalkan perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS

BAB III TUGAS KHUSUS BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Menghitung Efisiensi Heat Exchanger E-108 A Crude Distiller III di Unit CD & GP PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju Palembang. 3.2 Latar Belakang Heat Exchanger E-108 A

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari perancangan berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan: 1. Untuk Organic Rankine Cycle alat penukar kalor yang biasa digunakan

Lebih terperinci

PERANCANGAN HEAT EXCHANGER

PERANCANGAN HEAT EXCHANGER One Shell Pass and One Tube Pass PERANCANGAN HEAT EXCHANGER Abdul Wahid Surhim Pengertian HE adalah alat yang berfungsi sebagai alat penukar panas (kalor) Dilihat dari fungsinya dapat dinamakan : Pemanas

Lebih terperinci

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 27 BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR 4.1 Pemilihan Sistem Pemanasan Air Terdapat beberapa alternatif sistem pemanasan air yang dapat dilakukan, seperti yang telah dijelaskan dalam subbab 2.2.1 mengenai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpindahan Kalor Perpindahan kalor adalah ilmu yang mempelajari perpindahan energi karena perbedaan temperatur diantara benda atau material. Apabila dua benda yang berbeda

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU TUGAS AKHIR DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU Disusun : MUSTOFA D 200 030 086 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA November 2008 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor 4 BAB II TEORI DASAR.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas.1.1 Kualitas Air Panas Air akan memiliki sifat anomali, yaitu volumenya akan mencapai minimum pada temperatur 4 C dan akan bertambah pada

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Dasar Teori Perpindahan Panas

BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.2 Dasar Teori Perpindahan Panas BAB II DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penggunaan high pressure heater (HPH) telah banyak dikembangkan dewasa ini, dikarenakan dapat meminimalisir penggunaan bahan bakar dalam proses produksi listrik

Lebih terperinci

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR SKRIPSI Skripsi yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendinginan Mesin Motor bakar dalam operasionalnya menghasilkan panas yang berasal dari pembakaran bahan bakar dalm silinder. Panas yang di hasilkan tidak di buang akibatnya

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perbedaan ilmu

BAB II DASAR TEORI. perpindahan yang terjadi pada kondisi-kondisi tertentu. Perbedaan ilmu BAB II DASAR TEORI 2.1 Perpindahan Kalor Perpindahan kalor adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan suhu diantara benda atau material. Ilmu perpindahan kalor

Lebih terperinci

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 34 BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES 3.1. Tangki Tangki Bahan Baku (T-01) Tangki Produk (T-02) Menyimpan kebutuhan Menyimpan Produk Isobutylene selama 30 hari. Methacrolein selama 15 hari. Spherical

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan

BAB I PENDAHULUAN. pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Salah satu proses dalam sistem pembangkit tenaga adalah proses pendinginan untuk mendinginkan mesin-mesin pada sistem. Proses pendinginan ini memerlukan beberapa kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perpindahan Kalor Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam kehidupan sehari-hari baik penyerapan atau pelepasan kalor, untuk mencapai dan mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam kehidupan manusia saat ini, hampir semua aktifitas manusia berhubungan dengan energi listrik.

Lebih terperinci

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan V. SPESIFIKASI ALAT Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan pabrik furfuril alkohol dari hidrogenasi furfural. Berikut tabel spesifikasi alat-alat yang digunakan.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut.

BAB II DASAR TEORI. perpindahan kalor dari produk ke material tersebut. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu proses penarikan kalor dari suatu ruang/benda ke ruang/benda yang lain untuk menurunkan temperaturnya. Kalor adalah salah satu bentuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Torque Converter adalah suatu komponen power train yang bekerja secara hidrolis. Prinsip kerja dari torque converter adalah merubah tenaga mekanis dari engine menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengelolaan Minyak Mentah (Crude oil) Minyak bumi biasanya berada 3-4 km di bawah permukaan. Minyak bumi diperoleh dengan membuat sumur bor. Di Indonesia penambangan minyak terdapat

Lebih terperinci

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur

BAB II MESIN PENDINGIN. temperaturnya lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperatur BAB II MESIN PENDINGIN 2.1. Pengertian Mesin Pendingin Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Pembangkit listrik tenaga panas bumi adalah pembangkit listrik yang menggunakan panas bumi (geothermal) sebagai energi penggeraknya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air dari suatu bahan [1]. Dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan air ke udara karena perbedaan kandungan

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSOR DENGAN KAPASITAS m³/ JAM UNIT 4 PLTU SICANANG BELAWAN

ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSOR DENGAN KAPASITAS m³/ JAM UNIT 4 PLTU SICANANG BELAWAN ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSOR DENGAN KAPASITAS 9.781 m³/ JAM UNIT 4 PLTU SICANANG BELAWAN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 HE Shell and tube Penukar panas atau dalam industri populer dengan istilah bahasa inggrisnya, heat exchanger (HE), adalah suatu alat yang memungkinkan perpindahan dan bisa berfungsi

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI BAB II DASAR TEORI 2.1 Dispenser Air Minum Hot and Cool Dispenser air minum adalah suatu alat yang dibuat sebagai alat pengkondisi temperatur air minum baik air panas maupun air dingin. Temperatur air

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran

Lebih terperinci

Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass

Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass Analisis Termal Alat Penukar Kalor Shell and Tube 1 2 Pass C. Prapti Mahandari *), Dita Satyadarma *), Shohib Murobath **) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Depok,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Siklus Absorpsi Siklus absorpsi adalah termodinamika yang dapat digunakan sebagai siklus refrigerasi dan pengkondisian udara yang digerakkan oleh energi dalam bentuk panas.

Lebih terperinci

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1

ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol No. 2 Mei 214; 65-71 ANALISIS PERUBAHAN TEKANAN VAKUM KONDENSOR TERHADAP KINERJA KONDENSOR DI PLTU TANJUNG JATI B UNIT 1 Anggun Sukarno 1) Bono 2), Budhi Prasetyo 2) 1)

Lebih terperinci

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU Sistem pembangkit listrik tenaga uap (Steam Power Plant) memakai siklus Rankine. PLTU Suralaya menggunakan siklus tertutup (closed cycle) dengan dasar siklus rankine dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Uap yang dibentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Alat penukar kalor (APK) adalah alat yang umumnya dipakai di dunia industri untuk proses-proses pendinginan dan pemanasan. Salah satu penggunaan di sektor industri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 56 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1 Analisa Varian Prinsip Solusi Pada Varian Pertama dari cover diikatkan dengan tabung pirolisis menggunakan 3 buah toggle clamp, sehingga mudah dan sederhana dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Definisi Pengkondisian Udara Sistem pengkondisian udara adalah suatu proses mendinginkan atau memanaskan udara sehingga dapat mencapai temperatur dan kelembaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II STUDI LITERATUR

BAB II STUDI LITERATUR BAB II STUDI LITERATUR 2.1 Kebutuhan Air Tawar Siklus PLTU membutuhkan air tawar sebagai bahan baku. Hal ini dikarenakan peralatan PLTU sangat rentan terhadap karat. Akan tetapi, semakin besar kapasitas

Lebih terperinci

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan I. Pendahuluan A. Latar Belakang Dalam dunia industri terdapat bermacam-macam alat ataupun proses kimiawi yang terjadi. Dan begitu pula pada hasil produk yang keluar yang berada di sela-sela kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Steam merupakan bagian penting dan tidak terpisahkan dari teknologi modern. Tanpa steam, maka industri makanan kita, tekstil, bahan kimia, bahan kedokteran,daya, pemanasan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi Tulen yang berperan dalam proses pengeringan biji kopi untuk menghasilkan kopi bubuk TULEN. Biji

Lebih terperinci

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN ANALISA PERPINDAHAN PANAS PADA KONDENSER DENGAN KAPASITAS AIR PENDINGIN 179001 M 3 /JAM STAR ENERGY GEOTHERMAL WAYANG WINDU LIMITED LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhii Sebagian Persyaratan n dalam

Lebih terperinci

UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE SINGLE PHASE

UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE SINGLE PHASE UNIVERSITAS DIPONEGORO RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE SINGLE PHASE TUGAS AKHIR AHMAD WAFI B L0E 008009 ANDHIKA BANI G L0E 008013 ARI BUDI A L0E 008020 DIMAS PUTRA A L0E 008027 FAUZY KUSUMA

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN KONDENSOR PERALATAN PIROLISIS SAMPAH PLASTIK

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN KONDENSOR PERALATAN PIROLISIS SAMPAH PLASTIK LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN KONDENSOR PERALATAN PIROLISIS SAMPAH PLASTIK Disusun oleh: SEFI YUDA YURI YUAN DANA I 8310055 SENO PRASETYO I 8310058 TANGGUH PERWIRA NEGARA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang digunakan sebagai penggerak mula dari generator

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding (J.P. Holman,hal: 33)

Gambar 2.1. Perpindahan panas konduksi pada dinding (J.P. Holman,hal: 33) BAB II DASAR TEORI 2.1. Proses Perpindahan Kalor Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena adanya perbedaan suhu di antara benda atau material.

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal

Lebih terperinci

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013

Gambar 2.21 Ducting AC Sumber : Anonymous 2 : 2013 1.2.3 AC Central AC central sistem pendinginan ruangan yang dikontrol dari satu titik atau tempat dan didistribusikan secara terpusat ke seluruh isi gedung dengan kapasitas yang sesuai dengan ukuran ruangan

Lebih terperinci

Name of Engineer : Yudi Ardhana Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube.

Name of Engineer : Yudi Ardhana Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube. 15-11-2010 Name of Engineer : Yudi Ardhana 747555 1 Problem statement Mengerti dan memahami tipe, fungsi, spesifikasi, dan part dari Heat Exchanger Shell & Tube. Deadline and schedule 18 November s/d 9

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. akhirnya akan mengakibatkan bertambahnya persaingan khususnya BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Dunia industri dewasa ini mengalami perkembangan pesat. Perkembangan itu ditandai dengan berkembangnya ilmu dan teknologi yang akhirnya akan mengakibatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Wire Cut adalah Suatu mesin potong dengan cara menggunakan tembaga untuk pembakaran. Tembaga tersebut dialirkan panas untuk memotong baja sehingga. Air adalah media yang berguna sebagai

Lebih terperinci

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03 BAB III SPESIFIKASI ALAT 1. Tangki Penyimpanan Spesifikasi Tangki Metanol Tangki Asam Tangki Metil Sulfat Salisilat Kode T-01 T-02 T-03 Menyimpan Menyimpan asam Menyimpan metil metanol untuk 15 sulfat

Lebih terperinci

Macam-macam Heat Exchanger: Alat Penukar Panas (Bagian 1) BY ONNY APRIYAHANDA Page 1 from 21 2Next»

Macam-macam Heat Exchanger: Alat Penukar Panas (Bagian 1) BY ONNY APRIYAHANDA Page 1 from 21 2Next» Macam-macam Heat Exchanger: Alat Penukar Panas (Bagian 1) BY ONNY APRIYAHANDA Page 1 from 21 2Next» Dalam Bahasa Indonesia heat exchanger memiliki arti harfiah alat penukar panas. Namun di sini saya akan

Lebih terperinci

Gambar 1 Open Kettle or Pan

Gambar 1 Open Kettle or Pan JENIS-JENIS EVAPORATOR 1. Open kettle or pan Prinsip kerja: Bentuk evaporator yang paling sederhana adalah bejana/ketel terbuka dimana larutan didihkan. Sebagai pemanas biasanya steam yang mengembun dalam

Lebih terperinci

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI COOLER LUBE OIL DENGAN KAPASITAS 300 TON/JAM PADA UNIT 2 DI PLTU LABUHAN ANGIN LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Pendidikan

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN Disusun oleh: BENNY ADAM DEKA HERMI AGUSTINA DONSIUS GINANJAR ADY GUNAWAN I8311007 I8311009

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Dasar Mesin Pendingin Untuk pertama kali siklus refrigerasi dikembangkan oleh N.L.S. Carnot pada tahun 1824. Sebelumnya pada tahun 1823, Cagniard de la Tour (Perancis),

Lebih terperinci

Maka persamaan energi,

Maka persamaan energi, II. DASAR TEORI 2. 1. Hukum termodinamika dan sistem terbuka Termodinamika teknik dikaitkan dengan hal-hal tentang perpindahan energi dalam zat kerja pada suatu sistem. Sistem merupakan susunan seperangkat

Lebih terperinci

E V A P O R A S I PENGUAPAN

E V A P O R A S I PENGUAPAN E V A P O R A S I PENGUAPAN Faktor yang mempengaruhi laju evaporasi Laju dimana panas dapat dipindahkan ke cairan Jumlah panas yang dibutuhkan untuk menguapkan setiap satuan massa air Suhu maksimum yang

Lebih terperinci

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK

ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK ANALISA PERPINDAHAN KALOR PADA KONDENSOR PT. KRAKATAU DAYA LISTRIK Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada program Studi Teknik Mesin Oleh N a m a : CHOLID

Lebih terperinci

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package

TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package TRAINING Operational, Maintenance & Trouble Air Cooled - Water Cooled Package PENDAHULUAN Pendinginan adalah suatu proses penarikan kalor (Heat) dari suatu benda /zat sehingga temperaturnya lebih rendah

Lebih terperinci

PENGANTAR PINDAH PANAS

PENGANTAR PINDAH PANAS 1 PENGANTAR PINDAH PANAS Oleh : Prof. Dr. Ir. Santosa, MP Guru Besar pada Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas Padang, September 2009 Pindah Panas Konduksi (Hantaran)

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan Latar Belakang

Bab I Pendahuluan Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sistem pemanas dengan prinsip perpindahan panas konveksi, konduksi dan radiasi adalah teknologi yang umum kita jumpai dalam kehidupan seharihari, baik alat pemanas

Lebih terperinci

BAB III TUGAS KHUSUS. 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong.

BAB III TUGAS KHUSUS. 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong. 55 BAB III TUGAS KHUSUS 3.1 Judul Evaluasi kinerja Reboiler LS-E6 pada Unit RFCCU di PT. Pertamina (Persero) RU III Plaju - Sungai Gerong. 3.2 Latar Belakang Dalam suatu industri perminyakan, banyak ditemukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perpindahan Kalor Perpindahan panas adalah proses berpindahnya energi dari suatu tempat ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat tempat tersebut. Perpindahan

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK BADAK LIQUEFIED NATURAL GAS LAPORAN TUGAS KHUSUS MENGEVALUASI PREHEATER (2E-6) DENGAN MENGGUNAKAN A2E-7

LAPORAN KERJA PRAKTEK BADAK LIQUEFIED NATURAL GAS LAPORAN TUGAS KHUSUS MENGEVALUASI PREHEATER (2E-6) DENGAN MENGGUNAKAN A2E-7 LAPORAN KERJA PRAKTEK BADAK LIQUEFIED NATURAL GAS LAPORAN TUGAS KHUSUS MENGEVALUASI PREHEATER (2E-6) DENGAN MENGGUNAKAN A2E-7 Disusun Oleh: Riyanti Nur Malina 1009055027 Pembimbing: Novy Pralisa Putri,

Lebih terperinci