DAFTAR PUSTAKA. Bowett, DW (ed) Bambang iriana Djajaatmadja Hukum Organisasi. Internasional. Jakarta: Sinar Grafika;

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DAFTAR PUSTAKA. Bowett, DW (ed) Bambang iriana Djajaatmadja Hukum Organisasi. Internasional. Jakarta: Sinar Grafika;"

Transkripsi

1 DAFTAR PUSTAKA Buku Bowett, DW (ed) Bambang iriana Djajaatmadja Hukum Organisasi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika; Benhardt, Rudolf Encyclopedia of public International Law. Elsevier Science Amsterdam: Publisher; Brownlie, Ian (e.d) Beriansyah Dokumen-Dokumen Pokok Mengenai Hak Asasi Manusia (basic Document on Human Rights). Jakarta: UI-Press; Buerghenthal, Thomas. Shelton, Dinah. Stewart, David International Human Rights. Netherlands: West Group; Efendi, Masyhur. Evandri, Taufani Sukmana HAM Dalam Dimensi/Dinamika Yuridis, Sosial, Politik dan Proses Penyusunan/Aplikasi HAM dalam Masyarakat (edisi ketiga). Jakarta: Ghalia Indonesia; Grimheden, Jonas. Ring, Rolf Human Rights Law: From Dissemination to Application (Essays in Honour of Goran Melander). Netherlands: Martinus Nijhoff Publishers; Hamid, Sulaiman Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional. Jakarta : PT Raja grafindo Persada; 135

2 Haris, DJ Cases and Materials on International Law (sixth Edition). London: Sweet and Maxwell; Irsan, Koesparmo Pengungsi Internal dan Hukum Hak Asasi Manusia. Jakarta: Komisi HAM; James, Helen Security and Sustainable Development in Myanmar. NewYork: Routledge; Kasim, Ifdhal. Da, Masenus Arus Johanes Hak Ekonomi Sosial dan Budaya: Esai-Esai Pilihan. Jakarta: Elsam Press; Keating, Michael Plurinational democrasy satetless Nations in a post- Sovereignity Era. New York: Oxford University press; Kneebone, Susan Refugees, Asylum Seekers, and the Rule of Law (comparative Perspectives). New York: Cambridge University Press; Lee, Tang Lay Stateless, Human Rights and Gender Irregular Migrant Workers from Burma in Thailand. Boston: Martinus Nijhof Publisher; Mauna, Boer Hukum Internasional (Pengertian, Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global). Bandung: PT Alumni; Mertokusumo, Sudikno Teori Hukum. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta; Middleton, Darren Statelessnes: the Quiet Torture of Belonging Nowhere. United Kingdom: Stoney Stanton Road; 136

3 M. Rizki, Rudi Pokok-pokok Hukum Hak Asasi Manusia Internasional. Jakarta: Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat; Nasution, Adnan Buyung. Zen, A. Patra. M Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia (diterjemahkann di adaptasi, dan diperbaharui dari: Major International Human Rights Instruments, editd by Peter Baehr dan Pieter Van Dijk). Jakarta: yayasan obor Indonesia dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia; Pritchard, Sarah. frankovirtz, Andre. Palassis, Stathis. fitzpatrick, Kieren. Dommen, Caroline Advokasi Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Satunama; Saifudin, Achmad Fedyani Antropologi Kontemporer Suatu Pengantar kritis Mengenai paradigma. Jakarta: Prenada Media Group; Sekretariat Nasional ASEAN ASEAN selayang Pandang. Jakarta: ASEAN; Shaw, Malcolm N International Law (Fourth Edition). United Kingdom: Cambridge University Press; International Law. Sixth Edition. New York: Cambridge University Press; Soetoprawiro, Koerniamanto Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; Soekanto, Soerjono Pengantar Penelitian Hukum. Jakarta: UI Press; 137

4 Skidmore, Monique. Wilson, Trevor Myanmar the State Community and The environment. Canberra: the Australian National University Press; S, Tasrif Hukum Internasional tentang pengakuan dalam teori dan praktek. Jakarta: Abardin; Sunggono, Bambang Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta: Raja Grafindo Persada; Suwardi, Sri Setianingsih Pengantar Hukum Organisasi Internasional. Jakarta: Universitas Indonesia Press; Sujatmoko, Andrey Tanggung Jawab Negara atas Pelanggaran HAM Berat (Indonesia, Timor leste, dan Lainnya). Bandung: Grasindo; Suryokusumo, Sumaryo Hukum Perjanjian Internasional. Jakarta: PT. Tatanusa; Hukum Diplomatik Teori dan Kasus. Bandung: PT Alumni; Hukum Diplomatik Teori dan Kasus. Bandung: PT Alumni; UNHCR Pengenalan Tentang Perlindungan Internasional melindungi orang-orang yang menjadi perhatian UNHCR. Switzerland: UNHCR; United Nations Human Rights Compilation of internastional Instruments, Volume 1 (first Part). New York: United Nations; 138

5 Striving Together ASEAN and the UN, United Nations ESCAP, Newyork; Wagiman Hukum Pengungsi Internasional. Jakarta: Sinar Grafika; Whittaker, David. J Asyluum Seeker And Refugees in the Contemporary World. New York: The Taylor and Francis Group; Jurnal Atik Krustiyati, Kebijakan Penanganan Pengungsi di Indonesia: Kajian dari Konvensi Pengungsi 1951 dan Protokol 1967, Law review Volume XXI No 2- November The Asean Secretariat Jakarta, AICHR (what you need to know). ASEAN Myanmar Agenda 21-A blue Print For Sustainable Development Carl Grundy-Warr and Elaine Wong, Sanctuary Under a Plastic Sheet The Unresolved Problem of Rohingya Refugees, dipublikasikan melalui IBRU Boundary and Security Bulletin Autumn 1997 David Scott Mathieson, Plight of the Damned: Burma s Rohingya, dipublikasikan di Global Asia Vol 4 No I Tamia Dian Ayu Faniati, 2012, Tinjauan Hukum Internasional terhadap orangorang tanpa kewarganegaraan, Jakarta 139

6 makalah Yudha Bhakti Ardhiwisastra,2003, Perlindungan Terhadap Orang Asing Elsam, Hak Kelompok Minoritas, lembar Fakta no 18 (Revisi 1) Roman Boed the State of The Right orf The Asylum in International Law. Duke Journal of Comparative and International Law. Vol 5:1 Sigit Riyanto, Oktober 2010, Prinsip Non Refoulement dan Relevansinya dalam Hukum Internasional. Mimbar Hukum. Vol 22 nomor 3 Heribertus Jaka Triyana. Tinjauan Yuridis Tentang Badan HAM ASEAN dalam Sistem Hukum Nasional Indonesia. jurnal Berkala Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada. Mimbar Hukum Vol 23 No 3 Oktober Human Rights Watch. Living in Limbo: Burmese Rohingyas in Malaysia. Vol. 12 No.4(C). Yas Ghai, The 2008 Myanmar Constitution: Analysis and Assesment Floranesia Lantang. Ravio Patra Asi Prinsip Non Intervensi dalam Upaya Resolusi Krisis Kemanusiaan Rohingya: Kajian terhadap Human Security dan Urgensi Legitimasi Badan HAM ASEAN. Muhammad Herjuno Skripsi: Pelaksanaan Prinsip Non-Intervensi di ASEAN (Studi Kasus Myanmar). UII. Yogyakarta. 140

7 Sriprapha Petcharamesree, 2009, the Human Rights Body: A Test For democracy Building in ASEAN, International IDEA, Sweden. Sartika Soesilowati. Sovereignty in ASEAN s Regional Order Building. Department of International Relations. Faculty of Social and Political Science. Airlangga University. Surabaya. UN News Service, 2013, Myanmar: UN expert calls on Government to address impunity for crimes in Rakhine. Instrumen hukum United Nation s Charter Universal Declaration of Human Rights 1948 ASEAN Charter The Burma Citizenship Law 1982 Thailand Immigration Act, B.E Malaysia Immigration Act 1959/63 The Bangladesh Passport Act 1920 Undang-Undang No 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia International Covenant on Civil and Political Rights 1966 Convention Relating to the Status of Refugees 1951 Stateless Persons Convention 1954 Convention on the Reduction of Statelessness 1961 Declaration on Terytorial Asylum

8 BAHAN INTERNET 4&chapter=5&lang=en 112-Tewas-; kemanusiaanyang-terus.html

9 POK%20MINORITAS.pdf

10 4&chapter=4&lang=en ampar.di.aceh i_krisis_kemanusiaan_rohingya_kajian_terhadap_human_security_dan _Urgensi_Legitimasi_Badan_HAM_ASEAN

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh status kewarganegaraan merupakan hak setiap individu,

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh status kewarganegaraan merupakan hak setiap individu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Memperoleh status kewarganegaraan merupakan hak setiap individu, sebagaimana yang termaktub dalam Universal Declaration of Human Rights 1948. 9 Sehingga secara teoritik

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ardhiwisastra, Yudha Bhakti, 2003, Hukum Internasional Bunga Rampai, Bandung: Alumni.

DAFTAR PUSTAKA. Ardhiwisastra, Yudha Bhakti, 2003, Hukum Internasional Bunga Rampai, Bandung: Alumni. DAFTAR PUSTAKA Buku, 2005, Pengenalan Tentang Perlindungan Internasional (Melindungi Orang-orang yang Menjadi Perhatian UNHCR) Modul Pembelajaran Mandiri, Geneva: Komisariat Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Budi, Winarno, (2001), Isu-Isu Global Kontemporer, Yogyakarta: Bentang Pustaka.

DAFTAR PUSTAKA. Budi, Winarno, (2001), Isu-Isu Global Kontemporer, Yogyakarta: Bentang Pustaka. 91 DAFTAR PUSTAKA Buku: Ali, Mahrus dan Bayu Aji Pramono, (2011), Perdagangan Orang : Dimensi, Instrumen Internasional dan Pengaturannya Di Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti. Budi, Winarno, (2001),

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. dilakukanlah penelitian hukum normatif dengan melacak data-data sekunder

BAB III PENUTUP. dilakukanlah penelitian hukum normatif dengan melacak data-data sekunder BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari pertanyaan utama dalam penulisan hukum / skripsi ini, dilakukanlah penelitian hukum normatif dengan melacak data-data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, sekunder

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for

BAB I PENDAHULUAN. antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengungsi dan pencari suaka kerap kali menjadi topik permasalahan antara Negara Penerima dengan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) sebagai mandat

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, (Jakarta: PT.

DAFTAR PUSTAKA. Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, (Jakarta: PT. DAFTAR PUSTAKA A. Sumber Buku Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Dalam Kerangka Studi Analisis, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008). Ak, Syahmin, Hukum Diplomatik Suatu Pengantar, (Bandung: C.V. Armico,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Wagiman, 2012, Hukum Pengungsi Internasional, Sinar Grafika : Jakarta Timur,

DAFTAR PUSTAKA. Wagiman, 2012, Hukum Pengungsi Internasional, Sinar Grafika : Jakarta Timur, DAFTAR PUSTAKA 1. BUKU Wagiman, 2012, Hukum Pengungsi Internasional, Sinar Grafika : Jakarta Timur, Hamid, Sulaiman, 2002, Lembaga Suaka Dalam Hukum Internasional,PT Rajagrapindo Persada: Jakarta. Achmad,

Lebih terperinci

merupakan masalah klasik yang telah menjadi isu internasional sejak lama. Sudah berabad-abad negara menerima dan menyediakan perlindungan bagi warga

merupakan masalah klasik yang telah menjadi isu internasional sejak lama. Sudah berabad-abad negara menerima dan menyediakan perlindungan bagi warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengungsi internasional merupakan salah satu hal yang masih menimbulkan permasalahan dunia internasional, terlebih bagi negara tuan rumah. Negara tuan rumah

Lebih terperinci

PENERAPAN PRINSIP NON REFOULEMENT TERHADAP PENGUNGSI DALAM NEGARA YANG BUKAN MERUPAKAN PESERTA KONVENSI MENGENAI STATUS PENGUNGSI TAHUN 1951

PENERAPAN PRINSIP NON REFOULEMENT TERHADAP PENGUNGSI DALAM NEGARA YANG BUKAN MERUPAKAN PESERTA KONVENSI MENGENAI STATUS PENGUNGSI TAHUN 1951 PENERAPAN PRINSIP NON REFOULEMENT TERHADAP PENGUNGSI DALAM NEGARA YANG BUKAN MERUPAKAN PESERTA KONVENSI MENGENAI STATUS PENGUNGSI TAHUN 1951 Oleh: Titik Juniati Ismaniar Gede Marhaendra Wija Atmadja Bagian

Lebih terperinci

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait

BAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait BAB III. PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan apa yang telah disampaikan dalam bagian pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut. Dewan Keamanan berdasarkan kewenangannya yang diatur

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP PENGUNGSI (REFUGEE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL FITRIANI / D

TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP PENGUNGSI (REFUGEE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL FITRIANI / D TANGGUNG JAWAB NEGARA TERHADAP PENGUNGSI (REFUGEE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL FITRIANI / D 101 09 550 ABSTRAK Pada hakikatnya negara/pemerintah memiliki tanggung jawab untuk melindungi setiap warga negaranya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat internasional.permasalahan pengungsimenjadi perhatian khusus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat internasional.permasalahan pengungsimenjadi perhatian khusus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengungsi menjadi salah satu isu global yang banyak dibicarakan oleh masyarakat internasional.permasalahan pengungsimenjadi perhatian khusus dari dunia internasional

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta,, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung,

DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta,, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung, DAFTAR PUSTAKA Buku Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada., 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung, Sinar Grafika. Ambarwati,

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG TANPA KEWARGANEGARAAN (STATELESS PEOPLE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR) ARTIKEL ILMIAH

PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG TANPA KEWARGANEGARAAN (STATELESS PEOPLE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR) ARTIKEL ILMIAH PERLINDUNGAN TERHADAP ORANG TANPA KEWARGANEGARAAN (STATELESS PEOPLE) DALAM HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR) ARTIKEL ILMIAH OLEH : RAHMAWATI NOVIA SIGIT RRB10014288 FAKULTAS HUKUM

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Romsan., et al Pengantar Hukum Pengungsi Internasional. Bandung: Sanic

DAFTAR PUSTAKA. Achmad Romsan., et al Pengantar Hukum Pengungsi Internasional. Bandung: Sanic 108 DAFTAR PUSTAKA 1. Buku Achmad Romsan., et al. 2003. Pengantar Hukum Pengungsi Internasional. Bandung: Sanic Offset. Ali Fahrudin. 2013. Dinamika Islam: Perkembangan Islam di Burma Pasca Kemerdekaan:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 3 SATUAN ACARA PERKULIAHAN A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH :KAPITA SELEKTA HUKUM INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH : WAJIB KONSENTRASI KODE MATA KULIAH : PRASYARAT : JUMLAH SKS : 2 SKS SEMESTER

Lebih terperinci

A. Instrumen Perlindungan Hukum PLRT

A. Instrumen Perlindungan Hukum PLRT A. Instrumen Perlindungan Hukum PLRT Perlindungan hukum merupakan perlindungan yang diberikan oleh negara terhadap warga negaranya dengan menggunakan sarana hukum atau berlandaskan pada hukum dan aturan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satu specialized agency dari PBB yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. salah satu specialized agency dari PBB yang merupakan organisasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) adalah salah satu specialized agency dari PBB yang merupakan organisasi internasional yang bersifat universal

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Harris, DJ Case and Materials on International Law. Sixth Edition. Sweet & Maxwell. London

DAFTAR PUSTAKA. Harris, DJ Case and Materials on International Law. Sixth Edition. Sweet & Maxwell. London DAFTAR PUSTAKA Buku: Buergenthal, Thomas et. al. 2004. International Human Rights. West Group. United States of America De Schutter, Oliver. 2010. International Human Rights Law. Cambridge University Press.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional. tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional. tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di dalam memahami hukum Organisasi Internasional tidak dapat dipisahkan dari sejarah pembentukan Organisasi Internasional itu sendiri, yang sudah lama timbul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan yang diakibatkan oleh peperangan. dengan Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of

BAB I PENDAHULUAN. penderitaan yang diakibatkan oleh peperangan. dengan Pernyataan Umum tentang Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pengungsi bukanlah isu yang baru, baik bagi negara Indonesia maupun masyarakat internasional. Masalah pengungsi ini semakin mengemuka seiring terjadinya

Lebih terperinci

ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL

ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL ANALISIS YURIDIS HUKUMAN MATI TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI MALAYSIA DARI SUDUT PANDANG HUKUM HAK ASASI MANUSIA INTERNASIONAL Oleh: Made Arik Tamaja I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Hukum

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di muka maka dapat. disimpulkan bahwa:

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di muka maka dapat. disimpulkan bahwa: 54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di muka maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Internastional Organization for Migration dalam menangani

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993.

DAFTAR PUSTAKA. Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993. DAFTAR PUSTAKA BUKU Apeldoom. L.J. Van, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta, 1993. Arief, Barda Nawawi, Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. 2007. Jakarta: Kencana.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan pengungsi dan pencari suaka hingga saat ini menjadi salah satu masalah yang dihadapi oleh dunia internasional. Ketimpangan pembangunan dan peristiwa

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, UII Pers, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia, UII Pers, Yogyakarta. 135 DAFTAR PUSTAKA Buku : Akub, Syukri dan Baharuddin Baharu, 2012, Wawasan Due Proses Of Law dalam Sistem Peradilan Pidana, Mahakarya Rengkang Offset, Ali, Mahrus, 2011, Hukum Pidana Korupsi di Indonesia,

Lebih terperinci

PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL

PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL PERLAKUAN DISKRIMINASI TERHADAP ETNIS ROHINGYA OLEH MYANMAR DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL Oleh: Gita Wanandi I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak asasi manusia ( selanjutnya disingkat dengan HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan

Lebih terperinci

JURNAL PERANAN UNHCR TERHADAP PERLINDUNGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI ACEH INDONESIA

JURNAL PERANAN UNHCR TERHADAP PERLINDUNGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI ACEH INDONESIA JURNAL PERANAN UNHCR TERHADAP PERLINDUNGAN PENGUNGSI ROHINGYA DI ACEH INDONESIA Diajukan Oleh: Ni Made Maha Putri Paramitha NPM : 120510952 Program Studi : Ilmu Hukum Program Kekhususan : Hukum tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara

Lebih terperinci

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN SILABUS DAN SATUAN ACARA PERKULIAHAN Nama Mata Kuliah Bobot SKS Tim Penyusun : Hukum HAM : 2 SKS : 1. M. Fadli, SH. MH. 2. Dr. Ali Safa at, SH. MH. 3. Muktiono, SH. MPhil. 4. M. Dahlan SH. MH. 5. Aan Eko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama-sama hidup dalam suatu ruang yaitu globus dan dunia. 1 Globalisasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. sama-sama hidup dalam suatu ruang yaitu globus dan dunia. 1 Globalisasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi adalah suatu rangkaian proses penyadaran dari semua bangsa yang sama-sama hidup dalam suatu ruang yaitu globus dan dunia. 1 Globalisasi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. Konvensi Wina Mengenai Hubungan Diplomatik Tahun wisma maupun kediaman duta pada Pasal 22 dan 30.

BAB III PENUTUP. Konvensi Wina Mengenai Hubungan Diplomatik Tahun wisma maupun kediaman duta pada Pasal 22 dan 30. 39 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Konvensi Wina Mengenai Hubungan Diplomatik Tahun 1961 mengatur secara umum tentang perlindungan Misi Diplomatik baik dalam wisma maupun kediaman duta pada Pasal 22 dan

Lebih terperinci

PELANGGARAN KEDAULATAN NEGARA TERKAIT TINDAKAN SPIONASE DALAM HUBUNGAN DIPLOMASI INTERNASIONAL

PELANGGARAN KEDAULATAN NEGARA TERKAIT TINDAKAN SPIONASE DALAM HUBUNGAN DIPLOMASI INTERNASIONAL PELANGGARAN KEDAULATAN NEGARA TERKAIT TINDAKAN SPIONASE DALAM HUBUNGAN DIPLOMASI INTERNASIONAL Oleh Ngakan Kompiang Kutha Giri Putra I Ketut Sudiartha Bagian Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Rohang dan saat ini lebih dikenal dengan Rakhine. Itu sebabnya orangorang

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Rohang dan saat ini lebih dikenal dengan Rakhine. Itu sebabnya orangorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rohingya merupakan etnis minoritas muslim yang mendiami wilayah Arakan sebelah utara Myanmar berbatasan dengan Bangladesh, yang dahulu wilayah ini dikenal dengan sebutan

Lebih terperinci

BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)

BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) BAB VII PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat memberikan argumentasi terhadap penyelesaian sengketa internasional secara damai

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Samosir, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : pada pertumbuhan produk Andaliman. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta pembahasan yang telah dilakukan terhadap penulisan yang berjudul Upaya Pelindungan Hukum Terhadap Andaliman (Merica Batak) sebagai

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Istanto, Sugeng. Hukum Internasional. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2014

DAFTAR PUSTAKA. Istanto, Sugeng. Hukum Internasional. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka, 2014 DAFTAR PUSTAKA BUKU Effendi, Mahsur dan Evandri, Taufani S. HAM Dalam Dinamika/Dimensi Hukum, Politik, Ekonomi, dan Sosial. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia, 2014 Human Rights Documentation Unit of the

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010

DAFTAR PUSTAKA. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional 1, Sinar Grafika, Jakarta, 2010 DAFTAR PUSTAKA Buku Aigins, Rosalyn, UN Peacekeeping 1946-1967 Documentary and Commentary Vol 1,Middle East.London 1969. Ambarwaty, Denny Ramadhany, Rina Rusman, Hukum Humaniter Internasional dalam studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belakangan, banyak permasalahan-permasalahan kontemporer yang kian mengemuka dalam kancah perpolitikan global. Permasalahan-permasalahan tersebut terkadang sangat sulit

Lebih terperinci

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. tuntutan. Jadi peradilan internasional diselenggarakan untuk mencegah pelaku 55 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah diuraikan dalam bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa Peradilan internasional baru akan digunakan jika penyelesaian melalui peradilan nasional

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid, Kejahatan Mayantara, Bandung: Refika Aditama, H. Samsul Wahidin, Hukum Pers, Bandung : Pustaka Pelajar, 2011.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Wahid, Kejahatan Mayantara, Bandung: Refika Aditama, H. Samsul Wahidin, Hukum Pers, Bandung : Pustaka Pelajar, 2011. 76 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Abdul Wahid, Kejahatan Mayantara, Bandung: Refika Aditama, 2005. Asbjorn Eide dan Alfredsson Gudmundur, The Universal Declaration of Human Rights: A Commentary, Scandinavian University

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN [GBPP]

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN [GBPP] GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN [GBPP] Program Studi Hubungan Versi/revisi: Nama Mata Kuliah : Dosen : Very Aziz, Lc., M.Si. SKS : 3 SKS Berlaku Mulai : Maret 2017 Silabus/Deskripsi singkat Tujuan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGESAHAN INTERNATIONAL COVENANT ON ECONOMIC, SOCIAL AND CULTURAL RIGHTS (KOVENAN INTERNASIONAL TENTANG HAK-HAK EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA)

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KAUM MINORITAS MUSLIM ATAS PERLAKUAN DISKRIMINATIF DI UNI EROPA Oleh : Miga Sari Ganda Kusuma Prof. Dr. I Made Pasek Diantha, SH., MS I Made Budi Arsika, SH., LLM Bagian Hukum

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta

DAFTAR PUSTAKA. Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Press, Jakarta DAFTAR PUSTAKA A. Buku Ahmad Miru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, RajaGrafindo Persada, Jakarta Ahmad Ali dan Djohari Santoso, 1989, Hukum Perjanjian Indonesia, Perpustakaan Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL

BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL BAB 1 SUBJEK HUKUM INTERNASIONAL 1.0 Pendahuluan Hukum internasional, pada dasarnya terbentuk akibat adanya hubungan internasional. Secara spesifik, hukum internasional terdiri dari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

ISU-ISU TERKINI ASEAN. Dewi Triwahyuni

ISU-ISU TERKINI ASEAN. Dewi Triwahyuni ISU-ISU TERKINI ASEAN Dewi Triwahyuni Beberapa isu terkait ASEAN saat ini: Kasus Pengungsi Myanmar (Rohingya) Masyarakat Ekonomi ASEAN ASEAN & Kerjasama IORA ASEAN & Konflik Laut Cina Selatan IORA & ASEAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. academia. (2015, Agustus 22). academia. Retrieved November 2, 2015, from Dear Me:

DAFTAR PUSTAKA. academia. (2015, Agustus 22). academia. Retrieved November 2, 2015, from Dear Me: DAFTAR PUSTAKA academia. (2015, Agustus 22). academia. Retrieved November 2, 2015, from Dear Me: http://www.academia.edu/11322763/dear_me_kisah_eksekusi_sindikat_narkoba_australia Adji, o. s. (2007). Peradilan

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina

TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA. Jacklyn Fiorentina 1 TINJAUAN HUKUM LAUT INTERNASIONAL MENGENAI PERLINDUNGAN HUKUM NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA Jacklyn Fiorentina (Pembimbing I) (Pembimbing II) I Made Pasek Diantha I Made Budi Arsika Progam Kekhususan

Lebih terperinci

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X Prosiding Ilmu Hukum ISSN: 2460-643X Aspek Tanggung Jawab yang Timbul dalam Pengoprasian Drone Berdasarkan Hukum Udara Internasional dan Implementasinya dalam Peraturan Menteri No 90 Tahun 2015 tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyejajarkan atau menyetarakan tingkat hidup dan masyarakat tiap-tiap bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menyejajarkan atau menyetarakan tingkat hidup dan masyarakat tiap-tiap bangsa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Globalisasi adalah suatu rangkaian proses penyadaran dari semua bangsa yang sama-sama hidup dalam satu ruang, yaitu globus atau dunia. Pendapat ini mencoba menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah kebutuhan yang mendasar dan esensial bagi setiap manusia dalam menjalani kehidupan yang berkualitas. Setiap individu memiliki hak atas kesehatan yang

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP STATELESS PERSONS MENURUT HUKUM INTERNASIONAL. (Studi Terhadap Stateless Persons Rohingya)

SURAT PERNYATAAN : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP STATELESS PERSONS MENURUT HUKUM INTERNASIONAL. (Studi Terhadap Stateless Persons Rohingya) SURAT PERNYATAAN Dengan ini saya : Nama NIM Judul Skripsi : ULFAH YANUAR SANTRIE : E1A009114 : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP STATELESS PERSONS MENURUT HUKUM INTERNASIONAL (Studi Terhadap Stateless Persons

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU

DAFTAR PUSTAKA A. BUKU DAFTAR PUSTAKA A. BUKU Abdussalam, H.R, 2006, Hukum Pidana Internasional, Restu, Jakarta. Agusmidah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia: Dinamika Kajian dan Teori, Ghalia, Bogor. Amiruddin dan Zainal

Lebih terperinci

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994.

DAFTAR REFERENSI. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1. Bandung: Alumni, 1994. 107 DAFTAR REFERENSI Asshiddiqie, Jimly. Beberapa Pendekatan Ekonomi Dalam Hukum. Cet.1. Jakarta: Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum, 2003. Badrulzaman, Mariam Darus. Aneka Hukum Bisnis. Cet.1.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ganewati Wuryandari, 2009, Format Baru Politik Luar Negeri Indonesia,

DAFTAR PUSTAKA. Ganewati Wuryandari, 2009, Format Baru Politik Luar Negeri Indonesia, DAFTAR PUSTAKA BUKU Ganewati Wuryandari, 2009, Format Baru Politik Luar Negeri Indonesia, Jakarta, LIPI. Holsti, K.J, 1987, Politik Internasional Suatu Kerangka Analisis, Bandung, Bina Cipta. Holsti, K.J,

Lebih terperinci

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN

PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN PENGATURAN KEANEKARAGAMAN HAYATI BAWAH LAUT BERKAITAN DENGAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN Made Nanika Mawapusti Yadnya I Ketut Sudiarta Ni Gusti Ayu Dyah Satyawati Bagian Hukum Administrasi Negara Fakultas

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP. 1. Pasal 1 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik

BAB III PENUTUP. 1. Pasal 1 Keputusan Menteri Hukum dan Perundang-Undangan Republik BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian serta analisis yang telah penulis lakukan pada bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap permasalahan dalam

Lebih terperinci

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan

Jurnal Ilmiah. Peraturan Perundang-undangan DAFTAR PUSTAKA Buku Asshiddiqiie, Jimly, 2010. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta, Sinar Grafika., 2009. Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer., 2007. Pokok-pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa kini Hak Asasi Manusia (HAM) telah menjadi issue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada masa kini Hak Asasi Manusia (HAM) telah menjadi issue 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa kini Hak Asasi Manusia (HAM) telah menjadi issue internasional yang sangat penting, bahkan bagi negara-negara maju HAM dijadikan senjata untuk menekan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Di dalam masyarakat bagaimanapun sederhananya, para anggota

BAB I PENDAHULUAN. manusia lainnya. Di dalam masyarakat bagaimanapun sederhananya, para anggota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya. Di dalam masyarakat bagaimanapun sederhananya, para anggota masyarakat membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimarjinalkan, pada pasca Perang Dingin ini menjadi isu-isu penting. Salah satu isu

BAB I PENDAHULUAN. dimarjinalkan, pada pasca Perang Dingin ini menjadi isu-isu penting. Salah satu isu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dekade terakhir abad ke-20 ditandai dengan berbagai perubahan mendasar dalam hubungan internasional. Berbagai isu yang selama kurun waktu Perang Dingin dimarjinalkan,

Lebih terperinci

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 SILABUS Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 Dosen : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 1 HALAMAN PENGESAHAN

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA NAMA MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Direvisi -Negara ASEAN 134031 Hukum Internasional 2 (dua) SKS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya menggunakan pendekatan diplomasi atau negosiasi. Pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya menggunakan pendekatan diplomasi atau negosiasi. Pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara tidak akan mampu berdiri sendiri tanpa mengadakan hubungan internasional dengan negara maupun subyek hukum internasional lainnya yang bukan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak terlepas dari berbagai bentuk pembangunan. Perkembangan globalisasi mendorong terjadinya pergerakan aliran modal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membuka kesempatan besar bagi penduduk dunia untuk melakukan mobilisasi atau perpindahan tanpa batas yang menciptakan sebuah integrasi dalam komunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perserikatan Bangsa Bangsa selanjutnya disebut PBB merupakan suatu organisasi internasional yang dibentuk sebagai pengganti Liga Bangsa Bangsa selanjutnya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal BAB V KESIMPULAN Malaysia merupakan negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, sebagai negara yang berada di kawasan Asia Tenggara, Malaysia merupakan salah satu pendiri organisasi di kawasan Asia Tenggara,

Lebih terperinci

PEMINDAHAN PENCARI SUAKA ( TRANSFER OF ASYLUM SEEKER

PEMINDAHAN PENCARI SUAKA ( TRANSFER OF ASYLUM SEEKER PEMINDAHAN PENCARI SUAKA (TRANSFER OF ASYLUM SEEKER) DALAM HUKUM INTERNASIONAL (STUDI KASUS PEMINDAHAN PENCARI SUAKA DARI AUSTRALIA KE MALAYSIA DAN PAPUA NUGINI) TRI INAYA ZAHRA, NURDIN, S.H., M.Hum, HANIF

Lebih terperinci

(Studi Kasus Orang-Orang Etnis Rohingya Myanmar) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh

(Studi Kasus Orang-Orang Etnis Rohingya Myanmar) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Memperoleh PERAN NEGARA DALAM MEMBERIKAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ORANG-ORANG YANG TIDAK MEMILIKI KEWARGANEGARAAN (STATELESS PERSON) BERDASARKAN KONVENSI TENTANG THE STATUS OF STATELESS PERSON 1954 (Studi Kasus

Lebih terperinci

PERAN OFFICE OF THE HIGH COMMISSIONER FOR HUMAN RIGHT DALAM PENYELESAIAN KASUS GENOSIDA ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR ( )

PERAN OFFICE OF THE HIGH COMMISSIONER FOR HUMAN RIGHT DALAM PENYELESAIAN KASUS GENOSIDA ETNIS ROHINGYA DI MYANMAR ( ) ejournal Ilmu Hubungan Internasional, 2013, 1 (2): 42-50 ISSN 0000-0000, ejournal.hi.fisip-unmul.org Copyright 2013 PERAN OFFICE OF THE HIGH COMMISSIONER FOR HUMAN RIGHT DALAM PENYELESAIAN KASUS GENOSIDA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun

BAB I PENDAHULUAN. perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Human rights atau Hak Asasi Manusia menjadi pembahasan penting setelah perang Dunia II dan pada waktu pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1945. Istilah hak

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Adnan Buyung Nasution dan A. Patra M. Zen, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi

DAFTAR PUSTAKA. Adnan Buyung Nasution dan A. Patra M. Zen, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi 75 DAFTAR PUSTAKA Buku Adnan Buyung Nasution dan A. Patra M. Zen, Instrumen Internasional Pokok Hak Asasi Manusia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006 Akehurst, Michael, A Modern Introduction to International

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005.

DAFTAR PUSTAKA. Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005. DAFTAR PUSTAKA A. Buku buku Ilmiah Arie S. Hutagalung, Tebaran Pemikiran Seputar Masalah Hukum Tanah, Jakarta: LPHI, 2005. AP. Parlindungan, Komentar atas Undang-Undang Pokok Agraria, Bandung: Mandar Maju,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Budiarjo, Miiriam, Dasar dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, 2008, Jakarta, Gramedia

DAFTAR PUSTAKA. Budiarjo, Miiriam, Dasar dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, 2008, Jakarta, Gramedia DAFTAR PUSTAKA Kumpulan Buku Budiarjo, Miiriam, Dasar dasar Ilmu Politik, Edisi Revisi, 2008, Jakarta, Gramedia Kansil, C.S.T. 1996. Hukum Kewarganegaraan Republik. Jakarta: Sinar Grafika. Murya, Edy,

Lebih terperinci

ASPEK KEDUDUKAN HUKUM ETNIS ROHINGYA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (Studi Perlindungan Hukum Etnis Rohingya di Indonesia) Penulisan Hukum

ASPEK KEDUDUKAN HUKUM ETNIS ROHINGYA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (Studi Perlindungan Hukum Etnis Rohingya di Indonesia) Penulisan Hukum ASPEK KEDUDUKAN HUKUM ETNIS ROHINGYA MENURUT HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL (Studi Perlindungan Hukum Etnis Rohingya di Indonesia) Penulisan Hukum (Skripsi) Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Sebagai

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut : 123 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Proses Pendaftaran Peralihan dari Pemisahan Hak Guna Bangunan Induk

Lebih terperinci

JURNAL HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (THE RIGHT OF SELF- DETERMINATION) RAKYAT TIMOR LESTE DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL

JURNAL HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (THE RIGHT OF SELF- DETERMINATION) RAKYAT TIMOR LESTE DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL JURNAL HAK MENENTUKAN NASIB SENDIRI (THE RIGHT OF SELF- DETERMINATION) RAKYAT TIMOR LESTE DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL NPM : 100510366 Diajukan Oleh: ARCANJO JUVIANO SAVIO Program Studi Program Kekhususan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (born) human beings has inherent dignity and is inviolable (not-to be-violated),

BAB I PENDAHULUAN. (born) human beings has inherent dignity and is inviolable (not-to be-violated), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak asasi manusia secara umum dapat di artikan sebagai hak kodrati yang didapatkan seseorang secara otomatis tanpa seseorang itu memintanya. Sebagai hak kodrati,

Lebih terperinci

TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN BRISTISH PETROLEUM

TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN BRISTISH PETROLEUM TANGGUNG JAWAB DAN KEWAJIBAN BRISTISH PETROLEUM (BP) TERHADAP DAMPAK DARI KASUS GULF OF MEXICO Oleh : Ni Made Ikkra Meiningsari I Ketut Sudantra Bagian Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional,

Lebih terperinci

KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL

KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL KEDUDUKAN SBKRI (SURAT BUKTI KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA) TERHADAP HAK WNI KETURUNAN TIONGHOA DITINJAU DARI HUKUM HAM INTERNASIONAL Oleh Anggun Pratiwi Ni Made Suksma Prijandhini Devi Salain Hukum

Lebih terperinci

SUAKA DAN HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL

SUAKA DAN HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL SUAKA DAN HUKUM PENGUNGSI INTERNASIONAL Maya I. Notoprayitno Fakultas Hukum Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No. 1 Grogol, Jakarta Barat Email: m.notoprayitno@ymail.com Abstract: Asylum and Law for International

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Setelah dilakukan penelitian, penyusunan hasil, dan pembahasan, maka kesimpulan dari karya ilmiah ini dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pemilihan Umum Legislatif

Lebih terperinci

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG

KULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG SILABUS Mata Kuliah : Hukum Internasional nal Kode Mata Kuliah : HKI 2037 SKS : 4 Dosen : 1. Evert Maximiliaan T, S.H., M.Hum 2. Bambang Irianto, S.H., M.Hum 3. Ir. Bambang Sisiwanto, S.H., M.Hum 4. Sudaryanto,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Afrillyanna Purba, S.H., M.H., Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional

DAFTAR PUSTAKA. Afrillyanna Purba, S.H., M.H., Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional DAFTAR PUSTAKA Buku Afrillyanna Purba, S.H., M.H., 2009. Perlindungan Hukum Seni Batik Tradisional Berdasarkan UU No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta. P.T. Alumni, Bandung Afrillyanna Purba, S.H., M.H.,

Lebih terperinci

BAHAN KULIAH HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Match Day 8 HAK-HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN ORGANISASI INTERNASIONAL

BAHAN KULIAH HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Match Day 8 HAK-HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN ORGANISASI INTERNASIONAL BAHAN KULIAH HUKUM ORGANISASI INTERNASIONAL Match Day 8 HAK-HAK ISTIMEWA DAN KEKEBALAN ORGANISASI INTERNASIONAL Sebagai subjek hukum yang mempunyai personalitas yuridik internasional yang ditugaskan negara-negara

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu:

BAB V PENUTUP. Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu: 103 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah diperoleh kesimpulan, yaitu: 1. Dampak kedudukan kelembagaan adat Dayak Kedamangan dalam Peraturan Daerah Provinsi Nomor 16 Tahun 2008 tentang

Lebih terperinci

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian 101 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis terhadap pembahasan dan hasil penelitian yang penulis lakukan dalam penulisan hukum ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh GATS terhadap

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada DAFTAR PUSTAKA Umum Amirudin, Zaenal Asikin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Raja Grafindo Persada Achadiat M, Chrisdiono, 2006. Dinamika Etika dan Hukum Kedokteran dalam tantangan zaman,

Lebih terperinci

JURNAL PEMENUHAN HAK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN BAGI ANAK-ANAK PENGUNGSI DI INDONESIA DITINJAU DARI KONVENSI HAK- HAK ANAK

JURNAL PEMENUHAN HAK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN BAGI ANAK-ANAK PENGUNGSI DI INDONESIA DITINJAU DARI KONVENSI HAK- HAK ANAK JURNAL PEMENUHAN HAK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN BAGI ANAK-ANAK PENGUNGSI DI INDONESIA DITINJAU DARI KONVENSI HAK- HAK ANAK Diajukanoleh: Flabianus F. Alaman NPM : 100510461 Program Studi : IlmuHukum Program

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENANGANAN PENGUNGSI DI INDONESIA: KAJIAN DARI KONVENSI PENGUNGSI TAHUN 1951 DAN PROTOKOL 1967

KEBIJAKAN PENANGANAN PENGUNGSI DI INDONESIA: KAJIAN DARI KONVENSI PENGUNGSI TAHUN 1951 DAN PROTOKOL 1967 Law Review Volume XII No. 2 - November 2012 KEBIJAKAN PENANGANAN PENGUNGSI DI INDONESIA: KAJIAN DARI KONVENSI PENGUNGSI TAHUN 1951 DAN PROTOKOL 1967 Atik Krustiyati krustiyati@ubaya.ac.id Fakultas Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Hal ini telah diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Deklarasi Universal Hak

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Hal ini telah diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Deklarasi Universal Hak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang berhak atas pekerjaan dan berhak dengan bebas memilih pekerjaan. Hal ini telah diatur di dalam Pasal 23 ayat (1) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (Universal

Lebih terperinci

HUBUNGAN HUKUM NASIONAL DENGAN HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu:

HUBUNGAN HUKUM NASIONAL DENGAN HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Setelah mempelajari Bab ini, Anda diharapkan mampu: BAB IV HUBUNGAN HUKUM NASIONAL DENGAN HUKUM INTERNASIONAL TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU) Pada akhir kuliah mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan hubungan hukum nasional dengan hukum internasional SASARAN

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Atmasasmita, Romli, tanpa tahun, Masalah Santunan Korban Kejahatan, BPHN, Jakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Atmasasmita, Romli, tanpa tahun, Masalah Santunan Korban Kejahatan, BPHN, Jakarta. 97 DAFTAR PUSTAKA A. Buku Atmasasmita, Romli, tanpa tahun, Masalah Santunan Korban Kejahatan, BPHN, Jakarta. Atmasasmita, Romli, 2012, Teori Hukum Integratif, Genta Publishing, Yogyakarta. Azahary, 1995,

Lebih terperinci

JURNAL. ( Studi Kasus Eks Pengungsi Timor Timur) Diajukan Oleh : MARIANUS WATUNGADHA

JURNAL. ( Studi Kasus Eks Pengungsi Timor Timur) Diajukan Oleh : MARIANUS WATUNGADHA JURNAL STATUS KEWARGANEGARAAN MASYARAKAT YANG BERDOMISILI DI KAWASAN PERBATASAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK DEMOKRATIK TIMOR LESTE KHUSUSNYA YANG BERDOMISILI DI WILAYAH KABUPATEN BELU ( Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan bantuan orang lain. Dalam hubungan antar sesama individu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan bantuan orang lain. Dalam hubungan antar sesama individu tersebut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri, sehingga membutuhkan interaksi dan bantuan orang lain. Dalam hubungan antar sesama individu tersebut terbentuklah

Lebih terperinci

BAB XIV DOKTRIN KEDAULATAN NEGARA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB XIV DOKTRIN KEDAULATAN NEGARA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB XIV DOKTRIN KEDAULATAN NEGARA DALAM PELAKSANAAN KERJASAMA INTERNASIONAL Adanya perubahan doktrin kedaulatan dari asas ketertiban dalam negeri seperti dianut oleh Jean Bodin dan para pengikutnya, menjadi

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN

PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN Handout Perkuliahan PENGEMBANGAN KONSEP DASAR PKN Program Studi PGSD Program Kelanjutan Studi Semester Gasal 2011/2012 Kelas G, H, dan I. Oleh: Samsuri E-mail: samsuri@uny.ac.id Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci