PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM BAHASA JURNALISTIK( PENELUSURAN KONTRADIKSI PERSEPSI DALAM PENULISAN BERITA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM BAHASA JURNALISTIK( PENELUSURAN KONTRADIKSI PERSEPSI DALAM PENULISAN BERITA)"

Transkripsi

1 PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM BAHASA JURNALISTIK( PENELUSURAN KONTRADIKSI PERSEPSI DALAM PENULISAN BERITA) I Wayan Wendra 1, Ida Bagus Putrayasa 2, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Undiksha Singaraja wayan_wendra@yahoo.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk memecahkan masalah berikut. Gaya bahasa apa sajakah yang digunakan wartawan dalam menulis berita pada surat kabar Bali Post? Apakah tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita pada surat kabat Bali Post? Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Subjek penelitian adalah berita yang diambil dari surat kabar Bali Post mulai April-Juni Objek penelitiannya adalah penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita dan tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita. Data penelitian dikumpulkan metode pencatatan dukumen. Data dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. Ditemukan data 774 penggunaan gaya bahasa yang tersebar dalam jenis berita: politik, ekonomi, olah raga, kriminal, pendidikan, agama dan beriata kecelakaan. Gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita ditemukan sebanyak dua puluh satu jenis gaya bahasa (84% dari seluruh jenis (dua puluh lima) gaya bahaya yang ada) yaitu gaya bahasa perumpamaan,metáfora, personifikasi, antítesis, pleonasme, hipérbola, litotes, ironi, paradoks, klimaks, antiklimaks, sinisme, sakarsme, metonimia, sinekdoke, alusio, eufemisme, antonomasia, paralelisme, asonansi, dan epizeukis. Tujuan penggunaannya adalah untuk menekankan atau menguatkan maksud, untuk memvariasikan kalimat agar menarik pershatian, untuk menghaluskan penyampaian sebagai wujud menghormati atau menghargai. Kata kunci: gaya bahasa, penulisan, berita. ABSTRACT This study was aimed at solving the following problems: What figures of speech are used by journalists In writing news in Bali Post newspaper?. What is the aim of using figure of speech in writing news? This study was a descriptive study. The subjects were the news taken from Bali Post newspaper from April up to June of The object was the use of figure of speech in the writing of news, and the objective of using figure of speech in the writing of news. The data were collected through document recording. The data were analyzed using descriptive method. The results were as follows. There were 774 data on the use of figure of speech which spread out through the types of news: politics, economy, sport, crime, education, religion, and news on accidents. There were 21 types of figure of speech used by the journalists (84% of all the types ( 25 of the existing figures of speech) were simile, metaphor, personification, antithesis, pleonasm, hyperbole, litotes, irony, paradox, climax, anticlimax, cynicism, sarcasm, metonymy, synecdoche, allusion, euphemism, antonomasia, parallelism, assonance, and epizeukism. The purposes of the use were to emphasize or strengthen the intention, to vary sentences to make it interesting, to make the expressions more refined as the manifestation of respect or appreciation. Keywords: figures of speech, writing, news. 315

2 1. Pendahuluan Salah satu upaya pembenahan kurikulum jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Undiksha yaitu dengan memasukkan keterampilan alternatif sebagai tambahan keterampilan untuk bekal mahasiswa selain sebagai guru bahasa. Bekal ketrampilan alternatif yang dimaksud adalah keterampilan bidang jurnalistik. Menekuni bidang jurnalistik, salah satu hal yang pasti menjadi tugas pokok yang akan digeluti adalah menulis berita. Dalam penulisan berita inilah dituntut kemampuan menggunakan bahasa jurnalistik yang memadai. Penggunaan bahasa Indonesia di media massa juga telah diatur pada pasal 39 pada Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 ditegaskan bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam informasi melalui media massa(kemdikbud,2011:16). Dalam melaksanakan kewajiban penggunaan bahasa di media massa, pers mempunyai peran yang sangat penting dalam memperlancar program pemerintah dalam pembangunan di bidang bahasa. Menurut salah satu prinsip-prinsip yang ditetapkan sebagai dalil dalam konsep jurnalisme adalah pers harus menerima dan melaksanakan tugas-tugas pembangunan yang positif sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan secara nasional(kunczik,1998). Media massa memiliki peranan yang sangat berarti bagi pembinaan dan pengembangan bahasa Indonesia. Media massa memperkenalkan bahasa Indonesia kepada masyarakat luas. Implikasinya adalah media massa dituntut memiliki sikap positif dalam menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa dalam media massa diharapkan dapat dijadikan anutan(contoh, model) oleh penutur dalam hal penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar(suandi,2011:32). Salah satu rambu-rambu atau persyaratan yang harus dikuasai seorang penulis berita adalah penguasaan bahasa jurnalistik(djuroto, 2005). Bahasa pers mempunyai sifat singkat,padat, sederhana, lancar, lugas, jelas dan menarik (Patmono,1990,Badudu,1985, Anwar, 1979). Dari pendapat tersebut tampak bahwa bahasa jurnalistik cenderung kearah bahasa baku. Bahkan dengan jelas ditegaskan bahwa bahasa jurnalstik berbeda dengan bahasa bahasa karya lainnya seperti karya sastra. Jurnalistik selain penulisan berpangkal pada kenyataan, juga karya jurnalistik dibatasi oleh keharusan untuk menyampaikan informasi secara cepat(charnley,1975). Oleh karena itu, bahasa yang digunakan juga bahasa yang cocok untuk ditangkap dengan cepat yaitu sederhana, jelas dan langsung. Di sisi lain, gaya bahasa atau majas adalah bahasa yang indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum (Tarigan, 2006:4). Dari penegasan tersebut, jelaslah majas penggunaan bahasanya tidak langsung, tidak sederhana,bersifat kiasan, berbunga-bunga yang tidak cocok digunakan dalam bahasa jurnalistik yaitu menulis berita. Hal inilah yang tertanam pada benak atau konsep yang ada pada mahasiswa. Konsep ini diperkuat lagi oleh pendapat sorang jurnalis terkenal, Rosihan Anwar dan seorang ahli bahasa Jus Badudu. Ditegaskan bahwa bahasa pers(jurnalistik) harus didasarkan bahasa baku. Oleh karaena itu bahasa jurnalistik tidak boleh menyimpang dari kaidah bahasa baku. Begitu juga harus memperhatikan penggunaan ejaan yang yang benar yakni Ejaan Yang Disempurnakan (Anwar,1997:1 dan Badudu1985:138). Peneliti sebagai pengampu mata kuliah pengantar jurnalistik melalui observasidi lapangan menemukan gejala dan data kontradiksi persepsi yang terjadi pada mahasiswa sehubungan dengan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita. Terkesan mahasiswa menganggap atau berpandangan bahwa gaya bahasa tidak layak digunakan dalam penulisan berita, gaya bahasa layak dan cocok digunakan pada saat menulis karya sastra. Sedangkan hasil observasi pada media massa juga menunjukkan bahwa gaya bahasa nyatanya terpakai atau digunakan oleh para jurnalis dalam menulis-menulis berita. Untuk itu, perlu dikaji secara pasti untuk mendapat gambaran kepastiannya melalui penelitian. Kajianterhadap permasalahan penggunaan bahasa 316

3 jurnalistik dalam menelusuri kontradiksi persepsi yang dapat menimbulkan miskonsepsi perlu dikaji secara pasti. Kajian terhadap penggunaan bahasa jurnalistik sudah ada khususnya ragam bahasa politik kajian berbasis stilistika dilakukan oleh Putrayasa(2012: 322). Kajian yang telah dilakukan oleh oleh Putrayasa (2012) mengkhususkan pada artikel. Oleh karena itu sebagai lanjutan kajian, melalui penelitian ini akan dikaji penggunaan bahasa jurnalistik dalam penulisan berita yang sangat penting bagi mahasiswa dalam mendalami bidang kejurnalistikan. Dengan demikian penelitian ini belum pernah dikaji dan merupakan lanjutan dari penelitian yang pernah peneliti lakukan sebelumnya. Gaya bahasa juga menyangkut warna pribadi penutur. Itulah sebabnya gaya bahasa bersifat individual (Putrayasa, 2012:326). Lebih lanjut ditegaskan bahwa penggunaan gaya bahasa adalah kegiatan berbahasa juga. Kegiatan berbahasa ini ada yang baik dan ada yang kurang baik. Demikian juga penggunaan gaya bahasa. Sebuah gaya bahasa dikatakan baik bila mengandung tiga dasar, yakni: kejujuran, sopan santun dan menarik (Keraf,2006:113, Putrayasa, 2012 :327). Kejujuran maksudnya penyampaian gagasannya tidak menggunakan bahasa yang berbelit belit dengan menggunakan kata yang hebat-hebat sekadar untuk menutupi kekurangannya atau untuk menyembunyikan maksud-maksud tertentu. Jadi, harus langsung pada sesuatu yang hendak disampaikannya. Sopan santun di sini maksudnya bukan menggunakan bahasa yang halus penuh basa basi, atau kata-kata yang manis, akan tetapi rasa hormat yang diwujudkan melalui kejelasan dan kesingkatan. Jadi, pembaca tidak perlu memeras otak untuk mencari tahu apa yang disampaikan penuturnya. Sementara itu, yang dimaksud dengan menarik adalah suatu gaya bahasa yang dapat diukur melalui komponen: bervariasi, humor yang sehat, berpengertian baik, hidup dan penuh daya hayal. Berbicara tentang gaya bahasa sangat beragam. Hal itu disebabkan oleh dasar penggolongannya yang berbeda. Kalau didasarkan pada penuturnya, tentu sangat banyak dan tidak mungkin. Kalau didasarkan pada unsur kebahasaannya akan mengakibatkan ketumpangtindihan. Karena tujuan gaya bahasa untuk menarik perhatian, akan lebih baik jika dasar yang digunakannya adalah cara untuk mencapai tujuan itu. Ada beberapa cara untuk menarik perhatian, yaitu dengan mengulang, membandingkan, mempertentangkan, atau mempertautkan baik isi maupun katakatanya. Itulah sebabnya macam-macam gaya bahasa dapat dikelompokkan dalam (1) gaya bahasa perbandingan; (2) gaya bahasa pertentangan; (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan (Keraf,2006: Putrayasa, 2012). Gaya bahasa perbandingan meliputi : perumpamaan, merafora, personifikasi, depersonifikasi, antitesis, dan pleonasme. Gaya bahasa pertentangan meliputi: hiperbola, litotes, ironi, paronomasia, paradoks, klimaks, antiklimaks, sinisme, dan sakarsme. Gaya bahasa pertautan meliputi: metonimia, sinekdoke, alusio, eufemisme, antonomasia, dan paralelisme. Gaya bahasa perulangan meliputi: asonansi, epizeukis, anafora dan tropen. Dengan memperhatikan uraian jenis gaya bahasa dan dasar-dasar pemekaian gaya bahasa yang baik, tampak bahwa pemakaian gaya bahasa tidaklah sembarangan tetapi harus jujur atau langsung tidak berbelit belit, juga harus santun melalui penggunaan bahasa yang jelas dan singkat dan menarik yakni berpengertian baik dan hidup. Penggunaan gaya bahasa dalam bahasa jurnalistik pada penelitian ini difokuskan pada penulisan berita berdasarkan isi beritanya yakni berita politik, ekonomi, kriminal, olah raga,kecelakaan, pendidikan dan berita agama. Berdasarkan latar belakang tersebut rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Gaya bahasa apa sajakah yang digunakan wartawan dalam menulis berita pada surat kabar Bali Post?\ Apakah tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita pada surat kabat Bali Post? Sejalan dengan rumusan masalah tersebut, tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Untuk mengetahui gaya bahasa yang digunakan wartawan dalam menulis berita pada surat kabar Bali Post. Untuk mengetahui tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita pada surat kabar Bali Post. 317

4 Hasil penelitian ini akan memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu berikut ini. Bermanfaat bagi pengembangan akademis khususnya tentang teori penulisan berita terkait dengan keberadaan bahasa jurnalistik khususnya majas dalam penulisan berita. Bermanfaat bagi pemimpin berkaitan dengan institusi pemerintah sebagai penentu kebijakan tentang penggunaan bahasa. Bermanfaat bagi pengampu mata kuliah yang terkait kejurnalistikan sehingga dapat menentukan sikap dan langkah yang jelas dalam mengelola materi pembelajaran terkait dengan penggunaan bahasa jurnalistik dalam menulis berita. Bermanfaat bagi mahasiswa karena mendapat kejelasan sehingga tidak terjadi kontradiksi persepsi yang terus berlanjut dan terhindar dari miskonsepsi serta dapat bersikap dengan jelas dalam penulisan berita khususnya dalam penggunaan majas. 2. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif (Lincoln dan Guba, 1985). Subjek penelitian berupa berita yang diambil dari surat kabar Bali Post mulai mulai April- Juni Diambilnya data penelitian dari surat kabar Bali Post pada bulan tersebut agar diperoleh data yang terbaru di samping itu rentangan bulan tersebut aktivitas program pemerintah banyak terlaksana dalam berbagai bidangnya sehingga jenis variasi berita yang diperoleh lebih variatif.. Sedangkan objek penelitian ini yakni penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita, dan tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita. Pengumpulan data dilakukan dengan metode pencatatan dokumen (Denscombe, 1998). Adapun cara yang ditempuh, sebagai berikut: (1) Membaca surat kabar yang dijadikan sumber data dengan cermat, (2)Menandai kalimat yang mengandung gaya bahasa menurut jenis beritanya (3) Membuat kartu yang berukuran 8 cm x 15 cm (4) Mencatat kalimat-kalimat yang mengandung gaya bahasa dan mecatat jenis beritanya (5) Data yang diambil dari surat kabar diberi kode. Misalnya; BP4: 1 h1 artinya surat kabar Bali Post, bulan 4 (April), tanggal 1, halaman 1. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh di bawah ini: 2. Tak ayal aksi itu menyedot perhatian para pengguna jalan (BP4: 1, h1) Kartu di atas menunjukkan bahwa data tersebut merupakan data 2 dari surat kabar Bali Post bulan April, tanggal 1, halaman 1 Analisis data penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif. Linciln & Guba(1985) menegaskan bahwa data penelitian kualitatif yang terkumpul dianalisis secara induktif. Artinya hal-hal khusus yang ditemukan selama penelitian dilakukan dikelompokkan bersama sama, lalu dibuat abstaraknya(bogdan & Biklen, 1990). Dengan cara ini dapat ditarik simpulan penelitian. 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan 3.1 Hasil Penelitian Berdasarkan penelitian ditemukan sebagai berikut. Terdapat 774 buah penggunaan gaya bahasa yang tersebar dalam penulisan jenis berita: politik, ekonomi, kriminal, olah raga, kecelakaan,pendididikan dan berita agama. Dari jumlah tersebut ternyata penggunaan gaya bahasanya terdiri dari dua puluh satu jenis gaya bahasa (84%) dari jumlah jenis gaya bahasa yang ada yaitu sebanyak dua puluh lima. Bahkan berdasarkan klasifikasi jenis gaya bahasa semua klasifikasi gaya bahasa digunakan dalam penulisan berita yakni gaya bahasa perbandingan, pertentangan, pertautan dan gaya bahasa perulangan. Adapun gaya bahasa yang digunakan yaitu: gaya bahasa perumpamaan, metáfora, personifikasi, antítesis, pleonasme, hipérbola, litotes, ironi, paradoks, klimaks, antiklimaks, sinisme, sakarsme, metonimia, sinekdoke, alusio, eufemisme, antonomasia, paralelisme, asonansi, dan epizeukis. Jadi sebagian besar penulisan berita menggunakan gaya bahasa. Tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita adalah untuk menekankan atau menguatkan maksud,untuk memvariasikan kalimat agar menarik pershatian, dan untuk menghaluskan penyampaian sebagai wujud menghormati atau menghargai. 3.2 Pembahasan Sebagian besar penulisan berita menggunakan gaya bahasa. Hal ini tampak 318

5 bertentangan atau kontradiktif denganteori atau persyaratan yang dikemukakan para ahli bahasa dan para jurnalistik yang telah menegaskan bahwa ragam bahasa pers tidak boleh menyimpang dari bahasa baku, bahasa pers juga mempunyai karakteristik tersendiri. Budyatna(2005:165) telah menegaskan bahwa bahasa pers adalah bahasa yang cocok untuk ditangkap dengan cepat yaitu bahasa yang sifatnya sederhana, jelas dan langsung). Sedangkan di sisilain para ahli lain juga menegaskan bahwa bahasa pers mempunyai sifat singkat, padat, sederhana, lancar, lugas, jelas dan menarik (Patmono,1990,Badudu,1985, Anwar, 1979). Kalau dicermati dan dianalisis secara cermat karakteristik bahasa pers tersebut temuan penelitian ini tidaklah terlalu bertentangan karena ada dua unsur karakter penting yang diharapkan dalam penggunaan bahasa pers yakni sederhana di satu sisi dan menarik di sisi lain. Penggunaan gaya bahasa adalah stilistika bahasa yang penggunaannya untuk keindahan dan menarik perhatian. Tuner(dalam Pradopo,2004) telah menegaskan bahwa stilistika itu bukan hanya studi gaya bahasa dalam kesusastraan atau karya sastra melainkan juga studi gaya bahasa dalam bahasa pada umumnya. Itu berarti termasuk penggunaan gaya bahasa dalam bahasa pers atau kejurnalistikan. Penggunaan gaya bahasa dalam pers harus mempertimbangkan karakteristik bahasa pers yang lain yaitu sederhana agar mudah dipahami publik artinya tidak menggunakan gaya bahasa yang terlalu berbelit-belit yang sulit dipahami untuk menyembunyikan maksud tertentu atau menutupi kekurangan tetapi pilihan kata yang digunakan hendaknya langsung pada yang hendak disampaikan. Dalam hal ini dituntut dasar kejujuran dalam komunikasi. Di sisi lain juga ditutntut menggunakan bahasa yang halus penuh basa basi, atau kata-kata yang manis akan tetapi rasa hormat yang diwujudkan melalui kejelasan dan kesingkatan. Dengan demikian pembaca tidak perlu berpikir keras atau memeras otak untuk memahami maksud yang disampaikan penuturnya.hal ini telah ditegaskan bahwa penggunaan gaya bahasa yang baik bila mengandung tiga dasar yakni kejujuran, sopan santun dan menarik(putrayasa,2012). Dengan demikian wajarlah kalu gaya bahasa digunakan dalam penulisan berita di Bali Post Penggunaan gaya bahasa berdasarkan jenis berita yang paling menonjol adalah berita olah raga, dan berita politik, Gaya bahasa yang digunakan dalam berita politik cenderung mengarah pada penghalusan pemakaian bahasa. Hal ini sejalan dengan temuan penelitian yang dilakukan Putrayasa(2002). Dalam penelitiannya tentang ragam bahasa politik yang dikaji dari segi semantik tersebut, kebanyakan kata-kata atau frasa yang digunakan adalah kata yang bermakna kias dan cenderung penghalusan bahasa. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghindar dari tudingan menaikkan tarif digunakan istilah penyesuaian tarif. Untuk mengelak dari tuduhan melakukan pelanggaran, dikatakan kesalahan prosedur. Gaya bahasa eufemisme sebagai salah satu bentuk gaya bahasa juga mewarnai pemakaian bahasa politik yang serta merta mencerminkan kondisi social budaya masyarakat yakni ketidakpastian menghadapi fakta, yang pada akhirnya substansi permasalahan menjadi tertutup kabut-kabut simbul bahasa. Di samping contoh-contoh yang disebutkan di atas, dapat juga disimak substansi kosa kata korupsi dan kelaparan yang menjadi samarsamar setelah dibahasa politikkan sebagai komersialisasijabatan dan rawan pangan. Pihak yang bertanggung jawab pun menjadi aman berteduh di balik eufemisme ini. Sementara itu, masyarakat menjadi kurang sensitif terhadap substansi permasalahan. Dengan kata lain, masyarakat menjadi kurang kritis. Uefemisme mengandung bahaya rasa solidaritas sosial dan pembodohan masyarakat(alwasilah dalam Putrayasa,2012). Bahasa yang digukan dalam berita, wartawan olah raga diakui bahwa dalam penulisannya dengan ungkapan yang lebih bebas dan dengan gaya pribadi yang menonjol daripada wartawan lainnya. Walaupun demikian, tetap diingatkan agar wartawan olah raga menghindari penulisan yang berbunga-bunga dan menghindari ungkapan klise.(budyatna,2005). Lebih jauh ditegaskan bahwa wartawan olah raga yang menyebutkan pertandingan akan dimulai sebagai genderang perang telah ditabuh benar-benar membingungkan pembaca. Sebagai penulis,tugas wartawan olah raga 319

6 itu dapat dinyatakan secara sederhana:menceritakan apa yang terjadi, secara jelas dan tepat. Ia memang tidak akan selalu dapat menghindari kata-kata klise, tetapi ia harus selalu ingat bahwa kata-kata klise lebih sering merugikan dirinya. Wartawan olah raga harus stabil secara emosional. Wartawan juga manusia yang kadang terlibat secara emosional cabang olahraga atau atlit yang diliputnya yakni menjadi pendukung yang penuh semangat bagi tim yang didukungnya dan berdiri di jajaran yang lebih banyak melontarkan cemohan. Hal ini telah diingatkan oleh Stanley Woodward(dalam Budyatna,2005) sebaiknya wartawan berdiri di antara kedua ekstrem tersebut yaitu kembali ke pemberitaan secara straight news yang baik. Lebih jauh ditegaskan sekarang yang diinginkan dalam penulisan berita olah raga yang efektif adalah informalitas dan orisinalitas tanpa dibumbui bahasa yang basi dan usang. Tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita adalah untuk menekankan atau menguatkan maksud,untuk memvariasikan kalimat agar menarik perhatian, dan untuk menghaluskan penyampaian sebagai wujud menghormati atau menghargai. Kalau dikaji dan dipahami lebih jauh baik tujuan menguatkan maksud atau mengeras arti maupun menghormati atau menghargai yang semua ini tujuan akhirnya adalah menimbulkan efek daya tarik atau menarik perhatian. Hal ini sejalan dengan salah karakteristik penggunaan bahasa jurnalistik yakni menarik (Patmono,1990,Badudu,1985, Anwar, 1979). Ada beberapa cara penggunaan gaya bahasa untuk menarik perhatian, yaitu dengan mengulang, membandingkan, mempertentangkan, atau mempertautkan baik isi maupun kata-katanya. Itulah sebabnya macam-macam gaya bahasa dapat dikelompokkan dalam (1) gaya bahasa perbandingan; (2) gaya bahasa pertentangan; (3) gaya bahasa pertautan, dan (4) gaya bahasa perulangan ( Keraf,2006: Putrayasa, 2012). Dengan demikian wajarlah kalau gaya bahasa digunakan dalam bahasa jurnalistik karena mendukung pencapaian salah satu karakteristik penggunaan bahasa jurnalistik yaitu menarik. 4. Penutup Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut. Gaya bahasa yang digunakan dalam menulis berita di surat kabar Bali Post terdiri dari dua puluh satu jenis gaya bahasa (84%). Bahkan berdasarkan klasifikasi jenis gaya bahasa yang ada semua klasifikasi gaya bahasa digunakan dalam menulis berita yakni gaya bahasa perbandinga, pertentangan, pertautan dan gaya bahasa perulangan. Adapun jenis gaya bahasa yang digunakan yaitu: gaya bahasa perumpamaan, metáfora, personifikasi, antítesis, pleonasme, hipérbola, litotes, ironi, paradoks, klimaks, antiklimaks, sinisme, sakarsme, metonimia, sinekdoke, alusio, eufemisme, antonomasia, paralelisme, asonansi, dan epizeukis. Jadi sebagian besar penulisan berita menggunakan gaya bahasa. Tujuan penggunaan gaya bahasa dalam penulisan berita adalah untuk menekankan atau menguatkan maksud, untuk menghaluskan penyampaian sebagai wujud menghormati atau menghargai dan untuk memvariasikan kalimat agar menarik pershatian 5. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Rosihan Bahasa Jurnalistik Indonesia dan Komposisi. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Pengembangan Penerangan, Departemen Penerangan Republik Indonesia. Badudu, J.S Cakrawala Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kemendikbud Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 Tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan. Jakarta. Bogdan, R. C. & Biklen S. K Penelitian Kualitatif untuk Pendidikan. Jakarta: Pusat Antar Universitas. Budyatna, Muhammad Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosda Karya. Charnley, Mitchell V. Reporting, Third Edition, New York :Holt Rinehart and Winston. 320

7 Djuroto, Totok Teknik Mencari & Menulis Berita. Semarang: Dahara Prize. Denscombe, M The Good Research Guide. Phila Delphia: Open University Press. Keraf, Gorys Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Kunczik, Michael Concepts of Journalism, North and South. Bonn: Friedrich Ebert Stichtung. Lincoln, Y.S. & Guba, E.G Naturalistic Inquiri. New Delhi: Sage Publication. Moeliono, Anton M TataBahasa bakubahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Putrayasa, Ida Bagus Bahasa Politik : Kajian Berbasis Stilistika. Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia. Denpasar: Pustaka Larasan. Suandi, I.Nengah, dkk Buku Ajar Aplikasi Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Berorientasi Integrasi Nasional dan Harmoni Sosial. Undiksha. Tarigan, Henri Guntur Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa. Warie, Kusnadi Inti Sari Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa 321

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan oleh : EMA WIDIYAS

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK)

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) KARAKTERISTIK PEMAKAIAN GAYA BAHASA DALAM WACANA STIKER KENDARAAN BERMOTOR (TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mendapatkan Gelar S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014

GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014 GAYA BAHASA DALAM KOLOM PARODI SAMUEL MULIA PADA KORAN KOMPAS TAHUN 2014 ARTIKEL E-JURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM PUISI KARANGAN SISWA KELAS IX MADRASAH TSANAWIYAH MADANI CERUK IJUK TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Rinovianti NIM 090388201266 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan karya ilmiah tentunya tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan. Ada beberapa buku yang dipakai dalam memahami dan mendukung penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasi diri (Chaer, 2007:33). Oleh karena itu, bahasa merupakan hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Chaer,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif karena data pada penelitian ini merupakan fenomena sosial. Penelitian

Lebih terperinci

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda!

struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! 1. Diskusikan bersama kelompok Anda permajasan dan penyiasatan struktur yang terdapat dalam Mozaik 2 Simpai Keramat! 2. Presentasikan hasil diskusi Anda! BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Sesuai dengan rumusan

Lebih terperinci

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk

untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa adalah alat komunikasi manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kajian mengenai bahasa menjadi suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan. Hal ini dikarenakan bahasa telah menjadi bagian dari kehidupan manusia. Bahasa

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian

BAB V PENUTUP. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian 112 BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Wujud sarana retorika yang digunakan dalam Puisi-puisi Anak di Harian Kedaulatan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem

Bahasa Indonesia UMB. Pilihan Kata (Diksi) Kundari, S.Pd, M.Pd. Komunikasi. Komunikasi. Modul ke: Fakultas Ilmu. Program Studi Sistem Bahasa Indonesia UMB Modul ke: Pilihan Kata (Diksi) Fakultas Ilmu Komunikasi Kundari, S.Pd, M.Pd. Program Studi Sistem Komunikasi www.mercubuana.ac.id Standar Kompetensi : Mahasiswa dapat memahami dan

Lebih terperinci

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT

MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT MAJAS DALAM PUISI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GUNUNG TULEH PASAMAN BARAT E-JURNAL ILMIAH ASMARIDA NPM. 09080206 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN MATAHARI DI RUMAHKU ARTIKEL E-JOURNAL Oleh WENNY JUWITA SARI NIM 090388201344 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS

ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS ANALISIS GAYA BAHASA KUMPULAN CERPEN ROBOHNYA SURAU KAMI KARYA A.A. NAVIS ARTIKEL E-JOURNAL Oleh SURYATI NIM 080320717208 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut penelitian naturalistik

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN DIKSI TOKOH MASYARAKAT DALAM SURAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMASEANTIK)

PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN DIKSI TOKOH MASYARAKAT DALAM SURAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMASEANTIK) PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN DIKSI TOKOH MASYARAKAT DALAM SURAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMASEANTIK) Fransiska Budi Fitriana, Pranowo, dan Yuliana Setianingsih Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas

Lebih terperinci

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Arkhais, Vol. 07 No. 1 Januari -Juni 2016 DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR Kania Pratiwi Sakura Ridwan Aulia Rahmawati Abstrak. Penelitian ini bertujuan memahami secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. singkat penggunaan gaya bahasa tertentu dapat mengubah serta menimbulkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya bahasa adalah gaya bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG

PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG PENGGUNAAN GAYA BAHASA IKLAN POSMETRO PADANG Julius Toili Kunen, S 1), Elvina A. Saibi 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemakaian gaya bahasa di kalangan masyaakat sangat beragam, tidak hanya dipakai dalam berkomunikasi secara lisan akan tetapi juga dipakai dalam menyampaikan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan simpulan sebagai berikut: BAB V PENUTUP A. Simpulan Penelitian dengan judul Diksi dan Gaya Bahasa Penulisa Opini pada Situs www.ahmadiyah.org dalam Mengklarifikasi Tuduhan Sesat Ajaran Ahmadiyah, yang penulis lakukan menghasilkan

Lebih terperinci

Bahasa Jurnalistik. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Bahasa Jurnalistik. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Bahasa Jurnalistik Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom Pengertian & Karakteristik Bahasa Jurnalistik BAHASA jurnalistik adalah gaya bahasa yang digunakan oleh wartawan dalam menulis berita di media massa.

Lebih terperinci

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK

TEMA DAN GAYA BAHASA KARYA HAJI ABDUL MALIK TEMA DAN GAYA BAHASA MENJEMPUT TUAH MENJUNJUNG MARWAH KARYA HAJI ABDUL MALIK ARTIKEL E-JOURNAL Oleh Fatih Muftih NIM 090388201097 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL LA GRANDE BORNE KARYA NH. DINI ARTIKEL E-JOURNAL Oleh ALIMUN AKBAR SIREGAR NIM 090388201020 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Seorang pengarang karya sastra tentu mempunyai berbagai ciri khas dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mengetahui dan mengerti maksud sebuah tulisan merupakan tujuan utama dalam membaca karya sastra. Karya sastra dibuat oleh pengarang karena adanya maksud atau

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA

PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA PENGGUNAAN MAJAS DALAM KUMPULAN CERPEN MATA YANG ENAK DIPANDANG KARYA AHMAD TOHARI DAN RENCANA PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Titik Wahyuni Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS

GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS GAYA BAHASA IKLAN PADA KORAN KOMPAS Yuliani 1), Gusnetti 2), Dainur Putri 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015)

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Analisis Gaya Bahasa pada Lirik Lagu Grup Band Noah dalam Album Seperti Seharusnya (Edi Yulianto, 2015) 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan memberikan pemaparan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian sejenis yang peneliti temukan dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Astri Rahmayanti, 2013 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap hari media massa dapat memberikan aneka sajian yang dapat dinikmati para pembaca setianya. Dalam satu edisi para pembaca mendapatkan berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 289 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian sebagaimana perumusan masalah yang telah diajukan di bagian pendahuluan, maka peneliti menyimpulkan berikut ini. 1. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam

BAB V PENUTUP. tertentu, menekankan penuturan atau emosi, menghidupkan gambaran, menunjukkan bahwa bahasa kias mempunyai peranan yang penting dalam BAB V PENUTUP A. Simpulan Dalam novel AW karya Any Asmara ditemukan enam jenis penggunaan bahasa kias, yaitu simile, metafora, personifikasi, metonimia, sinekdoke dan hiperbola. Fungsi bahasa kias yang

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN

PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN PENGGUNAAN GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN KATA KHUSUS PADA KUMPULAN PUISI KETIKA CINTA BICARA KARYA KAHLIL GIBRAN Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Lebih terperinci

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA oleh I Gede Tunas Adiyasa, NIM 0812011039 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya. Oleh

Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya. Oleh Gaya Bahasa pada Lirik Lagu dalam Album Gajah Karya Tulus dan Implikasinya Oleh Ridha Adilla. AR Mulyanto Widodo Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail: ridhaadilla@gmail.com Abstract The purpose

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan

I. PENDAHULUAN. Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan 1 I. PENDAHULUAN Dalam pembahasan bab ini, peneliti akan memaparkan sekaligus memberikan mengenai latar belakang penelitian mengenai gaya bahasa dalam kumpulan puisi Doa Untuk Anak Cucu karya W.S. Rendra

Lebih terperinci

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS. Naskah Publikasi Ilmiah. Untuk memenuhi sebagian persyaratan KAJIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA DAN EUFEMISME PADA KEPALA BERITA HARIAN SOLO POS Naskah Publikasi Ilmiah Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa Sastra dan Daerah Oleh

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta.

PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA. FKIP Universitas Bung Hatta. PEMAKAIAN GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU IWAN FALS DALAM ALBUM SARJANA MUDA Febriadi Herliyandri Pratama 1), M. Atar Semi 2), dan Elvina A Saibi 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PEMENGGALAN KATA PADA MEDIA MASSA PUTRA KELANA EDISI JUNI 2012

ANALISIS KESALAHAN PEMENGGALAN KATA PADA MEDIA MASSA PUTRA KELANA EDISI JUNI 2012 ANALISIS KESALAHAN PEMENGGALAN KATA PADA MEDIA MASSA PUTRA KELANA EDISI JUNI 2012 ARTIKEL E-JOURNAL Oleh WIDHA YUNIKA NIM 090388201346 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X

ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X ANALISIS MAKNA KIAS DALAM LIRIK LAGU IWAN FALS SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA KELAS X Oleh: Supriyanto Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Lebih terperinci

GAYA BAHASA DALAM CERPEN KARANGAN SISWA KELAS X1 SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA

GAYA BAHASA DALAM CERPEN KARANGAN SISWA KELAS X1 SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA GAYA BAHASA DALAM CERPEN KARANGAN SISWA KELAS X1 SMA LABORATORIUM UNDIKSHA SINGARAJA I Wayan Esa Bhaskara, Ida Bagus Sutresna, I Nyoman Seloka Sudiara Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

Model Pembelajaran Sastra Inggris untuk SMA; Teori dan Praktik, oleh Siswantoro Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta

Model Pembelajaran Sastra Inggris untuk SMA; Teori dan Praktik, oleh Siswantoro Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta Model Pembelajaran Sastra Inggris untuk SMA; Teori dan Praktik, oleh Siswantoro Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko Jambusari 7A Yogyakarta 55283 Telp: 0274-882262; 0274-889398; Fax: 0274-889057;

Lebih terperinci

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG

PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Jurnal Pendidikan Rokania Vol. II (No. 2/2017) 200-209 200 PENGGUNAAN MAJAS DALAM PUISI MENGGUNAKAN MEDIA LAGU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I GUNUNG TALANG Oleh Hasmi Novianti Dosen Sekolah Tinggi Keguruan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK

PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI. E- mail : ABSTRAK PENGGUNAAN GAYA BAHASA DALAM IKLAN DI RCTI Sri Rahayu 1, Yetty Morelent 2, Gusnetti 2 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menjelaskan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri

BAB I PENDAHULUAN. Rohmadi (2011:75) bahasa jurnalistik meliliki kaidah-kaidah tersendiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa jurnalistik merupakan suatu jenis bahasa yang digunakan oleh media massa dan sangat berbeda karakteristiknya dengan bahasa sastra, bahasa ilmu atau bahasa

Lebih terperinci

PENGGUNAAN EUFEMISME DALAM TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS

PENGGUNAAN EUFEMISME DALAM TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS PENGGUNAAN EUFEMISME DALAM TAJUK RENCANA KORAN KOMPAS Nur Farida Auzar Hasnah Faizah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Riau. ABSTRACT This Research study about euphemism

Lebih terperinci

KETEPATAN PENGGUNAAN BAHASA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK SMA KELAS XI KURIKULUM 2013 ARTIKEL SKRIPSI

KETEPATAN PENGGUNAAN BAHASA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK SMA KELAS XI KURIKULUM 2013 ARTIKEL SKRIPSI KETEPATAN PENGGUNAAN BAHASA PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA EKSPRESI DIRI DAN AKADEMIK SMA KELAS XI KURIKULUM 2013 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Penulisan Skripsi guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII SMP N 1 RAO ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa memiliki keanekaragaman yang unik dan memiliki karakteristik sendiri-sendiri. Keunikkan bahasa dalam pemakaiannya bebas dan tidak terikat. Pada dasarnya bahasa

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK SKRIPSI Usulan Penelitian untuk Skripsi S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Diajukan Oleh

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI IDENTIFIKASI BENTUK GAYA BAHASA DALAM KARIKATUR POLITIK PADA MEDIA INTERNET NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara

BAB I PENDAHULUAN. metaforis, lokalitas merupakan sebuah wilayah tempat masyarakatnya secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lokalitas dalam bahasa menunjukan identitas budaya yang dipakai dalam konteks sebuah komunitas bahasa dalam hal ini masyakat Minangkabau. Lokalitas dalam konteks

Lebih terperinci

KAJIAN RETORIKA DALAM NASKAH PIDATO PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 PUPUAN

KAJIAN RETORIKA DALAM NASKAH PIDATO PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 PUPUAN KAJIAN RETORIKA DALAM NASKAH PIDATO PADA SISWA KELAS X.1 SMA NEGERI 1 PUPUAN I Wayan Pasek Widiantara I Wayan Wendra, Sang Ayu Putu Sriasih Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM

MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM MAJAS DALAM KUMPULAN PUISI SETIAP BARIS HUJAN KARYA ISBEDY STIAWAN ZS ARTIKEL ILMIAH RANI FUJIATI NINDRI NPM 11080035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan hubungan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan interaksi tersebut manusia

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM RUBRIK BERITA FINANCE SURAT KABAR TRIBUN BATAM ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM RUBRIK BERITA FINANCE SURAT KABAR TRIBUN BATAM ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS KESALAHAN DIKSI DALAM RUBRIK BERITA FINANCE SURAT KABAR TRIBUN BATAM ARTIKEL E-JOURNAL Oleh AKBAR BARSYAH NIM 090388201017 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA BERITA KISAH PADA HARIAN KOMPAS MARET 2015

ANALISIS GAYA BAHASA BERITA KISAH PADA HARIAN KOMPAS MARET 2015 ANALISIS GAYA BAHASA BERITA KISAH PADA HARIAN KOMPAS MARET 2015 Kadek Sudiarsa, Ida Ayu Made Darmayanti, I Wayan Artika Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja,

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR. Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP)

BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR. Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) BAHASA INDONESIA DALAM BUKU AJAR Hj. Marlia Muklim (Dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UNCP) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pemakaian bahasa Indonesia yang baku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi. Jelas tidaknya informasi yang disampaikan kepada masyarakat, sangat ditentukan oleh benar tidaknya bahasa yang

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA NEGERI 8 PADANG DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK OBJEK LANGSUNG ARTIKEL ILMIAH RUMIATI NPM 11080100 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menulis merupakan keterampilan dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang. Asalkan mereka telah melek huruf dan memiliki kemauan untuk menulis. Definisi

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL 5 cm KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH. Yuni Harike Saputri NPM

ANALISIS GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL 5 cm KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH. Yuni Harike Saputri NPM ANALISIS GAYA BAHASA KIASAN DALAM NOVEL 5 cm KARYA DONNY DHIRGANTORO ARTIKEL ILMIAH Yuni Harike Saputri NPM 10080036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting bagi anggota masyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan pesan dari dalam diri manusia yang berupa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkomunikasi merupakan kegiatan sosial. Kegiatan sosial tentu ada norma dan polanya, dan pengetahuan akan norma ini memperlengkap pengetahuan orang akan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari 9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan Televisi di Indonesia saat ini sangat pesat. Ini terlihat dari menjamurnya stasiun televisi swasta, dan televisi televisi lokal di daerah. Fenomena

Lebih terperinci

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN

PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN PEMAKAIAN MAJAS DALAM RUBRIK GAGASAN PADA SURAT KABAR SOLOPOS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN DI SMP NEGERI 3 SRAGEN Joko Widianto, Abdul Ngalim, dan Agus Budi Wahyudi Prgram Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO. Jurnal Publikasi Skripsi ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA NOVEL 5 CM KARYA DONNY DHIRGANTORO Jurnal Publikasi Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat

Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Novel Selamat Tinggal Jeanette merupakan novel yang mempunyai latar belakang adatistiadat Jawa dan perpaduan antara Jawa dan Prancis. Perpaduan budaya tersebut berdampak memperkaya bahasa yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retorika adalah penggunaan bahasa dengan baik atau efektif yang harus dipelajari seseorang yang menggunakan bahasa dengan cara yang efektif untuk tujuan tertentu. Hal

Lebih terperinci

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL Judul Penelitian : Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 22 Padang Nama : Rika Fitrianti NPM : 0910013111196 Jenjang Pendidikan : Sarjana Pendidikan (S1) Program

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih.

KATA PENGANTAR. Demikianlah, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya dan dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. Terima kasih. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami sampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karunia-nya, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini membahas tentang Karakteristik Bahasa Jurnalistik.

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF

KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF KEEFEKTIFAN MEDIA FOTO JURNALISTIK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF Siti Nurfajriah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FPBS, Universitas Pendidikan Indonesia Surel : nurfajriah_s2076@yahoo.com

Lebih terperinci

ANALISIS BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN ANALISIS GAYA BAHASA SKRIPSI

ANALISIS BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN ANALISIS GAYA BAHASA SKRIPSI ANALISIS BAHASA FIGURATIF DALAM NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SEBAGAI ALTERNATIF MATERI PEMBELAJARAN ANALISIS GAYA BAHASA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang

BAB I PENDAHULUAN. tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa jurnalistik adalah bahasa komunikasi massa sebagaimana tampak dalam harian-harian dan majalah-majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa tersebut haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar (SD) menjadi sebuah proses belajar bahasa yang berada pada fase paling penting bagi penguasaan bahasa siswa, karena siswa

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR PEMBELAJARAN MENULIS PUISI BERBANTUAN MEDIA GAMBAR Oleh: Sepini Pitria Lina 1, Atmazaki 2, Abdurahman 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: SepiniPitria@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Kridalaksana (1984:28) mengatakan bahasa adalah sistem lambang bunyi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi

I. PENDAHULUAN. keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat yang dipakai manusia untuk membentuk pikiran, perasaan, keinginan, dan perbuatan-perbuatannya, serta sebagai alat untuk memengaruhi dan dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Setelah terkumpul landasan teoretis dan kerangka berpikir pada bab sebelumnya, maka langkah selanjutnya adalah metode. Metode digunakan untuk menyederhanakan

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL PEREMPUAN BERKALUNG SORBAN KARYA ABIDAH EL KHALIEQY ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk mememenuhi sebagian persyaratan memeperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL ARTIKEL E-JOURNAL

ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL ARTIKEL E-JOURNAL ANALISIS GAYA BAHASA NOVEL ANAK SEJUTA BINTANG KARYA AKMAL NASERY BASRAL ARTIKEL E-JOURNAL Oleh EMI SUSANTO NIM 080320717056 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli

P U I S I PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli P U I S I A. PENGERTIAN PUISI Pengertian Puisi Menurut Para Ahli Menurut Kamus Istilah Sastra (Sudjiman, 1984) Pengertian Puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, rima, matra serta

Lebih terperinci

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012

Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 1 Gaya Bahasa dalam Karangan Bahasa Jawa Siswa Kelas VI SDN 2 Carat Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2011/2012 Tisa Rahayu Vitiana 1 Sumadi 2 Dwi Sulistyorini 2 Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sekaligus menjadi alat pemersatu bangsa. Sebagai alat komunikasi, bahasa digunakan untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran,

Lebih terperinci

Majas (Gaya Bahasa) Macam-Macam Gaya Bahasa. A. Gaya Bahasa Penegasan

Majas (Gaya Bahasa) Macam-Macam Gaya Bahasa. A. Gaya Bahasa Penegasan Majas (Gaya Bahasa) Yang dimaksud dengan majas ialah cara pengungkapan perasaan atau pikiran dengan bahasa sedemikian rupa, sehingga kesan dan efek terhadap pembaca atau pendengar dapat dicapai semaksimal

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal

ABSTRACT. Keydwords: Writing skills, effective sentences, the research proposal KEEFEKTIFAN KALIMAT PADA PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN MAHASISWA ANGKATAN 2010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FKIP UNIVERSITAS BUNG HATTA 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo GAYA BAHASA EUFEMISME WACANA POLHUKAM (POLITIK, HUKUM, DAN KRIMINAL) MEDIA MASSA OKEZONE.COM EDISI JANUARI-APRIL 2013 DAN SKENARIO PEMBELAJARAN PADA KELAS X SMA Oleh: Erna Noviana Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya. membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang dalam kehidupannya membutuhkan sistem komunikasi. Adapun sistem komunikasi dimaknai sebagai bahasa. Bahasa dijadikan

Lebih terperinci

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PEMAKAIAN GAYA BAHASA DAN DIKSI TOKOH MASYARAKAT DALAM SURAT KABAR KOMPAS (SUATU TINJAUAN PRAGMASEMANTIK) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi

Lebih terperinci

Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis. Bahasa Indonesia

Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis. Bahasa Indonesia MAKALAH BAHASA INDONESIA Dampak Media Massa dan Elektronik terhadap Tata Tulis Bahasa Indonesia Disusun oleh : Ari purnama sari (0955034) Elias fikal Mutiara Nur akela Veni putri JURUSAN TARBIYAH PROGRAM

Lebih terperinci

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA

ARTIKEL PENELITIAN. Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye. Oleh: ROSA MAULIDYA ARTIKEL PENELITIAN Diksi dan Gaya Bahasa Novel Moga Bunda Disayang Allah Karya Tere Liye Oleh: ROSA MAULIDYA 0910013111201 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR

ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR P ISSN 2614-624X E ISSN 2614-6231 DOI: http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i2p%25p.193 ANALISIS GAYA BAHASA PADA PUISI AKU KARYA CHAIRIL ANWAR Risma Despryanti 1, Riska Desyana 2, Amalia Siddiqa Rahayu 3, Yeni

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP

KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP KARAKTERISTIK PEMAKAIAN BAHASA JAWA DALAM NASKAH DRAMA LENG DAN TUK KARYA BAMBANG WIDOYO SP SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan guna Melengkapi Gelar Sarjana Sastra Jurusan Sastra Daerah

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH

HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEMAMPUAN MENYIMAK PARAGRAF EKSPOSISI DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG ARTIKEL ILMIAH RIKA SURFIA NPM 11080348 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF DALAM TEKS BERITA SISWA KELAS VIII SMP N 2 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL ILMIAH SURTI YULIA FAUZI NPM 10080234 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN

Lebih terperinci

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG

GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG GAYA BAHASA IKLAN PRODUK KESEHATAN DAN KOSMETIK PADA HARIAN PAGI POSMETRO PADANG Agusmanto 1, Ermanto 2, Ermawati Arief 3 Program Studi Sastra Indonesia FBS Universitas Negeri Padang email: agoes.embun@gmail.com

Lebih terperinci