TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut"

Transkripsi

1 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Elaeis berasal dari Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (Pantai barat Afrika). Jacq berasal dari nama botanis Amerika Jacquin. Spesies yang dikenal dari genus Elaeis adalah Elaeis guineensis. Kelapa sawit memiliki 36 kromosom, sedangkan menurut (Lubis, 2008). Mengacu kepada taksonomi, urutan klasifikasi kelapa sawit adalah: Kingdom : Plantae Divisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Tracheophyta : Angiospermae : Cocoidae : Palmae : Elaeis : Elaeis guineensis Jacq. Untuk mendapatkan varietas unggul dilakukan persilangan diantara ketiga varietas dengan kondisi sebagai berikut : Dura x Dura = 100% Dura Dura x Pisifera = 100% Tenera Dura x Tenera = 50% Dura + 50% Tenera Tenera x Pisifera = 50% Tenera + 50% Pisifera Tenera x Tenera = 25% Dura + 50% Tenera + 25% Pisifera. 4

2 Beberapa varietas kelapa sawit yang dapat dibedakan berdasarkan ketebalan tempurung dan daging buahnya, antara lain Dura, Pisifera, dan Tenera. Perbedaan ketebalan daging buah kelapa sawit menyebabkan perbedaan jumlah rendemen minyak sawit yang dikandungnya. Rendemen minyak paling tinggi terdapat pada varietas Tenera yaitu mencapai 22-24%, sedangkan pada varietas Dura hanya 16 18%. Spesies Elais guineensis Jacq dapat dibedakan menjadi beberapa varietas, yaitu : 1. Dura yaitu tempurung tebal (2 8 mm). Tidak terdapat lingkaran serabut pada bagian luar tempurung. Daging buah relatif tipis (35 50%) terhadap buah. Kernel (daging biji) besar dengan kandungan minyak rendah. Dalam persilangan, dipakai sebagai pohon induk betina. 2. Pisifera yaitu buah dengan cangkang tipis (bahkan hampir tidak ada) sedangkan daging buahnya tebal. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi. Kernel berukuran kecil dengan kandungan minyak yang rendah. Jenis pisifera tidak dapat diperbanyak tanpa menyilangkan dengan jenis yang lain. Varietas ini dikenal dengan tanaman betina sebab bunga betina gugur pada fase ini. 3. Tenera yaitu buah yang memiliki sifat sifat yang berasal dari Dura dan Pisifera. Cangkang tipis dengan ketebalan antara 1,0 2,5 mm dan terdapat lingkaran cincin serat disekelilingnya. Perbandingan daging buah terhadap buah cukup tinggi antara 60% 90%. Tandan buah yang dihasilkan Varietas Tenera lebih banyak dari pada Varietas Dura dan Pisifera tetapi ukuran tandanya relatif lebih kecil. (Fauzi, 2012) 5

3 a. Akar (Radix) Pada tanaman kelapa sawit yang telah tumbuh di lapangan, akar akarnya tumbuh dan tersebar 2 2,5 m dari pangkal pohon atau di luar piringan. Radius tersebut memiliki tanah yang remah, lembab, dan merupakan daerah sebaran pupuk. Akar terbanyak dijumpai di kedalaman 0 20 cm dari permukaan tanah. Akar primer (diameter 6 10 mm) bercabang membentuk akar sekunder (diameter 2 4 mm), akar sekunder membentuk akar tersier (diameter 0,7 1,2 mm), dan akar tersier membentuk akar kuartener (diameter 0,1 0,3 mm). (Fauzi, 2012) Gambar 1. Diagram system perakaran dan simulasi zona absorbsi tanaman kelapa sawit dewasa b. Batang (Caulis) Batang kelapa sawit tumbuh tegak lurus (phototropi) dibungkus oleh pelepah daun (frond base). Karena sebab tertentu dapat juga timbul percabangan meskipun sangat jarang sekali. Batang ini terbentuk silinderis berdiameter 0,5 m pada tanaman dewasa. Bagian bawah umumnya lebih besar disebut bonggol batang atau bowl. 6

4 Sampai umur 3 tahun batang terlihat karena masih terbungkus pelepah daun yang belum ditunas. Tergantung dari varietas dan tipenya pertumbuhan meninggi berbeda beda. Karena sifat pohototropi dan heliotrope (menuju cahaya arah matahari) maka pada keadaan terlindung, pertumbuhanya akan lebih cepat, tetapi diameter (cangkang) batang akan lebih kecil. (Lubis, 2008). Perkembangan tinggi batang yang normal dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Perkembangan tinggi batang kelapa sawit. Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) Umur (th) Tinggi (m) 3 1,6 11 7, ,5 4 2,2 12 8, ,9 5 2,6 13 8, ,2 6 3,8 14 9, ,4 7 4, , ,0 8 5, , ,3 9 5, , ,0 10 6, ,3 Sumber: BPM, 2010 c. Daun (Folium) Tanaman kelapa sawit memiliki daun yang menyerupai bulu burung atau ayam. Di bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras di kedua sisinya. Seperti jenis palma lainnya, daunnya tersusun majemuk menyirip. Anak-anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-tengah setiap anak daun terbentuk lidi sebagai tulang daun. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk. Daun ini berwarna hijau tua dan pelepah berwarna sedikit lebih muda. (Hartanto, 2011) Tabel 2. Hasil Pengukuran Luas Pengukuran Daun 2 Tipe D x P di Pusat Penelitian Marihat (dalam m 2 ) 7

5 Umur D x P D. Sinumbah D x P Marihat 3 5,13 4,60 4 7,52 5,06 5 7,97 6, ,78 7, ,87 8, ,40 9, ,43 9, ,95 9, ,82 10, ,48 10, ,82 11, ,24 12, ,06 13, ,57 12, ,73 12, ,29 12, ,11 12, ,79 12,17 Sumber : Lubis, Adlin U (1977) d. Bunga (Flos) Kelapa sawit merupakan tanaman berumah satu (monoecious), artinya bunga jantan dan bunga betina terdapat dalam satu tanaman serta masing-masing terangkai dalam satu tandan. Rangkaian bunga jantan terpisah dengan bunga betina. Setiap rangkaian bunga muncul dari pangkal pelepah daun (ketiak daun). Setiap ketiak daun hanya menghasilkan satu infloresen (bunga majemuk). Perkembangan infloresen dari proses inisiasi awal sampai membentuk infloresen lengkap yang siap diserbukkan memerlukan waktu 2,5 3 tahun. Bunga yang siap diserbuki biasanya terdapat pada infloresen di ketiak daun nomor 20 pada tanaman muda (2 4 tahun) dan daun nomor 15 pada tanaman tua (>12 tahun). Sebelum bunga mekar dan masih diselubungi seludang, 8

6 sudah dapat dibedakan bunga jantan dengan bunga betina, yaitu dengan melihat bentuknya. Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang dengan ujung kelopak agak meruncing dan garis tengah bunga lebih kecil, sedangkan bunga betina bentuknya agak bulat dengan ujung kelopak agak rata dan garis tengah lebih besar. (Fauzi, 2012) Gambar 2. Bunga Jantan Gambar 3. Bunga Betina e. Buah ( Fructus ) Tandan buah tumbuh di ketiak daun. Daun kelapa sawit setiap tahun tumbuh sekitar helai. Semakin tua umur kelapa sawit, pertumbuhan daunnya semakin sedikit, sehingga buah yang terbentuk semakin menurun. Meskipun demikian, tidak berarti hasil produksi minyaknya menurun. Hal ini disebabkan semakin tua umur tanaman, ukuran buah kelapa sawit akan semakin besar. Kadar minyak yang dihasilkan pun akan semakin tinggi. (Sastrosayono, 2003) Varietas tandan kelapa sawit cukup banyak dan diklasifikasikan dalam berbagai hal, misal dibedakan atas tipe buah, bentuk luar, tebal cangkang, warna buah dan lain-lain. 9

7 Dari warna buah maka spesies Elaeis guineensis Jacq dikenal varietas: 1. Nigrescens yaitu buahnya berwarna violet sampai hitam waktu muda dan menjadi merah-kuning (orange) sesudah matang. 2. Virescens yaitu buah berwarna hijau waktu muda dan sesudah matang berwarna merah-kuning (orange). 3. Albescens yaitu buah muda berwarna kuning pucat, tembus cahaya karena mengandung sedikit karotein. (Lubis, 2008) B. Kelas Kesuaian Lahan Tanaman Kelapa Sawit. Tanaman kelapa sawit adalah tanaman hutan yang dibudidayakan. Tanaman ini memerlukan persyaratan tertentu untuk dapat tumbuh dan berproduksi optimal antara lain letak tinggi tempat dari atas permukaan laut, keadaan tanah, topografi dan iklim. (Anonim, 2007) 1. Tinggi Tempat dan Topografi Tanaman kelapa sawit dapat tumbuh dan berbuah bila ditanam pada lahan dengan ketinggian diatas 500 m diatas permukaan laut. Namun secara ekonomis tanaman kelapa sawit hanya akan menguntungkan bila ditanam dilahan dengan ketinggian maksimum 400 m diatas permukaan laut. Selain tinggi tempat, tanaman kelapa sawit juga hanya dapt ditanam pada lahan dengan topografi tertentu yaitu pada kemiringan lebih dari 25 o tidak dianjurkan. 2. Tanah Kelapa sawit tumbuh pada beberapa jenis tanah seperti podsolik, latosol, hidromofik kelabu, regosol, andosol dan alluvial. 10

8 Sifat fisik tanah yang baik antara lain : Solum yang dalam, lebih dari 80 cm. solum yang tebal akan merupakan media yang baik bagi perkembangan akar sehingga efesiensi penyerapan hara tanaman akan lebih baik. Tekstur lempung atau lempung berpasir. 3. Iklim Kelapa sawit dapat tumbuh dengan baik pada daerah tropika basah disekitar lintang Utara Selatan 12 o. Jumlah curah hujan yang baik adalah mm/tahun; tidak mempunyai defisit air hujan relatif merata sepanjang tahun. Kebutuhan tanaman kelapa sawit yang efektif adalah mm/tahun. Karenanya jumlah curah hujan yang kurang dari 2000 mm/tahun masih tetap baik bagi kelapa sawit sepanjang tidak terdapat defisit air 250 mm. Curah hujan yang jumlahnya lebih dari 2500 mm juga tetap baik selama hari hujan tidak lebih dari 180 hari dalam setahun. Karaktristik fisik lahan dideskripsikan pada saat survei tanah dengan tingkat pemetaan tanah tertentu (tinjau mendalam, semi detail, atau detail). Selanjutnya karaktristik lahan yang diperlukan dalam penilaian lahan untuk kelapa sawit, yang meliputi : curah hujan, bulan kering, ketinggian diatas permukaan laut, bentuk daerah, batuan di permukaan dan di dalam tanah, kedalaman efektif, tekstur tanah, kelas drainase, kemasaman tanah, dan tingkat pelapukan gambut (jika tanah gambut). (Sulistyo,2010). Kriteria kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel 3 : 11

9 Tabel 3. Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Kelapa Sawit Pada Tanah Mineral. N o Karateristik lahan Simbo l 1 Curah hujan (mm) h Intensitas Faktor Pembatas Tanpa (0) Ringan (1) Sedang (2) Berat (3) > < Bulan kering (bln) k < > Ketinggian di atas permukaan laut (m) Bentuk wilayah/kemiring an lereng (%) Batuan di permukaan dan di dalam tanah (%- volume) Kedalaman efektif (cm) l >400 w Datarberombak <8 Berombakbergelomban g 8-15 Bergelomban g-berbukit Berbukitbergunung >30 b < >40 Simbo l 7 Tekstur tanah t > <50 Lempung berdebu; lempung liat berpasir; lempung liat berdebu; lempung berliat 8 Kelas drainase d baik;sedang Kemasaman tanah 9 (ph) Sumber : Sulistyo, 2010 a 5,0-6,0 Liat; liat berpasir; lempung berpasir; lempung agak terhambat; agak cepat 4,0-5,0 6,0-6,5 pasir berlempung; debu cepat; terhambat 3,5-4,0 6,5-7,0 liat berat; pasir Sangat cepat;sang at terhambat; tergenang <3,5 >7,0 12

10 Tingkat produksi yang dapat dicapai untuk setiap kelas kesesuaian lahan dapat dilihat pada tabel 4. Tabel 4. Potensi Produksi Tiap Kesesuaian Lahan (PPKS) KKL S1 KKL S2 KKL S3 Umur (Tahun) Ton Ton Ton RBT RJT/phn RBT RJT/phn RBT RJT/phn TBS TBS TBS 3 9,0 3,2 21,6 7,3 3,1 18,1 6,2 3,0 17,9 4 15,0 6,0 19,2 13,5 5,9 17,6 12,0 5,3 17,4 5 18,0 7,5 18,5 16,0 7,1 17,3 14,5 6,7 16,6 6 21,1 10,0 16,2 18,5 9,4 15,1 17,0 8,5 15,4 7 26,0 12,5 16,0 23,0 11,8 15,0 22,0 10,0 15,7 8 30,0 15,1 15,3 25,5 13,2 14,9 24,5 12,7 14,8 9 31,0 17,0 14,0 28,0 16,5 13,1 26,0 15,5 12, ,0 18,5 12,9 28,0 17,5 12,3 26,0 16,0 12, ,0 19,6 12,2 28,0 18,5 11,6 26,0 17,4 11, ,0 20,5 11,6 28,0 19,5 11,0 26,0 18,5 10, ,0 21,1 11,3 28,0 20,0 10,8 26,0 19,5 10, ,0 22,5 10,3 27,0 20,5 10,1 25,0 20,0 9, ,9 23,0 9,3 26,0 21,8 9,2 24,5 20,6 9, ,1 24,5 8,5 25,5 23,1 8,5 23,5 21,8 8, ,0 25,0 8,0 24,5 24,1 7,8 22,0 23,0 7, ,9 26,0 7,4 23,5 25,2 7,2 21,0 24,2 6, ,1 27,5 6,7 22,5 26,4 6,6 20,0 25,5 6, ,1 28,5 6,2 21,5 27,8 5,9 19,0 26,6 5, ,9 29,0 5,8 21,0 28,6 5,6 18,0 27,4 5, ,8 30,0 5,1 19,0 29,4 5,0 17,0 28,4 4, ,9 30,5 4,8 18,0 30,1 4,6 16,0 29,4 4, ,1 31,9 4,4 17,0 31,0 4,2 15,0 30,4 3, ,1 32,4 3,9 16,0 32,0 3,8 14,0 31,2 3,6 Jumlah 553,0 481,8 249,2 505,3 462,5 235,3 461,2 441,6 229,7 Rerata 24,0 20,9 10,8 22,0 20,1 10,2 20,1 19,2 10,0 Sumber : Sulistyo,

11 C. PEMELIHARAAN TANAMAN MENGHASILKAN (TM) Tanaman menghasilkan merupakan tanaman kelapa sawit dengan kondisi lebih dari 25% sudah mulai menghasilkan TBS dengan berat lebih dari 3 kg. sasaran pemeliharaan TM diantaranya memacu pertumbuhan daun dan buah yang seimbang, mempertahankan buah agar mencapai kematangan yang maksimal, dan menjaga kesehatan tanaman kelapa sawit. (Sunarko 2009) Tanaman kelapa sawit mulai menghasilkan pada umur bulan. Buah yang pertama keluar masih dinyatakan sebagai buah pasir. Artinya, buah tersebut belum dapat diolah di pabrik kelapa sawit (PKS) karena kandungan minyaknya masih rendah. (Pardamean, 2008) Tanaman kelapa sawit akan berpotensi optimal jika dipelihara dengan baik. Pemeliharaan pada tanaman menghasilkan (TM) meliputi: pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit, pemeliharaan saluran air, pemupukan, penyulaman, pengawetan tanah dan air, pemeliharaan jalan, dan penunasan. 1. Pengendalian Gulma. Gulma merupakan pesaing bagi tanaman kelapa sawit dalam penyerapan unsur hara, air, dan cahaya matahari. Areal yang didominasi oleh gulma yang berbahaya atau pesaing berat seperti sembung rambut (Mikania micrantha), alang-alang (Imprerata cylindrical), dan asytasia coromandeliana dapat menurunkan produksi sampai 20%. (Sulistyo, 2010) Pengendalian gulma perlu dilaksanakan dipiringan pohon, jalan pikul, dan digawangan. Pengendalian gulma dipiringan pohon bertujuan untuk memudahkan dalam pengutipan brondolan dan meningkatkan efektivitas pemupukan. 14

12 Pengendalian gulma di jalan pikul bertujuan agar mudah dilalui oleh pekerja, sedangkan pengendalian gulma di gawangan bertujuan untuk mengurangi persaingan terhadap penyerapan air, unsur hara, serta untuk menjaga kelembaban kebun. Gulma di gawangan ada yang perlu diberantas hingga tuntas dan ada yang cukup dikendalikan saja. (Sulistyo, 2010) 2. Pengendalian Hama dan Penyakit. Pengendalian hama dan penyakit tanaman pada hakikatnya merupakan upaya untuk mengendalikan suatu kehidupan. Oleh karena itu, konsep pengendaliannya dimulai dari pengenalan dan pemahaman terhadap siklus hidup hama/penyakit itu sendiri. (Pahan, 2012) Upaya mendeteksi hama dan penyakit pada waktu yang lebih dini mutlak dilaksanakan. Selain akan memudahkan tindakan pencegahan dan pengendalian, keuntungan deteksi dini juga bertujuan agar tidak terjadi ledakan serangan yang tidak terkendali/terduga. Secara ekonomis, biaya pengendalian melalui deteksi dini dipastikan jauh lebih rendah daripada pengendalian serangan hama/penyakit yang sudah menyebar luas. Hama yang sering menyerang tanaman kelapa sawit diantaranya ulat api, ulat kantong, tikus, rayap, serta babi hutan. Adapun penyakit yang menjadi masalah pada tanaman kelapa sawit diantaranya yaitu : penyakit busuk pangkal batang (ganoderma), penyakit busuk tandan buah (marasmius), dan penyakit busuk pucuk (spear rot). 15

13 3. Pemeliharaan Saluran Air Mencuci parit air adalah pekerjaan membersihkan dasar parit dan menamping serta membentuk kaki lima di kanan kiri parit sehingga seperti profit parit semula. Rotasi dilakukan 1x dalam setahun. (Suyatno 1994) 4. Pemupukan Pemupukan pada TM merupakan hal terpenting, ditinjau dari kegunaannya atau biaya yang dipakai. Teknik aplikasi, dosis, jenis pupuk dan lain-lain tergantung pada jenis tanah (mineral, gambut, dan lain-lain), umur tanaman, tingkat produksi yang dicapai, realisasi pemupukan sebelumnya, jenis pupuk yang akan dipakai, tenaga kerja yang tersedia, keadaan penutup tanah, dan analisa kadar hara pada tanah. (Pardamean, 2011) Tabel 5. Standar Pupuk untuk TM Umur Jenis dan Dosis Pupuk (kg/pohon/tahun) (Tahun) Urea SP-36 MOP Kiserit Jumlah 3-8 2,00 1,50 1,50 1,00 6, ,75 2,25 2,25 1,50 8, ,50 2,00 2,00 1,50 8, ,75 1,25 1,25 1,00 5,25 Sumber : Pardamean (2011) 5. Penyulaman Penyulaman dilakukan untuk mengganti tanaman yang mati atau tumbuh kurang baik. Penyulaman yang baik dilakukan pada musim hujan. Bibit yang digunakan harus seumur dengan tanaman yang disulam yaitu berkisar bulan. Banyaknya sulaman adalah sekitar 3 5% per ha. Adapun cara penyulaman sama dengan cara menanam bibit. Tanaman mati disulam dengan 16

14 bibit berumur bulan. Populasi 1 ha pohon agar tidak ada persaingan sinar matahari. (Hartanto, 2011) 6. Pengawetan Tanah dan Air Sistem pengawetan tanah yang telah dibangun pada masa TBM perlu mendapat perawatan pada masa TM. Teras kontur, tapak kuda, dan benteng penahan erosi dibangun pada saat persiapan lahan sehingga pada saat TM hanya dilakukan perawatan saja. Teras kontur dan tapak kuda dirawat setiap 3 tahun sekali dengan tetap mempertahankan sudut 8 10 derajat. (Sulistyo, 2010) 7. Pemeliharaan Jalan Jalan dan parit agar dibangun pada saat persiapan lahan sehingga pada saat TM hanya dilakukan perawatan saja. Jalan utama dirawat 1 kali setiap 6 bulan dengan pengerasan, kemudian digrader dan dipadatkan dengan compactor sebanyak 4 6 kali putaran. Jalan produksi dan jalan kontrol juga harus digrader dan dipadatkan, dengan tenaga manusia rotasi perawatan dilaksanakan 1 kali sebulan. Dari seluruh pemeliharaan TM yang dilakukan terhadap tanaman kelapa sawit, perusahaan juga sangat memperhatikan pelaksanaan penunasan agar upaya dalam mempertahankan hasil produksi dapat dicapai dengan maksimal. D. Penunasan 1. Pengertian Penunasan Penunasan adalah pembuangan daun-daun tua atau yang tidak produktif pada tanaman kelapa sawit. Pada tanaman muda sebaiknya tidak dilakukan pemangkasan, kecuali dengan maksud mengurangi penguapan oleh daun pada saat 17

15 tanaman akan dipindahkan dari pembibitan ke areal perkebunan. Terdapat dua penunasan pokok pada kelapa sawit, yaitu tunas pasir, dan tunas periodik. Tunas pasir dilakukan 1 2 bulan sebelum pohon mulai dipanen, sedangkan tunas periodik dilakukan pada tanaman yang telah berumur diatas empat tahun dengan rotasi 9 bulan sekali. Tujuan penunasan adalah sebagai berikut (Fauzi, 2012) : Memperbaiki sirkulasi udara di sekitar tanaman sehingga dapat membantu proses penyerbukan secara alami. Mengurangi penghalangan pembesaran buah dan kehilangan brondolan akibat buah terjepit pada pelepah daun. Membantu dan memudahkan pada waktu panen. Mengurangi perkembangan tanaman epifit di pohon kelapa sawit. Agar proses metabolisme tanaman berjalan lancar, terutama proses fotosintesis dan respirasi. Mempermudah pekerjaan potong buah. Untuk sanitasi (kebersihan) tanaman sehingga menghambat perkembangan hama dan penyakit. Dalam satu tahun tanaman kelapa sawit mampu mengahasilkan pelepah daun. Kemampuan produksi tersebut menurun menjadi pelepah daun seiring dengan pertambahan umur tanaman. Dengan demikian, rata- rata produksi pelepah adalah 2 3 pelepah/bulan. Namun, hanya 8 22 pelepah daun yang ditemukan bunga atau buah, sedangkan pelepah lainnya tidak menghasilkan bunga atau buah. 18

16 Pelepah daun yang menghasilkan bunga atau buah disebut pelepah penyangga (songgoh) dan pelepah yang tidak bias menghasilkan bunga atau buah disebut pelepah kosong. Pelepah penyangga akan ditunas bersamaan dengan panen buah, sedangkan pelepah kosong akan ditunas secara rutin dengan interval waktu tertentu di luar waktu panen. (Fauzi, 2012) Agar dapat melangsungkan metabolisme dengan baik, seperti proses fotosintesis dan respirasi maka jumlah pelepah pada setiap batang tanaman harus dipertahankan dalam jumlah tertentu sesuai dengan umur tanaman. Untuk umur tanaman berumur 3 8 tahun, jumlah pelepah yang optimal sekitar (6 7 lingkaran daun). Sementara itu, untuk tanaman dengan umur lebih dari 8 tahun, jumlah pelepah sekitar pelepah (5 6 lingkaran duduk daun). Gambar 4. Penunasan kelapa sawit Untuk mencapai tujuan penunasan dan tetap mempertahankan produksi maksimum, harus dihindari terjadinya over pruning, yaitu terbuang sejumlah peepah produktif yang berakibat pada penurunan produksi. Pemangkasan atau penunasan dapat dilakukan dengan menggunakan chisel (dodos), egrek (arit bergagang). (Fauzi, 2012) 19

17 2. Jenis Penunasan Penunasan dapat dibagi dalam beberapa sistem yaitu : tunas selektif, tunas periodik, tunas progresif. a. Tunas Selektif 1) Tujuan Tujuannya untuk mempersiapkan pohon untuk dipanen, yakni pada umur 3-4 tahun, tergantung pada keadaan pertumbuhan pohon. 2) Syarat Sesuatu blok/golongan tanaman dapat dimulai ditunas selektif jika sekurang-kurangnya 40% telah mempunyai tandan buah yang hampir masak pada tinggi 90 cm (= 3 kaki) dari tanah (diukur dari permukaan tanah ke pangkal tandan). Semua pohon yang telah memenuhi syarat yang ditentukan 3) Cara (ukuran tingginya) harus ditunas. Batas tunas adalah : 2 cabang songgoh buah keatas supaya ditinggikan tidak ditunas. Semua pelepah dibawah 2 songgo buah tersebut diatas supaya ditunas secara timbang air keliling pohon. Semua rerumputan seperti pakis dan lain-lain yang tumbuh pada pohon kelapa sawit harus dicabut/dibersihkan. 20

18 4) Alat Pusingan tunas perdana bagi sisa pohon yang 60% lagi dilaksanakan 4 bulan sekali, hingga semua pohon akhirnya tertunas. Alat untuk tunas selektif adalah tajak atau pisau dodos besar yang dipakai juga untuk potong buah pada tanaman produktif muda. Lebar mata tajam 14 cm. Alat yang sama masih terus dipakai hingga tunas biasa hingga pohon mencapai ketinggian ± 2,5 meter. Alat ini diberi gagang kayu laut atau damuli sepanjang 1,5-2 meter. Cabang dipotong rapat kepangkal dari arah samping untuk menghindari alat melukai pohon. 5) Pusingan Tunas selektif berlaku untuk tanaman umur 3-4 tahun, dengan tenaga : 50 pokok/hb (=6 hb/ha/tahun) 6) Perhitungan Luas Luas yang ditunas selektif = Jumlah pohon yang ditunas SPH x luas Keterangan : SPH = Stand Per Ha Luas = Ha (Anonim, 1998) b. Tunas Periodik Tunas umum dilakukan setelah tunas selektif. Tunasan umum dilakukan 9 bulan sekali di semua kebun tanaman kelapa sawit. Sampai dengan tanaman berumur 15 tahun, sistem tunas umum yang digunakan adalah sistem songgo buah 21

19 dua timbang air. Namun,pohon yang tingginya kurang dari 10 meter masih tetap ditunas dengan sistem songgoh buah dua. Faktor daun sangat penting hubungannya dengan pembentukan putik buah saat diferensiasi sel dan berfungsi sebagai dapur asmilat. Potensi produk tanaman kelapa sawit hingga berumur 15 tahun terus meningkat. Karena tanaman kelapa sawit harus mempunyai bidang fotosintesis yang optimal sesuai dengan kebutuhan. Untuk mencapai tujuan itu, tunas diatur dengan sistem songgoh dua timbang air, sehingga tidak banyak daun yang dipotong. (Sastrosayono, 2008) c. Tunas Progressive Penunasan rutin adalah penunasan yang dilakukan secara bertahap dan terus menerus sepanjang tahun bersamaan dengan panen. Pelepah yang dipotong tergantung pada umur tanaman kurang dari 8 tahun pelepah dan untuk tanaman lebih dari 8 tahun pelepah. Pohon yang kurang baik karena defisiensi hara harus lebih hati hati dan cukup membuang daun yang kering saja. 3. Rotasi Penunasan Staff kebun (planter) harus membentuk kelompok kerja tunas pohon berdasarkan rumusan yang telah ditentukan. Tenaga tunas harus terlatih dan tidak boleh diganti-ganti dengan orang yang belum terbiasa menunas. cadangan dibutuhkan bila salah seorang penunas inti sakit/absen. Penunas Penunas cadangan berasal dari tenaga perawatan (BHL) yang sudah terbiasa menunas atau tenaga potong buah (pada saat buah trek/sedikit). (Pahan, 2012) 22

20 4. Penyusunan Pelepah Pada areal datar sampai dengan bergelombang, pelepah pelepah disusun ditengah gawangan mati dengan lebar antara 2 2,5 m dan tidak boleh ada pelepah di piringan dan parit/sungai. Untuk memudahkan penyusunan pelepah, setiap sepuluh pohon dibuat pancang dari pelepah sehingga susunan pelepah menjadi luas/tidak lari. Pelepah tidak perlu dipotong-potong, melainkan disusun memanjang searah barisan dan tidak berserakan. Letak pangkal pelepah diusahakan seragam sehingga rumpukan tidak melebar. Bila pada gawagan mati kebetulan terdapat parit yang memanjang searah barisan pohon maka pelepah harus dipotong tiga dan disusun melintang diantara pohon dalam barisan serta tidak boleh menghalangi pasar rintis. Keuntungan cara penyusunan pelepah yaitu menghemat energi dan waktu tukang potong buah/tunas karena pelepah tidak perlu dipotong-potong, kecuali jika terdapat parit memanjang di gawangan. Pelepah yang dipotong juga menjadi bahan pupuk organik yang selanjutnya menambah hara tanah, menjaga struktur tanah dari erosi, dan mempertahankan kelembaban sehingga merangsang pertumbuhan akar sawit di gawangan mati. Pada areal berbukit/bergunung dengan terasan, susunan pelepah harus searah dengan terasan. Pelepah disusun di bagian bibir terasan. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah erosi tanah dan menahan jatuhnya TBS yang dipanen kearah kaki bukit. Gambar penyusunan pelepah dapat dilihat pada gambar 5. 23

21 Gambar 5. Penyusunan Pelepah. Setelah pelepah dipotong dari pohonnya baik selama pruning maupun panen, harus dipotong menjadi tiga dengan kampak kemudian disebar merata di gawangan. Usahakan areal yang ditutupi dengan pelepah seluas mungkin, hati-hati jangan letakkan pelepah dalam piringan dan pasar pikul atau parit. Feeeding root sangat aktif di bawah pelepah ini, karena tercipta kondisi yang sesuai. Oleh karena itu semakin luas daerah yang ditutupi pelepah semakin banyak feeding root yang mendapat keuntungan. (Vademecum Sipef, 1997) 5. Jumlah Pekerja Tabel 6. Kebutuhan Tenaga Kerja dan Frekuensi Penunasan Pelepah Umur tanaman (tahun) Kebutuhan tenaga kerja(hk/ha) Frekunsi Penunasan <5 3,5 6 bulan sekali ,5 6 bulan sekali ,5 8 bulan sekali ,5 8 bulan sekali >20 5,0 8 bulan sekali Sumber : Sulistyo

22 6. Standard Penunasan. Standard jumlah pelepah tanaman umur 8 tahun adalah pelepah / pohon dan umur 8 tahun sebanyak pelepah / pohon. Tanaman yang mempunyai jumlah < 40 pelepah/pohon dapat merangsang terbentuknya bunga jantan yang lebih banyak, sebaliknya jika >56 pelepah/pohon dapat merangsang timbulnya penyakit busuk tandan dan menyulitkan panen karena tandan matang panen sulit kelihatan. (Sulistyo, 2010) Pada waktu menunas pelepah dipotong mepet ke batang dengan bekas potongan miring keluar (kebawah) berbentuk tapak kuda dengan sudut 30. Pemotongan pelepah yang tidak mepet atau seperti tanduk harus dihindari, karena berondolan akan tersangkut diketiak pelepah. Brondolan yang tersangkutakan menyebabkan produksi menurun dan brondolan tersebut dapat tumbuh di ketiak pelepah. Tidak ada pruning selama masa belum menghasilkan sampai 6 bulan menjelang panen pertama biasanya 24 bulan setelah tanam. Pekerjaan circle tidak boleh memotong atau membuang pelepah pada masa ini, sewaktu bekerja. Round pertama ini biasanya disebut pruning sanitasi, dimana semua pelepah yang mati dan tidak produktif dan janjang buah busuk dibuang. Pekerjaan ini perlu untuk memudahkan pemanen sehingga pekerjaan tidak terganggu. 25

23 Selama periode produksi normal, standart untuk tanaman berumur 3-14 tahun tinggalkan 2 pelepah terbawa dibawah janjang yang masak. Pada pohon yang berumur lebih dari 15 tahun, pelepah yang ditinggalkan bisa 1-2 pelepah dibawah buah masak. Untuk mencegah pruning yang berlebihan dan mempertahankan standard, pemanen harus diintruksikan untuk memanen buah dengan sedikit mungkin membuang pelepah. (Vademecum Sipef, 1997) Gambar 6. Standart Penunasan Gambar 7. Under Prunning Over pruning adalah terbuangnya sejumlah pelepah yang produktif secara berlebihan yang akan mengakibatkan penurunan produksi tanaman kelapa sawit. Over pruning jumlah pelepah tidak sesuai dengan standart pelepah dalam satu pohon tanaman kelapa sawit, sedangkan tanaman yang mengalami kondisi under pruning juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap tanaman dan produksi. 26

24 Gambar 8. Over pruning 7. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Produksi Penunasan merupakan upaya untuk mengatur jumlah pelepah yang perlu dipertahankan atau yang tinggal di pohon. Jumlah pelepah/ pohon berpengaruh terhadap pertumbuhan akar, bobot tandan, dan produksi tandan buah segar (TBS) tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap jumlah tandan. Pengaruh jumlah pelepah terhadap peningkatan produksi TBS mengikuti pola peningkatan bobot tandan, yaitu sampai batas tertentu semakin banyak jumlah pelepah/pohon maka produksi TBS meningkat. (Sulistiyo, 2010). Pengaruh jumlah pelepah dapat dilihat pada tabel 7 dibawah ini: Tabel 7. Pengaruh Jumlah Pelepah Terhadap Tandan Buah Segar Jumlah Pelepah /Pohon Produksi pada umur (Tahun) kgtbs/pohon Rerata (ton/ha/tahun) ,2 156,5 143,9 146,6 22, ,3 199,6 174,5 180,2 26, ,8 237,1 177,2 231,9 30, ,1 248,2 200,3 170,8 29, ,5 226, ,3 26,2 Sumber: Sulistiyo (2010) 27

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Taksonomi kelapa sawit yang dikutip dari Pahan (2008) adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermeae Ordo : Monocotyledonae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman yang merupakan subkelas dari monokotil ini mempunyai habitus yang paling besar. Klasifikasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan termasuk famili Aracaceae (dahulu: Palmaceae). Tanaman kelapa sawit adalah tanaman monokotil

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Setyamidjaja (2006) menjelasakan taksonomi tanaman kelapa sawit (palm oil) sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani dan Morfologi Kelapa sawit termasuk tanaman jangka panjang. Tinggi kelapa sawit dapat mencapai 13-18 meter. Tanaman kelapa sawit termasuk ke dalam tanaman berbiji satu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan/industri berupa pohon batang lurus dari famili Arecaceae. Tanaman tropis ini dikenal sebagai penghasil minyak sayur yang berasal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit berasal dari benua Afrika. Delta Nigeria merupakan tempat dimana fosil tepung sari dari kala miosen yang bentuknya sangat mirip dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit ditentukan oleh beberapa faktor sebagai berikut. A. Jenis atau Varietas Kelapa Sawit Jenis (varietas)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Kelapa Sawit Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae

TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini di. Divisi : Spermatophyta. Subdivisi : Angiospermae II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah I. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, setiap tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Kelapa sawit (Elaeis guineensis

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Syarat Tumbuh 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit diklasifikasikan sebagai berikut : Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae Sub Famili

Lebih terperinci

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM

KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI. Disampaikan Pada Materi Kelas PAM KASTRASI DAN MANAJEMEN KANOPI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Disampaikan Pada Materi Kelas PAM Pundu Learning Centre - 2012 DEFINISI Kastrasi, adalah kegiatan membuang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Kelapa sawit termasuk tanaman keras (tahunan) yang mulai menghasilkan pada umur 3 tahun dengan

Lebih terperinci

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) I. SYARAT PERTUMBUHAN 1.1. Iklim Lama penyinaran matahari rata rata 5 7 jam/hari. Curah hujan tahunan 1.500 4.000 mm. Temperatur optimal 24 280C. Ketinggian tempat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Syarat Tumbuh Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit Agribisnis kelapa sawit membutuhkan organisasi dan manajemen yang baik mulai dari proses perencanaan bisnis hingga penjualan crude palm oil (CPO) ke

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi dan Morfologi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis jacq.) Kelapa sawit merupakan tanaman monokotil perennial dengan periode regenerasi yang panjang sekitar 20 tahun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) diklasifikasikan ke dalam kelas Angiospermae, subkelas Monocotyledonae, ordo Palmales, famili Palmae, genus Elaeis,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya di Brazil. Spesies E. oleifera dan E. odora berasal dari kawasan Amerika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diperkirakan berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan. Tanaman ini lebih berkembang di Asia Tenggara. Bibit kelapa sawit pertama kali masuk ke Indonesia

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kelapa sawit merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit merupakan sub keluarga cocoideae yang paling besar habitusnya. Klasifikasi tanaman

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT

PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT PENGELOLAAN TENAGA KERJA PANEN DAN SISTEM PENGANGKUTAN TANDAN BUAH SEGAR KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI KEBUN MUSTIKA PT SAJANG HEULANG MINAMAS PLANTATION KALIMANTAN SELATAN Oleh CINDY CHAIRUNISA

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam

TINJAUAN PUSTAKA. Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Akar tanaman kelapa sawit tidak berbuku, ujungnya runcing, dan berwarna

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Dan Morfologi Kelapa Sawit 1. Akar Kelapa sawit termasuk sebagai tanaman monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah disebut radikula

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya dari Brasilia. Di Brasilia tanaman ini tumbuh secara liar atau setengah liar

Lebih terperinci

= pemanen. Sistem Penunasan

= pemanen. Sistem Penunasan PEMBAHASAN Kebijakan penunasan di PT Inti Indosawit Subur adalah mempergunakan sistem penunasan progresif. Penunasan progresif adalah penunasan yang dilakukan oleh pemanen dengan bersamaan dengan panen.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit diduga berasal dari Afrika Barat dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kelapa sawit memiliki struktur tanaman yang terdiri atas akar, batang, daun,

Lebih terperinci

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT

TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT TUGAS I. MANAJEMEN PEMELIHARAAN KELAPA SAWIT NAMA INSTANSI FASILITATOR : MU ADDIN, S.TP : SMK NEGERI 1 SIMPANG PEMATANG : Ir. SETIA PURNOMO, M.P. Perencanaan pemeliharaan merupakan tahapan awal yang sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang

TINJAUAN PUSTAKA. bawah umumnya lebih besar disebut bongkol batang. Sampai umur 3 tahun batang 5 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kelapa sawit memiliki sistem perakaran serabut, yang terdiri dari akar primer, sekunder, tersier, dan kuarterner. Akar primer umumnya 6-10 mm, keluar dari pangkal

Lebih terperinci

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat,

II. TINJUAN PUSTAKA. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, II. TINJUAN PUSTAKA 2.1.Tanaman Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika Barat, tetapi dapat dikembangkan diluar daerah asalnya termasuk Indonesia. Pada tahun 1848

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Panen Kelapa sawit Panen merupakan suatu kegiatan memotong tandan buah yang sudah matang, kemudian mengutip tandan dan memungut brondolan, dan mengangkutnya dari pohon ke tempat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Klasifikasi kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) Kingdom Divisi Subdivisi Klas Ordo Famili Subfamily Genus Species : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Elaeis guineensis Jacq. 2.1.1. Botani Elaeis guineensis Jacq termasuk tanaman monokotil. Menurut Mangoensoekarjo dan Semangun (2003) tanaman kelapa sawit (palm oil) dalam sistematika

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) berasal dari Afrika dan Amerika Selatan, tepatnya Brasilia. Kata Elaeis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan

TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan TINJAUAN PUSTAKA Pemupukan Pupuk adalah penyubur tanaman yang ditambahkan ke tanah untuk menyediakan unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Pemupukan merupakan suatu upaya untuk menyediakan unsur hara yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik.

TINJAUAN PUSTAKA. apabila seluruh kondisi perlakuan dilaksanakan dengan baik. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Potensi produksi tanaman kelapa sawit tergantung dari tingkat kesesuaian lahan, keunggulan bahan tanam, dan tindakan kultur teknis. Unsur kesesuaian

Lebih terperinci

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Jurnal Penelitian STIPAP, 2013, 4 (1) : 1-11 SIMULASI HUBUNGAN ANTARA FRAKSI KEMATANGAN BUAH DAN TINGGI POHON TERHADAP JUMLAH BUAH MEMBRONDOL TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) 1 2 Mardiana

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Ekologi Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Akar Tanaman Kelapa Sawit Akar tanaman kelapa sawit berfungsi sebagai penyerap unsur hara dalam tanah dan respirasi tanaman. Tanaman kelapa sawit berakar serabut. Perakarannya sangat kuat

Lebih terperinci

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm

Ukuran Plot: 50 cm x 50 cm Lampiran 1. Bagan dan Plot Penelitian 1 2 3 a U b L 1 M 0 L 1 M 2 L 2 M 1 L 3 M 0 L 3 M 2 L 3 M 0 a = 40 cm (jarak antar blok) L 2 M 0 L 2 M 2 L 0 M 2 S b = 20 cm (jarak antar plot) L 0 M 1 L 3 M 0 L 3

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono,

TINJAUAN PUSTAKA. dan tajam. bentuk daunnya menyirip, tersusun rozet pada ujung batang (Hartono, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Morfologi Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit memiliki klasifikasi: Divisi : Embryophyta Siphonagama Kelas : Angiospermae Ordo : Monocotyledonae Famili : Arecaceae (dahulu disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Kelapa sawit Kelapa sawit merupakan tanaman multiguna. Tanaman ini mulai banyak menggantikan

Lebih terperinci

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321

Gambar 8. Citra ALOS AVNIR-2 dengan Citra Komposit RGB 321 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Kenampakan Secara Spasial Kelapa Sawit PT. Perkebunan Nusantara VIII Cimulang Citra yang digunakan pada penelitian ini adalah Citra ALOS AVNIR-2 yang diakuisisi pada tanggal

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Tanaman tebu dalam dunia tumbuh-tumbuhan memiliki sistematika sebagai berikut : Kelas : Angiospermae Subkelas : Monocotyledoneae Ordo : Glumaceae Famili : Graminae

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama

I. PENDAHULUAN. dibangun di Tanah Itam Ulu Sumatera Utara. Pada tahun 1977 Pabrik. Oleokimia pertama dibangun di Tanggerang dan pola PIR pertama I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa sawit adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat pada tahun 1911 perkebunan komersial pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Kelapa sawit termasuk tanaman monokotil yang secara taksonomi diklasifikasikan ke dalam ordo Palmales, Famili Palmae, Subfamili Cocoidae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek

TINJAUAN PUSTAKA. atas. Umumnya para petani lebih menyukai tipe tegak karena berumur pendek II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Tanah Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya lurus atau sedikit miring ke atas.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit (Elais guineensis) termasuk dalam divisi Tracheophyta, Sub-divisi Pteropsida, Kelas Angiospermae, Sub-kelas Monocotyledoneae, Ordo Cocoideae,

Lebih terperinci

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit

TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit 4 TI JAUA PUSTAKA Botani Tanaman Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT

MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT MODUL BUDIDAYA KELAPA SAWIT I. PENDAHULUAN Agribisnis kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.), baik yang berorientasi pasar lokal maupun global akan berhadapan dengan tuntutan kualitas produk dan kelestarian

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kelapa Sawit Kelapa sawit tumbuh tegak lurus dapat mencapai 15-20 m. Tanaman ini berumah satu atau monoeclous dimana bunga jantan dan bunga betina terdapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

TINJAUAN PUSTAKA. antara cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. 19 TINJAUAN PUSTAKA Botani tanaman Bawang merah merupakan tanaman yang tumbuh tegak dengan tinggi antara 15-50 cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim. Perakarannya berupa akar serabut yang tidak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1Agronomi Kelapa Sawit Dalam dunia botani, semua tumbuhan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam identifikasi secara ilmiah. Metode pemberian nama ilmiah (latin) ini dikembangkan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Rukmana (2005), klasifikasi tanaman bawang merah adalah sebagai berikut: Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus : Spermatophyta : Angiospermae : Monocotyledonae

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pohon kelapa sawit terdiri dari pada dua spesies Arecaceae atau famili palma yang digunakan untuk pertanian komersial dalam pengeluaran

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit

Tujuan TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit 2 Pembibitan merupakan kegiatan teknis budidaya yang dapat dilakukan untuk memperoleh bibit kelapa sawit yang berkualitas. Kegiatan pemeliharaan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan pembibitan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki

I. PENDAHULUAN. Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Sektor Agribisnis Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Indonesia tercatat memiliki perkembangan yang sangat pesat. Pada tahun 1980, luas lahan kebun kelapa sawit mencapai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah 3 TINJAUAN PUSTAKA Pemadatan Tanah Hillel (1998) menyatakan bahwa tanah yang padat memiliki ruang pori yang rendah sehingga menghambat aerasi, penetrasi akar, dan drainase. Menurut Maryamah (2010) pemadatan

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit. Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani dan Morfologi Tanaman Kelapa Sawit 1. Akar (Radix) Kelapa sawit merupakan tumbuhan monokotil, mempunyai akar serabut. Akar pertama yang muncul dari biji yang berkecambah

Lebih terperinci

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT

MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT MATERI PEMBELAJARAN MANAJEMEN PANEN DAN PASCA PANEN KELAPA SAWIT Tujuan manajemen budidaya kelapa sawit adalah untuk menghasilkan produksi kelapa sawit yang maksimal per hektar areal dengan biaya produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah:

TINJAUAN PUSTAKA. Amerika Jacquin. Taksonomi dari kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah: TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Elaesis berasal dari kata Elaion berarti minyak dalam bahasa Yunani. Guineensis berasal dari Guinea (pantai barat Afrika), Jacq berasal

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V-34 BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan PT.PN III (PT. Perkebunan Nusantara III) Kebun Rambutan merupakan salah satu unit PT. PN III yang memiliki 8 wilayah kerja yang dibagi berdasarkan

Lebih terperinci

PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT

PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT KAJIAN PEMANGKASAN TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) MENGHASILKAN DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII (PERSERO) KABUPATEN PASER KALIMANTAN TIMUR Oleh : MUHAMMAD AFRIANUR SUHADA NIM. 110500059

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays L. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Jagung (Zea mays.l) Tanaman jagung merupakan tanaman asli benua Amerika yang termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya

II. TINJAUAN PUSTAKA Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Kelapa Sawit 2.1.1 Kecambah Kelapa sawit berkembang biak dengan biji dan akan berkecambah untuk selanjutnya tumbuh menjadi tanaman. Susunan buah kelapa sawit dari lapisan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Sorgum Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae (Poaceae). Tanaman ini telah lama dibudidayakan namun masih dalam areal yang terbatas. Menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi

KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Keadaan Iklim, Tanah, dan Topografi KEADAAN UMUM KEBUN Letak Geografis Lokasi kebun PT JAW terletak di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Wilayah kebun dapat diakses dalam perjalanan darat dengan waktu tempuh sekitar

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

BUDIDAYA KELAPA SAWIT

BUDIDAYA KELAPA SAWIT KARYA ILMIAH BUDIDAYA KELAPA SAWIT Disusun oleh: LEGIMIN 11.11.5014 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMUNIKASI AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Kelapa sawit merupakan komoditas yang penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. masak, minyak industri, maupun bahan bakar (biodiesel). BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Indonesia sebagai Negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian dan Letak Geografis Lokasi penelitian dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII. PT. Perkebunan Nusantara VIII, Perkebunan Cikasungka bagian Cimulang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistematika dan Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis termasuk dalam keluarga rumput-rumputan dengan spesies Zea mays saccharata Sturt. Dalam Rukmana (2010), secara

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 11. Hasil analisis ragam pengaruh perlakuan terhadap produksi dan BTR kelapa sawit 31 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Penunasan terhadap Produksi, Jumlah Tandan dan BTR Pengaruh penunasan dilihat dari pengaruhnya terhadap produksi, jumlah tandan dan bobot tandan rata-rata pada setiap kelompok

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013).

TINJAUAN PUSTAKA. serta genus Elaeis dengan spesies Elaeis guineensis Jacq. 8 m ke dalam tanah dan 16 m tumbuh ke samping (PANECO, dkk., 2013). TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Taksonomi dari tanaman kelapa sawit adalah sebagai berikut; divisi Spermatophyta, dengan subdivisi Pteropsida. Kelapa sawit tergolong kelas Angiospermae dengan subkelas

Lebih terperinci

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit

Tabel 6. Hasil Pendugaaan Faktor Penentu Produktivitas Kelapa Sawit 41 PEMBAHASAN Penurunan produktivitas tanaman kelapa sawit dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan, faktor tanaman, dan teknik budidaya tanaman. Faktor-faktor tersebut saling berhubungan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 7 bulan pada bulan Mei sampai bulan Desember 2015 di kebun salak Tapansari, Pakem, Sleman, Yogyakarta. Salak yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kelapa Sawit Di Indonesia, kelapa sawit pertama kali didatangkan oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1848. Penanaman dilakukan dengan menanam di Kebun Raya Bogor,

Lebih terperinci