BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan agraris dengan sumber

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan agraris dengan sumber daya alam yang terhampar luas. Sebagian besar sumber daya alam Indonesia dimanfaatkan untuk pertanian. Sektor pertanian memegang peranan penting dalam pembangunan nasoinal. Pertanian menjadi salah satu bidang utama yang menjadi tulang punggung negara dalam melaksanakan roda perekonomian. Secara singkat, peranan sektor pertanian tercermin melalui kontribusinya dalam pembentukan PDB Nasional, penyerapan tenaga kerja, dan ekspor hasil-hasil pertanian. Akan tetapi, saat ini terjadi penurunan jumlah rumah tangga usaha pertanian di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS, 2013), jumlah rumah tangga dengan usaha pertanian terus menurun akibat beberapa hal diantaranya alih profesi dan semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan. Menurut Ali dan Khomsan (2006), kesan kuat yang muncul sekarang ini bahwa petani merupakan profesi inferior dan sektor pertanian identik dengan sektor marjinal. Sektor pertanian lebih banyak dijejali dengan petani gurem dan petani yang kurang berkeahlian (unskilled farmers), yang menjadi penyumbang ketidakbahagiaan yang signifikan. Kebahagiaan petani hingga kini masih menjadi mimpi. Petani dianggap sebagai salah satu mata pencaharian yang 1

2 2 kurang bernilai dan tidak ada jaminan kelayakan hidup untuk masa depannya. Terlebih dengan kurangnya daya dukung pemerintah dalam mendukung gerak petani dalam meningkatkan keahlian secara menyuluruh dalam peningkatan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Pergerakan impor yang semakin meningkat menjadi ketimpangan bagi produk pertanian lokal hasil keringat petani pribumi dalam penyerapan hasil panen tersebut di pasaran. Kebijakan pemerintah terkait tata niaga pun tidak menyentuh seluruh lapisan petani. Hal tersebut muncul sebagai permasalahan dari pihak petani yang cenderung menurunkan tingkat kebahagiaan petani dan minat tanam petani sekarang ini. Permasalahan tersebut juga terjadi pada pertanian komoditas kedelai. Usaha tanaman kedelai menurun selama sepuluh tahun terakhir ini, dari tahun 2003 sebesar 1 juta, pada tahun 2013 menurun menjadi 0,7 juta. Padahal kedelai merupakan salah satu komoditas strategis yang ada di Indonesia. Kedelai juga menjadi salah satu tanaman pangan yang penting setelah beras dan jagung. Komoditas ini harus mendapatkan perhatian yang lebih dari pemerintah dalam kebijakan pangan nasional untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional. Kedelai, tanaman yang harus dipandang bukan hanya sebagai penunjang pembangunan parsial pengembangan komoditas, tetapi juga terkait dengan pembangunan wilayah serta subsektor tanaman pangan untuk memperkuat petani (Kementan, 2013). Krisis harga kedelai dan anjloknya produksi kedelai lokal di tahun 2013, menurut BPS (2013) produksi kedelai lokal tidak mampu mencukupi total kebutuhan, hal ini menunjukkan bahwa betapa rentannya faktor yang

3 3 meningkatkan minat tanam petani. Pemicu krisis ialah kemampuan kedelai lokal yang hanya mampu memenuhi 48% dari total kebutuhan kedelai dalam negeri dan selebihnya dipenuhi dengan kedelai impor. Kedelai lokal yang tidak mampu memenuhi kebutuhan kedelai di dalam negeri akan menyebabkan tingginya volume kedelai impor. Kondisi ini tidak dapat dibiarkan berlarut-larut mengingat potensi untuk meningkatkan produksi kedelai di dalam negeri yang dapat dilakukan (Rante, 2013). Hal tersebut menjadi salah satu faktor keterpurukan yang dirasakan oleh petani, terutama petani kecil. Namun, menurut Ali dan Khomsan (2006), dibalik kuatnya kesan keterpurukan kehidupan petani, dalam kenyataannya terdapat sekelompok petani dalam suatu daerah yang maju dan hidupnya bahagia. Terdapat visi yang lebih baik terhadap usaha taninya, bahwa menjalankan usaha tani bukan hanya kegiatan rutin yang harus dijalani, melainkan sebagai pilihan hidup yang membutuhkan kreativitas dan prasyarat bisnis lainnya. Para petani tersebut ialah petani yang berani menanggung risiko dan mampu keluar dari situasi yang membelenggu dinamika dan kreativitas usaha. Untuk mengetahui keberadaan petani tersebut dapat dilihat dari daerah penghasil kedelai dengan tingkat produksi tertinggi yang menjadi daerah sentra kedelai. Menurut Rarasati dan Sutrisno (2015), daerah sentra kedelai terpusat di Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Lampung, Nusa Tenggara, dan Bali. Sementara menurut BPS Provinsi Jawa Tengah (2014), kabupaten yang memiliki jumlah produksi kedelai tertinggi pada tahun 2013 ialah Kabupaten Grobogan. Selain memiliki keunggulan tersebut, Kabupaten

4 4 Grobogan juga memiliki komoditas lokal yang dirilis pada tahun 2008, yaitu kedelai varietas Grobogan. Kabupaten Grobogan menjadi salah satu daerah yang berpotensi terhadap pemanfaatan pengembangan lahan pertanian dengan komoditas kedelai sebagai pioner komoditas daerah yang unggul. Pemanfaatan lahan secara intensif terutama lahan potensial di daerah-daerah sentra untuk dapat mendukung keberhasilan produk tanaman pangan khususnya kedelai. Kelebihan kedelai Varietas Grobogan salah satunya ialah kandungan protein nabati sebesar 43,9%. Kandungan ini lebih besar daripada kedelai impor, yaitu 34% (Budi, 2014). Sedangkan kelebihan lainnya ialah ukuran biji, menurut BALITKABI ukuran biji kedelai varietas Grobogan lebih besar daripada kedelai impor (Rarasati dan Sutrisno, 2015). Kelebihan-kelebihan tersebut juga memotivasi petani di Kabupaten Grobogan untuk menanam kedelai. Dari data BPS tahun 2014 juga menunjukkan bahwa produksi kedelai tertinggi di Provinsi Jawa Tengah diraih oleh Kabupaten Grobogan dengan jumlah , 259 ton (lihat Lampiran 1). Tingginya nilai produksi kedelai menjadi salah satu indikator tingginya minat menanam kedelai di kabupaten ini, sehingga Kabupaten Grobogan perlu dijadikan sebagai percontohan pertanian kedelai untuk mendukung swasembada kedelai nasional. Hal tersebut akan berdampak pada tingginya kesejahteraan yang diperoleh petani yang disokong oleh berbagai pihak. Dewasa ini, kesejahteraan dan kebahagiaan petani belum terukur secara pasti. Kesejahteraan dan kebahagiaan petani menjadi salah satu hal yang harus

5 5 ditingkatkan oleh pemerintah dan pihak lainnya. Oleh karena itu, perlu adanya pengukuran tingkat kebahagiaan petani, terutama petani kedelai melalui ketercapaian kepuasan dan kebahagiaan. Kesejahteraan dan kebahagiaan petani dapat dilihat dari Indeks Kebahagiaan petani, minat menanam atau pengaruh keduanya, yang dilakukan secara observatif berdasarkan penilaian subjektif. Minat petani dengan faktor pendukungnya akan menjadi dasar keberlanjutan pertanian kedelai terutama di Kabupaten Grobogan, yang akan berdampak pada tinggi atau rendahnya kesejahteraan dan kebahagiaan petani kedelai. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisa pengaruh minat menanam kedelai terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) petani, terutama di Kabupaten Grobogan. Dengan demikian, dapat diketahui faktor yang mempengaruhi minat petani dalam menanam kedelai terhadap faktor yang mempengaruhi Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) dan mencari alternatif penyelesaian masalah penurunan pengaruh minat terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) dalam menanggapi adanya banyak faktor yang mempengaruhinya, sehingga akan menjadi sarana peningkatan minat tanam kedelai di Kabupaten Grobogan yang juga akan menciptakan peningkatan Indeks Kebahagiaan petani. Hal ini yang mendasari penelitian Pengaruh Minat Menanam Kedelai (Glycine max (L.) Merr.) terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) Petani Grobogan Jawa Tengah.

6 6 B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dari penelitian ini ialah sebagai berikut. 1. Faktor apakah yang mempengaruhi minat petani kedelai Grobogan untuk menanam komoditas kedelai dalam menunjang produksi daerah? 2. Berapa nilai Indeks Kebahagian (Happiness Index) petani kedelai Grobogan dengan minat menanam kedelai yang dimiliki? 3. Bagaimana pengaruh minat menanam kedelai di Grobogan terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) petani dalam menunjang swasembada kedelai? C. Batasan Masalah Batasan masalah dari penelitian ini ialah sebagai berikut. a. Komoditas yang diteliti dalam penelitian ini difokuskan pada komoditas kedelai kuning lokal yang dihasilkan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. b. Sampel penelitian difokuskan pada petani kedelai di Kelompok Tani beberapa Kecamatan di Kabupaten Grobogan Jawa Tengah dengan metode stratified sampling. c. Penggunaan diagram afinitas digunakan untuk menciptakan alat ukur (variabel-variabel dalam kuesioner) berdasarkan hasil survei, observasi dan Forum Group Discussion. d. Digunakan Performance Component Anlaysis untuk penentuan loading factor dalam pengukuran Indeks Kebahagiaan dengan menggunakan SPSS.

7 7 e. Penelitian difokuskan pada analisis minat tanam untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi minat menanam tersebut tanpa mengukur parameter kuantitas. f. Penelitian difokuskan pada perhitungan Indeks Kebahagiaan (Better Life Indeks) berdasarkan metode perhitungan Indeks Kebahagiaan dari Badan Pusat Statistik. g. Penelitian difokuskan pada pengaruh antara minat menanam kedelai terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) dengan menggunakan Structural Equation Modelling untuk menghasilkan konstruk (struktur) model. h. Penelitian menggunakan kuesioner dan wawancara sebagai alat pengambilan data minat menanam kedelai bagi petani di Kelompok Tani Grobogan. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini ialah sebagai berikut. a. Mengetahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi minat menanam kedelai di Kabupaten Grobogan. b. Mengukur Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) petani di Grobogan dengan Performance Important Analysis dan metode pengukuran indeks dari Badan Pusat Statistik. c. Menganalisis pengaruh minat menanam kedelai di Grobogan terhadap Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) dengan menggunakan Structural Equation Modelling.

8 8 E. Manfaat Penelitian Manfaat analisa yang diperoleh ialah sebagai berikut. a. Mengetahui minat menanam kedelai di Kabupaten Grobogan serta faktorfaktor yang dapat mempengaruhi peningkatannya untuk menunjang produksi kedelai nasional. b. Dapat menggambarkan pengaruh minat menanam kedelai terhadap nilai Indeks Kebahagiaan (Happiness Index) petani di Kabupaten Grobogan dalam mencapai swasembada kedelai yang selanjutnya dapat digunakan sebagai percontohan untuk peningkatan minat menanam kedelai dalam mendukung swasembada kedelai nasional. c. Memperluas kajian penelitian dengana analisa minat menanam untuk meningkatkan Indeks Kebahagiaan yang akan menunjang swasembada, bagi masyarakat luas khususnya petani, baik untuk komoditas pertanian pada umumnya dan kedelai kuning pada khususnya. d. Dapat memperkaya strategi untuk meningkatkan minat menanan kedelai dan memberikan teladan bagi petani yang lainnya demi terselenggaranya swasembada kedelai.