PEMISAHAN IODIUM (I) DARI TELURIUM (Te) UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA PEMBUATAN 123 I DENGAN SIKLOTRON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMISAHAN IODIUM (I) DARI TELURIUM (Te) UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA PEMBUATAN 123 I DENGAN SIKLOTRON"

Transkripsi

1 Trimurni, dkk. ISSN PEMISAHAN IODIUM (I) DARI TELURIUM (Te) UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA PEMBUATAN I DENGAN SIKLOTRON Tri Murni *), Anggoro Septilarso **) dan Triyanto *) *) P2RR BATAN **) Fakultas Teknik - UGM ABSTRAK PEMISAHAN IODIUM (I) DARI TELURIUM (Te) UNTUK DIIMPLEMENTASIKAN PADA PEMBUATAN I DENGAN SIKLOTRON. Telah dilakukan pengembangan pemisahan Iodium dari Telurium yang diimplementasikan untuk proses pemisahan I dari target padat Te menggunakan siklotron. Radioisotop I digunakan untuk pencitraan menggunakan SPECT di kedokteran nuklir dan dibuat di Siklotron CS-30 dengan target Te yang dtembak proton pada tenaga MeV. Pemisahan I dari Te dilakukan dengan kolom penukar ion yang diisi resin Bio Rad AG-1x8 untuk mengetahui pengaruh ph dan kecepatan alir umpan pada proses pemisahan I dan Te dengan simulasi 131 I umur paro 8 hari. Dari percobaan ini diperoleh data bahwa efisiensi pemisahan terbesar diperoleh pada ph larutan 7 dan kecepatan alir umpan di kolom 0,2 ml per menit. Hasil percobaan ini diimplementasikan untuk pemisahan I yang umur paronya lebih pendek (13 jam), dengan memperhitungkan faktor peluruhan I maka diperoleh kecepatan alir yang paling efektif pada produksi radioisotop I adalah 0,5 ml per menit. ABSTRACT THE SEPARATION OF IODINE (I) FROM TELLURIUM (Te) TO BE IMPLEMENTED FOR I PREPRATION BY CYCLOTRON. The development of separation of iodine (I) from tellurium (Te) has been carried out. This experiment is to be implemented for the preparation of I from Te solid target using cyclotron. Radioisotope of I in nuclear medicine is used for skeletal scintigraphy by SPECT system. The I will be produced using Cyclotron CS-30 with the proton energy of MeV bombardment to the Te target. After irradiation and target dilution, the separation using cation exchange resin Bio Rad AG-1x8 was done. The suppose is to know the effect and optimum condition value of ph and the flow rate for the separation of I from Te by 131 I simulation with the half life of 8 days. The result showed that the optimum condition the ph solution 7 and the flow rate 0.2 ml per minute. The result is implemented for separation of I short half life 13 hours the effective by the decays factor flow rate 0.5 ml per minute PENDAHULUAN Radioisotop I adalah radioisotop buatan, diproduksi untuk kedokteran nuklir dalam bentuk kapsul atau larutan yang dapat diminum langsung oleh pasien untuk pencitraan dan lokalisasi fungsi kelenjar tiroid. Alat ukur radiasi sudah sangat maju sehingga tidak diperlukan lagi radioisotop dengan tenaga dan aktivitas tinggi dan untuk meminimalkan jumlah radiasi yang diterima oleh pasien maka diperlukan isotop dengan energi yang lebih rendah dan waktu paro yang lebih pendek. Di Amerika utara setiap tahunnya melayani pasien dengan radioisotop I (1,2) Manfaat radioisotop I untuk kedokteran nuklir sebagai radiolabel untuk pencitraan. Beberapa agent yang sedang dikembangkan di negara maju seperti Amerika, Canada adalah aplikasinya untuk neurologi sebagai ß-CIT dan altropane untuk pencitraan penyakit parkinson s. Dalam bentuk IBZM untuk pencitraan schizophrenia dan IQNB untuk pencitraan penyakit Alzheimer s. Peneliti dari Amerika dan Canada mengembangkan I- estradiol untuk pencitraan kanker payudara dengan harapan lebih efektif untuk diagnosa kanker sedini mungkin dengan resiko bahaya radiasi yang serendah rendahnya. Radioisotop I telah diproduksi di Vancouver Canada dengan kemurnian tinggi hingga diperoleh Business Excellence Award 1987 yang produksinya untuk 7 negara besar yaitu Amerika, Canada, Australia, Japan, Belgia, Korea dan Taiwan. Radioisotop I ini

2 252 ISSN Nama diproduksi oleh 4 buah cyclotron, 3 buah ada di vancouver Canada dan 1 buah cyclotron ada di Fleurus Belgia. Sistem proses pembuatannya dengan target gas 124 Xe kemurnian tinggi. Yang 124 reaksi nuklirnya sebagai berikut Xe(p,2n) Cs Xe I (3,4,5) Dalam penelitian ini radioisotop I akan dicoba dengan bahan sasaran Te alam kemudian proses pemisahan disimulasi radioisotop 131 I yang diimplementasikan dengan menggunakan bahan sasaran 124 Te diperkaya melalui reaksi nuklir 124 Te (p,2n) I. Tellurium sebagai bahan sasaran diiradiasi di siklotron. Pembuatan radioisotop I dari bahan/target sasaran 124 Te diperkaya dilakukan preparasi target menggunakan proses electroplating. Metode produksi untuk memurnikan produk radioisotop dari siklotron diperlukan cara praktis dan cepat, sebab pada umumnya radioisotoprasioisotop ini berumur paro pendek. Produkproduk isotop dari siklotron paling banyak digunakan dalam bidang kesehatan untuk diagnosis secara in-vivo, sedangkan radioisotop yang dikeluarkan dari reaktor biasanya diaplikasikan dalam bidang-bidang yang lebih luas, termasuk untuk industri, pertanian dan kesehatan, radioisotop untuk kesehatan pada umumnya untuk diagnosis dan terapi secara invitro. (6,7,8) BAHAN DAN ALAT Bahan Resin penukar anion Bio Rad AG-1x8, Larutan 131 I sebagai simulasi, Asam nitrat, Asam klorida, Asam sulfat, Hidrogen Peroksida, Kalium hidroksida, serbuk tellurium, sebuk nikel, natrium sitrat, natrium hipofosfit dan H 2 O. Alat Peralatan gelas, kolom, kertas ph, pemanas, dose kalibrator, pipet effendorf, kertas saring dlsb. Tata Kerja Iradiasi Telurium, pelarutan, pencucian resin, masukkan resin kedalam kolom untuk dikondisikan, elusi larutan I kedalam kolom, analisis pengotor Te dan Ni, analisis aktivitas 131 I Gambar 1. Diagram alir kerangka pembuatan I HASIL DAN PEMBAHASAN Radioisotop I memancarkan sinar γ dengan tenaga 159 kev adalah isotop yang ideal untuk pencitraan dengan alat gamma Camera yang modern atau SPEC dibandingkan dengan radioisotop 131 I yang umurnya 8 hari dan tenaga sinar γ 364 kev. Radioisotop I serapannya lebih rendah ke tiroid dibandingkan dengan 131 I sehingga pengaruh radiasi ke organ tiroid lebih rendah. PERSIAPAN IRADIASI Dalam penelitian ini belum pernah dilakukan iradiasi penembakkan proton terhadap target Te di siklotron CS-30. Untuk simulasi pemisahan menggunakan radioisotop 131 I dari BATAN Teknologi yang besar aktivitasnya sekitar 5 mci. Pada proses pembuatan I dari Te ini sebelum iradiasi dilakukan proses elektroplatting terlebih dahulu. Elektroplating merupakan proses

3 Trimurni, dkk. ISSN pelapisan logam dengan membuat larutan plating, didalam larutan tersebut di aliri arus listrik. Untuk merekatkan logam didalam larutan ke penyangga. Variasi waktu pelapisan dan rapat arus proses elektroplating akan mempengaruhi ketebalan dan berat lapisan Tellurium alam pada pelat sasaran. Semakin lama waktu pelapisan dan semakin besar rapat arus akan menambah ketebalan dan berat lapisan Tellurium. Elektroplating Tellurium dilapiskan pada pelat sasaran yang terbuat dari logam Cu yang berlapis Ni sehingga didapatkan ketebalan sasaran pada umumnya mg/cm2 dengan waktu elektroplating kurang lebih 30 menit, Semakin tebal dan berat lapisan Tellurium alam pada pelat sasaran maka aktifitas I yang diperoleh pada saat akhir iradiasi akan semakin besar, hal ini tergantung juga pada kondisi penyinaran dalam siklotron. Biasanya digunakan sasaran yang tipis saja, oleh karena partikel bermuatan hanya mempunyai daya tembus yang kecil. Pemilihan kondisi untuk menghasilkan suatu spesies tertentu harus didasarkan pada fungsi eksitasi, yang memberi petunjuk reaksi dan energi yang tepat. Radioisotop-radioisotop yang diproduksi dari siklotron secara umum kekurangan neutron dan meluruh memancarkan beta positif atau penangkapan elektron. Dengan demikian siklotron menambah jenis radionuklida miskin akan neutron yang dapat diproduksi. Iradiasi di Siklotron CS-30 Walaupun tidak dilakukan penembakkan dengan proton di Siklotron CS-30, perhitungan teoritis reaksi initi dilakukan. Reaksi Inti adalah proses yang menyebabkan perubahan di dalam inti atom suatu nuklida. Proses ini dapat berlangsung secara spontan, seperti misalnya pada disintegrasi radionuklida dan dapat pula terjadi dengan diawali benturan partikel radiasi nuklir dengan inti. Partikel-partikel nuklir yang dibenturkan pada inti atom itu dapat berupa proton, deuterium, tritium, helium, atau partikel alfa. Partikel-partikel yang ditembakkan itu dapat berasal dari radionuklida, akselerator, generator neutron, atau bahan bakar reaktor nuklir. Hasil reaksi inti dapat berupa nuklida, baik yang radioaktif maupun stabil, partikel-partikel nuklir, baik yang sejenis maupun yang berlainan dari partikel yang ditembakkan ke arah inti atom sasaran. Te alam (p,xn) terbentuk 121 I, I, 124 I, 126 I, 128 I, 130 I pada energi proton 9-35 Mev. Te diperkaya berekasi dengan proton pada energy 13,5 Mev diperoleh I dari reaksi nuklir (p,n) tampang lintang reaksinya mbarn. Apabila target 124 I diperkaya berekasi dengan proton pada energy antara 22-24,6 Mev tampang lintang reaksi lebih besar. Yang dimaksud dengan tampang lintang reaksi adalah keboleh jadian interaksi nuklir antara partikel dengan bahan target dalam satuan luas ( barn) dimana 1 barn = 1x10-24 Cm 2. Aktivitas yang diperoleh tergantung pada fungsi eksitasi pada besarnya tenaga proton yang ditembakkan dari mesin siklotron CS-30 tersebut. Untuk memperoleh I dari reaksi nuklir (p,2n). Tampang lintang reaksi untuk reaksi (p,2n) ini lebih tinggi antara mbarn. Berkas arus proton adalah jumlah partikel (proton ) yang ditembakkan dari mesin siklotron CS-30 adalah mesin pembangkit partikel bermuatan ke target dalam satuan mikro Ampere μa. Muatan partikel (proton ) yang ditembakkan dalam bentuk satuan microcoulomb (μc) adalah 1,6x10 13 μc. kecepatan berkas arus yang bermuatan proton per satuan waktu, jadi dalam satuan μa/ detik. Untuk berkas proton sebesar 1 μa adalah 1C ik 12 proton 1 A det 6,25x10 3,75x ,6x10 C det ik proton Jadi jika 10 μa arus berkas proton 600 x proton per jam yang dilepas untuk menembak target 124 Te diperkaya 90 % dan tenaga proton yang dilepas 22 Mev maka akan diperoleh suatu jumlah radioisotope baru I 14 proton menit dengan memperhatikan besar tampang lintang reaksi pada reaksi nuklir 124 Te(p,2n) I. Reaksi nuklir antara target dan proton dilepaskan panas, Panas akibat radiasi partikel bermuatan dengan target tergantung dari jumlah tenaga panas ( watt) yang disertap oleh target.

4 254 ISSN Nama Tata cara iradiasi teoritis diimplementasikan untuk perhitungan iradiasi target dengan asumsi target yang digunakan adalah 124 Te diperkaya. Target 124 Te diiradiasi atau ditembak proton didalam siklotron CS-30 Pada proses penembakkan dengan proton maka reaksi nuklir berlangsung dan terbentuk panas. Panas yang diperlukan untuk penembakkan adalah P= E x i P= panas ( watt), E = tenaga proton yang ditembakkan ( Mev), i = besar arus proton ( A ) Target ditembak dengan 10 A of proton from 26 Mev panas yang diperlukan P= 26 Mev x 10A= 260 watt 1 watt = 0,24 cal/det, jadi P = (0,24)(260) cal/det = 62,4 cal/det Sehingga pada proses iradiasi ini diperlukan pendingin yang harus dapat mengambil panas setiap detiknya lebih dari 62,4 cal untuk mencegah target tidak kelebihan panas selama proses penembakkan atau tetap dingin. Untuk mempertimbangkan produksi I menggunakan 26 Mev proton. Titik leleh Te metal sekitar C sifatnya bukan penghantar panas yang baik. Telerium dalam bentuk oksida sebagai senyawa TeO 2 titik lelehnya sekitar C ini juga mempunyai sifat fisika, bukan penghantar panas yang baik. Untuk proses radiasi Te ini diperlukan pendingin untuk mencegah target tidak meleleh. Tenaga proton yang tepat untuk penembakkan bila pengotor yang diperoleh sekecil mungkin adalah 20 Mev untuk reaksi nuklir 124 Te(p,n) 124 I sehingga aktivitas maksimum dapat terbentuk pada besar arus partikel I p (det -1 ) untuk tenaga E(Mev) tebal target dapat dihitung dalam μci dan besar berkas arus ion dalam 1 μa. PELARUTAN Tellurium setelah diiradiasi dilarutkan dalam 7 M H 2 SO 4 kemudian ditambah larutan H 2 O 2 untuk mengoksidasi Te kemudian kedalam campuran ditambahkan KOH. H 2 O 2 untuk mengubah valensi Te dari valensi 0 ke valensi 4 sehingga dapat diendapkan. Penambahan KOH sampai terbentuk endapan K 2 TeO 3. Kemudian endapan disaring, dan filtratnya yang mengandung I dielusikan kedalam kolom penukar ion yang telah disediakan. PEMISAHAN Pada pemisahan ditujukan untuk memperoleh ph optimum dan Kecepatan alir yang optimum untuk mendapatkan effisiensi pemisahan yang terbaik. Pengaruh ph larutan terhadap kesetimbangan adsorbsi adalah interaksi ion H + dan ion OH - dengan bahan penyerap ( resin Bio Rad). Dalam suasana asam interaksi ion H + dengan bahan penyerap. Sedangkan bahan penyerap terhadap anion I - akan meningkat dengan naiknya ph karena jumlah ion H + yang dapat mengikat anion sehingga menghalangi anion tersebut akan semakin berkurang. Dalam suasana basa penyerapan terhadap anion pada suasana basa akan menurun dengan naiknya ph karena adanya perebutan antara ion OH - dan anion I - akan semakin tinggi. ph pada kondisi optimum dalam percobaan ini ada pada ph 7, ( gambar 2 & 3) Pengaruh kecepatan alir pada proses pemisahan Te dari I, bahwa kecepatan alir umpan yang pelan akan kurang efektif untuk pemisahan radioisotop umur pendek seperti I ini. Apabila kecepatan alir umpan terlalu cepat maka semakin sedikit resin mengikat ion. Ketentuan kecepatan alir pada pemisahan dengan resin penukar ion yang paling baik adalah pada kecepatan 0,2 ml per menit.

5 Trimurni, dkk. ISSN Gambar 2. Pengaruh ph pada effisiensi pemisahan ( %) ddengan pelarut NaCl Tabel 1. Efisiensi pemisahan (%) pada perubahan ph dan kecepatan alir Kecepatan alir ph=5 ph=6 ph=7 ph=8 ph=9 0,2 ml ,7 54,7 0,3 ml ,3 51,2 0,4 ml ,3 0,5 ml ,5 93,5 49,8 0,6 ml , , Effisiensi ph=5 ph=6 ph=7 ph=8 ph=9 0,2 m l 0,3 m l 0,4 m l 0,5 m l 0,6 m l Gambar 3. Efisiensi pemisahan (%) pada perubahan ph dan kecepatan alir KONVERSI EFISIENSI PEMISAHAN TERHADAP I Pengaruh ph dan kecepatan alir diatas adalah untuk radioisotop 131 I, Sifat kimia radioisotop 131 I & I sama, kondisi optimum No diatas diimplementasikan untuk pemisahan I yang umur paronya hanya 13,2 jam. Dari hasil perhitungan diperoleh bahwa faktor ph tetap 7 dan kecepatan alir umpan 0,5 ml/ menit. Seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil percobaan dng 131 I diimplementasikan ke I Efisiensi Kecepatan Faktor Pemisahan 131 alir peluruhan I (ph=7) Efisiensi Pemisahan I (ph=7) 1 99,37 % 0,2 ml/men 0,96 95,11% 2 98,93% 0,3 ml/men 0,97 96,09% 3 98,80% 0,4 ml/men 0,98 96,67% 4 98,56% 0,5 ml/men 0,98 96,87% 5 97,49% 0,6 ml/men 0,99 96,09% UJI KUALITAS Analisis pengotor Te dan Ni dengan metoda spot tes. Untuk Ni teramati bahwa kualitas warna larutan sampel sama dengan aquades, sehingga dapat disimpulkan tidak ada ion Ni di larutan produk I. Apabila larutan produk mengandung adanya ion Ni maka larutan sampel akan berwarna hijau. Larutan produk bebas dari ion Ni ini disebabkan bahwa kation Ni ++ tidak ada yang terikat pada resin penukar anion sehingga Ni lewat begitu saja tanpa berinteraksi dengan resin. Untuk analisis pengotor Te dengan spot tes diperoleh pengotor Te sekitar 10-3 mg. L D 50 untuk Te adalah 67 mg/kg artinya kandungan Te didalam tubuh binatang atau manusia dengan kadar sama atau diatas 67 mg/kg, 50 % diantaranya mati. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengotor Te 10-3 mg/2cc artinya per cc ada 0,5x10-3 mg ekivalen dengan 0,5x10-3 mg/kg masih sangat jauh lebih kecil dari 67 mg/ Kg. Kadar pengotor Te disini kecil disebabkan karena pada saat pelarutan kemudian

6 256 ISSN Nama penyaringan sebelum dielusikan kedalam kolom Te tertinggal di penyaring yang berbentuk endapan K 2 TeO 3. KESIMPULAN 1. Dari percobaan ini diperoleh data bahwa effisiensi pemisahan terbesar pada ph larutan 7 dan kecepatan alir umpan dikolom 0,2 ml permenit untuk pemisahan 131 I dari Te dan Ni. 2. Hasil percobaan ini diimplementasikan untuk pemisahan I yang umur paronya 13 jam, dengan memper hitungkan faktor peluruhan I maka diperoleh kecepatan alir yang paling efektif pada produksi radioisotop I adalah dengan kecepatan alir 0,5 ml per menit dan ph=7. 3. Hasil pengujian kualitas pada kondisi optimum ini diperoleh I yang bebas Ni. Kadar pengotor Te dari hasil pemisahan adalah 0,5x10-3 mg/kg jauh dibawah L D 50. DAFTAR PUSTAKA 1. Http :// 2. Frequently Asked Question, MDS Nordion, Triumf, Canada 3. K. SUEKI, A HASHIZUME, Y TENDOW, YOHKUBO and K.KITAO, On the cross Section for I Production Reactions. Tokyo April RM LAMBRECHT, M.SAJJAD, QURESHI S.J. AL-YANBAWI, Production of Iodine -124 Radioanal. Nucl. Chem. Letters. Riyadh 127/2/ / KENTARO HATTA; HIROSHI BABA, A computer code, OSCAR, for the calculation of exitation functions and reaction yields to produce radioisotope for medical purpose. INDC, IAEA, Vienna GOPAL B.SAHA, Fundamentals of Nuclear Pharmacy New York FRANK HELUS, Sc.D; LELIO G COLOMBETTI, Sc.D Radionuclides Production. Vol I, CRC Press, Inc, Florida MUNAWAR SAJJAD, RICHARD M LAMBRECHT, M. and SOLIMAN A BAKR Chromatographic Evaluation of the Radiochemical Purity of Reductant-Free Iodine- Nuclear. Medical. Biology Vol. 15 No 6 pp , TANYA JAWAB W. Faisal Apa pengaruh serta fungsi NaCl? Mungkinkah diganti dengan eluen lain? Tri Murni Pengaruh dan fungsi NaCl adalah ion Cl menggantikan ion I terikat di resin, sehingga Iodium yang diinginkan keluar dari kolom penukar ion. Mungkin saja digantikan dengan eluen lain dengan catatan ph keluar 7. Pernah dicoba pakai eluen Na-sitrat, hasilnya kurang memuaskan. Iodium tidak mau keluar dari kolom.

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION

PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM

PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007 PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN

Lebih terperinci

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006

Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006 Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN

Lebih terperinci

FISIKA ATOM & RADIASI

FISIKA ATOM & RADIASI FISIKA ATOM & RADIASI Atom bagian terkecil dari suatu elemen yang berperan dalam reaksi kimia, bersifat netral (muatan positif dan negatif sama). Model atom: J.J. Thomson (1910), Ernest Rutherford (1911),

Lebih terperinci

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional

Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Pendidikan dan Pelatihan Badan Tenaga Nuklir Nasional 1 Pokok Bahasan STRUKTUR ATOM DAN INTI ATOM A. Struktur Atom B. Inti Atom PELURUHAN RADIOAKTIF A. Jenis Peluruhan B. Aktivitas Radiasi C. Waktu

Lebih terperinci

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI

PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI PRODUKSI RADIOISOTOP NANIK DWI NURHAYATI,M.SI nanikdn@uns.ac.id Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. Tujuan

Lebih terperinci

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT

IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT 86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si.

CROSS SECTION REAKSI INTI. Sulistyani, M.Si. CROSS SECTION REAKSI INTI Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id Tampang Lintang (Cross Section) Reaksi Nuklir Kemungkinan terjadinya reaksi nuklir disebut penampang lintang (σ) yang mempunyai dimensi

Lebih terperinci

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ). PELURUHAN GAMMA ( ) Peluruhan inti yang memancarkan sebuah partikel seperti partikel alfa atau beta, selalu meninggalkan inti pada keadaan tereksitasi. Seperti halnya atom, inti akan mencapai keadaan dasar

Lebih terperinci

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6

2. Dari reaksi : akan dihasilkan netron dan unsur dengan nomor massa... A. 6 KIMIA INTI 1. Setelah disimpan selama 40 hari, suatu unsur radioaktif masih bersisa sebanyak 0,25 % dari jumlah semula. Waktu paruh unsur tersebut adalah... 20 hari 8 hari 16 hari 5 hari 10 hari SMU/Ebtanas/Kimia/Tahun

Lebih terperinci

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK

GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI ABSTRAK GANENDRA, Vol. V, No. 1 ISSN 1410-6957 STUDI PRODUKSI RADIOISOTOP Mo-99 DENGAN BAHAN TARGET LARUTAN URANIL NITRAT PADA REAKTOR KARTINI Edi Trijono Budisantoso, Syarip Pusat Penelitian dan Pengembangan

Lebih terperinci

PELURUHAN RADIOAKTIF

PELURUHAN RADIOAKTIF PELURUHAN RADIOAKTIF Inti-inti yang tidak stabil akan meluruh (bertransformasi) menuju konfigurasi yang baru yang mantap (stabil). Dalam proses peluruhan akan terpancar sinar alfa, sinar beta, atau sinar

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi

BAB II Besaran dan Satuan Radiasi BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A RENCANA PELAKSANAAN PERKULIAHAN RPP/KIM SKM 229/ 01-02 5 September 2012 1. Fakultas/ Program Studi : FMIPA/Kimia 2. Matakuliah/Kode : Radioanalisis

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI A. Materi Pembelajaran : Struktur Inti LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD 01) FISIKA INTI B. Indikator Pembelajaran : 1. Mengidentifikasi karakterisrik kestabilan inti atom 2. Menjelaskan pengertian isotop,isobar

Lebih terperinci

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin

RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin Perhitungan Radioaktivitas Iodium-126 Sebagai Radionuklida Pengotor di Kamar Iradiasi pada Produksi Iodium-125 (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI

Lebih terperinci

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi

VII. PELURUHAN GAMMA. Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi VII. PELURUHAN GAMMA Sub-pokok Bahasan Meliputi: Peluruhan Gamma Absorbsi Sinar Gamma Interaksi Sinar Gamma dengan Materi 7.1. PELURUHAN GAMMA TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Sub-pokok

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5

D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 1. Pada suhu dan tekanan sama, 40 ml P 2 tepat habis bereaksi dengan 100 ml, Q 2 menghasilkan 40 ml gas PxOy. Harga x dan y adalah... A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 1 dan 5 Kunci : E D. 2 dan 3 E. 2 dan 5 Persamaan

Lebih terperinci

PREPARASI TARGET NIKEL SEBAGAI BAHAN SASARAN PEMBUATAN RADIOISOTOP Cu-64 MENGGUNAKAN SIKLOTRON

PREPARASI TARGET NIKEL SEBAGAI BAHAN SASARAN PEMBUATAN RADIOISOTOP Cu-64 MENGGUNAKAN SIKLOTRON Wira Y Rahman, Endang Sarmini, Herlina, Cahyana AR, Triyanto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Gd. 11 Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang 15313, * Tel/Fax : (021) 7563141 E-mail : wira@batan.go.id

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id SINAR KATODE Penemuan sinar katode telah menginspirasi penemuan sinar-x dan radioaktivitas Sinar katode ditemukan oleh J.J Thomson

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke

Lebih terperinci

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK

PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS 18F DARI HASIL REAKSI 18O(p,n)18F PADA BEBERAPA SIKLOTRON MEDIK Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 213 ISSN 141-8542 PREDIKSI SECARA TEORI AKTIVITAS F DARI HASIL REAKSI Op,nF PADA BEBERAPA SIKLOTRON

Lebih terperinci

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH

PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca DAN Mg PADA EFISIENSI PENURUNAN KADAR U DALAM AIR LIMBAH Ign. Djoko Sardjono, Herry Poernomo Puslitbang Teknologi Maju BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PENGARUH SENYAWA PENGOTOR Ca

Lebih terperinci

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

U Th He 2

U Th He 2 MODUL UNSUR RADIOAKTIF dan RADIOISOTOP Radiasi secara spontan yang di hasilkan oleh unsure di sebut keradioaktifan, sedangkan unsure yang bersifat radioaktif disebut unsure radioaktif.unsur radioaktif

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif

KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12

Lebih terperinci

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral)

Jumlah Proton = Z Jumlah Neutron = A Z Jumlah elektron = Z ( untuk atom netral) FISIKA INTI A. INTI ATOM Inti Atom = Nukleon Inti Atom terdiri dari Proton dan Neutron Lambang Unsur X X = nama unsur Z = nomor atom (menunjukkan banyaknya proton dalam inti) A = nomor massa ( menunjukkan

Lebih terperinci

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS

Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS Oleh ADI GUNAWAN XII IPA 2 FISIKA INTI DAN RADIOAKTIVITAS 1 - Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang - " Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan

Lebih terperinci

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION

STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION STUDI PEMISAHAN URANIUM DARI LARUTAN URANIL NITRAT DENGAN RESIN PENUKAR ANION Iis Haryati, dan Boybul Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN, Kawasan Puspiptek Gd 20, Serpong, 15313 Email untuk korespondensi:

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat,

PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, PENDAHULUAN 1. Tujuan Percobaan 1.1 Menguji daya hantar listrik berbagai macam larutan. 1.2 Mengetahui dan mengidentifikasi larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan non elektrolit. 2. Dasar teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi nuklir yang semakin berkembang dewasa ini telah banyak digunakan di Indonesia dalam berbagai bidang, diantaranya untuk pembangkit energi, industri, pertanian,

Lebih terperinci

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali

KIMIA. Sesi POLIMER. A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali. b. Sifat-Sifat Umum Logam Alkali. c. Sifat Keperiodikan Logam Alkali KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 11 Sesi NGAN POLIMER A. LOGAM ALKALI a. Keberadaan dan Kelimpahan Logam Alkali Logam alkali adalah kelompok unsur yang sangat reaktif dengan bilangan oksidasi +1,

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON

PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker adalah penyakit yang timbul karena adanya pertumbuhan yang tidak normal pada sel jaringan tubuh. Disebut tidak normal, karena sel-sel tumbuh dengan cepat dan

Lebih terperinci

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM

BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I STRUKTUR ATOM BANK SOAL SELEKSI MASUK PERGURUAN TINGGI BIDANG KIMIA 1 BAB I 1. Suatu partikel X memiliki 16 proton, 16 neutron, dan 18 elektron. Partikel tersebut dapat dikategorikan sebagai A. Anion X bermuatan -1

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK PERCOBAAN III (PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI) OLEH : NAMA : HANIFA NUR HIKMAH STAMBUK : A1C4 09001 KELOMPOK ASISTEN : II (DUA) : WD. ZULFIDA NASHRIATI LABORATORIUM

Lebih terperinci

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik K-13 Kelas X kimia LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami perbedaan antara larutan elektrolit dan

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti

RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Tipe peluruhan inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi

BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi BAB I Jenis Radiasi dan Interaksinya dengan Materi Radiasi adalah pancaran energi yang berasal dari proses transformasi atom atau inti atom yang tidak stabil. Ketidak-stabilan atom dan inti atom mungkin

Lebih terperinci

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones

Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones Valensi Vol. 3 No. 1, Mei 2013 (65-70) ISSN : 1978-8193 Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones Maiyesni, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani

Lebih terperinci

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si.

PENEMUAN RADIOAKTIVITAS. Sulistyani, M.Si. PENEMUAN RADIOAKTIVITAS Sulistyani, M.Si. Email: sulistyani@uny.ac.id APA ITU KIMIA INTI? Kimia inti adalah ilmu yang mempelajari struktur inti atom dan pengaruhnya terhadap kestabilan inti serta reaksi-reaksi

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES

PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES 12 ISSN 0216-3128, dkk. PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani W., Trianto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka,

Lebih terperinci

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR

PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR PENGENALAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR RINGKASAN Daur bahan bakar nuklir merupakan rangkaian proses yang terdiri dari penambangan bijih uranium, pemurnian, konversi, pengayaan uranium dan konversi ulang menjadi

Lebih terperinci

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin

SASARAN XENON PAD A PRODUKSI IODIUM-125 PENDAHULUAN ABSTRAK ABSTRACT. 24- ISSN Rohadi Awaludin 24- ISSN 0216-3128 Awaludin PENGGUNAAN ULANG PRODUKSI IODIUM-125 SASARAN XENON PAD A Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka - BATAN ABSTRAK PENGGUNAAN ULANG SASARAN XENON PADA PRODUKSI JODIUM-125.

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0) RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0) A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Deskripsi singkat matakuliah /Radiofarmasi Pendahuluan, atom, radioaktifitas dan satuan radiasi,

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1

RENCANA PERKULIAHAN FISIKA INTI Pertemuan Ke: 1 Pertemuan Ke: 1 Mata Kuliah/Kode : Fisika Semester dan : Semester : VI : 150 menit Kompetensi Dasar : Mahasiswa dapat memahami gejala radioaktif 1. Menyebutkan pengertian zat radioaktif 2. Menjelaskan

Lebih terperinci

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271)

REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI. nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id / (0271) REAKSI NUKLIR NANIK DWI NURHAYATI,S.SI, M.SI nanikdn.staff.uns.ac.id nanikdn.staff.fkip.uns.ac.id 081556431053 / (0271) 821585 REAKSI INTI Reaksi Inti adalah proses perubahan yang terjadi dalam inti atom

Lebih terperinci

Kimia Inti dan Radiokimia

Kimia Inti dan Radiokimia Kimia Inti dan Radiokimia Keradioaktifan Keradioaktifan: proses atomatom secara spontan memancarkan partikel atau sinar berenergi tinggi dari inti atom. Keradioaktifan pertama kali diamati oleh Henry Becquerel

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI

PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI ISSN 1979-2409 PENGARUH KUAT ARUS PADA ANALISIS LIMBAH CAIR URANIUM MENGGUNAKAN METODA ELEKTRODEPOSISI Noviarty, Darma Adiantoro, Endang Sukesi, Sudaryati Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN ABSTRAK

Lebih terperinci

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down

Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Berkala Fisika ISSN : 141-9662 Vol.9, No.1, Januari 26, hal 15-22 Penentuan Dosis Gamma Pada Fasilitas Iradiasi Reaktor Kartini Setelah Shut Down Risprapti Prasetyowati (1), M. Azam (1), K. Sofjan Firdausi

Lebih terperinci

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER III INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

ION EXCHANGE DASAR TEORI

ION EXCHANGE DASAR TEORI ION EXCHANGE I. TUJUAN PERCOBAAN Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Menentukan konsentrasi ion-ion H+, Na+, Mg2+, Zn2+ dengan menggunakan resin penukar kation. 2. Pengurangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas, yang dimana tujuan utamanya adalah untuk mencegah logam dengan korosifnya, namun juga mendapatkan

Lebih terperinci

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%

EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98% EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98% Hotman Lubis, Daya Agung S., Sriyono, Abidin, Anung P., Hambali dan Hadirahman Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR )

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 3 BAB II STRUKTUR DAN INTI ATOM 5 A Struktur Atom 6 B Inti atom 9 1. Identifikasi Inti Atom (Nuklida) 9 2. Kestabilan Inti Atom 11 Latihan 13 Rangkuman Bab II. 14 BAB III PELURUHAN

Lebih terperinci

Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-nuklida tersebut merupakan isobar.

Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-nuklida tersebut merupakan isobar. 1. Ca dan Ar adalah merupakan A. Isotop B. Isobar C. Isomer D. Isoelektron E. Isoton Jawaban : B Kedua nuklida tersebut mempunyai nomor massa (A) yang sama dengan demikian nuklida-nuklida tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS

CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS CHAPTER iii INTI ATOM DAN RADIOAKTIVITAS -Inti atom atau nukllida terdiri atas neutron (netral) dan proton (muatan positif) -Massa neutron sedikit lebih besar daripada massa proton -ukuran inti atom berkisar

Lebih terperinci

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION

PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION ISSN 1410-6957 PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN RESIN DOWEX 50W-X8 MELALUI PROSES PERTUKARAN ION Dwi Biyantoro, Kris Tri Basuki, Muhadi AW PTAPB BATAN, Yogyakarta ABSTRAK PEMISAHAN Ce DAN Nd MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

SIMULASI PEMISAHAN RADIOISOTOP I-123 DARI TARGET TELURIUM MENGGUNAKAN TRACER I-131

SIMULASI PEMISAHAN RADIOISOTOP I-123 DARI TARGET TELURIUM MENGGUNAKAN TRACER I-131 SIMULASI PEMISAHAN RADIOISOTOP I-123 DARI TARGET TELURIUM MENGGUNAKAN TRACER I-131 Daya Agung Sarwono, Cahyana Amiruddin, Abidin, Hotman Lubis Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka - BATAN sarwono@batan.go.id

Lebih terperinci

Skala ph dan Penggunaan Indikator

Skala ph dan Penggunaan Indikator Skala ph dan Penggunaan Indikator NAMA : ENDRI BAMBANG SUPRAJA MANURUNG NIM : 4113111011 KELAS PRODI : DIK A : PENDIDIKAN JURUSAN : MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES RADIOISOTOP MEDIS 131 I MENGGUNAKAN METODE KOLOM RESIN PENUKAR ION UNTUK APLIKASI KEDOKTERAN NUKLIR

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES RADIOISOTOP MEDIS 131 I MENGGUNAKAN METODE KOLOM RESIN PENUKAR ION UNTUK APLIKASI KEDOKTERAN NUKLIR Pengembangan Teknologi Proses Radioisotop Medis I- 131 Menggunakan Metode Kolom Resin Penukar Ion Untuk Aplikasi Kedokteran Nuklir (Duyeh) PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PROSES RADIOISOTOP MEDIS 131 I MENGGUNAKAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 KEREAKTIFAN LOGAM ALKALI DAN ALKALI TANAH 7 Oktober 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Kereaktifan Logam alkali dan alkali tanah luar biasa besar. Dalam satu golongan,

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi

ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Jurusan Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Reaksi Reduksi - Oksidasi Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV

ESTIMASI SEBARAN PELUANG PAPARAN RADIASI RESIDU PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON 13 MeV Volume 15, Oktober 213 ISSN 1411-1349 Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Jln. Babarsari Kotak Pos 611 ykbb Yogyakarta 55281 Email : silakh@batan.go.id ABSTRAK PADA KOMPONEN SIKLOTRON PROTON

Lebih terperinci

Kimia UMPTN Tahun 1981

Kimia UMPTN Tahun 1981 Kimia UMPTN Tahun 1981 UMPTN-81-51 Suatu atom unsury mempunyai susunan elektron : 1s s p 6 3s 3p 5. Unsur tersebut adalah A. logam alkali B. unsur halogen C. salah satu unsur golongan V D. belerang E.

Lebih terperinci

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI

MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI MAKALAH APLIKASI NUKLIR DI INDUSTRI REAKSI NUKLIR FUSI DISUSUN OLEH : Mohamad Yusup ( 10211077) Muhammad Ilham ( 10211078) Praba Fitra P ( 10211108) PROGAM STUDI FISIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2013

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA

SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA SYNOPSIS REAKTOR NUKLIR DAN APLIKASINYA PENDAHULUAN Disamping sebagai senjata nuklir, manusia juga memanfaatkan energi nuklir untuk kesejahteraan umat manusia. Salah satu pemanfaatan energi nuklir secara

Lebih terperinci

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA

RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA Rohadi

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II

SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1 SOAL OLIMPIADE KIMIA SMA TINGKAT KOTA/KABUPATEN TAHUN 2011 TIPE II 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi kinetik yang tersimpan dalam materi B. Energi kimia dapat dibebaskan

Lebih terperinci

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111)

UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) KIMIA TAHAP PERSIAPAN BERSAMA Departemen Kimia, Fakultas MIPA Institut Teknologi Bandung E-mail: first-year@chem.itb.ac.id UJIAN I - KIMIA DASAR I A (KI1111) http://courses.chem.itb.ac.id/ki1111/ 22 Oktober

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA. Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA Ramadoni Syahputra 6.1 HIDROGEN 6.1.1 Pendahuluan Pada pembakaran hidrokarbon, maka unsur zat arang (Carbon, C) bersenyawa dengan unsur zat asam (Oksigen, O) membentuk karbondioksida

Lebih terperinci

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd

Inti atom Radioaktivitas. Purwanti Widhy H, M.Pd Inti atom Radioaktivitas Purwanti Widhy H, M.Pd bagian terkecil suatu unsur yg mrpkn suatu partikel netral, dimana jumlah muatan listrik positif dan negatif sama. Bagian Atom : Elektron Proton Netron Jumlah

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga

Soal-Soal. Bab 7. Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan. Larutan Penyangga Bab 7 Soal-Soal Latihan Larutan Penyangga, Hidrolisis Garam, serta Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Larutan Penyangga 1. Berikut ini yang merupakan pasangan asam basa terkonjugasi (A) H 3 O + dan OH

Lebih terperinci

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion

LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion LAMPIRAN C CCT pada Materi Ikatan Ion 1 IKATAN ION A. KECENDERUNGAN ATOM UNTUK STABIL Gas mulia merupakan sebutan untuk unsur golongan VIIIA. Unsur unsur ini bersifat inert (stabil). Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK

ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK ANALISIS WAKTU PELURUHAN TERHADAP PERSYARATAN DOSIS RADIOISOTOP UNTUK PEMERIKSAAN GONDOK Kristiyanti 1, Wahyuni Z Imran 1, Lely Yuniarsari 1 1 Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN ABSTRAK ANALISIS WAKTU

Lebih terperinci

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli

Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography. Annisa Fillaeli Ion Exchange Chromatography Type of Chromatography Annisa Fillaeli TUJUAN Setelah pembelajaran ini selesai maka siswa dapat melakukan analisis kimia menggunakan resin penukar ion. Title R+OH- + X- ===

Lebih terperinci

RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.

RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)

Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA

Wardaya College IKATAN KIMIA STOIKIOMETRI TERMOKIMIA CHEMISTRY. Part III. Summer Olympiad Camp Kimia SMA Part I IKATAN KIMIA CHEMISTRY Summer Olympiad Camp 2017 - Kimia SMA 1. Untuk menggambarkan ikatan yang terjadi dalam suatu molekul kita menggunakan struktur Lewis atau 'dot and cross' (a) Tuliskan formula

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN

STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN STUDI PERBANDINGAN METODE AKTIVASI NEUTRON DAN ELEKTRODEPOSISI PADA PENENTUAN URANIUM DAN THORIUM DALAM CONTOH URIN Ruminta Ginting Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK STUDI PERBANDINGAN

Lebih terperinci